KOMPOSISI JENIS DAN PERSAMAAN MATEMATIKA
UNTUK STRUKTUR TEGAKAN HORIZONTAL
HUTAN RAKYAT DI DESA KALIMENDONG
YURI DINOSIA SIMANGUNSONG
MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
YURI DINOSIA SIMANGUNSONG. Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong. Dibimbing oleh ENDANG SUHENDANG.
Struktur tegakan dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik suatu hutan tanaman. Struktu tegakan penting untuk menentukan perlakuan silvikultur. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi bentuk persamaan matematika pada masing-masing pemilik hutan rakyat di Desa Kalimendong. Penelitian ini dilakukan di Desa Kalimendong, Kabupaten Wonosobo pada bulan Mei 2014 selama dua minggu. Data yang diambil menggunakan metode sensus, dimana dilakukan pengukuran seluruh tegakan yang berada pada lahan kepemilikan. Data yang diolah adalah tegakan yang mendominasi yaitu tegakan Sengon dengan jumlah 519 pohon. Data peubah Sengon yaitu diameter dan luas bidang dasar dan disajikan dalam bentuk histogram. Untuk memperjelas bentuk sebaran tegakan, data dianalisis menggunakan fungsi sebaran normal. Hasil penelitian menunjukkan persamaan matematika pada setiap lahan kepemilikan dapat diterima dengan koefisien determinasi (R²) lebih dari 0.5 dan p-value kurang dari 0.05. Bentuk sebaran yang didapat yaitu fungsi polinomial dan eksponensial negatif. Karakteristik hutan tanaman dicirikan dengan kurva lonceng terbalik namun pada lahan Sutarman dan Waluyo memiliki kurva
‘’J’’ terbalik dikarenakan pada lahan tersebut dilakukan tebang butuh dan pengelolaan yang kurang baik.
Kata kunci: persamaan matematika, struktur tegakan
ABSTRACT
YURI DINOSIA SIMANGUNSONG. Species Compotition and Mathematic Equation for Horizontal Stands Stucture of Community Forest in Kalimendong Village. Supervised by ENDANG SUHENDANG.
Stand structure can be used to identify the plantation characteristic. That is important for determining treatment of silviculture. This research purpose is to find out the information of mathematic equation in every private community forest in Kalimendong Village. This research was conducted in Kalimendong Village, Wonosobo Distrct in May 2014 (2 weeks). Data was collected using census method, where the measurement was done in every stands on private lands. Processed data was confined to dominating stands which is Sengon with 519 Sengon trees. Sengon’s variables is diameter and basal area presented in histogram. In order to explain more about stands distribution, data analyzed using normal distribution function. The result showed that the mathematic equation in every private land can be accepted with coefficient of determination (R²) more than 0.5 and p-value less than 0.05. Distribution form obtained from this research is polynomial function and negative exponential. Plantation characteristic specifically known from inverted bell curve but
Sutarman and Waluyo land has inverted ‘’J’’ curve because in these lands cut -for-needs and bad management were implemented.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
KOMPOSISI JENIS DAN PERSAMAAN MATEMATIKA
UNTUK STRUKTUR TEGAKAN HORIZONTAL
HUTAN RAKYAT DI DESA KALIMENDONG
YURI DINOSIA SIMANGUNSONG
MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizontal Hutan Rakyat di Desa Kalimendong Nama : Yuri Dinosia Simangunsong
NIM : E14100001
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Endang Suhendang, MS Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc F Trop Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2014 ini ialah struktur tegakan, dengan judul Komposisi Jenis dan Persamaan Matematika untuk Struktur Tegakan Horizonal Hutan Rakyat Desa Kalimendong.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Endang Suhendang, MS selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Di samping itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pengelola APHR Wonosobo khususnya Mulyadi yang telah membantu dan bekerja sama dalam pengumpulan data penelitian. Ungkapan terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan kepada Ayahanda Franklin Simangunsong (Alm) dan Mama Riza Fauzini Nasution, Kakak-Kakakku tersayang serta seluruh Keluarga atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya. Selain itu juga ucapan terima kasih kepada Aruni Nurrahim yang menjadi partner selama belajar di Fahutan yang selalu memberikan semangat dan kepada MNH47, Keluarga besar MNH, Fahutan IPB serta sahabat-sahabat terbaik saya atas segala doa dan kekeluargaan yang erat selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Prosedur Pengumpulan Data 2
