PERBANDINGAN TINGKAT AGRESIVITAS REMAJA YANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS BELA DIRI
(Studi Komparasi Terhadap Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, Dan Taekwondo Di SMA NEGERI 6 BANDUNG)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
WULAN NURLAELA 1100822
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PERBANDINGAN TINGKAT AGRESIVITAS REMAJA YANG
TERLIBAT DALAM AKTIVITAS BELA DIRI
(Studi Komparasi Terhadap Remaja Yang Terlibat Dalam
Aktivitas Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo di
SMA NEGERI 6 BANDUNG)
Oleh
Wulan Nurlaela
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
©Wulan Nurlaela 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PERBANDINGAN TINGKAT AGRESIVITAS REMAJA YANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS BELA DIRI
(Studi Komparasi Terhadap Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo di SMA NEGERI 6 BANDUNG)
Wulan Nurlaela 1100822
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Yati Ruhayati1 Nur Indri Rahayu2
Salah satu karakter yang melekat pada seorang remaja adalah agresivitas. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tingkat agresivitas pada remaja, mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, serta mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara remaja yang terlibat dan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif komparatif. Sampel yang digunakan adalah siswa SISWA SMA N 6 BANDUNG sebanyak 64 orang,
menggunakan metode simple random sampling. Instrumen menggunakan Angket.
Penghitungan statistik menggunakan SPSS dan dianalisis menggunakan One Way Anova dan Independent Sample T-Test. Hasil One Way Anova menunjukan F = 2,257, P =
0,104 > 0,05, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan rata-rata tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo,
Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo. Hasil Independent Sample T Test t = -2,842, p
= 0,006 < 0,05, maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan tingkat
agresivitas antara remaja yang terlibat dan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri.
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE COMPARISON OF AGGRESSION LEVEL OF TENAGEERS INVOLVED IN MARTIAL ARTS
(A Comparative Study on The Teenagers who are Involved in Judo, Karate, Pencak Silat, and Taekwondo in SMA NEGERI 6 BANDUNG)
Wulan Nurlaela 1100822
Faculty of Sports and Health Education Indonesia University of Education
Yati Ruhayati1 Nur Indri Rahayu2
One of the characteristics attached to teenagers is aggression. The study aims at describing aggression level on teenagers, finding out whether there is a difference of aggression level between the teenagers who are involved in Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, also finding out whether or not there is a significant difference between the teenagers who join martial arts and those who do not. The method used in the study is descriptive comparative. The samples in the study are 64 SMAN 6 BANDUNG students, chosen using simple random sampling, and questionnaires are used as the instrument. Statistical calculation is done using SPSS and analyzed by One Way Anova and Independent Sample T - Test. The result shows F = 2,257, P = 0,104 > 0,05, so H0 is accepted, leading to a conclusion that there is not a significant average difference of teenagers’ aggression level involved in martial arts such as Judo, Karate, Pencak Silat, and Taekwondo. The result of Independent Sample T - Test is t = -2,842, p = 0,006 < 0,05, so H0 is rejected, therefore there is a difference in aggression level between the teenagers involved in martial arts and the teenagers who are not involved in martial arts.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Agresivitas Remaja Dalam Olahraga Bela Diri .. Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Agresivitas ... Error! Bookmark not defined.
2. Pengertian Remaja ... Error! Bookmark not defined.
3. Pengertian Bela Diri ... Error! Bookmark not defined.
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
C. Posisi Teoretis Peneliti ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined.
C. Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Pengolahan Dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
C. Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Diskusi Penemuan ... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.
A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket ... 28
Tabel 3.2 Nilai Skala Sikap ... 31
Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Validitas Angket ... 33
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 36
Tabel 3.5 Contoh Kriteria Penafsiran Tingkat Agresivitas ... 36
Tabel 4.1 Hasil Angket Tingkat Agresivitas ... 39
Tabel 4.2 Kriteria Penafsiran Tingkat Agresivitas ... 42
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tingkat Agresivitas ... 44
Tabel 4.4 Output 1 Deskriptif Tingkat Agresivitas ... 45
Tabel 4.5 Output 2 Hasil Uji Homogenitas Tingkat Agresivitas ... 46
Tabel 4.6 Output 3 Anova Hasil Angket Tingkat Agresivitas ... 47
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Angket Tingkat Agresivitas ... 48
Tabel 4.8 Output 1 Independent Sample Test ... 48
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 25
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penyusunan Skala Instrumen ... 32
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Deskripsi Tingkat Agresivitas Remaja ... 42
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Tingkat Agresivitas Remaja ... 55
Lampiran 2 Output Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 ... 59
Lampiran 3 Dokumentasi ... 70
Lampiran 4 Data Siswa Yang Mengisi Angket ... 75
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ... 78
Lampiran 6 SK Pembimbing ... 79
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu karakter yang melekat pada seorang remaja adalah agresivitas,
berdasarkan penelitian Agus Sapari dan Ni Made Taganing Kurniati, (2011)
menyatakan bahwa menurut Berkowitz (dalam Matlin 1995) memberikan definisi
tentang agresivitas sebagai usaha atau tingkah laku yang sengaja untuk melukai
atau menghancurkan orang lain baik secara fisik maupun psikologis. Sementara
Hurlock (1998), menyebutkan tingkah laku agresif merupakan bentuk tingkah
laku yang merugikan dan tidak dapat diterima oleh masyarakat yang dapat
menyebabkan luka fisik atau psikis pada orang lain dan merusak benda-benda
atau objek. Maka tingkat agresivitas yang tinggi dapat berdampak negatif
terhadap remaja, namun apabila dikelola dengan baik kemungkinan dapat
menjadi hal yang positif.
Contoh kasus mengenai agresivitas dapat dilihat pada laga antara Persib
dan Persija yang rencananya digelar di Stadion Si Jalak Harupat pada Kamis (8/5)
mulai pukul 15.30 WIB. Namun menjelang laga tersebut kelompok pendukung
klub Liga Super Indonesia ini terlibat tawuran di jalan tol Cikampek. Menurut
laporan NTMC Polri, kedua kelompok pendukung ini bertemu di kilometer 67
arah Dawuhan, Kaliurip dan kemudian saling serang. Karena pendukung dari
kedua klub ini jumlahnya ratusan, arus lalu lintas di jalan tol pun terhenti.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Cimahi, Jawa Barat telah menangkap puluhan
orang yang mengenakan atribut Persib Bandung karena kedapatan membawa
senjata tajam, minuman keras, kembang api, gir motor, dan benda tumpul lainnya
(Basuki, 2014).
Kemungkinan besar dari para pendukung Persib itu merupakan remaja.
Remaja didefinisikan sebagai suatu periode perkembangan dari transisi antara
masa anak-anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif, dan
sosioemosional ini dinyatakan dalam penelitian Indri Kemala Nasution (2007)
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Maka dengan ini dapat
disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa dengan berbagai macam perubahan yang dialaminya dari mulai
perubahan biologis, emosional serta sosial.
Menurut Endang Ekowarni (1993) pada penelitiannya tentang kenakalan
remaja menyatakan bahwa akhir-akhir ini masalah tindakan kekerasan yang
dilakukan remaja banyak mengundang perhatian berbagai pihak. Bermacam
perilaku yang menimbulkan keprihatinan, dari tindakan yang sekedar mengganggu
(arak-arakan sepeda motor), tindakan pelanggaran hukum ringan seperti
penjambretan dan tawuran, sampai dengan yang termasuk kategori pelanggaran
berat yaitu pembunuhan. Banyak pihak telah melakukan analisis dan kajian
mengenai masalah tersebut untuk menemukan cara pengatasan maupun upaya
penanggulangannya. Salah satu yang mungkin dapat menjadi langkah pencegahan
dari masalah diatas adalah dengan menyalurkan karakter remaja melalui olahraga
bela diri salah satunya.
Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa seni bela diri merupakan satu
kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang mempertahankan/membela diri.
Seni bela diri telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya,
manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya. Dalam
tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan fisiknya, kapan
pun dan dimanapun. Hal inilah yang akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang
waktu. Pada zaman kuno, tepatnya sebelum adanya persenjataan modern,
manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya selain dengan
tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung dengan tangan kosong
dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian digunakan
untuk meningkatkan kemampuan fisik / badan seseorang.
Dari keseluruhan pernyataan dapat diambil kesimpulan bahwa karakter
agresif merupakan karakter yang melekat pada remaja dan ini dapat dianalisis
perbandingannya sehingga antara yang berpartisipasi dan yang tidak
3
Dan diharapkan akan adanya hasil dimana mengetahui antara tingkat
agresivitas antara remaja yang berpartisipasi dalam olahraga bela diri dan remaja
yang tidak berpartisipasi dalam olahraga bela diri. Penelitian ini sangat penting
untuk diteliti karena dengan meneliti perbandingan tingkat agresivitas antara
remaja yang berpartisipasi dalam olahraga bela diri dan remaja yang tidak
berpartisipasi dalam olahraga bela diri dapat membantu lembaga sekolah dalam
mengetahui perbandingan antar remaja tersebut. Meneliti ini juga harus dengan
sungguh-sungguh agar dapat tercapai hasil yang maksimal bukan sekedar karya
tulis ilmiah saja.
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana deskripsi tingkat agresivitas remaja yang terlibat olahraga bela
diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo ?
2. Apakah terdapat perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam
olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo ?
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat
dalam olahraga bela diri dengan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga
bela diri ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui deskripsi tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga
bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo.
2. Mengetahui perbedaan tingkat agresivitas remaja yang terlibat dalam
olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo.
3. Mengetahui perbedaan tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat dalam
olahraga bela diri dengan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri.
D. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian analisis tingkat agresivitas pada remaja ini
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
1. Manfaat Secara Teoritis
Penelitian ini sebagai sumbangan keilmuan bagi pihak pengajar untuk
lebih mengetahui tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat dan yang tidak
dalam olahraga bela diri. Dan sebagai bahan pemikiran bagi lembaga pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Merupakan suatu bahan informasi untuk mengetahui tingkat agresivitas
pada remaja yang akan bermanfaat sebagai referensi bagi pengajar dan sebagai
sumbangan pemikiran bagi pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang
akan datang.
3. Manfaat Bagi Lembaga
Dengan melakukan penelitian tingkat agresivitas pada remaja ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan tentang perbandingan
tingkat agresivitas pada remaja yang terlibat dan yang tidak dalam olahraga bela
diri. Baik itu bagi Universitas maupun bagi Sekolah tempat melakukan penelitian.
4. Manfaat Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis secara teoritis adalah untuk menambah wawasan
dan pengetahuan dalam melakukan penelitian, mengetahui perbandingan tingkat
agresivitas pada remaja, mengetahui deskripsi tingkat agresivitas pada remaja.
Dan manfaat secara praktisnya adalah untuk menambah pengalaman dalam
melakukan penelitian dan menambah pengetahuan sejauh mana tingkat
agresivitas pada remaja ini.
5. Manfaat Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa yang diteliti yaitu mengetahui sejauh mana tingkat
agresivitas yang dimilikinya, apakah siswa tersebut terlibat dalam olahraga bela
diri atau tidak terlibat dalam olahraga bela diri. Apabila berpartisipasi siswa
tersebut masuk kategori cabang olahraga apa dan akan mengetahui deskripsi
tingkat agresivitas pada cabang olahraga yang diikutinya.
5
Dengan melakukan penelitian ini masyarakat khususnya orang tua dari
para siswa yang akan diteliti akan mengetahui bagaimana tingkat agresivitas pada
anaknya dan anak tersebut masuk dalam siswa yang memiliki tingkat agresivitas
pada kategori mana.
E. Struktur Organisasi 1) BAB I PENDAHULUAN
Bab 1, menjelaskan tentang pengertian agresivitas serta bagaimana
menganalisis apakah akan terdapat perbedaan tingkat agresivitas remaja yang
terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri,
dapat diketahui bahwa remaja merupakan masa perubahan dari anak-anak menuju
dewasa. Susunan bab 1 sebagai berikut :
1. Latar Belakang Penelitian
2. Rumusan Masalah Penelitian
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat/Signifikansi Penelitian
5. Struktur Organisasi
2) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
Bab 2, menjelaskan kajian pustaka atau landasan teoritis yakni membahas
apa pengertian dari karakter agresif, pengertian remaja, pengertian bela diri yang
terdiri dari bela diri pencak silat, taekwondo, karate, dan judo serta membahas
penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berfikir
dan hipotesis juga dibahas dibab ini. Dengan susunan sebagai berikut :
1. Agresivitas Remaja Dalam Olahraga Bela Diri
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
2. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
3. Posisi Teoretis Peneliti
3) BAB III METODE PENELITIAN
Bab 3, membahas bagaimana metode penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan susunan sebagai berikut :
1. Desain Penelitian
Bab 4, membahas tentang temuan dan pembahasan menggambarkan
bagaimana deskripsi tingkat agresivitas remaja yang terlibat olahraga bela diri
Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, bagaimana perbedaan tingkat
agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak
Silat, dan Taekwondo serta tingkat agresivitas remaja dan bagaimana perbedaan
antara remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat dalam
olahraga bela diri dengan susunan sebagai berikut :
1.Temuan Penelitian
2. Pengolahan dan Analisis Data
A. Uji Normalitas
B. One Way Anova
C. Analisis Statistika Parametrik
D. Uji Normalitas
E. Independent Sample T Test
7
5) BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Bab 5, membahas tentang simpulan peneliti dari hasil penelitian dan
memberikan saran untuk siswa, guru, pelatih, dan lembaga untuk pengembangan
penelitian selanjutnya. Susunannya sebagai berikut :
1. Simpulan
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kausal
komparatif yaitu desain penelitian dimana membandingkan antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya tanpa dilakukan tes yang dilakukan seperti pada desain
eksperimen dikarenakan etika penelitian, dan ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan, sesuai dengan (Sugiyono, 2014) dapat dilihat pada gambar yang
menunjukkan fokus penelitian yang dikaji yaitu menggambarkan perbandingan
tingkat agresivitas antara remaja yang berpartisipasi dalam olahraga bela diri dan
remaja yang tidak berpartisipasi dalam olahraga bela diri.
Gambar 3.1
Desain Penelitian X2
X3
X4 X1
26
Dalam penelitian terdapat empat kelompok sampel sebagai variabel
independen yaitu kelompok sampel Judo, kelompok sampel Karate, kelompok
sampel Pencak Silat, dan kelompok sampel Taekwondo, serta variabel dependen
yaitu tingkat agresivitas. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya perbedaan tingkat agresivitas antara remaja yang terlibat dalam olahraga
bela diri dan remaja yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri pada siswa SMA
NEGERI 6 BANDUNG.
B. Partisipan
Dalam penelitian ini partisipan yang diambil yaitu remaja laki-laki antara
usia 15-18 tahun, yang terlibat dalam olahraga bela diri dan yang tidak terlibat
dalam olahraga bela diri sejumlah 64 orang pada siswa SMA NEGERI 6
BANDUNG. Remaja usia 15-18 tahun sesuai dengan penelitian Indri Kemala
Nasution dalam Monks (1999) yang menyatakan bahwa pada tahap ini remaja
berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memilih yang mana,
peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, dan sebagainya.
