ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS
DI KELAS III SDN1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012 Oleh SUMANI
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan belajar tuntas. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan tes setiap akhir siklus. Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan analisis data pada mata pelajaran matematika.
Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, kemampuan siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang masih rendah atau belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 60,00. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang menggunakan pendekatan belajar tuntas pada siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung, dengan subjek penelitian berjumlah 25 siswa yang terdiri atas 13 laki-laki dan 12 perempuan.
Hasil penelitian kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus I, nilai rata-rata 50,66 dengan persentase ketuntasan 20%, yang mencapai KKM 5 siswa. Siklus II, nilai rata-rata 63,34 dengan persentase ketuntasan 68%, yang mencapai KKM 17 siswa. Siklus III, nilai rata-rata 77,33 dengan persentase ketuntasan 88%, yang mencapai KKM 22 siswa. Dari ketiga siklus yang diterapkan, terjadi peningkatan kemampuan siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II 12,68, persentasenya 48%, dan jumlah siswa yang mencapai KKM 12 siswa. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus II ke siklus III 9,99, persentasenya 20%, dan jumlah siswa yang mencapai KKM 5 siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan pada siklus III, bahwa pendekatan belajar tuntas yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak
diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan, yang tercermin dari rendahnya
rata-rata hasil belajar. Masalah lain dalam pendidikan di Indonesia yang juga banyak
diperbincangkan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu
didominasi peran guru (teacher center).
Guru banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik.
Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan pada siswa dalam berbagai mata
pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis. Belum memanfaatkan quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan
belajar secara individual.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak
2
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi,
menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2002:10).
Adapun yang dimaksud belajar menurut Hutabarat, (1984:12) dalam bukunya “Cara Belajar”,
adalah belajar suatu proses aktif, artinya orang yang belajar itu ikut serta dalam proses
pembelajaran. Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
penerima pelajaran (siswa), sedangkan mengajar menunjukkan kepada apa yang harus
dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar mengajar merupakan proses
interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pengajaran. Proses pengajaran akan berhasil
selain ditentukan oleh kemampuan guru dalam menentukan metode dan alat yang digunakan
dalam pengajaran, juga ditentukan oleh minat belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar Matematika, IPA, dan IPS siswa, karena guru dalam menerangkan
materi pembelajaran tersebut kurang jelas dan kurang menarik perhatian siswa, dan pada
umumnya guru terlalu cepat dalam menerangkan materi pembelajaran. Di samping itu
penggunaan metode prmbelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa dalam memahami dan
menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah.
Berdasarkan observasi, kelemahan belajar Matematika, IPA, dan IPS di kelas III SD Negeri 1
Tulungagung tahun pelajaran 2011/2012 Standar Kompetensi (SK) Matematika: Menghitung
keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta menggunakannya dalam memecahkan
masalah. IPA: Energi dan perubahannya. IPS: Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan
uang. Kompetensi Dasar (KD) Matematika: Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi
panjang, kelemahannya, Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah,
adalah (1) siswa tidak mampu menguasai hubungan antar konsep, (2) siswa kurang
memperhatikan materi yang diberikan guru, (3) siswa kurang dalam mengerjakan
3
pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Matematika, PA, dan IPS di SD Negeri 1
Tulungagung kelas III tahun pelajaran 2011/2012, hasil pembelajarannya belum mencapai
kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 60,00, dan siswa yang mencapai
60,00 harus di atas 75%.
Masalah-masalah di atas dapat diatasi dengan pendekatan pembelajaran, belum lagi
masalah-masalah dari siswa itu sendiri. Terutama pada pembelajaran matematika, mengingat pelajaran
matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan memerlukan logika berpikir yang
tinggi, selain itu juga dikhawatirkan aktivitas belajar matematika terganggu, jika suasana
pembelajaran matematika tidak menyenangkan. Pelajaran matematika bagi sebagian besar
siswa adalah mata pelajaran yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh
guru matematika. Rendahnya hasil pembelajaran matematika karena adanya berbagai
anggapan negatif telah melekat di benak siswa berkenaan dengan pelajaran matematika, ini
semua dimunculkan dari guru, baik secara langsung maupun tidak langsung, disadari atau
tidak disadari.
Proses pembelajaran dalam sistem pendidikan kita, umumnya belum menerapkan
pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas, akibatnya banyak
siswa yang tidak menguasai materi pelajaran, meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah
tidak heran pula, kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah. Sistem pendidikan
yang tidak memberikan pembelajaran secara tuntas, ini telah menyebabkan pemborosan
anggaran pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika adalah melalui pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Untuk
dapat melakanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan belajar tuntas, maka
diperlukan adanya kerja sama antara guru matematika/ peneliti dengan kolaboratar, yaitu
4
peneliti atau guru matematika untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di
sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan. Dengan demikian proses
pembelajaran matematika di sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan melalui
pendekatan belajar tuntas, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai berikut .
1) Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit
sehingga hasil belajar siswa rendah.
2) Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika karena
pemahaman materi yang masih kurang.
3) Kurang tepatnya pendekatan atau metode belajar yang digunakan guru di dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
4) .Pendekatan belajar tuntas merupakan alternatif yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
1.3Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan tersebut sebagai berikut. “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar
Tematik dengan pendekatan belajar tuntas siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012?”
1.4Tujuan Penelitian
Memperhatikan masalah yang muncul dalam pembelajaran tematik, maka diperlukan
5
meningkatkan hasil belajar tematik siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung melalui
pendekatan belajar tuntas (mastery learning).
