• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Komik Cerita Rakyat Lutung Kasarung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Komik Cerita Rakyat Lutung Kasarung"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhhir

PERANCCANGAN BBUKU KOMMIK LUTUUNG KASAARUNG

DK 263133/Tugas Akkhir Semester II 2014/2015

Oleh:

Mochamaad Ridwan Permana PPutra 52111014

Program Studi Desaain Grafis

FAKULTTAS DESAIIN

UNIVERSITAS KOOMPUTERR INDONESSIA BANDUNNG

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Mochamad Ridwan Permana Putra

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 2 September 1992

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Sukamenak Gg. H. Asep Hidayat No. 26 RT 01/RW 03 Kp. Sekeawi Kec. Margahayu Kab. Bandung

Kode Pos : 40227

Telp : 085860362929

E-mail : permana0.0putra@yahoo.co.id

Latar Belakang Pendidikan

Tahun Sekolah / Universitas Jurusan

2011 – Sekarang Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Desain Komunikasi Visual 2008 – 2011 SMK Informatika Bandung Rekayasa Perangkat Lunak 2007 SMK Prakarya Internasional ’52 Bandung Teknik Komputer Jaringan

2004 – 2007 SMPN 2 Margahayu Bandung -

1998 – 2004 SDIT Anni’mah Bandung -

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

LEMBAR SURAT HAK EKSLUSIF ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB II KOMIK LUTUNG KASARUNG II.1 Komik ... 4

II.5 Permasalahan Cerita Lutung Kasarung yang Timbul di Masyarakat ... 21

II.6 Penyelesaian Masalah dari Cerita Rakyat Lutung Kasarung ... 22

(6)

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 24

III.1.2 Strategi Kreatif ... 24

III.1.3 Strategi Media ... 25

III.1.4 Strategi Distribusi ... 27

III.2 Konsep Visual ... 27

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Eisner, Will. (1985). Comics and Sequential Art. New York: W.W. Norton & Company.

McCloud, Scoot. (2001). Memahami Komik. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Masdiono, Toni. (2014). 14 Jurus Membuat Komik: Ver.02. Jakarta: Creativ Media.

Soekardi, Yuliadi, & U. Syahbudin. (2007). Cerita Rakyat Jawa Barat Putri Purbasari Dan Lutung Kasarung. Bandung: Pustaka Setia.

Peridian, Olman. (23 Desember 2011). Pengertian Cerita Rakyat. Tersedia di: http://olmanperidianxxx.blogspot.com/2011/12/pengertian-cerita

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini yang berjudul

PERANCANGAN BUKU KOMIK CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG

dapat terselesaikan. Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan meluangkan waktu selama proses asistensi Tugas Akhir ini, terima kasih kepada orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, terima kasih kepada rekan setia yang telah banyak membantu sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan, dan juga rekan-rekan lain yang ikut membantu menyelesaikan laporan ini.

Alasan penulis adalah mencari solusi untuk cerita rakyat Lutung Kasarung yang semakin dilupakan oleh masyarakat Sunda, terutama generasi saat ini.

Mudah-mudahan dengan adanya buku komik ini, masyarakat Sunda bisa lebih mengetahui dan melestarikan cerita rakyat Lutung Kasarung. Dan sebagai salah satu mata kuliah Tugas Akhir, Fakultas Desain, Program Studi Desain Grafis, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis sadar bahwa dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini masih saja terdapat kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat bermanfaat bagi penulis. Semoga laporan Tugas Akhir ini bisa dimanfaatkan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, 21 Agustus 2014

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki berbagai macam cerita rakyat, mulai dari Lutung Kasarung, Sangkuriang, Damarwulan, Situ Bagendit, Timun Mas, Malin Kundang, Ciung Wanara, Roro Jongrang, dan lainnya. Cerita-cerita tersebut hanya sebagian saja, karena di Indonesia memiliki beraneka ragam suku, bahaya, budaya, dan daerah yang berpengaruh terhadap cerita rakyat itu sendiri. Cerita rakyat bukanlah sekedar cerita biasa yang hanya ditujukan untuk menghibur, melainkan mengandung nilai-nilai kehidupan, moral, emosional, bahasa, religi, sosial budaya, dan lainnya. Cerita rakyat sudah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang dari generasi ke generasi. Dari setiap ceritanya bisa menjadi ciri dalam suku dan budaya suatu daerah tertentu. Melalui cerita rakyat pula banyak sekali yang diketahui sebuah tradisi

suatu adat serta kebudayaan yang berkembang diberbagai tempat.

Di Jawa Barat, dikenal berbagai macam cerita daerah beserta legendanya. Seperti Candi Cangkuang, Curug Orok, Gunung Tangkuban Perahu, Situ Bagendit, dan lainnya. Banyak daerah-daerah di Jawa Barat yang namanya bahkan dilatar belakangi oleh cerita-cerita tersebut. Bahkan kejadian-kejadian yang ada di dalam cerita sangat dipercayai oleh masyarakat di sekitarnya. Salah satunya adalah cerita Lutung Kasarung.

Bagi kalangan masyarakat khususnya rakyat Jawa Barat, cerita Lutung Kasarung sudah tidak asing lagi. Hampir sebagian masyarakat tahu tentang cerita Lutung Kasarung. Baik itu orang tua ataupun guru selalu ada yang menceritakan cerita Lutung Kasarung kepada anak-anak. Bahkan cerita Lutung Kasarung ada disetiap buku pelajaran anak di sekolah walaupun hanya selintas.

(10)

cerita lisan kemudian dibuat ke dalam bentuk tulisan. Berkat kemajuan teknologi, cerita Lutung Kasarung semakin berkembang penyebaran ceritanya. Sampai saat ini, ada banyak media yang digunakan dalam hal penyebaran cerita Lutung Kasarung. Bahkan penggambaran dari cerita Lutung Kasarung pun ikut berkembang seiring dengan perubahan jaman. Salah satu media yang digunakan dalam mengadaptasi cerita Lutung Kasarung adalah Komik.

Komik merupakan salah satu media yang banyak diminati semua lapisan masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa. Di Indonesia, komik sudah menjadi bacaan wajib bagi sebagian masyarakat. Hampir disetiap toko buku ada bagian khusus untuk komik. Buku komik memiliki satu kelebihan dibandingkan buku yang lain, yaitu memuat gambar. Berbeda dengan buku cerita biasa yang hanya memuat tulisan saja, ataupun buku novel grafis yang hanya menggambarkan sebagian kejadian yang dianggap paling penting yang bertujuan untuk mengimajinasikan kejadian tersebut. Komik menggambarkan alur cerita yang kemudian ditambahkan dialog yang dibungkus oleh balon kata, sehingga sangat menarik untuk dinikmati.

Cerita rakyat Lutung Kasarung bisa menjadi cerita yang sangat menarik apabila disajikan dalam bentuk buku komik. Karena selain menghibur, cerita Lutung Kasarung mempunyai pesan moral dan nilai pembelajaran hidup yang bisa diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Seperti Lutung Kasarung yang mengajarkan kita untuk selalu bersabar, berserah diri, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa walaupun ia mendapatkan musibah berubah menjadi seekor lutung. Lalu Purbasari yang mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik hati dan lemah lembut dalam bertutur kata. Kemudian akibat dari perbuatan kita yang serakah dan selalu berbuat jahat kepada orang lain seperti yang diperlihatkan oleh Purbararang. Lalu ada Mamang Lengser yang selalu amanah apabila diberi tugas kepadanya dan lainnya.

(11)

panen raya, adat budaya, pakaian yang digunakan, bangunan keraton, dan lainnya pada jaman tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang ada pada cerita rakyat Lutung Kasarung adalah:

• Menceritakan kembali cerita rakyat Lutung Kasarung ke dalam media

yang berbeda.

• Media yang menceritakan cerita rakyat Lutung Kasarung di Indonesia

masih sedikit dan hanya selintas.

I.3 Rumusan Masalahan

Dari identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut:

• Bagaimana cara agar dalam menceritakan kembali cerita rakyat Lutung Kasarung menjadi menarik melalui media komik.

I.4 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan komik Lutung Kasarung ini adalah sebagai berikut:

• Memberikan dan mengenalkan pengetahuan yang terdapat pada cerita

rakyat Lutung Kasarung, seperti pakaian yang digunakan, bangunan pada zaman tersebut, kemudian tradisi apa yang ada pada zaman tersebut, dan lainnya.

(12)

BAB II

KOMIK LUTUNG KASARUNG

II.1Komik

Pada umumnya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks, walaupun ada pula komik tanpa menggunakan teks. Komik bisa diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Scott McCloud (1993, h.9) “ko-mik. Kt. Benda. Gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam turutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya”.

Pada tahun 1985, dalam buku Comic and Sequential Art, Eisner mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai sequential art, “susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu

ide”. Definisi komik sebenarnya sangat banyak, sehingga berkembanglah istilah baru, seperti:

Picture stories – Radolphe Topffer (1845).

Pictorial narratives – Frans Masereel and Lynd Ward (1930). • Picture novella – dengan nama samaran Drake Waller (1950). • Illustories – Charles Biro (1950).

Picto-fiction – Bill Gaine (1950).

Sequential art (graphic novel) – Will Eisner (1985). • Nouvelle Manga – Frederic Boilet (2001).

(13)

mengiklankannya dengan kata-kata “Disadjikan setjara filmis dan kolosal” yang sangat relevan dengan novel bergambar.

II.2.1 Jenis dan Bentuk Komik

Secara garis besar menurut Trimo (1997, h.37) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah. Sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku.

Seiring berkembangnya jaman, komik semakin beragam bentuk dan jenisnya, diantanya adalah:

Komik Kartun (Cartoon Comic)

Komik yang isinya hanya berupa satu tampilan, komik ini di dalamnya berisi beberapa gambar tokoh yang digabungkan dengan tulisan-tulisan. Tujuan komik ini biasanya mengandung unsur kritikan, sindiran, dan humor. Sehingga dari gambar (kartun/tokoh) dan tulisan tersebut mampu memberikan arti yang jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud dan tujuan dari komik tersebut.

Gambar II.1 Contoh komik kartun

(14)

Komik Potongan (Strip Comic)

Komik potongan adalah penggalan-penggalan gambar yang digabungkan menjadi satu bagian/sebuah alur cerita pendek (cerpen). Tetapi isi dari cerita ini tidak harus selesai pada saat itu juga, bahkan ceritanya pun dapat dibuat bersambung. Komik ini biasanya terdiri dari 3-6 panel bahkan lebih. Komik potongan (comic strip) ini biasanya ditampilkan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah, maupun tabloid/buletin.

Gambar II.2 Contoh komik potongan

Sumber: http://raniariana.com/wp-content/uploads/2011/04/37.jpg (23April 2014)

Komik Instruksi (Instructional Comic)

Komik ini biasanya digunakan dalam media pembelajaran.

