• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik di Pulau Nias Dengan Metode Ekonometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik di Pulau Nias Dengan Metode Ekonometri"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

1. DATA PENGAMATAN

Tabel Data Jumlah Pelanggan Rumah Tangga, Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk di Pulau Nias

Tahun

Tabel Data Jumlah Pelanggan per Sektor Area Nias dan Jumlah Total Pelanggan Pulau Nias

Tahun

Tabel Data Konsumsi Energi Listrik Pelanggan per Sektor dan Konsumsi Total Pulau Nias

(2)

Tabel Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Nias

Tahun PDRB Rumah Tangga (Milyar Rupiah)

Tabel Data Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Mampu Pulau Nias Tahun Kapasitas Terpasang

(kW)

Tabel Jumlah Energi Listrik Dibangkitkan, Disalurkan dan Pemakaian Sendiri

Tahun 2011 86.247.747 85.850.665 397.082 2012 99.316.541 98.881.568 434.973 2013 105.835.711 105.572.364 263.347 2014 113.136.037 112.913.987 208.850 2015 122.572.367 122.246.853 113.147

2. DATA HASIL PERHITUNGAN

(3)

Tabel Data Hasil Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Pelanggan Per Sektor dan Kebutuhan Energi Listrik Total

Tahun

2016 102,28476 18,32546 23,16752 1,92717 145,70491 2017 113,35267 22,02010 29,97215 2,09369 167,43861 2018 128,12343 26,45963 38,77539 2,27461 195,63306 2019 144,81893 31,79422 50,16426 2,47116 229,24857 2020 163,69000 38,20433 64,89820 2,68469 269,47722 2021 185,02011 45,90680 83,95971 2,91667 317,80329

Tabel Data Jumlah Penyediaan Listrik dan Susut Energi

Tahun

2015 101,167 21.292.490

Tabel Data Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan dan Hasil Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik di Pulau Nias

Tahun Kebutuhan Total Pelanggan

Jumlah Penyediaan Listrik

(GWh) (GW)

2016 145,70491 146,28773

2017 167,43861 168,10837

2018 195,63306 196,41560

2019 229,24857 230,16557

2020 269,47722 270,55513

(4)

Tabel Data Jumlah Daya Dibangkitkan, Daya Mampu, Beban Puncak

Tahun Jumlah Daya Dibangkitkan (kWh)

Daya Mampu (kW)

Beban Puncak (kW)

2011 86.247.747 22205 19880

2012 99.316.541 20570 20585

2013 105.835.711 35165 25928

2014 113.136.037 30105 27509

2015 122.572.367 27720 27450

Tabel Data Neraca Daya Pulau Nias

Unit 2011 2012 2013 2014 2015 Daya Terpasang kW 31185 35835 54699 51489 33860 Daya Mampu kW 22205 20570 35165 30105 27720 Beban Puncak kW 19880 20585 25928 27509 27450

LF % 49,52 55,08 46,6 46,95 50,98

CF % 44,34 55,12 34,36 42,9 50,48

RM MW 11,6952 -0,073 35,6256 9,437 0,98

(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Statistik PLN, Sekretariat Perusahaan PT PLN, 2013: Jakarta

2. Marsudi, Djiteng, “Pembangkitan Energi Listrik,” 2011. Erlangga : Jakarta 3. Stevenson, W.D.,”Analisis Sistem Tenaga Listrik,” Edisi Keempat. 1983.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Suswanto, Daman. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Padang: Universitas Negeri Padang.2009.

5. PT PLN (Persero). 2014. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2015-2024. Jakarta: PT PLN (Persero).

6. Pindyck, R.S., & D.L. Rubinfield. 1976. Econometric Models and Economic Forecasts. New York: McGraw-Hill.

7. Soliman, S.A., & Ahmad M.A. 2010. Electrical Load Forecasting: Modelling and Contruction. United State of America: Elsevier.

8. Kasim, Surya Tarmizi, “ Pengaruh Infrastruktur Listrik Terhadap Pengembangan Pulau Nias”.2008, Medan.

9. Sitanggang, Bintang Harapan, Evaluasi Kinerja PT PLN (PERSERO) Pulau Nias Pasca Perubahan Status. Makalah Seminar Tugas Akhir,

Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara, Medan, 2016

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di PLN Wilayah Sumatera Utara. Penelitian akan dilaksanakan setelah selesai seminar proposal telah disetujui. Lama penelitian direncanakan selama 2 (dua) minggu.

3.2 Bahan dan Peralatan

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah data gangguan yang terjadi pada PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Nias. Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak Microsoft Excel.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, dilakukan pengambilan data yang dibutuhkan terlebih dahulu. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai parameter-parameter kinerja tenaga listrik pada PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Nias. Data yang diterima dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilakukan analisis terhadapnya.

3.4 Data dan Variabel yang Diamati

(7)

- Data jumlah pelanggan rumah tangga, jumlah rumah tangga dan jumlah

- Data Jumlah Total pelanggan & Jumlah Pelanggan per Sektor Area Nias

Tahun

- Data Konsumsi Energi Listrik Total & Pelanggan per Sektor, Area Nias

(8)

- Data Produk Domestik Regional Bruto Area Nias

Tahun PDRB Rumah Tangga (Milyar Rupiah)

- Data Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Mampu

Tahun Kapasitas Terpasang (kW)

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan dilakukan tahap sebagai berikut

3.5.1 Studi Literatur

Studi literatur yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan mencari teori- teori yang menunjang penelitian ini, melalui jurnal-jurnal yang memiliki studi kasus yang sejenis, buku-buku, maupun melaui internet. Teori yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:

(9)

3. Teori statistika yang terdiri dari teori regresi, uji statistik

4. Teori mengenai metode yang digunakan yaitu metode ekonometrik

3.5.2 Tahap Pengambilan Data

Terdiri dari beberapa proses, yaitu :

a. Menentukan daerah sampel

Pencarian informasi dan data adalah Pulau Nias. Alasan dipilihnya daerah ini, karena kita ketahui bahwa Pulau Nias merupakan salah satu daerah terisolasi tapi memiliki banyak potensi seperti di bidang pertanian, perikanan, pertambangan dan terutama di bidang pariwisata . Tidak dapat dipungkiri bahwa di daerah tersebut akan banyak pendatang atau wisatawan yang akan menyebabkan peningkatan konsumsi listrik nantinya. Contoh, jika banyak wisatawan maka penginapan seperti hotel atau guesthouse akan menyebabkan peningkatan konsumsi listrik.

b. Permintaan data beban listrik PLN Wilayah Sumatera Utara

Data beban yang dibutuhkan pada penelitian ini terdiri dari jumlah energi listrik (kWh) jual pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah pelanggan, kapasitas terpasang, kapasitas mampu dan kelompok jenis beban.

c. Pengambilan data Badan Pusat Statistik Area Pulau Nias

(10)

faktor-faktor yang akan mempengaruhi dalam peramalan atau prakiraan beban listrik.

3.5.3 Tahap Pengolahan Data

Tahapan selanjutnya setelah mendapatkan data dan informasi adalah pengolahan data dengan menentukan pola beban historis per bualan dan tahun, serta memeriksa kevalidan data dan informasi sebelum dilakukan peramalan beban. Proses pengolahan data dapat digambarkan melalui Gambar (3.1) blok diagram, sebagai berikut :

Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Pengolahan Data

Adapun data yang didapatkan, antara lain:

1. Data konsumsi energi listrik per sektor PT PLN (Persero) Area Nias tahun 2010 hingga tahun 2015.

(11)

2. Data jumlah pelanggan per sektor PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, Area Nias tahun 2010 hingga tahun 2015.

3. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), data jumlah rumah tangga dan data jumlah penduduk Area Nias, tahun 2010 hingga tahun 2015.

4. Data kapasitas terpasang dan data kapasitas mampu cabang Nias tahun 2011-2015

Sebelum melakukan proses analisis maka terlebih dahulu harus dihitung nilai parameter metode ekonometrik peramalan kebutuhan energi listrik..Perhitungan peramalan energi listrik ini dilakukan secara manual dan juga dengan menggunakan bantuan software pendukung Microsoft Excel. Setelah diperoleh semua parameter-parameter peramalan beban listrik, maka dilanjutkan dengan menampilkan hasil dalam bentuk grafik.

3.5.4 Tahap Analisis Data

(12)

3.6 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian Mulai

Pengumpulan Data

Seleksi Data

Data Terpenuhi?

Iya Tidak

Pengolahan Data Dengan Metode

Prakiraan

Hasil Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Tahun

2016-2021

(13)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Analisis Rasio Elektrifikasi

Tabel 4.1 Data jumlah pelanggan dan rumah tangga di Pulau Nias

Tahun

Persamaan untuk mendapatkan nilai Rasio Elektrifikasi (RE) adalah �� =�����ℎ�������������ℎ������

�����ℎ����ℎ������ � 100%

a. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2011 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100%

�� = 55709

132745� 100%

�� = 41,96 %

b. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2012 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100%

�� = 64163

(14)

�� = 54,18 %

c. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2013 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100%

�� = 68383

140898� 100%

�� = 48,53 %

d. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2014 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100%

�� = 73116

161422� 100%

�� = 45,29 %

e. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2015 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100%

�� = 76722

163361� 100%

�� = 46,96 %

(15)

Tabel 4.2 Nilai Rasio Elektrifikasi (2011-2015)

Berikut adalah grafik Rasio Elektrifikasi pulau Nias :

Gambar 4.1 Grafik Rasio Elektrifikasi Area Nias (2011-2015)

Berdasarkan nilai rasio elektrifikasi yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa nilai rasio elektrifikasi mengalami peningkatan sebesar 10,46 % dari tahun 2010 sampai 2015 yakni dari 36,5 % hingga 46,96 % . Namun nilai RE ini juga menunjukkan bahwa masih banyak rumah tangga di Pulau Nias yang belum dialiri listrik.

0 10 20 30 40 50 60

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Rasio

(16)

4.2 Analisis Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik

Tabel 4.3 Data Konsumsi Listrik per Sektor Pelanggan dan Konsumsi Total Cabang Nias 2015 74.525.299 11.824.788 12.684.022 1.731.657 100.842.216

Tabel 4.4 Data Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Mampu Cabang Nias Tahun Kapasitas Terpasang

(kW)

Tabel 4.5 Data PDRB rumah tangga dan PDRB industri

Tahun

2011 3550,29 532,5435 Rumah Tangga

(211,6325)

(17)

komersil/bisnis, sektor publik/umum, dan sektor industri. Berikut perhitungan dan analisisnya.

4.2.1 Analisis Prakiraan Sektor Rumah Tangga

Persamaan untuk mendapatkan nilai prakiraan atau prediksi kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga (RT) tahun yang akan datang (2016-2021) :

RTn = RT0 ( l + irt )n

Dimana;

RTn = Kebutuhan energi listrik konsumen rumah tangga tahun ke-n (kWh)

RT0 = Konsumsi energi listrik rumah tangga ditahun awal pengamatan

(kWh)

irt = Laju pertumbuhan kebutuhan listrik konsumen Rumah Tangga

n = Tahun yang dilewati

Untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan kebutuhan listrik rumah tangga (irt) :

irt= (εrp . ipdrb) + (εrs . is)

dimana :

εrp = Elastisitas laju pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga

terhadap laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) rumah tangga

εrs = Elastisitas laju pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga

(18)

ipdrb = Laju pertumbuhan PDRB

is = Laju pertumbuhan kemampuan penyediaan daya

Persamaan untuk mendapat nilai ipdrb (2011-2015) :

�����=��������ℎ����ℎ������������

Untuk mendapatkan nilai is (2011-2015) :

��=������������������ℎ����ℎ������������

(19)

ε

rs =Lp Rt / is

= 6,515 / 4,537 = 1,436

Untuk nilai laju pertumbuhan kebutuhan listrik rumah tangga (irt) :

irt= (εrp . ipdrb) + (εrs . is)

irt = (1,491 x 0,0437) + (1,436 x 0,04537)

irt = 0,0651567 + 0,0651513

irt = 0,130308

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2016 : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2016 = RT2011 ( l + irt )5

RT2016 = 54.356.429 (1 + 0,130308)5

RT2016 = 102.284.756,58698 kWh

RT2016 ≈ 102,28476 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2017 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2017 = RT2011 ( l + irt )6

RT2017 = 54.356.429 (1 + 0,130308)6

RT2017 = 113.352.662,64831 kWh

RT2017 ≈ 113,35267 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2018 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2018 = RT2011 ( l + irt )7

RT2018 = 54.356.429 (1 + 0,130308)7

(20)

RT2018 ≈ 128,12343 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2019 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2019 = RT2011 ( l + irt )8

RT2019 = 54.356.429 (1 + 0,130308)8

RT2019 = 144.818.928,21014 kWh

RT2019 ≈ 144,81893 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2020 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2020 = RT2011 ( l + irt )9

RT2020 = 54.356.429 (1 + 0,130308)9

RT2020 = 163.689.993,10735 kWh

RT2020 ≈ 163,69 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2021 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2021 = RT2011 ( l + irt )10

RT2021 = 54.356.429 (1 + 0,130308)10

RT2021 = 185.020.108,72917 kWh

RT2021 ≈ 185,02011 GWh

4.2.2 Analisis Prakiraan Sektor Komersil

(21)

Kon = Ko0 (1+iko)n

Dimana;

Kon = Kebutuhan energi listrik konsumen komersil pada tahun ke-n (kWh)

Ko0 = Konsumsi energi listrik Komersil di tahun awal pengamatan (kWh)

iko = Laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen Komersil

n = Tahun yang dilewati

Untuk melakukan peramalan kebutuhan energi listrik sektor komersil bisa ditempuh beberapa cara, salah satunya adalah dengan menganggap bahwa ada hubungan elastisitas antara kebutuhan energi sektor komersil (KO) dengan kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT). Sehingga nilai laju kebutuhan energi listrik sektor komersil (iko) dapat

dinyatakan dengan :

iko= εkr . irt

Dimana nilai εkr adalah nilai elastisitas kebutuhan energi sektor komersil

(KO) terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT), yang mana dalam hal ini dapat dinyatakan dengan :

��

=

∆��

�� (���� −����) ∆��

�� (���� −����)

Atau

��

=

���� (���� −����)

���� (���� −����)

(22)

Adapun nilai Lp Rt telah didapat dari perhitungan sektor rumah tangga yakni 8,2 %. Jadi untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor komersil (Lp Ko) :

����=��������ℎ����ℎ������������

Jadi nilai elastisitas kebutuhan energi sektor komersil (KO) terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT) :

��� =����

kebutuhan energi sektor rumah tangga, maka nilai laju kebutuhan energi listrik sektor komersil (iko) :

iko= εkr . irt

iko = 1,5472 × 0,130308

iko = 0,2016125

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2016 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

(23)

Ko2016 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)5

Ko2016 = 18.325.456, 571699 kWh

Ko2016 ≈ 18,32546 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2017 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2017 = Ko2011 ( l + iko )6

Ko2017 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)6

Ko2017 = 22.020.097,684761 kWh

Ko2017 ≈ 22,0201 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2018 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2018 = Ko2011 ( l + iko )7

Ko2018 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)7

Ko2018 = 26.459.624,62923 kWh

Ko2018 ≈ 26,45963 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2019 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2019 = Ko2011 ( l + iko )8

Ko2019 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)8

Ko2019 = 31.794.215,699791 kWh

Ko2019 ≈ 31,79422 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2020 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

(24)

Ko2020 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)9

Ko2020 = 38.204.327,012565 kWh

Ko2020 ≈ 38,20433 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2021 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2021 = Ko2011 ( l + iko )10

Ko2021 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)10

Ko2021 = 45.906.796,892386 kWh

Ko2021 ≈ 45,9068 GWh

4.2.3 Analisis Prakiraan Sektor Publik

Persamaan untuk mendapatkan nilai prakiraan atau prediksi kebutuhan energi listrik sektor komersil tahun yang akan datang (2016-2021) :

Pbn = Pb0 (1+ipb)n

Dimana;

Pbn = Kebutuhan energi listrik konsumen komersil pada tahun ke-n (kWh)

Pb0 = Konsumsi energi listrik Komersil di tahun awal pengamatan (kWh)

ipb = Laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen Komersil

n = Tahun yang dilewati

(25)

dengan kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT). Sehingga nilai laju kebutuhan energi listrik sektor publik (ipb) dapat dinyatakan dengan :

ipb= εpr . irt

Dimana nilai εpr adalah nilai elastisitas kebutuhan energi sektor publik (Pb)

terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT), yang mana dalam hal ini dapat dinyatakan dengan :

��

=

Dimana Lp Pb adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor publik (2011-2015) dan Lp Rt adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor rumah tangga (2011-2015).

Adapun nilai Lp Rt telah didapat dari perhitungan sektor rumah tangga yakni 8,2 %. Jadi untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor publik (Lp Pb) :

����=��������ℎ����ℎ������������

Jadi nilai elastisitas kebutuhan energi sektor publik (Pb) terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT) :

��� =����

(26)

��� =14,687 6,515

��� = 2,254

Setelah mendapatkan nilai εpr dan nilai irt dari perhitungan

kebutuhan energi sektor rumah tangga, maka nilai laju kebutuhan energi listrik sektor publik (ipb) :

ipb= εpr . irt

ipb =2,254 ×0,130308

ipb =0,293714

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2016 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2016 = Pb2011 ( l + ipb )5

Pb2016 = 6.392.756 (1 + 0,293714)5

Pb2016 = 23.167.518,478864 kWh

Pb2016 ≈ 23,16752 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2017 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2017 = Pb2011 ( l + ipb )6

Pb2017 = 6.392.756 (1 + 0,293714)6

Pb2017 = 29.972.143,001365 kWh

Pb2017 ≈ 29,97215 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2018 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

(27)

Pb2018 = 6.392.756 (1 + 0,293714)7

Pb2018 = 38.775.381,010868 kWh

Pb2018 ≈ 38,77539 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2019 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2019 = Pb2011 ( l + ipb )8

Pb2019 = 6.392.756 (1 + 0,293714)8

Pb2019 = 50.164.253,269094 kWh

Pb2019 ≈ 50,16426 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2020 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2020 = Pb2011 ( l + ipb )9

Pb2020 = 6.392.756 (1 + 0,293714)9

Pb2020 = 64.898.196,753775 kWh

Pb2020 ≈ 64,8982 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2021 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2021 = Pb2011 ( l + ipb )10

Pb2021 = 6.392.756 (1 + 0,293714)10

Pb2021 = 83.959.705,71511 kWh

(28)

4.2.4 Analisa Prakiraan Sektor Industri

Persamaan untuk mendapatkan nilai prakiraan atau prediksi kebutuhan energi listrik sektor industri tahun yang akan datang (2016-2021) :

Inn = Ino (1 + iin)n

Dimana :

Inn = Kebutuhan energi listrik konsumen Industri pada tahun ke-n (kWh)

Ino = Konsumsi energi listrik industri di awal tahun pengamatan (kWh)

iin = Laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen Industri

n = Tahun yang dilewati

Untuk melakukan peramalan kebutuhan energi listrik sektor publik bisa ditempuh beberapa cara, salah satunya adalah dengan menganggap bahwa ada hubungan elastisitas antara kebutuhan energi sektor industri terhadap PDRB industri. Sehingga nilai laju kebutuhan energi listrik sektor industri (iin) dapat dinyatakan dengan :

iin= εip . ipi

Dimana nilai εip adalah nilai elastisitas kebutuhan energi sektor industri

(In) terhadap PDRB industri (pi), yang mana dalam hal ini dapat dinyatakan dengan :

��

=

∆��

�� (���� −����) ∆��

�� (���� −����)

Atau

��

=

���� (���� −����)

(29)

Dimana Lp In adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor industri (2011-2015) dan Lp pi adalah nilai laju pertumbuhan PDRB industri (2011-2015).

Jadi untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor industri (Lp In) :

����=��������ℎ����ℎ������������

Dan untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan PDRB sektor industri (Lp pi) :

Jadi nilai elastisitas kebutuhan energi sektor industri (In) terhadap Produk Domestik Regional Bruto industri (pi) :

(30)

Setelah mendapatkan nilai εip dan nilai ipi dari data PDRB industri,

maka nilai laju kebutuhan energi listrik sektor industri (iin) :

iin= εip . ipi

iin = 1,4508 × 0,05956

iin = 0,08641

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2016 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2016 = In2011 ( l + iin )5

In2016 = 1.273.355 (1 + 0,08641)5

In2016 = 1.927.162,2073187 kWh

In2016 ≈ 1,92717 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2017 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2017 = In2011 ( l + iin )6

In2017 = 1.273.355 (1 + 0,08641)6

In2017 = 2.093.688,2936531 kWh

In2017 ≈ 2,09369 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2018 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2018 = In2011 ( l + iin )7

In2018 = 1.273.355 (1 + 0,08641)7

In2018 = 2.274.603,8991077 kWh

(31)

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2019 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2019 = In2011 ( l + iin )8

In2019 = 1.273.355 (1 + 0,08641)8

In2019 = 2.471.152,4220296 kWh

In2019 ≈ 2,47116 GW

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2020 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2020 = In2011 ( l + iin )9

In2020 = 1.273.355 (1 + 0,08641)9

In2020 = 2.684.684,7028172 kWh

In2020 ≈ 2,68469 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2021 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2021 = In2011 ( l + iin )10

In2021 = 1.273.355 (1 + 0,08641)10

In2021 = 2.916.668,3079876 kWh

In2021 ≈ 2,91667 GWh

4.2.5 Analisa Prakiraan Total Kebutuhan Energi Listrik

Kebutuhan energi listrik total bisa diperoleh dengan menjumlahkan kebutuhan empat sektor yakni sektor rumah tangga, sektor komersil, sektor publik dan sektor industri :

(32)

Dimana :

TOTn = Total kebutuhan energi listrik tahun ke-n (GWh)

RTn = Kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga tahun ke-n (GWh)

KOn = Kebutuhan energi listrik sektor komersil tahun ke-n (GWh)

Pbn = Kebutuhan energi listrik sektor publik tahun ke-n (GWh)

Inn = Kebutuhan energi listrik sektor industri tahun ke-n (GWh)

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2016 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2016 = RT2016 + KO2016 + Pb2016 + In2016

TOT2016 = 102,28476 + 18,32546 + 23,16752 + 1,92717

TOT2016 = 145,70491 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2017 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2017 = RT2017 + KO2017 + Pb2017 + In2017

TOT2017 = 113,35267 + 22,0201 + 29,97215 + 2,09369

TOT2017 = 167,43861 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2018 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2018 = RT2018 + KO2018 + Pb2018 + In2018

TOT2018 = 128,12343 + 26,45963 + 38,77539 + 2,27461

(33)

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2019 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2019 = RT2019 + KO2019 + Pb2019 + In2019

TOT2019 = 144,81893 + 31,79422 + 50,16426 + 2,47116

TOT2019 = 229,24857 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2020 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2020 = RT2020 + KO2020 + Pb2020 + In2020

TOT2020 = 163,69 + 38,20433 + 64,8982 + 2,68469

TOT2020 = 269,47722 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2021 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2021 = RT2021 + KO2021 + Pb2021 + In2021

TOT2021 = 185,02011 + 45,9068 + 83,95971 + 2,91667

TOT2021 = 317,80329 GWh

Tabel 4.6 Data Hasil Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Pelanggan per Sektor dan Kebutuhan Total Pelanggan

Tahun

(34)

4.3 Analisis Penyediaan Listrik dan Neraca Daya

4.3.1 Analisis Penyediaan Listrik 2011-2015

Tabel 4.7 Data Jumlah Energi Dibangkitkan, Disalurkan dan Pemakaian Sendiri

Tahun 2011 86.247.747 85.850.665 397.082 2012 99.316.541 98.881.568 434.973 2013 105.835.711 105.572.364 263.347 2014 113.136.037 112.913.987 208.850 2015 122.572.367 122.246.853 113.147

Penyediaan Listrik (kW) = Σ Produksi – Σ (Energi Pemakaian sendiri + Susut Energi)

Dimana Susut Energi didapat dengan :

Susut Energi = Energi yang disalurkan (kWh) – {Energi Pemakaian Sendiri (kWh) + Energi yang terjual (kWh)}

Untuk tahun 2011 :

• Susut Energi = 85.850.665 – 397.082 – 72.341.398 = 13.112.185 kWh

• Penyediaan Listrik = 86.247.747 – (397.082 + 13.112.185) = 72.738.480 kW ≈ 72,739 GW\

Untuk tahun 2012 :

• Susut Energi = 98.881.568 – 434.973 – 85.482.704 = 12.963.891 kWh

(35)

Untuk tahun 2013 :

• Susut Energi = 105.572.364 – 263.347 – 73.547.768 = 31.761.249 kWh

• Penyediaan Listrik = 105.835.711 – (263.347 + 31.761.249) = 73.811.115 kW ≈ 73.812 GW

Untuk tahun 2014 :

• Susut Energi = 112.913.987 – 208.850 – 87.844.484 = 24.860.653 kWh

• Penyediaan Listrik = 113.136.037 – (208.850 + 24.860.653) = 88.066.534 kW ≈ 88.067 GW

Untuk tahun 2015 :

• Susut Energi = 122.246.853 – 113.147 – 100.842.21 = 21.292.490 kWh

• Penyediaan Listrik = 122.572.367 – (113.147 + 21.292.490) = 101.166.730 kW ≈ 101,167 GW

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Jumlah Penyediaan Listrik dan Susut Energi

Tahun

Jumlah Penyediaan Listrik

(GW)

Susut Energi (kWh)

2011 72,739 13.112.185

2012 85.918 12.963.891

2013 73.812 31.761.249

2014 88.067 24.860.653

(36)

4.3.2 Analisis Prediksi Penyediaan Listrik 2016-2021

Tabel 4.9 Data Jumlah kWh Terjual dan Jumlah Penyediaan Listrik

Dengan menggunakan rumus statistik sederhana pada data historis (2011-2015) didapat pertambahan energi listrik rata-rata sekitar 0.004 % dari jumlah konsumsi listrik, sehingga untuk prediksi penyediaan listrik :

Jumlah Penyediaan Listrik = 0.004 % (Jumlah Kebutuhan Listrik) + Jumlah Kebutuhan Listrik

Tabel 4.10 Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan di Pulau Nias

Tahun Kebutuhan Total Pelanggan (GWh)

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2016

JPL 2016 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2016) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2016

Tahun

(37)

JPL 2016 = 0.004 (145,70491) + 145,70491 = 146.28772964

≈ 146,28773 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2017

JPL 2017 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2017) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2017

JPL 2017 = 0.004 (167,43861) + 167,43861 = 168,10836444

≈ 168,10837 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2018

JPL 2018 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2018) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2018

JPL 2018 = 0.004 (195,63306) + 195,63306 = 196,41559224

≈ 196,4156 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2019

JPL 2019 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2019) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2019

JPL 2019 = 0.004 (229,24857) + 229,24857 = 230,16556428

(38)

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2020

JPL 2020 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2020) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2020

JPL 2020 = 0.004 (269,47722) + 269,47722 = 270.55512888

≈ 270,55513 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2021

JPL 2021 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2021) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2021

JPL 2021 = 0.004 (317,80329) + 317,80329 = 319,07450316

≈ 319,07451 GW

Tabel 4.11 Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan dan Hasil Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik di Pulau Nias

Tahun Kebutuhan Total Pelanggan

Jumlah Penyediaan Listrik

(GWh) (GW)

2016 145,70491 146,28773

2017 167,43861 168,10837

2018 195,63306 196,41560

2019 229,24857 230,16557

2020 269,47722 270,55513

(39)

4.3.3 Neraca Daya

Tabel 4.12 Data Jumlah Daya Dibangkitkan, Daya Mampu, Beban Puncak Tahun Jumlah Daya

Dibangkitkan (kWh)

Untuk mendapatkan neraca daya dibutuhkan nilai-nilai yakni Beban Puncak, Kapasitas atau Daya Terpasang, Kapasitas atau Daya Mampu Load Factor (LF) atau faktor beban, nilai Capacity Factor (CF), Reserve Margin (RM), Cadangan Daya (CD):

(40)

RM = 100 × (20570 – 20585) / 20585 ≈ - 0,073 MW CD = 20570 – 20585 = - 15 kW ≈ - 0,015 MW • Untuk Tahun 2013

LF = {105.835.711 / (25928 × 8760)} × 100% ≈ 46,6 % CF = {105.835.711 / (35165 × 8760)} × 100% ≈ 34,36 % RM = 100 × (35165 – 25928) / 25928 ≈ 35,6256 MW CD = 35165 – 25928 = 9.237 kW ≈ 9,237 MW • Untuk Tahun 2014

LF = {113.136.037 / (27509 × 8760)} × 100% ≈ 46,95 % CF = {113.136.037 / (30105 × 8760)} × 100% ≈ 42,9 % RM = 100 × (30105 – 27509) / 27509 ≈ 9,437 MW CD = 30105 – 27509 = 2596 kW ≈ 2,596 MW • Untuk Tahun 2015

LF = {122.572.367 / (27450 × 8760)} × 100% ≈ 50,98 % CF = {122.572.367 / (27720 × 8760)} × 100% ≈ 50,48 % RM = 100 × (27720 – 27450) / 27450 ≈ 0,98 MW CD = 27720 – 27450 = 270 kW ≈ 0,27 MW

Tabel 4.13 Data Neraca Daya Pulau Nias

Unit 2011 2012 2013 2014 2015 Daya Terpasang kW 31185 35835 54699 51489 33860 Daya Mampu kW 22205 20570 35165 30105 27720 Beban Puncak kW 19880 20585 25928 27509 27450

LF % 49,52 55,08 46,6 46,95 50,98

CF % 44,34 55,12 34,36 42,9 50,48

RM MW 11,6952 -0,073 35,6256 9,437 0,98

(41)

4.4 Analisa Grafik Kebutuhan Energi Listrik

4.4.1 Analisa Grafik Sektor Rumah Tangga

Gambar 4.2 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Rumah Tangga Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.3 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Rumah Tangga Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

(42)

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor rumah tangga tahun 2011 adalah 54.356.429 kWh dan tahun 2015 adalah 74.525.299 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 20.168.870 kWh atau sekitar 20,169 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor rumah tangga per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 4,0338 GWh atau sekitar 7,42 % per tahunnya. Dan dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga pada tahun 2016 adalah 102,28476 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 27.759.461 kWh atau sekitar 27,7595 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 185,02011 GWh pada tahun 2021 atau dapat dikatakan mengalami sekitar dua setengah kali lipat dari tahun 2015, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 82,73535 GWh. dan dapat dilihat bahwa bahwa pertumbuhan rata-rata prediksi kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 13,78923 GWh atau sekitar 13,48 % per tahunnya.

(43)

4.4.2 Analisa Grafik Sektor Komersil

Gambar 4.4 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.5 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Listrik

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

(44)

Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor komersil tahun 2011 adalah 7.315.308 kWh dan tahun 2015 adalah 11.824.788 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 4.509.480 kWh atau sekitar 4,50948 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor komersil per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 0,901896 GWh atau sekitar 12,33 % per tahunnya.

Dan dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor komersil pada tahun 2016 adalah 18,32546 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 6.499.772 kWh atau sekitar 6,5 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 45,9068 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor komersil dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 27,58134 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik komersil per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 4,59689 GWh atau sekitar 25,085 % per tahunnya.

(45)

4.4.3 Analisa Grafik Sektor Publik

Gambar 4.6 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Publik Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.7 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Listrik

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

(46)

Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor publik tahun 2011 adalah 6.392.756 kWh dan tahun 2015 adalah 12.684.022 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 6.291.266 kWh atau sekitar 6,29127 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor publik per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 1,25826 GWh atau sekitar 19,68 % per tahunnya.

Dan dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor publik pada tahun 2016 adalah 23,16752 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 10.483.498 kWh atau sekitar 10,4835 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 83,95971 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor publik dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 60,79219 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik publik per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 10,13203 GWh atau sekitar 43,73 % per tahunnya.

(47)

4.4.4 Analisa Grafik Sektor Industri

Gambar 4.8 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Industri Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.9 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Industri Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0 1 2 3

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Listrik Sektor Industri (GWh)

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

(48)

Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor industri tahun 2011 adalah 1.273.355 kWh dan tahun 2015 adalah 1.731.657 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 458.302 kWh atau sekitar 0,4583 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor industri per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 91.660,4 kWh atau sekitar 7,2 % per tahunnya.

Dan dari gambar 4.9 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor industri pada tahun 2016 adalah 1,92717 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 195.513 kWh atau sekitar 0,19552 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 2,91667 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor industri dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 0.9895 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik industri per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 0,165 GWh atau sekitar 8,56 % per tahunnya.

(49)

4.4.5 Analisa Grafik Total Kebutuhan Energi Listrik

Gambar 4.10 Grafik Total Konsumsi Energi Listrik Semua Sektor Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.11 Grafik Prediksi Total Kebutuhan Energi Listrik Seluruh Sektor Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Total Konsumsi

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

(50)

Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa total konsumsi energi listrik semua sektor tahun 2011 adalah 72.341.398 kWh dan tahun 2015 adalah 100.842.216 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 28.500.818 kWh atau sekitar 28,50082 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata total konsumsi energi listrik seluruh sektor per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 5.7002 GWh atau sekitar 7,88 % per tahunnya. Dan dari gambar 4.11 dapat dilihat bahwa prediksi total konsumsi atau total kebutuhan energi listrik seluruh sektor pada tahun 2016 adalah 145,70491 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 44.862.694 kWh atau sekitar 44,8627 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 317,80329 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan total kebutuhan energi listrik seluruh sektor dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 172.098.380 kWh atau sekitar 172,09838 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata total kebutuhan energi listrik seluruh sektor per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah sekitar 28,68307 GWh atau sekitar 19,685 % per tahunnya.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil prakiraan atau peramalan pertumbuhan beban listrik dengan metode ekonometrik di area pulau Nias dari tahun 2016-2021 selalu mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan 13,48% (rumah tangga), 25,085% (komersial), 43,73% (publik), dan 8,56% (industri) per tahun. Pada tahun 2021 jumlah konsumsi listrik seluruhnya telah mencapai 317,80329 GWh yang meningkat hingga sekitar 315,15 % dari tahun 2015.

2. Meski rata-rata pertumbuhan tertinggi adalah sektor publik dan komersil, konsumsi energi listrik terbesar adalah sektor rumah tangga dimana konsumsi sektor rumah tangga hampir selalu diatas 60% dari total konsumsi tiap tahunnya dan konsumsi energi listrik terkecil adalah sektor industri dimana konsumsi sektor industri selalu dibawah 2% dari total konsumsi tiap tahunnya.

(52)

5.1 Saran

1. Selain peramalan beban listrik jangka menengah, sebaiknya dilakukan peramalan beban listrik jangka panjang agar perkembangan beban listrik dapat selalu ditinjau jika terdapat perubahan yang cukup besar 2. Untuk menambah keakuratan prakiraan atau prediksi kebutuhan

(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Geografis Pulau Nias

Gambar 2.1 Letak Pulau Nias di provinsi Sumatera Utara

Nias adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera, Indonesia. Pulau dengan luas wilayah 5625 km2 ini, berpenduduk 700.000 jiwa, mempunyai jarak ± 85 mil laut dari sibolga (daerah provinsi sumatera utara) serta dikelilingi oleh samudera Hindia. Menurut letak Geografis, pulau Nias terletak pada garis 0012’ – 1032’ Lintang Utara (LU), dan 970 – 980 Bujur Timur (BT) dekat garis Khatulistiwa dengan batas – batas wilayah :

(54)

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Mursala kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Keadaan iklim Pulau Nias dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata- rata 25,90C perbulan dengan rata – rata minimum 21,20C dan rata – rata maksimum 30,30C. Kecepatan angin rata-rata dalam satu tahun adalah sebesar 5,6 knot per jam dan bisa mencapai rata – rata kecepatan maksimum sebesar 19,8 knot/jam dengan arah angin terbanyak berasal dari arah utara. Kondisi seperti ini disamping curah hujan yang tinggi mengakibatkan sering terjadinya badai besar.

(55)

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2, Pulau Nias saat ini telah dimekarkan menjadi 4 kabupaten dan satu kota, yaitu kaupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunug Sitoli.

Daerah Kabupaten Nias, merupakan daerah Kepulauan yang memiliki pulau – pulau kecil sebanyak 27 buah. Banyaknya pulau – pulau kecil yang dihuni oleh penduduk adalah sebanyak 11 buah, dan yang tidak dihuni ada sebanyak 16 buah.

Kondisi pulau Nias mempunyai area dengan kondisi tanah datar dan berbukit sedangkan luas ± 15 ha yang dibutuhkan untuk lokasi rencana pembangunan PLTU Batubara tersebut yang berdekatan dengan jaringan 20 kV eksisting dan pembangkit eksisting.

Kabupaten Nias merupakan salah satu daerah yang mengalami krisis energi listrik. Apabila salah satu unit pembangkit mengalami gangguan atau dilakukan pemeliharaan, maka akan terjadi pemadaman bergilir di sistem kelistrikan Nias tersebut. Selain itu selama beberapa waktu terakhir PLN tidak dapat memenuhi permintaan sambungan baru dari masyarakat.

2.2. Kondisi Ketenagalistrikan Pulau Nias

2.2.1 Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) Cabang Nias

(56)

Sentralnya dibangun di tanah pertapakan kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM / OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung pura dan pangkaalan brandan (1924), tebing tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Berastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai pada tahun 1931 (milik Gemeente-Kotapraja), Labuhan bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Pada masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa ada penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik dibagi menjadi perusahaan listrik Sumatera Utara, Perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktrur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

(57)

1955 di Medan berdiri perusahaan listrik negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatra Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifulla. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK menteri PUT no. 16/1/20 tanggal 20 mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Pada tahun 1965, BTU PLN dibubarkan dengan peraturan menteri No. PU No 9/PRT/64 dan dengan peraturan mentri no. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja menjadi 15 kesatuaan daerah Eksploitasi I. Sumatera Utara tetap menjadi daerah Eksploitasi I.

Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Presiden Direksi PLN no. KPTS 009/ Dir PLN/ 66 tanggal 14 april 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 dan satu sektor Medan, Binjai, Sibolga dan Siantar. PLN sibolga ini membawahi PLN Nias.

Pada tahun 1985 beroperasi 2 buah PLTD di gunung Sitoli untuk memenuhi kebutuhan listrik di pulau Nias dengan kapasitas terpasang masing-masing 560 kW dan daya mampu masing-masing 350 kW.

(58)

• Lokasi pulai Nias yang Isolated, terpisah dari Pulau Sumatera

• Rentang Kendali PLN cabang Sibolga yang sangat jauh ke Pulau Nias (± 120 km).

• Tuntutan pelayanan yang semakin tinggi

• Tingginya pertumbuhan konsumsi listrik pasca bencana tsunami dan gempa.

• Memudahkan koordinaasi dengan otoritas daerah setempat.

Adapun sistem ketenagalistrikan pulau Nias ditunjukkan oleh gambar berikut :

(59)

2015

 Pengadaan PLTD kapasitas 1,2 MW Pulau Terluar yang ditempatkan di Nias Selatan kota Teluk Dalam, terdiri dari :

a) PLTD Lasondre 2 × 0,1 MW b) PLTD Tanah Masa 2×0,2 MW c) PLTD Tanah Bala 3×0,2 MW • 2016

 PLN membangun PLTG MPP (Mobile Power Plant) 25 MW di Gunung sitoli yang akan beroperasi Pada Juli 2016.

2017

 Pengadaan PLTMG MPP 25 MW di Nias akan COD (Commercial Operation Date).

2018

 Rencana Pembangunan Transmisi 70 kV Nias – Gunung Sitoli untuk perbaikan penyaluran tenaga listrik di system Nias akan COD.

2.2.2 Profil PLN Cabang Nias

(60)

ranting menjadi cabang, dengan wilayah kerjanya meliputi rantng Gunug Sitoli, Ranting Teluk Dalam, PLTD Gunung Sitoli, dan PLTD teluk dalam.

Dalam 2 tahun terakhir, Mei 2009 hingga Desember 2010, PLN Nias sudah menambah kapasitas pembangkitan dengan sistem sewa di 3 lokasi, yaitu teluk dalam 3MW, gunung Sitoli 5MW, Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Mowao 4 MW. Penambahan kapasitas ini telah meningkatkan kemampuan pebangkit sndiri yang sebelumnya sudah ada yaitu di Teluk Dalam 2MW, di Gunung Sitoli 6 – 7 MW dan di Pulau Tello 400 KW.

(61)

2.2.3 Struktur Organisasi PLN Cabang Nias

Struktur Organisasi adalah suatu bentuk kerjasama dari sejumlah orang dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas maka, dapat dikethui posisi tugas dan wewenang setiap tanggung jawab yang diberikan kepada setiap pegawai sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar fungsi dari masing –masing bagian. Struktur organisasi yang dianut oleh PLN Nias adalah struktur organisasi garis. Adapun tugas masing – masing adalah sebagai berikut : • Manajer cabang

Manajer Cabang bertanggung jawab mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pegoperasian, dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik seluruh Nias, secara efisien dan efektif. Manajer caang membawahi 6 pimpinan yaitu :

o Bagian teknik o Bagian pembangkitn

o Bagian pengukuran dan proteksi

o Bagian Niaga dan Pelayanan Pelanggan o Bagian ADM dan keuangan

o Bagian yang membawahi PLTD (Pembangkit Tenaga Diesel)

• Bagian Teknik

Bagian ini bertugas untuk mengkordinasi perencnaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik yang efektif dan efisien dengan mutu yang baik.

(62)

Bagian ini menjaga, memeriksa jaringan agar distribusi listrik tetap terjaga, mengukur rangkaian jaringan, sambungan untuk pelanggan, selain menjaga jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah dan menjaga untuk pembatasan.

• Bagian Niaga dan Pelayanan Pelanggan

• Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penyusunan perkiraan kebutuhan tenaga listrik, penjualan tenaga listrik, penyuluhan dan survei data pelanggan tenaga listrik di wilayah kerjanya • Bagian ADM dan Keuangan

Bagian keuangan bertanggung jawab untuk mengkoordinirkan pengelolaan anggaran, keuangan, perpajakan, dan asuransi sesuai dengan prinsip – prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan akutansi yang akurat dan tepat waktu.

2.3 Data

Data adalah sesuatu yang diketahui dari berbagai hal atau kejadian secara nyata atau merupakan hasil pengamatan. Data terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Berdasarkan Sifat

• Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka dan lebih bersifat pernyataan.

• Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka. 2. Berdasarkan Sumber

(63)

• Data Eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar suatu organisasi yang dapat mempengaruhi hasil kerja organisasi tersebut.

3. Berdasarkan Cara Memperoleh

• Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi secara langsung dari hasil pengamatan objek yang diteliti.

• Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui suatu pihak atau organisasi baik dari publikasi maupun permintahan kepada perusahaan yang berwenang atas pengumpulan data tersebut.

4. Berdasarkan Waktu Pengumpulan

• Data Cross Section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu saja (at a point of time).

• Data Berkala (time series) adalah data yang dikumpulkan pada rentang waktu tertentu untuk menggambarkan pertumbuhan suatu objek.

2.4 Klasifikasi Pola Data Berkala (Time Series)

Pada klasifikasi pola data time series terbagi menjadi empat jenis yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu:

1. Random (Stationer)

(64)

2. Tren (Trend)

Pola perkembangan data ini membentuk karakteristik yang mendekati garis linier. Naik turunnya gradient menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan nilai data berdasarkan waktu.

3. Musiman (Seasonality)

Pola yang terbentuk karena terdapat pola kebiasaan dari data dalam suatu periode kecil sehingga menghasilkan grafik yang serupa pada jangka waktu tertentu secara berulang-ulang.

4. Siklis (Cycle)

Pola yang memiliki karakteeristik mirip seperti pola musiman, namun memiliki periode perulangan yang lebih panjang. Berikut Gambar 2.1 merupakan klasifikasi pola data berkala.

(65)

2.5 Prakiraan Beban Listrik

Prakiraan atau peramalan adalah suatu dugaan atau perkiraan atas terjadinya peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan beban listrik merupakan alat yang penting dan digunakan untuk memastikan bahwa energi yang disediakan oleh penyedia (PLN) memenuhi beban ditambah dengan rugi energi pada sistem. Ramalan dapat memiliki sifat kualitatif atau kuantitatif seperti pada penjelasan mengenai data sebelumnya. Ramalan kuantitatif terbagi menjadi dua yaitu ramalan tunggal (point forecast) dan ramalan selang (interval forecast).

Menurut S.A.Soliman (2010:15), peramalan beban listrik berdasarkan jangka waktu terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Long-range forecasting (peramalan jangka panjang) digunakan untuk memprediksi beban hingga 50 tahun ke depan sehingga perencanaan pengembangan dapat difasilitasi.

2. Medium-range forecasting (peramalan jangka menengah) digunakan untuk memprediksi beban mingguan, bulanan, dan beban puncak tahuanan hingga 10 tahun ke depan sehingga perencanaan operasional yang efisien dapat dilakukan.

3. Short-range forecasting (peramalan jangka pendek) digunakan untuk memprediksi beban hingga seminggu ke depan yang dilakukan setiap harinya.

(66)

2.6 Metode Prakiraan Beban Listrik

Keluaran dari peramalan beban umumnya berupa perkiraan penjualan energi tahunan. Penyedia energi listrik biasanya memperkirakan penjualan energi tahunan pertama dan penggunaan penjualan energi dalam menentukan perkiraan permintaan beban puncak tahunan. Terdapat tiga metode yang digunakan dalam peramalan beban energi listrik, yaitu metode ekonometrik (econometric regression analysis), metode saturasi terapan (appliance saturation method), dan metode penggunaan energi akhir (end-use energy method).

2.6.1 Metode Ekonometrik (Econometric Regression Analysis)

Analisis regresi ekonometrik adalah metode yang menggunakan histori energi tahunan dan data ekonomi untuk menentukan elastisitas pelanggan. Elastisitas adalah ukuran bagaimana pelanggan akan mengubah pola pembelian dalam menanggapi perubahan harga, kenyamanan, keandalan, serta faktor lainnya. Berdasarkan elastisitas pelanggan, dan dengan asumsi bahwa elastisitas ini tidak berubah dari waktu ke waktu maka perkiraan energi dapat dibuat. Metode ini secara luas diterapkan pada peramalan konsumsi energi listrik (kilowatt-jam) (Pindyck, 1976:169).

2.6.2 Metode Saturasi Terapan (Appliance Saturation Method)

(67)

peralatan yang diharapkan di masa depan, dan perkiraan penggunaan energi tahunan per alat akan berubah maka perkiraan beban energi dibuat. Metode ini umumnya digunakan untuk meramalkan penjualan energi sektor perumahan (Pindyck, 1976:169).

2.6.3 Metode Penggunaan Energi Akhir (End-Use Energy Method)

Metode penggunaan energi akhir mirip dengan metode saturasi alat, tetapi penggunaan alat menjadi dasar ramalan pada metode saturasi alat, sedangkan metode penggunaan energi akhir menggunakan histori penggunaan terakhir sebagai dasar peramalan. Sebenarnya pendekatan ini lebih akurat namun sangat sensitif terhadap data acuan konsumen dan minim data historis beban. Misalnya, metode ini dapat digunakan untuk meramalkan sektor komersial (Pindyck, 1976:169).

2.7 Prakiraan Beban Listrik dengan Metode Ekonometrik

Ekonometrika adalah hasil dari suatu tinjauan tertentu tentang peran ilmu ekonomi, mencakup aplikasi statistik matematik atas data ekonomi guna memberikan dukungan empiris terhadap model yang disusun berdasarkan matematika ekonomi serta memperoleh hasil berupa angka-angka. Metode ekonometrik menggunakan analisis regresi untuk mendapatkan model yang digunakan dalam peramalan beban listrik.

(68)

dihasilkan lebih sederhana. Tujuan peramalan beban listrik dengan ekonometrik adalah untuk meramalkan penjualan listrik berdasarkan perkiraan makroekonomi. Variabel makroekonomi antara lain produk domestik regional bruto (PDRB), jumlah konsumsi energi listrik, jumlah penduduk (demografi) dan tarif tenaga listrik.

2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Energi Listrik

Dalam penelitian ini akan digunakan tiga faktor yang dianggap mempengaruhi kebutuhan energi listrik yang akan datang. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi yaitu produk domestik regional bruto (PDRB), jumlah pelanggan listrik, dan tarif tenaga listrik (TTL).

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. Adapun PDRB sesuai kelompok tarif terbagi menjadi empat, yaitu PDRB kelompok rumah tangga (total without oil, gas & product), PDRB kelompok komersial (construction, trade, restaurant, hotel, transportation, communication, finance, rent of build, and business service), PDRB

(69)

b. Jumlah Pelanggan Listrik

Pada data statistik PLN, menyebutkan bahwa pelanggan terbagi menjadi : - Kelompok rumah tangga, adalah penjumlahan golongan tarif S-1, R-1,

R-2, dan R-3.

- Kelompok bisnis atau komersial, adalah penjumlahan golongan tarif B-1, B-2, B-3, T ( Traksi / PT KAI ), C ( Pemegang izin usaha ketenagalistrikan ), M ( Multiguna, Pelayanan dengan kualitas khusus). - Kelompok industri, adalah penjumlahan golongan tarif I-1, I-2, I-3, dan

I-4

- Kelompok sosial, adalah penjumlahan golongan tarif S-2 dan S-3. - Kelompok gedung kantor pemerintah, adalah penjumlahan golongan

tarif P-1 dan P-2.

- Kelompok penerangan jalan umum, adalah golongan tarif P-3.

(70)

Pada perhitungan digunakan empat golongan pelanggan, yaitu rumah tangga, komersial, industri, dan publik (kelompok gedung kantor pemerintah dan penerangan jalan umum).

c. Tarif Tenaga Listrik

Penentuan tarif tenaga listrik (TTL) telah diatur dan ditentukan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara. Dalam peraturan tersebut, menyatakan bahwa tarif tenaga listrik yang disediakan oleh PT PLN dinyatakan dalam Tarif Dasar Listrik berdasarkan Golongan Tarif Dasar Listrik.

2.7.2 Model Regresi Linier

Regresi linier menurut Gurajati (2006) adalah kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variable atau variabel tergantung) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory atau variabel bebas). Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linier berganda. “Harus selalu dicamkan bahwa regresi tidak selalu menyiratkan hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat harus dilandasi, atau

disimpulkan, dari teori yang mendasari fenomena yang diuji secara

empiris”. (Gujarati, 2006:116).

(71)

bebas, sehingga untuk mendapatkan model ekonometrik digunakan analisis linier berganda dengan menggunakan model log-linier.

Ada 4 buah indikator yang bisa digunakan untuk indikator keberhasilan dari model regresi, yakni :

1. Ketetapan penaksiran parameter �0

2. Ketetapan penaksiran parameter �1

3. Ketetapan penaksiran Y

4. Kedudukan hubungan (korelasi) antara variabel x variabel Y

2.7.3 Regresi Linier Berganda

Dalam banyak kasus, satu variabel bebas tidak sepenuhnya dapat

menjelaskan besar konsumsi energi listrik, sehingga diperlukan regresi

berganda dimana beberapa faktor dapat mempengaruhi variabel tergantung.

Regresi berganda merupakan perkembangan dari regresi tunggal. Regresi

berganda ditulis dalam notasi matriks, namun mirip dengan regresi tunggal.

Pada jenis regresi ini, terdapat Yi sebagai variabel tak bebas pada data tahun

ke-i yang diramalkan dalam kasus ini adalah konsumsi energi listrik. Xi1, Xi2,

dan Xi3 sebagai variabel bebas pada data tahun ke-i. �0, �1, �2, dan �3 sebagai

koefisien regresi.

Pada Persamaan (2.1) berikut menunjukkan rumus untuk regresi

berganda, dimana Yi adalah konsumsi energi listrik (GWh), Xi1 adalah PDRB,

Xi2 adalah jumlah pelanggan listrik, dan Xi3 adalah tarif tenaga listrik, yang

dapat dituliskan sebagai berikut: (Gujarati, 2006:181)

(72)

Dimana, � adalah kesalahan antara nilai aktual dan nilai prediksi dari varabel tak bebas. Untuk mengetahui besar nilai koefisien regresi dapat digunakan metode kuadrat terkecil pada Persamaan (2.2) dengan meminimumkan bentuk kuadrat, sebagai berikut :

�= �� εi2

�=1 =∑

�=1 (��−�0−�1��1−�2��2−�3��3)2��=1 (2.2)

Nilai minimum diperoleh dengan mencari turunan J terhadap �0, �1, �2, dan �3 yang menghasilkan Persamaan (2.3) dengan mengubah �0,

�1, �2, dan �3 dengan penaksirnya b0, b1, b2, dan b3. ��/��0 = −2Σ(��−�0−��1��1 −�2��2 −�3��3) = 0

��/��1 = −2Σ(��−�0− ��1��1 −�2��2 −�3��3)��1 = 0 (2.3)

��/��2 = −2Σ(��−�0− ��1��1 −�2��2 −�3��3)��2 = 0

��/��3 = −2Σ(��−�0− ��1��1 −�2��2 −�3��3)��3 = 0

Sehingga dapat disederhanakan menjadi Persamaan (2.4), berikut (Gujarati, 2006:185):

��0 + �1��1 + �2��2 + �3��3 = ��

�0��1 + �1��12 + �2��1��2 + �3��1��3 = ����1 (2.4)

�0��2 + �1��1��2 + �2��22 + �3��2��3 = ����2 �0��3 + �1��1��3 + �2��2��3 + �3��32 = ����3

Untuk mempermudah perhitungan dapat menggunakan matriks yang dapat dituliskan menjadi Persamaan (2.5) berikut :

(73)

dengan,

Sehingga untuk memperoleh nilai koefisien regresi digunakan Persamaan (2.6) sebagai berikut :

�= (�′�)−1�′� (2.6)

2.7.4 Model Log Linier

Dalam metode ekonometrika terdapat penentuan elastisitas pelanggan dengan menggunakan model log-linier (Gujarati, 2010:207). Model log-linier yang didasari oleh regresi eksponensial yang ditunjukkan pada Persamaan (2.7) berikut,

��= �0�11��� (2.7)

dan dapat dinyatakan dalam bentuk Persamaan (2.8) berikut,

����= ���0 + �1���� (2.8)

dengan ln adalah logaritma natural (yaitu log dengan basis e, dimana e=2,718), dan dapat ditulis dalam bentuk Persamaan (2.9).

(74)

dengan, ���� = logaritma natural variabel terikat pada data tahun ke-i

���� = logaritma natural variabel bebas pada data tahun ke-i

� = ���0

�0,�1 = koefisien regresi

Model ini linier dalam parameter α dan β1, linier dalam logaritma dari

variabel X dan Y. Oleh karena itu, karena sifat linier ini maka disebut model log-linier

.

2.8 Peramalan Kebutuhan Energi Listrik Per Sektor Pelanggan

Dengan meninjau secara umum pendekatan yang digunakan dalam menghitung kebutuhan energi, maka pemakai (konsumen) listrik dikelompokkan menjadi empat konsumen yaitu:

1. Konsumen Rumah Tangga, 2. Konsumen Komersil, 3. Konsumen Publik, 4. Konsumen lndustri.

Algoritma perhitungan dari pendekatan yang digunakan untuk menyusun prakiraan kebutuhan energi pada masing-masing konsumen.

2.8.1 Sektor Rumah Tangga

(75)

Dalam hal ini diasumsi adanya elastisitas yang mempengaruhi nilai keterkaitan dimana kebutuhan listrik rumah tangga membutuhkan informasi kuantitatif tentang masa lain. Data masa lalu (historis) yang dibutuhkan ialah data listrik konsumsi rumah tangga, jumlah penduduk , pendapatan perkapita regional (PP) atau produk domestik regional bruto (PDRB) dan penyediaan daya (S) oleh perusahaan penyediaan daya (PLN). Oleh karena itu, maka untuk kebutuhan energi listrik rumah tangga ada elastisitas antara kebutuhan energi listrik rumah tangga dengan pendapatan perkapita dan kemampuan penyediaan daya. Hal ini bisa dinyatakan menurut persamaan 2.10.

��= a��(��)���()��� (2.10)

Dengan :

rp

=

Elastisitas rumah tangga terhadap pendapatan perkapita atau PDRB

rs

=

Elastisitas rumah tangga terhadap kemampuan daya

a

RT

=

Konstanta

Jika laju pertumbuhan pendapatan perkapita (ipp) dan laju

pertumbuhan kemampuan penyediaan daya (is) diketahui maka laju

pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen rumah tangga bisa dinyatakan dengan persamaan 2.11.

irt= εrp . ipp+ εrs . is (2.11)

Selanjutnya dapat dihitung kebutuhan energi listrik rumah tangga setiap tahun dengan persamaan eksponesial yaitu ;

RTn = RT0 (l +irt)n (2.12)

(76)

RTn = Kebutuhan energi listrik konsumen rumah tangga tahun ke-n (kWh)

RT0 = Konsumsi energi listrik rumah tangga ditahun awal pengamatan

(kWh)

i

rt = Laju pertumbuhan kebutuhan listrik konsumen Rumah Tangga

n = Tahun yang dilewati

2.8.2 Sektor Komersil

Untuk melakukan peramalan kebutuhan energi listrik sektor komersil bisa ditempuh beberapa cara, salah satunya adalah dengan menganggap bahwa ada hubungan elastisitas antara kebutuhan energi sektor komersil (KO) dengan kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT). Elastisitas KO terhadap RT (εkr) dalam hal ini dapat dinyatakan

dengan persaman berikut :

��

=

∆��

�� (���� −����)

∆��

�� (���� −����)

(2.13)

Selanjutnya laju kebutuhan energi listrik sektor komersil bisa dinyatakan dengan :

Iko= εkr . irt (2.14)

Dan kebutuhan energi elektrik sektor komersil bisa dinyatakan dengan :

KOn = kOn ( 1 + iko )n (2.15)

Dengan kOn adalah kebutuhan energi elektrik sektor komersil di tahun

(77)

Prakiraan kebutuhan energi listrik konsumen komersil dengan mengasumsi bahwa ada hubungan elastisitas antara kebutuhan listrik konsumen komersil dengan kebutuhan listrik konsumen rumah tangga, sehingga untuk menyatakan hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

��= ���(��)��� (2.16)

Dengan : ako = Konstanta

RT = Konsumsi energi listrik Rumah Tangga εkr = Elastisitas Komersil terhadap Rumah Tangga

Elastisitas dapat dihitung dengan regresi linear sederhana dan selanjutnya laju kebutuhan energi listrik konsumen komersil dinyatakan dengan :

iko= εkr . irt (2.17)

dimana irt adalah laju pertumbuhan kebutuhan listrik sektor rumah tangga

yang telah didapat, sehingga kebutuhan listrik konsumen komersil setiap tahun bisa dihitung menurut persamaan berikut :

Kon = Ko0 (1+iko)n (2.18)

Dimana;

Kon = Kebutuhan energi listrik Komersil pada tahun ke-n (kWh)

Ko0 = Konsumsi energi listrik komersil di tahun awal pengamatan

(kWh)

iko = Laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen Komersil

(78)

2.8.3 Sektor Publik

Konsumen pada sektor ini adalah semua konsumen yang tidak termasuk kelompok rumah tangga, komersil dan industri. Yang dimaksud dengan konsumen sektor ini adalah kantor-kantor pemerintah, rumah sakit, rumah-rumah ibadah, sekolah, badan-badan sosial, sekolah-sekolah, kantor-kantor pemerintah dan penerangan jalan.

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk meramalkan kebutuhan sektor ini. Dengan menganggap ada hubungan dan perbandingan yang tetap antara kebutuhan sektor publik (power pack) dengan sektor rumah tangga maka elastisitas antara kedua sektor ini bisa dinyatakan dengan :

��

=

∆��

�� (���� −����)

∆��

�� (���� −����)

(2.19)

Selanjutnya jika kita laju kebutuhan energi sektor rumah tangga di ketahui maka laju pertumbuhan sektor publik dapat dinyatakan sebagai :

ipp= εpr . irt (2.20)

Dan kebutuhan energi listrik sektor publik bisa dinyatakan dengan :

Pbn = Pb0 (1+ ipb)n (2.21)

Dengan Pb0 menyatakan kebutuhan energi elektrik sektor publik di tahun

awal pengamatan.

Dengan mengasumsi ada hubungan antara kebutuhan konsumen publik dengan kebutuhan konsumen rumah tangga, maka elastisitas antara kedua konsumen (εpr) bisa dinyatakan :

Gambar

Tabel Data Jumlah Pelanggan Rumah Tangga, Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk di Pulau Nias
Tabel Jumlah Energi Listrik Dibangkitkan, Disalurkan dan Pemakaian Sendiri
Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Pengolahan Data
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis memfokuskan pokok pembahasan berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan yaitu data laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laporan laba rugi

Pada halaman 4 dan 5 ini masuk ke dalam materi selanjutnya, materi selanjutnya yang disampaikan adalah materi idgham bighunnah , pada halaman 4 berisikan layout judul materi “

Setelah data dan konsep dari video dokumenter ditentukan, maka dilanjutkan ke tahapan produksi dimana peneliti akan melakukan proses produksi video dokumenter yang menceritakan

[r]

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa menyelasaikan skripsi

fuzzy , seperti: usia, temperatur, permintaan, dan sebagainya. Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel

Hasil penelitian menyatakan bahwa pengelolaan dana peserta yang ada di AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah Cabang Sidoarjo dalam pengelolaannya dibagi menjadi dua

Diagnosis PV pada kasus ini akhirnya dipertimbangkan, karena perjalanan penyakit ulserasi mukosa oral yang telah bersifat kronis, serta setelah adanya gambaran sloughing pada