• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasaan majemuk Siswa SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasaan majemuk Siswa SD"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi

Dosen Pembimbing:

1. Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi

2. Solicha, M.Si

Disusun Oleh:

AGUNG KUMOJOYO 105070002315

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

(2)

ii

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh

Agung Kumojoyo

NIM: 105070002315

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Yunita Faela Nisa, M.Psi.Psi.

NIP: 19770608 2005012 003

Pembimbing II

Solicha, M.Si

NIP: 19720415 1999032 001

Fakultas Psikologi

(3)

iii

Jakarta pada tanggal 15 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 15 Maret 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/Sekertaris

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130 885 522 NIP.19561223 198303 2001

Anggota:

Dra. Zahrotun Nihayah, M. Si Solicha, M.Si

NIP. 19620724 1989032 001 NIP. 197204151999032001

(4)

iv

“Anak yang sedang berkembang

adalah sebuah kesatuan psikososial

(5)

v e) X + 115 halaman

Kecerdasan majemuk diartikan sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan majemuk salah satu diantaranya adalah lingkungan rumah, dalam lingkungan rumah meliputi pola asuh orang tua.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan majemuk siswa 2) berapakah proporsi varian pola asuh orang tua terhadap kecerdasan majemuk siswa. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Januari 2011 di SDN 03 Cirendeu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausalitas. 1) metode kausalitas dengan teknik analisis data menggunakan teknik multi-regresi. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 62 siswa. Adapun teknik pemilihan sampel menggunakan simple random sampling dengan cara undian yakni sebanyak 30 siswa. Sementara itu, instrumen pengumpulan data menggunakankuesionerdengan dua skala yaitu MI-FALAE dan pola asuh orang tua. Untuk memperkaya data yang terkait dengan penelitian, peneliti mencantumkan identitas responden, kegiatan ekstrakurikuler dan pekerjaan orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan: 1) pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan majemuk yang meliputi kecerdasan bahasa, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. 3) proporsi varian pola asuh orang tua terhadap kecerdasan naturalis sebesar 29,2%.

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti memberikan saran agar mencari dan menghubungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan majemuk, diantaranya peran guru, materi pelajaran, metode pengajaran, lingkungan kelas, serta peran anak.

(6)

vi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat ridho-Nya dan bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak. Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga M.Si Pudek bidang akademik.

3. Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi.Psi, pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Solicha, M.Si yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan

saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan. 6. Kepala sekolah SDN 03 Cirendeu, yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk mengadakan penelitian ini dengan tangan terbuka dan telah membantu kesuksesan penelitian ini.

7. Seluruh teman di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah atas persahabatan yang tulus serta atas semua bantuan selama masa perkuliahan, khususnya untuk sahabat terbaikku: Idham, Budi, Adi, Wahyu, Pei, Rizki, dan Rojak, yang memberikan semangat dan dukungan. 8. Seluruh sahabat di PMII khususnya Komisariat Fakultas Psikologi yang

telah memberikan pengalaman berorganisasi di kampus.

9. Seluruh rekan KMPA MAHACHALA yang telah memberikan

(7)

vii

anaknya, semoga aku dapat membuatmu selalu bahagia Mama. 12. Untuk Papa, aku ingin menjadi yang terbaik baginya.

13. Untuk kakak, adik, dan keponakan-keponakanku ‘Zufar & Zayan’ yang membuat hidupku berwarna.

14. Untuk Nur Sabila Rahmah ‘ucha’ yang telah memberikanku dukungan secara total dalam pengerjaan skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dalam rangka penyusunan skripsi ini.

Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, 2 Maret 2011

(8)

viii Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Agung kumojoyo

NIM : 105070002315

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh orang Tua terhadap Kecerdasan Majemuk ” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 15 Maret 2011

(9)

ix

Halaman Pengesahan ... ii

Lembar Pengesahan……….. iii

Motto...iv

Abstrak...v

Kata Pengantar...vi-vii Pernyataan Bukan Plagiat...viii

Daftar Isi...ix-xi Daftar Tabel...xii-xiii Daftar Bagan...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 7

1.3 Perumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1 Tujuan penelitian...9

1.4.2 Manfaat penelitian...9

1.5 Sistematika Penulisan... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 12

2.1 Kecerdasan Majemuk... 12

2.1.1 Pengertian kecerdasan majemuk ... 12

2.1.2 Aspek-aspek dan Karakteristik kecerdasan majemuk... 13

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan majemuk... 16

2.1.4 Pengukuran kecerdasan majemuk... 18

2.2. Pola Asuh Orang Tua... 19

2.2.1 Pengertian pola asuh orang tua... 19

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1 Jenis Penelitian... 33

3.1.1 Pendekatan penelitian ... 33

3.1.2 Metode penelitian ... 33

3.2. Variabel Penelitian... 34

3.2.1. Definisi variabel... 34

3.2.2. Definisi konseptual variabel ... 34

3.2.3.Definisi operasional variabel ... 35

3.3. Pengambilan Sampel ... 35

3.3.1. Populasi ... 35

3.3.2. Sampel ... 36

3.3.3. Teknik pengambilan sampel... 36

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.4.1. Skala pola asuh orang tua... 38

3.4.2. Skala kecerdasan majemuk ... 39

3.5. Uji Instrumen Penelitian...40

3.5.1. Teknik uji instrumen ...40

3.5.2. Hasil uji instrumen penelitian ...42

3.6. Teknik Analisa Data ... 46

3.7. Prosedur Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 50

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ... 50

4.2 Kategorisasi ... 51

4.2.1 Kategorisasi kecerdasan majemuk ……... 52

4.2.2 Kategorisasi pola asuh orang tua... 58

4.3 Uji Hipotesis... 58

(11)
(12)

xii

Tabel 3.2 Blue print skala pola asuh orang tua ... 39

Tabel 3.3 Blue print field studyskala MI-FALAE... 43

Tabel 3.4 Blue print field studyskala pola asuh orang tua... 43

Tabel 3.5 Blue print field studyskala MI-FALAE... 45

Tabel 3.6 Blue print field studyskala pola asuh orang tua... 45

Tabel 4.1 Gambaran umum subjek penelitian... 50

Tabel 4.2 Kategorisasi skor... 51

Tabel 4.3 Hasil kategori kecerdasan bahasa ... 52

Tabel 4.4 Hasil kategori kecerdasan logis-matematis... 52

Tabel 4.5 Hasil kategori kecerdasan musik... 53

Tabel 4.6 Hasil kategori kecerdasan visual... 54

Tabel 4.7 Hasil kategori kecerdasan kinestetik... 54

Tabel 4.8 Hasil kategori kecerdasan interpersonal ... 55

Tabel 4.9 Hasil kategori kecerdasan intrapersonal ... 56

Tabel 4.10 Hasil kategori kecerdasan naturalis... 56

Tabel 4.11 Hasil keseluruhan kategorisasi... 57

Tabel 4.12 Hasil kategorisasi pola asuh orang tua ... 57

Tabel 4.13Coefficientsanalisa regresi dari ke-7 IV ... 58

Tabel 4.14 Hasil nilai signifikan pola otoriter terhadap kecerdasan majemuk ... 63

Tabel 4.15 Hasil nilai signifikan pola asuh demokratis terhadap kecerdasan majemuk... 65

Tabel 4.16 Hasil nilai signifikan pola asuh permisif terhadap kecerdasan majemuk .. 68

Tabel 4.17 Hasil nilai signifikan jenis kelamin terhadap kecerdasan majemuk ... 70

Tabel 4.18 Hasil nilai signifikan usia terhadap kecerdasan majemuk ... 72

(13)

xiii

Tabel 4.23Model summarydari ke-7 IV terhadap kecerdasan logis-matematis ... 79

Tabel 4.24 Anova dari ke-7 IV terhadap kecerdasan logis-matematis ... 79

Tabel 4.25Model summarydari ke-7 IV terhadap kecerdasan musik... 80

Tabel 4.26 Anova dari ke-7 IV terhadap kecerdasan musik ... 80

Tabel 4.27Model summarydari ke-7 IV terhadap kecerdasan visual ... 81

Tabel 4.28 Anova dari ke-7 IV terhadap kecerdasan visual ... 81

Tabel 4.29Model summarydari ke-7 IV terhadap kecerdasan kinestetik ... 82

Tabel 4.30 Anova dari ke-7 IV terhadap kecerdasan kinestetik ... 82

Tabel 4.31Model summarydari ke-7 IV terhadap kecerdasan interpersonal... 83

Tabel 4.32 Anova dari ke-7 IV terhadap kecerdasan interpersonal ... 83

Tabel 4.33Model summarydari ke-7 IV terhadap kecerdasan intrapersonal... 84

Tabel 4.34 Anova dari ke-7 IV terhadap kecerdasan intrapersonal ... 84

Tabel 4.35Model summarydari ke-7 IV terhadap kecerdasan naturalis ... 85

Tabel 4.36 Anova dari ke-7 IV terhadap kecerdasan kecerdasan naturalis ... 85

(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah

Sesungguhnya pendidikan yang utama bagi anak berada di rumah bersama orang

tua. Indikatornya adalah orang tua merupakan orang yang paling bertanggung

jawab terhadap perkembangan anaknya, orang tua merupakan orang yang pertama

berinteraksi dengan anak sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain, dan

lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro system) yang

berpengaruh terhadap kecerdasan anak.

Gunarsa (2000), menyatakan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab

dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak, baik dalam organis-psikologis,

antara lain pemberian makanan, kebutuhan akan perkembangan intelektual,

perawatan, dan asuhan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gerber dan Ware

(dalam Djamarah, 2008), menyebutkan bahwa semakin tinggi kualitas lingkungan

(16)

Hurlock (1978), menyatakan bahwa ada 10 sumbangan yang dapat

diberikan oleh keluarga (orang tua) kepada anak, yaitu: 1) perasaan aman, 2)

pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis, 3) sumber kasih sayang dan

penerimaan, 4) model perilaku yang disetujui guna belajar menjadi sosial, 5)

bimbingan dalam pengembangan pola perilaku yang disetujui secara sosial, 6)

bantuan dalam pemecahan masalah anak, 7) bimbingan dan bantuan dalam

mempelajari kecakapan motorik, verbal, dan sosial yang diperlukan untuk

penyesuaian, 8) perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah

dan kehidupan sosial, 9) bantuan dalam menetapkan aspirasi yang sesuai minat

dan kemampuan, dan 10) sumber persahabatan sampai mereka cukup besar untuk

mendapatkan teman di luar rumah.

Fenomena yang banyak terjadi pada saat ini ialah banyaknya orang tua

yang menuntut anak agar mendapatkan prestasi akademik yang tinggi. Hal ini

menjadi kendala bagi anak apabila pelajaran yang diterimanya itu sulit untuk

dipahami mungkin karena proses belajar mengajar tersebut kurang menarik,

membosankan, dan materi yang diajarkan bersifat monoton, sehingga tidak jarang

anak menjadi underachiever yaitu memperoleh prestasi dibawah kemampuan

intelektual yang ia miliki.

Untuk dapat membuat proses belajar lebih menarik dan dapat dilakukan di

mana saja dapat dilakukan dengan salah satu cara, yaitu dengan menggunakan

(17)

merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang inteligensi yang menjelaskan

hal-hal yang berkaitan dengan jalur-jalur yang digunakan oleh manusia untuk

menjadi cerdas.

Menurut Gardner (1999), kecerdasan majemuk adalah sebuah penilaian

secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk

memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu. Teori kecerdasan majemuk

memberikan cara melihat gambaran lengkap potensi anak sehingga kemampuan

mereka yang terabaikan pun akan dihargai dan dikembangankan (Armstrong,

2005). Menurut Suharsono (2004), dengan menggunakan kecerdasan majemuk

maka fungsi otak kiri memiliki kemampuan dan potensi memecahkan masalah,

sedangkan otak kanan memiliki kemampuan untuk merespons hal-hal yang

bersifat kualitatif, artistik, dan abstrak. Kebanyakan siswa hanya menggunakan

otak kiri saja ketika sedang belajar dan jarang sekali melibatkan otak kanan dalam

proses belajar sehingga hasil yang didapat pun tidak begitu optimal.

Menurut Jasmine (dalam Sujiono dan Sujiono, 2010), pembelajaran

dengan kecerdasan majemuk sangatlah penting untuk mengutamakan perbedaan

individual pada anak. Implikasi dari teori kecerdasan majemuk dalam proses

pendidikan dan pembelajaran adalah bahwa pengajar perlu memperhatikan

modalitas kecerdasan dengan cara menggunakan berbagai strategi dan

(18)

Tujuan dari teori kecerdasan majemuk ialah siswa dapat belajar sesuai

dengan gaya belajarnya masing-masing. Hal ini karena kecerdasan majemuk

memiliki metode discovering ability, yaitu proses menemukan kemampuan

seseorang (Chatib, 2010). Metode ini meyakini bahwa setiap orang pasti memiliki

kecenderungan jenis kecerdasan tertentu. Untuk menemukan kecerdasannya anak

perlu dibantu oleh lingkungannya, baik orang tua, guru, sekolah, maupun sistem

pendidikan.

Dalam aspek pendidikan, kecerdasan majemuk dapat diterapkan dalam

melaksanakan proses pengajaran secara luas, sedangkan bagi siswa penerapan

kecerdasan majemuk dalam proses belajar siswa dapat belajar sesuai dengan

kebutuhan, minat, dan talentanya. Sementara bagi orang tua dan masyarakat,

penggunaan kecerdasan majemuk dapat meningkatkan proses belajar dan

mengajar karena setiap aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses belajar akan

melibatkan anggota masyarakat (Susanto, dalam Soefandi & Pramudya, 2009).

Menurut Armstrong (dalam Musfiroh, 2008), salah satu faktor yang

mempengaruhi kecerdasan majemuk ialah sejarah hidup pribadi, termasuk di

dalamnya adalah pengalaman-pengalaman (bersosialisasi dan hidup) dengan

orang tua, guru, teman sebaya, atau orang lain, baik yang membangkitkan

(19)

Menurut Kohn (dalam Muallifah, 2009), pola asuh merupakan cara orang

tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman,

pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak.

Baumrind (dalam Papalia dkk, 2010), menyatakan bahwa terdapat tiga

macam pola asuh orang tua yang menggambarkan pola perilaku umum dari anak

yang dibesarkan dengan masing-masing cara pengasuhan. Pola asuh tersebut,

yaitu pola asuh otoritarian (authoritarian), otoritatif (authoritative), dan permisif

(permissive).

Menurut Baumrind, pola asuh otoritarian adalah gaya yang membatasi dan

menghukum, di mana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka

dan menghormati pekerjaan dan upaya mereka, sedangkan pola asuh permisif

adalah gaya pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dengan anak, namun

tidak terlalu menuntut atau mengontrol mereka, sementara pola asuh otoritatif

adalah mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan

kendali pada tindakan mereka (dalam Santrock, 2007).

Selain faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai

kecerdasan majemuk, menurut Tientje (2010), terdapat enam komponen yang

diharapkan dapat bekerja sama serta berinteraksi dengan baik, yaitu peran guru,

(20)

anak. Dalam penelitian ini variabel tambahan yang digunakan adalah jenis

(21)

1.2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi

untuk meneliti pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan

majemuk siswa SD. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang

meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian,

serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak.

2. Kecerdasan majemuk adalah sebuah penilaian secara deskriptif

bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan

masalah dan menghasilkan sesuatu.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,

terdapat beberapa rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah pola asuh orang tua (mencakup pola asuh otoriter, pola asuh

demokratis, dan pola asuh permisif) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kecerdasan majemuk (mencakup kecerdasan

bahasa, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan musik, kecerdasan

visual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal, kecerdasan naturalis)?

2. Apakah jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

(22)

logis-matematis, kecerdasan musik, kecerdasan visual, kecerdasan

kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,

kecerdasan naturalis)?

3. Apakah usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

majemuk (mencakup kecerdasan bahasa, kecerdasan logis-matematis,

kecerdasan musik, kecerdasan visual, kecerdasan kinestetik,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan

naturalis)?

4. Apakah pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan majemuk (mencakup kecerdasan bahasa,

kecerdasan logis-matematis, kecerdasan musik, kecerdasan visual,

kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal, kecerdasan naturalis)?

5. Apakah kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan majemuk (mencakup kecerdasan bahasa,

kecerdasan logis-matematis, kecerdasan musik, kecerdasan visual,

kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

(23)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua (mencakup pola asuh

otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh permisif) terhadap

kecerdasan majemuk (mencakup kecerdasan bahasa, kecerdasan

logis-matematis, kecerdasan musik, kecerdasan visual, kecerdasan

kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,

kecerdasan naturalis) siswa SD?

2. Untuk melihat nilai varian pola asuh orang tua (mencakup pola asuh

otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh permisif) terhadap

kecerdasan majemuk (mencakup kecerdasan bahasa, kecerdasan

logis-matematis, kecerdasan musik, kecerdasan visual, kecerdasan

kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,

kecerdasan naturalis) siswa SD.

1.4.2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini terbagi dalam dua manfaat, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Adapaun manfaat teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

bidang psikologi pendidikan, terutama sebagai bahan untuk

(24)

bidang psikologi perkembangan, terutama sebagai bahan untuk

mengembangkan teori tentang pola asuh orang tua.

2. Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi sekolah, dan siswa.

a. kontribusi bagi pihak sekolah untuk memberikan fasilitas, sarana dan

prasarana kepada siswa dalam meningkatkan kecerdasan majemuk

siswa.

b. kontribusi bagi siswa yakni dapat membantu siswa untuk

mengidentifikasi kecerdasan majemuk yang dimilikinya.

1.5. Sistematika Penulisan

Peneliti menggunakan teknik penulisan American Psychological

Association(APA)Style. Secara garis besar sistematika penulisan ini adalah:

Bab 1 Pendahuluan, yang meliputi:

 Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

Bab 2 Landasan Teori, yang meliputi:

 Kecerdasan majemuk, diantaranya pengertian kecerdasan majemuk,

(25)

mempengaruhi kecerdasan majemuk, dan pengukuran kecerdasan

majemuk.

 Pola asuh orang tua, diantaranya pengertian pola asuh orang tua,

macam-macam pola asuh orang tua, faktor-faktor yang mempengaruhi

pola asuh orang tua, dan cara pengukuran pola asuh orang tua.

 Kerangka berpikir, dan Hipotesa

Bab 3 Metode Penelitian, yang meliputi:

 Jenis penelitian (pendekatan penelitian, metode penelitian), dan

variabel penelitian (definisi konseptual variabel, definisi operasional

variabel), populasi dan sampel, pengambilan sampel, teknik dan

instrument pengumpulan data (kuisioner dan analisa data), teknik

penyusunan angket, uji instrument penelitian, teknik analisa data, serta

prosedur penelitian.

Bab 4 Hasil Penelitian, yang meliputi:

 Gambaran umum responden, uji hipotesis penelitian, proporsi varian

dan hasil hipotesis.

(26)

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang

terdiri dari 4 subbab, yaitu: (1) kecerdasan majemuk, (2) pola asuh orang tua, (3)

kerangka berpikir, (4) hipotesis penelitian.

2.1. Kecerdasan Majemuk

2.1.1. Pengertian kecerdasan majemuk

Menurut Gardner (1999), kecerdasan majemuk adalah sebuah penilaian yang

melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk

memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.

Gardner (dalam Santrock, 2007), mengusulkan delapan tipe kecerdasan,

yaitu: kecerdasan bahasa, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan musik,

kecerdasan visual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Menurut Gardner (dalam Santrock, 2007),

setiap orang memiliki semua tipe kecerdasan tersebut, tetapi dalam tingkatan yang

(27)

2.1.2. Aspek-aspek dan karakteristik kecerdasan majemuk

Menurut Gardner (dalam Santrock, 2007), kecerdasan majemuk dapat

diklasifikasikan atas beberapa jenis kecerdasan majemuk, antara lain:

1. Kecerdasan bahasa adalah kemampuan untuk berpikir dengan kata dan

menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

dimiliki oleh siswa yang memiliki kecerdasan bahasa, sebagai berikut:

 Siswa yang kuat pada kecerdasan bahasa cenderung senang

membaca, menulis, dan berbicara.

2. Kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan untuk menyelesaikan

operasi matematika.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

dimiliki oleh siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis, sebagai

berikut:

 Siswa yang kuat pada kecerdasan logis-matematis cenderung kuat di

bidang matematika, senang menyusun permainan kata (scrabble),

dan suka akan komputer.

3. Kecerdasan musik adalah sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

dimiliki oleh siswa yang memiliki kecerdasan musik, sebagai berikut:

 Siswa yang kuat pada kecerdasan musik cenderung senang

mendengarkan musik, mudah mengingat melodi, dan suka menonton

(28)

4. Kecerdasan visual adalah kemampuan untuk berpikir tiga dimensi.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

dimiliki oleh siswa yang memiliki kecerdasan visual, sebagai berikut:

 Siswa yang kuat pada kecerdasan visual cenderung suka membuat

dan membaca peta, suka akan video, fotografi, film, slide, dan

multimedia.

5. Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk memanipulasi objek dan

cerdas dalam hal-hal fisik.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

dimiliki oleh siswa yang memiliki kecerdasan bahasa, sebagai berikut:

 Siswa yang kuat pada kecerdasan kinestetik cenderung bagus dalam

aktivitas fisik, suka kegiatan olahraga, dan memiliki koordinasi

motorik yang baik.

6. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan

berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

dimiliki oleh siswa yang memiliki kecerdasan bahasa, sebagai berikut:

 Siswa yang kuat pada kecerdasan interpersonal cenderung memiliki

jiwa pemimpin, mudah bersosialisasi, senang bekerja sama.

7. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri

dan menata kehidupan dirinya secara efektif.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

(29)

 Siswa yang kuat pada kecerdasan intrapersonal cenderung sangat

percaya diri, suka bekerja sendiri, dan suka memenuhi kesenangan

dan kegemaran pribadi.

8. Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengamati pola-pola di

alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia.

Armstrong (dalam Rasiyo, 2005), menjelaskan karakteristik yang biasa

dimiliki oleh siswa yang memiliki kecerdasan bahasa, sebagai berikut:

 Siswa yang kuat pada kecerdasan naturalis cenderung mahir

membedakan jenis burung, pohon, dan jenis flora-fauna lainnya.

Untuk dapat mengoptimalkan hasil dari tujuan yang akan dicapai, menurut

Hoerr (2007), ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi

dan mendorong penggunaan kecerdasan majemuk di sekolah.

Tabel 2.1.

Identifikasi penggunaan kecerdasan majemuk

Kecerdasan Kegiatan Pengembangan

Bahasa

Menulis cerita dan esai, menggunakan kosata luas, dan menggunakan kata untuk menggambarkan sebuah cerita.

Melibatkan siswa dalam debat dan presentasi lisan, menunjukkan bagaimana puisi dapat menyampaikan emosi.

Logis-Matematis

Bekerja dengan angka, memecahkan masalah, dan memahami cara kerja sesuatu.

Meminta siswa menunjukkan urutan, menggunakan grafik, tabel, dan bagan waktu.

Musik

Mendengarkan dan bermain musik, menciptakan dan meniru lagu.

Mengubah lirik lagu untuk mengajarkan konsep, mengajarakan sejarah dan geografi melalui musik dari masa dan tempat terkait.

Visual

Mencoret-coret, melukis, atau menggambar, menciptakan tampilan tiga dimensi, membongkar dan menyusun kembali barang-barang.

(30)

Kinestetik

Berolahraga dan aktif secara fisik, menari, dan bermain dengan benda mekanis.

Menyediakan kegiatan untuk tangan dan bergerak, memanfaatkan kegiatan menjahit, membuat model dan lain-lain yang memerlukan keterampilan motorik halus.

Interpersonal

Senang berteman banyak,

membantu teman

memecahkan masalah, menjadi anggota tim yang efektif.

Menggunakan pembelajaran kerja sama, memberi siswa kesempatan untuk mengajar teman sebaya, menciptakan situasi yang membuat siswa saling mengamati dan memberi masukan.

Intrapersonal

Merenung, mengendalikan perasaan dan suasana hati sendiri.

Membiarkan siswa bekerja dengan iramanya sendiri, menyediakan kesempatan bagi siswa untuk memberi dan menerima masukan.

Naturalis

Meluangkan waktu di luar ruangan, mengumpulkan tanaman dan binatang, mengelompokkan flora dan fauna.

Menggunakan alam terbuka sebagai kelas, memelihara tanaman dan binatang di kelas dan siswa bertanggung jawab terhadapnya.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan majemuk anak

Menurut Tientje dan Iskandar (dalam Setiawati, 2008), faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kecerdasan majemuk anak, yaitu: intervensi keluarga,

interversi lingkungan (sekolah), kesehatan (fisik maupun mental).

1. Lingkungan keluarga

Perhatian orang tua terhadap kemampuan anak sangat berpengaruh positif

pada kecerdasan majemuk anak, sedangkan ketidakpercayaan orang tua

terhadap kemampuan anak akan berpengaruh negatif terhadap kecerdasan

(31)

2. Lingkungan sekolah

Program yang dibuat oleh sekolah yaitu program yang mendorong anak

menyukai belajar dan melaksanakan tugas-tugas sekolah bukan sekedar

suka pergi ke sekolah sehingga anak dapat mengembangkan kecerdasan

anak.

3. Kesehatan

Kesehatan adalah suatu bahan yang perlu didapatkan supaya pertumbuhan

baik dan sempurna. Pemenuhan kesehatan yang cukup baik untuk fisik

maupun mental berpengaruh terhadap kecerdasan majemuk anak.

1) Kesehatan fisik

Kesehatan fisik sangat berguna bagi pertumbuhan anak, seperti zat

makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin

untuk mengatur metabolisme tubuh.

2) Kesehatan mental

Kesehatan mental harus disesuaikan dengan usia dan kondisi anak.

Faktor lingkungan keluarga memiliki sumbangan terhadap perkembangan

tingkah laku anak. Dalam mengasuh anak orang tua cenderung menggunakan pola

asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam

mewarnai perkembangan terhadap kecerdasan majemuk pada anak. Sehingga

penggunaan pola asuh yang sesuai dapat mengembangkan kecerdasan majemuk

(32)

2.1.4. Pengukuran kecerdasan majemuk

Dalam mengukur kecerdasan majemuk, penulis menggunakan alat ukur

MI-FALAE (Multiple Intelligences For Adult Literacy and Education) yang

dibuat oleh Multiply Work (2010), dan telah diadapatasi ke dalam bahasa

Indonesia. Alat ukur MI-FALAE yang terdiri dari delapan komponen, antara lain:

1. Kecerdasan bahasa.

2. Kecerdasan logis-matematis.

3. Kecerdasan musik.

4. Kecerdasan visual.

5. Kecerdasan kinestetik.

6. Kecerdasan interpersonal.

7. Kecerdasan intrapersonal.

8. Kecerdasan naturalis.

Alasan penulis menggunakan alat ukur MI-FALAE, sebagai berikut:

1. MI-FALAE memang dirancang untuk menilai seberapa besar

kecerdasan kecerdasan majemuk individu, alat ukur ini sesuai dengan

variabel yang ingin diteliti yaitu kecerdasan majemuk.

(33)

2.2. Pola Asuh Orang Tua

2.2.1. Pengertian pola asuh orang tua

Kohn (dalam Muallifah, 2009), mengatakan bahwa pola asuh merupakan

cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah,

hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku

anak. Sedangkan menurut pendapat lain Theresia (dalam Muallifah, 2009),

menyatakan bahwa pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak.

Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa pola asuh

merupakan proses interaksi anatara anak dan orang tua dalam pembelajaran dan

pendidikan yang nantinya sangat bermanfaat bagi aspek pertumbuhan dan

perkembangan anak.

2.2.2. Macam-macam pola asuh orang tua

Baumrind (dalam Santrock, 2007), membagi pola asuh menjadi tiga

macam, yaitu:

1. Pola asuh otoriter (autoritarian parenting)

Adalah gaya yang membatasi dan menghukum, di mana orang tua

mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghormati

pekerjaan dan upaya mereka.

Adapun ciri-ciri pola asuh otoriter menurut Baumrind (dalam Muallifah,

(34)

1. Memperlakukan anak dengan tegas.

2. Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan

orang tua.

3. Kurang memiliki kasih sayang.

4. Kurang simpatik.

5. Mudah menyalahkan segala aktivitas anak terutama ketika anak ingin

berlaku kreatif.

2. Pola asuh demokratis (autoritatif parenting)

Adalah suatu pola yang mendorong anak untuk mandiri namun masih

menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka.

Adapun ciri-ciri pola asuh demokratis menurut Baumrind (dalam

Muallifah, 2009), sebagai berikut:

1. Hak dan kewajiban antara anak dan orang tua diberikan secara

seimbang.

2. Saling melengkapi satu sama lain, orang tua yang menerima dan

melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang terkait dengan

kepentingan keluarga.

3. Memiliki tingkat pengendalian tinggi dan mengharuskan

anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan

kemampuan mereka, tetapi mereka tetap memberi kehangatan,

(35)

4. Memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan yang

diberikan oleh orang tua kepada anak.

5. Selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anak tanpa membatasi

segala potensi yang dimilikinya serta kreativitasnya, namun tetap

membimbing dan mengarahkan anak-anaknya.

3. Pola asuh permisif (permissive parenting)

Adalah suatu pola di mana orang tua sangat terlibat dengan anak tetapi

sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka.

Adapun ciri-ciri pola asuh demokratis menurut Baumrind (dalam

Muallifah, 2009), sebagai berikut:

1. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin.

2. Anak tidak dituntut untuk belajar bertanggung jawab.

3. Anak diberi hal yang sama dengan orang dewasa, dan diberi

kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengatur diri sendiri.

4. Orang tua tidak banyak mengatur dan mengontrol, sehingga anak

tidak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengatur diri sendiri dan

(36)

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua

Menurut Maccoby & Mc loby (dalam Suparyanto, 2010), terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, diantaranya:

1. Sosial ekonomi

Pikunas (dalam Yusuf, 2004) mengemukakan pendapat Becker, Deutsch,

Kohn, dan Sheldon, tentang kaitan antara kelas sosial dengan cara atau

teknik orang tua dalam mengatur (mengelola atau memperlakukan anak)

anak, antara lain:

a. Kelas bawah (Lower Class) cenderung lebih keras dalam “toilet

training” dan lebih sering menggunakan hukuman fisik, dibandingkan

dengan kelas menengah.

b. Kelas menengah (Middle Class) cenderung lebih memberikan

pengawasan, dan perhatian sebagai orang tua.

c. Kelas atas (Upper Class) cenderung lebih memanfatkan waktu

luangnya dengan kegiatan-kegiatan tertentu, lebih memiliki latar

belakang pendidikan yang reputasinya tinggi, dan biasanya senang

mengembangkan apresiasi estetikanya.

2. Lingkungan sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial atau pergaulan

yang dibentuk oleh orang tua maupun anak dengan lingkungan sekitarnya.

3. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan

(37)

4. Nilai-nilai agama yang dianut orang tua

Orang tua memiliki peranan yang strategis dalam mentradisikan ritual

keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam jiwa

anak (Djamarah, 2004).

5. Kepribadian

Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang

anak (Sjarkawi, 2008).

6. Jumlah anak

Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang

diterapkan orang tua.

2.2.4 Cara pengukuran pola asuh orang tua

Dalam mengukur pola asuh orang tua, penulis menggunakan parenting

style yang dibuat oleh Baumrind (dalam Yusuf, 2004), alat ukur pola asuh orang

tua terdiri dari tiga indikator, antara lain:

a. Authoritarian (otoriter), terdiri dari sikap ”acceptence” rendah, namun

kontrol tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap mengomando

(mengharuskan atau memerintahkan anak untuk melakukan sesuatu tanpa

kompromi), bersikap kaku (keras), cenderung emosional dan bersikap

menolak.

b. Authoritative (demokratis), terdiri dari sikap “acceptence” dan kontrolnya

(38)

menyatakan pendapat, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan

yang baik dan buruk.

c. Permissive (permisif), terdiri dari sikap “acceptence”nya tinggi, namun

kontrolnya rendah, memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan

keinginannya.

Alasan penulis menggunakan alat ukurparenting style, sebagai berikut:

1. Parenting style merupakan laporan hasil penelitian mengenai gaya

pengasuhan orang tua, hal ini sesuai dengan variabel yang ingin

diteliti yaitu pola asuh orang tua.

2. Parenting styledapat dimodifikasi dengan menggunakan skala Likert,

sehingga memudahkan penulis dalam membuat kuisioner.

2.3. Kerangka Berpikir

Menurut Nasution (dalam Djamarah, 2008), masa usia sekolah dasar

merupakan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun

sampai sebelas atau dua belas tahun. Pada fase ini ditandai dengan dimulainya

sejarah baru dalam kehidupan anak yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan

tingkah lakunya.

Seperti yang telah diketahui pada umumnya, usia sekolah dasar memiliki

banyak tuntutan seperti: tekanan sekolah, lingkungan sebaya (peer group), serta

(39)

menuntut anak sedemikian besar untuk berprestasi tinggi, dan terkadang harapan

orang tua melebihi kapasitas anak untuk mencapainya. Berbagai kondisi sosial

yang penuh tuntutan ini, baik dari sekolah, teman sebaya maupun orang tua dapat

menimbulkan berbagai permasalahan bagi anak seperti: attention deficit disorder

(gangguan kurang perhatian), learning disabled (ketidakmampuan belajar),

underachiever(berprestasi dibawah kemampuan).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan rekan-rekannya di

Harvard University, menunjukkan bahwa setiap anak mempunyai banyak cara

yang berbeda untuk menjadi pandai. Bisa melalui kata-kata, angka, gambar,

musik, ekspresi fisik, pengalaman dengan alam, interaksi sosial, dan pemahaman

terhadap diri sendiri (Armstrong, 2005).

Gardner (1999), menyatakan bahwa kecerdasan majemuk adalah sebuah

penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan

kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.

Menurut Tientje dan Iskandar (dalam Setiawati, 2008), salah satu faktor

yang mempengaruhi kecerdasan majemuk adalah lingkungan keluarga. Keluarga

merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi

perkembangan anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan

(40)

diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak

menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat (Kartono, 2005).

Pengaruh dari penggunaan pola asuh orang tua terhadap kecerdasan

[image:40.595.99.521.133.772.2]

majemuk siswa SD dapat dilihat dari bagan berikut:

Tabel 2.2

Skema kerangka berpikir pengaruh penggunaan pola asuh orang tua terhadap kecerdasan siswa SD

Pola Asuh Orang

Tua

Siswa

KECERDASAN MAJEMUKKecerdasan bahasaKecerdasan

logis-matematis

Kecerdasan musikKecerdasan visualKecerdasan

kinestetikKecerdasan

intrepersonalKecerdasan

intrapersonal

(41)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian teori, dan

kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini ialah:

Hipotesis 1:

H1.a: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan bahasa, khususnya bagi siswa.

H1.b: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan logis-matematis, khususnya bagi siswa.

H1.c: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan musik, khususnya bagi siswa.

H1.d: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan visual, khususnya bagi siswa.

H1.e: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan kinestetis, khususnya bagi siswa.

H1.f: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan interpersonal, khususnya bagi siswa.

H1.g: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan intrapersonal, khususnya bagi siswa.

H1.h: Pola asuh otoriter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

(42)

Hipotesis 2:

H2.a: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan bahasa, khususnya bagi siswa.

H2.b: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan logis-matematis, khususnya bagi siswa.

H2.c: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan musik, khususnya bagi siswa.

H2.d: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan visual, khususnya bagi siswa.

H2.e: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan kinestetis, khususnya bagi siswa.

H2.f: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan interpersonal, khususnya bagi siswa.

H2.g: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan intrapersonal, khususnya bagi siswa.

H2.h: Pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan naturalis, khususnya bagi siswa.

Hipotesis 3:

H3.a: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan bahasa, khususnya bagi siswa.

H3.b: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

(43)

H3.c: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan musik, khususnya bagi siswa.

H3.d: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan visual, khususnya bagi siswa.

H3.e: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan kinestetis, khususnya bagi siswa.

H3.f: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan interpersonal, khususnya bagi siswa.

H3.g: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan intrapersonal, khususnya bagi siswa.

H3.h: Pola asuh permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan naturalis, khususnya bagi siswa.

Hipotesis 4:

H4.a: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan bahasa, khususnya bagi siswa.

H4.b: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan logis-matematis, khususnya bagi siswa.

H4.c: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan musik, khususnya bagi siswa.

H4.d: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

(44)

H4.e: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan kinestetik, khususnya bagi siswa.

H4.f: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan interpersonal, khususnya bagi siswa.

H4.g: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan intrapersonal, khususnya bagi siswa.

H4.h: Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan naturalis, khususnya bagi siswa.

Hipotesis 5:

H5.a: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

bahasa, khususnya bagi siswa.

H5.b: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

logis-matematis, khususnya bagi siswa.

H5.c: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

musik, khususnya bagi siswa.

H5.d: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

visual, khususnya bagi siswa.

H5.e: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

kinestetik, khususnya bagi siswa.

H5.f: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

(45)

H5.g: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

intrapersonal, khususnya bagi siswa.

H5.h: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

naturalis, khususnya bagi siswa.

Hipotesis 6:

H6.a: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan bahasa, khususnya bagi siswa.

H6.b: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan logis-matematis, khususnya bagi siswa.

H6.c: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan musik, khususnya bagi siswa.

H6.d: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan visual, khususnya bagi siswa.

H6.e: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan kinestetik, khususnya bagi siswa.

H6.f: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan interpersonal, khususnya bagi siswa.

H6.g: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecerdasan intrapersonal, khususnya bagi siswa.

H6.h: Kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang signifikan

(46)

Hipotesis 7:

H7.a: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan bahasa, khususnya bagi siswa.

H7.b: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan logis-matematis, khususnya bagi siswa.

H7.c: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan musik, khususnya bagi siswa.

H7.d: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan visual, khususnya bagi siswa.

H7.e: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan kinestetik, khususnya bagi siswa.

H7.f: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan interpersonal, khususnya bagi siswa.

H7.g: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan intrapersonal, khususnya bagi siswa.

H7.h: Pekerjaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian, diantaranya jenis

penelitian (pendekatan penelitian, metode penelitian), dan variabel penelitian

(definisi konseptual variabel, definisi operasional variabel), populasi dan sampel,

pengambilan sampel, teknik dan instrument pengumpulan data (kuisioner dan

analisa data), teknik penyusunan angket, uji instrument penelitian, teknik analisa

data, serta prosedur penelitian.

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dimana penelitian

yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai,

peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk

menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk

melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang

lain (Sevilla dkk, 2006).

3.1.2. Metode penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode kausalitas karena

tujuan dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh pola asuh orang tua terhadap

(48)

masing-masingindependent variabledandependent variable.

3.2. Variabel Penelitian

3.2.1. Definisi variabel

Menurut Kerlinger (2000), variabel merupakan suatu sifat, simbol atau

lambang yang dapat memiliki bermacam nilai dan sesuatu yang bervariasi. Dalam

penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas (independent variable)

dan variabel terikat (dependent variable). Ditambahkan, Kerlinger (2000)

mendefinisikan variabel bebas adalah sebab yang dipandang sebagai sebab

kemunculan (anteseden), sedangkan variabel terikat adalah dipandang sebagai

akibatnya (konsekuensi).

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini, diantaranya:

Variabel bebas : Pola asuh orang tua.

Variabel terikat : Kecerdasan majemuk.

3.2.2. Definisi konseptual variabel

Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Kecerdasan majemuk adalah sebuah penilaian yang melihat secara

deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasanya untuk

(49)

2. Pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang

meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta

tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak.

3.2.3. Definisi operasional variabel

Definisi operasional melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel

dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu

untuk mengukur konstruk atau variabel itu. Dimana definisi operasional

merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu variabel atau

memanipulasinya (Kerlinger, 2000). Adapun definisi operasional dalam penelitian

ini, diantaranya:

 Kecerdasan majemuk adalah skor yang diperoleh dari skala MI-FALAE

yang dibuat Literacy Work, skala ini terdiri dari 56 item yang meliputi

kecerdasan bahasa, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan musik,

kecerdasan visual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal,

kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.

 Pola asuh orang tua adalah skor yang diperoleh dari skala pola asuh orang

tua yang diadaptasi dariParenting StyleBaumrind.

3.3. Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi

Gay dalam Sevilla dkk (2006) mendefinisikan populasi sebagai kelompok

(50)

menurut Kerlinger (2000) dan Sevilla, dkk (2006) bahwa populasi adalah

keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan

baik. Adapun populasi dalam penelitian ini merupakan siswa kelas V SDN 03

Cirendeu tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 62 responden.

3.3.2. Sampel

Menurut Sevilla dkk (2006), sampel merupakan kelompok kecil yang

diamati. Selanjutnya, menurut Kerlinger (2000), mendefinisikan sampel sebagai

mengambil sesuatu bagian populasi atau semesta sebagai wakil (representasi)

populasi atau semesta itu.

3.3.3. Teknik pengambilan sampel

Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan teknik probability

sampling dengan cara simple random sampling. Menurut Kerlinger (2000),

probability sampling mengenal tahap-tahap yang menggunakan sampling acak

dalam bentuk tertentu, sedangkan simple random sampling ialah metode

pengambilan suatu bagian (sampel) dari suatu populasi atau semesta sedemikian

rupa, sehingga semua sampel yang mungkin terambil memiliki kemungkinan

sama untuk dipilih.

Alasan peneliti menggunakan simple random sampling, karena setiap

anggota dari populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai

(51)

Adapun pelaksanaan simple random samplingdalam penelitian ini dengan

cara pengambilan sampel melalui undian. Prosedur ini dilakukan dengan cara

menetapkan nomor-nomor pada anggota populasi yang terkumpul dalam daftar

sampling. Kemudian peneliti menuliskan nomor anggota populasi pada potongan

kertas kecil, satu nomor untuk setiap anggota populasi. Selanjutnya, gulungan

semua kertas yang sudah diberikan nomor urut, dimasukkan ke dalam kotak lalu

diaduk secara sembarang. Setelah diaduk, ambil gulungan kertas tersebut sesuai

dengan jumlah sampel penelitian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan pernyataan

tertutup. Dimana pernyataan tertutup merupakan pernyataan yang pilihan

jawabanya tersedia, dengan cara memberikan tanda check list (√). Kemungkinan

jawaban dipersempit dan diberi pola atau kerangka susunan terlebih dahulu. Hal

ini dapat berfungsi untuk memperjelas dimensi apa yang dicari dalam penelitian,

sehingga akan mendorong sampel untuk memutuskan pilihan jawaban ke satu

arah saja. Selain itu keuntungan lainnya adalah hasilnya dapat dengan mudah dan

cepat dianalisa.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala MI-FALAE dan skala

Likert dengan menggunakan 4 pilihan jawaban yakni sebagai berikut:

 Sangat Setuju (SS)

(52)

 Tidak Setuju (TS)

 Sangat Tidak Setuju (STS)

Adapun perolehan skor dari tem-item berdasarkan dari jawaban yang

dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable dan unfavorable. Untuk

jawaban favorable skornya bergerak dari kanan ke kiri (SS→S→TS→STS)

dengan nilai (1→2→3→4). Sedangkan untuk unfavorable cara skornya bergerak

sebaliknya dari kiri ke kanan (STS→TS→S→SS) dengan nilai (4→3→2→1).

[image:52.595.117.528.79.476.2]

Jika digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut:

Table 3.1. Bobot nilai tiap item

Kode Favorable Unfavorable

STS (sangat setuju) 1 4

TS (tidak setuju) 2 3

S (setuju) 3 2

SS (sangat setuju) 4 1

3.4.1. Skala Pola Asuh Orang Tua

Dalam penelitian ini, pengukuran pola asuh orang tua menggunakan skala

Likert. Agar instrument skala pola asuh orang tua dapat terarah digunakan

sebagai alat, maka instrument disusun dan dikembangkan berdasarkan

indikator-indikator yang ditetapkan dalam kisi-kisi atau blue print,

(53)
[image:53.595.151.520.78.613.2]

Tabel 3.2.

Blue Print skala Pola Asuh Orang Tua

3.4.2 Skala MI-FALAE

Dalam penelitian ini, pengukuran kecerdasan majemuk menggunakan skala

milik Literacy Works (2010). Skala ini terdiri dari 56 item, hanya saja skala

kecerdasan majemuk ini tidak terdapat keterangan didalamnya mengenai blue Indikator

No. Item

Favorable Unfavorable

Otoriter

a. Sikap penerimaan rendah, namun kontrolnya tinggi

1,2,3,4 5,6,7,8 8

b. Suka menghukum

secara fisik 9,10,11,12 13,14,15,16 8

c. Bersikap

mengharuskan/memerint ah

17,18,19,20 21,22,23,24 8

d. Bersikap kaku (keras) 25,26,27,28 29,30,31,32 8 e. Cenderung emosional

dan bersikap menolak 33,34,35,36 37,38,39,40 8

Demokratis

a. Sikap penerimaan tinggi,

namun kontrolnya tinggi 41,42,43,44 45,46,47,48 8 b. Bersikap responsif

terhadap kebutuhan anak

49,50,51,52 53,54,55,56 8 c. Mendorong anak untuk

menyatakan pendapat 57,58,59,60 61,62,63,64 8 d. Menjelaskan tentang

dampak perbuatan 65,66,67,68 69.70,71,72 8

Permisif

a. Sikap penerimaan tinggi, namun kontrolnya rendah

73,74,75,76 77,78,79,80 8 b. Memberi kebebasan

untuk menyatakan keinginan

81,82,83,84 85,86,87,88 8

(54)

print skala tersebut. Skala hanya disajikan dalam 56 item yang berisi pernyataan

dengan respon format skor 1 sampai 4, tanpa menyertakan item mana saja yang

termasukfavorabledanunfavorable.

Alasan peneliti menggunakan skala milik Multiply Work (2010), karena

landasan teori yang digunakan adalah teori “Multiple Intelligences” milik Howard

Gardner.

3.5. Uji Instrumen Penelitian

3.5.1. Teknik uji instrumen

Dalam penelitian kuantitatif, sebelum melakukan penelitian field study

seorang peneliti harus melakukan penelitian uji coba (try out). Try out dilakukan

untuk mendapatkan nilai validitas dari setiap item dalam skala yang telah dibuat.

Dengan demikian, peneliti dapat memilih dan menyusun kembali skala

berdasarkanitemyang terpenuhi nilai validatasnya.

Teknik yang peneliti gunakan untuk menguji instrumen penelitian padatry

out adalah uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dan ketelitian

atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Menurut

Sevilla, dkk (2006) validitas merupakan derajat ketepatan suatu alat

(55)

berkenaan dengan keterkaitan data yang diperoleh dengan sifat variabel

yang diteliti.

Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data-data

dengan tepat, akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat

mengenai data tersebut. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya.

Untuk menilai kevalidan masing-masing butir pernyataan dapat dilihat dari

nilai corrected item-total correlation masing-masing butir pernyataan dan

penghitungannya menggunakan program SPSS (Statistical Package for the

Social Sciences) versi 17.0for Windows.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan suatu alat

ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla,

dkk (2006) reliabilitas merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau

akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen penelitian. Tes dikatakan sebagai

reliabilitas tinggi apabila skor tampak tes itu dikatakan konsisten dan dapat

(56)

Adapun uji reliabilitas alat tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach

dan perhitungan menggunakan SPSS 17.0for windows.

3.5.2. Hasil uji instrumen penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan try out selama satu hari yakni

tanggal 22 Desember 2010 try out dilakukan di SD Hang Tuah Pasar Minggu

kepada siswa-siswi sebanyak 35 responden. Kepada siswa yang telah terpilih

menjadi respondentry out diberikan dua skala, yaitu skala MI-FALAE dan skala

pola asuh orang tua. Kemudian data yang telah diperoleh, diolah dengan

menggunakan program SPSS 17.0.

a. Hasil Uji Validitas

Setelah melakukan pengolahan data hasil try out pada tanggal 22

Desember 2010, maka peneliti mendapatkan nilai validitas untuk setiap

item. Item dengan nilai validitas dibawah 0,3 akan dibuang dan gugur.

Sementara itu, item-item yang valid akan digunakan sebagai alat ukur

dalamfield study.

Skala MI-FALAE

Dari hasil perolehan data pada uji validitas skala MI-FALAE, bahwa dari

keseluruhan item yang terdiri dari 56 item, terdapat 45 item yang memiliki

nilai validitas di atas 0,3. Sementara itu, 11 item yang memiliki nilai

(57)

Tabel 3.3.

Blue print field studyskala MI-FALAE

Aspek-aspek Item ∑

Kecerdasan Bahasa 1*,9*,17*,25*,33*,41*,49* 7 Kecerdasan Logis-matematis 2*,10*,18*,26,34*,42*,50* 7 Kecerdasan Musik 3*,11,19*,27*,35*,43,51* 7 Kecerdasan Visual 4,12*,20*,28*,36*,44*,52* 7 Kecerdasan Kinestetik 5*,13*,21*,29*,37*,45*,53 7 Kecerdasan Interpersonal 6*,14*,22,30*,38*,46*,54* 7 Kecerdasan Intrapersonal 7,15*,23*,31,39*,47*,55 7 Kecerdasan Naturalis 8*,16*,24*,32*,40,48*,56* 7

Total 56

* item yang valid (validitas di atas 0,3)

Skala Pola asuh orang tua

Dari hasil perolehan data pada uji validitas skala pola asuh orang tua,

bahwa dari keseluruhan item yang terdiri dari 88 item, terdapat 37 item

yang memiliki nilai validitas di atas 0,3. Sementara itu, 51 item yang

memiliki nilai validitas di bawah 0,3, sehingga item tersebut dianggap

gugur.

Tabel 3.4.

Blue print field studyskala pola asuh orang tua

Indikator

No. Item

Favorable Unfavorable

Otoriter

a. Sikap penerimaan rendah,

namun kontrolnya tinggi 1,2,3,4 5,6,7,8 8 b. Suka menghukum secara

(58)

*

* item yang valid

Dengan demikian, item yang nilai validitasnya di atas 0,3 pada skala

MI-FALAE sebanyak 45 item dan skala pola asuh orang tua sebanyak 31 item,

dikarenakan sedikitnya item yang memiliki validitas diatas 0,3 maka peneliti

menambah jumlah item pada skala pola asuh orang tua agar sesuai dengan

indikator dan dapat dipergunakan sebagai alat ukur dalamfield study. Dibawah ini

adalahblue printskala MI-FALAE dan pola asuh orang tua dalamfield study:

c. Bersikap

mengharuskan/memerinta h

17,18,19*,20 21,22,23*,24 8

d. Bersikap kaku (keras) 25*,26,27,28 29,30*,31*,32* 8 e. Cenderung emosional dan

bersikap menolak 33,34,35,36 37*,38*,39*,40* 8

Demokratis

a. Sikap penerimaan tinggi,

namun kontrolnya tinggi 41,42*,43,44* 45*,46,47,48* 8 b. Bersikap responsif

terhadap kebutuhan anak 49*,50,51*,52* 53*,54*,55,56* 8 c. Mendorong anak untuk

menyatakan pendapat 57*,58,59,60 61*,62,63*,64 8 d. Menjelaskan tentang

dampak perbuatan 65,66,67,68 69.70,71*,72* 8

Permisif

a. Sikap penerimaan tinggi,

namun kontrolnya rendah 73*,74*,75,76* 77*,78,79*,80* 8 b. Memberi kebebasan untuk

menyatakan keinginan 81,82*,83,84 85*,86*,87*,88 8

(59)

Tabel 3.5.

Blue print filed studyskala MI-FALAE

Aspek-aspek Item

Kecerdasan Bahasa 1 (1),9(7),17(14),25(21),33(26),41(33),49(40) 7 Kecerdasan

Logis-Matematis

2 (2),10(8),18(15), 34(27),42(34),50(41) 6

Kecerdasan Musik 3 (3), 19(16),27(22),35(28), 51(42) 5 Kecerdasan Visual 12(9),20(17),28(23),36(29),44(35),52(43) 6 Kecerdasan Kinestetik 5 (4),13(10),21(18),29(24),37(30),45(36) 6 Kecerdasan

Interpersonal

6 (5),14(11), 38(31),46(37),54(44) 5 Kecerdasan

Intrapersonal

,15(12),23(19), 39(32),47(38), 4 Kecerdasan Naturalis 8 (6),16(13),24(20),32(25), 48(39),56(45) 6

Total 45

Tabel 3.6.

Blue print field studyskala pola asuh orang tua

Indikator

No. Item

Favorable Unfavorable

Otoriter

a. Sikap penerimaan rendah,

namun kontrolnya tinggi 1,2,3 4,5,6 6

b. Suka menghukum secara

fisik 7,8,9 10,11,12 6

c. Bersikap

mengharuskan/memerintah 13,14,15 16,17,18 6 d. Bersikap kaku (keras) 19,20,21 22,23,24 6 e. Cenderung emosional dan

bersikap menolak 25,26,27 28,29,30 6

Demokratis

a. Sikap penerimaan tinggi,

namun kontrolnya tinggi 31,32,33 34,35,36 6 b. Bersikap responsif

terhadap kebutuhan anak 37, 38,39 40,41,42 6 c. Mendorong anak untuk

(60)

b. Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan penghitungan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS

17.0, diperoleh hasil berupa angka reliabilitas untuk kedua skala yang

disebar pada try out. Penghitungan reliabilitas dilakukan setelah item yang

tidak valid dibuang.

Untuk skala MI-FALAE diperoleh angka reliabilitas sebesar 0.938 .

Sementara itu, skala pola asuh orang tua diperoleh angka reliabilitas sebesar

0.838. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa baik skala MI-FALAE

dan skala pola asuh orang tua memiliki reliabilitas yang baik.

3.6. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan pada

bab sebelumnya, penulis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Adapun

persamaan umum analisa regresi berganda ini adalah:

d. Menjelaskan tentang

dampak perbuatan 49,50,51 52,53,54 6

Permisif

a. Sikap penerimaan tinggi,

namun kontrolnya rendah 55,56,57 58,59,60 6 b. Memberi kebebasan untuk

menyatakan keinginan 61,62,63 64,65,66 6

Total 33 33 66

(61)

Keterangan:

Y :Dependent variable(DV) yang dalam hal ini kecerdasan majemuk

X1, X2,…, Xp :Independent variable(IV) yang jumlahnya p

P : Jumlah independent variabel

A :Intercept/ konstan

b1, b2,.., bp : Koefisien regresi untuk masing-masing IV

e : Residu/ sisa (IV yang tidak termasuk persamaan)

Dalam analisa multiple regressionini dapat diperoleh beberapa informasi,

yaitu:

1. R2 yang menunjukkan proposisi varian (presentase varian) dari dependent

variable(DV) yang bisa diterangkan olehindependent variable(IV).

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien

regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan

dariindependent variable(IV) yaang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat

prediksi tentang harga Y jika nilai setiap independent variable (IV)

diketahui.

3.7. Prosedur Penelitian

Penelitian ini berjalan dengan melalui empat tahapan prosedur

penelitian, yaitu tahap persiapan, uji coba, pengambilan data, serta

(62)

Persiapan : Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan

variabel yang akan diteliti, melakukan kajian teori untuk

mendapatkan gambaran, dan penjelasan yang tepat

mengenai variable penelitian. Kemudian menentukan,

menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan

digunakan, yaitu skala pola asuh orang tua dan skala

kecerdasan majemuk.

Uji coba : Peneliti menyebarkan skala pola asuh orang tua dan

kecerdasan majemuk ke responden uji coba (try out).

Penelitian uji coba (try out) dilaksanakan pada tanggal 22

Desember 2010. Setelah data terkumpul, peneliti

mengolah data sehingga diperoleh item-item yang

reliabledanvaliduntuk digunakan penelitian.

Pengambilan data: Menentukan sampel penelitian, sampel penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini ialah siswa kelas V A

SDN Cirendeu yang berjumlah 30 responden. Dengan

memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian

dan meminta kesedian subjek untuk mengisi kuisioner

penelitian, serta melakukan pengambilan data dengan

(63)

Pengolahan data: Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan

data dari hasil instrument penelitian yang telah diisi

oleh responden. Melakukan penilaian dari hasil jawaban

responden pada skala pola asuh orang tua dan

kecerdasan majemuk. Melakukan analisa data dengan

menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows

untuk menguji hipotesis dan regresi antar variable

(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, akan dipaparkan mengenai gambaran umum subjek

penelitian, hasil pengujian hipotesis yang telah diajukan melalui penghitungan

statistik, dan pembahasan hasil pengujian hipotesis.

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Sesuai judul penelitian ini, yaitu Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap

Kecerdasan Majemuk Siswa SD, maka subjek dalam penelitian ini ialah siswa SD

03 kelas V A Cirendeu yang berjumlah 30 orang.

Di bawah ini uraian mengenai gambaran umum subjek penelitian

berdasarkan jenis kelamin, usia, kegiatan ekstrakurikuler, dan pekerjaan orang tua

disajikan pada tabel dan deskripsi singkat.

Tabel 4.1.

Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, kegiatan ekstrakurikuler, dan pekerjaan orang tua

Kategori %

Jenis kelamin Perempuan 14 46,7

Laki-laki 16 53,3

Total 30 100

Usia 10 thn 15 50

11 thn 15 50

Total 30 100

Ekstrakurikuler Pramuka 9 30

Paskibra 4 13,3

Futsal 9 30

Komputer 7 23,3

Lainnya 1 3,3

Total 30 100

Pekerjaan Orang Tua PNS 1 3,3

(65)

Wiraswasta 6 20

TNI/POLRI 1 3,3

Lainnya 8 26,7

Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.1, dapat kita lihat bahwa subjek penelitian yang

berjenis kelamin laki-laki sebesar 53,3% (16 orang) dan perempuan sebesar

46,7% (14 orang). Kemudian, berdasarkan usia subjek penelitian yang berusia 10

tahun, yakni sebesar 50% (15 orang) dan subjek penelitian yang berusia 11 tahun

sebesar 50% (15 orang). Selanjutnya, berdasarkan kegiatan ekstrakurikuler subjek

penelitian yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka sebesar 30% (9 orang),

paskibra sebesar 13,3% (4 orang), futsal sebesar 3

Gambar

Tabel 2.2Skema kerangka berpikir pengaruh penggunaan pola asuh orang tua terhadap
Table 3.1.Bobot nilai tiap item
Tabel 3.2.Blue Print skala Pola Asuh Orang Tua
Tabel 4.2.Kategorisasi Skor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh: (1) pola asuh orang tua terhadap sikap sosial siswa kelas atas SDM Baturan (2) komunikasi orang tua terhadap sikap sosial

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh orang tua siswa, untuk mengetahui sikap disiplin siswa, untuk mengetahui adakah pengaruh pola asuh orang tua

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa lingkungan belajar dan pola asuh orang tua bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

Permasalahan yang dimunculkan adalah; (1) bagaimana pola asuh orang tua siswa ?, (2) seberapa besar nilai-nilai kedisiplinan yang dimiliki oleh anak ?, dan (3) apakah pola

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2010) tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kecerdasan Emosional Anak pada usia

Uraian latar belakang penelitian di atas menyatakan bahwa pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya

Tujuan penelitian ini adalah 1). untuk mengetahui bentuk pola asuh yang diterapkan orang tua 2). untuk mendeskripsikan pola asuh orang tua terhadap kemampuan

Dari hasil pengisian kuesioner pola asuh orang tua di TK Insan Cemerlang Makassar diketahui bahwa pola asuh permisif sebanyak 2 orang dengan persentase 6,6% dan hasil uji korelasi pola