1 Latar Belakang
Konflik antar teman sebaya (peer conflict) sering terjadi pada hubungan teman sebaya ( peer relasional) ( Yager, Trzesniewski, Tirri, Nokelainen, & Dweck, 2011). Konflik tersebut dapat terjadi karena kompetisi, provokasi dan salah paham antar mereka (Berkowitz, 1993 ; Johnson, Coie, Gremaud, Lochman, & Terry, (1999) sehingga menimbulkan kemarahan dan permusuhan ( Lawrence, C., 2006; Orpinas, P., Frankowski, R., 2001) sebagai upaya pertahanan dari stimulus yang dianggap mengancam ( Dodge, Lochman, Harnish, Bates, & Pettit, 1997).
Berdasarkan studi awal pada siswa SMKN 11 Malang pada bulan Februari 2012 menunjukkan 80% dari 136 siswa pernah mengalami konflik dan 45% siswa sedang mengalami konflik. Konflik yang dialami oleh siswa antara lain konflik dengan teman sebaya, pacar, orang tua dan guru. Sebagian besar siswa mengatakan sering konflik dengan teman sebaya biasanya disebabkan karena salah paham, bercanda dan persaingan atau kompetisi. Konflik antar teman sebaya terjadi pada siswa laki-laki dan perempuan. Penyelesaian konflik antar teman sebaya mengarah pada menghindari teman, bicara keras dan perkelahian.
Studi awal tersebut juga menemukan bukti bahwa siswa laki-laki lebih mudah terpancing emosi sehingga sering berkelahi dengan teman sebaya. Sedangkan siswa perempuan sering menceritakan masalahnya kepada teman atau orang yang dipercaya untuk menyampaikan masalahnya. Meskipun ada juga perempuan yang mereaksi masalah mereka dengan perkelahian.
Penanganan masalah siswa di SMKN 11 Malang dilakukan berdasarkan jenis permasalahan yang dihadapi dan dikaitkan dengan point sangsi pelanggaran yang ada dalam peraturan sekolah. Penanganan permasalahan siswa pada TA 2011/2012 menunjukkan siswa laki-laki memiliki prosentase yang lebih tinggi dibandingkan perempuan pada kategori permasalahan agresivitas. Sedangkan pada permasalahan konflik sebaya menunjukkan siswa perempuan memiliki prosentase yang lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki.
2
emosi marah pada remaja menyebabkan munculnya perilaku melawan ( Orpinas, & Frankowski, 2001) dan persepsi ancaman yang mereka rasakan menimbulkan rasa dendam dan dorongan untuk membalasnya dengan perilaku yang agresif (Dodge, Lochman, Harnish, Bates, & Pettit, 1997 ; Yager, Trzesniewski, Tirri, Nokelainen, & Dweck, 2011).
Agresivitas yang dilakukan remaja sering terjadi dalam bentuk serangan verbal atau serangan fisik ( Marsee, et al, 2011 ; Csibi & Csibi, 2011) bahkan berupa perilaku kekerasan seperti perkelahian fisik atau perkelahian dengan senjata tajam yang dapat menimbulkan cidera (Lawrence, 2006; Orpinas, & Frankowski, 2001) atau berakibat ada korban bagi pihak lain (Dodge, Lochman, Harnish, Bates, & Pettit, 1997). Agresivitas pada remaja tersebut ternyata tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di pedesaan dan tidak hanya terjadi di daerah dengan status sosial ekonomi yang tinggi tetapi juga terjadi di daerah dengan status sosial ekonomi rendah ( Kim, Orpins, Randy, Kamphaus, & Kelder, 2011). Oleh karena itu wajar jika perilaku antisosial yang dilakukan remaja, yaitu menyimpang dari standar atau aturan yang ada menyebabkan semakin meningkatkan tindak pidana di kalangan remaja. (Alexis, 2001; Cui, Durtschi, Donnellan, Lorenz, & Conger, 2010).
Laki-laki dan perempuan memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi konflik sebaya, laki-laki cenderung menghadapinya dengan memberikan hinaan, mengejek, bersaing dengan dominasi fisik dan ejekan verbal dengan cara-cara yang kasar dan perkelahian sedangkan perempuan menghadapi konflik dengan menggosip, mengejek secara halus dan diam sampai beberapa hari ( Orpinas, Frankowski, 2001). Agresivitas remaja terjadi tidak hanya di luar sekolah tetapi juga terjadi di sekolah ( Alexis, 2001) sehingga perlu upaya pencegahan dan kewaspadaan terutama di lingkungan sekolah terhadap kemungkinan terjadinya agresivitas.
