• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Buku Tentang Kas Darso Rajanya Pop Sunda Dalam Berkesenian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Buku Tentang Kas Darso Rajanya Pop Sunda Dalam Berkesenian"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUKU TENTANG KANG DARSO RAJANYA POP SUNDA DALAM BERKESENIAN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014/2015

Oleh:

Anisa Siti Nursolihat 51910254

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUKU TENTANG KANG DARSO RAJANYA POP SUNDA

DALAM BERKESENIAN”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Bandung, Agustus 2015

(5)

DAFTAR ISI

II.2 Ciri Khas Dan Gaya Berkesenian Kang Darso... 7

II.2.1 Ciri Khas Instrumen Musik Pada Grup Calung Darso ... 7

II.2.2 Gaya Eksentrik Pada Kostum Kang Darso ... 9

II.3 Apresiasi Tterhadap Karya-Karya Kang Darso ... 11

II.3.1 Karya-Karya Kang Darso Pada Era Tahun 60-an sampai 90-an ... 11

II.3.2 Apresiasi Masyarakat Terhadap Karya-Karya Kang Darso ... 12

II.4 Perihal Buku ... 13

II.5 Kelompok Sasaran ... 15

II.6 Kesimpulan Yang Mengarah Kepada Solusi Perancangan ... 16

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 17

(6)

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 17

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 36

IV.1 Teknis Produksi Media Buku... 36

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu seniman pop Sunda di Jawa Barat, yang sering dijuluki Raja Pop Sunda yaitu Hendarso atau yang lebih dikenal dengan Kang Darso. Kang Darso merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki Jawa Barat, ia memiliki banyak berkontribusi dalam berkesenian dan sangat membantu melestarikan kesenian tradisional Sunda.

Menurut Santosa (2010) “seni merupakan karya manusia yang mengandung kualitas dan nilai etnis.Berkesenian tersendiri merupakan salah satu ciri utama ekpresi proses kebudayaan manusia, sedangkan arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah sesuatu yang berharga atau baik”.Kebudayaan yang terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang

diperoleh, terutama yang diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia. Yang

didalamnya termasuk perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan yang terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan yang paling utama ialah keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, yang mana dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek.

(8)

Selama berkarier dalam berkesenian, kang Darso sudah membuat lagu sekitar300 judul dan semua mendapat apresiasi baik dari masyarakat.Syair dan lirik lagunya pun bisa membuat pendengar termenung, tersenyum, bahkan tertawa. Sebut saja lirik dari lagu “Marimpi” (Engklak-engklakan), “Dadali Manting”, “Sancang Cijulang”, “Tanjakan Burangrang”, Halangan Diri”, “Wangsit Siliwangi”, “Maribaya”, “Curug Candung”, “Saukur Mimpi”, “Dina Amparan Sajadah”, dan “Kabogoh Jauh” yang masih sering diperdengarkan hingga saat ini. Berbagai prestasi dalam berkesenian pun kang Darso pernah raih.

Menurut Bayu setya (2013), “musik pop Sunda merupakan salah satu karya seni dan genre musik yang terbilang baru dan eksistensinya memiliki esensi sebagai bentuk usaha pelestarian warisan budaya tatar Sunda”.Didalam musik pop Sunda terdapat dua usaha pelestarian diantaranya melestarikan bahasa Sunda dan cita rasa musik khas tradisional Sunda.Genre musik pop Sunda memang berbeda

dengan jenis musik Sunda yang lainnya.Hal ini adalahyang membuat faktor musik pop Sunda menjadi istimewa.Instrumen musik pop Sunda dibuat oleh para

seniman musik ditatar Sunda seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya musik di tanah air.Dapat dikatakan lahir dan berkembangnya instrumen musik pop Sunda atas semangat moderenisasi.Lahirnya genre musik pop Sunda semakin memperkarya khasanah musik lokal nusantara.

(9)

Genre musikpop Sunda ini menggunakan beberapa vokalnya mengadopsi cengkok lagu kawih sehingga cita rasa khas Sunda sangat terasa didalamnya.Serta rumpaka atau lirik teks dalam musik pop Sunda sebagian besar dibuat menggunakan bahasa Sunda tetapi ada pula penyanyi atau pencipta lagu yang menggunakan bahasa Indonesia bahkan bahasa Inggris. Hal ini tentunya tidak berpengaruh besar terhadap berkurangnya cita rasa khas Sunda yang dihasilkan pada lagu karena walau pun bahasanya tidak menggunakan bahasa “indung” tetap penggarapan aransemen serta instrumen musiknya digarap dengan nada-nada khas Sunda seperti pelog, salendro, dan mandenda sehingga tetap saja karya yang dihasilkan adalah cita rasa warisan budaya lokal Sunda.

I.2 Identifikasi Masalah

Melihat latar belakang di atas, maka muncul beberapa masalah yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Penyanyi seni suara yang bersifat lokal.

 Pendengar dan penikmat musiknya terbatas. Sehingga masyarakat yang mendengarkan musik kang Darso harus memahami dan bisa berbahasa Sunda.

 Penampilan yang eksentrik dan ciri khas dalam bernyanyinya pun menjadi acuan bagi seniman yang lainya. Sehingga kerap banyak sekali seniman yang mengikuti gaya dan ciri khasnya, walaupun kualitas penampilan maupun nyanyinya tidak setra dengan kang Darso.

