• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester "

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN

MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Ganjil SMA Negeri 1 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

NURIS MUKHTON Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN

MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Ganjil SMA Negeri 1 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

NURIS MUKHTON

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain penelitian pretest-posttest non equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA-1 sebagai kelas

eksperimen dan XI IPA-3 sebagai kelas kontrolyang dipilih dengan teknik

purposive sampling. Data penelitian berupa data kualitatif yang diperoleh melalui

(3)

Nuris Mukhton

ii

Hasil penelitian dan uji U N-gain indikator penguasaan materi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi oleh siswa yang pembelajarannya menggunakan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari rata-rata pretes 23,04 menjadi 85,00 pada rata-rata postes dengan N-gain 80,30. Peningkatan penguasaan materi oleh siswa juga dipengaruhi oleh

peningkatan aktivitas belajar siswa dari rata-rata aktivitas belajar 57,99% pada pertemuan pertama menjadi 76,87% pada pertemuan kedua dengan persentase peningkatan 18,88%. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif terhadap peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok sistem peredaran darah oleh siswa.

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 12

C. Animasi Multimedia ... 17

D. Aktivitas Belajar Siswa ... 22

E. Penguasaan Materi Siswa ... 24

III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

C. Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian... 28

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

(7)

xiii

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 54

1. Silabus ... 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 59

3. Rubrik Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 75

4. Soal Pretes/Postes ... 77

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 86

6. Data-Data Hasil Penelitian ... 112

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 126

8. Pembagian Kelompok Diskusi ... 134

9. Poin Peningkatan Individu, Nilai Kelompok, dan Penghargaan Kelompok ... 138

10.Penghargaan Kelompok ... 142

11.Foto-Foto Penelitian ... 145

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya sengaja untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Pada dasarnya pendidikan bertujuan

mengantarkan siswa menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial (Hasbullah, 1999: 1). Proses pendidikan di sekolah didasari oleh interaksi antara guru dan siswa. Guru sebagai fasilitator dalam belajar harus mampu pemberdayakan potensi siswa sesuai dengan kecerdasan, bakat, dan minatnya (Hanafiah dan Suhana, 2009: 107).

(9)

2

Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Pada prinsipnya proses belajar bertumpu kepada struktur kognitif yang meliputi penataan fakta, konsep, dan prinsip-prinsip sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik (Sardiman, 2001: 22). Proses pembelajaran memerlukan berbagai aktivitas belajar yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut dengan baik sehingga keberhasilan dari proses tersebut dapat ditingkatkan.

Biologi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembelajaran biologi SMA/MA bertujuan memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Pada dasarnya biologi berupaya membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan mengerjakan untuk membantu siswa memahami alam sekitar (BSNP, 2006: 175).

(10)

Hasil observasi di SMAN 1 Sumberejo didapatkan informasi bahwa penguasaan materi oleh siswa masih kurang optimal. Hal tersebut dapat terjadi karena proses pembelajaran biologi selama ini masih jarang

menggunakan media pembelajaran. Salah satunya pada materi yang mengacu pada kompetensi dasar 3.2 kelas XI, yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. Nilai rata-rata siswa kelas XI IPA semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 pada materi tersebut baru mencapai 58,74 dan sekitar 60% siswa tidak tuntas. Hasil tersebut belum memenuhi standar ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan sekolah yaitu ≥ 75.

Kurang optimalnya penguasaan materi oleh siswa ini cukup beralasan jika ditinjau dari materi tersebut ada beberapa konsep materi yang bersifat

abstrak. Beberapa konsep materi sistem peredaran darah yang bersifat abstrak diantaranya adalah proses peredaran yang melibatkan sel darah, jantung dan pembuluh darah serta beberapa kelainan/penyakit yang terjadi dalam sistem peredarah darah, sehingga tidak dapat dipungkiri pemahaman siswa terhadap materi ini masih kurang optimal.

(11)

4

dalam Trina, 2007: 10). Melalui animasi multimedia ini, konsep materi yang bersifat abstrak dapat dikonkretkan, sehingga penguasaan materi oleh siswa dapat ditingkatkan (Silberman dalam Trina, 2007: 11).

Penelitian tentang animasi multimedia sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah hasil penelitian Marzuki (2009) yang menyimpulkan bahwa

penggunaan animasi multimedia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi pokok sistem pernafasan oleh siswa. Penguasaan materi oleh siswa yang pembelajarannya menggunakan animasi multimedia lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa animasi multimedia.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menganggap perlu diadakan penelitian dengan penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada materi pokok sistem peredaran darah di SMAN 1 Sumberejo, karena penelitian ini diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(12)

2. Apakah penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sumberejo pada materi pokok sistem peredaran darah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui efektivitas penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sumberejo pada materi pokok sistem peredaran darah.

2. Mengetahui efektivitas penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sumberejo pada materi pokok sistem peredaran darah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

(13)

6

2. Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar yang berbeda yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan menguasai materi.

3. Bagi guru

Memberikan wawasan tentang penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat diterapkan di kelas.

4. Bagi sekolah

Memberikan masukan sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Efektivitas dalam penelitian ini merupakan hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan proses pembelajaran yaitu ditentukan dari rata-rata nilai pretes dan postes untuk menghitung N-gain indikator penguasaan materi. 2. Animasi multimedia dalam penelitian ini adalah jenis media yang

menggabungkan antara teks (grafis), gambar, audio, video, dan animasi yang diproyeksikan ke layar dengan bantuan komputer/laptop, sound system, dan proyektor.

(14)

4. Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang terdiri dari: memperhatikan presentasi/penjelasan dari guru (visual activities), mengisi/menulis jawaban LKS (writing activities), melakukan kegiatan diskusi kelompok (oral activities), mempresentasikan hasil diskusi kelompok (motor activities), mengajukan pertanyaan dalam presentasi (oral activities),

mengemukakan pendapat/ide dalam presentasi (oral activities), dan menanggapi pertanyaan dalam presentasi (mental activities).

5. Penguasaan materi dalam penelitian ini adalah pemahaman materi pokok sistem peredaran darah oleh siswa yang ditentukan dari hasil pretes dan postes.

6. Materi pokok dalam penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar 3.2 kelas XI yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. 7. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi kelas XI IPA SMAN 1

Sumberejo mata pelajaran biologi semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang teridri atas 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dengan perlakuan penggunaan animasi multimedia dan kelas kontrol yang menggunakan media gambar. Kedua kelas tersebut sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Kerangka Pikir

(15)

8

menunjukkan, membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Untuk meningkatkan interakasi antara guru dengan siswa diperlukan suatu perantara/media. Media berbasis komputer (multimedia) merupakan jenis media yang

menggabungkan antara teks, suara, musik, animasi, dan video dengan software interaktif.

Melalui animasi multimedia, konsep materi yang abstrak dapat dikonkretkan dengan menampilkan gambar-gambar yang bergerak sesuai dengan

kebutuhan. Salah satunya adalah pada materi sistem peredaran darah.

Multimedia pembelajaran mempunyai kemampuan menyediakan lingkungan baru untuk meningkatkan keterampilan siswa dan mengembangkan

pemahaman konseptual sehingga penguasaan materi oleh siswa dapat ditingkatkan.

Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat, yaitu animasi multimedia sebagai variabel bebas, aktivitas belajar siswa sebagai variabel terikat satu, dan penguasaan materi oleh siswa sebagai variabel terikat dua. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Keterangan: X = Penggunaan animasi multimedia, Y1 = Aktivitas belajar

siswa, Y2 = Penguasaan materi oleh siswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan terikat X

Y1

(16)

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H0: Penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD tidak efektif terhadap peningkatkan penguasaan materi oleh siswa.

H1: Penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dan mencapai tujuan bersama (Nurhadi, 2004: 112). Pembelajaran kooperatif disusun dalam usaha meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

kepemimpinan, membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2007: 42).

Menurut Slavin (dalam Yasa, 2008: 18) model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri antara lain: siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar; kelompok belajar dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah; bila memungkinkan anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang

berbeda; dan penghargaan yang berorientasi pada kelompok.

(18)

Ibrahim (dalam Yasa, 2008: 1) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terdiri dari:

1. Kemampuan akademik yaitu membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit. Melalui strategi kooperatif, diharapkan terjadi interaksi antar peserta didik untuk saling memberikan pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang disajikan oleh guru sehingga semua peserta didik akan lebih mudah memahami konsep.

2. Penerimaan perbedaan individu (suku, sosial, budaya, dan kemampuan) yaitu membuat suasana penerimaan terhadap sesama peserta didik yang berbeda latar belakangnya. Hal ini memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam menyelesaikan tugasnya.

3. Pengembangan keterampilan sosial yaitu mengajarkan keterampilan bekerjasama atau kolaborasi dalam memecahkan permasalahan.

(19)

12

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa fase dalam tabel berikut:

Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai selama

pembelajaran dan memotivasi belajar siswa

Fase 2

Menyajikan/menyampaikan materi

Menyajikan informasi kepada siswa melalui demonstrasi atau bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugasnya

Fase 5 Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6

Memberikan penghargaan

Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Sumber: Ibrahim (dalam Trianto, 2007: 48)

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)

(20)

Menurut Slavin (dalam Surianta, 2009: 20) pembelajaran model kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama, yaitu sebagai berikut:

1. Presentasi kelas

Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode/model pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya.

2. Kerja kelompok

Kelompok belajar terdiri dari empat sampai lima orang secara heterogen terutama dari segi akademiknya. Melalui kelompok ini, siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, memperbaiki miskonsepsi, bekerja sama dengan sebaik-baiknya, dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.

3. Tes

Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok belajar, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu.

4. Peningkatan skor individu

Setiap anggota kelompok diharapakan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok.

5. Penghargaan kelompok

(21)

14

Tahap pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe STAD menurut Slavin (dalam Surianta, 2009: 21) adalah sebagai berikut:

1. Persiapan materi dan menerapkan siswa dalam kelompok.

Sebelum menyajikan, guru mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok kooperatif.

Selanjutnya menetapkan siswa dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai lima orang dengan aturan heterogenitas yang dapat didasarkan pada:

a. Kemampuan akademik (pandai, sedang, dan rendah) yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Kelompok kooperatif ini terdiri dari siswa dengan tingkat prestasi seimbang.

b. Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dan lain-lain.

2. Penyajian materi pembelajaran a. Pendahuluan

Ditekankan pada apa yang akan dipelajari oleh siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep yang akan mereka pelajari.

b. Pengembangan

(22)

c. Praktek terkendali

Dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal dan memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan.

3. Kegiatan kelompok

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari oleh siswa.

4. Evaluasi

Dilakukan selama 45-60 menit secara mandiri untuk menunjukan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.

5. Perhitungan peningkatan skor awal

Dari hasil nilai perkembangan kelompok, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan. Menurut Trianto (2007: 55), untuk kriteria perhitungan skor perkembangan kelompok adalah pada tabel berikut:

Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan Kelompok

(23)

16

6. Penghargaan kelompok

Untuk penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ditentukan penyebutannya melalui kriteria yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata Tim Predikat

0 x 5 -

5 x 15 Tim Baik 15 x 25 Tim Hebat 25 x 30 Tim Super Sumber: Trianto (2007: 56)

Suatu metode/model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Menurut Slavin (dalam Yasa, 2008: 17) kelebihan tersebut diantaranya sebagai berikut: 1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma-norma kelompok;

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama; 3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok;

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: 1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa, sehingga sulit

mencapai target kurikulum;

(24)

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru, sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif;

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

C. Animasi multimedia

Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2006: 3) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Dale (1969 dalam Asyhar, 2011: 49) mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar. Jenjang

pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang disebut Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale). Jenjang pengalaman belajar disusun

secara berurutan menurut tingkat kekonkretan dan keabstrakkannya.

(25)

18

Gambar 2. Kerucut pengalaman Dale

Menurut Arsyad (1997: 6) media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera serta pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

Multimedia merupakan istilah umum bagi suatu media yang menggabungkan berbagai macam media. Keragaman media ini meliputi teks, audio, animasi, video, dan simulasi. Multimedia pembelajaran adalah paket multimedia interaktif dimana didalamnya terdapat langkah-langkah instruksional yang didesain untuk melibatkan pengguna secara aktif didalam proses

(26)

dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pembelajar, sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, betujuan, dan terkendali (Amatunisa, 2010: 6).

Salah satu software yang dapat digunakan untuk membuat animasi adalah macromedia flash. Menurut Feri (2004: 1-2) arti istilah macromedia flash

ialah software untuk membuat animasi yang biasanya digunakan untuk berbagai keperluan di internet. Misalnya untuk membuat situs, banner iklan, logo yang beranimasi, dan animasi pelengkap lainnya. Adobe flash (dahulu bernama macromedia flash) adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension.swf dan dapat diputar dipenjelajah web yang telah dipasangi adobe flash player.

Menurut Hidayatullah (2007: 9) macromedia flash 8 (selanjutnya disebut flash) adalah aplikasi powerfull yang menyediakan banyak hal-hal yang

(27)

20

Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambar bergerak. Pergerakan gambar itu dibentuk dengan menampilkan urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan yang tinggi, sehingga menghasilkan objek gambar statik yang dapat bergerak seperti hidup. Animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit untuk dijelaskan hanya dengan gambar atau kata-kata saja. Melalui kemampuan ini, maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata (pembelajaran yang abstrak) dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan (menjadi konkret).

Animasi sebagai media ilmu pengetahuan dapat dijadikan sebagai perangkat pembelajaran yang siap digunakan kapan saja untuk mengajarkan materi yang telah dianimasikan dengan teknologi interaktif melalui perangkat komputer atau perangkat elektronik lainnya (Hidayatullah, 2007: 10). Menurut Sharif (2003: 18) pembelajaran dengan teknologi multimedia memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa dengan materi pembelajaran;

2. Proses belajar secara individual sesuai kemampuan siswa; 3. Menampilkan unsur audio-visual;

4. Langsung memberikan umpan balik;

(28)

6. Mendorong rasa ingin tahu siswa, keinginan untuk mengubah sesuatu yang sudah ada, dan mendorong keinginan siswa untuk mencoba hal-hal yang baru.

Selain itu terdapat beberapa kekurangan dari pembelajaran teknologi multimedia diantaranya:

1. Pembelajaran dengan teknologi multimedia mengharuskan dioperasikan melalui komputer sebagai perangkat keras (hardware);

2. Peralatan untuk memanfaatkannya relatif mahal; 3. Perlu keterampilan khusus untuk mengoperasikannya;

4. Perlu keterampilan dan keahlian istimewa untuk mengembangkannya. Teknologi multimedia memiliki sejumlah manfaat (Sharif, 2003: 20) sebagai berikut:

1. Mengatasi kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun individual; 2. Membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di

lingkungan sekolah menjadi lebih konkret;

3. Memungkinkan pengulangan sampai berkali-kali; 4. Mendukung pembelajaran individual;

5. Lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer; 6. Merupakan media pembelajaran yang efektif; 7. Menjadikan informasi lebih berkesan;

(29)

22

D. Aktivitas Belajar Siswa

Proses pembelajaran memerlukan suatu aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas maka proses tersebut tidak mungkin berlangsung dengan baik. Belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku (melakukan suatu kegiatan), tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2004: 95). Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang

dilakukannya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan secara sadar yang dilakukan seseorang sehingga

mengakibatkan perubahan dalam dirinya yang berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan (Gie, 1985: 6).

(30)

Dierich (dalam Sardiman, 2004: 101) mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut:

1. Visual activities misalnya membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain;

2. Oral activities misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

salam, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi;

3. Listening activities misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato;

4. Writing activities misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin;

5. Drawing activities misalnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram;

6. Motor activities misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparasi, bermain, berkebun, berternak;

7. Mental activities misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan;

8. Emotional activities misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani, dan tenang.

Menurut Hamalik (2010: 91) ada beberapa manfaat aktivitas belajar dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

(31)

24

3. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok;

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu; 5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokrasi, kekeluargaan,

musyawarah, dan mufakat;

6. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, guru dengan orang tua, siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa; 7. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis;

8. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

E. Penguasaan Materi Siswa

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan

kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Keberhasilan suatu proses

pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi (Sanjaya, 2008: 141).

(32)

ranah kognitif. Menurut Anderson (2000: 67), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut:

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode;

2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang

dipelajari;

3. Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk

meghadapi masalah yang nyata dan baru;

4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, misalnya menguraikan masalah menjadi bagian yang lebih kecil;

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu;

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Untuk mengetahui penguasaan materi siswa dapat diukur dengan

(33)

26

Untuk mengukur suatu kegiatan pembelajaran digunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Salah satu instrument atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2010: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran yang dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes. Disebut postes karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Melalui tes, kita bisa mengukur berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Djamarah dan Zain (2006: 106) menjelaskan bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok;

(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2012 tahun pelajaran 2012/2013 di SMAN 1 Sumberejo.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil SMAN 1 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas dua kelas dari tiga kelas siswa, yaitusiswa-siswi kelas XI IPA-1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA-3 sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 300).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain penelitian pretest-posttest non equivalen. Desain penelitian ini mengambil dua kelompok subjek

dari populasi yang meliputi kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan animasi multimedia dan kelas kontrol yang

(35)

28

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Struktur desain penelitian sebagai berikut:

Keterangan: I = kelas eksperimen, II = kelas kontrol, O1 = pretes, O2 =

postes, X1 = perlakuan eksperimen menggunakan animasi

multimedia, X2 = perlakuan kontrol menggunakan media

gambar (Dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43) Gambar 3. Desain pretest-posttest non equivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan untuk melakukan observasi ke sekolah

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakan penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

d. Menyusun media pembelajaran yaitu animasi multimedia untuk kelas eksperimen dan gambar untuk kelas kontrol

I O1 X1 O2

(36)

e. Merancang pembelajaran menggunakan animasi multimedia untuk kelas eksperimen dan media gambar untuk kelas kontrol melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) g. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa

h. Membuat instrumen evaluasi, yaitu soal pretes/postes untuk mengukur penguasaan materi oleh siswa

i. Membentuk kelompok belajar kooperatif yang heterogen terutama berdasarkan tingkat akademiknya

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan animasi multimedia untuk kelas eksperimen dan media gambar untuk kelas kontrol melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Rincian sub materi pokok yang dibahas untuk setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

 Pertemuan pertama: darah dan alat peredaran darah

 Pertemuan kedua: kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem

(37)

30

a. Kelas Eksperimen (Menggunakan Animasi Multimedia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)

1) Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes mengenai materi yang akan dipelajari

b) Siswa mendengarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran dari guru

c) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan menanggapi pertanyaan dari guru. Untuk pertemuan ke:

 Satu: siswa meraba pembuluh darah yang terdapat pada

pergelangan tangan dan berkonsentrasi untuk merasakan denyutnya. Kemudian siswa memprediksikan jenis pembuluh darah yang sedang diraba tersebut beserta alasannya

 Dua: siswa menanggapi pertanyaan: “mengapa orang

yang terkena anemia/kurang darah mukanya pucat dan cepat lelah?”

d) Siswa mendengarkan motivasi belajar dari guru. Pada pertemuan ke:

 Satu: dengan mempelajari sistem peredaran darah ini kita

menyadari pentingnya bagi kehidupan dan bersyukur pada sang Pencipta yang telah memberikan alat transportasi yang luar biasa bagi tubuh kita.

 Dua: dengan mempelajari gangguan/kelainan yang terjadi

(38)

kelaianan yang terjadi pada struktur dan pengaruh terhadap fungsinya dalam sistem peredaran darah sehingga kita dapat berupaya untuk menanggulanginya. 2) Kegiatan Inti

a) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, siswa belajar dalam suatu kelompok (terdiri dari empat orang) yang telah disiapkan sebelumnya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru b) Siswa duduk dalam kelompok belajar

c) Kelompok belajar menerima LKS (Lembar Kerja Siswa) dari guru

d) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai sub materi yang dibahas dengan penyajian animasi multimedia, informasi yang disampaikan sesuai dengan pembagian materi pada setiap pertemuan

e) Siswa memperhatikan petunjuk dari guru mengenai cara mengerjakan LKS

f) Siswa melakukan kerja kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan tugasnya

g) Setiap kelompok mengumpulkan LKS-nya h) Salah satu kelompok yang ditunjuk oleh guru

(39)

32

i) Siswa memperhatikan guru membahas kembali LKS dan membenahi jawaban yang telah diberikan siswa

3) Penutup

a) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan konsep materi yang belum dipahami pada materi yang dibahas hari itu b) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi

c) Siswa mengerjakan postes

d) Siswa mendengarkan tugas dan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dari guru

e) Siswa menerima penghargaan kelompok belajar terbaik dari guru

b. Kelas Kontrol (Menggunakan Media Gambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)

1) Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes mengenai materi yang akan dipelajari

b) Siswa mendengarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran dari guru

c) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan menanggapi pertanyaan dari guru. Untuk pertemuan ke:

 Satu: siswa meraba pembuluh darah yang terdapat pada

(40)

 Dua: siswa menanggapi pertanyaan: “mengapa orang

yang terkena anemia/kurang darah mukanya pucat dan cepat lelah?”

d) Siswa mendengarkan motivasi belajar dari guru. Pada pertemuan ke:

 Satu: dengan mempelajari sistem peredaran darah ini kita menyadari pentingnya bagi kehidupan dan bersyukur pada sang Pencipta yang telah memberikan alat transportasi yang luar biasa bagi tubuh kita.

 Dua: dengan mempelajari gangguan/kelainan yang terjadi

pada sistem peredaran darah kita mengetahui bagaimana kelaianan yang terjadi pada struktur dan pengaruh terhadap fungsinya dalam sistem peredaran darah sehingga kita dapat berupaya untuk menanggulanginya. 2) Kegiatan Inti

a) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, siswa belajar dalam suatu kelompok (terdiri dari empat orang) yang telah disiapkan sebelumnya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru b) Siswa duduk dalam kelompok belajar

(41)

34

d) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai sub materi yang dibahas dengan penyajian media gambar,

informasi yang disampaikan sesuai dengan pembagian materi pada setiap pertemuan

e) Siswa memperhatikan petunjuk dari guru mengenai cara mengerjakan LKS

f) Siswa melakukan kerja kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan tugasnya

g) Setiap kelompok mengumpulkan LKS-nya h) Salah satu kelompok yang ditunjuk oleh guru

mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan kelompok lain menanggapinya

i) Siswa memperhatikan guru membahas kembali LKS dan membenahi jawaban yang telah diberikan siswa

3) Penutup

a) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan konsep materi yang belum dipahami pada materi yang dibahas hari itu b) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi

c) Siswa mengerjakan postes

d) Siswa mendengarkan tugas dan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dari guru

(42)

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Aktivitas Belajar Siswa

Jenis data aktivitas belajar siswa berupa data kualitatif untuk

mengukur aspek aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. b. Penguasaan Materi

Jenis data penguasan materi berupa data kuantitatif untuk mengukur kemampuan penguasaan materi pokok sistem peredaran darah oleh siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa berisi tentang kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran yang diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa dan dilakukan setiap kali pertemuan.

b. Penguasaan Materi

(43)

36

100

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari), R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar, N = jumlah skor maksimum (Purwanto, 2008: 112)

Tabel 4. Kriteria Nilai Pretes dan Postes

Sumber: Arikunto (2010: 245)

F. Teknik Analisis Data

1. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data kualitatif yang diambil melalui observasi. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Langkah pengolahan data aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Mengisi lembar aktivitas siswa Interval Kreteria 80,1-100

60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

(44)

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang Diamati

A B C D E F G

Catatan: Berilah tanda checklist () pada setiap item yang sesuai Sumber: dimodifikasi dari Carolina (2010: 29)

Keterangan:

A. Memperhatikan presentasi/penjelasan dari guru (visual activities) 1. Tidak memperhatikan presentasi/penjelasan dari guru

2. Sedikit memperhatikan presentasi/penjelasan dari guru 3. Memperhatikan presentasi/penjelasan dari guru B. Mengisi/menulis jawaban LKS (writing activities)

1. Tidak mengisi/menulis jawaban LKS

2. Mengisi/menulis sebagian kecil jawaban LKS 3. Mengisi/menulis sebagian besar jawaban LKS C. Melakukan kegiatan diskusi kelompok (oral activities)

1. Diam saja dan tidak melakukan diskusi dalam kelompok 2. Melakukan diskusi tetapi kurang tepat dan tidak sesuai

dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok (motor activities) 1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok yang sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah

E. Mengajukan pertanyaan dalam presentasi (oral activities) 1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan

(45)

38

F. Mengemukakan pendapat/ide dalam presentasi (oral activities) 1. Tidak mengemukakan pendapat/ide

2. Mengemukakan pendapat/ide tetapi tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan G. Menanggapi pertanyaan dalam presentasi (mental activities)

1. Tidak menanggapi pertanyaan

2. Menanggapi pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan konsep yang telah dipelajari

3. Menanggapi pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari

b. Menghitung skor aktivitas setiap siswa dan skor aktivitas setiap aspek aktivitas belajar siswa dengan menggunakan rumus:

100 yang diperoleh, n = jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002: 69)

c. Menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai dengan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 6. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa Interval (%) Kategori

0,00-29,99 Sangat rendah 30,00-54,99 Rendah 55,00-74,99 Sedang 75,00-89,99 Tinggi 90,00-100,00 Sangat tinggi

(46)

2. Penguasaan Materi

Data penguasan materi berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai pretes dan postes kemudian dihitung N-gainnya dan dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan N-gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

N-Gain =

Keterangan: X = nilai postes, Y = nilai pretes, Z = skor maksimal

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan software SPSS versi 17.

1) Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

2) Kriteria Pengujian

 Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau probabilitasnya > 0,05

 Tolak H0 jika Lhitung > Ltabel atau probabilitasnya < 0,05

(Pratisto, 2004: 5) b. Uji Homogenitas Data

Setelah dilakukan uji normalitas data, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data dengan menggunakan program SPSS versi 17. 1) Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama

(47)

40

2) Kriteria Pengujian

a) Terima H0 jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05

b) Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya< 0,05,

(Pratisto, 2004: 71) c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hiotesis dilakukan melalui program SPSS versi 17 dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika sampel berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji t

2) Jika sampel tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji Mann-Withney U

Uji Mann-Withney U: 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan

H1 = Rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan

2) Kriteria Pengujian

a) Terima H0 jika probabilitasnya > 0,05

(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sumberejo pada materi pokok sistem peredaran darah 2. Penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD efektif terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sumberejo pada materi pokok sistem peredaran darah

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Animasi yang disajikan hendaknya sesuai dengan indikator pembelajaran,

menarik, dan mudah dipahami oleh siswa

2. Animasi multimedia ini dapat diberikan kepada siswa untuk dipelajari di luar proses pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap materi lebih optimal

(49)

51

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Amatunisa. 2010. Pemanfaatan Teknologi Multimedia dalam Pembelajaran. (repository.usu.ac.id/bitstream/.../Chapter_20II.pdf. Diakses 20 Maret 2012: 00.30 WIB).

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, and Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman. Newyork.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Grafindo Persada. Jakarta.

Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP Swasta di Kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyanti dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rhineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S.B. dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rhineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rhineka Cipta. Jakarta.

(51)

52

Gie, T.L. 1985. Cara Belajar yang Efisien. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara. Jakarta. Hanafiah, N. dan C. Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika

Aditama. Bandung.

Hasbullah. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta. Hidayatullah, A.T. 2007. Secara Mudah Membuat Obyek Web dengan

Macromedia Flash Professional 8. Penerbit Indah. Surabaya.

Loranz, D. 2008. Gain Score. (http://www.tmcc.edu./acstu/download.pdf. Diakses 20 Mei 2012: 02.20 WIB).

Martono, N. 2010. Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS. Gava Media. Jogjakarta.

Marzuki, E. 2009. Pengaruh Animasi Multimedia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Penguasaan Materi Biologi Siswa (Studi Eksperimental pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung T.P. 2008/2009). Skripsi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung. Tidak diterbitkan.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurhadi. 2004. Kurikukum 2004, (Pertanyaan dan Jawaban). Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Notodiputro, K.A. 2013. Sosialisasi Ujian Nasional Tahun 2012/2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

(http://btkp.dikpora.ntbprov.go.id/kontent/POS_UN_2012/Bahan%20Sosiali sasi-UN%202013.ppt. Diakses 29 Mei 2013: 23.30 WIB).

Pramono, G. 2008. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung.

(52)

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rhineka Cipta. Jakarta. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Grafindo Persada. Jakarta.

Sharif, M.A. 2003. Animasi itu Mudah (Membuat Animasi dengan Macromedia Flash MX). Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta. Bandung.

Surianta, I.M. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Media VCD. (http://disdikklungkung.net/content/view/73/46/. Diakses 20 Maret 2012: 00.35 WIB).

Trina, A.F. 2010. Peranan Media Animasi Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Materi Sistem Reproduksi Manusia.

(repository.upi.edu/.../s_bio_0606355_chapter1.pdf. Diakses 22 Februari 2012: 23.05 WIB).

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Yasa, D. 2008. Metode Pembelajaran Kooperatif.

(53)

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan terikat
Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan Kelompok
Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jika ada 10 atau kurang aktivitas yang mampu dilakukan, perkembangan terlambat. Jika ada 10 sampai 15 aktivitas yang mampu dilakukan, perkembangan

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan

[r]

1) Meningkatkan kemampuan personil sekolah dalam mengelola sekolahnya. 2) Memberikan wewenang kepada sekolah yang lebih luas. 3) Mendorong partisipasi masyarakat yang lebih

konsep, menyelesaikan soal, dan memecahkan masalah matematika.. Aktivitas belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri I Mojoreno,. Sidoharjo, Wonogiri. Aktivitas siswa

[r]

Tingkat kesamaan komposisi serangga kanopi pohon apel di Poncokusumo dan Bumiaji yang dikoleksi dengan perangkap bejana warna kuning dan biru pada musim berbunga dan

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kebijakan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi upaya menanggulangi pembalakan hutan di wilayah KPH Malang.Ingin