• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA ETNIS ARAB DENGAN ETNIS JAWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA ETNIS ARAB DENGAN ETNIS JAWA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia memiliki ketergantungan kepada manusia lain di dunia jika kita ingin hidup. Keluarga, perusahaan, perkumpulan, tetangga, provinsi dan daerah adalah bentuk kehidupan bersama. Pada bentuk ini, manusia yang satu dengan manusia lain bergaul dengan cara tertentu, manusiawi dan bersama-sama. Kesepakatan pada individu dalam hidup bersama di satu tempat dapat dijumpai, tetapi pada kenyataannya ada perbedaan antara timur dan barat pada suatu daerah.

Azwar (1995) menerangkan bahwa kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan.

Seorang ahli Psikologi yang terkenal, Burrhus Frederic Skiner sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian, katanya tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement yang kita alami (Hergenhahn, 1982 dalam Azwar, 1995).

Setiap manusia memiliki emosi, memberinya identitas dan setiapnya harus belajar beradaptasi serta meregulasi emosinya. Mengkaitkan emosi dengan individu adalah berbicara mengenai variasi pada setiap orang. Bagaimana kita mendefinisikan emosi, seberapa penting kita memandangnya, bagaimana kita mengelolanya, merasakannya, menerimanya dan mengekspresikannya (Dayakisni & Yuniardi, 2008).

Budaya diyakini mempengaruhi persepsi dan interpretasi emosi. Banyak

akademisi meyakini bahwa proses yang terjadi adalah serupa dengan proses

bagaimana budaya mempengaruhi aturan penampilan emosi (display rules). Aturan

bagaimana interpretasi dan persepsi terhadap suatu emosi dilakukan disebut decoding

(2)

2

tidak menampakan ekspresi rasa ngerinya ketika menyaksikan suatu peristiwa menakutkan ditengah kumpulan banyak orang. Orang Jepang mempelajari bahwa seseorang dapat dikatakan sedang mengalami kesedihan, jika ekspresi mukanya tidak menampakan kesedihan atau datar saja, namun ada gesture (gerak tubuh) yang menunjukan kesedihan. (Dayakisni & Yuniardi, 2008). Budaya dengan kuat mempengaruhi peraturan pertunjukan dan bahasa tubuh yaitu bagaimana meregulasi dan kapan individu mengekspresikan emosi mereka. Kemampuan menyamakan mood dengan bahasa tubuh adalah penting dalam hubungan dan interaksi. (Wade dan Tavris, 2003 dalam Imamiar).

Dalam kehidupan sehari-hari, kontrol emosi antara orang Arab dan

orang-orang Jawa memiliki perbedaan. Peneliti menjumpai orang-orang Arab ketika mengekspresikan emosi lebih sering terlihat tidak mempedulikan dimana mereka berada. Sehingga pada tempat umum pun mereka dapat mengekspresikan emosinya, baik emosi negatif maupun positif. Seperti ketika sekelompok orang Arab berada di sebuah Mall, mereka akan tertawa lepas ketika membicarakan sesuatu yang lucu tanpa mempedulikan dimana mereka berada. Selain itu, peneliti juga pernah menjumpai seorang anak (dari keturunan Arab) yang lalai ketika diminta oleh ibunya

untuk menjaga air, ibunya tega memukul dengan rotan hingga anaknya jatuh pingsan.

Selain itu sebagai orang Arab, peneliti ikut merasakan akibat dari kurang bisanya orang Arab dalam mengontrol emosi, yaitu menjadi pusat perhatian ketika berada di tempat-tempat umum.

Sedangkan dari pengamatan peneliti pada orang-orang Jawa terlihat lebih enggan (jarang) dalam mengekspresikan emosinya secara berlebihan, baik emosi positif atau negatif. Mereka lebih memperdulikan keadaan di sekitarnya. Sesuai pernyataan dari Suseno (1993) bahwa masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang menekankan prinsip rukun dan hormat. Artinya setiap orang Jawa dituntut sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan konflik. Dengan demikian dapat tercapai keadaan tenang, tentram, selaras serta tanpa perselisihan dan pertengtangan, juga bersatu dengan maksud saling membantu.