 Kontribusi dalam berkeseniannya turut membantu melestarikan kesenian tradisional Sunda, sehingga perlu disosialisasikan kepada masyarakat.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang sudah di jelaskan diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

(10)

 Diperlukan adanya konsep perancangan media utama, media pendukung dan media penunjang untuk membantu mensosialisasikan kepada pendengar dan penikmat yang terbatas dalam melastarikan kesenian tradisional Sunda.

I.4 Batasan Masalah

Banyak sekali ragamnya yang dapat dibahas dalam penelitian mengenai kang Darso, akan tetapi penelitian ini dibatasi masalahnya hanya membahas gaya eksentrik pada kostum dan ciri khas instrumen musik dalam berkesenian.

I.5 Tujuan perancangan

Adapun tujuan perancangan untuk penelitian ini yaitu :

 Mensosialisasikan seniman Sunda yang bersifat lokal yang mempunyai gaya

dan ciri khas dalam berkesenian.

(11)

BAB II

BIOGRAFI DAN GAYA BERKESENIAN KANG DARSO II.1 Biografi Kang Darso

Hendarso atau yang lebih dikenal dengan kang Darso merupakan anak dari pasangan Iskandar Disastro dan Amanah yang lahir di Bandung, 15 Agustus 1945. Kang Darso memiliki istri yang bernama Epong (Almarhumah), setelah istri yang pertama meninggal kemudian kang Darso menikah lagi dengan Lina Marlina. Kang Darso mempunyai 6 orang anak dari kedua istrinya, yaitu 4 orang anak dari istri pertamanya Asep Darso, Yanti, Mimin dan Ujang sementara dari istri keduanya Ira dan Reyhan.

Menurut Syarif, (2014) kang Darso merupakan pribadi yang unik, percaya diri dan penuh semangat. Kreativitas dan inovasinya dalam karier bermusik patut diapresiasi, karena kiprah kang Darso dari awal karier hingga meninggal dunia

turut banyak membantu melestarikan musik pop Sunda.

Gambar II.1 Kang Darso

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/f/fa/Kang_Darso.jpg (14/11/2014/19:35)

Awal kang Darso meniti karier dalam berkesenian dibelantika industri musik etnis Sunda yaitu pada era tahun 1960-an, pada saat itu kang Darso berprofesi sebagai pemain bas pada grup musik Nada Karya dan Nada Kencana. Kang Darso pun sempat bergabung dengan band milik Pusat Persenjataan Kavaleri Bandung pada tahun 1961. Di setiap penampilan saat dipanggung dengan grup band milik Pusat

(12)

Plus, dan selalu mengenakan kostum tentara. Tetapi tidak lama kemudian grup band tersebut berhenti terkena imbas peristiwa G 30 S/PKI.

Setelah merasa jenuh, kang Darso pun memulai kembali kariernya pada tahun 1968 bersama Uko Hendarso dengan menggarap musik instrumen utama yaitu calung. Awal mula memainkan calung terjadi pada saat kang Darso berkumpul dengan grup calung Uko Hendarso. Pada awal kang Darso belajar memainkan calung hanya ingin mencoba-coba.

Merasa percaya diri dengan kemampuannya, kang Darso membentuk grup calung yang bernama Calung Darso. Disetiap penampilannya bersama grup calungnya kang Darso lebih sering membawakan lagu-lagu Sunda yang diciptakan oleh mang Koko (seniman karawitan). Setelah melihat kehadiran grup Calung Darso di industri musik, sejumlah produser pun mulai tertarik sehingga pada tahun 1970 grup Calung Darso memulai rekaman dengan lagu ciptaan mang Koko dengan

meliris album dalam bentuk piringan hitam (PH). Sebut saja lagu-lagu yang terkenal pada masa itu hingga sampai saat ini yang masih sering diperdengarkan antara lain lagu “Duriat”, “Wangsit Siliwangi”, “Ararateul” (Cucu Deui), “Randa Geulis”, “Maribaya”, “Tanjakan Burangrang”, “Kabogoh Jauh”, “Mawar Bodas”, “Anak Jeger”, “Dulang Kuring”, “Batrawali” dan masih banyak lagi yang lainnya.

Pada tahun 1990-an, wajah kang Darso dan grup calungnya pun kerap mewarnai acara di stasiun televisi lokal, atas arahan S. Hidayat Darso diajak untuk tampil pada RRI. Di bawah Asmara Record memulai rekaman dalam bentuk pita kaset. Beberapa lagu yang terkenal yaitu “Kembang tanjung”, “Cangkurileung”, dan “Panineungan” dan masih banyak lagi. Mungkin kang Darso sudah puluhan album dan sekitar 300 judul lagu yang diliris dari lagu-lagu tersebut sebagian di rekam di studio dan sebagian lagi di rekam sewaktu manggung. Di samping itu kang Darso pun telah melewati beberapa generasi teknologi industri rekaman seperti dari rekaman berbentuk piringan hitam (PH), pita kaset hingga kepingan CD.

(13)

Anugrah Musik Jabar dan pada tahun 2009 kang Darso pun mendapatkan penghargaan dari walikota Bandung Dada Rosada, berupa Anugrah Budaya Kota Bandung 2009.

Menilik kembali uraian diatas, kang Darso memang seorang seniman yang fantastis dan multi talenta disepanjang perjalanan kariernya dibelantika industri musik khususnya musik Sunda. Selama lebih dari 48 tahun kang Darso berkarir di bidang seni musik Sunda. Kang Darso banyak sekali mengukir prestasi dan sejarah tentang kejayaannya dalam berkesenian terutama dibidang seni musik pop Sunda. Oleh karena itu, kang Darso tidak ragu lagi disebut sebagai salah satu tokoh seniman musik pop Sunda yang multi talenta.

