• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Nama peneliti : Wenty Eriani Br. Sembiring

Judul penelitian : Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara Medan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok.Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu agar dapat berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden yang saya teliti.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun.Semua informasi yang didapat dari ibu dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.Saya ucapkan terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Maret 2016

Peneliti Responden

(3)
(4)
(5)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Wenty Eriani Br. Sembiring

Tempat / Tanggal Lahir : Kendit/ 22 Juni 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat

Riwayat Pendidikan :

1. 2000 - 2006 : SD Negeri 054896 Sei Musam Kendit 2. 2006 - 2009 : SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai 3. 2009 - 2012 : SMA Swasta Cahaya Medan

(6)

HASIL RELIABILITAS PENGETAHUAN

NO

RESPONDEN P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL

1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 6

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

3 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5

4 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5

5 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 5

6 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 5

7 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7

8 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6

9 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6

10 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 6

11 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 5

12 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7

13 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8

14 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6

15 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7

16 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8

17 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4

18 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5

19 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4

20 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7

21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8

(7)
(8)

HASIL RELIABILITAS SIKAP

NO

RESPONDEN S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 TOTAL

1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 17

2 3 2 2 1 3 1 1 1 1 1 16

3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16

4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 19

5 2 2 3 2 2 3 1 1 1 2 19

6 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16

7 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 22

8 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 22

9 2 2 3 1 2 1 1 2 3 3 20

10 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 22

11 3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 17

12 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 25

13 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 14

14 3 2 2 2 3 2 1 2 1 1 19

15 3 3 3 2 2 3 1 1 1 1 20

16 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 19

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

18 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 26

19 3 2 2 1 3 3 1 2 1 2 20

20 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 19

21 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 19

(9)

23 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 22

24 3 3 2 1 3 1 1 1 1 1 17

25 2 2 3 2 1 2 1 2 1 1 17

26 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 21

27 3 2 2 1 3 2 2 2 1 1 19

28 3 2 2 1 3 1 1 1 1 1 16

29 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 14

30 2 2 3 2 3 2 1 1 1 2 19

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(10)

HASIL RELIABILITAS TINDAKAN

NO

RESPONDEN T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 TOTAL

1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7

2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

4 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6

5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8

6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

8 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4

9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8

10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

13 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7

14 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6

15 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6

16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8

17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7

18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9

19 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6

20 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

(11)
(12)

MASTER DATA PENGETAHUAN

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL KATEGORI

1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 CUKUP

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK

3 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 BAIK

4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

5 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 CUKUP

6 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 CUKUP

7 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 BAIK

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK

9 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 CUKUP

10 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 CUKUP

11 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 CUKUP

12 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 BAIK

13 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6 CUKUP

14 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 CUKUP

15 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 6 CUKUP

16 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 BAIK

17 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 CUKUP

18 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 CUKUP

19 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 5 CUKUP

20 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 CUKUP

21 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 6 CUKUP

(13)

23 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 CUKUP

24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 BAIK

25 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 CUKUP

26 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 CUKUP

27 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 5 CUKUP

28 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 5 CUKUP

29 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

30 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 CUKUP

31 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 BAIK

32 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 BAIK

33 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 CUKUP

34 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 CUKUP

35 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 6 CUKUP

36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK

37 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6 CUKUP

38 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 CUKUP

39 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 BAIK

40 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 CUKUP

41 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 BAIK

42 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 CUKUP

43 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 BAIK

44 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 CUKUP

45 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 4 CUKUP

46 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 7 BAIK

(14)

48 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 5 CUKUP

49 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 CUKUP

50 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 CUKUP

51 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 CUKUP

52 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 CUKUP

53 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 KURANG

54 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 5 CUKUP

55 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 BAIK

56 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 KURANG

57 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

58 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 KURANG

59 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 5 CUKUP

60 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 CUKUP

61 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 CUKUP

62 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 BAIK

63 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 KURANG

64 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 KURANG

65 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 KURANG

66 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 BAIK

67 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

68 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 5 CUKUP

69 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7 BAIK

(15)

MASTER DATA SIKAP

NO S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 TOTAL KATEGORI

1 3 2 3 2 3 2 1 1 1 1 19 NEGATIF

2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 16 NEGATIF

3 3 3 3 1 3 1 1 2 1 1 19 NEGATIF

4 3 3 3 2 3 1 2 2 1 1 21 POSITIF

5 3 3 2 2 2 2 1 2 1 1 19 NEGATIF

6 3 3 3 1 3 1 1 1 1 1 18 NEGATIF

7 2 2 3 1 2 1 3 1 1 1 17 NEGATIF

8 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 17 NEGATIF

9 2 3 2 2 3 2 1 2 1 1 19 NEGATIF

10 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 15 NEGATIF

11 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 16 NEGATIF

12 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 15 NEGATIF

13 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 17 NEGATIF

14 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 22 POSITIF

15 2 1 2 2 3 1 1 3 1 1 17 NEGATIF

16 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 NEGATIF

17 2 3 2 2 3 2 2 2 1 1 20 NEGATIF

18 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 15 NEGATIF

19 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 23 POSITIF

20 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 19 NEGATIF

21 1 3 3 2 1 1 3 2 1 3 20 NEGATIF

(16)

23 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 24 POSITIF

24 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 16 NEGATIF

25 3 2 2 1 2 1 1 2 1 1 16 NEGATIF

26 3 3 3 1 3 3 3 1 1 1 22 POSITIF

27 3 3 3 1 3 3 3 1 1 1 22 POSITIF

28 2 3 3 2 2 2 1 2 1 1 19 NEGATIF

29 3 2 2 1 3 1 1 1 1 1 16 NEGATIF

30 3 3 3 2 3 2 1 1 1 1 20 NEGATIF

31 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 22 POSITIF

32 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 15 NEGATIF

33 3 3 3 3 3 1 3 2 1 1 23 POSITIF

34 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 24 POSITIF

35 3 3 2 1 3 1 1 2 1 1 18 NEGATIF

36 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16 NEGATIF

37 3 2 3 1 2 1 1 1 1 1 16 NEGATIF

38 3 3 3 2 1 2 1 1 2 2 20 NEGATIF

39 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 18 NEGATIF

40 3 1 3 2 2 1 1 1 1 1 16 NEGATIF

41 3 1 3 2 3 2 2 2 3 1 22 POSITIF

42 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 21 POSITIF

43 3 2 1 2 3 3 2 1 1 1 19 NEGATIF

44 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 15 NEGATIF

45 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 14 NEGATIF

46 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 16 NEGATIF

(17)

48 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 18 NEGATIF

49 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 23 POSITIF

50 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 20 NEGATIF

51 3 3 3 1 3 3 2 3 1 1 23 POSITIF

52 3 3 3 1 3 3 1 1 1 3 22 POSITIF

53 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 24 POSITIF

54 2 3 3 2 3 2 3 2 1 1 22 POSITIF

55 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 17 NEGATIF

56 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 25 POSITIF

57 3 3 2 1 3 1 1 2 1 1 18 NEGATIF

58 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 25 POSITIF

59 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 20 NEGATIF

60 2 3 2 2 3 1 1 1 1 1 17 NEGATIF

61 3 2 3 1 3 1 1 1 1 2 18 NEGATIF

62 2 2 1 2 3 2 1 3 2 1 19 NEGATIF

63 3 2 3 1 3 2 1 2 1 2 20 NEGATIF

64 3 3 3 1 3 2 1 2 3 1 22 POSITIF

65 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 21 POSITIF

66 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 26 POSITIF

67 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 17 NEGATIF

68 3 3 2 1 3 1 1 2 1 1 18 NEGATIF

69 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 18 NEGATIF

(18)

MASTER DATA TINDAKAN

NO T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 TOTAL KATEGORI

1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 CUKUP

2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 BAIK

3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK

4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK

6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 BAIK

7 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 BAIK

8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7 BAIK

9 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 CUKUP

10 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

11 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 CUKUP

12 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 BAIK

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 BAIK

14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK

16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 BAIK

17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK

18 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 6 CUKUP

19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK

20 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 BAIK

21 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

(19)

23 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 BAIK

24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK

25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 BAIK

26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 BAIK

27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 BAIK

28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK

29 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 6 CUKUP

30 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 BAIK

31 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

32 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 BAIK

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 BAIK

34 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK

35 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK

36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK

37 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 BAIK

38 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 6 CUKUP

39 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK

40 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 BAIK

41 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 BAIK

42 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7 BAIK

43 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5 CUKUP

44 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 6 CUKUP

45 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 CUKUP

46 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK

(20)

48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 BAIK

49 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 BAIK

50 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 BAIK

51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 BAIK

52 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 6 CUKUP

53 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 BAIK

54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK

55 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK

56 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK

57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK

58 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK

59 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK

60 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 CUKUP

61 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 BAIK

62 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 CUKUP

63 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 BAIK

64 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 5 CUKUP

65 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 6 CUKUP

66 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 BAIK

67 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 CUKUP

68 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 BAIK

69 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK

(21)

HASIL PENELITIAN PERILAKU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 55 78.6 78.6 78.6

(22)

tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 55 78.6 78.6 78.6

CUKUP 15 21.4 21.4 100.0

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arisman.(2007). Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC.

Dempsey, D. (2002). Riset keperawatan buku ajar dan latihan, edisi 4. Jakarta: EGC.

Dewi, R. C., Oktiawati, A., & Saputri, L. D. (2015).Teori & konsep tumbuh

kembang bayi, toodler, anak dan usia remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hariani, M. (2007).Sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak balita

di Lingkungan VIII Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan.Skripsi.

Universitas Sumatera Utara.

Hidayat, A. A. (2009). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Medika.

Ircham, Sari, R. R., & Agria, I. (2012).Gizi reproduksi.Yogyakarta: Fitramaya. Kholid, A. (2012).Promosi kesehatan dengan pendekatan teori perilaku media

dan aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Marimbi, H. (2010). Tumbuh kembang, status gizi, dan imunisasi dasar pada

balita.Yogyakarta: Nuha Medika.

Mutahar, R., Febry, F., & Fitriani, F. (2009). Gambaran penyebab kesulitan

makan pada anak prasekolah usia 3 - 5 tahun di Perumahan TOP Amin Mulya Jakabaring Palembang. Diambil tanggal 06 November 2015 dari

Nafratilawati, M. (2014).Hubungan antara pola asuh dengan kesulitan makan

pada anak prasekolah (3 - 5 tahun) di TK Leyangan Kabupaten Semarang Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo. Diunduh pada tanggal 06

November 2015 dari

Notoatmodjo, S. (2005).Promosi kesehatan teori dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Novi.(2015). Kebiasaan - kebiasaan buruk sehari - hari bahayanya bagi

kesehatan fisik dan mental anak. Yogyakarta: Aash Books.

Nursalam.(2009). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

(29)

Rachmawati, R. & Salimar.(2007). Makanan favorit balita. Jakarta: Puspa Swara. Santoso, S. & Ranti, A. L. (2004).Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta. Setiawati, S. & Dermawan, A. C. (2008).Proses pembelajaran dalam pendidikan

kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Simangunsong, H. M. (2013). Perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak balita di Kelurahan Huta - huta Sibolga. Diambil tanggal 19

November 2015 dari

Soedibyo, S. & Mulyani, R. L. (2009).Kesulitan makan pada pasien: survei di

Unit Pediatri Rawat jalan Rumah Sakit Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta.

Diambil tanggal 18 November 2015 dari

Sudjana.(2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Sulistijani, D. A. & Herlianty, M. P. (2001).Menjaga kesehatan bayi & balita. Jakarta: Puspa Swara.

Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC. Syahdrajat, T. (2015).Panduan menulis tugas akhir kedokteran & kesehatan.

Jakarta: Kencana.

Uripi, V. (2006).Menu sehat untuk balita. Jakarta: Puspa Swara.

Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstin, M. L., & Schwartz, P. (2009).

Buku ajar keperawatan pediatrik volume 1 edisi 6. Jakarta: EGC.

Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstin, M. L., & Schwartz, P. (2009).

(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan variabel - variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada kerangka konseptual dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini akan mengidentifikasi perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah.

Skema 3.1. Kerangka Penelitian Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

3.2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Perilaku ibu dalam

mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah

Pengetahuan:

-Baik

-Cukup

-Kurang Sikap:

-Positif

-Negatif

Tindakan:

-Baik

-Cukup

(31)

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional Variabel

(32)
(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dimana tujuannya untuk menggambarkan perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok.

4.2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia prasekolah yang ada di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok. Berdasarkan data yang didapat dari Kantor Kepala Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, total populasi ibu yang mempunyai anak usia prasekolah adalah sebanyak 85 orang.

4.2.2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Syahdrajat (2015) perhitungan sampel untuk perkiraan proporsi dengan jumlah populasi terbatas adalah:

(34)

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = presisi

Pada penelitian ini ditetapkan presisi sebesar 5% (0,05) sehingga berdasarkan rumus diatas besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

n = N

1 + Nd²

n = 85

1 + 85(0,05)²

n = 85

1 + 85 (0,0025)

n = 85

1 + 0,2125

n = 85

1,2125

n = 70,10

(35)

4.2.3. Teknik Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan non probability

samplingdengan teknik pengambilan sampel secara purposive samplingyaitu

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat - sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:

4.2.3.1. Ibu - ibu di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

4.2.3.2. Memiliki anak usia prasekolah (3 - 5 tahun) yang sulit makan

4.2.3.3. Memahami bahasa Indonesia dan tau membaca

4.2.3.4. Bersedia mengisi kuesioner penelitian

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, dengan pertimbangan bahwa di Desa tersebut banyak terdapat ibu yang memiliki anak prasekolah yang sulit makan dan juga lokasi tersebut lebih mudah dijangkau oleh peneliti sehingga proses pengambilan data dan pelaksanaan penelitian menjadi lebih efisien. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016.

4.4. Pertimbangan Etik

(36)

yaitu hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden, serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik maupun tekanan psikologis. Peneliti akan memberi penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Peneliti akan meyertakan langsung lembar persetujuan penelitian kepada calon responden, apabila calon responden bersedia dijadikan sebagai subjek penelitian, maka responden harus terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan. Jika calon responden tidak bersedia atau menolak untuk dijadikan sebagai objek penelitian, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan catatan mengenai responden, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden, lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2009).

4.5. Instrumen Penelitian

(37)

4.5.1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi yang meliputi usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan penghasilan ibu.

4.5.2. Kuesioner Perilaku Ibu

Bagian instrumen ini berisi pertanyaan dan pernyataan yang bertujuan untuk mengidentifikasi prilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah.Bagian ini terdiri dari 30 pertanyaan dan pernyataan yang meliputi pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan terdiri dari pilihan jawaban Benar bernilai 1, Salah bernilai 0. Sikap sebanyak 10 (sepuluh) pernyataan terdiri dari pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 3, Setuju (S) bernilai 2, Tidak Setuju (TS) bernilai 1 dan tindakan sebanyak 10 (sepuluh) pernyataan yang terdiri dari pilihan jawaban Ya bernilai 1 dan Tidak bernilai 0.

Pada variabel pengetahuan nilai tertinggi diperoleh adalah 10 dan nilai terendah adalah 0.

P = Rentang Banyak kelas

(38)

0 - 3 = Pengetahuan kurang 4 - 6 = Pengetahuan cukup 7 - 10 = Pengetahuan baik

Untuk variabel sikap nilai tertinggi yang diperoleh adalah 30 dan nilai terendah adalah 10.

P = Rentang Banyak Kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 20 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 2 (positif, negatif). Maka didapatkan panjang kelas sebesar 10. Dengan menggunakan P = 20 dan 10 sebagai batas interval pertama, maka sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah dikategorikan atas interval sebagai berikut:

10 – 20 = Negatif 21 – 30 = Positif

Dan variabel tindakan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 10 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0.

P = Rentang Banyak Kelas

(39)

tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah dikategorikan atas interval sebagai berikut:

0 – 3 = Tindakan kurang 4 – 6 = Tindakan cukup 7 – 10 = Tindakan baik

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar - benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data dan instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2009). Untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur, instrumen pengumpulan data harus memiliki kemampuan untuk mengukur apa yang harus diukur (Dempsey, 2002). Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang dimodifikasi dari Hanna Mariana Simangunsong pada tahun 2013 dan akan dilakukan uji validitas oleh dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang berkompeten di bidangnya.

4.6.2. Uji Reliabilitas

(40)

reliabilitas dengan jumlah responden sebanyak 30 orang di desa Sei Musam Pembangunan Kecamatan Bahorok dan sesuai dengan kriteria peneliti. Penilaian kuesioner diolah dengan menggunakan teknik komputerisasi dengan analisis

Cronbach’s Alpha karena penilaian kuesioner menggunakan skor dengan rentang

tertentu (Arikunto, 2010). Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit& Hungler, 1995).Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan

diperoleh hasilnya untuk kuesioner pengetahuan 0,76 dan untuk kuesioner sikap sebesar

0,754 serta untuk kuesioner tindakan sebesar 0,83.

4.7. Rencana Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian permohonan izin yang diperoleh dikirim ke tempat penelitian. Setelah mendapat izin dari tempat penelitian selanjutnya peneliti akan melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pendataan jumlah ibu yang mempunyai anak prasekolah di desa tersebut. Selanjutnya peneliti mendatangi alamat - alamat tersebut, peneliti menjelaskan pada calon responden tentang waktu, tujuan, manfaat dan proses kuesioner. Kemudian calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan

(informed consent). Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner

(41)

Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data, sehingga jika ada data yang kurang lengkap dapat segera dapat dilengkapi, selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8. Rencana Analisa Data

Data yang telah terkumpul diolah dengan cara sebagai berikut:

4.8.1. Editing yaitu memeriksa kembali semua kuesioner yang telah diisi oleh responden, dengan maksud untuk memeriksa apakah setiap kuesioner yang telah diajukan diisi sesuai petunjuk.

4.8.2. Coding yaitu memberi kode tertentu pada kuesioner yang telah diajukan untuk mempermudah sewaktu mengadakan tabulasi dan analisa data.

4.8.3. Tabulating yaitu untuk mempermudah analisa data, pengolahan dan pengambilan kesimpulan maka hasil pengumpulan data dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.

4.8.4. Persentasi data

(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok pada bulan april 2016, dengan jumlah responden sebanyak 70 orang ibu yang mempunyai anak usia prasekolah yang mengalami kesulitan makan di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok.

5.1.1. Karakteristik Responden

(43)

Tabel 5.1.Distribusi frekuensi dan persentase data karakteristik responden di

Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok(n=70)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia ibu

5.1.2. Pengetahuan Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak usia prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok didapatkan bahwa sebanyak 41 orang (58,6%) ibu berpengetahuan cukup, sebanyak 23 orang (32,9%) ibu berpengetahuan baik dan 6 orang (8,6%) ibu berpengetahuan kurang.

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu dalam mengatasi

kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan

(44)

Pengetahuan ibu Frekuensi Persentase (%)

5.1.3. Sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

Berdasarkan hasil penelitian sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok didapatkan bahwa mayoritas ibu memiliki sikap negatif sebanyak 49 orang (70%) dan sebanyak 21 orang (30%) ibu memiliki sikap positif.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase sikap ibu dalam mengatasi

kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan

Bahorok (n=70)

Sikap ibu Frekuensi Persentase (%)

Positif

5.1.4. Tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

(45)

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase tindakan ibu dalam mengatasi

kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan

Bahorok (n=70)

Tindakan ibu Frekuensi Persentase (%)

Baik Cukup

55 15

78,6 21,4

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

(46)

sebanyak 30 orang (60%) hasil penelitian ini didukung dengan tingkat pendidikan ibu yang mayoritas lulusan SMA (54%).

Hal ini juga sejalan dengan pendapat Notoadmodjo (2005) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan dan kesempatan mendapatkan informasi. Dilihat dari tingkat pendidikan responden lebih banyak berpendidikan SD 23 orang (32,9%) dan dilihat dari kesempatan dalam mendapatkan informasi, responden juga lebih banyak sebagai ibu rumah tangga 62 orang (88,6%) dan hanya sedikit ibu yang bekerja sehingga informasi yang didapatkan tentang gizi pada anak juga sedikit. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2007). 5.2.2. Sikap Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

(47)

menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pendidikan. Hasil penelitian Simangunsong (2013) di Kelurahan Huta Tonga - tonga Sibolga sikap ibu cukup sebanyak 50 orang (83,3%) dalam mengatasi kesulitan makan pada anak balita, hasil penelitian ini sejalan dengan pengetahuan ibu yang cukup.

(48)

merupakan kecenderungan tindakan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu sedangkan sikap negatif merupakan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai obyek tertentu (Purwanto, 1998).

5.2.3. Tindakan Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

(49)
(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 70 responden di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, didapat bahwa responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 41 orang (58,6%) dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 23 orang (32,9%) dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 6 orang (8,6%) dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah.

Sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah lebih banyak ibu mempunyai sikap negatif sebanyak 49 orang (70%) dan ibu yang mempunyai sikap positif 21 orang (30%). Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdisposisi tindakan atau suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (Notoadmodjo, 2007).

(51)

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan dan masukan bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan anak dan keluarga sehingga perlu diberikan penekanan materi tentang prilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak sehingga ibu memahami bagaimana cara mengatasi kesulitan makan pada anak dan kebutuhan gizi anak terpenuhi.

6.2.2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa ibu memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengatasi kesulitan makan pada anak, sehingga petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan memberikan motivasi agar ibu tetap berupaya untuk mengatasi kesulitan makan pada anak sehingga anak tidak menderita kurang gizi.

6.2.3. Bagi Penelitian Keperawatan Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan makan pada anak prasekolah.Peneliti selanjutnya juga bisa meneliti tentang hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah, sehingga didapatkan apakah ada hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan.

1.2. Rumusan Masalah

(52)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok.

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden penelitian

1.3.2.2. Untuk menggambarkan pengetahuan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

1.3.2.3. Untuk menggambarkan sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

1.3.2.4. Untuk menggambarkan tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Praktik Keperawatan

(53)

1.4.2. Pendidikan Keperawatan

Dapat memberikan informasi kepada tenaga pendidik keperawatan tentang fenomena yang ada di masyarakat, sehingga dapat membantu dalam menentukan penekanan materi yang akan diberikan pada mahasiswa keperawatan terkait dengan masalah perilaku untuk mengatasi kesulitan makan pada anak usia prasekolah.

1.4.3. Penelitian Keperawatan

(54)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku

2.1.1. Defenisi Perilaku

Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara langsung dan tidak langsung (Kholid, 2010). Oleh sebab itu menurut Notoatmodjo (2005), dari segi biologis semua makhluk hidup mulai dari binatang sampai dengan manusia, mempunyai aktivitas masing - masing. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang kegiatan yang dilakukannya, yaiu antara lain: berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca, berpikir dan seterusnya. Dan menurut Setiawati (2008), perilaku adalah seluruh aktivitas atau kegiatan yang bisa dilihat ataupun tidak pada diri seseorang sebagai hasil dari proses pembelajaran.

Skinner (1938 dalam Notoatmodjo, 2005) mendefenisikan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus Organisme Respons, sehingga teori Skinner disebut teori “SOR”.

Selanjutnya, teori Skinner menjelaskan ada dua jenis respons, yaitu: Respondent

respons atau refleksif merupakan respon yang ditimbulkan oleh rangsangan -

(55)

mendengar berita musibah akan menimbulkan rasa sedih, mendengar berita suka akan menimbulkan rasa sukacita. Kemudian Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut

reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

Berdasarkan teori “SOR” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Perilaku tertutup (Covert behavior), perilaku ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Sedangkan perilaku terbuka (Overt behavior), perilaku ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2. Domain Perilaku

2.1.2.1. Pengetahuan (Knoewledge)

Menurut Setiawati (2008), pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berprilaku.

(56)

dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda - beda. Secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu:

1). Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2). Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3). Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4). Analisis (analysis)

(57)

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5). Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen - komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang telah ada.

6). Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma - norma yang berlaku di masyarakat.

2.1.2.2 Sikap (Attitude)

(58)

Menurut Allport (1945) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:

1). Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

2). Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.

3). Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

1). Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

2). Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3). Menghargai (valuing)

(59)

4). Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.

2.1.2.3. Tindakan atau Praktik (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2005), bahwa sikap adalah kecendrungan untuk bertindak, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:

1). Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.

2). Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

3). Adopsi (adoption)

(60)

2.2. Kesulitan Makan

2.2.1. Defenisi kesulitan makan

Makan merupakan kegiatan rutin sehari - hari yang jika dilihat sepintas tampaknya sederhana, namun sebenarnya makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks, melibatkan berbagai faktor fisik, psikologis dan lingkungan. Selain sebagai upaya pemenuhan kebutuhan terhadap nutrien, makan juga memiliki fungsi psikologis dan sosial/edukasi yang dapat memberikan kepuasan bagi anak itu sendiri maupun bagi pemberinya (Soedibyo, 2009).

Menurut Santoso (2004) tujuan memberi makan pada anak pada umumnya adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang cukup dalam kelangsungan hidupnya, pemulihan kesehatan sesudah sakit, untuk aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Dengan memberikan makanan, maka anak juga dididik agar dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik serta menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu.

Kesulitan makan merupakan ketidakmampuan anak untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukannya, secara alamiah dan wajar, yaitu dengan menggunakan mulutnya secara sukarela. Masalah kesulitan makan sering dihadapi baik oleh orangtua, dokter maupun petugas kesehatan lain (Soedibyo, 2009).

(61)

Kebiasaan mengabaikan makanan atau malas makan pada anak merupakan persoalan yang banyak dialami oleh orang tua. Padahal, di masa pertumbuhannya, anak sangat membutuhkan banyak nutrisi penting. Jika tidak, tumbuh kembangnya akan terhambat dan anak mengalami banyak masalah seiring dengan pertambahan usianya. Oleh karena itu, orang tua perlu segera mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi persoalan ini (Novi, 2015).

Menurut Supartini (2004) hal - hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pemenuhan nutrisi pada anak prasekolah adalah sebagai berikut: nafsu makan berkurang, anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada makan, anak mulai senang mencoba jenis makanan baru, dan waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.

2.2.2. Faktor penyebab kesulitan makan

Menurut Sulistijani (2001) susah makan anak yang menurun disebabkan karena nafsu makan anak yang menurun, jika dibiarkan berlarut - larut status gizi anak akan terganggu atau menurun bahkan dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Berikut ini beberapa penyebab kesulitan makan pada anak.

2.2.2.1. Faktor penyakit organis

(62)

perutnya sedang kembung. Apabila penyakit anak sudah sembuh tentu selera makan/nafsu makan akan berangsur pulih.

2.2.2.2. Faktor gangguan psikologis

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal - hal sebagai berikut. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/takar tertentu sehinggaa anak menjadi tertekan, makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan/membosankan, suasana makan tidak menyenangkan/anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya, terkadang orang tua terbiasa menyuapi anak sembari membiarkannya sibuk dengan aktivitasnya yang lain, akibatnya anak lebih asik dengan aktivitasnya itu ketimbang makan. Jika dibiarkan, anak akan mulai malas untuk makan dan sering mengabaikan makanannya.

2.2.2.3. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik

(63)

2.2.3. Dampak kesulitan makan

Masalah kesulitan makan pada anak dapat berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak. Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi (underweight) karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan jumlah nutrisinya (Fitriani, 2009).

Menurut Novi (2015) ada beberapa dampak dari kebiasaan malas makan bagi kesehatan anak yaitu:

2.2.3.1. Anak akan tampak sangat kurus dan mengalami kemunduran pertumbuhan otot yang tampak sangat jelas. Hal ini bisa diketahui ketika anak dipegang dan ketika diangkat. Berat badan menjadi berkurang 60% dari berat badan normal anak seusianya.

2.2.3.2. Wajah anak tampak seperti orang tua. Muka akan juga akan tampak keriput dan cekung sebagaimana layaknya wajah orang yang telah tua. Selain itu, kepala anak seolah - olah terlalu besar jika dibandingkan dengan bentuk badannya.

2.2.3.3. Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik meskipun masih tampak adanya lapisan lemak di daerah kulit.

2.2.4. Upaya mengatasi kesulitan makan

(64)

anak sedang mengalami gangguan fisik, seperti sariawan, sakit gigi, atau gangguan kesehatan lainnya. Jika itu penyebabnya maka obati dulu penyakitnya. Beri vitamin, jika anak susah makan sesekali berikan vitamin untuk merangsang nafsu makannya. Saat ini banyak sekali jenis vitamin untuk menambah nafsu makan anak, akan tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak.

Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orang tua harus sabar saat memberi makan anak, upayakan suasana makan menyenangkan, sebaiknya waktu makan disesuaikan dengan waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orang tua), pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan/jenis makanan yang baik, suapi anak sambil bercerita, jika anak makan masih disuapi oleh ibu atau pengasuhnya maka orang tua atau pengasuh bisa sambil bercerita atau mendongeng. Cara ini biasanya akan membuat anak merasa senang sehingga aktivitas makannya menjadi lebih cepat.

(65)

Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan, maka yang dapat dilakukan adalah diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar - benar lapar dan haus, makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi, untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.

Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih, bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, menu makan yang bervariasi, menu makan yang disiapkan untuk si kecil harus bervariasi untuk menhindari rasa bosan pada anak. Buatlah makanan menjadi menarik dengan memberikan hiasan tertentu yang bisa menggugah selera anak, siapkan menu makanan yang anak suka, perhatikan makanan apa saja yang disukai dan yang tidak disukai oleh anak. Jika sudah diketahui maka gantilah dengan makanan yang disukainya. Anak memiliki selera yang berbeda, untuk itu berikanlah kebebasan pada anak untuk memilih makanan yang disukainya. Yang penting, makanan tersebut harus sehat dan bergizi (Novi, 2015).

2.2.5. Menu sehari - hari untuk anak yang sulit makan

(66)

kesulitan makan yaitu, makanan yang diberikan mengandung zat - zat gizi dalam kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan sesuai dengan umur dan berat badan anak, kebutuhan akan energi tidak boleh kurang dari kebutuhan energi metabolisme basal (energi yang digunakan untuk kera organ tubuh, seperti denyut jantung dan paru - paru).

Jika anak sakit (misalnya demam), dibutuhkan energi yang lebih tinggi 10 - 30% dibandingkan sehat. Kebutuhan tidak selalu sejalan dengan selera makan. Saat demam kebutuhan meningkat, sedangkan selera makan menurun, kebutuhan protein meningkat jika anak sakit, yaitu lebih dari 1 - 2,5 g/kg/BB/hari, pemberian lemak sebaiknya dibatasi karena jika berlebihan dapat menyebabkan rasa mual (neg), kandungan vitamin dan mineral diberikan dalam jumlah cukup. Hal ini sudah dapat terpenuhi dengan memperhatikan menu seimbang.

(67)

Syarat - syarat penyususnan menu makanan untuk laki - laki dan perempuan dengan usia dan berat badan tertentu. Perencanaan menu untuk anak laki - laki usia 4 tahun denga berat badan 20 kg yakni Kecukupan energi sebesar 90 kkal/kg BB sehingga energi yang dibutuhkan dalam sehari adalah 1.800 kkal/hari, kecukupan protein sebesar 1,8 g/kg BB sehingga protein yang dibutuhkan adalah 36 g/hari. Untuk anak perempuan usia 3 tahun, berat badan 15 kg dibutuhkan kecukupan energi sebesar 100 kkal/kg BB sehingga energi yang dibutuhkan dalam sehari adalah1.500 kkal/hari, kecukupan protein sebesar 2 g/kg BB sehingga protein yang dibutuhkan adalah 30 g/hari.

2.2.6. Cara pengelolaan makanan prasekolah

Menurut Ircham (2012) syarat makanan yang diberikan adalah makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang (tidak pedas atau terlalu asam). Anak usia antara 3 - 5 tahun disebut konsumen aktif, karena mereka telah dapat memilih makanan yang disukai. Pada usia ini mulai diajarkan pendidikan gizi sehat, baik di rumah maupun di sekolah.

(68)

permen dihindari karena bahan tersebut termasuk zat gizi kosong artinya hanya zat tenaga tanpa vitamin dan mineral, makanan harus dari bahan - bahan segar dan bebas pengawet serta bahan - bahan kimia lainnya, makanan selingan secara berlebihan dihindari, anak harus dijelaskan manfaat setiap jenis makanan yang dikonsumsi, makanan yang tidak disukai, jangan dipaksakan untuk mengonsmsi dan kebiasaan anak memilih - milih makanan secara bertahap harus dihindari.

2.3. Ciri - ciri anak prasekolah

Menurut konsep tumbuh kembang anak bahwa anak usia tiga sampai lima tahun dikenal sebagai anak usia prasekolah. Dimana pada usia ini terjadinya pertumbuhan dan perkembangan biologis, psikososial, kognitif, spiritual, dan sosial yang begitu signifikan. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak usia prasekolah dipengaruhi oleh nutrisi, tidur dan aktivitas, kesehatan gigi, pencegahan cedera dan asuhan keluarga dalam mengasuh anak (Wong, 2009).

(69)
(70)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Anak usia tiga sampai lima tahun dikenal sebagai anak usia prasekolah. Dimana pada usia ini terjadinya pertumbuhan dan perkembangan biologis, psikososial, kognitif, spiritual, dan sosial yang begitu signifikan. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak usia prasekolah dipengaruhi oleh nutrisi, tidur dan aktivitas, kesehatan gigi, pencegahan cedera dan asuhan keluarga dalam mengasuh anak (Wong, 2009).

Berdasarkan penelitian Dewi, et al (2015) bahwa secara kognitif anak usia prasekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa.Perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan “tidak” terhadap makanan yang ditawarkan. Ada baiknya diadakan kompromi, anak diberi pilihan satu atau dua macam makanan (Arisman, 2007).

Makanan yang diberikan saat usia prasekolah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, asupan dan sumber gizi yang terkandung dalam makanan yang diberikan harus benar - benar diperhatikan.Masalahnya, seringkali makanan yang diberikan tersebut membuat anak menolak.Hal ini biasa terjadi pada anak umumnya(Rachawati & Salimar, 2007).

(71)

keributan makan, yang biasanya khas pada anak berusia empat tahun yaitu anak mulai berprilaku lebih pemberontak dan ceroboh (Wong, 2009).

Pada usia lima tahun anak menjadi lebih dapat menerima untuk mencoba makanan baru, terutama jika mereka didorong oleh orang dewasa yang memperbolehkan mereka membantu mempersiapkan makanan atau bereksperimen dengan rasa yang baru atau peralatan makan yang berbeda. Saat makan bisa menjadi medan peperangan bila orang tua terlalu berharap anak menjalankan tata cara makan yang sempurna. Biasanya anak usia tiga sampai empat tahun masih sulit untuk duduk tenang pada saat makan, tetapi anak usia lima tahun siap untuk sisi “sosial” makan (Wong, 2009).

Menurut Uripi (2006) sebaiknya anak tidak dipaksa untuk selalu menghabiskan porsi makanan yang diberikan kepadanya. Biarkan ia makan sesuai kemampuannya, orang tua harus mencermati besar porsi yang sesuai bagi anak agar tidak banyak makanan yang terbuang percuma. Hal yang perlu diingat bahwa, kapasistas pencernaan masih kecil dan belum sempurna sehingga porsi makanan tidak bisa disamakan dengan orang dewasa.

Orang tua kadang - kadang khawatir tentang kuantitas makanan yang dikonsumsi anak prasekolah. Secara umum, kualitas jauh lebih penting dari pada kuantitas. Anak akan mengatur sendiri asupan kalori mereka, mereka akan mengompensasi pada waktu makan berikutnya atau makan kudapan (Wong, 2009).

(72)

sayuran dan buah - buahan segar, seperti timun, wortel, pisang, pepaya, dan jeruk untuk menambah asupan vitamin dan mineral, merangsang pertumbuhan gizi,serta enzim - enzim pencernaan. Namun, usahakan jangan memaksa anak untuk memakan sesuatu yang baru dikenal dan tidak disenangi.Hal ini dapat menambah ketidaksenangannya, bahkan berakibat penolakan seumur hidupnya. Berikan alternatif makanan lain atau cobalah mengolah dengan variasi lain (Uripi, 2006). Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak.Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya.Seperti pada orang dewasa, susasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak (Uripi, 2006).

Kebiasaan dan kesukaan anak terhadap makanan mulai dibentuk sejak kecil. Jika anak diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan mulai usia dini, pola makan dan kebiasaan makan pada usia selanjutnya adalah makanan yang beragam. Secara dini, mereka harus dibiasakan makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang sebagai bekal di kemudian hari (Uripi, 2006).

(73)

Angka kejadian masalah kesulitan makan di beberapa Negara termasuk cukup tinggi. Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium Baby Study pada tahun 2006 di Inggris menyebutkan 20% orangtua melaporkan anaknya mengalami masalah makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu. Studi di Italia mengungkapkan 6% bayi mengalami kesulitan makan, kemudian meningkat 25-40% pada saat fase akhir pertumbuhan. Survei lain di Amerika Serikat menyebutkan 19-50% orangtua mengeluhkan anaknya sangat pemilih dalam makan sehingga terjadi defisiensi zat gizi tertentuWaugh (2006 dalam Nafratilawati, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian Soedibyo (2009) terdapat (58%) anak berusia 1 - 5 tahun mengalami kesulitan makan di Jakarta, dengan jenis kelamin terbanyak laki - laki (54%). Subjek memiliki status gizi kurang (43%), kesulitan makan didapatkan pada 50 orang dari 109 orang subjek (45,9%), keluhan berupa menghabiskan makanan kurang dari sepertiga porsi (27,5%), menolak makan (24,8%) dan anak rewel merasa tidak senang atau marah (22,9%), hanya menyukai satu jenis makanan (7,3%), hanya mau minum susu (18,3%), memerlukan waktu makan lebih dari satu jam (19,3%) dan mengemut makanan (15,6%). Keluhan (72%) telah dialami lebih dari enam bulan, memiliki gangguan kenaikan berat badan (50%), rewel (22%), nyeri epigastrium 9125) dan nyeri menelan dan muntah (6%).

(74)

kesulitan makan pada anak prasekolah sebanyak (59,3%) anak prasekolah mengalami kesulitan makan oleh Mutahar (2009).

Berdasarkan hasil penelitian Simangunsong (2013) tentang perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak Balita di kelurahan Huta - huta Sibolga didapat hasil penelitian bahwa ibu mempunyai pengetahuan baik (32%) dan pengetahuan cukup (68%). Ibu mempunyai sikap baik (17%) dan sikap cukup (83%), ibu mempunyai tindakan baik (43%), tindakan cukup (55%) dan tindakan kurang (2%).

Berdasarkan hasil penelitian Hariani (2007) tentang sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak di Lingkungan VIII Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Medan, diperoleh hasil penelitian Ibu yang memiliki anak prasekolah berusia 4 - 5 tahun, ibu mempunyai sikap negatif 60,52% dan ibu yang memiliki sikap positif sebanyak 39,48%.

(75)
(76)

Judul Penelitian : Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada

Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit

Kecamatan Bahorok

Nama Mahasiswa : Wenty Eriani Br. Sembiring

NIM : 121101050

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Ajaran : 2015/2016

ABSTRAK

Kesulitan makan merupakan ketidakmampuan anak untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukannya, secara alamiah dan wajar yaitu dengan menggunakan mulutnya secara sukarela. Masalah kesulitan makan sering dihadapi oleh orangtua. Hal ini penting diperhatikan karena dapat menghambat tumbuh kembang optimal pada anak. Oleh karena itu, orang tua perlu segera mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi persoalan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, sampel yang diambil sebanyak 70 orang ibu yang mempunyai anak prasekolah yang mengalami sulit makan dengan tehnik purposive samplingdan instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Pemgumpulan data dilakukan pada bulan April 2016. Uji reliabilitas untuk instrumen pengetahuan sebesar 0,76 dan untuk instrumen sikap sebesar 0,754 serta instrumen tindakan sebesar 0,83. Hasil penelitian menunjukkan ibu memiliki pengetahuan cukup 41 orang (58,6%) dan sikap negatif 49 orang (70%) serta tindakan baik 55 orang (78,65) dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah. Hasil penelitian inidiharapkan dapat menjadi informasi tambahan danmasukan bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan anak dan keluarga sehingga perlu diberikan penekanan materi tentang prilaku ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak sehingga ibu memahami bagaimana cara mengatasi kesulitan makan pada anak dan kebutuhan gizi anak terpenuhi. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan makan pada anak prasekolah.

(77)

The Title of the Research : Mothers’ Behavior in Solving their Pre-School Children’s Difficulty to Eat at Sei Musam Kendit Village, Bahorok Subdistrict

Name of Student : Wenty Eriani Br. Sembiring Student ID Number : 121101050

Faculty : Nursing, University of Sumatera Utara Academic Year : 2015/2016

ABSTRACT

Eating difficulty is children’s disability to consume an amount of food which is needed. He will naturally use his own hands, and this problem is usually faced by parents. Therefore, it is very important for parents to pay more attention to this problem and take quick measures to solve it because it can curb the children’s optimal growth and development. The objective of the research was to find out the description of mothers’ behavior in solving their pre-school children’s difficulty in eating their food. The study used descriptive design. The samples were 70 mothers who had pre-school children who were difficult to eat, taken by using purposive sampling technique. The data were gathered by using questionnaires. It was conducted in April, 2016. The result of the research showed that 41 respondents (58.6%) had good knowledge, 49 respondents (70%) had negative attitude, and 55 respondents (78.65%) had good action in solving their children’s difficulty to eat. The result of this research is expected to be able to become additional information for nursing care, especially in solving children’s difficulty to eat so that mothers will understand in solving it and their nutrition intake will be fulfilled. This research can also be used as the basis for developing the next researches which are related to mothers’ knowledge, attitude, and action in solving their pre-school children’s difficulty to eat.

(78)

Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak

Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

SKRIPSI

oleh

Wenty Eriani Br. Sembiring

121101050

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(79)
(80)
(81)

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala rahmat dan penyertaan-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok” dan penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada:

1. Orang Tua saya Bapak Sukaten Sembiring dan Ibu Katalige Br. Sinuraya, Spd yang telah senantiasa mendampingi, memenuhi kebutuhan dan mendoakan saya, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada tahap sarjana.

2. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep sebagai Wakil Dekan I, Ibu Cholina T. Siregar, S. Kep, Ns., M.Kep, Sp.KMB sebagai Wakil Dekan II dan Dr. Siti Saidah, S.Kp., M.Kep, Sp. Mat. sebagai Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing skripsi saya, yang telah sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen penguji I dan ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen penguji II, yang telah memberikan saran dan arahan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi

(82)

7. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS sebagai dosen pembimbing akademik saya yang telah membimbing dan memberikan nasihat selama kurang lebih empat tahun di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

8. Seluruh Dosen, Pegawai dan Staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

9. Kepala Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok yang telah memberikan izin penelitian kepada saya

10.Kepala Desa Sei Musam Pembangunan Kecamatan Bahorok yang telak memberikan izin kepada saya untuk melakukan pengumpulan data untuk uji reliabilitas

11.Ibu - ibu di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok yang telah bersedia menjadi responden penelitian saya

12. Adik - adik saya Ruth Sella Br. Sembiring, Mikha Ladio Br. Sembiring dan Andreas Natanael Sembiring yang telah setia memberi semangat dan mendoakan saya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik

13. Sahabat dan teman - teman saya yang setia memberi dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.Akhir kata saya ucapkan terimakasih semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 22 Juni 2016 Penulis

(83)

Daftar Isi

Halaman

Halaman judul... Halaman persetujuan... Daftar isi...

Bab I. Pendahuluan... 1. Latar belakang... 2. Perumusan masalah... 3. Tujuan penelitian... 4. Manfaat penelitian...

(84)

Bab III. Kerangka Penelitian... 1. Kerangka konseptual... 2. Defenisi operasional variabel penelitian...

Bab IV. Metodologi Penelitian... 1. Desain penelitian... 2. Populasi penelitian... 3. Sampel penelitian... 4. Teknik sampel... 5. Lokasi dan waktu penelitian... 6. Pertimbangan etik... 7. Instrumen penelitian... 7.1 Data demografi... 7.2 Kuesioner perilaku ibu... 7.3 Uji validitas... 7.4 Uji reliabilitas... 8. Rencana pengumpulan data... 9. Rencana analisa data... Daftar Pustaka... Lampiran 1. Jadwal tentatif penelitian

Lampiran 2.Informed consent Lampiran 3. Instrumen penelitian Lampiran 4.Dummy table

Lampiran 5. Riwayat hidup

(85)

Daftar Skema

Halaman Skema 3.1 KerangkaPenelitian Perilaku Ibu dalam Mengatasi

(86)

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional……….………26 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik

Responden...37 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase Pengetahuan ibu dalam

Mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah...38 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase Sikap ibu dalam mengatasi

Kesulitan makan pada anak prasekolah...39 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase Tindakan ibu dalam

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional Variabel
Tabel 5.1.Distribusi frekuensi dan persentase data karakteristik responden di
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase sikap ibu dalam mengatasi
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase tindakan ibu dalam mengatasi

Referensi

Dokumen terkait

The Supreme Court’s acknowledgement in Frye and Lafler that plea bargaining is the primary way that the criminal justice system functions leaves room for additional

Sistem yang dikembangkan berupa aplikasi mobile berbasis Android dengan metode perhitungan Weighted Product (WP). Hasil dari pengujian sistem pendukung keputusan rumah

1) Dengan menggunakan teknik direktif yaitu sebelumnya pembimbing memberi pandangan kepada peserta didik ini mengenai keadaan orang tuanya yang kurang harmonis,

Dengan demikian jika dinilai belum ada perempuan yang mempunyai kadar kualitas yang tinggi maka tentu tidak layak untuk memilih perempuan, tetapi jika dinilai

Sistem ini menjadi solusi dan mempermudah petugas kelurahan untuk pembagian bantuan, sistem ini berguna untuk menyeleksi penerimaan bantuan beras miskin berbasis mobile.

yang dihadqi dalam perkernbangan pembinaan clan penin!;lzithn prestasi olah raga

BNI Syariah (Persero) Tbk, Kantor Cabang Syariah Semarangdan mengetahui pengaruh s ervice excellence ( attitude, attention, action, ability, appearance, accountability)

Kemisikinan terjadi bisa Karena pemerintah tidak mengamalkan nilai Pancasila sila ke 5 yaitu Keadilan Sosial Bagi seluruh rakyat Indonesia.sebagian dari mereka