• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kualitas Layanan Wireless VOIP pada Codec G.711, G.723 dan G.729

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Kualitas Layanan Wireless VOIP pada Codec G.711, G.723 dan G.729"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnalllmiah IImu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No.1, Mei 2010 : 22 - 28zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Perbandingan Kualitas Layanan

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Wireless

VOIP

pada

Codec

G.711, G.723 dan G.729

Feri Kurniawan, Sri Wahjuni

Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor, J1.Meranri Wing 20 Lv.Y, Bogor, Jawa Barat, 16680

Abstract-s-Voice over Internet Protocol (VoIP) is a technology that enable voice message transmission over data network (internet protocol). Codec is algorithm or special computer program to reduce number of bytes. The usage of appropriate codec at tmpiementation VoIP is one thing determining in attainment of quality VoIP communications. This research implement alld analys the usage of codec G711, G723 and G729 at protocol H323 for

VoIP service. Examination by through simulation usingzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAIIS

-2. Codec G723 has smaller delay value and jitter value than codec G711 and G729. The resultfro m simulation is codec 6723 has smaller bit rate value, it's more efficient for implementation at network that doesn't have large bandwidth or network capacity. lit communications process usage of codec G.723 will not encumber network.

Keywords: VolP, Codec

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dan janngan komputer yang sangat pesat seperti sekarang ini cenderung mengarah kepada aplikasi-aplikasi rea/time berbasiskan internet, seperti Telephone Internet atau lebih dikenal dengan istilah YoIP (Voice over Internet Protocol). Salah satu alasan menggunakan teknologi YoIP adalah biaya yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan menggunakan Jarmgan PSTN (Public Switch Telephone Network). Permasalahan yang terjadi adalah teknologi internet yang digunakan saat ini (IPv4) tidak dirancang untuk mendukung aplikasi-aplikasi realtime dan multimedia yang peka terhadap network delay, Jitter dan packet loss yang mengakibatkan menururmya kualitas layanan (Zizhi et al. 2004).

Codec merupakan algoritma untuk melakukan kompresi data suara yang bertujuan mengurangi jumlah bytes yang dikirimkan dalam jaringan. Penggunaan codec yang tepat pad a implementasi YolP merupakan salah satu hal yang menentukan dalam pencapaian kualitas komunikasi YoIP. Contoh codec yang berkembang pada saat ini adalah : G723, G711, G729 dan lain-lain.

Penelitian yang dilakukan oleh TJ Patel, Y.A Ogale, S. Baek, N. Cui, dan R. Park dari Universitas Texas bertujuan untuk mengetahui kapasitas kana1 VolP pada jaringan wireless. Penelitian tersebuat membandingkan hasil dari pengamatan pada jaringan Universitas Austin dengan hasil simulasi menggunakan ns-2 untuk melihat pengaruh implementasi codec G.711 dan G.723 pada penggunaan kanal jaringan wireless. Penelitian yang dilakukan sekarang adalah

melihat kualitas layanan jaringan dengan implementasi codec G.711, G.723 dan G.729 pada komunikasi jaringan wireless. Pada penelitian ini ditambahkan beberapa parameter yang dianggap memepengaruhi hasil dari layanan komunikasi YolP di antaranya: luas wilayah, antrian, jumlah node, besar paket data.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas layanan komunikasi YolP pada penerapan codec G711, G723 clan G729 pad a jaringan wireless.

C. Ruang Lingkup

Ruang Iingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Implementasi dilakukan melalui simulasi

menggunakan program network simulator (n s-Z ) 2. Implementasi dilakukan pada jaringan wireless. 3. Parameter kinerja yang diukur adalab delay,

throughput, Jitter.

4. Protokol VoIP yang digunakan adalab H.323.

METODOLOGI PENELITlAN

Metodologi penelitian yang digunakan memiliki skema berikut ( Gambar 1) :

~

fi-

m:kmJ.!lt!t§!

.J

~

Gambar I. Skema metodologi penelitian. A. Analisi masalah dan kebutuhan sistem

Adanya kebutuhan akan layanan komunikasi yang baik sangat menuntut implementasi sistem dan infrastruktur yang baik salah satunya adalab penerapan codec yang tepat.

[image:1.567.291.541.300.681.2]
(2)

Perbandingan Kualitas LayananzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAWireless VOIP pada Codec 0.711,0.723 dan 0.729

Penelitian untuk mengetahui perbandingan penggunaan

codec G.711, G.723 dan G.729 dalam komunikasi VolP

dilakukan dengan membuat simulasi skenario pada jaringan

wireless. Simulasi ini dilakukan pada komputer notebook

dengan spesifikasi CPU Intel Core 2 Duo 1,6 GHz, memori 1,5GB DDR3200, harddisk 80GB 5400RPM.

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan dalam penehtian ini, adalah :

• VMware Workstation, merupakan aplikasi untuk menjalankan sistem operasi secara virtual. Daiam

penilitian ini VMware Workstation digunakan untuk menjalankan sistem operasi Suse Linux 10.0

• Network Simulator 2 (ns-2), merupakan aplikasi untuk menjalankan simulasi di sistem operasi Suse Linux 10.0.

Gawk, merupakan perangkat lunak yang dapat melakukan

parsing terhadap suatu file. Fungsi utamanya adaJah

rnencari isi dari sebuah file secara baris-per-baris yang berisikan pola tertentu dan kemudian melakukan seleksi atau pemformatan ulang terhadap file tersebut.

• Gnup1ot, merupakan perangkat lunak pembuatan grafik berbasis command-line. Perangkat lunak ini rnampu menghasilkan berbagai rnacam grafik dengan banyak pilihan untuk mengubah tampilan grafik

Simulasi dilakukan dengan langkah-Iangkah sebagai berikut (Gambar 2):

• Membuat script ns-2 sesuai dengan skenario, dan dijalankan dengan aplikasi ns-2. Proses ini akan menghasilkan dua buah file, yaitu file .tra (untuk trace

data) danfile .narn (untuk anirnasi sirnulasi).

File .tra yang dibasilkan di-parsillg dengan menggukan

Awk (script Awk). Proses ini dilakukan untuk rnengambil

informasi yang dibutuhkan untuk analisis, yaitu waktu yang dibutubkan untuk mengirimkan suatu paket dan disimpan dalam sebuah file teks. Setelah didapatkan file

teks yang berisi waktu pengirirnan dan penerimaan paket, dilakukan perhitungan delay dan jitter dengan rnenggunakan script A wk.

• Proses selanjutnya adalah memplot data hasil parsing

ke dalam sebuah grafik dengan rnenggunakan Gnuplot untuk memudahkan proses analisis.

Gambar 2. Proses Simulasi,

B. Rancangan Sirnulasi

Simulasi dilakukan dengan topologi jaringan wireless

yang merniliki infrastruktur tetap dengan satu access

point/base station (Gambar 3). Node-node diletakkan pada ruangan yang berbentuk persegi dengan ukuran yang telah ditentukan, node berada pada posisi tidak bergerak. Banyaknya koneksi antar node akan dibatasi dengan nilai koneksi maksimum tertentu dan jumlah koneksi yang acak.

0 0

0zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

0 0

0 -,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAA P 0

".

0· - II-0 0

\

0

0 l

0

\

0 6.

e

o

o

ozyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

[image:2.576.288.504.156.317.2]

C lie n ts

Gambar 3. Topologijaringan wireless.

Untuk me1akukan pengujian kinerja dari codec G.723, G.711 dan G.729 pada kornunikasi VoIP wireless, penelitian ini membagi simulasi yang dilakukan rnenjadi beberapa skenario dengan beberapa variabel yang berbeda.

Variabel tidak tetap yang digunakan untuk melakukan skenario adalah :

Tabel 1.Komponen variable tidak tetap

Nama Variabel Keterangan

Codec

Jumlah node

Jumlah autrian Luas wilayah

G711, G723, G729 12, 16,20,24 200,400,600

150x150, 200x200,

250x250

120kb,240kb,360kb Besar paket data

Variabel tetap yang digunakan untuk melakukan skenario adalah:

Routing Protocol yang digunakan DSDV

• Kecepatan pergerakan node 0 m/s • Kapasitas link 512 kbps

C. Implementasi

Paramater yang harus diset daJam proses simulasi ini antara lain

• Tipe kanal

• Model propagasi radio • Tipe Antena

• Tipe antrian

Routing Protocol

Jumlah skenario yang dijalankan untuk melakukan pengujian ini adalah berjumlah 324. Proses koneksi dan

posisi node yang digunakan dalam penelitian inizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

(3)

dibangkitkan melalui aplikasi ns-2, melalui perintahzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAcbr dan setdest

Cbr adalah salah satu perintah pada ns-Z yang dignnakan untuk membangkitkan skenario koneksi antar

node secara acak.

Misal : ns cbrgen.tcl [-type cbrltcpj] -nn nodes][-seed

seed][-me connections] [':rate rate]zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA>[outdir) -type jenis traffic koneksi yang akan diberikan pada

jaringan wireless

-nn jumlah node

-seed mtingkat acak dalam pembangkitan traffic

-mc maksimumjumlah koneksi Outdir direktori hasil

Setdest adalah salah satu perintah pada ns-2 yang

digunakan untuk membangkitkan skenario posisi node

seeara acak.

Misal: .Isetdest [-n num of nodes][-p pausetime][-s maxspeed][-t simulationrimej]-x maxX][-y maxY] >

[outdir] -n jumlah node -p waktu berhenti

-s kecepatan maksimum pergerakan -t lama waktu simulasi

-y batas wilayah sumbu y -x batas wilayah sumbu x Outdir direktori basil

D. Pengujian

Proses simulasi yang dijalankan pada penelitian ini membutuhkan skenario koneksi antar node dan juga pergerakan node. Skenario koneksi antar node dibangkitkan melalui perintah cbr dan skenario pergerakan node

dibangkitkan melalui perintah setdest. Skenario pergerakan

node selalu tetap karena pada pembangkitan skenarionya kecepatan pergerakan node nya di tentukan sebesar 0 mls.

Routing protocol yang digunakan untuk simulasi adalah

protokol DSDV. Besamya kapasitas link adalab 512 kbps. Simulasi dilakukan dengan mengeksekusi file betipe .*tcl.

Hasil data yang diperoleb dalam proses simulasi dilakukan dengan mengkombinasikan semua varia bel tidak tetap sehingga skenario yang dijalankan dalam penelitian ini sebanyak 324. Data yang dikumpulkan dari pengujian ini adalah delay, jitter dan throughput. Data-data tersebut dipero1eh mela1ui parsing dengan gawk terhadap file *.tr.

Agar tampilan data mudah untuk dilihat dan dibaca maka format data hasil yang telah diperoleh, diproses lebih lanjut dengan menggunakan gnuplot sehingga data hasil akan tampil dalam bentuk grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Topo1ogi sistem yang digunakan untuk proses simulasi ini

merupakan, node-node yang berada disekitar acces point

memiliki posisi menyebar. Posisi node tersebut secara random dibangkitkan oleh skenario simulasi melalui perintah

setdest. Kecepatan pergerakan node yang melalcukan

komunikasi sebesar 0 mls. Simulasi menggunakan routing

protocol DSDV dan antrian droptail. Skenario komunikasi

Jurnal Ilmiah I1mu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No. I, Mei 2010: 22 - 28

(Tabel 2, 3, 4, 5) antar node selama proses simulasi dibangkitkan secara acak melalui perintah cbr,

A. Skenario kornunikasi sirnuiasi

Proses skenario komunikasi antar node nya dibangkitkan

menggunakan perintah cbr padazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA/1s-2. Skenario komunikasi (Tabei 2 sampai dengan Tabel 5) pada peneiitian ini

didasarkan pada jumlah node.

Pada jumlah node 12, 16, 20 dan 24 ditentukan pasangan koneksi dari node - x rnenuju node-y dan waktu mulai koneksi untuk besar paket 120 kb, 240 kb dan 360 kb ( Tabel 2, 3, 4, dan 5). Misa1 pasangan koneksi node 1 dengan node 2 denganjumlah node 12 untuk besar paket 120 kb komunikasi dimulai pad a detik 2.55683, besar paket 240 kb kornunikasi dimulai pada detik 2.55683, besar paket 360 kb komunikasi dimulai pada detik 2.55683 (Tabe12).

Tabe12. AwaI waktu koneksi 12node

Pasang Detik

ke-anKon 120 kb 240 kb 360 kb

eksi

1-2 2.55683 2.55683 2.55683

4-5 56.3331 56.3331 56.3331

4 -6 146.965 146.965 146.965

6 -7 55.63423 55.63423 55.6342

7-8 29.54617 29.54617 29.5461

7-9 7.70302 7.70302 7.70302

Tabel 3. Awal waktu koneksi 16node

Pasangan Detik

ke-Koneksi 120 kb 240 kb 360 kb

1 - 2 2.55683 2.55683 2.55683

4-5 56.3331 56.3331 56.3331

4 -6 146.965 146.965 146.965

6 -7 55.6342 55.6342 55.6342

7-8 29.5461 29.5461 29.5461

7-9 7.70302 7.70302 7.70302

8-9 20.4854 20.4854 20.4854

9 - 10 76.2582 76.2582 76.2582

Tabe14. Awal waktu koneksi 20node

Pasangan Detik

ke-Koneksi 120 kb 240 kb 360 kb

4-2 56.3331 2.5568 2.5568

4-5 146.9656 56.3331 56.3331

6-7 55.6342 55.6342 55.6342

7-8 29.5461 29.5461 29.5461

7-9 7.7030 7.7030 7.7030

8-9 20.4854 20.4854 20.4854

9 - 10 76.2582 76.2582 76.2582

4-2 2.5568 2.5568 2.5568

9 - 11 31.4649 31.4649 31".4649

11 - 12 62.7733 62.7733 62.7733

(4)
[image:4.578.116.523.48.345.2]

Perbandingan Kualitas LayananzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAWireless VOIP pada Codec G.711, G.723 dan G.729