Seiring dengan prestasi dan kariernya yang sangat melejit, kang Darso pun tutup usia pada umur 66 tahun. Kang Darso meninggal dunia pada hari Senin, 12 September 2011 sesaat dilarikan kerumah sakit, yang diduga dikarenakan

serangan jantung dan dimakamkan, dipemakaman umum warga Cibisoro, Desa Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

II.2 Ciri Khas Dan Gaya Berkesenian Kang Darso

Didalam berkesenian kang Darso memiliki ciri khas dan gaya seperti, ciri khas dalam instrumen musik dan gaya dalam penampilan panggung seperti dalam kostum panggung.

II.2.1 Ciri Khas Instrumen Musik Pada Grup Calung Darso

(14)

Gambar II.2 Grup Calung Darso

Sumber: Dokumen Pribadi (Video Klip Mojang Bandung)

Pada umumnya disetiap penampilan panggung dalam berkesenian kang Darso selalu diiringi oleh grup calung yang bernama grup calung darso. Grup calung darso berpersonilkan 6 orang yang mana masing-masing personil tersebut memainkan berupa alat musik calung, gendang Sunda, dan suling Sunda. Beberapa nama yang tergabung dalam grup calung darso yaitu, Ony, Bagja, Sule, Yusep, Agus, Dan Jajang.

Gambar II.3 Perkembangan Grup Calung Darso

Sumber: Dokumen Pribadi (Video Klip Mangkade)

Selain itu dengan berkembangnya instrumen musik grup calung kang Darso pun memberikan cita rasa musik baru selain musik utama calung, grup calung kang Darso pun menambahkan instrument musik tambahan seperti gitar dan keyboard yang menjadikan grup calung darso pun lebih segar dan menarik bagi pendengar karya musik kang Darso.

II.2.2 Gaya Eksentrik Pada Kostum Kang Darso

(15)

bila mengikuti gaya penampilan pagelaran calung, biasanya disesuaikan dengan menggunakan baju pangsi dan celana kampret.

Gambar II.4 Gaya Eksentrik Pada Penampilan Kostum

Sumber:Dokumen Pribadi (Video Klip Hegarna Rasa)

Namun kang Darso tidak pernah peduli akan penampilannya serta kang Darso tidak pernah mengubah penampilannya. Bahkan kang Darso pernah mempadupadankan antara baju dan celana yang dilukis tokoh kartun Mickey Mouse dengan sarung yang diselempangakan di lehernya.

Gambar II.5 Gaya Eksentrik Pada Ikat Kepala

Sumber:Dokumen Pribadi (Video Klip Bentang Cilampuyang)

Menurut Syarif (2014), keunikan kang Darso yang terletak pada kostum yang seringnya menggunakan ikat kepala yang khas dan tampil dengan rambut panjang

ikal terurai dengan dandanan panggung yang eksentrik, terkadang sering terlihat norak. Seperti memakai baju kemeja putih dan celana putih yang bergambarkan

(16)

Darso dalam berpenampilan, akan tetapi kualitas penampilan maupun nyanyinya tidak setra dengan kang Darso.

Gambar II.6 Gaya Eksentrik Pada Kang Darso seperti Michael Jackson

Sumber: Dokumen Pribadi (Video Klip Hegarna Rasa)

Penampilan kang Darso yang sangat fenomenal adalah pada saat kang Darso muncul dengan gaya yang mirip seperti Michael Jackson. Dengan rambut panjang dibiarkan terurai mengenakan kacamata hitam tebal, lengkap dengan topi dan kemeja putih dengan bretel dengan begitu Michael Jackson pun menjadi inspirasi

kang Darso dari segi penampilan pada gaya kostum. Namun begitu, tidak menghilangkan ciri khas kang Darso dalam berpenampilan. Selain itu kang Darso

memang mempunyai gaya unik tersendiri. Sehingga sejumlah penyanyi dijalur yang sama juga beserta anak-anaknya, sedikit banyak yang menjadikan kang Darso sebagai bahan inspirasi akan tingkah gaya polah dan gaya kostum yang dipakai kang Darso akan tetapi kualitas penampilan maupun nyanyinya tidak setra dengan kang Darso.

II.3 Apresiasi Terhadap Karya-Karya Kang Darso

(17)

II.3.1 Karya-Karya Kang Darso Pada Era Tahun 60-an sampai 90-an

Selama lebih dari 45 tahun, kang Darso setia akan membawakan alunan musik calung. Yang kemudian setelah berkembangannya jaman dipadukannya alat musik tradisional seperti calung, kendang Sunda, suling Sunda dengan musik modern seperti keyboard/orgen yang mencakup semua alat musik.

Mengenai album kang Darso yang lagunya hampir sudah sampai 300 judul lagu, didalam albumnya tersebut ada yang direkam di studio serta ada pula yang direkam sewaktu kang Darso bernyanyi di panggung. Adapun beberapa karya kang Darso yang populer pada saat tahun 1960-an sampai 1990-an, seperti :

 Karya kang Darso pada era tahun 1960-an : - Cucudeui

(18)

II.3.2 Apresiasi Masyarakat Terhadap Karya-Karya Kang Darso

Apresiasi masyarakat terhadap karya kang Darso dapat diketehaui dari hasil kuisioner, maka dari itu hasil kuisioner yang membahas tentang apresiasi masyarakat terhadap karya kang Darso dapat disimpulkan. Bahwa responden yang tertarik terhadap kang Darso serta karya-karya kang Darso, berpendapat bahwa kang Darso mempunyai ciri khas yang khusus seperti dari gaya penampilan, lirik dan instrumen lagu yang dibawakannya.

Selain itu didalam semua penampilan kang Darso yang mempunyai ciri khas unik dan menginspiratif menjadikan sebagian besar responden mengagumi karakter kang Darso. Kang Darso memang seseorang figure musisi yang multi talenta, maka dari itu responden berpendapat bahawa kang Darso bisa dijadian sebagai

icon pop Sunda, serta tidak bisa dielakan lagi bahwa hingga saat ini karyanya pun masih dinikmati dan fenomenal.

Responden penikmat instrumen musik serta lirik lagu yang dibawakan kang Darso berpendapat bahwa, instrumen musik dan lirik lagu yang dibawakan kang Darso

sangat sederhana mudah di ingat dan mudah diterima oleh berbagai kalangan, dari kalangan anak muda hingga dewasa.

Lirik-lirik lagu yang dibawakan kang Darso menggambarkan situs yang berada di Jawa Barat, maupun kehidupan sehari-hari seperti tentang kritik, cinta dan religi yang membuat pendengar sampai bisa termenung, tersenyum bahkan tertawa. Seperti didalam lirik lagu “Tanjung Baru”, “Maribaya”, “Halangan Diri”, “Saukur Mimpi”, “Dina Amparan Sajadah”, “Kabogoh Jauh”, “Curug Candung”, “Maribaya ”, “Dulang Kuring”, “Ulah Ceurik”, “Marimpi” (Engklak-engklakan) dan masih banyak lagi.

II.4 Perihal Buku

(19)

 Ensiklopedia

Ensiklopedia adalah serangkaian buku yang menghimpun uraian tentang berbagai cabang ilmu tertentu dalam artikel terpisah dan biasanya tersusun sesuai abjad atau menurut kategori secara singkat.

 Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah

biografi lebih kompleks dari pada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian.

 Panduan

Panduan disebut juga sebagai buku petunjuk. Buku ini berisi tentang tahapan cara/proses misalnya membuat kue, kiat-kiat sukses, beternak ayam dan lain-lain.

 Tafsir

Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran agar maksudnya lebih mudah dipahami.

Buku merupakan media informasi yang sistematis oleh karena itu didalam pembuatan buku perlu memperhatikan anatominya. Pada bukunya IyanWb. juga menjelaskan tentang anatomi buku terdiri dari:

 Cover Buku

Cover buku merupakan salah satu sasaran untuk memikat perhatian pembaca. Cover buku bisa berupa ilustrasi maupun tipografi yang dilengkapi dengan

judul buku, penulis dan penerbit.

 Nomor Halaman

Nomor halaman berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari halaman yang dibutuhkan dalam sebuah buku.

 Halaman Judul Utama

(20)

 Halaman Hak Cipta

Halaman hak cipta adalah halaman buku yang berisi keterangan atau data singkat buku yang di tertibkan, baik data buku, tim penerbit maupun hak cipta penerbit (copyright).

 Prakata

Prakata adalah sebuah pengantar dari penulis yang berisi ulasan tentang

maksud dan metode yang digunakan penulis dalam penulisan bukunya.

 Daftar Isi

Daftar isi adalah tampilan semua judul bagian yang terdapat didalam buku untuk memberikan gambaran umumnya kepada pembaca mengenai struktur dan materi yang terdapat dalam buku tersebut sehingga mudah untuk menemukan pembahasan yang diperlukan.

 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan tambahan penjelasan teks yang diwujudkan dalam bentuk visual. Fungsi ilustrasi bagi suatu buku adalah untuk menjelaskan dan mendukung teks yang tidak jelas dan dapat digantikan dengan kata-kata.

 Teks

Teks merupakan kumpulan tulisan yang berisi tentang penjelasan dari isi buku.

 Daftar Pustaka

Daftar pustaka digunakan untuk mencari referensi atau bahan bacaan lanjutan yang disarankan penulis untuk mendukung pembahasan yang terdapat didalam bukunya.

 Biografi Penulis

Biografi penulis menjelaskan tentang penulis, riwayat pendidikan, pekerjaan dan daftar karya tulis yang telah dihasilkan.

(21)

Sinopsis berisi tentang ringkasan dari isi sebuah buku agar memberikan gambaran pada pemeriksa pada pembaca tentang isi yang terkandung pada buku yang akan dibaca.

II.5 Kelompok Sasaran

Kelompok sasaran dipilih berdasarkan uraian secara spesifik dari sumber data yang telah diperoleh berupa:

1. Demografis

Pengelompokan target pasar berdasarkan usia rata-rata, jenis kelamin dan tingkat sosial ekonomi:

- Pria dan Wanita - Remaja – Dewasa

Remaja akhir, usia berkisar antara ( 17-22 ) tahun

Dewasa awal dan dewasa akhir berkisar antara ( 26-45 ) tahun

- Status ekonomi : Menengah Bawah 2. Geografis

Segmentasi perancangan buku tentang kang Darso dalam berkesenian adalah masyarakat yang berada di Jawa Barat khususnya Bandung dan sekitarnya. Alasannya karena ingin mensosialisasikan kang Darso sebagai seniman Sunda yang mempunyai ciri khas serta melestarikan kesenian tradisional Sunda.