Prosedur Pengolahan Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Keadaan Umum Lokasi Penelitian 5
Keadaan Tegakan 6
Bentuk Sebaran Diameter dan Luas Bidang Dasar Tegakan Sengon 7 Kemencengan Kurva Sebaran Peubah Dimensi Tegakan Sengon 11
SIMPULAN DAN SARAN 13
Simpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 15
DAFTAR TABEL
1 Data kerapatan pohon 6
2 Persamaan matematika berdasarkan sebaran diameter 10 3 Persamaan matematika berdasarkan sebaran luas bidang dasar 10
4 Data statistik kemencengan kurva 12
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian hutan rakyat di Desa Kalimendong 6 2 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan
Mintani dengan luas 0.16 Ha 7
3 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan
Wondo dengan luas 0.1 Ha 8
4 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan
Tuti dengan luas 0.2 Ha 8
5 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan
Sutarman dengan luas 0.13 Ha 8
6 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan
Waluyo dengan luas 0.53 Ha 9
7 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan
Sandur dengan luas 0.25 Ha 9
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Mintani 15 2 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Wondo 16 3 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Tuti 17 4 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Sutarman 18 5 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Waluyo 19 6 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar Sandur 20
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan rakyat dalam pengertian menurut Undang-Undang No.41 tahun 1999 adalah hutan hak berupa hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak (milik) atas tanah. Definisi ini diberikan untuk membedakannya dari hutan negara yaitu hutan yang tumbuh di atas tanah yang tidak dibebani hak (milik) atas tanah. Hardjanto (2000) mendefinisikan hutan rakyat sebagai hutan yang dimiliki oleh masyarakat yang dinyatakan oleh kepemilikan lahan, karenanya hutan rakyat juga disebut hutan milik dengan luas minimal 0.25 hektar. Namun, hutan rakyat di Pulau Jawa pada umumnya tidak memenuhi luasan hutan rakyat sebagaimana mestinya karena rata-rata pemilikan tanah di Pulau Jawa sempit dan terpencar-pencar. Pemanfaatan lahan untuk hutan rakyat akan memberikan dampak ekologis yang baik untuk lingkungan, karena mampu mengembalikan fungsi konservasi tanah dan air, meningkatkan kesejahteraan, menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja.
Salah satu contoh pemanfaatan lahan untuk hutan rakyat ada di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Desa Kalimendong memiliki hutan rakyat yang cukup luas dengan tahun tanam yang seragam yakni 1997. Hutan rakyat di desa ini dikelola dengan cukup baik, sehingga mendapatkan Juara I Perlombaan Hutan Rakyat Tingkat Nasional pada tahun 2006. Hampir seluruh hutan rakyat di Desa Kalimendong menggunakan pola agroforestri, yakni pencampuran antara tanaman berkayu dengan tanaman biji-bijian.
Penetapan kombinasi tanaman pada sistem agroforestri didasarkan pada tingkat kebutuhan hidup masyarakat pemilik hutan serta kesesuaian lahan, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam pengkombinasian antar komponen agroforestri di hutan rakyat relatif fleksibel. Adanya tebang butuh dan penanaman salak yang terlalu banyak mengakibatkan tegakan tidak tumbuh normal.
Informasi tentang struktur tegakan dipandang penting karena ditinjau dari faktor ekologi, struktur tegakan dapat memberikan gambaran tentang kemampuan regenerasi tegakan (Suhendang 1994; Muhdin et al. 2008). Struktur tegakan dapat dibedakan atas struktur tegakan vertikal, struktur tegakan horizontal, dan struktur tegakan spasial. Struktur tegakan vertikal adalah sebaran individu tegakan dalam berbagai lapisan tajuk, sedangkan struktur tegakan horizontal didefenisikan sebagai banyaknya pohon per satuan luas pada setiap diameternya (Meyer et al. 1961; Davis dan Johnson 1987 dalam Bone, 2010). Dalam penelitian ini, karakteristik hutan rakyat Sengon yang dimaksud adalah struktur tegakan horizontal.
