• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA D (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA D (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA

Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional

SMP kelas IX

Disusun oleh:

Kelompok : Membaca

Ketua : Miftah Sholehudin

Anggota: 1. Della Pratami

2. Hafiz Toya Maulidyawati

3. Iqbal Herliawan

4. Sabila Ridhaul Mulky

SMP Negeri 1 Tanjungsari

(2)

Lembar Pengesahan

Karya Tulis ini disahkan oleh pembimbing

Tanggal ………2014

Mengetahui

Pembimbing II

Pembimbing

I

Bidang seni budaya,

Bidang

Bahasa,

Dra. Nurjati

NIP

NIP.196707031994032008

(3)

H.Saepudin, S.pd

Drs.Toto Wahyudin

NIP.195410011975121003

NIP

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahNya kepada

kita semua, dan tak lupa kami sampaikan salawat serta salam

semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,

kepada keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai umatnya

yang setia sampai akhir zaman, sehingga karya tulis dengan

judul “Melestarikan budaya lokal di Indonesia” dapat

diselesaikan dengan baik, sebagai salah satu syarat mengikuti

ujian nasional kelas IX tahun ajaran 2013/2014 dalam mata

pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Juga sebagai

pengetahuan untuk kita semua, dan sebagai langkah untuk

menyadari betapa pentingnya pelestarian budaya lokal di

Indonesia. Tidak lupa, kami juga ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Kepala SMPN 1 Tanjungsari yang telah berkenan

memberikan keleluasaan dan fasilitas sehingga kami

dapat mengembangkan potensi dan kemampuan kami.

2. Guru pembimbing yang telah memberikan arahan, binaan

serta bimbingan untuk membantu kami dalam

mengerjakan karya tulis ini.

3. Wali kelas IX-C yang telah memberikan bimbingan dan

motivasi, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis

ini.

4. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan materi

dan non materi guna penyelesaian karya tulis ini.

5. Rekan-rekan semua yang telah ikut membantu dalam

pengolahan data untuk kepentingan karya tulis ini.

(4)

kami terbuka menerima kritik dan saran dari semua pihak guna

perbaikan di karya tulis berikutnya. Semoga karya tulis ini

dapat bermanfaat khususnya bagi kami umumnya bagi seluruh

pembaca.

Daftar Isi

Lembar

Pengesahan………

…………

i

Kata

Pengantar………

………

ii

Daftar

Isi………

………..

iii

BAB I : PENDAHULUAN

I.I. Latar

Belakang……….

1

I.2. Tujuan

Penelitian………

I.3. Rumusan

Masalah………

I.4. Metode

Penelitian………

I.5. Sistematika

(5)

BAB II : ISI/PEMBAHASAN

2.1.

………..

2.2.

………..

2.3.

………..

2.4.

………..

BAB III : PENUTUP

3.1.

Kesimpulan………

…………..

3.2.

………..

Daftar

(6)

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Era globalisasi saat ini, teknologi terus berkembang memacu peradaban manusia yang semakin terus berubah. Tidak hanya perkembangan dari bidang teknologi tetapi juga berkembang dari bidang budaya. Oleh sebab itu budaya asing dapat ditemui dengan mudah, terutama budaya barat yang tidak sesuai dengan adat budaya timur seperti Indonesia. Budaya asing dapat menambah edukasi bagi bangsa Indonesia, terutama dibidang Ilmu Pengetahuan. Namun budaya asing tidak selalu berdampak positif, kerena dengan adanya budaya asing, budaya kita sendiri mulai diabaikan.

(7)

Apalagi kini masyarakat kota sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk istirahat, dan bangun pagi untuk berkerja lagi. Dan bila ada waktu luang, masyarakat modern lebih sibuk didepan komputer hanya untuk bermain di dunia maya seperti bermain facebook, twitter, atau bermain game online. Masyarakat sekarang lebih bangga memiliki banyak teman di dunia maya ketimbang memiliki banyak teman di dunia nyata. Bahkan bertegur sapa dengan tetanggapun sudah jarang. Kegiatan tersebut dilakukan terus berulang-ulang tanpa henti, sehingga tanpa disadari budaya kita yaitu beramah-tamah dan saling menyapa mulai pudar. Gotong-royong yang dulu dibanggakan kini mulai diabaikan. Kebaya dan batik kini mulai berganti dengan dress ataupun kain distro yang tidak ada dalam sejarah kita, dengan alasan kebaya dan batik sudah kuno dan ketinggalan zaman.