Sehingga dengan begitu penelitian pada remaja usia 15-18 tahun ini diharapkan
dapat memberi hasil yang maksimal.
C. Populasi Dan Sampel
Sumber data merupakan hal yang amat penting dalam sebuah penelitian,
karena dengan sumber data peneliti akan dapat melakukan prosedur penelitian
yang lainnya. Pada umumnya sumber data dalam sebuah penelitian disebut
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2014, hlm. 80).
Dalam penelitian ini populasi yang diambil yaitu siswa SMA NEGERI 6
BANDUNG remaja laki-laki usia 15-18 tahun. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014, hlm. 81). Sampel
dalam penelitian ini merupakan sampel yang diambil dari populasi yang
representatif. Roscoe (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 131) “bila sampel dibagi
dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain)
maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30”. Maka dari itu peneliti
mengambil sampel dari populasi tersebut sebanyak 32 orang untuk remaja yang
terlibat dalam olahraga bela diri dan 32 orang untuk remaja yang tidak terlibat
dalam olahraga bela diri di SMA NEGERI 6 BANDUNG. Sehingga total sampel
berjumlah 64 orang.
Teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik Probability
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dan teknik yang diambil yaitu Simple Random Sampling, disebut simple
atau sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. (Sugiyono, 2014,
hlm. 82).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti
(Sugiyono, 2014, hlm. 92), dan berisi pernyataan yang alternatif jawabannya
memiliki standar skala jawaban tertentu. Rumusan definisi konsep, definisi
operasional dan indikator-indikator dari agresivitas ditentukan dan dibuat
instrumen penelitian.
Instrumen yang peneliti gunakan dari skala sikap ini diadopsi dari skripsi
28
syarat dari sebuah instrumen adalah instrumen tersebut harus valid (dapat
mengukur apa yang hendak diukur) dan reliabel (ketetapan hasil). Dalam
penelitian ini instrumen yang dipakai adalah angket.
Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan dan pernyataan yang
diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan
permintaan penggunaan. Tujuan memberikan angket adalah untuk mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan
dirinya (Eki M, 2013). Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau
variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan
pertanyaan pertanyaan. Butir pertanyaan tersebut merupakan gambaran dari
perilaku agresif.
Dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan sistematis, berikut
merupakan langkah menyusun angket yaitu :
1. Melakukan Spesifikasi Data
Disini akan dijabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci,
berikut adalah spesifikasi data tersebut yang disusun dalam kisi-kisi :
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Olahraga Bela
Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
merugikan orang
lain (Cox,
1985:2012).
3. Asertivitas,
dalam asertivitas
memerlukan
pengeluaran
energi dan usaha
yang luar biasa
tanpa bermaksud
merugikan.
Kalaupun
kerugian itu
terjadi maka
hanyalah
kebetulan saja
(Silva, 1980;
dalam Cox,
1985:214)
D. Agresi
Fisik
- Memukul 45, 47 46, 48
- Menendang 49, 51 50, 52
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
2. Penyusunan Angket
Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi tersebut maka
selanjutnya dijadikan acuan dalam menyusun suatu pernyataan yang akan
disebarkan berupa suatu kuesioner atau angket. Terkait jawaban dalam angket
peneliti menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014, hlm. 93). Instrumen skala sikap
tersebut mengukur agresivitas pada siswa SMA jenis kelamin laki-laki usia 15-18
tahun. Data yang dihasilkan berupa data interval dari skala Likert yang interval
Dalam menyusun instrumen skala agresivitas peneliti mengikuti
langkah-langkah yang dianjurkan oleh Saifudin Azwar (2007) yang terdapat
32
Gambar 3.2
Langkah-langkah Penyusunan Skala Instrumen
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Setelah angket disusun, angket tidak langsung diberikan kepada sampel
yang sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket dan mengukur tingkat
validitas serta reliabilitas angket tersebut. Hanya pernyataan yang memenuhi
syarat yang dapat digunakan sebagai pegumpulan data, dalam penelitian ini untuk
mengetahui pernyataan tersebut memenuhi syarat maka perlu ditentukan tingkat Identifikasi Konsep Agresivitas
Penskalaan
Definisi Operasional
Indikator Perilaku Pemilihan Format Stimulus
Penulisan Butir Test
Uji Coba
Analisis Butir Tes
Seleksi Butir Tes
Pengujian Reliabilitas
Validasi
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
validitasnya (Eki M, 2013). Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian
khususnya pengambilan data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan
beberapa langkah, sesuai dengan pernyataan Masri (Eki M, 2013).
Konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar kemungkinan untuk meakukan salah ukur.
Untuk memperoleh data soal yang absah peneliti perlu melakukan uji
coba angket. Dari uji coba tersebut penulis dapat mengetahui validitas dan
reliabilitas intrumen tersebut (Eki M, 2013). Data dianalisis menggunakan
perangkat lunak Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows
versi 16.0 yaitu menggunakan reliability scale. Pada uji coba angket tingkat
agresivitas ini diujikan terhadap 60 orang sampel selain sampel penelitian.
Setelah semua skor hasil angket uji coba di input dan hasil uji coba angket beserta
hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan.
Tabel 3.3
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam
Olahraga Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected
Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Adang S & Nur Indri
Rahayu (2013, hlm. 172), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak
valid digunakan patokan 0,2. Terlihat pada tabel diatas terdapat beberapa soal
angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,2, dikatakan
soal angket tersebut valid ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 30 butir
pertanyaan yang valid dan pernyataan yang tidak valid sebanyak 26 pertanyaan.
Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas instrumen
36
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam
Olahraga Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat
agresivitas remaja yang terlibat dalam olahraga bela diri Judo, Karate, Pencak
Silat, dan Taekwondo yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat
reliabilitas yang signifikan. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
penghitungan Cronbach Alpha > 0,600 (Adang S & Nur Indri Rahayu (2013, hlm.
195). Untuk mengetahui tingkat perilaku agresif remaja yang terlibat dalam
olahraga bela diri judo, karate, pencak silat, dan taekwondo, peneliti membuat
kriteria penafsiran tingkat perilaku agresif atlet yang berpedoman pada norma
penilaian Nurhasan ( Eki M, 2013) seperti dibawah ini :
Tabel 3.5
Kriteria Penafsiran Tingkat Agresivitas Atlet Bela Diri Judo, Karate, Pencak Silat,
dan Taekwondo
Skala Batas Skor Rentang Skor Kriteria
Rata-rata + 1,8 (S) Rata-rata + 1,8 (S) 131 ke atas Tinggi Sekali
Rata-rata + 0,6 (S) Rata-rata + 0,6 (S) 117-130 Tinggi
Rata-rata - 0,6 (S) Rata-rata - 0,6 (S) 105-116 Sedang
Rata-rata - 1,2 (S) Rata-rata - 1,2 (S) 99-104 Rendah
Di bawah 99 Rendah Sekali
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan menurut Sutresna (2002, hlm. 125)
yang terdapat dalam skripsi Desi Natalika (2014) menjelaskan bahwa, “umumnya
prosedur penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data
dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan
interpretasi data, penarikan kesimpulan”. Maka secara skematis langkah
penelitian ini disusun dalam bagan berikut :
Gambar 3.3
Langkah-langkah Penelitian Rumusan Masalah
Populasi dan Sampel
Tes Angket
Data
Analisis Dan Pengolahan Data
Kesimpulan
38
F. Analisis Data
Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang
penting dalam melakukan penelitian, karena apabila dalam menganalisis data
terdapat kesalahan maka dapat berpengaruh terhadap pengambilan sebuah
kesimpulan. Utamanya apabila masalah penelitian menggunakan kesimpulan
yang diambil secara umum, maka kesimpulan yang akan didapat adalah dari
pengolahan data tersebut.
Analisis data yang digunakan yaitu aplikasi SPSS dengan Statistik
Inferensial yaitu Statistik Parametris One Way Anova yaitu untuk menguji
perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok sampel. Selain itu analisis digunakan
yaitu menggunakan Uji T dalam penelitian ini menggunakan Independent T Test.
Independent T Test digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan diantara
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Kesimpulan hasil penelitian ini berdasarkan hasil pengolahan data tidak
terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan tingkat agresivitas atlet bela diri Judo,
Karate, Pencak Silat, dan Taekwondo, ke empat cabang olahraga bela diri ini
berada pada kategori tingkat agresivitas yang sedang. Serta terdapat perbedaan
yang signifikan tingkat agresivitas remaja antara yang terlibat dalam olahraga
bela diri dan yang tidak terlibat dalam olahraga bela diri usia 15-18 tahun di SMA
NEGERI 6 BANDUNG.
B. Implikasi dan Rekomendasi 1. Bagi Siswa dan Atlet Bela Diri
Setelah mengetahui hasil penelitian ini, atlet diharapkan agar dapat
mengatur tingkat agresivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun di lapangan.
2. Bagi Guru dan Pelatih
Sudah sewajarnya seseorang baik itu guru atau pelatih mengetahui
keadaan dan kondisi siswa atau atletnya sendiri. Dengan adanya hasil penelitian
ini baik guru maupun pelatih tidak hanya memperhatikan tingkat agresivitas
siswa dengan pasif tetapi ikut mengarahkan ke arah yang lebih baik..
3. Bagi Bidang Keilmuan Keolahragaan
Bagi bidang kelimuan keolahragaan khusunya psikologi olahraga untuk
melakukan penelitian selanjutnya. Penulis menyarankan dalam mengembangkan
penelitian ini agar dilakukan pada saat pertandingan bela diri berlangsung dan
53
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, H. (2013). Studi Analisis Physical Fitnes Training Terhadap Hasil Prestasi Atlet Karate Pon XVII Di Kaltim Tahun 2008.
Basuki. (2014). Pendukung Persib dan Persija Tawuran di Tol Cikampek. [Online]. Diakses dari metrotvnews.com.
Ekowarni, E. (1993). Kenakalan Remaja : Suatu Tinjauan Psikologi Perkembangan. Buletin Psikologi, 1 (1993).
Maulani, Eki. (2013). Hubungan Perilaku Agresif Dengan Tingkat Prestasi Taekwondo (Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung). (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter Melalui Pembinaan Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Di Bandung). (disertasi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nasution, Indri. K. S. (2007). Stres Pada Remaja. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara. 2008.
Natalika, Desi. (2014). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Yang Tinggal Di Daerah Pegunungan Dan Pantai. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nugroho , Agung. A. M. (2004). Pencak Silat : Comparasi, Implementasi, Dan Manajemen.
Putri, A. F. (2010). Hubungan Kematangan Emosi Dengan Agresivitas Remaja Akhir Laki-laki. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012.
Sapari, A., & Kurniati, N. M. T. (2011). Gambaran Agresivitas Aparat Kepolisian Yang Menangani Demonstrasi. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2). Universitas Gunadarma, Jawa Barat.
Wulan Nurlaela, 2014
Perbandingan Tingkat Agresivitas Remaja Yang Terlibat Dalam Aktivitas Bela Diri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Suherman, Adang & Rahayu, Indri. (2011). Statistika Untuk Ilmu Keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Wikipedia. (2014). Judo. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Judo.
Wikipedia. (2014). Karate. [Online]. Diakses dari
id.m.wikipedia.org/wiki/Karate.
Wikipedia. (2014). Pencak Silat. [Online]. Diakses dari
id.m.wikipedia.org/wiki/Silat.
Wikipedia. (2014). Seni Bela Diri. [Online]. Diakses dari id.m.wikipedia.org/wiki/Seni_bela_diri.
Wikipedia. (2014). Taekwondo. [Online]. Diakses dari