• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM

MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN

DI KPP PRATAMA KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat- syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

SITI MUYASSAROH B 200 050 264

JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pajak merupakan suatu hal yang wajib untuk dipahami

dengan baik, itu terjadi karena pajak sudah menjadi bagian penting dalam

perekonomian. Siapapun terutama wajib pajak pasti akan berurusan dengan

pajak, kendati pajak merupakan hal yang terpenting dalam perekonomian,

namun tidak sedikit masyarakat kesulitan dalam menetapkan pajak. Hal itu

disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

sehingga kurang memahami tentang pajak. Bagi masyarakat pada umumnya

pajak merupakan hal yang mengalami masalah dalam upayanya melaporkan

serta membayar kewajiban pajaknya.

Pajak menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutangoleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapat jasa timbal baliksecara

langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebenar-benarnya

kemakmuran rakyat.

Menurut Siti Resmi (2007: 1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas

Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak

mendapat jasa timbal balik yang berlangsung dapat ditunjukkan dan yang

(3)

Perkembangan ekonomi dan teknologi semakin pesat membutuhkan

dana yang tidak sedikit. Dana yang telah ada dipergunakan Pemerintah untuk

membangun fasilitas-fasilitas sosial seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit,

dan lain-lain. Dalam kondisi yang sekarang ini diperlukan dana yang banyak

serta adanya cara pengelolaan dana yang baik. Hal itu disebabkan banyak

fasilitas-fasilitas sosial yang tidak layak lagi untuk digunakan, sehingga

diperlukan dana yang banyak untuk memperbaiki fasilitas tersebut.

Salah satu sektor penerimaan pemerintah yakni pajak. Pemerintah

berusaha untuk memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak, usaha itu

ditempuh dengan melakukan perubahan peraturan perpajakan. Hal itu

dilakukan untuk menutupi kesalahan-kesalahan yang ada agar penerimaan dari

sektor pajak dapat diperoleh secara maksimal.

Dengan melihat perkembangan penerimaan sektor pajak yang terus

meningkat dari tahun ke tahun, maka pemerintah berupaya untuk menggali

potensi sumber dana dalam negeri. Namun demikian potensi ini akan sulit

digali secara optimal jika hambatan untuk pelaksanaannya masih belum dapat

diatasi. Hambatan tersebut antara lain kurangnya pemahaman tentang

perpajakan, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam memenuhi

kewajiban perpajakan, administrasi perpajakan dan kemampuan lembaga

perpajakan.

Tujuan utama pembaharuan perpajakan nasional adalah untuk lebih

menegakkan kemandirian kita dalam membiayai pembangunan nasional

(4)

sebagaimana telah diketahui sistem perpajakan yang berlaku pada

Undang-Undang perpajakan (Casavera, 2009: 1).

Peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang

pajak penghasilan yang berlaku sejak 1 Januari 1984 adalah Undang-Undang

No.7 Tahun 1983. Dengan demikian makin pesatnya perkembangan sosial

ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional dan globalisasi serta reformasi

diberbagai bidang, maka perlu dilakukan perubahan Undang-Undang tersebut

guna meningkatkan fungsinya dan perannya dalam rangka mendukung

kebijakan pembangunan nasional khususnya dibidang ekonomi.

Undang-Undang No.7 tahun 1983 tentang pajak pengasilan telah beberapa kali diubah

dan disempurnakan, yaitu dengan Undang-Undang No.7 Tahun 1991,

Undang-Undang No.10 Tahun 1994, Undang-Undang No.17 Tahun 2000 dan

yang terakhir adalah Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (Casavera, 2009: 1)

Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan tersebut dilakukan

dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip perpajakan yang dianut

secara universal, yaitu keadilan, kemudahan/ efisien administrasi dan

produktivitas penerimaan Negara (Casavera, 2009: 1). Tujuan dan arah

penyempurnaan undang-undang pajak penghasilan tersebut adalah lebih

meningkatkan keadilan pengenaan pajak, lebih memberikan kemudahan

kepada wajib pajak dan menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam rangka

meningkatkan investasi langsung di Indonesia, baik penanaman modal asing

maupun penanaman modal dalam negeri dibidang usaha-usaha dan daerah

(5)

Dalam reformasi undang-undang perpajakan tersebut, digunakan self

assessment, yaitu sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak diberi

kepercayaan dan tanggung jawab sepenuhnya mengisi surat pemberitahuan

SPT, yaitu untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri jumlah pajak

yang terutang. Sedangkan fiskus berperan dalam memberikan penyuluhan,

pengawasan dan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh wajib pajak.

Pemberian kepercayaan yang sangat besar kepada wajib pajak ini selayaknya

perlu diimbangi dengan instrument pengawasan yang memadai agar

kepercayaan ini tidak dilalaikan atau disalahgunakan oleh wajib pajak.

