HUBUNGAN EMPAT TERLALU TERHADAP KEJADIAN
KEMATIAN MATERNAL DI RSUD GUNUNGSITOLI
PERIODE TAHUN 2010 s/d 2012
DINA HURA
125102012
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI
NAMA : DINA HURA
NIM : 125102012
JUDUL KTI : HUBUNGAN EMPAT TERLALU TERHADAP
KEJADIAN KEMATIAN MATERNAL DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI PERIODE TAHUN
2010 s/d 2012.
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk mengikuti siding hasil
KTI.
Medan, Juli 2013
Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar, M.Ked (OG), SpOG-K)
Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode tahun 2010 s/d 2012
ABSTRAK DINA HURA
Latar belakang : angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan suatu negara, terutama resiko kematian ibu selama kehamilan, persalinan ataupun pada masa nifas. Indonesia sebagai negara berkembang merupakan negara tertinggi AKI se-ASEAN dengan AKI : 262/100.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Nias pada tahun 2011, AKI mencapai 431,96/100.000 kelahiran hidup.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.
Metode penelitian : ini merupakan penelitian analitic correlational dengan pendekatan cross sectional retroprospektif. Penelitian ini dilakukan di RSUD Gunungsitoli dengan jumlah sampel 96 orang dari tahun 2010 s/d 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrument yang
digunakan data sekunder dari medical record dengan analisa data Chi-square.
Hasil penelitian : dari 96 orang responden ada 19 orang (19,8%) responden berumur
≤ 20 tahun dan 14 orang (14,5%) responden berumur > 35 tahun dan 63 orang (65,7%)
responden berumur 20 – 35 tahun, 35 orang (36,5%) responden memilki paritas ≤ 1 atau
> 4 orang dan 61 orang (63,5%) responden memilki paritas 2 – 4 orang serta 30 orang (31,3%) responden memilki jarak kehamilan < 2 tahun dan 66 orang (68,8%) responden memilki jarak kehamilan > 2 tahun . hasil uji statistic bivariat, diperoleh ada hubungan
umur terlalu muda (p value = 0,040), umur terlalu tua (p value = 0,043), paritas ≤ 1 atau
> 4 (p value = 0,034) dan jarak kehamilan < 2 tahun (p value = 0,048) terhadap kejadian
kematian maternal.
Kesimpulan : ada hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal. Maka diharapkan kepada para petugas kesehatan untuk menggalakkan penyuluhan pendidikan kesehatan kepada pasangan usia subur (PUS), konseling pra-nikah dan kepada ibu hamil tentang faktor resiko (4 T) terjadinya kematian maternal.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di Rumah Sakit
Umum Daerah Gunungsitoli Periode tahun 2010 s/d 2012”.
KTI ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Sains Terapan (SST) pada Program D-IV Bidan Pendidik Universitas
Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa KTI ini masih jauh dari kesempurnaan baik
isi maupun tata bahasanya. Namun penulis berharap kiranya KTI ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi, menambah wawasan para pembaca, bahan masukan bagi
instansi pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Nias dan Pemerintah Republik
Indonesia pada umumnya tentang hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian
maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian KTI ini, yaitu :
1. dr. Dedy Ardinata, M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, sebagai Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus Koordinator
Karya Tulis Ilmiah.
3. Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar, M.Ked (OG), SpOG-K sebagai Pembimbing dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Erniyati, S.Kep, Ns, M.Kep, sebagai dosen Pembimbing Akademik Program Studi
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh staf dosen di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
yang telah banyak memberikan ilmu selama penulis mengemban pendidikan.
7. Kedua orang tua saya tercinta Ad. Hura dan Dw. Halawa, Alm. Ibu saya tercinta dan
ketiga saudara yang saya sayangi Ni. Hura, Er. Hura dan Ay. Hura yang telah
memberi dukungan buat kepada penulis selama ini.
8. dr. Julianus Dawolo, M.Kes, selaku Direktur RSUD Gunungsitoli yang telah
memberikan izin kepada penulis dalam pengambilan data selama penelitian.
9. Ibu Dra. Lily Damita, M.Kes, Apt selaku Direktris AKBID HAGA yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Program
Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
10.Bapak Yafeti Nazara, S.Kep, M.Kep, NSpM, sebagai Ketua Yayasan Akademi
Kebidanan Harapan Keluarga dan yang telah memberikan bantuan moril kepada
penulis selama ini.
11.Teman-teman satu angkatan, terimakasih atas persahabatan, kekompakan,
kebersamaan dan perjuangan kita selama di Program D-IV Bidan Pendidik.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan l KTI ini. Semoga Tuhan
memberkati kita semua.
Medan, Juli 2013
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 6
2. Tujuan Khusus ... 6
D. Manfaat Penelitian 1. Instansi Pemerintah ... 7
2. Praktik Kebidanan ... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kematian Maternal ... 8
1. Pengertian Kematian Maternal ... 8
a. Faktor Medik ... 10
b. Faktor Non Medik ... 12
BAB III : KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Penelitian ... 14
B. Hipotesis ... 15
C. Defenisi Operasional ... 16
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 17
B. Populasi dan Sampel ... 17
C. Tempat Penelitian ... 18
D. Waktu Penelitian ... 19
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 19
F. Instrument Penelitian ... 19
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 19
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 19
I. Analisi Data ... 20
1. Analisis Univariat ... 21
2. Analisi Bivariat ... 21
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Interpretasi Data dan Diskusi Hasil ... 22
1. Interpretasi Hasil Penelitian ... 22
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 30
B. Saran ... 31
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 :DefInisi Operasional Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian
Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010
s/d 2012 ... 16
Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Paritas, Jarak Kehamilan
Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode
Tahun 2010 s/d 2012 ... 23
Tabel 5.2 : Distribusi Responden Hubungan Umur Terlalu Muda dan Terlalu Tua
Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode
Tahun 2010 s/d 2012 ... 24
Tabel 5.3 : Distribusi Responden Hubungan Paritas Terhadap Kejadian Kematian
Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012 ... 25
Tabel 5.4 : Distribusi Responden Hubungan Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian
Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 : Lembar Observasi
Lampiran 2 : Hasil Out Put SPSS
Lampiran 3 : Lembar Izin Melaksanakan Penelitian dari Institusi Pendidikan
Lampiran 4 : Lembar Izin Pengambilan Data Penelitian dari Instansi Tempat
Penelitian
Lampiran 5 : Lembar Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode tahun 2010 s/d 2012
ABSTRAK DINA HURA
Latar belakang : angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan suatu negara, terutama resiko kematian ibu selama kehamilan, persalinan ataupun pada masa nifas. Indonesia sebagai negara berkembang merupakan negara tertinggi AKI se-ASEAN dengan AKI : 262/100.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Nias pada tahun 2011, AKI mencapai 431,96/100.000 kelahiran hidup.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.
Metode penelitian : ini merupakan penelitian analitic correlational dengan pendekatan cross sectional retroprospektif. Penelitian ini dilakukan di RSUD Gunungsitoli dengan jumlah sampel 96 orang dari tahun 2010 s/d 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrument yang
digunakan data sekunder dari medical record dengan analisa data Chi-square.
Hasil penelitian : dari 96 orang responden ada 19 orang (19,8%) responden berumur
≤ 20 tahun dan 14 orang (14,5%) responden berumur > 35 tahun dan 63 orang (65,7%)
responden berumur 20 – 35 tahun, 35 orang (36,5%) responden memilki paritas ≤ 1 atau
> 4 orang dan 61 orang (63,5%) responden memilki paritas 2 – 4 orang serta 30 orang (31,3%) responden memilki jarak kehamilan < 2 tahun dan 66 orang (68,8%) responden memilki jarak kehamilan > 2 tahun . hasil uji statistic bivariat, diperoleh ada hubungan
umur terlalu muda (p value = 0,040), umur terlalu tua (p value = 0,043), paritas ≤ 1 atau
> 4 (p value = 0,034) dan jarak kehamilan < 2 tahun (p value = 0,048) terhadap kejadian
kematian maternal.
Kesimpulan : ada hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal. Maka diharapkan kepada para petugas kesehatan untuk menggalakkan penyuluhan pendidikan kesehatan kepada pasangan usia subur (PUS), konseling pra-nikah dan kepada ibu hamil tentang faktor resiko (4 T) terjadinya kematian maternal.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama
kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat lama
dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau
penanganannya, tetapi bukan karena kecelakaan (International Stastistical
Classification Of Deseases, Injuries And Causes Of Death, Edition ICD-X) (World
Health Organization, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data WHO pada tahun 2007,
bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari
536.000 orang per kelahiran hidup. Angka ini disumbang oleh negara-negara yang
sedang berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, Dirjen YanMedik, 2007).
Di kawasan ASEAN (Association of South East Asia Nations) tercatat
bahwa Indonesia merupakan negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang
tertinggi mencapai 262/100.000 kelahiran hidup dibandingkan negara-negara
ASEAN lainnya seperti Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per
100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup. (Survei
Demografi Kesehatan Indonesia dalam Fibriani, 2007).
Berdasarkan SDKI 2007 Indonesia telah berhasil menurunkan Angka
kelahiran hidup (1997), selanjutnya turun menjadi 228/100.000 kelahiran
hidup.Meskipun telah terjadi penurunan dalam beberapa tahun terakhir akan tetapi
penurunan tersebut masih sangat lambat (Fibriani, 2007).
Angka Kematian Ibu di Indonesia bervariasi, provinsi dengan Angka
Kematian Ibu terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah Provinsi Nusa
Tenggara Barat (SDKI 2007) sedangkan angka kematian ibu di Sumatera Utara 2008
adalah 260 per 100.000 kelahiran hidup (Wiludjeng, L. (2005).
Depkes RI (2005) menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar
90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Adapun faktor
penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 60-70 %, pre-eklamsia dan
eklampsia 10-20 %, infeksi 10-20 %. Sedangkan penyebab tidak langsung yang
mendasar adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan
sendiri, salah satunya adalah 53% ibu hamil menderita anemia, empat terlalu (hamil
atau bersalin terlalu muda dan tua, terlalu banyak anak, terlalu dekat
jarak kehamilan/persalinan) dan tiga terlambat (terlambat dalam pengambilan
keputusan, terlambat merujuk karena masalah transportasi dan geografi, terlambat
ditangani ditempat pelayanan karena tidak efektifnya pelayanan di fasilitas kesehatan
(Sharon Reeder, dkk).
Hasil SDKI 2010, menempatkan faktor terlalu banyak anak sebagai
penyebab kematian ibu sebanyak 11,8 % terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah
usia 20 tahun) sebanyak 2,6 % terlalu tua (hamil diatas usia 35 tahun) sebanyak 2,1
% terlalu dekat (jarak antara kelahiran kurang dari 2 tahun), 1,8 %. Penyebab lainnya
adalah pertolongan persalinan oleh dukun (terlatih dan tidak terlatih (75-80 %),
Hasil penelitian Fibriani, 2007 yang berhubungan dengan faktor risiko
kematian maternal di Indonesia maupun di negara lain menunjukkan bahwa
kematian maternal dipengaruhi oleh faktor – faktor yang berhubungan dengan faktor
ibu, faktor status reproduksi, faktor yang berhubungan dengan komplikasi obstetrik,
faktor yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi dan
faktor sosial budaya.
Hasil penelitian tentang penyebab kematian maternal di Rural Gambia
adalah perdarahan 33%, kehamilan muda 11%, partus lama 6% dengan faktor yang
mungkin memberi kontribusi yaitu : kurang penanganan kasus rujukan, gagal
mengenali kasus kegawatan, keterlambatan pengambilan keputusan, kurang sarana
transportasi (Walraven, G. et all, 2001).
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) diharapkan dapat berperan besar
dalam menurunkan AKI. Upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
di Indonesia telah lama dilakukan yaitu sejak berdirinya Balai Kesehatan Ibu dan
Anak (BKIA) pada Tahun 1950 yang memberi pelayanan berupa perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan bayi dan anak, pendidikan kesehatan, pelatihan
dukun bayi dan pelayanan keluarga berencana, program safe motherhood menjadi
making pregnancy safer, peningkatan sumber daya manusia (dokter spesialis
kandungan), penempatan bidan desa/bidan PTT (pegawai tidak tetap) di daerah
terpencil yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan, peningkatan pelayanan sistem
rujukan, pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan di daerah terpencil seperti
Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Pembantu, Pos Bersalin Desa (Polindes), Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes), Desa Siaga dan lain-lain. Namun angka kematian ibu
Walau demikian, program percepatan penurunan AKI diupayakan terus
untuk mencapai target Millenium Development Gold (MDG) 102/100.000 KH pada
tahun 2015. Untuk itu pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai
strategi untuk akselerasi menurunkan AKI (SDKI, 2011).
Menurut data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Tahun 2009 , angka
kematian ibu mencapai 426 per kelahiran hidup (sebelum pemekaran), angka ini
disumbang oleh desa-desa terpencil yang ada di Kecamatan Mandrehe dan tahun
2010 adalah 191 per kelahiran hidup (setelah pemekaran) dan pada tahun 2011, AKI
mencapai 431,96/100.000 kelahiran hidup dengan status kesehatan ibu yang buruk
(riwayat penyakit sebelumnya), umur yang terlalu muda/tua dan jumlah anak yang
terlalu banyak (keinginan mendapatkan anak tertentu) serta sosial ekonomi yang
rendah, akses pelayanan ke fasilitas kesehatan yang jauh dimana satu-satunya pusat
rujukan di Nias adalah Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli, pertolongan
persalinan yang masih ditolong oleh non tenaga kesehatan (dukun bayi) sebanyak
56,56%, tenga kesehatan 38,76% (bidan), dokter 3,81% pada tahun 2010 (Profil
Masalah Kesehatan di Kepualaun Nias), penyebaran tenaga kesehatan (bidan) yang
tidak merata di daerah terpencil/pedalaman (Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan
Kabupaten Nias, 2011).
Melihat tingginya angka kematian ibu di Kabupaten Nias, peneliti tertarik
untuk meneliti hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal di
Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli periode tahun 2010 s/d 2012 sebagai
pusat rujukan satu-satunya di Kepulauan Nias dalam rangka mencari upaya untuk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dipaparkan di atas, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
1. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Nias masih tinggi yaitu
431,96/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011.
2. Status kesehatan ibu yang buruk (riwayat penyakit sebelumnya), umur yang
terlalu muda/tua, jumlah anak yang terlalu banyak (keinginan mendapatkan anak
tertentu), sosial ekonomi yang rendah, pengambilan keputusan dalam keluarga
(masalah kehamilan, persalinan, dan nifas) masih didominasi oleh orang tua,
pertolongan persalinan yang masih ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun
bayi), persalinan dirumah, penyebaran tenaga kesehatan (bidan), yang tidak
merata di daerah terpencil/pedalaman serta akses pelayanan ke fasilitas kesehatan
yang jauh.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli sebagai tempat penelitian karena
instansi ini merupakan pusat rujukan satu-satunya yang ada di Kepulauan Nias
Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti ingin mengetahui “Adakah
hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian
maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui frekuensi umur yang terlalu muda (≤ 20 tahun) terhadap
kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli
Periode 2010 s/d 2012.
2) Untuk mengetahui frekuensi umur yang terlalu tua (> 35 tahun) terhadap
kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli
Periode 2010 s/d 2012.
3) Untuk mengetahui frekuensi paritas (≤ 1 dan > 4 orang) terhadap kejadian
kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode
2010 s/d 2012.
4) Untuk mengetahui frekuensi jarak antar kehamilan < 2 tahun terhadap
kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli
Periode 2010 s/d 2012.
5) Untuk mengidentifikasi hubungan umur yang terlalu muda (≤ 20 tahun)
terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah
Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.
6) Untuk mengidentifikasi hubungan umur yang terlalu tua (> 35 tahun)
terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah
7) Untuk mengidentifikasi hubungan paritas (≤ 1 dan > 4 orang) terhadap kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli
Periode 2010 s/d 2012.
8) Untuk mengidentifikasi hubungan jarak antar kehamilan < 2 tahun terhadap
kejadian kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli
Periode 2010 s/d 2012.
D. Manfaat Penelitian 1. Instansi Pemerintah
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah Republik Indonesia,
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi
Sumatera Utara pada umumnya dan khususnya untuk Pemerintah Kabupaten
Nias, Dinas Kesehatan Kabupaten Nias, Rumah Sakit Umum Daerah
Gunungsitoli, Organisasi Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Nias mengenai
sejauh mana hubungan empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal
sehingga dapat mengambil suatu kebijakan dan membuat program yang sesuai
untuk meningkatkan penurunan angka kematian ibu.
2. Praktik Kebidanan
Bagi tenaga kesehatan (bidan) untuk memberikan pelayanan kebidanan baik
dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas sehingga ibu dalam menjalani
asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu. Dan memberikan penyuluhan mengenai
faktor resiko penyebab kematian ibu, mendeteksi sejak dini faktor resiko dan
melakukan konseling pra nikah bagi pasangan yang akan menikah atau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kematian Maternal
1. Pengertian Kematian Maternal
Kematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The
International Classification of Diseases (ICD-10) adalah kematian wanita yang
terjadi pada saat kehamilan, atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang
berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut
atau penanganannya, tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan
atau kebetulan (World Health Organization, 2007).
Kematian-kematian yang terjadi akibat kecelakaan atau kebetulan tidak
dimasukkan ke dalam kematian maternal. Untuk memudahkan identifikasi
kematian maternal ICD-10 memperkenalkan kategori baru yang disebut
pregnancy – related death (kematian yang dihubungkan dengan kehamilan) yaitu
kematian wanita selama hamil atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
Dari pengertian diatas, ada hubungan temporal dan kausal antara
kehamilan dan kematian. Ketika ibu meninggal, pada saat itu kemungkinan ibu
dalam keadaan :
1. Hamil dan kemudian meninggal sebelum melahirkan
2. Telah melahirkan seorang bayi hidup atau lahir mati
3. Mengalami abortus spontan, buatan atau hamil ektopik
2. Penyebab Kematian Maternal
Kematian maternal dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Kematian obstetri langsung (direct obstetric death) yaitu kematian yang
timbul sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, yang
disebabkan oleh tindakan, kelalaian, ketidaktepatan penanganan, atau dari
rangkaian peristiwa yang timbul dari keadaan – keadaan tersebut di atas.
Komplikasi – komplikasi tersebut meliputi perdarahan, baik perdarahan
antepartum maupun postpartum, preeklamsia /eklamsia, infeksi, persalinan
macet dan kematian pada kehamilan muda (WHO, 2007).
b. Kematian obstetri tidak langsung (indirect obstetric death) yaitu kematian
yang diakibatkan oleh penyakit yang sudah diderita sebelum kehamilan atau
persalinan tau penyakit yang timbul selama kehamilan yang tidak berkaitan
dengan penyebab obstetri langsung, akan tetapi diperburuk oleh pengaruh
fisiologik akibat kehamilan, sehingga keadaan penderita menjadi semakin
buruk. Kematian obstetri tidak langsung ini disebabkan misalnya oleh karena
hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria,
Depkes RI membagi faktor – faktor yang mempengaruhi kematian
maternal (Arulita, 2007) sebagai berikut :
a. Faktor medik
1) Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas yang merupakan penyebab
langsung kematian maternal, yaitu :
a) Perdarahan pervaginam, khususnya pada kehamilan trimester ketiga,
persalinan dan pasca persalinan (Badriyah, Sulastri, Rahardjo, S.
(2010).
b) Keracunan kehamilan (preeklamsia dan eklamsia)
c) Infeksi
d) Komplikasi akibat partus lama.
e) Trauma persalinan.
2) Faktor empat terlalu (status reproduksi ibu), yaitu :
a) Usia ibu pada waktu hamil terlalu muda (≤20 tahun)
Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko
untuk hamil dan melahirkan. Wanita yang melahirkan pada usia 14
tahun mengalami risiko kematian saat melahirkan sebesar lima
sampai tujuh kali. Sedangkan wanita yang melahirkan pada usia
antara 15 sampai 19 tahun mengalami risiko kematian saat
melahirkan sebesar dua kali lipat (SDKI, 2012).
b) Usia ibu pada waktu hamil terlalu tua (> 35 tahun)
Kehamilan diatas usia 35 tahun menyebabkan wanita terpapar pada
komplikasi medik dan obstetrik. Kejadian perdarahan pada usia
tahun, dengan peningkatan insidensi perdarahan akibat solusio
plasenta dan plasenta previa (SDKI, 2012).
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa
kematian maternal akan meningkat empat kali lipat pada ibu yang
hamil pada usia 35 – 39 tahun bila dibanding wanita yang hamil pada
usia 20 – 24 tahun. Usia kehamilan yang paling aman untuk
melahirkan adalah usia 20 – 30 tahun.
c) Jumlah anak terlalu banyak (lebih dari 4 orang)
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut
kematian maternal. Paritas ≤ 1 (belum pernah melahirkan/baru
melahirkan pertama kali) dan paritas > 4 memiliki angka kematian
maternal lebih tinggi (Saifudin,1994). Paritas ≤ 1 dan usia muda
berisiko karena ibu belum siap secara medis maupun secara mental,
sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik ibu mengalami
kemunduran untuk menjalani kehamilan (SDKI, 2012).
d) Jarak antar kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)
Jarak antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat meningkatkan
risiko terjadinya kematian maternal. Persalinan dengan interval
kurang dari 24 bulan merupakan kelompok resiko tinggi untuk
perdarahan postpartum, kesakitan dan kematian ibu (SDKI, 2012).
3) Beberapa keadaan dan gangguan yang memperburuk derajat kesehatan
ibu selama hamil, antara lain :
a) Kekurangan gizi dan anemia.
b. Faktor Non Medik
Faktor non medik yang berkaitan dengan ibu, dan menghambat upaya
penurunan kesakitan dan kematian maternal (Alam, N., Dutta, R., Ryan,
Audrey., Broadbent, M. (2004) adalah :
1) Kurangnya kesadaran ibu untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
2) Terbatasnya pengetahuan ibu tentang bahaya kehamilan risiko tinggi
(pendidikan rendah).
3) Ketidakberdayaan sebagian besar ibu hamil di pedesaan dalam
pengambilan keputusan untuk dirujuk (status sosial, budaya).
4) Ketidakmampuan sebagian ibu hamil untuk membayar biaya transport
dan perawatan di rumah sakit (sosial ekonomi).
5) Akses terhadap pelayanan kesehatan
a) Terlambat dalam pengambilan keputusan.
Pada tahap ini wanita berinteraksi dengan faktor-faktor tertentu
sebelum mencapai keputusan apakah akan mencari fasilitas perawatan
kesehatan atau tidak. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembuatan
keputusan adalah : faktor penyakit, sosial budaya (pendidikan,
pendapatan, pemanfaatan tenaga dukun, budaya kawin muda), biaya
yang tinggi dan rendahnya kualitas perawatan (SDKI, 2012).
b) Terlambat mencapai fasilitas rujukan
Ini terjadi pada tahap dimana seorang wanita diharapkan untuk
mengidentifikasi dan mencapai fasilitas medis. Tahap ini terutama
didominasi oleh faktor – faktor sosio-ekonomi aktual yang
menjangkau fasilitas medis pada waktu yang tepat. Diantara
hambatan ini meliputi : kurangnya jaringan transportasi, kurangnya
ongkos untuk transportasi, transportasi tidak teratur, fasilitas
pelayanan kesehatan yang terlalu jauh (SDKI, 2012).
c) Terlambat mendapat pertolongan di fasilitas rujukan
Keterlambatan ketiga terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkaitan dengan kualitas teknis perawatan. Salah satu alasan
mengapa wanita tidak menerima perawatan yang mereka butuhkan
adalah : ketidaksediaan alat atau rendahnya kualitas pelayanan yang
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan variabel – variabel
yang akan diukur atau diamati selama penelitian. Tidak semua variabel dalam
kerangka teori dimasukkan ke dalam kerangka konsep, karena keterbatasan peneliti
dalam masalah dana, tenaga, dan waktu.
Variabel Independent yang akan diteliti adalah faktor medik dari status
reproduksi ibu (empat terlalu) yaitu terlalu muda (≤ 20 tahun), terlalu tua (> 35
tahun, jarak terlalu dekat (< 2 tahun), paritas (≤ 1 orang, > 4 orang) dan variabel
dependent adalah kematian maternal.
Varibalel Independent Variabel Dependent
Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 1.Terlalu Muda (< 20 tahun)
2.Terlalu Tua (> 35 tahun) 3.Paritas ≤ 1 dan > 4 orang
4.Jarak Kehamilan/persalinan < 2 tahun
B. Hipotesis Altenatifl (Ha)
a. Ada hubungan umur yang terlalu muda (≤ 20 tahun) terhadap kejadian kematian
maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.
b. Ada hubungan umur yang terlalu tua (> 35 tahun) terhadap kejadian kematian
maternal Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.
c. Ada hubungan paritas (≤ 1 dan > 4 orang) terhadap kejadian kematian maternal
Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d 2012.
d. Ada hubungan jarak kehamilan < 2 tahun terhadap kejadian kematian maternal di
C. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012
N o
Variabel Penelitian
Defenisi Operasional Alat Ukur
kematian yang dihitung dalam tahun berdasarkan ulang tahun terakhir yang diperoleh dari rekam medik atau dokumen otopsi verbal.
Otopsi verbal (rekam medik)
Observasi 0 = Beresiko,
≤ 20 tahun
2 Paritas Jumlah persalinan yang
pernah dialami yang diperoleh dari catatan medis.
Rentang waktu antara persalinan sebelumnya
Observasi 0 = Beresiko,
< 2 tahun
Adalah kematian yang terjadi pada ibu selama hamil dan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh persalinan, dan nifas atau penanganannya dan penyakit yang diderita sebelum atau selama kehamilan, diperberat oleh kehamilan dan bukan kematian karena
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitic correlational dengan
pendekatan cross sectional retroprospektif yaitu studi yang mempelajari efek
(kejadian) dengan menelusuri kebelakang faktor penyebab terjadinya efek dalam
waktu bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
Penelitian ini terdiri dari populasi yang mengalami kematian maternal dan
populasi tidak mengalami kematian maternal (ibu pasca bersalin) yang selanjutnya
diambil sebagai sampel penelitian, terdiri atas :
1. Populasi yang mengalami kematian maternal (kelompok kasus) yaitu semua ibu
yang mengalami kematian maternal dari tahun 2010 s/d 2012 yang tercatat dalam
data kematian ibu di medical record (MR) dan memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
a. Kriteria inklusi kasus yaitu ibu yang mengalami kematian maternal,
bertempat tinggal di Kepulauan Nias dan asli suku Nias sebesar 48 orang dan
dijadikan sebagai sampel kelompok kasus.
b. Kriteria eksklusi kasus yaitu yang bukan asli suku Nias dan tidak bertempat
2. Populasi ibu yang tidak mengalami kematian maternal (kelompok kontrol) yaitu
semua ibu pasca bersalin yang hidup serta memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
a. Kriteria inklusi kontrol yaitu ibu bersalin pada hari yang sama atau hampir
bersamaan dengan terjadinya kematian maternal dan merupakan asli suku
Nias dan bertempat tinggal di Kepulauan Nias.
b. Kriteria eksklusi kontrol yaitu ibu bersalin tidak pada hari yang sama
terjadinya kematian maternal dan bukan asli suku Nias.
Cara pengambilan sampel secara non probality sampling dengan teknik
purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki (sesuai dengan
tujuan/masalah dalam penelitian).
Maka, diperoleh jumlah sampel 96 responden dengan jumlah kelompok
tidak meninggal 48 orang dan kelompok tidak meninggal berjumlah 48 orang.
Penelitian ini menggunakan perbandingan kelompok dan kontrol 1:1.
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli.
Alasan pemilihan tempat ini adalah penelitian mengenai empat terlalu belum pernah
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli. Karena masalah kematian
maternal merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memberikan pengaruh,
tidak hanya bagi keluarga dan masyarakat, akan tetapi juga merupakan indikator
bagi kemajuan kesehatan di suatu daerah serta RSU Daerah Gunungsitoli merupakan
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret s/d Juni tahun 2013.
E. Pertimbangan Etik Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membutuhkan adanya
rekomendasi atau persetujuan dari pihak institusi dan selanjutnya mengajukan
permohonan izin kepada pimpinan rumah sakit tempat penelitian dengan
menekankan etika dimana peneliti memberikan Proposal Penelitian, menjelaskan
manfaat dan tujuan penelitian ini dilakukan. Untuk menjaga kerahasiaan peneliti
tidak mencantumkan nama responden (anonamity), diberikan kode dan kerahasiaan
(confidentiality) informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
F. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah rekam medik (data
sekunder) merupakan data-data yang berkaitan dengan kematian ibu maternal di
Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli dengan teknik pengambilan data observasi
dilakukan dengan melihat langsung catatan kematian ibu otopsi verbal kematian ibu
atau rekam medik.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas tidak dilakukan apabila pengumpulan data
menggunakan data sekunder.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan
permohonan izin penelitian kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik
Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Gunungsitoli dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian
ini. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Gunungsitoli, peneliti melakukan pengumpulan data dan mengidentifikasi responden
yang sesuai dengan kriteria penelitian.
I. Rencana Analisis Data
Data yang sudah dikumpulkan akan diolah melalui tahapan editing, coding,
tabulating dan analiting (Hastono, 2010) sebagai berikut :
1. Editing
Dimana penulis akan melakukan pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dan
diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penelitian.
2. Coding
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada
tiap-tiap data. Tujuannya untuk memudahkan klasifikasi data, menghindari
terjadinya pencampuran data yang bukan jenis dan kategorinya. Juga untuk
memudahkan pada saat analisis data dan proses entry dengan bantuan perangkat
lunak komputer.
3. Tabulating
Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan
4. Analiting
Analisa data dilakukan dengan deskriptif dengan melihat presentase data yang
telah terkumpul dan disajikan dengan tabel-tabel distribusi frekuensi kemudian
dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.
Data dianalisis dan diinterpretasikan dengan melakukan pengujian terhadap
hipotesis, menggunakan program computer dengan tahapan analisis (Hastono,
2010) sebagai berikut :
a. Analisis Univariat
Analisis Univariat bertujuan menjelaskan/mendiskripsikan karateristik
masing-masing variabel yang diteliti untuk mengevaluasi besarnya proporsi
dari masing – masing faktor medik (4 terlalu,) yang ditemukan pada
kelompok kasus untuk masing - masing variabel yang diteliti dalam bentuk
tabel, grafik dan narasi. Analisis univariat bermanfaat untuk melihat apakah
data sudah layak untuk dilakukan analisis (Hastono, 2010).
b. Analisis Bivariat
Setelah diketahui proporsi karateristik masing-masing variabel dapat
diteruskan dengan analisis lebih lanjut. Analisis bivariat adalah analisis yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas
dengan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi Square
digunakan untuk data berskala nominal dengan menggunakan Consdence
Interval (CI) sebesar 95% (0,05). Kemudian menghitung Odds Ratio
masing-masing variabel untuk mengetahui derajat hubungan variabel independent
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian yang dimulai bulan Maret s/d Juni tahun
2013 di RSUD Gunungsitoli, maka peneliti mendapatkan hasil dari 96 responden
sebagai berikut :
1. Interpretasi Hasil Penelitian
a. Distribusi Karateristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1 dibawah ini, diketahui bahwa dari 96
responden berdasarkan umur, mayoritas responden berada pada umur
reproduksi yang tidak beresiko (20-35 tahun) sebanyak 63 orang (65,6%)
responden dan yang beresiko 33 orang (34%) responden dimana 19 orang
(19,8%) responden berada pada umur terlalu muda (≤20 tahun) serta pada
umur terlalu tua (>35 tahun) berjumlah 14 orang (14,6%) responden.
Berdasarkan paritas (jumlah anak), yang beresiko (≤1 atau >4 orang)
berjumlah 35 orang (36,5%) responden dan tidak beresiko (2-4 orang )
berjumlah 61 orang (63,5%) responden. Berdasarkan jarak kehamilan, yang
beresiko (<2 tahun) sebanyak 30 orang (31,3%) responden dan tidak beresiko
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Paritas, Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli
Periode Tahun 2010 s/d 2012
No Variable Penelitian f %
- Tidak Beresiko, 2-4 orang
35 61
36,5 63,5
Total 96 100
3 Jarak Kehamilan
- Beresiko, < 2 tahun
- Tidak Beresiko, > 2 tahun
30 66
31,3 68,7
Total 96 100
b. Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
1) Hubungan Umur Terlalu Muda dan Terlalu Tua Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.2, diketahui bahwa
variabel umur pada kelompok beresiko mengalami kematian maternal
dibagi atas umur muda (≤ 20 tahun) dan umur tua (> 35 tahun) yang
sebanyak 33 orang (34%) responden yang merupakan kelompok beresiko
dan 63 orang (66%) responden kelompok tidak beresiko (20 - 35 tahun)
mengalami kematian maternal. Proporsi umur terlalu muda (≤ 20 tahun)
besar daripada kelompok tidak meninggal berjumlah 5 orang (26,3%)
responden. Sedangkan pada kelompok umur terlalu tua (> 35 tahun)
proporsi kelompok meninggal berjumlah 11 orang (78,6%) lebih besar
daripada kelompok tidak meninggal yaitu berjumlah 3 orang (21,4%)
responden. Sedangkan pada kelompok umur 20 - 35 tahun umur (tidak
beresiko mengalami kematian maternal), proporsi kelompok meninggal
23 orang (24,0%) responden lebih kecil daripada kelompok tidak
meninggal yaitu sebesar 40 orang (41,7%) responden.
Hasil analisis bivariat menunnjukan ada hubungan yang
bermakna antara umur beresiko (≤ 20 tahun atau > 35 tahun) dengan
kejadian kematian maternal. Ibu yang hamil pada umur ≤ 20 tahun
mengalami kematian maternal 3,5 kali lebih besar kematian maternal
daripada ibu yang berumur 20 - 35 tahun (OR = 3,5 : 95% CI =
1,16-10,8) dengan p value = 0,040 dan umur > 35 tahun memilki resiko 4,4
kali lebih besar mengalami kematian maternal daripada ibu yang berumur
20 - 35 tahun (OR = 4,4 ; 95% CI = 1,15-17,1) dengan p value = 0,043.
Tabel 5.2
Distribusi Responden Hubungan Umur Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012
2) Hubungan Paritas Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
Hasil analisis hubungan paritas dengan kejadian kematian
maternal pada tabel 5.3, diperoleh ada sebanyak 23 orang (65,7%)
responden dengan paritas ≤ 1 atatu > 4 orang (beresiko) mengalami
kematian maternal lebih kecil daripada ibu dengan paritas 2 - 4 orang
(tidak beresiko) sebanyak 25 orang (41,0%) responden mengalami
kematian maternal.
Secara statistik diperoleh nilai OR = 2,760 yang artinya ibu
dengan paritas ≤ 1 atau > 4 orang memilki resiko 2,7 kali lebih besar
unutk mengalami kematian maternal dibandingkan ibu dengan paritas 2 -
4 orang dengan nilai p value = 0,034 artinya ada perbedaan proporsi
paritas beresiko dengan paritas tidak beresiko (ada hubungan paritas
dengan kejadian kematian maternal.
Tabel 5.3
Distribusi Responden Hubungan Paritas Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli
Periode Tahun 2010 s/d 2012.
3) Hubungan Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
Pada tabel 5.4, hasil analisis hubungan antara jarak kehamilan
dengan kejadian kematian maternal diperoleh bahwa ada sebanyak 20
orang (66,7%) responden dengan jarak kehamilan < 2 tahun (beresiko)
mengalami kematian maternal lebih kecil daripada ibu dengan jarak
kehamilan > 2 tahun (tidak beresiko) sebanyak 28 orang (42,4%)
responden mengalami kematian maternal dengan OR = 2,71 ; 95% CI =
1,101 – 6,693 yang artinya ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun
memiliki peluang 2,7 kali lebih besar unutk mengalami kematian
maternal dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun dengan
nilai p value = 0,048, artinya ada perbedaan proporsi kejadian kematian
maternal antara jarak kehamilan < 2 tahun dengan jarak kehamilan > 2
tahun atau dengan kata lain ada hubungan antara jarak kehamilan dengan
kejadian kematian maternal.
Tabel 5.3
Distribusi Responden Hubungan Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli
Periode Tahun 2010 s/d 2012.
B. Pembahasan
1. Hubungan Umur Terlalu Muda dan Terlalu Tua Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
Hasil analisis bivariat menunnjukan bahwa ibu hamil pada umur ≤ 20
tahun memilki resiko 3,5 kali lebih besar untuk mengalami kematian maternal
(OR = 3,5 : 95% CI = 1,16-10,8) dengan p value = 0,040 dan ibu hamil pada
umur > 35 tahun memilki resiko 4,4 kali lebih besar mengalami kematian
maternal daripada ibu yang berumur 20-35 tahun (OR = 4,4 ; 95% CI =
1,15-17,1) dengan p value = 0,043. Yang artinya ada hubungan umur terlalu muda
(≤ 20 tahun) dan umur terlalu tua (> 35 tahun) terhadap kejadian kematian
maternal.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
Kusumaningrum, (1999) dan Suwandi, E (2002) yang menyatakan tidak ada
pengaruh umur terhadap kejadian kematian maternal (nilai p value > 0,05),
dimana pada umur 20 - 35 tahun (umur reproduksi baik) tingkat kematian lebih
tinggi. Hal ini dikarenakan variabel yang diteliti bukan berfokus pada empat
terlalu akan tetapi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas menjadi
penyebab utama kematian maternal.
Akan tetapi pada penelitian Nining, W (2004) menyatakan sebaliknya,
bahwa usia ≤ 20 atau > 35 tahun memilki resiko 3 kali lebih besar unutk
mengalami kematian maternal dengan nilai p value = 0,0214 dan penenlitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa
usia 35 - 39 tahun bila dibandingkan wanita yang hamil pada usia 20 – 24 tahun
(KepMenkes, 2004).
2. Hubungan Paritas Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
Analisis bivariat menyatakan bahwa ibu dengan paritas ≤ 1 atatu > 4
memilki resiko 2,7 kali lebih besar unutk mengalami kematian maternal
dibandingkan ibu dengan paritas 2 - 4 orang dengan nilai p value = 0,034 artinya
ada perbedaan proporsi paritas beresiko (≤ 1 atatu > 4 ) dengan paritas tidak
beresiko (2 – 4 orang) atau dengan kata lain ada hubungan paritas dengan
kejadian kematian maternal.
Namun pemaparan yang mengalami kematian maternal lebih besar pada
kelompok tidak beresiko (paritas dengan 2 – 4 orang) sebanyak 25 orang (41,0%)
responden. Kemungkinan hal ini disebabkan penyakit yang diderita ibu saat
hamil atau adanya komplikasi selama persalinan, nifas atau pertolongan
persalinan oleh non kesehatan (dukun bayi) atau terlambat mencapai atau
mendapatakan pertolongan medis.
Usia paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan
adalah usia antara 20 – 35 tahun, karena mereka berada dalam masa reproduksi
sehat. Menurut Hartanto 1996 dalam Zalukhu (2009), periode usia wanita 20 –
35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk kehamilan. Dimana pada
umur ini, seseorang wanita telah memasuki usia yang produktif, alat – alat
reproduksi seorang wanita telah siap untuk persiapan kehamilan. Diusia ini,
terhindar dari resiko tinggi dan pola pikir mereka dalam mencari informasi
hamil dan melahirkan pada usia ≤ 20 tahun dan usia > 35 tahun akan meningkat secara bermakna, kemungkinan mereka oleh penyakit atau komplikasi selama
kehamilan, persalinan atau pada masa nifas.
3. Hubungan Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
Pada variabel jarak kehamilan, ibu dengan jarak kehamilan < 2 tahun
(beresiko) memiliki resiko 2,7 kali lebih besar unutk mengalami kematian
maternal dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun (OR = 2,71 ; 95%
CI = 1,101 – 6,693) dan secara statistik memilki hubungan yang bermakna antara
jarak kehamilan < 2 tahun dengan kematian maternal dengan nilai p value =
0,048. Namun pemapaparan yang mengalami kematian maternal lebih besar pada
kelompok tidak beresiko (jarak kehamilan > 2 tahun) sebanyak 28 orang (42,4%)
lebih besar daripada kelompok tidak beresiko (< 2 tahun) sebanyak 20 orang
(66,7%) responden. Kemungkinan hal ini disebabkan penyakit yang diderita ibu
saat hamil atau adanya komplikasi selama persalinan, nifas atau pertolongan
persalinan oleh non kesehatan (dukun bayi) atau terlambat mencapai atau
mendapatakan pertolongan medis.
Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fibriani, dimana tidak ada hubungan jarak kehamilan (< 2 tahun)
dengan kejadian kematian maternal (p value = 0,222), namun OR = 3,5 lebih
besar untuk mengalami kematian maternal dibanding dengan jarak kehamilan > 2
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 orang responden
di RSUD Gunungsitoli Mengenai Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian
Kematian Maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Periode 2010 s/d
2012, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari 96 orang responden ada 19 orang (19,8%) responden berumur ≤ 20 tahun
(beresiko) dan 63 orang (65,7%) responden berumur 20 – 35 tahun (tidak
beresiko).
2. Dari 96 orang responden ada 14 orang (14,5%) responden berumur > 35 tahun
(beresiko) dan 63 orang (65,7%) responden berumur 20 – 35 tahun (tidak
beresiko).
3. Dari 96 orang responden ada 35 orang (36,5%) responden memilki paritas ≤ 1
atau > 4 orang (beresiko) dan 61 orang (63,5%) responden memilki paritas 2 – 4
orang (tidak beresiko).
4. Dari 96 orang responden ada 30 orang (31,3%) responden memilki jarak
kehamilan < 2 tahun (beresiko) dan 66 orang (68,8%) responden memilki jarak
kehamilan > 2 tahun .
5. Umur terlalu muda (≤ 20 tahun) mengalami kematian maternal 3,5 kali besar
daripada ibu dengan umur 20 – 35 tahun (tidak beresiko) mengalami kematian
6. Umur terlalu tua (> 35 tahun) mengalami kematian maternal 4,4 kali besar
daripada ibu dengan umur 20 – 35 tahun (tidak beresiko) mengalami kematian
maternal (OR = 4,4 ; 95% CI = 1,15-17,1 ; p value = 0,043).
7. Paritas ≤ 1 atau > 4 orang memilki resiko 2,7 kali lebih besar mengalami
kematian maternal daripada ibu dengan paritas 2 – 4 orang (OR = 2,7 ; 95% CI :
1,163 – 6,552 ; p value = 0,034).
8. Jarak kehamilan < 2 tahun memilki resiko 2,7 kali lebih besar mengalami
kematian maternal dari ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun (OR = 2,7 ; 95% :
1,101 – 6,693 ; p value = 0,048).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
empat terlalu terhadap kejadian kematian maternal. Namun, ada kemungkianan
kejadian kematian maternal di RSUD Gunungsitoli dipengaruhi oleh penyakit atau
komplikasi ibu selama kehamilan, persalinan atau masa nifas dan pertolongan
persalinan oleh non tenaga kesehatan (dukun bayi).
B. Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan
a. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang faktor – faktor resiko
terjadinya kematian maternal dan upaya pencegahannya.
b. Menggalakkan pelaksanaan program Desa Siaga, pembinaan terhadap dukun
bayi dan penempatan Bidan Desa secara merata sehingga terjalin kerjasama
lintas sektoral dalam menurunkan AKI.
c. Melakukan audit kematian maternal bagi kasus kematian maternal yang
2. Bagi Masyarakat
a. Perlu mengenali tanda – tanda dini terjadinya komplikasi selamam
kehamilan, persalinan dan nifas sehingga bila ibu mengalami komplikasi
dapat segera ditangani oleh petugas kesehatan.
b. Selalu melakukan pemeriksaan dan konseling kesehatan kepada petugas
kesehatan.
c. Untuk ikut serta dalam program Keluarga Berencana bahwa “ Dua Anak
DAFTAR PUSTAKA
Alam, N., Dutta, R., Ryan, Audrey., Broadbent, M. (2004). Obstetrics And Gynecology.
China. Mosby Elsevier.
Badriyah, Sulastri, Rahardjo, S. (2010). Pengaruh Faktor Resiko Terhadap
Perdarahan Ibu Post Partum di RS Syarifah Ambami Rato
Ebu Bangkalan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Surabaya : ISSN
2086-3098, hal 5.
Depkes RI, Dirjen YanMedik. (2005). Derajat Kesehatan dalam Morbiditas &
Mortalitas. Jakarta.
, (2006). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA). Direktorat Bina Kesehatan Anak,
DirektoratBina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Nias. (2009). Profil Kesehatan Kabupaten Nias.
. (2010). Profil Kesehatan Kabupaten Nias.
. (2011). Profil Kesehatan Kabupaten Nias.
Fibriana, A. K. (2007). Faktor-faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kematian
Semarang : ISSN
.(2010). Three Delay Models Maternal Mortality Childbirth.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Semarang : ISSN, hal 6-9.
Handretty, K. (2006). Obstetrics Illustrated. Edisi Ke-6. Inggris : Churchill
Livingstone.
Wiludjeng, L. (2005). Gambaran Penyebab Kematian Maternal Di Rumah Sakit
(Studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman,
RSUD Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang.
Wiknajosastro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. Edisi Ke-3. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka-Sarwono Prawihardjo.
Reeder, R. Sharon, Mastroinni, Marin, L. Lecnide, dkk. (1999). Maternity Nursing
Thirteenth Edition. Great Britain : J.B. Lippincott Company.
Saifuddin, A.B, Husin, M.D, Danakusuma, M. (2001). Modul “Safe Motherhood”
dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia.
Jakarta : Depkes RI, Organisasi Profesi (IBI), WHO.
Saifuddin, A.B. (2001). Buku Acuan Nasional - Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal. Edisi I. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka (YBP).
Jakarta : YBP-SP.
Sulistyaningsih, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta : GRAHA ILMU
Survey Demografi Kesehatan Indonesi. (2012). Data Kematian Ibu Maternal di
Indonesia, Kompas, 2012.
Tim Kajian AKI-AKA, DepKes RI. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta ; DepKes RI,
2004.
World Health Organization. (2000). Making pregnancy safer a health sector strategy for
reducing maternal and perinatal morbidity and mortality. New
Delhi : WHO, 200.
.. (2003). Maternal Mortalityin 2000 . Department of
Reproductive Health and Research WHO, 2003.
World Health Organization, 2007. Dibalik Angka Pengkajian Kematian Maternal dan
Komplikasi Untuk Mendapatkan Kehamilan Yang Lebih Aman.
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI
HUBUNGAN EMPAT TERLALU TERHADAP KEJADIAN KEMATIAN MATERNAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI PERIODE TAHUN 2010 s/d 2012
Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK USU
Nama Mahasiswa : Dina Hura Pembimbing : Dr.dr. M. Fidel Ganis
Siregar, M.Ked (OG),
SpOG-K
NIM : 125102012 NIP : 196405301989031019
Judul KTI : Hubungan Empat Terlalu Terhadap Kejadian Kematian Maternal di
RSU Daerah Gunungsitoli Periode Tahun 2010 s/d 2012.
HARI/
-Perbaiki judul penelitian
menjadi :
“ Hubungan 4T dan 3T Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli PEriode Tahun 2010 s/d 2012”.
Senin,
19 November 2012
- Judul Penelitian
- BAB I S/D BAB II
- ACC Judul Penelitian
- Perbaiki BAB I + angka
MDG, angka kematian di Kabupaten Nias
Kamis, 29 November 2012
BAB III s/d BAB IV - Perbaiki DO sesuai tinjauan
pustaka atau jurnal penelitian
- Sesuaikan dengan tujuan
penelitian untuk desain penelitian dan sampel
Senin,
O3 Dessember 2012
BAB I s/d IV - ACC BAB I s/d IV
- Buat lembar observasi dan
kuesioner
Sabtu,
8 Dsember 2012
Kuesioner/lembar observasi
- Perbaiki kuesioner dan
lembar observasi
Kamis, 13 Desember 2012
Pedoman Wawancara - Buat pedoman wawancara
yang sesuai dengan bahasa yang mudah dimengerti responden
- Uji validitas/reliabiltas
- Gunakan pedoman
wawancara yang sudah ada pada peneliti selanjutnya
Sabtu,
05 Januari 2013
Daftar Pustaka - Sesuaikan dengan yang ada
pada BAB I s/d BAB IV dan pedoman menyusun daftra pustaka
Jumat,
11 Januari 2013
- Kata pengantar, daftar
isi, skema, lampiran, tabel
- BAB I s/d IV
- Daftar Pustaka, dummy
tabel, lembar observasi, pedoman
wawancara
UJIAN SIDANG PROPOSAL KTI Sabtu, 23
- ACC Perbaikan Proposal
- ACC melaksanakan peneltian
Senin, 27 Mei 2013
BAB V : Hasil Penenltian
- Perbaiki Tabel, 1 halaman 1
tabel
- Karateristik responden umur,
paritas jarak satukan dalam 1 tabel
- Pembuatan tabel sesuai
dengan pedoman
- Judul tabel sesuaikan dengan
variabel yang diteliti
Sabtu, 01 Juni 2013
BAB V dan Hasil Out
Put SPSS
- Pembacaan tabel sesuaikan
dengan hasil penelitian
- Narasi tabel sebelum tabel
hasil penelitian
Kamis, 06 Juni 2013
BAB V Pembahasan
- Bandingkan dengan hasil
penelitian orang lain
- Cantumkan penyebab utama
(diagnosa kematian)
- Lampirkan diagnose
penelitian
Selasa, 18 Juni 2013
ABSTRAK - Masukan hasil univariat
Sabtu, 29 Juni 2013
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
- Sesuaikan dengan tujuan
khusus penelitian
Senin, 31 Juni 2013
BAB I s/d BAB IV
Lampiran 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dina Hura
Tempat/ tanggal lahir : Gunungsitoli, 24 Mei 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jln. Supomo No 74, Desa Mudik Kota Gunungsitoli
E-mail : dinazega88@gmail.com
No Hp : + 62812161411888
Riwayat Pendidikan : 1. TK. Hanna Blindow Gunungsitoli-Nias (1994 – 1995)
2. SD Negeri 070976 Gunungsitoli – Nias (1996 – 2002
3. SLTP Negeri 1 Gunungsitoli – Nias (2003 – 2005)
4. SLTA Negeri 3 Gunungsitoli – Nias (2005 – 2007)
5. Akademi Kebidanan Harapan Keluarga (HAGA) –
Nias (2007 – 2010)