SKRIPSI
PENGARUH KEMAMPUAN WIRAUSAHA TERHADAP
PENGEMBANGAN KARIR INDIVIDU PADA
PT. PRUDENTIAL MEDAN
OLEH:
JUNJUNGAN DIONISIUS RICARDO PAKPAHAN 080521180
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN EKONOMI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. N a m a : Junjungan Dionisius Ricardo Pakpahan.
2. N I M : 080521180.
3. Tempat, tanggal lahir : Medan, 17 Agustus 1987.
4. A g a m a : K a t o l i k.
5. Kebangsaan : Indonesia.
6. S t a t u s : Belum Kawin.
7. Orang tua :
7.1. Ayah : Ir. Togap Wilfried Lodewijk Pakpahan.
7.2. Ibu : Dra. R. M. N. Nainggolan (+).
8. Pendidikan :
8.1. 1992-1993 : Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita USU Medan.
8.2. 1993-1999 : S.D. Santo Antonius V-VI Medan, lulus.
8.3. 1999-2002 : S.M.P. Budi Murni 2 Medan, lulus.
8.4. 2002-2005 : S.M.A. Cahaya Medan, lulus.
8.5. 2005-2008 : Politeknik Negeri Medan Jurusan Administrasi Niaga,
lulus.
8.6. 2008-sekarang : Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan
ABSTRAK
Pengangguran bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di kota-kota besar. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang patut mendapat perhatian pemerintah. Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk berusaha agar tetap hidup layak di masyarakat.
Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluarnya. Wirausaha adalah orang yang memiliki, mengelola dan melembagakan usahanya. Hal-hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada PT Prudential Medan. Wirausaha dalam hal ini adalah semangat yang ada pada agen asuransi PT Prudential Medan yang meliputi Kreatif, Inovatif, dan Berani. Karir dalam dalam hal ini adalah urutan aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut. Sedangkan Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dijelaskan bahwa Pengembangan Karir (Y) seorang agen asuransi PT Prudential dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor internal yang ada dalam wirausaha terbagi menjadi 3 komponen, Kreatif (X1 ), Inovatif (X2), dan Berani (X3). Adapun keluarga,
ekonomi, dan sosial budaya termasuk faktor eksternal yang ikut mempengaruhi namun tidak diteliti. Variabel X 1, X2, X3 adalah variabel yang tidak saling
berhubungan, namun secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pengembangan Karir. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Populasi penelitian adalah agen asuransi PT Prudential Medan. Sampel yang diambil sejumlah 30 orang agen asuransi PT Prudential yang aktif dengan mengunakan metode purposive random sampling sedangkan angket disebarkan dengan pertanyaan tertutup dengan mengunakan skala likert. Pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan software SPSS 17 for Windows yaitu model Analisis Regresi Logistik.
ABSTRACT
Unemployment actually is not a choice for someone to be jobless, but caused getting job very hard particularly in big cities. Unemployment is matters pertaining to man power that must be handled by government. The limited field of work make people fine another way to survive well in their community.
Entrepreneurship is one of the ways out of the cases. Entrepreneur is a person who owns, manages and institutionalize their initiatives. Things that influences someone to choose a career as entrepreneur can be found by evaluating his/her personality, particularly his/her own related experience and background to find his/her skills and competence.
The objective of this analytic observasional study was to identify the influence of entrepreneurship on individual’s career development on PT Prudential in Medan. Entreprenurship, in this case is the spirit of the agents of PT Prudential Insurance Medan involving creativity, inovation and braveness. In this case, career is the activity sequence relating to work, behaviour, values, and aspiration of a person as long as his/her life, while career development as a condition that shows there is a raising in someone’s level of career.
Based on that background can be explained that career development (Y) an insurance of PT Prudential is influenced of 2 factors, namely internal and external factor. Internal factor in entrepreneurship is divided in 3 components, creative (X1),
inovative (X2), and brave (X3). While family, economics, and cultural social are the
external factor influences it but they are not researched. Variabel X1, X2, X3 are
unrelated variabel, influence the career development altogether. This is the kind the objective of analytic observasional study. The population of the study is the insurance agents of PT Prudential in Medan. This sample was taken from the 30 active insurance agents by using the method of purposive random sampling while questionnaire was distributed in closed question using Likert Scale. The tabulation and data analysis using software SPSS 17 for windows, Logistics Regression Analysis Model.
Variabel influence of entrepreneur skill on career development has a tight relation namely 90.50 %. R Square 0.819 means that entrepreneur skill influences the career development 81.9 %. Variabel independence influences career development positively and significantly. This can be seen from significance value for innovative (p = 0.000), for creative (p = 0.003) and for brave (p = 0.040). All variabels are less than 0.050.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji dan syukur kepada
Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus atas segala kasih, berkat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mempersembahkan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tidak luput
dari kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada ayahanda tercinta Ir. Togap
Wilfried Lodewijk Pakpahan sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat, yang telah banyak memberikan motivasi, nasehat, bantuan, kasih sayang, dan terutama
doanya yang telah menuntun hidup penulis, dan juga kepada ibunda tercinta Alm.
Dra. R. M. Novalina Nainggolan (+) telah menjadi panutan dan berkat bagi penulis. Selama masa perkuliahaan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Isfenti Sadalia S.E., M.E., selaku Ketua Departemen Manajemen.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen yang
selalu mendorong dan memajukan mahasiswa/i
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja S.E., M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim M.Sc selaku dosen pembaca nilai pada skripsi ini.