3
Ward, Wright, Beaver, Delisi, 2010 ; Kim, Kim, Kamphaus, 2010). Kontrol diri yang rendah memiliki resiko terjadinya agresivitas dan perilaku kriminal ( Marsee, et al., 2011).
Permasalahan mengenai agresivitas dan kontrol diri pada remaja yang mengalami konflik sebaya perlu upaya pencegahan dengan menghindari faktor-faktor yang menyebabkan agresivitas dan kontrol diri yang rendah. Kontrol diri yang baik sangat diperlukan remaja untuk mengendalikan emosi dalam mengatur perilakunya agar tidak berperilaku agresif. Memahami dan mengetahui ukuran agresivitas serta kemampuan kontrol diri pada remaja laki-laki dan perempuan merupakan hal penting agar dapat memberikan penanganan yang tepat, terutama mengenai masalah agresivitas dan kemampuan kontrol diri juga perlu memahami adanya pemaknaan gender pada permasalahan remaja laki-laki dan perempuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kontrol diri terhadap agresivitas remaja yang menghadapi konflik sebaya , mengetahui perbedaan kontrol diri dan agresivitas pada remaja laki-laki dan perempuan dalam menghadapi konflik sebaya serta mengetahui pemaknaan gender dengan menggunakan analisis Harvard melalui aspek akses, manfaat, aktivitas, kontrol dan faktor yang berpengaruh.
ii
PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP AGRESIVITAS REMAJA
DALAM MENGHADAPI KONFLIK SEBAYA DAN PEMAKNAAN GENDER
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Sains Psikologi
Diajukan Oleh:
Santi Praptiani
NIM 201010440211011
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iii
PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP AGRESIVITAS REMAJA
DALAM MENGHADAPI KONFLIK SEBAYA DAN PEMAKNAAN GENDER
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Sains Psikologi
Diajukan Oleh:
Santi Praptiani
NIM 201010440211011
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iv
T E S I S
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Santi Praptiani Nim : 201010440211011
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal,
13 Agustus 2012
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si
Sekretaris : Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.si.Psi
v
vi
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi.
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 13 Agustus, 2012
Peneliti
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul
“Pengaruh kontrol diri terhadap agresivitas remaja dalam menghadapi konflik sebaya dan pemaknaan gender “
Penyusunan Tesis ini diajukan untuk memenuhi syarat akademis dalam rangka
menyelesaikan Studi S2 Program Studi Sains Psikologi di Program Pasca Sarjana
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Latipun, Selaku Direktur Pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Arif Budi Wuryanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang dengan ikhlas
telah banyak mengorbankan waktu dan tenaga untuk memberikan pengarahan,
petunjuk, serta saran demi terselesainya penyusunan tesis ini.
3. Dr. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si.Psi, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
sabar memberikan pengarahan dan petunjuk kepada penulis..
4. SMK Negeri 11 Malang yang telah memfasilitasi tempat dalam penelitian ini..
5. Untuk kedua orang tuaku, yang telah memberikan doa dan dukungannya.
6. Buat Suamiku tercinta Endryadi Dharma yang dengan ikhlas, setia,
mengorbankan waktu dan tenaga untuk memberikan dukungannya dalam
menyusun tesis ini.
7. Buat Anakku Apsari Sandrya Cahyarini dan Aswin Sandrya Hersaputra, semoga
dengan gelar S2 ini memacu semangatmu dalam meraih prestasi.
8. Untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian tesis ini saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dan dukungannya.
Malang, 13 Agustus, 2012
Penulis
viii
Hasil analisa kualitatif………..………….... 13
Analisa Harvard ………... 15
Pembahasan hasil penelitian ………... 19
Implikasi hasil penelitian ……….. 22
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Blue Print dan instrument penelitian
Lampiran 2 : Pedoman wawancara
Lampiran 3 : Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen
Lampiran 4 : Tabulasi hasil instrument
Lampiran 5 : Data responden
Lampiran 6 : Hasil perhitungan instrumen per aspektual
Lampiran 7 : Hasil Anova kontrol diri dan agresivitas laki-laki dan perempuan
Lampiran 8 : Hasil analisa Regresi kontrol diri dan agresivitas
Lampiran 9 : Verbatim masalah kontrol diri dan agresivitas remaja dalam
menghadapi konflik sebaya
Lampiran 10 : Pengelompokan data kualitatif
Lampiran 11 : Permohonan ijin penelitian
Lampiran 12 : Surat pernyataan partisipan
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Distribusi Mean standart deviasi dan prosentase data penelitian
Tabel 2 : Hasil Regresi control diri dan agresivitas
Tabel 3 : Hasil Anova
Tabel 4 : Analisis Harvard pada masalah konflik sebaya
Tabel 5 : Analisis Harvard pada masalah konflik sebaya
xi Daftar Pustaka
Anderson, C.A., & Bushman, B.J. (2002). Human aggression. Journal Annu. Rev.