(15)

Gambar II.3 Contoh komik instruksi

Sumber:

http://i1196.photobucket.com/albums/aa411/jdubin/Soil%20Kitchen/samplecomic.jpg

(23April 2014)

Buku Komik (Comic Book)

Buku komik adalah suatu cerita yang berisikan gambar-gambar dan tulisan yang dikemas ke dalam bentuk buku. Komik yang dibuat ke dalam buku biasanya berisikan 32 halaman, 48 halaman, 64 halaman, bahkan lebih. Adapun jenis-jenis dari buku komik, yaitu:

o Komik Kertas Tipis

(16)

Gambar II.4 Contoh komik kertas tipis

Sumber: http://www.technobuffalo.com/wp-content/uploads/2013/03/Fables.jpg

(23April 2014)

o Komik Majalah (Magazine Comic)

Buku komik ini berukuran seperti majalah (ukuran besar) dan biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya. Dengan ukuran yang besar tersebut tentunya dapat menampung banyak gambar dan isi cerita.

Gambar II.5 Contoh komik majalah

Sumber:

http://3.bp.blogspot.com/-q8OwtZUHLB0/USEv0tei8CI/AAAAAAAAjGY/1W0uFBl5slE/s1600/048.JPG

(17)

o Komik Novel Grafis (Graphic Novel)

Buku komik ini berisi cerita novel yang digabungkan dengan ilustrasi komik. Ilustrasi komik hanya digambarkan pada kejadian-kejadian tertentu saja, sebagai bentuk bagian imajinasi kejadian dari cerita yang dibaca. isi cerita lebih panjang serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya.

Gambar II.6 Contoh komik novel grafis

Sumber: https://ladangbuku.files.wordpress.com/2008/01/aduh-pusiiing.jpg

(23April 2014)

Komik Online (Webcomic)

Selain media cetak seperti buku, koran, majalah, tabloid, dan lain-lain, di dunia maya khususnya internet bisa juga dijadikan sarana dalam mempublikasikan komik. Dengan menyediakan sebuah website, maka pengunjung/pembaca dapat membaca komik. Dengan adanya media

(18)

Gambar II.7 Contoh komik online

Sumber:

http://1.bp.blogspot.com/-Q3wry9yseiw/TwQ27xxCjhI/AAAAAAAAAKo/ux4F226Gyok/s1600/Screen+shot+201

1-09-06+at+4.07.21+PM.jpg (23April 2014)

II.2.2 Elemen Dalam Komik

Di dalam komik, terdapat elemen-elemen yang membentuk suatu komik, diantaranya adalah:

Panel

Menurut Indiria Maharsi (2011) mengatakan bahwa “panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang membentuk sebuah alur cerita. Panel bisa dikatakan sebagai frame atau representasi dari kejadia-kejadian dari cerita yang terdapat dalam komik tersebut”. Sedangkan menurut Will Eisner (1985, h.40) bahwa “panel berfungsi sebagai

(19)

Gambar II.8 Contoh panel menurut Will Eisner (1985, h.44)

Sumber: Comics and Sequential Art: Will Eisner (1985)

Adapun menurut Scott McCloud (1993, h.99) bahwa fungsi panel

adalah “sebagai petunjuk umum untuk waktu/ruang yang terpisah”. Bahkan Scott McCloud (1993, h.70) menjelaskan bahwa peralihan panel ke panel dalam komik dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:

o Waktu ke Waktu

Peralihan ini memerlukan closure (fenomena mengamati bagian-bagian, tetapi memandangnya sebagai keseluruhan) yang sangat sedikit.

Gambar II.9 Contoh Peralihan waktu ke waktu

(20)

o Aksi ke Aksi

Peralihan subjek dalam suatu proses.

Gambar II.10 Contoh peralihan aksi ke aksi

Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud (2001)

o Subyek ke Subyek (dalam satu adegan atau gagasan)

Peralihan yang perlu mengikutsertakan pembaca sehingga peralihan tersebut bermakna.

Gambar II.11 Contoh peralihan subjek ke subjek

(21)

o Adegan ke Adegan

Peralihan yang membawa melintasi ruang dan waktu. Membaca komik dengan jenis peralihan ini memerlukan pemikiran deduktif.

Gambar II.12 Contoh peralihan adegan ke adegan

Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud (2001)

o Aspek ke Aspek

Peralihan yang tidak mengenal waktu dan mengatur sudut pandang yang mengembara terhadap aspek tempat, gagasan, dan suasana hati yang berbeda.

Gambar II.13 Contoh peralihan aspek ke aspek

(22)

o Non-Sequitur

Peralihan yang tidak menunjukkan hubungan logis antara panelnya.

Gambar II.14 Contoh peralihan non-sequitur

Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud (2001)

Balon Kata

Dalam komik, jalan cerita diungkapkan dalam percakapan dan penjelasan melalui balon kata dan panel. Menurut Will Eisner (1985, h.26) “balon kata merupakan alat yang digunakan secara terpaksa. Suatu usaha untuk menangkap dan memperlihatkan unsur yang halus, yaitu suara”. Sedangkan menurut Scott McCloud (1993, h.134) adalah “ikon sinestesis yang paling banyak digunakan, paling rumit, dan paling serbaguna yang berfungsi untuk menggambarkan suara ke dalam bentuk media khusus visual”.

Gambar II.15 Balon Kata Menurut Will Eisner (1985, h.27)

(23)

Di dalam balon-balon kata tersebut, berbagai simbol selalu disesuaikan atau bahkan diciptakan untuk menyuarakan bunyi-bunyi non-verbal.

Gambar II.16 Beberapa balon kata non-verbal menurut Scoot McCloud (1997, h.134)

Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud (2001)

Bunyi Huruf (Sound Lettering)

Ada banyak jenis dari bunyi huruf yang mewakili dari masing-masing suara. Menurut Scoot McCloud (1993, h.134) “Variasi jenis huruf, baik di dalam maupun di luar balon, dapat menggambarkan pergulatan yang tiada henti untuk menangkap intisari suara”.