3. Psikografis

Segmentasi yang di tuju:

- Masyarakat penikmat dan pendengar musik pop Sunda.

- Semua kalangan masyarakat terutama yang memahami dan bisa berbahasa sunda

II.6 Kesimpulan Yang Mengarah Kepada Solusi Perancangan

(22)
(23)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN III.1 Strategi perancangan

Dalam menyampaikan sebuah ide atau gagasan, dibutuhkan suatu bentuk komunikasi yang bisa menyampaikan informasi yang dapat dengan mudah dimengerti oleh target yang akan dituju. Strategi perancangan yang akan digunakan pada media informasi ini berbentuk buku yang bertujuan untuk menarik perhatian, menginformasikan serta menjelaskan mengenai kang Darso, karena dengan buku informasi tentang kang Darso dapat tersampaikan dengan baik. Dengan keunggulan buku itu sendiri yaitu tidak terburu-buru oleh objek yang bergerak dan bisa dibaca atau dilihat berulang-ulang serta bisa dibawa kemana saja. Buku juga dapat menjangkau seluruh golongan social sehingga semua orang dapat melihat tanpa bergantung dengan media apapun.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi  Pendekatan Komunikasi Visual

Pendekatan komunikasi visual yang dilakukan dalam perancangan media informasi ini dengan menggunakan karakter kang Darso yang mana telah dilakukannya analisa secara menyeluruh yang meliputi beberapa karakter kang Darso. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah mengenalkan buku ini secara langsung, serta visual dikemas dalam bentuk semenarik mungkin sesuai dengan konsep untuk remaja akhir serta dewasa awal.

 Pendekatan Komunikasi Verbal

Pendekatan komunikasi verbal berupa teks untuk melengkapi visual atau foto yang memaparkan apa yang tidak tergambar pada visual. Bahasa yang digunakan cenderung bahasa Indonesia yang formal atau lebih dikenal dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Karena dengan mengusung materi yang membahas biografi serta sejarah maka bahasa sangat penting agar nantinya khalayak sasaran tidak rancu mengartikan sebuah penjelasan.

(24)

Materi pesan yang akan disajikan dalam media informasi ini adalah mengenai gaya eksentrik dan ciri khas pada instrumen musik kang Darso beserta perkembangan instrumen tambahan pada musik pop Sunda dari setiap tahunnya melalui hasil karya-karya kang Darso.

III.1.2 Strategi Kreatif

Berdasarkan pendekatan komunikasi maka media informasi dilakukan analisa terhadap karakteristik media utama, pendukung, dan juga promosi. Dilakukan analisa secara menyeluruh yang meliputi produk yang di tawarkan, keunggulan, perbandingan dengan produk lain yang memiliki ciri khusus yang memberikan identitas secara visual. Analisa ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang menarik mengenai produk. Maka dibuatlah buku dengan penggabungan ilustrasi untuk isi dari buku berupa penggabungan foto dengan vektor. Untuk vektor diaplikasikan pada sisi karakter tokoh kang Darso. Karena hal tersebut merupakan

sisi penting dari ciri khas kang Darso yang memang dibangun sebagai ikon pop Sunda fenomenal serta eksentrik.

Gambar III.1 Cover Depan dan Judul Buku

Sumber: Dokumen Pribadi

(25)

III.1.3 Strategi Media

Media informasi pada saat ini memang terus berkembang, akan tetapi buku sebagai sumber pengetahuan belum bisa tergantikan yang memudahkan sebagian orang mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

 Media Utama

Media utama yang akan dipakai adalah buku yang di dalamnya berupa ilustrasi, foto serta vektor, disertai dengan pemaparan mengenai biografi, ciri khas dan gaya eksentrik dalam berkesenian, serta instrumen yang terkandung dalam musik pop Sunda. Karena media buku bisa memberikan informasi dengan

lengkap, sehingga gaya dan ciri khas kang Darso dalam berkesenian ini dapat dinikmati dan dipahami secara utuh oleh masyarakat Jawa Barat khususnya

Bandung.

 Media Pendukung

Media pendukung merupakan suatu media tambahan atau media promosi dari perindustrian buku, yang berfungsi sebagai rangsangan komunikasi untuk membeli atau memiliki buku ini. Pemilihan media pendukung demi tercapainya promosi buku gaya dan ciri khas kang Darso dalam berkesenian ini berupa x-banner, poster, sedangkan didalam halaman buku terdapat media pendukung berupa Pembatas Buku, Stiker, serta merchandise berupa Baju, Gantungan, Pin, Mug.

III.1.4 Strategi Distribusi

Produksi dan pendistribusian buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda akan

(26)

Buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda didalamnya sudah termasuk pin, stiker, mug, pembatas buku buku catatan dan gantungan. Jangka waktu sesuai dengan yang sudah dijadwalkan. Sedangkan poster dan x-banner tersebut digunakan sebagai media untuk promosi.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual dalam pembuatan buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda akan ditampilkan barupa bentuk gambaran karakter kang Darso yang menuangkan ciri khas yang ada pada kang Darso dalam berkesenian, hal ini terdiri dari berbagai konsep visual yang meliputi:

III.2.1 Format Desain

Media Buku akan diaplikasikan pada kertas Alkasia untuk isi, Hard Cover untuk

cover buku. P x L = 13,7 x 14,7 cm. Dengan format demikian diharapkan dapat menunjang karya yang terdapat dalam buku.