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan kepada guru dalam pembelajaran tematik utamanya
pada peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan belajar tuntas di kelas III
SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
b. Memberikan masukan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas III SD
Negeri 1 Tulungagung sehingga dapat meningkat kualitas pembelajarannya.
c. Memberikan pengetahuan tentang model pendekatan belajar tuntas bagi guru-guru
di SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Memberikan pengalaman bagi guru dan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, terutama guru kelas rendah yang belum menggunakan model
pendekatan belajar tuntas dan cara pembelajaran masih konvensional.
b. Bagi peserta didik, pendekatan belajar tuntas dapat memberikan motivasi
tersendiri sehingga akan dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran
tematik.
c. Penelitian ini memberikan sumbangan bagi guru kelas rendah dan siswa. Bagi
guru kelas rendah, belajar tuntas dapat digunakan untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tematik di SD Negeri 1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar Tuntas
Tujuan pembelajaran secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dapat dikuasai
sepenuhnya oleh siswa. Suryobroto (2002: 96) Belajar tuntas adalah pencapaian
setiap unit bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok atau dengan
kata lain penguasaan penuh. Maksud utama dari belajar tuntas adalah memungkinkan
75% sampai 90% siswa untuk mencapai belajar yang sama tingginya dengan
kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal. Maksud lain dari belajar tuntas adalah
untuk meningkatkan efisiensi belajar, minat belajar, dan sikap siswa yang positif
terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, taraf
penguasaan minimal memiliki kriteria yaitu pencapaian 75% dari materi setiap pokok
bahasan dengan melalui penilaian formatif, mencapai 60% dari nilai ideal yang
diperolehnya melalui perhitungan hasil tes sub-sumatif, dan kokurikuler atau siswa
memperoleh nilai enam puluh dalam rapor untuk mata pelajaran tersebut.
Masalah yang sangat penting yang kita hadapi adalah bagaimana usaha kita agar
sebagian besar dari siswa dapat belajar dengan efektif dan menguasai bahan pelajaran
2
kita ingin agar seseorang mau belajar terus sepanjang hidupnya, maka pelajaran di sekolah
harus merupakan pengalaman yang menyenangkan baginya. Bermacam-macam usaha yang
dapat dijalankan pada pokoknya berkisar pada usaha untuk memberi bantuan individual
menurut kebutuhan dan perbedaan masing-masing. Dalam usaha itu harus turut diperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan penuh yaitu bakat untuk mempelajari
sesuatu, mutu pengajaran, kesanggupan untuk memahami pengajaran, ketekunan, dan waktu
yang tersedia untuk belajar. Cara yang paling efektif adalah adanya tutor untuk setiap anak
yang dapat memberi bantuan menurut kebutuhan anak. Cara ini tentunya mahal sekali dan
sukar dilaksanakan di sekolah. Walaupun tidak dapat dilaksanakan atas pertimbangan biaya,
namun dapat dijadikan sebagai modal bagi usaha-usaha lainnya. Untuk mencapai penguasaan
penuh seperti dilakukan pada apa yang disebut “non-grade school”, yaitu sekolah tanpa
tingkat kelas. Sistem ini memungkinkan anak untuk maju terus menurut kecepatan
masing-masing. Dalam usaha mencapai penguasaan penuh, perlu diselidiki prasyarat bagi penguasaan
itu. Salah satu prasyaratnya adalah merumuskan secara khusus bahan yang harus dikuasai dan
tujuan itu harus dituangkan dalam suatu alat evaluasi yang bersifat sumatif agar dapat
diketahui tingkat keberhasilan siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang peningkatan minat belajar siswa melalui
belajar tuntas, metode ini mampu meningkatkan minat belajar, karena melalui metode ini
siswa dapat melihat dan mengamati secara langung proses yang ditunjukkan oleh guru,
sehingga lebih berkuasa dan membekas dalam hati para siswa. Menurut Ana tentang
penerapan belajar tuntas dalam metode kooperatif menyimpulkan bahwa melalui penerapan
metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Astuti (2007: 14) tentang
pemberian tindakan-tindakan pengajaran yang efektif dari perencanaan pelaksanan tindakan
dan evaluasi yang dilakukan guru matematika dan peneliti mampu meningkatkan kreativitas
3
dapat meningkatkan pemahaman konsep, karena guru memberikan langkah-langkah dengan
jelas dan selalu mengingatkan siswa untuk mempelajari materi ajar yang telah dibahas
maupun yang belum dibahas. Dari penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan
pengajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan metode mengajar yang sesuai
dapat membantu siswa untuk keberhasilan belajarnya. Penelitian di atas berbeda dengan
penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian ini penulis menekankan pada peningkatan
hasil belajar matematika siswa dengan belajar tuntas.
Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah sebagai berikut.
1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.
2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tertentu.
3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang
menunjang proses pemecahan masalah.
4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan Skiner sebagai berikut.
1) Mempelajari keadaan kelas, guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau
negatif. Perilaku positif akan diperkuat, sedangkan perilaku negatif akan diperlemah atau
dikurangi
2) Membuat daftar penguat positif, guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa.
Perilaku yang mendapat hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan
penguat.
3) Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.
4) Membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang
4
Adapun prinsip belajar tuntas adalah sebagai berikut
1) Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih
dahulu. Ini berarti bahwa tujuan dari strategi belajar mengajar adalah agar hampir semua
siswa dapat mencapai tingkat penguasaan tujuan pendidikan.
2) Memperhatikan perbedaan individu. Yang dimaksud dengan perbedaan disini adalah
perbedaan siswa dalam diri serta laju belajarnya.
3) Evaluasi dilakukan secara kontinyu dan didasarkan atas kriteria. Evaluasi dilakukan
secara kontinyu (continuous evaluation) ini diperlukan agar guru dapat menerima umpan
balik yang cepat atau segera, sering dan sistematis. Evaluasi mengenal dua macam bentuk
yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
4) Menggunakan program perbaikan dan program pengayaan.
Program perbaikan dan program pengayaan adalah sebagai akibat dari penggunaan
evaluasi yang kontinyu dan berdasarkan kriteria serta pandangan terhadap perbedaan
kecepatan belajar mengajar siswa dan administrasi sekolah.
5) Menggunakan prinsip siswa belajar aktif
Cara belajar demikian mendorong siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan
kognitif. Keterampilan “manual” kreativitas dan logika berpikir.
6) Menggunakan satuan pelajaran yang kecil
Pembagian unit pelajaran menjadi bagian-bagian kecil ini sangat diperlukan guna dapat
memperoleh umpan balik secepat mungkin.
Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah anak didik mencapai kompetensi
tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru (yakni dalam pemilihan metode mengajar) maupun
5
digunakan, akan makin efektif pula pencapaian tujuan belajar. Metode pembelajaran
merupakan penjabaran dari pendekatan dan implementasi oleh teknik pembelajaran.
Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peran utama, yang berakhir pada
semakin meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran tuntas (mastery learning)
dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa
menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata
pelajaran tertentu. Dalam model yang paling sederhana Carrol mengembangkan bahwa jika
setiap siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat
penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan
siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika siswa tidak diberi cukup
atau dia tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat
penguasaan kompetensi siswa tersebut rendah.
Model ini menggambarkan bahwa tingkat penguasaan kompetensi (degree of learning)
adalah fungsi (f) dari waktu yang digunakan secara sungguh-sungguh untuk belajar (time actually Spent) dan waktu yang benar-benar dibutuhkan untuk mempelajari bahan suatu pelajaran (time needed). Dalam pembelajran konvensional, dimana bakat (atitude) siswa
tersebar secara normal dan kepada mereka diberikan pembelajaran yang sama dalam jumlah
pembelajaran dan waktu yang tersedia untuk belajar, maka hasil belajar yang dicapai akan
tersebar secara normal pula. Dalam hal ini dikatakan bahwa hubungan antara bakat dan
tingkat penguasaan adalah tinggi. Secara skematis konsep tentang hasil belajar sebagai
dampak pembelajaran dengan pendekatan konvensional dapat digambarkan sebagai berikut.
Pembelajaran konvensional, sebaiknya apabila siswa-siswa sehubungan dengan bakatnya
tersebar secara normal, dan kepada mereka diberi kesempatan belajar yang sama untuk setiap
6
kemungkinan bahwa siswa yang dapat mencapai penguasaan akan bertambah banyak. Dalam
hal ini hubungan antara bakat dengan keberhasilan akan menjadi semakin kecil. Secara
skematis konsep hasil belajar sebagai dampak pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
tuntas, dapat digambarkan sebagai berikut:. Pembelajaran tuntas, dari konsep-konsep di atas,
kiranya cukup jelas bahwa harapan untuk mempertinggi rata-rata hasil siswa dalam belajar
matematika dengan memberikan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai, bantuan serta
perhatian khusus bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar kompetensi atau
kompetensi dasar. Dari konsep tersebut, maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip utama
pembelajaran tuntas sebagai berikut.
a. Kompetensi harus dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkhis.
b. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus
diberikan feedback.
c. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan apabila diperlukan.
d. Pemberian program-program pengayaan bagi siswa yang mencapai ketuntasan lebih
awal.
2.2 Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan
menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes
tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution (1996: 103) berpendapat bahwa
hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai
pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi, individu
yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi
tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat
7
apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian merupakan upaya
sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan untuk menjamin tercapainya
kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), ulangan
tengah semester, dan nilai ulangan semester. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa
dalam pembelajaran matematika. Ulangan harian dilakukan setelah selesai proses
pembelajaran dalam kopentensi dasar tertentu. Ulangan harian ini berupa soal yang harus
diselesaikan para peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan uraian
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada
peningkatan hasil belajar peserta didik.
Dalam konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Hubungan keempatnya dipandang sebagai siklus. Untuk jelasnya siklus
kegiatan dengan rancangan PTK model Kusuma (2009: 17) adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Model Kusuma
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa sebelum mengadakan penelitian
tindakan kelas, peneliti membuat perencanaan terlebih dahulu. Setelah perencanaan
2.Tindakan
(acting)
1. Perencanaan
(planning)
3. Pengamatan
(observating)
4. Refleksi
dibuat peneliti melaksanakan tindakan sesuai perencanaan, mengadakan pengamatan
terhadap proses pembelajaran, dan akhirnya mengadakan refleksi terhadap semua
hasil pembelajaran. Refleksi dilakukan terhadap materi pembelajaran, siswa, guru,
dan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang secara terus menerus.
Bila pembelajaran menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang dengan
pendekatan belajar tuntas belum meningkat pada siklus pertama, penulis
merencanakan tindakan siklus kedua, dan seterusnya sampai mencapai hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai
siklus tertentu.
Siklus disesuaikan dengan kebutuhan dalam peningkatan hasil pembelajaran. Jika ada
peningkatan sesuai dengan indikator yang diharapkan, maka siklus dapat dihentikan
meskipun masih dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak
ada peningkatan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui sehingga
mencapai tingkat kejenuhan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas yang dilakukan melalui proses kerja
kolaborasi dengan guru matematika, kepala sekolah dan peneliti. Menurut Hopkins
dalam Wiriaatmadja (2006:11) penelitian tindak kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu usaha untuk
memahami apa yang penelitian tindak kelas ditandai dengan adanya perbaikan terus
Sebagai tahap awal peneliti menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian,
dan merencanakan tindakan. Rencana yang telah disusun dilaksanakan peneliti di
kelas untuk mengamati dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat
pembelajaran matematika. Pada pelaksanaan tindakan segala sesuatu yang terjadi
pada saat pembelajaran yaitu segala kegiatan belum mencapai sasaran, maka akan
dilakukan perbaikan terus menerus sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pembelajaran Matematika di SD Negeri 1 Tlungagung sebelum diadakan penelitian
hasil belajarnya sangat rendah. Untuk itu peneliti berusaha untuk meningkatkan hasil
belajar matematika dengan mengadakan penelitian yang dibantu oleh teman sejawat.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat rencana pembelajaran yang
baik, terprogram, dan memungkinkan nilai hasil belajar matematika siswa
meningkat. Setelah rencana tindakan dibuat dengan baik, peneliti melaksanakan
tindakan dengan tahapan membuat perencanaan yang baik, melaksanakan tindakan
sesuai dengan perencanaan, melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan, dan
mengadakan refleksi terhadap semua tindakan yang dilakukan. Hasil pembalajaran
Matematika setelah diadakan penelitian meningkat dari siklus kesiklus. Masalah
rendahnya belajar siswa dalam pelajaran matematika
Rencana
tindakan Tindakan
PTK
3.2Setting Penelitian
Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi tempat penelitian dan
waktu penelitian.