Gambar II.17 Beberapa jenis huruf menurut Scoot McCloud (1997, h.134)

(24)

Ilustrasi

Ilustrasi adalah seni gambar yang digunakan untuk memberi penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual (Kusrianto, 2007). Ada bermacam macam gaya ilustrasi di dalam komik, yaitu:

o Ilustrasi Realist

Menurut Scoot McCloud (1997, h.28) ilustrasi realist merupakan gaya ilustrasi yang mirip dengan manusia atau objek aslinya, mulai dari anatomi hingga proposi tubuhnya.

o Ilustrasi Semi Realist

Menurut Scoot McCloud (1997, h.29) semi realist merupakan gaya gambar yang sederhana, hanya garis-garis kerangka dan bayang-bayang tetapi dengan mudah mengenalinya sebagai wajah manusia.

o Ilustrasi Manga

Manga adalah gaya gambar yang berkembang di Jepang. Ciri khas dari gaya gambar manga adalah gaya gambar yang sangat sederhana dengan mata yang besar hidung yang kecil dan mulut yang kecil.

o Ilustrasi Kartun

Menurut Scoot McCloud (1997, h.29) kartun adalah “ilustrasi yang dibuat abstrak dan sederhana yang jauh dari wajah asli”. Tokoh-tokoh kartun bersifat fiktif yang dikreasikan untuk menjadi komedi-komedi bertema sosial serta visualisasi jenaka.

II.2Cerita Rakyat

Di Indonesia ada begitu banyak cerita rakyat yang tak terhitung jumlahnya. Baik itu legenda terciptanya suatu tempat atau mitos suatu tempat yang mana masyarakat sekitar sangat mempercayainya. Djamaris (seperti dikutip Olman Peridian, 2011) mengemukakan cerita rakyat adalah golongan cerita yang hidup dan berkembang secara turun temurun dari satu generasi ke

(25)

rakyat dan hampir semua lapisan masyarakat mengenal cerita itu. Cerita rakyat milik masyarakat bukan milik seseorang.

Cerita rakyat adalah cerita yang disampaikan secara lisan oleh seseorang, maka dari itu cerita rakyat disebut sastra lisan.

Menurut Danandjaja (seperti dikutip Olman Peridian, 2011) cerita rakyat merupakan bagian dari foklor lisan yang memang murni. Sedangkan pengertian foklor adalah cerita rakyat tentang adat istiadat turun temurun yang tidak dibukukan namun disampaikan melalui dongeng dari generasi ke generasi selanjutnya. Secara tradisional dalam versi yang berbeda bahwa dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerakan isyarat atau alat bantu pengingat.

Andre (seperti dikutip Olman Peridian, 2011) mengemukakan pengertian dan fungsi cerita rakyat dalam bukunya yang berjudul “Sastra lisan Bugis” bahwa cerita rakyat adalah suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang diwarisi secara lisan sebagai milik bersama. Cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai alat hiburan,

pengisi waktu senggang, atau penyalur perasaan bagi penuturnya serta pendengarnya, melainkan juga sebagai pencerminan sikap dan angan-angan kelompok, alat pendidikan, alat pengesahan pranata, dan lembaga kebudayaan serta pemelihara norma masyarakat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah bagian dari karya sastra berupa dongeng-dongeng atau bentuk cerita lainnya yang berkembang di kalangan masyarakat tertentu dan disebarluaskan secara lisan dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing. Karena cerita rakyat merupakan bagian dari karya sastra, maka dalam kebudayaan cerita itu termasuk dalam salah satu unsur kebudayaan. Cerita rakyat merupakan salah satu perwujudan atau pikiran kelompok masyarakat pendukungnya.

(26)

II.2.1 Jenis dan Macam Cerita Rakyat

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, dari kalangan masyarakat banyak ditemui jenis-jenis cerita rakyat. Mengenai pembagian dan pengelompokan cerita rakyat menurut jenis dan macamnya terdapat banyak perbedaan. Hal ini disebabkan masih banyak cerita rakyat memiliki lebih dari satu kategori. Artinya dalam satu cerita mungkin saja terdiri dari cerita mitos, tetapi juga mempunyai unsur legendanya.

Danandjaja (seperti dikutip Olman Peridian, 2011) mengemukakan cara menentukan penggolongan cerita ke dalam jenis dan macamnya, jika ada cerita rakyat mempunyai ciri-ciri mitos dan legenda maka kita harus mempertimbangkan ciri mana yang lebih berat. Jika ciri mitos lebih berat, maka cerita itu digolongkan ke dalam mitos begitu juga sebaliknya. Selain itu, kita juga harus memperhatikan foklor dalam suatu cerita. Karena dengan mengetahui foklornya dapat ditemukan kategori suatu cerita. Jadi untuk menentukan apakah suatu cerita itu termasuk mitos, legenda, atau dongeng,

kita harus mengetahui foklor pemilik atau pendukung cerita itu.

Selain cara penentuan di atas, menurut Danandjaja (seperti dikutip Olman Peridian, 2011) cerita rakyat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu :

1. Mitos (Mite), adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi setelah diaanggap suci oleh empunya. Mite ditokohkan oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang seperti kita kenal sekarang ini dan terjadi di masa lampau. 2. Legenda, adalah cerita rakyat yang mempunyai ciri yang mirip dengan mitos (mite), yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mitos, legenda ditokohi oleh manusia walaupun sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal dan waktu terjadinya belum terlalu lama.

(27)

Menurut jenis-jenisnya dongeng menjadi 4 bagian, antara lain : a. Dongeng Binatang

Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang peliharaan atau binatang liar. Binatang-binatang tersebut dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.

b. Dongeng Biasa

Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi oleh manusia dan biasanya adalah kisah duka seseorang.

c. Lelucon dan Anekdot

Lelucon dan anekdot adalah dongeng-dongeng yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati, sehingga menimbulkan tawa bagi seorang atau sekelompok pendengarnya.

d. Dongeng Berumus

Dongeng berumus adalah dongen-dongeng yang oleh Anti Aarne dan Stith Thompson disebut formula tales, dan strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongeng-dongeng berumus mempunyai beberapa sub bentuk, yaitu dongeng bertimbun banyak (cumulative tales), dongeng untuk permainan orang (catch tales), dan dongeng yang tidak mempunyai akhir (endless tales).

Adapun fungsi cerita rakyat menurut Danandjaja (seperti dikutip Olman Peridian, 2011) adalah mempunyai kegunaan sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.

(28)

II.3. Sinopsis Cerita Rakyat Lutung Kasarung

Dikutip dari buku Cerita Rakyat Jawa Barat: Putri Purbasari dan Lutung Kasarung yang ditulis oleh Yuliadi Soekardi dan U. Syahbudin (2007) bahwa menurut cerita pada umumnya, pada jaman dahulu di sebuah Kerajaan Pulosari yang terletak di Gunung Pulasari, ada seseorang pangeran yang bernama Guru Minda Kahyangan telah salah paham dengan ibunya Sunan Ambu sehingga ia dihukum menjadi seekor lutung. Kutukannya akan hilang apabila ia bertemu dengan seorang gadis, yang suka mengorbankan cita-citanya dan mau menikahi Guru Minda Kahyangan dengan perasaan cinta dan kasih yang suci, maka ia akan kembali kewujud manusia. Sejak saat itu Guru Minda Kahyangan berkelana dengan wujud lutung dan dikenal sebagai lutung kasarung.

Sementara di wilayah Pasir Batang di kota lama di dalam kerajaan Galuh, memerintah Prabu Tapa Agung. Baginda tidak bersenang hati karena memikirkan kerajaan yang besar sementara ia akan turun tahta. Sedangkan

keturunan baginda tidak memiliki putra lelaki. Semua keturunan baginda adalah puteri diantaranya adalah Purba Rarang dan Purba Sari. Mereka berdua memiliki sifat yang berbeda. Purba Rarang yang sifatnya angkuh dan bertindak semena-mena berbeda dengan Purba Sari yang lebih baik dan bijaksana. Baginda pun akhirnya menunjuk Purba Sari yang akan mewarisi kerajaannya. Purba Rarang yang tidak terima, kemudian mencelakai Purba Sari sehingga Purba Sari berubah menjadi buruk rupa dan diusir ke dalam hutan.

(29)

menemaninya hanya seekor lutung. Kemudian Purba Sari menarik Lutung Kasarung dan menjadikannya sebagai tunangan. Purba Rarang pun tertawa dan mengejek melihat tingkah adiknya. Karena cinta yang tulus dari Purba Sari, Lutung Kasarung pun berubah kembali kewujud aslinya dan berubah menjadi Guru Minda Kahyangan yang gagah dan tampan. Purba Sari pun memenangi perlombaan tersebut dan menduduki tahta kerajaan bersama Guru Minda Kahyangan. Mereka berdua memerintah kerajaan dengan bijaksana.

II.4. Pesan Moral Dalam Cerita Lutung Kasarung

Kandungan pesan moral yang terdapat pada cerita Lutung Kasarung antara lain Guru Minda Kahyangan yang selalu sabar dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam menjalankan hukuman yang merubah wujudnya menjadi seekor Lutung. Kemudian Purbasari yang mengajarkan untuk selalu bertutur kata yang baik dan sopan kepada semua orang. Mamang Lengser mengajarkan tentang kejujuran dan amanah di mana Mamang

Lengser sebagai pesuruh istana selalu dapat dipercaya dalam menyampaikan setiap pesan yang diperintahkan tanpa menambahkan atau mengurangi pesannya. Sedangkan ada akibat dari setiap perbuatan jahat kepada orang lain seperti yang ditunjukkan oleh Purbararang.

II.5. Permasalahan Cerita Lutung Kasarung

(30)

karena itu, dibutuhkan media informasi yang mampu meninggalkan kesan saat membaca cerita rakyat .

II.6. Penyelesaian Masalah dari Cerita Rakyat Lutung Kasarung

(31)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Di dalam suatu perancangan, diperlukan strategi-strategi yang dapat mendukung dan memenuhi tujuan dari perancangan tersebut. Adapun strategi perancangan tersebut antara lain:

Target Audiens

Dengan adanya masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka untuk mendukung penyelesaian masalah tersebut adalah dengan membuat segmentasi pasar, yaitu:

 Demografis

Usia : Remaja 15-18 tahun. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan.

Ras : Umumnya seluruh suku yang ada di Indonesia, khususnya adalah suku Sunda.

Tingkat ekonomi : Menengah bawah – menengah – menengah atas. Pendidikan : Sekolah Menengah Atas.

 Geografis

Target yang dituju pada umumnya adalah remaja yang berada diseluruh Indonesia dan khususnya untuk remaja yang berada di daerah sekitar Bandung.

 Psikografis

(32)

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi merupakan tahap perencanaan untuk menciptakan sebuah informasi yang tepat sasaran dan dapat diterima dengan baik. Pendekatan komunikasi pada media informasi ini adalah menyampaikan cerita rakyat Lutung Kasarung secara lengkap dan mudah dimengerti melalui visual dan verbal.