Tabel 9.Delay rataan 24node

Tabe15. Awal waktu koneksi 24 node

Pasangan Detik

ke-Koneksi 120 kb 240 kb 360 kb

1- 2 2.5568 2.5568 2.5568

4-5 56.3331 56.3331 56.3331

4-6 146.9656 146.9656 146.9656

6-7 55.6342 55.6342 55.6342

7-8 29.5461 29.5461 29.5461

7-9 7.7030 7.7030 7.7030

8-9 20.4854 20.4854 20.4854

9 - 10 76.2582 76.2582 76.2582

9 - 11 31.4649 31.4649 31.4649

11 - 12 62.7733 62.7733 62.7733

11- 13 46.4558 46.4558 46.4558

13 - 14 83.9008 83.9008 83.9008

Hasil simulasi ditampilkan dalam bentuk grafik, Dengan cara ini dapat lebih mudah dilihat perbedaan hasil yang diperoleh

A. Analisis Delay

Pada skernario simulasi menggunakan jurnlah node 12,

jurn1ah antrian 200, 400, 600 dan luas wilayah 150 x150,

200 x 200, 250zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAX 250 m2, besarnya delay yang dihasilkan merniliki pola grafik yang sarna seperti ter1ihat pada Gambar

5. Untuk besar paket 120 kb nilai delay yang diperoleh jika menggunakan codec G711 selalu lebih besar dibandingkan dengan nilai delay menggunakan codec G711 dan G723. Pada skenario menggunakan 12 node nilai delay yang dihasilkan untuk codec G723 adalah selalu paling kecil. Perbandingan nilai delay untuk masing - rnasing codec bisa dilihat pada Tabel 6 hingga Tabe1 9.

Tabe16. Delay rata an 12node

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711 0.00279569 0.00390224 0.0050494

G723 0.00265112 0.00364351 0.00460105

G729 0.00636399 0.00381573 0.00488445

Tabe17 Delay rataan 16node

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711 0.00291342 0.0041372 0.0057604

G723

G729

0.00266668 0.00207024 0.00246478

0.00280962 0.00396325 0.00514004

Tabel 8.Delay rataan 20node

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711

G723 G729

0.0028297

0.00265899 0.00288434

0.00462837 0.00537214 0.00400857 0.0052503

0.00367172 0.00410482

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711 0.00310128 0.00508426 0.11622

G723 0.00268671 0.0036575 0.00469444

G729 0.00267837 0.0036721 0.00467627

delay rataan 12 node

0.007

0.006

0.005

¥

0.004

OJ

'0 ;: 0.003

I1l Qi

'00.002zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

.G711

.G7B

IIG729

0.001

120kb 240kb 360kb

besar paket (kb)

Gamber 4. Delay rata-rata untuk skenario simulasi 12node.

Hasil yang diperoleh pada simulasi dengan skenario 12

node (gambar 4), menunjukan nilai delay yang dihasilkan

menunjukkan bahwa penggunaanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAcodec G723 lebih unggul jika dibandingkan dengan penggunaan codec G7J J dan

G729. Hal ini dikarenakan codec G723 merniliki nilai

sendrate yang lebih kecil dibandingkan dengan G711 dan

G729.

Pada skenario simulasi menggunakan jurn1ah node yang lebih banyak yaitu 16, 20 dan 24 diperoleh hasil seperti pada Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7. Dengan skenario simulasi jurnlah node 16 nilai delay terbesar adalah pada skenario simulasi menggunakan codec G711, dan nilai delay

terkecil adalah pada skenario simulasi menggunakan codec

G723, untuk nilai besar paket 120 kb, 240 kb dan 360 kb.

delay rataan 16node

0.006

0.005

""

.~ 0.004

'0 IG711

IG723

IG729

-~ 0.003

OJ

'0

0.002

0.001

240kb besarp}kel (kb)

Gambar 5.Delay rata-rata untuk skenario simulasi 16 node.

120kb 3GOkb

(5)

delay raraan 20 nodezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

0'.006zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

o.oos

~ 0.004

-£.

~

:: 0.003

>-<0zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

~ 0.002

IG711

IG723

aG729

0.001

[image:5.552.8.536.22.505.2]

120kb 240kb 360kb __ ~sar pakel (kb)

Gambar 6.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBADelay rata-rata untuk skenario simulasi 20 node.

delay rataan 24 node

0.12 0.1

:;;0.08zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

. G 7 1 1

.,

'"

::::0.06 . G 7 2 3

>-'" _ G 7 2 9

~O.O4 0.Q2

0

110kb 240kb 360kb

___ ._. b.e.s:aL.llakeLLkhL .._ _ _

Gambar 7. Delay rata-rata untuk skenario simulasi 24 node.

Dari semua grafik delay yang diperoleh dengan menggunakan jumlah node 12, 16, 20 dan 24 menunjukan

hasil yang seragam, codec G.723 merniliki nilai delay

terkecil. Untuk semua skenario simulasi yang dijalankan tidak diberikan adanya background traffic pada saat simulasi berlangsung.

B.Analisis Jitter

Hasil simulasi untuk data jitter yang diperoleh pada skenario menggunakan 12 node, nilai rata-rata jitter nya dapat dilihat pada TabellO hingga Tabel 13.

Tabell0.Jitterrataan 12node

Codec Jitter (ms)

120kb 240kb 360kb

G7l1 0.520276 0.792252 1.09116

G723 0.254031 0.305211 0.313172

G729 1.17267 0.6129 0.78318

Tabell l ,Jitter rataan 16node

Codec Jitter (rns)

120kb 240kb 360kb

G711 0.681841 1.07664 1.79686

G723 0.294263 0.286484 0.307204

G729 0.527221 0.759282 1.11267

Jumal Ilmiah IImu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No. I, Mei 2010: 22 - 28

Tabel12. Jitter rataan 20node

Codec Jitter (ms)

120kb 240kb 360kb

G711 0.564466 0.865803 1.29361

G723 0.329601 0.313581 0.354538

G729 0.618227 0.978582 1.43576

TabeII3. Jitter rataan 24node

Codec Jitter (ms)

120kb 240kb 360kb

G711 0.92753 1.92458 171.891

G723 0.321726 0.353165 0.470121

G729 0.323923 0.383191 0.45424

Dari tabel data rata-rata jitter untuk skenario 12,16,20 dan

24 node dilihat bahwa nilai jitter G723 seialu lebih keci! nilainya untuk skenario dengan besar paket 120kb, 240kb dan 360kb. Hal ini dikarenakan pad a codec G723 memiliki bits rate sebesar 6,4 kbps. Sedangkan pad a codec G711 memiliki

bits rate 64kbps, dan codec G729 memiliki bits rate 8kbps.

jitter rataan 12 node

1.2

E

0.8

~ 0.6

.6711

IG723

1'16729

0.4

0.2

360kb

120kb 240kb

~ ~ , e g ~ ~ ~ ~

-Gambar 8.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 12 node.

jitter rataan 16 node

Qj IG711

1

t: IG723

0.8

JlG729

0.6

0.4 0.2 0

120kb 240kb 360kb

________ ._besaLpakel(.kb)... __ .~ . .. __

Gambar 9.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 16 node.