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Tulungagung, Jalan Yudistira, Kecamatan
Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. SD Negeri 1 Tulungagung memiliki 6 rombongan
belajar yang terdiri atas satu ruang kelas VI, satu ruang kelas V , satu ruang kelas IV,
satu ruang kelas III, satu ruang kelas II, dan satu ruang kelas I.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011 / 2012 yang
terhitung dari bulan Januari sampai dengan Mei 2012. Pelaksanaan PTK sesuai
dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai mencapai indikator
yang telah ditentukan.
3.3Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan
Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011 / 2012 dengan jumlah 25
siswa yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Rencana penelitian tindakan kelas yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan
daur ulang atau siklus. Peneliti merencanakan tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas
empat kegiatan inti, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan
pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan berupaya mencari
solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan dengan tindakan
yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan
selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.
3.4.1 Perencanaan Tindakan
Kegiatan dilakukan dalam tahap perencanaan adalah.
a. Menyusun RPP sesuai dengan materi yang direncanakan.
b. Menyusun lembar pengamatan untuk pembelajaran matematika dengan
menerapkan pendekatan belajar tuntas dan lembar aktivitas siswa dan guru di
dalam kelas.
c. Menyiapkan beberapa contoh gambar persegi dan persegi panjang.
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran matematika, siswa yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III dalam tiga kali pertemuan (6 x
35 menit) dengan menggunakan langkah-langkah berikut.
1) Kegiatan awal
b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
c. Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa yang
berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
2) Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan pengertian keliling persegi dan persegi panjang dengan
pendekatan belajar tuntas.
b. Guru menjelaskan pengertian luas persegi dan persegi panjang dengan
pendekatan belajar tuntas.
c. Siswa menggambar luas persegi dan persegi panjang.
d. Siswa membandingkan luas bangun datar.
e. Siswa mengurutkan luas berbagai bangun datar.
f. Siswa menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak
satuan.
g. Siswa menemukan cara menghitung keliling persegi dan persegi panjang.
h. Siswa menemukan cara menghitung luas persegi dan persegi panjang.
i. Siswa menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar.
3) Kegiatan akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi setelah melaksanakan proses pembelajaran
untuk dijadikan bahan perencanaan tindakan berikutnya.
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan terhadap
siswa dan guru dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.
Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada proses
pembelajaran menggunakan pendekatan belajar tuntas yang dilakukan oleh siswa
dalam proses pembelajaran.
3.4.4 Refleksi
Refleksi dilaksanakan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun guru
sebagai peneliti. Setelah data diperoleh dari uji coba pendekatan belajar tuntas untuk
menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, maka peneliti melakukan
diskusi dengan teman sejawat tentang data yang didapat. Diskusi meliputi
keberhasilan, kegagalan, dan hambatan yang dijumpai pada saat melakukan tindakan.
Data-data yang diperoleh, dipilih yang benar-benar dibutuhkan dan dapat dijadikan
acuan dalam menyusun laporan hasil penelitian.
Setelah mendapatkan gambaran tentang permasalahan dan hambatan yang dijumpai,
maka langkah selanjutnya peneliti menyusun kembali rencana kegiatan pembelajaran
yang mengacu pada kekurangan, sehingga memperoleh hasil lebih baik pada siklus
berikutnya.
Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung dengan
pengamatan dan evaluasi atau tes. Pengamatan dan evaluasi atau tes ini digunakan
untuk mengumpulkan data nilai siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil
kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang sebelum dan
sesudah menggunakan pendekatan belajar tuntas pada siswa kelas III Sekolah Dasar
Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
Instrumen-instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data diperoleh
melalui langkah-langkah berikut.
a. Observasi
Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Yang diamati
kelas III SD Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo, selain
menyampaikan materi pembelajaran dan melakukan pengamatan selama
pembelajaran berlangsung, peneliti juga mengamati prilaku siswa selama proses
pembelajaran. Pedoman observasi atau pengamatan ini adalah penggunaan
pendekatan belajar tuntas selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi
tanda cek (√) pada setiap aspek yang diamati sesuai kategori (keadaan di kelas)
apakah termasuk kurang sekali, kurang cukup, baik, atau baik sekali.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan setiap akhir siklus di luar jam pelajaran. Wawancara tidak
dilakukan pada semua siswa, tetapi dilakukan pada 5 siswa yang mendapat nilai
tertinggi dan 5 siswa yang mendapat nilai terendah pada setiap siklusnya. Siswa
peneliti siapkan. Wawancara ini digunakan untuk mengungkapkan efektivitas
menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang melalui pendekatan belajar
tuntas dalam pembelajaran matematika dan kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa ketika mengikuti proses pembelajaran.
3.6Teknik Analisis Data
Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini yaitu aktivitas siswa menghitung keliling,
luas persegi dan persegi panjang dengan pendekatan belajar tuntas dan aktivitas guru.
Aspek aktivitas siswa, meliputi perhatian, kerja sama dalam belajar tuntas,
menghargai orang lain, dan ketepatan siswa menghitung keliling, luas persegi dan
persegi panjang. Indikator menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang
meliputi menghitung keliling bangun datar persegi, menghitung keliling bangun datar
persegi panjang, menggambar bangun datar, menghitung luas persegi, menghitung
luas persegi panjang, dan menaksir daerah bangun datar.
