• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik Di Kota Medan"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS LAMA MENCARI KERJA BAGI TENAGA KERJA TERDIDIK DI KOTA MEDAN

OLEH

SAUT PANDIANGAN 120501091

PROGRAM STUDI STRATA-1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jenis kelamin, dan tempat tinggal terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner dan interview terhadap 100 responden.Metodeanalisis yang digunakanadalahanalisisregresi linier berganda.

Hasilanalisisregresimenunjukkan bahwa secara variabel umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jenis kelamin dan tempat tinggal berpengaruh tidak signifikan terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan. Dengan nilai R2sebesar 0,022 berarti 2,2% merupakan penjelas terhadap variabel dependen. Sedangkan sisanya 97,8% dijelaskan oleh variabel lain dan tidak dimasukkan dalam model analisis penelitian ini.

(3)

This study aimstoanalyzethe influence of variable age, level ofeducation, income,

gender, and domicileof thelongsearch forjobsfor educated laborin Medan. In this

study,usingprimary datawithquestionnairesand interviews

with100respondents.The analysis methodusedismultiple linear regression

analysis.

The regression analysisshowed that age, level of education, income, gender, and

domicileeffect not significant thelongsearch for jobs for educated laborin Medan.

Withvalues to�2 of 0,022 means that 2,2% is the descriptorson the dependent variable. While the remaining 97,8% is explainedbyothervariablesandare

notincluded in the modelanalysisof thisstudy.

Keywords:Age, Level ofeducation, Income, Gender,Domicile and Job seeking

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan penyertaan-Nya dalam penyelesaian skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Teristimewa untuk kedua orang tua terkasih, ayahanda J. Pandiangan dan ibunda M. Br. Hutasoit beserta seluruh keluargaku yang senantiasa memberikan doa,dukungan dan kasih yang begitu berharga kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan ,,,,,, Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec. selaku Ketua Departemen Ekonomi ...Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan ...Bapak Drs.Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku sekretaris Departemen S1 ...Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. ..Bapak Dr. Rujiman, MA., selaku Dosen Pembimbing yang konsisten dalam ...mengarahkan penulis melalui pemikiran dan waktu yang telah diberikan ...sampai pada penyelesaian skripsi ini.

5. ..BapakWahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec., dan Bapak Paidi Hidayat, SE, ...M.Si., selaku Dosen Pembaca dan Penilai yangtelah memberikan petunjuk ...dan saran bagi penulis dalam penyempurnaanskripsi ini.

6. ..Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas ...SumateraUtara. Terutama Pak Murbanto dan Pak Coky yang menjadi sumber ...teladan dan inspirasi.

7. ..Masyarakat Tenaga Kerja Kota Medan yang telah bersedia memberi waktu ...dan tenaga dalam menyediakan informasi penelitian yang penulis butuhkan. 8. ..Keluargaku Ganda, Tupa, Andre, Kak Roma, Kak Ana, yang telah memberiku ...jdoa dan semangat.

9. .Anak-anak futsal taman remaja Kota Bengkulu yang telah menjadi semangat ...bagiku di dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Seluruh teman penulis di EP’12, Sandro, Daniel Tambunan, Josep, Ali dan ...Denis yang selalu bersama saat suka dan duka.

..Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, 8 Oktober 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1 TenagaKerja (manpower)... 8

2.1.2 PasarKerja ... 9

2.1.3 PermintaandanPenawaranTenagakerja ... 10

2.1.4 Pengangguran ... 14

2.1.4.1 Jenis-JenisPengangguran ... 15

2.1.5 PasarTenagaKerjaTerdidikdanTidakTerdidik ... 17

2.1.6 TeoriMencariKerja (Job Search Theory) ... 18

2.1.7 Teori Human Capital ... 19

2.1.8 Hubungan Antara Variabel Dependen dengan Var- iabel Independen ... 19

2.1.9 PenelitianTerdahulu ... 23

2.2 KerangkaKonseptual ... 27

2.3 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 JenisPenelitian ... 28

3.2 Tempatdan Waktu Penelitian ... 28

3.3Definisi Operasional ... 28

(7)

3.4.2 Sampel ... 30

4.1DeskripsiObjekPenelitian ... 36

4.1.1 LetakGeografis ... 36

4.1.2 Kependudukan... 36

4.1.3 Ketenagakerjaan ... 38

4.1.4KondisiPerekonomian Kota Medan ... 38

4.2 KarakteristikResponden ... 39

4.2.1 RespondenMenurutUmur ... 39

4.2.2 RespondenMenurut Tingkat Pendidikan ... 40

4.2.3 RespondenMenurutTingkat Pendapatan ... 41

4.2.4 RespondenMenurutJenisKelamin ... 42

4.2.5 Responden Menurut Tempat Tinggal... 42

4.2.5 RespondenMenurut Lama MencariKerja ... 43

4.3 MetodeAnalisis... 44

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 TPAK dan TPT Kota Medan 2008-2013 ... 3

1.2 PersentaseAngkatanKerjaMenurut PendidikanTertinggi yang Ditamantkan Di Sumatera Utara 2008-2013 ... 4

1.3 ProporsiRespondenSampel ... 31

4.1 JumlahPendudukBerdasarkanKecamatan Dan JenisKelamin Kota Medan 2013 ... 37

4.2 Persentase PDRB MenurutLapangan Usaha AtasDasarHargaKonstan Kota Medan ... 39

4.3 JumlahRespondenMenurutUmur ... 40

4.4 JumlahRespondenMenurut Tingkat Pendidikan ... 40

4.5 JumlahRespondenMenurutPendapatan ... 41

4.6 JumlahRespondenMenurutJenisKelamin ... 42

4.7 Jumlah Responden Menurut Tempat Tinggal... 42

4.8 JumlahRespondenMenurut Lama MencariKerja ... 43

4.9 HasilUjiKoefisienDeterminasi ... 44

4.10 HasilUji F Statitik ... 45

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 KurvaKeseimbanganPermintaan Dan

PenawaranTenagaKerja... 11 2.2 KurvaKeseimbanganAntaraPermintaandan

PenawaranTerhadapTenagaKerja

(Excess Supply For Labor)... 13 2.3 KurvaKetidakseimbanganAntaraPermintaandan

PenawaranTerhadapTenagaKerja

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisoner Penelitian ... 57

2 Identitas Responden ... 59

3 Daftar Jumlah Penduduk Kota Medan ... 63

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jenis kelamin, dan tempat tinggal terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner dan interview terhadap 100 responden.Metodeanalisis yang digunakanadalahanalisisregresi linier berganda.

Hasilanalisisregresimenunjukkan bahwa secara variabel umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jenis kelamin dan tempat tinggal berpengaruh tidak signifikan terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan. Dengan nilai R2sebesar 0,022 berarti 2,2% merupakan penjelas terhadap variabel dependen. Sedangkan sisanya 97,8% dijelaskan oleh variabel lain dan tidak dimasukkan dalam model analisis penelitian ini.

KataKunci:Umur,Tingkat Pendidikan, Pendapatan, JenisKelamin, Tempat xxxxxxxxxxxx.Tinggal dan Lama MencariKerja

(12)

This study aimstoanalyzethe influence of variable age, level ofeducation, income,

gender, and domicileof thelongsearch forjobsfor educated laborin Medan. In this

study,usingprimary datawithquestionnairesand interviews

with100respondents.The analysis methodusedismultiple linear regression

analysis.

The regression analysisshowed that age, level of education, income, gender, and

domicileeffect not significant thelongsearch for jobs for educated laborin Medan.

