• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DALAM MENYIKAPI PERNIKAHAN USIA DINI ( Studi pada masyarakat Kecamatan Pagelaran Kab. Malang )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DALAM MENYIKAPI PERNIKAHAN USIA DINI ( Studi pada masyarakat Kecamatan Pagelaran Kab. Malang )"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DALAM MENYIKAPI PERNIKAHAN USIA DINI

( Studi pada masyarakat Kecamatan Pagelaran Kab. Malang )

SKRIPSI

Oleh :

Ofvi Puji Fatmawati NIM : 201010040311125

Dosen Pembimbing :

1. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv 2. Rachmad K Dwi Susilo, MA

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..……..…….i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI………..………..…...ii

LEMBAR PENGESAHAN………..……..……iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ………..………..….iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI………...v

LEMBAR PERSEMBAHAN………..………..….vi

ABSTRAKSI………...vii

KATA PENGANTAR………...……….…...viii

DAFTAR ISI……….x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata Belakang…….……..……..………...……..1

1.2 Rumusan Masalah………..………...………..9

1.3 Tujuan Penelitia..…………..………...…………9

1.4 Manfaat Penelitian………..………..10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2,1 Komunikasi………...……….11

2.2 Komunikasi Interpersonal……….13

2.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap……...………16

2.4 Komunikasi Keluarga………18

2.5 Keluarga…………...………..19

2.6 Peran dan Pola Hubungan dalam Keluarga………...21

(3)

2.8 Penelitian Terdahuli………..…27

2.9 Landasan Teori……… 34

2.9.1 Teori Interaksi Hubungan……….35

2.10 Pernikahan……….36

2.10.1 Tujuan Pernikahan dalam Masyarakat……….36

2.10.2 Pernikahan Anak Usia Dini………..………37

2.11 Definisi Konseptual………..………..38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian……..………..41

3.2 Jenis Penelitian……….….42

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian………..……….…..42

3.4 Subjek Penelitian……….…..43

3.5 Sumber Data……….……….45

3.6 Teknik Pengumpulan Data………...………….46

3.7 Teknik Analisis Data……….…………..………….47

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografi………...……….50

4.2 Kondisi Gemografis………..….51

4.3 Prestasi Tahun 2015………...51

4.4 Pemerintahan ……….41

4.5 Penduduk dan Tenaga Kerja………..52

4.6 Sosial dan Pendidikan………55

4.7 Kesehatan………...…56

(4)

4.9 Pertanian……….58

4.10 Peternakan………...62

4.11 Industri Pengolahan………63

4.12 Perdagangan………64

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Subjek Penelitian……… 67

5.2 Temuan dan Analisis data………..68

5.2.1 Metode Komunikasi……….68

5.2.2 Model Komunikasi Interpersonal………..………...69

5.2.3 Frekuensi Komunikasi Interpersonal………..……….71

5.2.4 Pesan……….………74

5.2.5 Efek……….……….75

5.2.6 Keterbukaan…….……….80

5.3 Diskusi Teori………..83

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………...…87

6.2 Saran………...88 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR TABEL

No

Judul

Hal

1 1.1 Penduduk yang bekerja menurut mata

pencahariannya

2 Lanjutan tabel 1.1

3 1.2 Luas lahan kering di Desa atau Kelurahan

Kecamatan Pagelaran

4

Lanjutan 1.2

5

1.3 Produksi padi dan pala wija menurut jenis (ton)

6

1.4 Populasi ternak besar, kecil dan unggas (ekor

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1 Model Hubungan Lima Tahap 2 Model Interaktif Analisa Data

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Profil Keluarga Pernikahan Usia Dini (Hasil Reduksi Data dari Wawancara)

Lampiran 2 : Daftar Pernikahan Usia Dibawah Umur 2015 Tiap Desa pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Malang

Lampiran 3 : Data Keluarga Pernikahan Usia Dini dalam Buku Catatan Bulanan Kantor Urusan Agama Kecamatan Pagelaran Lampiran 4 : Profil Subjek

Lampiran 5 : Draf Wawancara

(7)
(8)
(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..……..…….i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI………..………..…...ii

LEMBAR PENGESAHAN………..……..……iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ………..………..….iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI………...v

LEMBAR PERSEMBAHAN………..………..….vi

ABSTRAKSI………...vii

KATA PENGANTAR………...……….…...viii

DAFTAR ISI……….x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata Belakang…….……..……..………...……..1

1.2 Rumusan Masalah………..………...………..9

1.3 Tujuan Penelitia..…………..………...…………9

1.4 Manfaat Penelitian………..………..10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2,1 Komunikasi………...……….11

2.2 Komunikasi Interpersonal……….13

2.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap……...………16

2.4 Komunikasi Keluarga………18

2.5 Keluarga…………...………..19

2.6 Peran dan Pola Hubungan dalam Keluarga………...21

(10)

2.8 Penelitian Terdahuli………..…27

2.9 Landasan Teori……… 34

2.9.1 Teori Interaksi Hubungan……….35

2.10 Pernikahan……….36

2.10.1 Tujuan Pernikahan dalam Masyarakat……….36

2.10.2 Pernikahan Anak Usia Dini………..………37

2.11 Definisi Konseptual………..………..38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian……..………..41

3.2 Jenis Penelitian……….….42

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian………..……….…..42

3.4 Subjek Penelitian……….…..43

3.5 Sumber Data……….……….45

3.6 Teknik Pengumpulan Data………...………….46

3.7 Teknik Analisis Data……….…………..………….47

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografi………...……….50

4.2 Kondisi Gemografis………..….51

4.3 Prestasi Tahun 2015………...51

4.4 Pemerintahan ……….41

4.5 Penduduk dan Tenaga Kerja………..52

4.6 Sosial dan Pendidikan………55

4.7 Kesehatan………...…56

(11)

4.9 Pertanian……….58

4.10 Peternakan………...62

4.11 Industri Pengolahan………63

4.12 Perdagangan………64

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Subjek Penelitian……… 67

5.2 Temuan dan Analisis data………..68

5.2.1 Metode Komunikasi……….68

5.2.2 Model Komunikasi Interpersonal………..………...69

5.2.3 Frekuensi Komunikasi Interpersonal………..……….71

5.2.4 Pesan……….………74

5.2.5 Efek……….……….75

5.2.6 Keterbukaan…….……….80

5.3 Diskusi Teori………..83

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………...…87

6.2 Saran………...88 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

No

Judul

Hal

1 1.1 Penduduk yang bekerja menurut mata

pencahariannya

2 Lanjutan tabel 1.1

3 1.2 Luas lahan kering di Desa atau Kelurahan

Kecamatan Pagelaran

4

Lanjutan 1.2

5

1.3 Produksi padi dan pala wija menurut jenis (ton)

6

1.4 Populasi ternak besar, kecil dan unggas (ekor

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1 Model Hubungan Lima Tahap 2 Model Interaktif Analisa Data

(13)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Devito. 2010. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Karisma Publishing

Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Pree.

Hairi.2009. Fenomena Pernikahan Dini di Kalangan Masyarakat Muslim Madura desa Banjur. Pamekasan: Aditya Madya.

Ginanjar, K. 1996. Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, Jakarta : Cides

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif dan R&d. Bandung: Alfabeta.

Mulyana,2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi:Bandung: Citra Aditya Bakti

Nina W.Syam, MS. 2011. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi Simbiosa.Bandung: Rekatama Media.

Koentjaraningrat, 1985. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Arikunto, Suharsimi, 1983. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Peter Salim, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Moleong, Lexy J 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset

Sulistyo- Basuki, 2006. Metode penelitian.Jakarta: Wedatama Widya

Djamadin, Bahari. 2004. Komunikasi Interpersonal.Jakarta : BPK, Gunung Muliana Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

(14)

Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang

Data Statistik Kependudukan Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang 2014-2015

INTERNET :

http://www.islam.gov.my/sites/henny/default/files/kertas_kerja_peranan_belia_dalam_menjaga_ keharmonian_agama_-_pengalaman_indonesia.pdf.

http://www.eprint.undip.ac.id/40268/1/MUJININGRUM.pdf

(15)

1

BAB I

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan salah satu istilah paling populer dalam

kehidupan manusia dan tidak bisa dipisahkan dari roda kehidupan manusia

setiap orang membutuhkan komunikasi untuk mempertahankan hidupnya.

Menurut Wazlawick, Beavin dan Jackson seperti yang telah dikutip oleh Nina

(2011) mengatakan “we cannot not communicate” Kita tidak dapat tidak

berkomunikasi, bahkan ketika kita sendiripun, kita tetap melakukan

komunikasi. Sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan manusia.

Jika manusia normal merupakan makhluk sosial yang selalu membangun

interaksi antar sesamanya, maka komunikasi adalah sarana utamanya.

Banyak alasan kenapa manusia berkomunikasi. Orang berkomunikasi

terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun

kontak sosial dengan orang di sekitarnya, dan untuk memengaruhi orang lain

untuk merasa, berikir, atau berkilau sebagaimana yang diinginkan. Namun

tujuan utama komunikasi sejatinya adalah untuk mengendalikan lingkungan

fisik dan psikologis manusia.

Pada jenis interaksi dalam komunikasi terdapat tiga kategori salah

satunya adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah

proses pertukaran informasi diantaranya seseorang dengan orang lainya atau

(16)

2

salah satu akibat dari adanya komunikasi interpersonal yang terjadi antara satu

orang dengan yang lain atau sekelompok kecil.

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa tujuan antara lain

menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan menjaga

hubungan yang penuh arti, berubah sikap dan tingkah laku, untuk bermain dan

kesenangan.

Komunikasi interpersonal juga digunakan orang tua dalam berinteraksi

dengan anaknya komunikasi ini digunakan orangtua untuk pendekatan secara

personal kepada anaknya. Anak adalah aset yang diberikan Yang Mahakuasa

kepada orangtua sebagai anugerah, suatu kewajiban orangtua dalam mendidik

dan merawat anak secara personal, pendekatan orangtua terhadap anak perlu

dilakukan komunikasi secara personal, sehingga anak tidak kesulitan dalam

menentukan jalan hidup dan mengerti akan arti kehidupan, salah satunya

pernikahan.

Pernikahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam

sepanjang siklus kehidupan manusia yang disebut dengan stage a long the life

cycle.Tahap-tahap yang ada disepanjang hidup manusia tersebut adalah seperti

masa bayi, masa penyapihan, masa anak-anak, masa remaja, masa pubertas,

masa sesudah menikah, masa tua dan sebagainya oleh Koentjaraningrat

(1985).

Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 1. Pernikahan tidak

hanya bersatunya pria dan wanita secara lahir namun juga secara batin.

(17)

3

keTuhanan pada proses pembentukannya sehingga pernikahan dapat dikatakan

sah apabila sah menurut hukum agama dan hukum Negara yang berlaku.

Batasan usia yang diharapkan untuk menikah dan bagaimana

pemilihan istri tergantung pada masyarakat terhadap sebuah keluarga yaitu

mengenai peran, struktur, pola hidup dan tanggung individu terhadap

keluarganya. Peraturan pernikahan dalam sudut pandang usia di tuangkan

dalam UU No 1 Perkawinan tahun 1974 bahwa usia hukum minimum yang

ditetapkan untuk menikah bagi perempuan 16 tahun dan 19 tahun untuk

laki-laki. ( Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan)

Beberapa data yang diperoleh dari sensus yang dilakukan oleh Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga

(Pekka), 25% masyarakat di Indonesia melakukan nikah secara hukum agama

dan nikah secara adat pada tahun 2012. Sensus dilakukan di 111 desa dari 17

provinsi. Sementara, hasil penelitian dari Badan Litbang dan Diklat

Kementrian Agama di Sembilan kabupaten di Indonesia banyak individu yang

melakukan nikah secara hukum agama dan nikah secara adat karena stigma

masyarakat akan status perawan tua. Dari Sembilan kabupaten diantaranya,

Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, Kalimantan Selatan dan Yogyakarta menurut

Henny (2012).

Prediksi lain untuk mengetahui banyaknya pernikahan usia dini dengan

melihat angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian yang tinggi dari

kematian ibu dan bayi di suatu wilayah dapat menunjukkan rendahnya indeks

(18)

4

usia dini. Dari data statistik di atas sesuai dengan data Badan Pusat Statistik

(BPS) bahwa pernikahan di bawah usia 16 tahun 47,79% banyak terjadi di

daerah pedesaan (Kompas, 2006). Melihat tingginya angka pernikahan dini

yang terjadi di daerah pedesaan, Undang-Undang Pernikahan seakan tidak

lagi menjadi aturan yang harus ditaati oleh warga negaranya, meskipun

menikah pada usia di bawah 16 tahun dianggap terlalu muda, namun

Pengadilan Agama tidak bisa melarang mereka jika mereka telah memenuhi

persyaratan dan kedua orang tua telah mengizinkan pernikahan tersebut.

Dari beberapa kasus di atas dapat digaris bawahi bahwa masyarakat

telah menganggap pernikahan merupakan sesuatu yang mudah dilakukan.

Praktik pernikahan yang merebak di lingkungan masyarakat tidak sepenuhnya

memenuhi Undang-Undang Pernikahan yang berlaku. Perkawinan yang tidak

memiliki kekuatan hukum berdampak yuridis terhadap pelayanan publik oleh

instansi yang berwenang bagi pelakunya. Mereka tidak memperoleh

perlindungan dan pelayanan hukum oleh instansi yang berwenang

sebagaimana mestinya.Perkawinan mereka tidak diakui dalam daftar

kependudukan, tidak dapat memperoleh akte kelahiran bagi anak-anak

mereka.

Dari hasil observasi awal yang diperoleh peneliti bahwa masyarakat di

Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah

dimana banyak pasangan muda usia dibawah 19 tahun bagi laki- laki dan

dibawah 16 tahun bagi perempuan yang menikah disetiap tahunnya namun

(19)

5

hanya beberapa saja yang terdaftar dan itupun mereka yang usianya belum

cukup umur untuk menikah harus mengikuti siding di pengadilan agama untuk

mendapatkan dispensasi umur sehingga tetap bisa melaksanakan pernikahan

(KUA,2015).

Masyarakat di Kecamatan Pagelaran sebagian besar mempunyai mata

pencaharian sebagai kuli dan buruh tani. Mereka tergolong masyarakat yang

mempunyai solidaritas yang terbentuk dari perasaan–perasaan dan

keterikatan-keterikatan yang kuat antar sesama warga di masing- masing desa sehingga

lebih mendominasi pada solidaritas mekanik dari pada organiknya, terutama

yang menyangkut kesadaran kolektif yang sangat kuat, hal ini terlihat dari

setiap pergerakan yang mereka lakukan dalam kelompok desa tersebut.

Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat mereka tanggung

bersama tanpa mengharap imbalan, tetapi meskipun tersedianya sumber daya

alam seperti danau dan lahan pertanian yang dapat menjadikan sumber

penghasilan, mereka kurang bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada

untuk ditukarkan kedalam bentuk materi sehingga menyebabkan keterbatasan

dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan pendapatan mereka belum dapat

terpenuhi dengan baik, disisi lain harga kebutuhan pokok untuk kehidupan

sehari-hari juga semakin meningkat sehingga berdampak pada kurangnya

kesadaran dalam bidang pendidikan dan pengetahuan. Bukan hanya dalam

segi ekonomi, ketahanan fisik dan aspek budaya individu juga berhubungan

dengan lingkungan sosial serta rendahnya taraf pendidikan individu di dalam

(20)

6

mempengaruhi kurangnya kemampuan dalam mempertahankan hidup

(Ginanjar, 1996:240).

Lebih dari 50% jumlah penduduk yang ada hanya menempuh

pendidikan dasar (SD) bahkan tidak tamat sekolah. Dari pendidikan yang

disandang mereka dapat mempengaruhi kualitas banyaknya pengetahuan yang

mereka dapatkan meskipun pengetahuan tidak hanya didapat di lembaga

pendidikan. Dengan meminimalkan pengeluaran untuk kebutuhan hidup

merupakan salah satu upaya individu atau kelompok miskin dalam

mempertahankan hidupnya, seperti mengesampingkan pendidikan karena

biaya yang mahal dan lain sebagainya. Dengan demikian kualitas dan

kuantitas pengetahuan dan pendidikan dapat mempengaruhi bentuk pola pikir

individu atau kelompok yang sempit dalam upaya mempertahankan hidup

serta memahami arti dan tujuan pernikahan yang sebenarnya.

Pernikahan dini yang terjadi di Kecamatan Pagelaran karena tidak

terlepas dari tradisi dan pandangan terhadap pernikahan dan keluarga. Usia

yang diharapkan untuk segera menikah serta pemilihan calon pengantin bagi

sebuah keluarga merupakan salah satu tradisi yang ada di desa tersebut, hal ini

dapat dilihat dari banyaknya ibu muda yang sudah menjalani rumah tangga

sendiri. Dari pengamatan awal peneliti bahwa salah satu alasan sebagian orang

tua dalam menikahkan dini anaknya karena mereka merasa bangga ketika anak

sudah melangsungkan pernikahan. Dari pernikahan tersebut orang tua merasa

(21)

7

melihat usia anak yang terpaut dini tersebut, selain itu pernikahan dini sebagai

salah satu strategi dalam mempertahankan hidup secara ekonomi.

Pernikahan usia dini memiliki dampak yang sama bagi calon pengantin

seperti dampak fisik, intelektual dan emosiona. Hambatan dalam pendidikan

yang di pihak anak laki-laki akan terancam putus sekolah dan terancam

menjadi pengangguran sehingga tanggung jawab sebagai suami untuk

menafkahi istri serta anggota keluarga lainnya sehingga dapat mempengaruhi

gangguan emosional pengantin muda karena ketidak siapan dalam

mengahadapi kehidupan rumah tangga. Berbeda dengan perempuan yang

menikah di usia muda, dampak yang lebih besar dibandingkan laki-laki karena

perempuan berkaitan dengan fisik, proses kehamilan dan melahirkan yang

mempertaruhkan nyawa ibu muda.

Dari uraian di atas dapat di lihat bahwa masyarakat Kecamatan

Pagelaran kurang melihat dampak negatif dari sudut reproduksi dan kehidupan

rumah tangga pasangan muda tersebut, ketika sesuatu yang buruk sudah

menimpa pasangan muda tersebut, pernikahan ke dua kembali terjadi.

Berbeda dengan masyarakat kota, menurut Geertz (2002) masyarakat

kota lebih cenderung kedalam keluarga modern. Keluarga modern lebih

menyiapkan masa depan anaknya kearah pendidikan dan dunia kerja ( Geertz,

Hilderd.2002).

Perhitungan tentang jenjang hubungan ini lebih terasa disebabkan oleh

mobilitas kelas yang lebih besar serta karena perbedaan kelas dan bagian kelas

(22)

8

pedesaan terlihat berbeda, tetapi pernikahan dini terjadi tidak jauh dari adanya

campur tangan keluarga. Dimana keluarga merupakan lembaga pertama dan

utama yang memberikan pendidikan kepada individu secara lahir maupun

batin untuk tumbuh dan berkembang hingga anak menginjak dewasa. Dalam

hal ini keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya

terhadap proses sosialisasi individu. Dalam kaitan dengan permasalahan yang

dihadapi keluarga, kendala yang dihadapai oleh anggota keluarga yang baru

adalah anak. Perkembangan anak serta masa depan pengamatan keluarga

(Norma, 2006).

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kecamatan Pagelaran

karena kebanyakan masyarakat menikah pada usia dini disebabkan oleh

kurangnya perhatian dan didikan orangtua terhadap sikap dan tingkahlaku

anak. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menuangkan dalam penelitian

yang berjudul “KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN

ANAK DALAM MENYIKAPI PERNIKAHAN USIA DINI”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas yaitu adanya pernikahan

anak usia di bawah 19 tahun serta melihat komunikasi interpersonal yang

terjadi dalam beberapa keluarga di Kecamatan Pagelaran. Maka rumusan

(23)

9

orang tua dan anak dalam menyikapi pernikahan usia dini di Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Malang “

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi

interpersonal antara orangtua dan anak di Kecamatan Pagelaran Kabupaten

Malang dalam menyikapi pernikahan anak usia dini. Setelah mengetahui

hasil yang konkrit dalam bentuk hasil analisis data yang diperoleh, maka

peneliti akan memperoleh pemahaman yang jelas dan utuh mengenai

permasalahan yang telah di rumuskan kedalam rumusan masalah di atas.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di

bidang ilmu komunikasi yang mengkaji masalah komunikasi

interpersonal yang berdampak pada pernikahan usia dini.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

masukan kepada masyarakat dan Instansi yang berkaitan dengan

pernikahan sehingga nantinya dapat meminimalkan dampak negatif dari

adanya pernikahan usia dini dan membawa perubahan yang baik untuk

Referensi

Dokumen terkait

Sektor ekonomi tersier (dikenal sebagai sektor jasa atau industri jasa) adalah satu dari tiga sektor ekonomi, yang lainnya adalah sektor sekunder (manufaktur) dan sektor

KAJIAN NILAI EKONOMIS DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN ECENG GONDOK DI DESA ROWOBONI.. KABUPATEN SEMARANG

Operator Name, Sub Directory (untuk memudahkan Parameter pencarian data, gunakan tanggal hari ini), Pastikan Data file Prefix/Counter, Nama

For example, you can defi ne an abstract generic base class that is implemented with a concrete type in the derived class.. Consider the following example, where the class

Pengendalian proyek konstruksi dilakukan agar pelaksanaan proyek dapat sesuai dengan waktu dan biaya yang telah direncan kan sebelum proyek dilaksanakan,

1) Aset produktif terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia syariah, giro pada bank lain, giro pada PT Pos Indonesia (Persero), penempatan

Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh dan tidak signifikan secara parsial terhadap kinerja pemeriksa

Hal tersebut membuktikan bahwa harga, tempat mendapatkan benih, dan promosi secara bersama- sama mempengaruhi pengambilan keputusan petani responden untuk memilih varietas padi