Tabel 3.1 Indikator Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang
Skor 1 Menghitung
keliling bangun datar persegi
- Bila tepat menghitung keliling bangun datar persegi - Bila kurang tepat menghitung keliling bangun datar persegi - Bila tidaktepat menghitung keliling bangun datar persegi
Baik Cukup Kurang 3 2 1
2 Menghitung keliling bangun datar persegi panjang
- Bila tepat meghitung keliling bangun datar persegi panjang - Bila kurang tepat meghitung keliling bangun datar persegi
panjang
- Bila tidak tepat meghitung keliling bangun datar persegi panjang Baik Cukup Kurang 3 2 1
3 Menggambar bangun datar
-Bila tepat menggambar bangun datar -Bila kurang tepat menggambar bangun datar -Bila tidak tepat menggambar bangun datar
Baik Cukup Kurang 3 2 1
4 Menghitung luas persegi
-Bila tepat menghitung luas persegi -Bila kurang tepat menghitung luas persegi -Bila tidak tepat menghitung luas persegi
Baik Cukup Kurang 3 2 1
5 Menghitung luas persegi panjang
-Bila tepat menghitung luas persegi panjang -Bila kurang tepat menghitung luas persegi panjang -Bila tidak tepat menghitung luas persegi panjang
Baik Cukup Kurang 3 2 1
6 Menaksir daerah bangun datar
-Bila tepat menaksir daerah bangun datar -Bila kurang tepat menaksir daerah bangun datar -Bila tidak tepat menaksir daerah bangun datar
Baik Cukup Kurang 3 2 1
Jumlah 18
3.7Langkah-Langkah Menganalisis Data
a. Masing-masing siswa dibagi gambar persegi dan persegi panjang kemudian
menghitung keliling dan luasnya.
b. Masing-masing siswa menaksir bangun datar persegi dan persegi panjang dengan
c. Penulis melakukan penilaian tentang menghitung keliling bangun datar persegi,
menghitung keliling bangun datar persegi panjang, menggambar bangun datar,
menghitung luas persegi, menghitung luas persegi panjang, dan menaksir daerah
bangun datar.
d. Menjumlahkan skor indikator menghitung keliling, luas persegi dan persegi
panjang dengan berpedoman pada tolok ukur pada tabel 3.2.
e. Menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menghitung keliling, luas
persegi dan persegi panjang pada setiap indikator.
f. Menentukan tingkat kemampuan siswa untuk indikator menghitung keliling, luas
persegi dan persegi panjang dengan tolok ukur di bawah ini.
Tabel 3.2 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang
Nilai Tingkat Kemampuan
86 – 100 71 – 85 56 – 70 41 – 55 0 – 40
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Pendekatan belajar tuntas dipilih dengan beberapa pertimbangan, karena siswa
matematika dan siswa dapat lebih mudah memahami materi sehingga kemampuannya
juga akan meningkat.
3.7.1 Perencanaan Siklus I
1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan
semangat dan peningkatan minat belajar pada siswa.
2) Memberikan arahan dan nasihat pada siswa untuk belajar dengan giat.
3) Mengulangi materi yang telah disampaikan oleh guru, sebagai upaya
mengingatkan kembali materi-materi yang merupakan materi menghitung
keliling persegi dan persegi panjang.
4) Peran guru lebih ditekankan pada pembimbingan atau fasilitator dan harus
mau menampung aspirasi siswa.
5) Penyampaian materi tidak terlalu cepat.
6) Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas
siklus I adalah sub pokok bahasan keliling.
7) Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas siklus I adalah
kombinasi dari klasikal, kelompok serta individu.
8) Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas
putaran I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.
Perencanaan tindakan siklus II yang berkaitan dengan peningkatan hasil
belajar siswa, pola pembelajaran, strategi pembelajaran pendekatan
pembelajaran serta tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan siklus I
yang telah direvisi.
Berikut perencanaan tindakan kelas siklus II
1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan
semangat dan peningkatan minat belajar siswa.
2) Membagi hasil latihan soal kepada siswa untuk dikoreksi kembali oleh
siswa yaitu setiap siswa setelah mendapat hasil pekerjaannya dan
mengetahui sampai dimana letak kemampuannya dalam memahami
keliling bangun datar.
3) Memberikan arahan dan nasihat pada siswa untuk belajar lebih giat.
4) Pada awal pelajaran, guru memupuk sikap percaya diri siswa dengan
memberi kesempatan menyampaikan persoalan bila ada pekerjaan rumah
yang tidak bisa diselesaikan.
5) Mengulang materi yang telah disampaikan guru.
6) Mengulang materi yang telah disampaikan pada pembelajaran putaran I.
7) Peran guru lebih ditekankan pada pembelajaran atau fasilitator dan harus
mau menampung aspirasi siswa.
8) Menyampaikan materi tidak terlalu cepat.
9) Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas
10)Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas siklus I adalah kombinasi
dari klasikal, kelompok serta individu.
11)Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas
siklus I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.
3.7.3 Perencanaan Siklus III
Perencanaan tindakan kelas siklus III yang berkaitan dengan peningkatan hasil
belajar siswa, pola pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan
pembelajaran serta tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan siklus II
yang telah direvisi.
Berikut perencanaan tindakan kelas siklus III
1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan
semangat dan peningkatan minat belajar siswa.
2) Membagi hasil latihan soal kepada siswa untuk dikoreksi kembali oleh
siswa, yaitu pada setiap siswa setelah mendapat hasil pekerjaannya dan
mengetahui nilainya, kemudian mengoreksi diri sendiri dan meneliti
kembali kesalahan-kesalahan yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami keliling persegi dan persegi panjang.
3) Memberikan arahan dan nasihat pada siswa untukbelajar lebih giat.
4) Pada awal pelajaran, guru memupuk sikap percaya diri siswa dengan
memberi kesempatan menyampaikan persoalan bila ada pekerjaan rumah
yang tidak bisa diselesaikan.
6) Mengulang materi yang telah disampaikan pada pembelajaran siklus II.
7) Peran guru lebih ditekankan pada pembelajaran atau fasilitator dan harus
mau menampung aspirasi siswa.
8) Materi yang disampaikan dalam penelitian tindakan kelas siklus III adalah
sub pokok bahasan keliling.
9) Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas putaran III adalah
kombinasi dari klasikal, kelompok serta individual.
10)Metode yang digunakan pada pengumpulan data penelitian tindakan kelas
siklus III adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.
3.8Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan, namun tindakan tidak mutlak
dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai
resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus
fleksibel, sehingga dapat diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha
kearah perbedaan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yan akan diobservasi
karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan pembelajaran dengan
penerapan belajar tuntas, sedangkan peneliti bertugas melakukan observasi pada saat
pelaksanaan tindakan.
Observasi adalah usaha merekam semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Observasi itu harus bersifat terbuka pandangan dan
pikirannya. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan,
pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan. Observasi yang dilakukan
didasarkan pada pedoman observasi yang mencatat semua kegiatan guru dari
pendahuluan, pengembangan, penerapan, penutup serta menulis keterangan
tambahan yang belum terjaring, pelaksanan observasi. Ini selalu dituntun oleh niat
untuk memberikan dasar sehat bagi refleksi diri yang kritis.
2) Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan dengan
memperhatikan observasi yang telah dilakukan. Apa yang telah dihasilkan atau
yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Hasilnya digunakan untuk menetapkan langkah untuk lebih lanjut dalam
mencapai tujuan PTK.
Pelaksanan refleksi ini adalah diskusi yang dilakukan peneliti dengan kolaborator
untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan apakah sudah tepat, apabila
belum maka akan didiskusikan alternatif tambahan untuk membenahi yang belum
tepat. Refleksi ini dilakukan rutin setiap akhir siklus penelitian sampai selesai.
Secara informal setiap hari kerja diadakan dialog antara peneliti dengan
kolaborator untuk membahas hal-hal yang perlu penanganan segera.
Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil perencanan, observasi
dan refleksi pada setiap penelitian tindakan kelas. Evaluasi diarahkan pada
perumusan bukti-bukti dari hasil belajar siswa setelah dilakanakan serangkaian
tindakan dan proses ini diantaranya mencakup penyeleksian, penyederhanaan,
pemusatan, pengabstraksian dan pengorganisasian data secara sistematis dan
rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun
jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan kelas.
Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan penyajian materi pembelajaran. Ini
dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penelitian ini
merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif. Suatu penelitian yang bersifat
praktis, menyesuaikan situasi dan kondisi konstekstual berdasarkan permasalahan
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di sekolah dasar. Kepala
sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal
melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan
adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatan hasil
belajar siswa. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran
matematika yang paling efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang lebih
baik Kepala sekolah, guru dan peneliti dilibatkan sejak dialog awal, perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring, refleksi, dan evaluasi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan menjadi dua
yaitu metode pokok dan metode bantu.
1) Metode Pokok
Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi.
Menurut Margono (2004 : 158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh
kolaborator pada kelas yang dipakai untuk penelitian agar diperoleh gambaran
secara langsung proses pembelajaran di kelas.
2) Metode Bantu
Metode bantu dibedakan menjadi empat yaitu catatan lapangan, dokumentasi,
wawancara, dan tes.
a. Catatan lapangan
Dalam penelitian ini catatan lapangan yang digunakan adalah model catatan
catatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika.
Menurut Moleong (2005: 209) catatan pengamatan adalah pernyatan tentang
semua peristiwa yang dialami yaitu di dengat dan diihat serta tidak boleh
berisi penafsiran, hanya catatan sebagaimana adanya yang merupakan catatan
tentang apa, siapa, bagaimana kegiatan suatu manusia.
Metode ini adalah suatu metode untuk mencari data mengenai halhal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2002: 206). Dokumen yang digunakan untuk memperoleh data
sekolah dan data identitas siswa antar lain seperti nama siswa, nomor induk
siswa, dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah.
c. Wawancara
Wawancara terhadap observasi yang dilakukan guru matematika dimaksudkan
untuk mengungkapkan tanggapan guru matematika secara tertulis mengenai
inisiatif dan reaksi siswa dalm pembelajaran matematika setelah penelitian
selesai dilakukan. Aspek-aspek yang ingin diungkapkan melalui tanggapan
guru matematika ini meliputi :
- Reaksi dan inisiatif siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian yaitu tentang pemahaman siswa.
- Kesimpulan umum tentang usaha peningkatan hasil siswa
- Saran untuk tindak lanjut
d. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 127), tes adalah serentetan pertanyan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk uraian atau
essay, yaitu tes yang berbentuk pertanyaan tulisan yang jawabannya
merupakan kalimat yang panjang. Tes ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai hasil belajar dalam matematika dengan belajar tuntas.
3.10 Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan
pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses pembelajaran. Menurut
Miles dan Hubberman (Sutama, 2000: 104), alur yang dilalui meliputi reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data adalah proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan
dalam setiap tindakan terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara
bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi, dalam penelitian ini
penarikan kesimpulan dilakukan sampai 75% siswa mampu memperoleh nilai
minimal 60. Dengan demikian langkah analisis data kualitatif dalam tindakan ini
dilakukan semenjak tindakan dilaksanakan.
3.11 Evaluasi
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran
dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria
tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut
dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah
pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang
dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata
unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain.
Sebelum mengadakan evaluasi, kita harus menyiapkan alat tes berupa soal. Tes
adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya
terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran
tertentu.
3.11.2 Menyusun Soal Tes
Soal tes berbentuk uraian atau essai. Siswa menjawab soal sesuai dengan pertanyaan
yang sesuai dengan indikator menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang.
3.11.3 Menguji Coba Instrumen Tes
Untuk mendapatkan validitas yang baik, maka instrumen tes diujicobakan di kelas III
3.11.4 Menganalisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Dari hasil uji coba instrumen tes, maka skor yang diperoleh akan dianalisis untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi
panjang.
3.12 Jadwal Penelitian
Penelitian dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan setiap siklus, dan pembuatan
[image:36.612.118.531.374.588.2]laporan. Jadwal penelitian dimulai dari minggu kedua bulan Mei 2012.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Persiapan
Pelaksanaan siklus 1
a. Perencanaan tindakan
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
c. Analisis dan refleksi
Pelaksanaan siklus 2
a. Perencanaan tindakan
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
c. Analisis dan refleksi
Pelaksanaan siklus 3
a. Perencanaan tindakan
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
c. Analisis dan refleksi
5 Pembuatan laporan penelitian
Mei 4 April 3 2 Maret Kegiatan No Februari
Personalia penelitian terdiri atas guru kelas III sebagai peneliti dan teman
sejawat/kolaborator juga guru kelas di SD Negeri III Tulungagung Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
3.13.1 Guru Peneliti
Nama : Sumani
NPM : 1013119078
Program Studi : S-1 PGSD
Jurusan : PGSD
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Tempat Penelitian : SD Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo
Alamat Sekolah : Jalan Raya Yudistira, Kecamatan Gadingrejo,
Kabupaten Pringsewu
3.13.2 Teman Sejawat (Kolaborator)
Nama : Heru Sugondo, S.Pd.SD.
