SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Seluruh SKPD di Provinsi Sumatera Utara) OLEH
AIDA FIKRI HARAHAP 110503032
PROGRAM STUDI S-1 AUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah terhadap Kualitas
Lpaoran Keuangan pemerintah Daerah(Studi Kasus pada Seluruh SKPD Tingkat
provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua
sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Seluruh SKPD Tingkat Provinsi Sumatera Utara)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Provinsi Sumatera Utara tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD tingkat provinsi yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.442 yang berarti bahwa hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah berada pada tingkat yang sedang. Hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa 19.5% kualitas laporan keuangan dipengaruhi oleh sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah. Hasil uji hipotesis t sebesar 3.2321 menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Provinsi Sumatera Utara
ABSTRACT
The Effect of Financial Accounting System Implementation to Quality of Financial Report on Local Governments Office
(Case Study in SKPD of North Sumatera Province)
This research aim is to analyse the effect of implementation of financial accounting system to quality of financial report on local government office in SKPD of North Sumatera Province year 2015. Population of this research is every SKPD of North Sumatera Province with number of samples of 45 people with non probability sampling method. The hypothese of this research are analysed using Spearman Rank correlation method. Research shows that cofficient correlation value of 0.442 that stated relationship between financial accounting system and quality of financial report are in the middle level. Coefficient determination shows 19.5% quality of financial report are affected by financial accounting system implementation. Hypothese t test shows that financial accounting system implementation has positive and significant effect to quality of financial report in SKPD of North Sumatera Province.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Kasus seluruh SKPD tingkat Provinsi Sumatera Utara” guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan
serta dukungan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Terutama
penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis Ayah Ibrahim Harahap, Mama
Nenty Kusmawati untuk terkasih Maktuo Hj.Nurbaiti, Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga
penulis dapat menjadi anak yang dibanggakan. Kemudian kepada Abang, Kakak,
Adik, Keponakan Tercinta, Kekasih hati dan sepupu terbaik penulis, bang Deddy,
Mba Novi, Kak Ika, Bg Fuad, Adiva, keisha, Athara, Andhika s.p Hutabarat dan si mamak tercinta Tari, yang telah Memberikan dukungan dan selalu menjadi
penyemangat penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,Ca, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak,
selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,
Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan seluruh Dosen Pengajar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Iskandar Muda,S.E, M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Rasdianto, S.E.,Ak.,M.SI selaku Dosen Pembanding dan
Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji.
5. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang telah bersedia membantu
pengisian kuesioner pada penulisan skripsi ini, semoga skripsi saya
dapat bermanfaat bagi Pemerintah Sumatera Utara.
6. Sahabat penulis, Annisa Thahirah Lubis, Stefi Annisa, Selvi Wirda
Siregar dan teman-teman seperjuangan akuntansi 011 atas waktu,
bantuan, dan motivasi yang diberikan.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah ... 7
2.1.1 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas ... 8
2.1.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas ... 8
2.1.3 Prosedur Akuntansi Selain Kas ... 8
2.2 Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah ... 9
2.3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 11
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 17
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 17
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 17
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 17
3.6.1 Uji Validitas ... 22
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 26
3.7 Pengujian Hipotesis... 27
3.7.1 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman ... 27
3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi... 28
3.7.3 Pengujian Hipotesis... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum... 31
4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara ... 31
4.2 Hasil Penelitian ... 33
4.2.1 Gambaran Umum Responden ... 34
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 35
4.3.1 Gambaran Mengenai Sistem Akuntansi ... 35
4.3.2 Gambaran Mengenai Kualitas Laporan Keuangan ... 38
4.3.3 Analisis Jawaban Responden ... 39
4.3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
4.3.4.1 Hasil Uji Validitas ... 40
4.3.4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 42
4.3.5 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman ... 42
4.3.6 Analisis Koefisien Determinasi ... 43
4.3.7 Pengujian Hipotesis ... 44
4.4 Pembahasan ... 45
4.4.1 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah ... 45
4.4.2 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 45
4.4.3 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 47
5.2 Saran ... 48
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Perkembangan Opini Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ... 14
3.1 Operasional Variabel ... 19
3.2 SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ... 20
3.3 Koefisien Korelasi dan Tingkat Taksiran ... 28
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 34
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 34
4.3 Kesesuaian Sistem Akuntansi Keuangan... 36
4.4 Prosedur Pencatatn Akuntansi ... 36
4.5 Pembuatan Laporan Keuangan ... 37
4.6 Laporan keuangan harus Handal, Relevan ... 38
4.7 Hasil Uji Validitas Var X ... 41
4.8 Hasil Uji Validitas Var Y ... 41
4.9 Hasil Uji Reliabilitas... 42
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semenjak era reformasi yang di mulai pada tahun 1998, bangsa Indonesia
telah berkembang menuju era keterbukaan atau transparansi. Era Transparansi ini
Indonesia lebih terbuka baik dalam sistem kegiatan yang dilaksanakan maupun
dalam anggaran yang akan di alokasikan. Keterbukaan ini mengakibatkan
masyarakat semakin menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan
lebih dapat menyampaikan aspirasi yang berkembang yang salah satunya
perbaikan terhadap sistem pengelolaan keuangan pada badan pemerintahan.
Semenjak diberlakukannya Otonomi daerah pada tanggal 1 januari 2001
melalui UU No. 2 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah. Reformasi aspek keuangan negara baik di pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah berlaku pada saat dikeluarkannya UU No. 25
Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU No.33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Tidak
hanya hal itu saja, selanjutnya informasi pengelolaan keuangan negara oleh
pemerintah salah satunya ditetapkan oleh UU No. 17 Tahun 2003 tentang
keuangan negara.
Sebagai rangka mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa
tata kelola pemerintah yang baik (Good government governance), Rohman,2000
berbagai upaya perbaikan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara/daerah, salah satunya dengan penyempurnaan
sistem akuntansi dan administrasi negara secara menyeluruh (Lembaga
Administrasi Negara 2000). Salah satu cara yang ditempuh pemerintah daerah
adalah dengan menerbitkan perangkat/peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negara/daerah.
Berlakunya pelaksanaan akuntansi dalam keuangan pemerintah sangat
beralasan karena akuntansi menjadi salah satu alat kontrol yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pemerintah, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat
melalui pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana dinyatakan oleh Neu (2000:283)
bahwa teknik akuntansi dan teknik lain-lain dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pemerintah yaitu tujuan makro dan mikro. Tujuan makro adalah tujuan
yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan
mikro adalah tujuan yang mengarah pada kegiatan operasional organisasi dalam
menunjang tujuan makro.
Akuntansi keuangan daerah memegang peranan penting dalam perbaikan
manajemen keuangan daerah, sebagaimana kita ketahui akuntansi keuangan
daerah berfungsi menghasilkan output berupa laporan keuangan yang akan
menjadi dasar bagi penilaian kinerja pemerintah daerah (stakeholders pemerintah
daerah ).
Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas, dalam hal ini
pemerintah untuk mepertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada
mempunyai informasi keuangan akurat dan berkualitas. Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan keuangan berkualitas memenuhi
karakteristik ; Relevan, Andal, dapat di bandingkan, dan dapat dipahami
(Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) menyatakan bahwa pemerintah menyusun sistem
akuntansi pemerintah yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah, Sistem
akuntansi pemerintah pada tingkat pemerintah pusat diatur dengan peraturan
Menteri Keuangan yakni peraturan Menteri keuangan No.59/PMK.06/2005
mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat, sedangkan
sistem akuntansi pemerintahan pada tingkat daerah diatur dengan peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota, mengacu pada peraturan daerah yang berpedoman
pada peraturan pemerintah, maka sistem akuntansi pemerintahan pada pemerintah
daerah diatur oleh peraturan pemerintah No.58 tahun 2005 mengenai pengelolaan
keuangan daerah dan juga didukung oleh peraturan menteri dalam negeri No.59
Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah yaitu pasal 232 yang
mengatur tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang
atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia
yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas,
begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan daerah
dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang
pemerintahan (Roviyantie, 2011).
Standar akuntansi pemerintahan merupakan suatu standar penyusunan
laporan keuangan milik pemerintah yang disusun dalam bentuk prinsip-prinsip
akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Dengan demikian, standar akuntansi pemerintahan merupakan persyaratan dalam
upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Guna mendapatkan hasil laporan keuangan yang relevan, handal dan dapat
dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal.
Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan
juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan. Saat ini
sistem akuntansi pemerintah daerah rata-rata masih lemah (Mardiasmo, 2006).
TABEL 1.1
Perkembangan Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2013 - 2014
Tahun Opini Jumlah
WTP % WDP % TW % TMP %
2013 113 27% 267 64% 4 1% 31 8% 415
2014 153 30% 276 60% 9 2% 19*) 4% 457 *) Termasuk LK kabupaten Kepulauan Aru TA 2012 yang diperiksa pada Tahun 2014 (sumber: www.bpk.go.id)
Hasil pemeriksaan BPK atas LKPD mengungkapkan kasus ketidaksiapan
pemerintah daerah dalam menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual yang
terjadi pada sebagian pemerintah daerah. Kasus-kasus tersebut diantaranya
pemerintah daerah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan struktur
organisasi yang memadai, belum melakukan sosialisasi dan pelatihan PP No.71
sistem akuntansi Pemerintah Daerah yang berbasis akrual sesuai dengan PP
Nomor 71 Tahun 2010. Mayoritas kasus-kasus tersebut, terjadi karena:
keterbatasan kemampuan SDM yang dimiliki oleh pemerintah daerah, belum
diterbitkannya peraturan daerah mengenai penerapan akuntansi berbasis
akrual,dan sistem/aplikasi yang belum mendukung.
Berdasarkan permasalahan diatas melatarbelakangi penulis untuk
membahas sistem laporan keuangan pemerintah lebih mendalam, sehingga penulis
menyusun skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah”. (studi kasus pada seluruh SKPD Tingkat Provinsi Sumatera Utara).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : “apakah penerapan
sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem
akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. bagi akademis, diharaapkan dapat memberikan referensi dalam bidang ilmu
keuangan khususnya pengelolaan keuangan daerah;
2. bagi bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dalam bidang keuangan
daerah;
3. bagi pemerintah hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi, bahan
kajian dan dasar pertimbangan lebih lanjut dalam penilaian mengenai pengaruh
sistem akuntansi pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen
untuk mengoperasionalkan prinsi-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam
SAP dan kebijakan akuntansi. SAPD menunjukkan rangkaian proses akuntansi
yang terdiri dari proses identifikasi transaksi keuangan, menjurnal kedalam buku
jurnal, memposting ke buku besar, menyusun neraca saldo, menyusun kertas kerja
konsolidasi, dan diakhiri dengan penyusunan laporan keuangan.Pada prinsipnya,
SAKPD disusun agar para petugas yang menjalankan fungsi akuntansi dapat
memahami dan menjalankan proses akuntansi dengan baik dan benar.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD), sedangkan Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat
Dinas (SKPD) dilakukan oleh PPK-SKPD.
Berdasarkan peraturan Menteri dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang
pedoman pengelola keuangan daerah bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah
sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut :
1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
3. Prosedur Akuntansi Aset
2.1.1 Prosedur akuntansi Penerimaan Kas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 tahun 2007 tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 241 mengatakan bahwa prosedur
akuntansi penerimaan kas adalah : “serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer”.
Prosedur akuntansi penerimaan kas dilaksanakan oleh
pejabat pengelola keuangan (PPK-SKPD) PPK-SKPD berdasarkan buku transaksi
penerimaan kas melakukan pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas dengan
mencantumkan uraian rekening lawan asal penerimaan kas berkenaan, secara
periodik jurnal tersebut diposting ke buku besar.
Buku transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi
penerimaan kas yaitu : 1. Surat tanda bukti pembayarana, 2. Bukti transfer, 3.
Nota kredit Bank.
2.1.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007 tentang
pedoman pengelola keuangan daerah pasal 247 mengatakan bahwa prosedur
akuntansi pengeluaran kas adalah : “ serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan
2.1.3 Prosedur Akuntansi Aset
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 253 mengatakan bahwa
prosedur akuntansi aset adalah ; “serangkaian pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, pemeliharaan, relibilitas, perubahan klasifikasi dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai atau digunakan SKPD”.
2.1.4 Prosedur Akuntansi Selain Kas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 259 mengatakan bahwa
prosedur akuntansi selain kas adalah : “ serangkaian proses mulaidari pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua
transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer”
2.2 Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan bagian dari pengelolaan
keuangan daerah secara keseluruhan. Adanya UU No.32 Tahun2004 tentang
pemeirntah daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan kewenangan yang
cukup besar bagi daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Akan
tetapi selain mempunyai kewenangan, pemerintah daerah juga mempunyai
kewajiban untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
Sistem akuntansi pemerintah daerah memiliki beberapa karakteristik yang
sama dengan sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) :
a. Basis Akuntansi
Sistem akuntansi pemerintahan daerah pada saat ini menggunakan basis kas
untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan basis akrual untuk neraca, dengan
basis kas, pendapatan diakui dan dicatat pada saat kas diterima oleh rekening kas
daerah serta belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas
daerah.
b. Sistem Pembukuan Berpasangan
sistem pembukuan berpasangan (double entry system) didasarkan atas
persamaan dasar akuntansi, yaitu : Aset = Utang + Ekuitas Dana. Setiap transaksi
dibukukan dengan mendebit suatu perkiraan dan mengkredit perkiraan yang lain.
Ssistem akuntansi pemerintahan daerah sekurang-kurangnya meliputi
prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur
akuntansi aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur akuntansi selain kas.
Seperti halnya SAPP,SAPD juga terdiri dari dua subsistem, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPKD, yang akan
mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh level pemda, seperti pendapatan
dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi
hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga, transaksi-transaksi pembiayaan,
2. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Sistem akuntansi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dilaksanakan oleh
pejabat penatausahaan keuangan (PPK) SKPD. Transaksi-transaksi yang terjadi di
lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan oleh PPK SKPD.
2.3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan informasi yang
memuat data berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur informasi yang
merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu. Istilah laporan keuangan
pemerintah daerah meliputi semua laporan dan berbagai penjelasannya yang
mengakui laporannya tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan.
2.3.2 Penyusunan Laporan keuangan
Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. Selanjutnya laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh PPKD
menjadi laporan keuangan pemerintah provinsi/kota/kabupaten.
Laporan keuangan yang harus dibuat oleh SKPD adalah : a. LRA
b.Neraca
c. Catatan atas laporan keuangan
laporan keuangan tersebut dibuat dua kali dalam satu tahun
anggaran, yaitu : semester pertama dan semester kedua. Laporan keuangan
semster kedua berisi data dan informasi keuangan semester I dan II. Proses
pembuatan laporan keuangan SKPD secara manual pada dasarnya sama dengan
menempatkan jurnal yang telah dibuat ke buku besar, penyusunan neraca saldo,
pencatatan jurnal penyesuaian neraca saldo yang telah disesuaikan, hingga
membuat LRA dan Neraca. Proses tersebut dapat dibantu menggunakan
woorksheet atau kertas kerja.
Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan dikolom
neraca saldo pada woorksheet SKPD. PPK kemudian membuat jurnal
penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan
penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas
transaksi-transaksi yang bersifat akrual.
2.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Karakteristik kualitas laporan keuangan daerah merupakan ciri khas yang
membuat informasi dan laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik pokok, yaitu :
1. Mudah dipahami
Kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan daerah adalah
kemudahaanya untuk segera dipahami pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki
kemampuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya. Informasi yang relevan adalah :
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat koreksi di masa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yan akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3. Keandalan
Informasi harus andal (reliable), informasi memiliki kualitas handal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat
diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
4. Bisa dibandingkan
Pemakai harus dapat diperbandingkan laporan keuangan entitas antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antara entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan
penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa
harus dilakukan secara konsisten untuk entitas tersebut, antara periode
2.5 Penelitian Terdahulu
Adapun penulis telah merangkum kedalam sebuah tabel penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan judul dari penelitian ini dan menjadi
referensi tambahan untuk penelitian ini antara lain :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Permadi (2013)
Independen:
Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Dependen :
Kualitas Lpaoran Keuangan Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi keuangan pemerintah
daerah sangat berpengaruh pada laporan
keuangan menuju hasil yang berkualitas baik. Winda
(2011)
Independen:
Analisis penerapan Sistem akuntansi keuangan Daerah
Dependen :
Badan kepegawaian Kota
Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada badan kepegawaian daerah kota padang telah sesuai dengan ketentuan yang
terdapat dalam
Kinerja SKPD pemerintahan Kota Padang Panjang
Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap terhadap kinerja SKPD pemerintahan kota padang panjang.
Sandy (2008)
Independen :
Penerapan Sistem akuntansi Keuangan
Dependen :
Penyusunan Laporan Keuangan pemerintah Kabupaten Deli serdang
Kabuptaen Toba Samosir telah menggunakan sistem akuntansi keuangan daerah dengan
2.6 Kerangka Konseptual
Berdasrkan dari pandangan diatas bahwa pemerintah daerah menyusun
dan melaporkan informasi keuangannya mengacu pada suatu sistem pemerintahan
yaitu penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan PP No. 71
Tahun 2010. Adapun turunan dari kerangka konseptual pada penelitian ini ialah,
Gambar 2.1
Turunan kerangka pemikiran Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan keuangan
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
Penyusunan laporan Keuangan Daerah Menurut PP No. 71
Tahun 2010 Otonomi Daerah dan
Reformasi Keuangan Daerah
Kualitas Laporan keuangan Pemerintah
Daerah
(variabel Y) Sistem Keuangan Pemerintah Daerah
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Peraturan yang telah dibuat dalam peraturan pemerintah tentang standar
akuntansi pemerintahan yang menjadi tumpuan suatu sistem keuangan pemerintah
daerah untuk membuat atau mensajikan laporan keuangannya berdasarkan
peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah, ketidak pandaian
sumberdaya manusia dalam mengoperasikan suatu sistem laporan keuangan tanpa
mengikuti standar yang telah ada akan mempenagruhi kualitas dari laporan
keuangan itu sendiri.
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalah yang
menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu dibuktikan
atau diuji kebenarannya. Berdasarkan beberapa kajian empiris dan penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah:
Ho : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah tidak Berpengaruh
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Ha : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Berpengaruh
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Sistem Keuangan
Pemerintah Daerah
(variabel X)
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian explanatory, penelitian explanatory
adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk mendapatkan kejelasan
fenomena yang terjadi secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban
hubungan kausal antara variabel melalui pengajuan hipotesis yang akan dilakukan
pada bab selanjutnya dengan berpacu pada hasil jawaban yang didapat penulis
dari pengisian kuesioner yang disebarkan kepada sampel yang telah dipilih.
3.2 Ruang Lingkup penelitian
Penelitian ini dilakukan penulis di seluruh SKPD tingkat Provinsi
Sumatera Utara yang berada di daerah kota Medan yang penulis anggap telah
mewakili dari seluruh SKPD tingkat provinsi yang ada di Provinsi Sumatera
Utara karena semua laporan keuangan tiap-tiap Dinas, Badan maupun Biro di
laporkan kembali kepada pusat yang berada di tiap SKPD tingkat Provinsi .
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Sumber
data primer berupa ddata langsung yan dikumpulkan melalui wawancara dengan
3. 4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.4.1 Definisi Operasional
Pengoperasionalan konsep atau biasa juga disebut dengan
mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari
obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan
konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian. Dengan definisi
operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau menghitung informasi
melalui logika empiris.
3.4.2 Pengukuran Variabel
3.4.2.1 Variabel Independen
Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Sistema Akuntansi
Keuangan Pemerintah Daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah adalah
serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
3.4.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebtu dengan variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa indonseia sering disebut variabel terikat. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah
Tabel 3.1
Operasional Variabel Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
VARIABEL
INDIKATOR SKALA
PENGUKURAN
1.kesesuaian sistem akuntansi keuangan yang digunakan sudah memenuhi standar akuntansi pemerintahan.
2.Pembuatan laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik
3.Prosedur pencatatan transaksi dilakukan
1. laporan keuangan yang disusun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang kualitatif dengan karakteristik yaitu andal,relevan apat diperbandingkan
dan dapat dipahami.
Ordinal
1 s/d 11
Sumber : Permadi,2013.
Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data kualitatif dari
kuesioner menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah skala likert. Skala likert
merupakan suatu pengukuran dengan menggunakan skala ordinal. Ukuran yang
digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang diberikan dalam menguji
variabel independen dan variabel dependen yaitu :
Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 3 Untuk jawaban Kurang Setuju (KS)
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD yang ada di Provinsi Sumatera
Utara.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk
memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Berikut ini adalah rincian
SKPD yang menjadi sampel.
Tabel 3.2
SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
NO SKPD KETERANGAN
1 Badan Kepegawaian Daerah
2 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat
3 Badan Ketahanan Pangan
4 Badan Lingkungan Hidup X
5 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
6 Badan Penanaman Modal dan promosi
7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah X
8 Badan Pendidikan dan Pelatihan X
9 Badan Penelitian dan Pengembangan
10 Badan perencanaan Pembangunan daerah
12 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
13 Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial
14 Biro Bina Perekonomian
15 Biro Hukum
16 Biro Keuangan
17 Biro Organisasi dan Keterlaksanaan
18 Biro Otonomi Daerah
19 Biro Pembangunan
20 Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB
21 Biro Pemerintahaan
22 Biro Perlengkapan
23 Biro Umum
24 Dinas Bina Marga
25 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
26 Dinas Kehutanan
27 Dinas Kesehatan
28 Dinas Kesejahteraan dan Sosial X
29 Dinas Komunikasi dan Informatika X
30 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
31 Dinas Pemuda dan Olahraga
32 Dinas Pendapatan Daerah
33 Dinas Pendidikan
34 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air `
35 Dinas Perhubungan
36 Dinas Perikanan dan Kelautan
37 Dinas Perindustrian dan perdagangan
38 Dinas Perkebunan
39 Dinas Pertambangan dan Energi
40 Dinas Pertanian
41 Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan
42 Dinas Tata Ruang dan permukiman
43 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
44 Inspektorat
45 Rumah sakit haji Medan
46 Rumah sakit Jiwa Provinsi X
47 Satuan Polisi Pamong Praja
48 Sekretariat dewan Pengurus KORPRI
49 Sekretariat DPRD Sumatera Utara
Sumber :http://www.sumutprov.go.id ,2015
Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin.
Berikut ini merupakan keterangan rumus tersebut.
n = jumlah sampel N =jumlah populasi
ℯ =% kelonggaran ketidak telitian karena pengambilan sampel yang masih ditolerir
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel seperti di bawah
ini.
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dan penyusunan skripsi ini penulis menggunakan
metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan yang akan diisi atau dijawab
oleh responden, adapun kriteria responden yang akan diberikan koesioner adalah
sebagai berikut :
1. Kepada Bagian Keuangan yang ada di tiap SKPD yang telah dipilih untuk
menjadi sample penelitian
2. Kepada kepala atau pegawai Bagian keuangan yang ada di tiap SKPD yang
telah dipilih menjadi sample penelitian
Kriteria-kriteria yang telah disampaikan diatas bermaksud untuk lebih merujuk
langsung kepada staff yang memang ada pada bidangnya diharapkan untuk dapat
menjawab koesioner yang akan diberikan dengan benar.
Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden atau dititipkan ke
pertanyaan, kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti
yang secara langsung akan mengambil angket yang telah diisi. Angket yang diisi
oleh responden akan diseleksi terlebih dahulu.
3.6.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009) tentang validitas adalah:“valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di
ukur”. Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Sedangkan uji validitas adalah test/ pengujian yang dilakukan oleh peneliti
terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil data yang valid. Maka
validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan
tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa
yang diinginkan peneliti untuk diukur.
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah
dengan menggunakan rumus product moment :
{
∑
−∑
∑
}{
∑ ∑
∑
−∑
}
rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir).
X = Variabel bebas y = Variabel terikat N = jumlah sampel
adalah sebagai berikut:
1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel.
2. Menghitung Σx, Σy, Σy²,(Σx)², (Σy)², Σxy.
3. Menghitung rxy dengan rumus di atas.
4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r
product moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r
hitung > r tabel).Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga
kemungkinanyaitu:
1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti
hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai
variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.
3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti
menurunnya variabel yang lain.
Untuk menguji hipotesis, pengaruh sistem akuntansi keuangan
pemerintah daerah (X) Dengan kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu:
Keterangan:
Derajat kebebasan (dk) = n – 2
Setelah nilai thitung didapat, perhitungan dari nilai yang didapat
akan dibandingkan dengan langkah selanjutnya adalah membandingkan
nilai thitung tersebut dengan nilai ttabel pada taraf signifikan sebesar α= 0,05
dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya adalah :
• Jika thitung > ttabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan
adalah valid.
• Jika thitung < ttabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan
adalah tidak valid.
Uji validitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel sistem akuntansi
keuangan pemerintah dareah. Dalam penelitian ini skala pengukuran untuk
uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan rhitung atau nilai yang
dihasilkan pada uji reabilitas yaitu pada kolom Correlation item- Total
Correlation dengan nilai yang dihasilkan rtabel. Berdasarkan perbandingan
antara rhitung dan rtabel akan menjawab rumusan pada hipotesis yang telah
dijabarkan pada bab sebelumnya dengan itu maka terbentuklah hipotesis,
Sebagai berikut :
Ho : rhitung > rtabel maka butir pertanyaan pada kuasioner dinyatakan valid.
Ha : rhitung < rtabel maka butir pertanyaan pada kuasioner dinyatakan tidak
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
pengukuran tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam
instrumen.Untuk menguji reliabilitas digunakan koefisien Alpha cronbach.
Alpha cronbach ditunjukkan dengan :
r
k = Jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten r = Rata-rata korelasi antara variabel manifes.
Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui
tingkat konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar
dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, maka tinggi keandalan
alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban.
• Jika r < 0,20 maka tingkat kendalan sangat lemah atau tingkat kendalan
tidak berarti.
• Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat kendalan yang
rendah tetapi pasti.
• Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan bahwa tingkat kendalan yang
cukup berarti.
• Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang
tinggi
3.7 Pengujian Hipotesis
3.7.1 Analisis Koefisien Korelasi rank spearman
Analisis ini mengukur kuat lemahnya hubungan dan arahnya
variabel independen (variabel bebas ) dengan variabel dependen ( variabel terikat)
kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Dengan rumus
n
Dengan ketentuan :
rs = koefisein korelasi rank spearman
d1 = selisih rank X dengan rank Y yang ke-1
n = Jumlah sampel
6 = Besaran sampel (Konstanta)
Nilai rs (Koefisien Korelasi rank spearman) yang diperoleh akan berkisar
antara 1,0 sampai +1 notasi ini menunjukkan tingkat korelasi antara variabel –
variabel yang diuji, yaitu :
1. Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang kuat tetapi merupakan korelasi
negatif atau berlawanan arah ( jika X naik maka Y turun atau sebaliknya)
2. Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara variabel – variabel yang diuji
atau korelasi yang lemah dan tdak ada hubungannya.
3. Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang kuat antara variabel X dan
variabel Y
Dan nilai positif atau searah (jika X naik maka Y naik atau sebaliknya).
Dengan penjelasan yang ada di atas untuk mengetahui adanya
(koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka dapat
dilihat dari tabel yang penulis ambil sebagai berikut :
Tabel 3.3
Koefisien Korelasi dan Tingkat Taksiran Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono,2009
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r
yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui
tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r
tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.
3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = (rs)2 x 100%
Keterangan:
D = Koefisien determinasi
rs = Koefisien korelasi rank spearman
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel dependen
Ho = rs ≤0 menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah tidak
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Ha = rs > 0 menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Pengujian hipotesis ini menggunakan model statistik uji t, dengan
rumus sebagai berikut : t = rs
rs = koefisien korelasi spearman n = banyaknya sampel
dengan ketentuan : 05
n = Jumlah data responden k = variabel independen 1 = variabel dependen
Untuk mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan memiliki
tingkat pengujian yang baik atau tidak baik pada sistem akuntansi
keuangan pemerintah daaerah berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, maka dapat dilakukan suatu
perbandingan antara thitung dengan ttabel yang terdapat dalam tabel
penolakan pernyataan dari hipotesis tersebut menggunakan kriteria
perhitungan yaitu :
1. Jika thitung ≥ttabel Maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya ada hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah
daerah terhadap kualitas laporan keuangan penerimaan daerah.
2. Jika thitung < ttabel Maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya tidak ada hubungan yang terjadi antara sistem akuntansi
keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara
Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan
suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatera dengan wilayah
meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang
berkedudukan di kota Medan.
Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional
Daerah (KND), Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tigas sub provinsi
yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi
Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif
yang disebut keresidenan yaitu : Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur,
dan Keresidenan Tapanuli.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia No.10
Tahun 1948 pada tanggal 15 Aprli 1948, ditetapkan bahwa sumatera dibagi
menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri yaitu : Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah dan
Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 april 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai
hari jadi Provinsi Sumatera Utara.Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali
reorganisasi pemerintahan di sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat
R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera
tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi aceh dan Provinsi Tapanuli/
Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang No.5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut
dicabut dan dibentuk kembali provinsi Sumatera Utara.
Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang
diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonomi Provinsi
Aceh, sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah
Provinsi Aceh.
Berikut ini adalah nama-nama Mantan Gubernur yang pernah
menjabat di Provinsi Sumatera Utara :
1. DR. Ferdinand L.Tobing (Agustus 1948-Desember 1949)
2. Mr.Mohd.Amin (23 Oktober 1953-12 Maret 1956 )
3. Eny Karim (5 April 1963-15 Juli 1963)
4. Marah Halim (31 Maret 1967- 12 Juni 1978 )
5. Raja Inal Siregar (13 Juni 1988- 15 Juni 1998 )
6. H.Syamsul Arifin, SE (16 juni 2008- 21 Maret 2011)
Sumatera Utara dikenal dengan luas perkebunanya, perkebunan
tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara
menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis,
dan tembakau. Perkebunan tersebut terletak di deli serdang, langkat, Simalungun,
asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor
ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi
penghasil komoditas joltikultura (sayur-mayur dan Bauh-buahan) misalnya, jeruk
medan, jambu deli, sayur kol, tomat, kentang, dan wortel yang dihasilkan
dikabupaten karo. Simalungun, dan tapanuli utara. Produk holtikultura tersebut
telah diekspor ke malaysia dan singapura. Pemerintah provinsi sumatera utara
juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastuktur untuk memperlancar
perdagangan baik antar kabupaten di sumatera utara dan antar provinsi lainnya.
Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk
perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Sektor lainnya seperti koperasi,
pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi,
transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk
memudahkan koordinasi pembangunan, maka sumatera utara dibagi kedalam
wilayah pembangunan.Sumatera Utara merupakan provinsi terbesar jumlah
penduduknya di indonesia setelah jawa barata, Jawa Timur, dan jawa Tengah.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Gambaran Umum Responden
Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah
diperoleh. data yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu agar dapat dianalisis
dan dapat digunakan untuk pengujian hipotesis. Objek dalam penelitian ini adalah
sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Responden dalam
penelitian ini adalah karyawan atau staff yang ada pada bagian keuangan atau
responden. Untuk menjelaskan latar belakang responden yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, maka dibuatkan tabel deskripsi profil responden. Deskripsi
profil responden terdiri dari : Usia, jenis Kelamin dan pendidikan terakhir.
Adapun data yang penulis peroleh mengenai profil responden adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Kelompok Responden Berdasarkan Usia
Jenjang Usia Frekuensi Persentase
25 – 35 9 20%
36 – 45 18 40%
46 – 55 27 60%
Total 45 100%
Sumber : Data primer yang telah diperoleh (SPSS,2015)
Dari tabel 4.1 diatas dapat kita lihat bahwa dominan pegawai atau staff
yang ada pada SKPD provinsi sumatera utara berusia 46-55 tahun dengan
persentase 60%. Hal tersebut menurut penulis berpengaruh kepada pengisian
kuesioner yang diberikan memiliki jawaban yang sebenarnya dikarenakan
pemahan para responden terhadap sistem akuntansi keuangan pemerintahan
sangat baik karena masa bekerja para responden yang telah lama di bidang
keuangan pemerintahan.
Tabel 4.2
Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Pria 36 80%
wanita 9 20%
Total 45 100%
Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS, 2015)
Pengelompokan berdasarkan kelamin dapat kita lihat bahwa pria lebih
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian
4.3.1 Gambaran Mengenai sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah harus
sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemeritah daerah yang telah
disosialisasikan oleh pemerintah kepada karyawan atau staff bagian keuangan
SKPD.
Kuesioner yang diberikan terdiri dari beberapa sub bagian yang
tiap sub memiliki isi kandungan seperti kesesuaian sistem akuntansi keuangan
pemerintah daerah dengan sistem yang dibuat oleh pemerintah, prosedur
pencatatan akuntansi yang dilakuakn berlaku secara umum, kemudian pembuatan
laporan keuangan apakah sudah dilakukan secara periodik.
Untuk mengetahui jawaban dari para responden penulis
menjabarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Kesesuaian Sistem Akuntansi Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan
No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean
SS S KS TS STS
1 Sistem Akuntansi Keuangan pada Dinas ini Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab sangat setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.3778 maka dapat
diartikan bahwa tanggapan responden tentang kesesuaian sistem akuntansi
keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan adalah sangat baik, sehingga
dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah
daerah pada SKPD provinsi sumatera utara sudah sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Tabel 4.4
Prosedur Pencatatan Akuntansi dengan Pencatatan Standar Akuntansi yang Berlaku Umum
No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean
SS S KS TS STS
1 Setiap transasksi keuangan pada dinas ini dilakukan dengan analisis transaksi / identifikasi transaksi
F 13 32 0 0 0
4.2889
% 28.9 71.1 0 0 0
2 Pada dinas ini dilaksanakan pengidentifikasian terhadap pencatatan
F 10 35 0 0 0
4.2222
% 22.2 77.8 0 0 0
3 Setiap transaksi keuangan pada dinas ini didukung oleh bukti transaksi
F 27 18 0 0 0
4.6000
% 60.0 40.0 0 0 0
4 Pada dinas ini semua transaksi keuangan dilakukan pencatatan secara kronologis
F 11 31 3 0 0
4.1778
% 24.4 68.9 6.7 0 0
5 Pada dinas ini dilakukan
pengklasifikasian terjadap transaksi yang terjadi
Sumber : Data primer yang telah diperoleh (SPSS,2015)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 63.1%, kemudian sangat setuju 35.1%, disusul kurang
setuju sebanyak 1.8%, dengan nilai rata-rata sebesar 4.3334 yang berarti bahwa
responden sangat setuju dengan prosedur pencatatan akuntansi pada SKPD
pada SKPD tingkat provinsi Sumatera Utara sudah dilaksanakan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum.
Tabel 4.5
Pembuatan Laporan Keuangan yang Dilaporkan secara Periodik
No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean
SS S KS TS STS
1 Pada dinas ini dilakukan klasifikasi atas transaksi sesuai dengan pos-pos semestinya
F 21 24 0 0 0
4.4667
% 46.7 53.3 0 0 0
2 Sistem pengendalian dilakukan dalam mengukur dan melaporkan pencatatan
F 17 26 2 0 0
4.3333
% 37.8 57.8 4.4 0 0
3 Pembuatan laporan keuangan
dilakukan setiap periode akuntansi
F 23 22 0 0 0
4.5111
% 51.1 48.9 0 0 0
4 Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten dan periodik.
Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 50.5% responden setuju,
48.3% sangat setuju, dan 1.2% kurang setuju, dengan nilai rata-rata sebesar
4.4722 yang berarti bahwa pembuatan laporan keuangan yang dilaksanakan oleh
SKPD provinsi Sumatera Utara telah dilaporkan secara periodik dengan baik.
4.3.2 Gambaran Mengenai Kualitas Laporan Keuangan
Mengenai Kualitas laporan keuangan dapat dianggap baik apabila
laporan keuangan tersebut telah mememnuhi kriteria yang telah ditetapkan
handal, relevan, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Untuk mengetahui
apakah SKPD provinsi sumatera utara sudah termasuk kedalam golongan kualitas
Tabel 4.6
Laporan Keuangan harus Handal, Relevan, Dapat Dipahami dan Dibandingkan
No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean
SS S KS TS STS
1 Laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat mengoreksi aktifitas keuangan di masa lalu.
F 16 23 6 0 0
4.2222
% 35.6 51.1 13.3 0 0
2 Laporan Keuangan menyediakan
informasi yang mampu memprediksi masa yang akan datang
F 6 33 6 0 0
4.0000
% 13.3 73.3 13.3 0 0
3 Penyajian/penerbitan laporan
keuangan tepat waktu sesuai periode akuntansi
F 17 22 6 0 0
4.2444
% 37.8 48.9 13.3 0 0
4 Laporan keuangan menghasilkan
informasi yang lengkap mencakup semua informasi yang dibutuhkan guna pengambilan keputusan
F 24 21 0 0 0
4.5333
% 53.3 46.7 0 0 0
5 Laporan keuangan menghasilkan
informasi yang wajar dan jujur sesuai transaksi dan peristiwa keuangan lainnya yang seharusnya di sajikan
F 20 22 3 0 0
4.3778
% 44.4 48.9 6.7 0 0
6 Informasi laporan keuangan apabila diuji oleh pihak berbeda akan mewujudkan simpulan yang berbeda
F 1 15 19 10 0
3.1556
% 2.2 33.3 42.2 22.2 0
7 Informasi laporan keuangan
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu
F 16 21 4 4 0
3.0889
% 35.6 46.7 8.9 8.9 0
8 Laporan keuangan menghasilkan
informasi yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
F 9 31 5 0 0
4.0889
% 20.0 68.9 11.1 0 0
9 Laporan keuangan menghasilkan
informasi yang dapat dibandingkan dengan entitas lain yang menerapkan kebijakan akuntansi yang sama
F 15 25 5 0 0
4.2222
% 33.3 55.6 11.1 0 0
10 Informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipahami dengan jelas
F 29 16 0 0 0
4.6444
% 64.4 35.6 0 0 0
11 Laporan keuangan yang dihasilkan oleh instansi sudah disajikan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 51.7% responden setuju,
34.3% responden sangat setuju, 11.1% responden kurang setuju, dan 2.9% tidak
setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.0848 yang dapat diartikan bahwa
responden sudah setuju secara keseluruhan pelaporan keuangan sudah handal,
relevan, dapat dipahami dan dibandingkan, sehingga dapat diketahui bahwa
pelaporan keuangan sudah memenuhi kriteria handal, relevan, dapat dipahami dan
dapat dibandingkan.
4.3.3 Analisis Jawaban Responden
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan
yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada responden sebagai sumber data
utama dalam penelitian ini, selain upaya perolehan data melalui observasi,
wawancara dan studi pustaka untuk melengkapi data utama. Kuisioner terdiri dari
21 butir pernyataan dengan perincian 10 butir pernyataan mengenai sistem
akuntansi keuangan pemerintah daerah dan 11 butir pernyataan mengenai kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah. Metode yang digunakan untuk mengolah
dan menganalisis data pada penelitian ini adalah pengujian validitas dan
reliabilitas serta analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis untuk
pengambilan keputusan.
Opsinya untuk menentukan bobot dari setiap jawaban yang diberikan
responden akan diberikan skor (nilai) pada setiap jawaban yaitu arah pernyataan
untuk pernyataan positif akan diberi skor 5-4-3-2-1 dengan menggunakan skala
1. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan Kualitas Laporan
Keuangan
Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
Skor 3 untuk jawaban Kurang Setuju (KS)
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
4.3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum data hasil penelitian dianalisis lebih lanjut, terlebih
dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menguji apakah alat ukur yang
digunakan berupa butir item pernyataan yang diajukan kepada responden telah
mengukur secara cermat dan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini.
4.3.4.1 Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan
fungsinya. Dalam pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah
pernyataan yang telah diterapkan dalam kuisioner dapat mengukur variabel yang
telah ada. Pengujian validitas ini dilakukan dengan mengkorelasi skor jawaban
responden dari setiap pertanyaan. Nilai R hitung dibandingkan dengan R tabel,
apabila R hitung > R tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap pertanyaan kuisioner dari
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Butir Pernyataan R hitung R tabel Keterangan
1 0.527 0.361 Valid
Sumber : Data primer yang telah diperoleh
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Butir Pernyataan R hitung R tabel Keterangan
1 0.446 0.361 Valid
Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)
Berdasarkan Tabel 4.7 dan 4.8 mengenai uji validitas dapat diketahui bahwa
seluruh pernyataan telah valid, sehingga dapat dilanjuykan dengan uji reliabilitas.
4.3.4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan
reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk
lebih dari satu variabel.
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s
Alpha N of items
X 0.867 10
Y 0.831 11
Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha
telah memenuhi standar > 0.80, yakni 0.831 dan 0.867 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel telah lulus uji reliabilitas.
4.3.5 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman
Analisis ini mengukur bagaimana hubungan dan arahnya variabel
independen dengan variabel dependen. Kedua variabel tersebut diukur dalam
skala ordinal.
Tabel 4.10
Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman Correlations
X Y
Spearman's rho X
Correlation Coefficient 1.000 .442**
Sig. (2-tailed) . .002
N 45 45
Y
Correlation Coefficient .442** 1.000
Sig. (2-tailed) .002 .
N 45 45
Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai koefisien korelasi Rank Spearman
sebesar 0.442, nilai koefisien ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel
independen yakni Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan variabel dependen
sedang dimana hasil berada di antara 0.400 < 0.442 < 0.599, serta nilai positif
menunjukkan bahwa apabila Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah mengalami
peningkatan, maka Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah juga akan
mengalami peningkatan.
4.3.6 Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen yakni Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap variabel
dependen yakni Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Koefisien
Determinasi ini dihitung dengan:
Hasil tersebut menunjukkan bahwa 19.5% Kualitas Laporan
keuangan Pemerintah Daerah dipengaruhi oleh Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah, kemudian 80.5% sisanya dipengaruhi oleh variiabel lain di luar model
penelitian ini.
4.3.7 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan, maka dapat
dilakukan suatu perbandingan antara thitung dengan ttabel yang terdapat dalam tabel
distribusi t. Adapun taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,05 dengan derajat
Pengujian hipotesis ini menggunakan model statistik uji t, untuk mengetahui thitung
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
dan untuk pengujian ttabel diperoleh sebagai berikut:
= 1.6810
2. Jika thitung≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan
antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan kualitas
laporan keuangan.
3. Jika thitung < ttabel maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak. Artinya tidak
ada hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah
kualitas laporan keuangan.
Dari hasil pengujian thitung diatas didapat nilai 3.2321 dimana ttabel 1.6810,
sehingga thitung 3.2321 > 1.6810 ttabel dengan kata lain dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan anatara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah
dengan kualitas laporan keuangan, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha
4.4 Pembahasan
4.4.1 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di SKPD
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 45 SKPD yang ada
di provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem
akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Sumatera Utara termasuk ke
dalam kategori yang baik, yang terlihat dari tanggapan responden mengenai
sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di mana nilai rata-rata untuk
kesesuaian sistem akuntansi keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan
sebesar 4.3778, kemudian prosedur pencatatan akuntansi berdasarkan dengan
standar pencatatan akuntansi yang berlaku umum sebesar 4.3334, dan pembuatan
laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik sebesar 4.4722.
4.4.2 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di SKPD
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara
keseluruhan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Provinsi
Sumatera Utara berada dalam kategori yang baik, yang terlihat dari tanggapa
responden mengenai laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD dengan nilai
rata-rata sebesar 4.0848.
4.4.3 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan pengujian hipos tesis menggunakan model statistik uji
t, diketahui nilai thitung adalah sebesar 3.2321 dan nilai ttabel adalah 1.6810, yang