5. Seluruh staff pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
6. Keluarga intiku Grace Patricia Yosephine Pakpahan, Kevin Sebastianus
Parlindungan Pakpahan, Abed Vincentius Pakpahan, Nego Lambertus
Pakpahan, Edgar Valentinus Pakpahan, Winona Brina Pakpahan, Calista Ariadne
Pakpahan, Manota Aryajani Nainggolan, Chika Gabriela Nainggolan, Inka
Nainggolan, Intan Miranda Nainggolan, Maraden Naek Nainggolan, Nadila
Nainggolan, Nabila Nainggolan, Jessika Nainggolan, Olga Nainggolan, Graciela
Nainggolan, Bianca Hasiandra Naipospos, Patrik Sidabutar, Lorenzo Sidabutar,
Limbong, Medina Christina Simanjuntak, Desi Natalia Simanjuntak, Franklin
Simanjuntak, Frans Holander Simanjuntak, Rumata Anastasia Simanjuntak,
7. Keluarga besarku dari pihak Ayahanda dan Ibunda (Ompung N.H.B.br
Hutabarat, Tulang/Nantulang, Amanguda/Inanguda, Amangboru/Namboru,
Uda/Tante, dan sepupu-sepupuku).
8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Manajemen khususnya Apriansyah
Nasution, Ina Novita Nasution, Henrik Sihotang,
9. Sahabat-sahabatku Simon Sitepu, Amsal Tarigan, Davin Ginting, Andrika Tarigan
Benediktus Sinaga, Marton Silalahi, Julwanri Munthe, Rosahat Simbolon yang
telah memberikan dorongan bagi penulis.
10. Pimpinan PT. Prudential Life Assurance Medan, beserta seluruh Manager
khususnya Ibu Christina Pakpahan SE., M.BA yang telah membantu penulis
dalam pengadaan data dan informasi yang berkaitan dengan penyusunan
skripsi ini.
Penulis tidak dapat membalas segala kebaikan yang penulis terima, kiranya
Tuhan Yang Maha Esa yang akan memberikan berkat dan karuniaNya kepada kita
semua.
Medan, Mei 2014. Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN... . 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 12
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 13
1.3.2. Manfaat Penelitian ... 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... ... 14
2.1. Kewirausahaan (Entrepreneurship) ... 14
2.2. Karir ... 23
2.2.1 Pengertian Karir ... 23
2.2.2. Pengembangan Karir...25
2.2.3. Manfaat Pengembangan Karir...28
2.3. Penelitian Terdahulu... ... 29
2.4. Kerangka Konseptual... 31
2.5. Hipotesis...35
BAB III. METODE PENELITIAN... ... 36
3.1. Jenis Penelitian ... 36
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
3.3. Batasan Operasional ... 36
3.4. Defenisi Operasional ... 37
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 39
3.6. Populasi dan Sampel ... 39
3.7. Jenis Data ... 41
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 41
3.9. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 42
3.9.1. Uji Validitas... . 43
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 52
4.1. Gambaran Umur Perusahaan...52
4.1.1. Sejarah Ringkas... 52
4.1.2. Tugas dan Wewenang Perusahaan...54
4.2. Hasil Penelitian ... 56
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 56
4.2.1.1 Analisis Deskritif Responden... ... 56
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel...59
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 67
4.2.2.1.Uji Normalitas... ... 67
4.2.2.2.Uji Multikolinieritas...70
4.2.2.3.Uji Heterokedastisitas... .. 72
4.2.2.4.Uji Autokorelasi... 73
4.2.2.5.Analisis Regresi Linear Berganda... ... 74
4.2.2.6.Pengujian Hipotesis... 77
4.3 Pembahasan ... 85
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 96
5.1. Kesimpulan ... 96
5.2. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2008-2012... 1
1.2. Perkembangan Produk Unggulan P.T Prudential... 12
2.1. Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan... 19
3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 38
3.2 Instrument Skala Likert... 39
3.3 Uji Validitas Variabel Independen... 44
3.4. Uji Validitas Variabel Dependen... 45
3.5 Reliability Statistics Variabel Independen... 47
3.6 Reliability Statistics Variabel Dependen... 47
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 58
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja... 59
4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Inovatif... 60
4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kreatif... 61
4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Berani... 64
4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengembangan Karir.. 65
4.8 Uji Kolmogorv-Smirnov... 70
4.9 Uji Multikolinieritas... 71
4.10 Hasil Uji Gleijser... 73
4.11 Uji Autokorelasi... 74
4.12 Variables Entered/Removed... 75
4.13 Uji Regresi Linier Tiap Indikator ... 75
4.14 Hasil Uji F... 79
4.15 Hasil Uji t Pada Tiap Indikator... 82
4.16 Hasil Uji t Pada Variabel Kemampuan Wirausaha... 83
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1. Pengembangan Karir Organisasional ... 26
2.2 Kerangka Konseptual... ... 35
4.1 Histogram... ... 68
4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot... ... 69
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
Pengangguran bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di kota-kota besar. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang patut mendapat perhatian pemerintah. Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk berusaha agar tetap hidup layak di masyarakat.
Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluarnya. Wirausaha adalah orang yang memiliki, mengelola dan melembagakan usahanya. Hal-hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada PT Prudential Medan. Wirausaha dalam hal ini adalah semangat yang ada pada agen asuransi PT Prudential Medan yang meliputi Kreatif, Inovatif, dan Berani. Karir dalam dalam hal ini adalah urutan aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut. Sedangkan Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dijelaskan bahwa Pengembangan Karir (Y) seorang agen asuransi PT Prudential dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor internal yang ada dalam wirausaha terbagi menjadi 3 komponen, Kreatif (X1 ), Inovatif (X2), dan Berani (X3). Adapun keluarga,
ekonomi, dan sosial budaya termasuk faktor eksternal yang ikut mempengaruhi namun tidak diteliti. Variabel X 1, X2, X3 adalah variabel yang tidak saling
berhubungan, namun secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pengembangan Karir. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Populasi penelitian adalah agen asuransi PT Prudential Medan. Sampel yang diambil sejumlah 30 orang agen asuransi PT Prudential yang aktif dengan mengunakan metode purposive random sampling sedangkan angket disebarkan dengan pertanyaan tertutup dengan mengunakan skala likert. Pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan software SPSS 17 for Windows yaitu model Analisis Regresi Logistik.