Psychol. 53, 27-51. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login, 4 Mei
2012
Alexis, S.H.(2001) A thesis content and complexity: Investigating adaptiveness and
aggression the narratives of young adolescents: Calgary, Alberta : Canada
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu pedekatan. Penerbit Rineka Cipta. Edisi Revisi V. Jakarta.
Baumeister, R.F.,Vohs, K.D., & Tice, D.M. (2007). The strength model of self control.
Current Directions in Psychological Science. 16(6), 351-355. Diakses
http://fulla.augustana.edu:2048/login, 31 Januari 2012
Barber, L.K., Grawitch, M.J., & Munz, D.C. ( 2012). Disengaging from a task lower self-control or adaptive self-regulation. Journal of Individual Differences 33(2), 76–82. Doi:10.1027/1614-0001/a000064. Diakses http://fulla.augustana.edu:2048/login, 1 Mei 2012.
Berkowitz, L.(1993). Aggression : Its causes, cosequences, and control. Aggressive
Behavior New York, McGraw-Hill. Diakses dari
http://fulla.augustana.edu:2048/login, 29 April 2012.
Boeree, C. (2005). Personality theories. Ar-Ruzz Media : Yogyakarta
Cui. M., Durtschi. J.A., Donnellan.M.B., Lorenz. F.O., & Conger.R.D.(2010). Intergenerational transmission of relationship aggression: A prospective longitudinal study. Journal of Family Psychology. 24(6), 688–697. Doi: 10.1037/a0021675. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Crick, N.R. (1996). The Role of overt aggression, relational aggression, and prosocial behavior in the prediction of children's future social adjustment. Journal of
Child Development. Diakses http://fulla.augustana.edu:2048/login, 29 April
2012.
Csibi. S., & Csibi. M. ( 2011). Study of aggression related to coping, self-appreciation and social support among adolescents. Journal Nordic., 63(4), 35-55. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
xii
10.1037/a0021675. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Delisi, M., & Vaughn, M.G.(2008). The Gottfredson–Hirschi critiques revisited reconciling self-control theory, criminal careers, and career criminals.
International Journal ofOffender Therapy and Comparative Criminolog,. 52(5),
520-537. http://ijo.sagepub.com. 28 Maret 2012.
Dodge, K.A., & Coie, J.D. ( 1987). Social-information-processing factors in reactive and proactive aggression in children's peer groups. Journal of Personality and
Social Psychology, 53(6), 1146-1158. Diakses
http://fulla.augustana.edu:2048/login, 1 Mei 2012.
Dodge, K.A., Lochman, J.E., Harnish, J.D., Bates,J.E., & Pettit, G.S.(1997). Reactive and
proactive aggression in school children and psychiatrically impaired chronically assaultive youth. Journal of Abnormal Psycholog,106(1), 37-51. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login, 11 April 2012.
Feist, J. Gregory. (2008). Theories of personality. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Fitzpatrick, S., & Bussey, K. (2011). The development of the social bullying involvement scales. Journal Aggressive Behavior, 37, 177-192. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012
Friedman, H.S.,&Schustack,M.W.(2006). Kepribadian teori dan riset modern, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Geen, R.G. (2001). Human Aggression, Second Edition. Open University Press. Diakses http://fulla.augustana.edu:2048/login, 4 Mei 2012.
Gibson, C.L., Ward, J.T., Wright, J.P., Beaver, K.M., & Delisi, M. (2010). Where does gender fit in the measurement of self control. Journal Criminal Justice and
Behavior, 37(8). Doi:10.1177/0093854810369082. Diakses dari
http://ijo.sagepub.com. 7 Mei 2012.
Gottfredson , M.R., & Hirschi, T. ( 1990). A general theory of crime. Stanford, California. pp. 117
Handayani, T., & Sugiarti. (2008). Konsep dan teknik penelitian gender (1 ed.). Malang: UMM Press.
xiii
John, S. J., Zechmeister, E. B., & Zechmeister, J. S. (2006). Metodologi penelitian
psikologi (7 ed.). (H. P. Soetjipto, & S. M. Soetjipto, Trans.). Penerbit Pustaka
Pelajar.
