Agung Jati (02)
Ichsan Nur Cholis (14)
Nama Kleompok :Perbedaan Perjuangan Bangsa Indonesia
Bersifat Lokal
Menggunakan fisik sebagai bentuk perlawanan
Tidak ada kaderisasi/tergantung pada seorang pemimpin
Bersifat Nasional
Menggunakan organisasi sebagai bentuk perlawanan
Ada kaderisasi
Masa Awal
Masa Moderat
Masa Radikal
1.Organisasi Awal
Pergerakan
A. Budi Utomo, 20 mei 1908
Pelopor : dr. Wahidin Sudiro Husodo
Tokoh : Sutomo, Gunawan mangunkusumo, cipto mangunkusumo
Tujuan : - memperhatikan kepentingan pengajaran - memajukan pertanian,
peternakan,perdagangan
- memajukan teknologi dalam industri kecil
- mengenalkan kembali warisan budaya dan ilmu pengetahuan nenek moyang
- mempertinggi cita-cita kemanusiaan, memperhatikan
Dr Sutomo
monument kebangkitan nasional di Solo
Budi Utomo
(
ejaan van
Ophuijsen:
Boedi Oetomo
) adalah sebuah
organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr.
Sutomo
dan para
mahasiswa
STOVIA
yaitu
Goenawan
Mangoenkoesoemo dan
Soeraji
pada tanggal
20 Mei
1908. Digagaskan oleh Dr.
Wahidin
Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan
kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo
menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan
Sejarah
Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali
pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, mantan Bupati Karanganyar
(presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari
Keraton Pakualaman
Perkembangan
Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker, seorang
B. Sarekat Islam (SI)
Berdirinya Sarekat Islam dirintis oleh
R.M Tirto Adi
Suryo
pada tahun
1909.
Pada tahun
1911, K.H Samanhudi.
, saudagar
batik dari Solo, mendirikan Sarekat Dagang
Islam.
R.M Tirto Adi
Tujuan
untuk membela pedagang lokal dari
ancaman dan dominasi pedagang asing
seperti Cina,
India dan Arab, serta untuk meningkatkan
pengamalan
ajaran Islam di antara para anggota.
SDI
bergerak di bidang ekonomi namun
berasaskan
Islam.
Tahun
1912 HOS Cokroaminoto mengubah,
Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam
Cokroaminoto
Tujuan SI :
Mengembangkan jiwa dagang
membantu anggota yang mengalami
kesulitan
memajukan pengajaran
Memperbaiki pendapat yg keliru
C. Indische Partij (IP)
oo
Indische Partij
adalah partai politik pertama di Hindia Belanda,
berdiri tanggal 25 Desember 1912. Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu
E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantara
yang merupakan organisasi orang-orang Indonesia dan Eropa di
o Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indonesia).
o IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama
orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat
Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur,
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada
pemerintah kolonial Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11
Alasan penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het
Tijdschrifc dan surat kabar De Expres pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau
mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah colonial
Douwes Dekker mengkritik dalam tulisan di De Express tanggal 5
Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat). Kecaman-kecaman yang menentang
Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Douwes Dekker
dibuang ke Kupang, NTT sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Pulau Banda. Namun pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo
dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun 191
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetera.Akhirnya pun organisasi ini tenggelam
2. Organisasi Keagamaan
A. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di
Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Sejarah
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H)
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut
anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha.
Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School
Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin
Muhammadiyah Yogyakarta khusus laki-laki, yang bertempat di Jalan S Parman no 68 Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Muhammadiyah Mu'allimiaat Yogyakarta khusus Perempuan, di
Suronatan Yogyakarta yang keduanya skarang menjadi Sekolah Kader
B. Nadhlatul ‘Ulama (NU).
Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan
Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia.
[1] Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang
pendidikan, sosial, dan ekonomi.
K.H. Hasyim Asyhari Masjid Jombang, tempat kelahiran organisasi
Nahdlatul
Sejarah.
Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami
bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kautradisim terpelajar untuk
memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi.
Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan
ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.
Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme,
merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Muhammadiyah pada tahun 1912. Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916.
Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri.
Berangkat dari munculnya berbagai macam komite dan organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk
Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, karena tidak
terakomodir kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti konverensi Islam Dunia yang ada di Indonesia dan Timur Tengah akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.
NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis)
dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis). Karena itu sumber hukum Islam bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empiric.
Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi/ Tauhid/ketuhanan. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung
C. MAJELIS ISLAM ALA INDONESIA (MIAI) .
Majelis Islam A'la Indonesia atau MIAI adalah badan federasi bagi
ormas Islam yang dibentuk dari hasil pertemuan 18-21 September 1937.
KH Hasyim Asy'ari merupakan pencetus badan kerja sama ini, sehingga menarik hati kalangan modernis seperti KH Mas Mansur dari
Muhammadiyah dan Wondoamiseno dari Syarekat Islam.
Ferdinand Halim I
(Pemimpin MIAI Pertama)
MIAI mengoordinasikan berbagai kegiatan dan menyatukan umat Islam menghadapi politik Belanda seperti menolak undang-undang perkawinan dan wajib militer bagi umat Islam. KH Hasyim Asy'ari menjadi ketua
badan legislatif dengan 13 organisasi tergabung dalam MIAI.
3. ORGANISASI PEMUDA.
Disamping organisasi keagamaan juga berkembang organisasi dan partai politik .Organisasi itu masih bersifat kedaerahan dan menentang
kolonialisme. Organisasi itu mempunyai tujuan untuk kebangsaan dan cinta tanah air, organisasi tersebut diantara lain adalah :
1. Jong Java.
Jong Java adalah suatu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh
Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada tanggal 7 Maret, 1915
Sejarah
1915 - 1921
Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil
ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo dan anggotanya Muslich, Mosodo
dan Abdul Rahman.[2] Tri Koro Dharmo bertujuan untuk mempersatukan para
pelajar pribumi, menyuburkan minat pada kesenian dan bahasa nasional serta memajukan pengetahuan umum untuk anggotanya.
Hal ini dilakukan antara lain dengan menyelenggarakan berbagai
pertemuan dan kursus, mendirikan lembaga yang memberi beasiswa, menyelenggarakan berbagai pertunjukan kesenian, serta menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo.
1921 - 1929
Dalam semua kongres yang pernah diadakan, perkumpulan ini tidak akan ikut serta dalam aksi politik, dimana hal ini ditegaskan dalam kongresnya yang ke-V, pada tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan mencampuri politik ataupun aksi politik.
Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapatkan pengaruh politik yang cukup kuat yang datang dari Serikat Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim. Dalam kongresnya pada tahun 1924,
pengaruh SI semangkin terasa sehingga mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas agama Islam akhirnya keluar dari
2. Jong Ambon
Jong Ambon adalah organisasi kepemudaan Ambon pada masa
pergerakan nasional sebelum Sumpah Pemuda. Maksud dan tujuannya adalah menggalang persatuan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon (Maluku). Salah satu tokoh Jong Ambon yang terkenal adalah Johannes Leimena
3. Jong Sumatranen Bond
Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan
untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki
enam cabang, empat di Jawa dan dua di Sumatra, yakni di Padang dan
Bukittinggi.