Withvalues to�2 of 0,022 means that 2,2% is the descriptorson the dependent variable. While the remaining 97,8% is explainedbyothervariablesandare

notincluded in the modelanalysisof thisstudy.

Keywords:Age, Level ofeducation, Income, Gender,Domicile and Job seeking

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang lebih besar berakibat pada jumlah penduduk yang besar yang akan meningkatkan luasnya pasar domestik (Todaro, 1995). Misalnya, permintaan akan kebutuhan papan, pangan, dan sandang di masyarakat. Disisi lain, jumlah penduduk yang besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang semakin besar pula.Hal ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur.Dengan keadaan seperti ini, mewujudkan pembangunan ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengatasi masalah pengangguran, menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sukirno, 2013).Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah penyediaan lapangan kerja untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yang peningkatan jumlah angkatan kerjanya tidak disertai dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup. Hal ini menimbulkan tingkat pengangguran yang cukup tinggi.

(14)

bangsadan mengembangkan upaya pemenuhan manusia siap pakai seperti halnyabeberapa kritik yang muncul dewasa ini, khususnya masalah pengangguranterdidik yang cenderung menyalahkan dunia pendidikan sebagai penyebabnya.Kecenderungan makin meningkatnya tingkat pendidikan akan berakibatmeningkatnya pula angka pengangguran tenaga kerja terdidik daripadabertambahnya tenaga kerja yang mempunyai produktivitas sesuai dengankebutuhan lapangan kerja (Sutomo, dkk, 1999). Selain itu meningkatnya angkapengangguran tenaga kerja terdidik telah menjadikan suatu masalah yang makinserius.

Pengangguran terdidik di negara-negara berkembang adalah sebagaikonsekuensi dari berperannya faktor penawaran “Supply Factors” (Bloom dalam Elfindri dan Bachtiar, 2004).Proses bergesernya kelompok umur penduduk yang lahir dua puluh sampai tiga puluh tahun sebelumnya dan mereka itu secara potensial memasuki pasar kerja,baik setelahmenyelesaikan jenjang pendidikan menengah atau terhenti (Oshima dalam Elfindri dan Bachtiar, 2004). Selain itu,proses pendidikan di negara-negara sedang berkembang telah menghasilkan berbagai dilema, upaya yang dilakukan untuk memperluas fasilitas pendidikan guna pencapaian pemerataan hasil-hasil pendidikan ternyata tidak diiringi dengan peningkatan kualitas tamatannya.Efek ganda dari dilemma tersebut adalah semakin banyaknya pencari kerja berusia muda dan berpendidikan (Elfindri danBachtiar, 2004).

(15)

besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut. Selain itu, menurut Elwin Tobing (2003), pengangguran tenaga terdidik yaitu angkatan kerja yang berpendidikan menengah ke atas (SMA, Akademi dan Sarjana) dan tidak bekerja.Lama masa tunggu mencari kerja bervariasi menurut tingkat pendidikan.Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi pendidikan angkatan kerja semakin lama masa tunggunya.Untuk itu perluasan kesempatan kerja merupakan usaha mengembangkansektor penampungan kesempatan kerja yang berproduksi rendah.Usaha perluasan kesempatan kerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti perkembangan jumlah penduduk dan angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi, tingkat produktivitas tenaga kerja dan kebijaksanaan mengenai perluasan kesempatan kerja itu sendiri.

TABEL 1.1

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK) dan Tingkat PengangguranTerbuka(TPT) Penduduk Umur 15

TahunKeatas Kota MedanTahun 2008-2013

Tahun TPAK TPT

Sumber:BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional 2008-2013 (diolah)

(16)

TPAK mengalami peningkatan di tahun 2010 sebesar 61,94 % dan TPT mengalami penurunan sebesar 13.11%. TPAK mengalami peningkatan secara fluktuatif pada tahun 2011 yang mencapai 67,11% namun TPT menurun sebesar 9,97%. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 TPAK mengalami penurunan sangat drastis sebesar62,65% begitu pula TPT sebesar 9,03%. Namun di tahun 2013 TPAK dan TPT kembali mengalami peningkatan masing-masing sebesar 64,74% dan 10.01%.

TABEL 1.2

Persentase Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di Sumatera Utara Tahun 2008-2013

Tahun

Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tidak/Belum

Sumber: BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional2008-2013 (diolah)

(17)

juga mengalami peningkatan sebesar 7,33 jiwa dan tahun 2012 mengalami peningkatan yang drastis sebesar 8,40 jiwa. Sedangkan di tahun 2013 pencari kerja lulusan SLTA dan tamatan universitas/akademi terus mengalami peningkatan yang masing-masing sebesar 34,16 jiwa dan 8,56 jiwa. Jumlah pencari kerja setiap tahunnya meningkat yang didominasi oleh lulusan SLTA dan universitas/akademi yang mengalami peningkatan drastis pada tahun 2008.Proporsi pencari kerja dengan tamatan pendidikan SLTA dan universitas/akademi lebih banyak dari pencari kerja dengan tamatan pendidikan di bawahnya, hal ini menunjukkan bahwa pencari kerja lebih di dominasi oleh pencari kerja terdidik.

Masalah pengangguran tenaga kerja terdidik sebagaimana diuraikan diatas merupakan fenomena penting yang akan dipelajari dalam penelitian ini terutama di kota Medan.Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulismeneliti judul “Analisis Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidikdi Kota Medan”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

(18)

2. Apakah variabeltingkat pendidikan mempengaruhi lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

3. Apakah variabel harapan pendapatan mempengaruhi lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

4. Apakah variabel jenis kelamin mempengaruhi lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

5. Apakah variabeltempat tinggal mempengaruhi lama mencari kerja bagi tenaga

kerja terdidik di Kota Medan. 1.3 TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel umur terhadap lama mencari kerja bagi

tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel tingkat pendidikan terhadap lama

mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh variabelharapan pendapatan terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

4. Untuk mengetahui pengaruh variabel jenis kelamin terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

5. Untuk mengetahui pengaruh variabel tempat tinggal terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

(19)

Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun yang secara langsung terkait didalamnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk Pengambilan Kebijakan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pemerintah Kota Medan di dalam menentukan kebijakan-kebijakan ketenagakerjaan yang akan di ambil.

2. Untuk Masyarakat

Memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak yang terkait dan berkepentingan, serta hasil dari penelitian ini sebagai referensi atau acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Untuk Peneliti

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

2.1.1 Tenaga Kerja (manpower)

Penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktiviatas tersebut (Kusumosuwidho, 2007).Pada tiap negara batas umur tenaga kerja berbeda-beda hal ini karena situasi tenaga kerja di masing-masing negara juga berbeda-beda.Di negara Indonesia tenaga kerja ditetapkan dengan UU No. 25 Tahun 1997 tentang ketenagakerjaan yang menetapkan bahwa batas usia kerja 15 tahun.

Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (Elfindri, 2004).

(21)

pekerjaan, atau sementara sedang mencari pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu.

2. Bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang berusia kerja (15 tahun ke atas) namun kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah sekolah, mengrus rumah tangga dan lainnya. Bilamana seseorang yang sedang sekolah mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu tetapi kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap masuk ke dalam kelempok bukan angkatan kerja.

2.1.2 Pasar Kerja

Pasar kerja merupakan aktivitas dari para pelaku yang tujuannya adalah mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja (Sumarsono, 2009). Proses mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja ternyata memerlukan waktu lama.Dalam proses ini, baik pencari kerja maupun pengusaha dihadapkan pada suatu kenyataan sebagai berikut :

1. Pencari kerja mempunyai tingkat pendidikan, keterampilan, kemampuan dan sikap pribadi yang berbeda.Di pihak lain setiap lowongan yang tersedia mempunyai sifat pekerjaan yang berlainan. Pengusaha memerlukan pekerjaan dengan pendidikan, keterampilan, kemampuan, bahkan mungkin dengan sikap pribadi yang berbeda. Tidak semua pelamar akan cocok untuk satu lowongan tertentu, dengan demikian tidak semua pelamar mampu dan dapat diterima untuk satu lowongan tertentu. 2. Setiap pengusaha atau unit usaha menghadapi lingkungan yang berbeda

(22)

mempunyai kemampuan berbeda dalam memberikan tingkat upah, jaminan sosial dan lingkungan pekerjaan. Di pihak lain, pencari kerja mempunyai produktivitas yang berbeda dan harapan-harapan mengenai tingkat upah dan lingkungan pekerjaan. Oleh sebab itu tidak semua pencari kerja bersedia menerima pekerjaan dengan tingkat upah yang berlaku di suatu perusahaan, sebaliknya tidak semua pengusaha mampu serta bersedia memperkerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah dan harapan yang dikemukakan oleh pelamar tersebut.

3. Baik pengusaha maupun pencari kerja sama-sama mempunyai informasi

yang terbatas mengenai hal-hal yang dikemukakan dalam butir (1) dan (2). Sekian banyak pelamar, pengusaha biasanya menggunakan waktu yang cukup lama melakukan seleksi guna mengetahui calon yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang ada.

2.1.3 Permintaan dan Penawaran Tenaga kerja

Permintaan tenaga kerja berhubungan dengan fungsi tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah, maka semkain kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja. Jadi dalam permintaan ini sudah ikut dipertimbangkan tinggi-rendahnya upah yang berlaku dalam masyarakat, atau yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan (Suroto, 1992).

(23)

yang ditawarkan oleh peserta angkatan kerja, di mana ketiga komponen tersebut tergantung pada tingkat upah.Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan dalam masyarakat.Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut.Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerjadipengaruhi oleh tingkat upah.Apabila tingkat upah naik maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat.Sebaliknya jika tingkat upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun.Berikut Gambar 2.1 yang menunjukkan adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Sumber : Mulyadi Subri, 2003

Gambar 2.1

Kurva Keseimbangan Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja

Keterangan Gambar :

SL : Penawaran tenaga kerja (supply of labor) DL : Permintaan tenaga kerja (demand for labor) W : Upah riil

N : Jumlah tenaga kerja

Ne : Jumlah tenaga kerja yang diminta We : Tingkat Upah

E : Keseimbangan permintaan dan penawaran

(24)

yaitu masing-masing sebesar Ne pada tingkat upah keseimbangan We. Dengan demikian titik-titik keseimbangan adalah titik E.Di sini tidak ada excess supplyof labor maupun excess demand for labor.Pada tingkat upah keseimbangan We

maka semua orang yang ingin bekerja telah dapat bekerja. Berarti tidak ada orang yang menganggur.Secara ideal keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah We tersebut. Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja pada suatu tingkat upah.Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa:

1. Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja (excess supply of labor).

Pada Gambar 2.2 terlihat adanya excess supply of labor dimana pada tingkat upah W1 penawaran tenaga kerja (SL) lebih besar dari permintaan tenaga kerja(DL).Jumlah tenaga kerja yang menawarkan diri untuk bekerja adalah sebanyak N2 sedangkan yang diminta hanya N1dengan demikian ada tenaga kerja yang menganggur pada tingkat upah W1 sebanyak N1 N2.

W

(25)

Demand Labour

0 N1 N2 N

Sumber : Mulyadi Subri, 2003

Gambar 2.2

Kurva Ketidakseimbangan Antara Permintaan Dan Penawaran Terhadap Tenaga Kerja (Excess Supply Of Labor) Keterangan Gambar :

W : Tingkat upah N : Jumlah tenaga kerja

2. Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran terhadap tenaga

kerja(excess demand for labor).

Pada Gambar 2.3 terlihat adanya excess demand for labor dimana padatingkat upah W2 permintaan akan tenaga kerja (DL) lebih besar daripada penawaran tenaga kerja (SL).Jumlah tenaga kerja yang menawarkan diriuntuk bekerja padatingkat upah W2adalah sebanyak N3 tenaga kerja,sedangkan yang diminta adalah sebanyak N4 tenaga kerja.

W

Supply Labour

W2

Excess

Demand Demand Labor

0 N3 N4 N

(26)

Gambar 2.3

Kurva Ketidakseimbangan Antara Permintaan Dan Penawaran Terhadap Tenaga Kerja (Excess Demand For Labor) 2.1.4 Pengangguran

Pengangguran adalahangka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan (Subri, 2003).Menurut Suroto, (1992) pengangguran adalah sebagian dari angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai pekerjaan.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.Sementara setengah menganggur dibagi dalam dua kelompok yaitu: (1) Setengah MenganggurKetara (Visible Underemployment) ialah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.Dan (2) Setengah Menganggur Tidak Ketara (Invisible Underemployment)ialah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjaannyadianggap tidak mencukupi, karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaannya tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya(Subri, 2003).

2.1.4.1Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran terjadi karena ketidaksesuain antara permintaan dan penyediaan dalam pasar kerja.Berikut bentuk-bentuk pasar kerja menurut (Sumarsono, 2009) yaitu :

(27)

Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowonga kerja yang ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk : (a) tenggang waktu yang diperlukan selama proses/prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak dan kurangnyainformasi; (b) kurangnya mobilitas pencari kerja dimana lowongan pekerjaan justru terdapat bukan disekitar tempat tinggal si pencari kerja dan (c) pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan dan demikian pula pengusaha tidak mengetahui dimana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai. 2. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.Di luar musim panen dan turun kesawah, banyak orang yang tidak mempunyai kegiatan ekonomis, mereka hanya sekedar menunggu musimbaru.Selama masa menunggu tersebut mereka digolongkan sebagai penganggur musiman.

3. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal dalam kegiatan ekonomi yang ada kalanya terjadi ekspansi kegiatan meningkat.Timbul kejenuhan dan penurunan kegiatan setelah itu diikuti kenaikan intensitas kegiatan lagi.Siklus seperti ini tentu membawa dampak pada permintaan tenaga kerja.

(28)

Pengangguran sturktual adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur atau komposisi perekonomian.Perubahan struktur yang demikian memerlukan perubahan dalam keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan,sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan baru tersebut.

5. Pengangguran Teknologi

Dalam pertumbuhan industri bahwa teknologi yang dipakai dalam proses produksi yang selalu berubah.Perubahan teknologi produksi membawa dampak kesempatan kerja keberbagai arah.Kekuatan substitutif dan kekuatan merombak spesifikasi jabatan yang ditimbulkan membawa dampak negatif bagi kesempatan kerja berupa pengangguran.

6. Pengangguran Karena Kurangnya Permintaan Aggregat

(29)

orang yang berpendidikan rendah susah menyesuaikan diri dengan keterampilan baru.

