ABSTRAK
PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI
LATIHAN SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SDN 1
KEPUTRAN KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh SUKIMIN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kebugaran jasmani melalui latihan sirkuit pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Keputran Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Keputran Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 37 siswa, dengan perincian 25 laki-laki dan 12 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI).
PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI
LATIHAN SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SDN 1
KEPUTRAN KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh SUKIMIN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Program Studi Penjaskes Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI METODE SIRKUIT PADA KELAS V SDN 1 KEPUTRAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU
.
Nama Mahasiswa : SUKIMIN Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118055 Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Wiyono, M.Pd. Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. NIP 19570111 198303 1 002 NIP 19580127 198503 1 003
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd. …………
Sekretaris : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : SUKIMIN
NPM : 1013118055
Tempat tanggal lahir : Jogyakarta, 09 Maret 1962
Alamat : Jln. Sukoharjo1 No. 33 Kec.Sukoharjo, Pringsewu
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Peningkatan Aspek Kebugaran Jasmani melalui Latihan Sirkuit pada siswa kelas V SD Negeri 1 Keputran Sukoharjo, Pringsewu ” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2011 – 30 November 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, 07 Januari 2012
PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI
LATIHAN SIRKUIT PADA SISWA KELAS V
SDN 1 KEPUTRAN SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh
S U K I M I N
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan melalui instrumen tes dan pengukuran pada setiap
siklus dapat disajikan sebagai berikut.
Analisis Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Hasil tes awal dari 20 siswa tidak ada yang berhasil meningkat atau masuk
dalam norma tes kebugaran jasmani sehingga keadaan tersebut sama dengan
belum mencapai ketuntasan belajar (65%). Jadi prosentase ketuntasan belajar
pada tes awal adalah 0 %. Artinya, belum ada seorang pun siswa yang
mencapai kebugaran pada tingkat baik, apa lagi abik sekali.
Siklus II
Hasil tes siklus pertama dari 20 siswa yang ada ternyata 6 siswa setelah
mengikuti latihan sirkuit meningkat. Jadi prosentase ketuntasan belajar adalah
30 %.
Siklus III
Setelah mengikuti latihan sirkuit kemudian dilakukan tes kebugaran jasmani
Indonesia, maka sebanyak 12 siswa dengan kategori Baik dan 2 orang dengan
kategori Baik Sekali meningkat. Jadi prosentase ketuntasan belajar adalah
70% dan10%. Dengan demikian, siswa yang mencapai tingkat kebugaran
jasmani dengan kategori Baik dan Baik Sekali sebanyak 14 orang dari jumlah
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan kebugaran siswa
setelah mengikuti berbagai latihan meningkat, sehingga bisa dikatakan
bahwa peningkatan kebugaran jasmani siswa melalui latihan sirkuit lebih
efektif dari pada latihan biasa atau latihan yang dilakukan secara
konvensional. Artinya, bahwa tingkat kebugaran jasmani yang diberikan
secara terarah lebih menguntungkan atau berhasil adanya peningkatan
kemampuan kebugaran siswa dari pada hanya dilakukan secara sederhana
tanpa sentuhan atau pendekatan yang lebih kreatif.
Hasil tersebut sekaligus merupakan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari
setiap siklus yang telah diberikan latihan yang berbeda. Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) ini telah ditetapkan sebesar 65 % dari kemampuan belajar
siswa
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar gerak tolak
peluru siswa dapat dicapai atau tuntas setelah mengikuti pembelajaran pada
B. Pembahasan
Dari Tabel 1 hasil penelitian setiap siklus di atas menunjukkan adanya
peningkatan kebugaran jasmani para siswa setelah diberikan latihan
kelincahan yang berupa latihan dalam beberapa pos. Hal ini menunjukan
bahwa guru memiliki kemampuan mengajar yang efektif, artinya untuk
mengenali seorang guru yang baik, lewat sifat – sifat tertentu yang ia miliki,
atau lewat prosedur-prosedur yang ia pergunakan di kelas (Popham dan
Baker, 2005:7). Artinya, seorang guru dikatakan mengajar efektif manakala
ia mampu mengajar dengan menggunakan media dan model pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan anak. Lebih jauh Popham dan
Baker mengatakan bahwa “efektivitas pengajaran itu seharusnya ditinjau dari
hubungannya dengan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu,
di dalam situasi tertentu, dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan
instruksional tertentu”. Jadi, guru yang baik atau profesional itu mampu (1)
memilih kegiatan instruksional yang kiranya membawa hasil, dan (2) menilai
tepat tidaknya pilihannya itu, sehingga lambat laun ia dapat memperbaiki
kualitas pengajarannya (Popham dan Baker, 2005:4).
Pada penelitian ini digunakan pedoman penilaian dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pembelajaran (KTSP). KTSP merupakan strategi pengembangan
kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan prestasi.
KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang
memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan
masyarakat dalam proses belajar mengajar disekolah. Dalam KTSP untuk SD
diperhatikan, sedangkan yang mendapat nilai 65 keatas telah memenuhi
ketuntasan belajar siswa (Depdiknas, 2007).
Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapainya kompetensi setelah
siswa mengikuti pembelajaran. Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran
permainan bola kasti adalah kemampuan siswa dalam melakukan melempar,
memukul dan menangkap, yang dicerminkan dengan bagaimana para siswa
itu mampu melakukan gerakan tersebut yang diterapkan dalam suatu
permainan.
Dari hasil observasi yang ditampilkan dalam tabel 1 menunjukkan bahwa
pada sikuls III hampir sebagian besar siswa yang mencapai tingkat
kebugaran jasmani pada kategori “Baik” dan “Baik Sekali” atau lebih dari 65
% maka pelaksanaan penelitian untuk siklus berikutnya tidak dilakukan lagi
karena sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini sesuai
pendapat Suhardjono (2006:58) bahwa “PTK adalah penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu
praktik pembelajaran” telah terbukti berhasil. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini, yakni Jika Latihan sirkuit diterapkan pada
siswa kelas V SDN 1 Keputran Sukoharjo maka tingkat kebugaran Jasmani
dapat ditingkatkan”. Karena itu, dengan terbuktinya hipotesis maka
permasalahan atau rumusan masalah dalam penelitian ini pun telah terjawab,
bahwa melalui latihan sirkuit pada siswa kelas V SD Negeri 1 Keputran
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu tingkat kebugarannya dapat
Adanya perubahan secara fisiologis setelah latihan dikemukakan oleh Bowers
dan Fox, 1992; 250, bahwa ada beberapa perubahan yang terjadi setelah
latihan, terutama sekali setelah sesi latihan daya tahan :
~ Terjadinya konsentrasi mioglobin, yang beguna untuk mengirimkan
(diffuse) oksigen (O2) dari dinding sel (cell membrane) ke mitokondria.
~ Oksidasi karbohidrat dan lemak. Karena kemampuan aerobik pada otot
rangka meningkat lebih besar yang disebabkan latihan daya tahan, maka
kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen dalam menggunakan
karbohidrat dan lemak sebagai bahan bakar metabolism ditingkatkan
sehingga terjadi pengaruh pada serabut fast twitch (FT) maupun slow twitch (ST), yang ditandai dengan (a) meningkatnya jumlah dan ukuran
mitokondria pada otot rangka, (b) suatu peningkatan pada aktivitas atau
konsentrasi pada system enzymatis pada reaksi aerobic yang berlangsung
di mitokondria. Melalui respek peningkatan jumlah dan ukuran
mitokondria tadi
Berdasarkan pendapat ahli tersebut nyata sekali bahwa seseorang yang selalu
latihan berulang-ulang dan dalam waktu yang cukup lama (daya tahan) akan
menyebabkan terjadinya perubahan, yaitu konsentrasi mioglobin, yaitu otot
yang mengikat oksigen akan semakin besar, sedangkan oksigen sendiri
berguna untuk energi. Kemudian perubahan karbohidrat dan lemak yang
berguna untuk bahan bakar metabolisme dalam rangka menyediakan energi
bagi serabut otot fast twitch (FT), dalam kegiatan sehari-hari sangat
Oleh karena itu, tingkat kebugaran jasmani siswa perlu mendapat perhatian
dari berbagai pihak terutama dari para guru, sebab dengan tngkt kebugaran
baik maka siswa akan lebih mudah mengikuti dan partisipasi dalam
pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat ahli, yaitu: Hal yang sama
diungkapkan oleh Adisapoetra, dkk (1999;4) :
“Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas
dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,
sehingga tubuh masih mempunyai simpanan tenaga untuk mengatasi beban
kerja tambahan”.
Agar kebugaran jasmani dapat terus dipertahankan maka diperlukan latihan
yang teratur. Seperti pendapat Cooper (1983;22), yang mengatakan :
“Pengaruh latihan meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh-pembuluh
darah yang menyalurkan darah ke seluruh jaringan tubuh, mengisi penuh
seluruh jaringan tubuh dengan oksigen untuk pembentukan energi.”
Jadi, betapa pentingnya kebugaran jasmani bagi semua siapa tak terkecuali
bagi siswa dalam menghadapi pembelajaran. Karena itu, apapun aspek fisik
yang dilatih akan berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani secara
keseluruhan, demikin pula bila dilatih aspek kelincahan maka akan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Melalui latihan sirkuit yang berupa latihan melalui beberapa pos dapat
meningkatkan kemampuan kebugaran jasmani pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Keputran Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.
2. Dengan meningkatnya kemampuan kebugaran jasmani tersebut maka
pembelajaran dan aktivitas gerak pada siswa kelas V SD Negeri 1
Keputran Sukoharjo Kabupaten Pringsewu bisa dikatakan efektif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya
peningkatan atau perbaikan tingkat kebugaran jasmani bagi siswa sekolah
dasar, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang
berbeda dan obyek penelitian dari aspek yang berbeda pula.
2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan
3. Perlu melakukan penelitian yang sejenis pada kelas yang berbeda agar
diperoleh hasil yang dapat dijadikan perbandingan, apakah peningkatan
kebugaran jasmani dengan menggunakan latihan kelincahan akan selalu
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis laksanakan di kelas V SDN 1 Keputran Kabupaten Pringsewu dapat terlaksana dengan waktu yang telah dijadwalkan. Dan penulis beri judul laporan ini “Peningkatan Aspek KebugaranJasmani melalui Latihan Sirkuit pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Keputran Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu ”.
Banyak manfaat yang penulis dapatkan sebagai seorang pendidik selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), untuk meningkatkan profesionalisme dalam memperbaiki kinerja dalam pembelajaran. Kemudian penulis lebih serius dan percaya diri dalam mengelola pembelajaran melalui latihan terbimbing untuk memperbaiki pembelajaran dikelas yang dilakukan berulang kali dengan proses refleksi yang penulis lakukan dengan merenung dan diskusi dengan teman sejawat. meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dan akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penulis haturkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
.
Abdullah, A.Manadji, A. 1994, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta.
Adisapoetra, dkk, 1999, Tes & Latihan Kebugaran Jasmani untuk Anak Usia Sekolah. Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Cooper. Kenner H., 1983, Aerobik, PT. Gramedia, Jakarta.
Depdikbud, 1995, Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun,Jakarta
Depdikbud, 1988. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Senam di Sekolah Dasar Kelas I s/d VI mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta
Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.
Kartono, Kartini, 1986, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni Bandung. Muhadjir, Noeng, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD,
Yogyakarta.
Rusli Lutan, Suherman Adang, 2000, Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes, DEPDIKNAS, DIRJEN Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sumodisardjono, Sadoso, 1990, Pengetahuan Praktisi Kesehatan dan Olahraga, PT. Gramedia, Jakarta.
Surachmad, Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsiti, Bandung.
Syarifudin, Junusul Hairy, 1999, Konsep Kebugaran Jasmani, Tim-PPPITOR Kantor MENPORA RI, Jakarta.
Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.
Gambar Halaman
1 Latihan Sirkuit... 10
2. Start Lari 40 Meter... 13
3 Cara Pegangan Gantung Angkat Tubuh Putra... 15
4 Pelaksanaan Tes Angkat Gantung... ... 16
5 Pelaksanaan Angkat Gantung Putri... 17
6 Pelaksanaan Tes Baring Duduk... 18
7 Tes Vertical Jump... 20
8 Start Lari Jarak 600 Meter... 22
Halaman
E. Proses Peningkatan Kebugaran Jasmanai ...28
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (untuk Putera dan
Puteri)... 23
2 Peningkatan Kebugaran Jasmani Tiap Siklus... 34
Gambar Halaman
1 Latihan Sirkuit... 10
2. Start Lari 40 Meter... 13
3 Cara Pegangan Gantung Angkat Tubuh Putra... 15
4 Pelaksanaan Tes Angkat Gantung... ... 16
5 Pelaksanaan Angkat Gantung Putri... 17
6 Pelaksanaan Tes Baring Duduk... 18
7 Tes Vertical Jump... 20
8 Start Lari Jarak 600 Meter... 22
9 Finish Lari 600 Meter... 22
Lampiran Halaman
1 Surat Izin Penelitian dari FKIP Universitas Lampung 39
2 Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri
Keputran Sukoharjo Pringsewu... 40
3 Hasil Analisis Data Setiap Siklus... 41
4 Photo Pelaksanaan Penelitian... 42
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (untuk Putera dan
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam maupun diluar sekolah yang
berlangsung seumur hidup. Seperti yang tertulis dalam Tap MPR No.
II/MPR/1998 tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu : “Meningkatkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan,
mempertinggi budi pekerti, dan cinta tanah air, agar dapat membangun
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dengan demikian pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan terampil serta
mempertinggi budi pekerti luhur.
Berdasarkan GBPP kurikulum suplemen tahun 1999 tentang Pendidikan
Jasmani merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses
pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat
menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan
A. Kebugaran Jasmani
Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), “Kebugaran Jasmani adalah
kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan
mudah tanpa meraskan lelah yang berlebihan, serta mempunyai sisa atau
cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk
keperluan-keperluan mendadak”. Keseluruhan organ berkerja dalam satu keterkaitan
yang kompleks dan utuh, seperti misalnya sistem peredaran darah, system
pernafasan, sistem metabolisme dan lain-lain. Karena itu kebugaran
jasmani, secara umum sering diartikan sebagai “derajat kemampuan
seseorang untuk mejalankan tugas tanpa kelelahan yang berlebihan hingga
kemudian ia masih mampu manjalankan tugas berikutnya’.
Hal yang sama diungkapkan oleh Adisapoetra, dkk (1999;4) : “Kebugaran
jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan
sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh
masih mempunyai simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja
tambahan”.
Agar kebugaran jasmani dapat terus dipertahankan maka diperlukan latihan
A. Jenis Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode.
Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
yang akan dilaksanakan siswa kelas V SDN 1 Keputran Kec. Sukoharjo Kab.
Pringsewu dengan alasan bahwa siswa kelas V memiilki tingkat kebugaran
jasmani yang kurang.
Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :
1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.
2. Bersifat kolaboratif
3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran
yang efektif dan efesien.
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan
kemampuan keterampilan guru dalam menghadapi permasalahan aktual
pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian ini
penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus
A. Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan melalui instrumen tes yang disajikan sebagai berikut.
Analisis Prosentase Ketuntasan Belajar
Siklus I
Hasil tes awal dari 20 siswa tidak ada yang berhasil meningkat sehingga
keadaan tersebut sama dengan belum mencapai ketuntasan belajar (65%).
Jadi prosentase ketuntasan belajar pada tes awal adalah 0 %. Artinya, belum
ada seorang pun siswa yang mencapai kebugaran pada tingkat baik.
Siklus II
Hasil tes siklus pertama dari 20 siswa yang ada ternyata 6 siswa setelah
mengikuti latihan sirkuit meningkat. Jadi prosentase ketuntasan belajar adalah
30 %.
Siklus III
Setelah mengikuti latihan sirkuit kemudian dilakukan tes kebugaran jasmani
Indonesia, maka sebanyak 12 siswa dengan kategori Baik dan 2 orang
dengan kategori Baik Sekali meningkat. Jadi prosentase ketuntasan belajar
adalah 70% dan10%. Dengan demikian, siswa yang mencapai tingkat
kebugaran jasmani dengan kategori Baik dan Baik Sekali sebanyak 14 orang
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Melalui latihan sirkuit yang berupa latihan melalui beberapa pos dapat
meningkatkan kemampuan kebugaran jasmani pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Keputran Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.
2. Dengan meningkatnya kemampuan kebugaran jasmani tersebut maka
pembelajaran dan aktivitas gerak pada siswa kelas V SD Negeri 1
Keputran Sukoharjo Kabupaten Pringsewu bisa dikatakan efektif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya
peningkatan atau perbaikan tingkat kebugaran jasmani bagi siswa sekolah
dasar, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang
berbeda dan obyek penelitian dari aspek yang berbeda pula.
2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 09 Maret
1962 dari pasangan Bapak Poncorejo dan Ibu Hj Samiyem.
Penulis merupakan anak ke lima dari lima bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Sukoharji II, diselesaikan pada
tahun 1975. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Gadingrejo,
diselesaikan pada tahun 1979. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Tanjung
Karang diselesaikan tahun 1982. D2 Universitas Terbuka diselesaikan tahun
1998. Saat ini penulis masih mengikuti Program Pendidikan S1 Penjaskes dalam