NIP : 19650321 198807 1002
Guru Bidang Studi : Guru Kelas
Tempat Mengajar : SD Negeri 1 Tulungagung
Alamat Sekolah : Jalan Raya Yudistira, Kecamatan Gadingrejo,
1
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pendekatan belajar tuntas pada pembelajaran Tematik mata pelajaran
Matematika dapat meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus.
Pada siklus I, hasil belajar siswa 50,66 dengan predikat kurang, pada siklus II hasil
belajar siswa 63,34 dengan predikat cukup, dan pada siklus III hasil belajar siswa
mencapai 77,33 dengan predikat baik.
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas, siswa kelas III Sekolah
Dasar Negeri 1 Tulungagang Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun
Pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.
a) Penerapan metode pendekatan belajar tuntas dapat meningkatkan hasil belajar
Tematik mata pelajaran Matematika siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012. Proses
pembelajaran Tematik pada setiap siklus menerapkan metodel pendekatan belajar
2
b) Hasil penelitan pembelajaran Tematik mata pelajaran Matematika pada siklus I, nilai hasil
belajar Matematika siswa, rata-rata 50,66 dan siswa yang mencapai KKM 5 siswa (20%).
Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 63,34 atau meningkat 12,68,
dan siswa yang mencapai KKM 17 siswa (68%) atau bertambah 12 siswa. Pada siklus III,
nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 77,33 atau meningkat 13,99, dan siswa yang
mencapai KKM 22 siswa (88%) atau bertambah 5 siswa dibandingkan siklus II.
c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa 50,66 dan jumlah siswa yang mencapai KKM 5 siswa
pada siklus I, dibandingkan dengan siklus II nilai rata-rata hasil belajar 63,34 pada
penelitian tindakan kelas ini, tampak sekali bahwa terjadi peningkatan yang cukup,
sedangkan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah
12,68, dan siswa mencapai KKM 17 siswa. Peningkatan hasil belajar siklus II ke siklus
III adalah 13,99, dan siswa yang mencapai KKM 22 siswa.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, peneliti menyarankan sebagai
berikut.
a. Untuk Guru
1) Pendekatan belajar tuntas dapat dijadikan alternatif oleh guru untuk memotivasi
siswa berlatih dan belajar pada pembelajaran Tematik.
2) Guru harus lebih cepat tanggap terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa yang
dihadapi dalam menerima materi pembelajaran yang menyebabkan kemampuan
belajar siswa menurun. Untuk mengatasi hal tersebut guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran, dianjurkan menggunakan pendekatan atau metode-metode
pembelajaran yang bervariasi. Guru juga sanggup dan bersedia memberikan motivasi,
3
3) Guru selalu memberikan latihan secara kontinyu dengan bimbingan seperlunya untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik.
4) Dalam menghadapi tugas sehari-hari perlu berkolaborasi dengan sesama guru untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran
khususnya dalam menangani hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik.
5) Pelaksanaan siklus ke siklus sebaiknya jangan terlalu lama, karena dapat
mengakibatkan siswa lupa, jenuh atau bosan terhadap pendekatan atau metode yang
digunakan.
b. Untuk Sekolah
I. Sekolah sebaiknya memperbanyak work shop atau musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) untuk menunjang proses pembelajaran umumnya, dan khususnya
pembelajaran Tematik.
II. Untuk mengaktifkan guru, kepala sekolah perlu melakukan supervisi secara terus
menerus dengan diberi umpan balik.
III.Kepala sekolah selalu mendorong adanya kerja kolaborasi sesama guru.
IV.Memberikan motivasi kepada guru untuk memanfaatkan pendekatan atau metode
pembelajaran, khususnya pendekatan belajar tuntas pada materi pembelajaran
tertentu.
V. Membantu guru dalam pengadaan media pembelajaran, khususnya media
pembelajaran Tematik.
VI.Sekolah melengkapi sarana belajar yang lain, seperti alat peraga Tematik, telavisi,
internet, OHP, surat kabar, majalah dan lain-lain.
4
1) Siswa harus instropeksi diri dan harus lebih banyak melakukan pelatihan untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
2) Siswa hendaknya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran Tematik di kelas.
3) Siswa harus banyak berlatih untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
4) Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar
proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan.
5) Siswa hendaknya memiliki minat belajar yang tinggi agar tercapai prestasi belajar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS
DI KELAS III SDN1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012 (Skripsi)
Oleh SUMANI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS
DI KELAS III SDN 1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(Skripsi)
Oleh SUMANI NPM 1013119078
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 15 3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 17 4.1 Grafik Klasikal Belajar Tuntas Menghitung Keliling, Luas Persegi
dan Persegi Panjang Siklus I ... 70 4.2 Grafik Klasikal Belajar Tuntas Menghitung Keliling, Luas Persegi
dan Persegi Panjang Siklus II ... 71 4.3 Grafik Klasikal Belajar Tuntas Menghitung Keliling, Luas Persegi
dan Persegi Panjang Siklus III ... 72 4.4 Grafik Nilai Rata-Rata Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.5.2 Manfaat Praktis ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Tuntas ... 7
2.2 Hasil Belajar ... 13
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 15
3.2 Setting Penelitian ... 18
3.2.1 Tempat Penelitian ... 18
3.2.2 Waktu Penelitian ... 18
3.3 Subjek Penelitian ... 18
3.4 Rencana Penelitian Tindakan Kelas ... 19
3.4.1 Perencanaan Tindakan ... 19
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan ... 19
3.4.3 Observasi ... 21
3.4.4 Refleksi ... 21
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 22
3.6 Teknik Analisis Data ... 23
3.7 Langkah-Langkah Menganalisis Data ... 24
3.7.1 Perencanaan Siklus I ... 26
3.7.2 Perencanaan Siklus II ... 27
3.7.3 Perencanaan Siklus III ... 28
3.8 Pelaksaaan Penelitian Tindakan Kelas ... 29
3.9 Pengumpulan Data ... 32
3.11 Evaluasi ... 35
3.11.1 Mempersiapkan Evaluasi ... 35
3.11.2 Menyusun Soal Tes ... 35
3.11.3 Menguji Coba Instrumen Tes ... 36
3.11.4 Menganalisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 36
3.12 Jadwal Penelitian ... 36
3.13 Personalia Penelitian ... 37
3.13.1 Guru Peneliti ... 37
3.13.2 Teman Sejawat (Kolaborator) ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38
4.2 Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ... 38
4.3 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 40
4.3.1 Perencanaan (Planning) ... 40
4.3.2 Tindakan (Acting) ... 41
4.3.3 Pengamatan (Observating) ... 43
4.3.4 Refleksi (Reflecting) ... 44
4.4 Rekomendasi Siklus II ... 49
4.5 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 49
4.5.1 Perencanaan (Planning) ... 49
4.5.2 Tindakan (Acting) ... 50
4.5.3 Pengamatan (Observating) ... 51
4.4.4 Refleksi (Reflecting) ... 52
4.6 Rekomendasi Siklus III ... 60
4.7 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus III ... 61
4.7.1 Perencanaan (Planning) ... 61
4.7.2 Tindakan (Acting) ... 62
4.7.3 Pengamatan (Observating) ... 64
4.7.4 Refleksi (Reflecting) ... 65
4.8 Rekomendasi Perbaikan ... 69
4.9 Pembahasan ... 70
4.9.1 Perkembangan Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Belajar Tuntas ... 70
4.9.1.1 Pembelajaran Siklus I ... 70
4.9.1.2 Pembelajaran Siklus II ... 71
4.9.1.3 Pembelajaran Siklus III ... 72
4.9.2 Pembelajaran Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Belajar Tuntas ... 74
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 79
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 1987. Deduktif Metodik. Semarang : CV. Toha Putra.
Arikunto, Suharsimi. 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Fitri. 2007. Usaha Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Merespon Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Belajar Tuntas. Skripsi-UMS. http://www.google.co.id/= penerapan belajar tuntas menurut Ana&oq= (25 Mei 2012).
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hutabarat, EP. 1995. Cara-cara Belajar. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Khafid. 2006. Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Kusuma, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Maryamah, Siti. 2007. Usaha Meningkatkan Pemahaman Konsep, Fakta, Prinsip, dan Skill Matematika Melalui Metode Mastery Learning. Skripsi-UMS. http://www.google.co.id/= penerapan belajar tuntas menurut Ana&oq= (25 Mei 2012).
Moleong. 2005. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution,S.1996. Pengertian Prestasi Belajar.http://www.anneahira.com/pengertian-prestasi-belajar-menurut-para-ahli.htm.diakses pada tanggal 25 Mei 2012. Sutama. 2000. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Matematika Melalui
Pembenahan Gaya Mengajar Guru di SLTP Negeri 18 Surakarta. Tesis. Yogyakarta:Program Pasca Sarjana UMY .http ://hemow. wordpress. Com
/2007/06/27/skripsi-bab-i-ii-iii/ (diakses 25 Mei 2012)
2
Suyoko, Yitno. 2007. Tematik untuk Sekolah Dasar/ MI kelas III Semester 2. Jakarta: Mutiara Permata Bangsa.
Tim Unila. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah.Bandarlampung:Universtas Lampung.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Indikator Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang ... 24 3.2 Tolok Ukur Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan
Persegi Panjang ... 25 3.3 Jadwal Penelitian ... 36 4.1 Persentase Hasil Belajar Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi
Panjang Siklus I ... 47 4.2 Persentase Hasil Belajar Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi
Panjang Siklus II ... 57 4.3 Persentase Hasil Belajar Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan PTK ini tepat pada waktunya. Laporan ini
hasil penelitian mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi
S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
dilaksanakan di kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
3. Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd., selaku dosen Pembimbing.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., Selaku dosen Pembahas.
5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu dan Staf yang telah memberi
kesempatan belajar bagi penulis di FKIP Unila.
7. Seluruh dewan guru, karyawan, beserta staf tata usaha SD Negeri 1 Tulungagung
Kecamatan Gadingrejo.
8. Siswa-siswi kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo.
9. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT memberikan berkah, rahmat, dan hidayah serta kemuliaan-Nya atas
kebaikan dan pengorbanan bagi kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kebaikan laporan PTK ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Bandarlampung, Agustus 2012
Penulis,
Sumani
MOTTO
Sendiri berinspirasi, berdua berdiskusi, bertiga atur setrategi, dan berempat turun aksi
Dengan ilmu kehidupan akan menjadi mudah, dengan seni kehidupan akan lebih indah, dengan agama kehidupan akan lebih terarah
Tebarkan ilmu yang kau dapat meski hanya satu ayat
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. H. Syaifuddin Latif, M.Pd. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Acmad, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sumani
NPM : 101311 9078
Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Judul PTK : Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Melalui Pendekatan Belajar
Tuntas di Kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Tahun
Pelajaran 2011/2012
Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan
sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain
atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas
atau Institut lain.
Bandarlampung, Juni 2012 Yang Membuat Pernyataan,
materai 6000
Sumani
PERSEMBAHAN
Puji syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah Swt. limpahkan, saya
mempersembahkan laporan PTK ini, kepada orang-orang terkasih dan tercinta sebagai
berikut.
1. Orang tua dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dan dorongan
semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin terbalaskan.
2. Suami tercinta yang telah memberi motivasi dan semangat serta kebersamaan, sehingga
memberikan kedamaian, ketenangan, dan keberhasilan.
3. Ketiga buah hatiku, Erik Setiawan, Dedek Hermawan, Anggita Okta Mulinasari yang
selalu memberikan dorongan, inspirasi dan motivasi dalam mengejar cita-cita di masa
yang akan datang.
4. Para dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membantu menyelesaikan kuliahku.
5. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Staf Tat