2.1.5 Pasar Tenaga Kerja Terdidik dan Tenaga Kerja Tak Terdidik

Penggolongan pasar kerja menurut pasar kerja intern dan eksternmenekankan proses pengisian lowongan kerja.Sebaliknya penggolongan pasar kerjamenurut pasar kerja utama dan biasa hanya menekankan aspek atau keadaanlingkungan pekerjaan dan orang yang sudah bekerja di dalamnya.Pasar kerjamenyangkut kedua-duanya yaitu seluruh penawaran dan pemintaan akan tenagakerja.Penawaran mencakup yang sudah bekerja dan pencari kerja.Permintaanmencakup jumlah pekerjaan yang sudah terisi dan lowongan yang belum terisi.Pasar kerja membicarakan hubungan permintaan dan penawaran akan tenagakerja, jadi mencakup aspek proses pengisian lowongan kerja dan orang-orangyang bekerja serta pekerjaan yang sudah terisi.Tenaga kerja terdidik biasanyamempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi dari tenaga kerja tak terdidik.

(30)

keSekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Perguruan Tinggi.Dengandemikiantenaga kerja dari keluarga miskin umumnya tidak mampu meneruskanpendidikannya dan terpaksa mencari pekerjaan (Payaman, 1998). 2.1.6 Teori Mencari Kerja (Job Search Theory)

Search Theory adalah suatu metode model yang menjelaskan masalah

pengangguran dari sudut penawaran yaitu keputusan seorang individu untuk berpartisipasi di pasar kerja berdasarkan karakteristik individu pencari kerja.Search Theorymerupakan bagian dari economic uncertanty yang timbul karena informasi di pasar kerja tidak sempurna, artinya para penganggur tidak mengetahui secara pasti kualifikasi yang dibutuhkan maupun tingkat upah yang ditawarkan pada lowongan-lowongan pekerjaan yang ada di pasar.Informasi yang diketahui pekerja hanyalah distribusi frekuensi dari seluruh tawaran pekerjaan yang didistribusikan secara acak dan struktur upah menurut tingkatan keahlian.

Search Theory mengasumsikan bahwa pencari kerja adalah individu yang

(31)

2.1.7Teori Human Capital

MenuruthElfindri (2006), hasil investasi manusia adalah merupakan bagian dari utilitas rumah tangga, maka hasil utilitas tersebut perlu dioptimalkan. Pencapaian utilitas optimal pada level seluruh rumah tangga adalah upaya yang dimaksud untuk mencapai kesejahteraan manusia. Ada dua aspek utama dalam investasi di bidang sumber daya manusia yakni:

a. Pendidikan dan training dijadikan sebagai objek penelitian, selanjutnya

dipelajari berbagai faktor pengubah yang dapat mempengaruhinya.

b. Pendidikan dan training dijadikan sebagai objek yang mempengaruhi berbagai indikator output dan outcomers, baik dampak pendidikan terhadap peningkatan penghasilan, perubahan tingkah laku, maupun manfaat sosial dari pendidikan.

2.1.8aHubungan Antara Variabel Dependen dengan Variabel aaaaaIndependen

Hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen menjelaskan tentang adanya kemungkinan keterkaitan antara variabel dependen dengan variabel independen.

1..Hubungan Antara Umur dengan Lama Mencari Kerja

(32)

meningkatnya umur cenderung menurunkan probabilitas dalam mendapatkan pekerjaan baik tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja perempuan.

Semakin meningkatnya umur seseorang mencari kerja semakin lama waktu untuk mendapatkan pekerjaan, namun untuk orang yang telah memiliki pengalaman kerja hubungan umur dengan lama mencari kerja berhubungan negatif, artinya semakin meningkatnya umur akan semakin cepat didalam mendapatkan pekerjaan. Untuk yang tidak mempunyai pengalaman kerja, semakin meningkatnya umur lama mencari kerja akan semakin lama atau berhubungan positif (Muniarti,2003).

2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Lama Mencari sssssKerja Tingkat Pendidikan akan mengurangi biaya mencari kerja, karena tenaga kerja terdidik semakin efisien dalam mencari pekerjaan sebab pengetahuannya tentang pasar kerja beserta kelembagaannya, serta lingkungan pekerjaan semakin baik. Dan seiring dengan menurunnya biaya mencari kerja, reservation wage akan meningkat, sehingga semakin lama ia mencari kerja (Moeis,1992).

(33)

berkemampuan untuk memilih pekerjaan yang diminati dan menolak pekerjaan yang tidak disukai.

3. Hubungan Antara Harapan Pendapatan dengan Lama Mencari sssssKerja

Suatu keluarga dapat mengatur siapa yang bekerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga, pada dasarnya tergantung dari pendapatan rumah tangga dan jumlah tanggungan dari keluarga yang bersangkutan. Tenaga kerja terdidik umumnya berasal dari keluarga yang lebih berada terutama karena pendidikan di Indonesia masih dirasakan mahal. Dengan demikian tenaga kerja dari keluarga miskin umumnya tidak mampu meneruskan pendidikannya dan terpaksa mencari pekerjaan. Lamanya mencari kerja lebih panjang di kalangan tenaga kerja terdidik daripada tenaga kerja tak terdidik. Pencari kerja tenaga kerja terdidik selalu berusaha mencari kerja dengan gaji/upah, jaminan sosial, dan lingkungan kerja yang lebih baik. Bila satu keluarga mempunyai pendapatan rumah tangga yang lebih baik, biasanya keluarga tersebut mampu membiayai anaknya menganggur selama satu sampai dua tahun lagi dalam proses mencari pekerjaan yang lebih baik. Sebaliknya pencari kerja tenaga kerja terdidik yang biasanya datang dari keluarga miskin, tidak mampu menganggur lebih lama dan terpaksa menerima pekerjaan apa saja yang tersedia (Simanjuntak,1998).

4. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Lama Mencari Kerja

(34)

kerja perempuan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya probabilitas mencari kerja yang lebih besar pada pencari kerja laki-laki daripada pencari kerja perempuan. 5. Hubungan Antara Tempat Tinggal dengan Lama Mencari Kerja

Seseorang yang berletak tinggal di perkotaanmemiliki lebih banyak akses yang dapat mempersingkat waktu tunggu kerja (Pratiwi, 2014). Adanyakesempatan kerja yang lebih besar serta tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang lebihlengkap, memudahkan seseorang untuk mendapat pekerjaan. Selain itu, pendapatan yanglebih tinggi yang ditawarkan di daerah perkotaan dapat memenuhi reservation wage tenaga kerja terdidik. Didsisidlain,fregulasi juga dapat menjadi faktor yang menyebabkansignifikansi pengaruh tempat tinggal terhadap lama mencari kerja. Misalkan, adanyaperaturan memiliki kartu kuning dan pengurusan SKCK (Surat Keterangan CatatanBerkelakuan Baik) untuk memenuhi persyaratan administrasi ketika melamar pekerjaan-pekerjaanbersifat formal seperti menjadi Pegawai Negeri Sipil atau karyawan perusahaan swasta (Disnaker, 2014). Untuk memiliki kedua syarat tersebut, pelamar kerja harusmengurus syarat administrasinya di Dinas Sosial dan Keternagakerjaan serta di kantorkepolisian sesuai dengan domisili yang tercantum pada kartu identitas pencari kerja. Halini memperlihatkan bahwa tempat tinggal dapat membuat limitasi kesempatan melamarpekerjaan.

2.1.9 Penelitian Terdahulu

(35)

1. Azhar Putera Kurniawan dan Herniawati Retno Handayani (2013)

Judul : Analisis lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kabupaten Purworejo. Hasil penelitian sebagai berikut :

a. Variabel pendidikan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap

lama mencari kerja.Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan pencari kerja di Kabupaten Purworejo akan semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mencari kerja.

b. Variabel umur memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap lama mencari kerja. Berarti bahwa semakin tua umur pencari kerja akan semakin lama waktu yang digunakan untuk mencari kerja.

c. Variabel gaji memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap lama mencari kerja.Hal ini menunjukkan semakin tinggi gaji yang diperoleh akan semakin lama waktu yang digunakan untuk mencari kerja.

d. Terdapat perbedaan lama mencari kerja antara status pekerjaan formal dan

status pekerjaan informal, yaitu responden yang bekerja di sektor formal waktu untuk mendapatkan pekerjaan lebih lama dibandingkan responden yang bekerja di sektor non-formal yang membutuhkan waktu lebih singkat untuk mendapatkan pekerjaan.

e. Dari empat variabel yang digunakan pada penelitian ini, variabel umur

(36)

variabel yang digunakan penelitian ini secara bersama memiliki pengaruh terhadap lama mencari kerja.

