• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 Klinik Pratama NHM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 2 Klinik Pratama NHM"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1

II

-1.

Nama Rencana Usaha dan / atau Kegiatan

Fasilitas atau sarana-prasarana kesehatan pada saat ini merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, terutama untuk sarana kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat. Sampai pada saat ini, pusat/sarana kesehatan masih sangat minim apabila diprosentasekan dengan jumlah penduduk yang terdapat di wilayah Kabupaten Bangkalan, sehingga pemrakarsa berinisiatif untuk mendirikan sarana kesehatan berupa klinik. Pusat kesehatan tersebut akan didirikan di wilayah Kecamatan Bangkalan tepatnya di wilayah kelurahan/desa Mlajah dengan nama Klinik Ngudia Husada Madura. Pendirian Klinik Ngudia Husada Madura ini diharapkan dapat memberikan kemudahan sarana-prasarana/pusat kesehatan bagi masyarakatdi wilayah Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya.

2.

Rencana Usaha dan / atau Kegiatan

Lokasi usaha pendirian Klinik Ngudia Husada Madura, terletak di wilayah Kabupaten Bangkalan. Pengesahan lokasi kegiatan nantinya akan disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Bangkalan. Adapun detail lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut : 1. Status dan Penggunaan Lahan

Lahan yang akan dipergunakan sebagai tapak pendirian Klinik Ngudia Husada Madura merupakan hak milik pemrakarsa (dr. Mustofa Haris, S.Kp., M.Kes.). Adapun status dan penggunaan lahan untuk pendirian Klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1. Rincian Status dan Penggunaan Lahan Klinik Ngudia Husada Madura

No. Uraian Keterangan

Rincian Lahan

1. Status Lahan Hak Milik

RENCANA USAHA DAN

KEGIATAN

(2)

2. Luas Lahan 360 m2

3. Pemilik dr. Mustofa Haris, S.Kp., M.Kes.

4. Alamat Pemilik Lahan Jl. Nusa Indah II/04 A RT/RW. 001/001 MlajahBangkalan 5. Nomor Sertifikat Tanah 12.13.11.05.1.01236

Penggunaan Lahan

1. Luas Bangunan 200 m2

2. Lahan Parkir 150 m2

3. Taman/Ruang terbuka Hijau (RTH) 10 m2

2. Lain-lain

-Sumber: Pemrakarsa Klinik Ngudia Husada Madura, 2015 2. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan

Lahan yang akan dijadikan lokasi usaha dan/atau kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura berada di wilayah Kabupaten Bangkalan, tepatnya di Kelurahan/Desa Mlajah Kecamatan Bangkalan. Adapun detail lokasi yang akan dijadikan tapak usaha dan/atau kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut.

o Lokasi kegiatan

- Jalan : Jl. R.E. Martadinata

- Desa/Kelurahan : Mlajah

- Kecamatan : Bangkalan

- Kabupaten : Bangkalan

- Provinsi : Jawa Timur

o Pemanfaatan lahan di sekitar lokasi

- Utara : Lahan kosong

- Selatan : Rumah Toko (Ruko)

(3)

3

II

-4. Prakiraan Umur Kegiatan

(4)
(5)

5

II

-3.

Skala Usaha dan / atau Kegiatan

Kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura yang direncanakan oleh pemrakarsa memiliki skala usaha dan/atau kegiatan sebagai berikut :

1. Rencana Desain/Lay Out Klinik Ngudia Husada Madura

Pendirian Klinik Ngudia Husada yang direncanakan sudah sesuai dengan konstruksi bangunan yang dipersyaratkan untuk peruntukan bangunan dengan satu lantai, selain itu bentuk konstruksi bangunan klinik sudah dikonsultasikan dengan pihak teknik sipil yang kompeten dalam bidangnya. Adapun desain bangunan Klinik Ngudia Husada Madura yang akan didirikan oleh pemrakarsa memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 2.2. Spesifikasi Bangunan Klinik Ngudia Husada Madura

No Uraian Lay Out Ukuran (m) Jumlah

1. Ruang Parkir 8 x 10 1

2. Apotik 3 x 5 1

3. Ruang Tunggu Pasien 3 x 8 1

4. Ruang Penyimpanan Obat 3 x 3 1

5. Ruang Recepsionis 2 x 5 1

6. Ruang Istirahat 3 x 4 1

7. Ruang Sholat 4 x 4 1

8. Ruang Tindakan 3 x 4 1

9. Ruang Pemeriksaan 3 x 4 1

10

. Ruang Perawatan Ibu dan Anak

3 x 4 1

17

. Ruang Laboratorium 5 x 5 1

Sumber: Data Layout Klinik Ngudia Husada Madura (Skala 1 : 150), 2015

2. Tenaga Kerja

(6)

Tabel 2.3. Spesifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja Klinik Ngudia Husada Madura

No Posisi Jumlah Pendidikan

I. Tahap Konstruksi

1. Arsitek/Konsultan Bangunan 1 S1

2. Tenaga Terampil/Kepala Tukang 1 SMA

3. Tenaga Kerja Kasar 15 SMP/SMA

Jumlah 17

II.Tahap Operasi

1. Dokter Umum 2 S1 Dokter Umum

2. Dokter Gigi 1 S1 Kedokteran Gigi

3. Bidan 2 D4 Kebidanan

4. Perawat 3 S1 Keperawatan/Ners

5. Apoteker 2 S1 Farmasi/Apoteker

6. Customer Service (CS) 2 SMA

7. Satpam 1 SMP/SMA

8. Tenaga Gizi 1 D4/S1 Ahli Gizzi

Jumlah 14

Sumber: PemrakarasaKlinik Ngudia Husada Madura, 2015

A. Kebutuhan Air Minum dan Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan air minum dan air bersih berlangsung pada saat tahap konstruksi dan tahap operasional Klinik Ngudia Husada Madura, hal ini dikarenakan pada tahap konstuksi dan operasional Klinik Ngudia Husada Madura membutuhkan komsumsi air minum dan air bersih untuk kebutuhan tenaga kerja/karyawan, mandi cuci kakus (MCK), taman, kebrsihan rumah sakit, dan lain-lainnya. Sesuai dengan standar Ditjen Pekerjaan Umum Cipta Karya, standar kebutuhan air minum dan air bersih menurut Ditjen Pekerjaan Umum dan Cipta Karya adalah sebagai berikut. Tabel 2.4. Standar Kebutuhan Air Departemen Pekerjaan Umum

No. Keperluan/ Kebutuhan Komsumsi (Liter/hari)

1. Mandi, Cuci. Kakus (MCK) 12,0

2. Minum 2,0

3. Cuci Pakaian 10,7

(7)

7

Untuk mengetahui kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi dan operasi Klinik Ngudia Husada Madura, maka perlu dilakukan perhitungan. Menurut hasil perhitungan yang dilakukan antara standart kebutuhan air bersih menurut Ditjen Pekerjaan Umum dan Cipta Karya dengan jumlah tenaga kerja pada tahap konstruksidan jumlah tenaga kerja pada saat tahap operasi klinik suatu usaha dan/atau kegiatan, pada saat tahap konstruksi jumlah tenaga kerja Klinik Ngudia Husada Madura yaitu sebanyak 17 orang, sedangkan pada tahap operasi jumlah tenaga kerja sebanyak 14 orang serta jumlah pengunjung/pasien yang diasumsikan sebanyak ± 15 orang/hari, maka kebutuhan air minum dan air bersih Klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut.

