• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII MTS AMDA PERCUT SEI TUAN T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII MTS AMDA PERCUT SEI TUAN T.A. 2014/2015."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII MTS AMDA PERCUT

SEI TUAN T.A. 2014/2015

Oleh : Afrodita Munthe NIM 4111311001

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

RIWAYAT HIDUP

Afrodita Munthe adalah anak pertama dari empat bersaudara. Lahir di Aek

Marbatu pada tanggal 13 Oktober 1993. Ayah bernama Amirsyah Munthe dan ibu

bernama Mardiah Ritonga. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 112299

Bandar Durian dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan

sekolah di MTs Negeri Aek Natas dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis

melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Aek Natas dan lulus tahun 2011. Pada

tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah

dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Segi Empat Di

Kelas VII MTs Amda Percut Sei Tuan T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada Bapak Pardomuan NJM Sinambela, S.Pd, M.Pd selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran

guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Dr. W. Rajagukguk, M.Pd, dan Ibu Dra. Katrina

Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran

mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D

selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen

serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak

membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai

di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak

Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,

M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,

M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ibu Nila Andriani Hutasuhut, S.Pd selaku guru bidang studi

matematika MTs Amda Percut Sei Tuan yang telah banyak membantu penulis

selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

(5)

v

motivasi, do’a, semangat dan pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan

demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, juga kepada

Adik-adik tersayang Ariska Dewi Munthe, Mulia Agus Salim Munthe dan Ripal

Dermawan Munthe. Ucapan terima kasih spesial kepada Iwan Prakasa, S.Pd yang

juga selalu memberikan do’a, dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan studi

di Unimed.

Ucapan terima kasih juga untuk teman seperjuangan Febri Dahyana

Nasution, Elfrina Afrida Rambe, Miska Aini Harahap, Mohd. Zulfachri Fadli

Ritonga, Jhonalwin Nainggolan, Minora Sihotang, Nurmahrani Lubis, Rizky

Purnama Sari, Indah Nurlia, Dinaria Ambarita dan teman-teman EKAES’11 yang

telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi

ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang

turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2015

Penulis

(6)

iii

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII MTs AMDA PERCUT

SEI TUAN T.A 2014/2015

Afrodita Munthe (4111311001) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segi empat di kelas VII MTs Amda Percut Sei Tuan T.A 2014/2015.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 MTs Amda Percut Sei Tuan yang berjumlah 36 orang siswa dan objek penelitian ini adalah penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa MTs Amda Percut Sei Tuan T.A 2014/2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata pemecahan masalah matematika siswa dari tes awal, siklus I, dan siklus II, yakni dari 44,86 (44,86%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah di tes awal menjadi 70,65 (70,65%) dengan tingkat kemampuan sedang di siklus I dan menjadi 82,41 (82,41%) dengan tingkat kemampuan tinggi di siklus II.

(7)

vi

(8)

vii

2.1.7.3. Teori-teori Yang Melandasi Pembelajaran

Matematika Realistik 24

2.1.7.4. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Pembelajaran Matematika 26

2.1.7.5. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik 28

2.1.7.6. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Matematika Realistik 30

2.1.7.7. Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 56

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 56

4.1.1.1. Permasalahan I 56

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 58

(9)

viii

4.1.1.4. Tahap Observasi I 60

4.1.1.5. Analisis Data I 61

4.1.1.6. Refleksi I 67

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 71

4.1.2.1. Kondisi Awal 71

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 72

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 72

4.1.2.4. Tahap Observasi II 75

4.1.2.5. Analisis Data II 76

4.1.2.6. Refleksi II 82

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 90

4.3. Temuan Penelitian 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 93

5.2. Saran 93

(10)

ix

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 62

Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I 62

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I (Memahami Masalah) 64

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I (Merencanakan Pemecahan Masalah) 64

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I (Melaksanakan Pemecahan Masalah) 65

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I (Memeriksa Kembali) 65

Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I 66

Tabel 4.9. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I 68

Tabel 4.10. Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus I 69

Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 76

Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus II 77

(11)

x

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Memahami Masalah) 78

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II (Merencanakan Pemecahan Masalah) 79

Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II (Melaksanakan Pemecahan Masalah) 79

Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II (Memeriksa Kembali) 80

Tabel 4.17. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II 81

Tabel 4.18. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tes 82

Tabel 4.19. Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Mengerjakan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 83