2.Satrio Adi Setiawan (2014)

Judul : Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi lama mencari kerja bbagi tenaga kerja terdidik di Kota Bengkulu (studi kasus di Kecamatan bGading Cempaka). Hasil penelitian sebagai berikut :

a. Variabel umur dan variabel tingkat upah memiliki pengaruh terhadap lama

mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Bengkulu.

b. Variabel tingkat pendidikan dan variabel jenis kelamin tidak berpengaruh

terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidikdi kota Bengkulu. c. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel

independen berpengaruh terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerjaterdidik di kota Bengkulu.

3. Ratih Pratiwi (2014)

Judul : Analisis faktor yang mempengaruhi lama mencari kerja lulusan sekolah menengah dan pendidikan tinggi diIndonesia pada tahun 2012. Hasil penelitian sebagai berikut :

(37)

b. Variabel umur memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadaplama mencari kerja. Hasil ini memperlihatkan bahwa umur yang semakin tua akansemakin sulit untuk mencari kerja.

c. Variabel tempat tinggal juga berpengaruh secara signifikan terhadap

lamamencari kerja yang berarti bahwa lamamencari kerja bagi pencari kerja yang bertempat tinggal di daerah perkotaan memiliki waktutunggu kerja lebih singkat dibandingkan dengan pencari kerja yang berdomisilidi daerah pedesaan.

d. Variabel pelatihan teknis berpengaruh negatif artinya bahwa lama mencari

kerja bagi pencari kerja yang pernah mengikuti pelatihan teknis akan lebih singkat dibandingkan dengan pencari kerja yang tidak pernah mengikuti pelatihan.

e. Variabel pendidikan SMK berpengaruh negatif yang menyatakan bahwa lama mencari kerja bagi pencari kerja tamatan SMK lebih singkat. Variabel pendidikan diploma berpengaruh negatif yang menyatakan bahwa lama mencari kerja bagi pencari kerja tamatan diploma lebih singkat. Variabel pendidikan sarjana berpengaruh negatif dan terdapat kecenderungan yang kuat bahwa pencari kerja tamatan sarjana singkat. f. Variabel metode informal memiliki pengaruh positf dan signifikan

(38)

g. Variabel jenis pekerjaan paruh waktu memiliki pengaruh positif artinya punya kecenderungan untuk mendapat pekerjaan lebih cepat bagi pencari kerja purna waktu.

4. A. Zaretky dan C. Coughlin (1995)

Judul: An Intorduction to Theory and Estimation of a Job-Search Model: nnMonthly Labor Review.

Hasil penelitian sebagai berikut :

a.bhTerdapat pengaruh negatif bagi perempuan, seseorang yang bbb,profesi sebagai data processor, seseorang yang memiliki asuransi bbb,pengangguran, dan masa kerja yang lebih lama terhadap ggg,probabilitas mendapat pekerjaan kembali.

b.,,,Terdapat pengaruh positif karena perbedaan pendidikan tingkat ffffjperguruan tinggi dan insinyur dibandingkan yang tidak terhadap Ln ffffgaji di tempat kerja baru.

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4 Umur(X1)

Pendidikan (X2) Pendapatan (X3) Jenis Kelamin (X4)

Lama Mencari Kerja (Y)

(39)

Kerangka Konseptual 2.3 Hipotesis

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga umur berpengaruh positif terhadap lama mencari kerja.

2. Didugatingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap lama mencari kerja.

3. Diduga harapan pendapatan berpengaruh positif terhadap lama mencari

kerja.

4. Diduga terdapat perbedaan lama mencari kerja antara jenis kelamin

laki-laki dan perempuan.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu Dirjen Dikti, 1981 (dalam Suryana, 2010).Penelitian ini mendeskripsikan variabel-variabel yang mempengaruhi lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan, maka data yang digunakan adalah data kuantitatif atau data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan dan memfokuskan pada masyarakat yang berpendidikan SMA, Akademi dan Universitas.Waktu penelitian adalah Juni 2015 sampai denganOktober2015.

3.3Definisi Operasional 1. Lama mencari kerja (Y)

(41)

2. Umur (X1)

Menyatakan umur responden pada saat mendapatkan pekerjaan yang sekarang sedang digelutinya.Diukur dalam satuan tahun.

3. Tingkat Pendidikan (X2)

Menyatakan waktu yang ditempuh dalam menyelesaikan pendidikan dengan tingkat pendidikan SLTA, Akademi dan Universitas. Indikator jenjang pendidikan dinyatakan dalam SMA = 12, D3 = 15, S1 = 16.Diukur dalam satuan tahun.

4. Harapan Pendapatan (X3)

Jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang diinginkan responden baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan pendapatan lainnya selama satu bulan.Diukur dalam satuan rupiah.

5. Jenis Kelamin (X4)

Menyatakan jenis kelamin dari responden. Diukur dengan skala dummy : D = 1 jika jenis kelamin laki-laki

D = 0 jika jenis kelamin perempuan 6. Tempat Tinggal (X5)

Menyatakan tempat tinggal dari responden. Diukur dengan skala dummy : D = 1 jika bertempat tinggal di kota

(42)

3.4Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Teguh (2005),populasi menunjukkan keadaan dan jumlah objek penelitian secara keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu.Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja terdidik atau tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMA, akademi dan universitas yang bekerja di Kota Medan dengan jumlah 2.135.516 penduduk.Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang sebelumnya telah selesai menempuh pendidikan yang tertinggi dan masih dalam usia produktif yaitu antara umur 18 - 45 tahun. 3.4.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2008:12).Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi dengan menggunakan formula Slovin, 1960 (dalam Consuelo et al., 2007), dengan rumus :

N

n =

1 + Ne2

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi. Berdasarkan rumus di atas ditentukan besarnya populasi dengan batas kesalahan adalah 10%.

2.135.516 n =

(43)

n = 100

Tabel 1.3 Proporsi Responden Penelitian

Sumber/Source : BPS Kota Medan, Data Penduduk Desember 2013

3.5Jenis Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti.Wawancara langsung dengan kuesioner yang ditanyakan kepada responden tenaga kerja terdidik dengan tingkat pendidikan SMA, Akademi dan Universitas di Kota Medan.Data primer yang akan dikumpulkan meliputi data tentang umur, pendidikan, pendapatan, jenis kelamin, status pekerjaan dan tempat tinggal dan lama mencari pekerjaan.

(44)

Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik Kota Medan, Dinas Tenaga Kerja.Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini berupa data tentang kependudukan, ketenagakerjaan, pendidikan serta kumpulan data statistik terkait yang lainnya.Untuk lebih melengkapi pemaparan hasil penelitian, digunakan rujukan dan referensi lainnya yang relevan, misalnya dari laporan hasil penelitian, jurnal, dan publikasi terkait lainnya.

3.6Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode: 1. Metode Kuesioner

Menurut Murni Daulay, kuesioneradalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis, untuk dijawab secara tertulis oleh responden.

2. Metode Library Research (Penelitian Studi Pustaka)

Cara pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif melalui sumber-sumber seperti jurnal-jurnal, buku-buku ilmiah, dan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

(45)

3.7.1 Alat Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam menganalisis data penelitian yaitu :

1. Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

2. Analisis Regresi Linier Berganda, adalah analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval (Umi, 2008).Dengan model persamaan sebagai berikut : Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 D1i+ b5D2i+ e

Keterangan :

Y = Lama mencari kerja tenaga kerja terdidik ( bulan )

b0 = Intersep/konstanta

b1,b2,...b6 = Koefisien regresi

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat pendidikan (tahunan)

X3 = Harapan Pendapatan (rupiah)

D1i =Jenis kelamin, 1=jika laki-laki, 0=jika perempuan

D2i = Tempat tinggal, 1=jika kota, 0=jika bukan kota

e = Variabel penggangu

(46)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable terikat.Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol atau satu.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti varibel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi varibel dependen (Kuncoro, 2003). 2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap varibel terikat (Y). Dengan langkah pengujian :

a. H0 : b1 = 0, artinya suatu variabel bebas bukan merupakan variabel

penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

b. Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel bebas merupakan variabel penjelas

yang signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria dalam pengambilan keputusan: H0 diterima jika Fhitung< Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% adalah H0 diterima jika Fhitung< Fα dan H0 ditolak jika Fhitung> Fα.

(47)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Dengan langkah pengujian :

a. Ho : b1 = 0

Artinya: Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

b. Ha : b1 ≠ 0

Artinya: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan pada penelitian ini menggunakan α = 5% dan derajat kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan thitung. Ho diterima: thitung< ttabel (tidak ada pengaruh yang nyata antara X1, X2, X3, X4dan Y).

Ha diterima: thitung> ttabel (ada pengaruh yang nyata antara X1, X2X3, X4dan Y).

BAB IV

(48)

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Letak Geografis

Kota Medan terletak antara 3º 27´ - 3º 47´ Lintang Utara dan 98º 35´ - 98º 44´ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 atau 0,37 persen dari total luas daratan Provinsi sumatera Utara.Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur.

4.1.2 Kependudukan

Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran penduduk tercapai optimal.

Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tmpung lingkungan.Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2013, penduduk Kota Medan mencapai 2.135.516 jiwa. Dibanding hasil proyeksi 2013, terjadi pertambahan penduduk sebesar 12.712 jiwa (0,6%).Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.055 jiwa/km².Adapun jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan dan jenis kelamin Kota Medan dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1

(49)

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Jumlah 1.053.393 1.082.123 2.135.516 Sumber : BPS Kota Medan 2013 (diolah)

(50)

55.717 jiwa laki-laki dan 57.927 jiwa perempuan, Medan Labuhan mencapai 57.635 jiwa laki-laki dan 55.679 jiwa perempuan, Medan Timur mencapai 52.906 jiwa laki-laki dan 56.539 jiwa perempuan dan selanjutnya Medan Selayang mencapai 49.525 jiwa laki-laki dan 51.532 jiwa perempuan.

5.1.3Ketenagakerjaan

Berdasarkan data dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, sebanyak 159 pencari kerja pada tahun 2013 menyampaikan permohonan izin untuk menjadi tenaga kerja asing. Lapangan usaha jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan merupakan yang paling diminati.

Jumlah pencari kerja secara keseluruhan sebesar 8.273 orang dengan status sudah dipenuhi sebesar 605 orang. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pencari kerja di Kota Medan paling banyak adalah Sarjana.

4.1.4 Kondisi Perekonomian Kota Medan

PDRB sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun.Adanya peningkatan PDRB perkapita yang cukup tinggi dan selalu berada di atas PDRB per kapita Sumatera Utara setiap tahun tentu saja sangat menggembirakan, namun angka tersebut belum dapat menggambarkan pemerataan pendapatan masyarakat pada setiap strata ekonomi.Pengaruh inflasi sangat dominan dalam pembentukan nilai PDRB. Dapat dilihat dalam tabel 4.2 menunjukkan persentase PDRB menurut lapangan usaha di dominasi pada perdagangan yang mencapai 27,07% kemudian diikuti oleh pengangkutan dan komunikasi sebesar 20,76%.

(51)

Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kota Medan (%) Tahun 2012

Lapangan Usaha Rupiah

(juta)

Persentase

Pertanian 849.528 2,05

Pertambangan dan Penggalian 546 0,00

Industri dan Pengolahan 5.144.016 12,39 Listrik, Gas dan Air Bersih 532.917 1,28

Bangunan 4.612.724 11,11

Perdagangan 11.238.275 27,07

Pengangkutan dan Komunikasi 8.619.361 20,76 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.084.628 14,65

Jasa-Jasa 4.437.327 10,69

Total 41.519.320 100

Sumber : BPS Kota Medan (2012)

4.2 Karakteristik Responden

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden. Dengan karakteristik responden yang berkaitan dengan lama mencari kerja meliputi:umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jenis kelamin, dan tempat tinggal.

4.2.1 Responden Menurut Umur

Umur seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kondisi secara fisik, yang memungkinkan menjadi pertimbangan dalam pasar tenaga kerja.

Tabel 4.3

(52)

Sumber : Hasil Penelitian, Agustus (2015)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa menurut kelompok umur, responden didominasi oleh responden kelompok umur 18-27 tahun sebesar 54% sementara yang terendah yaitu pada kelompok umur 48-57 sebesar 2%.Proporsi demikian menunjukkan bahwa umur usia-usia awal setelah kelulusan dalam pendidikan formal menunjukkan jumlah pencari kerja terdidik yang paling besar.

4.2.2 Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu faktor yang paling penting dalam mencari pekerjaan.Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar pula peluang untuk memilih atau mendapatkan pekerjaan.

Tabel 4.4

Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di Kota Medan Tahun 2015

Sumber : Hasil

Penelitian, Agustus (2015)

Pada Tabel 4.4 menunjukkan responden berpendidikan SMA yang paling tinggi di dominasi sebesar 47%.Diikuti oleh responden yang berpendidikan Universitas sebesar 35%.Sementara responden yang paling sedikit adalah yang

48– 57 2 2%

Jumlah 100 100%

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase

SMA 47 47%

Akademi 18 18%

Universitas 35 35%

(53)

4.2.3Responden Menurut Tingkat Pendapatan

Pendapatan merupakan jumlah atau seluruh penerimaan yang diperoleh baik berupa gaji maupun upah selama satu bulan.Berikut tabel 4.5 mengenai jumlah responden menurut pendapatan.

Tabel 4.5

Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendapatan Di Kota Medan Tahun 2015

Sumber : Hasil Penelitian, Agustus (2015)

Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa banyaknya responden yang memiliki pendapatan sebesar Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.400.000 per bulan sebanyak 20%.Sedangkan responden yang jumlah pendapatan Rp 1.400.001- Rp 2.300.000 menunjukkan persentase terbesar sebesar 48%.

4.2.4Responden Menurut Jenis Kelamin

Dalam tabel 4.6 berikut mengenai jumlah responden menurut jenis kelamin. Tabel 4.6

Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kota Medan Tahun 2015

(54)

Sumber: Hasil Penelitian, Agustus (2015)

Pada Tabel 4.6 menunjukkanbahwa banyaknya responden yang berjeniskelamin perempuan lebih di dominasi sebesar 56% dan jenis kelamin laki-laki44%.

4.2.5 Responden Menurut Tempat Tinggal

Dalam tabel 4.7 berikut mengenai jumlah responden menurut tempat tinggal. Tabel 4.7

Jumlah Responden Menurut Tempat Tinggal Di Kota Medan Tahun 2015

Sumber: Hasil Penelitian, Agustus (2015)

Pada Tabel 4.7 menunjukkanbahwa banyaknya responden yang tempat tinggal di kota lebih di dominasi sebesar 79% dan yang bukan kota (pinggiran kota) sebesar 21%.

4.2.6 Responden Menurut Lama Mencari Kerja

Masa mencari kerja adalah dimana seseorang terus berusaha mencari pekerjaan atau lamanya seseorang menganggur setelah menamatkan pendidikannya.Berikut tabel 4.8 mengenai jumlah responden lama mencari kerja.

Tabel 4.8

Jumlah Responden Menurut Lama Mencari Kerja Di Kota Medan Tahun 2015

(55)

Sumber : Hasil Penelitian, Agustus (2015)

Tabel 4.8 menunjukkan persentase tertinggi 71% berada pada lama mencari kerja 0 - 4 bulan setelah menamatkan pendidikan. Sedangkan terendah pada 15 – 19 bulan dengan jumlah persentase 2%. Dalam hal ini dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa sebagian besar lama mencari bagi kerja tenaga kerja terdidik didominasi pada lulusan SMA yang rata-rata hanya membutuhkan waktu 0 – 4 bulan untuk mendapatkan pekerjaan sedangkan untuk lulusan universitas dan akademi sebagian besar membutuhkan waktu yang sedikit lama hal ini disebabkan karena lulusan universitas dan akademi lebih memilih pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya.

5.3Metode Analisis

Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fitnya.Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.

1. Koefisien Determinasi (R)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besarpengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.Dari hasil perhitungandapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,022.Hal ini menunjukkan bahwa variabel umur,

Lama Mencari Kerja Jumlah responden Persentase

(56)

pendidikan, harapan pendapatan, jenis kelamin, dan tempat tinggal dapat menerangkan 2,2 persen variasi lamamencari kerja. Sedangkan sisanya 97,8 persen lama mencari kerja dapat dijelaskanoleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis dalam penelitianini.

Tabel 4.9

a. Predictors: (Constant), JK, Pendidikan, Umur, Pendapatan, Tempat Tinggal b. Dependent Variable: LMK

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen (umur, pendidikan, pendapatan, jenis kelamin dan tempat tinggal) secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan baik positif maupun negatif terhadap variabel dependennya (lama mencari kerja).

Dengan kriteria sebagai berikut :

Ho diterima jika Fhitung< Ftabelpada � = 5%

Ha diterima jika Fhitung> Ftabelpada � = 5%

Nilai

Fhitung

dapat diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat

dalam tabel berikut :

(57)

Uji F ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 129.206 5 25.841 .420 .834b

Residual 5778.082 94 61.480

Total 5908.287 99

a. Dependent Variable: LMK

b. Predictors: (Constant), JK, Pendapatan, Umur, Pendidikan, Tempat Tingagl

Berdasarkan tabel diatas nilai Fhitung= 0,420 dan Ftabeldengan kesalahan � = 5% dan df1 = 5, df2= 94 adalah2,31.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima yang

artinya variabel umur, pendidikan, harapan pendapatan, jenis kelamin dan tempat tinggal tidak berpengaruh signifikan terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kota Medan.

3. Uji Signifikan Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk menguji lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota medam berpengaruh terhadap umur, tingkat pendidikan, pendapatan dan jenis kelamin.

Dengan kriteria sebagai berikut :

Ho diterima jika thitung< ttabelpada = 5%

Ha diterima jika thitung> ttabelpada � = 5%

Nilai

thitungselanjutnya akan dibandingkan dengan ttabel,

dan tingkat kesalahan � =

(58)

Dari tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwavariabel umur = 0,625, variabel pendidikan = -0,159, variabel harapan pendapatan = 0,407, variabel jenis kelamin = 0,724, dan variabel tempat tinggal = -0,332 jika dilihat dari nilainya dimana

thitung <ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.11

Hasil Regresi Linear Berganda Coefficientsa

a. Dependent Variable: LMK

Berdasarkan pada Tabel 4.11,dapatdiketahui konstanta dan koefisisien regresi linier berganda setiap variabel sehingga dapat dibentuk suatu persamaan sebagai berikut :

Y = -2,514 + 0,534 X1 - 0,874 X2 +0,685 X3 + 0,471 X4 - 0,741 X5 + e Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

(59)

umur berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel lama mencari kerja.

b. Nilai signifikansi dari variabel pendidikan adalah 0,874 dimana hasil tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 dan bertanda negatif, artinya bahwa variabel pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel lama mencari kerja.

c. Nilai signifikansi dari variabel pendapatan adalah 0,685 dimana hasil tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 dan bertanda positif, artinya bahwa variabel pendapatan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel lama mencari kerja.

d. Nilai signifikansi dari variabel jenis kelamin adalah 0,471 dimana hasil tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 dan bertanda positif, artinya bahwa variabel jenis kelamin berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel lama mencari kerja.

e. Nilai signifikansi dari variabel tempat tinggal adalah 0,741 dimana hasil tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 dan bertanda negatif, artinya bahwa variabel jenis kelaminberpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel lama mencari kerja.

5.4Pembahasan

(60)

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer yang mendukung, dalam hal ini menggunakan program SPSS 21.

Secara umum penelitian ini menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.Penjelasan kemaknaan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh Umur Terhadap Lama Mencari Kerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja.Hasil ini memberikan bukti bahwa umur yang semakin tua akan semakin sulit dalam mencari kerja.Koefisien regresi umur adalah sebesar 0,067 menyatakan bahwa setiap pertambahan umur sebesar 1 tahun akan menyebabkan lama mencari kerja bertambah sebesar 0,067 bulan.Dalam hal ini bahwa para pencari kerja yang usia produktif lebih dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan sebab diusia tersebut mereka lebih cepat menguasai dan mengerjakan suatu pekerjaan.

2. Pengaruh Pendidikan Terhadap Lama Mencari Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendidikan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja.Hasil ini memberikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin cepat untuk mencari perkerjaan karena pendidikan yang tinggi akan memudahkan mencari kerja.Koefisien regresi pendidikan adalah sebesar 0,172 menyatakan bahwa setiap peningkatan pendidikan sebesar 1 tahun akan menyebabkan lama mencari kerjamenurun sebesar -0,172 bulan.

(61)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harapan pendapatan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja.Hasil ini memberikan bahwa pencari kerja yang harapan pendapatan lebih tinggi akan lebih lama dalam mencari kerja. Koefisien regresi harapan pendapatan adalah sebesar 2,631 menyatakan bahwa setiap peningkatanpendapatan sebesar 1 rupiah, maka lama menganggur tenaga kerja terdidik akan meningkat sebesar 2,631 bulan.

5. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja.Hasil ini memberikan bukti bahwa tidak ada perbedaan lama mencari kerja antara pencari kerja yang berjenis kelamin laki-laki dengan pencari kerja berjenis kelamin perempuan. 6. Pengaruh Tempat Tinggal Terhadap Lama Mencari Kerja

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel Umur memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap lama mencari kerja tenaga kerja terdidik di Kota Medan dengan nilai signifikan> 0,05. Hal ini berarti semakin tua umur pencari keja akan semakin lama dalam mencari pekerjaan

2. Variabel Pendidikan memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap

lama mencari kerja begi tenaga kerja terdidik di Kota Medan karena nilai singnifikan > 0,05.Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin singkat untuk mencari pekerjaan.

(63)

signifikan > 0,05.Hal ini berarti semakin tinggiharapan pendapatan seseorang maka semakin lama untuk mendapatkan pekerjaan.

4. Variabel Jenis Kelamin memiliki pengaruh positifyang tidak signifikan terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Medan karena nilai singnifikan > 0,05.Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam mencari kerja.

5. Variabel Tempat Tinggal memiliki pengaruhnegatif yang tidak signifikan

terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Medan karena nilai singnifikan > 0,05.Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara tempat tinggal di kota dan bukan kota (pinggiran kota) dalam mencari kerja.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pada usia produktif diharapkan para pencari kerja lebih aktif dalam mencari informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian dan pendidikan karena perusahaan sekarang ini lebih mengutamakan pencari kerja yang usianya masih muda.

2. Adanya jiwa kewirausahaan yang ditanamkan karena dapat menjadi solusi

untuk menciptakan lapangan kerja yang dituntut untuk berpikir secara inovatif dan kreatif.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Badan Pusat Statistik.2009. Sumatera Utara Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik.2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2010, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik.2011. Sumatera Utara Dalam Angka 2011, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik.2012. Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik. 2013. Sumatera Utara Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik. 2014. Sumatera Utara Dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik. 2015. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia Februari 2015, Badan Pusat Statistik Indonesia.

Daulay, Murni. 2010. Metodologi Penelitian Ekonomi, USU Press, Medan.

Elfindri, dan Fitri Rasmita. 2004. Kualitas Manuisa Indonesia: Siapa Pintar, Siapa Bodoh, Visimedia, Cibubur.

(65)

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Erlangga, Jakarta.

Kusumosuwidho, Sisdjiatmo. 2007. Dasar-Dasar Demografi, Erlangga, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Narimawati, Umi. 2008. Teknik-Teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Simanjuntak, Payaman. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Sevilla, Consuelo G., Jesus A. Ochave, Twila G. Punsalan, Bella P. Regala, dan Gabriel G. Uriarte. 2007. Research Methods, Rex Book Store, Quezon.

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2013. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Kencana, Jakarta.

Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja, UGM Press, Yogyakarta.

Suryadi, dan Purwanto S.K.2008. Statistika untuk Ekonomi dan Keuanagan Modern, Salemba Empat, Jakarta.

Sutomo, AM Susilo, Lies Susanti. 1999. Analisis Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik di Kotamadya Surakarta (Pendekatan Search Theory), Perseptif: FE UNS

Syahrul, Y, Ratna. 1997. Hubungan Pendidikan Dengan Pekerjaan Di

qqqqWilayahDKI Jakarta (Skripsi S1 Dipublikasikan), Jurusan Ilmu Sosial fffffEkonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Teguh, Muhammad. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan

fffffffbPraktek, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Tobing, Elwin. 2005. Pengangguran Tenaga Terdidik, Rineka Cipta, fffffJakarta.

(66)

Artikel dan Jurnal:

Kurniawan, Azhar Putera dan Herniwati Retno Handayani. 2013. “Analisis Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik di Kabupaten Purworejo” Jurnal Ekonomi Diponegoro, Volume II Nomor 4, hal 1.

Pratiwi, Ratih. 2014. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Lulusan Sekolah Menengah dan Pendidikan Tinggi diIndonesia Pada Tahun 2012”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung.

Febriansyah. 2014. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik di Kota Bengkulu (Studi Kasus di Kecamatan GadinggCempaka)”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Moeis, P. Jossy. 1992. “Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik di Indonesia : aaaaaPenerapan Search Theory”

Moelyono, Mauled. 1997.”Analisis Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik di

Indonesia : Suatu Pendekatan Search Theory”Jurnal Persepsi Taduloko,

Volume II.

Muniarti,Indah.2003. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja di Pulau Sulawesi”Jurnal Manajemen dan KeuanganSTIE Darmajaya, Volume I Nomor 1.

Coughlin, C dan A. Zaretky.1995. “An Intorduction to Theory andEstimation of a Job-Search Model. Monthly Labor Review”Nomor 53-56.

Penulisan Online:

Situs WWW (World Wide Web):

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian:Model Praktis Penelitian Kuantitatif

dansKualitatif.dfile.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_F

(67)

Disnaker.c2014.cInformasicPembuatancKartucKuning.chttp://disnaker kabindramayu.blogspot.com/p/tki-indramayu.html (13 Juni 2015) www.bps.go.id

_____________________________________________________________

(68)

Lampiran 1

I.

Keterangan

KuesionerMetodePenelitian

1. Kuesionerinidigunakansebagaialatmengumpulkan data, faktadaninformasisebagaibahanpenulisanSkripsi Strata-1

FakultasEkonomidanBisnis, DepartemenEkonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara (USU).

2. JudulSkripsi yang di tulisadalahAnalisisLama MencariKerjaBagiTenagaKerjaTerdidikDiKota Medan.

3. KepadaYthBapak/Ibu/Sdr/Sdri, dimohonuntukdapatmemberikanjawaban

yang jujur danterbaik

terhadapkuesionerini.Dengancaramemberikantandasilang (X) padakotak

3. Jeniskelamin :Laki-laki Perempuan

9. Pendidikanterakhiryangditamatkanketikamencaripekerjaan ?

a. SMA atausederajat c. S1

b. Diploma/Akademi d. Lainnya,………

(69)

III. KegiatanMencariKerja

1. Sumber-sumberinformasi yang andagunakandalammencarikerja

a. Family c. Kawan

b. Suratkabar d. Lainnya ,…………

2. Berapajumlahlamarankerjayang pernahdiajukan……… kali 3. Berapa lama

andamencarikerjasetelahmenamatkanpendidikanterakhirhinggamendap atkanpekerjaan ?………. bulan

4. Apakahpekerjaansaatinisesuaidenganjurusanpendidikananda? a. Ya

b. Tidak

Alasannya, ………... 5. Berapaupah/gajiyangditawarkanpadasaatmelamarpekerjaan?

Rp. ……… /bulan 6. Apakahupah/gaji yang

ditawarkanditempatandabekerjasesuaidenganharapanyang andainginkan?

Rp. ………./bulan a. Ya

(70)

Alasannya, ………...

Lampiran 2

Identitas Responden

X1 (Umur)

(71)

39 3 3,0 3,0 87,0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(72)

1350000 2 2,0 2,0 20,0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Perempuan 56 56,0 56,0 56,0

Laki-laki 44 44,0 44,0 100,0

Gambar

TABEL 1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK) dan Tingkat
TABEL 1.2
Gambar 2.1 Kurva Keseimbangan Permintaan Dan Penawaran
Gambar 2.2 Kurva Ketidakseimbangan Antara Permintaan Dan Penawaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul &#34;Penerapan Permainan Memancing Angka Dalam

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (teks, gambar, grafik, video, audio)

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah dalam penjadwalan waktu untuk melakukan pengujian sensori, sebaiknya dilakukan komunikasi terlebih dahulu antara

Skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga dengan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Desa Sendangmulyo Kabupaten Blora” ini disusun

Peraturan Daerah atau yang disingkat dengan Perda merupakan istrumen yang strategis dalam mencapai tujuan desentralisasi, dan merupakan salah satu unsur penting

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya pemahaman mengenai hal peninjauan kembali terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh

Penelitian untuk mengetahui sifat papan partikel yang dibuat dari limbah tersebut dilakukan dengan cara; partikel kulit manis baik dalam bentuk serbuk gergaji atau serpih,

ajar berbasis model SAUD dalam pembelajaran keterampilan menulis krcatif bahasa Jermall mahasiswa progam studi balasa Jennan di Indonesia Bagian Timur. yang