Johnson, S.M.,Coie,J.D.,Gremaud, A.M.,Lochman, J.,& Terry, R (1999). Relationship childhood peer rejection and agrression and adolescent delingquency severity and among type African and American youth. Journal of Emotional and
Behavioral Disorders,7(7), 137-146. Diakses dari
http://fulla.augustana.edu:2048/login, 9 April 2012.
Kendall, P.C. ( 1979). Self-control rating scale instrument. Department of Psychology Elliott Hall, University of Minnesota.
.
Kim, S.,Kim, S.H., & Kamphaus, R.W. (2010). Is aggression the same for boys and girls? Assessing measurement invariance with confirmatory factor analysis and item response theory. Journal School Psychology Quarterly, 25(1), 45–61. Doi : 10.1037/a0018768. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Kim. S, Orpins. P., Randy, Kamphaus.R., & Kelder. S.H. (2011). A multiple risk factors model of the development of aggression among early adolescents from urban disadvantaged neighborhoods. Journal School Psychology Quarterly, 26 (3), 215–230. Doi: 10.1037/a0024116. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Kim, S.,Kim, S.H., & Kamphaus, R.W. (2010). Is aggression the same for boys and girls? Assessing measurement invariance with confirmatory factor analysis and item response theory. Journal school psychology quarterly, 25(1), 45–61. Doi : 10.1037/a0018768. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Lawrence, C. ( 2006). Measuring individual responses to aggression triggering events: development of the situational triggers of aggressive responses (STAR) scala.
Journal Aggressive behavior, 32, 241-252. Diakses dari
http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Marsee, M.A., Barry, C.T., Childs, K.K., & Frick, P.J., Kimonis, E.R., Mun˜oz, L.C.,
Aucoin, K.J., Fassnacht, G.M., Kunimatsu,M.M., & Lau, K.S.L. ( 2011) Assessing the forms and functions of aggression using self-report: Factor structure and invariance of the peer conflict scale in youths. Journal
Psychological Assessment, 23(3),792–804.Doi:10.1037/a0023369.Diakses dari
http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Marsee, M.A., & Frick, P.J. (2007). Exploring the cognitive and emotional correlates to proactive and reactive aggression in a sample of detained girls. Journal of
xiv
McMullen. J.C, Shoemaker, D.J., Chair, Bailey. C.A., &Wolf, P.D. (1999). A Test of
self-control theory using general patterns of deviance. Dissertation the Faculty
of the Virginia Polytechnic Institute and State University Blacksburg, Virginia. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 15 Februari 2012.
Muñoz, L.C., Frick, P.J., Kimonis, E.R., & Aucoin, K.J. ( 2008).Types of aggression, responsiveness to provocation, and callous-unemotional traits in detained adolescents. Journal Abnormal Child Psychology, 36, 15–28. Doi :10.1007/s10802-007-9137. Diakses http://fulla.augustana.edu:2048/login, 1 Mei 2012
Orpinas, P., & Frankowski, R. (2001). The Aggression scale: A self-report measure of aggressive behavior for young adolescents. Journal of Early Adolescence, 21, 150-67 Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login. 24 Maret 2012.
Ove, K. R., Myrseth, & Fishbach, A. (2009). Self control A function of knowing when and how to exercise restraint. Journal Association for Psychological Science, 18 (4).
Santrock. (1996). Adolescence an introduction. Times Mirror Education Group Inc: America.
Santrock, J. W. (2007). Remaja (11 ed, N. I. Sallama, Ed., & B. Widyasinta, Trans.). Penerbit Erlangga.
Schulz, S. ( 2004). Problems with the versatility construct of Gottfredson and Hirschi’s general theory of crime European. Journal of Crime, Criminal Law and Criminal
Justice, 12(1), 61–82. Diakses dari http://fulla.augustana.edu:2048/login, 29
April 2012.
Skoe, E.,& Lippe, A.V. (1998). Personality development adolescence. London and New York.
Smith, R.L., Rose, A.J.,& Schwartz, R.A. (2009). Relational and overt aggression in childhood and adolescence: Clarifying mean-level gender differences and
associations with peer acceptance. Journal Social Development. Doi:
10.1111/j.1467-9507.2009.00541.x.Diakses
http://fulla.augustana.edu:2048/login, 29 April 2012.
Supranto, J. (2001). Statistik teori dan aplikasi. Penerbit Erlangga. Edisi Keenam. Jakarta.
Yeager, D.S., Trzesniewski, K.H., Tirri,.K., Nokelainen, P.,& Dweck,C.S. (2011).
Adolescents’ implicit theories predict desire for vengeance after peer conflicts: