• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI JENIS DAN PERSAMAAN MATEMATIKA

UNTUK STRUKTUR TEGAKAN HORIZONTAL

HUTAN RAKYAT DI DESA KALIMENDONG

YURI DINOSIA SIMANGUNSONG

MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

YURI DINOSIA SIMANGUNSONG. Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong. Dibimbing oleh ENDANG SUHENDANG.

Struktur tegakan dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik suatu hutan tanaman. Struktu tegakan penting untuk menentukan perlakuan silvikultur. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi bentuk persamaan matematika pada masing-masing pemilik hutan rakyat di Desa Kalimendong. Penelitian ini dilakukan di Desa Kalimendong, Kabupaten Wonosobo pada bulan Mei 2014 selama dua minggu. Data yang diambil menggunakan metode sensus, dimana dilakukan pengukuran seluruh tegakan yang berada pada lahan kepemilikan. Data yang diolah adalah tegakan yang mendominasi yaitu tegakan Sengon dengan jumlah 519 pohon. Data peubah Sengon yaitu diameter dan luas bidang dasar dan disajikan dalam bentuk histogram. Untuk memperjelas bentuk sebaran tegakan, data dianalisis menggunakan fungsi sebaran normal. Hasil penelitian menunjukkan persamaan matematika pada setiap lahan kepemilikan dapat diterima dengan koefisien determinasi (R²) lebih dari 0.5 dan p-value kurang dari 0.05. Bentuk sebaran yang didapat yaitu fungsi polinomial dan eksponensial negatif. Karakteristik hutan tanaman dicirikan dengan kurva lonceng terbalik namun pada lahan Sutarman dan Waluyo memiliki kurva

‘’J’’ terbalik dikarenakan pada lahan tersebut dilakukan tebang butuh dan pengelolaan yang kurang baik.

Kata kunci: persamaan matematika, struktur tegakan

ABSTRACT

YURI DINOSIA SIMANGUNSONG. Species Compotition and Mathematic Equation for Horizontal Stands Stucture of Community Forest in Kalimendong Village. Supervised by ENDANG SUHENDANG.

Stand structure can be used to identify the plantation characteristic. That is important for determining treatment of silviculture. This research purpose is to find out the information of mathematic equation in every private community forest in Kalimendong Village. This research was conducted in Kalimendong Village, Wonosobo Distrct in May 2014 (2 weeks). Data was collected using census method, where the measurement was done in every stands on private lands. Processed data was confined to dominating stands which is Sengon with 519 Sengon trees. Sengon’s variables is diameter and basal area presented in histogram. In order to explain more about stands distribution, data analyzed using normal distribution function. The result showed that the mathematic equation in every private land can be accepted with coefficient of determination (R²) more than 0.5 and p-value less than 0.05. Distribution form obtained from this research is polynomial function and negative exponential. Plantation characteristic specifically known from inverted bell curve but

Sutarman and Waluyo land has inverted ‘’J’’ curve because in these lands cut -for-needs and bad management were implemented.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

KOMPOSISI JENIS DAN PERSAMAAN MATEMATIKA

UNTUK STRUKTUR TEGAKAN HORIZONTAL

HUTAN RAKYAT DI DESA KALIMENDONG

YURI DINOSIA SIMANGUNSONG

MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong Nama : Yuri Dinosia Simangunsong

NIM : E14100001

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Endang Suhendang, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc F Trop Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2014 ini ialah struktur tegakan, dengan judul Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizonal Hutan Rakyat Desa Kalimendong.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Endang Suhendang, MS selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Di samping itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pengelola APHR Wonosobo khususnya Mulyadi yang telah membantu dan bekerja sama dalam pengumpulan data penelitian. Ungkapan terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan kepada Ayahanda Franklin Simangunsong (Alm) dan Mama Riza Fauzini Nasution, Kakak-Kakakku tersayang serta seluruh Keluarga atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya. Selain itu juga ucapan terima kasih kepada Aruni Nurrahim yang menjadi partner selama belajar di Fahutan yang selalu memberikan semangat dan kepada MNH47, Keluarga besar MNH, Fahutan IPB serta sahabat-sahabat terbaik saya atas segala doa dan kekeluargaan yang erat selama ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Pengumpulan Data 2

Prosedur Pengolahan Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Keadaan Umum Lokasi Penelitian 5

