Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
TAUFIK RAHMAN SYAM NIM: 1110053000051
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT INFAK SEDEKAH DAN WAKAF PROGRAM STUDI JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skipsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
TAUFIK RAHMAN SYAM
MM:
111005300005IKONSENTRASI
MANAJEMEN ZAKAT INFAK
SEDEKAH DANWAKAF
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
DAKWAH
FAKULTAS
ILMU
DAKWAH
DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS
ISLAM
NEGERI SYARTFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436
H
PENYALAHGUNAAAN
NARKOBA DT
DESA. PASIRMULYA KEC. MAJALAYAKAB.
KARAWANG telah diujikan dalam sidang munaqasyahFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 8 Juli 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sa{ana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Manajernen Dakwah.
Jakarta. 8 Juli 2015
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
,@-+
o--?.
r7\
Drs. Cecep Castrawijaya. MA
NIP. 19670818 199803
I
002Penguji I
Profl Dr. H. Murodi. MA NiP. 19640705 199203 1 001
Sekretaris Merangkap Anggota
199603 1 001
Anggota,
Pembimbing
a'---MP. 19550101 198302 1 001
skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata satu
(Sl)
diuniversitas Islam Negeri (urN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
semua Sumber yang saya gunakan daram penulisan
ini
terah sayacanhrmkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di
Universitas Islaur Negeri (UbD Syarif Hidayarullah Jakarta.Jika di kemudian hari terbulci bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di universitas Islam Negeri (uIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. 1.
2.
i
menanggulangi penyalahgunaaan narkoba di Desa Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang
Bimbingan Drs. H. M. Sungaidi, MA
Narkoba saat ini sudah menjadi penyakit yang menjalar ke segala usia terutama bagi remaja. Kita semua menyadari bahwa narkoba adalah merupakan masalah bagi kelangsungan hidup masyarakat, agama, bangsa dan Negara. Pengaruh dari penyalahgunaan narkoba ini sudah sangat berdampak buruk pada akhlak dan prilaku masyarakat sehingga membahayakan bagi remaja.
Penyalahgunaan narkoba sudah semakin marak dimana-mana tidak hanya di kota-kota besar melainkan menjalar ke plosok-plosok desa dengan sasaran seluruh lapisan masyarakat tanpa mengenal batas usia. Ini menunjukan bahwa narkoba merupakan musuh besar yang harus dimusnahkan dari muka bumi ini.
Forum Remaja Muslim Pasirbuah merupakan suatu lembaga dakwah yang bergerak dalam bidang keagaaman mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi penyalahgunaan narkoba dengan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan manusia khusususnya di Desa Pasirmulya agar terhindar dari lembah penyalahgunaan narkoba
Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang serta apa faktor pendukung kegiatan dakwah FORMUSPA ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu memahami kejadian yang terjadi di lapangan secara langsung melalui wawancara dan observasi.
Hasil dari penelitian ini telah ditemukan bahwa FORMUSPA dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba menggunakan strategi alternatif yaitu melalui pendekatan diantaranya pendekatan agama, pisikologis dan sosial, dan dalam dalam pengimplementasiannya, FORMUSPA membuat program-program salah satunya program ABATA (Anak Bangsa Tanpa Narkoba) yang program ini dikhususkan untuk membina, menanggulangi serta mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba. Harapannnya semoga dengan adanya FORMUSPA ini dapat membantu mengurangi jumlah pemakai narkoba.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah atas limpahan karunia dan rahmatnya yang tak
pernah ada batasnya. Rasa syukur yang tak pernah bisa diungkapkan dengan
kata-kata karena atas kehendakNya penulis saat ini dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda alam Nabi yang
menjadi rahmatan lil alamin yakni Nabi Muhammad SAW yang selamanya
akan menjadi motivator dan figur yang menjadi suri tauladan penulis dunia dan
akhirat.
iii
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Suparto, M.
ED, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr Hj. Raudhanah MA selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi Dr. Suhaemi M.Si selaku Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan (sekjur)
Manajemen Dakwah, yang telah banyak membantu penulis dalam kegiatan
perkuliahan.
3. Bapak Drs. H. M. Sungaidi MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis, sabar dalam membimbing dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dosen penguji I Prof. Dr. H. Murodi. MA dan Dosen penguji II Drs. H. Mulkannasir, BA. S.Pd. MM yang sudah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan dan kritikan yang membangun sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen-Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah mengajari penulis banyak ilmu selama di bangku perkuliahan. Semoga
iv
6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Keduanya telah banyak membantu penulis mendapatkan buku
referensi yang penulis perlukan. Ungkapan terima kasih juga penulis tujukan
kepada segenap staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi.
7. Segenap pihak Forum Remaja Muslim (FORMUSPA) yang sangat
membantu dalam penelitian, semoga formuspa semakin istiqomah. Kalian
luar biasa.
8. Untuk Keluarga : Kakek tercinta H. Ahmad Muksin dan Umi, H. Adi dan
alm Ema, calon mertua yang insya allah sudah pasti menjadi mertua Bp. H.
wawan hermawan dan ibu Dian Mairdarnis. Kakak dan adikku tercinta teteh
yang bawel Intan Desi Zuhrotul Uyun, S.PdI ibunda, Ono tarsono, S.Pdi
Ayah bundanya si cantik Alya Rahma da Syefira Aidin Fahma, adik tercinta
Wildan Muhammad Alfan yang akan menjadi penerus perjuangan. Mamang
dan bibi yang menjadi cerminan untuk bertindak. Mereka yang selalu
memberikan motivasi berupa pertanyaan kapan selesai skripsi dan bantuan
baik berupa materil dan moril. Terima kasih atas segala perhatian dan kasih
sayang yang kalian berikan.