Gambar III. 2 Ukuran Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

III.2.2 Tata Letak (Layout)

(27)

sehingga akan menjadi media komunikasi visual yang dapat menyampaikan pesan dengan semestinya. Seperti menurut Tom Lincy yang dikutip oleh Adi Kusrianto (2006) ada 5 perinsip utama desain yaitu proposi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan. Yang mana akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda.

Gambar III.3 Tata Letak Cover Depan Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar III.4 Tata Letak Cover Belakang Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

III.2.3 Tipografi

(28)

Pemakaian jenis tipografi pada buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda, penulis memberikan beberapa jenis huruf yaitu judul buku yang menggunakan jenis huruf Script (Freestyle Script) tipe italic dan untuk tagline judul buku menggunakan jenis huruf Sans Serif (Myriad pro) sedangkan untuk isi buku huruf yang digunakan pada setiap halaman adalah huruf (Myriad pro) huruf ini dipilih karena mempunyai karakter serius tapi santai, sehingga isi teks yang banyak tidak membuat lelah ketika membacanya.

Gambar III.5 Font Judul Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar III.6 Font Isi Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

III.2.4 Ilustrasi

Untuk mewakilkan kesan tokoh karakter kang Darso yang ingin disampaikan, penulis

mengambil gambar vektor foto sesuai dengan tokoh karakter kang Darso pada semasa

hidup hingga bisa mewakili karakter tokoh kang Darso, hal ini disampaikan karena

ingin menyampaikan ciri khas karakter gaya kang Darso dalam berpenampilan.

Dalam pernyataan tersebut maka diambilah beberapa illustrasi melalui foto kang

Darso selain itu, dibuatlah ilustrasi vektor yang lebih mengarah pada konsep desain

(29)

kalangan manapun khususnya khalayak sasaran yang penulis tujukan. Seni hanyalah

sebuah hal yang bisa dinikmati kalangan kelas atas, dengan adanya gerakan Pop Art,

seni dapat dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari golongan bawah hingga

golongan atas (D. Frida, 2013, Sigodangpos.com). Cirinya ada pada penggabungan

foto, serta permainan warna yang berani akan tetapi pada ilustrasi ini hanya memakai

warna dominan hitam, putih dan orange. Berikut referensi layout yang digunakan:

Gambar III.7 Referensi Layout Isi Buku

Sumber :

(30)

Gambar III.8 Referensi Layout Halaman Judul

Sumber:

http://inspirationhut.net/inspiration/60-beautifully-modern-and-inspirational-magazine-

book-layouts/&h=400&w=600&tbnid=Scij4EExzgBkGM:&docid=TKTg9oIZlU-6BM&ei=Kz_LVbbHIJSMuAT2uJuIAg&tbm=isch&ved=0CCMQMygDMANqFQoTCPaImOXI

o8cCFRQGjgoddtwGIQv

 Studi Karakter

Gambar III.9 Perancangan Karakter Kang Darso

Sumber : Dokumen Pribadi

(31)

Gambar III.10 Perancangan Karakter Kang Darso dan Michael Jackson

Sumber : Dokumen Pribadi

Karakter kang Darso yang mana telah dianalisa dari berbagai karakter kang Darso yang lainnya yg begitu mirip dengan karakter Michael Jackson. Dengan memakai topi kacamata dan rambut ikal yang terurai.

 Studi objek

Gambar III.11 Perancangan Ilustrasi Calung dan Garis

Sumber: Dokumen Pribadi

(32)

Gambar III.12 Perancangan Ilustrasi Gitar Bass

Sumber: Dokumen Pribadi

Ilustrasi gitar bass dipakai pada bagian halaman isi judul agar lebih mempertegas, yang mana telah dianalisa selain pertama kali berkarir sebagai pemain calung kang Darso pun berperan sebagai pemain gitar bass.

Gambar III.13 Perancangan Ilustrasi Piringan Hitam

Sumber: Dokumen Pribadi

Ilustrasi piringan hitam digunakan agar lebih mempertegas selain argumen yang telah dipaparkan. Yang dimaksud dengan ilustrasi piringan hitam itu bahwa pertama kali kang Darso memulai rekaman yaitu dalam bentuk piringan hitam.

(33)

Gambar III.14 Perancangan Ilustrasi Pita Kaset

Sumber: Dokumen Pribadi

Ilustrasi pita kaset digunakan agar lebih mempertegas selain argumen yang telah dipaparkan. Yang dimaksud dengan ilustrasi pita kaset itu bahwa setelah rekaman

menggunakan piringan hitam dan berganti dengan peralihannya zaman kang Darso memulai rekan menggunakan pita kaset.

Gambar III.15 Perancangan Ilustrasi Kepingan Kaset CD

Sumber: Dokumen Pribadi  Ilustrasi isi buku

Pada cover bagian depan terdapat ilustrasi karakter kang Darso untuk mengidentifikasi buku sebagai pembeda dengan buku-buku yang lain serta

terdapat judul buku untuk lebih memperkuat identitas karakter buku tersebut selain dipaparkan oleh visual, ditambah dengan tagline “Rajanya Pop Sunda” yang membuat seseorang ketika membaca judul tersebut akan lebih tertarik untuk membacanya. Teknis cover depan buku menggunakan penjilidan

hardcover.

Gambar III.16 Tampilan Cover Depan Buku

(34)

Pada halaman 21 terdapat visual ilustrasi karakter kang Darso yang menjelaskan bahwa beberapa tampilan gaya kang Darso yang memakai topi, kacamata dan kemeja putih yang mana mempunyai kemiripan dengan Michael Jackson. Lembaran pertama pertama terdapat editorial dan tahun penerbit.

