ANALISIS TINGKAT KECUKUPAN MODAL DAN
JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN
PENGARUHNYATERHADAP
RETURN ON ASSET
PADA PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906Tbk.
The Analysis of Capital Adequacy Ratio(CAR) and
The Ammount of Credit Given Influence to Return On Asset (ROA) at
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
DisusunOleh : NAMA
NIM : :
DEVINA APIVAH 21107074
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i ✁STR ✂T
T✄☎ ✆✝ ✞y✟ ✠✟✡☛✂ ✝ ☞ ✠✌✝ ✞ ✍☎ ✎✏✝ ✑y R✝ ✌ ✠✡(✂ R) ✆✍✒✄☎ ✓✡✏✆✌✡☛✂ ✔ ☎✍✠✌ G✠✕☎✆ I✆☛ ✞✏ ☎✆✑☎✌ ✡✖☎✌✏✔ ✆ O✆ ✟ ✟☎✌ (RO ) ✌
PT ✁✝ ✆✗✘✠✓☞✏✆✝✆S✝✏✍ ✝✔ ✝✙ ✚✛ ✜✒✢✗
The purpose of the research is to analyze Capital Adequacy Ratio (CAR), The amount of Credit Given, and Return On Asset(ROA), To analyze the influence of Capital Adequacy Ratio (CAR) to Return On Asset, the influence of The Amount of Credit Given to Return On Asset, the influence of Capital Adequacy Ratio (CAR) and The Amount of Credit Given in simultan to Return On Asset at PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
The method exercised in this research is the descriptive analysis with quantitative approach. The statistical investigation methods used in this research include the Pearson s correlation, multiple linear regression, and hypothetical test, with help from the application program of SPSS 15.0 for Windows.
Based on Statistical analysis show the exsistence of very low and directional correlation between Capital Adequacy Ratio (CAR) and Return On Asset. Also show the exsistence of low and directional correlation between The Amount of Credit Given and Return On Asset. As simultan Capital Adequacy Ratio (CAR) and The Amount of Credit Given have middle and directional correlation with ROA. The conclusion of statistical analysis is a insignificant influence of Capital Adequacy Ratio (CAR) and The Amount of Credit Given to Return on Asset(ROA) as partially or simultan
ii
ABSTRAK
Analisis Tingkat Kecukupan Modal dan Jumlah Kredit yang Diberikan Pengaruhnya TerhadapReturn on Asset(ROA)
PT Bank HimpunanSaudara 1906, Tbk.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Jumlah Kredit yang Diberikan dan Tingkat Return on Asset (ROA), menganalisis besarnya pengaruhTingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Return on Asset(ROA), menganalisis Jumlah Kredit yang Diberikan terhadap Return on Asset(ROA), menganalisis besarnya pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Jumlah Kredit yang Diberikan terhadapReturn on Asset (ROA) pada PT Bank HimpunanSaudara 1906Tbk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasipearson, analisis regresi linier berganda, uji hipotesis, dan menggunakan bantuan program aplikasiSPSS 15.0 for windows.
Berdasarkan analisis statistik menunjukan adanya hubungan yang sangat rendah dan searah (positif) antara Tingkat kecukupan modal dan ROA serta hubungan yang rendah dan searah (positif) antara Kredit yang diberikan dengan ROA. Sedangkan secara bersama-sama Tingkat kecukupan modal dan Kredit yang diberikan secara bersama-sama memiliki hubungan yang sedang dan searah dengan ROA. Kesimpulan dari analisis statitistik tersebut adalahTingkat kecukupan modal dan Jumlah Kredit yang diberikan Berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA baik secara parsial maupun simultan.
iii
✣ ✤✥ ✤ ✦ ✧ ★✩ ✤★✥✤✪
✫✬ ✬ ✭✮ ✭✯✰ ✭✮ ✭✱k✰ ✯✲ ✳✴✲ ✵ S
eg
ala pji duan syukur penulis kananjatkpe hadirat ✶llah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi. Skripsi ini berjudul ANALISIS TINGKAT KECUKUPAN MODAL DAN JUMLAH
KREDIT YANG DIBERIKAN PENGARUHNYA TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 . Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti sidang skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan bahkan jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis, baik dalam hal penyajian maupun dalam penggunaan tata bahasa. Tetapi penulis berupaya menyusun sebaik mungkin dengan harapan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dimasa yang akan datang.
iv
segenap ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Selaku Ketua Porgram Studi Akuntansi dan Dosen Wali Kelas Akuntansi-2 serta Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi.
4. Siti Kurnia Rahayu SE.,Ak.,M.Ak. dan Surtikanti SE., M.Si selaku penguji Skripsi.
5. PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk yang telah menyajikan informasi keuangannya secara transparan sebagai bahan penelitiaan dalam skripsi ini.
6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan.
7. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mbak Senny dan Mbak Dona serta A gugun) makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya. 8. Adikku Wilda Maulani yang telah memberikan doa, dorongan, semangat
v
9. Keluarga Besar H.E Masduki yang selalu memberikan doa dan semangat pada penulis.
10. Sahabat terdekatku Gitta Satya Rachmi dan Arni Purwanti yang selalu memotivasi dan berjuang bersama penulis.
11. Agus, Ateng, Bus, Febry, Heru dan Surya teman teman seperjuangan yang selalu bisa membuat penulis terhibur.
12. Semua teman-temanku kelas Akuntansi-2 terima kasih atas dukungan dan bantuannya, masa-masa kuliah jadi menyenangkan karna kalian.
13. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Terima kasih.
✷✸✹ ✹ ✸✺ ✸✻✼ ✸✽✺ ✸✾k✼ ✻✷✿❀✷❁❀
Bandung, Juli 2011
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas
geografis dalam melakukan investasi dan perdagangan serta mengarah kepada
pembentukan satu sistem keuangan dan pasar modal global. Hal ini diindikasikan
dengan berdirinya pasar modal berskala regional dan global seperti New York
stock Exchange, Singapore Stock Exchange dan lain-lain. Hilangnya batas-batas
geografis tersebut telah terbukti dengan adanya krisis keuangan yang terjadi di
Amerika yang ditandai dengan runtuhnya lembaga keuangan terbesar di dunia asal
Amerika Lehman Brother juga serentak dirasakan negara-negara maju Eropa
maupun Negara-negara berkembang di dunia salah satunya Indonesia.
Dampak krisis sempat memberikan sentimen buruk bagi lembaga
keuangan bank dan non bank di Indonesia. Krisis yang terjadi tahun 2008
bukanlah krisis yang pertama, sebelumnya krisis moneter 1997 yang berpengaruh
sangat besar terhadap perekonomian dan dunia perbankan di Indonesia. Bank
Indonesia menyatakan kondisi perekonomian saat ini jauh lebih baik dari kondisi
tahun 1997 saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Hal ini tercermin dari
beberapa indikator ekonomi seperti stabilitas makroekonomi yang terjaga, surplus
transaksi berjalan, cadangan devisa yang tinggi, sistem nilai tukar yang
mengambang, kondisi fiskal yang sehat dan kondisi perbankan yang relatif lebih
Bab I Pendahuluan 2
Meski kondisi keuangan pada krisis 2008 lebih baik daripada krisis 1997
tetapi dunia perbankan tetap harus berhati-hati terhadap situasi dan kondisi
perekonomian. Langkah-langkah antisipasi harus senantiasa dipersiapkan oleh
Bank-bank agar guncangan ekonomi yang terjadi saat ini tidak berubah menjadi
krisis moneter, seburuk krisis moneter 1998 yang berpengaruh sangat besar
terhadap dunia perbankan di Indonesia. (Kunto Wibisono; 2009)
Industri perbankan yang sehat dapat mendukung stabilitas perekonomian
nasional. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak.(Irfan Quadrinata,2007).