[image:5.552.19.529.203.773.2]
(6)

Perbandingan Kualitas LayananzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAWirelessVOIP pada Codec0.711,0.723 dan 0.729

Tabel16 throughput rataan G.729zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

jitter rataan 24 node

180

160zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

140 120

<II

E 100

~ 80

.'l:

'"' 60

40 20

0

IG711 IG723 IIIG729

120kb 240kb

besarpaKetlk!!.L-. _

360kb

Gambar 10.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 24.

jitter rataan 20 node

1.6 1.4 1.2

'" 1 I G 7 1 1

E

~ 0.8 IG723

::· 0.6 I G 7 2 9

0.4 0.2

0

12.0kb 240kb 360kb

L - -.JJcesar...pakeLtkhl..- _

Gambar 11.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 20.

Analisis Throughput

Troughput yang dihasilkan dari proses simulasi

menggunakan codec G.711 dapat dilihat pada Gambar 9 dan

Gambar 10. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin

besar nilai paket yang dikirimkan meialui jaringan dan

semakin banyaknya jumlah node yang berkomunikasi maka

nilai troughputnya akan semakin besar.

Pada penggunaan codec G.711 perubahan nilai

troughputnya cukup besar. Hal ini dikarenakan pada codec

G.711 pengiriman paket datanya sebesar 64kbps, sehingga

akan membebani jaringan.

Tabel14 throughput rataan G.711

Node Throughput (Mbps)

120kb 240kb 360kb

12 node

24 node

0,04996 0,11084

0,09292 0,22010

0,13616 0,22683

Tabel l Sthroughput rata an G.723

Node Throughput (Mbps)

120kb 240kb 360kb

12 node

24 node

0,00510

0,00995

0,00950

0,01833

0,01410

0,02929

Node Throughput (Mbps )

120kb 240kb 360kb

12 node

24 node

0,13882 0,01243

0,06796 0,02282

0,09950 0,03323

nmOJ:u,m'UT 1'1':U.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA,I.:t ;.1:•.-) 1!)u (beS:4r- ,..'4tt.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAv ••.. l.& o 1 )

,..k ." L20

'" ••10<.••..,2..., ,. •••••• t;M fIo

...

". ,.--'

Gambar 12.Troughput untuk skenario 12node codec G711.

...

...

I

f

...

I

i

...

.J

•••k .t U~.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

r •••. •t.•••• r ••It.t. :!1 M

•••

..

••

Gambar 13.Trouhghput untuk skenario 24 node codec G711.

Hasil simulasi untuk codec G.723 dapat dilihat pada

Gambar 11 dan Gambar 12. Dari dua grafik tersebut terlihat

bahwa perubahan troughput yang dihasilkan dengan

mengimplementasikan codec G.723 sangat kecil. Sehingga

kapasitas jaringan yang digunakan untuk melakukan

pengiriman data tidak penuh oleh paket data suara yang

dikirimkan. Hal ini dikarenakan pada codec G.723

pengiriman paket data yang diterapkan adalah sebesar

6,4kbps.

..Ak4l!t. 128 - -

-,-r .k e t 2..••- ,,~..-,.a k .t:. 3 6 .

...

'

..

I

e ••

t.:t

-,,-".:;=:.,' -.

Garnbar 14. Troughput untuk skenario l2 node codec

G723.

(7)

r a k .t1 U

r _ e t . 2 < 1 8 -zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

r •••",~~ •

...

...

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

e.'

..

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

••. . ••••••••u •••

Gambar 15.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBATroughput untuk skenario 24 node codec G723.

Pad a simulasi menggunakan codec G.729 seperti yterlihat pada Gambar 16 dan Garnbar 17, perubaban nilai throughput yang dihasilkan dari 12node ke 24 node tidak begitu besar, sehingga tidak membebani jaringan.

f

r •• t 1 M - _ .

•..••.•t 2 ..•

-P •••• ~"'"

...

...

Gambar 16. Troughput untuk skenario 12 node codec G729.

...

r a lc _ t 1 .H

r _ _t. •••• ·

-II':--t •••

--...

[image:7.602.44.564.249.809.2]

i

...

Gambar 17.Troughput untuk skenario 24 node codec 0729.

Secara keseluruhan penerapan codec 0.723 pada komunikasi VoIP lebih baik daripada G.711 dan 0.729.

Jurnailimiah Ilmu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No. I, Mei 2010: 22 - 28

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpuian

Dari penelitian ini dapat diiihat bahwa delay dan jWer untuk G.723 lebih keeil dari 0.711 dan 0.729. Hal ini menunjukan bahwa implementasi codec 0.711, 0.723 dan 0.729 pada protocol H.323 menunjukan codec 0.723 lebih baik dari 0.711 dan G.729 karena codec G723 mengimplementasikan algoritma dengan nilai bits rate paling kecil yaitu sebesar 6,4kbps. Nilai troughput yang dihasilkan oleh eodec G.723 lebih baik dibandingkan dengan codec 0.711 danO.729.

B. Saran

Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan hal-hal berikut : 1. Penggunaan background traffic dalam proses simulasi.

2. Node-node yang melakukan komunikasi diberi kecepatan secara konstan.

3. Penggunaan routing protocol yang lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dalgic I, Fang H. Comparison of H.323 and SIP for IP Telephony Signaling. 3Com Corporation. Technology Development Center. 5400 Bayfront Plaza, MIS 3219, Santa Clara, CA 95052 .

Patel T. 2007. Capacity Estimation of VolP Channels on Wireless Networks [tesis]. The University of Texas at Austin

Papageorgiou PA. 2001. Comparison of H.323 vs SIP. University of Maryland

Poretsky S, Perser J, Erramili S, Khurana S. 2006. Terminologi for Benchmarking Network-layer Traffic Control Mechanism.IETF.RFC 4689 .

Puangpronpitag S. 2003. Design and Performance Evaluation of Multicast Congestion Control for the Internet. The University Of Leeds School Of Computing.

Sukoco H. 2005. TCP-Friendly Congestion Control Menggunakan Pendekatan Layered Multicast untuk Aplikasi Multicast [tesis]. Bandung: Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

Tharom T. 2002. Teknis dan Bisnis VolP. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Zizhi Q, Lingfen S, Nicolai H, and Emmanuel I. 2004. A new method for YoIP Quality of Service control use combined adaptive sender rate and priority marking. University of

Plymouth, Plymouth PL4 8AA, UK.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

' 5 O

(8)

Jurnalllmiah IImu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No.1, Mei 2010 : 22 - 28zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Perbandingan Kualitas Layanan

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Wireless

VOIP

pada

Codec

G.711, G.723 dan G.729

Feri Kurniawan, Sri Wahjuni

Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor, J1.Meranri Wing 20 Lv.Y, Bogor, Jawa Barat, 16680

Abstract-s-Voice over Internet Protocol (VoIP) is a technology that enable voice message transmission over data network (internet protocol). Codec is algorithm or special computer program to reduce number of bytes. The usage of appropriate codec at tmpiementation VoIP is one thing determining in attainment of quality VoIP communications. This research implement alld analys the usage of codec G711, G723 and G729 at protocol H323 for

VoIP service. Examination by through simulation usingzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAIIS

-2. Codec G723 has smaller delay value and jitter value than codec G711 and G729. The resultfro m simulation is codec 6723 has smaller bit rate value, it's more efficient for implementation at network that doesn't have large bandwidth or network capacity. lit communications process usage of codec G.723 will not encumber network.