Keadaan Tegakan 6

Bentuk Sebaran Diameter dan Luas Bidang Dasar Tegakan Sengon 7 Kemencengan Kurva Sebaran Peubah Dimensi Tegakan Sengon 11

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

(10)

DAFTAR TABEL

1 Data kerapatan pohon 6

2 Persamaan matematika berdasarkan sebaran diameter 10 3 Persamaan matematika berdasarkan sebaran luas bidang dasar 10

4 Data statistik kemencengan kurva 12

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitian hutan rakyat di Desa Kalimendong 6 2 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan

Mintani dengan luas 0.16 Ha 7

3 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan

Wondo dengan luas 0.1 Ha 8

4 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan

Tuti dengan luas 0.2 Ha 8

5 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan

Sutarman dengan luas 0.13 Ha 8

6 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan

Waluyo dengan luas 0.53 Ha 9

7 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan

Sandur dengan luas 0.25 Ha 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Mintani 15 2 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Wondo 16 3 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Tuti 17 4 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Sutarman 18 5 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Waluyo 19 6 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Sandur 20

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan rakyat dalam pengertian menurut Undang-Undang No.41 tahun 1999 adalah hutan hak berupa hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak (milik) atas tanah. Definisi ini diberikan untuk membedakannya dari hutan negara yaitu hutan yang tumbuh di atas tanah yang tidak dibebani hak (milik) atas tanah. Hardjanto (2000) mendefinisikan hutan rakyat sebagai hutan yang dimiliki oleh masyarakat yang dinyatakan oleh kepemilikan lahan, karenanya hutan rakyat juga disebut hutan milik dengan luas minimal 0.25 hektar. Namun, hutan rakyat di Pulau Jawa pada umumnya tidak memenuhi luasan hutan rakyat sebagaimana mestinya karena rata-rata pemilikan tanah di Pulau Jawa sempit dan terpencar-pencar. Pemanfaatan lahan untuk hutan rakyat akan memberikan dampak ekologis yang baik untuk lingkungan, karena mampu mengembalikan fungsi konservasi tanah dan air, meningkatkan kesejahteraan, menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja.

Salah satu contoh pemanfaatan lahan untuk hutan rakyat ada di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Desa Kalimendong memiliki hutan rakyat yang cukup luas dengan tahun tanam yang seragam yakni 1997. Hutan rakyat di desa ini dikelola dengan cukup baik, sehingga mendapatkan Juara I Perlombaan Hutan Rakyat Tingkat Nasional pada tahun 2006. Hampir seluruh hutan rakyat di Desa Kalimendong menggunakan pola agroforestri, yakni pencampuran antara tanaman berkayu dengan tanaman biji-bijian.

Penetapan kombinasi tanaman pada sistem agroforestri didasarkan pada tingkat kebutuhan hidup masyarakat pemilik hutan serta kesesuaian lahan, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam pengkombinasian antar komponen agroforestri di hutan rakyat relatif fleksibel. Adanya tebang butuh dan penanaman salak yang terlalu banyak mengakibatkan tegakan tidak tumbuh normal.

Informasi tentang struktur tegakan dipandang penting karena ditinjau dari faktor ekologi, struktur tegakan dapat memberikan gambaran tentang kemampuan regenerasi tegakan (Suhendang 1994; Muhdin et al. 2008). Struktur tegakan dapat dibedakan atas struktur tegakan vertikal, struktur tegakan horizontal, dan struktur tegakan spasial. Struktur tegakan vertikal adalah sebaran individu tegakan dalam berbagai lapisan tajuk, sedangkan struktur tegakan horizontal didefenisikan sebagai banyaknya pohon per satuan luas pada setiap diameternya (Meyer et al. 1961; Davis dan Johnson 1987 dalam Bone, 2010). Dalam penelitian ini, karakteristik hutan rakyat Sengon yang dimaksud adalah struktur tegakan horizontal.

Perumusan Masalah

(12)

2

Masing-masing kondisi tegakan hutan rakyat di Desa Kalimendong memiliki karakteristik struktur tegakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan struktur tegakan suatu hutan memiliki sifat yang khas untuk jenis tegakan tertentu dan kondisi tempat tumbuh tertentu (Suhendang 1985).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi komposisi jenis dan bentuk persamaan matematika untuk struktur tegakan horizontal pada masing-masing pemilik lahan hutan rakyat di Desa Kalimendong.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini untuk menggambarkan kondisi terkini struktur tegakan Desa Kalimendong, sehingga dapat membantu dalam upaya pengelolaan hutan dan sebagai salah satu sumber data dalam upaya pemulihan hutan.

METODE

Waktu dan Tempat

Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.

Bahan

Obyek yang diteliti berupa tegakan hutan rakyat yang berada pada lokasi lahan milik masyarakat Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.

Alat

Alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini antara lain pita ukur, GPS, tallysheet, dan alat tulis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software ArcGis 9.3, software Microsoft Excel 2010 dan software Microsoft Word 2010.

Prosedur Pengumpulan Data

(13)

3 Pengumpulan data dimulai dengan melihat kondisi lahan tanaman salak yang memiliki tegakan Sengon yang cukup mendominasi. Penelitian ini menggunakan luas lahan sebagai plot yang akan diteliti. Setiap lahan dilakukan tracking menggunakan GPS untuk mengetahui luas dan pengukuran diameter terhadap semua pohon yang berukuran ≥ 5 cm kecuali tanaman Salak. Pemilik lahan berikut luasannya yang terlibat terdiri atas Mintani seluas 0.16 ha, Wondo seluas 0.10 ha, Tuti seluas 0.20 ha, Sutarman seluas 0.13 ha, Waluyo seluas 0.53 ha dan Sandur seluas 0.25 ha.

.

Prosedur Pengolahan Data

Data yang diolah dan dianalisis berdasarkan peubah diameter dan luas bidang dasar untuk membuat model struktur tegakannya pada bentuk kepemilikan lahan yang digunakan untuk hutan rakyat.

Sebaran Diameter

Pada sebaran diameter ditunjukkan hubungan antar jumlah batang persatuan luas dengan diameter pohon. Diameter pohon yang digunakan dalam pembuatan kurva sebaran diameter pohon minimal 5 cm. Kurva sebaran diameter ini memiliki sumbu X untuk diameter dan sumbu Y untuk jumlah pohon. Jumlah pohon yang ada di dalam kurva adalah semua pohon yang berada di plot contoh untuk tiap jenis pohonnya mewakili seluruh tegakan.

Sebaran Luas Bidang Dasar

Pada sebaran luas bidang dasar ditunjukkan hubungan antara jumlah batang per satuan luas dengan luas bidang dasar pohon. Kurva sebaran luas bidang dasar ini memiliki sumbu X untuk kelas luas bidang dasar serta sumbu Y untuk jumlah pohon yang berada di lahan masing-masing pemilik untuk jenis Sengon.

Kerapatan Berdasarkan Jumlah Pohon

N ∑Ln Keterangan :

N = Kerapatan berdasarkan jumlah pohon (ind/ha) ∑n = Jumlah pohon (individu)

L = Luas (ha)

Kerapatan Berdasarkan Luas Bidang Dasar

L s ∑L Keterangan :

(14)

4

Persamaan Eksponensial Negatif

Persamaan matematika untuk struktur tegakan horizontal disusun menggunakan fungsi eksponensial negatif dengan persamaan sebagai berikut :

N e k

N = Banyaknya pohon per hektar yang berdiameter D cm

= Tetapan yang merupakan intersep (koefisien elevasi dari persamaan yang disusun)

k = Tetapan yang menunjukkan laju penurunan jumlah pohon pada setiap kenaikan diameter pohon

D = Nilai tengah dari kelas diameter n = Jumlah data

Persamaan Polinomial

Regresi polinomial merupakan model regresi linier yang dibentuk dengan menjumlahkan pengaruh masing-masing variabel prediktor (X) yang dipangkatkan meningkat sampai orde ke-k. Penggunaan fungsi ini biasanya pada data yang tidak berpola dan menyebar tidak beraturan. Secara umum, model regresi polinomial ditulis dalam bentuk :

= Faktor pengganggu yang tidak dapat dijelaskan oleh model regresi.

