• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 GAMBARAN UMUM ILMU EKONOMI MAKRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 GAMBARAN UMUM ILMU EKONOMI MAKRO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

GAMBARAN UMUM ILMU EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.

Dalam analisis ekonomi makro,pelaku ekonomi di kelompokkan menjadi beberapa sektor , antara lain :

1. Sektor rumah tangga konsumsi (RTK) 2. Sektor rumah tangga produsen (RTP) 3. Sektor rumah tangga negara (RTN) 4. Sektor rumah tangga luar negri (RTLN)

Ekonomi makro merupakan konsep dasar yang dapat menjelaskan beberapa hal berikut:

1. Faktor yang memengaruhi laju pertumbuhan produk/pendapatan nasional.

2. Faktor penyebab timbulnya pengangguran di dalam perekonomian dan cara-cara untuk mengatasinya.

3. Faktor penyebab terjadinya inflasi dan cara untuk mengatasinya.

4. Faktor penyebab naik turunnya tingkat/suku bunga.

5. Faktor penyebab ketidakseimbangan (defisit atau surplus) neraca pembayaran suatu negara.

6. Faktor yang memengaruhi fluktuasi nilai tujkar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.

(2)

1. Teori pendapatan/produk nasional.

2. Teori pertumbuhan ekonomi.

3. Teori uang dan bank atau teori moneter.

4. Teori inflasi dan kesempatan kerja.

5. Teori siklus bisnis.

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Ekonomi

Makro

KaumKlasik

Pendiri/pelopor kaum klasik adalah Adam Smith yang terkenal dengan bukunya

“An inquiri in to the nature and causes of the wealth of nations” Adam Smith diakui sebagai bapak ilmu ekonomi (liberal) dengan dasar-dasar pemikiran antara lain:

1. Ajaran penyesuaian permintaan dan penawaran berdasarkan hokum Say (Jean Baptise Say) “every supply crated its own demand”. Baik pasar produk akhir maupun pasar input tenaga kerja, perekonomian selalu dalam keadaan equilibirium pada kondisi full amployement.

2. Pasar selalu dalam kondisi persaingan sempurna. Teori klasik bertujuan untuk menunjukkan bahwa suatu politik non intervensi pemerintah mengakibatkan keseimbangan ekonomi.

3. Teori harga disusun berdasarkan sisi penawaran klasik mengajarkan bahwa “harga wajar” (harga keseimbangan hanya ditentukan oleh biaya-biaya produksi, sedangakan sisi permintaan pasar seperti terabaikan). Kecenderungan ini muncul karena pengaruh hokum Say.

4. Produk bagi kaum klasik dipahami sebagai prodiksi materil sebagai usaha mengahasilkan benda-benda materil kecuali Jean Babtise Say yang mengajarkan pengertian produksi modern.

5. Mahzab klasik pelopor politik “Laissez Faire, lassesze passer, le monde va, de luui meme” (politik kebabasan individu berdasarkan mekanisme hokum alam, tanpa intervensi pemerintah dalam proses ekonomi). Pemimpin mahzab klasik di Inggris David Ricardo (bukunya berjudul The Principle of Political Economy and Taxation) Ricardo meletakkan dasar bagi teori harga, bahwa harga sesuai benda ditentukan oleh jumlah jam kerja dalam proses produksi (teori biaya tenaga kerja) Teman sealirannya Thomas R. Maltus yang terkenal dengan teori penduduk (penduduk bertambah menurut deret ukur sedangakan bahan

makanan menurut derethitung)

(3)

apapun juga dalam proses ekonomi secara otomatis akan timbul pemecahan masalah dan akan terjadi sesuatu harmoni antarasemuakepentinganekonomi.

NeoKlasik

Tokoh neo klasik adalah Alfred Marshall (1842-1924) pemimpin mahzab Cambridge dengan karya utama “The Principle of Economic”. Marshall menjadi terkenal dengan usahanya mempersatukan teori baru, teori guna

batas dengan teori klasik dariRichardo.

Keynes

Pelopor perkembangan kesempatan kerja adalah John Maynerd Keynes (1981-1946) ahli ekonomi Inggris dengan bukunya “The General Theory of Employment Interest and Money” (1936). Keynes menyatakan bahwa mekanisme pasar bebas tidak secara otomatis menciptakan stabilitas dan keseimbangan ekonomi karena adanya kekakuan dalam berbagai sector ekonomi oleh sebab itu untuk menciptakan stabilitas dan keseimbangan ekonomi diperlukan peranan pemerintah secara aktif. Keynes menolak asumsi dari klasik yang menyatakan bahwa investasi tidak merubah pendapatana (income). Sebab perubahan investasi mempunyai pengaruh terhadap pendapatan nasional dan employment. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa tinggi rendahnya Rate of Interst (tingkat bunga) bukan hanya ditentukan oleh supply dan demand daripada saving tetapi tergantung pada liquity of prevence darisupplyofmoney.

Sistem Perekonomian dan Peranan

Pemerintah

Kegagalan sistem pasar bebas dalam mencapai efisiensi,stabilitas, dan pemerataan dalam kegiatan ekonomi memerlukan adanya peranan pemerintah,contoh sebagai berikut :

1. Meningkatkan effisiensi

Di pandang secara makro kegiatan perekonomian pasar banyak menimbulkan in-efficiency. Misalnya sebagai berikut :

a. Munculnya kekuasaan monopolis di pasar bebas cenderung menciptakan harga terlalu tinggihal ini akan mengakibatkan turun nya batas pembelanjaan konsumen di bawah standar efisiensi.

b. Munculnya eksternalitas, yaitu suatu dampak tindakan yang di lakukan oleh dunia usaha/industri yang merugikan pihak lain .

c. Membangun barang publik

2. Menciptakan pemerataan

(4)

Masalah,Kebijakan dan Tujuan Ekonomi

Makro

Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh negara sangat tergantung pada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.

1. Tujuan-tujuan Kebijakan Ekonomi Makro

Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Tujuan-tujuan kebijakan ekonomi makro dapat dibedakan kepada empat aspek berikut:

a. menstabilkan kegiatan ekonomi / price level stability.

b. mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi / high employment level. Beberapa hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan kesempatan kerja adalah peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja, pendekatan demand dan supply of labor dalam perluasan

kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya perluasan kesempatan kerja, human capital sebagai upaya efektif perluasan kerja, keuangan negara dan kesempatan kerja, kebijakan ketenagakerjaan, serikat kerja, hubungan industrial, sistem ekonomi dan kesempatan kerja.

c. menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh / long-term economic growth. Pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah :

(1) berlangsung terus menerus,

(2) disertai dengan terciptanya lapangan kerja, (3) tidak merusak lingkungan,

(4) lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk, (5) disertai dengan distribusi pendapatan yang adil, (6) kontribusi sektoral yang merata,

(7) tidak meninggalkan sektor pertanian, (8)kenaikannya riil,

(9) penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing. d. Kestabilan nilai tukar / exchange rate stability. Nilai tukar merupakan nilai uang secara eksternal, yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan sosial lainnya, misalnya :

(1) impor dan ekspor, (2) APBN dan APBD,

(3) kesehatan dan pendidikan, (4) transportasi,

(5) industri dalam negeri, (6) politik

(7) daya beli masyarakat, (8) dunia perbankan,

(5)

2. Bentuk-bentuk Kebijakan Ekonomi Makro. Kebijakan dari segi/aspek permintaan / pengeluaran, meliputi:

1. Kebijakan Fiskal

Yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara. Atau kebijakan pemerintah yang membuat perubahan dalam bidang per-pajakan (T) dan pengeluaran pemerintah (G) dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran /permintaan agregat dalam perekonomian Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. Caranya dengan : menambah atau mengurangi PAJAK dan SUBSIDI. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran

pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat

pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

b. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal Policy) adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran. Prosesnya adalah;

a. Pengurangan pajak penghasilan → akan menambah daya beli masyarakat dan akan meningkatkan pengeluaran agregat.

b. Peningkatan pengeluaran agregat dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa maupun untuk menambah investasi.

c. Selanjutnya dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah full employment, langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu ; pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah akan dikurangi.

(6)

Secara garis besar berbagai jenis pajak yg. dipungut pemerintah dpt digolongkan sebagai berikut :

1. Pajak langsung : yaitu pajak/jenis pungutan pemerintah yg.secara langsung dikumpulkan dari wajib pajak, misal ; PPh.

2. Pajak tak langsung : yaitu pajak yg.beban pemungutannya dapat

dipindah-tangankan kepada pihak lain, misal ; PPn, & PPn BM Pajak impor dsb.

Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya. Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit anggaran :

Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk MENAMBAH atau MENGURANGI jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy. Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.

b. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate). Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

(7)

wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib.

d. Himbauan Moral (Moral Persuasion).Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

TOLAK UKUR STABILITAS MONETER

Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki target dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagai acuan, apakah kebijakan tersebut berhasil atau tidak. Dalam

perekonomian beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk menilai kebijakan moneter adalah :

1. Jumlah Uang Beredar (JUB)

Dari kelima indikator tersebut, hanya JUB yang tidak dapat dimonitor dan dirasakan lansung oleh masyarakat, sementara itu indikator nomor 2 sampai dengan 5, relatif dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh

masyarakat. Dengan alasan ini, berikut ini akan dijelaskan secara ringkas dari keempat indikator tersebut

2. Laju inflasi yang cukup rendah terkendali

Bagi dunia perbankan laju inflasi yang tinggi akan menimbukan kesulitan bagi Bank untuk mengerahkan dana masyarakat, karena dengan inflasi yang tinggi tersebut, tingkat bunga riil (bunga nominal-inflasi) akan

menurun, sehingga mengurangi keinginan masyarakat untuk menyimpan kekayaannya dalam produk-produk perbankan. Dampak selanjutnya adalah, bunga riil yang menurun bila dibandingkan tingkat bunga riil di luar negeri akan memicu larinya dana masyarakat ke luar negeri, karena dirasakan masyarakat lebih menguntungkan menyimpan dananya di luar negeri.

3. Suku bunga pada tingkat yang wajar

Selain yang telah sering dijelaskan sebelumnya, bahwa dari sisi

masyarakat tingginya suku bunga memang akan menambah keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank, namun di sisi lain, tingginya suku bunga tersebut akan mengurangi niat dunia usaha untuk mengambil kredit bagi pengembangan usahanya. Akibatnya dana yang sudah terlanjur masuk ke perbankan dengan adanya bunga tinggi

tersebut, tidak dapat tersalurkan dan menimbulkan permasalahan baru bagi perbankan, yakni, Kemana dana masyarakat tersebut akan

disalurkan ? Apabila masalah ini tidak segera mendapat jalan keluar, maka perbankan terancam akan menghadapi masalah likuiditas dan tentu saja masalah penghasilan dari bunga yang seharusnya diperoleh.

4. Nilai tukar rupiah yang realistis, dan

(8)

yang baik dunia usaha yang berorientasi ekspor, dan ini dapat memicu peningkatan permintaan kredit dari dunia usaha untuk melanjutkan dan meningkatkan produk ekspornya.

5. Ekspektasi/harapan masyarakat terhadap moneter

Meskipun lebih sulit untuk diukur, namun ekspektasi masyarakat mulai mendapat perhatian besar dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter di Indonesia. Ekspektasi umumnya terjadi melalui ekspektasi masyarakat terhadap tingkat inflasi dan ekspektasi terhadap nilai tukar. Ekspektasi masyarakat yang berlebihan terhadap besaran inflasi akan mendorong semakin tingginya harga-harga, sehingga akan mengurangi tingkat konsumsi dan daya saing produk dalam negeri yang akan diekspor. Sementara itu, ekspektasi masyarakat yang negatif terhadap nilai tukar akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada mata uang rupiah, sehingga dapat memicu mengalirnya dana masyarakat keluar negeri.

4. STRATEGI KEBIJAKAN MONETER

Untuk mendapatkan indikator moneter seperti disyaratkan di atas, pemerintah yang dalam hal ini otoritas moneter, memerlukan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Secara umum, strategi moneter yang dapat dipilih antara lain adalah :

1. Startegi Kebijakan moneter longgar (Easy Monetary Policy) atau Strategi kebijakan moneter ketat (Tight Monetary Policy)

Kebijakan moneter longgar akan ditempuh untuk menggiatkan kembali perekonomian yang sedang lesu, dengan cara mempermudah dan menambah jumlah uang beredar, agar permintaan konsumsi naik. 2. Countercyclical Monetary Policy atau Accomodative Monetary Policy Countercyclical Monetary Policy

Untuk memperlunak konjungtur/naik turunnya perekonomian, pemerintah perlu secara aktif malakukan intervensi di pasar uang, yakni dengan melakukan ekspansi moneter disaat perekonomian menghadapi masa resesi dan melakukan konstraksi moneter saat perekonomian mengalami boom/laju yang terlalu cepat. Penjelasan ini dapat dilihat pada gambar berikut

3. Accomodatice Monetery Policy

Pendapat kedua mengatakan, bahwa sebaiknya pemerintah menghindari intervensi untuk memperlunak konjungtur perekonomian yang terjadi, dan membiarkannya terjadi secara alami. Pendapat ini didasarkan pada

pemikiran:

1. Ekspektasi masyarakat dapat mengalahkan dampak dari variabel-variabel moneter lainnya. Dengan kata lain, masyarakat telah

mengantisipasi setiap kebijakan yang akan diterapkan oleh masyarakat. 2. Kebijakan pemerintah tidak dapat memberi dampak secara langsung dan segera. Sebagai contoh; kebijakan moneter longgar yang ekspansif yang diterapkan saat ekonomi lesu/resesi, tidak akan segera kelihatan dampaknya saat itu juga, namun butuh waktu dan itu dapat terjadi justru ketika perekonomian telah mencapai tahap boom.

(9)

Yang dimaksud dengan efektifitas kebijakan moneter adalah, sejauh mana kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah (apapun bentuknya),

memberi dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat, dalam arti : a. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi

b. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat c. dapat meningkatkan kesempatan kerja

d. dapat meningkatkan penerimaan devisa negara

e. serta memberi pengaruh pada kebijakan makro lainnya

Teori yang membicarakan mengenai efektifitas kebijakan moneter ini diantaranya adalah :

a. Teori Natural Rate Hypothesis, yang percaya bahwa kebijakan hanya akan efektif dan memberi dampak dalam jangka pendek saja, namun tidak akan efektif untuk jangka panjang

b. Teori Rational Expectation Hypothesis, yang percaya bahwa baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, kebijakan moneter tidak akan efektif untuk memberi pemahaman yang lebih baik mengenai kedua teori tersebut, perhatikan contoh kasus berikut ini. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, untuk meningkatkan aktivitas ekonomi melalui peningkatan konsumsi masyarakat, pemerintah akan menempuh kebijakan ekspansif (kebijakan moneter longgar).

3. Kebijakan Segi Penawaran

Merupakan kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu langkah

pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan kerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan

pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan. Kebijakan segi penawaran lebih menekankan kepada:

a. meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja

b. meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya.

MASALAH DAN KESULITAN PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI NEGARA BERKEMBANG

(10)

ekonomi yang memanas, kebijakan moneter dilakukan haruslah berjalan ke arah yang sebaliknya.

Dengan demikian, salah satu tugas dari kebijakan moneter adalah menyediakan pertambahan penawaran uang yang cukup sehingga usaha-usaha pembangunan dapat berjalan lancar. Pada masa terjadi kelebihan permintaan dan inflasi, penawaran uang dalam masyarakat harus dikurangi. Di negara-negara berkembang kebijakan ini harus mencakup juga kebijakan untuk mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat, yaitu dengan berusaha menarik uang tersebut dari tangan masyarakat, sehingga akan menurunkan tingkat pengeluarannya. Cara yang dapat ditempuh dengan menarik uang tersebut ke dalam sistem perbankan, misalnya dengan cara memberikan bunga yang tinggi kepada nasabah deposito berjangka.

7. KEBIJAKAN MONETER DALAM PEMBANGUNAN

Masalah dan cakupan dalam pembahasan makroekonomi dapat digolongkan atas empat kelompok besar, yaitu pertumbuhan ekonomi (growth), inflasi (inflation), pengangguran (unemployment) dan necara pembayaran (balance of payment). Untuk menangani persoalan-persoalan makroekonomi tersebut, misal ingin meningkatkan atau mengejar pertumbuhan ekonomi pada suatu tingkat tertentu, secara teoritis dapat didekati dengan dua cara, yaitu :

1. Demand management. Pendekatan ini dilakukan pada upaya pengendalian makroekonomi yang bertumpu pada pengelolaan permintaan agregat atau aggregate demand (AD), artinya demand management adalah kebijakan pengendalian makroekonomi yang utama. Ada dua kebijakan pokok dengan pendekatan ini yaitu kebijakan fiskal (fiscal policy) dan kebijakan moneter (monetary policy). Kebijakan fiskal biasanya eksekusinya lambat, karena untuk mengimplementasikannya harus melalui prosedur yang cukup panjang, misalnya perlu pembahasan (public hearing) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun demikian, dari segi efektivitas kebijakan ini lebih ampuh. Di sisi lain, kebijakan moneter, merupakan kebijakan yang dapat dieksekusi secara cepat atau dapat dilakukan seketika, karena kebijakan ini dimiliki oleh otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia. Namun, seringkali pengaruh kebijakan tersebut lambat dan tidak selalu seperti yang diharapkan dan biasanya sifatnya untuk mengatasi masalah dalam jangka pendek atau sesaat saja.

(11)

jangka pendek) tidak dapat dipengaruhi secara langsung, tetapi hanya secara tidak langsung lewat permintaan agregat.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pemikiran makro ekonomi Keynes dengan demand managemant masih mendominasi dalam memecahkan persoalan-persoalan makroekonomi.

PELAKU-PELAKU

EKONOMI

DALAM

CIRCULAR FLOW

Masyarakat pelaku ekonomi dapat dibagi dalam empat kelompok yaitu :

Household atau rumah tangga konsumen (RTK)

Peranan RTK dalam kegiatan ekonomi antara lain :

a) Sebagai pemilik atau pemasok sumber daya atau faktor produksi yang diperlukan kelompok pelaku ekonomi lainnya.

b) Sebagau pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat lainnya.

Tujuan dari kegiatan pelaku RTK ini adalah untuk mencapai kesejahteraan

Bussineses atau Rumah Tangga Produsen (RTP)

Peranan RTP dalam kegaitan ekonomi antara lain:

a) Sebagai penghasil atau pemasok barang-barang hasil produksi kelompok masyarakat lainnya.

b) Sebagai pemakai faktor produksi/sumber daya dari RTK

c) Sebagai pemakai input dan output dari RTLN

Tujuan dari kegaitan RTP adalah untuk mencari keuntungan maksimum.

Government sector, Rumah Tangga Negara (RTN)

Peranan RTN dalam kegiatan ekonomi antara lain :

a) Sebagai penghasil barang public

b) Sebagai pemakai faktor produksi dari RTK dan dari luar Nebgeri (RTLN)

c) Sebagai pemakai hasil produksi dari RTP dan RTLN

Tujuan dari kegiatan RTLN adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara umum.

(12)

Peranan RTLN dalam kegiatan ekonomi antara lain :

a) Sebagai penghasil barang dan jasa yang dibutuhkan kelompok pelaku kegiatan ekonomi lainnya.

b) Sebagai pemasok faktor produksi yang dibutuhkan kelompok pelaku ekonomi lainnya

c) Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan RTP

d) Sebagai pemakai faktor produksi yang dimiliki RTK.

Tujuan dari kegaitan RTLN adalah mencari keuntungan dan kesejahteraan.

A. Hubungan Pelaku-Pelaku Ekonomi dalam Konsep Circular Flow of Economic Activity

Konsep circular flow of economic activity dapat di gunakan untuk menganalisis kegiatan ekonomi baik untuk perekonomian dua sektor,tiga sektor,maupun empat sektor.

1. Model Circular Flow ekonomi dua sector

Model 2 Sektor yang disebut juga model perekonomian tertutup sederhana, dan terdiri dari dua rumah tangga yaitu; 1. Rumah Tangga Konsumsi ( RTK ) , 2. Rumah Tangga Produksi ( RTP )

Komponen – komponen pendapatan nasional atau produk nasional yang terdapat dalam analisis ekonomi dua sector adalah sebagai berikut;

1. Konsumsi yang dinyatakan dengan lambang “ K “

2. Tabungan yang dinyatakan dengan lambang “ S “

3. Investasi yang dikatakana dengan lambang “I “

Rumus :

1. Y = ∑(r , w , I , )

= e + s

2. Y = C + I

3. Y = C + I

2. Model 3 Sektor adalah model perekonomian tertutup terdiri dari 3 sektor rumah tangga

(13)

artinya sudah ada peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi yaitu berupa Government expenditure (G) dan pajak (T).

Komponen – komponen pendapatan nasional atau produk nasional yang terdapat dalam analisis ekonomi tiga sector adalah sebagai berikut;

1. Konsumsi yang dinyatakan dengan lambang “ K “

2. Tabungan yang dinyatakan dengan lambang “ S “

3. Investasi yang dikatakana dengan lambang “I “

4. Pengeluaran pemerintah dengan lambang “ G “

5. Penerimaan pemerintah dengan lambang “ T “

Rumus :

1. Y = ∑(r , w , I , )

2. Y = C + I + G

3. Y = C + I + T

3. Model 4 Sektor adalah model ekonomi yang terbuka terdiri dari empat sector yaitu;

1. Rumah Tangga Konsumsi, 2. Rumah Tangga Produksi, 3. Rumah Tangga Negara, 4. Rumah Tangga Luar Negeri. Pada model ini sudah ada peranan luar negeri berupa ekspor, impor.

Komponen – komponen pendapatan nasional atau produk nasional yang terdapat dalam analisis ekonomi empat sector adalah sebagai berikut;

1. Konsumsi yang dinyatakan dengan lambang “ K “

2. Tabungan yang dinyatakan dengan lambang “ S “

3. Investasi yang dikatakana dengan lambang “I “

4. Pengeluaran pemerintah dengan lambang “ G “

5. Penerimaan pemerintah dengan lambang “ T “

Rumus :

1. Y = ∑(r , w , I , )

2. Y = C + I + G + (Nx)

(14)

Konsep Aggregate Demand dan Aggregate

Supply

Penawaran Dan Permintaan Agregat

Kegiatan dalam perekonomian berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun tertentu, jumlah produksi barang dan jasa bertambah. Karena bertambahnya angkatan kerja, penambahan modal dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi terjadilah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini membuat setandar hidup semakin tinggi.

Perbedaan kurva permintaan dalam pengertian mikro dan makro ekonomi adalah sebagai berikut:

Secara mikro, kurva D menunjukkan harga komoditas secara individual sementara harga lainnya dianggap konstan.

Secara makro, kurva D menunjukkan tingkat harga umum yang bervariasi sepanjang sumbu vertikal dan total output.

Dengan demikian dapat disimpulkan:

1. Kurva D secara makro melukiskan harga dan output dalam keseluruhan perekonomian. Kurva D secara mikro melukiskan analisis perilaku komoditas individual.

2. Kemiringan kurva D secara makro melukiskan dampak atau efek penawaran uang. Kemiringan kurva D secara mikro melukiskan dampak atau efek substitusi.

Aggergate Supply (AS), yaitu kuantitas output total atau nilai produk nasional yang tersedia dan siap ditawarkan pada berbagai tingkat harga sedangkan faktor lain tetap. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Output potensial disebut juga GNP potensial, yaitu tingkat tertinggi output nasional yang dipertahankan secara maksimum, namun bukan merupakan output maksimum secara absolut. Ouput potensial dapat berubah dan sangat ditentukan oleh perubahan-perubahan:

(15)

2. Teknologi dan efisiensi, output potensial dipengaruhi oleh tingkat efisiensi dan penggunaan teknologi.

b. Biaya produksi merupakan biaya untuk memproduksi output nasioanl yang meliputi upah, harga faktor produksi impor, dan biaya imput lainnya. Perubahan biaya produksi sangat ditentukan oleh perubahan sebagai berikut:

1. Upah, apabila upah rendah biaya produksi menjadi rendah, dan biaya produksi murah akan menaikkan jumlah output nasional, Aggregate Supply akan meningkat.

2. Harga impor, penurunan harga luar negeri atau apresiasi pada nilai tukar mengurangi impor.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor bahan baku berpengaruh nyata terhadap sifat fisis dan kimia briket arang yang dihasilkan, meliputi nilai kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon,

2.1 air alam air yang berasal dari sumber alami, umumnya berasal dari air tanah, air sungai dan air permukaan lainnya 2.2 air pengisi ketel uap air atau campuran air dengan

Resin dijenuhkan sambil dipanaskan dengan larutan CuSO4 1 N kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dicuci dengan aquades untuk menghilangkan ion Cu yang tidak terikat

accounting practices enable individuals to draw from their stocks of knowledge, make sense of their ongoing processes of interaction and, eventually, enhance the feeling of trust

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian imunisasi DPT dan campak dalam menurunkan kejadian pneumonia pada anak usia 10 bulan-5 tahun di

Protect Our Environment and Build

[r]

Menurut Gillin dan Gillin , perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang disebabkan perubahan-perubahan kondisi