Perbankan sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan ekonomi negara,
sebagaimana dijelaskan dalam pasal 4 Undang-Undang No.10 tahun 1998 dapat
diketahui betapa pentingnya posisi perbankan dalam peningkatan perekonomian
suatu negara. Pentingnya peranan perbankan disebabkan karena bank memiliki
fungsi intermediasi antara pemilik modal (❂❃❄ ❅ ❆ ❃❇ ❇❈❉❊❋) dengan pengguna dana
(❂❃❄ ❅ ❃❆ ❊❋). Peranan bank sebagai pihak yang melakukan intermediasi harus
diawasi agar kegiatan penghimpunan dana dari pemilik modal dan penyaluran
dana kepada pengguna dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pelaksana fungsi
pengawasan bank (otoritas pengawasan bank) di Indonesia dilakukan oleh bank
sentral (Bank Indonesia). Fungsi bank sentral yaitu: (1) menjaga kestabilan
Bab I Pendahuluan 3
dan kestabilan sistem perbankan. Ketiga fungsi tersebut terkait satu dengan yang
lain, sehingga harus dikelola secara terpadu. Suatu penelitian internasional
menyimpulkan bahwa efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter memerlukan
dukungan sistem perbankan yang sehat.(Nur Khasanah, 2006:3)
Tidak semua bank di Indonesia dapat dikatakan sehat, khususnya di
bidang permodalan. Peranan modal sangat penting dalam usaha perbankan.
●❍ ■❏❑❍ ▲ ▼◆ ❖P◗❍ ❘❙ ❚❍❑❏ ❯ (CAR) atau tingkat kecukupan modal yang merupakan
perbandingan antara modal yang dimiliki oleh Bank dengan Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR). Bank Indonesia telah menaikkan bobot CAR yang pada
awalnya hanya 4% menjadi 8% yang berlaku sejak tahun 2001. Kegiatan
operasional bank dapat berjalan dengan lancar apabila bank tersebut memiliki
modal yang cukup sehingga pada saat-saat kritis, bank tetap dalam posisi aman
karena memiliki cadangan modal di Bank Indonesia. Hal itu semakin menguatkan
argumen bahwa modal memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu
bank (Kasmir, 2004:47)
Bank-bank yang modalnya Rp 100 miliar ke bawah, sudah dipastikan
terimbas risiko krisis. Hal ini menyebabkan rasio kecukupan modal bank-bank
tersebut tergerus hingga level di bawah 12%. CAR perbankan merosot terutama
karena dua hal, yaitu kebutuhan perbankan yang tinggi terhadap likuiditas paska
penarikan dana besar-besaran oleh nasabah. Kemudian situasi terjepitnya
perbankan pada masa likuiditas ketat. Jika kondisi bank baik, tentu modalnya
Bab I Pendahuluan 4
turun, sehingga bank tersebut harus segera disuntik untuk menambah modal.
(Subekti ; 2009)
Bank konvensional menjalankan usahanya dengan mengandalkan sistem
bunga ini menarik minat masyarakat untuk menyimpan dananya dengan
menawarkan bunga sebagai balas jasa atas simpanannya dan dalam penyaluran
dana atau kredit, bank konvensional menetapkan bunga dan biaya administrasi
atas uang yang digunakan oleh si peminjam. Bank konvensional mencari
keuntungan dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan
dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Dengan nilai CAR yang
besar pihak bank dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat salah satunya
dengan pemberian kredit. Kredit yang disalurkan oleh bank merupakan bagian
terbesar dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. (Irfan
Quadrinata,2007).
Kredit merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan operasional
setiap perusahaan perbankan. Kredit adalah aset yang menghasilkan pendapatan
bunga, maka porsi kredit dalam aset perbankan sangatlah dominan jumlahnya.
Penting dan strategisnya masalah kredit dalam perusahaan perbankan,
menyebabkan pengelolaan kredit menjadi sangatlah vital. Dengan adanya kondisi
seperti ini, pihak manajemen sangatlah perlu untuk membangun suatu strategi
bisnis yang handal, yaitu terutama untuk hal yang berkenaan dengan pemberian
kredit kepada para nasabahnya. Jenis-jenis dari kredit yang disalurkan oleh bank
antara lain dapat berupa, kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.
Bab I Pendahuluan 5
perusahaan perbankan. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan, maka
semakin besar pula pendapatan bunga yang akan diperoleh setiap
perusahaan.(Hendra Saputra,2009:3).
Perbankan di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya, yaitu dalam
memenuhi fungsi dasarnya masih menghadapi berbagai permasalahan yang
mendasar yang masih terjadi hingga saat ini. Banyak bank-bank yang belum
mampu secara maksimal di dalam mengelola sumber daya mereka, sebagai
contoh banyak bank yang kesulitan di dalam mengatur sirkulasi keuangan mereka,
di satu sisi bank-bank yang mengalami ❱ ❲❳ ❨❩-liquid akan kesulitan di dalam
melakukan aktivitas bisnisnya secara maksimal dikarenakan kekurangan modal
sebagai dasar beraktivitas. Di sisi lain, bank-bank yang mengalami over-liquid
juga akan mengalami permasalahan, mereka akan kesulitan di dalam menyalurkan
dana-dana tersebut dan berisiko terjadinya kredit tidak tertagih. Banyaknya
permasalahan perbankan seperti yang telah dicontohkan, mengindikasikan bahwa
tingkat kepercayaan masyarakat selaku sumber dan tujuan atas aliran dana yang
dihimpun oleh bank mengalami proses yang tidak stabil dan berubah-ubah.
Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sesungguhnya sangat dipengaruhi
oleh kinerja yang dicapai oleh dunia perbankan itu sendiri, dan bagaimana upaya
manajemen perbankan mengantisipasi setiap perubahaan yang terjadi pada
lingkungannya baik nasional maupun global. Perubahan-perubahan dimaksud
menyangkut masalah teknologi informasi, kebijakan atau regulasi pemerintah dan
otoritas moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif. (Fitria Astuti;
2008)
Salah satu cara yang seringkali digunakan di dalam mengukur kinerja
Bab I Pendahuluan 6
suatu perusahaan sering diukur dengan bagaimana kemampuan suatu perusahaan
itu menghasilkan laba. Dari sudut manajemen, rasio Return On Assets (ROA)
dipandang sebagai alat ukur yang berguna karena mengindikasikan seberapa baik
pihak manajemen memanfaatkan sumber daya total yang dimiliki oleh perusahaan
untuk menghasilkan profit.(Irfan Quadrinata,2007)
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk merupakan salah satu bank umum
yang telah berdiri cukup lama sehingga pelaksanaan penyaluran kredit pada PT
Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk mempunyai porsi yang cukup dalam
memberikan kontribusi berupa keuntungan. Nilai yang cukup besar dalam
penyaluran kredit diharapkan dapat meningkatkan perolehan profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
atau sering disebut kemampulabaan. Penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT
Bank Himpunan Saudara 1906 akan berdampak terhadap kemampuan untuk
memperoleh profitabilitas. Untuk membuktikan hal tersebut dapat dilihat dari
tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Pemberian kredit dan Laba setelah pajak PT Bank Himpunan Saudara 1906
Bab I Pendahuluan 7
2009 1.925.244 245.557 34.645
2010 2.555.781 387.661 59.940 Sumber : laporan keuangan PT Bank Himpunan Saudara 1906 yang telah diolah.
Dari data diatas dapat dilihat Laba setelah pajak PT Bank Himpunan
Saudara 1906 Tbk mengalami kenaikan selama periode 2001-2010 kecuali tahun
2005 dan 2009 yang mengalami penurunan. Sedangkan Jumlah Kredit yang
diberikan terus meningkat sejak tahun 2001 2010. Pada tahun 2005 dan 2009
kenaikan penyaluran kredit tidak sejalan dengan Laba yang menurun. Laba setelah
pajak adalah salah satu elemen yang digunakan untuk mengetahui tingkat
profitabilitas (Return On Asset) yang diperoleh perusahaan. Peningkatan kredit
yang diberikan seharusnya sejalan dengan meningkatnya laba(profit). Hal ini
dikemukakan oleh Rani Rahman dan Agung Maulana (2009) dalam penelitiannya
bahwa semakin besar jumlah kredit yang disalurkan maka laba perusahaan akan
bertambah besar.
Jika dilihat dari laba setelah pajak yang diperoleh pada tahun 2005 dan 2009
yang mengalami penurunan maka tingkat kecukupan modal perusahaan pada
tahun tersebut seharusnya mengalami penurunan. Namun yang terjadi adalah
tingkat kecukupan modal mengalami peningkatan hal ini terlihat dari modal
perusahaan pada tahun tersebut meningkat dari tahun sebelumnya.Modal
merupakan salah satu elemen yang digunakan untuk mengatahui tingkat
kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) perusahaan. Seharusnya jika tingkat
kecukupan modal naik maka laba yang diterima perusahaan akan tinggi. Perkiraan
ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Febriyanti Dimaelita
Bab I Pendahuluan 8
Bank besar maka kemampuan Bank dalam menyalurkan pinjaman juga besar
sehingga kemampuannya untuk menciptakan laba juga bertambah.
Laba perusahan yang mengalami penurunan pada tahun 2009 disebabkan
oleh Pengetatan likuiditas di awal tahun 2009 telah meningkatkan biaya bunga
sebesar Rp 38 miliar (tiga puluh delapan miliar rupiah) atau sebesar 29,73%
(dua puluh sembilan koma tujuh puluh tiga persen) menjadi Rp 166,22 miliar
(seratus enam puluh enam koma dua puluh dua miliar rupiah) dan menurunkan
kemampuan penyaluran kredit sehingga terjadi perlambatan pendapatan bunga
yang hanya meningkat sebesar Rp 43,86 miliar (empat puluh tiga koma delapan
puluh enam miliar rupiah) atau sebesar 14,32% (empat belas koma tiga puluh dua
persen). Pengetatan Likuiditas yang terjadi di tahun ini mengakibatkan
meningkatnya biaya operasional perusahaan, dengan meningkatnya biaya
operasional perusahaan maka laba yang dihasilkan pun akan semakin menurun.
Penurunan laba juga disebabkan oleh banyaknya pengembalian pinjaman atau
kredit oleh nasabah yang kurang lancar. Pengembalian yang kurang lancar pada
tahun 2009 dikarenakan efek negatif dari krisis yang terjadi di tahun sebelumnya
dimana kemampuan nasabah dalam melakukan pengembalian kredit masih belum
optimal. Hal ini dikemukakan oleh pihak manajemen dan dapat dilihat dari
laporan keuangan Bank Saudara.
Berdasarkan survey kenaikan dan penurunan profit dipengaruhi oleh besar
atau kecilnya kredit yang diberikan oleh Bank. Bank dapat dengan leluasa
memberikan kredit kepada masyarakat apabila Modal yang dimiliki Bank besar
Bab I Pendahuluan 9
modal Bank di bawah 8% , Kredit yang diberikan akan berkurang dan bunga yang
dihasilkan dari pemberian kredit juga akan berkurang sehingga laba yang
dihasilakan perusahaan akan menurun.
Didasari penelitian penelitian terdahulu dan data-data yang telah
dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Analisis Tingkat Kecukupan Modal(CAR) dan Jumlah Kredit yang Diberikan
Pengaruhnya Terhadap Return On Asset (ROA) Studi Kasus Pada PT Bank
Himpunan Saudara 1906 Tbk
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan
mengidentifikasi masalah di dalam penelitian ini antara lain :
1. Kenaikan jumlah kredit yang diberikan seharusnya diikuti dengan
kenaikan Laba tetapi yang terjadi Laba mengalami penurunan diakibatkan
tingkat pengembalian kredit yang rendah.
2. Jumlah kredit yang diberikan yang meningkat tidak selalu seiring dengan
meningkatnya Laba.
3. Pengetatan likuiditas di awal tahun 2009 telah meningkatkan biaya
bunga dan menurunkan kemampuan penyaluran kredit sehingga terjadi
perlambatan pendapatan bunga yang menyebabkan laba perusahaan
menjadi turun.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tingkat kecukupan modal (Capital Adequecy Ratio) dan
Bab I Pendahuluan 10
2. Bagaimana Tingkat Return On Asset pada PT Bank Himpunan Saudara
1906.
3. Seberapa besar pengaruh Tingkat kecukupan modal (Capital Adequecy
Ratio) terhadapReturn On Assetpada PT Bank Himpunan Saudara 1906.
4. Seberapa besar pengaruh jumlah kredit yang diberikan terhadap
ProfitabilitasReturn On Assetpada PT Bank Himpunan Saudara 1906
5. Seberapa besar pengaruh tingkat kecukupan modal dan jumlah kredit yang
diberikan terhadap Return On Asset pada PT Bank Himpunan Saudara
1906 secara simultan.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat
kecukupan modal dan jumlah kredit yang diberikan terhadapReturn On AssetPT
Bank Himpunan Saudara 1906 .
1.4.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Tingkat kecukupan modal (Capital Adequecy Ratio) dan
jumlah kredit yang diberikan PT Bank Himpunan Saudara 1906.
2. Untuk mengetahui Tingkat Return On Asset pada PT Bank Himpunan
Saudara 1906.
3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Tingkat kecukupan modal
(Capital Adequecy Ratio) terhadap Return On Asset pada PT Bank
Bab I Pendahuluan 11
4. Untuk menganalisis Seberapa besar pengaruh jumlah kredit yang diberikan
terhadapReturn On Assetpada PT Bank Himpunan Saudara 1906.
5. Untuk menganalisis Seberapa besar pengaruh tingkat kecukupan modal dan
jumlah kredit yang diberikan terhadap Return On Asset pada PT Bank
Himpunan Saudara 1906 secara simultan.
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat menambah keilmuan dan
pengetahuan mengenai perbankan khususnya mengenai tingkat kecukupan
modal dan pemberian kredit serta pengaruhnya terhadap profitabilitas PT
Bank Himpunan Saudara 1906.
2. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini untuk menguji teori yang sudah ada yaitu mengenai Capital
Adequacy Ratio(CAR) dan pemberian kredit di bank. Selain itu, penelitian
ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam bermitra dengan bank
khususnya dalam segi peminjaman kredit. Dan juga dapat dijadikan sebagai
bahan referensi dan tambahan informasi khususnya untuk pengkajian
topik-topik yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas yaitu mengenai
Bab I Pendahuluan 12
3. Bagi Perusahaan
Penulis berharap peneliti ini dapat memberikan masukan khususnya bagi
manajemen perusahaan untuk mengevaluasi sampai seberapa besar
pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas dan dapat
memberikan alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dari aktiva
produktif yang tersedia.
1.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian
1.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
yang bertempat di Jl. Buah Batu No.58 - Bandung telp. (022)7322150,
fax:(022)7319626.
1.6.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal
penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu
pelaporan hasil penelitian. Penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai
dengan Agustus. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2
Bab I Pendahuluan 13
Tabel 1.2
Waktu Penelitian
No Prosedur
Bulan
14
❬❭ ❬❪❪
❫❭❴❪❭❵ ❛❜❝❞ ❭❫❭, ❫❡ ❢❭❵GKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Bank
2.1.1.1 Pengertian dan Jenis Bank
❣❤✐❥ ❦ ❧♠♥ ♦❤❥❤ ✐ ♣❤ q❤ r ♣❤ s♥ t❤ ♠✉ q❧❦ ✈❤ ✇❤ ❥❧♥❤ ✐ ✇❤ ✐ ❤ ✐ ✇y ❥ ❧✇✉❤ s❤ ✐✐❤y
♣ ❧✈❤ ✇❤✉ q❧❦✈ ❤ ✇❤ ✉ ✐s❧♠❦❧t✉❤ ♣✉ ❥ ❧♥ ❤ ✐✇❤ ✐ ①financial intermediary②✈ ❤ ✇✉ ♦✉ r❤❥ ❤ ✐✇y
❥❧q❧✈ ✉ r❤ ✐ t❤ ✐❤ t❤ ✐ ♦✉ r❤❥ ❤ ✐ ✇y ❦❧❦✈ ♥ s♥r❥ ❤ ✐ t❤ ✐❤ ③ ④❧✐ ✇❧♠ s✉❤ ✐ ✈❤ ✐❥ ❦❧✐♥♠♥s
⑤❤ ♣⑥❤ ✐①⑦ ⑧⑧ ⑨⑩❶②❤ t❤ q❤ r♣❧✈ ❤ ✇❤✉✈ ❧♠✉❥♥s❷
❣❤ ✐❥ ❤ t❤ q❤ r ♣❧✈ ♥ ❤ r q❧❦ ✈❤ ✇❤ ❤ s❤♥ ♦ ❧♠♥♣❤ r❤❤ ✐ ❤ ✐ ✇y ❤❥ s✉ ❸✉ s❤ ♣✐❹❤ ❦ ❧✐ ✇r✉❦ ♦♥ ✐ t❤ ✐❤ ✈❧♠♥♦❤ ✇✉ ♠❺❻ t❧♦ ❺♣✉ s❺ s❤✈♥✐ ✇❤ ✐ t❤ ✐♣✉❦♦❤ ✐❤ ✐❤ ✐ ✇y q❤✉ ✐ t❤ ♠✉ ♦✉ r❤❥ y❤ ✐✇ ❥ ❧q❧✈✉ r❤ ✐ t❤ ✐❤ ① surplus spending unit② ❥ ❧❦ ♥ t✉❤ ✐ ❦ ❧✐ ❧❦ ♦❤ s❥❤ ✐ ✐❤y ❥❧❦✈ ❤ q✉ ❥❧♦❤ t❤ ❦ ❤ ♣y❤ ♠❤❥ ❤ s y❤ ✐ ✇ ❦ ❧❦ ✈♥s♥ r❥❤ ✐ t❤ ✐❤ ①deficit spending unit② ❦ ❧q❤ q♥ ✉ ♦ ❧✐❼♥ ❤ q❤ ✐ ❼❤ ♣❤ ❥❧♥❤ ✐ ✇❤ ✐ ❤ ✐y ✇ ♦❤ t❤ ✇✉ q✉ ♠❤ ✐ ✐❤yt❤ ♦❤ s❦❧✐✉ ✐ ✇❥ ❤ s❥❤ ✐❥❧♣❧❼❤ r s♠❧♠❤❤ ✐♠❤❥❤ sy ✈❤ ✐❤❥ ③❽y
❾❤ ♠✉ ♦ ❧✐❼❧q❤ ♣❤ ✐ t✉❤ s❤ ♣❻ ✈❤ ✐❥ ❦❧❦ ♦♥ ✐❤ ✉y t♥ ❤ ❤❥ s✉ ❸✉ s❤ ♣ ♦❺❥ ❺❥ ❤✉ s♥y
❦ ❧✐ ✇r✉❦ ♦♥ ✐ t❤ ✐❤ t❤ ♠✉ ♦✉ r❤❥ ❤ ✐ ✇y ❥❧q❧✈ ✉ r❤ ✐ t❤ ✐❤ t❤ ✐ ❥❧❦♥t✉❤ ✐❦❧✐❧❦♦❤ s❥ ❤ ✐
t❤ ✐❤ s❧♠♣ ❧✈♥s ❥ ❧♦❤ t❤ ♦✉ r❤❥ ❤ s❤♥ ❦❤ ♣y❤ ♠❤❥ ❤ s y❤✐✇ ❦ ❧ ❦✈♥s♥ r❥❤ ✐ t❤ ✐❤ t ❧✐✇❤ ✐
s♥ ❼♥ ❤ ✐ ♥ ✐ s♥❥ ❦❧✐✉ ✐ ✇❥ ❤ s❥❤ ✐ ❥❧♣ ❧❼❤ rs❧♠❤ ❤ ✐ ♠❤❥❤ s③y ❾❤ q❤❦ ♦♠❤❥ s❧❥✐❤y ✈❤ ✐❥ s✉ t❤❥
r❤ ✐❤y❦ ❧✐ ❼❤ q❤ ✐❥ ❤ ✐ t♥❤ ❤❥s✉ ❸✉ s❤ ♣ ♦ ❺❥❺❥ s❧♠♣ ❧✈♥s s❧s❤ ♦✉ ✈ ❧♠❥❧❦✈ ❤ ✐ ✇ q❤ ✇✉ t❧✐ ✇❤ ✐
❦ ❧❦ ✈ ❧♠✉❥❤ ✐♦ ❧q❤❤ ✐❤ ✐y t❤ q❤❦ ❼❤ ♣❤❥ ❧♥ ❤ ✐ ✇❤ ✐❤ ✐ ✇y ❦❧❦✈ ❤ ✐s♥❥❧q❤ ✐❿❤ ♠❤ ✐s♠❤ ✐ ♣❤❥ ♣✉
✈ ✉♣ ✐✉ ♣❦❤♥♦♥✐♣✉ ♣ s❧❦♦❧❦ ✈❤❤ ♠❤ ✐ ③y
➀❧✐✉ ♣ ✈❤ ✐❥ ❦ ❧✐♥ ♠♥s ♥✐t❤ ✐✇➁♥✐t❤ ✐✇ t❤ ♦❤ s t✉❥❧q❺❦♦❺❥❥ ❤ ✐ ❥ ❧ t❤ q❤❦ t♥❤
❼❧✐✉ ♣❻ ♣ ❧♦❧♠ s✉ y❤ ✐ ✇ s❧♠❿❤ ✐ s♥ ❦ t❤ q❤❦ ➂ ✐t❤ ✐✇ ➁➂ ✐t❤ ✐✇ ④❧ ♠✈❤ ✐❥❤ ✐➃ ❺③➄ s❤ r♥ ✐➅➆➆⑦
y
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 15
➈➉ ➊ ➋➌➍ ➎➏ ➐➏ ➑ ➋➒➓ ➐y ➔➋ ➌➍ ➋ ➌→y ➏➣↔➋➍ ↕➋ ➌➋➍ ➋ ➌ ➍ ➣→➒ ➋➓➋ ➌ ➐↕➋ ➙➋ ↕ ➣➛➋ ➜➋ ➍ ➝ ➌➞ ➣➌↕➒➝➌➋ ↔ ➟➋ ➌ ➋➓➋➐ ➔ ➣➜➟➋↕ ➋ ➜➍➋ ➌ ➠ ➜➒ ➌↕ ➒➠ ↕➋ ➜➒➋ ➙y y➋ ➌→ ➟➋ ↔➋➏ ➍➣→➒➋➓➋ ➌➌➋y➏➣➏ ➔ ➣➜➒➍ ➋ ➌➡➋↕➋ ↔➋ ↔➐↔➒ ➌➓➋↕➠ ➣➏➔➋➋ ➜➋ ➌➉y
➢➉ ➊ ➋➌➍ ➤➣➜➍➜➣➟➒➓➋ ➌ ➥➋➍➋ ➓y ➋ ➟➋ ↔➋ ➙ ➔➋ ➌➍ ➋ ➌→y ➏ ➣↔➋➍ ↕➋ ➌➍➋ ➌ ➍ ➣→ ➒➋➓➋ ➌ ➐↕➋ ➙➋ ↕ ➣➛➋ ➜➋ ➍ ➝ ➌➞ ➣➌↕ ➒➝ ➌➋ ↔ ➟➋➌ ➋➓➋ ➐ ➔ ➣➜➟➋↕ ➋ ➜➍➋ ➌ ➠➜➒ ➌↕ ➒➠ ↕➋ ➜➒➋ ➙y ➋➌→y ➟➋ ↔➋➏ ➍➣→➒➋➓➋ ➌➌➋y➓➒ ➟➋➍➏➣➏ ➔ ➣➜➒➍ ➋ ➌➡➋↕➋↔➋ ↔➐↔➒ ➌➓➋↕➠ ➣➏➔➋➋ ➜➋ ➌➉y
Dari penjelasan diatas, jenis bank menurut UU No. 10 Tahun 1998 terdiri dari
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPRS). Bank Umum terdiri dari bank
konvensional dan bank syariah. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPRS) juga
tediri dari Bank Perkreditan Rakyat (BPRS) konvensional serta Bank Perkreditan
Rakyat (BPRS) yang berdasarkan prinsip syariah, akan tetapi perbedaan dengan
Bank Umum adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPRS) tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Fungsi perbankan yang utama adalah sebagai lembaga intermediasi
keuangan (financial intermediary) yaitu menampung dana dari pihak yang
kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada pihak yang memerlukan dana.
Dalam menjalankan fungsi utamanya, bank mengimplementasikannya dalam
berbagai produk baik penghimpunan dana dan penyaluran dana. Produk
penghimpunan dana diantranya giro, tabungan dan deposito, sedangkan produk
penyaluran dana biasanya dalam berbagai produk kredit atau pembiayaan.
Sedangkan tujuan dari perbankan Indonesia yaitu menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional artinya bank bertujuan sebagai motor penggerak
perekonomian dengan memberikan kontribusi pendanaan kepada sektor-sektor
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 16
Sehingga akan banyak berdiri dan berkembang usaha yang nantinya akan
berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
2.1.1.2 Modal
Bank sebagai unit bisnis tentunya membutuhkan modal untuk
menjalankan usahanya. Beroperasi atau tidaknya serta dipercaya atau tidaknya,
salah satunya dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modalnya. Modal merupakan
faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank dan juga modal
harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya risiko kerugian
atas investasi pada aktiva, terutama yang berasal dari dana pihak ketiga.
Peningkatan peran aktiva sebagai penghasil keuntungan harus secara simultan
dibarengi dengan pertimbangan risiko yang mungkin timbul guna melindungi
kepentingan para pemilik dana.
Pendapat Zainul Arifin yang dikutip oleh Muhammad (2005:102), adalah
sebagai berikut:
Modal dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal didefinisikan sebagai kekayaan bersih(net worth)yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban(liabilities).
Dari pengertian diatas, modal merupakan aset bank yang diperoleh dari
para pendiri dan para pemegang saham. Pemegang saham yang menempatkan
modalnya pada bank berharap memperoleh hasil keuntungan di masa yang akan
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 17
1. Modal Inti
Sumber modal utama perbankan salah satunya adalah modal inti. Modal inti adalah modal yang berasal dari pemilik bank itu sendiri. Pengertian modal inti Menurut Taswan (2006;78)adalah sebagai berikut:
Modal inti terdiri dari dari modal disetor, modal sumbangan, cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah penghitungan pajak.
Dari pengertian di atas, modal inti antara lain terdiri dari modal disetor,
modal sumbangan, cadangan-cadangan yang dibentuk baik dari laba setelah pajak
maupun laba setelah perhitungan pajak. Modal inti lebih sederhana dapat
didefinisikan sebagai modal yang telah disetor efektif oleh pemiliknya.
Sedangkan Muhammad (2005;108) menyebutkan yang termasuk ke dalam
modal inti adalah sebagai berikut:
1. Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik. Bagi bank milik koperasi modal disetor terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya;
2. Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham;
3. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga (apabila saham tersebut dijual);
4. Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yag ditahan dengan persetujuan RUPS;
5. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS;
6. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan;
7. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS. Jumlah laba tahun lalu hanya diperhitungkan sebesar 50% sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus dikurangkan terhadap modal inti;
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 18
8. Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan;
Laba ini diperhitungkan hanya 50% sebagai modal inti;
Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti. 9. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut.
Dari pengertian di atas, modal inti pada dasarnya terdiri dari modal disetor,
agio saham, modal sumbangan, cadangan-cadangan, laba baik laba tahun lalu,
laba ditahan dan laba tahun berjalan serta bagian kekayaan bersih anak
perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Dalam praktiknya bila
dalam pembukuan terdapatgoodwill, maka jumlah modal inti harus dikurangkan
dengan nilaigoodwilltesebut.
2. Modal Pelengkap
Sumber modal yang kedua dalam perbankan adalah modal pelengkap.