Tabel 2.5. Kebutuhan Air Bersih dan Air Minum Klinik Ngudia Husada Madura

No. Sumber Keperluan Komsumsi

1 Sumur Bor& PDAM MCK Pekerja 12 17 204

2. Sumur Bor & PDAM Wudhu’ 16,2 17 275,4

3. Sumur Bor & PDAM Lain-lain 21,7 17 368,9

Jumlah 848,3

1. Sumur Bor & PDAM MCK Karyawan 12 29 348

2. Sumur Bor & PDAM Wudhu’ 16,2 29 469,8

3. Sumur Bor & PDAM Taman 11,8 - 11,8

4. Sumur Bor & PDAM Kebersihan Klinik 31,4 - 31,4

5. Sumur Bor & PDAM Lain-lain 21,7 - 21,7

Jumlah 882,7

Sumber: Hasil Perhitungan, 2015

(8)

maka diperoleh kebutuhan air minum dan air bersih pada saat tahap konstruksi adalah 1.292 liter/hari atau 4 galon air dengan kapasitas 19 liter dan 848,3 liter/hari untuk kebutuhan air bersih non air minum, sedangkan pada saat tahap operasi Klinik Ngudia Husada Madura kebutuhan air minum dan air bersih adalah 1.653 liter/hari atau 3 galon air dengan kapasitas 19 liter dan 882,7 liter/hari air bersih non air minum.

B. Pengelolaan Limbah

Setiap kegiatan atau suatu usaha akan berdampak pada limbah yang dihasilkan, termasuk pada kegiatan Klinik Ngudia Husada Madura. Ada beberapa jenis limbah yang dihasilkan dalam usaha/kegiatan Klinik Ngudia Husada Madura, yaitu limbah cair dan limbah padat yang bersifat medis dan non medis. Pada tahap konstruksi limbah yang dihasilkan adalah limbah non medis, sedangkan limbah yang dihasilkan pada tahap operasi adalah limbah medis dan non medis.

Pengelolaan limbah medis perlu dilakukan dengan baik karena limbah medis bersifat bahan beracun dan berbahaya (B3). Limbah B3 memiliki dampak negative yang begitu besar terhadap lingkungan, sehingga memerlukan pengelolaan khusus, baik dan terencana. Untuk pengelolaaan limbah medis yang bersifat padat pihak pemrakarsa Klinik Ngudia Husada Madura melakukan kerjasama (MoU) dengan pihak PT. Putra Restu Ibu Abadi (terlampir). Sedangkan untuk limbah cair medis pihak pemrakarsa sedang pengupayakan untuk pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk itu perhitungan timbulan limbah medis belum dapat dilakukan. Pengelolaan limbah non medis perlu juga penanganan yang baik dan terencana, karena apabila dalam jumlah/volume yang besar limbah non medis juga memiliki dampak negative terhadap lingkungan sekitarnya walaupun tidak seberbahaya limbah medis dari operasional Klinik Ngudia Husada Madura. Limbah non medis terbagi menjadi dua bagian, yaitu padat dan cair, limbah tersebut dihasilkan dari aktivitas Klinik Ngudia Husada Madura pada saat konstruksi bangunan dan operasional klinik. Adapun perhitungan limbah padat dan cair non medis yang dihasilkan pada saat konstruksi dan operasional Klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut:

o Sampah Padat Non Medis

(9)

9

II

-Cipta Karya Nomor 21 Tahun 2006, standart besaran timbulan sampah tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2.6. Standar Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber Sampah

No

. Komponen SumberSampah Satuan Volume TimbunanSampah (Liter) Berat TimbunanSampah (Kg)

1. Rumah Permanen Per Orang/Hari 2,25 - 2,5 0,35 – 0,4

2. Kantor Per Pegawai/Hari 0,5 – 0,75 0,025 – 0,1

3. Toko/Ruko Per Petugas/Hari 2,5 – 3 0,15 – 0,35

4. Sekolah Per Murid/Hari 0,1 – 0,15 0,01 – 0,02

5. Pasar Per m2/Hari 0,2 – 0,6 0,1 – 0,3

Sumber: Permen PU. Cipta Karya No. 21 Tahun 2006

Tabel 2.7. Standar Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber Sampah

Komponen Sumber Sampah

Kota Besar (500.000 – 1.000.000 Jiwa) 2,25 – 3,25 0,7 – 0,8 Kota Sedang (100.000 – 500.000 Jiwa) 2,75 – 3,25 0,7 – 0,8 Kota Kecil (200.000 - 100.000 Jiwa) 2,5 – 2,75 0,625 – 0,7

Sumber: Permen PU. Cipta Karya No. 21 Tahun 2006

Perhitungan timbulan sampah pada saat kegiatan konstruksi dan operasional Klinik Ngudia Husada Madura menggunakan besaran timbunan pada lingkup kawasan kota besar karena lokasi kegiatan Klinik Ngudia Husada Madura berada di wilayah kecamatan Bangkalan yang merupakan pusat wilayah Kabupaten Bangkalan, hasil perhitungan timbulan sampah padat pada saat tahap konstruksi dan operasional Klinik Ngudia Husada Madura dapat dilihat pada hasil perhitungan berikut ini.

Domestik Karyawan 3,25 17 55,25 0,055

Pemeliharaan dan

Perawatan 10 % Timbunan SampahDomestik Karyawan 5,525 0,0055

II.Tahap Operasi

Timbunan Sampah

Domestik Karyawan 3,25 29 94,25 0,094

Pemeliharaan dan

Perawatan 10 % Timbunan SampahDomestik Karyawan 9,425 0,0094

Sumber: Hasil Perhitungan, 2015

(10)

padat yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi dan operasional Klinik Ngudia Husada Madura. Selain penyediaan tempat sampah, pemilahan sampah perlu juga dilakukan, sampah organik dan non-organik serta sampah basah dan kering sebaiknya ditempatkan pada wadah yang berbeda. Untuk pengolahan sampah organik sebaiknya dilakukan pendauran ulang untuk dijadikan pupuk kompos yang dapat dipergunakan pada tanaman disekitar Klinik Ngudia Husada Madura, untuk sampah non organik sebaiknya melakukan kerjasama dengan pihak terkait tentang cara pengelolaannya. Adapun alur pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar berikut ini.

o Pengelolaan Air Limbah Non Medis

Pengelolaan limbah cair domestik sangat memperhatikan keramahan lingkungan. Pada tahap konstruksi Klinik Ngudia Husada Madura dihasilkan limbah non medis yang berasal dari basecamp pekerja bangunan, sedangkan pada tahap operasional limbah cair non medis berasal dari fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) karyawan dan pasien/pengunjung klinik, taman, tempat wudhu’ dan kebersihan klinik.Prosentase air limbah non medis disesuiakan dengan standart Ditjen Pekerjaan Umum Cipta Karyasebesar 80 % dari air bersih yang dipergunakan selama tahap konstruksi dan operasi Klinik Ngudia Husada Madura. Perhitungan timbulan limbah cair pada Tahap Konstruksi dan Operasional Klinik Ngudia Husada Madura seperti dibawah ini.

Tabel 2.9. Timbulan Limbah Cair Pada Tahap Konstruksi dan Operasional Klinik Ngudia Husada Madura

Sumber Limbah Cair Volume Air Bersih(Liter/Hari) Limbah CairPresentase Volume LimbahCair (Liter/Hari)

I. Tahap Konstruksi

MCK Karyawan 204 80 % 163,20

Wudhu’ 275,4 80 % 220,32

Lain-lain 368,9 80 % 295,12

II.Tahap Operasi

MCK Karyawan 348 80 % 274,40

Wudhu’ 469,8 80 % 375,84

Taman 11,8 80 % 9,44

Kebersihan Klinik 31,4 80 % 24,80

Lain-lain 21,7 80 % 21,68

Sumber: Hasil Perhitungan, 2015

3. Sarana-Prasarana Klinik Ngudia Husada Madura

Sumber Sampah Pewadahan Sampah di Setiap Ruang Sampah di HalamanPengumpulan Sampah Ke TPS TerdekatDiangkut Petugas

(11)

11

II

-Selain sarana bangunan untuk menunjang operasional Klinik Ngudia Husada Madura juga membutuhkan sarana-prasarana lainnnya, yaitu alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan disesuaikan dengan fungsi dan peruntukan rumah sakit, alat dan bahan tersebut meliputi alat-alat kelengkapan untuk proses pemeriksaan unit gawat darurat (UGD), obat-obatan, dan juga alat yang dipergunakan untuk laboratorium Klinik Ngudia Husada Madura. Adapun sarana prasarana alat dan bahanyang digunakan di Klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut: Tabel 2.10. Spesifikasi dan Jumlah Alat yang digunakan di Klinik Ngudia Husada

Madura

No Nama Alat Jumlah Keterangan

1. Kursi Panjang 3 Untuk tempat duduk

2. Meja Recepsionis 1 Untuk pendaftaran

3. Lemari 5 Untuk penyimpanan barang

4. Bad (Kasur) 3 Untuk pemeriksaan

5. Kursi Duduk 12 Untuk tempat duduk pengunjungdan karyawan

6. Alat Suntik (Spuit) - Alat suntik untuk pasien

7. Oksigen - Alat untuk membantu pernafasanpasien

8. Selang Oksigen - Alat untuk membantu pernafasanpasien

9. Stetoscope - Alat pemeriksa detak jantungpasien dan lain-lainnya

10. KelengkapanInpus - Alat untuk memasukkan cairanketubuh pasien

11. Bag And Mask - Alat untuk membantu pernapasanpasien

12. Tempat Sampah Medis - Tempat sampah medis yangdihasilkan dari kegiatan medis

13. Meja Instrumen - Meja untuk meletakkan alat-alatmedis

14. Pinset Anatomis, Sirugis dan Splinter

-Penjepit yang digunakan ada pasien untuk pemeriksaan yang berbentuk kecil atau pemeriksaan dalam

Sumber: PemrakarsaKlinik Ngudia Husada Madura, 2015

(12)

4. Pelayanan Klinik A. Alur Pelayanan/Penanganan Pasien

Pelayanan atau penanganan pasien merupakan salah satu yang biasa dilakukan oleh pusat pelayanan kesehatan. Secara umum pelayanan rumah sakit dibagi menjadi bebarapa bagian, Menurut Jan Carlzon (1987) mengadopsi dari ilmu marketing bahwa alur proses pelayanan di rumah sakit terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

o Pelayanan Pre-Hospital

Tahap ini merupakan tahap sebelum pelanggan/pasien memutuskan untuk datang ke rumah sakit. Sebelum memutuskan untuk datang ke rumah sakit biasanya pelanggan/pasien lebih dahulu menentukan rumah sakit mana yang akan dipilih. Pilihan itu dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti:

- Apakah pelanggan/pasien pernah datang ke rumah sakit itu.

- Mendengar cerita tentang rumah sakit tersebut.

- Melalui brosur, iklan atau rekomendasi orang terdekat pelanggan/pasien.

- Kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan/pasien baik melalui telpon maupun yang datang secara langsung kerumah sakit

- Keramahan dari pegawai rumah sakit sehingga pasien mendapatkan informasi yang sejelas mungkin baik mengenai fasilitas maupun produk layanan rumah sakit

o Pelayanan During-Hospital

Tahap ini merupakan tahap cara bagaimana rumah sakit bisa membuat proses pelayanan di rumah sakit menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah bagi pelanggan. Tahap ini dimulai pada saat pelanggan/pasien datang ke rumah sakit, pelanggan/pasien melakukan pendaftaran, sampai pelanggan/pasien mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan di rumah sakit

(13)

13 yang bertanggung jawab atas biaya pasien mengetahui jumlah yang harus dibayar, makin besar kemungkinan pembayaran yang akan diterima. Jadi penting sekali penataan rekening pasien secara tepat dan akurat. Selain itu, pegawai rumah sakit dituntut untuk bekerja dengan tenang, sabar, teliti, dan dapat mengendalikan dirinya sendiri.

5. Pelayanan Klinik Ngudia Husada Madura

Pelayanan Klinik Ngudia Husada Madura sudah disesuaikan dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang telah disusun oleh pihak pemrakarsa. Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting sebagai alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi dalam meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu layanan suatu unit usaha. Menurut PP Nomor 15 Tahun 2001 standarisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan, dan menerapkan standar dilaksanakan secara tertib dan kerjasama dengan semua pihak. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000).

(14)

a. Ruang Pendaftaran

Ruang pendaftaran memudahkan dalam penyimpanan, pencairan, pencatatan dan pelaporan data pasien yang berkunjung ke klinik Ngudia Husada Madura. Kegiatan yang dilaksakanakan di ruang pendaftaran meliputi:

- Penerimaan pasien yang akan berobat, hal ini meliputi kegiatan menerima pasien yang berkunjung ke klinik Ngudia Husada Madura sebelum melakukan pendaftaran;

- Pendaftaran pasien, meliputi kegiatan mencatat semua pasien yang berkunjung dan mencatat berkas-berkas kelengkapan pasien mulai dari nama, alamat, dan keluhan penyakit yang diderita pengunjung;

- Pendaftaran jumlah pengunjung pasien, mencatat jumlah pasien yang berkunjung dan pembagian nomer antrian.

b. Ruang Tunggu Pasien

Ruang tunggu pasien mempunyai fasilitas layanan menunggu giliran/antrian bangku panjang, sehingga pasien yang berkunjung dapat ditangani dengan baik

(15)

15

II

-dan teratur. Pelayanan pasien ditangani sesuai dengan nomor urut yang telah diperoleh pada saat pendaftaran.

c. Ruang Pemeriksaan

Ruang pemeriksaan terdapat satu unit meja konsultasi dengan dokter, meja instrument dan satu unit bad pasien sebagai sarana penunjang dalam pemeriksaan pasien sehingga pemeriksaan disgnosis serta penentuan diagnosis dapat dilaksanakan dengan baik oleh dokter. Kegiatan yang dilaksankan meliputi:

- Penerimaan pasien, pasien yang sudah mendaftar direrima di ruang perawatan untuk diagnosis penyakit yang diderita berdasarkan keluhan pasien dan pemeriksaan dokter ahli;

- Pemeriksaan diagnosis medis berupa konsultasi medis dengan dokter, anamnesa pasien, pemeriksaan tanda-tanda vital, penimbangan berat badan serta melakukan inspeksi, palpasi, dan auskultasi serta pemeiksaan penunjang lainnya;

- Penentuan diagnose untuk kelanjutan pasien apakah pulang dengan pemberian resep maupun kelnjutan pemeriksaan kebagiannya untuk kelengkapan diagnose serta apakah perlu untuk rawat inap;

- Pemberian rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih besar, pemberian rujukan kepada pasien apabila gejala penyakit yang diderita tidak dapat ditanangi oleh pihak klinik Ngudia Husada Madura.

d. Ruang Penyimpanan Obat/Apotik

Ruang penyimpanan obat dilengkapi tenaga apoteker yang bertugas memilah jenis obat sesuai kategori penyakit yang diderita oleh pengunjung/pasien, mencatat laporan bulanan mengenai obat-obatan yang digunakan, menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mendukung pelayanan obat-obatan, dan menyelenggarakan pelayanan obat-obatan. Semua pelayanan mulai dari penerimaan resep, pengecekan resep, pemberian obat, dan penyimpanan obat. Ruangan ini juga dilengkapi dengan lemari penyimpanan obat-obatan, untuk memastikan obat-obatan yang akan diberikan kepada pasien tetap terjaga dengan baik. Alur pelayanan apotik klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut:

(16)

e. Ruang Tindakan

Ruang tindakan dilengkapi dengan bad pasien, meja instrument, lemari penyimpanan obat-obatan, tabung oksigen serta fasilitas pendukung tindakan medis lainnya dan dilengkapi dengan tenaga keperawatan. Adapun alur pelayanan yang terdapat didalam ruang tindakan adalah sebagai berikut:

f. Laboratorium

Laboratorium kesehatan adalah suatu kegiatan berbagai macam tes yang dilakukan pada speseimen biologis untuk mendapat informasi tentang kesehatan pasien. Laboratorium sering dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

- Kimia klinik biasanya menerima serum. Seringkali bagian ini adalah bagian yang melakukan pemeriksaan rutin terbanyak. Mereka menguji komponen/analit yang berbeda-beda dalam serum atau plasma.

- Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan

penghitungan darah dan evaluasi morfologi darah.

(17)

17

II

-- Imunologi-Serologi menguji banyak hal dengan menggunakan prinsip reaksi

antigen-antibodi.

- Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis, begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikrobapatogen.

- Parasitologi mengamati parasit.

- Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi.

- Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit

- Toksikologi menguji obat farmasi, obat yang disalah gunakan, dan toksin lain.

- Imunohematologi, atau bank darah menyediakan komponen, derivat, dan produk

darah untuk transfusi.

- Histolog i memproses jaringan padat yang diambil dari tubuh untuk membuat di

kaca mikroskop dan menguji detail sel.

- Sitologi menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker dan keadaan lain.

- Sitogenetika melibatkan penggunaan darah dan sel lain untuk mendapatkan

kariotipe, yang dapat berguna dalam diagnosis prenatal (mis. sindrom down) juga kanker (beberapa kanker memiliki kromosom abnormal).

- Virologi dan analisis DNA juga dilakukan di laboratorium klinik yang besar.

- Patologi bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara

Adapun alur pelayanan laboratorium ang dilakukan oleh pihak klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut:

(18)

g. Kamar Mandi

Terdapat 2 (dua) unit kamar mandi untuk pasien dan petugas, terdiri dari bak mandi dan Water Closed (WC) menjadi 1 (satu) bagian dari bangunan klinik.

h. Tempat Parkir

Tempat parkir klinik Ngudia Husada Madura menjadi satu kesatuan dengan tempat parkir yang digunakan oleh petugas klinik.

6. Pemenuhan Kebutuhan Energi Listrik dan Air

Pemenuhankebutuhan listrik dalam pengoperasian Klinik Ngudia Husada Madura berasal dari Gensetdan Pembangkit Listrik Negara (PLN) dengan kapasitas ± 3.000 watt.

Tabel 2.11. Sumber Energi Listrik Klinik Ngudia Husada Madura

No. Sumber Kapasitas (watt)

1. Pembangkit Listrik Negara (PLN) 3.000

2. Genset 3.000

Sumber: PemrakarsaKlinik Ngudia Husada Madura, 2015

4.

Pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan

Pencegahan Potensi Kebakaran

1. Pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam (Peraturan Menteri PU No.12 tahun 2009).

(19)

19

II

-o Ameliorasi iklim, artinya dapat mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro. Ruang terbuka hijau menghasilkan O2 dan uap air (H2O) yang menurunkan, serta

menyerap CO2 yang bersifat gas rumah kaca sehingga dapat menaikkan suhu

udara dan berpengaruh pada iklim mikro setempat;

o Memberikan perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan peredam suara. Tanaman berfungsi sebagai pematah angin (wind break) dan peredam suara (sound break). Sebagai pematah angin, tanaman akan mengurangi kecepatan angin yang mengakibatkan laju angin yang berhembus akan menurun. Sebagai peredam suara, tanaman akan mengurangi kebisingan dengan efektivitas yang ditentukan oleh ketebalan dan kerapatan tanaman. Menurut Herawati (1982) tanaman bambu (Bambusa multiflex) dengan ketebalan 1 m dan ketinggian 2 m mampu mengurangi tingkat kebisingan dari suara kendaraan bermotor sebesar 12 – 20 dBA. Jenis tanaman pagar minimal dapat mengurangi kebisingan sebesar 1,5 dBA. Daya serap vegetasi terhadap suara sekitar 6 sampai dengan 8 dBA. Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tanaman bentuk pohon dan perdu dapat mengurangi kebisingan 5 sampai 8 dBA dan tanaman tinggi dengan bentuk tajuk rapat serta tebal akan mengurangi kebisingan sebesar 10 dBA. Cook et.all (1983) menambahkan bahwa jalur pepohonan yang tinggi dan rapat berkombinasi dengan semak akan mengurangi kebisingan matahari untuk fotosintesis dan transpirasi sehingga di bawah tajuk akan terasa lebih sejuk. Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai shelter belt, yaitu sabuk pelindung dari gangguan – gangguan alami maupun buatan;

o Memberikan perlindungan terhadap asap dan gas beracun, serta penyaring udara kotor dan debu. Pemakaian timah hitam (timbal) pada bensin menimbulkan dampak negatif pada asap yang dikeluarkan. Timbal yang masuk kedalam tubuh manusia akan bersifat racun. Sebagai contoh, Pterocarpus indicus (pohon Angsana/sono kembang) dapat mereduksi timbal di udara sebesar 3,9 mg/m3; Switenia macrophyllia (pohon Mahoni) sebesar 0,8 mg/m3,

serta Axonopus compresus (rumput karpet) sebesar 0,5 mg/m3. Menurut

(20)

3 ppm. Timbal merupakan logam berat (bobot molekul 207), partikel tersebut akan mengendap di permukaan tanah dan tidak dapat diencerkan. Dengan adanya tanaman, timbal dapat masuk ke dalam tanaman melalui penyerapan dari akar dan daun melalui proses pertukaran gas pada stomata daun. Penelitian Achmad (1994) menunjukkan bahwa tanaman kangkung, bayam, dan caisims yang ditanam di daerah Pulomas Jakarta kandungan timbalnya sudah di ambang batas dari nilai yang ditetapkan oleh WHO sebesar 0,8 mg/m3, meskipun nilai tersebut berbeda-beda untuk masing-masing negara di dunia;

o Mencegah erosi. Arsitektur tanaman (pilotaxi) berupa pohon akan mempengaruhi sifat aliran batang (steam flow) air hujan yang tertampung oleh tajuk, sehingga dapat mempengaruhi tata air dan erosi lahan. Bentuk tajuk tanaman yang saling menutup akan mengurangi energi kinetik dari air hujan sehingga erosi dapat diperkecil disamping dapat meningkatkan infiltrasi dan imbuhan air tanah;

o Merupakan sarana penyumbang keindahan dan keserasian antara struktur buatan manusia secara alami;

o Ruang terbuka hijau berfungsi secara tidak langsung untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat. Soenaryo (1996) menyebutkan bahwa setiap jam, 1 Ha daun-daun tumbuhan hijau mampu menyerap 8 kg CO2, jumlah ini sama dengan

jumlah CO2 yang dihembuskan oleh ± 200 orang manusia dalam waktu yang

bersamaan. Ruang terbuka hijau dalam bentuk hutan kota dengan luas 25 Ha dalam satu tahun mampu menghasilkan 1 ton Oksigen (O2) yang dilepas ke

udara untuk membantu memberikan udara yang bersih bagi pernafasan manusia (dalam sehari diperkirakan manusia bernafas sebanyak 23.040 kali);

o Membantu peresapan air hujan sehingga memperkecil erosi dan banjir. Pada kawasan tepian air (reperieum) tanah yang tererosi akan menjadi endapan yang masuk ke dalam badan – badan air (sungai dan danau) serta saluran drainase. Sedimentasi mengakibatkan pendangkalan pada badan-badan air dan saluran drainage yang dapat menyebabkan banjir.

Untuk menyiasati kekurangan lahan yang dimiliki oleh pihak pemrakarsa (Klinik Ngudia Husada Madura), maka disarankan untuk menggunakan system penanaman secara potting.

2. Pencegahan Potensi Kebakaran

(21)

21

II

-dengan meningkatnya bahan-bahan yang mudah terbakar pencegahanan penanggulangan kebakaran harus ditingkatkan agar kerugian-kerugian menjadi sekecil mungkin. Pencegahan kebakaran lebih ditekankan kepada usaha-usaha yang memindahkan atau mengurangi terjadinya kebakaran.

Upaya pencegahan kebakaran yang sebaiknya dilakukan oleh pemrakarsa Klinik Ngudia Husada Madura adalah dengan menyiapkan alat-alat pemadam kebakaran ringan (APAR). Adapun alat pemadam kebakaran ringan yang perlu di sediakan adalah dengan ukuran1,5 kg, 3 kg, dan 4 kg.

5.

Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan

Kajian terhadap komponen rencana usaha dan atau kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura, diperlukan sebagai dasar pelaksanaan untuk menentukan Upaya Pengolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Hal ini diperlukan untuk memprediksi dampak yang ditimbulkan dari suatu usaha/kegiatan. Dampak dari kegiatan yang akan dilakukan dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang timbul, juga dapat dikategorikan sebagai dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura terhadap komponen lingkungan secara langsung. Komponen lingkungan yang dievaluasi dalam hal ini, meliputi:

1. Tahap Pra Konstruksi

Pada kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura tahap pra konstruksi meliputi kegiatan:

a. Pengurusan Perijinan

Kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura untuk langkah awal memerlukan proses perijinan dan perencanaan. Perijinan berfungsi untuk memenuhi aspek legalitas pada saat operasional nanti. Adapun perijinan yang harus dimiliki oleh Klinik Ngudia Husada Madura mencakup ijin lokasi hingga ijin mendirikan bangunan (IMB), Ijin Gangguan (HO) dan lainnya. Pada saat Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) ijin pendirian Klinik Ngudia Husada Madura masih dalam proses pengurusan.

(22)

Kegiatan penyampaian informasi pada masyarakat adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi secara benar kepada masyarakat sekitar kegiatan dan institusi terkait adanya kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura, terutama informasi yang diberikan kepada masyarakat terdekat dengan proyek yaitu pada penduduk di wilayah Jl. RE. Martadinata No. 45 Mlajah Bangkalan.

2. Tahap Konstruksi

Setelah tahap pra konstruksi selesai dilakukan, maka selanjutnya adalah tahap konstruksi, yaitu proses pendirian bangunan klinik Ngudia Husada Madura. Pada tahap konstruksi kegiatan pendirian Klinik Ngudia Husada Madura yang dilakukan meliputi:

a. Mobilisasi Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang akan terserap selama tahap kontruksi cukup besar jumlahnya, dimana pekerja tersebut terdiri dari tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil serta tenaga kerja kasar. Untuk pekerjaan kasar ini diambil dari wilayah setempat di sekitar lokasi kegiatan dimana sistem pengaturannya akan melibatkan komponen masyarakat setempat. Kebutuhan tenaga kerja untuk setiap periode waktu tidak sama, karena hal ini berkaitan dengan jenis kegiatan yang dilakukan pada periode waktu tersebut. Diperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan secara bertahap dengan rincian tenaga kerja adalah sekitar ± 17 orang.

b. Mobilisasi Material

Kegiatan ini meliputi pengangkutan material untuk keperluan konstruksi bangunan klnik. Material diangkat dari lokasi pengambilan bahan menuju lokasi pembangunan menggunakan dumptruck. Material yang diperlukan antara lain pasir, sirtu, batu gali, besi, bata putih dan PC. Material-material alam yang digunakan berasal dari leveransir Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya, sedangkan material seperti besi berasal dari supplier terpilih.

c. Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp

Basecamp secara khusus merupakan pusat kegiatan manajemen proyek, penyimpanan material, peralatan serta tempat tinggal tenaga kerja. Dalam aktivitas basecamp tersebut akan menghasilkan limbah baik air limbah dari KM/WC maupun sampah dari kagiatan proyek secara keseluruhan.

(23)

23

II

-Kegiatran ini merupakan kegiatan pengerjaan konstruksi Klinik Ngudia Husada Madura yang disesuaikan dengan desain/layout yang direncanakan oleh pemrakarsa. Adapun desain/layout Klinik Ngudia Husada Madura terlampir.

e. Pembangunan Utilitas

Pembangunan konstruksi utilitas meliputi areal parkir, saluran drainase, sumur resapan (biopori), pipa distribsi air bersih, IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah), tempat pembuangan sampah Klinik Ngudia Husada Madura baik sampah medis maupun non-medis, lampu penerangan dan lain-lainnya.

f. Penataan Landsacape

Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan memperhatikan konsep ekologi dan estetika. Selain itu juga dilakukan untuk mensinergikan RTH di dalam kawasan. Penanaman pohon peneduh dan tanaman hias dimaksudkan untuk memberikan kanyamanan dan keasrian sekaligus dapat menetralisir udara kotor yang dihasilkan dari aktivitas Klinik Ngudia Husada Madura. Konsep penanaman tanaman ditempatkan dalam boks (flowerbox) maupun ditanam langsung ditanah.

g. Pekerjaan Finishing, Mechanical dan Electrical

Pekerjaan ini meliputi kagiatan pembersihan bangunan, pengecatan dan lain-lainnya. Selain itu, pekerjaan ini juga meliputi sistem instalasi listrik, jenis beban listrik, sistem distribusi & daya listrik, sistem penangkal petir, dan sistem tata udara (ventilasi), sistem firefighting (sistem hydrant, sistem fire gas, sistem sprinkler, sistem fireextinguisher) dan sistem transportasi dalam gedung.

h. Demobilisasi Sisa Material

Kegiatan demobilisasi sisa material adalah pembuangan sisa material yag sudah tidak digunakan lagi dalam kegiatan kontruksi dapat mengganggu estetika sekitarnya.

i. Demobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan demobilisasi tenaga kerja merupakan bagian pemutusan kerja sebagian atau seluruh tenaga kerja yang sudah tidak terlibat lagi dalam kegiatan kontruksi. Kegiatan ini juga dilakukan secara bertahap sesuai dengan jenis dan tahapan kegiatan proyek.

(24)

Setelah tahap konstruksi selesai, maka dilanjutkan dengan tahap operasional klinik. Tahap operasional Klinik Ngudia Husada Madura merupakan tahapan yang paling berpotensi menimbulkan dampak khususnya bagi masyarakat sekitar, karena pada tahap operasional klinik menghasilkan limbah terutama limbah medis yang memiliki potensi besar untuk merusak lingkungan. Pada tahap operasi kegiatan yang dilakukan adalah perekrutan (mobilisasi) karyawan, pengoperasian Klinik Ngudia Husada Madura serta pemeliharaan dan perawatan

a.

Perekrutan (mobilisasi) karyawan

Mobilisasi karyawan dibutuhkan untuk menjalankan proses operasional Klinik Ngudia Husada Madura. Keahlian dan jumlah karyawan yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan saat kegiatan klinik Ngudia Husada Madura berlangsung.

b.

Pengoperasian Klinik Ngudia Husada Madura

Kegiatan operasional klinik adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan di Klinik Ngudia Husada Madura, kegiatan-kegiatan tersebut meliputi penanganan medis dan non medis. Kegiatan medis adalah kegiatan yang bersangkutan dengan masalah medis terhadap pasien, seperti rawat inap, rawat jalan, mobilisasi obat-obatan dan lain-lainnya. Sedangkan untuk kegiatan non medis meliputi kagiatan memasak, penggunaan MCK, dan administrasi.

c.

Pemeliharaan dan Perawatan

Untuk mempertahakan Klinik Ngudia Husada Madura agar tetap bersih dan memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan warga sekitarnya maka perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan khususnya adalah pemeliharaan fasilitas fisik, termasuk pemeliharaan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah), sarana sampah, saluran drainase, sistem firefigting, dan yang tak kalah pentingnya adalah pemeliharaan taman, baik pohon maupun rumput taman sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan memberikan fungsi maksimum ekosistem perkotaan, sekaligus mengeleminasi pencemaran udara.

6.

Rona Lingkungan

Kondisi komponen lingkungan di daerah studi pada saat dilakukan studi akan ditelaah secara kualitatif maupun kuantitatif. Kajian terhadap komponen lingkungan terkait dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu :

(25)

25

3. Komponen sosial ekonomi dan budaya

Sampel untuk masing-masing komponen lingkungan diambil disekitar lokasi Klinik Ngudia Husada Madura.

Tabel 2.12. Lokasi Pengambilan Sampel Air Bersih, dan Udara

No. Jenis Sampel Lokasi Keterangan

1. Air Lokasi Klinik Ngudia Husada Madura Air Sumur

2. Udara Lokasi Klinik Ngudia Husada Madura Sekitar Klinik Ngudia HusadaMadura

3. Tanah Lokasi Klinik Ngudia Husada Madura Di Lingkungan Klinik NgudiaHusada Madura

1. Komponen Fisik – Kimia

A. Geografis, Topografi dan Klimatologi

Wilayah studi Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Klinik Ngudia Husada Madura dilakukan di wilayah Kecamatan Bangkalan Kab. Bangkalan tepatnya di Jl. RE. Martadinata No. 45 Mlajah. Data statistik Kecamatan Bangkalan Tahun 2014 menyebutkan jumlah penduduk tercatat 90.430 jiwa. Secara umum kecamatan ini mempunyai luas 34.42 Km2 atau 3 441.87 Ha,

pada ketinggian 5 m dari permukaan laut dan terbagi menjadi 13 desa/kelurahan. Adapun batas atministratif wilayah dan jumlah Desa. Kampung, RT dan RW KecamatanBangkalan sebagai berikut :

o Sebelah utara : Kecamatan Arosbaya

o Sebelah selatan : Kecamatan Socah

o Sebelah timur : Lecamatan Burneh

o Sebelah barat : Selat Madura

Tabel 2.13. Jumlah Kampung/Dusun, RT dan RW per Desa

No

. Desa/Kelurahan Kampung/Dusun RukunWarga (RW) RukunTetangga (RT)

(26)

Jumlah 75 61 251

Sumber : Kecamatan Bangkalan Dalam Angka, 2014

B. Topografi

Topografi Kabupaten Bangkalan terdiri dari daratan rendah yang membentang dipesisir Utara dan Selatan dengan ketinggian antara 0 - 50 meter d.p.l. dan dibagian tengah berupa perbukitan bergelombang dengan ketinggian 100 - 350 meter d.p.l. Kecamatan Geger merupakan kecamatan tertinggi mencapai 100 meter d.p.l diikuti kecamatan Kokop dengan ketinggian 80 meter d.p.l, sedangkan untuk kecamatan terendah adalah Tanjung Bumi, Sepuluh, dan Klampis. Ketinggian lahan dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2.14. Luas Wilayah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut

No. Kecamatan Tinggi Permukaan Laut

Sumber : Kabupaten Bangkalan Dalam Angka, 2013

C. Geologi

Kondisi tanah Kabupaten Bangkalan memiliki kedalaman efektif sampai >120 cm dari permukaan tanah. Kedalaman efektif tanah memberikan pengaruh terhadap kesuburan tanah suatu daerah. Jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Bangkalan adalah tanah tipe aluvial hidromorf. Macam tanah di Kabupaten Bangkalan dapat di lihat pada Tabel 2.15.

Kondisi tanah di Kabupaten Bangkalan juga terlihat dari luas penggunaan lahannya. Jenis penggunaan lahan tergantung dari kesuburan setiap daerah, berikut macam-macam penggunaan lahan Kabupaten Bangkalan berdasarkan luasan tanahnya :

Tabel 2.15. Luas Tanah menurut Jenisnya di Kabupaten Bangkalan

(27)

27

II

-Ha %

1 AlufialHidromorf 9495 8.27

2 Aluvial kelabu kekuningan 3250 2.83

3 Assosiasihidromorf 9775 8.53

4 Litosal 2360 2.05

5 Regosolcoklat kekuningan 2415 2.1

6 Kompleks graundgorset kelabu 18203 15.85

7 Grumosal kelabu 2360 2.05

8 Kpl. Grumosal Kelabu Litosal 2584 2.25

9 Kpl. Mediteran Coklat dan Litosal 14719 12.82

10 Kpl. Mediteran Merah dan Litosal 12753 11.1

11 Kpl. Mediteran, Grumosal, RegusalLitosol 36966 32.18

Total 114880 100 tinggi letaknya di atas permukaan laut semakin besar pula pada curah hujannya bila dibandingkan dengan daerah daratan. Bagian tengah wilayah penelitian yang berupa pembukitan dan pengunungan, curah hujannya jauh lebih besar dari pada curah hujan di daratan yang merupakan pantai, baik dibagian utara maupun di bagian Selatan. Di daerah perbukitan curah hujan bahkan mencapai > 2000 mm/thn yang memberikan kontribusi yang besar terhadap resapan air kedalam tanah, sedangkan di daerah pantai curah hujan berkisar antara 500 – 1000 mm/thn sedangkan kondisi klimatologi berupa curah hujan Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut :

(28)

1

Bangkalan 249 417 417 218 46 20 0 40 45 279 483 301 209.5 8 2

0

Kedundung 210 288 288 38 67 1 0 0 0 0 100 122 92.83

Sumber : Kabupaten Bangkalan Dalam Angka, 2013

E. Hidrologi

Kabupaten Bangkalan dilewati oleh beberapa sungai. Sungai yang mengalir di Kabupaten bangkalan mempunyai panjang bervariasi. Air sungai dimanfaatkan untuk irigasi. Berikut ini adalah beberapa sungai yang melewati Kabupaten Bangkalan.

Tabel 2.17. Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Bangkalan Tahun 2010

No. Kecamatan Nama Sungai Panjang (Km)

1 Kamal Gulung 2.15

11 Bangkalan BangkalanBancaran 6.255.25

12 Burneh JambuBubut 2.555.19

13 Arosbaya

17 Sepuluh Gladak Mati 7.55

Srogan 7.55

18 Klampis Brumbung 4.7

Sumber : Kabupaten Bangkalan Dalam Angka, 2013

(29)

29

II

-Pendirian Klinik Ngudia Husada Madura, dibangun di Jl. RE. Martadinata Kelurahan Mlajah Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan. Penentuan lokasi pengambilan sampel air bersih, didasarkan atas :

o Pertimbangan area dampak yang mungkin timbul akibat kegiatan Klinik Ngudia Husada Madura.

o Hasil orientasi lapangan untuk menentukan lokasi pengambilan sampel air bersih di sekitar Klinik Ngudia Husada Madura.

Tabel 2.18. Pengujian Kualitas Air Secara Fisik dan Kimia

No Parameter Satuan

2 Jumlah zat padat terlarut ** mg/l 1500 1 683

3 Kekeruhan ** Skal NTU 25 0.06 2,80

4 Rasa ** - Tidak berasa -- Tak berasa

5 Suhu Laboratorium °C Suhu udara ± 2 0C 0.1 27,2

6 Warna ** TCU 50 1 7

7 Daya Hantar Listrik (DHL) ** µmhos/cm - 2 1371 II. KIMIA

a. Kimia Anorganik

1 Besi mg/l 1.0 0.0037 < LD

2 Fluorida ** mg/l 1.5 0.01 0,954

3 Kadmium *) mg/l 0.005 2.000 < LD

4 Kesadahan sebagai CaCO3 mg/l 500 0.986 354,200

5 Khlorida mg/l 600 0.003 127,251

6 Kromium, Valensi 6 *) mg/l 0.05 0.0491 < LD

7 Mangan mg/l 0.5 0.0019 < LD

8 Nitran Sebagai N ** mg/l 10 0.0021 0,5748

9 Nitrit Sebagai N mg/l 1.0 0.01 0,0024

10 pH Laboratorium # 6.5 – 9.0 0.0075 7,32

11 Seng mg/l 15 0.001 < LD

12 Sianida *) ** mg/l 0.1 0.001 < LD

13 Sulfat mg/l 400 0.0693 37,9733

14 Timbal *) mg/l 0.05 0.0036 < LD

b. Kimia Organik

1 Zat Organik (KmnO4) mg/l 10 0.28 7,23

2 Detergen mg/l 0.05 0.001 0,184

Sumber : Hasil analisa Laboratorium BTKL Surabaya, 2014 Keterangan :

Lokasi : Air Bersih Lokasi Klinik Ngudia Husada Madura

.) Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/90 * Zat Kimia Bersifat Racun

Tidak Dipersyaratkan # Tidak Ada Satuan ** Belum Termasuk Ruang Lingkup Akredeitasi

Hasil pengujian terhadap kualitas air ditinjau dari sifat fisik dan kimia air menunjukkan bahwa air sample dari air sumur sekitar Klinik Ngudia Husada Madura layak sebagai air bersih untuk digunakan (dibawah ambang baku mutu yang ditetapkan).

(30)

Kualitas udara suatu lingkungan, merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan. Kondisi lingkungan yang dilihat dari komponen kualitas udara direpresentasikan oleh parameter SO2, CO, NO2, O3, debu dan lainnya.

Adapun hasil pengujian terhadap kualitas udara dan kecepatan angin di lokasi Klinik Ngudia Husada Madura adalah sebagai berikut:

Tabel 2.19. Hasil Pengujian Udara Ambien

No Parameter Satuan 2 Nitrogen dioksida (NO2) Ppm 24 jam 93 0.810 27.387 3 Oksidan (O3) Ppm 1 jam 200 0.211 39.054

4 Debu mg/m3 24 jam 0.26 0.007 0.087

5 Hidrogen Sulfida (H2S)* Ppm 30 menit 42 0.150 1.758 6 Ammonia (NH3) Ppm 24 jam 1360 2.62 45.487

7 Kebisingan dBA - - 30 38.5 – 39.5

8 Suhu 0C - Tidak disyaratkan 1 35.5

9 Kelembaban % - Tidak disyaratkan 1 55.2

10 Kecepatan Angin * m/s - Tidak disyaratkan 0.1 0.6 – 2.6

11 Arah Angin * - Tidak disyaratkan Ke Selatan

Sumber : Hasil Analisa Laboratorium BTKL Surabaya, 2014

Dilihat dari hasil uji laboratorium yang dilakukan, menunjukkan bahwasanya kualitas udara pada lokasi Klinik Ngudia Husada Madura masih dibawah ambang baku mutu yang ditetapkan.

Tingkat kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan Klinik Ngudia Husada Madura mulain dari tahap konstruksi sampai pada tahap operasi masih dapat ditoleransi, yaitu sekitar 38,5 sampai 39,5 dBA.

3. Arah dan kecepatan angin

(31)

31

II

-Bulan Juni Bulan Mei

Bulan Januari Bulan Februari

(32)

Bulan Juli Bulan Agustus

(33)

33

II

-Bulan Januari Bulan Februari

Bulan Maret Bulan April

(34)

Bulan Oktober Bulan September

(35)

35

II

-Bulan Januari Bulan Februari

Bulan Maret Bulan April

(36)

Bulan September Bulan Oktober

(37)

37

II

-o Kondisi Tanah

Tanah yang digunakan untuk pendirian Klinik Ngudia Husada Madura awalnya merupakan tanah bekas bangunan rumah. Adapun kondisi tanah yang meliputi parameter Potential of Hydrogen (pH), Nitrogen (N), Phosphat (P), Kalium (K) dan Karbon (C) sebagai berikut :

Tabel 2.20. Hasil Pengujian Kondisi Tanah

N

o Parameter Satuan

Hasil

Laboratorium DeteksiLimit (LD)

Metode 10173

1 Nitrogen (N) % 0,15 0,0014 Destruksi, Titrasi

2 Karbon (C) % 2.574 0,0114 Destruksi, Titrasi

3 Phospor (P) % < LD 0,000099 Ekstraksi, Spektrofotometri

4 Kalium (K) % < LD 0,0002 Ekstraksi, Flame Fotometri

Sumber : BTKL, 2015

Hasil pengujian kondisi tanah yang telah dilakukan dapat dijadikan acuan untuk mempertimbangkan dampak pendirianKlinik Ngudia Husada Madura terhadap kondisi tanah di lokasi pada masa yang akan datang.

2. Komponen Biologi

Komponen biologi lingkungan yang dikaji meliputi parameter keberadaan flora dan fauna di lokasi sekitar pendirian Klinik Ngudia Husada Madura. Adapun hasil data primer pengamatan flora dan fauna, sebagai berikut :

A. Keberadaan Flora

Keberadaan flora, berdasarkan hasil pengamatan di sekitar lokasi pendirian Klinik Ngudia Husada Madura, sebagai berikut :

(38)

No Nama Indonesia Nama Ilmiah Famili

1 Kelapa Cocos. nucifera L Arecaceae

2 Jagung Zea mays L. Poaceae

3 Kedelai Glycine max Fabaceae

4 Kacang Tanah Arachis hypogeal L Leguminoseae

5 Ubi Kayu Manihot esculenta Euphorbiaceae

6 Bawang Merah Allium cepa var. aggregatum L. Liliaceae

7 Cabe Capsicum annum L. Solanaceae

8 Kacang Panjang Vigna cylindrica Leguminosae

9 Pisang Musa paradisiaca Musaceae

10 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae

11 Sawo Achras zapota L Sapotaceae

12 Rumput teki Cyperus rotundus Cyperaceae

13 Rumput jarum Andropogon aciculatus Grammineae

14 Ketela pohon Manihot utillissima Euphorbiaceae

15 Rumput meniran Phyllanthus urinaria Euphorbiacee

(39)

39

II

-Sumber : Pengamatan Lapangan, 2015

B. Keberadaan Fauna

Data primer pengamatan fauna di lokasi pendirian Klinik Ngudia Husada Madura yang merupakan kondisi rona lingkungan awal, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.22. Hasil Pengamatan Keberadaan Fauna

No Nama Indonesia Nama Ilmiah Famili

1 Burung gereja erasia Passer montanus Ploceidae

2 Belalang coklat Dissosteria carolina Acrididae

3 Kadal Mabouya multifasciata Geckonidae

4 Kucing Phyllanthus urinaria Felidae

5 Capung Felis catus

6 Kupu-kupu

7 Sapi

8 Kerbau

Sumber : Pengamatan Lapangan, 2015

3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya A. Demografi

Kondisi demografi wilayah Kecamatan Bangkalan, meliputi parameter luas wilayah, jumlah rumah tangga, jumlah penduduk, sex ratio dan kepadatan penduduk. Profil lengkap demografi wlayah kecamatan ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 2.23. Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk

(40)

Rumah Tangga Penduduk

1 Ujung piring 3,43 412 1.236

2 Sembilangan 2,09 373 1.120

3 Kramat 4,85 976 2.924

4 Mertajasah 0,89 420 1.261

5 Mlajah 6,00 1.591 4.767

6 Kemayoran 1,62 1.250 2.854

7 Pangeranan 1,65 4.830 14.477

8 Demangan 0,55 2.943 8.827

9 Kraton 1,05 2.962 8.885

10 Pejagan 1,33 5.104 15.290

11 Bancaran 5,88 3.165 9.505

12 Sabiyan 2,38 706 2.121

13 Gebang 3,31 1.210 3.628

Jumlah 35,02 25,942 76,895

Sumber: Kecamatan Bangkalan Dalam Angka, 2014

Tabel 2.24. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio

(41)

41

II

-1 Ujung piring 663 573 1.236 115,71

2 Sembilangan 525 595 1.120 88,24

3 Kramat 1.406 1.518 2.924 92,62

4 Mertajasah 622 639 1.261 97,34

5 Mlajah 2.287 2.480 4.767 92,22

6 Kemayoran 2.917 2.937 5.854 99,32

7 Pangeranan 4.633 9.844 14.477 47,06

8 Demangan 4.456 4.371 8.827 101,94

9 Kraton 4.362 4.523 8.885 96,44

10 Pejagan 7.596 7.694 15.290 98,73

11 Bancaran 4.730 4.775 9.505 99,06

12 Sabiyan 1.059 1.062 2.121 99,72

13 Gebang 1.192 2.436 3.628 48,93

Jumlah 36,448 43,447 79,895 83,89

Sumber: Kecamatan Bangkalan Dalam Angka, 2014

Tabel 2.25. Kepadatan Penduduk dan Rumah tangga per Km2

No Desa/Kelurahan Per KmKepadatan Penduduk2 Per RT RT Per KmKepadatan2

(42)

2 Sembilangan 536,91 3,00 178,81

3 Kramat 603,38 3,00 201,40

4 Mertajasah 1.417,81 3,00 472,23

5 Mlajah 794,50 3,00 265,17

6 Kemayoran 1.760,21 2,28 770,94

7 Pangeranan 8.773,94 3,00 2.927,27

8 Demangan 16.049,09 3,98 5.350,91

9 Kraton 8.494,26 3,00 2.831,74

10 Pejagan 11.496,24 3,00 3.837,59

11 Bancaran 1.616,47 3,00 538,26

12 Sabiyan 891,36 5,70 296,70

13 Gebang 1.095,68 3,00 365,43

Jumlah 2.195,88 2,96 740,82

Sumber: Kecamatan Bangkalan Dalam Angka, 2014 B. Sosial

o Pendidikan

(43)

43

II

-Di wilayah ini juga tersedia sekolah-sekolah Islam meliputi : 10 Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan 8 Pondok Pesantren.

Tabel 2.26. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta

No

Desa/ Negeri Swasta PT

Kelurahan TK SD SLTP SMU TK SD SLTP SMU

1 Ujung piring - 1 - - - 1 1 -

-2 Sembilangan - 1 - - - 1 1 -

-3 Kramat - 2 1 - 3 1 - -

-4 Mertajasah 1 1 - - -

-5 Mlajah 3 2 2 5 - - - 1 3

6 Kemayoran - 3 - - 3 - - -

-7 Pangeranan 2 5 2 - 2 1 1 -

-8 Demangan - 4 - - -

-9 Kraton - 6 - 1 3 - - -

-10 Pejagan - 10 1 - 5 - - -

-11 Bancaran - 4 1 1 4 - - -

-12 Sabiyan - 1 - - 1 - - -

(44)

-Jumlah 6 41 7 7 22 4 3 1 3

Sumber: Kecamatan Bangkalan Dalam Angka, 2014

Tabel 2.27. Jumlah Sekolah Islam

No Desa/Kelurahan Diniyah Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah Ponpes

1 Ujung piring 2 1 - - 1

2 Sembilangan 2 2 - -

-3 Kramat 3 - - - 2

4 Mertajasah 1 1 - - 2

5 Mlajah 2 - 2 2 2

6 Kemayoran 1 1 - - 7

7 Pangeranan - 2 2 1 5

8 Demangan 3 1 1 - 7

9 Kraton - 5 2 3 3

10 Pejagan - 1 - - 2

11 Bancaran - 4 - - 5

12 Sabiyan - 1 - -

-13 Gebang - - - -

(45)

45

II

-Sumber: Kecamatan Bangkalan Dalam Angka, 2014

o Kesehatan

Apabila diikuti perkembangannya selama lima tahun terakhir, secara kuantitatif sarana kesehatan di Wilayah Kecamatan Bangkalan tidak mengalami perubahan yang begitu signifikan. Adapun sarana kesehatan yang dimiliki Kecamatan Bangkalan meliputi 1 (satu) Puskesmas, 5 (lima) Puskesmas Pembantu, 6 (enam) Polindes, dan 7 (tujuh) Dokter Praktek, serta didukung oleh sejumlah tenaga kesehatan yaitu 7 Dokter, 16 Perawat, 21 Bidan dan 26 Dukun Bersalin.

Pada Tahun 2014 jumlah pasien yang berobat jalan ke Puskesmas sebanyak 41.791. Secara keseluruhan menurun 30,20 persen dibanding tahun 2007 yang mencapai 59.870 pasien.

Tabel 2.28. Jumlah Sarana Kesehatan

No Desa/Kelurahan Poliklinik Puskesmas Pustu PraktekDokter Polindes

1 Ujung piring - - 1 -

-2 Sembilangan - - 1 - 1

3 Kramat - - - - 1

4 Mertajasah - - - - 1

5 Mlajah - - - - 1

6 Kemayoran - 1 - 6 1

7 Pangeranan 1 - 1 4 1

8 Demangan - - - 8 1

9 Kraton - - 1 5

(46)

-11 Bancaran - - 1 1

-12 Sabiyan - - 1 - 1

13 Gebang - - - - 1

Jumlah 1 1 7 28 8

Sumber: Kecamatan Bangkalan Dalam Angka, 2014

C. Budaya

Masyarakat di sekitar wilayah studi pendirian Klinik Ngudia Husada Maduradalam kehidupan keseharian mempunyai berbagai ragam atau norma yang masih dipegang teguh sampai saat ini, utamanya adat yang dengan nuansa Islam. Hal ini menunjukan bahwa adat istiadat atau norma yang masih dipagang teguh oleh kebanyakan masyarakat adalah berkaitan dengan islam yang dianut seluruh masyarakat. Beberapa adar istiadat atau norma yang masih dipegang teguh adalah khataman Al Qur’an.

Adapun kebiasaan yang kurang bermanfaat sudah lama ditinggalkan. Ini biasanya bertentangan dengan agama dan kegiatan yang dipandang merugikan atau kurang relevan lagi bagi masyarakat saat ini seperti judi, sabung ayam dan lainnya.

Adat istiadat dan agama masyarakat di sekitar pendirian Klinik Ngudia Husada Madura seperti yang dalam gambaran diatas tampak bahwa norma agama dan tradisi/adat istiadat berkembang secara berdampingan.

Tabel 2.29. JumlahTempat Peribadatan

N

o Desa/ Kelurahan Masjid Surau/ Langgar Gereja Pura/ Wihara

1 Ujung piring 3 3 -

-2 Sembilangan 1 9 -

-3 Kramat 4 3 -

-4 Mertajasah 1 1 -

-5 Mlajah 6 - -

(47)

-47

II

-7 Pangeranan 4 9 1

-8 Demangan 2 10 -

-9 Kraton - 30 1

-10 Pejagan 6 5 1 1

11 Bancaran - 7 -

-12 Sabiyan 1 2 -

-13 Gebang 1 - -

-Jumlah 31 94 3 1

Gambar

Gambar 2.1. Peta Lokasi Klinik Ngudia Husada Madura
Tabel  2.2.  Spesifikasi Bangunan Klinik Ngudia Husada Madura
Tabel  2.3.  Spesifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja Klinik Ngudia Husada Madura
Tabel 2.5. Kebutuhan Air Bersih dan Air Minum Klinik Ngudia Husada MaduraJumlah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut serta. dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan

Menurut Anonimus (1990), dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih menyatakan bahwa kebutuhan rata-rata distribusi air bersih perharinya adalah

Dengan mempertimbangkan bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan oleh Ditjen Cipta Karya ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur perdesaan

pencapaian MDG’s , Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta pengurangan permukiman kumuh.. Amanat Peraturan

perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung.. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA II - 6 infrastruktur permukiman pada

DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM.. Nomor &amp; Periode Invoice

Pola Perencanaan kebutuhan SDM Unit Kamar Bersalin dihitung dengan Acuhan perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang dipakai adalah standart perhitungan tenaga

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja Metode yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah perhitungan kebutuhan Tenaga Kerja berdasarkan beban pekerjaan yang