Koefisien Kemencengan Kurva

Koefisien kemencengan kurva adalah koefisien berdasarkan nilai selisih rata-rata dengan modus dibagi simpangan baku. Koefisien kemencengan Pearson atau nilai koefisien kemencengan kurva dirumuskan sebagai berikut :

(15)

5

Apabila secara empiris didapatkan hubungan antar nilai pusat sebagai: ̅ Mo ̅ Me

Maka rumus kemencengan diatas dapat dirubah menjadi: SK ̅ Me s

Keterangan :

SK = Koefisien kemiringan Pearson Me = Median

̅ = Rata-rata S = Simpangan baku σ

Mo = Modus

Jika nilai SK dihubungkan dengan keadaan kurva maka : . SK → kurva memiliki bentuk simetris

. SK > → nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri, kurva menceng ke kiri atau menceng positif

. SK < → nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kanan, kurva menceng ke kanan atau menceng negatif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

(16)

6

Gambar 1 Peta lokasi penelitian hutan rakyat di Desa Kalimendong. Keadaan Tegakan

Secara umum, hutan tanaman rakyat di kawasan Kalimendong didominasi oleh tanaman Salak, hal ini karena Salak merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat setempat. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan luasan lahan pemilik sebagai plot contoh yang akan di ukur. Hasil dari pengukuran pada plot contoh dibagi berdasarkan jenis tegakan. Jumlah tegakan keseluruhan pada plot contoh tersebut adalah 626 individu. Berdasarkan jumlah per jenis, yang terbanyak adalah tegakan Sengon sebanyak 519 individu, Suren 79 individu dan Jati 28 individu. Namun penelitian kali ini hanya menggunakan data jumlah dan diameter tegakan Sengon.

Tabel 1 Data kerapatan tegakan

Pemilik Lahan Luas (ha) Jumlah Pohon Kerapatan (jlh.tegakan ha- )

Kerapatan (m²ha- )

Mintani 0.16 56 350 8.26

Wondo 0.10 185 1850 27.64

Tuti 0.20 83 415 17.04

Sutarman 0.13 67 515.38 29.98

Waluyo 0.53 184 347.17 8.30

Sandur 0.25 51 204 5.40

(17)

7

0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06

J lahan Wondo memiliki jumlah yang banyak dengan luasan yang kecil sedangkan lahan Sandur memiliki luas lahan yang cukup luas dengan tegakan yang sedikit. Kerapatan yang dilihat dari LBDs, lahan milik Sutarman memiliki nilai kerapatan yang tertinggi sebesar 29.98 m² sedangkan yang terkecil yaitu milik Sandur sebesar 5.40 . Hal ini terjadi karena tegakan yang berada pada lahan Sutarman memiliki diameter yang cukup besar dibandingkan dengan tegakan milik Wondo.

Bentuk Sebaran Diameter dan Sebaran Luas Bidang Dasar Pohon Pada Tegakan Sengon

Untuk mengetahui data tegakan Sengon berdasarkan sebaran normal dilakukan perhitungan frekuensi berdasarkan nilai peluang sebaran normal terhadap selang-selang kelas pada masing-masing kelas untuk peubah diameter dan luas bidang dasar. Nilai karakteristik tegakan Sengon berupa nilai tengah μ , standar deviasi σ , dan varians σ² digunakan untuk menentukan sebaran dari diameter dan luas bidang dasar pada masing-masing lahan. Hasil pengukuran frekuensi sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan sengon tercantum pada gambar 2 sampai dengan gambar 7 berikut :

(18)

8 lahan Wondo dengan luas 0.1 Ha

Gambar 4 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Tuti dengan luas 0.2 Ha

Gambar 5 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Sutarman dengan luas 0.13 Ha

N = 1.10D3 - 18.12D2 + 82.73D - 65.93

0.01 0.03 0.05 0.07 0.11 0.13 0.15 0.17

J

0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.07 0.08

(19)

9

Gambar 6 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Waluyo dengan luas 0.53 Ha

Gambar 7 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Sandur dengan luas 0.25 Ha

Berdasarkan histogram di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tegakan Sengon memiliki diameter dan luas bidang dasar yang kecil. Hal ini disebabkan oleh pola penanaman yang cenderung rapat dengan tanaman Salak, sehingga menyebabkan pertumbuhan diameter yang kecil dan persaingan pertumbuhan yang tinggi untuk mendapatkan nutrisi dari tanah.

Apabila pola penanaman tegakan tidak rapat serta nutrisi tanah tempat tumbuh cukup, maka pertumbuhan diameter dan luas bidang dasar tegakan akan besar dan pertumbuhan tinggi tegakan akan normal karena persaingan antar tanaman tidak terlalu tinggi. Untuk itu perlu dilakukan penjarangan pada lahan tersebut untuk menstimulasikan pertumbuhan tegakan yang ditinggalkan dan menambah hasil keseluruhan pada material yang berharga dari tegakan (Smith 1962 dalam Baker et al.1987).

Persamaan matematika merupakan suatu model struktur tegakan yang dapat menggambarkan pola struktur tegakan sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan. Persamaan yang terdapat pada histogram diatas yaitu fungsi eksponensial negatif dan fungsi polinomial. Berdasarkan hasil pengolahan data,

N = 41.01e-0.37D

0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.08 0.09

(20)

10

persamaaan matematika untuk sebaran diameter dan luas bidang dasar masing-masing pemilik lahan dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2 Persamaan matematika berdasarkan sebaran diameter

Pemilik Lahan Persamaan Matematika R² p-value

Mintani N = 0.50D3– 7.57D2 + 32.19D – 25.79 0.93 0.00 Penerimaan persamaan matematika adalah koefisien determinasi (R²) lebih besar dari 0.5 dan p-value lebih kecil dari 0.05 (Muhdin 2012). Persamaan pada tiap lahan dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai R² yang lebih dari 0.5 dan p-value yang lebih kecil dari 0.05. Nilai R² paling tinggi dapat dikatakan sebagai model terbaik karena hampir mendekati nilai 1. Persamaan diatas menunjukkan bahwa model persamaan matematika lahan Wondo yang paling baik dengan memiliki nilai R² paling tinggi sebesar 0.94 dengan p-value sebesar 0.01 sedangkan pada lahan Sutarman dan Waluyo memiliki persamaan dengan fungsi eksponensial negatif yaitu dengan persamaan N = 24.52e-0.44D dan N = 71.46e-0.52D. Hal ini dikarenakan pada lahan tersebut mengalami gangguan seperti adanya tebang butuh dan penanaman yang terlalu rapat dengan tanaman salak.

Tabel 3 Persamaan matematika berdasarkan sebaran luas bidang dasar

Pemilik Lahan Persamaan matematika R² p-value Mintani N = 41.16e-0.56D 0.93 0.00

(21)

11 Secara umum, bentuk kurva yang dihasilkan pada hutan tanaman akan berbentuk lonceng terbalik karena memiliki umur yang sama atau disebut dengan hutan seumur (even-aged forest), namun pada hasil di atas menunjukkan bahwa hutan tanaman di Desa Kalimendong memiliki umur tegakan yang beragam atau disebut dengan hutan tidak seumur (uneven-aged forest). Hal ini dikarenakan penanaman yang tidak seragam dan kebutuhan ekonomi yang mengakibatkan masyarakat setempat melakukan penebangan untuk keperluan biaya hidup masing-masing.

(22)

12

Tabel 4 Data statistik kemencengan kurva Pemilik lahan Nilai

Statistik

Peubah dimensi tegakan

Diameter (cm) Luas Bidang Dasar (m²)

Mintani Modus 10 0.008

(23)

13

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Struktur tegakan horizontal untuk setiap luasan hamparan pada setiap kepemilikan lahan hutan rakyat Desa Kalimendong dapat digambarkan dengan menggunakan dua jenis fungsi sebaran, yaitu sebaran eksponensial negatif dan sebaran polinomial.

2. Persamaan matematika struktur tegakan horizontal hutan rakyat Desa Kalimendong dapat diterima dengan persamaan matematika untuk peubah dimensi diameter masing-masing pemilik lahan yaitu N = 0.50D3 - 7.57D2 + 32.19D - 25.786, N = 1.10D3 - 18.12D2 + 82.73D - 65.93, N = 0.61D3 - 9.50D2 + 41.01D - 30.64, N = 24.52exp-0.44D, N = 71.46e-0.52D, N = 0.61D3 - 8.33D2 + 31.84D - 23 (dicirikan dengan nilai R² sebesar 0.87 – 0.94 dan p-value sebesar 0.00 – 0.02). Peubah dimensi luas bidang dasar masing-masing memiliki persamaan yaitu N = 41.16exp-0.56D , N = 53.18exp-0.23D , N = 59.91exp-0.53D , N = 1.51D² - 14.77 + 36.14, N = 41.01exp-0.37D , N = 28.36exp-0.48D (dicirikan dengan nilai R² sebesar 0.78 – 0.98 dan nilai p-value sebesar 0.00).

Saran

1. Perlu diberikan perlakuan penjarangan tanaman salak serta penanaman teratur agar tegakan Sengon di hutan rakyat Kalimendong dapat tumbuh secara optimal baik pertumbuhan tinggi maupun diameternya.

2. Perlu adanya menghindari tebang butuh untuk memperbaiki karakteristik struktur tegakan di hutan rakyat Kalimendong.

DAFTAR PUSTAKA

Baker FS, Helms JA, Daniel TW. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Terjemahan Joko Marsono. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Press.

Bone I. 2010. Model dinamika struktur tegakan untuk pengaturan hasil hutan alam bekas tebangan: Kasus HPH PT. Gema Hutan Lestari Pulau Buru Propinsi Maluku [thesis]. Program Pascasarjana IPB. Tidak Diterbitkan.

Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

Hardjanto, 2000. Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa. Dalam Suharjito (Penyunting). Hutan Rakyat di Jawa : Perannya Dalam Perekonomian Desa. Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat (P3KM). Bogor. pp. 7-11.

Hasan MI. 2008. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (edisi kedua). Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara.

(24)

14

Muhdin. 2012. Dinamika Struktur Tegakan Tidak Seumur untuk Pengaturan Hasil Hutan Kayu Berdasarkan Jumlah Pohon (Kasus pada Areal Bekas Tebangan Hutan Alam Hujan Tropika Dataran Rendah Tanah Kering di Kalimantan) [disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana IPB.

Prihanto B dan Muhdin. 2006. Metode Statistika Bagian I Diktat Kuliah untuk Program Strata I untuk Fakultas Kehutanan IPB. Bogor (ID): Fakultas Kehutananan. Institut Pertanian Bogor.

Saefudin A, Anwar NK, Alamudi A, Sadik K. 2009. Statistika Dasar. Jakarta (ID): PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

(25)

15

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Mintani Regression Statistics

Multiple R 0.96217408 R Square 0.92577895 Adj R Square 0.87011317 Standard

Regression 3 299.952381 99.98412698 16.6310231 0.010069725 Residual 4 24.04761905 6.011904762

Total 7 324

Intercept -11.520833 3.815154699 -3.01975522 0.039172663 -22.11340092 -0.928265744 -22.1134009 -0.92826574 x 4.99880952 0.839780492 5.952519229 0.003997181 2.667205089 7.330413959 2.667205089 7.330413959

x^2 -0.2728571 0.048878897 -5.58230975 0.005049649 -0.408566717 -0.137147569 -0.40856672 -0.13714757

x^3 0.004 0.000804828 4.970009064 0.007651439 0.001765441 0.006234559 0.001765441 0.006234559

Regression Statistics

Multiple R 0.962981552

R Square 0.92733347

Adj R Square 0.909166838

Standard Error 0.325991393

Regression 1 5.424675595 5.42467559 51.04598 0.002030184

Residual 4 0.425081552 0.10627039

Total 5 5.849757147

Intercept 3.439096318 0.269007572 12.7843848 0.000216 2.692211561 4.18598107 2.692211561 4.18598107

(26)

16

Lampiran 2 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Wondo Regression Statistics

Multiple R 0.96744204

R Square 0.935944101

Adj R Square 0.887902177 Standard

Error 7.001198104

Observations 8

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 3 2864.8079 954.9359668 19.48181962 0.007527127

Residual 4 196.0670996 49.01677489

Total 7 3060.875

Coefficients

Standard

Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept -28.9546807 10.89377681 -2.657910223 0.056513369 -59.20065403 1.291292556 -59.20065403 1.291292556

x 16.36014159 2.997382139 5.458143419 0.005476947 8.038074627 24.68220856 8.038074627 24.68220856

x2 -1.0289164 0.218075935 -4.718156527 0.009184092 -1.634392258 -0.423440534 -1.634392258 -0.423440534

x3 0.01724274 0.004488479 3.841555457 0.018435024 0.004780725 0.029704755 0.004780725 0.029704755

Regression Statistics

Multiple R 0.919211

R Square 0.8449488

Adj R Square 0.8227986

Standard Error 0.294569

Regression 1 3.309994032 3.30999403 38.1463726 0.000455676

Residual 7 0.607396108 0.08677087

Total 8 3.91739014

Coefficients

Standard

Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept 3.8562732 0.197297688 19.5454555 2.2904E-07 3.389738282 4.322808076 3.389738282 4.322808076

(27)

17 Lampiran 3 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Tuti

Regression Statistics

Multiple R 0.956258868

R Square 0.914431022

Adj R Square 0.850254289 Standard

Error 3.863820979

Observations 8

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 3 638.1585498 212.7195166 14.24863774 0.013330748

Residual 4 59.71645022 14.92911255

Total 7 697.875

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept -12.4333063 6.012057184 -2.068061879 0.107465877 -29.12545302 4.258840465 -29.12545302 4.258840465

x 4.567937023 0.945254375 4.832494983 0.00844596 1.943490141 7.192383905 1.943490141 7.192383905

x2 -0.17515902 0.039298527 -4.457139663 0.011184935 -0.284269228 -0.066048821 -0.284269228 -0.066048821

x3 0.001774303 0.0004622 3.838822954 0.01847812 0.000491031 0.003057575 0.000491031 0.003057575

Regression Statistics

Multiple R 0.982234103

R Square 0.964783832

Adj R Square 0.958914471 Standard

Error 0.264588425

Observations 8

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 1 11.50749665 11.50749665 164.3762905 1.38324E-05

Residual 6 0.420042207 0.070007035

Total 7 11.92753885

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept 3.6986657 0.179939583 20.5550421 8.62413E-07 3.258369402 4.138961997 3.258369402 4.138961997

(28)

18

Lampiran 4 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Sutarman Regression Statistics

Multiple R 0.932920763

R Square 0.870341149

Adj R Square 0.848731341 Standard

Error 0.451214463

Observations 8

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 1 8.199825743 8.199825743 40.27528289 0.000717125

Residual 6 1.221566949 0.203594492

Total 7 9.421392692

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept 3.420303301 0.382931467 8.931894062 0.000109875 2.483303755 4.357302847 2.483303755 4.357302847

X Variable 1 -0.07364214 0.011603984 -6.346281028 0.000717125 -0.102036068 -0.045248217 -0.102036068 -0.045248217

Regression Statistics

Multiple R 0.978949544

R Square 0.958342211

Adj R Square 0.937513316 Standard

Error 2.054827123

Observations 7

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 2 388.5393134 194.2696567 46.01022884 0.001735371

Residual 4 16.88925803 4.222314507

Total 6 405.4285714

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept 34.05149502 2.953841816 11.5278668 0.000323353 25.85031537 42.25267467 25.85031537 42.25267467

x -1287.0155 153.2467903 -8.398319475 0.001100039 -1712.496805 -861.5342029 -1712.496805 -861.5342029

(29)

19 Lampiran 5 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Waluyo Regression Statistics

Multiple R 0.94267137

R Square 0.888629312

Adj R Square 0.87006753 Standard

Error 0.491452518

Observations 8

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 1 11.56282921 11.56282921 47.87413956 0.000451016

Residual 6 1.449153465 0.241525578

Total 7 13.01198267

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept 4.531540175 0.417080234 10.86491232 3.60239E-05 3.510981607 5.552098744 3.510981607 5.552098744

x -0.10493912 0.015166554 -6.919114074 0.000451016 -0.142050338 -0.067827896 -0.142050338 -0.067827896

Regression Statistics

Multiple R 0.88506176

R Square 0.783334318

Adj R Square 0.747223371

Standard Error 0.491250004

Observations 8

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 1 5.234960518 5.234960518 21.69243357 0.003476353

Residual 6 1.447959401 0.241326567

Total 7 6.682919919

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept 3.390391726 0.335407362 10.10828057 5.4468E-05 2.569679476 4.211103976 2.569679476 4.211103976

(30)

20

Lampiran 6 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Sandur Regression Statistics

Multiple R 0.957039944

R Square 0.915925455

Adj R Square 0.831850911

Standard Error 2.510296258

Observations 7

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 3 205.952381 68.65079365 10.89420655 0.040325215

Residual 3 18.9047619 6.301587302

Total 6 224.8571429

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept -9.08630952 4.314333969 -2.106074678 0.125835771 -22.81644572 4.643826676 -22.81644572 4.643826676

x 3.994378307 0.908628538 4.396052006 0.021815538 1.102716773 6.88603984 1.102716773 6.88603984

x2 -0.20601852 0.050395458 -4.088037399 0.026453093 -0.366399359 -0.045637678 -0.366399359 -0.045637678

x3 0.002829218 0.000790759 3.577849572 0.037343321 0.000312669 0.005345767 0.000312669 0.005345767

Regression Statistics

Multiple R 0.990289147

R Square 0.980672594

Adj R Square 0.976807113

Standard Error 0.164189673

Observations 7

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 1 6.839307889 6.839307889 253.7000057 1.77556E-05

Residual 5 0.134791244 0.026958249

Total 6 6.974099134

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%

Intercept 2.868729485 0.110320649 26.00355881 1.57139E-06 2.585141228 3.152317741 2.585141228 3.152317741

(31)

21

Lampiran 7 Nilai data statistik deskriptif Nama

Pemilik Lahan

Peubah Dimensi Tegakan

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.

Deviation Variance Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Mintani

Diameter 56 31.00 7.000 38.00 879.00 15.70 7.43 55.27 1.36 5.88

LBDs 56 0.11 0.004 0.11 1.32 0.02 0.03 0.00 2.36 5.88

Wondo

Diameter 185 23.00 5.000 28.00 2362.00 12.77 5.24 27.47 0.56 -0.57

LBDs 185 0.06 0.002 0.01 2.76 0.02 0.01 0.00 1.23 1.38

Tuti

Diameter 83 40.00 6.000 46.00 1730.00 20.84 9.46 89.52 0.80 0.004

LBDs 83 0.16 0.003 0.17 3.41 0.04 0.04 0.00 1.55 1.87

Sutarman

Diameter 51 59.00 6.000 65.00 808.00 15.84 11.78 138.81 2.12 5.35

LBDs 51 0.33 0.003 0.33 1.55 0.03 0.05 0.00 3.93 19.03

Waluyo

Diameter 101 35.00 6.000 41.00 1525.00 15.10 7.53 56.65 1.28 1.15

LBDs 101 0.13 0.003 0.13 2.25 0.02 0.02 0.001 2.18 5.26

Sandur

Diameter 43 33.00 5.000 38.00 667.00 15.51 6.71 45.02 1.07 1.83

(32)
(33)

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 04 Januari 1993 dari pasangan Franklin Simangunsong (Alm) dan Riza Fauzini Nasution. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh jenjang pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Rantau Utara pada tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 penulis diterima masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di Program Studi Manajemen Hutan, Departemen Manajemen, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan yaitu sebagai anggota perencanaan Forest Manajement Student Club (2011-2014), anggota UKM Futsal IPB (2010-2014) dan anggota UKM Sepak Bola IPB (2010-2014).

Gambar

Gambar 1 Peta lokasi penelitian  hutan rakyat di Desa Kalimendong.
gambar 2 sampai dengan gambar 7 berikut :
Gambar 3 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon
Gambar 6 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memperangkapkan pengrajin keranjang bambu dalam kemiskinan serta untuk mengetahui bagaimana strategi

3 Saya mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan dalam mengembangkan pariwisata Nias Selatan menjadi wisata dunia. 4 Saya

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk memperoleh gambaran tentang aspek-aspek kelayakan pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS)

Sedangkan Muangman (dalam Sarwono, 2006:9) memberikan definisi tentang remaja yang menurut WHO yaitu, remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat

Berbeda dengan turbin angin sumbu horizontal, untuk mendapatkan putaran yang efektif turbin harusdiarahkan pada posisi berlawanan dengan arah angin, ketika kondisi

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, model Discovery Learning dapat digunakan sebagai salah satu model untuk mengimplementasikan pembelajaran tematik

 Ruh dari puasa adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan perbuatan haram, serta mengerjakan amalan fardhu dan

Syarat kantin sehat - Jajanan sayuran -sudah diterapkan - bersih -sudah diterapkan - PHBS -sudah diterapkan - Bersih -sudah diterapkan Makanan tidak menggunakan bahan