• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Informasi Mengenai Gaya Fesyen Pada Musik Bergenre Metal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Informasi Mengenai Gaya Fesyen Pada Musik Bergenre Metal"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Fesyen (fashion) merupakan hal yang memiliki pengaruh besar terhadap era globalisasi. Di era modern ini dunia fesyen selalu mengalami perubahan dan perkembangan, karenanya perkembangan fesyen selalu menjadi daya tarik banyak orang untuk mengikuti tren, khususnya kaum remaja. Secara etimologi, fesyen merupakan nomina atau kata benda yang dapat dimaknai sebagai ragam atau bentuk terbaru dari tata cara berpakaian, potongan rambut serta corak hiasan yang berlaku pada masa tertentu dan terus mengalami perubahan dalam kurung waktu yang relatif cepat.

Fesyen dapat menjadi penanda dari perubahan budaya menurut suatu kelompok atau adat tertentu, dengan adanya keanekaragaman budaya di Indonesia maupun luar negeri memunculkan berbagai macam fesyen dan gaya (style). Seperti yang dijelaskan oleh Fitinline (2014), fesyen merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya tertentu.

Perkembangan gaya fesyen di Indonesia cukup pesat, karena dapat dilihat dari banyaknya oulet atau mall yang menjual dan memamerkan berbagai macam gaya fesyen yang bervariasi, dari sana dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai mengenal dan menyadari akan adanya fesyen.

(2)

ii fesyen negara - negara barat yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia yang menganut kebudayaan timur.

Pakaian yang dipakai dapat menunjukan berbagai fungsi, salah satunya yaitu sebagai bentuk komunikasi (Adhityo, 2012 p;2). Setiap fesyen yang digunakan memiliki pesan yang berbeda-beda dari seseorang. Jika seseorang mengenakan blazer, kemeja, rok, lengkap dengan perhiasan dan sepatu hak tinggi, orang akan menilai ia adalah wanita karier yang mapan. Berbeda dengan seseorang yang mengenakan kaos, celana, dan jaket jeans, serta sepatu sandal, orang akan menilainya sebagai mahasiswa/i atau pelajar. Lelaki yang berpenampilan menarik, dan mengenakan kemeja atau pakaian rapih lainnya lengkap dengan parfum, orang akan memiliki penilaian pria tersebut adalah pria metroseksual. Di era modern saat ini fungsi fesyen bukan lagi hanya sebagai pelindung tubuh dan memenuhi kebutuhan kesopanan, tetapi juga sebagai media pengekspresian diri serta sebagai media hiburan.

Tidak hanya fesyen, tapi tren musik pun ikut diangkat kembali sebagai hal yang tak terpisahkan dari fesyennya. Menurut Nugrahanto (2014), fesyen telah lama menggunakan musik sebagai sumber inspirasi bagi tren yang selalu berubah. Selebriti musik sejak dulu sudah menjadikan fesyen sebagai image atau gimmick untuk menunjang penampilan. Sebut saja The Beatles dengan jas dan poni atau Elvis Presley dengan jaket putih berkerah tinggi.

(3)

1970-iii an, musik genre ini mulai diterima, sehingga semakin banyak masyarakat yang mulai menyukai musik genre ini termasuk kalangan remaja.

Pada era 80-an sampai sekarang genre ini semakin berkembang dengan munculnya subgenre- subgenre baru. Setelah kemunculan subgenre baru, musik metal mulai menciptakan fesyen tersendiri pada masing-masing genre-nya.

Hubungan antara fesyen dan musik selalu ada, meskipun hubungannya tidak selalu sama dan cenderung dinamis, namun sudah menjadi kesepakatan bersama dalam sejarah jika fesyen telah diidentifikasi hubungannya dengan genre musik yang berbeda. Hal ini bisa simpulkan jika gaya musik sangat mempengaruhi gaya berpakaian. Maka setiap orang dengan gaya pakaiannya sedang mengkomunikasikan gaya musik yang disukainya (Suherman ,2014, p1-p2).

(4)

iv 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terpapar, ditemukan berbagai permasalahan mengenai fesyen musik metal, yaitu :

1. Perubahan gaya fesyen genre metal di budaya barat sangat berpengaruh terhadap masyarakat di Indonesia.

2. Kurangnya informasi mengenai fesyen musik metal.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana cara memberikan informasi edukatif dan menarik mengenai fesyen musik metal berikut subgenre nya, kepada remaja penggemar musik metal dan masyarakat umum.

1.4 Batasan Masalah

Dalam perancangan ini, permasalahan dibatasi pada informasi yang menyangkut gaya fesyen genre metal, dari awal berkembangnya musik ini pada awal tahun 1970 sampai akhir 1990 sebelum memasuki era NWOAHM (New Wave of American Heavy Metal) pada awal tahun 2005.

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini tidak lain untuk memberikan informasi seputar gaya fesyen musik metal, agar para penggemar metal beserta masyarakat umum mengetahui akan adanya gaya fesyen pada musik ber-genre metal, dan memahami maksud dan arti dari fesyen pada musik metal itu sendiri.

1.6 Manfaat Perancangan

(5)

5 BAB II

GAYA FESYEN PADA MUSIK METAL

II.1 Musik Metal

II.1.1 Definisi Musik Bergenre Metal

Musik metal merupakan aliran musik yang memiliki suara lebih distorsi dan berkarakter lebih keras dibanding musik rock, di era modern ini banyak kalangan yang sudah mengenal dan menyukai musik ini, khususnya kalangan remaja. Menurut Gilmore (2013), musik heavy metal atau yang biasa disebut metal muncul pada akhir 1960-an dan awal 1970-an sebagai cabang dari hard rock. Band-band seperti Black Sabbath, Deep Purple dan Led Zeppelin adalah pelopor dari genre ini. Berasal dari rock blues yang dikembangkan dengan volume yang lebih nyaring dank keras.

Wasler (2014) menjelaskan, metal adalah, genre musik berkarakter lebih keras dari genre rock, genre ini memiliki karakter yang intens, berteknik, dan kuat. Didorong dengan suara agresif gitar listrik yang sangat distorsi, musik metal bisa dibilang genre yang paling sukses secara komersial di bandingkan dengan musik rock pada awal tahun 1970-an.

II.1.2 Sejarah Musik Metal

Musik metal termasuk musik yang banyak diminati oleh kalangan remaja di era modern ini. Semakin berkembangnya zaman, musik ini mulai menciptakan karakter dan gaya musik dengan variasi baru, dari sana muncul subgenre pada musik ini. Musik metal memiliki beragam subgenre seperti thrash metal, death metal, power metal dan sebagainya, hal ini tentu disebabkan oleh perkembangan dari genre ini. Menurut Wasler (2014), kata heavy metal” muncul dalam lirik band Steppenwolf pada lagu "Born to be Wild" (1968), dan pada awal 1970-an kritikus rock menggunakannya untuk ditujukan pada gaya musik tertentu.

(6)

6 Rock, dan Paranoid. Semakin berkembangnya zaman, pada awal tahun 1970-an muncul band-band baru dengan karakteristik yang lebih keras, terpengaruh dari band sebelumnya seperti Judas Priest, AC/DC, Kiss, dan Motorhead, membuat genre musik metal semakin diminati oleh kaum remaja di masa itu (Wasler, 2014, p;3)

Gambar II.1 Black Sabbath adalah salah satu pendiri genreheavy metal

Sumber: http://m.92citifm.ca/files/Black-Sabbath-black-sabbath-12947147-

1280-8001.jpg (10 Juni 2013)

Menurut Wasler (2014), popularitas metal mulai merosot selama zaman disko dan musik hip-hop mulai menguasai era musik pada akhir tahun 1970-an, namun kembali sukses pada 1980-an dengan adanya Def Leppard, Iron Maiden, Saxon yang memimpin “New Wave of British Heavy Metal” (NWOBHM) bersamaan dengan munculnya Eddie Van Halen yang memiliki keahlian gitar menakjubkan yang menghidupkan kembali genre ini dan membuat genre ini semakin sukses dibanding era sebelumnya.

(7)

7 Menurut Wasler (2014), semakin luasnya gaya dari genre metal hampir mengambil alih arus utama musik populer di akhir 1980-an, tetapi genre ini mulai runtuh sekitar pergantian dekade, band seperti Nirvana yang bergenre grunge menarik penggemar ke arah yang berbeda, dan banyak para penggemar yang beralih menyukai musik bergenre rap.

Pada akhir tahun 1990-an, genre metal kembali mengembangkan gaya musiknya dengan memunculan musisi hebat dari dekade sebelumnya, seperti Van Halen, Metallica, Megadeth, Slayer, Dream Theater dan Ozzy Osbourne yang membangkitkan kembali semangat musik metal pada pertengahan tahun 1990 (Wasler, 2014, p;5). Pada tahun 2000 musik metal mulai sukses dengan terciptanya gaya baru dari band yang dikenal sebagai “New Wave of American Metal”, gaya dari band inilah yang menjadi pengaruh besar untuk para pecinta musik metal sampai sekarang.

II.1.3 Subgenre pada Musik Metal

Semakin berkembangnya genre metal, semakin banyak peminat musik ini dari seluruh dunia yang mulai memvariasikan musik metal menjadi subgenre-subgenre baru.

Menurut Gilmore (2013), dari berbagai belahan dunia tercipta subgenre dari musik metal. The Bay Area di California Selatan yang dikenal dengan tempat asal mulanya muncul genre thrash metal, yang memuncak pada tahun 1980-an dengan band-band seperti Slayer dan Megadeth. Kemunculan genre death metal terjadi di Swedia dengan band-band seperti At The Gates dan Dismember.

(8)

8 Gambar II.2 Silsilah dari genre metal

Sumber : Dokumen Pribadi (2015)

II.2 Fesyen / Fashion

II.2.1 Definisi dan Sejarah Fesyen

Fesyen merupakan hal yang tak bisa lepas dari keseharian masyarakat, selain sebagai kebutuhan, fesyen juga berfungsi sebagai pembeda seseorang dengan lainnya., fesyen juga dapat menjadi penentu dari status sosial seseorang. Menurut McDowell (2013), fesyen adalah sesuatu yang berkembang mengikuti peredaran zaman. Fesyen juga mengikuti keadaan sosial, politik, dan kebudayaan sesuatu tempat.

(9)

9 pemakai, seperti yang dijelaskan oleh Ellen (2011), fesyen adalah bagian gaya hidup yang merupakan pilihan pribadi setiap orang, yang bisa membuat diri mereka merasa lebih baik dan nyaman.

Menurut Sulistyo (2014), pada tahun tahun 1920-an merupakan era baru di saat dunia fesyen terlahir kembali dengan pandangan yang berbeda. Inovasi – inovasi baru muncul dari desainer – desainer dunia, seperti Coco Chanel yang menyajikan potongan, warna, serta gaya yang mementingkan karakter seorang perempuan, dari sinilah permulaan dari perkembangan dunia fesyen.

Semakin berkembangnya zaman, tentunya sangat berpengaruh dengan keberadaan fesyen yang terus berkembang setiap dekadenya di seluruh dunia. Seperti yang dijelaskan oleh Dharsono (2011), fesyen adalah sebuah kecenderungan gaya yang sedang digemari pada saat itu dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Sulistyo (2014), berikut perkembangan fesyen pada tiap decade dari tahun 1970 sampai sekarang :

Gambar II.3 Fesyen Disko pada tahun 1970

Sumber: http://wardrobeadvice.com/wp-content/uploads/2013/02/1970s.jpg

(12 April 2013)

(10)

10 Gambar II.4 Fesyen punk pada tahun 1970

Sumber: http://www.bombedoutpunk.com/history/in-1977-one-of-the-first-

mainstream-press-articles-on-the-rise-of-punk/ (6 Januari 2015)

Tahun 1970-an akhir juga diramaikan dengan style fesyen punk. Gaya fesyen punk berasal dari Inggris yang kemudian menyebar di Amerika Serikat dan dunia.