Gambar III.17 Tampilan halaman 21 dan lembaran pertama

Sumber : Dokumen Pribadi

Untuk lembaran kedua terdapat prakata yang isinya berupa alasan membuat buku itu serta pengenalan masalah. Pada halaman 20 terdapat visual ilustrasi karakter kang Darso yang menjelaskan bahwa karakter tokoh Michael Jackson yang menjadi inspirasi dan banyak persamaan dari segi gaya penampilan.

Gambar III.18 Tampilan Lembaran 2 dan halaman 20

Sember : Dokumen Pribadi

(35)

pentatonic dan diantonic. Pada halaman 18 terdapat kumpulan foto gaya penampilan panggung kang Darso.

Gambar III.19 Tampilan Halaman 1 dan halaman 18

Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman 3 terdapat visual foto kang Draso. Pada halaman ini memaparkan biaografi kang Darso. Semntara pada halaman 16 berisi visual foto gaya penampilan kang Darso yang sangat eksentrik serta pemaparannya.

Gambar III.20 Tampilan Halaman 3 dan halaman 16

Sumber : Dokumen Pribadi

(36)

Gambar III.21 Tampilan Halaman 17 dan halaman 2

Sumber : Dokumen Pribadi

Halaman 19 terdapat halaman judul tentang Michael Jackson yang menjadi inspirasi gaya penampilan kang Darso. Pada lembaran ketiga terdapat isi yang disampingnya juga diletakan judul dari buku dan visual karakter kang Darso.

Gambar III.22 Tampilan Halaman 19 dan lembaran 3

Sumber : Dokumen Pribadi

Halaman 5 terdapat halaman judul dari sejarah kang Darso dalam bermusik. Serta

(37)

Gambar III.23 Tampilan Halaman 5 dan halaman 14

Sumber : Dokumen Pribadi

Halaman 15 terdapat visual foto kang Darso serta memaparkan gaya kang Darso dalam berkesenian seperti memakai ikat kepala. Pada halaman 4 terdapat lanjutan penjelasan dari halaman 3 yang mejelaskan tentang biografi kang Darso.

Gambar III.24 Tampilan Halaman 15 dan halaman 4

Sumber : Dokumen Pribadi

(38)

Gambar III.25 Tampilan Halaman 7 dan halaman 12

Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman 13 terdapat halaman judul dari ciri khas gaya eksentrik pada kostum penampilan panggung. Halaman 6 terdapat penjelasan sejarah kang Darso dalam bermusik serta didalamnya terdapat visual bass dan calung yang bermaksud menjelaskan sejarah bermusik dari kang Darso.

Gambar III.26 Tampilan Halaman 13 dan halaman 6

Sumber : Dokumen Pribadi

(39)

Gambar III.27 Tampilan Halaman 9 dan halaman 10

Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman 11 terdapat visual foto grup calung darso dengan pemaparannya. Halaman 8 terdapat visual ilustrasi dengan pemaparan tahun.

Gambar III.28 Tampilan Halaman 11 dan halaman 8

Sumeber : Dokumen Pribadi

Halaman 22 terdapat visual foto Michael Jackson serta pemaparannya yang menjadi inspirasi terhadap gaya kang Darso. Halaman 23 terdapat halaman judul

(40)

Gambar III.29 Tampilan Halaman 22 dan halaman 23

Sumber : Dokumen Pribadi

Halaman 24 terdapat visual foto dinasti kang Draso seperti Yayan Jatnika, Asep Darso dan Ujang Darso serta pemaparan pengaruh kang Darso terhadap kiprah musik Pop Sunda.

Gambar III.30 Tampilan Halaman 24

Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman terakhir terdapat kotak tempat CD yang mana didalamnya berisikan kaset CD yang berisi lagu-lagu hasil karya kang Darso yang masih diminati serta

(41)

Gambar III.31 Tampilan cover kaset bagian luar dan dalam

Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman cover belakang terdapat ilustrasi angka pada tahun berpa awal kang Darso berkalir sampai kang Darso wafat serta disebelah dari ilustrasi tersebut terdapat sinopsis untuk menginformasikan isi yang ada didalam buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda. Pada halaman cover belakang ini juga terdapat logo penerbit dan alamat penerbit dibawah sinopsis itu sendiri.

Gambar III.32 Tampilan Cover Belakang Buku Sumber : Dokumen Pribadi

III.2.5 Warna

Warna merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sebuah perancangan buku ini. Warna dapat dikategorikan sebagai alat untuk memperkuat

(42)

Gambar III.33 Warna yang dipakai

Sumber : Dokumen Pribadi

Pengambilan 3 warna yang di pakai tersebut agar menjadi identitas buku itu sendiri dengan penjelasan sebgai berikut:

 Hitam:

Warna hitam dipakai penulis dikarenakan agar mencirikan identitas buku tersebut beda dengan yang lain serta setelah dianalisa bahwa kang Darso pada awal meniti karier sebagai seniman calung kang Draso selalu memakai kostum pangsi dan kampret yang merupakan kostum calung kang Darso yang berwarna hitam. Selain itu menurut Surianto, rustan (2009, hal.73) arti warna hitam tersebut adalah depresi, kemarahan, kematian, kecerdasan, pemberontakan, misteri, ketiadaan, kekuatan, serius, mengikuti kecenderungan sosial, anarki, kesatuan, dukacita.

 Putih:

Warna putih dipakai penulis sebagai penulisan kalimat-kalimat agar mudah

terbaca dikarenakan warna latar telah didominasi warna hitam maka warna putih di pergunakan untuk penulisan kalimat. Selain itu menurut Surianto,

rustan (2009, hal.73) arti warna putih tersebut adalah rendah hati, suci, netral, tidak kreatif, masa muda, bersih, penghormatan, kebenaran, aman, dingin.

 Orange:

(43)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Teknis Produksi Media Buku

Proses pengembangan buku ini dimulai dari tahap pencarian foto-foto yang mewakili tokoh karakter kang Darso yang dikembangkan kembali dengan memadukan sketsa dan dialog. Pada sketsa di-layout sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan antara dialog dan sketsa.

Setelah selesai, kemudian dibuatlah pemilihan dari kumpulan foto yang telah di studi terlebih dahulu yang akan menjadi hasil akhir dari visual yang akan dijadikan buku yang mewakili karakter kang Darso. Lalu sketsa serta foto yang telah di studi tersebut mengalami proses tracing. Proses selanjutnya adalah proses editing dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS5 untuk mewakili foto, dan Adobe Illustator CS5 untuk proses tracing sketsa gambar yang mewakili karakter tokoh kang Darso. Didalam proses tracing sketsa, menggunakan outline agar menegaskan objek yang dibentuk.

Setelah proses editing selesai, maka file yang telah jadi pun siap untuk dicetak dan dibuat dummy sebagai acuan dalam proses akhir pencetakan. Adapun kertas yang digunakan dalam isi buku adalah linen tebal dengan jenis kertas yang mempunyai tekstur.

IV.2 Media Utama

Gambar IV.1 Tampilan cover Depan dan Belakang

(44)

Gambar IV.2 Tampilan Media Utama Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.3 Tampilan Media Utama Isi Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.3 Media Pendukung

(45)

disimpan dengan format .jpg berfungsi agar memudahkan saat proses pengerjaan media lain.

IV.3.1 NoteBook

Gambar IV.4 Cover dan Isi Notebook

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Potrait

Ukuran : A5 ,A6

Material : Kertas art peaper/ HVS

(46)

IV.3.2 Poster

Gambar IV.5 Poster

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Potrait

Ukuran : A3

Material : Kertas art peaper

Media poster tersebut berfungsi untuk mempromosikan buku tersebut yang diletakan di jalan-jalan umum yang banyak dilalui orang.

IV.3.3 Pembatas Buku

Gambar IV.6 Pembatas Buku

(47)

Format/bentuk : Landscape

Ukuran : 18 cm x 5 cm Material : Kertas art peaper

Teknik Produksi : Digital Printing

Media pembatas buku tersebut berfungsi untuk membatasi buku yang telah dibaca selain itu pembatas buku tersebut sudah satu paket didalam buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda.

IV.3.4 Stiker

Gambar IV.7 Stiker

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Potrait dan Persegi Ukuran : 10 cm x 6 cm Material : Kertas Stiker

(48)

IV.3.5 X-Banner

Gambar IV.8 X-Banner

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Potrait

Ukuran : 60 cm x 160 cm

Material : Bahan khusus kain silk banner

(49)

IV.3.6 Pin

Gambar IV.9 Pin

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : 5,5 x 5,5 cm Material : Plastik

Media pendukung pin dibagikan dan sudah terdapat dalam buku Kang Darso Rajanya Pop Sunda yang diharapkan dapat menjadi media pendukung bagi khalayak.

IV.3.7 Gantungan Kunci

Gambar IV.10 Gantungan

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : 4,5 x 4,5 cm Material : Plastik

(50)

IV.3.8 Mug

Gambar IV.11 Mug

Sumber : Dokumen Pribadi

Material : Keramik

Media pendukung mug digunakan untuk mensosialisasikan dalam bentuk barang yang berguna yang diharapkan dapat menjadi media pendukung untuk khalayak.

IV.3.9 Kaos

Gambar IV.12 Kaos

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : All size

Material : Katun Combat 30s

Teknik Produksi : Sablon

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Iyan, Wb. (2007). Anatomi Buku. Mutiara Qolbun Salim. Bandung Indonesia.

Kusrianto, Adi. (2006). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.

Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Setya, Bayu. (2013). Pendidikan Seni Budaya Musik. Jakarta: Andipublisher.

Santosa. (2010). Estetika : Sastra, Sastrawan dan Negara. Yogyakarta: Paparaton Publishing.

Supriyono, Rakhmat. (2010). Pengantar Tipografi. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Media dan Jurnal Online

D. Frida. 2013 (19 Juli). Pengertian Pop Art

Teraedia di: http://www.sigodangpos.com/2013/07/pengertian-pop-art.html?m=I

Di akses: 12 juli 2015

Kompas. 2010 (30 Desember). Mengenal berbagai instrumen asli Indonesia.

Tersedia di: http://forum.kompas.com/musik/33909-mengenal-berbagai-instrumen-asli-indonesia.html

Di akses: 18 Mei 2015

Sabani. 2009 (11 juni). Biografi Kang Darso.

Diperoleh dari: http://www.anakdaerah.com/Biografi-Kang-Darso.html

(52)

Gambar

Gambar III.9 Perancangan Karakter Kang Darso
Gambar III.11 Perancangan Ilustrasi Calung dan Garis
Gambar III.12 Perancangan Ilustrasi Gitar Bass
Gambar III.16 Tampilan Cover Depan Buku
+7

Referensi

Dokumen terkait