• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERCULOSIS DAN DUKUNGAN KELUARGA Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERCULOSIS DAN DUKUNGAN KELUARGA Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA

TUBERCULOSIS DAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO

KABUPATEN KUDUS

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

SEPTIAN ADI NUGROHO J210110026

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

FAKULTAS

ILMU

KESEHATAN

PROGRAM STUDI

SI KEPERAWATAN

INTERNASIONAL

Jl.AYaniTramolPosl-PahelDn,Katu$ETelp(0171);l74l7.Frx:7151448Surakann57l02

Surrt Persetuirrn Artikel

Publikasi

Ihiah

Yang bertanda tangan dibawah

ini

pembimbing

Skripsi/Tugas

Athir:

Penbimbing

I

Nama

:

H.M

Abi Muhlisin,

SKM.,

M.

Kep

Pembimbing

II

Nama

:

Vinami

Yutian, S.Kep, Ns, M.Sc

Telah membaca

dan

mencermati naskah

artikel

publikasi

ilrnia[

yang merupakan

rilgkasan skipsi/tugas akhir dari mabasiswa:

Nama

NIM

Prcgam

Studi

Judul Skdpsi

HUBUNGAN

ANTARA

PENGETAHUAN PENDERITA TIIBERCULOSIS

DAN

D1'Kt'NGAN

KELUARGA

DENGAN

KEPATT,'HAN

MINTIM OBAT

DI

MLAYAH

KERIA

PUSKESMAS JEKI,'LO

KABUPATEN KUDUS

Naskah

artikel

tersebut,

layak dan

dapat

disetujui untuk

dipublikasikan.

Demikian

persetujuan

dibua!

semoga dapat dipergunakan seperhmya.

Sumkarta 23 Februari 2015

Vinami

Y

.Kep, Ns, M.Sc

Septian

Adi

Nugroho

J

2t0tt0026

SI Keperawatan

\

Pembimbing

II

(3)

HUBI]NGAN

AIYTARA

DAII

DUKUNGAN

KELUARGA

DENGAI\ KEPATT'EAN

MII\ruM

OBAT

DI

WILAYAH

KERJA

PUSKESMAS

JtrKtJLO

KABUPATEN

KUDUS

Diajukan oleh:

SEPTIAN

ADI l\ruCROEO

.r 210.110.026

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

pada tanggal 23 Februati 2016 dan dinyatakan lelah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji:

l.

H.M Abi Muhtisin,

SKM,

M.

Kep

(...-....

2.

vinami Yuliaq

S.Kep, Ns. M.Sc

3.

Dr. faizah Betty R, A" S,KoP., M.Kes

Surakart4

Februari 2016 Fakultas llmu Kosehatan

Unive.sitas Muhammadiyah Surakarta Dekan,

(4)

PERNYATA.A.N

KXASLIAN SKRIPSI

Saya yang benanda tcngan

di

bawah

ini

:

Nama

Nim

Pro$am

Studi

Judul

Skipsi

Septiar

Adi

Nugroho J210.110.0t/t

S1

Keperawatan

HUBLINGAN

ANTARA

PENGETAHUAN

PENDERITA

TUBERCULOSIS

DAN

DUKUNGAN

KELUARGA

DENGAN KEPATUHAN

MINUM

OBAT

DI

WILAYAH

KERJA PUSKESMAS

JEKULO I'4.BUPATEN

KUDI]S

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa

dalam

skripsi

ini

tidak

ada

karya

yang pernah diajukan

untuk

memperoleh gelar kesadanaan

di

suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan penulis

juga

tldak terdapat karya aiau pendapat yang pernah

ditulis

atau diterbitkan oleh orang

lain,

kecuali yang secara

tedulis

diacu

dalanr naskah

dan

disebutkan

dalam daftar

pustaka.

Apabila

temyata

kelak

terbukti

ada

ketidakbenaran

dalam pemyataan saya diatas,

maka

saya

akan

brnarlggunp jawdb sepenuhya.

Surakarta, 17 Februari 2016

Yang

Membuat Pernl,ataan

,tll^

,/-)l\t).t

.-=yT

Septian Acli

Nutroho

(5)

PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERCULOSIS DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KABUPATEN KUDUS

Septian Adi Nugroho*

H.M Abi Muhlisin, SKM., M. Kep ** Vinami Yulian, S.Kep, NS, Msc **

Abstrak

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk

batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium Tuberculosis. Penularan Tuberculosis melalui ludah atau dahak penderita yang mengandung

basil tuberculosis. Kasus TB Paru dapat diobati apabila penderita TB

mempunyai pengetahuan yang baik untuk patuh dalam berobat selama kurang lebih 6 bulan dan ditunjang dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik dalam menanggani penderita TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan penderita tuberculosis dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross

sectional. Sampel penelitian adalah 39 pasien TB di wilayah kerja Puskesmas

Jekulo Kabupaten Kudus dengan teknik sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianalisis menggunakan uji Fisher Exact Test. Kesimpulan penelitian adalah (1) pengetahuan penderita tuberculosis tentang dengan kepatuhan minum obat tuberculosis sebagian besar adalah cukup (54%), (2) dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat tuberculosis sebagian besar adalah cukup (59%), (3) kepatuhan minum obat tuberculosis sebagian besar adalah tidak patuh (59%), (4) terdapat hubungan pengetahuan penderita tuberculosis dengan kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kudus (p-value 0,003), dan (5) terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kudus (p-value 0,039).

(6)

Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus (Septian Adi Nugroho)

2

CORRELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE OF TB PATIENTS AND FAMILY SUPPORT AND MEDICINE CONSUMPTION IN THE AREA OF

JEKULO PUBLIC HEALTH CENTER KUDUS DISTRICT

By:

Septian Adi Nugroho

Tuberculosis is an infectious disease caused by a rod-shaped bacterium (bacillus) known as Mycobacterium tuberculosis. The tuberculosis transmission through saliva or sputum containing bacillus tuberculosis sufferers. Pulmonary tuberculosis cases tuberculosis can be cured if the patient has a good knowledge of submissive in treatment for about 6 months and is supported with a good quality of health services in the handle with pulmonary tuberculosis. This study aims to determine the relationship between knowledge of tuberculosis patients and family support with medication adherence tuberculosis in public health service of Jekulo Kudus. This research descriptived correlative with cross sectional approach. Samples were 39 patients with tuberculosis in public health service of Jekulo Kudus with saturated sampling technique. The collecting data using questionnaires were analyzed using Fisher's Exact Test test. The conclusion of the study are (1) the knowledge of tuberculosis patients on the medication adherence tuberculosis majority was sufficient (54%), (2) the family support for medication adherence tuberculosis majority was sufficient (59%), (3) the adherence tuberculosis mostly non-compliance (59%), (4) there was a relationship of knowledge tuberculosis patients with medication adherence tuberculosis in public health service of Jekulo Kudus (p-value 0.003), and (5) there was a relationship of family support with medication adherence tuberculosis in public health service of Jekulo Kudus (p-value 0.039).

(7)

PENDAHULUAN

Tuberculosis paru (TB paru)

merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan

World Health Organitation (WHO,

2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta

populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, 2012)

Menurut World Health Organization sejak tahun 2010

hingga Maret 2011, di Indonesia tercatat 430.000 penderita TB paru dengan korban meninggal sejumlah 61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun 2009 yang mencapai 528.063 penderita TB paru dengan 91.369 orang meninggal (WHO Tuberculosis

Profile, 2012).

Di Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan jumlah menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah Cina dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberculosis di dunia. Diperkirakan terdapat 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang setiap tahunnya. Jumlah kejadian TB paru di Indonesia yang ditandai dengan adanya Basil Tahan Asam (BTA) positif pada pasien adalah 110 per 100.000 penduduk (Riskesdas, 2013).

Di Jawa Tengah angka penemuan penderita TB paru dengan BTA positif tahun 2005 sebanyak 14.227 penderita, dengan rata-rata kasus atau case detection

rate (CDR) sebesar 40,09%

meningkat menjadi 17.318 penderita dengan CDR 49,82% tahun 2006. Berdasarkan data terbaru di provinsi Jawa Tengah sebesar 107/100.000 penduduk yang terdeteksi atau case

detection rate (CDR) per kabupaten

capainnya dibawah rata-rata sebanyak 18 Kabupaten dengan angka terendah berada di Kabupaten Boyolali (Riskesdas, 2013).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus menyebutkan terjadi peningkatan kasus TB paru di Kabupaten Kudus pada tahun 2013. Angka kejadian TB paru pada tahun 2013 sebesar 130/100.000 penduduk, dengan tambahan kasus baru sebesar 53,72% dan persentase kasus tuberculosis yang dapat disembuhkan sebesar 89,3%. Puskesmas Jekulo adalah salah satu puskesmas di Kabupaten Kudus mengalami peningkatan penderita TB paru pada tahun 2012 angka CDR sebesar 55,1%, menjadi 60,9% pada tahun 2013 dan tahun 2014 meningkat menjadi 72,94% (Dinkes Kudus, 2013).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama

Mycobacterium tuberculosis

(Hiswani, 2004). Penularan melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil

tuberculosis paru (Depkes RI,

2012). Pengobatan TB paru dapat dilaksanakan secara tuntas dengan kerjasama yang baik antara penderita TB Paru dan tenaga kesehatan atau lembaga kesehatan, sehingga penyembuhan pasien dapat dilakukan secara maksimal (Aditama, 2006)

Penanganan TB paru oleh tenaga dan lembaga kesehatan dilakukan menggunakan metode

(8)

Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus (Septian Adi Nugroho)

4

Shortcourse (DOTS) atau observasi

langsung untuk penanganan jangka pendek. DOTS terdiri dari lima hal, yaitu komitmen politik, pemeriksaan dahak di laboratorium, pengobatan berkesinambungan yang harus disediakan oleh negara, pengawasan minum obat dan pencatatan laporan (Resmiyati, 2011).

Pasien tuberculosis yang menjalani tahap pengobatan di Puskesmas Jekulo pada bulan Agustus 2015 sebanyak 39 orang. Selama pengobatan terdapat pasien yang gagal sebanyak 16,6% yang artinya dari 39 orang penderita TB paru, lima diantara penderita tersebut, kembali berobat setelah

lost to follow up atau berhenti

berobat paling sedikit 2 bulan dengan pengobatan kategori 2 (kasus kambuh atau gagal dengan BTA positif) serta hasil pemeriksaan dahak menunjukkan BTA positif.

Keberhasilan

pengobatan tuberculosis tergantung pada pengetahuan pasien dan dukungan dari keluarga. Tidak ada upaya dari diri sendiri atau motivasi dari keluarga yang kurang memberikan dukungan untuk berobat secara tuntas akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk mengkonsumsi obat. Apabila ini dibiarkan, dampak yang akan muncul jika penderita berhenti minum obat adalah munculnya kuman tuberculosis yang resisten terhadap obat, jika ini terus terjadi dan kuman tersebut terus menyebar pengendalian obat tuberculosis akan semakin sulit dilaksanakan dan meningkatnya angka kematian terus bertambah akibat penyakit

tuberculosis (Amin dan Bahar,

2007).

Dari survei dengan cara observasi dan wawancara dengan lima orang penderita TB paru yang

gagal di wilayah kerja Puskesmas Jekulo, empat dari lima orang penderita mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang penyakit TB paru yang dideritanya, penderita hanya mengatakan bahwa penyakitnya hanya batuk biasa dan biasanya langsung sembuh sendiri. Selain itu penderita juga mengatakan tidak mengetahui tentang apa itu TB paru, apa gejalanya, bagaimana penularanya dan bagaimana cara pengobatannya. Penderita TB paru

mengatakan tidak tahu upaya apa yang harus dilakukan untuk menyembuhkan penyakitnya. Mereka juga tidak tahu jangka waktu

pengobatanya oleh karena itu mereka tidak disiplin dalam minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kepatuhan pengobatan penyakit TB paru masih sangat kurang. Hasil observasi menunjukan bahwa masalah utama para penderita adalah kurangnya perilaku hidup bersih antara lain rumah yang lembab, kurangnya pencahayaan pada siang hari dan lingkungan rumah yang kotor.

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga

(9)

menunjukkan bahwa dukungan dan perhatian keluarga terhadap kepatuhan minum obat penderita TB paru masih sangat kurang.

Dari survey pendahuluan di Puskesmas Jekulo didapatkan hasil banyaknya masalah ketidakpatuhan minum obat. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya penderita yang tidak cepat sembuh dan sakitnya semakin lama karena mereka tidak minum obat secara teratur, malas berobat dan kurangnya dukungan

keluarga. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka

peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan tuberculosis dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus”

METODELOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelalif dengan menggunakan pendekatan cross

sectional yaitu menggambarkan dan

menganalisis suatu fenomena yang disebabkan oleh fenomena lainnya pada waktu yang sama (Arikunto, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara pengetahuan penderita TB dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus.

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien TB di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus, yang berjumlah sekitar 39 orang pasien. Sampel penelitian adalah 39 pasien TB di

wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus dengan teknik sampling jenuh.

Adapun kriteria sample dalam penelitian ini adalah:

1) Kriteria Inklusi

a) Pasien TB yang tercatat menjalani pengobatan di

Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus.

b) Pasien telah mendapatkan pengobatan TB yaitu OAT. c) Bisa membaca, menulis, dan

berkomunikasi dengan baik. 2) Kriteria Ekslusi

a) Pasien yang mengalami kekambuhan, sehingga tidak dapat memberikan informasi kepada peneliti.

b) Pasien anak yang berusia dibawah 15 tahun.

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner.

Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini adalah bivariat. Untuk dapat menguji dan menganalisa data digunakan tehnik Fisher Exact Test.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Univariate Deskripsi Pengetahuan

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan

Pengetahuan Frek %

Kurang Cukup Baik

13 21 5

33% 54% 13%

(10)

Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus (Septian Adi Nugroho)

6

Deskripsi Dukungan Keluarga

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga Frek % Buruk Cukup Baik 7 23 9 18% 59% 23%

Total 39 100

Deskripsi Kepatuhan Minum Obat

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan Minum Obat Frek % Tidak patuh Patuh 23 16 59% 41%

Total 39 100

Analisis Bivariat

[image:10.612.130.304.362.686.2]

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat Pengetah uan Kepatuhan Minum Obat Total Tidak patuh Patuh

F % F % F %

Kurang 12 92 1 8 13 100

Cukup 11 52 10 48 21 100

Baik 0 0 5 100 5 100

Total 23 59 16 41 39 100

Data tabulasi silang pengetahuan dengan kepatuhan minum obat menunjukkan bahwa pada pengetahuan kurang sebagian besar tidak patuh yaitu sebanyak 12 responden (92%) dan 1 responden (8%) patuh. Selanjutnya pada pengetahuan cukup sebagian besar patuh yaitu 11 responden (52%) dan patuh sebanyak 10 responden (48%), sedangkan pada pengetahuan baik semua responden yaitu 5 responden (100%) patuh. Berdasarkan distribusi tersebut nampak bahwa semakin baik pengetahuan responden maka semakin patuh minum obat.

Hasil analisis uji Chi

Square diperoleh nilai χ2hitung

sebesar 13,535 dengan tingkat signifikansi (p-value) 0,001. Nilai signifikansi uji (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka keputusan uji adalah H0

ditolak sehingga disimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pasien tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kudus.

Hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat syarat-syarat uji Chi Square yang tidak terpenuhi yaitu terdapat 2 sel yang memiliki nilai expected cound (fh) kurang dari

5. Selanjutnya perlu dilakukan analisis lanjutan menggunakan asumsi Yates, yaitu dengan menggabungkan kategori salah satu variable penelitian. Variabel yang digambung kategorinya adalah variable pengetahuan karena terdiri dari 3 kategori. Penggabungan kategori pengetahuan yang semula terdiri dari kategori kurang, cukup dan baik selanjutnya diubah menjadi kategori kurang dan baik dengan kriteria baik jika skor lebih atau sama dengan rata-rata (mean) dan kurang jika skor kurang dari rata-rata (mean). Uji Chi Square lanjutan ternyata merupakan uji Chi Square 2x2 table sehingga disebut dengan uji Fisher Exact Test.

Hasil uji Fisher Exact Test hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat diperoleh nilai χ2hitung continuity correction

sebesar 7,235 dengan tingkat signifikansi (p-value) 0,007 dan lebih rendah dari 0,05 sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak.

(11)

pengetahuan maka semakin patuh mengkonsumsi obat.

[image:11.612.131.308.159.508.2]

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

Dukungan keluarga

Kepatuhan Minum Obat

Total Tidak

patuh

Patuh

Frek % Frek % Frek %

Buruk 7 100 0 0 7 100

Cukup 15 65 8 35 23 100

Baik 1 11 8 89 9 100 Total 23 59 16 41 39 100

Data tabulasi silang dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat menunjukkan bahwa pada dukungan keluarga buruk semuanya tidak patuh yaitu sebanyak 7 responden (100%). Selanjutnya pada dukungan keluarga cukup sebagian besar tidak patuh yaitu 15 responden (65%) dan patuh sebanyak 8 responden (35%), sedangkan pada dukungan keluarga baik sebagian besar responden patuh yaitu 8 responden (89%) dan tidak patuh sebanyak 1 responden (11%). Berdasarkan distribusi tersebut nampak bahwa semakin baik dukungan keluargamaka semakin patuh minum obat.

Hasil analisis uji Chi Square diperoleh nilai χ2hitung sebesar 13,762

dengan tingkat signifikansi (p-value) 0,001. Nilai signifikansi uji (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka keputusan uji adalah H0

ditolak sehingga disimpulkan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kudus.

Hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat syarat-syarat uji Chi Square yang tidak terpenuhi yaitu terdapat 2 sel yang memiliki nilai frekuens harapan (fh) kurang

dari 5 dan satu sel yang memiliki

frekuensi observasi (fo) = 0.

Selanjutnya perlu dilakukan analisis lanjutan menggunakan asumsi Yates, yaitu dengan menggabungkan kategori salah satu

variable penelitian. Variabel yang digambung kategorinya adalah variable dukungan keluarga karena terdiri dari 3 kategori. Penggabungan kategori dukungan keluarga yang semula terdiri dari kategori buruk, cukup dan baik selanjutnya diubah menjadi kategori kurang dan baik dengan kriteria baik jika skor lebih atau sama dengan rata-rata (mean) dan kurang jika skor kurang dari rata-rata (mean). Uji

Chi Square lanjutan ternyata

merupakan uji Chi Square 2x2 table sehingga disebut dengan uji Fisher

Exact Test.

Hasil uji Fisher Exact Test hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat diperoleh nilai χ2hitung continuity

correction sebesar 4,234 dengan

tingkat signifikansi (p-value) 0,035 dan lebih rendah dari 0,05 sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak.

Berdasarkan keputusan uji tersebut maka kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kudus, dimana semakin baik dukungan keluarga maka semakin patuh mengkonsumsi obat.

Pembahasan

Deskripsi Pengetahuan

Distribusi frekuensi pengetahuan responden menunjukkan distribusi tertinggi

(12)

Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus (Septian Adi Nugroho)

8

yang terjadi setelah individu tersebut

melakukan penginderaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang atau over behavior (Notoatmojo, 2007).

Beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan responden yang cukup adalah faktor pendidikan. Distribusi tingkat pendidikan responden menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan SMP dan SMA. Tingkat pendidikan responden yang cukup baik menyebabkan responden memiliki kemampuan untuk menyerap informasi-informasi tentang penyakit TBC dan cara pencegahannya. Informasi-informasi tentang penyakit TBC tersebut diperoleh dari media massa, informasi orang yang dipercaya (keluarga, saudara dan lain-lain) serta petugas kesehatan selama responden melakukan pemeriksaan.

Faktor lain yang berhubungan dengan pengetahuan responden tentang pengobatan tuberkulosis adalah adanya penyuluhan dari petugas kesehatan. Ketika pasien datang ke puskesmas untuk memeriksakan perkembangan kesehatannya dan mengambil obat, maka seringkali petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang cara-cara mengkonsumsi obat tuberkulosis dan dampaknya bagi kesehatan pasien. Penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan, walaupun tidak diberikan secara khusus, namun

karena berulang-ulang menyebabkan pengetahuan pasien

tuberkulosis tentang pengobatan

tuberkulosis meningkat (Notoatmodjo, 2007).

Deskripsi Dukungan Keluarga

Deskripsi dukungan keluarga menunjukkan distribusi tertinggi adalah cukup (59%). Keluarga memiliki fungsi afektif untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain yaitu fungsi

sosialisasi sebelum meninggalkan rumah serta

fungsi pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi (Friedman, 2010).

Dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah cukup, sedangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan dukungan keluarga antara lain hubungan pasien dengan keluarga. Distribusi hubungan responden dengan pasien menunjukkan sebagian besar responden adalah sebagai orang suami istri, hubungan responden dengan pasien adalah keluarga inti. Salah satu fungsi keluarga adalah melaksanakan praktek asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa atau merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan keperawatan mempengaruhi status kesehatan

(13)

Deskripsi Kepatuhan Minum Obat

Distribusi frekuensi kepatuhan minum obat responden

menunjukkan distribusi tertinggi tidak patuh (59%). Tingkat kepatuhan ini disebabkan adanya motivasi penderita terhadap proses penyembuhan penyakit. Timbulnya kejenuhan dalam proses pengobatan menyebabkan motivasi pasien untuk melaksanakan proses pengobatan berkurang. Hasil penelitiaan ini sesuai dengan penelitian yang meneliti kepatuhan penderita TB paru di Puskesmas Bojong I Kabupaten Pekalongan, penelitian ini menyimpulkan bahwa 53% pasien memiliki tingkat kepatuhan yang kurang terhadap pengobatan TB paru (Rejeki, 2003).

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat

Hasil uji Fisher Exact Test hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat disimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pasien tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kudus, dimana semakin baik tingkat pengetahuan maka semakin patuh mengkonsumsi obat.

Pengetahuan merupakan seluruh hasil atau yang ada pada seorang dari penginderaan terhadap sesuatu objek yang dipengharuhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek tersebut.Sumber pengetahuan sebagian besar di dapat dari pengindraan mengunakan telingga dan mata. Pengetahuan yang baik merupakan dasar seseorang untuk melakukan perilaku yang baik (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, faktor-faktor luar orang tersebut (lingkungan), baik fisik maupun non

fisik dan sosial budaya yang kemudian pengalaman tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan pada akhirnya terjadi perwujudan niat berupa perilaku. Dalam hal ini pengetahuan yang cukup akan juga mempengaharui seorang untuk melakukan sesuatu karena seorang akan mencari tau informasi yang yang ada disekitarnya. Semakin baik pengetahuan seorang maka seorang tersebut akan patuh dalam meminum obat anti tuberculosis sedangkan apabila pengetahuan seorang cukup maka maka seorang tersebut akan mencari tahu informasi sehingga seorang yang pengetahaun cukup akan juga patuh minum obat anti tuberculosis dan apabila pengetahuan kurang seorang dan tidak tahu informasi atau kurangnya informasi yang ada pada penyakitnya maka kemungkin besar seorang tersebut tidak akan patuh dalam minum obat anti tuberculosis (Nizar, 2010).

Hasil penelitia ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Jukulo Kudus. Hasil ini mendukung penelitian terdahulu yang menyimpulkan terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan meminum obat anti tuberculosis paru di Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jawa Barat (Friska, 2012).

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

(14)

Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus (Septian Adi Nugroho)

10

pasien tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kudus, dimana semakin baik dukungan keluarga maka semakin patuh mengkonsumsi obat.

Penyakit TB paru adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis.

Penularan utama penyakit TB paru adalah oleh bakteri yang terdapat dalam droplet yang dikeluarkan penderita sewaktu bersin bahkan bicara (Muttaqin, 2008). Bakteri ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membrana selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan lambat (Tabrani, 2010).

Waktu pengobatan yang lama menyebabkan penderita sering terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan, antara lain merasa sudah sehat atau faktor ekonomi. Akibatnya adalah pola pengobatan harus dimulai dari awal dengan biaya yang bahkan menjadi lebih besar serta menghabiskan waktu berobat yang lebih lama (Riskesdas, 2013).

Dukungan keluarga memilki hubungan dengan kepatuhan minum obat pasien TB dimana dia menyatakan PMO sebaiknya adalah anggota keluarga sendiri yaitu anak atau pasanganya dengan alasan lebih bisa dipercaya. Selain itu adanya keeratan hubungan emosional sangat mempengaruhi PMO selain sebagai pengawas minum obat juga memberikan dukungan emosional kepada penderita TB (Gendhis, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pengetahuan penderita tuberculosis tentang dengan kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kudus sebagian besar adalah cukup (54%).

2. Dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kudus sebagian besar adalah cukup (59%).

3. Kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kudus sebagian besar adalah tidak patuh (59%).

4. Terdapat hubungan

pengetahuan penderita tuberculosis dengan kepatuhan

minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kudus (p-value 0,003).

5. Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Jekulo Kudus (p-value 0,039).

Saran

1. Bagi Puskesmas

Petugas Puskesmas memiliki peran dalam meningkatkan

pengetahuan tentang pengobatan pada pasien

tuberculosis paru. Peningkatan pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya mematuhi konsumsi obat pada pasien tuberculosis paru, sehingga peningkatan pengetahuan pasien tuberculosis

(15)

obat pasien tuberculosis paru. 2. Bagi Pasien

Pasien tuberculosis paru hendaknya menjaga motivasi dan semangatnya dalam melaksanakan pengobatan. Pasien hendaknya mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga memiliki keyakinan terhadap kesembuhan penyakitnya dan berdampak pada peningkatan semangatnya dalam proses pengobatan.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat yang memiliki anggota keluarga atau tetangga pasien tuberculosis hendaknya mendukung proses pengobatan pasien tuberculosis, salah satunya dengan mengingatkan pasien tuberculosis tentang masa pengotannya, misalnya segera mengingatkan ketika obat yang dikonsumsi sudah mulai habis.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan obyek yang

sama, hendaknya menambahkan faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien tuberculosis, misalnya faktor motivasi, dukungan petugas kesehatan dan lain-lain sehingga diketahui faktor manakah yang paling dominant berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien tuberculosis.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. 2006. Tuberculosis

Diagnose Terapi dan Masalahnya. Edisi IV.

Jakarta : Yayasan penerbit ikatan Dokter Indonesia

Amin, Z dan Bahar, A. 2007.

Pengobatan TB Paru.

Jakarta: EGC.

Arifin N. 2015. Penatalaksanaan TB

MDR danStrategi DOTS Plus. Jakarta: Departemen

Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RSUP Persahabatan.

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asmariani, S. 2012. Faktor-faktor yang Menyebabkan Ketidakpatuhan Penderita TB Paru Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Kecamatan Temilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal

Penelitian. Riau. PSIK

Universitas Riau.

Aziz, Alimul, Hidayat., 2007. Metode

Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Merdeka.

Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 2008 Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberculosis. Jakarta:

Depkes RI

Depkes RI, 2012. Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberculosis. Jakarta:

Depkes RI

Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. 2013. Laporan Progam Penanggulangan

(16)

Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus (Septian Adi Nugroho)

12

Kudus Tahun 2012-2014.

Kudus: Dkk Kudus

Dinkes Prov. Jateng. 2010. Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009.

Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah

Friedman M. 2010. Buku Ajar

Keperawatan Keluarga: Riset, Teori & Praktik. Alih

bahasa oleh Achir Yani S. Jakarta: EGC.

Friska, J. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberculosis pada Pasien Tuberculosis Paru di Puskesmas Kecamatan Jatinegara.

Publikasi Penelitian.

Bekasi: Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Kesehatan Medistra Indonesia.

Gendhis I.D. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Pasien dan Dukungan

Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

pada Pasien TB Paru di BKPM Pati. Jurnal

Penelitian. Semarang:

Progdi S1. Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.

Hiswani. 2004. Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit Menular dan Lingkungan Pemukiman. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Jhonson R – Lenny R, 2010.

Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep

Keluarga. Yogyakarta :

Nuha Medika

Juwita. R. H. 2010. Hubungan Kinerja Pengawas Minum Obat (PMO) dengan Keteraturan Berobat Pasien TB Paru Strategi DOTS di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Publikasi Penelitian.

Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Kemenkes RI. 2011. Strategi

Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2011-2014.

Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Lingkungan, Departemen Kesehatan RI.

Luluk. F.S. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru di Puskesmas. Naskah Publikasi. Surakarta:

Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Univeritas.

Mubarak. 2006. Ilmu Keperawatan

Komunitas. Jakarta: CV.

Sagung Seto.

(17)

Niven, Neil. 2002. Psokologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat Profesional Kesehatan Lain Edisi 2. Alih Bahasa: Agung Waluyo. Editor Monica Ester. Jakarta: EGC

Nizar, M. 2010. Pemberantasan dan Penanggulangan

Tuberculosis. Gosyan Publishing: Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2010. Konsep dan

Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta

: Salemba Medika Nursalam 2008. Konsep

dan Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta

: Salemba Medika

Pasek, Made Suadnyani. Dkk. Hubungan Persepsi Dan Tingkat Pengetahuan Penderita Tuberkulosis dengan Kepatuhan Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng 1. Jurnal Magister

Kedokteran Keluarga Vol. 1, No. 1, hal: 14-23.2013

Price S & Wilson L. 2005.

Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-proses Penyakit.

Jakarta: EGC.

Rejeki, H. 2003. Hubungan antara Peran Pengawas Menelan Obat dengan Tingkat Kepatuhan Berobat pada

Penderita TB Paru di Puskesmas Bojong I Kabupaten Pekalongan.

Jurnal Penelitian.

Semarang: STIKES Telogorejo.

Resmiyati. 2011. Beberapa masalah

klinis dan penyakit ISPA pada bayi dan anak.

Kumpulan makalah pada lokakarya nasional ke 1. Cipanas 2011

Riset Kesehatan Dasar. 2013.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2010. Jakarta RI.

Sibuea H. 2005. Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Sitepu, M.Y. 2009. Karakteristik Penderita TB Paru Relapse yang Berobat di Balai Pengobatan PenyakitParu-paru (BP4) Medan. Jurnal

Penelitian. Medan:

Fakultas Kedokteran USU.

Sugiyono, 2012. Statistika Untuk

Penelitian, Alfabeta,

Bandung.

Tabrani. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: TIM.

Taufiq. A. 2009. Tuberkulosis Paru.

Jakarta: Universitas Indonesia. Laporan Klinik

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Wawan, Dewi. 2011. Teori dan

(18)

Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus (Septian Adi Nugroho)

14

Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:

Nuha Medika

WHO. 2012. Tuberculosis Profile. www.who.int/tb/data.

diakses tanggal 5 Desember 2011.

*Septian Adi Nugroho: Mahasiswa

S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura

** H.M Abi Muhlisin, SKM., M. Kep:

Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura.

** Vinami Yulian, S.Kep, NS, Msc:

Gambar

Tabel 4.  Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum pengetahuan minum obat menunjukkan bahwa pada pengetahuan kurang sebagian besar tidak patuh yaitu sebanyak 12 responden (92%) dan 1 responden (8%) pengetahuan cukup sebagian besar patuh yaitu 11 respond
Tabel 5.  Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

Referensi

Dokumen terkait

yang sama dan ada juga mutu yang lebih baik.. Faditlah Advertising Palembang harus dapat menyaingi perusahaan lain untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan menetapkan harga

The objectives of the study are aimed to describe teaching learning process on Writing Skill at English department of Muhammadiyah University of Surakarta; especially on

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaman aktinomiset menggunakan dua pendekatan yaitu dengan cara isolasi koloni ( culturable ) dan metagenomik DGGE (total

Kebijakan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Abdya dalam membina kerukunan umat beragama seperti kegiatan dan program untuk umat muslim di Aceh Barat Daya dalam

After analyzing the story the writer concluded that Bhisma’s character are skillful and clever, brave, heroic and great warrior, wise, love for and caring of his family and

Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku wakil dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing skripsi yang tidak henti-hentinya

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Focus Group Discussion (FGD) karena pada saat dilakukan survey dan pendekatan ditemukan

Selain itu kami juga memberikan pengetahuan sekaligus pelatihan kepada mayarakat mengenai pengoptimalan sumber daya yang ada di Desa ini yaitu penggunaan air nira dan batang pisang