• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN BATURAJA KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN BATURAJA KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

iii

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Yusdiana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh YUSDIANA

ABSTRAK

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Baturaja, terdapat permasalahan hasil belajar siswa rendah. Guru juga kurang memanfaatkan model pembelajaran kooperatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SDN Baturaja.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan pendekatan kualitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus menggunakan langkah-langkah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 18 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar. Rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 61,9, meningkat menjadi 66,3 di siklus II dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 68,1. Ketuntasan belajar siklus I mencapai 61,1 persen (belum tuntas), naik pada siklus II menjadi 72,2 persen (belum tuntas) dan naik lagi pada siklus III menjadi 77,8 persen (tuntas).

(3)
(4)
(5)
(6)

xi A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ………..…….……..…… 4

C. Rumusan Masalah……….…….……. 5

D. Tujuan Penelitian ……….… 5

E. Manfaat Penelitian …………..……….……..….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ……..... 7

B. Teori Belajar dan Pembelajaran ……… 9

1. Teori Belajar Behaviorisme ………. 9

2. Teori Belajar Kognitivisme………. 10

3. Teori Belajar Humanisme ……… 12

4. Teori Belajar Konstruktivisme ……… 12

C. Hasil Belajar ………..……….………….. 13

D. Model Pembelajaran Kooperatif ……….. 15

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ……….… 15

(7)

xii

Kooperatif 17

E. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ……… 19

1. Pengertian Bahasa ……….. 19

2. Fungsi dan Tujuan mata Pelajaran Bahasa Indonesia … 20 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia …… 21

F. Hipotesis Tindakan ……….…….. 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ……… 22

B. Setting Penelitian ……….…….. 22

1. Waktu Penelitian ………. 22

2. Tempat Penelitian …….……… 23

C. Subjek Penelitian ……….……. 23

D. Prosedur Penelitian ……….. 23

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……….……… 28

1. Observasi ………. 28

2. Tes ……….. 29

F. Analisis Data ………….……….… 29

a. Data kualitatif ……….……….…………. 29

b. Data kuantitatif ………..……….. 29

G. Indikator Keberhasilan ………. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Siklus I ………..…. 30

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……….. 32

b. Hasil Belajar ………. 33

B. Implementasi Siklus II ………. 34

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……….. 36

b. Hasil Belajar ………. 38

C. Implementasi Siklus III ………. 40

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……….. 42

b. Hasil Belajar ………. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 46

B. Saran ………..……… 46

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 48

(8)

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia tidak akan terlepas dari kebudayaan bangsa Indonesia karena

bahasa Indonesia dijadikan alat untuk berkomunikasi dari berbagai suku di tanah

air. Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran

yang baik dan benar tidak banyak dilakukan oleh seorang pengajar. Metode

pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode karena

Bahasa Indonesia sendiri yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai

ilmu tetapi sebagai keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu

dilakukan.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar sangat

mengandalkan penggunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik.

Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah

mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-2 setelah bahasa ibu. Apabila

siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah

meningkatkan prestasi siswa dalam bidang bahasa. Di sebagian siswa,

pembelajaran Bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah

(9)

langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi tersebut. Peneliti

sebagai guru Bahasa Indonesia sangat merasakan problem pembelajaran yang

terjadi selama ini terutama pada saat siswa menceritakan kembali sebuah

wacana/cerita baik yang dibacakan guru maupun dibaca sendiri oleh siswa, siswa

merasa kesulitan memahami cerita atau wacana yang telah dibacakan. Siswa

kurang baik dalam menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri dan

cenderung menyalin kalimat-kalimat dari sebuah wacana yang telah dibaca.

Kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V

SDN Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran masih rendah. Hal ini

terlihat dari hasil belajar siswa berikut.

Tabel 1 Data hasil belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN Baturaja semester genap tahun pelajaran 2012/2013

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) ketuntasan

1 90– 94 1 5,6

Sumber: Rekapitulasi Dokumen Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Baturaja Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tergolong kurang

memuaskan, hal ini terlihat dari rata-rata nilai akhir semester genap tahun

pelajaran 2012/2013 mayoritas siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan

(10)

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena model pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran belum bervariatif, yakni

penyampaian materi secara umum oleh guru hanya melalui membaca, menulis,

ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal-soal secara individu. Guru belum

pernah melakukan pembelajaran kooperatif atau kelompok. Dalam mengajarkan

bahasa Indonesia guru hanya membacakan sebuah wacana dan siswa

mendengarkan, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan bacaan.

Kondisi seperti ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Hal ini terjadi jika guru bertanya, siswa tidak mau menjawab karena takut salah.

Jika guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

dipahami juga tidak ada yang mau bertanya. Kondisi seperti ini mengakibatkan

rendahnya hasil belajar. Upaya yang dilakukan guru sebaiknya menciptakan

suasana pembelajaran di dalam kelas yang mampu membuat siswa lebih aktif.

Perencanaan pembelajaran harus matang dengan pemilihan metode yang tepat.

Guru seyogyanya dapat memilih metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

interaksi antara guru dengan siswa maupun interaksi antarsiswa.

Atas dasar itulah, maka diperlukan adanya suatu pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dianggap dapat

meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia adalah melalui pembelajaran

(11)

hubungan kerja sama diantara siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sehingga

diharapkan dapat meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa.

Peneliti akan menggunakan salah satu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia yaitu pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning).Peneliti beralasan bahwa dalam pembelajaran kooperatif,

dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu

tujuan. Pembelajaran model ini sangat membantu siswa dalam mengembangkan

serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang pernah didapatkan dalam

pemecahan masalah. Siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan menangani

konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan

temannya. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk

dibimbing oleh temannya yang memiliki wawasan lebih tinggi, sedangkan siswa

yang lebih tinggi kemampuannya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor

sebaya sehingga pemahamannya semakin baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Cara mengajar guru belum bervariasi dan kurang melibatkan siswa melalui

(12)

2. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran belum menggunakan model

pembelajaran yang tepat. Penyampain materi pembelajaran hanya melalui

membaca, mendengar, ceramah, tanya jawab dan mengerjakan latihan.

3. Hasil belajar Bahasa Indonesia masih rendah.

C. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Baturaja tahun pelajaran

2013/2014?”

D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SDN

Baturaja.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran

(13)

2. Bagi guru, sebagai masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil

pembelajaran bahasa Indonesia melalui pembelajaran kooperatif.

3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai acuan sekolah dan kepala sekolah

terutama bagi para rekan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran serta

dapat memperbaiki proses pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia melalui

(14)

A. Belajar dan Pembelajaran

Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam

Winataputra, 2008:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang

dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan,

keterampilan, dan sikap. Seseorang dikatakan belajar jika dalam diri orang

tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang

dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja,

tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu, proses terjadinya

perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak disebut belajar.

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi

karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses belajar apabila

seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda meliputi ranah kognitif, afektif

(15)

Sudjana (2001:28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pemahamannya,

pengetahuannya, sikap dan tingkah lakuny, daya penerimaan dan lain-lain aspek

yang ada pada individu siswa.

Berdasarkan uraian di atas tentang belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat

dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami

oleh seseorang.

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne, et. al (dalam Winataputra, 2008:1.19),

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 pasal 1 butir 20 berbunyi tentang Sisdiknas dirumuskan bahwa,

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam konsep pembelajaran tersebut

terkandung 5 (lima) aspek, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber

belajar, dan lingkungan belajar. Pembelajaran dalam arti luas merupakan

jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun

watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

(16)

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku individu yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran dalam konteks pendidikan

formal, yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar terjadi di kelas dan

lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga di lingkungan

masyarakat, misalnya pada saat kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya

sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Pembelajaran

harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena

pembelajaran.

B. Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena

pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih

baik (Darsono, Max, dkk, 2000:24).

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap aliran atau teori

belajar. Menurut Muchith (2008:55) ada beberapa jenis aliran atau paham yang

dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran, yakni :

1. Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa keberhasilan belajar ditentukan

(17)

Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara memperbanyak stimulus

dan respon yang diberikan kepada siswa. Salah satu indikasi keberhasilan

belajar menurut teori ini adalah adanya perubahan tingkah laku yang nyata

dalam kehidupan masyarakat (Muchith, 2008:56).

Muchith (2008:57), mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran menurut teori

behavioristik ditekankan pada proses memperluas dan penambahan

pengetahuan siswa, sedangkan proses belajar sebagai “mimetic”, yang

menuntut siswa agar memiliki kemampuan mengungkapkan kembali

pengetahuan dan pemahaman yang sudah dipelajari baik dalam jangka waktu

yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang, yang diperoleh

melalui berbagai cara dalam pembelajaran.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran teori ini adalah merancang kondisi

belajar yang efektif dengan merumuskan tujuan belajar dan langkah-langkah

pembelajaran yang jelas, menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai

penguat perilaku yang dihasilkan.

2. Kognitivisme

Pada hakekatnya teori kognitif adalah sebuah teori pembelajaran yang

cenderung melakukan praktek yang mengarah pada kualitas intelektual peserta

didik. Konsekuensi proses pembelajaran harus lebih memberi ruang yang luas

agar siswa mengembangkan kualitas intelektualnya. Secara umum proses

(18)

a). Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Artinya, keberhasilan

pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh satu aspek/faktor saja, tetapi

lebih ditentukan secara simultan dan komprehensif dari berbagai faktor

yang ada.

b). Proses pembelajaran adalah realitas kultural/natural. Artinya dalam proses

pembelajaran tidak diperlukan adanya berbagai paksaan dengan dalil

membentuk kedisiplinan.

c). Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara kontekstual dan

relevan dengan realitas kehidupan peserta didik.

d). Metode pembelajaran tidak dilakukan secara monoton, metode yang

bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses pembelajaran.

e). Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, sehingga

proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi

dengan baik.

f). Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada menghafal.

g). Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual siswa, karena

sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah membantu siswa

memproses informasi dengan efektif, dengan cara menyusun materi

pembelajaran dengan sistematis dan akurat membuat hubungan antara

pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki pebelajar

(19)

3. Humanisme

Winataputra (2008:4.1), para pendukung teori ini yakin bahwa perilaku harus

dipahami bukan sekadar dikendalikan atau direkayasa. Teori ini

mementingkan pilihan pribadi, kreativitas dan aktualisasi diri setiap individu

yang belajar. Belajar merupakan suatu proses di mana siswa mengembangkan

kemampuan pribadi yang khas dalam bereaksi terhadap lingkungan sekitar.

Dengan kata lain, siswa tersebut mengembangkan kemampuan terbaik dalam

diri pribadinya.

Pada hakekatnya teori humanistik lebih menekankan pada proses untuk

memanusiakan manusia atau peserta didik, yaitu suatu pemahaman atau

kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan kelebihan

yang dimiliki oleh setiap peserta didik (Muchith, 2008: 94).

4. Konstruktivisme

Muchith (2008:72), menjelaskan bahwa pembelajaran harus mampu

memberikan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga model pembelajarannya

dilakukan secara natural. Penekanan teori konstruktivisme bukan pada

membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori

yang dibangun dari realitas lapangan.

Muchith (2008:72) juga mengatakan belajar bukanlah proses teknologi (robot)

(20)

materi yang disampaikan. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya

menyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi juga

menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah mendorong siswa bersikap

lebih otonom dalam menterjemahkan pengetahuan yang diperoleh, melalui

memecahkan masalah yang riil, kompleks dan bermakna bagi siswa, dialog

dalam kelompok belajar bersama, bimbingan dalam proses pembentukan

pemahaman.

Dari keempat teori belajar dan pembelajaran tersebut di atas, sehubungan

dengan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan teori konstruktivisme

mengingat. bahwa siswa mengkonstruksi pengetahuan baru secara bermakna

melalui pemahaman materi dengan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga

model pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori

konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada

proses untuk menemukan persoalan yang dibangun dari realitas lapangan.

C. Hasil Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

memperoleh prestasi atau hasil belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk

mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar

(21)

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Dengan mengetahui hasil belajar siswa, seorang guru dapat

menentukan kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke dalam

kategori siswa yang pandai, sedang atau kurang. Biasanya penilaian suatu hasil

belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat dapat dipahami bahwa

penilaian dalam arti komplek mencakup segala aspek psikologis siswa, sedangkan

dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur keberhasilan siswa yang

terformat dalam bentuk evaluasi.

Menurut Syarifuddin (2008:14) menyatakan bahwa evaluasi berarti penilaian

terhadap tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan dalam tingkat pembelajaran.

Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya adalah dapat dijadikan sebagai

alat penetapan apabila siswa termasuk kategori cepat, sedang dan ataupun lambat

dalam arti untuk kemampuan belajarnya.

Menurut Sukmadinata (2006:33) kompetensi adalah perilaku atau performa yang diperlihatkan oleh seseorang dalam beraktivitas, melaksanakan tugas, penyelesaian pekerjaan dan pemecahan masalah yang dibagi menjadi 4 yaitu: 1. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kecakapan awal yang dikuasai untuk menguasai kompetensi yang lebuh tinggi.

2. Kompetensi Umum

Kompetensi umum adalah penguasaan kecakapan yang diperlukan dalam kehidupanbaik secara social kemasyarakatan dan lingkungan.

3. Kompetensi Operasional/Teknis

Kompetensi operasional atau teknis adalah penguasaan kecakapan yang berkenaan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep, prinsip dan pengetahuan dalam kenyataan.

(22)

Kompetensi professional adalah penguasaan kecakapan tingkat tinggi yang menyangkut proses analisis, sintesis, pemecahan masalah, dan menciptakan hal-hal baru.

Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil usaha

yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinyatakan

dengan angka-angka atau nilai-nilai untuk mengukur kemampuan kognitif, afektif

maupun psikomotor.

D. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Indrawati, dkk (2009: 78), menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan

kerjasama diantara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di

dalam kelas. Di dalam strategi kooperatif ini ada tiga aspek pengelolaan yang

harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan

peserta didik dalam bekerja sama dengan yang lainnya, struktur tujuan, dan

struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk

maupun hasil belajar lainnya yang ditampilkan oleh setiap peserta didik dalam

proses pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau

lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu

tujuan.

(23)

a. Peserta didik dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sepenanggungan bersama”

b. Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.

c. Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

d. Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

e. Peserta didik akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok

f. Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Peserta didik diminta pertanggungjawabannya secara individu atas materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif menurut Indrawati

(2009: 80), antara lain:

a. Tanggung jawab individu, yaitu: bahwa setiap individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota.

b. Keterampilan sosial, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan peserta didik untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan bukan membentuk kesadaran sosial.

c. Ketergantungan yang positif, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi. Jadi peserta didik berkolaborasi bukan berkompetisi.

(24)

3. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa variasi model yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran yaitu diantaranya: Student Team Achievement

Division(STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange,

dan Group Resume (Isjoni, 2007: 51). Sedangkan Slavin (2010: 11) dalam

pembelajaran kooperatif terdapat lima variasi model yang telah dikembangkan

dan diteliti secara ekstensif. Tiga model yang dapat diterapkan pada sebagian

besar mata pelajaran yaitu: Student Team Achievement Division (STAD),

Team Games Tournament(TGT) dan Jigsaw.Dua yang lainnya adalah model

kooperatif yang digunakan untuk mata pelajaran tertentu, seperti Cooperative

Integrated Reading Compotition (CIRC), untuk keterampilan mengarang dan

membaca dalam mata pelajaran bahasa dan Team Accelerated Instruction

(TAI) untuk matematika.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya (2006: 247) menuliskan beberapa keunggulan model pembelajaran

kooperatif sebagai berikut:

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tapi dapat menambah kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagi sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

(25)

e. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

f. Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Disamping keunggulan, model pembelajaran kooperatif juga memiliki

kelemahan diantaranya (Sanjaya, 2006:248):

a. Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang lama. Sebagai contoh siswa yang mempunyai kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan kurang, akibatnya keadaan seperti ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.

b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa setiap siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu jika tanpapeer teaching yang efektif, bila dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif kepada hasil kelompok, namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau presentasi yang diharapkan sebanarnya adalah hasil atau presentasi setiap individu siswa. d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu atau beberapa kali penerapan strategi.

(26)

Dari beberapa jenis kooperatif tersebut penulis memilih pembelajaran

kooperatif pada umumnya yang didasari oleh kelebihan kooperatif.

E. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan

intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju

pemahaman tersebut. Fungsi utama bahasa sebagai sarana komunikasi tersebut

menuntut setiap warga untuk terampil berbahasa. Bila setiap warga sudah terampil

berbahasa, maka komunikasi antar warga akan berlangsung dengan baik (Depag

RI, 2004: 106).

Komunikasi yang dimaksud di sini adalah suatu proses penyampaian maksud

pembicara kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Maksud

komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat,

persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan

lain-lain. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf

(komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam

bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo)

dalam bahasa lisan.

Dalam berkomunikasi tentu ada pihak yang berperan sebagai penyampai maksud

(27)

juga harus bisa bekerjasama dengan baik. Kerjasama yang baik itu dapat

diciptakan dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain memperhatikan

siapa yang diajak berkomunikasi, situasi, tempat, isi pembicaraan, dan media yang

digunakan.

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Di atas telah dijelaskan pengertian dan fungsi utama bahasa, sedangkan fungsi

Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah (Depag RI, 2004: 103):

a. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa,

b. sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya,

c. sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

d. sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah,

e. sarana pengembangan penalaran, dan

f. sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan Indonesia.

Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut

(Depag RI, 2004: 104):

a. Peserta didik menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

b. Peserta didik memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

c. Peserta didik menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

d. Peserta didik berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

e. Peserta didik menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

(28)

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek

mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah: jika proses pembelajaran

dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Baturaja Kecamatan Waylima

(29)

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana

suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat

dicapai.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, dimana peneliti

bekerja sama dengan rekan sejawat. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah

untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas. Semua yang tergabung dalam

penelitian ini terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak

dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang

berkesinambungan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi refleksi,

perencanaan, pelaksanaan, dan observasi.

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

(30)

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian

untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN

Baturaja Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V SDN Baturaja yang berjumlah 18

orang yang terdiri atas 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart,

dalam Sunyono (2011:46) yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap

yaitu: Perencanaan(planning), tindakan(action), observasi(observation), refleksi

(reflection), siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Spiral PTK (Kemmis dalam Sunyono: 2011:46)

(31)

Tahap-tahap dari siklus tersebut diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

1) Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai yakni “Menanggapi

suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa” dan

mengembangkan KD menjadi indikator.

2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model

kooperatif.

3) Menyusun instrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan

lapangan.

5) Mempersiapkan perangkat tes.

6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang disusun

pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3 x 35

(32)

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat,

mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka

kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II,

begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai.

Siklus II

Siklus II didasarkan pada kekurangan pada siklus I.

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

a. Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai yakni “Menceritakan

hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar” dan

mengembangkan KD menjadi indikator.

b. Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model

kooperatif.

(33)

d. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan

lapangan.

e. Mempersiapkan perangkat tes.

f. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang disusun

pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3 x 35

menit menggunakan model pembelajaran kooperatif.

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat,

mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka

kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus III,

(34)

Siklus III

Siklus III didasarkan pada kekurangan pada siklus II.

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

1) Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai yakni “Berwawancara

sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll)

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa” dan

mengembangkan KD menjadi indikator.

2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model

kooperatif.

3) Menyusun instrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan

lapangan.

5) Mempersiapkan perangkat tes.

6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang disusun

pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3 x 35

(35)

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat,

mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka

kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus III,

begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai. Hasil penelitian pada

siklus III sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga

penelitian tindakan kelas ini berhenti sampai siklus III.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk

memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu itu. Observasi ini

digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam pengumpulan data aktivitas siswa digunakan lembar

(36)

melakukan aktivitas belajar pada lembar observasi yang telah disediakan

sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

2. Tes

Tes yang diberikan pada penelitian berupa tes pada setiap akhir siklus. Tes ini

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran

matematika. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis yang berbentuk uraian.

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadap aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara

menghitung jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar pada lembar

observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

2. Data kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan

belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan

guru.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

apabila terjadi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia, yakni minimal 75%

(37)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa

Indonesia pada siswa kelas V SDN Baturaja tahun pelajaran 2013/2014.

2. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

pada siswa kelas V SDN Baturaja tahun pelajaran 2013/2014.

3. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat mengoptimalkan proses

pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Baturaja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka pembelajaran dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Oleh sebab

itu, bila pembelajaran serupa hendak dilanjutkan dan dikembangkan, maka perlu

adanya perbaikan dan revisi beberapa kelemahan tersebut. Adapun saran yang

(38)

1. Saran untuk sekolah

a. Hendaknya ada sosialisasi kepada guru untuk mau dan mampu

menggunakan model kooperatif dalam setiap pembelajaran demi untuk

meningkatkan hasil belajar

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan berbagai model

pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran di kelasnya.

2. Saran untuk guru

a. Guru selalu berusaha untuk belajar dan berinovasi dalam pembelajaran

baik dari buku maupun internet.

b. Kepada semua guru guru hendaknya selalu mencoba menerapkan PTK

demi inovasi dan kemajuan dalam bidang pendidikan.

c. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,

dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu atau beberapa kali

(39)

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depag RI. 2004.Kurikulum 2004. Jakarta: Departemen Agama RI.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung: P4TK IPA

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifias Pembelajaran Kelompok. Jakarta: Alfabeta

Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembalajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

Slavin, R.E. 2010. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sudjana. 2001.Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Aglesindo

Sukmadinata. 2006.Jenis-Jenis Penelitian. Surabaya: PT. Bina Ilmu

Sunyono. 2011. Modul 34 Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2011 Rayon 07 Universitas Lampung.Lampung: FKIP Unila

Syarifuddin, Muhammad. 2008.Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media.

(40)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Baturaja Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / 1

Aspek : Berbicara

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

B. Kompetensi Dasar :

2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

C. Indikator :

1. Menemukan persoalan atau peristiwa faktual yang ada di sekitar 2. Memberikan pendapat sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan

pilihan kata dan santun berbahasa

3. Memberikan alasan sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

4. Memberikan saran pemecahan suatu peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif diharapkan:

1. Secara mandiri siswa dapat menemukan persoalan atau peristiwa yang ada di sekitar

2. Secara mandiri siswa dapat memberikan pendapat sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

3. Secara mandiri siswa dapat memberikan alasan sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

4. Secara mandiri siswa dapat memberikan saran pemecahan suatu peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

(41)

III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok

IV. Langkah-langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Mengabsen siswa

3. Membagi siswa menjadi enam kelompok

B. Kegiatan Inti (80 menit)

1. Memberikan pertanyaan awal kepada siswa tentang peristiwa yang pernah dialami atau dilihat oleh siswa

2. Secara berkelompok siswa diminta mencari dan menuliskan peristiwa yang terjadi satu minggu terakhir pada Lembar Kerja Siswa

3. Siswa diminta menceritakan peristiwa yang dialami masing-masing kelompok dalam satu minggu terakhir

4. Anggota lain memberikan tanggapan pada anggota lain

5. kelompok menyimpulkan hasil tanggapan dari masing-masing anggota.

C. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Peristiwa atau persoalan faktual yang terjadi di sekitar

VI. Penilaian

Tes : soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian Unjuk kerja : Presentasi hasil diskusi

Produk (hasil kerja) : laporan tertulis hasil diskusi

Baturaja, 2013 Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Asnawati, S.Pd Yusdiana

(42)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Peristiwa Yang Terjadi Dalam Satu Minggu Terakhir

Kejadian Tempat Siapa Apa yang

(43)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN Baturaja Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / 1

Aspek : Berbicara

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

B. Kompetensi Dasar :

2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar

C. Indikator :

1. Siswa dapat memahami laporan hasil kunjungan. 2. Siswa dapat membuat laporan hasil kunjungan. 3. Siswa dapat menyampaikan hasil laporan kunjungan. 4. Siswa dapat menanggapi isi laporan kunjungan.

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif diharapkan:

1. Secara mandiri siswa dapat memahami laporan hasil kunjungan 2. Secara mandiri siswa dapat membuat laporan hasil kunjungan 3. Secara mandiri siswa dapat menyampaikan hasil laporan kunjungan 4. Secara mandiri siswa dapat menanggapi isi laporan kunjungan

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : Laporan hasil kunjungan

III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok

IV. Langkah-langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (10 menit)

(44)

3. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh siswa

B. Kegiatan Inti (80 menit)

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok

2. Guru membagikan kartu bertanya kepada masing-masing anggota kelompok sebanyak 5 buah.

3. Siswa secara berkelompok diminta melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah sesuai dengan petunjuk dan perintah yang ada pada kartu perintah.

4. Siswa diminta membuat laporan hasil kunjungan dengan bahasa yang runtut, baik dan benar

5. Siswa diminta manyampaikan/mempresentasikan laporan hasil kunjungan yang telah dibuat. Pada saat mempresentasikan hasil kelompok, kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan menggunakan kartu bertanya. Jika kartu bertanya habis, maka tidak boleh mengajukan pertanyaan lagi, supaya memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya.

C. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah

VI. Penilaian

Tes : soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian Unjuk kerja : Presentasi hasil diskusi

Produk (hasil kerja) : laporan tertulis hasil kunjungan

Baturaja, 2013 Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Asnawati, S.Pd Yusdiana

(45)

Kartu Perintah! Petunjuk !

a. Kunjungilah tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah dengan pembagian tempat yang dikunjungi sebagai berikut:

Kelompok 1 dan 2 : perpustakaan sekolah Kelompok 3 dan 4 : kantin sekolah Kelompok 5 dan 6 : penggilingan padi

b. Carilah informasi sebanyak-banyaknya sebagai bahan laporanmu!

c. Tulislah laporan pengamatanmu pada selembar kertas folio bergaris dengan memerhatikan ejaan, tanda baca, dan keefektifan kalimat sesuai dengan format laporan yang tertera di bawah ini!

(46)

Pedoman penilaian:

Aspek yang dinilai Skor maksimal Kesesuaian isi laporan 25 Keruntutan isi laporan 25 Pilihan kata dan struktur kalimat 25

Kerapian 25

(47)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III

Nama Sekolah : SDN Baturaja Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / 1

Aspek : Berbicara

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

B. Kompetensi Dasar :

2.3 Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

C. Indikator :

1. Siswa dapat memahami laporan hasil wawancara. 2. Siswa dapat membuat laporan hasil wawancara. 3. Siswa dapat menyampaikan hasil laporan wawancara. 4. Siswa dapat menanggapi isi laporan wawancara.

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif diharapkan:

1. Secara mandiri siswa dapat memahami laporan hasil wawancara 2. Secara mandiri siswa dapat membuat laporan hasil wawancara 3. Secara mandiri siswa dapat menyampaikan hasil laporan wawancara 4. Secara mandiri siswa dapat menanggapi isi laporan wawancara

II. Materi Ajar (Materi Pokok) :

Laporan hasil wawancara dengan narasumber

III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok

IV. Langkah-langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (10 menit)

(48)

3. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang tayangan televisi yang pernah dilihat tentang wawancara dengan narasumber

B. Kegiatan Inti (80 menit)

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok

2. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada setiap kelompok.

3. Siswa secara berkelompok diminta melakukan wawancara dengan narasumber yang ada di sekitar sekolah sesuai dengan petunjuk dan perintah yang ada pada kartu perintah.

4. Siswa diminta membuat laporan hasil wawancara dengan bahasa yang runtut, baik dan benar

5. Siswa diminta manyampaikan/mempresentasikan laporan hasil wawancara yang telah dibuat

6. Siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi laporan hasil wawancara yang disampaikan/dipresentasikan oleh siswa.

C. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

VII. Alat / Bahan / Sumber Belajar Narasumber ada di sekitar sekolah

VI. Penilaian

Tes : soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian Unjuk kerja : Presentasi hasil diskusi

Produk (hasil kerja) : laporan tertulis hasil kunjungan

Baturaja, 2013 Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Asnawati, S.Pd Yusdiana

(49)

Kartu Pertanyaan! Petunjuk !

a. Lakukanlah wawancara dengan narasumber yang ada di sekitar sekolah dengan pembagian narasumber sebagai berikut:

Kelompok 1 dan 2 : pedagang kantin 1 (berjualan nasi uduk) Kelompok 3 dan 4 : pedagang kantin 2 (berjualan es kelapa muda) Kelompok 5 dan 6 : pedagang kantin 1 (berjualan makanan ringan)

b. Lakukanlah wawancara dengan bahasa yang santun untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sebagai bahan laporanmu!

c. Tulislah laporan hasil wawancaramu pada selembar kertas folio bergaris dengan memerhatikan ejaan, tanda baca, dan keefektifan kalimat sesuai dengan format laporan yang tertera di bawah ini!

Laporan Hasil Wawancara Hari, tanggal :

Waktu :

Narasumber : Pekerjaan : Hasil wawancara :

……… ……… ………... ………

Penyusun,

ttd

(50)

Pedoman penilaian:

Aspek yang dinilai Skor maksimal Kesesuaian isi laporan 25 Keruntutan isi laporan 25 Pilihan kata dan struktur kalimat 25

Kerapian 25

(51)

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SIKLUS I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

(52)

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SIKLUS II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

(53)

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SIKLUS III

No Nama Siswa Nilai Keterangan

(54)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I

No Nama Siswa Aktivitas bertanya Aktivitas menjawab Aktivitas mengerjakan

tugas kelompok

Persentase 38,9 44,4 55,6 55,6

(55)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS II

No Nama Siswa Aktivitas bertanya Aktivitas menjawab Aktivitas mengerjakan

tugas kelompok

Jumlah Siswa 8 10 12 11

Persentase 44,4 55,6 66,7 61,1

(56)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS III

No Nama Siswa Aktivitas bertanya Aktivitas menjawab Aktivitas mengerjakan

tugas kelompok

Jumlah Siswa 10 11 13 12

Persentase 55,6 61,1 72,2 66,7

(57)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

No Aspek yang diamati Skor

I A Pendahuluan

1 Memotivasi siswa 2

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

3 Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 2

4 Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 3

II B Kegiatan Inti

1 Membuat kelompok 3

2 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2

3 Membimbing siswa melakukan kegiatan 2

4 Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 2

5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan 3

6 Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2

III C Penutup

1 Membimbing siswa membuat rangkuman 2

2 Memberikan evaluasi 3

Skor Perolehan 29

(58)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

No Aspek yang diamati Skor

I A Pendahuluan

1 Memotivasi siswa 3

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

3 Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 2

4 Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 3

II B Kegiatan Inti

1 Membuat kelompok 3

2 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2

3 Membimbing siswa melakukan kegiatan 3

4 Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 2

5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan 3

6 Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2

III C Penutup

1 Membimbing siswa membuat rangkuman 2

2 Memberikan evaluasi 3

Skor Perolehan 31

(59)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SIKLUS III

No Aspek yang diamati Skor

I A Pendahuluan

1 Memotivasi siswa 3

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

3 Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 3

4 Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 3

II B Kegiatan Inti

1 Membuat kelompok 3

2 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2

3 Membimbing siswa melakukan kegiatan 3

4 Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 3

5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan 3

6 Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2

III C Penutup

1 Membimbing siswa membuat rangkuman 2

2 Memberikan evaluasi 3

Skor Perolehan 33

(60)
(61)

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN WAY LIMA

SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAJA

Alamat : Jl. Raya Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Kode Pos 35381

SURAT KETERANGAN

Nomor : .

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asnawati, S.Pd

NIP : 19580107 197803 2 002 Jabatan : Kepala Sekolah

Instansi : SDN Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Menerangkan bahwa:

Nama : Yusdiana NPM : 1113109050

Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V SDN Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, pada bulanOktober 2013.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di: Baturaja

Pada tanggal : Oktober 2013

Kepala SDN Baturaja

Asnawati, S.Pd

(62)

Surat Kesediaan sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PTK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Riwayati, S.Pd. NIP : 19650903 198603 2 011 Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Yusdiana NPM : 1113109050 Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Baturaja, Juli 2013

Teman sejawat,

Sri Riwayati, S.Pd.

(63)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yusdiana NPM : 1113109050

Menyatakan bahwa:

Nama : Sri Riwayati, S.Pd. NIP : 19650903 198603 2 011 Jabatan : Guru kelas VI

Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Baturaja, Juli 2013

Kepala Sekolah, Peneliti,

Asnawati, S.Pd Yusdiana

(64)

Gambar

Tabel 1 Data hasil belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN Baturaja semester
Gambar 1. Siklus Spiral PTK (Kemmis dalam Sunyono: 2011:46)

Referensi

Dokumen terkait

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Tegangan di serat atas yaitu 0 mPa lebih kecil dari tegangan ijin pada waktu servis yaitu 3.54

Dari hasil yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Economic Value Added dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan pada periode tersebut dapat dikatakan baik karena

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

[r]

Cara mengatur jarak spasi di ms word - Memberikan spasi pada artikel yang ditulis di ms word bertujuan untuk memberikan jarak antara baris per baris dari setiap paragraf atau

As a result a client might send a correct request containing more filters than supported by the server, without any warranties about what the server will response. It usually raises

Data yang disembunyikan harus dapat diekstrasi kembali seperti proses pada gambar 1 Karena tujuan steganografi adalah pesan rahasia yang tersembunyi, maka pesan rahasia