Tabel 4.20. Peningkatan Hasil Observasi Proses Pembelajaran 84

Tabel 4.21. Hasil Observasi Aktivitas siswa Selama Belajar 85

Tabel 4.22. Perbandingan Hasil Penelitian 86

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Persegi Panjang 34

Gambar 2.2. Persegi 35

Gambar 2.3. Belah Ketupat 36

Gambar 2.4. Layang-layang 36

Gambar 2.5. Jajargenjang 37

Gambar 2.6. Trapesium 38

(13)

xiii

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 149

Lampiran 17 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 150

Lampiran 18 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 153

Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 157

Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 158

Lampiran 21 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 159

Lampiran 22 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 162

Lampiran 23 Daftar Nilai Tes Awal 166

Lampiran 24 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa I 169

Lampiran 25 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa II 172

Lampiran 26 Nama Validator 175

Lampiran 27 Lembar Validitas Tes Awal 177

(14)

xiv

Lampiran 29 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 183

Lampiran 30 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 186

Lampiran 31 Lembar Observasi Kegiatan Siswa 194

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan seluruh aspek

kepribadian dan kemampuan manusia, baik yang berada di lingkungan sekolah

maupun di luar sekolah. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju

dan kompleks, manusia dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat diperoleh melalui

pendidikan. Demikian halnya Indonesia sebagai Negara besar menaruh harapan

besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena

dari pendidikanlah tunas muda harapan bangsa sebagai penerus generasi dibentuk.

Seperti yang tertulis dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal I (dalam uu no.20 tahun 2003 Sisdiknas) :

Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Matematika merupakan suatu wahana pendidikan yang mempunyai

kontribusi yang berarti bagi masa depan bangsa, khususnya dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa. Matematika juga dapat membentuk kepribadian seseorang

serta mengembangkan keterampilan tertentu. Dengan belajar matematika orang

dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan berfikir secara

sistematis, logis, kritis dan kreatif yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari. Seperti yang diungkapkan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253)

bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(16)

2

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan

masalah. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang

sangat memungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, salah satu aspek yang

ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Lerner (dalam

Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan bahwa: “Kurikulum bidang studi

matematika hendaknya mencakup 3 elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, (3) pemecahan masalah.” Untuk itu, tentunya peran guru sangat penting dalam pembelajaran matematika, seorang guru hendaknya bertugas untuk menyajikan

sebuah pelajaran dengan tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini

dilakukan guru dengan terlebih dahulu memiliki pendekatan pembelajaran yang

tepat. Kemudian guru dapat menyusun dan menerapkan pendekatan pembelajaran

yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam pembelajaran

matematika. Sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna dan siswa

mampu menyelesaikan pemecahan masalah matematika baik dalam kehidupan

sehari-hari. Sesuai dengan pernyataan Hamid K, (2007 : 1) menyatakan :

Guru sebagai penggerak proses belajar mengajar memainkan peranan yang sangat besar. Tingkat keterlibatan siswa serta interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru, apakah ia mampu mengembangkan suatu sistem instruksional atau tidak. Guru yang baik akan selalu menerapkan berbagai alternatif pendekatan dalam pengelolaan proses belajar mengajar untuk menghasilkan suatu proses belajar mengajar yang inovatif dan lebih efesien.”

Akan tetapi harapan pendidikan nasional dan harapan pendidikan

pembelajaran matematika saat ini baik dari proses maupun hasil pembelajarannya

belum memenuhi harapan yang diinginkan. Trianto, (2011: 5) bahwa: “Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada

(17)

3

Paradigma yang telah lama digunakan dalam pembelajaran matematika di

sekolah, lebih menekankan pada peranan guru yang mengajar daripada siswa yang

belajar (yang dapat disebut paradigma tradisional). Kuatnya paradigma tradisional

ini dipastikan akan menghambat pengembangan kurikulum dan proses

pembelajaran yang bertujuan memberikan kompetensi pada siswa. Kondisi ini

melahirkan anggapan bagi peserta didik bahwa belajar matematika tidak lebih dari

sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan konsep, semua itu terbukti

tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari.

Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah

karena tidak mendalam. Akibatnya siswa tidak mampu menggunakan materi

matematika yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan masalah, dibuktikan

dengan prestasi belajar siswa masih rendah. Menurut hasil survey World

Competitiveness Year Book (Asri, 2009) :

Dari tahun 1997 sampai tahun 2007 pendidikan Indonesia berada dalam urutan sebagai berikut : pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39. Pada tahun 1999, dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46. Tahun 2002 dari 49 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 47 dan pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan 53.

Kemudian berdasarkan TIMMS, “kemampuan matematika siswa SMP di Indonesia berada diperingkat ke-35 dari 46 negara. Di bidang sains, Indonesia

berada pada peringkat ke-37 dari 46 negara.” Sea (2004).

