• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

TERMINAL TAWANG ALUN JEMBER

MUHAMMAD AMIN SHODIQ

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2013

Muhammad Amin Shodiq

(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD AMIN SHODIQ. Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN.

Transportasi publik adalah salah satu komponen penting dari sistem transportasi perkotaan. Terminal bus merupakan bagian dari transportasi publik tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun rencana pengelolaan RTH pada terminal bus Tawang Alun berdasarkan evaluasi terhadap pengelolaan yang ada pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan survei lapang secara langsung yaitu dengan pengamatan, pengukuran, wawancara, serta kuesioner kepada sejumlah responden. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai bahan analisis SWOT untuk menyusun rekomendasi strategi pengelolaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa 1) organisasi pengelola sudah ada, namun belum memiliki suatu bagian yang secara spesifik yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan RTH, 2) jadwal rutin pemeliharaan hanya terstruktur untuk beberapa kegiatan serta metode kerja yang belum sesuai dengan standar, 3) jumlah tenaga kerja adalah 18 orang, sedangkan kebutuhan efektif untuk kegiatan pemeliharaan RTH hanya 6 orang, 4) jumlah alat dan bahan yang digunakan masih terbatas, dan 5) dana pemeliharaan untuk satu tahun yang tersedia adalah Rp 20.200.000, sedangkan jumlah yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 41.960.423.

Kata kunci:moda transportasi, pemeliharaan lanskap, rencana pengelolaan, SWOT, transportasi publik.

ABSTRACT

MUHAMMAD AMIN SHODIQ. Evaluation of Green Open Space Management in Tawang Alun Jember Bus Station. Supervised by HADI SUSILO ARIFIN.

Public transportation is an important infrastructure part of the city’s traffic system. Bus station is a part of the public transportation services. The objective of this research is to arrange the management plan of gren open space based on evaluation to the existing management in Tawang Alun Bus Station.This research used site survey approach that consist of observation, directly measurement, interviews, and questionaire to the respondents. The data obtained are then analyzed by SWOT that is analyze method to arrange the management strategy. Based on the result of this research, it was found that 1) management organization already existed but does not yet have a division that is specially responsible for the green open space maintenance, 2) the schedule is only done to some maintenance activities, furthermore working methods that do not fit the standard, 3) there ara 18 labour, but TTAJ only need 6 labour to maintain the green open space, 4) the amount of equipment and materials which is used still limited, and 5) the available budget for maintenance is Rp 20.200.000, but the required budget is Rp 41.960.423.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

EVALUASI PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

TERMINAL TAWANG ALUN JEMBER

MUHAMMAD AMIN SHODIQ

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB

(7)

Judul Skripsi : Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember

Nama : Muhammad Amin Shodiq

NIM : A44080018

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir Hadi Susilo Arifin, M.S. Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilakukan adalah Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penulis dalam menyelesaikan masa studi di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin M.S. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani masa perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

2. Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin M.Sc, dan Dr. Kaswanto yang telah memberikan saran dan masukan pada skripsi ini,

3. Kepala UPT Terminal Gatot Triyono Amd, LLAJ, ST selaku Kepala Terminal Tawang Alun Jember dan Bapak Nova Ritonga atas bimbingannya selama di lapangan,

4. Teman-teman seperjuangan di Mahos (Ali, Enjoy, Andre, Ndaru, Desi, Mario, Empe, Eja, Fathiin, Faris) dan teman-teman ARL45 lainnya. 5. Adik-adik kelas angkatan ARL 46, 47, 48, dan 49.

6. Derry Riskawati atas waktu, doa, dan semangatnya.

7. Miftakhul Bakhrir R. H, S.P. selaku kakak penulis, Roqibul M. N dan Atafii Habibi selaku adik penulis, Bapak Sururi dan Ibu Siti Fatimah selaku orangtua penulis, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih penerapan ilmu penulis sebagai rekomendasi bagi pengelolaan lanskap Terminal Tawang Alun Jember, khususnya pada pemeliharaan ruang terbuka hijau.

Bogor, April 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 3

Terminal sebagai Ruang Publik 3

Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Terminal 3

Pengelolaan Lanskap dan Pemberdayaannya 4

METODE 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Alat dan Bahan 7

Tahapan dan Metode Penelitian 7

HASIL PENELITIAN 13

Analisis Situasional Lokasi Penelitian 13

Aspek Ekologi 19

Aspek Sosial Budaya 20

Aspek Legal 29

Aspek Pengelolaan 30

PEMBAHASAN 32

Aspek Ekologi 32

Aspek Sosial Budaya 33

Aspek Legal 34

Aspek Pengelolaan 36

Analisis SWOT 37

Strategi Pengelolaan 44

SIMPULAN DAN SARAN 71

Simpulan 71

Saran 71

DAFTAR PUSTAKA 72

LAMPIRAN 74

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jenis Data yang Diperlukan 8

2 Matriks SWOT 12

3 Curah Hujan (mm) Kecamatan Rambipuji Menurut Bulan Tahun

2011 19

4 Jumlah Hari Hujan Kec. Rambipuji Menurut Bulan (2011) 19

5 Jenis dan Jumlah Vegetasi Penyusun RTH TTAJ 23

6 Banyaknya Bus dan Penumpang Menurut Bulan Tahun 2011 24 7 Tingkat Kepentingan Faktor Internal RTH TTAJ 39 8 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal RTH Terminal 40 9 Penilaian Bobot Strategis Internal Pengelolaan RTH Terminal 40 10 Penilaian Bobot Strategis Eksternal Pengelolaan RTH Terminal 40 11 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) RTH Terminal 41 12 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) RTH Terminal 41

13 Matriks SWOT Pengelolaan RTH TTAJ 43

14 Perangkingan Alternatif Strategi Pengelolaan RTH TTAJ 44 15 Kapasitas Kerja Operator Pemeliharaan Taman 47

16 Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Taman 48

17 Jumlah Tenaga Kerja Pemeliharaan RTH TTAJ 49

18 Biaya Pemeliharaan RTH TTAJ 51

19 Biaya Kebutuhan Bahan 52

20 Jenis, Fungsi, dan Jumlah Peralatan Pemeliharaan 64

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pikir Penelitian 2

2 Lokasi Terminal Tawang Alun 6

3 Matriks Internal Eksternal 11

4 Bagian Depan Terminal 14

5 Akses Terminal Tawang Alun Jember 14

6 Signage Terminal Tawang Alun Jember 15

7 Pos Kontrol Perjalanan Angkutan 15

8 Tempat Khusus Pemberangkatan MPU 16

9 Ruang Tunggu/Peron 16

10 Fasilitas Kantin dan Kios pada Terminal 16

11 Tata Ruang Eksisting Terminal Tawang Alun Jember 18

12 Musholla Terminal Tawang Alun 18

13 Kantor Pusat Terminal Tawang Alun 18

14 Fasilitas Parkir Motor 18

15 Curah Hujan Bulanan Kec. Rambipuji Tahun 2011 19

16 Taman pada Area Pelayanan 21

17 RTH sebagai Peneduh 21

18 RTH sebagai Penunjuk Arah pada Jalur Bus AKDP 22

19 Tumpukan Sampah pada Taman 22

20 Kondisi RTH Terminal Tawang Alun 23

(11)

22 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Jenis Kelamin 25 23 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Usia 25 24 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Pekerjaan 26 25 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir 26

26 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tempat Tinggal 27 27 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Frekuensi Datang ke

Terminal 27

28 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Jenis Angkutan 27 29 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tujuan 28 30 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Akses Menuju Terminal 28 31 Grafik Persepsi Pengguna Terhadap Suasana Terminal 29 32 Grafik Persepsi Pengguna Terhadap Fasilitas 29

33 Struktur Organisasi Pengelola RTH 31

34 Reklame pada Teminal 34

35 Tumpukan Sampah Penyebab Bau: Tumpukan pada Tempat Sampah

(kiri) dan Sampah pada Taman (kanan) 34

36 Pos Keamanan 35

37 Jalan/Paving yang Rusak 35

38 Matriks Internal-Eksternal (IE) RTH TTAJ 42

39 Rekomendasi Struktur Organisasi Pengelola RTH TTAJ 45

40 Contoh Vertical Garden 51

41 Lokasi Rekomendasi Vertical Garden 55

42 Contoh Pemangkasan Rumput dengan Mesin Pangkas Gendong 58

43 Pelatihan Tenaga Kerja Pemeliharaan 66

44 Papan Himbauan pada Taman 69

45 Jenis-jenis Pagar Taman 70

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Pengguna 74

2 Standar Pelaksanaan Kerja Pemeliharaan Taman dan Syarat-syarat

Umum Pelaksanaan Perawatan Taman dan Kebersihan 79 3 Standar Penampilan Komponen Tanaman dan Syarat-syarat Umum

Pelaksanaan Perawatan Taman Dan Kebersihan 84

4 Standar Penampilan Komponen Pelengkap Taman dan Syarat-syarat Umum Pelaksanaan Perawatan Taman Dan Kebersihan 88

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat, perkembangan transportasi publik sangat dibutuhkan untuk mengurangi polusi udara kota yang semakin buruk akibat bertambahnya jumlah kendaraan pribadi. Untuk itu pengadaan dan pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana transportasi publik harus dilaksanakan dengan baik. Salah satu fasilitas tersebut adalah terminal penumpang. Terminal penumpang adalah tempat yang paling penting sebagai titik pergantian moda angkutan umum dalam kota dan keberadaannya sangat dibutuhkan bagi masyarakat.

Agar semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan transportasi publik di terminal maka kenyamanan beraktifitas masyarakat harus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan cara optimalisasi pengelolaan lanskap pada terminal. Elemen lanskap yang sangat berpengaruh adalah keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di dalam terminal. Komponen utama RTH adalah tanaman yang berperan penting dalam menjaga iklim mikro dan memberi kenyamanan dalam lingkungan tersebut (Lestari dan Kencana 2008). Namun, keberadaan RTH dalam terminal seringkali tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik sehingga RTH yang ada tidak dapat memenuhi fungsi dan peranannya dengan maksimal.

Terminal Tawang Alun Jember (TTAJ) merupakan terminal penumpang utama dan terbesar yang ada di Kabupaten Jember. Keberadaan TTAJ sangat penting dan berpengaruh terhadap moda transportasi di Kabupaten Jember. Selain memenuhi kebutuhan transportasi dalam kota, terminal ini juga memenuhi kebutuhan lintas kota dan propinsi. Sebagai ruang publik,TTAJ juga memiliki RTH baik berupa taman maupun vegetasi lainnya. Pengelolaan RTH pada kawasan lanskap TTAJ tersebut masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik RTH yang ada di terminal tersebut. Penelitian ini diharapkan mampu membantu meningkatkan pelaksanaan pengelolaan RTH Tawang Alun dengan cara memberikan rekomendasi rencana pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun Jember.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menyusun rencana pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada TTAJ berdasarkan evaluasi terhadap pengelolaan yang ada pada saat ini.

Manfaat Penelitian

(14)

2

Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan kerangka pikir penelitian yang dibuat sebagai acuan penelitian yang dilakukan terhadap pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun Jember (TTAJ) (Gambar 1). Data yang dikumpulkan meliputi aspek ekologi, aspek sosial budaya, aspek legal serta aspek pengelolaan berkaitan dengan RTH TTAJ. Keberadaan RTH sebagai salah satu elemen pada lanskap pada TTAJ harus diperhatikan pengelolaannya. Pengelolaan RTH ini berkaitan dengan jenis-jenis RTH yang ada serta fungsi dan peranan RTH dalam menunjang aktifitas pengguna jasa transportasi di Terminal Tawang Alun Jember.

Untuk mengetahui pengelolaan yang ada pada saat ini maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan RTH TTAJ. Evaluasi pengelolaan RTH TTAJ juga dilakukan untuk mengetahui bahwa pengelolaan RTH TTAJ saat ini sudah memenuhi kebutuhan RTH tersebut atau belum. Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan menggunakan metode SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). Metode SWOT melihat kondisi pengelolaan RTH TTAJ yang ada pada saat ini dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki. Hasil analisis tersebut adalah strategi pengelolaan berupa tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan pengelolaan RTH TTAJ. Faktor-faktor tersebut dianalisis hingga menghasilkan rencana pengelolaan RTH TTAJ. Rencana pengelolaan yang dihasilkan mencakup bentuk struktur organisasi pengelola, jadwal dan metode kerja, tenaga kerja, alat dan bahan, serta rancangan anggaran biaya pengelolaan.

(15)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Terminal sebagai Ruang Publik

Ruang publik adalah suatu tempat yang dapat menunjukkan perletakan sebuah objek yang dapat diakses secara fisik maupun visual oleh masyarakat umum untuk melakukan aktifitasnya, baik aktifitas fisik maupun sosial (Hariyono 2007). Terminal adalah salah satu bentuk dari ruang publik. Sebagai ruang publik, terminal memilliki fungsi utama sebagai tempat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan transportasi dengan menggunakan jasa angkutan darat seperti bus dan angkutan kota.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, pada Pasal 1 disebutkan bahwa Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Menurut Juknis LLAJ tahun 1995 yang disitasi Karda (2010) fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi. Kenyamanan tersebut sangat dipengaruhi oleh fasilitas yang ada di dalam terminal tersebut.

Salah satu fasilitas penunjang yang dimaksud dalam Kepmenhub no. 31 tahun 1995 Pasal 3 adalah taman. Taman adalah salah satu bentuk ruang terbuka hijau (RTH) kota. Oleh karena itu pengelolaan taman di dalam terminal sebagai RTH perlu diperhatikan untuk menjaga keberlanjutan RTH tersebut sehingga dapat memenuhi fungsi dan peran pentingnya bagi pengguna jasa angkutan di dalam terminal.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Terminal

Taman adalah salah satu bentuk ruang terbuka hijau (RTH) kota yang memiliki fungsi dan peran penting bagi masyarakat kota. Salah satu fungsinya adalah sebagai fasilitas yang dapat memberi kenyamanan bagi pengguna jasa di terminal. Pada Pasal 1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 05/PRT/M/2008 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yang dimaksud dengan RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

(16)

4

keanekaragaman hayati; pengendali tata air; dan sarana estetika kota (Pasal 3). RTH berfungsi sebagai paru-paru kota karena keberadaannya sangat penting untuk menyerap serta mengolah gas polutan menjadi gas oksigen yang sangat kita butuhkan, menurunkan suhu lingkungan, dan peningkatan kelembaban melalui proses asimilasi dan evapotranspirasi yang dimilikinya (Joga dan Antar 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu hektar RTH mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen yang dapat dikonsumsi oleh 1500 orang per hari (Geralks yang disitasi Hakim 2011), mengurangi suhu hingga 5-8 derajat celsius, meredam kebisingan 25-80% (Carpenter 1975), dan menyerap gas polutan 75-80%. RTH merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem kota, selain berfungsi untuk memperbaiki lingkungan kota, area hijau ini juga berperan dalam memelihara kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupan penghuni kota (Hakim 2011). RTH pada terminal memiliki fungsi utama sebagai sarana estetika kota serta memperbaiki kualitas lingkungan pada kawasan terminal, terutama pengendali polusi udara serta penurunan suhu lingkungan, sehingga dapat memberi kenyamanan bagi pengguna ketika beraktifitas di dalam kawasan terminal.

Pengelolaan Lanskap dan Pemberdayaannya

Pengelolaan merupakan upaya manusia untuk mendayagunakan, memelihara dan melestarikan lanskap/lingkungan agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinyuitas kelestariannya. Pengelolaan lanskap adalah upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk merawat dan menjaga areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada didalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancang atau disain semula (Arifin dan Arifin 2005). Selain itu, kegiatan pemeliharaan bertujuan agar suatu areal lanskap memiliki suatu keindahan secara estetika serta nyaman dan aman (Dwianto 2008). Pengelolaan lanskap meliputi sumberdaya fisik dan biofisik lingkungan binaan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku (Wardiningsih 2005 yang disitasi Pujowati 2009).

Pengelolaan lanskap merupakan sebuah proses yang terdiri penetapan tujuan pengelolaan, penyusunan rencana operasional pengelolaan/pemeliharaan, pelaksanaan program pengelolaan, pemantauan pekerjaan pengelolaan, evaluasi, dan penyusunan ulang perencanaan pengelolaan jika diperlukan. Dalam mempersiapkan suatu rencana pengelolaan lanskap, diperlukan proses survey dan perekaman data mengenai kondisi lanskap saat ini kemudian merumuskan kebutuhan lanskap (Parker dan Bryan 1989 yang disitasi Sebastian 2009).

Pengelolaan suatu kawasan lanskap mempunyai beberapa prinsip yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dasar untuk mewujudkan program pengelolaan yang baik, yaitu (Sternloff dan Warren 1984):

a. memiliki tujuan dan standar pemeliharaan.

(17)

5 c. pelaksanaan pemeliharaan berdasarkan pada perencanaan pemeliharaan

tertulis dan bersifat logis untuk dilaksanakan.

d. jadwal operator pemeliharaan harus berdasarkan pada kebijakan dan prioritas yang benar.

e. pemeliharaan yang menekankan pada upaya pemeliharaan pencegahan/

preventif.

f. divisi pemeliharaan harus terorganisir dengan baik.

g. sumberdana yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan.

h. sumberdaya tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan fungsi pemeliharaan.

i. bertanggung jawab terhadap keamanan operator pemeliharaan serta masyarakat sekitar.

j. program pengelolaan harus dirancang untuk memelihara lingkungan alami. k. pemeliharaan menjadi pertimbangan utama dalam perancangan dan

pembuatan taman serta fasilitasnya.

l. operator pemelihara taman bertanggung jawab bagi pandangan masyarakat terhadap pengelola taman.

Pemberdayaan kembali atau revitalisasi adalah sebuah proses untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan juga nilai semula. Revitalisasi adalah upaya untuk mengembalikan serta menghidupkan kembali vitalitas yang pernah ada pada kawasan kota yang mengalami degradasi, melalui intervensi fisik dan nonfisik (rehabilitasi ekonomi, rekayasa sosial-budaya serta pengembangan institusional). Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat). Revitalisasi bertujuan untuk memberikan kehidupan baru yang produktif yang akan mampu memberikan kontribusi positif pada kehidupan sosial-budaya, terutama kehidupan ekonomi kota. Selain itu revitalisasi juga bertujuan untuk menciptakan suatu kawasan yang dapat dikatakan bermakna saat orang-orang yang berada di dalamnya merasa nyaman (Weinheimer III 1997).

Proses revitalisasi sebuah kawasan atau bagian kota mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik) kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives). Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi, dan revitalisasi sosial atau institusional (Sani 2008).

(18)

6

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Terminal Tawang Alun Jember yang terletak di Jalan Brawijaya, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. (Gambar 2). Waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai bulan Juli 2012 hingga Desember 2012 yang terdiri dari kegiatan persiapan, inventarisasi, analisis sintesis, pembuatan rencana pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun, dan diakhiri dengan pembuatan laporan akhir.

(Sumber: Bakosurtanal 2003)

(Sumber: Google.com) (Sumber: Googlemaps.com) Gambar 2 Lokasi Terminal Tawang Alun

(19)

Surabaya-Jember-7 Banyuwangi (lewat Tanggul dan lewat Kencong yang juga melewati kota Lumajang). Terminal ini juga melayani jalur Bus Patas (cepat terbatas) Jember-Yogya, Jember-Surabaya, Jember-Malang, serta Jember-Denpasar.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk penelitian ini antara lain :

a. Peralatan untuk mengumpulkan data (meteran, alat tulis, buku sketsa, kamera digital)

b. Alat-alat gambar

c. Program untuk deliniasi peta dengan AutoCAD 2010, serta untuk mengolah data responden kuesioner dengan Ms. Office Excel 2007.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah :

a. Buku-buku sebagai referensi dan tinjauan pustaka b. Peta tata ruang sebagai acuan

c. Kuisioner untuk wawancara

Tahapan dan Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri atas kegiatan persiapan dengan pembuatan proposal serta pengurusan perizinan, kemudian inventarisasi yaitu dengan pengambilan data di lapangan dan melalui pustaka, analisis sintesis dengan metode matriks SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat), kemudian dilanjutkan dengan pembuatan rencana pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun sesuai tujuan penelitian, dan diakhiri dengan pembuatan laporan akhir.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey lapang yaitu pengamatan secara langsung dan pengisian kuesioner serta wawancara dengan responden. Selain itu juga dilakukan pendekatan terhadap pustaka untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

Metode Pengambilan Data

Kegiatan pengambilan data dilakukan secara langsung di lokasi penelitian maupun melalui tinjauan pustaka. Data yang dikumpulkan meliputi aspek ekologi, aspek sosial budaya, aspek legal, serta aspek pengelolaan. Data tersebut difokuskan pada RTH eksisting serta pengelolaannya saat ini yang ada pada lokasi penelitian (Tabel 1).

Kemudian dilakukan pembuatan peta dasar berdasarkan deliniasi batasan Terminal Tawang Alun. Data ini diambil dari masterplan yang dimiliki oleh terminal dan diperkuat dengan wawancara terhadap pihak pengelola. Data ini didapatkan dari kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember. Kemudian dilakukan pengukuran secara langsung pada tapak untuk mendapatkan data pengukuran yang lebih akurat.

(20)

8

dan sample terhadap sejumlah responden. Key persons adalah pihak yang memiliki posisi paling penting dalam penentuan kebijakan pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun Jember. Metode untuk menentukan jumlah responden wawancara dan kuesioner pengguna adalah dengan menggunakan metode Slovin yang disitasi Umar (2005) dengan rumus berikut:

=/(1+ ��2 ) Keterangan:

n : jumlah responden yang dibutuhkan N : ukuran populasi

e : batas ketelitian

Tabel 1 Jenis Data yang Diperlukan

Jenis Data Unit Sumber Kegunaan

Ekologis Kondisi Umum

Letak koordinat Pihak pengelola Analisis deskriptif

Batasan m2 Pihak pengelola dan

Lapang Zonasi peta dasar

Vegetasi unit Lapang Analisis untuk evaluasi kondisi RTH Eksisting

jumlah pengguna orang Pihak pengelola

Analisis deskriptif

Perundangan terkait dokumen Pustaka

Analisis deskriptif sebagai acuan dalam rencana pengelolaan

Aspek Pengelolaan

program pengelolaan Program Pihak pengelola

Analisis deskriptif untuk mengetahui kondisi dan tujuan pengelolaan saat ini organisasi pengelola - Pihak pengelola

(21)

9 Metode Pengolahan Data

Pengolahan dan penyusunan data yang telah dikumpulkan pada tahap inventarisasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang deskripsi kondisi biofisik pada lokasi penelitian, deskripsi sosial budaya pengguna pada lokasi penelitian, dan deskripsi kegiatan pengelolaan yang ada saat ini. Data yang ada kemudian dianalisis untuk mengetahui potensi dan kendala pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun. Pengolahan data yang dilakukan adalah digitalisasi RTH TTAJ,analisis deskriptif, serta analisis karakteristik dan persepsi pengguna.

a. Digitalisasi RTH TTAJ

Data kondisi di lapangan didigitalisasi dengan menggunakan program AutoCAD. Data yang didigitalisasi merupakan data deliniasi batasan kawasan terminal, lahan terbangun, serta posisi dan jumlah RTH eksisting pada lokasi penelitian. Data ini kemudian dijadikan sebagai peta dasar yang digunakan sebagai acuan penelitian.

b. Analisis Deskriptif

Analisis yang dilakukan untuk mengolah data inventarisasi yang didapat dari pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pengelola, serta melalui studi pustaka. Analisis ini digunakan untuk menganalisis potensi dan kendala yang ada pada aspek ekologi dan biofisik, aspek sosial budaya, serta aspek pengelolaan yang telah dilakukan (Sandy 2010).

c. Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengguna

Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara serta penyebaran kuisioner kepada para pengguna terminal Tawang Alun Jember dengan jumlah yang ditentukan dengan metode Slovin. Responden untuk kuesioner dipilih secara acak. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan tentang karakteristik pengguna, persepsi terhadap kondisi terminal, serta harapan pengguna untuk pengelolaan lanskap terminal Tawang Alun Jember. Lembar kuisioner tersebut yang diberikan kepada responden dilampirkan (Lampiran 1). Jawaban dari kuesioner selanjutnya diolah dengan menggunakan Ms. Excel.

Metode Analisis SWOT

Metode analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan RTH TTAJ adalah metode analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti 1997). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi pengelolaan RTH TTAJ saat ini dengan membandingkan faktor internal dari kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal Sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan degan pembobotan dan pemberian rating (Sandy 2010). Kerangka atau tahapan kerja dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai berikut:

a. Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

(22)

10

dan kelemahan tersebut, serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antar faktor-faktor tersebut. Sedangkan penilaian faktor eksternal adalah untuk mengetahui pengaruh peluang dan ancaman yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua faktor peluang dan ancaman yang ada (David 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan RTH TTAJ.

b. Penentuan Bobot Setiap Variabel

Setelah diketahui faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan penentuan tingkat kepentingannya. Pemberian nilai tingkat kepentingan dilakukan kepada setiap faktor dengan kisaran nilai berikut (Kinnear dan Taylor 1991):

5 = sangat penting 4 = penting 3 = cukup penting 2 = kurang penting

1 = sangat kurang penting

Untuk faktor kekuatan dan peluang, semakin besar tingkat kepentingannya maka akan bernilai semakin besar, sedangkan untuk faktor kelemahan dan ancaman bernilai sebaliknya. Setelah mendapatkan nilai tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode Paired Comparison (perbandingan berpasangan). Penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 dengan penjelasan sebagai berikut (David 2008):

1. Bobot 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

2. Bobot 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

3. Bobot 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

4. Bobot 4 jika indikator faktor horizontal sangat lebih penting dibandingkan indikator faktor vertikal.

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan pembagian nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel (Kinnear dan Taylor 1991). c. Penentuan Peringkat (Rating)

Nilai pembobotan pada setiap variabel kemudian dikalikan dengan peringkat berdasarkan nilai tingkat kepentingannya untuk mendapatkan skor pembobotan. Total skor pembobotan didapatkan dari hasil penjumlahan skor pembobotan dari semua faktor strategis. Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE di bawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa faktor internal lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan faktor internal kuat. Hal yang sama juga berlaku untuk total skor pembobotan EFE (David 2008).

(23)

11 (Growth and Build); kolom III, V, dan VII untuk strategi yang mempertahankan dan memelihara (Hold and Maintain); serta kolom VI, VIII, dan IX untuk strategi pemanenan dan divestasi (Harvest and Divest) (David 2008).

Nilai total skor pembobotan dipetakan pada Matriks IE untuk mengetahui posisi pengelolaan RTH TTAJ saat ini pada kolom-kolom yang ada. Posisi tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan dan menyusun strategi yang tepat untuk pengelolaan RTH TTAJ.

d. Penyusunan Alternatif Strategi

Alat bantu untuk menyusun strategi pengelolaan RTH TTAJ adalah matriks SWOT (Tabel 2) yang berisi kemungkinan strategi alternatif yang dapat digunakan. Terdapat empat jenis strategi yang dihasilkan, yaitu:

1. Strategi SO, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengambil peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST, yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO, yaitu dengan mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan.

4. Strategi WT, yaitu dengan meminimalisir kelemahan-kelemahan untuk menghindari ancaman.

Gambar 3 Matriks Internal Eksternal

(24)

12

e. Pembuatan Tabel Rangking Alternatif Strategi

Penentuan rangking prioritas strategi yang telah dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait dan berpengaruh dalam strategi tersebut. Kemudian dilakukan penjumlahan skor pembobotan dari masing-masing faktor tersebut. Hasil perhitungan tersebut menjadi nilai bagi strategi yang ada. Penentuan rangking prioritas dilakukan berdasarkan urutan nilai strategi yang terbesar hingga yang terkecil. Perangkingan ini dilakukan secara subyektif dengan memaksimumkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunity) serta meminimumkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat).

Tabel 2 Matriks SWOT

Sumber: Rangkuti (1997)

Strategi Pengelolaan RTH TTAJ

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana program pengelolaan RTH sesuai dengan strategi yang telah dihasilkan dari analisis. Rencana pengelolaan tersebut meliputi struktur organisasi pengelola berdasarkan peranan serta deskripsi pekerjaan yang dimiliki olehmasing-masing bagian pengelola, kemudian dilakukan penghitungan tenaga kerja yang dibutuhkan, penyusunan jadwal kerja yang sesuai, penghitungan jumlah alat dan bahan yang digunakan dalam pengelolaan, hingga menghitung pembiayaan yang harus dikeluarkan untuk usaha pengelolaan yang dilakukan. Selain itu, disusun juga strategi-strategi lainsebagai rekomendasi terhadap pengelolaan RTH TTAJ selanjutnya.

Eksternal

Internal Opportunities Threats

Strenghts Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil

kesempatan yang ada

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi

Weakness

Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

Meminimumkan kelemahan dan

(25)

13

HASIL PENELITIAN

Analisis Situasional Lokasi Penelitian

Terminal Tawang Alun merupakan salah satu terminal yang terbesar dan memiliki peran yang sangat penting untuk moda transportasi umum di Kabupaten Jember. Terminal Tawang Alun melayani semua trayek angkutan kota, Mobil Penumpang Umum (MPU) untuk angkutan perdesaan, serta angkutan Bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) yang melayani perjalanan menuju kota Surabaya, Malang, Banyuwangi, hingga Denpasar. Oleh karena itu memiliki peranan yang sangat penting terhadap mobilitas masyarakat baik yang berasal dari Jember maupun perjalanan untuk menuju ke Jember.

Transportasi dalam kota Jember dapat dilayani oleh jasa angkutan kota dengan jumlah sebanyak 19 trayek. Masing-masing trayek ditandai dengan kode berupa huruf. Trayek tersebut menghubungkan Terminal Tawang Alun sebagai pusat dengan beberapa terminal lain yang ada di kota Jember seperti Terminal Arjasa, Terminal Pakusari, dan Terminal Ajung. Selain itu juga menghubungkan beberapa lokasi penting yang dijadikan endpoint/titik balik bagi angkutan kota, misalnya Kampus UNEJ, Alun-Alun Jember, Pasar Tanjung, pusat perdagangan, dan lain sebagainya.

Terminal Tawang Alun terletak di jalan Brawijaya, Kec. Rambipuji, Kabupaten Jember. Letaknya yang berada di pinggir jalan raya memudahkan pengguna untuk mengakses terminal ini (Gambar 4). Bagian sebelah utara TTAJ dibatasi oleh Jalan Brawijaya dan pertokoan, bagian timur dan selatan dibatasi oleh lahan pertanian, sedangkan bagian barat dibatasi oleh permukiman warga (Gambar 11). Luas keseluruhan Terminal Tawang Alun adalah 27.179,30 m2 dengan pembagian tata ruang terminal yang terdiri atas lima bagian, yaitu: 1) area penerimaan (6.432,47 m2), 2) area pelayanan (7.157,35 m2), 3) area angkutan MPU (3.096,47 m2), 4) area angkutan kota (1.853,65 m2), dan 5) area bus AKDP (8.639,36 m2).

(26)

14

jelas untuk masing-masing trayek. Pada masing-masing area tersebut terdapat pos keamanan, tetapi beberapa pos tidak terlihat adanya petugas keamanan.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4 Bagian Depan Terminal

Pada area pelayanan terdapat fasilitas-fasilitas utama yang dimiliki oleh terminal yaitu, peron atau ruang tunggu, kantin, rumah makan, kompleks pertokoan, toilet, musholla, tempat penurunan penumpang bus AKDP, serta Kantor Pusat Terminal Tawang Alun Jember. Koridor pejalan kaki pada area pelayanan ini merupakan penghubung antar area yang lainnya. Peron untuk penumpang angkutan kota dan MPU hanya berupa tempat duduk dari beton, sedangkan peron untuk penumpang bus AKDP berupa sebuah ruangan dengan tembok kaca, terdapat AC, toilet, tempat duduk, serta papan informasi digital (Gambar 9). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan lebih kepada para calon penumpang yang menunggu keberangkatan bus AKDP. Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya pengguna jasa angkutan kota dan MPU yang lebih memilih untuk menunggu di pintu keluar atau di kawasan luar terminal sehingga pihak pengelola terminal tidak menyediakan fasilitas yang lebih pada peron kedua area tersebut.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5 Akses Terminal Tawang Alun Jember: Pintu Keluar (kiri) dan Pintu Masuk (kanan)

(27)

15 (Gambar 12). Pada area pelayanan juga terdapat Pos Pengamanan yang menjadi tempat para petugas keamanan berkumpul. Kantin terletak diantara area angkutan MPU dan angkutan kota, terdapat 18 warung masing-masing berukuran 4 meter persegi. Selain itu, terdapat toko makanan kecil, oleh-oleh, maupun counter pulsa (Gambar 10). Fasilitas toilet total berjumlah 11 toilet khusus laki-laki, 11 toilet untuk perempuan, serta 5 toilet yang dapat dipergunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Toilet tersebut terletak tersebar merata di kawasan terminal sehingga mudah ditemui oleh para pengguna jasa. Untuk mempergunakan toilet tersebut para pengguna dikenakan tarif yang dibayarkan kepada penjaga yang juga bertugas untuk membersihkan toilet tersebut. Kantor pusat terminal terletak diantara area angkutan MPU dan area Bus AKDP (Gambar 13). Pada kantor tersebut terdapat ruangan Kepala Terminal, ruang administrasi terminal, serta ruang pusat informasi. Jadwal keberangkatan bus AKDP diumumkan melalui pengeras suara oleh pusat informasi tersebut sehingga dapat diketahui oleh calon penumpang yang menunggu di peron bus AKDP. Fasilitas tempat parkir motor terletak di bagian sisi barat terminal. Parkiran tersebut memiliki fasilitas berupa bangunan peneduh, pos petugas keamanan, dan toilet. Selain itu juga terdapat parkiran motor yang terletak di bagian area angkutan MPU (Gambar 14).

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 6 Signage Terminal Tawang Alun Jember

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(28)

16

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 8 Tempat Khusus Pemberangkatan MPU

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 9 Ruang Tunggu/Peron:

Peron Angkutan MPU (kiri) dan Peron Bus AKDP (kanan)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(29)

17

11

(30)

18

Gambar 11Tata Ruang Eksisting Terminal Tawang Alun Jember

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 12 Musholla Terminal Tawang Alun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 13 Kantor Pusat Terminal Tawang Alun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 14 Fasilitas Parkir Motor:

(31)

19 Aspek Ekologi

Iklim dan Cuaca

Berdasarkan data dari Cabang Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kabupaten Jember tahun 2011, rata-rata curah hujan tertinggi pada Kabupaten Jember terjadi pada bulan Desember sedangkan rata-rata terendah terjadi pada bulan Agustus. Banyaknya curah hujan Kec. Rambipuji pada 4 stasiun pengukur secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Gambar 15.

Tabel 3 Curah Hujan (mm) Kecamatan Rambipuji Menurut Bulan Tahun 2011

stasiun pengukur

Curah hujan (mm)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Rata-rata

Rambipuji 282 242 193 191 111 5 0 0 0 102 215 338 139,92

Dam makam 244 305 162 292 125 8 0 0 10 195 262 402 167,08

Curah Malang 251 213 156 262 157 2 5 0 0 34 187 444 142,58

Rawatamtu 267 242 182 338 127 19 7 0 0 69 239 464 162,83 Sumber: Cabang Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kab. Jember (2012)

Tabel 4 Jumlah Hari Hujan Kec. Rambipuji Menurut Bulan (2011)

stasiun pengukur

Hari hujan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Rambipuji 12 14 16 12 7 2 0 0 0 12 12 14

Dam makam 18 13 16 16 7 2 0 0 1 11 18 15

Curah Malang 17 14 14 11 8 1 1 0 0 6 16 15

Rawatamtu 15 13 15 16 8 2 2 0 0 7 15 21 Sumber: Cabang Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kab. Jember (2012)

Gambar 15 Curah Hujan Bulanan Kec. Rambipuji Tahun 2011

Berdasarkan data curah hujan diatas, jumlah bulan basah (> 60 mm) pada tahun 2011 adalah 8 bulan, sedangkan jumlah bulan kering (< 60 mm) adalah 4 bulan, maka dapat dihitung nilai rasio bulan kering terhadap bulan basah (Q) untuk menentukan jenis iklim dengan rumus:

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

mm

(32)

20

� =jumlah bulan kering

jumlah bulan basah × 100%

Jadi nilai Q yang didapat adalah = 4/8 X 100 % = 50 %. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson (1951), maka iklim pada Terminal tersebut termasuk kedalam tipe iklim C yaitu daerah agak basah (Koesmaryono dan Handoko 1995).

Tanah dan Hidrologi

Bentuk topografi lokasi penelitian datar, karena lokasi tersebut merupakan hasil bentukan lahan buatan dengan cara urugan. Seperti daerah Jember lainnya jenis tanah pada lokasi penelitian adalah jenis tanah latosol dan regosol (Maulana 2010). Pada aspek hidrologi, sumber air berasal dari sumber air tanah yang digali dan dipompa sebagai sumber utama kebutuhan air pada terminal, terutama untuk toilet. Kemudian limbah cair yang berasal dari toilet serta saluran drainase dialirkan langsung menuju ke sungai kecil yang terletak di sebelah timur dan selatan terminal. Penyiraman RTH pada terminal hanya mengandalkan turunnya hujan, tidak ada jadwal teratur penyiraman tanaman oleh pihak pengelola terminal. Vegetasi

Vegetasi pada RTH terminal cukup beragam yang terdiri dari beberapa jenis pohon, semak, dan tanaman penutup tanah berupa rumput dan herba. RTH tersebut tersebar merata pada kawasan terminal dalam bentuk taman, jalur hijau, serta tanaman dalam pot. Total luas RTH pada kawasan Terminal Tawang Alun Jember adalah sebesar 4.991,62 m2, atau sekitar 17,82% dari total luas wilayah terminal. Sebagian besar berfungsi sebagai elemen estetika pada kawasan terminal (Gambar 16). Terdapat juga vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh misalnya pada area parkiran motor dan area tunggu angkutan kota (Gambar 17). Selain itu, terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai pembatas sekaligus sebagai pengarah bagi kendaraan umum yang akan meninggalkan terminal, misalnya pada area jalur keluar bus (Gambar 18).

Berdasarkan pengamatan pada lokasi, RTH terminal didominasi oleh pohon, sedangkan semak dan tanaman penutup tanah terlihat pada beberapa sudut sebagai penambah estetika lingkungan terminal. Namun kondisi vegetasi tersebut terlihat tidak terawat dengan baik dan terkesan dibiarkan tumbuh liar begitu saja (Gambar 20). Selain itu, tinggi pagar taman yang terlalu pendek menyebabkan pengguna dapat dengan mudah membuang sampah pada area taman (Gambar 19). Oleh karena itu dibutuhkan suatu tindakan pemeliharaan dengan jadwal yang terstruktur dengan baik agar RTH pada kawasan terminal tersebut dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Jumlah dan jenis tanaman penyusun RTH TTAJ dapat dilihat pada Tabel 5.

Aspek Sosial Budaya

(33)

21 daerah dalam kota Jember saja, tetapi masyarakat dari luar Jember juga dapat ikut memanfaatkan moda transportasi umum tersebut.

Tujuan masyarakat menggunakan moda transportasi tersebut cukup beragam, mulai dari sebagai sarana untuk menuju ke sekolah, tempat kerja, hingga untuk bepergian. Hal ini mempengaruhi intensitas penggunaan terminal. Terdapat kelompok masyarakat yang menggunakan jasa transportasi di terminal secara rutin setiap hari maupun secara berkala baik itu mingguan, bulanan, maupun tahunan.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 16 Taman pada Area Pelayanan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(34)

22

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 18 RTH sebagai Penunjuk Arah pada Jalur Bus AKDP

Berdasarkan data dari Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Balai Pelayanan LLAJ Wilayah V Jember, jumlah MPU mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2011 tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 271 unit. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, jumlah penumpang bus cenderung mengalami penurunan dari tahun 2009 hingga tahun 2011 (Jember Dalam Angka 2012). Secara rinci dapat dilihat dari Tabel 6. Peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas terminal perlu dilakukan untuk mencegah tingkat penurunan pengguna jasa transportasi umum yang dapat menimbulkan ledakan jumlah kendaraan pribadi. Usaha tersebut dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi umum sehingga dapat menimbulkan dampak positif untuk mengurangi polusi udara kota Jember.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(35)

23

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 20 Kondisi RTH Terminal Tawang Alun Tabel 5 Jenis dan Jumlah Vegetasi Penyusun RTH TTAJ

No Nama lokal Nama ilmiah Jumlah Satuan

Pohon

1 Kersen Muntingia calabura L. 2 pohon 2 Petai cina Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit 4 pohon 3 Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea Linn. 1 pohon 4 Palem ekor tupai Wodyetia bifurcata 47 pohon 5 Palem putri Veitchia merilii (Becc.) Becc. 48 pohon

6 Pepaya Carica papaya L. 9 pohon

7 Glodogan tiang Polyalthia longifolia Sonn. 6 pohon 8 Tanjung Mimusops elengi L. 40 pohon 9 Angsana Pterocarpus indicus Willd. 48 pohon 10 Cemara gembel Cupressus papuana 4 pohon 11 Glodogan bulat Polyalthia fragrans (Dalz.) Bedd. 1 pohon 12 Ketapang Terminalia catappa L. 7 pohon 13 Lontar Borassus flabellifer L. 1 pohon 14 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. 2 pohon 15 Palem aja Roystenia regia (Kunth) O.F.Cook 4 pohon 16 Palem sadeng Lavistona rotundifolia Lam. 2 pohon

Perdu

17 Euphorbia Euphorbia milii Ch.Des Moulins 0,72 m2 18 Puring Codiaeum variegatum Bi. 3 rumpun

Semak

19 Palem wregu Rhapis excelsa (Thunb.) A. Henry 4 batang 20 Teh-tehan Acalypha macrophylla Oliv. 58 rumpun 21 Bambu jepang Arundinaria pumila 8 rumpun 22 Duranta Duranta repens Auct. Non Jacq 1 rumpun 23 Patah tulang Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit. 94,27 m2

Rumput dan herba

(36)

24

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 21 Jenis Kendaraan Jasa Transportasi: Angkutan Kota (kiri atas), Bus AKDP (kanan atas), Angkutan MPU (kiri bawah), dan Taxi (kanan bawah) Tabel 6 Banyaknya Bus dan Penumpang Menurut Bulan Tahun 2011

No Bulan Berangkat Datang

Bus Penumpang Bus Penumpang

1 Januari 7.542 121.052 7.542 94.987

2 Februari 6.786 106.943 6.786 83.884

3 Maret 7.394 116.392 7.394 91.828

4 April 7.170 114.741 7.170 90.817

5 Mei 7.433 113.011 7.433 92.295

6 Juni 7.172 112.908 7.172 91.663

7 Juli 8.554 136.949 8.554 108.327

8 Agustus 8.336 133.283 8.336 108.947

9 September 9.095 188.871 9.095 140.732

10 Oktober 8.746 134.881 8.746 109.329

11 November 8.499 137.203 8.499 106.754

12 Desember 8.619 141.192 8.619 109.547

tahun 2011 95.346 1.557.426 95.346 1.229.110 tahun 2010 75.919 1.635.689 72.717 1.309.404 tahun 2009 78.310 1.615.512 78.310 1.339.540

(37)

25 Analisis Karakteristik Pengguna Jasa

Penyebaran kuesioner dan wawancara dilakukan terhadap 106 orang responden yang dipilih secara acak untuk mengetahui karakteristik pengguna jasa Terminal Tawang Alun. Jumlah minimum kuesioner didapat dari perhitungan metode Slovin dengan data populasi menggunakan jumlah pengguna jasa terminal pada tahun 2011 (Jember Dalam Angka 2012). Karakteristik yang ditanyakan meliputi sembilan hal, yaitu: 1) Jenis Kelamin, 2) Usia, 3) Pekerjaan, 4) Pendidikan Terakhir, 5) Frekuensi Datang ke Terminal, 6) Status Tempat Tinggal, 7) Tujuan Penggunaan Jasa, 8) Jenis Jasa Transportasi yang Digunakan, serta 9) Kendaraan Menuju Terminal.

Data responden terdiri dari 60% orang berjenis kelamin laki-laki dan 40% orang perempuan (Gambar 22). Sebagian besar pengguna jasa berusia 14-25 tahun yaitu sebanyak 84%, kemudian 15% berusia 25-55 tahun, serta 1% responden berusia <14 tahun (Gambar 23). Sebanyak 73% responden masih berstatus pelajar/mahasiswa, 10% sebagai karyawan swasta, 12% sebagai pegawai negeri sipil, 3% sebagai wirausaha, dan 2% tidak menyebutkan pekerjaannya (Gambar 24). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 60% responden adalah lulusan SMA, 27% responden lulusan sarjana, 9% responden lulusan diploma, 2% responden lulusan SMP, dan 2% lulusan SD (Gambar 25).

Gambar 22 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 23 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Usia

60% 40%

laki-laki

perempuan

84%

1%

15%

14-25 tahun

< 14 tahun

(38)

26

Berdasarkan kuesioner, pengguna jasa terminal sebagian besar merupakan penduduk dalam kota Jember yaitu sebanyak 79% responden, sedangkan 21% responden merupakan penduduk luar kota Jember (Gambar 26). Intensitas penggunaan terminal dapat dilihat dari frekuensi pengguna jasa datang ke terminal yaitu sebanyak 43% datang ke terminal setiap satu bulan sekali, 36% setiap setahun sekali, 8% seminggu 3 kali atau lebih, 4% setiap hari kerja, 4% seminggu sekali, 2% pada akhir pekan, serta 3% baru pertama kali datang ke terminal (Gambar 27).

Gambar 24 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 25 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan jenis angkutan yang digunakan, 43% responden menjawab menggunakan jasa angkutan kota. Sedangkan 57% responden menggunakan bus AKDP untuk tujuan yang lebih jauh (Gambar 28). Sebanyak 81% responden menggunakan jasa transportasi umum untuk bepergian, 16% untuk sekolah, serta 3% untuk bekerja (Gambar 29). Berdasarkan data kuesioner 62% responden menggunakan kendaraan pribadi, sedangkan 38% responden menggunakan angkutan umum (Gambar 30).

12%

10%

73%

3% 2%

Pegawai Negeri Sipil

Karyawan Swasta

Pelajar/Mahasiswa

Wirausaha

Lain-Lain

2%

60% 9%

27%

2%

SD

SMA

diploma

sarjana

(39)

27

Gambar 26 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tempat Tinggal

Gambar 27 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Frekuensi Datang ke Terminal

Gambar 28 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Jenis Angkutan

79% 21%

Penduduk dalam kota Jember

Penduduk luar kota Jember

4%

4%

8%

43% 36%

3% 2%

Setiap hari kerja

seminggu sekali

seminggu 3 kali atau lebih

sebulan sekali

setahun sekali

pertama kali

akhir pekan

43%

57%

angkutan kota

(40)

28

Gambar 29 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tujuan

Gambar 30 Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Akses Menuju Terminal Analisis Persepsi Pengguna

Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil dari data kuesioner. Persepsi pengguna terhadap kebersihan terminal paling tinggi menyatakan cukup dengan persentase 49,06 %; kemudian 40,57 % menyatakan kurang; sedangkan 10,38 % menyatakan baik. Selanjutnya persepsi pengguna terhadap kenyamanan terminal sebanyak 49,06 % menyatakan kurang; 41,51 % menyatakan cukup; dan 9,43 % menyatakan baik. Untuk persepsi pengguna terhadap keamanan terminal, sebanyak 40,57 % menyatakan cukup; 32,08 % menyatakan kurang; dan 27,36 % menyatakan baik. Persepsi pengguna Terminal Tawang Alun Jember dapat dilihat pada Gambar 31.

Gambar 32 menunjukkan grafik persepsi pengguna terhadap fasilitas yang ada pada Terminal Tawang Alun Jember. Persepsi pengguna terhadap toilet yang ada paling tinggi menyatakan cukup yaitu sebanyak 67,92 %; kemudian 22,64 % menyatakan baik; dan 9,43 % menyatakan kurang. Persepsi pengguna terhadap peron (ruang tunggu) paling tinggi sebanyak 65,09 % menyatakan cukup; 14,15 % menyatakan kurang; serta 20,75 % menyatakan baik. Untuk tempat ibadah pada terminal (mushola) sebanyak 42,45 % menyatakan baik; 33,96 % menyatakan cukup; dan 21,70 % menyatakan kurang. Kemudian untuk fasilitas kantin, sebanyak 39,62 % menyatakan kurang; 36,79 % menyatakan cukup; dan 23,58 % menyatakan baik. Fasilitas parkir menurut pengguna adalah sebanyak 43,40 %

81% 16%

3%

bepergian

sekolah

bekerja

38%

62%

angkutan umum

(41)

29 menyatakan kurang; 38,68 % menyatakan cukup; dan 17,92 % menyatakan baik. Sedangkan untuk fasilitas taman yang ada pada terminal, sebanyak 50,00 % menyatakan kurang; 43,40 % menyatakan cukup; dan 6,60 % menyatakan baik.

Gambar 31 Grafik Persepsi Pengguna Terhadap Suasana Terminal

Gambar 32 Grafik Persepsi Pengguna Terhadap Fasilitas Aspek Legal

Berdasarkan pasal 3 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, salah satu fasilitas penunjang yang harus ada pada kawasan sebuah Terminal adalah Taman, atau secara umum bisa disebut sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Taman tersebut memiliki banyak fungsi yaitu sebagai sarana untuk memperindah lingkungan terminal, karena taman tersebut sebagai salah satu bentuk RTH Kawasan Perkotaan (RTHKP). Hal ini tercantum pada pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2007

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00

kebersihan kenyamanan keamanan

%

baik cukup kurang

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00

toilet peron tempat

ibadah

kantin parkir taman

%

(42)

30

tentang Penataan RTHKP. Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor: HK.209/1/2/DRJD/2012 tentang Kebersihan Lingkungan Kerja, Sarana dan Prasarana Transportasi Darat menginstruksikan bahwa pengelola terminal untuk melakukan penghijauan dan memanfaatkan lahan kosong sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta menyusun program pemeliharaannya. Berdasarkan pasal 29 UU nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, disebutkan bahwa proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah perkotaan paling sedikit adalah 20 % dari total luas wilayah tersebut.

Aspek Pengelolaan Program Pengelolaan

Program Pengelolaan yang dilaksanakan oleh pihak pengelola Terminal adalah kegiatan rutin berupa pengelolaan kebersihan terminal secara keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ini:

1. pembersihan area terminal dengan penyapuan secara rutin 3 kali/hari pada seluruh area pada pukul 05.30, 10.00, dan 16.00.

2. pengangkutan sampah yang ada di area terminal ke tempat penampungan sampah dan diangkut oleh petugas Dinas Kebersihan Kab. Jember.

3. pembersihan toilet umum secara rutin.

4. pengecatan fasilitas yang dilakukan secara insidental sesuai kebutuhan. Selain itu, juga dilakukan kegiatan pemeliharaan taman-taman yang ada di dalam kawasan terminal, yaitu sebagai berikut ini:

1. penyiraman

penyiraman tanaman tidak dilakukan secara rutin. Penyiraman hanya dilakukan sebulan sekali jika tidak turun hujan. Penyiraman tanaman hanya mengandalkan adanya air hujan. Penyiraman dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana seperti gayung dan ember dari sumber air secara langsung.

2. pemupukan

pemupukan tanaman dilakukan secara rutin, yaitu sebulan sekali dengan menggunakan pupuk urea sebanyak kurang lebih 10 kilogram untuk seluruh tanaman yang ada di terminal.

3. pemangkasan

pemangkasan dilakukan tidak terjadwal. Pemangkasan dilakukan apabila terdapat cabang atau ranting pohon yang dapat dirasa dapat mengganggu aktifitas di terminal. Pemangkasan dilakukan dengan peralatan sederhana seperti parang dan sabit.

4. penyulaman dan penanaman

penyulaman dilakukan apabila terdapat lahan pada taman yang terlihat kosong dengan menggunakan tanaman hasil setek atau tunas dari tanaman pada area lain yang masih baik.

Organisasi Pengelola

(43)

31 kerja dan lokasi yang ada di terminal. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada waktu pagi hingga sore adalah 14 pekerja dengan pembagian lokasi untuk landasan bus dikelola oleh 5 orang pekerja, landasan angkutan kota 5 orang, Mobil Penumpang Umum (MPU) 2 orang, serta untuk pemeliharaan taman sebanyak 2 orang. Pada waktu malam hari terdapat 4 orang pekerja yang bertugas untuk semua ruang yang ada di terminal. Bagan organisasi pengelola RTH Terminal Tawang Alun Jember dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33 Struktur Organisasi Pengelola RTH Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan masih sederhana dan jumlahnya terbatas. Peralatan yang dimiliki oleh pengelola terminal adalah sapu dan serokan sebanyak 18 pasang yang diberikan kepada masing-masing petugas kebersihan, 3 unit gerobak sampah, dan 1 buah sabit. Pengelola juga memiliki satu buah bangunan yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan peralatan, namun kondisinya kurang baik. Kegiatan pemeliharaan sebagian besar menggunakan swadaya dari petugas kebersihan itu sendiri.

Untuk bahan yang digunakan berupa air dan pupuk. Air digunakan untuk menyiram tanaman yang diambil langsung secara manual dari sumber air. Pupuk digunakan untuk menambah zat hara tanah untuk tanaman. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea sebanyak 10 kilogram dalam satu kali pemupukan yang dilakukan dalam 1 bulan.

Anggaran Biaya

(44)

32

PEMBAHASAN

Aspek Ekologi Iklim

Data cuaca pada tahun 2011 menunjukkan fluktuasi jumlah curah hujan yang cukup signifikan. Rata-rata curah hujan harian tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 412 mm. Sedangkan untuk rata-rata hujan harian terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 0,00 mm. Keempat stasiun pengukur pada Kec. Rambipuji mendata sama sekali tidak terjadi hujan pada bulan Agustus. Hal ini seharusnya dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola terminal terutama untuk penyiraman tanaman pada pemeliharaan fisik RTH Terminal. Sebaiknya penyiraman tanaman dapat dijadwalkan secara rutin dengan menggunakan sumber air buatan, jadi tidak hanya mengandalkan air hujan. Iklim tropis pada daerah Jember yang sangat baik untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Apabila dipadukan dengan pengelolaan yang baik maka sifat fisik tanaman pada RTH terminal akan muncul dan dapat berfungsi dengan optimal.

Tanah dan Hidrologi

Berdasarkan data, jenis tanah pada lokasi penelitian adalah tanah Latosol dan Regosol. Jenis tanah ini merupakan jenis tanah yang umum ditemukan pada daerah di Kabupaten Jember lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh posisi Kabupaten Jember yang diapit oleh Pegunungan Iyang dan Pegunungan Ijen. Jenis tanah ini memiliki tingkat kesuburan yang cukup tinggi sehingga sangat cocok untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan tanaman (Sudewa 2011). Selain itu keberadaan sungai sebagai saluran irigasi lahan pertanian di bagian timur dan selatan terminal dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk pemeliharaan RTH Terminal Tawang Alun Jember.

Vegetasi

Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi, pada RTH terminal Tawang Alun terdapat 26 spesies tanaman. Tanaman-tanaman tersebut terdiri dari jenis tanaman penutup tanah, semak, perdu, hingga pohon. Sebagian besar tanaman tersebut berfungsi sebagai estetika. Selain itu beberapa tanaman berfungsi sebagai peneduh, pengarah, pembatas, dan produksi. Pada saat ini fungsi-fungsi tersebut masih berjalan dengan baik, namun pada beberapa titik RTH tersebut tidak berfungsi sebagai mana mestinya karena kondisinya yang kurang mendapat perhatian penuh dari pihak pengelola. Oleh karena itu, RTH yang sudah ada sebisa mungkin dipertahankan dan mendapatkan pemeliharaan fisik yang baik agar dapat memenuhi fungsinya dengan optimal.

(45)

33 pada lingkungan terminal, terutama pada kawasan peron. Lahan potensial untuk RTH sementara ini hanya dimanfaatkan sebagai tempat reklame (Gambar 34).

Aspek Sosial Budaya

Berdasarkan data kuesioner, jumlah pengguna terminal berdasarkan jenis kelamin tidak terlalu berbeda secara signifikan. Namun, berdasarkan usia pengguna terminal didominasi oleh pengguna berusia 14-25 tahun dan 25-55 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna jasa terminal berada pada usia produktif. Hasil ini disebabkan karena sebagian besar pengguna jasa membutuhkan kendaraan umum untuk mobilitas dalam memenuhi kegiatan mereka sehari-hari. Mobilitas pengguna jasa dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang dimiliki oleh para pengguna jasa tersebut. Sebagian besar pengguna adalah pelajar/mahasiswa dan pegawai negeri sipil.

Pengguna yang bertempat tinggal di Kota Jember lebih banyak daripada pengguna yang bertempat tinggal di luar Kota Jember. Jenis jasa angkutan dipengaruhi oleh tujuan penggunaan jasa transportasi tersebut. Para pengguna di terminal lebih banyak menggunakan jasa transportasi Bus AKDP dengan intensitas tertinggi adalah satu bulan sekali. Tujuannya penggunaan jasa tersebut sebagian besar adalah untuk bepergian. Sedangkan untuk pengguna yang membutuhkan mobilitas untuk jarak dekat dapat menggunakan angkutan kota yang dapat berhenti dimanapun sehingga pengguna tidak perlu menunggu di dalam terminal. Sebagian besar pengguna menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju ke terminal dan hampir setengahnya memanfaatkan fasilitas parkir yang disediakan oleh pihak terminal. Namun, sepertiga dari jumlah responden menggunakan jasa angkutan umum juga untuk menuju ke terminal. Hal inimenunjukkan bahwa fungsi terminal sebagai tempat pergantian moda transportasi masyarakat masih berjalan dengan baik.

Persepsi pengguna terhadap kebersihan terminal adalah cukup baik. Hal ini terlihat dari pendapat responden bahwa jumlah tempat sampah kurang tersedia, terlihat tumpukan sampah pada tempat tertentu yang menimbulkan bau tidak sedap, serta terlihat genangan air pada selokan (Gambar 35). Sampah tersebut menumpuk pada tempat sampah yang melebihi kapasitasnya, selain itu juga terdapat tumpukan sampah pada areal taman. Hal ini disebabkan karena pengguna dapat membuang sampah dengan mudah akibat ketinggian pagar taman yang terlalu rendah. Persepsi pengguna terhadap keamanan terminal adalah cukup baik, namun sebagian besar responden menyatakan bahwa petugas keamanan kurang terlihat dan jumlah pos keamanan masih kurang. Hal tersebut terjadi karena petugas keamanan terpusat di area peron bus, sedangkan beberapa pos keamanan terlihat tanpa petugas keamanan (Gambar 36).

(46)

34

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 34 Reklame pada Teminal

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 35 Tumpukan Sampah Penyebab Bau:

Tumpukan pada Tempat Sampah (kiri) dan Sampah pada Taman (kanan) Aspek Legal

(47)

35

(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 36 Pos Keamanan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 37 Jalan/Paving yang Rusak:

Paving pada Peron (kiri) dan Jalur Pejalan Kaki (kanan)

(48)

36

pengendalian hama dan penyakit tanaman. Hal ini diperkuat dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan agar pengelola terminal dapat memanfaatkan lahan kosong sebagai RTH serta harus menyusun program pemeliharaannya. Jumlah proporsi RTH eksisting pada TTAJ adalah sebesar 17,82%, sedangkan pada UU nomor 26 tahun 2007 dinyatakan bahwa proporsi RTH publik pada wilayah perkotaan paling sedikit adalah sebesar 20%. Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan jumlah RTH pada kawasan Terminal Tawang Alun Jember.

Aspek Pengelolaan

Beberapa program pengelolaan yang telah dilakukan sudah cukup baik, namun sebagian besar program tidak terjadwal secara rutin. Kegiatan yang dilakukan secara rutin dan terjadwal hanya penyapuan area terminal dan pembersihan toilet. Sedangkan untuk pemeliharaan fisik taman, kegiatan rutin yang dilakukan hanya pemupukan, namun hal tersebut juga dilakukan tanpa melalui perhitungan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman. Kegiatan pemeliharaan fisik lain seperti penyiraman, pemangkasan, dan penyulaman dilakukan hanya apabila dirasa perlu oleh pengelola. Hal ini menyebabkan kondisi RTH terminal yang kurang menunjukkan sifat fisik yang optimal.

Tanaman sebagai salah satu elemen dalam taman perlu dipelihara keberadaannya. Kegiatan pemeliharaan tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan taman. Keberhasilan pemeliharaan tanaman akan turut menunjang penampilan tanaman itu sendiri. Pada dasarnya tanaman memerlukan perawatan yang baik sesuai dengan kebutuhan dan syarat tumbuhnya. Apabila tidak dirawat dengan baik tanaman tidak akan menampilkan sifat fisik yang diinginkan, layu, berpenyakit, bahkan mati (Arifin 2005). Agar tujuan dari setiap pemeliharaan tercapai, maka pemeliharaan perlu dilakukan secara terjadwal sesuai dengan kebutuhan masing-masing kegiatan.

Program pengelolaan tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak dikelola oleh organisasi yang baik. Organisasi pengelola RTH Terminal Tawang Alun sudah ada tetapi belum memiliki suatu bagian yang secara spesifik bertugas untuk pemeliharaan RTH. Pengelolaan lanskap terminal saat ini masih terbatas pada pengelolaan kebersihan dibawah bagian Penanggung Jawab Kebersihan. Sebaiknya terdapat suatu bagian yang bertugas untuk mengatur dan mengawasi pemeliharaan RTH pada Terminal, bisa disebut dengan Penanggung Jawab Pemeliharaan Taman. Zonasi kerja telah dilakukan berdasarkan lokasi, namun hal tersebut kurang efektif untuk pemeliharaan taman karena jumlah dan tingkat pemeliharaan pada masing-masing zona berbeda secara signifikan. Jumlah tenaga kerja kebersihan sudah cukup dan dapat diberdayakan sebagai operator pemeliharaan taman. Untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu pelatihan.

Gambar

Gambar 12  Musholla Terminal Tawang Alun
Gambar 16  Taman pada Area Pelayanan
Gambar 19  Tumpukan Sampah pada Taman
Gambar 20  Kondisi RTH Terminal Tawang Alun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ruang terbuka hijau aktif memiliki peran yang sangat penting dalam lingkungan perkotaan dan merupakan bagian penting dari struktur pembentuk kota, dimana memiliki

Salah satu sarana transportasi darat yang utama adalah terminal bus.. Terminal dapat menjadi pusat perpindahan baik dalam kota maupun

6 Pekerjaan Umum Menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, nyaman, terjangkau, dan ramah lingkungan. 7 Pekerjaan Umum Menyediakan sistem transportasi yang aman,

Alun-alun adalah salah satu ruang terbuka publik di dalam kota yang berfungsi sebagai wadah berbagai aktivitas sosial seperti upacara pada hari besar, acara perlombaan,

• Salah satu pilar smart city adalah smart environment , berupa akses informasi mengenai lokasi dan fasilitas dari taman, pemakaman, dan Ruang Publik Terpadu

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pola aktivitas pemanfaatan ruang terbuka publik di Alun-alun Batu dengan keterkaitan pelaku aktivitas, waktu aktivitas dan

12 Institut Teknologi Nasional BAB 2 PENGERTIAN TERMINAL, FUNGSI TERMINAL, FASILITAS TERMINAL DAN PELAYANAN TERMINAL 2.1 Terminal Terminal adalah salah satu komponen dari

Ruang Terbuka Hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau tidak