9. dan seluruh staf dan guru-guru. Doa dan keberkahan ilmu yang kami
harapkan
10. Pelangiku yang indah Tresna Dwi Pramanik S.Pd, wanita yang paling sabar
v
insya Allah akan berdiri menjadi makmumku dan menjadi ibu dari anak –
anakku si cantik pesek yang menjadi kekuatan dan inspirasi dalam segala
hal. Love you more sayang.
11.Teman dan sahabat seperjuangan penulis dalam mengais suka duka dalam hidup serta manis pahit dan getirnya bangku perkulihaan. canda Tawa dan kebersamaan kalian yang selalu akan terkenang. Chabibullah, Hilmi Muharromi, Ahmad Fatullah, Hafiduddin Muhammad, Afrijal, Ridhallah Ismakun, Ahmad Zikri, Tanto Fadli, Ahmad Tarmidzi, Wahyu Awaluddin, Yoga lesmana. Sonya Maryana, Rani, Molek gembira kalian The best. Alumni TURUS Pandeglang Banten Khususnya angkatan 2010, Edwin rismwan, Abdul Muslih Muchbir, Ibnu haetami, Fakhrurroji, Fahrudin, Irvan nugraha, Roji fatullah, Oji Bonpis. Himpunan Keluarga Alumni Turus HIKMAT. Teman teman alumni FIDKOM angkatan 2010 Teman – teman MD B yang sama sama berjuang dari mulai semester satu samapai sekarang.
vi
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya
khususnya bagi Prodi Manajemen Dakwah. Penulis menyadari skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang memotivasi serta membangun. Akhir kata penulis sangat berterima kasih
kepada semua pihak, semoga Allah membalas kebaikan kalian.
Jakarta, 6 Juli 2015
vi
DAFTAR ISI ………vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ……… 1
B. Pembatasan dan Perumusan masalah ………... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 6
D. Metode penelitian ………... 8
E. Tinjauan Pustaka ……… 10
F. Sistematika Penulisan ………. 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Strategi ………... 14
1. Ditinjau Dari Etomologis ...……….. 14
2. Ditinjau Dari Terminologis ………... 15
3. Faktor-faktor Strategi ………... 16
4. Tahapan-tahapan Strategi ………. 17
vii
C. Strategi Dakwah ……… 26
1. Pengertian Strategi Dakwah ………. 26
2. Asas-asas Strategi Dakwah ……….. 27
D. Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba ….………..…. 27
1. Sejarah dan Pengertian Narkoba ….……….. 27
2. Faktor-faktor Penyalahgunaan Narkoba ………... 31
3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba ………... 33
BAB III PROFIL UMUM FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH (FORMUSPA) A. Sejarah berdirinya Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) ……….. 41
B. Visi Misi dan Tujuan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) ………. 45
C. Struktur Organisasi Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) ... 47
D. Program Kegiatan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) ………. 53
viii
Pasirbuah (FORMUSPA) ………..……... 64
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..………... 66
B. Saran ………... 67
DAFTAR PUSTAKA
1
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, kehidupan manusia terus berubah seiring berputarnya bumi ini. Namun kita tidak pernah tahu bagaimana perubahan yang nantinya akan terjadi, apakah menuju ke arah positif atau mungkin justru malah sebaliknya. Namun terlepas dari apapun efek yang nanti akan kita terima, tentu kita akan terima dan kita juga harus bisa memahami bahwa perubahan yang saat ini berlangsung adalah merupakan sebuah konsukuensi dari perkembangan kehidupan manusia itu sendiri. Salah satu fenomena sosial yang bisa kita lihat dan cermati saat ini adalah dengan semakin maraknya tindakan penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
dan Bali dan tahun 1970-an pemakain morpin cara suntik muncul di Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya.1
Berdasarkan laporan BNN mengenai perkembangan kasus narkoba di Indonesia, bila di tinjau dari aspek kerugian social dan ekonomi yang mencatat bahwa angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah mencapai 2,2% atau sekitar 3,8 juta dari total populasi penduduk (berusia 10 – 60 tahun). Hal ini mengalami peningkatan sebesar 0,21% dengan tahun 2008 yaitu sebesar1,99% atau sekitar 3,3 juta orang .2Pada tahun 2015 jumlah pengguna narkoba mencapai 5-6 juta orang bahkan lebih.3 Sementara itu kondisi yang sangat memperihatinkan adalah dari tingginya penyalahgunaan narkoba di Indonesia, yakni dari pengguna narkotika dan obat – obatan terlarang sebagian diantaranya adalah kaum muda dimana 189,294 orang bahkan sekarang bisa lebih diantaranya adalah para pelajar dan mahasiswa. Tindakan penyalahgunaan narkoba yang semakin jelas ini tentu akan menimbulkan problematika di negeri ini yang kemudian pada akhirnya juga akan berdampak langsung pada kemerosotannya akhlak yang mengakibatkan merosotnya kualitas manusia.4
1
Qusaini Hasan dkk, Majalah sinar BNN, edisi -4-2010.H.41 2
Darwin Dkk, jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011,(BNN: 2012) h. 12
3
Diakses di www.bnn.go.id pada tanggal 20 Mei 2015 4
Untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba perlu adanya metode serta strategi untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba yang dari masa ke masa semakin memperihatinkan. Hal ini tentunya menjadi kewajiban kita bersama khususnya kita selaku muslim yang diwajibkan untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah dari keburukan seperti yang di firman kan Allah SWT dalam Al – Quran surat Ai. Imron, 3:104
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kalian kamu segolongan ummat yang menyeru pada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar: mereka itulah orang yang beruntung. ( QS. Ali. Imron,3:104).5
Hal ini tidak hanya kewajiban setiap individu muslim saja, namun
organisasi atau lembaga yang berorientasi pada kegiatan amar ma‟ruf nahi
munkar juga berkewajiban menjalankan perannya untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, karena masalah penyalahgunaan narkoba adalah tanggung jawab kita semua.
Sampai saat ini di seluruh indonesia sudah banyak lembaga atau organisasi-organisasi yang mempunyai program khusus dalam penanganan penyalahgunaan narkoba. Upaya tersebut melibatkan berbagi institusi, baik itu dari unsur pemerintah maupun unsur lembaga sosial atau
organisasi yang peduli terhadap masalah penyalahgunaan narkoba yang melanda negeri kita khususnya para korban penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar adalah para remaja yang menajdi tunas penerus harapan bangsa. Salah satunya adalah organasi remaja muslim yang tergabung dalam sebuah wadah organisasi bernama forum remaja muslim pasirbuah
(FORMUSPA ).
FORMUSPA berdiri pada tahun 2010 dan bergerak di bidang dakwah keagamaan serta sosial kemasyarakatan yang mana salah satu programnya adalah menangulangi, membina serta mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba dan mencegah masuknya narkoba khususnya di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang yang mayoritas pemuda atau remajanya pengguna narkoba.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian yang akan penulis lakukan lebih terarah dan terperinci, penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas adalah Strategi Dakwah yang dilakukan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) terutama dalam usaha menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa Pasirmulya Kecamatan Majalaya Kab. Karawang.
2. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana strategi dakwah yang dilakukan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba ?
b. Apa faktor pendukung kegiatan dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi dakwah yang dilakukan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba
b. Untuk mengetahui faktor pendukung kegiatan dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah dalam menanggulangi dari penyalahgunaan narkoba 2. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian yang penulis akan lakukan ini dapat dilihat dari dua aspek, yakni:
a. Segi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah ilmu pengetahuan berkaitan dengan strategi dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang
b. Segi Praktis
D. Metedologi Penelitian
1. Metode penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif, yaitu dengan cara memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan.6 Menurut M. Nadzir dalam buku metedologi penelitian menyatakan bahwa metode pelitian deskriptif merupakan proses pencarian fakta, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan dari fenomena yang diteliti.7 2. Data Primer dan Skunder
Untuk melengkapi data yang sudah ada, penulis menggunakan cara sebagai berikut:
a. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung
dari responden dengan berupa catatan tertulis dari hasil wawancara serta dokumentasi.
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian
kepustakaan untuk mencari konsep dari teori-teori yang berhubungan dengan masalah dalam penulisan skripsi ini, seperti buku-buku dan literature terkait.
6
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian kualitatif,( Bandung: Remaja Rosdakarya, juli 2007), cet ke1, h. 26
7
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data, penulis mengambil langkah seperti: observasi, wawancara, dan dokumentasi
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai (interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara (interviewer), responden (interviewee), pedoman wawancara dan situasi wawancara. Dalam hal ini penulis akan mewawancarai pihak dari pengurus Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dan mantan pengguna narkoba.
b. Observasi
a. Dokumentasi
Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang telah terkumpul, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya yang terkait dengan strategi dakwah FORMUSPAdalam menanggulangi penyalah guanaan narkob
4. Teknik pengelolaan data
Setelah data diperoleh, maka penulis selanjutnya mengelola data dengan cara editing, yaitu kegiatan mempelajari berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dapat dinyatakan baik.
5. Analisis Data
6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat pada lembaga dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang dengan waktu penelitian dari mulai tanggal 16 Mei sampai 29 Mei 2015.
E.Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat. Diantaranya:
Skripsi dengan nama Mahyudi, NIM: 103053028750, jurusan Manajemen dakwah 2008 dengan judul Strategi Dakwah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Skripsi ini berisi tentang bagaimana strategi dakwah PITI, respon anggota dan pengaruh strategi dakwah PITI kepada anggota. Metode yang digunakan dalam hal ini adalah deskriftip kualitatif, instrument yang digunakan adalah wawanacara dengan pengurus PITI dan angket UNTUK anggota PITI.
Skripsi dengan nama Bobby Rahman, NIM: 106053001980, jursan Manajeman dakwah 2010 dengan judul skripsi Strategi Dakwah Majelis Az-Dzkiro dalam menciptakan keluarga sakinah di daerah sawangan depok.
Az-Dzikro, Sawang-Depok. Lembaga ini dua buah strategi yang mereka terapkan dalam mewujudkan tujuan lembaga ini yaitu menciptakan keluarga sakinah untuk setiap lapisan masyarakat. Strategi itu adalah pembinaan pembekalan secara fikriyah dan juga pembinaan secara rukhiyah. Pembekalan fikriyah dalam TKS dilakukan dengan program-program seperti tausyiah, ceramah, dan juga konsultasi. Sedangkan pembinaan rukhiyah dengan kegitan dzikir dan doa bersama. Kegiatan tersebut ditunjukan untuk program-program anggotanya secara khusus dan jamaah majelis Az-Dzikra secara umum.
F. Sistematika penulisan
Sistematika dari penulisan skripsi ini terdiri dari lima BAB yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakan masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis terdiri dari beberapa hal diantaranya pengertian strategi, pengertian dakwah, pengertian strategi dakwah, pengertian narkoba, faktor dan dampak dari penyalahgunaan narkoba
BAB III : PROFIL UMUM FORUM REMAJA MUSLIM
PASIRBUAH (FORMUSPA)
Bab ini menerangkan tentang sejarah singkat, visi misi, serta tujuan, struktur organisasi dan program kegiatan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA)
BAB IV : ANALISIS STRATEGI DAKWAH FORUM REMAJA
Dalam bab ini penulis menganalisa tentang strategi dakwah forum remaja muslim pasirbuah (FORMUSPA) dan faktor pendukung kegiatan dakwah forum remaja muslim pasirbuah (FORMUSPA)
BAB V : PENUTUP
Menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini
14
A. Strategi
1. Ditinjau dari etimologis
Jika ditinjau dari prespektif etimologis, kata strategi adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani yaitu, strategos. Adapun kata strategos dapat diterjemahkan sebagai komandan militer pada zaman Athena. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan (menghimpun) seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.1 Sebelum ia melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kualitas maupun kuantitas. Misalnya: kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan lain sebagaianya. Selanjutnya ia juga mengumpulkan informasi kekuatan musuh tentang kekuatan lawan, baik jumlah prajuritnya maupun keadaan persenjataanya. Setelah semua diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, serta waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan, dan lain sebagaianya.2
1
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, ( Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999 ), h. 26
2
15
2. Ditinjau dari terminologis
Sedangkan jika ditinjau dari segi terminologis atau secara istilah strategi adalah cara-cara dimana suatu organisasi atau kegiatan akan berjalan kearah tujuan yang sudah direncanakan terlebih dahulu, sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa pakar mengenai istilah strategi. Maka dari itu penulis mengambil beberapa pengertian strategi diantaranya:
a. Onong Uchayana di dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, bahwa strategi adalah merupakan suatu perencanaan (Planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan strategi yang bukan hanya berfungsi sebagai petunjuk arah saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.3
b. Menurut James AF. Stoner, et, al yang mengutip strategi ini dari seorang sejarahwan Alfred D. Chander, berpendapat bahwasanya strategi adalah penentuan dan tujuan sasaran pokok jangka panjang dari suatu usaha dan pengambilan serangkaian tindakan dan pengabdian sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.4 c. A.M Kadarman mengatakan, strategi adalah penentu tujuan utama
ang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan pengalokasian
3
Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1992), h.23
4
16
sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk untuk mwujudkan suatu tujuan. Jadi, strategi menyangkut segala pengaturan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar tidak kalah dalam bersaing.5
d. Menurut Din Syamsudin didalam buku Etika Agama Membangun Masyarakat Madani, strategi mengandung arti diantaranya adalah: 1) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.
2) Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan.
3) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.
e. Lalu menurut Asmuni Syukir, bahwa strategi dalam ilmu dakwah berarti sebagai metode, siasat, dan taktik yang digunakan dalam proses kegiatan dakwah.6
3. Faktor-faktor strategi
Dengan demikian dalam menyusun sebuah strategi, kita perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal dan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Strength (Kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang
dimiliki yang biasanya menyangkut manusianya, dana dan beberapa piranti yang dimilikiya.
5
17
b. Weakness (Kelemahan), yakni memperhitungkan
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki oleh strength (kekuatan)
c. Opportunity (Peluang), yakni dengan cara memanfaatkan peluang yang ada.
d. Thearth (Ancaman), yakni dengan memperhitungkan ancaman
yang mungkin terjadi kapanpun.7 Teori ini dinamakan dengan analisis SWOT
Syarif Usman didalam bukunya strategi pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam menyatakan ada lima faktor yang perlu di ketahui dalam menyusun stategi, yaitu:
a. Tujuan jangka panjang (Tujuan Akhir) atau jangka pendek (Tujuan Sementara).
b. Ilmu Medan (mengetahui situasi dan kondisi). c. Kekuatan – kekuatan.
d. Kebijaksanaan pemimpin e. Pemimpin.8
4. Tahapan-tahapan strategi
Selain itu kita juga harus memperhatikan tahapan-tahapan strategi yang merupakan bagian yang ada kaitannya dengan strategi, oleh karena itu tahapan ini tidak dapat dipisahkan dari strategi itu sendiri. Fred
7Rafi‟udin dan Maman Abdul Djaelani,
Prinsip dan Strategi Dakwah, (CV. Pustaka Setia: Bandung, 2004), h. 76
8
18
R. David mengatakan bahwa dalam strategi ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh yaitu:
a. Perumusan strategi
Hal-hal yang termasuk dalam perumusan strategi adalah pengembangan Praktek tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, penentapan kekuatan dan kelemahan secara internal, melahirkan strategi alternatif, serta memilih strategi untuk dilaksanakan. Pada tahap ini adalah proses merancang, dan menyeleksi berbagai strategi yang akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi.
b. Implementasi strategi
Implementasi strategi juga disebut sebagai tindakan dalam strategi, karena implementasi berarrti mobilisasi untuk mengubah strategi yang di rumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang termasuk dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan system informasi yang masuk. Agar tercapai kesuksesan dalam implementasi strategi, maka di butuhkan adanya disiplin, motivasi kerja.
c. Evaluasi strategi
19
dalam strategi adalah mengevaluasi strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.9
B. Dakwah
1. Pengertian dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti: panggilan, seruan atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab, adalah bentuk mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il) nya adalah berarti: memanggil, menyeru, atau mengajak(Da’a, Yad’u, Da’watan).10 Orang yang berdakwah biasa disebut dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang di dakwahi disebut dengan Mad’u.11
Sedangkan menurut istilah, mengandung beberapa arti, dikarenakan kebanyakan para ahli ilmu dakwah memberikan definisi atau istilah dakwah sesuai dengan sudut pandang mereka dalam memahaminya, sehingga definisi menurut ahli ilmu dakwah yang satu dengan yang lainnya berbeda dan terkadang pula terdapat kesamaan. Berikut ini beberapa definisi yang dinyatakan oleh beberapa para ahli diantaranya sebagai berikut:
Menurut Muhammad Natsir dakwah adalah usaha untuk menyerukan kepada perorangan dan seluruh ummat tentang tujuan dan pandangan hidup manusia di dunia meliputi amar ma’ruf nahyi munkar.12
Sedangkan menurut Sayyid Qutub yang dikutip oleh A. Ilyas Ismail dakwah adalah merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam,
9
Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 5 10
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999), h. 280 11
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Cet 1, (UIN Jakarta Press), h. 33 12
20
dakwah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kaum muslim baik individu maupun kelompok.13
Menurut Nasrudin Latief, Dakwah adalah usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis – garis aqidah syari‟at serta akhlak islamiyyah.14
Dari beberapa pengertian dan definisi yang dinyatakan oleh para ahli, maka penulis dapat menyimpulkan, dakwah adalah upaya atau cara yang dilakukan oleh seorang da‟i dalam menyampaikan pesan – pesan atau nilai ajaran islam yang bersumber dari Al – Quran dan Hadist, hal ini dilakukan dengan mengajak, menyeru, membimbing manusia agar kembali kepada ajaran yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi apa yang dilarang Nya, baik itu secara lisan, tulisan atau perbuatan.
2. Unsur – unsur dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Adapun unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqoh (metode dakwah), dan atsar ( efek dakwah).15
13
A. Ilyas Ismail, Pradigma Dakwah Sayyid Qutub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, ( Jakarta: Penerbit Madani, 2006 ), h. 20
15
21 a. Da’i (pelaku dakwah)
Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik melalui lisan,
tulisan maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok ataupun melalui organisasi atau lembaga.
Da‟i seringkali disamakan dengan muballigh (orang yang menyampaikan ajaran islam). Namun sebenarnya sebutan tersebut memiliki konotasi sempit yaitu hanya membatasi da‟i sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam secara lisan saja. Padahal kewajiban dakwah adalah milik siapa saja yang mengaku sebagai ummat Rosulullah saw.
Da‟i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang
zat Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dalam dakwah untuk memberikan solusi terhadap problema yang dihadapi manusia, serta metode yang dihadirkan menjadikan manusia secara perilaku dan pemikiran tidak melenceng.16
b. Mad’u ( Penerima Dakwah)
Adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
16
22
Dakwah kepada manusia yang belum beragama Islam adalah dengan maksud untuk mengajak mereka kepada tauhid dan beriman kepada Allah, sedangkan dakwah kepada manusia yang telah mendapat cahaya hidayah islam adalah untuk meningkatkan kualitas iman, islam dan ihsan.
Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan yaitu:
1) Golongan cerdik cendekia yang cinta kepada kebenaran, dapat berfikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan.
2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.17
c. Maddah (Materi dakwah)
Maddah dakwah adalah pesan-pesan dakwah dalam Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada didalam Kitabullah dan Sunnah Rosulullah. Secara umum materi dakwah bisa diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok:
1) Akidah
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah islamiyah. Masalah akidah dan keimanan menjadi materi utama
17
23
dalam dakwah. Karena aspek iman dan aqidah merupakan komponen utama yang akan membentuk moralitas atau akhlak ummat. Iman merupakan esensi dalam ajaran Islam. Iman juga erat kaitannya antara akal dan wahyu. Bahkan didalam al quran iman disebutkan dengan berbagai variasinya sebanyak 244 kali.18
2) Syariah
Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan diri dalam hukum-hukumnya. Pelaksanaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan peradaban dikalangan kaum muslim.19
3) Muamalah
Islam merupakan agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Ibadah muamalh disini dipahami sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan sesama makhluk dalam rangka mengabdi kepada Allah swt. Karena islam lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada kehidupan ritual.20
18
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana 2009), jilid ke-1, cet ke-2, h. 24
19
Ibid., h. 25 20
24 4) Akhlak
Secara etimologis kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari Khuluqunyang berarti budi pekerti, perangai dan tingkah laku. Menurut Al Farabi, ilmu akhlak adalah pembahasan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidup yang tertinggi, yaitu kebahagiaan. Oleh karena itu berdasarkan pengertian diatas, maka akhlak dalam islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi kondisi jiwanya.21
d. Wasilah (Media) Dakwah
Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada penerima dakwah. Dalam proses melakukan dakwah ada beberapa komponen yang tidak bisa dipisahkan salah satuya adalah penggunaan media sebagai alat untuk melakukan aktivits dakwah.
Media merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang dai saat berdakwah. Media dakwah sebgai jalan untuk
memudahkan seorang da‟i melakukan dakwahnya sehingga apa yang di
sampaikan nya dengan cepat dapat di terima oleh khalayak atau para jamaah dan pesan dakwah yang disampaikannya itu dapat tersebar dengan luas.
21
25
Keberadaan media dakwah sangatlah penting untuk diupayakan dan
diperhatikan oleh seorang da‟i apalagi jika kita melihat kemajuan
teknologi yang semakin pesat dan berkembang. Jika seorang da‟i tidak
bisa memanfaatkan media yang ada maka sulit dakwahnya itu diterima. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai media dakwah diantaranya: media lisan, media tulisan, lukisan, audio visual dan media – media yang lainnya yang bisa di manfaatkan untuk berdakwah.22
e. Metode Dakwah
Metode berasal dari bahasa Latin yaitu methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani methodhus berarti cara atau jalan. Secara terminologis, metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja.
Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau bias diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.23banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang dai dalam melakukan dakwah agar apa yng menjadi tujuan dakwah bisa di terima
oleh para khalayak banyak atau mad‟u
22
M. Bachri Ghazali, Dakwah Komunikasi, (Surabaya: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h. 12
23
26
Dalam Al-Quran Allah menerangkan tentang metode dalam menyampaikan dakwah seperti dalam surah An-Nahl: 125
Artinya:”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”Qs. An-Nahl: 125
Dalam ayat tersebut terdapat tiga metode dakwah yang harus kita laksanakan yaitu berdakwah dengan hikmah, berdakwah mauidzoh hasanah/ pelajaran yang baik dan berdakwah melalui bantahan yang baik.
C. Strategi dakwah
Setelah membahas tentang pengertian strategi dan dakwah, maka langkah selanjutnya yang perlu dibahas adalah strategi dakwah.
1. Pengertian strategi dakwah
27
Menurut Asmuni syukir bahwa strategi dakwah merupakan metode, siasat, taktik, yang harus di gunakan dalam aktiftas dakwah.24 Sedangkan Menurut Abu Zahra, strategi dakwah islam adalah perencanaan, penyerahan dan operasi dakwah islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.25
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa strategi dakwah adalah metode atau taktik yang digunakan dalam melakukan aktifitas dakwah dengan perencanaan yang disusun sehingga apa yang menjadi tujuan dakwah itu dapat terlaksana.
2. Asas – asas strategi dakwah
Dalam strategi dakwah ada beberapa asas yang harus dipehatikan agar dakwahnya berjala efektif dan tepat sasaran.
Adapun asas – asas nya sebagai berikut:
a. Asas Fisiologis, yaitu azas ini erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam aktifits dakwah
b. Asas Sosiologis, yaitu azas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah.
c. Asas kemampuan dan keahlian dai.
d. Asas Pisikologi, yaitu asas ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan jiwa manusia.
e. Asas efektivitas dan efisiensi, yaitu asas ini maksudnya adalah dalam melakukan aktivitas dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara
24
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 28 25
28
waktu ataupun tenaga yang di keluarkan dengan pencapaian hasilnya.26
D. Narkoba
1. Sejarah dan pengertian narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini,
baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika
yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu. Penggunaan obat-obat-obatan jenis opium sudah
lama dikenal di Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada
zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium)
tersebut adalah orang-orang Cina.27
Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu
untuk menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan
berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu
menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan
26
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al – Ikhlas, 1983), h.32
27
29
menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya
Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu
(Brisbane Ordinance).
Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah
Sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai
bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine)
banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi
ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak
diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende
Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927. Meskipun
demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang
mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam
perundang-undangan tersebut.28
Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat
perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi
dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang
diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk pengaturannya. Baru pada waktu
tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi
masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang
mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri,
terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat
28
30
meningkat dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda.
Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang
hampir bersamaan.
Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat,
menyebabkan Undang-Undang narkotika warisan Belanda (tahun 1927)
sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah kemudian mengeluarkan
Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang
tersebut antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran
gelap (illicit traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan
rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan menyebutkan secara khusus
peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri
kesehatan.29
Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di
Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah
UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika
nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal
ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian
sanksi terberat berupa hukuman mati.30
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat
menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang
29 Siswanto Sunarso, Politik Hukum Dalam Undang – Undang Narkotika, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012 ), h. 56
31
negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan
mental dan fisik.31
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai
dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien
tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat.
Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan
berbagai akibat yang beraneka ragam.
Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.32
Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan
narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaryh selektif pada susunan
saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.33
2. Faktor-faktor penyalahgunaan narkoba
Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang
bersifat urgen dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir
permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah
31
Ilham Akbar, Narkoba Dan Penyebabnya, (Semarang:PT. Karunia, 2011), h. 34 32
Diakses di www.bnn.go.id pada tanggal 20 Januari 2015
32
penyalahgunan atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring
meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin
beragam polanya dan semakin massif pula jaringan sindikatnya. Hal ini
tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga penyalahgunaan
narkoba ini terjadi. Di antara faktor-faktor itu adalah:
a. Indikasi pengguna
a. Pengendalian diri yang lemah
b. Kondisi kehidupan keluarga
c. Temperamen sulit
d. Mengalami gangguan perilaku
e. Suka menyendiri dan berontak
f. Prestasi sekolah yang rendah
g. Tidak di terima di kelompok
h. Berteman dengan pemakai.34
b. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri
remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan Narkoba, seperti
kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan
sebagainya.35
34
Azhar Hanafi, Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkoba, (Bandung: Mizan, 2010), cet.1, h. 24
35
33
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun
masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua
yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua
otoriter dan sebagainya.36
3. Dampak buruk penyalahgunaan narkoba
a. Dampak pisik
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk
jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan
obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers yaitu golongan
narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis narkoba itu jadi
tenang denagn sifatnya yang menenangkan seperti oabat tidur dan obat anti
rasa cemas. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel
dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk
bisa berfungsi normal.37
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah
semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada
kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu.
Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya.
Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat
menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala
36
Ibid., h. 30 37
34
Putus Obat (GPO) ini. Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan
dari suatu narkoba dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak
mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti
heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami
konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dan sebagainya.38
GPO ini juga merupakan „momok‟ tersendiri bagi para pengguna
narkoba. Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan
dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa
mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis
putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada
sekujur tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang
merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh
seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan
akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba
yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong,
gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul
akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi
di kalangan pengguna jarum suntik.39
38
Ibid., h. 50 39
35
b. Dampak mental
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental.
Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan dari pada
ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat
setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental,
dalam bentuk yang dikenal dengan istilah „sugesti‟.40
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema
di dalam kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan
narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri
seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin
menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang
mencegahnya. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan,
karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang
bukan pecandu. Orang-orang yang bukan pecandu dapat menghentikan
penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu akan tetap
memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali.
Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita
bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu.41
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif
kompulsif, serta tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi
terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba. Narkoba adalah
40
Arifin Baharsyah, Narkoba Sumber Kehancuran,( Bandung: PT. Cipta Karya, 1997), h.54
41
36
satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya
pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang
untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari
tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing
needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih
dahulu.42
c. Dampak emosional
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood
altering substance). Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta
emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh
narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya
perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu,
terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok
uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang
berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan
perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada
dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.43
Emosi seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah
kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh
narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti
kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli
42
Zaenal Muttaqien, Apa Itu Narkoba ?, ( Bandung: Al- Basyariah Press, 2009), h. 37 43
37
siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga
seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan
memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena
melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka
terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya.44
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang
muncul dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie.
Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal
yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus
menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional
yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya
selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah total mejadi seorang
pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago berbohong dan
mencuri.45
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali
terhadap emosinya. Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls,
mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul dalam dirinya. Dan
perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah
orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam.
Para pecandu seringkali diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak
berguna, dan depresi mendalam yang seringkali membuatnya berpikir untuk
melakukan tindakan bunuh diri.
44
Ibid., h. 47 45
38
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus
menggunakan, karena salah satu efek narkoba adalah mematikan perasaan
dan emosi kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia dapat merasa senang dan
nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang tidak
mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja,
melainkan „terkubur hidup-hidup‟ di dalam diri kita. Dan saat si pecandu
berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini „mati‟
atau „terkubur‟ dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah
pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya
menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak
buruk narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi
mental dan emosional. Contoh seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia
pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia berhenti
menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi
sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun
yang „hilang‟ saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia
tidak memiliki pola pikir dan kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang
lain seusianya.46
d. Dampak spiritual
Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan
narkoba sebagai prioritas utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah
46
39
pusat kehidupannya, dan semua hal/aspek lain dalam hidupnya berputar di
sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba, dan ia
menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas
segala-galanya. Narkoba menjadi jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar,
anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.47
Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan
sebelum ia tenggelam dalam penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi
melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal seperti sekolah, kuliah,
atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah bisa
dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan khotbah
agama yang selalu didengar bahwa orang-orang yang menggunakan narkoba
adalah orang-orang yang berdosa.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya.
Orangtua bisa memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar
mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada,
tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang
diinginkannya.
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa
dikatakan menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat
penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan
47
40
dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila
sharing needle, tertangkap polisi, dll.48
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup
seorang manusia, dan karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi
seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga harus mencakup
ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu
pemulihan yang sebenarnya.49
48
Darwin Dkk, jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011,(BNN: 2012) h. 5
49
41
BAB III
PROFIL UMUM FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH
(FORMUSPA)
A. Sejarah berdirinya Forum Remaja Muslim (FORMUSPA)
Di zaman yang begitu rumit, masyarakat diperkotaan maupun dipedesaan dan khususnya para remaja bangsa kita pada saat ini kerapkali dihadapkan pada berbagai hal yang dapat menurun kan nilai-nilai moralitas generasi bangsa kita. Betapa tidak, di zaman yang penuh dengan kemajuan iptek ini begitu banyak generasi kita yang terlena dengan budaya-budaya dunia Barat yang justru memporak-porandakan moralitas bangsa kita yang berakibat pada kerusakan moral serta akhlak remaja sehingga mereka jauh dari identitas nya sebagai muslim
42
mengakses file-file yang tidak mendidik yang juga menyebabkan rusaknya mental dan moralitas bangsa ini dan jauh dari budaya keislaman.
Kita selaku umat yang berhati nurani tentunya sangat tidak menginginkan hal tersebut. Namun keprihatinan kita harus di buktikan dalam bentuk tindakan real supaya apa yang diharapkan dapat terwujud.
Berangkat dari kondisi di atas, maka pada tanggal 12 februari 2012 di Dusun. Pasirbuah, Desa, Pasirmulya, Kecamatan. Majalaya, Kabupaten karawang berdirilah sebuah organisasi remaja muslim yang bernama Forum Remaja Muslim Pasirbuah yang di singkat dengan FORMUSPA. nama FORMUSPA itu sendiri diambil atas kesepakatan dari para remaja yang ada di desa tersebut awalnya bernama FRM forum remaja muslim tapi dengan terus berjalannya waktu dan banyak usulan-usulan yang menginginkan agar nama dusun di masukan dalam nama organisasi ini maka berubahlah menjadi Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dengan alasan agar khalayak banyak mengetahui bahwa di pasirbuah ada suatu forum remaja muslim.
43
menjadi sentral kegiatan keruhanian yang mampu memberikan asas kemanfaatan khususnya bagi para remaja umumnya masyarakat setempat, dengan tujuan memberikan sebuah harapan bagi siapapun khususnya para pemuda yang ingin kembali ke jalan allah SWT dan ingin mendapatkan pencerahan dalam hidupnya serta menjalin hubungan silaturahmi yang lebih erat.
Pada mulanya forum remaja muslim ini hanya mengadakan pengajian-pengajian rutin ceramah islami yang di adakan pada malam jumat setelah sholat berjamaah isya, yang ceramah islami itu di isi ustadz-ustadz yang ada di desa tersebut, tak banyak pemuda yang hadir pada saat itu hanya beberapa orang yang beminat mengikuti pengajian tersebut tetapi setelah beberapa bulan berjalan mulai banyak pemuda yang ikut hadir pada pengajian rutin yang di adakan forum remaja muslim ini.
44
hal ini tak lepas dari bimbingan dan dukungan dari para orangtua, guru-guru serta tokoh masyarakat yang ada di lingkungan tersebut.
FORMUSPA mampu menjadi wadah bagi para pemuda untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya serta terus mengasah kreativitasnya, sehingga sedikit demi sedikit pemuda di desa tersebut sudah mulai meninggalkan kebisaan yang buruk dan berubah menjadi pemuda yang menjadikan islam sebagai landasan sehingga apa yang menjadi kebiasaan dulu di tinggalkan dan mulai berpijak di jalan yang di ridhoi Allah SWT dengan tingkah serta prilaku yang bernafaskan islam dan mampu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat perkembangan dan dinamika waktu yang telah berjalan, organisasi ini terus meningkatkan kualitasnya dengan membuat pelatihan -pelatihan, pembinaaan dan penyuluhan dalam menghadapi problematika hidup khususnya dalam menanggulangi penyalahgunan narkoba, serta kursus keterampilan anggota organisasi ini. Sehingga ekistensi formuspa ini lebih mendapatkan respon dari masyarakat sehingga dalam menjalankan kegiatan atau program-programnya selalu mendapatkan dukungan dari masyrakat dan pemerintahan baik itu dukungan moril ataupu materil.
45
mejadi tempat untuk menimba ilmu pengetahuan tapi forum remaja muslim ini juga menjadi jembatan seseorang untuk menjadi yang lebih baik, menjadikan seseorang yang lebih terarah sehingga dapat lebih bermanfaat untuk orang lain, mendidik serta menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupannya.
B. Visi, misi dan tujuan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA)
1. VISI
Visi dari Forum Remaja Muslim Pasirbuah ( FORMUSPA ) ini adalah membentuk generasi muda yang berakhlakul karimah, mandiri,
terampil, berilmu, beramal dan bertakwa. 2. MISI
Sedangkan misinya adalah:
a. Menanamkan Ajaran Islam kepada generasi muda dalam bidang aqidah, ibadah, akhlaq, dan muamalah yang bersumber pada Firman Allah SWT dan Sabda Rasulullah SAW.
b. Meningkatkan wawasan islam para remaja agar menjadi uswatun hasanah bagi teman, keluarga dan masyarakat.
c. Memperkuat kerjasama dan kekompakan di antara pengurus dan anggota agar meperkokoh ukhuwah islamiyah.
46
e. Membina dan menanamkan hal-hal positif kepada para anggota agar dapat menciptakan Sumber Daya Manusia Islami yang berkualitas. f. Mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak dalam
melaksanakan program kerja dan menjalin silaturahmi.
g. Melakukan pengawasan ketat terhadap pengurus dan anggota agar tidak menyimpang dari ajaran islam.
h. Melakukan kaderisasi atau pengkaderan terencana guna melestarikan Forum Remaja Muslim Pasirbuah ini.
3. TUJUAN
Adapun tujuannya yaitu:
a. Membangun dan mengembangkan pemahaman islam berdasarkan Al – Quran dan Hadits.
b. Terjalinnya silaturahmi antar sesama pemuda.
c. Tertanamnya jiwa social dan peduli terhadap sesamanya.
d. Mampu menunjukan kekompakan dan solidaritas yang berasaskan kekeluargaan dan kebersaaan dan memupuk potensi pemuda islam. e. Meningkatkan kualitas pemuda yang kreatif, produktif, inovatif, dan
berakhlakul karimah.
f. Membangun sikap hidup yang berkarakter islami, menyebarkan, mengamalkan, dan membela nilai – nilai islam.
g. Menciptakan tatanan hidup yang bermanfaat untuk seluaruh makhluk ciptaan Allah SWT.1
1
47
C. Struktur organisasi dan pembagian tugas Forum Remaja Muslim
Pasirbuah (FORMUSPA)
Dalam bahasan ini penulis lampirkan susunan kepengurusan dan pembagian tugas kepengurusan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA).2
1. Susunan kepengurusan organisasi Forim Remaja Muslim Pasirbuah
Pelindung : Camat kecamatan. Majalaya
Kepala desa