ABSTRACT
Unemployment actually is not a choice for someone to be jobless, but caused getting job very hard particularly in big cities. Unemployment is matters pertaining to man power that must be handled by government. The limited field of work make people fine another way to survive well in their community.
Entrepreneurship is one of the ways out of the cases. Entrepreneur is a person who owns, manages and institutionalize their initiatives. Things that influences someone to choose a career as entrepreneur can be found by evaluating his/her personality, particularly his/her own related experience and background to find his/her skills and competence.
The objective of this analytic observasional study was to identify the influence of entrepreneurship on individual’s career development on PT Prudential in Medan. Entreprenurship, in this case is the spirit of the agents of PT Prudential Insurance Medan involving creativity, inovation and braveness. In this case, career is the activity sequence relating to work, behaviour, values, and aspiration of a person as long as his/her life, while career development as a condition that shows there is a raising in someone’s level of career.
Based on that background can be explained that career development (Y) an insurance of PT Prudential is influenced of 2 factors, namely internal and external factor. Internal factor in entrepreneurship is divided in 3 components, creative (X1),
inovative (X2), and brave (X3). While family, economics, and cultural social are the
external factor influences it but they are not researched. Variabel X1, X2, X3 are
unrelated variabel, influence the career development altogether. This is the kind the objective of analytic observasional study. The population of the study is the insurance agents of PT Prudential in Medan. This sample was taken from the 30 active insurance agents by using the method of purposive random sampling while questionnaire was distributed in closed question using Likert Scale. The tabulation and data analysis using software SPSS 17 for windows, Logistics Regression Analysis Model.
Variabel influence of entrepreneur skill on career development has a tight relation namely 90.50 %. R Square 0.819 means that entrepreneur skill influences the career development 81.9 %. Variabel independence influences career development positively and significantly. This can be seen from significance value for innovative (p = 0.000), for creative (p = 0.003) and for brave (p = 0.040). All variabels are less than 0.050.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama tiga dasawarsa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan
yang sangat pesat yang pada akhirnya terpuruk diterjang krisis moneter yang
berkepanjangan. Krisis moneter yang terjadi menunjukkan bahwa Indonesia belum
mempunyai ketanggguhan dalam perekonomian. Sektor riil yang selama ini menjadi
andalan sumber penerimaan negara seolah-olah berhenti, para pelaku ekonomi
baik pemerintahan (BUMN), sektor swasta (perusahaan-perusahaan swasta) dan
koperasi banyak yang tidak lagi bisa bangkit untuk menjalankan usahanya.
Krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan
kondisi perekonomian menjadi buruk. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5
(lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2008 sampai dan dengan tahun 2012 dapat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1:
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2008-2012
Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2008; Tahun 2009; Tahun 2010; Tahun 2011; Tahun 2012. Bank Indonesia.
NO. TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (%)
1. 2008 6,10
2. 2009 4,50
3. 2010 6,10
4. 2011 6,50
Dari Tabel 1.1 di atas dapat kita lihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
selama 5 (lima) tahun terakhir berfluktuasi. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi
pada tahun 2011 yakni sebesar 6,50 % yang kemudian menurun pada tahun 2012
menjadi sebesar 6,20 %. Sejak tahun 1996 pendapatan per kapita sebesar US$
1124,16 menurun hingga US$ 459,23 pada tahun 1998 kemudian naik pada tahun
1999 menjadi US$ 664,74 meningkat terus hingga US$ 3494,60 pada tahun 2011.
Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996
tidak saja melumpuhkan dunia usaha, tetapi juga menggoyahkan sendi-sendi
kesejahteraan masyarakat luas. Dunia kerja menjadi kian sempit, sementara
masyarakat yang membutuhkan pekerjaan terus meningkat.
Kondisi tersebut menghasilkan banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaan
karena diberhentikan agar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dapat ditekan.
Sebagian dari pekerja tersebut mungkin saja beralih bekerja ke perusahaan lain atau
membuka usaha baru dengan keterampilan yang dimilikinya, namun sebagian dari
mereka belum pasti mendapat keuntungan yang sama. Hal ini berakibat pada
peningkatan jumlah pengangguran. Pengangguran yang pada tahun 1997 hanya
naik menjadi 5,4% tahun 1998. Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
menyebutkan,sekitar 1,4 juta orang kehilangan pekerjaan di sektor formal,
Sementara pada sektor non formal menjadi 57,3 juta orang pada tahun 1998 (Feri
Dhanu Setyawan dalam Riyanti, 2003:2).
Adanya pengangguran dalam anggota keluarga berarti masalah bagi anggota
keluarga yang lain. Sebab, mereka terpaksa menanggung beban hidup anggota
keluarga yang menganggur. Secara luas, ini juga berarti pengangguran yang
disebabkan ketiadaan lapangan kerja akhirnya menjadi beban tanggungan
masyarakat juga. Pengangguran ini bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak
bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di
kota-kota besar.
Masyarakat yang tinggal di perkotaan sering mengharapkan mendapat
pekerjaan formal di kantor-kantor, baik pemerintah maupun swasta. Namun, justru
sektor seperti itulah yang pada masa-masa ini paling merasakan dampak krisis
ekonomi yang berkepanjangan. Konsekwensinya adalah efisiensi tenaga kerja
dengan sedikit menyerap tenaga kerja baru.
Pada tahun 1996 tingkat pengangguran masih 4,9 persen, dua tahun setelah
krisis naik menjadi 6,3 persen, lalu naik lagi menjadi 8,1 persen pada tahun 2001.
Setahun kemudian angka pengangguran merangkak naik menjadi 9,1 persen yang
angkatan kerja. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga
memperkirakan pada tahun 2004 jumlah angkatan kerja akan mencapai 102,88 juta
orang, termasuk angkatan kerja baru 2,10 juta orang (Sukernas-BPS 2002).
Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk bertahan
hidup agar dapat hidup layak. Oleh karena itu untuk menumbuhkan perilaku
wirausaha pada masyarakat luas khususnya para pencari kerja akan sangat penting
dan strategis bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu,
memiliki kejelian dalam menciptakan peluang usaha sendiri yang kreatif dan tetap
proaktif mengembangkan usaha tanpa meninggalkan potensi lokal dalam
menghadapi pasar global.
Berwirausaha merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik. Wirausaha
adalah orang yang memiliki dan mengelola serta menjalankan usahanya. Wirausaha
didefinisikan sebagai orang yang memiliki gagasan (idea man) dan manusia kerja
(Man of action) sering dikaitkan orang yang inovatif atau kreatif (Holt, 2000:85).
Orang yang mendorong perubahan sangat penting dalam menemukan
kemungkinan-kemungkinan baru. Wirausaha adalah orang yang suka mengambil
resiko dan mampu mengembangkan kreatifitasnya. Terdapat berbagai macam
penggolongan mengenai wirausaha. Gartner (2001 : 268) menggolongkan tipe
kewirausahaan berdasarkan bagaimana aktifitas kewirausahaan yang dilaksanakan.
jaringan (network) dalam transaksinya, (3) transfer keterampilan yang diperoleh
dari situasi pekerjaan terdahulu, (4) membeli perusahaan, (5) mengungkit keahlian,
(6) mengamalkan pelatihan dan memproduksi produk, (7) mengejar ide yang unik,
dan (8) aktifitas bisnis yang berbeda dari pengalaman sebelumnya.
Salah satu bentuk wirausaha yang dapat menjawab permasalahan di atas
adalah berusaha sendiri sebagai agen pada PT PRUDENTIAL. Konsep PT PRUDENTIAL
merupakan salah satu metode pemasaran dengan membuat jaringan (network).
Agen pada PT PRUDENTIAL dalam menjalankan strategi pemasaran secara
bertingkat dituntut memiliki kejelian berimprovisasi untuk mempengaruhi orang
lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha asuransi.
Kehidupan dan kegiatan manusia pada hakikatnya mengandung berbagai hal
yang menunjukkan sifat hakikat dari kehidupan itu sendiri. Sifat hakikat yang
dimaksud di sini adalah suatu sifat yang tidak kekal yang selalu menyertai
kehidupan dan kegiatan manusia, baik sebagai pribadi, kelompok atau bagi
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Tidak seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat
analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan
dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan tersebut karena di masa yang akan
datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali
tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika
terjadi sesuatu di masa yang akan datang hanya dapat direka-reka semata. Keadaan
yang tidak kekal, merupakan sifat alamiah yang mengakibatkan adanya
suatu keadaan yang tidak dapat diramalkan lebih dahulu secara cepat.
Dengan demikian keadaan tersebut tidak akan pernah memberikan rasa pasti.
Karena tidak adanya suatu kepastian, tentu saja akhirnya sampai pada
suatu keadaan yang tidak pasti pula. Keadaan yang tidak pasti
tersebut dapat berwujud dalam berbagai bentuk dan peristiwa yang biasanya selalu
dihindari. Keadaan yang tidak pasti, kemungkinan dapat terjadi baik dalam
bentuk atau peristiwa yang belum tentu menimbulkan rasa tidak aman yang lazim
disebut “ risiko”, sehingga dapat mengurangi rasa ketidakpastian dari manusia.
Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang
misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis
resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan,
kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi
harus ditanggulangi, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi resiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang,
Atau resiko lainnya,diperlukan perusahaan yang mau menanggung
resiko.Perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut adalah
perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap resiko yang bakal
dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan
perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha
pertanggungan terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Menurut Kasmir (2008 : 292), dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut
Assurantie yang terdiri dari kata “assuradeur” yang berarti penanggung dan
“geassureerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Perancis disebut
“Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam
bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti menyakinkan orang.
Selanjutnya dalam bahasa Inggris kata asuransi disebut “Insurance” yang
berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan
“Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Di Indonesia pengertian Asuransi seperti yang terdapat di dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 Tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut:
Assuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Pengertian otentik KUHD Pasal 246, ada empat unsur yang terlibat dalam
asuransi, yaitu sebagai berikut :
1. Penanggung atau investor adalah yang memberikan proteksi.
2. Tertanggung atau insurer adalah si penerima proteksi.
3. Peristiwa atau accident yang tidak diduga atau tidak diketahui
sebelumnya atau peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian.
4. Kepentingan atau interest yang diasuransikan yang mungkin
akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu.
Usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang memberikan perlindungan
pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut
benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai
yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan
ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan resiko. Secara
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk mengurangi resiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila
ada salah satu anggota keluarga menghadapi resiko cacat atau meninggal.
Usaha peransuransian merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat
mengalihkan dan melindungi risiko tersebut. Peransuransian menghimpun
dana untuk menutupi risiko yang terjadi, di mana bila nasabah mengalami
resiko, ia akan mendapat ganti rugi atau uang pertanggungan jawab atau
pembiayaan yang menjadi haknya. Pembiayaan merupakan salah satu unsur
penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban bagi pihak penanggung
kepada tertanggung yang diakibatkan oleh peristiwa yang terjadi. Besarnya
jumlah pembiayaan yang diberikan penanggung kepada tertanggung dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain premi yang dibayar nasabah, jangka waktu
pembayaran dan umur nasabah.
Dalam perjanjian asuransi, tertanggung dan penanggung mengikat suatu
perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi
membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung. Premi yang harus
dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan terlebih dahulu atau diperhitungkan dengan
nilai resiko yang akan dihadapi. Semakin besar resiko, semakin besar premi yang
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, di mana disebutkan syarat
-syarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang
dipertanggungkan dan
jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko, pihak asuran
si akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani
bersama sebelumnya. Sekarang ini masyarakat semakin paham mengenai pentingn
ya asuransiyang dapat memberikan perlindungan atau suatu yang berharga, sehingg
a peluang ini memberikan motivasi bagi pengusaha yang ingin membangun atau m
engembangkan usaha di bidang asuransi, di mana pemerintah juga mendukung
seperti lembaga keuangan lainnya.
Prudential Life Assurance adalah lembaga asuransi yang bergerak dalam
bidang asuransi jiwa yang menyediakan beberapa jenis produk yang dapat dipilih
oleh calon nasabah tetapi produk yang paling banyak dipilih oleh para nasabah
biasanya disebut produk unggulan. Produk-produk unggulan dari PT Prudential
Life Assurance Medan adalah PRUlink fixed pay, PRUlife, PRUlife for juveniles,
PRUmajor medical, PRUaccident plus, PRUprotector plan, PRUmed, PRUlink
assurance account plus, PRUlink investor account, PRUlink syariah
assurance account, PRUlink syariah investor account, PRUhospital care, PRUsave,
hubungan yang harmonis berkesinambungan dengan para nasabah, melalui
penyediaan berbagai produk dan jasa yang menawarkan nilai tambah dari sisi
keuangan dan perlindungan.
Prudential Indonesia menutup tahun 2008 dengan total pendapatan premi
mencapai Rp 7,02 triliun, atau meningkat sebesar 27,5 % jika dibandingkan
dengan tahun 2007. Rasio Risk Based Capital (RBC) perusahaan di akhir tahun
2008 mencapai 206 %, melampaui ketentuan minimum dari Departemen
Keuangan sebesar 120 %. Rasio RBC merupakan indikator dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban perusahaan, baik kewajiban saat
ini maupun di masa depan. Sebagai salah satu contoh kewajiban yang utama
adalah kewajiban membayar klaim kepada para nasabah.
Kinerja dana-dana Prulink pada umumnya tetap memberikan hasil
investasi yang baik dan menunjukkan jejak kinerja investasi jangka panjang yang
positif terutama pada dana-dana yang diluncurkan di tiga tahun yang lalu. Perlu
diingat bahwa dana PRUlink Rupiah Managed Fund plus baru diluncurkan pada
September 2008, sementara tiga dana investasi Syariah baru diluncurkan pada
September 2007, yang terpenting dalam menilai kinerja investasi adalah melihat
tolok ukurnya di jangka panjang, dan bukan melihat kinerja jangka pendek.
1. Unit Manager.
2. Under Writing.
3. Residence Manager.
4. Bagian Ilustrasi Produk.
5. Bagian Pemulihan Polis.
6. Bagian Perubahan Polis.
7. Bagian Klaim.
8. Bagian Kasir.
9. Bagian Kuitansi.
10. Bagian Penagihan.
Para fund manager dana investasi konvensional di Prudential Asset
Management (PAM) Asia yang investasinya dikelola di Singapura serta pengelola
dana investasi syariah Prudential Fund Management Berhad (PFMB) di Malaysia
terus berupaya memberikan yang terbaik dalam memaksimalkan investasi
melalui kondisi ekonomi dunia yang bergejolak. Para fund manager professional
di PAM dan PFMB ini, dengan pengetahuan mereka serta rekam jejak yang sangat
baik dalam jangka panjang, akan terus mendedikasikan diri demi merealisasikan
potensi hasil investasi yang terus membaik dalam jangka panjang.
Tahun 2009 ini juga akan menjadi tahun yang penuh tantangan untuk
pemodal dunia kepada sektor keuangan dan perbankan kemungkinan belum akan
pulih. Namun kami percaya iklim bisnis akan membaik pada waktunya, layaknya
terjadi dalam sebuah siklus naik turunnya pasar keuangan dunia. Untuk itu, PT
Prudential Life Assurance akan terus berupaya meningkatkan kualitas
pelayanan bagi para nasabahnya. Pada Tabel 1.2 berikut dapat dilihat produk
unggulan PT
Prudential.
Tabel 1.2
Perkembangan Produk Unggulan P.T Prudential Sumber: P.T Prudential
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis dan
Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karier Individu
Pada PT Prudential Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah kemampuan wirausaha berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT PRUDENTIAL.
I.3. Tujuan dan Manfaat penelitian I.3.1. Tujuan penelitan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh
kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT
PRUDENTIAL.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi PT Prudential untuk terus meningkatkan kualitas agar terciptanya loyalitas konsumen.
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Pihak lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa
Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt
(dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende.
Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa)
dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa
dalam usaha.
Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis
“entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan
(Jhingan, 1999: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang
memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa
jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang
buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi di antara orang-orang yang tidak
demikian.
Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Riyanti, 2003:22) :
“an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and
Pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut:
1. Energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu
menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau
menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan.
2. Memperkenalkan perubahan teknologi dan memperbaiki kualitas
produknya.
3. Mengembangkan skala operasi dan melakukan persekutuan
mengejar dan menginvestasikan kembali labanya. (Jhingan, 2001 :
426)
Wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari
bidang produktifitas yang
lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar
(Armstrong, 2003 :149).
Gilder dalam The Spirit of Enterprise, menyatakan bahwa:"Para
wirausahawan adalah para inovator yang membangkitkan permintaan".
Mereka adalah pembuat pasar, pencipta modal, pengembang peluang dan
penghasilan teknologi baru. Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam
uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu
Perlu diingat bahwa kewirausahaan itu bukan hanya sekedar cara untuk
mendapatkan uang, namun lebih dari itu kewirausahaan juga menciptakan
suatu gagasan inovatif, semangat memberikan kontribusi positif untuk
masyarakat.
Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi dalam hidupnya
yang direalisasikan menjadi suatu visi bisnis, seorang pembuat keputusan yang
membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.
Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya,
tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh
orang lain.
Menurut Dalimunthe (2002 : 7) ada delapan ciri-ciri dari seorang
entrepreneur yaitu :
1. Mempunyai Visi
Visi secara hakikat merupakan gambaran baik masa depan maupun masa
kini, yang menggugah baik logika maupun perasaan. Seorang wirausaha
harus memiliki visi yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota
organisasi.