Perumusan Masalah
2
Masing-masing kondisi tegakan hutan rakyat di Desa Kalimendong memiliki karakteristik struktur tegakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan struktur tegakan suatu hutan memiliki sifat yang khas untuk jenis tegakan tertentu dan kondisi tempat tumbuh tertentu (Suhendang 1985).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi komposisi jenis dan bentuk persamaan matematika untuk struktur tegakan horizontal pada masing-masing pemilik lahan hutan rakyat di Desa Kalimendong.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk menggambarkan kondisi terkini struktur tegakan Desa Kalimendong, sehingga dapat membantu dalam upaya pengelolaan hutan dan sebagai salah satu sumber data dalam upaya pemulihan hutan.
METODE
Waktu dan Tempat
Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
Bahan
Obyek yang diteliti berupa tegakan hutan rakyat yang berada pada lokasi lahan milik masyarakat Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
Alat
Alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini antara lain pita ukur, GPS, tallysheet, dan alat tulis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software ArcGis 9.3, software Microsoft Excel 2010 dan software Microsoft Word 2010.
Prosedur Pengumpulan Data
3 Pengumpulan data dimulai dengan melihat kondisi lahan tanaman salak yang memiliki tegakan Sengon yang cukup mendominasi. Penelitian ini menggunakan luas lahan sebagai plot yang akan diteliti. Setiap lahan dilakukan tracking menggunakan GPS untuk mengetahui luas dan pengukuran diameter terhadap semua pohon yang berukuran ≥ 5 cm kecuali tanaman Salak. Pemilik lahan berikut luasannya yang terlibat terdiri atas Mintani seluas 0.16 ha, Wondo seluas 0.10 ha, Tuti seluas 0.20 ha, Sutarman seluas 0.13 ha, Waluyo seluas 0.53 ha dan Sandur seluas 0.25 ha.
.
Prosedur Pengolahan Data
Data yang diolah dan dianalisis berdasarkan peubah diameter dan luas bidang dasar untuk membuat model struktur tegakannya pada bentuk kepemilikan lahan yang digunakan untuk hutan rakyat.
Sebaran Diameter
Pada sebaran diameter ditunjukkan hubungan antar jumlah batang persatuan luas dengan diameter pohon. Diameter pohon yang digunakan dalam pembuatan kurva sebaran diameter pohon minimal 5 cm. Kurva sebaran diameter ini memiliki sumbu X untuk diameter dan sumbu Y untuk jumlah pohon. Jumlah pohon yang ada di dalam kurva adalah semua pohon yang berada di plot contoh untuk tiap jenis pohonnya mewakili seluruh tegakan.
Sebaran Luas Bidang Dasar
Pada sebaran luas bidang dasar ditunjukkan hubungan antara jumlah batang per satuan luas dengan luas bidang dasar pohon. Kurva sebaran luas bidang dasar ini memiliki sumbu X untuk kelas luas bidang dasar serta sumbu Y untuk jumlah pohon yang berada di lahan masing-masing pemilik untuk jenis Sengon.
Kerapatan Berdasarkan Jumlah Pohon
N ∑Ln Keterangan :
N = Kerapatan berdasarkan jumlah pohon (ind/ha) ∑n = Jumlah pohon (individu)
L = Luas (ha)
Kerapatan Berdasarkan Luas Bidang Dasar
L s ∑L Keterangan :
4
Persamaan Eksponensial Negatif
Persamaan matematika untuk struktur tegakan horizontal disusun menggunakan fungsi eksponensial negatif dengan persamaan sebagai berikut :
N e k
N = Banyaknya pohon per hektar yang berdiameter D cm
= Tetapan yang merupakan intersep (koefisien elevasi dari persamaan yang disusun)
k = Tetapan yang menunjukkan laju penurunan jumlah pohon pada setiap kenaikan diameter pohon
D = Nilai tengah dari kelas diameter n = Jumlah data
Persamaan Polinomial
Regresi polinomial merupakan model regresi linier yang dibentuk dengan menjumlahkan pengaruh masing-masing variabel prediktor (X) yang dipangkatkan meningkat sampai orde ke-k. Penggunaan fungsi ini biasanya pada data yang tidak berpola dan menyebar tidak beraturan. Secara umum, model regresi polinomial ditulis dalam bentuk :
= Faktor pengganggu yang tidak dapat dijelaskan oleh model regresi.
Koefisien Kemencengan Kurva
Koefisien kemencengan kurva adalah koefisien berdasarkan nilai selisih rata-rata dengan modus dibagi simpangan baku. Koefisien kemencengan Pearson atau nilai koefisien kemencengan kurva dirumuskan sebagai berikut :
5
Apabila secara empiris didapatkan hubungan antar nilai pusat sebagai: ̅ Mo ̅ Me
Maka rumus kemencengan diatas dapat dirubah menjadi: SK ̅ Me s
Keterangan :
SK = Koefisien kemiringan Pearson Me = Median
̅ = Rata-rata S = Simpangan baku σ
Mo = Modus
Jika nilai SK dihubungkan dengan keadaan kurva maka : . SK → kurva memiliki bentuk simetris
. SK > → nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri, kurva menceng ke kiri atau menceng positif
. SK < → nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kanan, kurva menceng ke kanan atau menceng negatif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
6
Gambar 1 Peta lokasi penelitian hutan rakyat di Desa Kalimendong. Keadaan Tegakan
Secara umum, hutan tanaman rakyat di kawasan Kalimendong didominasi oleh tanaman Salak, hal ini karena Salak merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat setempat. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan luasan lahan pemilik sebagai plot contoh yang akan di ukur. Hasil dari pengukuran pada plot contoh dibagi berdasarkan jenis tegakan. Jumlah tegakan keseluruhan pada plot contoh tersebut adalah 626 individu. Berdasarkan jumlah per jenis, yang terbanyak adalah tegakan Sengon sebanyak 519 individu, Suren 79 individu dan Jati 28 individu. Namun penelitian kali ini hanya menggunakan data jumlah dan diameter tegakan Sengon.
Tabel 1 Data kerapatan tegakan
Pemilik Lahan Luas (ha) Jumlah Pohon Kerapatan (jlh.tegakan ha- )
Kerapatan (m²ha- )
Mintani 0.16 56 350 8.26
Wondo 0.10 185 1850 27.64
Tuti 0.20 83 415 17.04
Sutarman 0.13 67 515.38 29.98
Waluyo 0.53 184 347.17 8.30
Sandur 0.25 51 204 5.40
7
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
J lahan Wondo memiliki jumlah yang banyak dengan luasan yang kecil sedangkan lahan Sandur memiliki luas lahan yang cukup luas dengan tegakan yang sedikit. Kerapatan yang dilihat dari LBDs, lahan milik Sutarman memiliki nilai kerapatan yang tertinggi sebesar 29.98 m² sedangkan yang terkecil yaitu milik Sandur sebesar 5.40 . Hal ini terjadi karena tegakan yang berada pada lahan Sutarman memiliki diameter yang cukup besar dibandingkan dengan tegakan milik Wondo.
Bentuk Sebaran Diameter dan Sebaran Luas Bidang Dasar Pohon Pada Tegakan Sengon
Untuk mengetahui data tegakan Sengon berdasarkan sebaran normal dilakukan perhitungan frekuensi berdasarkan nilai peluang sebaran normal terhadap selang-selang kelas pada masing-masing kelas untuk peubah diameter dan luas bidang dasar. Nilai karakteristik tegakan Sengon berupa nilai tengah μ , standar deviasi σ , dan varians σ² digunakan untuk menentukan sebaran dari diameter dan luas bidang dasar pada masing-masing lahan. Hasil pengukuran frekuensi sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan sengon tercantum pada gambar 2 sampai dengan gambar 7 berikut :
8 lahan Wondo dengan luas 0.1 Ha
Gambar 4 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Tuti dengan luas 0.2 Ha
Gambar 5 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Sutarman dengan luas 0.13 Ha
N = 1.10D3 - 18.12D2 + 82.73D - 65.93
0.01 0.03 0.05 0.07 0.11 0.13 0.15 0.17
J
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.07 0.08
9
Gambar 6 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Waluyo dengan luas 0.53 Ha
Gambar 7 Kurva sebaran diameter dan luas bidang dasar tegakan Sengon lahan Sandur dengan luas 0.25 Ha
Berdasarkan histogram di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tegakan Sengon memiliki diameter dan luas bidang dasar yang kecil. Hal ini disebabkan oleh pola penanaman yang cenderung rapat dengan tanaman Salak, sehingga menyebabkan pertumbuhan diameter yang kecil dan persaingan pertumbuhan yang tinggi untuk mendapatkan nutrisi dari tanah.