III.1.1.1Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang digunakan dalam komik cerita rakyat Lutung Kasarung ini adalah berdasarkan dari budaya Sunda kerajaan Galuh yang berada di kota Kawali di Kabupaten Ciamis. Hal ini dikarenakan Lutung Kasarung merupakan cerita masyarakat Sunda pada jaman dahulu dan terlihat dari pakaian, aksesoris, serta lingkungan disekitarnya.

III.1.1.2Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia adalah bahasa umum di Indonesia

sehingga komik Lutung Kasarung bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, dengan pendekatan komunikasi ini diharapkan masyarakat yang membaca cerita ini mengerti dan memahami tentang kisah tersebut. Pesan yang disampaikan pun menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan digambarkan pula melalui sifat dan sikap para tokoh. Melalui cara ini, diharapkan pesan yang hendak disampaikan dapat dicerna dengan mudah oleh audiens.

III.1.2 Strategi Kreatif

(33)

komik ini, salah satu strategi kreatif adalah alur cerita yang dibuat ke dalam bentuk gambar. Sehingga memiliki potensi untuk memberikan gambaran tentang kehidupan pada zaman Kerajaan Galuh yang digambarkan pada pakaian serta aksesoris yang dipakai pada zaman itu, seperti pakaian kemben yang digunakan oleh tokoh karakter wanita Purbasari dan Purbararang. Adapun tradisi yang dilakukan pada zaman tersebut, seperti tradisi panen raya di mana melakukan kurban sebagai rasa syukur atas panen padi yang berlimpah.

III.1.3 Strategi Media

Strategi yang digunakan dalam perancangan media informasi cerita rakyat Lutung Kasarung adalah membuat media-media yang bertujuan menyampaikan pesan atau informasi yang berhubungan dengan media informasi ini. Dalam perancangan ini, menggunakan media utama dan media pendukung yang bersifat melengkapi dan menunjang media utama.

III.1.3.1 Media Utama

Media utama yang dibuat adalah buku komik cerita rakyat Lutung

Kasarung. Buku komik akan dibagi menjadi 2 buku dengan masing-masih buku terdapat 4 bab. Hal ini dilakukan karena buku masih menjadi media utama dalam menyebarkan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Dan komik merupakan media yang digemari oleh sebagian masyarakat karena media komik memuat tidak hanya tulisan saja, tetapi memuat gambar dari kejadian yang diceritakan.

III.1.3.2 Media Pendukung

(34)

 Poster

Media ini berfungsi sebagai media promosi dalam memasarkan buku komik yang menjadi media utama. Poster akan ditempelkan pada saat buku telah diterbitkan dan dipasarkan.

 Mini Banner

Mini Banner merupakan salah satu media promosi yang ditempatkan di

meja yang dijadikan tempat menyimpan buku komik.

 Flyer

Flayer merupakan salah satu media promosi yang memuat informasi-informasi mengenai promosi dari buku komik Lutung Kasarung.

 Pembatas Buku

Pembatas Buku merupakan media yang akan menjadi hadiah buku komik

tersebut.

 Stiker

Stiker merupakan media yang akan menjadi hadiah dalam buku komik tersebut dan berfungsi sebagai pengingat tokoh-tokoh yang ada di cerita rakyat Lutung Kasarung.

 Gantungan Kunci

Gantungan kunci merupakan media yang akan menjadi merchandise dari komik Lutung Kasarung sebagai koleksi.

 Pin

(35)

 Flag Chain

Flag chain merupakan media yang akan digantung saat peluncuran komik sehingga para pembeli mengetahui keberadaan komik Lutung Kasarung diletakkan.

III.1.4 Strategi Distribusi

Media utama yang berupa buku komik akan diterbitkan melalui penerbit Elex Media Komputindo. Toko-toko buku seperti Gramedia menjadi target utama dalam pendistribusian buku komik ini. Selain itu, buku komik ini disebar pula di event-event sekolah tertentu untuk melihat reaksi para pelajar mengenai komik cerita rakyat Lutung Kasarung.

III.2 Konsep Visual

III.2.1 Format Desain

Format yang digunakan dalam pembuatan komik Lutung Kasarung adalah format potrait custom yaitu 18cm x 25cm dengan menggunakan kertas Artpaper 120 gram untuk cover dan HVS 80 gram untuk isi.

Gambar III.1 Format desain buku saat tertutup

18 cm

(36)

Gambar III.2 Format desain buku saat terbuka

III.2.2 Tata Letak (layout)

Panel yang digunakan adalah panel komik pada umumnya, dengan arah baca dari kiri ke kanan. Untuk desain template komik menggunakan tiga bagian, yaitu (a) area aman, yaitu area yang aman untuk menggambar, (b) garis potong, yaitu garis yang nantinya akan dipotong dengan panjang dan lebar keseluruhan adalah18cm x 25cm, dan (c) bleed, yaitu sisa kertas yang tak terpakai.

Gambar III.3 Navigasi Membaca Komik

(37)

Gambar III.4 Desain Template komik

III.2.3 Tipografi

Tipografi yang digunakan harus mengarah pada tingkat keterbacaan dan menarik. Sehingga saat membaaca tidak terjadi kesalahan makna. Oleh karena itu, huruf yang digunakan untuk judul komik adalah

Samarkan dan SundaneseLatin yang terlihat seperti tulisan kerajaan jaman dahulu dan untuk isi komik adalah Segoe Print yang digunakan oleh kebanyakan komik.