Modal pelengkap ini terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari
laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan
modal. Modal pelengkap menurut Muhammad (2005;108) adalah sebagai
berikut:
1. Cadangan revaluasi aktiva tetap;
2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan; 3. Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri:
Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan dipersamakan dengan modal dan telah dibayar penuh;
Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI;
Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam memikul kerugian bank;
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan rugi.
4. Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 19
Mendapat persetujuan BI;
Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan;
Minimal berjangka waktu 5 tahun;
Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI;
Hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir (kedudukannya sama dengan modal).
Dari pengertian diatas, modal pelengkap terdiri empat komponen yaitu
cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal
pinjaman dan pinjaman subordinasi. Modal pelengkap ini hanya dapat
diperhitungkan sebagai modal setingi-tinginya 100% dari jumlah modal inti.
2.1.2 Penilaian Kesehatan Bank
Tingat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif
dengan melakukan penilaian terhadap kelima faktor yaitu Capital, Assets,
Management, Earning dan Liquidity, kelima faktor tersebut disingkat dengan
CAMEL. Setiap faktor yang dinilai terdiri dari beberapa komponen, dimana
masing-masing faktor beserta komponennya diberikan bobot yang besarnya
disesuaikan dengan pengaruh terhadap kesehatan bank.
Penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (reward
system) yang dinyatakan dengan nilai kredit 0 hingga 100. Hasil penilaian atas
dasar bobot dan nilai kredit dari berbagai faktor yang dinilai yaitu kelima faktor
(CAMEL) dapat dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan
ketentuan-ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan bank.
Kelima faktor penilaian kesehatan perbankan yang dimulai dari aspek
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 20
(management), rentabilitas (earning) dan likuiditas (liquiditas) mempunyai
komponen yang dinilai tersendiri. Komponen-komponen yang dinilai tersebut
mempunyai batas minimal nilai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk setiap
aspek sesuai dengan aturan yang berlaku. Ketika dalam penilaian untuk setiap
aspek memenuhi batas nilai minimal maka akan ditetapkan atau diberi predikat
sehat dan setiap penambahan dari batas minimal tersebut maka akan diberi nilai
1 hingga maksimal 100. Setelah setiap aspek dinilai dan dijumlahkan sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia, maka akan didapat nilai yang dinamakan nilai
kredit. Nilai kredit inilah yang akhirnya akan menginterprestasikan kesehatan
bank. Kesehatan perbankan mempunyai empat peringkat sesuai dengan nilai yang
diperolehnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tingkat Kesehatan Perbankan
Nilai Kredit Predikat
81 - 100 Sehat
66 - < 81 Cukup Sehat
51 - < 81 Kurang Sehat
0 - < 51 Tidak Sehat
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 21
Dari table 2.1 diatas dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan perbankan
yaitu terdiri dari sehat , cukup sehat , kurang sehat dan tidak sehat .
Biasanya bank-bank akan berusaha mendapatkan predikat sehat , dan bila bank
mempunyai predikat dibawah sehat maka akan mendapat teguran dari Bank
Indonesia dan bahkan bisa dikenakan sanksi. Dalam praktek penilaian kesehatan
perbankan tidak semua faktor aspek CAMEL dapat dilakukan penilaiannya di
cabang. Ada beberapa aspek yang tidak dinilai dicabang sebagaimana yang
dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2007:183) , yaitu sebagai berikut:
1. Faktor permodalan tidak dinilai; 2. Komponen faktor Manajemen;
3. Komponen faktor likuiditas dalam rasio call money terhadap aktiva lancar.
Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka nilai kredit yang digunakan
untuk menentukan kesehatan bank perlu diadakannya penyesuaian dengan
mempertimbangkan ada atau tidaknya suatu faktor, komponen faktor dan aspek
manajemen di cabang. Penyesuaian diatas dilakukan dengan menetapkan nilai
kredit maksimal, dengan mengubah range nilai kredit secara proporsional sesuai
rangeyang ditetapkan.
2.1.3 Tingkat Kecukupan Modal (➦➧ ➨➩➫➧ ➭➯ ➲➳➵ ➸➧ ➺➻➼ ➧➫➩ ➽)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator penilaian
kesehatan perbankan dalam aspek Capital.CAR membandingkan modal dengan
aktiva tertimbang menurut risiko. Dalam perhitungan CAR ini tidaklah sederhana
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 22
administratif dan masing-masing pos diberi bobot tersendiri. Pengertian Capital
Adequacy Ratio(CAR) menurut Kasmir (2003:36) adalah sebagai berikut:
Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko dan sesuai ketentuan pemerintah.
Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya CAR
merupakan perbandingan modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) yang disesuaikan dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.Rasio Ini dapat dirumuskan :
CAR = x100%
Sedangkan yang dimaksud dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
menurut Taswan (2006;85), adalah sebagai berikut:
Menyangkut aktiva yang tercantum dalam neraca bank maupun aktiva yang bersifat administrative sebagaimana pada kewajiban yang masih bersifat kotijendan/atau komitmen yang disediakan oleh bank untuk pihak ketiga. Dalam menghitung ATMR, terhadap masing masing pos aktiva diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ATMR merupakan jumlah
antara aktiva neraca dan aktiva administratif dikalikan dengan bobot riskonya
masing-masing.
2.1.4 Kredit
2.1.4.1Pengertian dan Fungsi kredit
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11,
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 23
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga .
Ikatan Akuntan Indonesia (SAK, 2007 ) menyatakan bahwa:
Kredit adalah peminjaman uang atau tangihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Dari dua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan
kegiatan atau usaha bank dalam rangka menyalurkan dana kepada pihak yang
membutuhkan dana dimana peminjam memiliki kewajiban untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga, imbalan atau pembagian
hasil.
Dari manfaat nyata dan manfaat yang diharapkan, keberadaan kredit di
dalam kehidupan perekonomian memiliki fungsi sebagai berikut (Kasmir,
2002:97) :
a. Meningkatkan daya guna uang,
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,
c. Meningkatkan daya guna barang,
d. Meningkatkan peredaran barang,
e. Salah satu alat stabilitas ekonomi,
f. Meningkatkan kegairahan berusaha,
g. Meningkatkan pemerataan pendapatan, dan
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 24
2.1.4.2 Jenis-Jenis Kredit
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat
dari berbagai segi (Kasmir, 2002:99) antara lain :
a) Dilihat dari segi kegunaan
1. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan
usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk
keperluan rehabilitasi,
2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b) Dilihat dari tujuan kredit
1. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan
usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk
menghasilkan barang atau jasa,
2. Kredit Konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi
secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang
dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan
atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha,
3. Kredit Perdagangan, kredit yang digunakan untuk perdagangan,
biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 25
c) Dilihat dari segi jangka waktu
1. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja,
2. Kredit Jangka Menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya
berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,
3. Kredit Jangka Panjang, kredit yang masa pengembaliannya
paling panjang. Kredit jangka panjang memiliki masa
pengembalian antara tiga sampai lima tahun.
d) Dilihat Dari Segi Jaminan
1. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan
suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang
berwujud atau tidak berwujud,
2. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa
jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan
dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau
nama baik si calon debitur selama ini.
2.1.5 Profitabilitas
Informasi kinerja perusahaan dalam hal kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba (profitability) diperlukan untuk menilai perubahan potensial
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 26
2.1.5.1 Pengertian Profitabilitas
Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba (profitability) memberi arti
bahwa perusahaan bersifat ekonomis.
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa yang dimaksud dengan
pengertian laba menurut K. R. Subramanyam (2005:407), yakni:
Profitabilitas adalah kemampuan dari suatu kesatuan usaha (entitas)
untuk memperoleh laba .
Sedangka menurut Erich A.Helfert (2000:98) definisi profitabilitas adalah:
profitability is the effectiveness with which management has employed
both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet .
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, dimana kemampuan
perusahaan tersebut didapat dari kegiatan usaha perusahaan dari kelebihan modal
yang dikeluarkan setelah dikurangi beban beban selama melakukan usaha.
2.1.5.2 Rasio Profitabilitas
Untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan dapat digunakan pendekatan
berdasarkan Rasio. Rasio-rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa
indikator, yakni sebagai berikut:
1) Profit margin.
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 27
Rumus yang biasa digunakan adalah, sebagai berikut:
Gross Profit Margin = x 100%
Profit Margin = x 100%
Net Profit Margin = x 100%
2) Return On total Assets (ROA).
ROA sering juga disebut sebagai rentabilitas ekonomi yang merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah
laba sebelum pajak, dirumuskan sebagai berikut:
Pengertian ROA menurut Sujana Ismaya (2006:217)adalah sebagai berikut :
Laba bersih dibagi total aktiva, ROA merupakan rasio atau nisbah utama
untuk mengukur kemampuan dan efisiensi aktiva dalam menghasilkan
laba (profitabilitas).
Penulis akan menggunakan rasio Return on Asset (ROA). alasan
digunakannya rasio Return on Asset(ROA), karena ROA mengukur sejauh mana
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 28
kemampuan manajemen dalam mengelola asset perusahaan yang dihubungkan
dengan besaran laba yang diperoleh.
3) Return On Equity (ROE).
ROE sering disebut dengan return on net worth yaitu kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang
dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal
sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dikurangi
pajak atau earning after tax (EAT) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
4) Return On Investment (ROI)
ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
yang akan digunakan untuk menutup investasi yang telah dikeluarkan.
Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah
dikurangi pajak atau earning after tax dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Earning after Tax
ROE = x 100%
Owners equity
Earning After Tax
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 29
5) Earning Per Share (EPS).
Kadang-kadang pemilik juga mengiginkan data mengenai keuntungan yang
diperoleh untuk setiap lembarnya. EPS atau laba per lembar saham
merupakan ukuran dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik modal. Laba yang digunakan sebagai
ukuran adalah laba-rugi pemilik atau earning after tax, yang dirumuskan
sebagai berikut:
2.1.6 Hubungan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) Dengan Profitabilitas
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:119) pengaruh Tingkat Kecukupan
Modal (CAR) yang dijadikan sebuah Indikator kesehatan suatu bank dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu Bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan
cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan.
Apabila suatu bank sudah memiliki modal yang mencukupi maka bank
tersebut dapat menghasilkan suatu laba dari aktivitas operasinya dan dapat
menghindari kerugian.
Earning After Tax
Earning Per Share = x 100%
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 30
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Idroes dan Soegiarto (2006:17):
Apabila sebuah bank telah memiliki modal yang mencukupi, maka bank
tersebut memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk berjaga-jaga
terhadap potensi kerugian
Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap bank yang bersangkutan, sehingga masyarakat percaya untuk
menghimpun dana pada Bank tersebut, dana yang terhimpun tersebut dapat
disalurkan kembali oleh Bank kepada masyarakat yang dapat medorong
pendapatan sehingga menghasilkan bunga, dari bunga itulah Bank mendapat Laba
atau Profit.
2.1.7 Hubungan Jumlah Kredit Yang Diberikan Dengan Profitabilitas
Jumlah kredit yang disalurkkan dapat memberikan kontribusi keuntungan
pada bank.Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kasmir (2002:71):
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan
bank
Hal tersebut juga dinyatakan oleh Mandala Manurung (2004:138), yaitu :
Penyaluran Kredit akan menghasilkan pendapatan bunga dimana
pendapatan bunga memiliki porsi terbesar dari total pendapatan bank
Kegiatan bank dalam menyalurkan dananya dalam bentuk kredit kepada
masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap profitabilitas. Hal ini
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 31
bunga. Bunga tersebut akan menjadi keuntungan bagi bank dan nilai
profitabilitasnya akan naik.
2.2 Kerangka Pemikiran
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian Bank dikenal juga sebagai
tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Disamping itu Bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang,
memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran
seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran
lainnya. (Kasmir, 2000;11)
Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah :
Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak
Dari definisi di atas dapat dijelaskan secara lebih luas bahwa Bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, arinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Aktivitas perbankan yang utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat
luas (funding) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Maksudnya adalah
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 32
berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk
simpanan.
Agar masyarakat mau menanamkan dananya di Bank, maka diperlukan
dasar yang kuat yaitu kepercayaan. Kepercayaan tersebut dapat diciptakan
dengan adanya suatu pelayanan yang baik, terjaminnya dana nasabah pada bank
dan adanya pengelolaan kredit sebagai usaha bank yang utama dengan prinsip
kehati-hatian. Oleh karena itu pihak manajemen Bank sangat dianjurkan untuk
menjaga kepercayaan dengan saca terus meningkatkan kinerja Banknya yang
ditunjukan dengan tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada tingkat
yang baik.
Tingkat kesehatan Bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu
indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan Bank
yang bersangkutan. Pengertian Laporan keuangan menurut Henry Simamora
(2000:21)adalah :
Laporan keuangan adalah laporan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan .
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/10/PBI/2004 pasal 3, Penilaian
tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Permodalan (capital)
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 33
a. Kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta
kemampuan permodalan bank dalam mengcover aset bermasalah .
b. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal
dari keuntungan, rencana permodalan bank untuk mendukung
pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja
keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.
2. Kualitas Aset (asset quality)
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
berikut :
a. Kualitas aset produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan
aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP)
b. Kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal,
sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
3. Manajemen (management)
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
berikut :
a. Kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen resiko
b. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada
Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
4. Rentabilitas (earning)
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 34
a. Pencapaian Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net
Interest Margin (NIM), dan tingkat efisiensi bank
b. Perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan
prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek
laba operasional.
5. Likuiditas (liquidity)
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
berikut :
a. Rasio aktiva/pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan to
Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan
b. Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities
Management/ALMA), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas
pendanaan.
6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk)
Yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai
berikut :
a. Kemampuan modal bank dalam mengcover potensi kerugian sebagai
akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai tukar .
b. Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.
Untuk Mengembangkan usaha secara produktif dan efisien, Bank
memerlukan kekuatan dana yang cukup . CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 35
resiko yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana
dari sumber-sumber di luar bank. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
CAR=
Dana yang telah dihimpun oleh bank akan disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk pendanaan maupun jasa-jasa bank lainnya. Penyaluran
dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit sangat beragam, diantaranya :
1. Kredit Investasi yang diberikan kepada para investor untuk investasi yang
penggunaanya jangka panjang.
2. Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai
kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna
memperlancar transaksi perdagangan.
3. Kredit konsumsi merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau
dipakai untuk kerluan pribadi.
Sedangkan jasa lain yang biasanya diberikan oleh bank yaitu transfer,
Inkaso, kliring, safe deposite box,Letter of Kredit (L/C) serta menerima
setoran-setoran seperti setoran-setoran pembayaran listrik, telepon dan air.
Dari kegiatan kegiatan tersebut bank akan mendapatkan pendapatan
berupa bunga yang berasal dari kredit dan fee yang berasal dari jasa-jasa yang
diberikan oleh bank. Bila pendapatan bank melebihi biaya-biaya operasional yang
dikeluarkannya maka bank akan memperoleh laba(profit)
Untuk mengukur profitabilitas bank dapat menggunakan ROA (Return on
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 36
mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba.Semakin besar ROA
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai Bank sehingga kemungkinan
Bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
ROA = 100 %
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Febriyanti
Data yang digunakan adalah rasio CAR, LDR dan Profitabilitas (ROA) tahun 2001-2006.Dari hasil perhitungan, diperoleh persamaan regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Likuiditas (LDR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Profitabilitas (ROA) Bank..
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 37
investasi konsumsi Modalkerja
Bab II kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 38
2.3 Hipotesis
Kata hipotesis berasal dari kata hipo yang artinya lemah dan tesis berarti
pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut
demikian karena masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.
Menurut Jonathan Sarwono(2006:26) pengertian hipotesis adalah:
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti mencoba merumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ho = Tingkat kecukupan modal dan jumlah pemberian kredit tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank Himpunan Saudara 1906
secara parsial dan simultan.
H1 = Tingkat kecukupan modal dan jumlah pemberian kredit berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank Himpunan Saudara 1906
secara parsial.
H2 = Tingkat kecukupan modal dan jumlah pemberian kredit berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank Himpunan Saudara 1906
➾➚ ➪➶ ➪➹ ➹➹
➘➪➴ ➷➬➮➶➱✃ ➷❐ ➘ ➮➷❒➷ ➱➷❮➹❐➹➶➱
❰ÏÐ ➘ ÑÒÓÔ❒Ó ÕÓ Ö×Ø×Ù Õ
ÚÛÜÝÞßÝ àÝáâãâä àåÝ æçßä Þä àèä èä æä àçàã çÞå Ý àéäßäãÞ ä àè çäã çéäãä. êÝ è çäâ
éÝ àëä à ßÝ à éäß äã êçëâìíàí î2004:58ï åÝ à éÝðâ àâ èâÞä à íÛÜÝÞ ß Ý àÝáâãâä à èÝ Ûäëäâ
ÛÝ æâÞ çã:
ÚÛÜÝÞ ß Ý àÝáâãâä àä éäáäñ èä èä æä àâáå âäñ çàã çÞ åÝ à éäß äãÞä à éäãä éÝ àëä à
ã çÜ çä à éä à ëçàä ãÝ æãÝ àã ç ãÝ àãä àë èÝ èçäã ç ñäá äãä ç íÛÜÝÞ ãâð, òäáâ é éä à
æÝáâä ÛÝáãÝ àãä àëèÝ è çäã çñäáîòä æâä ÛÝáãÝ æãÝ àã çï.
Objek dalam penelitian ini adalah Tingkat Kecukupan Modal dan Jumlah
Kredit Yang Diberikan serta Profitabilitasó
❰Ïô ✃ Ó Øõ öÓ ❒Ó ÕÓ Ö×Ø×Ù Õ
Menurut Sugiyono(2010:2), menjelaskan bahwa:
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis .
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau
mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat
digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisa
faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga
÷øùúú úûù üý þÿ ø ✁ý ✂✄ÿý☎ ý ý ✆✝✂✝ ø ✞✟
✠✡☛☞✌ ✡ ✍✎✏ ✑ ✌ ✒ ✑✓✏✎ ✔✎✏ ✌✎ ✕✎ ✖ ✗ ✡✏ ✡✕✒ ☛✒✎✏ ✒✏ ✒ ✎✌✎ ✕✎ ✘ ✖✡☛☞✌ ✡ ✌ ✡✙ ✔✚✒ ✗ ☛✒ ✛
✜✡✚✒ ✛✒ ✔✎ ☛✒ ✛ ✌✡✏✑✎✏ ✗✡✏ ✌✡✔✎ ☛✎✏ ✔ ✓✎✏☛✒ ☛✎ ☛✒ ✛. ✢✡✏✑✎✏ ✖ ✡✏✑✑✓✏✎ ✔✎✏ ✖ ✡☛☞✌✡
✗ ✡✏ ✡✕✒ ☛✒✎✏ ✎ ✔✎✏ ✌✒ ✔ ✡☛✎ ✘✓✒ ✘ ✓✣ ✓✏✑✎✏ ✍✎✏✑ ✙✒ ✑✏ ✒ ✛✒ ✔✎✏ ✎✏ ☛✎✚ ✎ ✜✎✚✒✎ ✣ ✡✕ ✍✎✏✑ ✌✒ ☛✡✕✒ ☛✒
✙ ✡✘✒✏✑✑✎ ✔ ✡✙✒ ✖✗ ✓✕✎✏ ✍✎ ✏ ✑ ✎ ✔✎✏ ✖ ✡✖✗ ✡✚✤✡✕✎ ✙ ✑✎ ✖ ✣✎✚✎✏ ✖ ✡✏✑✡✏ ✎✒ ☞ ✣✤✡✔ ✍✎✏ ✑
✌ ✒ ☛✡✕✒ ☛✒.
✠✡✏✓✚✓☛ ✥✓ ✑✒ ✍ ☞✏☞ ✦2009:14✧, ✗✡✏✑✡✚ ☛✒✎✏ ✖ ✡☛☞✌✡ ✌ ✡✙ ✔✚✒ ✗☛✒ ✛ ✎✏✎ ✕✒ ✙✒ ✙
✎✌ ✎ ✕✎ ✘★
Statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya .
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah
satu dan dua. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan
masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat
dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah
dipelajari.
Sedangkan menurut Mashuri (2009:45) pengertian Metode verifikatif
adalah sebagai berikut :
Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa
dengan kehidupan .
Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan
✩✪✫✬✬ ✬✭✫ ✮✯ ✰✱ ✪✲✳✯ ✴✵✱✯✶ ✯ ✲✯ ✷✸✴✸ ✪ ✲ ✹✺
Metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik .
Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan
untuk menguji Rasio Tingkat Kecukupan Modal dan Jumlah Kredit yang
Diberikan terhadap Profitabilitas PT. Bank Himpunan Saudara 1906 serta
menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
✻✼✽ ✼✾ ✿❀❁❂ ❃❄❅ ❀❄❀❆ ❃❇ ❃❂ ❄
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian
terlebih dahulu agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik,
sistematis serta efektif. Desain penelitian merupakan semua proses penelitian
yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu
tertentu.
Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) bahwa:
Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan
proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi
data dan analisisnya .
Lebih jelasnya lagi Jonathan Sarwono (2006:79), mengibaratkan bahwa:
Desain penelitian, seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan