• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suplementasi Tepung Pupa dan Tepung Jangkrik dalam Milk Replacer terhadap Performa Anak Domba Pra Sapih.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Suplementasi Tepung Pupa dan Tepung Jangkrik dalam Milk Replacer terhadap Performa Anak Domba Pra Sapih."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SUPLEMENTASI TEPUNG PUPA DAN TEPUNG JANGKRIK

DALAM

MILK REPLACER

TERHADAP PERFORMA

ANAK DOMBA PRA SAPIH

ANGGITA PUTRI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Suplementasi Tepung Pupa dan Tepung Jangkrik dalam Milk Replacer terhadap Performa Anak Domba Pra Sapih adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Anggita Putri

(4)

ABSTRAK

ANGGITA PUTRI. Suplementasi Tepung Pupa dan Tepung Jangkrik dalam Milk Replacer terhadap Performa Anak Domba Pra Sapih. Dibimbing oleh I KOMANG G WIRYAWAN and DEWI APRI ASTUTI

Salah satu keuntungan dalam beternak domba adalah memiliki sifat prolifik. Sifat prolifik ini tidak selalu memberikan keuntungan yang besar bagi peternak karena memiliki dampak negatif yakni tingginya tingkat mortalitas anak domba kembar pra sapih. Milk replacer atau susu pengganti induk merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Beberapa jenis bahan yang berpotensi dapat digunakan sebagai milk replacer adalah tepung pupa dan tepung jangkrik yang memiliki kandungan protein tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh dari suplementasi tepung pupa dan tepung jangkrik dalam milk replacer

terhadap performa anak domba pra sapih. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Sebanyak 12 ekor anak domba pra sapih yang digunakan memiliki bobot lahir 2.0-2.5 kg dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan terdiri dari P0 (sebagai kontrol), P1 (milk replacer berupa susu sapi segar), P2 (milk replacer yang mengandung tepung jangkrik), P3 (milk replacer yang mengandung tepung pupa). Penggunaan ketiga jenis susu pengganti pada penelitian ini belum dapat meningkatkan performa anak domba pra sapih, namun tepung pupa dan tepung jangkrik dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk milk replacer.

Kata kunci: susu pengganti, performa, tepung pupa, tepung jangkrik, domba pra sapih

ABSTRACT

ANGGITA PUTRI. Supplementation of Pupae Meal and Cricket Meal in Milk Replacer for the Performance of Preweaning Lambs Supervised by I KOMANG G WIRYAWAN and DEWI APRI ASTUTI

One of the advantages in sheep breeding is having a prolific characteristic which does not always have a huge benefits for the farmer because it has a negative impact such as high rate of mortality at pre weaning. Milk replacer or milk substitute is a solution for this problem. Several types of materials that could potentially be used as a milk replacer is pupae meal and also cicada meal which have high protein content. This research was aimed at improving the performance of sheep supplemented with milk replacer containing pupae meal and cricket meal. This study used a completely randomized design (CRD). Twelve post partus lambs with body weight ranged from 2.0-2.5 kg, were used and divided into 4 treatments with 3 replications. The treatments were P0 (lambs given sheep's milk), P1 (lambs given cow's milk), P2 (lambs given milk replacer containing cricket meal) and P3 (lambs given milk replacer containing pupae meal). The provision of three types of milk replacer on this research were not able to improve the performance pre-weaning lambs, but the pupae meal and cicada meal can still be used as materials for milk replacer.

(5)

SUPLEMENTASI TEPUNG PUPA DAN TEPUNG JANGKRIK

DALAM

MILK REPLACER

TERHADAP PERFORMA

ANAK DOMBA PRA SAPIH

ANGGITA PUTRI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Suplementasi Tepung Pupa dan tepung Jangkrik dalam Milk Replacer terhadap Performa Anak Domba Pra Sapih. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Latar belakang penelitian ini yaitu tingginya angka mortalitas anak domba kembar tiga atau lebih sehingga dibutuhkan susu pengganti induk guna untuk menekan angka mortalitas. Bahan dasar pembuatan milk replacer dalam penelitian menggunakan tepung pupa dan tepung jangkrik karena bersifat limbah dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dari suplementasi tepung pupa dan tepung jangkrik dalam

milk replacer terhadap performa anak domba pra sapih.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan dimasa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Materi 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Prosedur 3

Pembuatan Milk Replacer 3

Pemeliharaan 3

Pengukuran Performa Anak Domba 4

Rancangan dan Analisis Data 5

Perlakuan 5

Rancangan Percobaan 5

Peubah yang diamati 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Konsumsi Nutrien Pakan 6

Performa Anak Domba 9

Konversi Pakan 11

Mortalitas dan Kesehatan Ternak 12

Perhitungan Income Over Feed Cost (IOFC) 12

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 16

RIWAYAT HIDUP 22

(12)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi milk replacer yang diberikan per hari 2 2 Kandungan nutrien susu dan milk replacer perlakuan 3 3 Konsumsi nutrien pakan anak domba pra sapih selama penelitian 6 4 Bobot lahir, bobot sapih dan pertambahan bobot badan harian anak

domba pra sapih selama penelitian 9

5 Konversi pakan anak domba pra sapih selama penelitian 11

6 IOFC anak domba pra sapih selama penelitian 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 ANOVA konsumsi bahan kering milk replacer anak domba 16 2 Uji lanjut duncan konsumsi bahan kering milk replacer anak domba 16 3 ANOVA konsumsi bahan kering konsentrat anak domba 16 4 Uji lanjut duncan konsumsi bahan kering konsentrat anak domba 16

5 ANOVA konsumsi bahan kering total anak domba 16

6 Uji lanjut duncan konsumsi bahan kering total anak domba 16 7 ANOVA konsumsi protein milk replacer anak domba 16

8 ANOVA konsumsi protein konsentrat anak domba 17

9 Uji lanjut duncan konsumsi protein konsentrat anak domba 17

10 ANOVA konsumsi protein total anak domba 17

11 Uji lanjut duncan konsumsi protein total anak domba 17 12 ANOVA konsumsi lemak milk replacer anak domba 17 13 Uji lanjut duncan konsumsi lemak milk replacer anak

domba 17

14 ANOVA konsumsi lemak konsentrat anak domba 17

15 Uji lanjut duncan konsumsi lemak konsentrat anak domba 18

16 ANOVA konsumsi lemak total anak domba 18

17 Uji lanjut duncan konsumsi lemak total anak domba 18 18 ANOVA konsumsi energi milk replacer anak domba 18

19 ANOVA konsumsi energi konsentrat anak domba 18

20 Uji lanjut duncan konsumsi energi konsentrat anak domba 18

21 ANOVA konsumsi bahan energi total anak domba 18

22 ANOVA konsumsi Ca milk replacer anak domba 19

23 Uji lanjut duncan konsumsi Ca milk replacer anak domba 19

24 ANOVA konsumsi Ca konsentrat anak domba 19

25 Uji lanjut duncan konsumsi Ca konsentrat anak domba1 19

26 ANOVA konsumsi Ca total anak domba 19

27 ANOVA konsumsi P milk replacer anak domba 19

(13)

29 ANOVA konsumsi P konsentrat anak domba 20 30 Uji lanjut duncan konsumsi P konsentrat anak domba 20

31 ANOVA konsumsi P total anak domba 20

32 Uji lanjut duncan konsumsi P total anak domba 20

33 ANOVA bobot lahir anak domba 20

34 ANOVA bobot sapih anak domba 20

35 ANOVA pertambahan bobot badan harian anak domba 20

36 ANOVA konversi pakan anak domba 21

(14)
(15)

1

PENDAHULUAN

Domba merupakan ternak sumber protein hewani yang dapat dikembangkan sebagai produk unggulan di sektor peternakan. Beberapa keunggulan dalam beternak domba adalah perputaran modal yang cepat, pemeliharaan yang praktis, serta mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Selain itu, domba memiliki sifat prolifik (dapat beranak lebih dari satu dalam satu kelahiran), tahan penyakit, dan potensial untuk dipelihara di Indonesia. Sifat prolifik ini tidak selalu memberikan keuntungan yang besar bagi peternak karena memiliki dampak negatif yakni tingginya tingkat mortalitas anak domba kembar pra sapih. Adiati dan Subandriyo (2007) melaporkan bahwa tingkat mortalitas anak domba lahir kembar lebih dari dua dapat mencapai 88.9% saat anak domba berusia 0-3 hari dan dapat meningkat menjadi 100% saat anak domba berusia 14 hari dari total 20 ekor anak domba yang diamati. Mortalitas yang tinggi tersebut dikarenakan bobot lahir yang rendah sehingga lemahnya kondisi tubuh yang menyebabkan anak domba tersebut kekurangan nutrien akibat kalah bersaing dengan yang lebih kuat.

Milk replacer atau susu pengganti induk merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Milk replacer adalah susu buatan yang digunakan untuk menggantikan susu induk yang biasanya dibuat dari susu dan olahannya serta hasil sampingan susu dan ditambahkan dengan minyak hewani, vitamin, dan mineral (Moran 2002). Kriteria milk replacer menurut FAO (2011) yaitu memiliki komposisi yang hampir sama dengan susu induk, palatabilitas, tidak mengandung bahan asing, tidak memiliki bau yang menyengat, dan sangat mudah dicerna. Milk replacer yang diberikan pada anak domba diharapkan mampu menunjang kemampuan hidup anak domba selama periode pra sapih, sebelum anak domba diberikan pakan utama, sehingga mortalitas dapat ditekan. Selain itu, melalui program pemberian milk replacer, anak domba dapat disapih lebih awal sehingga induk dapat cepat dikawinkan kembali. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas domba. Beberapa jenis bahan yang berpotensi dapat digunakan sebagai milk replacer adalah tepung pupa dan tepung jangkrik.

(16)

2

penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh dari suplementasi tepung pupa dan tepung jangkrik dalam milk replacer terhadap performa anak domba pra sapih.

METODE

Materi Ternak

Penelitian ini menggunakan 12 ekor anak domba dengan bobot lahir 2.0-2.5 kg. Anak domba yang digunakan dipisahkan dari hari ke-4 untuk proses adaptasi pemberian milk replacer hingga hari ke-7, setelah itu dimulai perlakuan hingga hari ke-56. Anak domba yang digunakan berasal dari kelahiran kembar dua dari induk yang sama.

Peralatan dan Bahan

Anak domba dipelihara di kandang yang terbuat dari bambu dan beralaskan serbuk gergaji serta dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum. Alat lain yang digunakan yaitu timbangan kris digital kapasitas 150 kg untuk menimbang bobot badan anak domba, timbangan digital berkapasitas 5 kg untuk menimbang konsentrat yang akan diberikan dan menimbang sisa konsentrat tersebut, botol susu dengan kapasitas 250-300 ml yang digunakan untuk memberikan milk replacer pada anak domba, dan gelas ukur untuk membuat campuran milk replacer.

Milk Replacer

Milk replacer yang digunakan dalam penelitian terdiri atas 3 jenis milk replacer yang dibuat dari susu sapi segar, tepung gandum, tepung kuning telur, tepung jangkrik atau tepung pupa, susu full cream, tepung skim, minyak ikan, premix dan DCP. Komposisi milk replacer yang diberikan pada anak domba per hari ditampilkan pada Tabel 1, dan kandungan nutrien susu maupun milk replacer

perlakuan ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 1 Komposisi milk replacer yang diberikan per hari

P0 P1 P2 P3

Bahan % Bahan %

Susu Induk Susu Sapi Tp Gandum 10.5 Tp Gandum 10 100% 100% Tp Kuning Telur 21.5 Tp Kuning Telur 19.5

Tp Jangkrik 10 Tp Pupa 10

Susu Full Cream 21.5 Susu Full Cream 21

Tp Skim 16.5 Tp Skim 17

Minyak Ikan 5 Minyak Ikan 5

Premix 13 Premix 15

DCP 2 DCP 2.5

(17)

3

Tabel 2 Kandungan nutrien susu dan milk replacer perlakuan

Kandungan Perlakuan Rekomendasic

P0a P1a P2b P3b

Hasil analisis Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB (2015). bHasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, IPB (2015),

c

Sumber: FAO (2011), P0 = susu induk, P1 = susu sapi, P2 = milk replacer yang mengandung tepung jangkrik, P3 = milk replacer yang mengandung tepung pupa, BK = Bahan Kering, PK = Protein Kasar, LK = Lemak Kasar, GE = Gross Energy

Konsentrat

Pakan tambahan yang digunakan selama penelitian berupa konsentrat jenis lacto A serta air minum yang diberikan ad libitum. Kandungan nutrien konsentrat penelitian adalah BK: 84.10%; Abu: 17.82%; PK: 12.79%; SK: 22.12%; LK: 3.02%; BETN: 44.24%; Ca: 1.07%, P: 0.30%; dan GE: 2148 kal g-1. Kandungan nutrien pada konsentrat berdasarkan hasil analisis laboratorium pusat penelitian sumberdaya hayati dan bioteknologi, Institut Pertanian Bogor (2015).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2014 - Maret 2015. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja. Analisis kandungan nutrien dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Prosedur

Pembuatan Milk Replacer

Milk replacer yang diberikan berupa susu sapi segar, suplementasi tepung jangkrik dan tepung pupa. Milk replacer yang diberikan sebanyak 3% dari bobot badan (Brandano et al. 2004). Pembuatan milk replacer dilakukan dengan cara menimbang seluruh bahan satu persatu sesuai kebutuhan. Proses pencampuran bahan milk replacer dimulai dari penyatuan sumber mineral dengan sumber protein lalu dihomogenkan, kemudian ditambah sumber energi selanjutnya dihomogenkan kembali, setelah itu ditambahkan minyak ikan. Air hangat (35-40oC) ditambahkan hingga 250-300 ml. Perbandingan padatan dengan air adalah 1:4.

Pemeliharaan

(18)

4

konsumsi anak domba pra sapih pada anak domba yang bersama induknya (P0) tidak dapat dihitung karena anak domba tersebut mengonsumsi susu yang berasal dari susu induknya dan mengonsumsi konsentrat bersamaan dengan induknya.

Anak domba yang baru lahir ditimbang bobot lahirnya, kemudian dibiarkan bersama induknya terlebih dahulu selama 3 hari, setelah itu anak domba dipisah berdasarkan perlakuan. Penimbangan anak domba yang dipelihara dilakukan setiap seminggu sekali. Proses pemberian milk replacer selama pemeliharaan adalah 2-3 kali sehari, dengan dosis pemberian 500-600 ml (Grober Nutrition, 2011). Konsentrat diberikan pada pagi hari. Pengukuran konsumsi nutrien pakan berdasarkan estimasi Dove (1988).

Pengukuran Performa Anak Domba

Bobot Lahir. Bobot lahir anak domba didapatkan dengan cara menimbang anak domba sesaat setelah lahir dalam kurun waktu 24 jam. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan kris digital kapasitas 150 kg.

Konsumsi Milk Replacer. Milk replacer diberikan sebanyak 250-300 ml sekali pemberian setiap hari masing-masing pada pagi dan sore hari. Sisa susu diukur dengan menggunakan takaran yang terdapat di dalam botol susu setiap kali pemberian.

Konsumsi Konsentrat. Konsentrat diberikan saat anak domba telah berumur 2 minggu dengan air minum yang selalu tersedia di kandang. Konsentrat diberikan pada pagi hari sebanyak 90 g kemudian keesokan paginya sisa pakan ditimbang.

Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH). Anak domba ditimbang seminggu sekali untuk mengetahui rata-rata pertambahan bobot badan harian. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital kapasitas 150 kg. Penimbangan dilakukan sebelum anak domba diberikan milk replacer.

PBBH = Bobot sapih (g) – Bobot awal (g) Lama pemeliharaan (56 hari)

Bobot Sapih. Pengukuran bobot badan anak saat disapih didapat dengan cara melakukan penimbangan setelah 56 hari pemeliharaan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital kapasitas 150 kg.

Konversi Pakan. Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk mendapatkan bobot badan tertentu dalam satuan waktu tertentu.

Konversi Pakan = Konsumsi pakan (g ekor-1 hari-1) Pertambahan bobot badan (g ekor-1 hari-1)

Mortalitas dan Kesehatan Ternak. Mortalitas dan kesehatan ternak diperoleh berdasarkan pengamatan yang terjadi selama penelitian.

(19)

5

peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan dengan harga jual.

IOFC = (Pertambahan bobot badan X harga jual anak domba kg-1) – (Total konsumsi pakan X harga pakan perlakuan kg-1)

Rancangan dan Analisis Data

Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu: P0 = Susu induk / susu domba

P1 = Susu sapi segar

P2 = Milk replacer yang mengandung tepung jangkrik P3 = Milk replacer yang mengandung tepung pupa

Rancangan Percobaan

Penelitian menggunkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 1 ekor anak domba. Data dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) menggunakan software statistical package for social science (SPSS) 16.0. Jika diperoleh perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan. Model linear analisis ragam yaitu. Model matematika menurut Steel dan Torrie (1993) yang digunakan adalah:

Yij = µ + τi + εij

Keterangan :

Yij = Respon yang diteliti dari pemberian perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Rataan umum pengamatan

i = Pengaruh pemberian milk replacer (i = 1, 2, 3, 4)

ij = Pengaruh galat milk replacer ke-i dan ulangan ke-j (j = 1, 2, 3, 4)

Peubah yang Diamati

(20)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Nutrien Pakan

Konsumsi pakan dihitung berdasarkan banyaknya pakan yang dikonsumsi setiap harinya. Pakan yang dikonsumsi anak domba pra sapih berasal dari milk replacer dan konsentrat yang diberikan. Konsumsi konsentrat anak domba yang mengonsumsi susu induk (P0) tidak dapat dihitung karena mengonsumsi bersamaan dengan induknya. Konsumsi nutrien pakan anak domba pra sapih dicantumkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Konsumsi nutrien pakan anak domba pra sapih selama penelitian

Perlakuan Peubah Kebutuhan

Milk Replacer Konsentrat Total Konsumsi Bahan Kering (g ekor-1 hari-1)

(21)

7

Konsumsi Bahan Kering (BK)

Anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari lebih banyak mengonsumsi milk replacer sebagai pakan utamanya dibandingkan konsentrat (Tabel 3). Pemberian milk replacer yang berbeda pada ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05) terhadap konsumsi BK milk replacer, hal ini dikarenakan BK milk replacer yang disuplementasi tepung pupa maupun tepung jangkrik lebih tinggi dibandingkan BK milk replacer yang hanya menggunakan susu sapi segar. Rataan konsumsi BK dari ketiga perlakuan milk replacer adalah 97.57 g ekor-1 hari-1. Nilai konsumsi bahan kering milk replacer

ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang diperoleh oleh Harun (2012) yang mendapatkan rataan konsumsi BK sebesar 100.85 g ekor-1 hari-1 pada anak domba yang diberi milk replacer dengan kandungan nutrisi yang berbeda. Hal ini dikarenakan kualitas nutrien milk replacer yang digunakan berbeda, serta manajemen pemeliharaan seperti frekuensi pemberian milk replacer juga mempengaruhi konsumsi BK. Penelitian yang dilakukan Harun (2012) tersebut menerapkan sistem pemberian milk replacer sebanyak 3 kali sehari, sedangkan pada penelitian ini anak domba hanya diberi milk replacer sebanyak dua kali sehari.

Konsumsi BK milk replacer pada anak domba yang mengonsumsi susu induk (P0) tidak dapat dihitung dengan pasti. Estimasi hanya dapat dilakukan dengan melihat pertambahan bobot badan harian anak domba. Dove (1988) menyatakan bahwa untuk menghasilkan 1 kg pertambahan bobot badan anak domba, maka anak domba tersebut perlu mengonsumsi susu sebanyak 6 kg. Atas dasar penggunaan persamaan tersebut maka perkiraan konsumsi BK susu domba P0 sebesar 112.41 g ekor-1 hari-1. Jika dibandingkan dengan konsumsi milk replacer, maka tentu saja konsumsi susu induk lebih tinggi. Tingginya konsumsi BK susu domba, menyebabkan tingginya pula konsumsi protein, lemak dan energi. Faktor yang mempengaruhi konsumsi antara lain palatabilitas susu, keadaan di dalam kandang serta lingkungannya, frekuensi menyusu dan kandungan nutrien dalam susu (Parakkasi, 1999)

Sama halnya dengan konsumsi BK milk replacer anak domba, ada pengaruh nyata (P<0.05) perlakuan terhadap konsumsi BK konsentrat. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan dengan konsumsi konsentrat dari masing-masing ternak. Rendahnya konsumsi BK pada anak domba P3 dikarenakan sakit pada saat pemeliharaan. Sakit yang ditemukan pada anak domba selama pemeliharaan antara lain bloat dan diare, menyebabkan rendahnya konsumsi konsentrat sehingga mempengaruhi rendahnya konsumsi BK konsentrat tersebut. Secara keseluruhan, adanya pengaruh (P<0.05) dari ketiga perlakuan

milk replacer yang berbeda terhadap total konsumsi BK. Total konsumsi BK paling tinggi terdapat pada anak domba yang diberi perlakuan tepung jangkrik (P2) karena tingginya BK milk replacer yang disuplementasi tepung jangkrik, serta tingginya tingkat konsumsi konsentrat.

Konsumsi Protein Kasar

(22)

8

konsumsi BK milk replacer jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi BK konsentrat. Pengaruh nyata konsumsi protein kasar tidak terlihat pada konsumsi protein milk replacer, hal ini dikarenakan kandungan protein kasar hampir sama antar perlakuan (P1, P2 dan P3), namun secara keseluruhan rata-rata konsumsi protein milk replacer anak domba pada penelitian ini sebesar 21.52 g ekor-1 hari-1 dan angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Andhini (2014) yang mendapatkan konsumsi protein sebesar 17.43 g ekor-1 hari-1. Perbedaan ini dikarenakan konsumsi BK pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan konsumsi BK pada penelitian Andhini (2014).

Berbeda dengan konsumsi protein milk replacer, konsumsi protein konsentrat memiliki perbedaan yang nyata (P<0.05). Hal ini berhubungan dengan konsumsi BK konsentrat. Konsumsi BK pakan berkorelasi positif dengan konsumsi protein pakan maupun lemak pakan, semakin tinggi konsumsi BK pakan maka semakin tinggi pula konsumsi protein maupun lemak pakan (Sudarman et al. 2008). Konsumsi protein total anak domba tidak dipengaruhi oleh milk replacer yang mengandung tepung pupa maupun tepung jangkrik dan konsentrat, namun dipengaruhi oleh milk replacer susu sapi segar dan konsentrat. Konsumsi protein pada penelitian ini tidak mencukupi kebutuhan protein yang disarankan oleh ARC (1980), yakni untuk mendapatkan pertambahan bobot badan harian anak domba sebesar 100 g ekor-1 hari-1 membutuhkan konsumsi protein sebesar 33 g ekor-1 hari-1.

Konsumsi Lemak Kasar

Pemberian milk replacer yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05) terhadap konsumsi lemak milk replacer dan lemak total. Konsumsi lemak milk replacer maupun lemak total tertinggi pada perlakuan P2, hal ini dikarenakan kandungan lemak milk replacer P2 paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang P1 dan P3 (Tabel 2). Tingginya kandungan lemak pada P2 dikarenakan tingginya penggunaan tepung kuning telur dalam milk replacer. Touchette et al. (2003) menyatakan kandungan yang terdapat pada kuning telur adalah 29.64% protein dan 61.13% lemak. Sama halnya dengan konsumsi lemak

milk replacer maupun konsumsi lemak total, bahwa konsumsi konsentrat juga memiliki perbedaan nyata (P<0.05). Konsumsi lemak konsentrat paling tinggi terdapat pada P1. Tingginya konsumsi lemak pada P1 dipengaruhi oleh tingginya konsumsi BK konsentrat pada P1. Konsumsi lemak pada penelitian ini sedikit lebih rendah dibandingkan penelitian Andhini (2014) yang mendapatkan konsumsi lemak sebesar 30.06 g ekor-1 hari-1 dan 32.24 g ekor-1 hari-1 pada anak domba yang diberikan milk replacer dengan penambahan minyak yang berbeda.

Konsumsi Energi

Konsumsi energi milk replacer dan konsumsi energi total anak domba tidak memiliki perbedaan yang nyata (P>0.05) pada ketiga perlakuan yang diberi

(23)

9

adalah berasal dari milk replacer kemudian sebagian lagi dari konsentrat. Hal ini dikarenakan anak domba pra sapih lebih banyak mengonsumsi milk replacer

dibandingkan dengan konsentrat. Konsumsi energi sangat tergantung pada besarnya kandungan energy yang terdapat dalam pakan menurut Suprijati (2012). Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi energi pada ternak adalah umur, bangsa, ukuran tubuh, aktivitas, laju pertumbuhan, metabolism, suhu lingkungan (Ensminger, 1990), pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan (Soeparno, 1998).

Konsumsi Kalsium (Ca) dan Fosfor (P)

Kalsium menurut FAO (2011) dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, kontraksi otot, dan aktivasi enzim. Fosfor adalah salah satu elemen esensial dalam pakan. Level fosfor dalam pakan ternak harus akurat untuk performa ternak yang maksimal. Pemberian milk replacer yang berbeda sangat berpengaruh (P<0.01) terhadap konsumsi kalsium fosfor milk replacer dan konsumsi fosfor total. Konsumsi kalsium fosfor milk replacer paling tinggi terdapat pada P3, hal ini dikarenakan tingginya kandungan kalsium fosfor dalam milk replacer P3 dibanding P1 dan P2. Secara keseluruhan konsumsi fosfor pada penelitian ini belum memenuhi kebutuhan yang disarankan Kearl (1982) yaitu sebesar 1.3 g ekor-1 hari-1.

Performa Anak Domba

Hasil penelitian pada anak domba pra sapih selama 56 hari yang diberi

milk replacer dengan suplementasi tepung pupa dan tepung jangkrik terhadap bobot sapih dan pertambahan bobot badan harian dapat dilihat pada Tabel 4.

Pertambahan Bobot Badan Harian

Rataan pertambahan bobot badan harian anak domba pada penelitian ini berkisar dari 60.71 g ekor-1 hari-1 hingga 105.36 g ekor-1 hari-1 dengan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0.05). Pertambahan bobot badan harian pada penelitian ini tidak mencapai 300 g ekor-1 hari-1 seperti yang disarankan ARC (1980), hal ini dikarenakan konsumsi BK milk replacer pada penelitian ini kurang dari 240 g ekor-1 hari-1 seperti yang disarankan oleh ARC (1980) tersebut. Tabel 4 Bobot lahir, bobot sapih, dan pertambahan bobot badan harian (PBBH)

anak domba pra sapih selama penelitian

Perlakuan

Peubah

Bobot Lahir Bobot Sapih PBBH

(kg) (kg) (g ekor-1 hari-1) replacer yang mengandung tepung jangkrik, P4 = milk replacer yang mengandung tepung pupa. Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata tiap perlakuan dengan (P>0.05).

(24)

10

anak domba yang diberikan milk replacer salah satunya adalah lebih rendahnya kualitas dari milk replacer tersebut jika dibandingkan dengan susu induk. Hal tersebut dapat dilihat dari kandungan rata-rata protein dan lemak milk replacer

yang lebih rendah dibandingkan susu induk (Tabel 2). Tingginya PBBH pada P0 kemungkinan juga disebabkan dari konsumsi energi yang tinggi (Tabel 3).

Pertambahan bobot badan per minggu pada Gambar 1 menunjukkan bahwa anak domba P3 menunjukkan pertambahan bobot badan paling redah diantara semua perlakuan. Beberapa faktor yang menentukan rendahnya performa anak domba P3 adalah rendahnya pemanfaatan zat makanan yang dikonsumsi serta sedikitnya perbandingan jenis kelamin jantan dan betina dalam perlakuan. Rianto dan Purbowati (2009) menyatakan bahwa hormon androgen pada hewan jantan dapat merangsang pertumbuhan, sehingga hewan jantan lebih besar dibandingkan dengan hewan betina. Selain itu faktor individu dari anak domba P3 dan kesehatan anak domba yang menyebabkan pertambahan bobot badan harian terendah diantara perlakuan lain. Anak domba P3 tercatat pernah mengalami sakit sehingga terjadi penurunan bobot badan. Sakit yang dtemukan pada anak domba selama pemeliharaan antara lain bloat dan diare. Sakit ini kemungkinan disebabkan oleh faktor cuaca seperti musim hujan.

Bobot Sapih

Bobot sapih diperoleh setelah domba berusia dua bulan atau lebih (Tiesnamurti et al. 2006). Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0.05) pada keempat perlakuan. Secara keseluruhan bobot sapih anak domba berkisar antara 5.65-8.17 kg ekor-1 hari-1. Bobot sapih pada penelitian ini sedikit lebih tinggi dari penelitian yang dilakukan oleh Adiati dan Soebandriyo (2007) yang menyatakan bahwa bobot sapih domba garut kembar dua sebesar

Pertambahan bobot badan anak domba per minggu Gambar 1 Grafik bobot badan anak domba selama 56 hari

(25)

11

7.60 kg ekor-1 hari-1. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan faktor manajemen pemeliharaan, lingkungan dan kualitas pakan. Bobot sapih anak domba yang diberi milk replacer pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan bobot sapih anak domba yang menyusu pada induk yaitu 8.17 kg. Hal ini disebabkan oleh anak domba yang menyusu pada induk tidak mengalami stres seperti yang dialami anak domba yang dipisahkan dari induknya, sehingga anak domba yang dikandangkan bersama induk merasa lebih nyaman dan tidak akan mengakibatkan turunnya konsumsi pakan. Stres yang dialami anak domba berupa stres adaptasi sebelum penyapihan. Anak domba yang bersama dengan induk mendapatkan akses menyusu lebih mudah sehingga frekuensi menyusu lebih sering. Tiesnamurti et al. (2006) menyatakan bahwa anak domba Garut menyusu pada induk sebanyak 42 kali dalam 24 jam dengan lama menyusu 20.8 detik sekali menyusu. Konsumsi susu semakin meningkat karena produksi susu untuk dua atau tiga anak domba dapat dikonsumsi sendiri oleh anak domba tersebut, sehingga pertambahan bobot badan semakin tinggi yang berkorelasi positif dengan bobot sapihnya. Anak domba yang dikandangkan bersama induk tidak hanya mendapatkan sumber zat makanan dari susu induk saja, tetapi mendapatkan zat makanan pula dari konsentrat dan hijauan yang ada pada kandang induk.

Konversi Pakan

Nilai konversi pakan menunjukkan seberapa efisien pakan yang dikonsumsi untuk meningkatkan 1 kg bobot badan. Semakin kecil nilai konversi pakan maka semakin efisien pula pakan yang dikonsumsi ternak tersebut. Basuki (2002) menyatakan bahwa besar kecilnya konversi pakan sangat tergantung dari konsumsi bahan kering dan pertambahan bobot badan harian ternak. Konversi pakan pada anak domba pra sapih hanya dapat dihitung pada anak domba yang telah dipisah dari induknya dan mengonsumsi milk replacer. Konversi pakan selama pemeliharaan 56 hari dicantumkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Konversi pakan anak domba pra sapih selama penelitian

Perlakuan Konversi Pakan

P1 1.76 ± 0.27

P2 1.89 ± 0.28

P3 1.98 ± 0.59

P1 = susu sapi, P2 = milk replacer yang mengandung tepung jangkrik, P3 = milk replacer yang mengandung tepung pupa. Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata tiap perlakuan dengan (P>0.05).

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dari ketiga perlakuan yang diberi

(26)

12

Mortalitas dan Kesehatan Ternak

Mortalitas dan kesehatan ternak diketahui dari pengamatan selama penelitian 56 hari. Angka kematian ternak selama pemeliharaan adalah 0% dengan kata lain tidak ada kematian pada seluruh perlakuan anak domba pra sapih. Adiati dan Subandriyo (2007) menyatakan bahwa tingkat kematian anak domba kembar dua usia 0-3 hari sebesar 30% dan pada usia 90 hari sebesar 40%. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kematian anak domba selama pemeliharaan lebih kecil dibandingkan dengan literatur yang didapat.

Milk replacer yang diberikan pada anak domba terbukti dapat menekan tingkat mortalitas anak domba kembar tiga atau lebih, dan tidak memberikan efek buruk terhadap kesehatan anak domba, walaupun selama pemeliharaan anak domba ditemukan domba yang mengalami sakit. Sakit yang ditemukan pada anak domba selama pemeliharaan antara lain bloat dan diare pada anak domba P3. Penyakit yang terjadi pada anak domba selama pemeliharaan merupakan penyakit yang sering terjadi pada pemeliharaan domba dan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam aspek manajemen pemeliharaan menurut Ensminger dan Parker (1986).

Perhitungan IOFC

(27)

13

Tabel 6 IOFC anak domba pra sapih selama penelitian

Peubah Perlakuan

Berdasarkan data IOFC selama pemeliharaan anak domba, perlakuan P0 menunjukkan nilai yang paling baik diantara perlakuan lain karena anak domba P0 mengalami pertambahan bobot badan paling tinggi selama pemeliharaan disertai dengan total biaya pakan yang paling rendah. Nilai minus ( - ) pada IOFC perlakuan P2 dan P3 menunjukkan bahwa biaya pakan yang dikeluarkan melebihi pendapatan yang dihasilkan, artinya usaha peternakan mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan harga milk replacer perlakuan cukup mahal, selain itu konsumsi pakan yang rendah menyebabkan pertambahan bobot badan yang rendah baik anak domba. Alternatif bahan lain untuk pembuatan milk replacer yaitu menggantikan tepung kuning telur dengan kuning telur segar, sehingga kualitas tetap baik dan harga dapat ditekan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(28)

14

Saran

Meningkatkan serta mencari bahan dasar untuk pembuatan milk replacer

yang lebih ekonomis dan dapat meningkatkan laju pertumbuhan anak domba. Selain itu, perlu adanya perbaikan metode dalam pemeliharaan, serta perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai tingkat kecernaan milk replacer yang diberikan pada anak domba.

DAFTAR PUSTAKA

Adiati U, Subandriyo. 2007. Produktivitas domba garut pada stasiun percobaan Cilebut Bogor. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor (ID): BALITNAK. hlm 436-440.

Andhini DS. 2014. Performa anak domba prolifik dengan pemberian milk replacer yang disuplementasi minyak biji bunga matahari dan minyak ikan lemuru [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[ARC] Agricultural Research Council. 1980. The Nutrient Requirements of Ruminant Livestock. United Kingdom (UK): Commonwealth Agricultural Bureaux.

Basuki P. 2002. Pengantar Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Yogyakarta (ID): Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Bouchard R, Brisson GJ. 1970. Tallow versus corn oil in milk substitute for artificially reared lambs and digestibility of diet constituents. J Anim Sci

31(4): 804-809.

Brandano P, Rassu SPG, Lanzu A. 2004. Feeding Dairy Lamb. In: G Pulina, R Bencini (Editorial). Dairy Sheep Nutrition, CABI Publishing, Wallingford. Dove H. 1988. Estimating the intake of milk by lambs, from the turn over of

deuterium or tritium labelled water. J Brit Nutr. 60 (2): 375-387.

Ensminger ME, Parker RO. 1986. Sheep and Goat Science (Animal Agriculture Series). United States of America (US): The Interstate Printers and Pub, Inc.

Ensminger ME 1990. Feed and Nutrition. California (US): The Ensminger Publishing Company.

[FAO] Food and Agricultural Organization of United Nation. 2011. Rearing young ruminants on milk replacers and starter feeds. FAO Animal

Production and Health Manual no. 13.

www.deltasearch.com/?affID=119529&tt=gc_190513_

lnkry&babsrc=NT_ss&mntrId =E21D2CD05A4138B8 [27 April 2015] Grober Nutrition. 2011. KidGro-Kid milk replacer. Grober Nutr [Internet].

Available from: http://www. grobernutrition.com/kid/kid-gro/

(29)

15

Kearl LC. 1982. Nutrient Requirement of Ruminant in Developing Countries. Logan Utah (US). Utah State University,

Moran J. 2002. Calf Rearing a Particle Guide. 2nd Edition. Australia (AU). Landlinks Pr.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Depok (ID). Universitas Indonesia Pr.

Rianto E, Purbowati E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Jakarta (ID). Penebar Swadaya.

Singhal B.K. 2001. Sericultural by-products for various valuable commercial products as emerging bio science industry. Sericologia 41 (3): 369-391. Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID). Gadjah Mada

University Pr.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi Ke-3. Terjemahan. Jakarta (ID): PT Gramedia.

Sudarman A, KG Wiryawan, H Markhamah. 2008. Penambahan sabun kalsium dari minyak ikan lemuru dalam ransum: 1 Pengaruhnya terhadap tampilan produksi domba. Med Pet. 31 (3): 166-171.

Sugandi S. 2006. Suplementasi tepung jangkrik dalam ransum komersial terhadap komposisi fisik telur ayam ras. [skripsi]. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sukarno H. 1999. Budidaya Jangkrik. Cetakan I. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.

Suprijati. 2012. Pertumbuhan anak kambing Peranakan Etawah prasapih yang diberi susu pengganti. JITV. 17:142-151.

Tiesnamurti B, Handiwirawan E, Inounu I. 2006. Tingkah laku menyusu anak domba garut dan persilangan dengan stcoix dan moultan charollais. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor (ID). BALITNAK. hlm 392-398.

(30)

16

Lampiran 1 ANOVA konsumsi bahan kering milk replacer anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 420.339 2 210.17 15.339 13.274 5.786

Galat 68.508 5 13.702

Total 488.847 7

JK = Jumlah Kuadrat; db = derajat bebas; KT = Kuadrat Tengah; F = nilai F yang

diperoleh dari hasil pengolahan data; Sig = Signifikasi dengan taraf kesalahan sebesar 5% (α = 0.05)

Lampiran 2 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi bahan kering milk replacer anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

Lampiran 3 ANOVA konsumsi bahan kering konsentrat anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 420.339 2 1.81 10.773 13.274 5.786

Galat 68.508 5 0.168

Total 488.847 7

Lampiran 4 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi bahan kering konsentrat anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

Lampiran 5 ANOVA konsumsi bahan kering total anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 270.586 2 135.293 6.421 13.274 5.786

Galat 105.349 5 21.070

Total 375.936 7

Lampiran 6 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi bahan kering total anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

Lampiran 7 ANOVA konsumsi protein milk replacer anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 5.142 2 2.571 4.482 13.274 5.786

Galat 2.869 5 0.574

(31)

17

Lampiran 8 ANOVA konsumsi protein konsentrat anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 0.202 2 0.101 10.472 13.274 5.786

Galat 0.048 5 0.010

Total 0.251 7

Lampiran 9 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi protein konsentrat anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 2 1.44000

P2 3 2.8167

P1 3 3.1133

Sig. 1.000 0.449

Lampiran 10 ANOVA konsumsi protein total anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 13.842 2 6.921 10.312 13.274 5.786

Galat 3.356 5 0.571

Total 17.198 7

Lampiran 11 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi protein total anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 2 22.4450

P2 3 23.7633

P1 3 25.7400

Sig. 0.128 1.000

Lampiran 12 ANOVA konsumsi lemak milk replacer anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 78.162 2 39.081 44.909 13.274 5.786

Galat 4.351 5 0.870

Total 82.513 7

Lampiran 13 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi lemak milk replacer anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P1 3 19.9600

P3 2 25.4650

P2 3 28.8833

Sig. 1.000 0.145

Lampiran 14 ANOVA konsumsi lemak konsentrat anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 1021 2 0.101 10.472 13.274 5.786

Galat 0.048 5 0.010

(32)

18

Lampiran 15 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi lemak konsentrat anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 2 0.3400

P2 3 0.6633

P1 3 0.7367

Sig. 1.000 0.436

Lampiran 16 ANOVA konsumsi lemak total anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 74.694 2 37.347 43.395 13.274 5.786

Galat 4.303 5 0.861

Total 78.997 7

Lampiran 17 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi lemak total anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P1 3 20.6967

P3 2 25.8050

P2 3 27.5500

Sig. 1.000 0.086

Lampiran 18 ANOVA konsumsi energi milk replacer anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 263372.764 2 131686.382 3.457 13.274 5.786 Galat 190444.021 5 38088.804

Total 453816.785 7

Lampiran 19 ANOVA konsumsi energi konsentrat anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 102195.931 2 51097.965 3.457 13.274 5.786 Galat 23514.270 5 4702.854

Total 125710.211 7

Lampiran 20 Hasil Uji Lanjut Duncan energi konsentrat anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 2 241.7700

P2 3 473.2833

P1 3 522.8100

Sig. 1.000 0.450

Lampiran 21 ANOVA konsumsi energi total anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 152782.364 2 76391.162 1.942 13.274 5.786 Galat 196677.263 5 39335.453

(33)

19

Lampiran 22 ANOVA konsumsi Ca milk replacer anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 0.013 2 0.007 43.089 13.274 5.786

Galat 0.001 5 0.000

Total 0.014 7

Lampiran 23 Hasil Uji Lanjut Duncan Ca milk replacer anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

P1 3 0.254

P2 3 0.2977

P3 2 0.3595

Sig. 1.000 1.000 1.000

Lampiran 24 ANOVA konsumsi Ca konsentrat anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 0.018 2 0.009 10.650 13.274 5.786

Galat 0.004 5 0.001

Total 0.022 7

Lampiran 25 Hasil Uji Lanjut Duncan Ca konsentrat anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 2 0.1020

P2 3 0.1983

P1 3 0.2187

Sig. 1.000 0.459

Lampiran 26 ANOVA konsumsi Ca total anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 0.002 2 0.001 0.875 13.274 5.786

Galat 0.005 5 0.001

Total 0.006 7

Lampiran 27 ANOVA konsumsi P milk replacer anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 0.010 2 0.005 191.74 13.274 5.786

Galat 0.000 5 0.000

Total 0.010 7

Lampiran 28 Hasil Uji Lanjut Duncan P milk replacer anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P1 3 0.0960

P2 3 0.1650

P3 2 0.1765

(34)

20

Lampiran 29 ANOVA konsumsi P konsentrat anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 0.001 2 0.001 11.250 13.274 5.786

Galat 0.000 5 0.000

Total 0.002 7

Lampiran 30 Hasil Uji Lanjut Duncan P konsentrat anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 2 0.0280

P2 3 0.0550

P1 3 0.0610

Sig. 1.000 0.428

Lampiran 31 ANOVA konsumsi P total anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 0.006 2 0.003 32.511 13.274 5.786

Galat 0.000 5 0.000

Total 0.007 7

Lampiran 32 Hasil Uji Lanjut Duncan P total anak domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

P1 3 0.1573

P3 2 0.2030

P2 3 0.2200

Sig. 1.000 0.105

Lampiran 33 ANOVA bobot lahir anak domba

JK db KT F Sig.

Perlakuan 0.160 3 0.053 0.927 0.458

Galat 0.385 7 0.055

Total 0.545 10

Lampiran 34 ANOVA bobot sapih anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 12.084 3 4.028 2.380 13.274 5.786

Galat 11.845 7 1.692

Total 23.929 10

Lampiran 35 ANOVA pertambahan bobot badan harian anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan 4049.955 3 1349.985 2.271 13.274 5.786

Galat 4160.298 7 594.328

(35)

21

Lampiran 36 ANOVA konversi pakan anak domba

JK db KT Fhit F0.01 F0.05

Perlakuan Perlakuan 0.062 2 0.242 13.274 5.786

Galat Galat 0.643 5

Total Total 0.705 7

Lampiran 37 Rincian Harga Bahan Pembuatan Milk Replacer Perlakuan

Bahan Harga (Rp)

Susu Sapi Segar (liter) 7 000

Tepung Gandum (kg) 7 500

Tepung Kuning Telur (kg) 130 000

Susu Full Cream (kg) 70 000

Tepung Skim (kg) 70 000

Minyak Ikan (kg) 9 000

Premix (kg) 80 000

DCP (kg) 26 000

(36)

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Juli 1993. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Tatang Sofyan dan Ibu Tutik Wahyuni. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 12 Pamulang 1999-2005. Pendidikan dilanjutkan di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang pada tahun 2005-2008. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 6 Tangerang Selatan pada tahun 2008-2011. Penulis diterima di IPB melalui jalur Seleksi Ujian Talenta Mandiri (UTM) pada tahun 2011 dan diterima

di Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB.

Selama masa perkuliahan, penulis mengikuti beberapa kegiatan kampus, seperti International Feed Seminar 2012, kepanitiaan Dekan Cup 2013, Student Seminar Dies Natalis IPB ke-50 tahun, Malam Keakraban INTP Angkatan 49, Seminar Nasional Hari Susu Nusantara. Penulis bersama teman-teman INTP angkatan 48 meraih juara 1 lomba aerobik dalam Dekan Cup 2015.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelsaikan penelitian dan skripsi sebagai salah satu syarat mendapat gelar kesarjanaan dari program studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Shalawat dan salam senantiasa penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Terima kasih penulis ucapkan pula kepada Prof. Dr. Ir. I Komang G Wiryawan selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing utama skripsi,serta kepada Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS selaku pembimbing anggota skripsi atas segala bimbingan, kesabaran, dukungan, sumbangan ide dan materi yang telah diberikan. Selaku dosen pembahas seminar Dr. Sri Suharti, SPt, MSi dan panitia seminar Dr. Ir. Widya Hermana, MSi pada tanggal 25 Mei 2015. Terima kasih kepada Dr. Sri Suharti, SPt, MSi dan Edit Lesa Aditia, SPt, MSc selaku dosen penguji sidang pada tanggal 6 Juli 2015.

Gambar

Tabel 2 Kandungan nutrien susu dan milk replacer perlakuan
Tabel 3 Konsumsi nutrien pakan anak domba pra sapih selama penelitian
Tabel 4 Bobot lahir, bobot sapih, dan pertambahan bobot badan harian (PBBH)
Gambar 1 Grafik bobot badan anak domba selama 56 hari
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan lima prinsip konsumsi (keadilan, kebersihan, kesederhanan, kemurahan hati dan moralitas) sebagaimana yang telah dibahas di atas, maka seorang konsumen Muslim akan dapat

Terkait masalah kesehatan, penulis menemukan terdapat masalah kesehatan pada Bapak Kadek Astina sendiri , bapaknya lumpuh selama 7 tahun disebabkaan kecelakaan jalan raya

Pendampingan dilakukan sesuai kebutuhan anak korban ESKA Kebutuhan diberikan dalam berbagai intervensi yang dapat diakses dan diterima oleh anak korban ESKA

Di tengah-tengah persoalan dalam bersosial media yang kadang banyak kesalahpahaman dan berujuang pada perpecahan sesama anak bangsa maka Jamaah Kopdariyah hadir di

Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang

2.15 Dampak refrigerasi, kerja kompresi, kapasitas refrigerasi, RPK dan COP pada mesin pendingin dengan variasi panjang kondensor yang

Berdasarkan hasil pengamatan dan data parameter yang diuji, penambahan iota karaginan pada adonan roti memberikan pengaruh yang signifikan pada volume

[r]