2. Perencanaan
Seorang wirausaha dalam mengelola usaha berfokus pada produk dan
tujuan perusahaan dan kondisi keuangan, perusahaan harus memiliki blue
print, dengan kata lain pengusaha harus memiliki prioritas dalam usahanya
agar dapat mengatasi problem yang protensial.
3. Motivasi
Motivasi mendorong seseorang selalu berusaha menciptakan dan mencari
kepuasan baru yang berbeda dengan mengkombinasikan sumber daya yang
ada ke dalam konfigurasi yang lebih produktif. Tanpa motivasi seseorang
baru menggunakan 20 – 30 % dari kemampuannya, sedangkan adanya
motivasi diharapkan kinerja individu mencapai 80 – 90 % dari kemampuan
yang dimiliki.
4. Kreatif
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan
secara kreatif dengan perenungan mendalam, agar dapat melakukan
penyesuaian berbagai keinginan dan kebutuhan pasar.
5. Peluang
Seorang wirausaha harus dapat melihat, memanfaatkan serta
mengimplementasikan peluang, sehingga dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Peluang atau kesempatan biasanya tidak dapat datang
antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang tersebut.
6. Percaya diri
Percaya diri dapat meraih prestasi yang tinggi dan mengembangkan usaha.
Suatu organisasi akan meraih prestasi yang tinggi bila pimpinannya
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengambil resiko, dan
menerima perubahan yang ada sesuai dengan tujuan perusahaan.
7. Berani mengambil resiko
Pengambilan resiko sangat berkaitan dengan kreatifitas yang mengubah ide
menjadi realistis dan disertai dengan upaya pencapaiannya. Setiap aktifitas
manusia selalu mengandung resiko dengan intensitas yang berbeda, sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
8. Adaptasi
Seorang wirausahawan harus mampu membantu organisasinya dalam
menangani situasi yang tidak pasti, memiliki kekuatan dan daya tahan dan
dapat merespons serta beradaptasi terhadap pengembangan lingkungan
yang kompleks.
Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang
yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan
terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah
permintaan menjadi produksi. Richard Cantillon (dalam Riyanti, 2003:23)
berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu
Tabel 2.1
Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan
Sumber: Suryana, 2003:14
berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat
komersial paling tinggi. Sementara Menger (1971 dalam Riyanti, 2003:23)
berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara
ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai atau bernilai
rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari kayu menjadi lemari
atau furniture.
Nomor Ciri-ciri Watak
1 Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, Individualitas dan optimisme 2 Berorientasi pada tugas dan has
il
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tetap kerja keras, mempunyai dorongan keras, energik dan inisiatif
3 Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak
kewirausahaan seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Menurut pengertian di atas, yang dimaksud dengan minat
berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui
ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan
terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta
mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.
Terdapat berbagai macam penggolongan mengenai wirausaha. Winarto
(2003), menggolongkan dua kategori aktivitas kewirausahaan. Pertama,
berwirausaha karena melihat adanya peluang usaha (entrepreneur activity by
opportunity). Kedua, kewirausahaan karena terpaksa, tidak ada alternatif lain untuk
ke masa depan kecuali dengan melakukan kegiatan usaha tertentu. Dengan
demikian wirausaha dapat dipandang dari (1) tujuan wirausaha, dan (2) proses
berusaha. Dalam proses berusaha apakah keputusan untuk berusaha berjalan
lambat atau cepat, dan pada waktu masuk dalam bisnis apakah ia sebagai pendiri,
atau mendapat usaha dari proses membeli atau melalui franchising atau, (3)
konteks industri dan teknologi, (4) struktur kepemilikan, yaitu pemilik tunggal,
kongsi, kelompok. Namun perlu diingat, kewirausahaan itu bukan untuk sekedar
gagasan inovatif, semangat untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki visi bisnis atau harapan
dan mengubahnya menjadi realita bisnis. Wirausaha adalah seorang pembuat
keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.
Sebagian besar pendorong perubahan inovasi, dan kemajuan di perekonomian,
sehingga wirausaha adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk
mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua
kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk
dipahami oleh orang lain. Para wirausahawan berada di dunia yang terakhir menjadi
yang pertama, tempat penawaran menciptakan permintaan, tempat keyakinan
mendahului pengetahuan.
Kets De Vries (2001 : 268) mengolongkan wirausaha berdasarkan lingkungan
mereka berasal, yaitu:
a. Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam
teknologi rendah, mekanik yang genius dan mempunyai reputasi dalam
industri.
b. Wirausaha opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai
Chief Excecutives.
formal.
d. Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian
besar pada masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha.
Dengan demikian karakteristik khusus wirausaha dapat digolongkan menjadi :
a. Berorientasi pada tindakan: “Mereka melakukan, membetulkannya,
mencoba”.
b. Memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan langkah-langkah dari
gagasan sampai aktualisasi.
c. Menjadi pemikir dan pelaku, perencana dan pekerja.
d. Terlibat, menerapkan langsung.
e. Dapat mentolerir ambiguitas.
f. Menerima resiko tetapi memahami dan mengelolanya.
g. Mengatasi, bukan menghindari kekeliruan, mereka tidak mengakui mereka
dikalahkan.
h. Memandang diri sendiri sebagai seorang yang bertanggung jawab atas nasib
mereka sendiri.
i. Percaya pada penciptaan pasar untuk gagasan mereka, bukan sekedar
menanggapi permintaan pasar yang ada.
Keberhasilan seorang wirausaha untuk mengembangkan bisnisnya
bersangkutan. Sedikit keberuntungan diperlukan, tetapi dapat diargumentasikan
bahwa tidak ada keberuntungan mengubah visi menjadi realita lebih berupa kerja
keras, di samping imajinasi dan kemampuan yang mampu merubah karir individu
menjadi sukses. (Rachbini, 2001 :100). Kaum entrepereneur (wirausaha) sangat
besar artinya bagi kemajuan perekonomian, para wirausaha mempunyai katalisator
dan menunjang perkembangan arus investasi sehingga ikut memperkuat
pembangunan ekonomi yang tengah berlangsung.
Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan
pengembangan sumber daya manusia, meliputi bagaimana orang melakukan
aktifitas wirausaha dalam hal ini agen Prudential, tujuan berwirausaha, proses
pengambilan keputusan terjun ke Prudential. Di dalam Prudential disebut
knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan cepat, sehingga
dapat bertahan dan maju dalam karirnya.
Pilihan menjadi wirausaha lewat Prudential diperlukan sebuah kemampuan
dalam hal kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain,
keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam pengembangan
karirnya (Riyanti, 2002). Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama,
dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga ingin
berkarir sebagai wirausaha. Kedua, wirausaha yang memulai pada usia tua, tidak
lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman. (Bird, 2000 : 271).
2.2. Karir
2.2.1. Pengertian Karir.
Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin ilmunya.
Menurut Simamora (2001:505) karir adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang
selama rentang hidup orang tersebut”. Perencanaan karir merupakan proses yang
disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut
yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup
memberikan sumbangan pemenuhan karir.
Pendapat Ekaningrum (2002 : 256), karir tidak lagi diartikan sebagai adanya
penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal
yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional,
pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas ke
jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung efektifitas individu dan
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menurut Dalil S (2002 : 277) “karir merupakan suatu proses yang sengaja
diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar meningkatkan partisipasi di
tempat kerja. Sementara itu Glueck (2001:134) menyatakan karir individual adalah
selama masa kerjanya, sehingga karir individu melibatkan rangkaian pilihan dari
berbagai kesempatan, tapi dari sudut pandang organisasi karir merupakan proses
regenerasi tugas yang baru. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006:342)
“karir (career) adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati
seseorang sepanjang hidupnya. Orang-orang mengejar karier untuk memenuhi
kebutuhan individual secara mendalam. Pada suatu saat, banyak dari kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi hanya dengan mengenal pada pemberi kerja. Sekarang,
perbedaan antara cara individu dan organisasi memandang kariernya berbeda
secara signifikan.”
Dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan
yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan
dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu. Hal-hal yang
mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui
melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.
Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang,
bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan
kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk
mencetuskan ide-ide kewirausahaan untuk pemenuhan karirnya. Karir merupakan
sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya. Pengembangan karir harus
dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan
kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian
antara keduanya melalui berbagai mutasi personal (Wahyudi, 2002:161).
Sedangkan pendapat Ekaningrum (2002:258), karir digunakan untuk
menjelaskan orang-orang pada masing-masing peran atau status. Karir adalah
semua jabatan (pekerjaan) yang mempunyai tanggung jawab individu, sehingga
dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai
seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku
dan motivasi dalam individu.
Hal–hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha,
dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar
belakangnya. Menurut Sumitro (2001 : 271): Pengalaman, seperti yang dapat dilihat
dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi
untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan
mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan.
2.2.2 Pengembangan Karir
Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang
menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam
karir (career management) dan perencanaan karir (career planning), sebagaimana
dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut:
Individual Institusional
Sumber : Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2.
Gambar 2.1 Pengembangan Karir Organisasional
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional merupakan
hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir individu dengan
manajemen karir secara institusional.
Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses di mana
individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk
mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan
pengidentifikasian tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan
rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
Manajemen karir (career management) adalah proses di mana organisasi
memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna
menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi
Pengembangan Karir Organisasional
Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi
membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana
masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan karirnya
(perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan
program-program pengembangan karir (manajemen karir).
Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan jenis-jenis karir
yang dapat memikat individu untuk
menentukan pilihan karirnya. Keenam jenis orientasi pribadi tersebut adalah :
1. Orientasi realistik.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa
contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.
2. Orientasi investigatif.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman), dari pada yang
afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli kimia,
3. Orientasi sosial.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas antar pribadi dari pada fisik atau intelektual. Beberapa contoh :
psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.
4. Orientasi konvensional.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir.
5. Orientasi perusahaan.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa
contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.
6. Orientasi artistik.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik. Beberapa
contoh : artis, eksekutif periklanan, dan musisi.
2.2.3 Manfaat Pengembangan Karir
Menurut Soeprihanto (2000 : 34), manfaat pengembangan karir yaitu :
a. Kenaikan Produktifitas
Kenaikan produktifitas baik kuantitas maupun kualitas tenaga kerja
sedemikian
rupa produktifitas baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan.
b. Kenaikan Modal Kerja
Apabila penyelenggaraan latihan dan pengembangan sesuai dengan
tingkat kebutuhan yang ada dalam organisasi perusahaan, akan tercipta
suatu kerja yang harmonis dan daya kerja yang meningkat.
c. Pengawasan
Pekerja semakin percaya pada kemampuan dirinya sendiri, dengan
disadari kemampuan dan kemauan kerja tersebut para pengawas tidak
terlalu dibebani untuk setiap saat mengadakan pengawasan.
d. Menurunnya Tingkat Kesalahan
Selain menurunkan pengawasan, kemauan dan kemampuan tersebut
lebih banyak menghindarkan para pekerja dari kesalahan dan kecelakaan.
2.3 Penelitian Terdahulu
2.3.1 Penelitian Ina Novita (2012) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Oriflame Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, metode analisis regresi linier berganda. Juga dilakukan analisis uji
validitas dan reliabilitas serta uji koefisien determinasi dengan menggunakan
bantuan software SPSS 16.00 for Windows. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan sampel sebanyak 52 responden.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen
kemampuan wirausaha (inovatif, kreatif, dan berani) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level
Marketing Oriflame Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung = 7,676 > t
tabel = 2,000. Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel kemampuan
wirausaha mampu menjelaskan pengaruh pengembangan karir sebesar 0,641 atau
64,10 % artinya hubungan tergolong cukup erat.