Sangat disayangkan bila melihat Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan multiculture terbesar didunia, mengabaikan kebudayaannya sendiri. Padahal banyak negara lain yang mulai “meniru” kebudayaan kita, seperti negera Malaysia yang mengakui budaya kita adalah budaya bangsanya. Apakah kita akan tetap membiarkan hal tersebut terus terjadi, seharusnya kita malu. Kita seharusnya bisa mempertahankan, menghidupkan, mengembangkan, memelihara, dan mempopulerkan kebudayaaan kebudayaan kita sendiri.

Jika dibiarkan budaya kita sendiri akan luntur. Jika luntur, maka Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara terhormat dan berbudaya hanya tinggal sejarah. Dari itu kita harus mampu mempertahan budaya kita. Jangan sampai kita lebih PD dan lebih merasa gaul jika kita menggunakan budaya asing. Kita harus pandai memilih budaya apa yang kita gunakan, budaya yang harus sesuai dengan norma dan adat bangsa Indonesia. Jangan sampai budaya yang kita gunakan melanggar norma, terutama norma agama yang berhubungan langsung dengan sang maha pencipta.

Kita sebagai warga Negara yang mencintai tanah kelahirannya, sepatutnya kita dapat menjaga apa yang telah leluhur kita berikan yaitu berupa “Kebudayaan”. Salah jika kita mencemooh apa yang telah nenek moyang berikan kepada kita. Dan merupakan sebuah keanehan jika ada warga Negara jika lebih membanggakan kebudayaan lain, dan membiarkan kebudayaannya hilang dicuri tetangga.

Marilah jaga kebudayaan dan warisan leluhur kita yang beragam ini. Alangkah baiknya jika kita tidak hanya menjadi penonton kebudayaan kita sendiri, tapi ikut berperan dalam melestarikan kebudayaan itu sendiri. Karena jika tidak kita siapa penyambung kebudayaan ini ke generasi selanjutnya?. jika kebudayaan kita luntur, maka anak cucu kita kelak, hanya akan menjadi penikmat dan penonton kebudayaan asing di masa yang akan datang. Jangan sampai “Penyesalan datangnya di akhir” itu benar-benar terjadi. Oleh karena itu kami membuat karya makalah yang berjudul “Melestarikan budaya lokal di Indonesia”.

1.2 Tujuan

(8)

budaya Indonesia yang beragam ini, dan betapa mudahnya generasi muda saat ini yang dengan mudahnya dapat dipengaruhi oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan adat budaya timur.

1.3 Perumusan Masalah

-1.3.1 Apa yang dimaksud budaya?

-1.3.2 Apa manfaat kebudayaan terhadap kemajuan bangsa

-1.3.3 Bagaimanakah pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan di Indonesia?

-1.3.4 Bagaimana keadaan kebudayaan Indonesia saat ini?

-1.3.5 Apa faktor pendukung lunturnya budaya di Indonesia?

-1.3.6 Bagaimana cara melestarikan budaya Indonesia?

1.4 Metode Penelitian

-1.4.1 Buku

-1.4.2 Internet

1.4 Sistematika Penulisan

-1.4.1 Pengesahan

-1.4.2 Kata Pengantar

-1.4.3 Daftar isi

-1.4.4 Pendahuluan

-1.4.5 Pembahasan

(9)
(10)
(11)

BAB II PEMBAHASAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

2.1 Pengertian/Definisi

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,

pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan duniamakna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

2.1.1 Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

(12)

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.1.2 Pengertian Kebudayaan Indonesia

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

2.1.2.1 Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199.

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”

(13)

eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.

Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.

2.1.2 Unsur-unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

 alat-alat teknologi

 sistem ekonomi

 keluarga

 kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

 organisasi ekonomi

 alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

(14)

Referensi

Dokumen terkait

GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: Pensisikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia Pancasila serta

pidana. Peran CMS di Indonesia adalah merupakan salah satu bentuk perwujudan perlindungan hak atas suatu karya cipta yakni membantu pencipta untuk mengumpulkan

Satu diantara sasaran pembangunan kebudayaan nasional adalah tergali, terpelihara dan terlestarikannya karya-karya budaya yang mengacu pada budaya bangsa, serta perlindungan

Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam upaya perlindungan Hak Cipta atas karya cipta digital ini adalah masalah proses penegakan hukum dan perlindungan hukum terhadap

Kebudayaan nasional harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua bangsa kita, sehingga menjadi milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan pada

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun

Pendek kata, budaya batik adalah bagian dari budaya daerah yang kemudian dapat merepresentasikan kebudayaan nasional bangsa Indonesia.. Melestarikan

Kebudayaan merupakan hasil cipta, karya dan karsa manusia menurut Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (Soekanto, 1982:151). Nilai-nilai kebudayaan dibentuk sesuai dengan