• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMK NEGERI 1 TUHEMBERUA KABUPATEN NIAS UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMK NEGERI 1 TUHEMBERUA KABUPATEN NIAS UTARA."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DI SMK NEGERI 1 TUHEMBERUA

KABUPATEN NIAS UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ALI YUSUF ZAI NIM. 8146132002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

ALI YUSUF ZAI. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. Tesis Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tugas operasional kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang diterapkan di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara, Peran guru dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara, Peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan deskripsif kualitatif yang bersifat eksploratif. Instrumen yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner tentang manajemen berbasis sekolah. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan komite sekolah terkait dengan peran dalam manajemen berbasis sekolah, dan kuesioner diberikan kepada seluruh guru SMK Negeri 1 Tuhemberua. Hasil wawancara dari kepala sekolah dan komite sekolah dideskripsikan secara narasi. Hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah telah dilaksanakan sebaik mungkin tetapi masih ada kendala di mana masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Peran komite juga dalam manajemen berbasis sekolah selalu mendukung kegiatan kepala sekolah dengan membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Implementasi Manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Kendala yang utama adalah kurangnya pemahaman orang tua siswa tentang manajemen berbasis sekolah, orang tua siswa mempercayakan penuh komite dalam kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, tetapi sering memberikan isu yang tidak jelas sehingga terjadi kesalahpahaman antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Dengan kondisi demikian sebagai Peneliti memberikan solusi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh orang siswa dengan pihak sekolah dalam memahami manajemen berbasis sekolah adalah dengan mengundang orang tua siswa melalui komite sekolah dan dipandu oleh kepala sekolah dalam rapat perdana untuk memberikan pemahaman kepada orang tua pentingnya manajemen berbasis sekolah dan tujuannya dilaksanakan disekolah.

Kata Kunci: Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, Manajemen Berbasis Sekolah.

(6)

ABSTRACT

ALI YUSUF ZAI. Implementation of School Based Management in SMK Negeri 1 Tuhemberua North Nias. A Thesis Postgraduate Program State University of Medan. 2016.

This study aims to describe the implementation of school-based management in SMK Negeri 1 Tuhemberua North Nias. As the focus of this study is the operational duties of the principal in the implementation of school-based management is implemented in SMK Negeri 1 Tuhemberua North Nias Regency, the role of teachers in the implementation of school-based management in SMK Negeri 1 Tuhemberua North Nias Regency, The Role of the School Committee in the implementation of management school based at SMK Negeri 1 Tuhemberua North Nias. The approach used in this study qualitative approach deskripsif explorative. The instruments used were interviews and questionnaires about school-based management. Interviews were conducted with principals and school committees associated with a role in school-based management, and questionnaires given to all teachers of SMK Negeri 1 Tuhemberua. The results of interviews of principals and school committees are described in the narrative. The results of interviews with the principals that the implementation of school-based management has been implemented as possible but there are still obstacles where there is a lack of public knowledge about the implementation of school-based management. The role of the committee is also in school-based management has always supported activities of principals by helping provide insight to the public about the implementation of school-based management. School-based management implementation in SMK Negeri 1 Tuhemberua not really running well. The main obstacle is the lack of understanding of parents of school-based management, the parents entrust the full committee of the activities carried out in schools, but often give issues that are not clear so that there is a misunderstanding between the school and parents. In such conditions as Researcher provide solutions as an alternative to solving the problems faced by the students to the school in understanding school-based management is to invite the parents through the school committee and guided by the principal in the first meeting to provide insight to parents the importance of management based school and objectives implemented in schools.

Keywords : Principals, Teachers, School Committee, School Based Management .

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis telah dapat

menyelesaikan penulisan tesis dengan berjudul “Implementasi Manajemen

Berbasis Sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini mengalami banyak

kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai

pihak akhirnya Penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik. Oleh

karena itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua

staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama Penulis mengikuti

perkuliahaan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd selaku pembimbing I, dan Bapak Dr. Arif

Rahman, M.Pd selaku pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada Penulis dalam penulisan tesis ini.

4. Bapak Dr. Darwin, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd

selaku Ketua Program Studi dan Sekertaris Program Studi Admnistrasi

pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, Dr. Darwin, M.Pd dan Dr. Zulkifli

Matondang, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak memberikan

(8)

6. Para Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang

membekali Penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

7. Bapak Bupati Nias Utara yang telah memberikan bantuan berupa Tugas

Belajar dan Beasiswa S2 Administrasi Pendidikan bagi Penulis sehingga

dapat menimbang ilmu di Universitas Negeri Medan.

8. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Utara yang telah

memberikan izin dan membantu Penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Bapak Kepala Sekolah, para Guru dan Komite SMK Negeri 1 Tuhemberua

yang telah banyak memberikan informasi yang dibutuhkan Penulis seputar

kajian dalam tesis ini.

10. Orang tua tercinta Adina Zega dan mertua tercinta Sinta Tua Br. Situmorang

dan seluruh keluarga besar yang tak bosan-bosannya memberikan dukungan

dan do’a dengan segala sikap penuh pengertian dan kasih sayang.

11. Istri tercinta Feprina Pandiangan dan Anak-anak yang tiada hentinya

memberikan doa dan dukungan serta motivasi kepada Penulis.

12. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan

bantuan moral dan motivasi dalam menyelesaikan perkuliahan dan penulisan

tesis ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

(9)

kepada semua pihak yang turut membantu Penulis dalam menyusun tesis ini, akhir

kata, Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya

kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten Nias Utara.

Medan, Mei 2016

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

2.1.1 Tugas Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ………. 9

2.1.2 Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah . 12 2.1.3 Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah ... 16

2.1.4 Implementasi dan Konsep Manajemen Berbasis Sekolah …... 19

2.1.5 Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah ……….... 25

2.1.6 Tujuan Manjemen Berbasis Sekolah ……… 26

2.1.7 Tahap-tahap Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ……. 28

2.1.8 Koordinasi dalam Manajemen Berbasis Sekolah ………. 29

2.2 Kerangka Berpikir …..……….. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 34

3.1 Subjek Penelitian ……….. 34

3.2 Teknik Pengumpulan Data ……….. 35

(11)

3.4 Keabsahan Penelitian ……… 45

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ………. 46

4.1 Paparan Data ………. 46

4.1.1 Tugas Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ……….. 46

4.1.2 Peran Guru Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ……… 60

4.1.3 Peran Komite Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ……… 72

4.2 Hasil Penelitian ……… 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 84

5.1 Simpulan ………... 84

5.2 Saran ………. 87

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kelompok kegiatan pramuka SMK Negeri 1 Tuhemberua …. 91

Gambar 2 Guru sedang melakukan pengisian kuesioner penelitian ……. 91

Gambar 3 Pada saat melakukan wawancara dengan kepala sekolah …… 92

Gambar 4 Pada saat melakukan wawancara dengan ketua komite

Sekolah SMK Negeri 1 Tuhemberua ………... 92

Gambar 5 Pada saat melakukan wawancara dengan sekertaris komite

Sekolah SMK Negeri 1 Tuhemberua ………... 93

Gambar 6 Pada saat melakukan wawancara dengan bendahara komite

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Dokumentasi pada saat melakukan penelitian ………. 91

2. Wawancara Kepala Sekolah ……… 94

3. Wawancara Ketua Komite Sekolah ……….... 113

4. Wawancara Sekertaris Komite Sekolah ..……….... 116

5. Wawancara Bendahara Komite Sekolah ……….... 120

6. Tugas Kepala Sekolah dalam MBS ……… 123

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam

menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan

zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

pengelolaan dan manajemennya dan sumber daya manusia yang handal yang

membidangi pendidikan itu sendiri. Namun dengan demikian, pendidikan di

Indonesia belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Salah satu

permasalahannya adalah rendahnya kualitas proses dan hasil pendidikan pada

setiap jenjang dan satuan pendidikan yang ada. Pemerintah terus melakukan

pembenahan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan

mengkaji ulang kurikulum dan pelatihan bagi guru-guru serta studi banding

antar kepala sekolah sehingga kedepan mutu pendidikan semakin membaik.

Dalam kondisi apapun komitmen pemerintah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan hendaknya tidak berubah, pemerintah terus berusaha

meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan. Pada tahun 1999 pemerintah

mengadopsi pemikiran baru dari Negara-negara maju dibidang pendidikan

yakni school based manajemen (SBM) yang dikenal sebagai manajemen

berbasis sekolah (MBS) sebagai upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan

masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi (Mulyasa, 2004).

Bank Dunia (1999) dalam Mulyasa (2004:11) memberikan pengertian bahwa

manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk alternatif sekolah dalam

(15)

luas ditingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka kebijakan

pendidikan nasional. Berkaitan dengan manajemen Gaffar dalam Mulyasa

(2004:29) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti

sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik, dan komprehensif

dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Konsep ini mengacu pada teori effective school yang lebih

memfokuskan diri pada perbaikan proses pendidikan. Beberapa indikator yang

menunjukkan karakter dari konsep manajemen ini antara lain lingkungan

sekolah yang aman dan tertib, sekolah memiliki misi dan target mutu yang

ingin dicapai, sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, adanya harapan yang

tinggi dari personel sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa) untuk

berprestasi. Pengembangan konsep MBS didesain untuk meningkatkan

kemampuan sekolah dalam mengelola perubahan pendidikan kaitannya dengan

tujuan keseluruhan, kebijakan, strategi perencanaan, inisiatif kurikulum yang

telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan. Pendidikan ini

menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh komponen sekolah;

kepala sekolah, guru dan staf administrasi termasuk orang tua dan masyarakat.

Secara umum, manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu upaya

pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan

ilmu dan teknologi, yang ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam GBHN

(Mulyasa, 2004:11). Secara konseptual MBS dipahami sebagai salah satu

alternatif pilihan formal untuk mengelola struktur penyelenggaraan pendidikan

yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah sebagai unit utama.

(16)

sebagai elemen paling mendasar, untuk meningkatkan kualitas hasil

pendidikan.

Kepala sekolah harus tampil sebagai koordinator dari sejumlah orang

yang mewakili berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat untuk

memberikan masukan dan saran-saran perbaikan. Sementara sekolah secara

profesional harus terlibat dalam setiap proses perubahan melalui penerapan

prinsip-prinsip pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan

penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain. Sistem

kompetisi tersebut mendorong sekolah untuk terus meningkatkan diri,

sedangkan penghargaan akan dapat memberikan motivasi dan meningkatkan

kepercayaan diri setiap personil sekolah, khususnya siswa. Jadi sekolah harus

mengontrol semua sember daya termasuk sumber daya manusia yang ada dan

lebih lanjut harus menggunakan secara lebih efisien sumber daya tersebut untuk

hal-hal yang bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.

Kekuatan manajemen pendidikan diarahkan untuk lebih

memberdayakan sekolah sebagai unit pelaksanaan terdepan dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Stoner dalam

Mustari (2014:2) manajemen sebagai suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk

menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai

tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas. Dimaksudkan agar sekolah

lebih mandiri dan bersikap kreatif, dapat mengembangkan iklim kompetitif

antarsekolah di wilayahnya, serta bertanggung jawab terhadap stakeholders

(17)

menjadi dewan sekolah. Dalam pelaksanaannya, manajemen pendidikan harus

lebih terbuka, accountable, mengoptimalkan partisipasi orang tua dan

masyarakat, serta dapat mengelola semua sumber daya yang tersedia di sekolah

dan lingkungannya untuk digunakan seluas-luasnya bagi peningkatan prestasi

siswa dan mutu pendidikan pada umumnya.

Pelaksanaan MBS secara efektif dan efisien menuntut seorang kepala

sekolah yang memiliki pandangan luas tentang sekolah dan pendidikan.

Wibawa kepala sekolah harus ditumbuh kembangkan dengan meningkatkan

sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan hubungan

manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif. Kepala

sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam

meningkatkan proses belajar mengajar, dengan melakukan supervisi kelas,

membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu,

kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi

banding antar sekolah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala

sekolah lain.

Pelaksanaan MBS juga menuntut guru untuk berkreasi dalam

meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah teladan dan panutan langsung

peserta didik di kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala

kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi pelajaran. Guru juga

harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik mulai jadwal pelajaran,

pembagian tugas peserta didik, kebersihan dan ketertiban kelas, pengaturan

tempat duduk peserta didik dan penempatan media pembelajaran pada

(18)

tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang

optimal, namun tetap pada kondisi yang menyenangkan (Mulyasa, 2004:42).

Berdasarkan informasi tersebut, menimbulkan rasa ingin tahu

bagaimana pelaksanaan MBS di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kecamatan

Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya

terlihat pelaksanaan MBS yang masih beragam di lapangan, kurangnya

pengetahuan kepala sekolah, guru, orang tua murid, seperti apa pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah. Kurangnya pengetahuan tersebut mengakibatkan

rendahnya partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam mendorong

pelaksanaan MBS dalam praktek pengelolaan pendidikan di sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang berkaitan dengan berbagai

persoalan yang melingkupi implementasi MBS, maka deskripsi faktual tentang

kinerja kolektif penerapan MBS yang memberdayakan kepala sekolah, guru,

siswa, pegawai TU, dan komite sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua

Kabupaten Nias Utara dalam konteks manajemen pendidikan merupakan

fenomena yang sangat urgen untuk diungkap melalui penelitian dengan judul

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMK Negeri 1

Tuhemberua Kabupaten NiasUtara”

1.2 Fokus Penelitian.

Penelitian ini difokuskan pada deskripsi implementasi manajemen

berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara dengan

subfokus, yaitu (1) tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen

(19)

sekolah, (3) dan peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, maka

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kegiatan operasional apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam

pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang diterapkan di SMK

Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara?

2. Peran apa saja yang dilakukan guru tentang pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara?

3. Peran apa saja yang dilakukan komite sekolah dalam pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten

Nias Utara?

1.4 Tujuan Hasil Penelitian

Tujuan umum penelitian ini ialah mendeskripsikan dan menjelaskan

pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua

Kabupaten Nias Utara. Sedangkan, tujuan khusus penelitian ialah:

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan tugas operasional kepala sekolah dalam

pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang diterapkan di SMK

Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten Nias Utara.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan peran guru dalam pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten

(20)

3. Mendeskripsikan peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah di SMK Negeri 1 Tuhemberua Kabupaten

Nias Utara?

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu teoritis dan

praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya teori-teori manajemen

pendidikan dalam kaitannya dengan manajemen berbasis sekolah. Melalui

penelitian yang dilakukan ini dapat diungkapkan keragaman model

implementasi manajemen berbasis sekolah sesuai dengan kultursosial dan

kebutuhan sekolah yang dapat memperkaya keragaman pengimplementasian

manajemen berbasis sekolah. Dengan mengkaji pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah, dapat dipahami secara utuh wujud pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah.

Secara praktis, penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan manfaat

praktis bagi praktek pengelolaan pendidikan di sekolah dengan pendekatan

manajemen berbasis sekolah dilihat dari segi (1) perencanaan pendidikan dan

(2) proses pendidikan. Dari segi perencanaan pendidikan, hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan masukkan bagi kepala sekolah dan guru dalam

melakukan suatu perencanaan pendidikan yang tepat dan efektif. Implementasi

manajemen berbasis sekolah yang tepat, bergantung pada informasi yang

reliabel. Informasi semacam ini salah satunya dapat diperoleh dari hasil

penelitian empirik di sekolah. Agar penerapan manajemen berbasis sekolah

(21)

1.6 Batasan Istilah

Untuk menyamakan persepsi antar penulis dengan pembaca mengenai

judul penelitian, maka Penulis menguraikan batasan istilah yang berhubungan

dengan pokok-pokok masalah penelitian:

a. Implementasi adalah suatu tindakan dari sebuah rencana yang sudah

disusun secara matang dan terperinci atau suatu kegiatan yang direncanakan

dan dilaksanakan dengan serius mengacu pada aturan-aturan tertentu untuk

mencapai suatu tujuan kegiatan.

b. Manajemen berbasis sekolah merupakan suatu konsep yang menawarkan

otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka

meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat

mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama

yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.

c. Peran kepala sekolah, guru dan komite sekolah dalam manajemen berbasis

sekolah adalah terbatas pada bidang perencanaan dan evaluasi, kurikulum,

ketenagaan, keuangan, sarana prasarana, layanan siswa, hubungan

(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Yang menjadi simpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen berbasis adalah dalam

pelaksanaan kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan visi, misi dan tujuan

sekolah serta pelaksanaan evaluasi setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Penataan administrasi umum, guru dan pegawai telah terlaksana, begitu

juga dengan pengembangan kurikulum yang berlaku di sekolah

disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan juga keputusan pemda

setempat. Pemberian tugas kepada PNS dan non PNS disesuaikan dengan

latar pendidikan secara terbuka serta pengangkatan guru dilakukan secara

terbuka sesuai peraturan yang telah ditetapkan bersama, guru diwajibkan

untuk mengikuti pelatihan ditingkat kabupaten dan propinsi sesuai

instruksi dari kepala sekolah. Kebutuhan sekolah disesuaikan dengan

perencanaan awal serta segala kegiatan yang memerlukan pendanaan

dipertanggung jawabkan secara terbuka. Penyediaan kebutuhan sekolah

disesuikan dengan perencanaan awal secara bertahap, serta melakukan

perbaikan dan perawatan sarana sekolah secara kontinu dan berkelanjutan.

Dalam penerimaan siswa baru pihak sekolah melakukan sosialisasi dan

mengendarkan brosur pendaftaran secara berkala, kegiatan ekstrakurikuler

dilaksanakan sesuai dengan hasil keputusan bersama kepala sekolah, guru

dan pihak komite sekolah. Melakukan renovasi pengurus komite setiap

(23)

sekolah telah berjalan sesuai dengan hasil keputusan, bagi yang

melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi berupa teguran lisan dan

tulisan, serta ikut mengambil bagian dalam kegiatan sosial dimasyarakat

2. Peran guru dalam manajemen berbasis sekolah adalah dalam

pelaksanaan kegiatan rapat semester dan tahunan sudah dilaksanakan,

mengevaluasi setiap kegiatan dan ikut diwajibkan mengikuti seminar yang

dilaksanakan oleh pihak sekolah. Setiap melaksanakan proses belajar

mengajar perangkat, bahan ajar dan metode yang digunakan telah

dipersipakan dengan baik, guru juga terlibat dalam mengawasi kegiatan

ekstra kurikuler sekolah. Tugas yang dibebankan kepada guru sudah

dilaksanakan, serta media yang mendukung proses belajar juga digunakan

serta mengajak siswa melakukan diskusi terkait materi yang masih kurang

dipahami. Keputusan yang disepakati dalam kegiatan pembelajaran wajib

untuk dilaksanakan. Penggunaan fasilitas sekolah disesuaikan dengan

kebutuhan saat mengajar dan mengawasi semua peralatan sekolah selama

melakukan kegiatan yang dimaksud. Dalam menerimaan siswa baru guru

ikut ambil bagian termasuk dalam MOS, apel pagi, layanan bimbingan

bagi siswa yang bermasalah dan pemberian sanksi bagi siswa yang

melanggar peraturan sekolah. Ikut mendukung kegiatan sosial

dimasyarakat, serta dapat menjadi penghubung antara orang tua dengan

sekolah. Ikut dalam menjaga iklim yang kondusif di dalam sekolah.

3. Peran komite dalam manajemen berbasis sekolah adalah merupakan

penyambung tangan kepala sekolah, pemberi pertimbangan, pendukung,

(24)

kebutuhan sekolah. Pihak komite mengusulkan kepada kepala sekolah

tentang perekrutan GTT. Ikut berpartisipasi aktif dalam menggalang dana

untuk mendukung kegiatan sekolah. Memberikan masukan untuk

digunakan fasilitas sekolah dalam proses pembelajaran. Berperan dalam

pengambilan keputusan bagi siswa yang bermasalah dan memberikan

pengertian kepada orang tua siswa apabila siswa sering melakukan

pelanggaran tata tertib di sekolah. Menjalin hubungan antara orang tua

siswa dengan pihak sekolah agar berjalan dengan baik. Proaktif dalam

mendukung kestabilan iklim sekolah.

4. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMK Negeri 1

Tuhemberua tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Kendala yang utama

adalah kurangnya pemahaman orang tua siswa tentang manajemen

berbasis sekolah, orang tua siswa mempercayakan penuh komite dalam

kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, tetapi sering memberikan isu yang

tidak jelas sehingga terjadi kesalah pahaman antara pihak sekolah dengan

orang tua siswa. Dengan kondisi demikian sebagai peneliti memberikan

solusi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh orang

siswa dengan pihak sekolah dalam memahami manajemen berbasis

sekolah adalah dengan mengundang orang tua siswa melalui komite

sekolah dan dipandu oleh kepala sekolah dalam rapat perdana untuk

memberikan pemahaman kepada orang tua pentingnya manajemen

berbasis sekolah dan tujuannya dilaksanakan disekolah. Kepala sekolah

menjelaskan sedetail mungkin tentang tugas kepala sekolah, guru, komite

(25)

demikian orang tua dan pihak sekolah sama-sama mengerti dan menjaga

hubungan yang baik sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan

kondusif untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh sekolah.

5.2. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian adalah hendaknya

penelitian ini dikembangkan lagi sesuai dengan bidang garapannya sehingga

dapat memberikan kontribusi kepada pihak yang terkait dalam pengambilan

suatu keputusan yang bertujuan memajukan dunia pendidikan.

1. Untuk kepala sekolah hendaknya penelitian ini menjadi bahan masukan

sebagai langkah awal dalam mengambil sebuah keputusan pada

pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Kepala sekolah sebagai

pemimpin harus mampu memberikan teladan dan disenangi masyarakat

dengan kinerja yang terbuka dan transparan sehingga tidak menimbulkan

kecurigaan masyarakat terhadap sekolah yang menjadi wadah menuntut

ilmu pengetahuan. Dalam melaksanakan manajemen berbasis sekolah, hal

utama yang harus dilakukan kepala sekolah adalah mengadakan rapat

bersama dengan orang tua dalam membahas hal-hal yang berkaitan

dengan manajemen berbasis sekolah sehingga orangtua siswa dapat

memahami dan mengerti pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

2. Untuk guru hendaknya penelitian ini menjadi bahan acuan dalam

melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik generasi masa

depan berpedoman pada aturan yang berlaku sehingga desain kegiatan

pembelajaran menyenangkan bagi siswa dan tidak terlepas dalam

(26)

mengikuti pelatihan harus mampu dikonstruksi menjadi sebuah pelajaran

bagi siswa sehingga siswa termotivasi dalam belajar.

3. Untuk komite sekolah hendaknya penelitian ini menjadi bahan

pertimbangan dalam mengembang tanggung jawab sebagai mitra sekolah

dalam menyampaikan keluhan sekolah kepada orang tua siswa dengan

berbagai cara yang ditempuh sesuai dengan peraturan yang berlaku

terlebih-lebih dalam memajukan sekolah dalam mencapai visi dan misi

sekolah yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, guru, komite sekolah

dan orang tua siswa.

4. Untuk Dinas Pendidikan terkait dengan pelaksanaan manajemen berbasis

sekolah terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada kepala sekolah dan

guru sehingga kepala sekolah dan guru memahami betul bagaimana

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi

Revisi IV. Rineke Cipta.

Bogdan, Robert C. dan Sari Knopp Biklen. 1998. Qualitative Research for

Education. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Depdiknas. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Departemen Pendidikan

Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah

Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Pertama.

Fatah, Nanang Dan H. Mohammad Ali. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. (Buku

Materi Pokok PGSD/Modul). Jakarta: Universitas Terbuka.

Fattah, N dan Ali, M. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas

Terbuka

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009.Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya

Masaong, Abdul Kadim dan Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Cetakan

III. Malang: Sentra Media.

Mustari, Mohamad. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta, Raja Grafindo Persada

Nasution, S. 1996. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:Tarsito.

Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi. Jakarta:

Grasindo.

(28)

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Soewadji, Lazaruih. 1987. Kepala Sekolah Dan Tanggung

jawabny.Salatiga:Kanisius.

Suprihatin, 2004. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT UNNES Press

Suryasubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwandi. 2011. Kajian Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Pada

Pendidikan Menengah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17,

Nomor 4, Juli 2011.

Tim Pascasarjana Unimed. 2014. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis

& Disertasi. Universitas Negeri Medan, Tidak diterbitkan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Program

Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000-2004. Jakarta.

Usman, Moh. Uzer. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Gambar

Gambar 1 Kelompok kegiatan pramuka SMK Negeri 1 Tuhemberua …. 91

Referensi

Dokumen terkait

1) Bahan masukan bagi pendidik dan kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dalam rangka meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan manajemen

Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah apakah Kepemimpinan Kepala sekolah dalam manajemen berbasis sekolah berpengaruh pada mutu pendidikan di SMK Karya Utama

Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.. di Madrasah Tsanawiyah

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa impelementasi manajemen berbasis sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada kategori baik yang ditunjukkan dengan; (1)

Adapun yang dibahas berkaitan dengan fokus penelitian meliputi: (1) Pemahaman kepala sekolah tentang manajemen berbasis sekolah (2) Visi Kepala Sekolah dalam peningkatan mutu

Peran Kepala Sekolah SD Negeri Ngawen III dalam implementasi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang meliputi .proses belajar mengajar, pengelolaan kurikulum;

Abstrak : Penelitian ini mengkaji tentang manajemen hubungan sekolah dan masyarakat di SMK Negeri 3 Makassar. Fokus penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen hubungan

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam MenerapkaN Manajemen Berbasis Sekolah Pada SD Negeri 2 Gunung Samarindn Kabupaten Abdya.Universitas Syiah Kuala.. Pemimpin dan Kepemimpinan