Apabila pola penanaman tegakan tidak rapat serta nutrisi tanah tempat tumbuh cukup, maka pertumbuhan diameter dan luas bidang dasar tegakan akan besar dan pertumbuhan tinggi tegakan akan normal karena persaingan antar tanaman tidak terlalu tinggi. Untuk itu perlu dilakukan penjarangan pada lahan tersebut untuk menstimulasikan pertumbuhan tegakan yang ditinggalkan dan menambah hasil keseluruhan pada material yang berharga dari tegakan (Smith 1962 dalam Baker et al.1987).
Persamaan matematika merupakan suatu model struktur tegakan yang dapat menggambarkan pola struktur tegakan sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan. Persamaan yang terdapat pada histogram diatas yaitu fungsi eksponensial negatif dan fungsi polinomial. Berdasarkan hasil pengolahan data,
N = 41.01e-0.37D
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.08 0.09
10
persamaaan matematika untuk sebaran diameter dan luas bidang dasar masing-masing pemilik lahan dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2 Persamaan matematika berdasarkan sebaran diameter
Pemilik Lahan Persamaan Matematika R² p-value
Mintani N = 0.50D3– 7.57D2 + 32.19D – 25.79 0.93 0.00 Penerimaan persamaan matematika adalah koefisien determinasi (R²) lebih besar dari 0.5 dan p-value lebih kecil dari 0.05 (Muhdin 2012). Persamaan pada tiap lahan dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai R² yang lebih dari 0.5 dan p-value yang lebih kecil dari 0.05. Nilai R² paling tinggi dapat dikatakan sebagai model terbaik karena hampir mendekati nilai 1. Persamaan diatas menunjukkan bahwa model persamaan matematika lahan Wondo yang paling baik dengan memiliki nilai R² paling tinggi sebesar 0.94 dengan p-value sebesar 0.01 sedangkan pada lahan Sutarman dan Waluyo memiliki persamaan dengan fungsi eksponensial negatif yaitu dengan persamaan N = 24.52e-0.44D dan N = 71.46e-0.52D. Hal ini dikarenakan pada lahan tersebut mengalami gangguan seperti adanya tebang butuh dan penanaman yang terlalu rapat dengan tanaman salak.
Tabel 3 Persamaan matematika berdasarkan sebaran luas bidang dasar
Pemilik Lahan Persamaan matematika R² p-value Mintani N = 41.16e-0.56D 0.93 0.00
11 Secara umum, bentuk kurva yang dihasilkan pada hutan tanaman akan berbentuk lonceng terbalik karena memiliki umur yang sama atau disebut dengan hutan seumur (even-aged forest), namun pada hasil di atas menunjukkan bahwa hutan tanaman di Desa Kalimendong memiliki umur tegakan yang beragam atau disebut dengan hutan tidak seumur (uneven-aged forest). Hal ini dikarenakan penanaman yang tidak seragam dan kebutuhan ekonomi yang mengakibatkan masyarakat setempat melakukan penebangan untuk keperluan biaya hidup masing-masing.
12
Tabel 4 Data statistik kemencengan kurva Pemilik lahan Nilai
Statistik
Peubah dimensi tegakan
Diameter (cm) Luas Bidang Dasar (m²)
Mintani Modus 10 0.008
13
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Struktur tegakan horizontal untuk setiap luasan hamparan pada setiap kepemilikan lahan hutan rakyat Desa Kalimendong dapat digambarkan dengan menggunakan dua jenis fungsi sebaran, yaitu sebaran eksponensial negatif dan sebaran polinomial.