Dari kenyataan tersebut terlihat bahwa prestasi belajar siswa sangat

rendah. Hal ini karena siswa kurang mampu memahami konsep matematika yang

mengakibatkan siswa tidak mampu memecahkan masalah matematika. Salah satu

penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika dan dalam

pemecahan masalah matematika adalah pendekatan yang digunakan oleh guru

bidang studi tidak tepat dan kurang bervariasi, dalam mengajar cenderung

berpusat pada buku, hanya memberikan informasi rumus yang diikuti dengan

pemberian contoh soal, sehingga siswa merasa jenuh, dan menyebabkan

(18)

4

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan saat Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) di SMP Negeri 1 Lima Puluh, terlihat pembelajaran

yang digunakan guru masih bersifat konvensional (teacher centered). Selama

proses belajar mengajar siswa cenderung pasif dan sungkan mengajukan

pertanyaan terkait materi yang dijelaskan guru. Dan dapat dilihat bahwa hasil

pembelajaran yang konvensional cenderung tidak bermakna bagi siswa. Siswa

hanya mendengarkan tanpa mengerti konsep yang diberikan guru sehingga tidak

berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari.

Pemahamam siswa terhadap konsep-konsep matematika yang lemah berakibat

siswa tidak mampu menggunakan materi matematika untuk memecahkan masalah

matematika.

Hal ini juga didukung berdasarkan hasil observasi awal di MTs Amda

Percut Sei Tuan pada tanggal 20 Januari 2015, terlihat bahwa kurikulum yang

digunakan di sekolah ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP),

akan tetapi pembelajarannya masih menggunakan pembelajaran tradisional

(pembelajaran langsung yang berpusat pada guru, konsep dan aturan matematika

diberikan dalam bentuk jadi dari guru ke siswa, pemberian contoh-contoh soal,

interaksi satu arah, sesekali guru bertanya dan menjawab, pemberian tugas di

rumah). Dalam proses belajar mengajar tidak ditemukan siswa belajar secara

berkelompok, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang

dianggap penting dan siswa sungkan bertanya pada guru dan temannya walau

diberi dorongan. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang

diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Peneliti juga mengadakan tes awal kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa kepada 36 siswa. Dari tes awal tersebut diperoleh kemampuan

siswa dalam memecahkan masalah yaitu memahami masalah ada 12 siswa

(33,3%), yang dapat merencanakan pemecahan masalah 10 siswa (27,8%), yang

dapat melaksanakan pemecahan masalah 5 siswa (13,8%), dan yang dapat

menarik kesimpulan 3 siswa (8,3%). Dari 36 orang siswa tidak ada siswa yang

memperoleh nilai 90 sampai 100, 3 orang siswa memperoleh nilai diantara 80

(19)

5

memperoleh nilai diantara 70 sampai 79 dikategorikan siswa dengan tingkat

kemampuan sedang, 9 orang siswa memperoleh nilai 60 sampai 69 dikategorikan

siswa dengan tingkat kemampuan rendah, dan 18 orang siswa memperoleh nilai 0

sampai 59 dikategorikan siswa dengan tingkat kemampuan sangat rendah. Nilai

rata-rata kemampuan pemecahan matematika kelas yang diperoleh dari 36 orang

siswa pada tes awal ini adalah 44,86 dengan tingkat kemampuan sangat rendah.

Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru matematika

Kelas VII MTs Amda Percut Sei Tuan (Ibu Nila Andriani Hutasuhut, S.Pd)

mengatakan :

Sering kali proses pembelajaran siswa tidak aktif, jarang di antara mereka yang mau bertanya, maupun memberi tanggapan jika diberi permasalahan matematika. Jika diberi soal cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah dibanding soal objektif. Dari jawaban yang diberikan siswa dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah yang diberikan ke dalam bentuk matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Mereka lebih cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal.

Berdasarkan uraian di atas diambil kesimpulan proses pembelajaran

matematika jarang dikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa.

Sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya untuk

menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut kehidupan sehari-hari.

Dari hasil observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa masalah

yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika yaitu pemahaman siswa

terhadap konsep matematika masih lemah sehingga siswa kesulitan dalam

penggunaannya pada pemecahan masalah matematika siswa khususnya dalam

kehidupan sehari-hari. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam

memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari disertai dengan

(20)

6

pemecahan masalah siswa dapat dilakukan dengan memberikan masalah-masalah

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang tidak asing baginya sehingga

siswa akan merasa tertarik dan tertantang untuk mengerjakan masalah yang

diberikan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat cocok dengan

menggunakan pembelajaran realistik, karena menurut (Amustofa, 2009)

menyatakan bahwa :

Pembelajaran matematika realistik merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, siswa diharapkan dapat menemukan dan mengkonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain, pembelajaran matematika realistik berorientasi pada pengalaman sehari-hari dan menerapkan matematika dalam kehidupan sesehari-hari-sehari-hari, sehingga siswa belajar dengan bermakna (pengertian). Pembelajaran matematika realistik berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari oleh siswa dengan paradigma pembelajaran matematika selama ini.

Dalam pembelajaran matematika realistik, masalah realistik adalah

masalah yang nyata real, disajikan guru pada awal proses pembelajaran

sedemikian rupa sehingga ide atau pengetahuan matematikanya dapat muncul dari

masalah kontekstual tersebut. Pembelajaran matematika realistik memberikan

pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara

matematika dengan kehidupan sehari-hari (kehidupan nyata). Selama proses

memecahkan masalah realistik, para siswa akan mempelajari pemecahan masalah

dan bernalar, dan selama proses diskusi para siswa akan belajar berkomunikasi.

Selanjutnya hasil yang didapat selama proses pembelajaran akan lebih bertahan

lama karena ide matematikanya ditemukan siswa sendiri dengan bantuan guru.

Pada akhirnya, para siswa akan memiliki sikap menghargai matematika karena

dengan masalah realistik yang berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari,

proses pembelajaran matematika tidak menjadi pasif dan tidak langsung ke bentuk

(21)

7

mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan

dalam matematika. Dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik yang

pembelajarannya bertitik tolak dari masalah realistik diharapkan siswa akan

mampu membangun pemahamannya sendiri dan membuat pembelajaran akan

lebih bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam dan

akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan keterangan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pembelajaran matematika realistik dengan judul : “Penerapan

Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII MTs Amda Percut Sei Tuan T.A 2014/2015”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher

centered) yang memosisikan siswa sebagai objek pasif dalam

pembelajaran.

2. Siswa kurang mampu menerapkan konsep matematika dalam memecahkan

masalah matematika.

3. Rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah

matematika.

4. Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal dalam bentuk soal

cerita terkait dalam kehidupan sehari-hari.

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

peneliti membatasi masalah yang akan dikaji agar hasil penelitian ini dapat lebih

terarah dan jelas. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada

penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada materi segi empat di kelas VII MTs

(22)

8 1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang

dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut : Apakah pembelajaran matematika realistik dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi

segi empat di kelas VII MTs Amda Percut Sei Tuan T.A 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran

matematika realistik pada materi segi empat di kelas VII MTs Amda Percut Sei

Tuan T.A 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina

sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan masalah

matematika.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai

pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah

matematika.

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan bagi diri sendiri, terutama

mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sebelum memasuki proses

belajar mengajar yang sesungguhnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam

peningkatan kualitas pengajaran, serta bahan pertimbangan atau bahan

rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada

pelajaran matematika.

5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis

(23)

9 1.7. Defenisi Operasional

 Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan matematika realistik dalam menyelesaikan soal-soal

pemecahan masalah pada materi bangun datar segi empat.

 Pembelajaran matematika realistik adalah salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas

dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses

pembelajaran matematika, sehingga tercapai tujuan pembelajaran

matematika yang lebih baik dari masa lalu. Dengan menerapkan tiga

(24)

93 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah berdasarkan

analisis data, diperoleh bahwa pemecahan masalah matematika siswa mengalami

peningkatan dari tes awal, siklus I dan siklus II. Hal ini dilihat dari peningkatan

rata-rata pemecahan masalah matematika siswa dari tes awal, siklus I, dan siklus

II, yakni dari 44,86 (44,86%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah di tes

awal menjadi 70,65 (70,65%) dengan tingkat kemampuan sedang di siklus I dan

menjadi 82,41 (82,41%) dengan tingkat kemampuan tinggi di siklus II..

Berdasarkan analisis penelitian diperoleh bahwa pembelajaran matematika

realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

pada materi segi empat di kelas VII-2 MTs Amda Percut Sei Tuan.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, menggunakan pembelajaran

matematika realistik ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, khususnya

materi segi empat dan perlu juga di uji coba untuk materi lainnya.

2. Disarankan kepada guru matematika lebih menekankan pada aspek

merencanakan pemecahan masalah yaitu merencanakan setiap

langkah-langkah yang ditanya didalam soal serta penggunaan rumus yang tepat untuk

melaksanakan pemecahan masalah. Selain itu disarankan untuk lebih

memotivasi siswa agar dapat bertanya dan mengemukakan pendapat atau

ide-idenya serta membuat suatu media agar siswa tertarik untuk belajar.

3. Kepada siswa MTs Amda Percut Sei Tuan disarankan lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh

perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena

guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.

(25)

94

4. Kepada peneliti selanjutnya perlu lebih menekankan kepada siswa cara

merencanakan pemecahan masalah pada langkah kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa. Karena pada langkah merencanakan pemecahan

masalah siswa mengalami kesulitan.

5. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran matematika realistik

pada materi segi empat dan materi yang lain juga dapat dikembangkan untuk

(26)

95

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Aedi, N., (2008), Pelaporan Supervisi, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._

ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197205282005011-NUR_AEDI/4-25/BAB_7_Pelaporan_Supervisi_%5BNur_ Aedi%5D.pdf ( Diakses Januari 2015)

Amustofa, (2009), Matematika Realistik dalam Kegiatan Pembelajaran, http://www.docstoc.com/doc/6132624/Matemtika-Realistik (Diakses Januari 2015)

Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Arikunto, S., (2013), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Asri, M., (2009), Rangking Pendidikan Indonesia, https://t4belajar.wordpress.com /2009/04/24/pendidikan-indonesia-rangking109-malaysia-61/(Diakses Desember, 2014)

Bey dan Asriani, (2013), Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV, Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2) : 223-239

Bismunwadi, (2012), Pembelajaran Matematika Realistik.http://matematikrealisti k.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-matematika-realistik.html

Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar & Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Gulo, W., (2011), Strategi Belajar-Mengajar, PT.Grasindo, Jakarta.

Hadi, S., (2010), Pendidikan Matematika PMR: Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih Bermakna Bagi Siswa, Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat

Hamid K, (2007), Teori Belajar dan Pembelajaran, Pascasarjana Unimed, Medan.

Haryani, D., Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa, Prosiding Mei 2011

Hudojo, H., (2005), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

______, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Media Persada, Medan.

Kesumawati, N., Development Mathematical Problem Solving Problems At Junior High School, Prosiding Juli 2011

Muslich, M., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

(27)

96

Nisaajnukmi, (2012), http://nisaajnukmi.blog.uns.ac.id/2012/11/21/ (Diakses Januari 2015)

Notoatmojo, S., (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta.

Nuharini, D., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, PT. Temprina Media Grafika, Bekasi.

Nurhidayah, E., (2010), Penerapan Pembelajaran Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Kelas VII SMP Negeri 1 Arse Tahun Ajaran 2009/2010, Medan: UNIMED.

Sea, (2004), Kemampuan Matematika dan Sains Siswa Indonesia Masih Berada di Papan Bawah, www.groups.yahoo.com. (Diakses Desember, 2014).

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (edisi revisi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sukanadi, dkk., (2011), Peningkatan Kemampuan Memahami Cerita Dongeng Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 10 Sanur, Jurnal Santiaji Pendidikan, 1(2): 146-157

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta

______, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta

______, (2012), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional Pasal 1, ayat 1.

Uno, H., (2011), Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Bumi aksara, Jakarta.

Warli, (2010), Pembelajaran Matematika Realistik Materi Geometri Kelas IV MI, http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/files/journals/2/articles/4/public/JURNAL-WARLI-4.pdf (diakses Februari 2015)

Gambar

Tabel 4.14.
Gambar 2.1. Persegi Panjang

Referensi

Dokumen terkait

bahwa penguasaan konsep perkembangan teknologi siswa kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model CTL lebih baik dari- pada penguasaan konsep perkembangan tek-

rasio keuangan tidak dapat memberikan prediksi yang baik terhadap. kebangkrutan namun dapat digunakan untuk memprediksi

Denaturasi DNA dilakukan dengan menggunakan panas (95ºC) selama 1-2 menit, kemudian suhu diturunkan menjadi 55ºC sehingga primer akan menempel ( annealing ) pada

Maka penelitian ini ingin mengetahui Rational Produk Motive apa saja yang berhubungan dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian sepeda motor tertentu khususnya di

Proyek akhir ini menghasilkan alat praktikum sistem plc-pneumatik, yang mempunyai prinsip kerja mengebor suatu benda kerja dengan 4 lubang dengan diameter bor 10 mm,

Kasang tukang masalah dina ieu panalungtikan nya éta kurangna pangaweruh masarakat Désa Rancakalong Kacamatan Rancakalong Kabupatén Sumedang, hususna ngeunaan seni

Dengon ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah ini te lah diperikso/divolidasi don hasilnya teloh memenuhi kaidah ilmiah, norma okademik don norma

Alhamdulilah, puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Deiksis Sosial