• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Termometer Digital Menggunakan WTV020 Berbasis ATMega 32

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Termometer Digital Menggunakan WTV020 Berbasis ATMega 32"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN TERMOMETER DIGITAL

MENGGUNAKAN WTV020

BERBASIS ATMEGA 32

TUGAS AKHIR

FERDINAND MALAU 122408029

PROGRAM STUDI D3 FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN TERMOMETER DIGITAL

MENGGUNAKAN WTV020

BERBASIS ATMEGA 32

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat

mencapai gelar Ahli Madya

FERDINAND MALAU 122408029

PROGRAM STUDI D3 FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Perancangan Termometer Digital Menggunakan WTV020 Berbasis ATMega 32

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Ferdinand Malau

Nomor Induk Mahasiswa : 122408029 Program Studi : Fisika D-III

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di Medan, 28 Juli 2015

Disetujui Oleh

Departemen Fisika FMIPA USU

Ketua Program Studi, Pembimbing,

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN TERMOMETER DIGITAL MENGGUNAKAN WTV020

BERBASIS ATMEGA32

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,

kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut sumbernya.

Medan, 28 Juli 2015

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan proyek ini. Laporan proyek ini berjudul PERANCANGAN TERMOMETER DIGITAL MENGGUNAKAN WTV 020 BERBASIS ATMEGA 32, meskipun dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Tugas Akhir ini dapat selesai. Atas bantuan dan motivasi yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc , selaku pembimbing, Ibu Dr. Susilawati, M.Si, selaku Ketua Jurusan D-3 Fisika, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku dekan FMIPA USU. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan, yang membuka cakrawala berfikir serta pegawai tata usaha yang ikut mensukseskan proses belajar mengajar. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda, Ibunda, abang saya V. Malau yang telah memberikan didikan terbaik bagi penulis serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis. Rekan-rekan di D-3 Fisika 2012, terimakasih atas kerja sama selama perkuliahan. Tugas Akhir ini penulis dedikasikan untuk mereka sebagai ungkapan penghargaan atas keikhlasan, kesabaran, dan kasih sayang yang tak terhingga. Hanya Tuhan

Yang Maha Esa yang dapat membalas semua jasa dan kebaikan yang penulis terima dari berbagai pihak yang Telah membantu dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap saran maupun kritikan dalam sebuah diskusi yang membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 28 Juli 2015

(6)

PERANCANGAN TERMOMETER DIGITAL MENGGUNAKAN WTV020

BERBASIS ATMEGA 32 ABSTRAK

Pembuatan alat ini bertujuan untuk merancang dan merealisasikan sebuah alat yang dapat mengukur suhu menggunakan LM35 sebagai sensor suhu. Sensor tersebut akan mendeteksi ruangan yang naik turun pada setiap perubahan

suhu yang menghasilkan tegangan, data tersebut kemudian diubah menjadi data digital oleh ADC yang terdapat di mikrokontroler ATMega 32. Mikkrokontroler juga memiliki peranan dalam mengolah data tersebut dan mengirim data ke LCD sebagai tampilan. Modul chip WTV020 membaca berkas audio/suara dalam format AD4 dengan memainkan suara yang sudah direkam sebelumnya (menggunakan komputer) dan disimpan pada media penyimpan kartu mikro SD (file storage Micro-SD-Card) dengan sistem berkas FAT (File Allocation Table file system). Hasil dari penelitian ini adalah terciptanya suatu alat termometer digital menggunakan WTV020 berbasis ATMega 32. Hasil pengukuran suhu ruangan yang terdeteksi oleh termometer digital 20℃ - 90℃ maka speaker akan melafalkan kata suhu normal dari pengkuran tersebut.

(7)

DAFTAR ISI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sensor suhu LM35 4

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1. Diagram Blok Rangkaian 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega32 35

4.2. Pengujian Rangkaian Power Supply 36

(8)

4.4. Interfacing LCD 2x16 38 4.5. Pengujian Rangkaian Modul Suara Wtv 020 40 4.6. Pengujian Sistem Prinsip Kerja Alat Perancangan

Termometer Digital Menggunakan WTV020 Berbasis

ATMega32 41

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 42

5.2. Saran 42

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Konfigurasi Pin LCD 13

Tabel 2.2. Koneksi Pin Paralel dan ATMega32 17

Tabel 2.3. Output ADC Simultan 21

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.8. Arsitektur Mikrokontroler Atmega32 16

Gambar 2.9. Konsep Komparator Pada ADC 19

Gambar 2.10. ADC Simultan 20

Gambar 2.11. Diagram Blok Counter Ramp ADC 21

Gambar 2.12. Diagram Blok SAR ADC 22

Gambar 2.13. Modul WTV020-SD 23

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaianx 24

Gambar 3.2. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA32 26

Gambar 3.3. Rangkaian Power Supply (PSA) 28

Gambar 3.4. Rangkaian Sensor LM35 29

Gambar 3.5. Rangkaian LCD 31

Gambar 3.6. Rangkaian Modul Suara WTV 020 31

Gambar 3.7. Flowchart 33

(11)

PERANCANGAN TERMOMETER DIGITAL MENGGUNAKAN WTV020

BERBASIS ATMEGA 32 ABSTRAK

Pembuatan alat ini bertujuan untuk merancang dan merealisasikan sebuah alat yang dapat mengukur suhu menggunakan LM35 sebagai sensor suhu. Sensor tersebut akan mendeteksi ruangan yang naik turun pada setiap perubahan

suhu yang menghasilkan tegangan, data tersebut kemudian diubah menjadi data digital oleh ADC yang terdapat di mikrokontroler ATMega 32. Mikkrokontroler juga memiliki peranan dalam mengolah data tersebut dan mengirim data ke LCD sebagai tampilan. Modul chip WTV020 membaca berkas audio/suara dalam format AD4 dengan memainkan suara yang sudah direkam sebelumnya (menggunakan komputer) dan disimpan pada media penyimpan kartu mikro SD (file storage Micro-SD-Card) dengan sistem berkas FAT (File Allocation Table file system). Hasil dari penelitian ini adalah terciptanya suatu alat termometer digital menggunakan WTV020 berbasis ATMega 32. Hasil pengukuran suhu ruangan yang terdeteksi oleh termometer digital 20℃ - 90℃ maka speaker akan melafalkan kata suhu normal dari pengkuran tersebut.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya penulis mengalami kendala pada saat melihat keadaan yang sangat

terharu, dikarenakan melihat orang yang memiliki kondisi fisik yang tidak normal

terutama dalam kemampuan melihat. Penulis berfikir dan mencoba menganalisa

permasalahan tersebut, penulis mendapatkan hasil yang sesuai dengan

permasalahan tersebut yaitu, membuat suatu alat yang dapat memudahkan untuk

mengukur suhu , terutama yang memiliki kondisi fisik yang kurang normal

(tunanetra) yaitu “perancangan termometer digital menggunakan WTV020

berbasis ATMega32 dengan output suara. Perkembangan teknologi memberikan

manfaat bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan

teknologi, banyak peralatan manual mempunyai kekurangan dalam hal kecepatan,

ketepatan, dan ketelitian, sehingga peralatan manual tidak dapat diandalkan lagi

dan mulai dialihkan menjadi peralatan yang lebih praktis, otomatis, dan efisien

dalam penggunaannya. Penggunaan thermometer sebagai pengukur suhu sudah

sangat lazim ditemui. Saat ini thermometer telah banyak digunakan oleh

masyarakat, umumnya thermometer yang digunakan adalah thermometer manual

(yang menggunakan air raksa). Secara umum thermometer dengan output suara

ini menggunakan sensor LM35 memiliki tingkat akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.

Cara kerja dan bagian-bagian dari termometer digital menggunakan

(13)

sensor suhu LM35 bagian ini berfungsi untuk mendeteksi temperature suatu objek

atau ruangan dalam bentuk besaran elektrik, Bagian ini hanya terdiri dari sebuah

LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang berfungsi sebagai tampilan hasil

pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan, WTV-020SD yang

menyimpan database suara yang dikontrol secara otomatis melalui mikrokontroler

ATMEGA32. Untuk mengeluarkan suara yaitu dengan menghubungkan output

pada penguat audio yang ada dalam WTV-020SD dengan headset sehingga

mampu kita dengar.

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui respon sensor LM35 dan thermometer air raksa.

2. Output suara yang dihasilkan oleh rangkaian modul suara wtv 020.

3. Membuat suatu alat yang dapat memudahkan untuk mengukur suhu ,

terutama yang memiliki kondisi fisik yang kurang normal (tunanetra)

1.3. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana membuat sebuah

alat yang memanfaatkan LM35 sebagai sensor yang dapat mendeteksi suhu

ruangan dengan rangkaian modul suara wtv 020 sebagai output suaranya.

1.4. Batasan Masalah

(14)

1. Menggunakan output suara yang dihasilkan oleh rangkaian modul suara

wtv 020.

2. Menggunakan Mikrocontroler ATMega32 sebagai pusat pengolah data.

3. Suara yang dihasilkan akan berulang setiap 10 detik sesuai dengan suhu.

4. Range pengukurannya +2 º C – 150 º C.

5. Pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming).

1.5. Manfaat Penelitian

Alat ini dapat digunakan untuk menghitung suhu ruangan.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, maka penulis

membuat sistematika penulisan laporan ini sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teori pendukung yang

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja rangkaian.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Meliputi tentang perancangan rangkaian dan program yang

(15)

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA

Meliputi pengujian alat dan analisanya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Mengenai kesimpulan yang didapat setelah membuat Tugas Akhir

ini dan saran yang diberikan demi pengembangan proyek ini di

(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. SENSOR SUHU LM35

LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor

(TO-92), komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu

hingga 100 derajad celcius. Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika

yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam

bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa

komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor.

LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan

dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang

rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan

dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10

milivolt per 1 derajad celcius.

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang

diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu

daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60

µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas

(self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah

yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC. Aplikasi-aplikasi seperti thermometer

(17)

2.1.1. Struktur Sensor LM35

Gambar 2.1. Sensor Suhu LM35

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada

dasarnya memiliki 3 pin diantaranya yaitu, pin 1 berfungsi sebagai sumber

tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran

atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt.

Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga

diperoleh persamaan sebagai berikut :

(18)

Gambar 2.2. Skematik rangkaian dasar sensor suhu

Gambar diatas kanan adalah gambar skematik rangkaian dasar sensor suhu

LM35-DZ. Rangkaian ini sangat sedeCrhana dan praktis. Vout adalah tegangan keluaran

sensor yang terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1

derajad celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajad Celcius. Dan jika Vout = 320mV, maka suhu terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai masukan ke rangkaian

pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan rangkaian filter,

atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian

Analog-to-Digital Converter.

Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk

aplikasi yang tidak memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi

tidak untuk aplikasi yang sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah saya

lakukan, tegangan keluaran sensor belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang

relatif sama, jika tegangan suplai saya ubah-ubah (saya naikkan atau turunkan),

maka Vout juga ikut berubah. Memang secara logika hal ini sepertinya benar, tapi

untuk instrumentasi hal ini tidaklah diperkenankan. Dibandingkan dengan tingkat

kepresisian, maka tingkat akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur

(19)

berubah-ubah untuk kondisi yang relatif tidak ada perberubah-ubahan, maka alat ukur yang

demikian ini tidak dapat digunakan.

2.1.2. Karakteristik Sensor LM35.

Gambar 2.3. kaki-kaki LM35

1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu

10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti

terlihat pada gambar 2.2.

3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.

4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.

6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1

ºC pada udara diam.

7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam

perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35

(20)

sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus

serta tidak memerlukan setting tabahan karena output dari sensor suhu LM35

memiliki karakter yang linier dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu LM35

memiliki jangkauan pengukuran -55°C hingga +150°C dengan akurasi ±0,5°C.

Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan Vout LM35 =

temperature ° x 10mV.

Sensor suhu LM35 terdapat dalam beberapa varian sebagai berikut:

• LM35, LM35A memiliki range pengukuran temperature -55°C hingga

+150°C.

• LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran temperatur -40℃ hingga

+110℃.

• LM35D memiliki range pengukuran temperatur 0°C hingga +100°C.

Gambar 2.4. Grafik akurasi LM35 terhadap suhu

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran

tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan

(21)

kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply

tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang

sangat mudah.

IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk

Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap

perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke

besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa

kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.

Gambar 2.5. Rangkaian Sensor LM35

IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar

karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada

temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC

LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay

sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam

suhu ruangan.

Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat

dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic

(22)

Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :

• Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.

• Lineritas +10 mV/ º C.

• Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.

• Range +2 º C – 150 º C.

• Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.

• Arus yang mengalir kurang dari 60 μA

2.1.3. Prinsip Kerja Sensor LM35

Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan

suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada

penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen

pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC

karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan

selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35

sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau

jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan

dan suhu udara disekitarnya .

Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh

interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan

sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan

didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada

kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin

(23)

Maka dapat disimpulkan prinsip kerja sensor LM35 sebagai berikut:

• Suhu lingkungan di deteksi menggunakan bagian IC yang peka terhadap

suhu

• Suhu lingkungan ini diubah menjadi tegangan listrik oleh rangkaian di

dalam IC, dimana perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan

tegangan output.

• Pada seri LM35

Vout=10 mV/oC

Tiap perubahan 1oC akan menghasilkan perubahan tegangan output sebesar 10mV

2.1.4. Kelebihan dan Kelemahan Sensors LM35 Kelebihan:

a. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150 oC b. Low self-heating, sebesar 0.08 oC

c. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V

d. Rangkaian tidak rumit

e. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal

Kekurangan:

Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi

2.2. LCD ( Liquid Crystal Display )

LCD ( Liquid Crystal Dispalay ) sering diartikan dalam bahasa indonesia

sebagai tampilan kristal cair merupakan suatu jenis media tampilan yang

(24)

LCD dapat menampilkan karakter ASCI sehingga kita bisa menampilkan

campuran huruf dan angka sekaligus berwarna ataupun tidak berwarna, hal ini

disebabkan karena terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari

satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik

cahaya namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya

didalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih dibagian

belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu

bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang

dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik

yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna

diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.

Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses

dan control yang terjadi dalam suatu program robot kita sering menggunakan

LCD. Ada beberapa jenis LCD perbedaannya hanya terletak pada alamat menaruh

karakternya. Salah satu LCD yang sering dipergunakan adalah LCD 16x2 artinya

LCD tersebut terdiri dari 16 kolom dan 2 baris. LCD ini sering digunakan karena

harganya yang relatif murah dan pemakaian nya yang mudah. LCD yang kita

gunakan masih membutuhkan agar dapat dikoneksikan dengan system minimum

dalam suatu mikrokontroler. Driver tersebut berisi rangkaian pengaman, pengatur

tingkat kecerahan backligt maupun data serta untuk mempermudah pemasangan

(25)

Gambar 2.6. LCD 16 x 2 Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

2. Setiap terdiri dari 5 x 7 dot-matrix cursor.

3. Terdapat 192 macam karakter.

4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM ( maksimal 80 karakter ).

5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

6. Dibangun oleh osilator lokal.

7. Satu sumber tegangan 5 Volt.

8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.

9. Bekerja pada suhu 0oC sampai 550C.

2.2.1. Konfigurasi Pin LCD

Tabel 2.1. Konfigurasi Pin LCD

No Simbol Level Fungsi

1 Vss - 0 Volt

2 Vcc - 5+10% Volt

3 Vee - Penggerak LCD

4 RS H/L H=Memasukkan Data,L=Memasukkan Ins

5 R/W H/L H=Baca, L=Tulis

(26)

7 DB0 H/L

2.3. Mikrokontroler ATmega32

Mikrokontroler ATmega32 adalah mikrokontroler 8-bit keluaran Atmel

dari keluarga AVR. Pihak Atmel menyatakan bahwa AVR bukanlah sebuah

akronim atau singkatan dari suatu kalimat tertentu, perancang arsitektur AVR,

Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan tidak memberikan jawaban yang pasti tentang

singkatan AVR ini (http://en.wikipedia.org/wiki/Atmel_AVR). Mikrokontroler ini

dirancang berdasarkan arsitektur AVR RISC (Reduced Instruction Set Computer)

yang mengeksekusi satu instruksi dalam satu siklus clock sehingga dapat

mencapai eksekusi instruksi sebesar 1 MIPS (Million Instruction Per Second)

setiap 1 MHZ frekuensi clock yang digunakan mikrokontroler tersebut. Frekuensi

clock yang digunakan dapat diatur melalui fuse bits dan kristal yang digunakan.

Jika kristal yang digunakan sebesar 16 MHZ sehingga frekuensi clock-nya sebesar

16 MHZ maka eksekusi instruksinya mencapai 16 MIPS (Atmel, 2009).

ATmega32 memiliki fitur utama antara lain: 16K x 16 byte In-System

Programmable Flash Program memory dari alamat 0000H sampai 3FFFH. Flash

(27)

flash section. Data memori sebesar 2144 byte yang terbagi atas 32 general

purpose register, 64 I/O register, dan 2KB internal SRAM (Static Random Access

Memory), 1 KB EEPROM (Electrically Eraseable Read Only Memory), 32 I/O

pin, tiga unit timer/counter, internal dan eksternal interrupt, USART (Universal

Synchronous and Asynchronous Receiver Transceiver), TWI (Two-wire Serial

Interface), 10-bit ADC (Analog to Digital Converter) delapan saluran, SPI (Serial

Programmable Interface), watchdog timer, dan internal clock generator. Seperti

telah disebutkan di atas, ATmega32 memiliki 32 general purpose register, dan

register ini terhubung langsung dengan dengan ALU (Arithmatic Logic Unit)

sehingga dua register dapat sekaligus diakses dalam satu instruksi yang

dieksekusi tiap clock-nya. Sehingga arsitektur seperti ini lebih efisien dalam

eksekusi kode program dan dapat mencapai eksekusi sepuluh kali lebih cepat

dibandingkan mikrokontroler CISC (Complete Instruction Set Computer) (Atmel,

2009). Gambar 2.1, 2.2, dan 2.3 masing-masing menunjukkan desain memori,

(28)
(29)

Gambar 2.8. Arsitektur Mikrokontroler Atmega32

ATmega32 memiliki clock generator internal sehingga mikrokontroler ini

dapat bekerja langsung tanpa menggunakan clock eksternal. Sinyal clock internal

yang dibangkitkan sebesar 1 MHZ. Jadi, cukup dengan menghubungkan Vcc dan

Gnd dengan tegangan 5V DC mikrokontroler ini dapat bekerja.

Untuk membuat program untuk ATmega32 dapat digunakan WinAVR

atau AVR Studio yang dapat diperoleh secara gratis (freeware). Namun dalam

pembahasan, ini software yang digunakan adalah WinAVR. Program dibuat

(30)

register-register pada ATmega32. Setelah program di-compile akan menghasilkan

file dengan tipe Intel hex (.hex). File inilah yang nantinya akan di-programkan ke

ATmega32 melalui interface bsd programmer (Brian Dean's Programmer) yang

terhubung ke komputer melalui port paralel. Koneksi antara ATmega32 dan port

paralel untuk bsd programmer diberikan oleh tabel berikut ini

Tabel 2.2 Koneksi Pin Port Paralel dan ATmega32

Port paralel ATmega32

No pin Nama pin No pin Nama pin

2.4. ADC (Analog To Digital Converter)

ADC (Analog To Digital Conventer) adalah perangkat elektronika yang

berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital.

Perangkat ADC (Analog To Digital Conventer) dapat berbentuk suatu modul atau

rangkaian elektronika maupun suatu chip IC. ADC (Analog To Digital Conventer)

berfungsi untuk menjembatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital.

Converter alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol

proses adalah yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga

(31)

piranti ini yang menerjemahkan informasi mengenai variabel kebentuk sinyal

listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuah komputer atau

rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan konversi

analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini harus diketahui sehingga

ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan digital.

2.4.1. Karakteristik ADC

Kecepatan Sampling ADC

kecepatan sampling suatu ADC menyatakan “seberapa sering sinyal

analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu”.

Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).

• Resolusi ADC

Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai

contoh, ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal

input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC

12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik

daripada ADC 8 bit.

2.4.2. Prinsip Kerja ADC

Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog kedalam bentuk

besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan refrensi.

Sebagai contoh, bila tegangan refrensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input

terhadap refrensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan

skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153

(32)

2.4.3. Komparator ADC

Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog

adalah piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang

diperlihatkan secara skematik pada gambar dibawah, secara sederhana

membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya. Bergantung pada

tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal digital 1 (high)

atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke

komputer atau sistem memproses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian

dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog.

Gambar 2.9. Konsep Komparator Pada ADC (Analog to Digital Converter)

Gambar diatas memperlihatkan sebuah komparator merubah keadaan logika

output sesuai fungsi tegangan input analog. Sebuah komparator dapat tersusun

dari opamp yang memberikan output terpotong untuk menghasilkan level yang

diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0). Komparator

komersil didesain untuk memiliki level logika yang diperlukan pada bagian

(33)

2.4.4. Jenis-jenis ADC (Analog to Digital Converter)

• ADC Simultan

ADC simultan atau biasa disebut flash converter atau paralel converter.

Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara

simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi –

tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input –

dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya

memberikan output low.

(34)

Bila Vref diset pada nilai 5 volt, maka dari gambar 3 dapat didapatkan:

V(-) untuk C7 = Verf * (13/14) = 4,64

V(-) untuk C6 = Verf * (11/14) = 3,93

V(-) untuk C5 = Verf * (9/14) = 3,21

V(-) untuk C4 = Verf * (7/14) = 2,5

V(-) untuk C3 = Verf * (5/14) = 1,78

V(-) untuk C2 = Verf * (3/14) = 1,07

V(-) untuk C1 = Verf * (1/14) = 0,36

Misal: Vin diberi sinyal analog 3 volt, maka output dari C7=0, C6=0,

C5=0, C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu

100 biner.

Tabel 2.3. Output ADC Simultan

Ada beberapa konsep dasar dari ADC adalah dengan cara Counter Ramp

(35)

• Counter Ramp ADC

Gambar 2.11. Diagram Blok Counter Ramp ADC Pada gambar diatas, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC

didalamnya terdapat DAC yang diberi masukan dari counter, masukan

counter dari sumber Clock dimana sumber Clock dikontrol dengan cara

meng AND kan dengan keluaran Comporator.

• SAR (Successive Aproximation Register) ADC

(36)

Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, yaitu dengan

memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi

dalam melakukan trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan

kombinasi bit MSB = 1 ===> 1000 0000. Apabila belum sama (kurang

dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===> 1100

0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan

yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi

bit ===> 1010 0000.

2.5. WTV 020

Gambar 2.13. Modul WTV020-SD

Modul ini digunakan untuk memutar berkas suara menggunakan chip WTV020

dan membaca berkas suara dalam format WAV/AD4. Anda dapat menggunakan

modul elekrtonika ini untuk membuat proyek mikrokontroller/arduino dengan

(37)

BAB 3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1. Diagram Blok Rangkaian

Sensor LM35 ATMEGA32 Power Suply

LCD

Modul Suara

Speaker

(38)

3.1.1 Penjelasan Diagram Blok

Penjelasan diagram blok di atas adalah sebagai berikut :

1. Power Supply berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh system

agar

system dapat bekerja.

2. Mikrokontroler ATMega32 merupakan pusat kendali dari seluruh

rangkaian.

Dimana mikrokontroller akan mengolah data dari sensor LM 35 dan

mengontrol WTV 020 berupa suara yang diinginkan.

3. WTV 020 yakni komponen yang berfungsi sebagai media suara.

4. LCD M1632 berfungsi sebagai penampil data output.

(39)

3.2. Rangkaian Mikrokontroller ATMega32

Rangkaian ini berfungsi untuk mengendalikan seluruh sistem. Kompoen utama dari

rangkaian ini adalah IC mikrokontroller Atmega32. Pada IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Rangkaian mikrokontroller ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 3.2.Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA32

Dari gambar 3.5, Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari

seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC

Mikrokontroler ATMega32. Semua program diisikan pada memori dari IC ini

sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 11.0592 MHz dan dua buah kapasitor

(40)

dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan

reset (aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset

mikrokontroler ini.

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso,

Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke Jack 10 Pin

header sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP

Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak

pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke

ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena

(41)

3.3. Rangkaian Power Supply

Gambar 3.3. Rangkaian Power Supplay (PSA)

Gambar 3.6 menunjukkan rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua

keluaran, yaitu 5 volt dan 3.3 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay

tegangan ke seluruh rangkaian, termasuk ke mikro dan lcd. Rangkaian tersebut

berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.

Rangkaian tersebut bermula dari tegangan AC dari PLN sebesar 220VAC

masuk ke trafo. Kemudian Trafo menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi

12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua

buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF.

Regulator tegangan 5 volt (LM7805) digunakan agar keluaran yang dihasilkan

tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya.

LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP

32 disini berfungsi untuk memasok arus apabila terjadi kekurangan arus pada

rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805) tidak akan panas ketika

(42)

Tegangan 3.3 volt DC langsung diambil dari keluaran dioda bridge

penyearah. IC LM317 membutuhkan tegangan ±7.5 V dan arus ±100 mA. Untuk

mendapatkan nilai Vout 3.3 dipakai resistor 200 Ω dan 300 Ω.

3.4. Rangkaian sensor LM35

Rangkaian dasar sensor suhu LM35. Rangkaian ini sangat sederhana dan

praktis. Vout adalah tegangan keluaran sensor yang terskala linear terhadap suhu

terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka

suhu terukur adalah 53 derajad Celcius.Dan jika Vout = 320mV, maka suhu

terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung

diumpankan sebagai masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian

penguat operasional dan rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian

pembanding tegangan dan rangkaian Analog-to-Digital Converter.

Pada sistem LM35 di hubungkan ke PORTA.0 karena pada port tersebut di

gunakan sebagai adc (analog digital converter). Di bawah ini adalah skematik

rangkaian dari sensor lm35.

(43)

IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar

karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada

temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC

LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator

tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay

sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam

suhu ruangan.

Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat

dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic

temperature sensor.

Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :

• Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.

• Lineritas +10 mV/ º C.

• Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.

• Range +2 º C – 150 º C.

• Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.

• Arus yang mengalir kurang dari 60 μA

3.5. Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal

Display) 16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena

mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632

(44)

karakter yang tampil. Gambar 3.4 berikut merupakan gambar rangkaian LCD

yang dihubungkan ke mikrokontroler.

Gambar 3.5. Rangkaian LCD

Dari gambar 3.8, rangkaian ini terhubung ke PB.0... PB.7, yang

merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter,

komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data

secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat

dikendalikan oleh Mikrokontroller ATMega32.

3.6. Rangkaian Modul Suara Wtv 020

(45)

Modul chip WTV-020SD membaca berkas audio/suara dalam format AD4

dengan memainkan suara yang sudah direkam sebelumnya (menggunakan

komputer) dan disimpan pada media penyimpanan kartu mikro SD (file storage

Micro-SD-Card) dengan sistem berkas FAT (File Allocation Table file system).

Fitur dan Spesifikasi WTV-020-SD Audio Player Module

1. Mengurangi dan memainkan (decode & play) berkas audio Microsoft

Wave Audio (*.WAV) dengan sampling rate 6 kHz hingga 16 kHz.

Pastikan penyandian dalam format PCM 4-bit / 8-bit, uncompressed.

2. Mengurai dan memainkan (decode & play) berkas audio dengan 4-bit

ADPCM (*.AD4) dengan sampling rate antara 6 kHz hingga 32 kHz, juga

mendukung sampling rate 36 kHz.

3. Membaca berkas audio yang tersimpan kartu SD berkecepatan tinggi

(High- Speed SD-Card) berkapasitas hingga 2 GB via on-board SD-Card

Reader (file system: FAT).

4. Dapat mengenali format dan sampling rate dari berkas audio yang

tersimpan dan menguraikannya sesuai meta data yang tertera secara

otomatis

5. Dapat dikendalikan langsung oleh pemakai dengan menyambungkan

tombol (moda manual) ataupun secara terprogram lewat koneksi serial

(sambungkan dengan pin digital I/O pada mikrokontroler/Arduino board

Anda; membutuhkan hanya 2 pin untuk koneksi: DI/Data Input dan

CLK/CLocK signal)

6. Memori internal untuk mengingat posisi terakhir pada berkas audio yang

(46)

3.7 Flowchart System

start

Inisialisasi PORT

Selesai Ambil Sinyal

analog

ADC

Tampil LCD Suhu dengan

Suara

(47)

Keterangan Flowcart :

• Start, mulai

• Proses data dari sensor LM35 selama 20 detik

• Setelah 20 detik data akan masuk dan dibaca oleh mikrokontroler

ATMega32

• Modul suara akan menyimpan data suara yang dikontrol melalu

ATMega32

• Setelah itu data suhu akan ditampilkan melalui LCD, dan suara akan

dikeluarkan melalui speaker.

(48)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega32

Karena pemrograman menggunakan mode ISP (In System

Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan

rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program

downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis

mikrokontroler oleh program downloader yaitu ATMega32.

Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler

ATMega32 menggunakan kristal dengan frekuensi 11.0592 MHz,

apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa

(49)

4.2. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui

tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan

keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan

pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan

begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak.

Jika diukur, hasil dari keluaran tegangan tidak murni sebesar +9 Volt dan +12

Volt, tetapi +8.97Volt dan +12.03 Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa

faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya

tidak murni.Selain itu, tegangan jala-jala listrik yang digunakan tidak stabil.

4.3. Pengujian Sensor LM35.

Sensor ini bekerja dengan sangat baik, sesuai dengan datasheet yang

dikeluarkan pihak pabrikan. Sensor ini sudah menjadi sensor standar internasional

karena telah dipakai pada kejuaraan- kejuaraan robot pemadam api tingkat dunia.

Tegangan keluarannya linier dengan perubahan sebesar 10mV untuk setiap

kenaikan atau penurunan sebesar 1C. Melalui pengujian pada suhu ruangan

maupun air yang didinginkankan dan dipanaskan, data keluaran hampir dikatakan

sangat baik karena misalnya ketika suhu pada saat kalibrasi dengan termometer

alkohol sebesar 23C maka keluaran dari rangkaian LM35 adalah sebesar 0,23V,

dan nilai antara keluaran dengan suhu yang terbaca dari termometer sangatlah

akurat.

Setelah Pengujian Dari Sensor tersebut maka di dapat data sebagai

(50)

Tabel 2.4. Data Suhu Vs Output sensor

Suhu Kalibrasi (℃)

Output Rangkaian LM35 (V)

3 0,034

10 0,106

15 0,154

18 0,189

19 0,193

20 0,205

25 0,307

30 0,372

37 0,502

50 0,503

70 0,704

80 0,801

(51)

4.4. Interfacing LCD 2x16

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang

berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa

keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port D dari mikrokontroler yang

berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk

alfabet dan numerik pada LCD.Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN,

RS dan RW: Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu

LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke

LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada

dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/

Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan

dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan

melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin

RW selalu diberi logika low ( 0 )

Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam

untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke

mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai

(52)

PORTA=0xff;

DDRA=0x0F;

PORTB = 0X03;

DDRB = 0X8F;

PORTD.7 = 1;

DDRD.7 = 0;

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("tes lcd");

}

Program di atas akan menampilkan kata “tes lcd” di baris pertama pada

display LCD 2x16. Pada alat dalam penelitian ini, Saat keseluruhan rangkaian

(53)

4.5. Pengujian Rangkaian Modul Suara WTV 020

Pengujian pada bagian ini digunakan untuk melihat kemampuan modul

suara WTV-020SD yang menyimpan database suara yang dikontrol secara

otomatis melalui mikrokontroler ATMEGA32. Untuk mengeluarkan suara yaitu

dengan menghubungkan output pada penguat audio yang ada dalam WTV-020SD

dengan headset sehingga mampu kita dengar.

Langkah pengujian modul suara WTV-020SD yaitu dengan

1. Direkam terlebih dahulu suara yang ingin dikontrol pada laptop

dengan menggunakan bantuan microphone.

2. Dikonversi suara audio yang direkan kedalam format ekstensi *.ad4

dengan frekuensi 32 khz dan diberi penamaan nnnn.ad4. “n” adalah

nomor urut dari suara audio, dimulai dari bilangan 0000.

3. Dicopy file audio ke micro sd kapasitas 2 GB dengan file system type

FAT.

4. Ditekan tombol play.

5. Dengarkan suara yang dihasilkan.

6. Ditekan tombol next untuk mendengar file audio selanjutnya.

Dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan untuk masin-masing

suara yang dihasilkan adalah benar sesuai dengan masukan alamat yang

diberikan, dapat dikatakan bagian record dan playback dapat bekerja

(54)

4.6. Pengujian Sistem Prinsip Kerja Alat Perancangan Termometer Digital Menggunakan WTV020 Berbasis ATMega 32

Alat ini bekerja berdasarkan inputan suhu didalam ruangan yang dimana

sensor yang digunakan ialah LM35 sebagai pendeteksi suhu didalam ruangan.

Setelah itu direset ke mikrokontroler ATMega32, dimana mikrokontroller

ATMega 32 akan mengolah data dari sensor LM 35 dan mengontrol WTV 020

berupa suara yang diinginkan. Sehingga ditampilkan di LCD, dan keluarannya

melalui speaker yang diolah oleh WTV 020 yang berfungsi sebagai media suara.

Sistem ini bekerja berdasarkan program yang dibuat di mikrokontroler

ATMega32 sebagai pusat kendali alat atau otak dari chip yang direset atau

deprogram. Sedangkan sebagai pensuplay sistem atau daya adalah PSA.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Malvino, Albert Paul. 1987. Aproksimasi Rangkaian SemiKonduktor. Jakarta: Erlangga

Putra eko afgianto.2002.Teknik Antar Muka Komputer: Konsep dan Aplikasi Yogyakarta: Graha ilmu.

Muhsin, Muhammad. 2004.Elektronika Digital Teori dan Penyelesaian Soal. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Winoto, Ardi 2008. Mikrokontroler AVR ATMega8/32/16/6535 dan Pemogramannya dengan bahasa C pada WinAVR. Bandung: Penerbit Informatika.

diakses bulan Juni 2015

Gambar

Gambar 2.2. Skematik rangkaian dasar sensor suhu
Gambar 2.3. kaki-kaki LM35
Gambar 2.4. Grafik akurasi LM35 terhadap suhu
Gambar 2.5. Rangkaian Sensor LM35
+7

Referensi

Dokumen terkait

2) Kewarganegaraan Ganda Pada Anak Hasil Perkawinan Campuran Berdasarkan Undang – Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan ini anak yang lahir dari perkawinan

[r]

Selain menimbulkan ketercengangan publik karena masih terbelit persoalan dana untuk melaksanakan program dan menghidupi dirinya setelah puluhan tahun berkiprah, upaya

Isolasi dan Identifikasi Kapang Penghasil Selulosa dan mannanase untuk fermentasi bungkil inti sawit sebagai pakan unggas.. Laporan Penelitian

In: The ISPRS International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Athens, Greece, Vol. Modeling of the Temple of Apollo Smintheus

Undang-Undang Perkawinan, yaitu mengenai perkawinan yang dilakukan tanpa adanya pencatatan akan berakibat tidak mempunyai kekuatan hukum, tetapi dilain pihak untuk

Artikel ini telah menunjukkan bahwa metode beda hingga memberikan hasil terbaik untuk penghitungan harga opsi, delta , dan gamma pada harga-harga saham di sekitar harga

KANTOR SEKTOR BAKARU KANTOR