Keywords: VolP, Codec

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dan janngan komputer yang sangat pesat seperti sekarang ini cenderung mengarah kepada aplikasi-aplikasi rea/time berbasiskan internet, seperti Telephone Internet atau lebih dikenal dengan istilah YoIP (Voice over Internet Protocol). Salah satu alasan menggunakan teknologi YoIP adalah biaya yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan menggunakan Jarmgan PSTN (Public Switch Telephone Network). Permasalahan yang terjadi adalah teknologi internet yang digunakan saat ini (IPv4) tidak dirancang untuk mendukung aplikasi-aplikasi realtime dan multimedia yang peka terhadap network delay, Jitter dan packet loss yang mengakibatkan menururmya kualitas layanan (Zizhi et al. 2004).

Codec merupakan algoritma untuk melakukan kompresi data suara yang bertujuan mengurangi jumlah bytes yang dikirimkan dalam jaringan. Penggunaan codec yang tepat pad a implementasi YolP merupakan salah satu hal yang menentukan dalam pencapaian kualitas komunikasi YoIP. Contoh codec yang berkembang pada saat ini adalah : G723, G711, G729 dan lain-lain.

Penelitian yang dilakukan oleh TJ Patel, Y.A Ogale, S. Baek, N. Cui, dan R. Park dari Universitas Texas bertujuan untuk mengetahui kapasitas kana1 VolP pada jaringan wireless. Penelitian tersebuat membandingkan hasil dari pengamatan pada jaringan Universitas Austin dengan hasil simulasi menggunakan ns-2 untuk melihat pengaruh implementasi codec G.711 dan G.723 pada penggunaan kanal jaringan wireless. Penelitian yang dilakukan sekarang adalah

melihat kualitas layanan jaringan dengan implementasi codec G.711, G.723 dan G.729 pada komunikasi jaringan wireless. Pada penelitian ini ditambahkan beberapa parameter yang dianggap memepengaruhi hasil dari layanan komunikasi YolP di antaranya: luas wilayah, antrian, jumlah node, besar paket data.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas layanan komunikasi YolP pada penerapan codec G711, G723 clan G729 pad a jaringan wireless.

C. Ruang Lingkup

Ruang Iingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Implementasi dilakukan melalui simulasi

menggunakan program network simulator (n s-Z ) 2. Implementasi dilakukan pada jaringan wireless. 3. Parameter kinerja yang diukur adalab delay,

throughput, Jitter.

4. Protokol VoIP yang digunakan adalab H.323.

METODOLOGI PENELITlAN

Metodologi penelitian yang digunakan memiliki skema berikut ( Gambar 1) :

~

fi-

m:kmJ.!lt!t§!

.J

~

Gambar I. Skema metodologi penelitian. A. Analisi masalah dan kebutuhan sistem

Adanya kebutuhan akan layanan komunikasi yang baik sangat menuntut implementasi sistem dan infrastruktur yang baik salah satunya adalab penerapan codec yang tepat.

[image:8.567.291.541.300.681.2]
(9)

Perbandingan Kualitas LayananzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAWireless VOIP pada Codec 0.711,0.723 dan 0.729

Penelitian untuk mengetahui perbandingan penggunaan

codec G.711, G.723 dan G.729 dalam komunikasi VolP

dilakukan dengan membuat simulasi skenario pada jaringan

wireless. Simulasi ini dilakukan pada komputer notebook

dengan spesifikasi CPU Intel Core 2 Duo 1,6 GHz, memori 1,5GB DDR3200, harddisk 80GB 5400RPM.

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan dalam penehtian ini, adalah :

• VMware Workstation, merupakan aplikasi untuk menjalankan sistem operasi secara virtual. Daiam

penilitian ini VMware Workstation digunakan untuk menjalankan sistem operasi Suse Linux 10.0

• Network Simulator 2 (ns-2), merupakan aplikasi untuk menjalankan simulasi di sistem operasi Suse Linux 10.0.

Gawk, merupakan perangkat lunak yang dapat melakukan

parsing terhadap suatu file. Fungsi utamanya adaJah

rnencari isi dari sebuah file secara baris-per-baris yang berisikan pola tertentu dan kemudian melakukan seleksi atau pemformatan ulang terhadap file tersebut.

• Gnup1ot, merupakan perangkat lunak pembuatan grafik berbasis command-line. Perangkat lunak ini rnampu menghasilkan berbagai rnacam grafik dengan banyak pilihan untuk mengubah tampilan grafik

Simulasi dilakukan dengan langkah-Iangkah sebagai berikut (Gambar 2):

• Membuat script ns-2 sesuai dengan skenario, dan dijalankan dengan aplikasi ns-2. Proses ini akan menghasilkan dua buah file, yaitu file .tra (untuk trace

data) danfile .narn (untuk anirnasi sirnulasi).

File .tra yang dibasilkan di-parsillg dengan menggukan

Awk (script Awk). Proses ini dilakukan untuk rnengambil

informasi yang dibutuhkan untuk analisis, yaitu waktu yang dibutubkan untuk mengirimkan suatu paket dan disimpan dalam sebuah file teks. Setelah didapatkan file

teks yang berisi waktu pengirirnan dan penerimaan paket, dilakukan perhitungan delay dan jitter dengan rnenggunakan script A wk.

• Proses selanjutnya adalah memplot data hasil parsing

ke dalam sebuah grafik dengan rnenggunakan Gnuplot untuk memudahkan proses analisis.

Gambar 2. Proses Simulasi,

B. Rancangan Sirnulasi

Simulasi dilakukan dengan topologi jaringan wireless

yang merniliki infrastruktur tetap dengan satu access

point/base station (Gambar 3). Node-node diletakkan pada ruangan yang berbentuk persegi dengan ukuran yang telah ditentukan, node berada pada posisi tidak bergerak. Banyaknya koneksi antar node akan dibatasi dengan nilai koneksi maksimum tertentu dan jumlah koneksi yang acak.

0 0

0zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

0 0

0 -,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAA P 0

".

0· - II-0 0

\

0

0 l

0

\

0 6.

e

o

o

ozyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

[image:9.576.288.504.156.317.2]

C lie n ts

Gambar 3. Topologijaringan wireless.

Untuk me1akukan pengujian kinerja dari codec G.723, G.711 dan G.729 pada kornunikasi VoIP wireless, penelitian ini membagi simulasi yang dilakukan rnenjadi beberapa skenario dengan beberapa variabel yang berbeda.