Persamaan yang dimiliki oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang saya
lakukan adalah sama-sama menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap
pengembangan karir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya
adalah, peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap
pengembangan karir individu pada distributor MLM Oriflame Medan sementara
penelitian yang saya lakukan adalah meneliti pengaruh kemampuan wirausaha
2.3.2 Penelitian Rizki Pratiwi (2012) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap
pengembangan karir individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Medan
Indonesia.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, metode analisis regresi linier berganda. Juga dilakukan analisis uji
validitas dan reliabilitas serta uji koefisien determinasi dengan menggunakan
bantuan software SPSS 18.00 for Windows. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan sampel sebanyak 86 responden.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen
kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan
karir individu pada PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari
nilai thitung = 13,891 > ttabel = 2,120.
Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel kemampuan
wirausaha mampu menjelaskan pengaruh pengembangan karir sebesar 0,697 atau
69,70 % artinya hubungan tergolong cukup erat.
Persamaan yang dimiliki oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang saya
pengembangan karir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya
adalah peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap
pengembangan karir individu pada pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT
Medan Indonesia, sementara penelitian yang saya lakukan adalah meneliti
pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT
Prudential Medan.
2.4. Kerangka Konseptual
Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
untuk memahami pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir
individu agen Prudential. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
kemampuan wirausaha terhadap karir individu dalam suatu perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan wirausaha digolongkan dalam dua Faktor-faktor
yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Kemampuan wirausaha digunakan
sebagai acuan untuk dapat mengetahui sejauh mana pengembangan karir individu
agen pada suatu perusahaan.
Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam
hal meraih kesuksesan bersama perusahaan untuk meraih tujuan. Tanpa
kemampuan wirausaha banyak orang mengalami kegagalan dalam berbisnis.
skill individu yang ada pada seorang wirausahawan, kemampuan dalam
merekrut orang lain dalam artian seorang agen harus mampu meyakinkan calon
nasabah untuk bergabung di dalam perusahaan.
Kemampuan dalam menjual produk
meyakinkan calon nasabah untuk mau bergabung, semua ini haruslah dimiliki
oleh seorang agen Asuransi.
Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi
atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk
optimis terhadap peluang keberhasilan, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa
keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan
menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis (Sumarsono, 2009;125).
Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis menuntut
wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu
bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk mendapatkan
respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu
ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi
perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa
ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.
untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan
sebelumnya
untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa merekrut orang
lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan
berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain di
samping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa
usaha yang dilakukan
akan berhasil.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah
kesuksesan berkarir dalam bisnis. Semakin berkembangnya kemampuan
wirausaha
yang dimiliki agen, semakin mudah untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai
yaitu pengembangan karir individu agen.
Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna
meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan
mempertahankan kemampuan dalam pasar tenaga kerja yang berubah.
Berkarir dalam bisnis asuransi tidak perlu mengeluarkan modal yang
banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi
tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus
maka otomatis penawaran premi asuransi akan semakin mudah dan lancar
karena akan semakin banyak orang yang menawarkan premi asuransi. Dengan
modal yang
sedikit dan usaha kerja keras akhirnya agen bisa mencapai sampai puncak
karirnya. Kerangka pemikiran merupakan sintesis hubungan antara variabel yang
diteliti serta disusun dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang
dapat berbentuk bagan alur atau model matematik yang dilengkapi penjelasan
kualitatif.
Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang
dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal (Suryana, 2006:49).
Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses
(Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya
untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara
mengambil substansi dari organisasi lain.
Motivasi berprestasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai
oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang
dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya
Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan
lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari
menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam
Ranto, 2007:23).
Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan model kerangka
konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir
individu seperti dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian” (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas, peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut: “kemampuan wirausaha berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential”.
• Kemampuan
Wirausaha
o Kreatif (X1) o Inovatif (X2) o Berani (X3)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubung dengan variabel
yang lain. Penelitian ini juga bersifat kuantitatif di mana data berbentuk angka yang
dikumpulkan dalam penelitian, diolah menggunakan metode statistik.
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Prudential Jl. Adam Malik No. 26 Medan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan Maret 2014.
3.3. Batasan Operasional
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain yaitu:
X1 = Wirausaha Kreatif
X2 = Wirausaha Inovatif
b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
yaitu: Y = Pengembangan Karir Individu
3.4. Definisi Operasional
Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua
variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan
gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, perlu definisi
variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Kemampuan Wirausaha (X) adalah aktifitas yang dilakukan agen Prudential
yang meliputi kreatif, inovatif, berani mengambil resiko.
a. Kreatif (X1 ) merupakan kemampuan untuk melakukan dengan lebih baik (to
do things better).
b. Inovatif (X2) kemampuan melahirkan ide-ide yang mengabungkan dan
melakukan dengan cara berbeda (doing things differently).
c. Berani (X3) kemampuan menggabungkan proses-proses baru yang belum
pernah dilakukan “orang yang suka mengambil resiko” (risk-taker).
2. Pengembangan karir individu (Y) dalam penelitian ini adalah ada karir atau
tidak ada pengembangan karir. Berdasarkan penjelasan definisi operasional
variabel Y berskala pengukuran nominal. Pada Tabel 3.1 berikut dapat dilihat
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala
Sumber: Hasibuan (2007) dan Nawawi (2003), diolah (2013).
Berdasarkan penjelasan definisi operasional semua variabel dalam penelitian
ini, jenis variabel bebas berskala pengukuran Likert dan untuk variabel terikat
berskala pengukuran nominal. Oleh karena itu pada variabel bebas skala
pengukuran nominal ada dua kategori untuk metode analisis statistik yang
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur
sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2005:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian
memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala
1 sampai 5 seperti dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
Sumber : Sugiono (2005) 3.6. Populasi Dan sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2005), populasi adalah wilayah yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
dalam penelitian ini adalah agen yang telah bergabung secara aktif pada PT
No. Pertanyaan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2