BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan
suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan
menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar
proses menyusui berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain, ibu merasa
bahwa ASI nya tidak cukup, atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi.
Sesungguhnya hal itu tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup,
melainkan karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya. Disamping
informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar
ibu-ibu (Depkes, 2002).
Sejak lahir, bayi seharusnya hanya diberi ASI saja sampai usia bayi 6 bulan. Selanjutnya
pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan makanan lunak atau
padat yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai dengan umur bayi
(Depkes, 2002).
Produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh
kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0-6 bulan dapat membahayakan
bayi, karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan selain ASI.
Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan selain ASI, maka akan timbul
eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain : bayi tidak rewel, dan tumbuh sesuai grafik pada
kartu menuju sehat (Depkes, 2003).
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih, dan tanpa penambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan tim dalam jangka waktu sampai 6 bulan, setelah bayi berumur 6 bulan, ia
harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun (Roesli U, 2000).
Pada saat ini puluhan macam susu formula beredar di pasaran. Umumnya bahan dasar susu
formula adalah susu sapi tetapi sebagian ada juga terbuat dari susu kedelai, ditambah
bahan-bahan lainnya. Susu formula diproduksi secara khusus sebagai makanan bayi. Kini, kebudayaan
menyusui dengan ASI yang telah berusia sama dengan peradaban manusia itu sendiri semakin
terdesak oleh kebudayaan susu botol, yang usianya dapat dikatakan baru kemarin sore kalau
dibandingkan dengan ASI (Winarno, 1995).
Barangkali karena gencarnya promosi dan iklan yang luar biasa efektifnya, kita terpukau
oleh gemerlapnya iklan susu botol. Kini susu botol sudah menyebar ke seluruh lapisan
masyarakat, baik yang mampu ataupun kurang mampu. Kegagalan menyusui anak bukan hanya
merupakan masalah masyarakat pedesaan masa kini, tetapi juga merupakan masalah serius
masyarakat perkotaan. Kegagalan menyusui anak merupakan faktor yang merusak kesehatan dan
gizi bayi (Suhardjo, 2002).
Di daerah pedesaan, pada umumnya ibu menyusui bayi mereka, namun hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengaruh kebiasaan yang kurang baik, seperti pemberiaan makanan
pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Jenis makanan tersebut antara lain air tajin, air kelapa,
madu yang dapat membahayakan kesehatan bayi dan menyebabkan berkurangnya kesempatan
untuk merangsang produksi ASI sedini mungkin melalui isapan bayi pada payudara ibu.
Disamping itu masih banyak ibu-ibu tidak memanfaatkan kolostrum ( ASI yang keluar pada
hari-hari pertama ), karena dinggap tidak baik untuk makanan bayi, susu basi, dll. Selanjutnya
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan tidak tepat waktu (terlalu dini atau
terlalu lambat) serta tidak menyukupi baik kuantitas maupun kualitasnya (Depkes, 2002).
Dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia 1997 dan 2002 membuktikan perilaku
pemberian ASI di negeri ini tidak menggembirakan. Pada tahun 1997 jumlah ibu yang menyusui
bayinya mencapai 96,3%, angka itu turun menjadi 95,5% pada tahun 2002. Sementara jumlah
ibu yang menyusui anaknya pada periode emas ( satu jam pertama setelah kelahiran ) hanya 3%.
Pemberian ASI eksklusif ( hanya ASI tanpa tambahan susu formula dan bahan makanan lainnya
) setelah enam bulan pertama pasca lahir pada tahun 1997 hanya 42,4% dan turun menjadi 39.5%
pada tahun 2002 (Depkes, 2007).
Penelitian yang sama menunjukkan bahwa 18,7% dari ibu-ibu yang dianjurkan oleh
petugas kesehatan untuk memberi susu formula pada minggu pertama setelah kelahiran.
Sebagian besar ibu menyatakan bahwa sumber promosi-promosi susu formula adalah pelayanan
kesehatan (76%) dimana 21% ibu melihat iklan susu formula di Rumah Sakit, 19,5% di praktek
klinik swasta dan 19,5% di puskesmas. Lebih jauh lagi, lebih dari 60% ibu-ibu menyatakan
menerima susu formula melalui Rumah Sakit atau Rumah Bersalin, dan sekitar 40% ibu
menerima hadiah dari perusahaan susu formula untuk bayi. Temuan penting lainnya dari studi
tersebut adalah bahwa 14,8% bidan menyatakan setuju untuk memberikan susu formula kepada
Padahal banyak sekali gangguan akibat ketidakcocokan pemberian susu formula pada bayi
anda. Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama dengan alergi
makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua organ tubuh terutama pencernaan (sering
muntah/gumoh, kembung, sering buang air besar), kulit (sering timbul bintik atau bisul
kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok), saluran napas dan organ
lainnya (Muzal K, 2007).