Variabel tidak tetap yang digunakan untuk melakukan skenario adalah :

Tabel 1.Komponen variable tidak tetap

Nama Variabel Keterangan

Codec

Jumlah node

Jumlah autrian Luas wilayah

G711, G723, G729 12, 16,20,24 200,400,600

150x150, 200x200,

250x250

120kb,240kb,360kb Besar paket data

Variabel tetap yang digunakan untuk melakukan skenario adalah:

Routing Protocol yang digunakan DSDV

• Kecepatan pergerakan node 0 m/s • Kapasitas link 512 kbps

C. Implementasi

Paramater yang harus diset daJam proses simulasi ini antara lain

• Tipe kanal

• Model propagasi radio • Tipe Antena

• Tipe antrian

Routing Protocol

Jumlah skenario yang dijalankan untuk melakukan pengujian ini adalah berjumlah 324. Proses koneksi dan

(10)

dibangkitkan melalui aplikasi ns-2, melalui perintahzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAcbr dan setdest

Cbr adalah salah satu perintah pada ns-Z yang dignnakan untuk membangkitkan skenario koneksi antar

node secara acak.

Misal : ns cbrgen.tcl [-type cbrltcpj] -nn nodes][-seed

seed][-me connections] [':rate rate]zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA>[outdir) -type jenis traffic koneksi yang akan diberikan pada

jaringan wireless

-nn jumlah node

-seed mtingkat acak dalam pembangkitan traffic

-mc maksimumjumlah koneksi Outdir direktori hasil

Setdest adalah salah satu perintah pada ns-2 yang

digunakan untuk membangkitkan skenario posisi node

seeara acak.

Misal: .Isetdest [-n num of nodes][-p pausetime][-s maxspeed][-t simulationrimej]-x maxX][-y maxY] >

[outdir] -n jumlah node -p waktu berhenti

-s kecepatan maksimum pergerakan -t lama waktu simulasi

-y batas wilayah sumbu y -x batas wilayah sumbu x Outdir direktori basil

D. Pengujian

Proses simulasi yang dijalankan pada penelitian ini membutuhkan skenario koneksi antar node dan juga pergerakan node. Skenario koneksi antar node dibangkitkan melalui perintah cbr dan skenario pergerakan node

dibangkitkan melalui perintah setdest. Skenario pergerakan

node selalu tetap karena pada pembangkitan skenarionya kecepatan pergerakan node nya di tentukan sebesar 0 mls.

Routing protocol yang digunakan untuk simulasi adalah

protokol DSDV. Besamya kapasitas link adalab 512 kbps. Simulasi dilakukan dengan mengeksekusi file betipe .*tcl.

Hasil data yang diperoleb dalam proses simulasi dilakukan dengan mengkombinasikan semua varia bel tidak tetap sehingga skenario yang dijalankan dalam penelitian ini sebanyak 324. Data yang dikumpulkan dari pengujian ini adalah delay, jitter dan throughput. Data-data tersebut dipero1eh mela1ui parsing dengan gawk terhadap file *.tr.

Agar tampilan data mudah untuk dilihat dan dibaca maka format data hasil yang telah diperoleh, diproses lebih lanjut dengan menggunakan gnuplot sehingga data hasil akan tampil dalam bentuk grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Topo1ogi sistem yang digunakan untuk proses simulasi ini

merupakan, node-node yang berada disekitar acces point

memiliki posisi menyebar. Posisi node tersebut secara random dibangkitkan oleh skenario simulasi melalui perintah

setdest. Kecepatan pergerakan node yang melalcukan

komunikasi sebesar 0 mls. Simulasi menggunakan routing

protocol DSDV dan antrian droptail. Skenario komunikasi

Jurnal Ilmiah I1mu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No. I, Mei 2010: 22 - 28

(Tabel 2, 3, 4, 5) antar node selama proses simulasi dibangkitkan secara acak melalui perintah cbr,

A. Skenario kornunikasi sirnuiasi

Proses skenario komunikasi antar node nya dibangkitkan

menggunakan perintah cbr padazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA/1s-2. Skenario komunikasi (Tabei 2 sampai dengan Tabel 5) pada peneiitian ini

didasarkan pada jumlah node.

Pada jumlah node 12, 16, 20 dan 24 ditentukan pasangan koneksi dari node - x rnenuju node-y dan waktu mulai koneksi untuk besar paket 120 kb, 240 kb dan 360 kb ( Tabel 2, 3, 4, dan 5). Misa1 pasangan koneksi node 1 dengan node 2 denganjumlah node 12 untuk besar paket 120 kb komunikasi dimulai pad a detik 2.55683, besar paket 240 kb kornunikasi dimulai pada detik 2.55683, besar paket 360 kb komunikasi dimulai pada detik 2.55683 (Tabe12).

Tabe12. AwaI waktu koneksi 12node

Pasang Detik

ke-anKon 120 kb 240 kb 360 kb

eksi

1-2 2.55683 2.55683 2.55683

4-5 56.3331 56.3331 56.3331

4 -6 146.965 146.965 146.965

6 -7 55.63423 55.63423 55.6342

7-8 29.54617 29.54617 29.5461

7-9 7.70302 7.70302 7.70302

Tabel 3. Awal waktu koneksi 16node

Pasangan Detik

ke-Koneksi 120 kb 240 kb 360 kb

1 - 2 2.55683 2.55683 2.55683

4-5 56.3331 56.3331 56.3331

4 -6 146.965 146.965 146.965

6 -7 55.6342 55.6342 55.6342

7-8 29.5461 29.5461 29.5461

7-9 7.70302 7.70302 7.70302

8-9 20.4854 20.4854 20.4854

9 - 10 76.2582 76.2582 76.2582

Tabe14. Awal waktu koneksi 20node

Pasangan Detik

ke-Koneksi 120 kb 240 kb 360 kb

4-2 56.3331 2.5568 2.5568

4-5 146.9656 56.3331 56.3331

6-7 55.6342 55.6342 55.6342

7-8 29.5461 29.5461 29.5461

7-9 7.7030 7.7030 7.7030

8-9 20.4854 20.4854 20.4854

9 - 10 76.2582 76.2582 76.2582

4-2 2.5568 2.5568 2.5568

9 - 11 31.4649 31.4649 31".4649

11 - 12 62.7733 62.7733 62.7733

(11)
[image:11.578.116.523.48.345.2]

Perbandingan Kualitas LayananzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAWireless VOIP pada Codec G.711, G.723 dan G.729

Tabel 9.Delay rataan 24node

Tabe15. Awal waktu koneksi 24 node

Pasangan Detik

ke-Koneksi 120 kb 240 kb 360 kb

1- 2 2.5568 2.5568 2.5568

4-5 56.3331 56.3331 56.3331

4-6 146.9656 146.9656 146.9656

6-7 55.6342 55.6342 55.6342

7-8 29.5461 29.5461 29.5461

7-9 7.7030 7.7030 7.7030

8-9 20.4854 20.4854 20.4854

9 - 10 76.2582 76.2582 76.2582

9 - 11 31.4649 31.4649 31.4649

11 - 12 62.7733 62.7733 62.7733

11- 13 46.4558 46.4558 46.4558

13 - 14 83.9008 83.9008 83.9008

Hasil simulasi ditampilkan dalam bentuk grafik, Dengan cara ini dapat lebih mudah dilihat perbedaan hasil yang diperoleh

A. Analisis Delay

Pada skernario simulasi menggunakan jurnlah node 12,

jurn1ah antrian 200, 400, 600 dan luas wilayah 150 x150,

200 x 200, 250zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAX 250 m2, besarnya delay yang dihasilkan merniliki pola grafik yang sarna seperti ter1ihat pada Gambar

5. Untuk besar paket 120 kb nilai delay yang diperoleh jika menggunakan codec G711 selalu lebih besar dibandingkan dengan nilai delay menggunakan codec G711 dan G723. Pada skenario menggunakan 12 node nilai delay yang dihasilkan untuk codec G723 adalah selalu paling kecil. Perbandingan nilai delay untuk masing - rnasing codec bisa dilihat pada Tabel 6 hingga Tabe1 9.

Tabe16. Delay rata an 12node

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711 0.00279569 0.00390224 0.0050494

G723 0.00265112 0.00364351 0.00460105

G729 0.00636399 0.00381573 0.00488445

Tabe17 Delay rataan 16node

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711 0.00291342 0.0041372 0.0057604

G723

G729

0.00266668 0.00207024 0.00246478

0.00280962 0.00396325 0.00514004

Tabel 8.Delay rataan 20node

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711

G723 G729

0.0028297

0.00265899 0.00288434

0.00462837 0.00537214 0.00400857 0.0052503

0.00367172 0.00410482

CODEC Delay rata-rata (detik)

120kb 240kb 360kb

G711 0.00310128 0.00508426 0.11622

G723 0.00268671 0.0036575 0.00469444

G729 0.00267837 0.0036721 0.00467627

delay rataan 12 node

0.007

0.006

0.005

¥

0.004

OJ

'0 ;: 0.003

I1l Qi

'00.002zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

.G711

.G7B

IIG729

0.001

120kb 240kb 360kb

besar paket (kb)

Gamber 4. Delay rata-rata untuk skenario simulasi 12node.

Hasil yang diperoleh pada simulasi dengan skenario 12

node (gambar 4), menunjukan nilai delay yang dihasilkan

menunjukkan bahwa penggunaanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAcodec G723 lebih unggul jika dibandingkan dengan penggunaan codec G7J J dan

G729. Hal ini dikarenakan codec G723 merniliki nilai

sendrate yang lebih kecil dibandingkan dengan G711 dan

G729.

Pada skenario simulasi menggunakan jurn1ah node yang lebih banyak yaitu 16, 20 dan 24 diperoleh hasil seperti pada Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7. Dengan skenario simulasi jurnlah node 16 nilai delay terbesar adalah pada skenario simulasi menggunakan codec G711, dan nilai delay

terkecil adalah pada skenario simulasi menggunakan codec

G723, untuk nilai besar paket 120 kb, 240 kb dan 360 kb.

delay rataan 16node

0.006

0.005

""

.~ 0.004

'0 IG711

IG723

IG729

-~ 0.003

OJ

'0

0.002

0.001

240kb besarp}kel (kb)

Gambar 5.Delay rata-rata untuk skenario simulasi 16 node.

(12)

delay raraan 20 nodezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

0'.006zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

o.oos

~ 0.004

-£.

~

:: 0.003

>-<0zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

~ 0.002

IG711

IG723

aG729

0.001

[image:12.552.8.536.22.505.2]

120kb 240kb 360kb __ ~sar pakel (kb)

Gambar 6.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBADelay rata-rata untuk skenario simulasi 20 node.

delay rataan 24 node

0.12 0.1

:;;0.08zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

. G 7 1 1

.,

'"

::::0.06 . G 7 2 3

>-'" _ G 7 2 9

~O.O4 0.Q2

0

110kb 240kb 360kb

___ ._. b.e.s:aL.llakeLLkhL .._ _ _

Gambar 7. Delay rata-rata untuk skenario simulasi 24 node.

Dari semua grafik delay yang diperoleh dengan menggunakan jumlah node 12, 16, 20 dan 24 menunjukan

hasil yang seragam, codec G.723 merniliki nilai delay

terkecil. Untuk semua skenario simulasi yang dijalankan tidak diberikan adanya background traffic pada saat simulasi berlangsung.

B.Analisis Jitter

Hasil simulasi untuk data jitter yang diperoleh pada skenario menggunakan 12 node, nilai rata-rata jitter nya dapat dilihat pada TabellO hingga Tabel 13.

Tabell0.Jitterrataan 12node

Codec Jitter (ms)

120kb 240kb 360kb

G7l1 0.520276 0.792252 1.09116

G723 0.254031 0.305211 0.313172

G729 1.17267 0.6129 0.78318

Tabell l ,Jitter rataan 16node

Codec Jitter (rns)

120kb 240kb 360kb

G711 0.681841 1.07664 1.79686

G723 0.294263 0.286484 0.307204

G729 0.527221 0.759282 1.11267

Jumal Ilmiah IImu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No. I, Mei 2010: 22 - 28

Tabel12. Jitter rataan 20node

Codec Jitter (ms)

120kb 240kb 360kb

G711 0.564466 0.865803 1.29361

G723 0.329601 0.313581 0.354538

G729 0.618227 0.978582 1.43576

TabeII3. Jitter rataan 24node

Codec Jitter (ms)

120kb 240kb 360kb

G711 0.92753 1.92458 171.891

G723 0.321726 0.353165 0.470121

G729 0.323923 0.383191 0.45424

Dari tabel data rata-rata jitter untuk skenario 12,16,20 dan

24 node dilihat bahwa nilai jitter G723 seialu lebih keci! nilainya untuk skenario dengan besar paket 120kb, 240kb dan 360kb. Hal ini dikarenakan pad a codec G723 memiliki bits rate sebesar 6,4 kbps. Sedangkan pad a codec G711 memiliki

bits rate 64kbps, dan codec G729 memiliki bits rate 8kbps.

jitter rataan 12 node

1.2

E

0.8

~ 0.6

.6711

IG723

1'16729

0.4

0.2

360kb

120kb 240kb

~ ~ , e g ~ ~ ~ ~

-Gambar 8.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 12 node.

jitter rataan 16 node

Qj IG711

1

t: IG723

0.8

JlG729

0.6

0.4 0.2 0

120kb 240kb 360kb

________ ._besaLpakel(.kb)... __ .~ . .. __

Gambar 9.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 16 node.

[image:12.552.19.529.203.773.2]
(13)

Perbandingan Kualitas LayananzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAWirelessVOIP pada Codec0.711,0.723 dan 0.729

[image:13.575.22.534.44.454.2]

Tabel16 throughput rataan G.729zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

jitter rataan 24 node

180

160zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

140 120

<II

E 100

~ 80

.'l:

'"' 60

40 20

0

IG711 IG723 IIIG729

120kb 240kb

besarpaKetlk!!.L-. _

360kb

Gambar 10.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 24.

jitter rataan 20 node

1.6 1.4 1.2

'" 1 I G 7 1 1

E

~ 0.8 IG723

::· 0.6 I G 7 2 9

0.4 0.2

0

12.0kb 240kb 360kb

L - -.JJcesar...pakeLtkhl..- _

Gambar 11.Jitter rata-rata untuk skenario simulasi 20.

Analisis Throughput

Troughput yang dihasilkan dari proses simulasi

menggunakan codec G.711 dapat dilihat pada Gambar 9 dan

Gambar 10. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin

besar nilai paket yang dikirimkan meialui jaringan dan

semakin banyaknya jumlah node yang berkomunikasi maka

nilai troughputnya akan semakin besar.

Pada penggunaan codec G.711 perubahan nilai

troughputnya cukup besar. Hal ini dikarenakan pada codec

G.711 pengiriman paket datanya sebesar 64kbps, sehingga

akan membebani jaringan.

Tabel14 throughput rataan G.711

Node Throughput (Mbps)

120kb 240kb 360kb

12 node

24 node

0,04996 0,11084

0,09292 0,22010

0,13616 0,22683

Tabel l Sthroughput rata an G.723

Node Throughput (Mbps)

120kb 240kb 360kb

12 node

24 node

0,00510

0,00995

0,00950

0,01833

0,01410

0,02929

Node Throughput (Mbps )

120kb 240kb 360kb

12 node

24 node

0,13882 0,01243

0,06796 0,02282

0,09950 0,03323

nmOJ:u,m'UT 1'1':U.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA,I.:t ;.1:•.-) 1!)u (beS:4r- ,..'4tt.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAv ••.. l.& o 1 )

,..k ." L20

'" ••10<.••..,2..., ,. •••••• t;M fIo

...

". ,.--'

Gambar 12.Troughput untuk skenario 12node codec G711.

...

...

I

f

...

I

i

...

.J

•••k .t U~.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

r •••. •t.•••• r ••It.t. :!1 M

•••

..

••

Gambar 13.Trouhghput untuk skenario 24 node codec G711.

Hasil simulasi untuk codec G.723 dapat dilihat pada

Gambar 11 dan Gambar 12. Dari dua grafik tersebut terlihat

bahwa perubahan troughput yang dihasilkan dengan

mengimplementasikan codec G.723 sangat kecil. Sehingga

kapasitas jaringan yang digunakan untuk melakukan

pengiriman data tidak penuh oleh paket data suara yang

dikirimkan. Hal ini dikarenakan pada codec G.723

pengiriman paket data yang diterapkan adalah sebesar

6,4kbps.

..Ak4l!t. 128 - -

-,-r .k e t 2..••- ,,~..-,.a k .t:. 3 6 .

...

'

..

I

e ••

t.:t

-,,-".:;=:.,' -.

Garnbar 14. Troughput untuk skenario l2 node codec

(14)

r a k .t1 U

r _ e t . 2 < 1 8 -zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

r •••",~~ •

...

...

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

e.'

..

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA [image:14.602.32.287.58.204.2]

••. . ••••••••u •••

Gambar 15.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBATroughput untuk skenario 24 node codec G723.

Pad a simulasi menggunakan codec G.729 seperti yterlihat pada Gambar 16 dan Garnbar 17, perubaban nilai throughput yang dihasilkan dari 12node ke 24 node tidak begitu besar, sehingga tidak membebani jaringan.

f

r •• t 1 M - _ .

•..••.•t 2 ..•

-P •••• ~"'"

...

...

Gambar 16. Troughput untuk skenario 12 node codec G729.

...

r a lc _ t 1 .H

r _ _t. •••• ·

-II':--t •••

--...

[image:14.602.44.564.249.809.2]

i

...

Gambar 17.Troughput untuk skenario 24 node codec 0729.

Secara keseluruhan penerapan codec 0.723 pada komunikasi VoIP lebih baik daripada G.711 dan 0.729.

Jurnailimiah Ilmu Komputer, Edisi 14 Vol. 8 No. I, Mei 2010: 22 - 28

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpuian

Dari penelitian ini dapat diiihat bahwa delay dan jWer untuk G.723 lebih keeil dari 0.711 dan 0.729. Hal ini menunjukan bahwa implementasi codec 0.711, 0.723 dan 0.729 pada protocol H.323 menunjukan codec 0.723 lebih baik dari 0.711 dan G.729 karena codec G723 mengimplementasikan algoritma dengan nilai bits rate paling kecil yaitu sebesar 6,4kbps. Nilai troughput yang dihasilkan oleh eodec G.723 lebih baik dibandingkan dengan codec 0.711 danO.729.

B. Saran

Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan hal-hal berikut : 1. Penggunaan background traffic dalam proses simulasi.

2. Node-node yang melakukan komunikasi diberi kecepatan secara konstan.

3. Penggunaan routing protocol yang lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dalgic I, Fang H. Comparison of H.323 and SIP for IP Telephony Signaling. 3Com Corporation. Technology Development Center. 5400 Bayfront Plaza, MIS 3219, Santa Clara, CA 95052 .

Patel T. 2007. Capacity Estimation of VolP Channels on Wireless Networks [tesis]. The University of Texas at Austin

Papageorgiou PA. 2001. Comparison of H.323 vs SIP. University of Maryland

Poretsky S, Perser J, Erramili S, Khurana S. 2006. Terminologi for Benchmarking Network-layer Traffic Control Mechanism.IETF.RFC 4689 .

Puangpronpitag S. 2003. Design and Performance Evaluation of Multicast Congestion Control for the Internet. The University Of Leeds School Of Computing.

Sukoco H. 2005. TCP-Friendly Congestion Control Menggunakan Pendekatan Layered Multicast untuk Aplikasi Multicast [tesis]. Bandung: Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

Tharom T. 2002. Teknis dan Bisnis VolP. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Zizhi Q, Lingfen S, Nicolai H, and Emmanuel I. 2004. A new method for YoIP Quality of Service control use combined adaptive sender rate and priority marking. University of

Plymouth, Plymouth PL4 8AA, UK.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

' 5 O

Gambar

Gambar I. Skema metodologi
Gambar 3. Topologijaringan
Tabel 9. Delay rataan 24 node
Gambar 6.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAG729Delay rata-rata untuk skenario simulasi 20 node.0.323923
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kejadian tersebut sampai saat ini mengakibatkan 2 bangunan hotel runtuh rata dengan tanah, 2 kantor Bank runtuh, rumah Dinas Bupati Runtuh, 1 unit gudang bulog jebol dan terdapat

Misalnya, vitamin D membantu bayi menggunakan kalsium dari ASI untuk tumbuh- kembang tulang.Vitamin K yang diperlukan untuk proses pembekuan darah terdapat dalam

Tujuan ujian pemadatan n di tapak di tapak adalah sebagai panduan kasar tentang kandungan air  adalah sebagai panduan kasar tentang kandungan air  yang seharusnya diperolehi

Pada metode bisektor solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain yang memiliki nilai keanggotaan separo dari jumlah total nilai keanggotaan

Suatu sabuk dengan idle puli, seperti ditunjukan pada gambar digunakan pada poros yang diatur secara paralel, jika penggerak sabuk terbuka tidak dapat

Dengan asumsi bahwa penilaian suatu asset dengan menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun ganda ( double declining ) akan membantu perusahaan dalam menghitung biaya yang

[r]

Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin rusak, bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang