• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Self Compassion pada Petugas Pemadam Kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Self Compassion pada Petugas Pemadam Kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

v

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat self-compassion pada petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan teknik survey pada 65 petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung. Alat ukur penelitian ini dibuat oleh Kristin Neff yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterjemahkan ulang kedalam bahasa Inggris oleh Missiliana R.,M.Si., Paulus H.P.M.M.Si, Psik. dan Eveline Sarintohe kemudian telah disetujui oleh Kristin Neff. Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi pearson dan uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh 23 item valid dengan nilai validitas berkisar antara 0,322 - 0,640 dan nilai reliabilitas sebesar 0,828 yang berarti alat ukur memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

Berdasarkan penelitian, sebanyak 73,8% petugas pemadam kebakaran memiliki derajat self-compassion rendah dan 26,2% petugas pemadam kebakaran memiliki derajat self-compassion tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung belum mampu untuk memberikan pengertian kepada diri sendiri ketika mengalami kegagalan ataupun ketika membuat kesalahan serta menghakimi diri dengan keras dan mengkritik diri secara berlebihan atas ketidaksempurnaan, kelemahan dan kegagalan yang terjadi pada saat melaksanakan tugas utamanya dalam upaya meminimalisir dampak terjadinya kebakaran dan risiko jatuhnya korban jiwa. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan faktor-faktor yang memengaruhi terhadap self-compassion. Selain itu Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung juga disarankan untuk menentukan program yang sesuai agar petugas pemadam kebakaran mampu meningkatkan self-compassion yang dimilikinya.

(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha Abstract

This study was conducted to determine the degree of self-compassion on firefighters Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) in Bandung, the method used was a descriptive study with survey technique at 65 firefighters Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) in Bandung. Measuring instrument that used in this research made by Kristin Neff which has been translated into Indonesian and translated back into English by Missiliana R.,M.Si., Paulus H.P.M.M.Si, Psik, Eveline Sarintohe subsequently has been approved by Kristin Neff. Based on test validity using the formula Pearson correlation and reliability testing using Alpha Cronbach conducted by researchers obtained 23 valid items with a value of the validity ranging from 0.322 to 0.640 and the reliability value of 0.828 which means that the measuring instrument has a high level of reliability.

Based on the research, as many as 73.8% of firefighters have a low degree of self-compassion and 26.2% firemen have a high level of self-self-compassion. It shows that the firefighters Office Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Bandung has not been able to give a sense of yourself as a failure or when making mistakes and judge themselves loudly and criticize themselves excessively on imperfections, weaknesses and failures when carrying out its primary task in an effort to minimize the impact of fire and the risk of casualties. The advice given by the writer is to conduct further research on the relationship factors that affect the self-compassion. In addition Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Bandung is also recommended to determine the appropriate course that the firefighters were able to increase its self-compassion.

(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………. i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN……… iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN……….. iv

ABSTRAK………. v

ABSTRACT………. vi

KATA PENGANTAR……… vii

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR TABEL……….. xiii

DAFTAR BAGAN………. xiv

LAMPIRAN ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……… 1

1.2Identifikasi Masalah ……… 7

1.3Maksud dan Tujuan penelitian ………. 7

1.3.1 Maksud Penelitian ………... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ……… 7

1.4Kegunaan Penelitian ……… 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ……….. 7

(4)

viii

2.1.1 Definisi Self-Compassion ……….. 18

2.1.2 Komponen Self-Compassion ……….. 18

2.1.2.1 Self-Kindness ... 19

2.1.2.2 Common Humanity ... 19

2.1.2.3 Mindfulness ………... 20

2.1.3 Interkorelasi Antar Komponen ……….……….. 21

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Compassion………. 23

2.1.4.1 Personality ……….... 23

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ……….. 30

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………. 30

3.3.1 Variabel Penelitian ………. 30

3.3.2 Definisi Konseptual ……… 31

(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.4 Alat Ukur ………. 32

3.4.1 Alat Ukur Self-Compassion ……… 32

3.4.1.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Self-Compassion …………..………….………... 32

3.4.1.2 Sistem Penilaian Alat Ukur ……… 33

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ……….... 34

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Self-Compassion………. 34

3.4.3.1Validitas Alat Ukur Self-Compassion ……….………..…………. 34

3.4.3.2Relibialitas Alat Ukur Self-Compassion ……….………... 35

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ……….……… 35

3.5.1 Populasi Sasaran ………... 35

3.5.2 Teknik Penarikan Sampel ………..…... 35

3.6 Teknik Analisa Data ………... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden……….... 37

4.2 Hasil Penelitian ………. 38

4.3 Pembahasan ……….. 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………... 48

5.2. Saran ……… 48

5.2.1. Saran Teoretis ………. 48

(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA ………... 50 DAFTAR RUJUKAN ………... 52

(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Self-Compassion ... ……….. 32

Tabel 3.2 Tabel Skoring ... ……….…. 33

Tabel 4.1. Responden berdasarkan usia………. 37

Tabel 4.2 Gambaran Self-Compassion Responden ……….….. 38

(8)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(9)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Persetujuan dan Alat Ukur……….. L-1 Lampiran II Validitas dan Reliabilitas………. L-9 Lampiran III Data Mentah………... L-10

Lampiran IV Data Frekuensi dan Data Tabulasi Silang ……….. L-21

Lampiran V Surat Rekomendasi Penelitian.……….... L-28

Lampiran VI Surat Izin Pelaksanaan Penelitian.……….. L-39 Lampiran VII Lembar Pengesahan Pengambilan Data………. L-30

Lampiran VIII Profile DPPK Kota Bandung………. L-31

Lampiran IX Biodata Peneliti……….. L-35

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kawasan permukiman padat adalah ruang di kawasan perkotaan yang paling rentan terhadap ancaman bahaya kebakaran (Kidokoro, 2008; Sufianto dan Green, 2011). Kota Bandung sendiri merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan dan kepadatan yang tinggi, dengan luas wilayah sebesar 168,23 Km2 dan dengan jumlah penduduk yang mencapai 2.394.873 jiwa/Km2 (Badan Pusat Statistik [BPS], 2015), menjadikan kota Bandung sebagai kota terpadat yang ada di wilayah provinsi Jawa Barat dan menjadikannya rentan terhadap terjadinya kebakaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, pada tahun 2014 telah terjadi 162 kasus kebakaran, kemudian meningkat pada tahun 2015 menjadi 177 kasus kebakaran, dan sepanjang tahun 2016 sampai dengan bulan Maret telah terjadi sebanyak 22 kasus kejadian kebakaran dimana sebagian besar kasus kejadian kebakaran disebabkan oleh korsleting arus litrik, sementara sisanya disebabkan oleh rokok, kebocoran gas, dan berbagai faktor lainnya.

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha kejadian kebakaran setiap petugas pemadam kebakaran juga akan dilengkapi dengan peralatan keselamatan pada saat menjalankan tugas pemadaman.

Saat ini terdapat 109 petugas pemadam kebakaran yang bertugas di Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, namun menurut sekretaris Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, Drs.Rochmat Hidayat, M.Si, dalam kesempatan wawacara kepada media di gedung balai Kota Bandung, menjelaskan bahwa jumlah petugas pemadam kebakaran yang ada dinilai masih kurang, karena dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan keadaan geografis Kota Bandung saat ini, idealnya Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung memiliki sekitar 300 petugas pemadam kebakaran. (Miftah, 2015).

(12)

3

dengan mengenakan perlengkapan keselamatan dan segera menuju lokasi kejadian kebakaran.

Dalam kesempatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Komandan Pleton Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, dijelaskan bahwa kesigapan petugas turut menjadi faktor pendukung keberhasilan proses penanggulangan kebakaran, oleh karena itu petugas pemadam kebakaran memiliki patokan waktu dalam upaya menangani kejadian kebakaran yang disebut dengan “response time”, “response time”

merupakan rekomendasi waktu yang dibutuhkan petugas pemadam kebakaran mulai dari menerima laporan kebakaran dan mampu untuk tiba di lokasi kejadian kebakaran dalam waktu tidak lebih dari 15 menit. Dalam pelaksanaannya petugas pemadam kebakaran sering terkendala dalam mencapai “response time” yang diharapkan, beberapa penyebabnya antara lain karena lokasi kejadian kebakaran yang jaraknya cukup jauh, kepadatan lalu-lintas, akses jalan yang sulit dilalui, ataupun karena lokasi kejadian kebakaran yang telah dipadati oleh kerumunan massa. Ketidaktepatan waktu dalam mencapai “response time” dapat

menyebabkan lokasi terdampak kebakaran menjadi semakin meluas, akibatnya masyarakat yang panik menjadi marah dan seringkali meluapkan kekesalannya kepada petugas.

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha menimbulkan perasaan cemas dan semakin memberikan tekanan ketika proses pemadaman berlangsung, keadaan tersebut jika tidak segera diredakan dapat membuat petugas pemadam kebakaran menjadi tidak fokus dalam menjalankan tugasnya.

(14)

5

tersebut juga menimbulkan perasaan khawatir jika kecelakaan kerja yang serupa menimpa dirinya pada saat bertugas.

Selain itu sebanyak 60% petugas pemadam kebakaran yang diwawancarai menyatakan pernah mengalami kegagalan dalam menentukan strategi penanggulangan kebakaran, seperti kesalahan dalam menentukan sumber api dan kesalahan dalam memperkirakan arah angin. Kegagalan dalam menentukan strategi penanggulangan kebakaran dapat menimbulkan risiko semakin meluasnya lokasi terdampak kebakaran, akibatnya proses pemadaman membutuhkan waktu yang lebih lama serta memerlukan ketersediaan air tambahan untuk memadamkan api.

Dalam situasi tersebut petugas pemadam kebakaran akan berupaya mencari sumber air yang terdekat dengan lokasi kejadian kebakaran, sebanyak 40% petugas pemadam kebakaran menyatakan pernah mengalami kesulitan dalam proses pengisian air ke dalam unit kendaraan pemadam, hal ini terjadi mengingat banyaknya hydrant yang tidak berfungsi dan terbatasnya jumlah hydrant dengan debit air yang besar diwilayah Kota Bandung. Kesulitan tersebut menimbulkan perasaan bersalah pada petugas pemadam kebakaran karena merasa tidak mampu untuk kembali ke tempat kejadian kebakaran dalam waktu yang singkat, proses pemadaman yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama menyebabkan petugas pemadam kebakaran mengalami keletihan dan seringkali menjadikan petugas pemadam kebakaran tidak optimal dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya meminimalisir dampak kebakaran dan risiko jatuhnya korban jiwa.

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha kegagalan dalam mengantisipasi risiko kecelakaan kerja yang dapat mengancam keselamatan petugas pemadam kebakaran. Pekerjaan dengan tanggungjawab yang besar dalam upaya menanggulangi kebakaran, membuat petugas pemadam kebakaran harus tetap mampu untuk fokus dalam menjalankan tugasnya sekalipun dalam kondisi yang menekan. Kemampuan individu untuk memahami kegagalan ataupun kesalahan yang dirasakan, melihat kegagalan ataupun kesalahan secara jernih, serta menyadari bahwa ada petugas pemadam kebakaran lain yang juga merasakan hal yang sama, menurut Neff (2011) disebut dengan self-compassion.

Self-compassion merupakan sebuah bentuk perasaan yang mengandung kebaikan dan

pengertian pada diri sendiri ketika mengalami kegagalan ataupun membuat kesalahan, dengan tidak menghakimi diri dengan keras dan mengkritik diri secara berlebihan atas ketidaksempurnaan, kelemahan dan kegagalan yang dialami diri sendiri (Neff,2011). Dengan

self compassion yang tinggi diharapkan petugas pemadam kebakaran dapat meringankan

penderitaan yang mereka alami dalam situasi tugas yang biasa mereka hadapi dilapangan. Neff (2011) menyatakan bahwa self-compassion dapat terbentuk dari tiga komponen yaitu, self-kindness, common humanity, dan mindfulness. Self-kindness adalah usaha untuk membuat diri nyaman pada saat menghadapi kegagalan atau kesalahan. Common Humanity adalah kemampuan untuk menyadari suatu kejadian sebagai pengalaman yang juga dialami oleh orang lain, sementara mindfulness mengacu pada kemampuan untuk melihat suatu keadaan dengan jernih dan mampu menerima tanpa menghakimi apa yang sedang terjadi saat ini.

(16)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana derajat Self Compassion yang dimiliki oleh petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh data tentang self-compassion petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran derajat self-compassion melalui komponen mindfulness, self-kindness, dan common humanity yang dimiliki oleh petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

- Memberi tambahan informasi bagi ilmu Psikologi mengenai self-compassion pada Petugas Pemadam Kebakaran, khususnya pada bidang ilmu Psikologi Sosial.

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan Praktis

- Memberikan informasi kepada Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, mengenai derajat self-compassion yang dimiliki petugas pemadam kebakarannya agar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi institusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemadam kebakaran.

- Memberikan informasi kepada petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung mengenai derajat self-compassion. Informasi ini dapat digunakan agar petugas pemadam kebakaran mampu mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan kegagalan ataupun kesulitan yang dialami sehingga mampu menerima diri dengan lebih baik.

1.5 Kerangka Pemikiran

(18)

9

pemadam kebakaran. Berbagai peristiwa yang dialami oleh petugas pemadam kebakaran dapat menimbulkan perasaan bersalah, kecewa, khawatir, serta memberikan tekanan hingga menyebabkan petugas pemadam kebakaran tidak mampu untuk fokus dalam menjalankan tugasnya meminimalisir dampak terjadinya kebakaran dan risiko jatuhnya korban jiwa, oleh karena itu diperlukan self-compassion agar petugas pemadam kebakaran mampu menerima kegagalan ataupun kesalahan yang dilakukan pada saat bertugas sehingga tetap mampu untuk melanjutkan pekerjaannya dengan optimal.

Self-compassion adalah sebuah bentuk perasaan yang mengandung kebaikan dan

pengertian pada diri sendiri ketika mengalami kegagalan ataupun membuat kesalahan, dengan tidak menghakimi diri dengan keras dan mengkritik diri secara berlebihan atas ketidaksempurnaan, kelemahan dan kegagalan yang dialami diri sendiri. Neff (2011) menguraikan bahwa self-compassion terbentuk dari tiga komponen, komponen-komponen tersebut adalah self-kindness, common humanity, dan mindfulness. Di sisi lain, setiap komponen pembentuk self-compassion juga memiliki komponen penyeimbang yang bersifat negatif (Neff, 2011). Self-kindness berlawanan dengan self-judgment, mindfulness berlawanan dengan overidentification, dan common humanity berlawanan dengan isolation.

Self-kindness berhubungan dengan pengakuan diri terhadap masalah dan

ketidakmampuan dalam diri dimana hal tersebut akan membuat diri kita merawat dan menolong diri ketika sedang berada dalam keadaan yang tidak sesuai dengan harapan (Neff, 2011). Petugas pemadam kebakaran dengan self-kindness tinggi akan berupaya menenangkan pikirannya seperti ketika mengalami kegagalan ataupun melakukan kesalahan dalam melaksanakan proses pemadaman. Sebaliknya petugas pemadam kebakaran dengan

self-kindness rendah akan terus memberikan kritik terhadap diri sendiri mengenai

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha Keadaan tersebut dapat menyebabkan petugas pemadam kebakaran tidak mampu untuk kembali fokus melanjutkan pekerjaannya melaksanakan proses pemadaman. Kondisi yang dialami petugas pemadam kebakaran tersebut menunjukkan self-judgment yang tinggi.

Self-judgment menurut Neff (2011) adalah tindakan menghakimi, mengkritik diri sendiri, bahkan

menghukum diri sendiri atas penderitaan, kegagalan, atau ketidaksempurnaan yang dialami.

Common Humanity adalah kemampuan untuk melihat suatu kejadian sebagai

pengalaman yang juga dialami oleh orang lain, bukan hanya dialami oleh dirinya sendiri, menyadari bahwa semua manusia tidak sempurna, bahwa semua orang dapat mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan. Petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung yang memiliki common humanity tinggi akan menyadari bahwa orang lain juga mengalami masalah dan ketidaksempurnaan dalam hidup, mereka akan menyadari bahwa bukan hanya dirinya yang pernah mengalami kegagalan dalam bertugas, petugas pemadam kebakaran akan menyadari bahwa rekan kerjanya yang lain juga pernah mengalami kejadian yang serupa seperti kegagalan dalam meminimalisir dampak terjadinya kebakaran ataupun ketika mengalami kecelakaan kerja saat bertugas. Sebaliknya petugas pemadam kebakaran dengan

common humanity yang rendah akan terfokus pada kekurangan yang ada didalam dirinya dan

akan merasa terasingkan, petugas pemadam kebakaran seolah tidak menyadari bahwa orang lain juga pernah mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan. Dampaknya petugas pemadam kebakaran menjadi takut dan merasa bahwa pengalaman kegagalan ataupun risiko kecelakaan kerja hanya dialami oleh dirinya seorang pada saat bertugas. Hal ini menurut Neff (2011) disebut dengan isolation, yang mana individu tidak berfokus pada kesamaan yang dimiliki antara satu dengan yang lainnya.

Mindfulness adalah tidak membiarkan pikiran terbawa dengan keadaan buruk serta

(20)

11

mindfulness tinggi akan mampu memahami dengan jernih kesulitan dalam merencanakan

strategi pemadaman ataupun ketika mengalami kegagalan pada saat upaya meminimalisir dampak terjadinya kebakaran, sebaliknya petugas pemadam kebakaran dengan mindfulness yang rendah akan sulit untuk tetap dapat berpikir jernih dan tidak berupaya untuk menenangkan diri terlebih dahulu ketika menghadapi kesulitan ataupun kegagalan yang terjadi, dampaknya petugas pemadam kebakaran menjadi kewalahan dan takut kalau kegagalan dalam meminimalisir dampak terjadinya kebakaran ataupun risiko kecelakaan kerja akan terulang kembali dipekerjaan yang selanjutnya. Hal tersebut menurut Neff (2011) disebut dengan overidentification yaitu keadaan di mana individu menghadapi emosi yang berat dan kemudian terbawa reaksi emosional yang ada hingga sense of self bahkan seluruh realita juga terbawa reaksi tersebut.

Ketiga komponen pembentuk self-compassion tersebut saling menunjang satu sama lain, bila self-kindness, common humanity, dan mindfulness yang dimiliki individu mempunyai derajat yang tinggi, maka self-compassion yang dimiliki individu juga akan tinggi (Neff, 2011). Namun jika lawan dari komponen pembentuk compassion, yaitu

self-judgment, isolation, dan overidentification tinggi maka self-compassion pada individu akan

menjadi rendah. Jika salah satu komponen pembentuk self-compassion tinggi, maka dua komponen lainnya akan semakin tinggi derajatnya. Hal senada juga ditemukan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Barnard dan Curry (2011) bahwa ketiga komponen

self-compassion saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha Dengan self-kindness petugas pemadam kebakaran akan sadar bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami kegagalan, tetapi petugas pemadam kebakaran lain juga merasakan hal yang sama. Dengan begitu petugas pemadam kebakaran akan dapat saling berbagi pengalaman mereka dengan petugas pemadam kebakaran yang lain (common humanity). Selain itu,

self-kindness membuat petugas pemadam kebakaran memperhatikan kegagalannya saat ini dan

melihatnya dari sudut pandang yang jernih sehingga petugas pemadam kebakaran tidak akan mengkritik diri secara berlebihan dan tidak merasa takut bahwa kegagalan itu akan terulang di masa depan (mindfulness).

Common humanity dapat meningkatkan self-kindness dan mindfulness pada individu

(Barnard dan Curry, 2011). Common humanity dapat meningkatkan self-kindness karena saat petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung melihat kegagalan sebagai kejadian yang juga pernah dialami oleh petugas pemadam kebakaran yang lain, maka petugas pemadam kebakaran tersebut tidak akan mengkritik diri namun justru akan memberikan pengertian atas kegagalan tersebut kepada diri sendiri. Common humanity juga dapat meningkatkan mindfulness karena dengan menyadari bahwa kegagalan adalah kejadian yang dialami oleh semua manusia, petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung tidak akan menganggap kekurangan mereka sebagai ancaman sehingga mereka tidak akan menghindar atau melebih-lebihkan kegagalan yang dialami (mindfulness).

Mindfulness juga dapat meningkatkan self-kindness dan common humanity. Petugas

(22)

13

Petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung dikatakan memiliki

self-compassion yang tinggi ketika menunjukkan derajat yang tinggi pada ketiga komponen dari

self-compassion. Sebaliknya, petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung dikatakan

memiliki self-compassion yang rendah ketika petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung memiliki derajat yang rendah pada salah satu komponen atau pada lebih dari satu komponen self-compassion.

Selain ketiga komponen tersebut, terdapat beberapa faktor yang juga dapat memengaruhi pembentukan self-compasssion pada diri individu, yaitu personality, the role of

parent, dan budaya. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh NEO-FFI (Neff,

Rude,et.al., 2007), ditemukan bahwa self-compassion memiliki hubungan dengan The Big

Five Personality. Semakin tinggi derajat neuroticsm yang dimiliki oleh individu maka

semakin rendah derajat self-compassion yang dimilikinya. Petugas pemadam kebakaran dengan neuroticism tinggi lebih mudah mengalami stress, kesulitan ataupun kegagalan yang dialami akan dilihat sebagai hal yang membebani hidupnya sehingga mereka cenderung merasa khawatir dan merasa tidak aman. Hal tersebut menyebabkan petugas pemadam kebakaran memiliki derajat self-compassion yang rendah.

Self-compassion memiliki hubungan dengan dimensi extraversion, agreebleness,

neuroticism, dan conscientiousness dari The Big Five Personality. Namun, self-compassion

tidak memiliki hubungan dengan openness to experience karena trait ini mengukur karakteristik individu yang memiliki imajinasi yang aktif, kepekaan secara aesthetic, sehingga dimensi openness to experience ini tidak sesuai dengan self-compassion (Neff, 2007). Individu dengan extraversion tinggi memiliki afek positif seperti memiliki antusiasme tinggi, senang bergaul, dan ramah terhadap orang lain. Begitupula individu dengan

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha kepribadian yang selalu mengalah dan cenderung untuk mengikuti orang lain (Costa & McCrae, 1997). Petugas pemadam kebakaran yang memiliki derajat agreeableness dan

extraversion yang tinggi akan berorientasi pada sifat sosial, sehingga dapat membantu

petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung untuk dapat bersikap baik kepada diri sendiri dan melihat kegagalan yang dialami sebagai pengalaman yang juga pernah dialami oleh orang lain bahkan rekan satu profesi. Hal tersebut menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung memiliki self-compassion yang tinggi. Begitupula dengan conscientiousness yang merupakan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung yang memiliki conscientiousness akan lebih memahami diri dari kesulitan yang dialami sehingga derajat self-compassion yang dimiliki menjadi tinggi.

Derajat self-compassion pada petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung juga dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya Asia yang memiliki budaya collectivistic menekankan pada hubungan dengan orang lain dan memiliki derajat self-compassion yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan budaya Barat. Namun demikian budaya Asia lebih mengkritik diri dibandingkan dengan masyarakat budaya Barat. (Kitayama & Markus, 2000; Kitayama, Markus, Matsumoto, & Norasakkunkit, 1997) Petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung yang memiliki budaya collectivist lebih memiliki derajat

self-compassion yang tinggi karena mereka akan belajar memahami diri dan berperan aktif dalam

lingkungannya.

Faktor berikutnya yang mempengaruhi self-compassion pada petugas pemadam kebakaran adalah the role of parent yang terdiri dari maternal criticism, attachment, dan

modeling of parent. Strolow, Brandchaft, dan Atwood, (1987) menyatakan bahwa hubungan

(24)

15

memiliki self-compassion yang tinggi, namun bila orangtua sering memberi kritikan dan bersikap dingin, anak cenderung memiliki derajat self-compassion yang rendah. Petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memberikan kehangatan dan dukungan akan memiliki derajat self-compassion yang tinggi, sementara petugas pemadam kebakaran yang tumbuh dalam keluarga dengan tingkat kritik yang tinggi dari orangtua akan menginternalisasikan kritikan ke dalam pikirannya sehingga saat petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung menghadapi kesulitan ataupun kegagalan, mereka cenderung untuk mengkritik diri secara berlebihan dan membuat

self-compassion yang dimiliki menjadi rendah.

Attachment juga dapat memengaruhi derajat self-compassion, bila petugas pemadam

kebakaran (DPPK) Kota Bandung securely attached dengan orangtuanya, maka mereka akan merasa dicintai, tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat, bahagia, serta percaya bahwa mereka bisa mendapatkan rasa aman dan dukungan dari orang lain sehingga derajat

self-compassion mereka menjadi tinggi, sebaliknya petugas pemadam kebakaran yang insecurily

attached dengan orangtuanya akan merasa tidak berharga dan tidak bisa mempercayai orang

lain, hal tersebut membuat derajat self-compassion mereka menjadi rendah.

Terakhir yaitu modeling of parent dapat memengaruhi self-compassion individu, karena orangtua yang sering mengkritik diri saat mereka menghadapi kegagalan atau masalah akan menjadi model bagi anak untuk melakukan hal yang sama saat dirinya mengalami kegagalan. Petugas pemadam kebakaran (DPPK) Kota Bandung yang memiliki orangtua yang sering mengkritik diri akan cenderung untuk meniru sikap orangtuanya sehingga

self-compassion yang dimiliki cenderung rendah.

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa petugas pemadam kebakaran dengan

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha memahami kegagalan sebagai suatu hal yang juga dialami oleh orang lain serta tetap berpikir jernih dan tidak melebih-lebihkan kegagalan ataupun kesalahan yang dilakukan pada saat menjalankan tugas, sebaliknya petugas pemadam kebakaran yang memiliki self-compassion yang rendah akan mengkritik diri sendiri, bahkan melebih-lebihkan pengalaman kegagalan yang dialami, serta merasa bahwa hanya dirinya sendiri yang mengalami pengalaman kegagalan atau melakukan kesalahan pada saat menjalankan tugasnya.

Penjabaran diatas dapat digambarkan melalui bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Pikir 1.6 Asumsi

- Self-compassion yang dimiliki yang petugas Dinas Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran Kota Bandung terdiri dari 3 komponen yaitu mindfulness, self-kindness, dan common humanity.

- Self compassion pada petugas Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Kota Bandung dipengaruhi oleh faktor personality, the role of parent dan budaya. - Derajat Self-compassion pada petugas Dinas Pencegahan dan Penanggulangan

(26)

Self-17

tergolong tinggi. Sebaliknya, apabila terdapat salah satu atau lebih komponen yang tergolong rendah, maka derajat Self-compassion yang dimiliki tergolong rendah. - Setiap Petugas Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung

(27)

48 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai self-compassion pada 65 orang petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung memiliki derajat self-compassion yang rendah.

2. Faktor personality, the role of parents (maternal criticism, modeling of parents, dan

attachment) serta faktor budaya tidak memiliki keterkaitan dengan self-compassion pada

petugas pemadam kebakaran Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Teoretis

(28)

49

5.2.2. Saran Praktis

 Bagi Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam menyusun program yang diperlukan untuk mengembangkan self-compassion pada petugas pemadam kebakaran, agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan pemadam kebakaran.

(29)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF COMPASSION PADA

PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DINAS PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN KEBAKARAN (DPPK) KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha

Oleh:

ALBERTUS FERDIAN NRP: 0733042

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

(30)
(31)
(32)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan tuntunanNya karena peneliti telah menyelesaikan sebuah penelitian berjudul Studi Deskriptif mengenai Self Compassion pada Petugas Pemadam Kebakaran Dinas Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung.

Adapun tujuan penyusunan penelitian ini adalah sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti menemui berbagai kendala, namun karena bantuan berbagai pihak, peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti hendak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Irene Prameswari Edwina, M.Psi., Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung yang sudah memberikan banyak kesempatan dalam penyusunan penelitian ini.

2. Dr. Carolina Nitimihardjo selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, saran, serta masukan yang sangat bermanfaat dalam pelaksanaan penelitian ini.

3. Ira Adelina, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, serta pengarahan dalam pelaksanaan penelitian ini.

(33)

5. Drs. R. Sanusi Soesanto, M.Psi selaku dosen wali yang telah mendampingi peneliti selama berkuliah dan memberikan pengarahan untuk aktivitas perkuliahan.

6. Dra. Kuswardhini, M. Psi., Psikolog dan Dra. Fifie Nurofia, MM., Psikolog selaku dosen pembahas pada seminar usulan penelitian yang telah memberikan masukan serta saran untuk proses penulisan penelitian ini.

7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung yang telah membantu dalam pemenuhan prosedur terkait penyelesaian penelitian ini. 8. Para petugas perpustakaan Universitas Kristen Maranatha Bandung yang telah membantu

dalam peminjaman buku-buku yang bermanfaat bagi proses penulisan penelitian ini. 9. Papa, Mama, Yustinus Nugraha dan Heribert Try Bastanta yang selalu memberikan

semangat, dukungan, dan doa selama proses penulisan penelitian ini.

10.Viska Delivia yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan semangat, perhatian dan bantuan yang sangat berarti selama proses pengerjaan penelitian ini.

11.Teman-teman Fakultas Psikologi 2007, khususnya Kelas Malam yang telah bersama berjuang dan saling mendukung selama ini.

12.Roby Darwan, SE., MM selaku bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pencegahan dan penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penelitian ini.

13.Petugas Pemadam Kebakaran Dinas Pencegahan dan penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung yang telah berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. 14.Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

(34)

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak lepas dari segala kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk mengembangkan penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan topik yang peneliti kemukakan.

Akhir kata peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juni 2016

(35)

50 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bernard, L., K., & Curry, J. F. (2011). Self-compassion: conceptualizations, correlates, & interventions. Review of general psychology, 15, No.4, 289-303.

John, Oliver P., Sanjay Srivastava. (1999). The big-five trait taxonomy: history, measurement, and theoretical perspectives. L. Pervin and O.P. John (Eds.), Handbook of Personality:

Theory and Research (2nd ed.). New York: Guilford.

Kidokoro, T. (2008). Community-based for improving vulnerable urban space. In T. Kidokoro (Ed.), Vulnerable cities: realities, innovations, and strategies, 8.Tokyo: Springer. Kumar, Ranjit. (1999). Research methodology: a step-by-step guide for beginner. New Delhi:

SAGE Publications India Pvt Ltd.

Nazir, Moh. (2005). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Neff, K. D. (2003). An alternative conceptualization of a healty attitude toward oneself. Self and

identity, 2: 85-101.

Neff, K. D., Rude, S. S., Kirkpatrick, L. K. (2006). An examination of self-compassion in relation to positive psychological functioning and personality traits. Journal of research

in personality, 41, 908-916.

Neff, K. D., Pisitsungkagarn, K., & Hsieh, Y. P. (2008). Self-compassion and self-construal in the united states, thailand, and taiwan. Journal of cross-cultural psychology, 39, 267-285 Neff, K. D. (2009). Human development: the role of self-compassion in development: a healthier

way to relate to oneself. Journal of human development, 52, 211-214.

Neff, K. D. (2009). Self-compassion. In M. R. Leary & R. H. Hoyle (Eds.), Handbook of

Individual Differences in Social Behavior (561-573). New York: Guilford Press.

Neff, K. D. (2011). Social and personality psychology compass: self-compassion, self-esteem,

and well-being,5, 1-12.

Neff, K. D. (2011). Self compassion. United States of America: HarperCollins Publishers Rammstedt, B. & John, O. P. (2007). Measuring personality in one minute or less: A 10-item

short version of the big five inventory in english and german. Journal of research in

(36)

51

Riasnugrahani, M. (2014). Self-compassion dan compassion for others pada mahasiswa fakultas

psikologi uk. maranatha. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Utgoff, K & Chao, E.L. (2006). Occupational outlook handbook. United States of America: Department of Labor

(37)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Badan Pusat Statistik. (2015). Kota Bandung Dalam Angka (http://bps.go.id, diakses 10 juli 2015).

Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung. (2013). Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Bandung: DPPK Kota Bandung.

Gambar

Tabel 4.3 Gambaran profile Self-Compassion…………………….…………………….. 38

Referensi

Dokumen terkait

Bakat Terhadap Peserta Didik Anak Kesulitan Belajar (Slow Learning) di SD Inklusi Purba Adhi Suta, Purbalingga (Studi Deskriptif di kelas 4A Sekolah Dasar Inklusi Purba

Bahkan sampai pada urusan dapur seperti pembagian makan, pengaturan jadwal menu hidangan kepada segenap santri, diatur oleh pengurus OSPC tepatnya Bagian Dapur.16 Tidak hanya

Jika pemberi materi dengan pembuat soal adalah dosen yang sama, maka pola baca mahasiswa memiliki keterkaitan signifikan dengan prestasi akademik, atau dapat

Kombinasi ekstrak kulit jeruk bali dan susu tinggi kalsium berpotensi meningkatkan densitas tulang tikus betina terovariektomi karena adanya fitoestrogen yang

1) Laporan hasil produksi sesuai dengan LMHHOK. 2) Terdapat hubungan yang logis antara input – ouput dan rendemen. Berdasarkan Perdirjen BUK No. Dengan demikian rendemen

Proses komunikasi dilihat dari unsur-unsur komunikasi terdiri dari penyuluh dan ketua kelompok tani sebagai komunikator; pesan yang disampaikan yaitu program

penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA N 1 Suruh, dan sampel yang digunakan adalah kelas XII IPA 1 dan XII IPS 3 dengan total sampel 39 siswa. Hasil penelitian

Siswo Ari wibowo (0811110011) judul Upaya Penyembuhan Stres Melalui Pendekatan Dzikir dan Mujahadah Di Pondok Pesantren Darus Salam (Tinjauan Bimbingan dan Konseling