2. Persamaan matematika struktur tegakan horizontal hutan rakyat Desa Kalimendong dapat diterima dengan persamaan matematika untuk peubah dimensi diameter masing-masing pemilik lahan yaitu N = 0.50D3 - 7.57D2 + 32.19D - 25.786, N = 1.10D3 - 18.12D2 + 82.73D - 65.93, N = 0.61D3 - 9.50D2 + 41.01D - 30.64, N = 24.52exp-0.44D, N = 71.46e-0.52D, N = 0.61D3 - 8.33D2 + 31.84D - 23 (dicirikan dengan nilai R² sebesar 0.87 – 0.94 dan p-value sebesar 0.00 – 0.02). Peubah dimensi luas bidang dasar masing-masing memiliki persamaan yaitu N = 41.16exp-0.56D , N = 53.18exp-0.23D , N = 59.91exp-0.53D , N = 1.51D² - 14.77 + 36.14, N = 41.01exp-0.37D , N = 28.36exp-0.48D (dicirikan dengan nilai R² sebesar 0.78 – 0.98 dan nilai p-value sebesar 0.00).
Saran
1. Perlu diberikan perlakuan penjarangan tanaman salak serta penanaman teratur agar tegakan Sengon di hutan rakyat Kalimendong dapat tumbuh secara optimal baik pertumbuhan tinggi maupun diameternya.
2. Perlu adanya menghindari tebang butuh untuk memperbaiki karakteristik struktur tegakan di hutan rakyat Kalimendong.
DAFTAR PUSTAKA
Baker FS, Helms JA, Daniel TW. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Terjemahan Joko Marsono. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Press.
Bone I. 2010. Model dinamika struktur tegakan untuk pengaturan hasil hutan alam bekas tebangan: Kasus HPH PT. Gema Hutan Lestari Pulau Buru Propinsi Maluku [thesis]. Program Pascasarjana IPB. Tidak Diterbitkan.
Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Hardjanto, 2000. Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa. Dalam Suharjito (Penyunting). Hutan Rakyat di Jawa : Perannya Dalam Perekonomian Desa. Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat (P3KM). Bogor. pp. 7-11.
Hasan MI. 2008. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (edisi kedua). Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara.
14
Muhdin. 2012. Dinamika Struktur Tegakan Tidak Seumur untuk Pengaturan Hasil Hutan Kayu Berdasarkan Jumlah Pohon (Kasus pada Areal Bekas Tebangan Hutan Alam Hujan Tropika Dataran Rendah Tanah Kering di Kalimantan) [disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana IPB.
Prihanto B dan Muhdin. 2006. Metode Statistika Bagian I Diktat Kuliah untuk Program Strata I untuk Fakultas Kehutanan IPB. Bogor (ID): Fakultas Kehutananan. Institut Pertanian Bogor.
Saefudin A, Anwar NK, Alamudi A, Sadik K. 2009. Statistika Dasar. Jakarta (ID): PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Mintani Regression Statistics
Multiple R 0.96217408 R Square 0.92577895 Adj R Square 0.87011317 Standard
Regression 3 299.952381 99.98412698 16.6310231 0.010069725 Residual 4 24.04761905 6.011904762
Total 7 324
Intercept -11.520833 3.815154699 -3.01975522 0.039172663 -22.11340092 -0.928265744 -22.1134009 -0.92826574 x 4.99880952 0.839780492 5.952519229 0.003997181 2.667205089 7.330413959 2.667205089 7.330413959
x^2 -0.2728571 0.048878897 -5.58230975 0.005049649 -0.408566717 -0.137147569 -0.40856672 -0.13714757
x^3 0.004 0.000804828 4.970009064 0.007651439 0.001765441 0.006234559 0.001765441 0.006234559
Regression Statistics
Multiple R 0.962981552
R Square 0.92733347
Adj R Square 0.909166838
Standard Error 0.325991393
Regression 1 5.424675595 5.42467559 51.04598 0.002030184
Residual 4 0.425081552 0.10627039
Total 5 5.849757147
Intercept 3.439096318 0.269007572 12.7843848 0.000216 2.692211561 4.18598107 2.692211561 4.18598107
16
Lampiran 2 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Wondo Regression Statistics
Multiple R 0.96744204
R Square 0.935944101
Adj R Square 0.887902177 Standard
Error 7.001198104
Observations 8
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 3 2864.8079 954.9359668 19.48181962 0.007527127
Residual 4 196.0670996 49.01677489
Total 7 3060.875
Coefficients
Standard
Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept -28.9546807 10.89377681 -2.657910223 0.056513369 -59.20065403 1.291292556 -59.20065403 1.291292556
x 16.36014159 2.997382139 5.458143419 0.005476947 8.038074627 24.68220856 8.038074627 24.68220856
x2 -1.0289164 0.218075935 -4.718156527 0.009184092 -1.634392258 -0.423440534 -1.634392258 -0.423440534
x3 0.01724274 0.004488479 3.841555457 0.018435024 0.004780725 0.029704755 0.004780725 0.029704755
Regression Statistics
Multiple R 0.919211
R Square 0.8449488
Adj R Square 0.8227986
Standard Error 0.294569
Regression 1 3.309994032 3.30999403 38.1463726 0.000455676
Residual 7 0.607396108 0.08677087
Total 8 3.91739014
Coefficients
Standard
Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 3.8562732 0.197297688 19.5454555 2.2904E-07 3.389738282 4.322808076 3.389738282 4.322808076
17 Lampiran 3 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Tuti
Regression Statistics
Multiple R 0.956258868
R Square 0.914431022
Adj R Square 0.850254289 Standard
Error 3.863820979
Observations 8
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 3 638.1585498 212.7195166 14.24863774 0.013330748
Residual 4 59.71645022 14.92911255
Total 7 697.875
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept -12.4333063 6.012057184 -2.068061879 0.107465877 -29.12545302 4.258840465 -29.12545302 4.258840465
x 4.567937023 0.945254375 4.832494983 0.00844596 1.943490141 7.192383905 1.943490141 7.192383905
x2 -0.17515902 0.039298527 -4.457139663 0.011184935 -0.284269228 -0.066048821 -0.284269228 -0.066048821
x3 0.001774303 0.0004622 3.838822954 0.01847812 0.000491031 0.003057575 0.000491031 0.003057575
Regression Statistics
Multiple R 0.982234103
R Square 0.964783832
Adj R Square 0.958914471 Standard
Error 0.264588425
Observations 8
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 11.50749665 11.50749665 164.3762905 1.38324E-05
Residual 6 0.420042207 0.070007035
Total 7 11.92753885
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 3.6986657 0.179939583 20.5550421 8.62413E-07 3.258369402 4.138961997 3.258369402 4.138961997
18
Lampiran 4 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Sutarman Regression Statistics
Multiple R 0.932920763
R Square 0.870341149
Adj R Square 0.848731341 Standard
Error 0.451214463
Observations 8
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 8.199825743 8.199825743 40.27528289 0.000717125
Residual 6 1.221566949 0.203594492
Total 7 9.421392692
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 3.420303301 0.382931467 8.931894062 0.000109875 2.483303755 4.357302847 2.483303755 4.357302847
X Variable 1 -0.07364214 0.011603984 -6.346281028 0.000717125 -0.102036068 -0.045248217 -0.102036068 -0.045248217
Regression Statistics
Multiple R 0.978949544
R Square 0.958342211
Adj R Square 0.937513316 Standard
Error 2.054827123
Observations 7
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 388.5393134 194.2696567 46.01022884 0.001735371
Residual 4 16.88925803 4.222314507
Total 6 405.4285714
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 34.05149502 2.953841816 11.5278668 0.000323353 25.85031537 42.25267467 25.85031537 42.25267467
x -1287.0155 153.2467903 -8.398319475 0.001100039 -1712.496805 -861.5342029 -1712.496805 -861.5342029
19 Lampiran 5 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Waluyo Regression Statistics
Multiple R 0.94267137
R Square 0.888629312
Adj R Square 0.87006753 Standard
Error 0.491452518
Observations 8
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 11.56282921 11.56282921 47.87413956 0.000451016
Residual 6 1.449153465 0.241525578
Total 7 13.01198267
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 4.531540175 0.417080234 10.86491232 3.60239E-05 3.510981607 5.552098744 3.510981607 5.552098744
x -0.10493912 0.015166554 -6.919114074 0.000451016 -0.142050338 -0.067827896 -0.142050338 -0.067827896
Regression Statistics
Multiple R 0.88506176
R Square 0.783334318
Adj R Square 0.747223371
Standard Error 0.491250004
Observations 8
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 5.234960518 5.234960518 21.69243357 0.003476353
Residual 6 1.447959401 0.241326567
Total 7 6.682919919
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 3.390391726 0.335407362 10.10828057 5.4468E-05 2.569679476 4.211103976 2.569679476 4.211103976
20
Lampiran 6 Hasil analisis regresi diameter dan luas bidang dasar lahan Sandur Regression Statistics
Multiple R 0.957039944
R Square 0.915925455
Adj R Square 0.831850911
Standard Error 2.510296258
Observations 7
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 3 205.952381 68.65079365 10.89420655 0.040325215
Residual 3 18.9047619 6.301587302
Total 6 224.8571429
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept -9.08630952 4.314333969 -2.106074678 0.125835771 -22.81644572 4.643826676 -22.81644572 4.643826676
x 3.994378307 0.908628538 4.396052006 0.021815538 1.102716773 6.88603984 1.102716773 6.88603984
x2 -0.20601852 0.050395458 -4.088037399 0.026453093 -0.366399359 -0.045637678 -0.366399359 -0.045637678
x3 0.002829218 0.000790759 3.577849572 0.037343321 0.000312669 0.005345767 0.000312669 0.005345767
Regression Statistics
Multiple R 0.990289147
R Square 0.980672594
Adj R Square 0.976807113
Standard Error 0.164189673
Observations 7
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 6.839307889 6.839307889 253.7000057 1.77556E-05
Residual 5 0.134791244 0.026958249
Total 6 6.974099134
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 2.868729485 0.110320649 26.00355881 1.57139E-06 2.585141228 3.152317741 2.585141228 3.152317741
21
Lampiran 7 Nilai data statistik deskriptif Nama
Pemilik Lahan
Peubah Dimensi Tegakan
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Mintani
Diameter 56 31.00 7.000 38.00 879.00 15.70 7.43 55.27 1.36 5.88
LBDs 56 0.11 0.004 0.11 1.32 0.02 0.03 0.00 2.36 5.88
Wondo
Diameter 185 23.00 5.000 28.00 2362.00 12.77 5.24 27.47 0.56 -0.57
LBDs 185 0.06 0.002 0.01 2.76 0.02 0.01 0.00 1.23 1.38
Tuti
Diameter 83 40.00 6.000 46.00 1730.00 20.84 9.46 89.52 0.80 0.004
LBDs 83 0.16 0.003 0.17 3.41 0.04 0.04 0.00 1.55 1.87
Sutarman
Diameter 51 59.00 6.000 65.00 808.00 15.84 11.78 138.81 2.12 5.35
LBDs 51 0.33 0.003 0.33 1.55 0.03 0.05 0.00 3.93 19.03
Waluyo
Diameter 101 35.00 6.000 41.00 1525.00 15.10 7.53 56.65 1.28 1.15
LBDs 101 0.13 0.003 0.13 2.25 0.02 0.02 0.001 2.18 5.26
Sandur
Diameter 43 33.00 5.000 38.00 667.00 15.51 6.71 45.02 1.07 1.83
22
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 04 Januari 1993 dari pasangan Franklin Simangunsong (Alm) dan Riza Fauzini Nasution. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh jenjang pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Rantau Utara pada tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 penulis diterima masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di Program Studi Manajemen Hutan, Departemen Manajemen, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan yaitu sebagai anggota perencanaan Forest Manajement Student Club (2011-2014), anggota UKM Futsal IPB (2010-2014) dan anggota UKM Sepak Bola IPB (2010-2014).