Regurgitasi adalah keluarnya kembali (tumpah, gumoh) susu yang telah ditelan ketika atau
beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusu dan jumlahnya hanya sedikit (Rusepno H
& Husein A, 1985).
Jangan sepelekan gumoh pada bayi anda, meski sebenarnya gumoh adalah kondisi normal
yang biasa terjadi pada bayi tetapi jika berlebihan dan tidak ditangani bisa mengakibatkan
komplikasi dan terganggunya pertumbuhan bayi. Di Indonesia 70% bayi berumur kurang dari
empat bulan dipastikan mengalami gumoh minimal sekali sehari. Kejadian itu mengalami
penurunan seiring dengan bertambahnya usia bayi. Walau begitu, ternyata hanya sekitar 25%
orang tua bayi yang peduli dan menganggap gumoh sebagai sebuah masalah (Badriul H, 2005).
Regurgitasi disebabkan karena sistem pencernaan bayi yang masih belum sempurna. Otot
di esophagus (saluran antara kerongkongan dan perut) masih belum menutup dengan baik.
Karena saluran ini terbuka, maka isi perut dapat dengan mudah keluar kembali keatas (Wyeth,
2007 ).
Hubungan antara pemberian ASI dengan susu formula terhadap efek regurgitasi disebabkan
karena adanya perbedaan susunan lemak pada ASI dan susu formula. Pada ASI mengandung
asam lemak tak jenuh yang lebih cepat diserap alat pencernaan bayi sedangkan susu formula
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk meneliti dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan frekuensi regurgitasi pada pemberian ASI eksklusif dan susu formula
pada bayi usia 0-6 bulan aterm dengan BB >2,5 kg di wilayah kerja Puskesmas Balongsari
Kotamadya Mojokerto.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu
“ Adakah Perbedaan Frekuensi Regurgitasi Antara Bayi Usia 0-6 Bulan Aterm Dengan BBL
>2,5 kg Yang Diberi ASI eksklusif Dan Susu Formula Di Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari
Kotamadya Mojokerto “.
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan frekuensi regurgitasi antara bayi usia 0-6 bulan aterm dengan
BBL >2,5 kg yang diberi ASI eksklusif dan susu formula di wilayah kerja Puskesmas Balongsari
Kotamadya Mojokerto.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui prevalensi bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula dengan cara
wawancara dan kuisioner.
Mengetahui frekuensi regurgitasi pada bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
1.4Hipotesis
Ada perbedaan frekuensi regurgitasi antara bayi usia 0-6 bulan aterm dengan BBL >2,5
kg yang diberi ASI eksklusif dan susu formula di wilayah kerja Puskesmas Balongsari
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka untuk meningkatkan
pemahaman kepada ibu-ibu tentang ASI.
1.5.2 Masyarakat/Orang Tua
Memberikan informasi kepada masyarakat/orang tua khususnya ibu-ibu tentang
keuntungan pemberian ASI pada bayinya.
Memberikan informasi kepada ibu-ibu tentang efek samping dari pemberian susu
formula.
1.5.3 Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perbedaan frekuensi regurgitasi
antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
1.6 Batasan Penelitian
Populasi yang diteliti adalah bayi yang berusia 0-6 bulan aterm dengan BBL >2,5 kg di
wilayah kerja Puskesmas Balongsari Kotamadya Mojokerto.
Untuk mengetahui apakah bayi tersebut diberi ASI eksklusif atau susu formula dilakukan
dengan cara wawancara dan kuisioner kepada ibu bayi.
Untuk mengetahui perbedaan frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan aterm dengan
BBL >2,5 kg dengan cara wawancara dan kuisioner kepada ibu bayi.
1.7Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Lingkup Keilmuan
Ilmu Kesehatan Masyarakat
1.7.2 Lingkup Materi
Materi dibatasi hubungan regurgitasi dengan pemberian antara ASI eksklusif dan susu
formula.
1.7.3 Lingkup Sasaran
Sasaran penelitian adalah bayi usia 0-6 bulan aterm dengan BBL >2,5 kg yang diberi ASI
eksklusif atau susu formula di wilayah kerja Puskesmas Balongsari Kotamadya Mojokerto.
1.8Definisi Istilah
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, dan tanpa penambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim dalam jangka waktu sampai 6 bulan (Depkes,
2002).
PASI (susu formula) adalah susu komersil yang dijual di pasaran atau di toko yang
terbuat dari susu sapi atau susu kedelai serta biasanya diberikan dalam botol dan
komposisinya mendekati komposisi ASI (Winarno, 1995).
Regurgitasi adalah keluarnya kembali (tumpah, gumoh) susu yang telah ditelan ketika
atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusu dan jumlahnya sedikit
ii
KARYA TULIS AKHIR
PERBEDAAN FREKUENSI REGURGITASI PADA BAYI USIA
0-6 BULAN ATERM YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN
SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BALONGSARI KOTAMADYA MOJOKERTO
Oleh :
FANNY ARDIE
01020062
FAKULTAS KEDOKTERAN
ii HASIL PENELITIAN
PERBEDAAN FREKUENSI REGURGITASI PADA BAYI USIA
0-6 BULAN ATERM YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN
SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BALONGSARI KOTAMADYA MOJOKERTO
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh : Fanny Ardie
01020062
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iii LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
PERBEDAAN FREKUENSI REGURGITASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN ATERM YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALONGSARI KOTAMADYA MOJOKERTO
Telah disetujui sebagai usulan penelitian
Untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal : 29 Agustus 2008
Pembimbing I
dr. Prasodjo, SpA
Pembimbing II
dr. Indah Serinurani
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,
iv Lembar Pengujian
Tugas Akhir
Karya Tulis Akhir Oleh Fanny Ardie ini
Telah diuji dan dipertahankan didepan Tim Penguji
Pada Hari Jum’at, Tanggal 29 Agustus 2008
Tim Penguji
dr. Prasodjo, SpA , Ketua
dr. Indah Serinurani , Anggota
v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fanny Ardie
Tempat, Tgl. Lahir : Mojokerto, 21 januari 1983
NIM : 01020062
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
fikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau fikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Tugas Akhir ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Malang, 20 September 2008
Yang membuat pernyataan,
vi KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
”Perbedaan Frekuensi Regurgitasi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Aterm Yang Diberi
ASI Eksklusif Dan Susu Formula” dengan baik.
Karya tulis akhir ini merupakan persyaratan guna menyelesaikan Program
Pendidikan Dokter Strata 1 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang.
Penulis mengakui bahwa karya tulis akhir ini masih banyak sekali
memiliki kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar
dikemudian hari penulis dapat membuat karya tulis yang lebih baik lagi.
Karya tulis ini sendiri tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini,
khususnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
2. Ayah dan Ibuku yang telah mengorbankan segalanya demi masa depanku
3. Nenek, kakak dan adikku yang telah memberikan sumber segala semangat
vii 5. dr. Irma Suswati, MKES selaku PD I dan dosen wali yang selalu
memberikan bimbingannya
6. dr. Prasodjo SpA, yang telah membimbing karya tulis ini
7. dr. Indah Serinurani, yang telah membimbing karya tulis ini
8. dr. Kusuma Andriana SpOG, yang telah membimbing karya tulis ini
9. Perpustakaan Kampus II UMM yang telah menyediakan banyak sekali
literatur dalam karya tulis ini
10.Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Balongsari yang telah
membantu dalam penelitian ini
11.Temanku Garley Moncos sekeluarga, Mbah Rubi, Big-MuZ, Andrik
Criwul, Nurul, Citra, Dina, Dita (Bu RT), Dwi (Mb. Welas), Danik (Mb.
Seila), Dzul (Pak RT), Duri, Lukman dan berbagai pihak yang telah
membantu dan memberikan kontribusinya dalam menyelesaikan karya
tulis ini
Akhir kata penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang berkenan membacanya dan memberikan sumbangsih bagi
kemajuan di bidang ilmu kedokteran khususnya mengenai Regurgitasi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 20 September 2008
viii ABSTRAK
Ardie, Fanny. 2008. Perbedaan Frekuensi Regurgitasi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Aterm Yang Diberi ASI Eksklusif Dan Susu Formula. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) dr. Prasodjo, SpA. (II) dr. Indah Serinurani
Latar Belakang : Regurgitasi merupakan kondisi normal yang dialami bayi tetapi jika berlebihan dan tidak ditangani bisa mengakibatkan komplikasi dan terganggunya pertumbuhan bayi.
Tujuan : Mengetahui perbedaan frekuensi regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan aterm yang diberi ASI dan susu formula.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan studi cross sectional menggunakan uji hipotesa Rank Spearmans dan uji T-test.
Hasil : Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 98 bayi dalam populasi hanya 22 bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif dan 45 bayi mengkonsumsi susu formula, setelah melalui random diambil 22 bayi tiap kelompok (n=44). Setelah dilakukan penilaian dengan kuisioner dari 22 bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif terdapat 15 bayi (68,2%) mengalami regurgitasi sekali dalam sehari, 7 bayi (31,8%) mengalami regurgitasi lebih dari sekali dalam sehari, sedangkan bayi yang mengkonsumsi susu formula terdapat 5 bayi (22,7%) mengalami regurgitasi sekali dalam sehari, 17 bayi (77,3%) mengalami regurgitasi lebih dari sekali dalam sehari. Hasil uji Rank Spearmans didapatkan sign. 0.006 (<0.01), uji T-test didapatkan sign. 0.02 (<0.05).
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara konsumsi susu formula dengan peningkatan frekuensi regurgitasi (P=<0.01) dimana pemberian susu formula dapat meningkatkan frekuensi regurgitasi. Terdapat perbedaan frekuensi regurgitasi antara bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif dengan susu formula (P=<0.05) dimana bayi yang mengkonsumsi susu formula mempunyai tingkat frekuensi regurgitasi yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif
ix ABSTRACT
Ardie, Fanny. 2008. The differential of frequency regurgitation at baby age 0-6 months of aterm by given is exclusive ASI and milk of formula. Medical Faculty the University of Muhammadiyah Malang. Tutor: (I) dr. Prasodjo, SpA. (II) dr. Indah Serinurani.
Background : Regurgitation represent natural by normal condition of baby but if abundant and do not handle can result complication and annoyed of growth baby. Target : For knowing the differential of frequency regurgitation at baby age 0-6 months of aterm by given is ASI and milk of formula.
Research Method : This research is observasional analytic by using approach a cross-sectional study with hypothesizing test of Rank Spearman’s and test of T-Test.
Result : In this research we got a result of that from 98 baby in population only 22 baby which consuming exclusive ASI and 45 baby consume milk of formula, after passing process of random we take 22 baby each lot (n=44). After by assessment with quisioner from 22 baby which consuming exclusive ASI there are 15 baby (68,2%) experiencing of regurgitation once in one day, 7 baby (31,8%) experiencing of regurgitation more than once in one day, while baby which consuming milk of formula there are 5 baby (22,7%) experiencing of regurgitation once in one day, 17 baby (77,3%) experiencing of regurgitation more than once in one day. Result of Rank Spearman’s test we got Significant at 0.006 (<0.01), from T-test we got Significant at 0.02 (<0.05).
Conclusion : There are relation between milk consumption of formula with make-up of frequency of regurgitation (P=<0.01) where giving of milk of formula can improve frequency of regurgitation. There are difference of frequency of regurgitation between baby which consuming exclusive ASI with milk of formula (P=<0.05) where baby which consuming milk of formula have frequency storey level of regurgitation compared to higher level of baby which consuming exclusive ASI.
x DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Karya Tulis Akhir ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pengujian ... iv
Pernyataan Keaslian ... v
Kata Pengantar ... vi
Abstrak ... viii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Hipotesis ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
xi
1.5.2 Masyarakat/Orang Tua ... 6
1.5.3 Bagi Ilmu pengetahuan ... 7
1.6 Batasan Penelitian ... 7
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 7
1.7.1 Lingkup Keilmuan ... 7
1.7.2 Lingkup Materi ... 7
1.7.3 Lingkup Sasaran ... 8
1.8 Definisi Istilah ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) ... 9
2.1.1 Pengertian ASI ... 9
2.1.2 Pembagian ASI ... 9
2.1.3 Volume ASI ... 11
2.1.4 Keunggulan ASI ... 11
2.1.5 Manajemen Laktasi ... 15
2.1.6 Hubungan Pemberian ASI Dengan Terjadinya Gumoh ... 19
2.2 Susu Formula ... 20
2.2.1 Pengertian PASI (Susu Formula) ... 20
2.2.2 Macam-Macam Susu Formula ... 20
xii 2.2.4 Perbandingan Komposisi Zat Gizi Antara ASI, Susu
Formula Dan Susu Sapi ... 23
2.2.5 Masalah Gizi Pada Bayi Yang Diberi Susu Formula .... 25
2.2.6 Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Terjadinya Gumoh ... 26
2.3 Regurgitasi (Gumoh) ... 27
2.3.1 Pengertian Regurgitasi ... 27
2.3.2 Penyebab Regurgitasi ... 28
2.3.3 Efek Regurgitasi ... 28
2.3.4 Gejala regurgitasi ... 29
2.3.5 Diagnosa ... 29
2.3.6 Pencegahan Regurgitasi ... 29
2.4 Kerangka Konsep ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 32
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Populasi Dan Sampel ... 32
3.3.1 Populasi ... 32
3.3.2 Sampel ... 32
3.3.3 Tehnik Pengambilan Sampel ... 32
3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ... 33
3.4.1 Kriteria Inklusi ... 33
xiii
3.5 Variabel Penelitian ... 33
3.5.1 Variabel Bebas ... 33
3.5.2 Variabel Terikat ... 33
3.6 Definisi Operasional ... 33
3.7 Validitas Dan Reliabilitas ... 34
3.7.1 Validitas ... 34
3.7.2 Reliabilitas ... 35
3.8 Instrumen Penelitian ... 36
3.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 39
3.10 Analisa Data ... 39
3.11 Alur Penelitian ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel ... 41
4.2 Uji Instrumen Penelitian ... 41
4.2.1 Uji Validitas ... 41
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 42
4.3 Frekuensi Regurgitasi ... 43
4.4 Pengujian Hipotesis ... 44
4.4.1 Uji Rank Spearmans ... 44
4.4.2 Uji T-test ... 45
4.5 Pembahasan ... 45
xiv 4.5.2 Hubungan Antara Konsumsi Susu Dengan
Regurgitasi ... 48
4.5.3 Perbedaan Frekuensi Regurgitasi Antara Bayi Yang Diberi Susu Formula Dan ASI ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
Daftar Pustaka ... 55
xv Daftar Tabel
1. Tabel 2.1 Pemberian Susu Menurut Usia ... 22
2. Tabel 2.2 Perbandingan Komposisi Zat Gizi Antara ASI, Susu Formula Dan Susu Sapi ... 24
3. Tabel 4.1 Distribusi Konsumsi Bayi ... 41
4. Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas ... 42
5. Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 42
xvi Daftar Gambar
1. Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 31 2. Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 40 3. Gambar 4.1 Diagram Batang Perbandingan Frekuensi Regurgitasi Pada
xvii Daftar Lampiran
1. Lampiran 1. Permohonan dan persetujuan responden ... 57
2. Lampiran 2. Kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ... 59
3. Lampiran 3. Hasi jawaban dari kuisioner ... 63
4. Lampiran 4. Tingkat pengetahuan ibu bayi tentang gumoh ... 65
5. Lampiran 5. Uji validitas dan realibilitas ... 67
6. Lampiran 6. Hasil pengujian Rank Spearmans dengan program SPSS . 69 7. Lampiran 7. Hasil pengujian T-Test dengan program SPSS ... 70
xviii DAFTAR PUSTAKA
• Arikunto, S.: Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002
• Badriul, H.: Gumoh Bisa Ganggu Pertumbuhan Bayi, 2005. Diakses dari:
www.google.com
• Budi, S.: Cara Menyiapkan Susu Formula, 2006. Diakses dari:
www.info-sehat.com
• Depkes, RI.: Konsumsi Susu Anak-anak Indonesia Masih Rendah. Depkes,
Jakarta, 2007
• Depkes, RI.: Pedoman Umum Gizi Seimbang. Depkes, Jakarta, 2003 • Depkes, RI.: Manajemen Laktasi. Depkes, Jakarta, 2002
• Diah, K; Rina, Y.: Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Puspa Swara,
Jakarta, Hal 4-13, 2002
• Heru, S.: Regurgitasi, 2004. Diakses dari: www.google.com
• Kishore, R.J.: Bayi Sering Gumoh, 2007. Diakses dari: www.google.com
• Markum.: Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, Hal
138-144, 1999
• Muzal, K.: Gumoh, 2007. Diakses dari: www.google.com
• Nestle.: ASI Ditinjau Dari Beberapa Aspek. Nestle, Jakarta, 1992
• Nelson.: Ilmu Kesehatan Anak bagian 1 edisi 12, Jakarta, Hal 276-288, 1988
• Nursalam.: Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Infomedika,
Jakarta, 2000
xix • Roesli, U.: Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya, Jakarta, 2000
• Rusepno, H; Husein, A.: Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak, FKUI,
Jakarta, Hal 320-329, 1985
• Sastroasmoro, S.: Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bina Rupa
Aksara, Jakarta, 1995
• Sabar.: Bayi Gumoh, Tak perlu Khawatir, 2007. Diakses`dari:
www.google.com
• Soetjiningsih.: ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. EGC, Jakarta, Hal
16-29, 1997
• Suhardjo.: Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak. Kanisius, Yogyakarta,
Hal 68-78; 98-106, 2002
• Widodo, J.: Pemilihan Susu Formula Terbaik Bagi Anak, 2006. Diakses dari:
www.childrenfamily.com
• Winarno.: Gizi Dan Makanan Bagi Bayi Dan Anak Sapihan. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, Hal 75-90; 92-107, 1995