Pengertian wajib pajak mengenai prosedur perpajakan diharapkan akan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak, sehingga wajib pajak dapat mengetahui

kapan seharusnya ia mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Dengan

diperolehnya NPWP maka akan timbul kewajiban-kewajiban lainnya, dimana

wajib pajak wajib melaporkan SPT masa dan tahunan, melakukan pembayaran

pajak tepat pada waktunya. Apabila wajib pajak dilakukan pemeriksaan

sehubungan dengan pelaporan SPT yang telah disampaikannya, maka wajib

pajak dapat mengetahui segala hak dan kewajibannya. Seperti, misal

membayar kekurangan pajak sebagai akibat timbulnya surat keterangan pajak

sebagai akibat timbulnya surat keterangan pajak, maupun mengajukan suatu

keberatan atau banding apabila penetapan pajak tidak benar oleh wajib pajak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Klaten, selama

(6)

1. Jika diperhatikan kepatuhan penyampaian SPT Masa PPh Badan, Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Klaten belum efektif dalam melaksanakan

pengawasan SPT PPh Badan. Hal tersebut dapat kita lihat dari rendahnya

persentase rata-rata penerimaan SPT Masa per bulan yang disampaikan

dibandingkan jumlah wajib pajak terdaftar, yaitu sebesar 52,18% dari

jumlah SPT Masa yang disampaikan sebesar 1187 dibandingkan jumlah

wajib pajak yang terdaftar sebesar 2275.

2. dilihat dari tingkat kepatuhan penyampaian SPT tahunan Badan, Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Klaten belum efektif dalam melaksanakan

pengawasan SPT PPh Badan. Hal tersebut dapat kita lihat dari rendahnya

persentase rata-rata penerimaan SPT Tahunan yang disampaikan

dibandingkan jumlah wajib pajak terdaftar, yaitu sebesar 55,74% dari

jumlah SPT Tahunan yang disampaikan sebesar 1262 dibandingkan

jumlah wajib pajak terdaftar sebesar 2275.

Dari uraian tersebut, dilihat dari aspek pengembalian SPT masih

sangat lemah. Hal tersebut dikarenakan wajib pajak badan kurang memahami

dalam pengisian SPT.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN

DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP

(7)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

masalah yang akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana

pengaruh pemahaman prosedur perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

badan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan di KPP Pratama Klaten?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh pemahaman

prosedur perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dalam memenuhi

kewajiban pajak penghasilan di KPP Pratama Klaten.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan

peneliti, khususnya dalam sektor perpajakan, dengan cara membandingkan

teori yang diperoleh dengan kenyataan atau kondisi yang sebenarnya

terjadi dilapangan.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan

untuk penelitian selanjutnya, bagi siapa saja yang berminat untuk

melakukan penelitian dalam tema yang sama dengan peneliti ini.

3. Adapun manfaat penelitian lainnya yang diharapkan, yaitu dapat

(8)

Pelayanan Pajak Pratama Klaten untuk melakukan perbaikan-perbaikan

untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

4. Bagi wajib pajak sendiri, dapat memberikan gambaran dan masukan

tentang pemahaman prosedur perpajakan dengan pengetahuan yang

dimiliki.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Pembahasan yang terdiri dari 5 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang digunakan

sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang akan diteliti,

yaitu meliputi teori tentang pengaruh pemahaman prosedur

perpajakan yaitu mengenai kepatuhan wajib pajak badan dalam

memenuhi kewajiban perpajakan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan objek penelitian, jenis penelitian, populasi

dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,

variabel-variabel penelitian beserta pengukuran, metode pengujian

(9)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian mengenai pelaksanaan penelitian, hasil dan

analisis permasalahan deskripsi statistik mengenai sampel

penelitian, variabel-variabel data dan interpretasi serta hasil

pengujian terhadap jawaban ditolak atau diterimanya hipotesa yang

telah di buat sebelumnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan yang diperoleh, serta memuat

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa bahaya atau dampak buruk (http://halosehat.com/ penyakit/darah-tinggi/bahaya-darah-tinggi) yang dapat di timbulkan karena darah tinggi atau hipertensi seperti

Thobroni M.Pd, sebagai ketua program studi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam, yang telah membantu, memotivasi, dan memberikan kemudahan kepada penulis dalam

Fungsi dari asam empedu yaitu membantu digesti lemak dengan membentuk emulsi, mengaktifkan lipase pankreas, membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin

Gula yang dihasilkan digunakan sebagai pemanis, penyedap dan pemberi warna pada berbagai jenis makanan.Gula cetak Bahan dasar untuk pengolahan gula cetak aren adalah nira yang

Udara lingkungan kerja yang bercampur debu akan terhirup ke dalam saluran pernapasan dan sebagian akan tinggal di dalam paru sehingga akan mengakibatkan terjadinya gangguan paru

Salah satu yang dilakukan masyarakat lokal dengan wisatawan untuk menjaga jenis sumber daya alam yaitu dengan adanya peraturan yang tergantung (pamphlet) (Gambar 2) yang

Karena itulah, sekarang aku akan mengejarnya lagi, kali ini aku tidak akan kehilangan jejak lagi karena bintang jatuh itu sudah benar-benar jatuh sekarang.“ Shakti

Ada pengaruh hubungan keluarga, pengetahuan PMO dan penyuluhan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat penderita Tuberkulosis di Rumah Sakit Khusus Paru Medan Ta- hun