• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I “PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM KAITANNYA DENGAN EVALUASI KINERJA PRODUK” (Studi Kasus pada CV. Cihanjuang Inti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I “PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM KAITANNYA DENGAN EVALUASI KINERJA PRODUK” (Studi Kasus pada CV. Cihanjuang Inti"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Dari tahun ke tahun perkembangan dunia semakin maju seiring dengan berkembangnya arus teknologi dan informasi yang secara langsung mempengaruhi kehidupan manusia. Pengaruh ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan dalam aspek ekonomi, pendidikan, industri, dan aspek kehidupan lainnya. Dalam dunia bisnis, pemanfaatan teknologi informasi menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi pertukaran antara perusahaan dengan

(2)

2006:13). Usaha mengembangkan dan mempertahankan keunggulan produk ini tentu saja harus dilakukan oleh semua jenis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang, ataupun manufaktur.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memulai kegiatannya dengan mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Setiap perusahaan manufaktur memiliki karakteristik kegiatan produksinya masing-masing, ada yang produksinya berdasarkan pesanan dan ada juga yang memproduksi secara massa. Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar perusahaan. Sedangkan perusahaan yang memproduksi secara massa bertujuan untuk memenuhi persediaan produk jadi di gudang.

(3)

bermanfaat, unik, dan sesuai dengan perkembangan zaman. Harga produk yang terjangkau juga sangat berpengaruh terhadap penjualan produk suatu perusahaan. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya. Biaya merupakan faktor penting dalam menjamin keberhasilan perusahaan dalam persaingan di pasar. Sebagaimana menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa (2001:31) menyebutkan bahwa “Persaingan tingkat dunia memaksa manajemen perusahaan memperhitungkan dengan cermat biaya produk mereka dengan tujuan: (1)

costumer tidak dibebani biaya-bukan-penambah nilai (non-value-added costs) bagi mereka, (2) laba yang diperoleh perusahaan memasuki persaingan global dan tajam adalah rendah sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang cost-effective

saja yang mampu bertahan dalam situasi persaingan semacam itu”. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk.

(4)

masyarakat, perusahaan membuat proyek percontohan yaitu membuat mesin untuk mengolah bahan-bahan alam seperti jahe, cabe, dan lain-lain. Hasil dari pengolahan bahan-bahan tersebut banyak diminati oleh masyarakat. Berawal dari proyek inilah perusahaan tertarik untuk mengembangkan usaha yang memanfaatkan bahan-bahan alam. Maka dari itu perusahaan membentuk Divisi Makanan dan Minuman yang memproduksi minuman instan Hanjuang dengan berbagai rasa yang menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam. Produk-produk minuman Hanjuang tersebut adalah bandrek, kopi bandrek, enteh bandrek, coklat bandrek, bandrek spesial, bajigur, kopi bajigur, beas cikur, dan sekoteng. Proses produksi minuman dilakukan secara massa bertujuan untuk memenuhi persediaan produk jadi di gudang. Permasalahan timbul dalam laporan keuangannya apakah pencatatan laporan keuangannya sudah dilakukan per produk atau secara keseluruhan. Kebijakan penentuan harga pokok dalam laporan keuangan berpengaruh dalam penentuan harga dan tentunya pada laba atau rugi perusahaan. Kebijakan ini berpengaruh dalam penilaian kinerja setiap produk. Selama ini perusahaan tidak melakukan perhitungan terhadap kinerja setiap produknya secara rinci, perusahaan hanya menilai dari tingkat penjualan produk yang tertinggi. Sehingga keakuratan kinerja setiap produk yang menghasilkan keuntungan atau tidak meguntungkan belum diketahui secara jelas.

(5)

keuntungan (profitability) (Sugiono, 2009:65). Profitabilitas kesembilan jenis produk tersebut dapat diketahui dengan menghitung gross profit margin (marjin laba kotor) setiap produk. Rasio ini menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk. Perhitungan harga pokok produksi yang akurat berperan penting dalam perhitungan gross profit margin. Karena dengan menghitung harga pokok produksi dapat ketahui harga pokok penjualan. Dari pengurangan antara penjualan dengan harga pokok penjualan akan diketahui laba kotor yang dihasilkan, kemudian laba kotor tersebut dibagi dengan penjualan sehingga dapat diketahui gross profit margin produk tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan perhitungan harga pokok produksi setiap jenis minuman yaitu bandrek, kopi bandrek, enteh bandrek, coklat bandrek, bandrek spesial, bajigur, kopi bajigur, beas cikur, dan sekoteng untuk mengevaluasi kinerja laba setiap jenis produk. Sehingga perlu diadakan penelitian tugas akhir dengan judul “PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM KAITANNYA DENGAN

EVALUASI KINERJA PRODUK” (Studi Kasus pada CV. Cihanjuang Inti

Teknik).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan hal-hal sebagai berikut:

(6)

2. Metode apa yang digunakan oleh perusahaan dalam pengumpulan harga pokok produksi minuman Hanjuang.

3. Apakah perusahaan sudah menghitung biaya penyusutan dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik dalam pengumpulan harga pokok produksi minuman Hanjuang.

4. Metode perhitungan apakah yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga pokok produksi minuman Hanjuang.

5. Bagaimana kinerja setiap produk minuman Hanjuang setelah dilakukan perhitungan harga pokok produksi.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah :

1. Unsur-unsur biaya produksi yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi dari setiap jenis produk minuman khas Jawa Barat Hanjuang yang diproduksi oleh Divisi Makanan dan Minuman CV. Cihanjuang Inti Teknik.

(7)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem harga pokok produksi apa yang digunakan dalam memproduksi minuman Hanjuang.

2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam pengumpulan biaya produksi minuman Hanjuang.

3. Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menghitung biaya penyusutan dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik dalam pengumpulan harga pokok produksi minuman Hanjuang.

4. Untuk mengetahui metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi minuman Hanjuang.

5. Untuk menilai kinerja setiap produk minuman Hanjuang yang dihasilkan dengan melihat kontribusi laba kotor yang dihasilkan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, manfaat tersebut adalah :

1. Bagi Perusahaan

(8)

juga memberikan saran perbaikan seandainya ada hal-hal yang perlu diperbaiki.

2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembanding dengan teori-teori yang telah ada sebelumnya dan sebagai bukti-bukti empiris sebagai sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai penguat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terhadap akuntansi manajemen.

1.5 Pendekatan Masalah

Untuk terus dapat bersaing di dalam percaturan bisnis, perusahaan harus menghasilkan produk yang bermutu tinggi, harga produk yang terjangkau, dan model produk yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dari hasil penjualan produk tersebut, perusahaan akan memperoleh penghasilan yang merupakan sumber utama pengembangan perusahaan. Karena itu, memiliki produk yang dibutuhkan dan akan dijual kepada masyarakat merupakan suatu keharusan bagi semua perusahaan agar dapat mempertahankan kehidupan organisasinya (Rudianto, 2006:13).

(9)

keunggulan produk yang dihasilkan. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan (Suyanto, 2007:8). Seperti yang dilakukan oleh perusahaan minuman Teh Sosro, meskipun hanya menawarkan minuman teh dengan gula tetapi mereka dapat berhasil menjadi produsen minuman teh terkenal di Indonesia (Suyanto, 2007:81). Harga produk yang terjangkau juga sangat berpengaruh terhadap penjualan produk suatu perusahaan. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya.

CV. Cihanjuang Inti Teknik memproduksi sembilan jenis produk minuman instan yaitu bandrek, kopi bandrek, enteh bandrek, coklat bandrek, bandrek spesial, bajigur, kopi bajigur, beas cikur, dan sekoteng. Permasalahan timbul dalam laporan keuangannya apakah pencatatan laporan keuangannya sudah dilakukan per produk atau secara keseluruhan. Kebijakan penentuan harga pokok dalam laporan keuangan berpengaruh dalam penentuan harga dan tentunya pada laba atau rugi perusahaan. Kebijakan ini berpengaruh dalam penilaian kinerja setiap produk. Selama ini perusahaan tidak melakukan perhitungan terhadap kinerja setiap produknya secara rinci, perusahaan hanya menilai dari tingkat penjualan produk yang tertinggi. Sehingga keakuratan kinerja setiap produk yang menghasilkan keuntungan atau tidak meguntungkan belum diketahui secara jelas.

(10)

Dalam buku Akuntansi Biaya Edisi 5, Mulyadi (2009:65) menyatakan bahwa dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :

1. Menentukan harga jual produk. 2. Memantau realisasi biaya produksi. 3. Menghitung laba atau rugi periodik.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Perhitungan biaya produksi untuk mengetahui harga pokok produksi dari suatu produk itu sangat penting. Seperti yang dijelaskan dalam buku Manajemen Biaya dinyatakan bahwa:

Penentuan biaya produk (product costing) memberikan informasi yang sangat berguna, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan nonmanufaktur untuk (1) penentuan biaya produk atau jasa dan pengukuran persediaan; (2) perencanaan manajemen, pengendalian biaya, dan evaluasi kinerja; dan (3) pengambilan keputusan stratejik dan operasional

(Blocher, Chen, & Lin, 2001:546).

(11)

listrik, biaya air, biaya telepon dan internet, biaya gas, biaya irigasi, dan biaya pengiriman barang.

Ada beberapa definisi mengenai biaya produksi, seperti yang terdapat dalam buku yang berjudul Akuntansi Biaya Edisi 13, Carter & Usry (2006: 40) menyatakan bahwa “Biaya Manufaktur- juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik- biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik”. Sedangkan menurut Mulyadi (2009:14) mengatakan bahwa “Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual”.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis ada biaya-biaya lain yang terjadi saat produksi yang harus diikutsertakan dalam perhitungan harga pokok produksi minuman Hanjuang yaitu biaya pemeliharaan dan penyusutan aktiva tetap seperti bangunan pabrik, kendaraan, inventaris, dan mesin.

Dalam buku Intermediate Accounting Edisi 8, Baridwan (2008:305) menjelaskan bahwa depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :

1. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi. 2. Memiliki masa manfaat yang terbatas.

(12)

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik yaitu metode garis lurus, metode jam jasa, metode hasil produksi, dan metode beban berkurang (Baridwan, 2008:308).

Menurut Mursyidi (2008:29), “Cara penentuan harga pokok produk sendiri ada dua, yaitu full costing dan variable costing”. Full costing (absorption costing) adalah penentuan harga pokok produk yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Sedangkan variable costing/direct costing adalah penentuan harga pokok produk yang hanya memasukkan unsur-unsur biaya produksi yang bersifat variabel, yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik variabel.

Cara yang digunakan oleh manajemen perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi adalah dengan metode full costing. Harga pokok yang dihitung adalah harga pokok proses, dimana perusahaan melakukan pengolahan produknya secara kontinyu/terus menerus dalam rangka memenuhi permintaan pasar atau persediaan di gudang. Menurut Mulyadi (2009:17), “Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan kos produksinya dengan menggunakan metode kos proses (process cost method)”.

(13)

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2011:2). Dalam buku yang berjudul Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa Edisi 3 karangan Mulyadi (2001:415) terdapat pernyataan dari Siegel dan Marconi yang menyatakan bahwa “Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Dari segi manajemen keuangan, perusahaan dapat dikatakan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat diukur dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (profitability) (Sugiono, 2009:65).

Dalam menilai profitabilitas produk, dapat digunakan rasio-rasio profitabilitas. Seperti yang dinyatakan oleh Agus Sartono dalam buku Analisis Kinerja Keuangan karangan Irham Fahmi bahwa rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:68-69).

(14)

merupakan sumber utama pengembangan perusahaan. Penghasilan tersebut juga digunakan untuk pengembangan mutu produk dengan mempertahankan harga jual yang masih dapat dijangkau oleh masyarakat serta untuk melakukan inovasi produk. Cara-cara tersebut merupakan usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bisnis yang besar dengan mengandalkan keunggulan produk yang dihasilkan.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan mekanisme perhitungan harga pokok produksi yang terjadi di perusahaan dalam kaitannya dengan evaluasi kinerja setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

1.6.2 Data Penelitian

Data-data yang dibutuhkan selama melakukan penelitian ini terdiri dari : 1. Jenis Data

a. Data Subjek, yakni berupa opini dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis kepada pewawancara.

(15)

dokumen-dokumen lainnya yang membantu perhitungan biaya produksi.

2. Sumber Data a. Data primer

Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer diperoleh dari sumber data primer, yaitu sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan (Bungin, 2005:122)

b. Data sekunder

Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data sekunder diklasifikasi menjadi dua:

• Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder.

• Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar.

Data sekunder diperoleh dari sumber data sekunder, yaitu sumber data kedua sesudah sumber data primer (Bungin, 2005:122).

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: a. Wawancara

(16)

(Sukmadinata, 2006:216). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada humas CV. Cihanjuang Inti Teknik.

b. Observasi

Yaitu suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif (Sukmadinata, 2006:220). Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi nonpartisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan.

c. Studi Dokumenter

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinata, 2006:221-222). Dalam penelitian ini penulis menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kegiatan, perhitungan harga pokok produksi dan penjualan produk minuman CV. Cihanjuang Inti Teknik.

1.6.3 Alat Analisis Data

(17)

Sales – Cost of Goods Sold Sales

Mulyadi (2009:122) menjelaskan bahwa berikut ini merupakan harga pokok produksi menurut metode full costing:

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx Biaya overhead pabrik tetap xx

Harga pokok produk xx

Dalam buku yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan oleh Fahmi (2011:68-69) terdapat pernyataan dan rasio-rasio yang dikutip dari buku Agus Sartono. Pernyataan yang diungkapkan tersebut yaitu rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

Dari penjelasan di atas, rasio profitabilitas dapat digunakan penulis untuk menilai kinerja produk minuman yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan rasio gross profit margin.

(18)

Keterangan :

Cost of Goods Sold = Harga Pokok Penjualan • Sales = Penjualan

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Efektifitas media pembelajaran fisika berbantuan web tanpa jaringan dilihat dari aspek belajar mandiri peserta didik yang diketahui melalui pengisian angket oleh

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak daun pucuk merah memiliki aktifitas antibakteri terhadap Salmonella typhi pada uji difusi cakram dan juga dilusi tabung... Kata

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi

Adanya kemitraan antara pemerintah, swasta dan LSM untuk mengembangkan IKM merupakan salah satu indikator dari pengembangan perekonomian lokal. Kemitraan antara

angguan rasa aman @ nyeri  berhubungan dengan luka  post operasi etelah dilakukan tindakan keperawatan selama #H? " Pasien mengatakan nyeri  berkurang;hil ang "

Penyelenggaraan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, ditujukan untuk tiga hal, yaitu: 1) menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, 2) menciptakan aspek

Penelitian dilakukan dengan menganalisis peran dari APIP dan Aparatur Desa terkait dalam pengelolaan keuangan desa.Selanjutnya,tujuannya untuk menuju tata kelola