Gambar II.5 Fesyen New Wave pada tahun 1980

Sumber: http://www.fashion-lifestyle.bg/images/broi17/Blondie_9.jpg

(17 Desember 2008)

(11)

11

Gambar II.6 Fesyen grunge pada tahun 1990-an

Sumber: http://www.be-mod.com/wp-content/uploads/2012/06/jared-

leto-modern-grunge.jpg (7 Juni 2012)

Tren fesyen tahun 1990an lebih mengkombinasikan gaya fesyen tahun 1960 sampai 1980an. Namun, pada tahun-tahun 1990an, celana jeans dan pakaian longgar yang dimasukkan menjadi simbol umum berbusana.

Gambar II.7 Fesyen awal pada tahun 2000

Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-Jv4pa8BtJXg/T2tqifCUbGI/AAAAAAAAAD0

/YBQoLS7R0nQ/s1600/gap-spring09-ads-01.jpg (26 Mei 2015)

(12)

12

Gambar II.8 Fesyen emo pada pertengahan tahun 2000-an

Sumber:http://trendymods.com/wp-content/uploads/2013/07/Emo-Clothing

-for-girls-and-boys.jpg (25 Juli 2013)

Pertengahan tahun 2000an juga diwarnai dengan gaya berbusana emo. Gaya fesyen emo yang serba gothic, hitam, dan menggunakan eye shadow hitam, dengan ciri khas rambut lurus kesamping hingga hampir menutupi mata menjadi populer.

Gambar II.9 Fesyen Indie pada pertengahan tahun 2000-an

Sumber: https://sustainablemovement.files.wordpress.com/2013/10

/2000indie.jpg (15 Oktober 2013)

(13)

13

Gambar II.10 Fesyen hipster pada tahun 2010-an

Sumber: https://sustainablemovement.files.wordpress.com

/2013/10/hipster2.jpg (15 Oktober 2013)

Tahun 2010 sampai sekarang muncul budaya pop culture lain, yang disebut hipster. Budaya ini berasal dari Amerika Serikat dan sedang mewabah ke anak muda seluruh dunia.

II.3 Gaya Fesyen pada Musik Metal

II.3.1 Fesyen Klasik pada Musik Metal

Untuk seniman / musisi tentu memiliki ciri khas dari gaya berpakaian, citra visual berperan besar terhadap seorang musisi. Seperti halnya musik metal, karakter dari band metal selain suara dan lirik, image band juga sangat penting dan biasanya berhubungan dengan seni tato, logo, set panggung, pakaian, dan video musik.

(14)

14

Gambar II.11 Gaya fesyen band Metallica pada tahun 1980-an Sumber: http://www.rollingstone.com/music/pictures/readers-poll-the-10-

best-metallica-songs-20140514 (14 Mei 2014)

II.3.2 Makna Gaya Fesyen Musik Metal

Seperti halnya musik metal, gaya pada fesyennya juga ikut berkembang, gaya fesyen ini telah berubah selama beberapa dekade, sekaligus menjaga beberapa elemen inti yang tipikal pada musik ini. Menurut Yadav (2012), gaya fesyen metal dari akhir 1970-an sampai sekarang berupa, baju hitam, rompi denim biru/hitam, jaket kulit, ikat pinggang peluru, celana jeans dan kulit, combat boots, rambut panjang dan tattoo.

Berikut beberapa makna dari fesyen yang digunakan oleh musisi atau penggemar musik metal dari awal perkembangan musik metal pada awal tahun 1970-an sampai sekarang;

(15)

15

Gambar II.12 Baju Hitam dengan Lambang Band

(Sumber: http://d298698jupi3ov.cloudfront.net/thescreamshop/46DB3BE6

-CA9F-43B8-98B0-E97741E02002.jpg)

Rompi Denim Biru / Hitam : Musisi ataupun menggemar musik metal bisa menempelkan atribut-atribut band favorit pada rompi, selain itu juga bisa memberikan variasi elemen seperti jarum-jarum dan peluru yang di tempelkan di bagian bahu.

Gambar II.13 Rompi Denim

Sumber: Dokumen Pribadi ( 4 Juni 2014)

(16)

16 Gambar II.14 Jaket Kulit

Sumber: http://www.metal-shop.eu/images/produkty/66265_2.jpg

( 5 Juni 2015)

Sabuk Peluru : Terpengaruh dari pakaian militer modern dan perang Vietnam, dapat dilihat oleh para penggemar band thrash metal dari anggota band thrash metal dari tahun 1980-an seperti Metallica, Destruction, dan Megadeth yang mengenakan sabuk peluru di atas panggung. Band tersebut mendapat inspirasi di saat kemunculan New Wave Of British Metal dari band Motorhead.

Gambar II.15 Sabuk Peluru

(Sumber: http://cdn.shopify.com/s/files/1/0157/1812/products/M60TBBB_

(17)

17 Gambar II.16 Celana Jeans dan Sneakers

(Sumber: http://slimages.macys.com/is/image/MCY/products/2/optimized/)

(5 Juni 2015)

Celana Kulit & Combat Boots: Celana kulit terinpirasi dari abad pertengahan

atau medieval age merupakan gambaran dari penyair serta ksatria. Sepatu combat boots yang identik dengan image yang gagah, tangguh dan keras pada masa kekaisaran romawi. Selain itu celana dan sepatu ini juga terinspirasi pada pakaian biker di akhir tahun 60-an.

Gambar II.17 Celana Kulit dan Combat boots

(Sumber: http://i00.i.aliimg.com/wsphoto/v0/814927320/Boot-cut-jeans-

motorcycle-leather-pants-thickening-male-tight-leather-pants-skinny-

(18)

18 Rambut Panjang : Rambut panjang pada fesyen metal muncul dari pengaruh pada era Viking dan abad pertengahan (medival age), namun kebanyakan musisi metal menghubungkan rambut panjang dengan headbang saat konser atau mendengarkan musik metal.

Gambar II.18 Musisi metal berambut panjang

Gambar II-- (Sumber: http://cdn.ipetitions.com/user-images/petitions/get-

matt-heafy-to-grow-his-hair/gTsZCI0ETtWz7RvqERE9_heaft.jpg)

Tatto : Tidak semua musisi metal atau metalhead menggemari seni tattoo, namun biasanya makna tattoo yang dimiliki oleh musisi atau penggemar metal adalah bentuk luapan emosi pribadi. Sebagai contoh tattoo dari personil avenged sevenfold untuk mengenang drummernya yang sudah meninggal dunia.

Gambar II.19 Musisi metal dengan tattoo

Sumber: http://favim.com/orig/201106/30/a7x-avenged-sevenfold-forever-

(19)

19 II.3.3 Fesyen Metal Dominan Berwarna Gelap

Busana khas yang dikenakan oleh musisi dan kalangan penggemar metal adalah baju hitam. Hampir semua band genre metal berkesan „hitam’. Bukan sekadar pakaian, bahkan sampai kostum. Mulai dari subgenre-nya yaitu black metal, personil dari black metal menggunakan kostum serba hitam. Kemudian pada era 80-an sampai 90-an, pengusung band hard-rock seperti Bon Jovi atau heavy metal seperti Metallica juga berbaju dan berjaket kulit hitam. Kemudian subgenre dari metal seperti power metal, progressive metal, thrash metal, death metal dan sebagainya juga masih identik dengan warna baju hitam untuk tiap aksi panggungnya. Meskipun begitu, ada juga yang tidak sepenuhnya berbaju hitam yaitu genre glam metal yang tentunya lebih berwarna seperti band Steel Panther, namun masih memiliki warna hitam pada tampilan busananya. Dari situ dapat disimpulkan jika warna hitam pada musik metal adalah suatu identitas kelompok dari musik tersebut.

Gambar II.20 Konser band metal trivium didominasi penggemar berbaju hitam.

Sumber : http://i.ytimg.com/vi/Gl7qrROxaJQ/maxresdefault.jpg

(21 Oktober 2011)

(20)

20 II.3.4 Gaya Fesyen dari Subgenre Musik Metal

1. Power Metal

Steff (2011) menjelaskan, power metal terinspirasi dari gaya berbusana pada abad pertengahan / Medieval Age. Gaya berbusana musisi power metal berupa jaket kulit dan mantel kulit berwarna gelap dan celana kulit ketat. Sepatu yang digunakan yaitu sepatu kulit hitam, dan boots dengan hak (perempuan). Seperti yang sudah di bahas sebelumnya pakaian gelap bisa dibilang sebagai pakaian wajib bagi para musisi metal ataupun penggemar, karenanya baju hitam dan kemeja hitam selalu tampak pada fesyen power metal. Dalam steffmetal.com (2009), menjelaskan bahwa aksesoris pada power metal berupa kalung medallion, gelang kulit, dan ikat pinggang kulit.

Gambar II.21 Band power metal Rhapsody of Fire

Sumber :

(21)

21 Gambar II.22 Band power metal Blind Guardian

Sumber: http://www.blind-collection.com/pics/stuff/index.png

(5 Juni 2015)

Tabel II.1 Gaya Fesyen yang dikenakan oleh musisi Power Metal

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

(22)

22 2. Glam Metal

Fesyen dan gaya pribadi sangat penting bagi band-band glam / hair metal pada eranya. Menurut Smith (2013), ketika tampil biasanya band glam metal berambut panjang dan memakai hairspray, juga makeup seperti lipstik dan eyeliner, kaos dengan desain animal print, rompi celana denim ketat, celana spandex, serta aksesoris seperti bandana dan perhiasan. Meskipun glam metal berkesan lebih berwarna dibandingkan dengan subgenre metal lainnya, namun warna hitam tetap melekat pada setiap pakaiannya.

Gambar II.23 Band glam metal Steel Panther

Sumber: http://dmjuice.com/wp-content/uploads/2014/10/Steel-

Panther-2014.jpg (3 Oktober 2014)

Gambar II.24 Style Rambut Glam Metal

Sumber : http://i.ytimg.com/vi/4TgctOvtW70/maxresdefault.jpg

(23)

23 Tabel II.2 Gaya Fesyen yang dikenakan oleh musisi Glam Metal

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

(24)

24 3. Death Metal

Musisi / Metalhead pada subgenre ini biasanya menggunakan gaya busana berupa baju hitam polos ataupun berlabel, celana jeans lebar berwarna biru, hitam dan celana kargo yang tampak sudah usang ataupun yang bermotif loreng baik itu panjang ataupun pendek, dan sepasang sepatu boots dengan lapisan besi atau yg biasa dikenal dengan nama steel caped boots. Fesyen pada death metal lebih sederhana di bandingkan dengan subgenre metal lainnya (steffmetal.com, 2010).

Gambar II.25 Band death metal Cannibal Corpse

Sumber : http://www.yellmagazine.com/cannibal-corpse-tour-southeast-

asia-australia-japan/39573/# (31 September 2012)

(25)

25 Tabel II.3 Gaya Fesyen yang dikenakan oleh musisi Death Metal

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

(26)

26 4. Black Metal

Gaya fesyen pada genre black metal tidak menerima warna, black metal hanya identik dengan warna hitam dan putih. Untuk aksesoris, black metal menggunakan sabuk hitam dan sarung tangan kulit hitam yang diberi elemen duri-duri. Gelang jimat yang dihiasi mengelilingi pergelangan tangan, rantai, kalung salib terbalik, dan simbol-simbol pentagram lainnya yang menghiasi leher. Makeup hitam putih atau yang biasa dikenal sebagai corpse paint juga menghiasi hampir tubuh, memberikan warna gelap pada sekeliling mata dan sisanya di beri warna putih, (steffmetal.com, 2010).

Gambar II.26 Band black metal Immortal

Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-m3xC5vpLa0w/T2_Foa3nhSI/AAAAAA

AAAh0/OznR5PV5rwo/s1600/Immortal.jpg (4 Juni 2015)

(27)

27 Tabel II.4 Gaya Fesyen yang dikenakan oleh musisi Black Metal

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

(28)

28 5. NU Metal

NU metal memiliki gaya fesyen yang sedikit mirip dengan musik genre rap, yaitu beberapa dari musisi nu metal menggunakan topi snapback seperti Fred Durst dari band Limp Bizkit. Nu metal juga identik dengan pakaian berukuran lebih besar, untuk celana biasa menggunakan celana jeans lebar panjang dan celana kargo. Menurut Sherman & Nunez (2015), pada aksesoris nu metal biasa menggunakan topeng dan make up seperti band slipknot, mudvayne dan mushroomhead. Rantai besi, dan kalung juga tak luput dari style fesyen nu metal. Gaya rambut dari genre ini biasanya berambut botak seperti vokalis disturbed, dan gaya dreadlocks seperti Jonathan Davis vokalis dari Korn. Beberapa dari musisi ini juga melakukan facial piercings.

Gambar II.27 band nu metal Disturbed

Sumber: http://www.metalsucks.net/wp-content/uploads/2008/03/

(29)

29 Tabel II.5 Gaya Fesyen yang dikenakan oleh musisi NU Metal

(30)

30 6. Thrash Metal

Genre ini memiliki ciri khas dengan pakaian hitam, jaket jeans, celana denim yang sobek-sobek pada bagian lututnya. Sepatu yang digunakan berupa sepatu sport casual seperti converse, adidas, nike dan sepatu brand lain.Aksesoris yang digunakan berupa, sabuk peluru (sabuk kulit yang dilapisi peluru yang berjajar), atribut-atribut band metal favorit yang di tempelkan pada rompi jeans dan terkadang juga menggunakan bandana. Rambut panjang juga menjadi hal penting untuk thrash metal, karena tanpa rambut panjang musisi ataupun para metalhead tidak menjiwai headbang ketika memainkan maupun mendengarkan musik thrash metal.

Gambar II.28 band thrash metal violator

Sumber : https://thatshowkidsdie.files.wordpress.com/2011/03/violator.jpg

(31)

31 Tabel II.6 Gaya Fesyen yang dikenakan oleh musisi Thrash Metal

(32)

32 II.4 Analisa

II.4.1 Hasil Wawancara

Narasumber.1

Penulis melakukan wawancara pada tanggal 8 Juni 2015 Jln. Sekeloa Bandung. dengan narasumber seorang musisi bernama Urip Ganda Permana, salah satu personil dari band Dystropshy sebagai drummer dan mengaku sudah menyukai musik metal selama 8 tahun, semakin berkembangnya musik metal Permana mulai menyukai black metal sampai sekarang. Menurut Permana (2015), musik metal memang dicirikan dengan pakaian gelap, dan pakaian gelap pada metal merupakan suatu arti kebebasan bagi kaum metalhead, pakaian yang biasa digunakan oleh musisi black metal yaitu, baju hitam, jaket vest, handband berduri, sepatu boots dan corpse paint. Band genre ini lebih memperlihatkan kesangarannya saat berada di panggung dengan menggunakan pakaian serba hitam dan tampilan yang seram. gaya pakaian metal juga bisa menjadi inspirasi untuk berpakaian, seperti rompi jeans, karena tidak hanya kaum metal, kalangan umum bisa menggunakannya sebagai fesyen.

Narasumber.2

(33)

33 II.5 Solusi

(34)

34 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Khalayak Sasaran

Dalam perancangan sebuah karya tentunya memiliki sasaran kepada siapa karya ini akan di arahkan, dan faktor - faktor untuk mencapai khalayak sasaran meliputi:

1. Demografis tersebut adalah masa dimana terjadinya proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

Profesi : Pelajar, Mahasiswa, dan yang sudah bekerja. Kelas sosial : Kalangan menengah sampai kalangan atas. Target primer : Kalangan remaja penggemar musik metal

Target Sekunder : Kalangan remaja penggemar musik yang memiliki ketertarikan pada musik metal

2. Psikografis

Remaja yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik metal Remaja yang menggunakan gaya pakaian seperti penggemar metal Remaja yang tertarik dengan perkembangan gaya fesyen

Remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

3. Geografis

(35)

35 Death Metal (BDM), selain itu banyak acara dan konser metal yang bisa dibilang besar digelar di Bandung, seperti Bandung Berisik dan Metal Head Solidarity, dalam hal ini dapat disimpulkan jika masyarakat Bandung memiliki ketertarikan pada musik dan masyarakat Bandung dapat dijadikan sebagai khalayak sasaran. Jakarta juga menjadi tempat yang dijadikan sasaran, karena di kota Jakarta tentu memiliki komunitas penggemar musik metal yang banyak, selain itu Jakarta adalah tempat dimana sering diselenggarakannya konser musik metal dengan band – band internasional. Namun jika memungkinkan geografis sasaran akan meluas ke luar wilayah Indonesia.

III.2 Strategi Perancangan

Dengan merancang media informasi edukatif yang berisi pengetahuan mengenai gaya fesyen musik metal, serta penjelasan pakaian dan aksesoris yang digunakan pada fesyennya.

Strategi perancangan mengenai gaya fesyen musik metal tentu memerlukan beberapa metode, seperti menentukan cara penyampaian informasi agar lebih efektif, serta menentukan gaya visual menarik yang digunakan meliputi ilustrasi dan penggunaan tipografi, untuk kalangan remaja.

III.2.1 Pendekatan Komunikasi

a. Pendekatan Visual

(36)

36 b. Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang digunakan adalah 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris, namun tentu lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam informasi yang tersedia dalam buku ini, karena bahasa Indonesia akan lebih mudah di mengerti dan dipahami oleh pembaca. Bahasa Inggris digunakan pada tulisan yang tidak dapat diartikan, seperti thrash metal, power metal, dan lain sebagainnya.

III.2.2 Strategi Kreatif

Perancangan informasi musik metal ini bertujuan untuk memberikan informasi melalui media untuk kalangan remaja, dalam hal ini pengolahan visual ditekankan pada perancangan gaya visual, ilustrasi, pemilihan jenis tipografi, pemilihan warna serta tata letak.

Merancangan tampilan semenarik mungkin agar pembaca tidak bosan, dengan ilustrasi berupa vector yang dirancang menjadi ilustrasi infografis fesyen pada musik metal yang informatif dan menarik, ditambah elemen – elemen visual seperti kotak, lingkaran pada bagian tertentu untuk penjelasan pada fesyennya, dan merancang layout yang tertata dengan baik agar pembaca merasa nyaman saat membaca buku rancangan ini. Selain itu dilengkapi dengan foto-foto fesyen musiknya sesuai dengan apa yang di bahas pada halaman tertentu.

III.2.3 Strategi Media

(37)

37 Media Primer (Media Utama)

Buku Informasi

Media utama yang digunakan dalam perancangan mengenai gaya fesyen musik metal ini buku informasi. Buku merupakan media cetak yang memiliki daya tarik dan dapat menampung banyak informasi, selain mudah dibawa dan bisa dibaca dimana saja, buku juga dapat di jadikan koleksi. Dengan dirancangnya buku yang menampilkan informasi, foto dan ilustrasi dan ini, diharapkan akan menambah ketertarikan masyarakat banyak untuk membaca buku, karena pada dasarnya gambar pada sebuah buku ini dapat mudah untuk difahami.

Media Sekunder (Media Pendukung)

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan khalayak sasaran untuk memiliki buku mengenai fesyen metal.

1. Poster

Poster adalah media informasi yang dapat menampung banyak informasi yang singkat dan mudah di pahami. Poster diperlukan untuk mempromosikan media buku karena media poster ini sangat mudah untuk disebarkan dan efektif untuk ditempatkan dimana saja, seperti di dinding, kaca jendela, dan lain – lain, sehingga dapat dilihat oleh orang banyak.

2. T-shirt

(38)

38 3. X Banner

X banner dapat dijadikan media pendukung yang sangat efektif untuk buku informasi ini. Selama proses promosi, X banner dapat diletakan diruang lingkup promosi sehingga buku dapat di promosian dengan baik.

4. Flyer

Flyer dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada khalayak mengenaik buku media ini. Flyer akan disebarkan dan dibagikan di sejumlah komunitas, event-event musik dan pusat – pusat yang di kunjungi orang banyak yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

5. Brosur

Brosur dapat disebar di daerah yang ramai di bandung yang di dominasi oleh kalangan remaja seperti mall, braga, dan di sejumlah komunias, event – event pada musik metal.

6. Pembatas buku

Pembatas buku diberikan sebagai gimmick yang dapat dipakai untuk pembatas buku informasi ini sebagai pendanda.

7. Patch/Emblem

Patch atau Emblem dirancang sebagai gimmick di saat mempromosikan media buku. Patch dapat dijadikan atribut yang bisa dijahit pada pakaian seperti rompi yang biasa digunakan oleh musisi atau penggemar metal.

8. Stiker

(39)

39 9. Mini X Banner

Mini X Banner dapat dijadikan media promosi untuk buku informasi ini. Selain itu Mini X banner juga bisa di tempatkan dimana saja. Selama proses promosi, Mini X Banner dapat diletakkan di sebelah buku informasi yang di promosikan.

10. Pick Gitar

Pick dapat menjadi media promosi yang cukup menarik dalam perancangan ini, pick gitar dijadikan gimmick disetiap pembelian buku ini.

11. Paper Bag

Paper bag dapat mewakili promosi ini sebagai pembungkus dari setiap pembelian buku gaya fashion pada musik metal ini.

III.2.4 Strategi Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan suatu produk kepada khalayak sasaran. Dalam perancangan ini distribusi akan disebarkan ke toko buku di kota-kota besar seperti kota-kota Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Alasan dipilihnya distribusi di kota-kota besar karena masyarakat modern sebagian besar tinggal disana dan juga sesuai dengan khalayak sasaran.

III.3 Konsep Visual

(40)

40

Gambar III.1 Sketsa Perancangan

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

Gambar III.2 Referensi Visual Karakter pada Perancangan

Sumber: https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/86/32/b6/8632b

66308f48d07b38bd91aff93605b.jpg (14 Juni 2015)

(41)

41 Gambar III.3 Hasil Perancangan Karakter

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

Selain dari pada itu perancangan ini juga juga didukung dengan pendekatan warna, penggunaan huruf pada buku dan tata letak (layout) yang disesuaikan agar mudah difahami. Warna yang digunakan dalam buku ini tentunya menggunakan warna khas dari karakter musik metal yaitu gelap, tapi untuk beberapa ilustrasi juga mengambil ciri khas warna dari masing-masing subgenre pada genre metal, seperti warna hitam untuk black metal, perah pekat untuk power metal, dan biru tua untuk nu metal.

III.3.1 Format Desain

Buku mengenai gaya fesyen pada musik metal ini berukuran 18x22cm, dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan dirasa paling pas untuk ukuran buku yang berisi ilustrasi, sehingga tidak terlalu banyak space kosong. Isi dalam buku ini adalah sejarah dari perkembangan musik metal secara singkat dam informasi karakter dari beberapa subgenre musik metal.

III.3.2 Tata Letak (layout)

(42)

42 Gambar III.4 Tata Letak pada Sampul Buku Informasi Fesyen Metal

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

Gambar III.5 Hasil Perancangan Tata Letak pada Halaman genrenu metal

(43)

43 III.3.3 Tipografi

Tipografi yang digunakan adalah tipografi yang dipilih sesuai tema yang sudah ditentukan. Oleh karena itu penggunaan font yang digunakan adalah Copperplate Gothic Light, dan font Myriad Pro untuk isi teksnya. Selain itu, ada beberapa font yang mewakili masing-masing subgenre pada perancangan ini seperti, Cybertooth untuk glam metal, Squealer untuk power metal, Art Dystopia untuk black metal, VTKS Rude Metal untuk thrash metal, The Grim Raiders untuk death metalI dan Prototype untuk nu metal.

Gambar III.6 Jenis font yang digunakan pada buku

(44)

44 III.3.4 Warna

Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca adalah warna. (Rustan, 2010, h;70) Pemilihan warna pada buku ini menggunakan sedikit warna cerah, doff dan gelap karena disesuaikan dengan tema musik metal. Warna background setiap halaman yaitu putih, agar bacaan dan gambar pakaian tidak buram ataupun terlalu kontras.

Gambar III.7 Warna pada sampul dan isi dari buku

(45)

45 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama adalah sebuah buku informasi mengenai gaya fesyen pada musik ber-genre metal, dimana konsep perancangannya berupa penjelasan mengenai gaya fesyen dari berbagai subgenre dari genre metal seperti glam metal, power metal, black metal, thrash metal, death metal dan nu metal.

Buku merupakan media cetak yang dapat menampung banyak informasi dan bisa dibaca dimana saja, selain itu buku mudah dibawa kemana-mana dan dapat dijadikan koleksi.

Pembuatan sampul sebagai pembatas halaman dan warna frame yang berbeda pada setiap subgenre dibuat untuk memudahkan pembaca untuk memilih halaman. Proses akhir menggunakan teknik cetak offset separasi, dengan ukuran buku 18 x 22 cm, sampul buku menggunakan hardcover, dan isi buku menggunakan kertas art paper 150gr dan 230gr untuk pembatas.

Gambar IV.1 Pembuatan logo buku dengan grid system

(46)

46 Gambar IV.2 Pembuatan Ilustrasi pada sampul buku

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

Gambar IV.3 Hasil akhir pembuatan sampul buku

Sumber: Dokumen Pribadi (2015)

Gambar IV.4 Gambar sampul pembatas pada halaman glam, thrash dan nu metal

(47)

47 Gambar IV.5 Gambar halaman 1,2 dan 3 pada glam metal.

Sumber : Dokumen Pribadi (2015)

Gambar IV.6 Gambar halaman 1,2, dan 3 pada thash metal

Sumber : Dokumen Pribadi (2015)

IV.2 Media Pendukung (Sekunder)

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan khalayak sasaran untuk memiliki buku mengenai fesyen metal.

IV.2.1 Media Promosi

1. Poster

(48)

48 ditempatkan dimana saja, seperti di dinding, kaca jendela, dan lain – lain, sehingga dapat dilihat oleh orang banyak.

Gambar IV.7 Poster

Ukuran : 29,7 x 42 cm (A3)

Material : Art Paper 230 gram

(49)

49 2. T-shirt

T-shirt di desain berwarna hitam sesuai dengan warna identitas kelompok pada musik metal. T-shirt bisa menjadi media promosi gratis untuk mempromosikan buku ini tanpa harus membayar biaya promosi, dan dapat disebarkan secara meluas oleh pemakai. T shirt digunakan pada saat promosi penerbitan buku oleh para sales buku ini/ karyawan tempat penerbitan.

Gambar IV.8 T Shirt

Ukuran : M, L, XL (lokal)

Material : Soft cotton

(50)

50 3. X Banner

X banner dapat dijadikan media pendukung yang sangat efektif untuk buku informasi ini. Selama proses promosi, X banner dapat diletakan diruang lingkup promosi sehingga buku dapat di promosian dengan baik.

Gambar. IV.9 X Banner

Ukuran : 160 x 60 cm

Material : Art Paper (Laminating)

(51)

51 4. Mini X Banner

Mini X Banner dapat dijadikan media promosi untuk buku informasi ini. Selain itu Mini X banner juga bisa di tempatkan dimana saja. Selama proses promosi, Mini X Banner dapat diletakkan di sebelah buku informasi yang di promosikan.

Gambar IV.10 Mini X Banner

Ukuran : 40 x 25 cm

Material : Art Paper Laminating Glossy

(52)

52 5. Flyer

Flyer dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada khalayak mengenaik buku media ini. Flyer akan disebarkan dan dibagikan di sejumlah komunitas, event-event musik dan pusat – pusat yang di kunjungi orang banyak yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

Gambar IV.11 Flyer

Ukuran : 21 x 14,8 cm

Material : Glossy paper

Teknik Produksi : Cetak Offset Separasi

6. Brosur

(53)

53 Gambar IV.12 Brosur

Ukuran : 27,5 x 16,6 cm

Material : Glossy paper

Teknik Produksi : Cetak Offset Separasi

IV.2.2 Gimmick

(54)

54 7. Pembatas buku

Pembatas buku diberikan sebagai gimmick yang dapat dipakai untuk pembatas buku informasi ini sebagai pendanda.

Gambar IV.13 Pembatas Buku

Ukuran : 4,2 x 15 cm

Material : Art Paper 230 gram

Teknis Produksi : Cetak Offset Separasi

8. Patch/Emblem

Patch atau Emblem dirancang sebagai gimmick di saat mempromosikan media buku. Patch dapat dijadikan atribut yang bisa dijahit pada pakaian seperti rompi yang biasa digunakan oleh musisi atau penggemar metal.

Gambar IV.14 Patch

Ukuran : 2,7 x 5,6 cm

Material : Woven

(55)

55 9. Pick Gitar

Pick dapat menjadi media promosi yang cukup menarik dalam perancangan ini, pick gitar dijadikan gimmick disetiap pembelian buku ini.

Gambar IV.15

Ukuran : 3 x 2,6 cm

Material : Steel

Teknis Produksi : Sticker

10. Stiker

Stiker yang dijadikan sebagai gimmick pada setiap pembelian buku ini, dapat menjadi daya tarik yang cukup efektif bagi khalayak sasaran.

Gambar IV.16

Ukuran : 5 x 5 cm, 7 x 3,4 dan 7 x 4 cm

Material : Kertas Stiker Cromo

(56)

56 11. Paper Bag

Paper bag dapat mewakili promosi ini sebagai pembungkus dari setiap pembelian buku gaya fashion pada musik metal ini.

Gambar IV.17 Paper bag

Ukuran : 18,8 x 26,5 cm

Material : Art Paper

(57)
(58)

viii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 34

III.1 Khalayak Sasaran 34

III.2 Strategi Perancangan 35

III.2.1 Pendekatan Komunikasi 35

(59)

57 DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Gage, J. (1999). Color and Meaning: Art Science, and Symbolism. Los Angeless: University of California Press.

Rustan, S. 2010 (16 Desember). Hurufontipografi Ufontipografi Ntipofrafi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Smith, E. 2013 (31 Mei). The Megadeth Handbook - Everything you need to know about Megadeth. UK, Emereo Publishing.

Internet:

Adhityo, I. 2012 (15 November). Fashion, Alat Komunikasi Non Verbal. Tersedia di: http://citizen6.liputan6.com/read/454845/fashion-alat- komunikasi-non- verbal

Fitinline. 2014 (22 September). Mode. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read /mode/

Gilmore, J. 2010 (21 April). Heavy Metal Music Facts. Tersedia di: http://www. ehow.com/about_6375439_heavy-metal-music.html

Lukmanto, G. 2015 (1 April). Kenapa anak metal bajunya selalu hitam? Tersedia di: http://sosbud.kompasiana.com/2015/04/02/kenapa-anak-metal-bajunya- selalu-hitam-710200.html

Nugrahanto, A. 2014 (1 April). MUSIK DAN FASHION. Tersedia di: http://www.traxmagz.com/article/2258-Musik-dan-Fashion

Sherman, M & Nunez, J. 2015 (18 Februari). The Complete Guide to Nu-Metal Fashion. Tersedia di: http://www.fuse.tv/galleries/2015/02/nu-metal- fashion#1

Steff. 2009 (10 November). FASHION FOR METALHEADS: POWER METAL FASHION. Tersedia di:http://www.steffmetal.com/fashion-for-metalheads -power-metal-fashion/

(60)

58 - 2010 (22 Februari). FASHION FOR METALHEADS: DEATH METAL

FASHION. Tersedia di: http://www.steffmetal.com/fashion-metalheads- death-metal-fashion/

Subre, Fazrin. 2011 (22 Februari). Apakah itu Fesyen. Tersedia di: http://id.scribd. com/doc/49325388/APAKAH-ITU-FESYEN#scribd

Sulistyo, B. 2014 (2 Oktober). FASHION HISTORY. Tersedia di: http://gotosovie. com/shop/index.php?route=pavblog/blog&id=16

(61)

iv

merupakan syarat wajib untuk memenuhi persyaratan Diploma III (D3) pada program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada kedua orang tua dan adik yang selalu memberi dukungan tanpa batas; Desmila (Ibu), Bulkhaini (Ayah), dan Lerisa Khairani (adik), serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan do’a.

Penulis juga berterima kasih kepada seluruh dosen jurusan Desain Komunikasi Visual UNIKOM yang telah membagi ilmunya selama enam semester, terutama kepada bapak Wantoro selaku pembimbing Tugas Akhir, serta bapak Deni Albar dan Ivan Kurniawan selaku penguji selama sidang. Terimakasih juga kepada teman – teman yang selalu memberi dukungan, terutama teman – teman dari group bernama pucink pala; Azka Amanna Firas, Cynthia Ayu M, Grian Adistia, Muhammad Abdan R, dan Widi Gusti S.

Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Bandung, 18 Agustus 2015

(62)
(63)

Data Personal :

Email : tio230295@gmail.com / tio230295@yahoo.com

Data Pendidikan :

Taman Kanak – Kanak : TK Masyithah Bukittinggi (1999 - 2000)

Sekolah Dasar : SDN 26 Bukit Cangang Bukittinggi (2000 - 2004)

SDN Taruna Karya 3 Kec. Cibiru Bandung (2004 - 2005)

SDN Cisitu 1 Bandung (2005 - 2006)

SMP : SMPN 40 Bandung (2006 - 2009)

SMA/SMK : SMK Merdeka Bandung (2009 - 2012)

Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia

Jurusan Desain Komunikasi Visual (2012 - 2015)

Kemampuan :

Software : Office (MS Word , MS PPT,) , Prezi

Adobe (Illustrator , Photoshop , AE, Premiere, Flash)

(64)
(65)

Gambar

Gambar II.5 Fesyen New Wave pada tahun 1980
Gambar II.9 Fesyen Indie pada pertengahan tahun 2000-an
Gambar II.13 Rompi Denim
Gambar II.14 Jaket Kulit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media utama yang digunakan adalah buku informasi bergambar yang bertujuan menyampaikan informasi dengan beberapa penjelasan yaitu tentang tumbuhan eceng gondok,

Materi pesan yang akan disajikan dalam media informasi ini adalah mengenai gaya eksentrik dan ciri khas pada instrumen musik kang Darso beserta perkembangan instrumen

Dengan adanya buku ini, memberikan gambaran yang jelas bagaimana melakukan tata cara Sangjit, serta memberikan informasi mengenai kebudayaan Indonesia-Tionghoa untuk

Berdasarkan pendekatan komunikasi maka media informasi dari Gaya Kebaya Sunda by Tinong ini adalah buku, dengan memiliki ciri khusus yang memberikan identitas secara visual,

Sebagaimana dalam penelitian ini yang meneliti tentang pembentukan habitus selera pada penggemar musik Metal di Kota Solo bahwa siswa lebih memahami mengenai pembentukan

Sehingga dalam perancangan tugas akhir ini akan dibuat sebuah buku panduan wisata mengenai destinasi musik di Kota Bandung dengan tujuan sebagai media

Melalui perancangan buku edukasi interaktif ini, anak-anak dapat mengenal dan mendapatkan informasi mengenai berbagai macam jenis alat musik tradisional Jawa Barat dan

2 Perancangan Buku Mengenai…, Gabriel Vincenzo, Universitas Multimedia Nusantara Permasalahan utama mengapa penulis ingin membuat perancangan ini adalah kebanyakan orang luar pulau