Gambar III.5 Font Samarkan

(38)

Gambar III.6 Font Segoe Print

Gambar III.7 Font SundaneseLatin

III.2.4 Ilustrasi

Gaya ilustrasi yang digunakan dalam komik ini adalah Semi-Realist. Gaya ini dipilih karena ilustrasi yang simpel dan tidak terlalu mendetail tetapi tetap mengikuti proporsi tubuh manusia.

Gambar III.8 Contoh gambar semi realist

Sumber: http://komikoo.com/sites/default/files/bursa/malya/step_forward_by_malya.jpg

(26 Mei 2014)

Teknis pengerjaan ilustrasi dimulai dari pembuatan sketsa secara

(39)
(40)

Studi karakter pun dilihat dari beberapa referensi, yaitu:

Sumber:

http://www.eastjavatraveler.com/wp-content/uploads/2012/10/ejtcom_festivalke

ndedes_1.jpg

Sumber:

http://www.datasunda.org/pl/thumbs/lrg-933-lengser-01.jpg

Sumber:

http://phesolo.files.wordpress.com/2012/05 /pakaian-kebaya-dan-kain-panjang.jpg

Sumber:

http://www.griyawisata.com/images/stories/201 1/Mei/sunda4.jpg

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-XGr4fCr8OM4/T8tpQrDvnrI/AAAAAAA AB6g/yRsU9TLJHvw/s1600/prajurit+padj

ajaran.JPG

(41)

Karakter Deskripsi

Guru Minda Kahyangan

Guru Minda merupakan putra tunggal dari Ratu Sunan Ambu yang ketampanannya terkenal ke seluruh

negeri Pulosari.

Lutung Kasarung

Lutung Kasarung merupakan titisan dari Guru Minda Kahyangan yang dikutuk

(42)

Putri Purbasari

Purbasari merupakan anak dari permaisuri Dewi Nitisuari. Purbasari merupakan pewaris sah dari kerajaan Pasir Batang. Purbasari merupakan gadis

cantik jelita yang memiliki budi pekerti yang luhur.

Purbasari

Purbasari yang diberi bedak pengubah kulit menjadi hitam legam dan diasingkan ke Gunung Cupu oleh kakaknya Purbararang yang iri kepada

Purbasari.

Putri Purbararang

Purbararang merupakan kakak tertua dari 7 anak Raja Tapa Agung sekaligus kakak dari Purbasari. Purbararang merupakan

pemegang sementara takhta kerajaan Pasir Batang. Purbararang memiliki sifat

(43)

Ratu Sunan Ambu

Ratu Sunan Ambu merupakan ratu dari Kerajaan Pulosari yang terletak di Gunung Pulasari. Kerajaan Pulosari merupakan sebuah negeri yang makmur,

gemah ripah loh jinawi.

Bujangga Sakti

Bujangga Sakti merupakan salah satu dari bujangga Kerajaan Pulosari yang diberi tugas untuk menemani Lutung

Kasarung.

Bujangga Leuwih

Bujangga Leuwih merupakan salah satu dari bujangga Kerajaan Pulosari yang

(44)

Pangeran Indrajaya

Indrajaya merupakan tunangan dari Putri Purbararang. Ia merupakan salah satu

pangeran yang gagah perkasa.

Mamang Lengser

Mang Lengser merupakan salah satu pesuruh dari Kerajaan Pasir Batang. Mang Lengser memiliki sifat patuh dan

selalu menyampaikan amanat yang diberikan kepadanya.

Prabu Tapa Agung

Prabu Tapa Agung adalah seorang Raja Kerajaan Galuh dan bermukim di Istana

(45)

Studi lokasi yang diangkat dalam buku komik Lutung Kasarung ini sesuai dengan asal cerita Lutung Kasarung sendiri, yaitu di Jawa Barat.

Referensi Sketsa

Sumber:

http://apakatajapra.files.wordpress.com/2008/12/keraton-kasepuhan.jpg Istana Pasir Batang

Sumber:

http://cdn0- e.production.liputan6.com/medias/93511/big/hutan-seram130122b.jpg

Hutan Gunung Cupu

(46)

III.2.5 Warna

Buku komik Lutung Kasarung ini akan menggunakan warna hitam putih pada bagian isi dari buku komik, dikarenakan akan dicetak dan diperbanyak. Sedangkan untuk sampul halaman depan menggunakan warna hitam dengan warna font kuning. Kemudian disampul lagi menggunakan jaket buku yang akan berwarna agar terlihat menarik.

Gambar III.9 Sampul depan dan sampul belakang

Gambar III.10 Warna Sampul

R : 255

G : 242

B : 0

C : 0

M : 0

Y : 100

K : 0

R : 0

G : 0

B : 0

(47)

Gambar III.11 Jaket buku

(48)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Proses Pembuatan Komik

Dalam pembuatan komik ini, terdapat beberapa tahapan proses hingga menjadi suatu buku komik, yaitu:

• Pertama menentukan cerita yang diambil dari buku “Cerita Rakyat Jawa Barat Putri Purbasari dan Lutung Kasarung” karya Yuliadi

Soekardi dan U. Syahbudin.

• Pengembangan cerita diawali dari sebuah sinopsis yang kemudian

dikembangkan lagi menjadi storyline, scenario, dan storyboard. • Setelah itu, melakukan studi karakter dari beberapa komik dan

mencari sumber dari internet.

• Kemudian dilanjutkan dengan proses penyederhanaan karakter

komik yang dilanjutkan dengan pembuatan ilustrasi yang dimulai dengan menggambar sketsa menggunakan pensil 2B.

• Setelah proses sketsa selesai, garis dipertegas menggunakan

drawingpen berbagai macam ukuran.

• Hasil sketsa kemudian dipindai menggunakan software adobe photoshop, untuk menaikkan level dan kontras.

• Setelah melalui proses editing diphotoshop, kemudian membuat balon kata untuk dialog dan synopsis.

• Kemudian setelah semua selesai, melakukan pengecekan dan revisi

(49)
(50)

IV.2 Media Promosi

Setelah selesai membuat komik, tentu saja harus diperjual belikan kepada pembeli agar mengetahui dan tertarik akan komik yang telah dibuat. Maka harus dilakukan promosi dengan membuat media-media yang mendukung promosi buku komik tersebut. Perancangan media promosi ini menggunakan elemen-elemen visual yang terdapat dalam komik, antara lain sebagai berikut:

IV.2.1 Poster

Untuk media promosi komik ini, digunakan poster sebagai media informasi yang menerangkan telah terbitnya buku ini.

Layout poster dibuat dengan menunjukkan karakter utama cerita dari komik Lutung Kasarung, yaitu Lutung Kasarung dan Purbasari.

Poster

Ukuran : A2 (42cm x 59,4cm) Bahan : Kertas Luster

(51)

IV.2.2 Mini Banner

Mini Banner merupakan salah satu media pendukung yang akan dipasang di dekat buku saat penjualan. Mini Banner bertujuan sebagai salah satu media yang memberikan informasi promosi buku komik Lutung Kasarung. Desain sama seperti poster namun dengan ukuran yang lebih kecil.

Mini Banner

Ukuran : 25cm x 40 cm

Bahan : Kertas Flexi Laminasi Doff Format : Portrait

Cetak : Digital Printing Laminasi Doff (Indoor)

(52)

IV.2.3 Flyer

Flyer merupakan salah satu media pendukung yang akan disebarkan kepada masyarakat. Flyer sangat efektif sebagai media promosi buku komik Lutung Kasarung karena ukuranya yang kecil namun memuat informasi yang lebih detail.

Flyer

Ukuran : A5 (148mm x 210 mm) Bahan : Kertas HVS

Format : Portrait

Cetak : Cetak Offset Sparasi

Gambar IV.4 Flyer bagian depan dan belakang

IV.2.4 Stiker

(53)

Desain stiker diambil dari tokoh yang ada dalam komik. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Lutung Kasarung. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah kertas stiker standar yang tidak transparan.

Stiker

Ukuran : 7cm x 7cm

Bahan : Kertas Stiker Cromo Cetak : Cetak Offset

Gambar IV.5 Stiker

IV.2.5 Pembatas Buku

(54)

Pembatas buku juga menjadi salah satu media promosi langsung lainnya yang disisipkan di dalam buku sebagai hadiah. Desain pembatas buku ini juga diambil dari tokoh yang ada didalam buku komik.

Pembatas Buku

Bahan : Art Paper 260 gr Ukuran : 5cm x 20cm

Cetak : Cetak Offset Sparasi

Gambar IV.6 Pembatas Buku

IV.2.6 Gantungan Kunci

(55)

Gantungan Kunci

Bahan : Artpaper 80 gram (laminasi doff) Ukuran : 5cm x 5cm

Gambar IV.7 Gantungan Kunci

IV.2.7 Pin

Pin merupakan salah satu merchandise dari komik Lutung Kasarung. Pin pun bisa ditempel di mana saja sehingga dapat terlihat oleh orang lain. Pin pun menjadi salah satu media promosi yang baik.

Pin

Bahan : Artpaper 80 gram (laminasi doff) Ukuran : 6cm x 6cm

(56)

IV.2.8 Flag-Chain

Flag-chain merupakan media pendukung yang akan digantung saat peluncuran komik sehingga para pembeli dapat mengetahui keberadaan komik Lutung Kasarung diletakkan.

Flag Chain

Bahan : Artpaper 120 gram Ukuran : 15cm x 20cm Cetak : Digital Printing

Gambar

Gambar II.1 Contoh komik kartun
Gambar II.3 Contoh komik instruksi
Gambar II.4 Contoh komik kertas tipis
Gambar II.6 Contoh komik novel grafis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Buku cerita bergambar adaptasi legenda Lutung Kasarung ini ditujukan kepada anak mulai dari usia 8 hingga 12 tahun dengan maksud untuk memperkenalkan nilai-nilai moral

Perancangan komik digital Legenda Singo Ulung ini didasari oleh minimnya dokumentasi cerita rakyat Legenda Singo Ulung di Kabupaten Bondowoso dan menurunnya budaya

Komik merupakan alternatif terbaik sebagai media pengantar informasi.Dibandingkan buku ilustrasi yang berisi gambar statis, komik bisa menyajikan alur cerita secara sinergis

Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa untuk menciptakan buku cerita yang menarik bagi anak- anak, maka diperlukan pengertian akan bagaimana anak-anak berpikir,

Berdasarkan penelusuran data, dapat dikemukakan judul-judul cerita Si Bungsu Tujuh Bersaudara yang dikenal oleh masyarakat Sunda, yaitu Lutung Kasarung, Nyi Bungsu

SASAK : DESAIN VISUAL DAN KOMUNIKASI 51 Perancangan Buku Interaktif Cerita Rakyat Lombok “Monyeh” Mirnayati1, I Nyoman Yoga Sumadewa2 Universitas Bumigora mirnayati11@gmail.com*,

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DARI CERITA RAKYAT BETAWI “KUNYIT EMAS” UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR DI JAKARTA DESIGN STORYBOOK ILLUSTRATION OF BETAWI FOLKTALE "KUNYIT EMAS" FOR

Masalah-masalah yang ditemukan adalah masih banyak anak-anak yang tidak mengetahui mengetahui cerita Lutung Kasarung, sudah banyak orang tua yang sudah jarang membacakan cerita rakyat