(3)

3

individu (Thompson, dalam LaFreniere, 2000). Gross (2008) menyebutkan ada 5 strategi yang dapat dilakukan seseorang dalam meregulasi emosi, yaitu: menyeleksi

situasi, modifikasi situasi, penyebaran perhatian, perubahan kognitif, dan modulasi respon.

Setiap orang memiliki tujuan berbeda dalam meregulasi emosi mereka. Dengan

demikian beberapa orang mungkin ingin meningkatkan pembangkitan yang tinggi

pada emosi positif mereka, sementara yang lain mungkin ingin mengurangi emosi

tersebut (Gross, 2008). Tujuan dari regulasi emosi sendiri bersifat spesifik tergantung

keadaan yang dialami seseorang. Sebagai contoh, pada suatu situasi seseorang

menahan emosi takutnya agar ketakutannya tersebut tidak dimanfaatkan orang lain.

Dalam situasi yang lain, seseorang dapat dengan sengaja menaikan rasa marahnya

untuk membuat orang lain merasa takut. Regulasi emosi juga bisa merubah tingkat

komponen reaksi emosi yang sesuai dengan emosi yang berkembang, seperti ketika

perubahan besar terjadi dalam pengalaman emosi dan reaksi psikologis yang terjadi

dengan tidak adanya ekspresi wajah (Gross & Thompson, 2007).

Banyak tujuan dari regulasi emosi, diantaranya dapat dipahami dengan istilah

hedonistik: orang termotivasi untuk menghindari rasa sakit dan mencari kesenangan.

Menurut Christiany dan Prawasti (dalam Imamiar 2010), regulasi emosi penting dilakukan. Dengan meregulasi emosi individu dapat menurunkan komponen-komponen pengalaman dan tingkah laku dari emosi-emosi negative sehingga ia memiliki kesiapan untuk melepaskan emosi negative yang disebabkan pelaku.

Menurut Pnalp (Hude, 2006) regulasi emosi tidak hanya menyangkut masalah penghentian kecenderungan tindakan sebelum seseorang berbuat sesuatu. Namun, kendali emosi adalah bagian tidak terpisahkan dari keseluruhan proses emosi dan dibangun di atas empat komponen lain dalam proses yaitu objek, penilaian fisiologi, dan kecenderungan atau ungkapan tindakan. Seringkali seseorang mengendalikan emosi secara tidak sadar dan otomatis.

Regulasi emosi merupakan cara individu mempengaruhi emosi apa yang

dimiliki, kapan, dan bagaimana emosi tersebut dialami dan diekspresikan. Regulasi

emosi dapat terjadi secara otomatis atau terkontrol dan disadari atau tidak disadari.

Regulasi emosi dapat menyebabkan emosi meningkat atau menurun dan dapat

(4)

4

menyesuaikan diri dengan situasi di lingkungannya. Individu dapat menempatkan

diri dalam situasi yang tepat. Mereka dapat membedakan kapan dan bagaimana

emosi ditunjukkan. Regulasi emosi dapat menyebabkan intensitas emosi melemah

atau bahkan hilang sama sekali (Gross & Thompson, 2007).

Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa, pengendalian emosi tidak selalu

memerlukan perintah pengendalian, karena berasal dari diri sendiri. Pengendalian ini

juga memelihara atau meningkatkan emosi, seperti ketika kita berbagi berita yang

baik kepada orang lain, dan efek positinya pun akan lebih terasa (Langston, 1994

dalam Gross), atau bahkan dalam konteks emosi yang negatif pun, ketika penagih

hutang mencoba lebih marah untuk mengambil tunggakan uang pada peminjam

(Sutton, 1991 dalam Gross).

Hasil temuan penelitian dari studi Ekman (dalam Dayakisni & Yuniardi, 2008) yang menemukan perbedaan dalam pola penerimaan dan kontrol emosi dari subyek-subyek penelitiannya yang berasal dari Jepang dan Amerika. Subyek Jepang lebih banyak menerima (menunjukan) ekspresi emosi positif dan mengontrol (menahan) emosi negatif dibandingkan dengan orang Amerika, terlebih bila mereka berada di lingkungan publik.

Penelitian terbaru yang fokus pada masalah ini salah satunya yang dilakukan Vargas, 1996 (dalam Dayakisni & Yuniardi, 2008). Dalam studinya ia menemukan bahwa orang-orang Costarika enggan (jarang) mengekspresikan emosi negatif mereka (jengkel, tidak percaya, tidak setuju) dibandingkan dengan subyek dari Amerika.

Dari kedua hasil penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa budaya mempengaruhi seseorang dalam mengontrol emosi, sehingga ekspresi yang akan ditunjukan pun berbeda pada setiap budaya, terutama pada emosi negatif.

Secara umum sebagai identitas bangsa, kebudayaan Indonesia sudah terintegrasi, namun apabila dilihat secara parsial kita akan dapatkan keunikan sekaligus perbedaan yang sangat mencolok antara budaya satu dengan yang lainnya, satu contoh yang kami coba angkat disini adalah sekilas tentang perbedaan kebudayaan antara etnis Jawa dengan etnis Arab.

(5)

5

nusantara ini, sebagai penyebar agama Islam, secara umum tentunya sangat berpegang teguh pada ajaran serta tradisi keagamaan Islam murni yang berkembang di negara aslinya (Hadramaut) dibandingkan dengan dominasi budaya lokal, hal itu dapat dilihat dari pemahaman serta sikap keberagamaannya yang cenderung ekstrem dan kaku baik dalam pandangan hidupnya, tradisi, pendidikan, bersosialisasi maupun dalam mendidik anak-anak atau remaja mereka.

Sementara disisi lain, jangkauan sistem sosial pada masyarakat Jawa yang berlaku akan meliputi jangkauan moral (sistem normatif) yang berlaku. Dimana sisitem hubungan sosial yang subyektif tidak diakui lagi. Cita-cita masyarakat sekarang masih didasarkan atas norma-norma kekeluargaan yang digali dari bumi Indonesia. Kekeluargaan yang hirarkis, tolong menolong, musyawarah, gotong royong, merupakan bagian dari kebudayaan Jawa. Mudler berpendapat bahwa sikap hidup orang Jawa lebih bersifat keseluruhan, tidak memisahkan individu-individu dari pada lingkungannya, bahkan dari alam adi kodrati (Mulder, 1981).

Dari penjelasan mengenai etnis Arab dan Jawa serta pengaruh budaya terhadap ekspresi dan kontrol emosi diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah penyebab ekspresi emosi yang berbeda antara etnis Arab dan etnis Jawa disebabkan oleh regulasi emosi dari setiap etnis. Oleh sebab itu, peneliti tertarik meneliti tentang “Perbedaan Regulasi emosi Antara Etnis Arab dengan Etnis Jawa”

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan regulasi emosi antara etnis Arab dengan etnis Jawa?”

C. Tujuan Penelitian

(6)

6

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Sebagai referensi tambahan bagi pengembangan ilmu Psikologi Sosial serta pada bidang Psikologi Lintas Budaya.

2. Secara Praktis

(7)

PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA ETNIS ARAB DENGAN ETNIS

JAWA

SKRIPSI

Oleh:

Selfia Abu Bakar

08810003

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)

PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA ETNIS ARAB DENGAN ETNIS

JAWA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

Selfia Abu Bakar

08810003

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)
(10)
(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi rabbil ‘ Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah

karya ilmiah yang berjudul “PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA ETNIS

ARAB DENGAN ETNIS JAWA”, sebagai tugas akhir yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di

Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan berakhirnya penulisan tugas akhir ini, merupakan salah satu langkah

awal untuk menapak ketahap selanjutnya. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis

dengan senang hati siap menerima saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan.

Dan mengingat masih ada tugas lain yang harus di hadapi dengan lapang dada

sehingga tetap memohon ridho dan karunia Allah SWT, karena Alah merupakan

penguasa tunggal jagad raya.

Selama proses dan hingga terselesaikannya skripsi ini, sangat disadari banyak

melibatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa masukkan pengetahuan,

motivasi ataupun diskusi dan lain sebagainya. Dalam kesempatan ini dengan tulus

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Malang.

2. Ibu Siti Suminarti F, M.Si. Selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan hingga selesainya

penulisan tugas akhir ini.

3. Ibu Ni’matuzahroh, S.Psi., M.si. Selaku dosen pembimbing II yang juga membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Kedua Orangtuaku yang senantiasa mendoakan dalam Sholatnya dan

memberikan kasih sayangnya serta motivasi kepada penulis.

5. Saudara tercinta kak Lia, kak Romzi dan Adibah yang telah banyak

memberikan motivasi dan bantuan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

6. Para Dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

(13)

7. Semua rekan-rek

moral membantu

Serta patner pen

kerja sama kita.

8. Teman-teman s

Hablana, Mega,

kepada penulis

Psikologi UMM.

9. Seluruh teman-te persahabatan yan 10. Semua pihak yan

terimakasih atas s Kepada mereka s terima kasih dengan tul amal kebaikan mereka d Akhirnya penulis belum mencapai kesem penulis berharap semog para pembaca pada umu pendidikan. Amiin.

ekan sejawat bebheb Rayi, Pida, Tia, Sari ya

tu memotivasi dan mendukung saya dalam pr

engerjaan skripsi secara payung ini Oyong te

seperjuanganku MTS dan Aliyah pon-pe

a, Mumu, Lisya dkk yang telah banyak membe

s untuk segera menyelesaikan program Sarja

. You’r My Best and My Lovely Friend’s

teman psikologi 2008, khususnya kelas A. ang telah kita jalin.

yang terlibat, yang tidak dapat penulis sebutk s semua dedikasi dan perannya dalam penyeles a semua penulis tidak dapat memberikan apa-a ulus serta iringan do’a semoga Allah SWT m dengan sebaik-baiknya balasan (jazakumullah lis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penu empurnaan dalam arti yang sebenarnya. Na oga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis umnya serta menambah khazanah ilmu penge

Malang, 29

Penul

Selfia Ab

yang telah secara

proses skripsi ini.

terima kasih atas

pes Al-mukmin,

berikan dorongan

rjana di Fakultas

. Terimaksih atas

tkan satu persatu, lesaian skripsi ini.

apa selain untain membalas semua ah khairul jaza’)

nulisan skripsi ini Namun demikian, lis khususnya dan getahuan dan ilmu

29 Juli 2012

ulis

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regulasi Emosi ... 7

1. Pengertian Regulasi Emosi ... 7

2. Fase-fase Perkembangan Regulasi Emosi ... 8

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi ... 9

4. Strategi Regulasi Emosi ... 13

B. Etnis ... 14

1. Pengertian Etnis ... 14

2. Komponen Kebudayaan Dalam Suatu Etnis ... 14

3. Prinsip-Prinsip Untuk Menentukan Batas-Batas Dari Suatu Masyarakat Bagian Suku Bangsa ... 15

4. Etnis Keturunan Arab ... 15

a. Pengertian Etnis Arab ... 15

b. Pola Berpikir dan Cara Hidup Etnis Arab ... 16

(15)

5. Etnis Jawa ... 18

a. Pengertian Etnis Jawa ... 18

b. Pola Berpikir dan Cara Hidup Etnis Jawa ... 19

c. Kehidupan Keagamaan Etnis Jawa ... 19

d. Pandangan Tentang Sosial Etnis Jawa ... 20

C. Perbedaan Regulasi Emosi Etnis Arab-Indonesia dengan Etnis Jawa ... 20

D. Kerangka Berpikir ... 23

E. Hipotesa ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 24

B. Variabel Penelitian ... 24

1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 24

2. Definisi Operasional ... 24

C. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 25

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 26

1. Jenis Data ... 26

2. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 29

1. Tahap Persiapan ... 29

2. Tahap Pelaksanaan ... 29

3. Analisa Data ... 29

F. Validitas dan Reliabilitas ... 29

1. Validitas ... 29

2. Reliabilitas ... 32

G. Deskripsi Data ... 33

(16)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisa Data Penelitian ... 36

1. Deskripsi Data ... 36

2. Hasil Analisa Data... 38

B. Pembahasan ... 38

C. Keterbatas Dalam Penelitian ... 43

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 (Skor Pilihan Jawaban) ... 27

Tabel 2 (Blue Print Skala Regulasi Emosi) ... 28

Tabel 3 (Uji Validitas Item Skala Regulasi Emosi) ... 31

Tabel 4 (Uji Reliabilitas Variabel Regulasi Emosi) ... 33

Tabel 5 (Uji Reliabilitas Total) ... 33

Tabel 6 (Perhitungan T-score Regulasi Emosi Etnis Jawa) ... 35

Tabel 7 (Perhitungan T-score Regulasi Emosi Etnis Arab) ... 35

Tabel 8 (Perhitungan T-score Aspek Regulasi Emosi Pada Setiap Etnis) ... 36

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. 1999. Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

Algadri, H. 1996. Islam dan Keturunan Arab Dalam Pemberontakan Melawan Belanda. Bandung: PT Mizan.

Ardhana, W. 1985. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya: Usaha Umum.

Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______. 2007. Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______. 2005. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Edisi ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dayakisni, T., & Yuniardi, S. 2008. Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press.

Donohue, J. J., & Esposito, J. L. 1984. Islam dan Pembaharuan (Ensklopedia Masalah-Masalah). Jakarta: C.V Rajawali.

Ghozali. 2004. Perbedaan Faktor Kesamaan Dalam Menjalin Persahabatan Pada Remaja Etnis Keturunan Arab dan Jawa (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammayah Malang. Jawa Timur)

Gross, J. J. 2007. Handbook of Emotion Rgulation. New York: The Guilford Press.

Gross, J. J., & John, O. P. 2003. Individual differences in two emotion regulation processes: Implications for affect, relationships, and well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 85, 348-362.

Gusty, I. A. 2010. Hubungan antara persepsi terhadap peran orang tua dan regulasi emosi pada anak jalanan (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Hadi, S. 1992. Metodologi Research 3 (Edisi revisi). Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

Hude, M. D. 2006. Emosi (Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia Di Dalam Al-Quran). Jakarta: Erlangga.

(20)

Kartono, K. 2002. Patologi Sosial 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kerlinger, F. N. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral Edisi ke 3. Yogyakarta: UGM Press.

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Radar Jaya Offset.

LaFreniere, P. J. 2000. Emotional Development: A biosocial Perspective. USA: Wadsworth.

Mar’at, S., & Kartono, L.I. 2006. Perilaku Manusia (Pengantar Singkat Tentang Psikologi). Bandung: Refika Aditama.

Martono, N. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Skunder. Jakarta: Rajawali Perss.

Mulder, N. 1986. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: UGM Press.

Saarni, C. 1999. The Development Of emotional competence. New York: Guildford. Sanderson. 1993. Sosiologi Makro. Jakarta: Rajawali.

Suryabrata, S. 1999. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Jakarta: Rajawali.

Suseno, F.M. 1989. Etika Jawa. Jakarta: Gramedia.

Winarsunu, T. 2009. Statistik, Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan. Malang: UMM Press.

Referensi

Dokumen terkait

berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumber daya Proses mengkoordinasikan sumberdaya yang ada untuk menjalankan sejumlah pekerjaan di dalam proyek agar menghasilkan produk

Manajemen bandwidth ini akan membatasi penggunaan bandwidth jaringan Internet, manajemen dilakukan untuk membagi rata bandwidth per-client agar tidak terjadi congestion,

6 Kesemuanya ini hendak mengungkapkan bahwa, dalam cinta pernikahan beda agama kita diajar untuk?. menjadi manusia, jujur, tulus, terbuka dengan sikap saling menerima

Twenty ®ve growing crossbred bulls ( Bos indicus Bos taurus ) were used in a randomised block design experiment for 196 days to determine the effect of grainless concentrate

STRUKTUR & BAHAN

I (and my co-authors) here by assign and transfer to VEKTORA – Journal of Vector Borne and Reservoir Diseases all rights of copyright ownership and permission to the article,

Daya tarik ini dirasakan semakin kuat apabila di rumah hubungan dengan orang tua kurang harmonis, orang tua yang bekerja dari pagi sampai malam sehingga anak tidak terawasi, atau

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk peneliti ethnomathematics baik dalam mengungkap ide matematis pada masyarakat adat. Cireundeu, Kota Cimahi,