iv
TUGAS AKHIR
PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA
RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV
01.07.02 BINJAI
Oleh :
FUTRI MARDIANI
122102061
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
TANDA PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : FUTRI MARDIANI
NIM : 122102061
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02 BINJAI
Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19680501 199502 2 001 Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak
Tanggal ... Ketua Program Studi D III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA
Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
NIP. 19560407 198002 1 001
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
NAMA : FUTRI MARDIANI
NIM : 122102061
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP
PADA RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02 BINJAI
Medan, Juli 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tugas akhir ini
disusunsebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas
Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis
menyusun tugas akhir ini dengan judul “Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai”.
Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan
tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk
itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan
ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya,
kepada semua pihak yang terlibat.
1. BapakProf. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen dan
Staf pengajar yang telah mencurahkan perhatian dan membekali ilmu serta
berbagi pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan.
2. BapakDrs.Rustam, M.Si., Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Diploma III
3. Bapak Drs.Chairul Nazwar, M.Si,Ak.,CA selaku Sekretaris Program Studi
Diploma DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis.
5. Pimpinan Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai dan para pegawai yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Yang teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua penulis,
yang sangat penulis hormati dan sayangi segenap hati, Ayah (Imran) dan Ibu
(Jahariani), yang telah senantiasa memberikan doa nya dan telah bekerja
keras hingga penulis bisa seperti sekarang ini. Juga kepada kakak (Nur
Fatimah Rani) dan adik penulis (Rini Afrianti).
7. Untuk sahabat dikelompok magang dan sahabat seperjuangan Dameriana
Manalu, May Sari Pasaribu, Nurfathinah Hutasuhut, dan Raisya Azrina
sertakepada semua teman-teman saya khususnya Diploma III Akuntansi Grup
B dan semua mahasiswa Diploma III Akuntansi yang masuk pada tahun
akademik 2012 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
8. Dan tidak lupa juga buat sahabat 5 Sekawan penulis, Desi Eliana, Nurul
Isnaini, Sri Wahyuni, dan Yuli Astuti Devi yang telah memberikan
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, di
dalamnya masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan tugas akhir ini
dan kebaikan penulis pada masa yang akan datang. Semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin.
Medan, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. ... Latar Belakang Masalah ... 1
B. ... Rumusa n Masalah ... 3
C. ... Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 3
D. ... Rencana Penulisan ... 4
1. ... Jadwal Survey/Observasi ... 4
BAB II : RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02 BINJAI ... 7
A. ... Sejarah
Ringkas ... 7
B. ... Struktur
Organisasi ... 10
C. ... Job
Description ... 13
D. ... Jaringan
Usaha ... 16
E. ... Kinerja
Usaha Terkini ... 17
F. ... Rencana
Usaha ... 18
BAB III : PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA
RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02 BINJAI ... 19
A. ... Aktiva
Tetap ... 19
B. ...
Jenis-jenis Aktiva Tetap ... 21
C. ... Cara
D. ...
Penyusutan Aktiva Tetap ... 27
E. ... Penggan tian Aktiva Tetap ... 32
F. ... Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 34
G. ... Jenis - Jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 36
H. ... Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap ... 37
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
A. ... Kesimp ulan ... 41
B. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN ... 44
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Survey/Observasi... 4
Tabel 3.1 Daftar Aktiva Tetap Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
Binjai Tahun 2014-2015 ... 24
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
Binjai ... 12
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Daftar Aktiva Tetap Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
Binjai ... 44
Lampiran 2 Surat Permohonan Research/Survey ... 46
Lampiran 3 SuratBalasanPermohonan Research/Survey ... 47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor perekonomian suatu negara mempengaruhi perkembangan
negara tersebut dengan perekonomian yang sehat dan stabil mempermudah
masyarakat menuju cita-cita yang dinginkan dan memberikan dampak positif
untuk adil dan makmur masyarakat pada suatu negara. Oleh karena itu
perekonomian memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap negara.
Perusahaan adalah merupakan organisasi yang mempunyai kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan. Disamping mencari laba tujuan perusahaan
mencakup : (1) pertumbuhan yang meningkat secara terus-menerus (Growth),
(2) kelangsungan hidup (Survival), dan (3) kesan positif dimata publik baik
dalam negeri maupun internasional (Image).
Setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun
perusahaan industri tentu memiliki aktiva tetap. Dalam melakukan
aktivitasnya perusahaan membutuhkan peralatan, perlengkapan, dan
sarana-sarana lainnya, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengadaan
peralatan, perlengkapan, dan sarana-sarana tersebut disesuaikan dengan sifat
dan kebutuhan.
Aktiva tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan dalam operasi
perusahaan yang bersifat tangible yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
tahun, pada umumnya aktiva tetap terdiri dari tanah, kendaraan, mesin,
gedung dan harta berwujud lainnya.
Aktiva tetap sebagai salah satu harta atau kekayaan yang dimiliki
perusahaan harus mendapat perhatian khusus. Oleh karena itu, dibutuhkan
pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap merupakan faktor penunjang
terjaminnya kegiatan operasional perusahaan. Apabila suatu kesalahan atau
kerusakan atas aktiva tetap perusahaan terjadi disebabkan karena kurangnya
perhatian dari pihak perusahaan atau kurangnya pengawasan terhadap aktiva
tetap akan membawa dampak pada kegiatan operasi perusahaan. Penanganan
aktiva tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan pengamatan terhadap
aktiva tetap sesuai kapasitas dan jangka waktu pemakainya.
Pengawasan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan
datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan sebagai perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa, maka RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV
01.07.02 BINJAI juga memiliki bermacam-macam aktiva tetap. Perusahaan
tidak akan beroperasi tanpa aktiva tetap tersebut. Fungsi pengawasan
terhadap aktiva tetap harus dapat dijalankan dengan baik, guna menghindari
terjadinya penggelapan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap yang akan
merugikan perusahaan. Serta memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan intern perusahaan.
Mengamati begitu besarnya pengaruh aktiva tetap bagi perusahaan
dan mengevaluasi pengendalian dan pengawasan aktiva tetap dalam Tugas
Akhir ini yang berjudul “Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Rumah
Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai”.
B. Rumusan Masalah
Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam
menghadapi kegiatan perusahaannya. Pengelolaan aktiva tetap seringkali
tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian perusahaan yang mempunyai aktiva
tetap yang hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Masalah yang
dihadapi oleh perusahaan itu berbeda dengan satu sama lainnya, begitu juga
halnya dengan Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai. Dengan demikian
masalah yang dihadapi oleh perusahaan mengenai “Apakah Pengawasan
Intern Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai sudah
dijalankan dengan baik sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 16 ?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pengawasan intern aktiva tetap pada Rumah Sakit Tentara Tk IV
01.07.02 Binjai sudah dijalankan dengan baik sesuai dengan Pernyataan
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yaitu :
a. Bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan
memperluas wawasan mengenai pengawasan aktiva tetap perusahaan,
b. Sebagai bahan masukan untuk dapat terciptanya kebijakan dan
penilaian yang baik terhadap aktiva tetap,
c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti jika dikemudian hari diminta
pendapat mengenai pengawasan intern terhadap aktiva tetap,
d. Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti berikutnya untuk
menyempurnakan penelitian pada topik yang sama agar hasil
penelitian menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan penulis dalam
penyusunan Tugas Akhir.
Tabel 1.1
Jadwal Survey/Observasi
No Kegiatan
Mei Juni
Mingguan
I II III IV I II III
1 Pengesahaan Penulisan Tugas Akhir
No Kegiatan
Mei Juni
Mingguan
I II III IV I II III
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Rencana isi terdiri dari empat bab, masing-masing bab dibagi atas
sub-sub bab sesuai kebutuhannya. Secara garis besar Rencana Isi adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi
BAB II : RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02 BINJAI
Dalam bab ini penulis mengurikan tentang sejarah ringkas, job
description, struktur organisasi, jaringan usaha, kinerja usaha
terkini, dan rencana usaha.
BAB III : PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA
RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02 BINJAI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang aktiva tetap,
jenis-jenis aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, penyusutan
aktiva tetap, penggantian aktiva tetap, pengawasan intern
terhadap aktiva tetap, jenis-jenis pengawasan intern aktiva
tetap, serta unsur pengendalian intern aktiva tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan
uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan
internal aktiva tetap pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
BAB II
RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02 BINJAI
A. Sejarah Ringkas
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai milik TNI-AD yang
didirikan berdasarkan kepentingan Personil Militer TNI, keluarga dan
Masyarakat Sipil, disusun berdasarkan surat perintah Kasad Nomor : Sprin /
124 / V / 2006 tanggal 9 Mei 2006 dan surat perintah Pangdam I/BB Nomor :
Sprin / 1030 / VI / 2006 tanggal 23 Juni 2006 serta izin operasional
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor YM. 02.04.3.2.5217
tanggal 18 Oktober 2006 tentang pemberian izin penyelenggaraan kepada
Markas Besar TNI-AD Jln. Medan Merdeka No. 2 Jakarta Pusat untuk
menyelenggarakan rumah sakit umum dengan nama “Rumah Sakit Tentara
Tk IV Binjai” Jln. Bandung No. 4 Binjai, Provinsi Sumatera Utara. Rumah
Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang memiliki manajemen sendiri dibawah pengawasan Detasemen
Kesehatan wilayah 01.04.01 Pematang Siantar dan Kesdam I/BB dengan
perjalanan sejarah sebagai berikut :
a. Pada tahun 1978 terbentuklah Rumah Sakit Militer dengan sebutan
“HOSPITAL MILITER” dan sebagai kepala Kesehatan Resort Militer
b. Pada tahun 1982 sebutan “HOSPITAL MILITER” dirubah menjadi Rumah
Sakit Tk IV dan sebagai Kepala Rumah Sakit Kolonel CKM Dr. Siddik
Rauf.
c. Pada tahun 1986 sebutan “Rumah Sakit Tk IV” dirubah menjadi Poliklinik
01.08.02 dan sebagai kepala Poliklinik 01.08.02 Pns Herman Hurianto.
d. Pada tahun 2002 sebutan “Poliklinik 01.08.02” dirubah menjadi Polban
01.07.02 Binjai dan sebagai Kepala Polban Kapten CKM Dr. Farhaan
Abdullah, SpTHT.
e. Pada tahun 2006 sebutan “Polban 01.07.02” dirubah menjadi Rumah Sakit
Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai dan sebagai Kepala Rumah Sakit Tentara
Tk IV 01.07.02 Mayor CKM Dr. Farhaan Abdullah, SpTHT.
f. Pada tahun 2009 s.d 2013 Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 dikepalai
oleh Mayor CKM dr. Mhd. Irsan Basyroel, SpKK.
g. Pada tahun 2013 s.d sekarang Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai
dikepalai oleh Mayor CKM dr. Darma Malem, Sp.THT-KL.
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai adalah salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan serta memiliki peran
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan bagi personel TNI, PNS, dan
keluarganya serta masyarakat disekitarnya yang berada di wilayah Kodim –
0203/Langkat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu yaitu dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan
rumah sakit dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk sesuai dengan
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai adalah rumah sakit
TNI-AD Kelas “C” memberikan fungsi teknis medis yang meliputi kesehatan
kuratif dam rehabilitatif. Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai
dipimpin oleh seorang dokter berpangkat Mayor merupakan unsur pelaksana
Denkesyah 01.04.01 Pematang Siantar yang bekerja dalam
menyelenggarakan fungsi teknis medis pelayanan kesehatan rumah sakit
dengan tugas dan kewajiban tertentu.
1. Visi dan Misi
Visi
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai menjadi rumah sakit pilihan
utama di kota Binjai yang memberikan pelayanan prima dengan
berorientasi pada kebutuhan pelanggan.
Misi
Adapun misi dari Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai adalah
sebagai berikut :
a. Mewujudkan Rumah Sakit TNI-AD sebagai Rumah Sakit pelayanan
umum yang bermutu dan mengutamakan kepuasan pelanggan.
b. Mendukung program Pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
c. Memberikan konstribusi positif kepada TNI-AD melalui pengelolaan
usaha Rumah Sakit yang mandiri dan profesional.
d. Menjadikan Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai andalan dalam
2. Falsafah
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai memberikan pelayanan
berdasarkan Undang-Undang kesehatan yang berlaku, etika umum dan
etika profesi.
3. Motto
Pelayanan Adalah Suatu Kebanggaan Bagi Kami.
B. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
perusahaan secara efektif dan rasional. Pembentukan organisasi dan
pendelegasian wewenang serta tugas merupakan unsur utama dan merupakan
alat untuk mencapai kontrol yang baik. Struktur organisasi perusahaan
merupakan gambaran sistematis dari suatu perusahaan yang menunjukkan
kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab, serta tugas yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Struktur organisasi perusahaan mencerminkan
kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap
manusia, peralatan, dan fasilitas lainnya yang terlibat didalamnya demi
tercapainya tujuan. Seorang pimpinan perusahaan harus mempunyai
pandangan luas, selain itu pimpinan harus mengetahui bagaimana mengatur
organisasi, menentukan bagian-bagian yang tepat untuk diduduki oleh orang
yang tepat. Bentuk organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan juga
mempengaruhi kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya,
ditetapkan bentuk organisasi yang akan diterapkan menyesuaikan susunan
dan penempatan orang sesuai dengan keahliannya.
Penetapan struktur organisasi jika berhubungan erat dengan bidang
usaha perusahaan dan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur
organisasi maka setiap pemimpin dan bawahannya yang ada dalam
perusahaan akan mengetahui dengan jelas sampai dimana kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan, batas-batas kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa
dia harus bertanggung jawab, dan siapa yang harus bertanggung jawab
padanya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya
banyak dibantu oleh organisasi yang baik.
Struktur organisasi dan pembagian jabatan-jabatan serta wewenang
dalam bidang usaha Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai adalah
berbentuk garis lurus atau lini (lampiran). Dengan demikian terdapat
wewenang langsung antara setiap atasan dan bawahan. Ini berarti bahwa
setiap manajer mempunyai wewenang sepenuhnya pada bawahannya, yang
melapor hanya pada manajer tersebut, atau aliran wewenang langsung dan
UNSUR PIMPINAN
UNSUR PEMBANTU PIMPINAN
UNSUR PELAYANAN
UNSUR PELAKSANA KARUMKIT
WAKARUMKIT
KOMITE MEDIK
URTUUD URMED
STAF MEDIK
INSTAL BEDAH DAN ANESTESI
INSTAL WATLAN
INSTAL WATNAP
UNIT FARMASI
UNIT JANGDIAG
UNIT JANGWAT
UNIT RIKKES
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai
C. Job Description
Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang
terdapat pada struktur organisasi Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai.
1. Karumkit
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menyelenggarakan dan membina serta mengendalikan fungsi
perumahsakitan.
b. Menyelenggarakan dan membina serta mengendalikan organisasi,
sistem, metode dan prosedur kerja dilingkungan rumah sakit.
c. Meningkatkan kesejahteraan, kemampuan kerja dan pengembangan
personel dalam rangka kesiapan satuan.
d. Meningkakan daya dan hasil guna serta keserasian kerja di rumah
sakit.
e. Penetapan kebijakan dalam pencapaian sasaran kerja Rumah Sakit
Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai, prosedur tetap operasional rumah sakit
serta penetapan program/target sasaran berdasarkan program komando
atas.
f. Hasil pencapaian program/target berupa laporan Tahunan kepada
Komando Atas.
g. Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
2. Komite Medik
Tugas :
a. Memimpin semua pertemuan staf medik fungsional rumah sakit.
b. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan prosedur dan tata cara
dengan setiap rapat komite medik yang tidak diatur dalam statuta atau
dalam peraturan Rumah Sakit Tentara Tingkat IV 010702 Binjai.
c. Bekerjasama dengan Kepala Instalasi dan unit untuk menangani
berbagai hal mendesak yang seharusnya ditetapkan oleh putusan rapat
komite medik dalam hal rapat komite medik belum diselenggarakan,
dan memberikan wewenang pada Karumkit untuk mengambil segala
tindakan yang perlu sesuai dengan situasi saat ini.
d. Melaporkan setiap keputusan yang telah ditetapkan kepada Karumkit
serta melaporkan pelaksanaan rapat berikutnya.
3. Staf Medik
Tugas :
a. Memberikan pelayanan terhadap para pasien.
b. Membantu para pasien dalam melengkapi administrasi rumah sakit.
c. Menetapkan status para pasien.
4. Urmed
a. Melakukan pengarsipan terhadap administrasi medik
b. Bertanggung jawab atas semua administrasi.
c. Meningkatkan sistem rekam medik dan pengarsipan sesuai dengan
5. Urtuud
a. Menyelenggarakan sistem pelaporan data teknis medis berdasarkan
buku pedoman pelaporan sesuai Kep Dirkesad Nomor
Kep/608/XII/2011.
b. Menyelenggarakan manajemen pengelolaan keuangan yang transparan
dan akuntabel.
c. Mengeluarkan peraturan tetap (Protap) tentang tagihan atau biaya bagi
pelayanan masyarakat umum.
d. Membentuk organisasi pembantu sebagai penghubung pelayanan
administrasi BPJS.
6. Instal Bedah Dan Anestesi
a. Bertanggung jawab memberikan pelayanan di dalam ruang UGD.
b. Bertanggung jawab memberikan pelayanan di dalam ruang bedah.
c. Bertanggung jawab menyiapkan ruangan dan alat untuk pelaksanaan
operasi.
7. Instal Watlan
a. Bertanggung jawab memberikan pelayanan terhadap pasien rawat
jalan.
b. Mengelola dan mengembangkan pelayanan dan keperawatan secara
profesional dan bermutu.
8. Instal Watnap
a. Mengelola dan mengembangkan pelayanan terhadap pasien rawat inap
9. Unit Farmasi
a. Memberikan pelayanan terhadap obat-obatan atau bekes yang
diperlukan di rumah sakit.
b. Bertanggung jawab atas setiap obat yang masuk dan keluar.
10. Unit Jangdiag
a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan di laboratorium, rontgen dan
USG.
b. Mengelola dan menyediakan alat-alat di laboratorium, rontgen dan
USG.
11. Unit Jangwat
a. Mengelola dan menyediakan alat-alat perawatan pasien.
b. Bertanggung jawab atas pemeriksaan alat-alat perawatan pasien.
12. Unit rikkes
a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan kesehatan pasien.
b. Bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik pasien.
c. Bertanggung jawab atas pemeriksaan rontgen pasien.
D. Jaringan Usaha
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai bergerak di dalam bidang
jasa yaitu melakukan upaya kesehatan peripurna kepada semua golongan
masyarakat. Sembilan jenis usaha kegiatan Rumah Sakit Tentara Tk IV
01.07.02 Binjai :
2. Menyelenggarakan Pelayanan Non Medis
3. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan
4. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan
5. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan
6. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan
7. Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan
8. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya.
E. Kinerja Usaha Terkini
Badan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
Binjai dengan motto “Pelayanan Adalah Suatu Kebanggaan Bagi Kami”,
mempunyai tujuan. Tujuannya adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai menjadi
rumah sakit yang profesional dan terakreditasi.
b. Sumber daya manusia yang profesional dan berkembang.
c. Mengurangi angka moribiditas dan mobilitas penyakit.
d. Efisiensi dan efektifitas pemakaian alat-alat operasional rumah sakit.
e. Meningkatkan BOR (daya guna tempat tidur yang optimal) sehingga
mampu bersaing secara sehat dan mandiri untuk mewujudkan Rumah
Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai menjadi pusat pelayanan kesehatan
F. Rencana Usaha
Kondisi globalisasi memaksa manajemen untuk menyusun suatu
rencana yang tepat, agar sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan
sedemikian rupa sehingga memberikan kegunaan yang optimal dalam
pencapaian tujuan. Pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai, yang
bergerak dalam perusahaan pelayanan jasa, maka dalam aktivitas
perusahannya mempunyai rencana kegiatan kedepan. Dimana rencana
kegiatan kedepan yang ingin ditingkatkan adalah dalam peningkatan
pelayanan kepada masyarakat. Ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh
perusahaan yaitu :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Rumah Sakit Tentara Tk
IV 01.07.02 Binjai.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit (peraturan medis)
sesuai dengan perkembangan teknologi, seperti terhadap pengadaan
laboratorium rumah sakit.
c. Meningkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas
tidak hanya di Binjai tetapi seluruh Indonesia bahwa Rumah Sakit Tentara
Tk IV 01.07.02 Binjai siap menerima dan memberikan pelayanan terbaik
bagi masyarakat luas dengan cara membuat website rumah sakit. Jadi
masyarakat bisa langsung registrasi melalui internet.
BAB III
PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA
RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV
01.07.02 BINJAI
A. Akitva Tetap
Aktiva tetap digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan
sehari-hari yang pada umumnya kegiatan operasional tidak dapat berlangsung tanpa
tersedianya aktiva tetap. Oleh karena itu, aktiva tetap tidak dapat
diperjual-belikan dalam kegiatan sehari-hari dan mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun serta memiliki nilai yang semakin berkurang seiring pemakaian.
Dari uraian di atas, penulis mendefenisikan aktiva tetap adalah aktiva yang
digunakan dalam kegiatan sehari-hari perusahaan dan memiliki manfaat lebih
dari setahun serta memiliki nilai penyusutan.
Untuk memahami pengertian aktiva tetap perlu dikemukakan
beberapa defenisi mengenai aktiva tetap tersebut yang dikeluarkan oleh
beberapa ahli dibidang akuntansi, antara lain :
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011 ; PSAK No. 16)
Aktiva tetap adalah “Aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak
lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama
Menurut Suharli (2006 ; 259)
Aktiva tetap disebut juga plant asset atau fixed asset dan mendefinisikannya sebagai berikut : “Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai materil, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan”. Intangible Asset merupakan aktiva yang tidak dapat dilihat, bukti keberadaannya hanya dilihat dari akte perjanjian, kontrak, dan lain, seperti goodwill, paten, frenchise, dan lain-lain.
Menurut Warren (2005 ; 492)
“Aktiva jangka panjang atau aktiva relatif permanen. Mereka merupakan
aktiva berwujud karena ada secara fisik. Aktiva tersebut dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai
bagian dari operasi normal”.
Menurut Mulyadi (2001 ; 591)
Aktiva tetap adalah “Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai
manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”.
Menurut Harahap (2002 ; 20)
Aktiva tetap adalah “Aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan
dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan
jasa perusahaan”.
Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap
1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai
kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva lainnya untuk
menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik
langsung maupun tidak langsung.
2. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat
tersebut.
3. Transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk
memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.
Menurut Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai, aktiva tetap
adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
tanpa dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan,
serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Pengertian aktiva tetap
menurut Rumah Sakit tentara Tk IV 01.07.02 Binjai telah sesuai dengan
pernyataan standar akuntansi keuangan.
Suatu aktiva yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang
menjadi milik perusahaan dinamakan aktiva berwujud misalnya tanah,
gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aktiva tetap
mempunyai kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa
operasinya lebih dari satu tahun atau jangka waktu relatif lama, nilainya
besar, dan tidak untuk dijual.
Banyak cara yang digunakan untuk menggolongkan aktiva tetap.
Keputusan setiap instansi/perusahaan dalam penggolongan aktiva tetap
berbeda-beda, tetapi perbedaan tersebut tidak terlampau signifikan.
Penggolongan tersebut memiliki sudut pandang masing-masing. Seperti
Harahap (2002 : 22) mengelompokkan aktiva tetap dalam berbagai sudut
pandang, antara lain :
1. Sudut Substansi
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
- Tangible fixed asset (aktiva berwujud)
Contohnya : lahan, mesin, gedung, dan peralatan.
- Intangible fixed asset (aktiva tidak berwujud)
Contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan
lainnya.
2. Sudut Disusutkan atau Tidak
- Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti
building (bangunan), equipment (peralatan), machinary (mesin),
inventaris, jalan dan lain-lain.
- Underpreciated plant assets, aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti
land (lahan).
3. Berdasarkan Jenis
1. Lahan
2. Bangunan Gedung
4. Kendaraan
5. Perabot
6. Inventaris/Peralatan
7. Prasarana
Menurut Mulyadi, (2001 ; 598) aktiva tetap berwujud yang dimiliki
oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tanah dan pematangan tanah (land and land improvement)
b. Gedung dan perbaikan gedung
c. Mesin
d. Meubel
e. Kendaraan-kendaraan
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai mengkategorikan jenis
aktiva tetapnya ke dalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan
dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan, yaitu :
1. Tanah
2. Bangunan/Gedung
3. Kendaraan
4. Inventaris Non Medis
5. Inventaris Medis
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada
Standar Akuntansi Keuangan No. 16 dimana aktiva tetap yang ada memiliki
ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
yaitu aktiva berwujud yang dimiliki oleh Rumah Sakit Tentara Tk IV
01.07.02 Binjai tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Daftar aktiva tetap pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai
[image:36.595.110.540.442.744.2]dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
TABEL 3.1
DAFTAR AKTIVA TETAP RUMAH SAKIT TENTARA Tk IV 01.07.02
BINJAI TAHUN 2014-2015
Sumber : Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai
No Nama Barang Keadaan Jumlah
Unit Keterangan
I Tanah
- Tanah (Rumah Sakit dan Gedung
Sekolah/Pendidikan) Baik 3509 m
2
- Tanah (Taman, Parkir, dan Ruang
Terbuka Hijau) Baik 12691 m
2
Jumlah 16200 m2
II Bangunan
- Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Baik 1
- Ruang Farmasi Baik 1
- Ruang Laboratorium Baik 1
- Ruang Kamar Bedah (OK) Baik 1
- Ruang RR Baik 1
- Ruang Radiologi Baik 1
- Ruang ICU Baik 1
- Riang Rekam Medik Baik 1
- Ruang Administrasi Baik 1
- Ruang Bendaharawan Baik 1
- Ruang Rawat Inap Baik 7
• VIP Baik 1
• Kelas I Baik 1
• Kelas II Baik 1
• Kelas III Baik 1
• ICU Baik 1
• RR Baik 1
• Incubator Baik 1
- Klinik Spesialis Baik 7
• Klinik Bedah Baik 1
• Klinik THT Baik 1
• Klinik Kebidanan Baik 1
• Klinik Penyakit Dalam Baik 1
• Klinik Kulit dan Kelamin Baik 1
• Klinik Anak Baik 1
• Klinik Gigi Baik 1
- Rumah Ibadah/Mushalla Baik 1 III Kendaraan
- Ambulance Baik 1
IV Inventaris Non Medis
- Mesin Genset Baik 1
- Meubel Baik 477
• Meja Baik 72
• Kursi Baik 153
• Tempat Tidur Baik 115
• Lemari Besar dan Kecil Baik 137 - Komputer dan Printer Baik 17
- Brandkas Baik 1
- TV Baik 37
- AC Baik 36
- Kulkas Baik 12
- Kipas Angin Baik 35
V Inventaris Medis
- Meja Operasi Baik 5
- Regulator Oxigen Baik 4
- Kursi roda Baik 3
- EKG Baik 1
- USG Baik 1
- Tensimeter Baik 14
- Timbangan Baik 5
- Statescope Baik 9
- Termometer Baik 6
- Gunting Baik 24
- Pinset Baik 28
- Neirbekken Baik 7
- Standard Infus Baik 40
C. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh
jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh
aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu
harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva
tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia,
(2011 ; PSAK No.16) berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aktiva tetap
terdiri dari harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian
yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan-potongan lain dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar
aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen serta estimasi awal
biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva
tetap dengan beberapa cara yaitu dengan pembelian, disumbangkan (hadiah),
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai dalam perolehan aktiva
tetap hanya dilakukan dengan pembelian secara tunai. Perolehan aktiva tetap
yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian
sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan
harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh biaya-biaya yang
dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh
biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.
Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan
pengurangan terhadap harga faktur tersebut. Jika dalam suatu pembelian
diperoleh suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian
harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar
dari masing-masing aktiva yang diperoleh. Dengan begitu aktiva tetap dapat
diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga
perolehannya.
Menurut Warren, Reef dan Fees (2005 ; 593) berpendapat bahwa
harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai
aktiva tersebut dapat dipakai. Jika perusahaan melakukan pembelian secara
kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai
tunainya. Sedangkan selisih antara nilai tunai dengan harga pemebelian kredit
tersebut dianggap sebagai beban bunga.
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan
manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap
tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011 ;
PSAK No.16) penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Hal-hal yang
menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik
atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan
ketika digunakan dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi
karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat
dengan tingkat seperti yang diharapkan.
Menurut Harahap (2002 ; 53) yang dimaksud dengan penyusutan
adalah “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa
penggunaannya”. Beberapa istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan
pengkategorian aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan
aktiva tetap, antara lain :
a. Depresiasi
Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva
tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
b. Deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting
c. Amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva
tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
Beberapa faktor yang menentukan beban penyusutan yaitu :
1. Harga perolehan aktiva
Yaitu seluruh pengeluaran atas pengorbanan yang dilakukan untuk
memperoleh aktiva tetap sampai keadaan siap pakai.
2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat (nilai residu)
Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aktiva tetap tersebut setelah
akhir penggunaan atau pada saat aktiva tetap tersebut harus ditarik dari
kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost) adalah jumlah
yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban
penyusutan.
3. Umur tekhnis
Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aktiva tetap
juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Beberapa
faktor yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat memberi
manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :
a. Faktor Fisik
Berapa lama aktiva tetap tersebut secara fisik mampu memberikan
sumbangan terhadap kegiatan produksi. Umur fisik dapat berakhir
disebabkan kerusakan, hancur, terbakar, meledak dan lain-lain.
Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva berupa
ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu
diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang
dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak
ekonomis lagi apabila dipakai.
4. Pola Pemakaian
Pola pemakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan
pembebanan penyusutan terhadap produksi.
Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian
pembebanan penyusutan aktiva tetap. Empat metode penyusutan yang paling
umum digunakan yaitu :
1. Metode garis lurus (Straight line)
Beban penyusutan dalam metode garis lurus dialokasikan berdasarkan
berlalunya waktu. Oleh karena itu, metode ini menghasilkan jumlah beban
penyusutan periodik yang sama selama masa manfaat dari aktiva tetap
tersebut.
2. Metode jumlah unit produksi (Units-of-production)
Dalam metode jumlah unit produksi, manfaat taksiran dari aktiva tetap
(estimated useful life) dinyatakan dalam jumlah unit dari kapasitas
produksi seperti jumlah jam atau km. Penyusutan dihitung dalam dua
tahap. Tahap pertama menentukan tarif penyusutan untuk setiap unit
produksi, dan tahap berikutnya menetukan beban penyusutan untuk suatu
jumlah unit produksi yang sesungguhnya digunakan selama periode
tersebut.
3. Metode saldo menurun berganda (Double declining balance)
Dalam metode saldo menurun, penyusutan yang dibebankan pada tahun
pertama dan tahun-tahun berikutnya akan semakin menurun. Untuk
menerapkan metode ini, biasanya tarif penyusutan yang digunakan adalah
dua kali dari tarif metode garis lurus.
4. Metode penyusutan jumlah angka tahun.
Metode jumlah angka tahun sama dengan saldo menurun, di mana beban
penyusutan semakin menurun setiap tahun selama masa pemakaiannya.
Beban penyusutan dihitung dengan mengalikan harga perolehan dikurangi
nilai sisa taksiran dengan suatu pecahan. Angka penyebut (denominator)
dari pecahan tersebut adalah jumlah angka dari angka-angka tahun.
Dari ketiga metode tersebut yang paling sering digunakan adalah
metode garis lurus. Begitu pula dengan Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
Binjai yang menggunakan metode ini untuk menghitung penyusutan aktiva
tetapnya. Selain metode tersebut mudah untuk digunakan, metode tersebut
dianggap lebih efektif dan efisien. Nilai penyusutannya yang selalu konsisten
setiap tahunnya dianggap layak untuk diterapkan pada instansi ini.
Ada beberapa hal yang membuat Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
Binjai merasa perlu melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap yang
dimilikinya, yaitu :
Suatu aktiva tetap yang digunakan secara terus-menerus pasti mengalami
penurunan kinerja. Di samping itu, perubahan cuaca yang berpengaruh
pada usia aktiva tersebut, sehingga perlu dilakukan penyusutan.
2. Perubahan teknologi
Semakin hari setiap orang tidak henti-hentinya untuk berkreasi dan
berinovasi untuk menjadi yang lebih baik lagi, terutama pada bidang
teknologi yang sangat jelas perubahannya. Untuk menghasilkan data yang
dapat dijangkau oleh masyarakat melalui teknologi dan data yang lebih
akurat karena kemajuan sistem pengolah data, maka penyusutan aktiva
tetap diperlukan pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai.
3. Pelaporan Aktiva Negara
Setiap instansi pemerintahan wajib melaporkan keuangan termasuk aktiva
tetap negara yang ada pada intansi ini. Fungsinya adalah agar pemerintah
pusat mengetahui estimasi manfaat aktiva yang dimiliki negara untuk
digunakan dalam kegiatan kenegaraan.
E. Penggantian Aktiva Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan penggunaan
aktiva dikarenakan aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi
dapat ditarik dari pemakaian. Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan
oleh Rumah Sakit Tentara Tingkat IV 01.07.02 Binjai yaitu :
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini
dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk
digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta
sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
2. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama
penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka
diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada
nilai buku, maka pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.
Menurut Suharli (2006 ; 270-272) penggantian aktiva tetap dapat
dilakukan dengan cara berikut :
1. Pembuangan aktiva tetap
Apabila aktiva tetap sudah tidak bermanfaat lagi dan tidak mempunyai
nilai sisa atau nilai pasar, maka dapat dihapuskan (discarded).
2. Penjualan aktiva tetap
Perusahaan dapat menjual aktiva yang telah dipakai, walaupun belum
habis umur ekonomisnya. Perusahaan dapat menjual aktiva tersebut
dengan harga sama, lebih rendah atau lebih tinggi daripada nilai buku.
3. Pertukaran aktiva tetap
Biasanya perusahaan akan menukarkan yang sudah tua, walaupun masih
dapat dipakai oleh perusahaan tersebut dengan aktiva yang baru. Pihak
perusahaan yang menukarkan setelah harga aktiva lama ditentukan akan
F. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap
Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aktiva tetap memerlukan
perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan,
kecurangan, ataupun penyelewengan tersebut. Penetapan sistem pengawasan
intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan
operasional perusahaan. Perencanaan dan pengendalian pengeluaran untuk
barang modal merupakan hal yang kritis bagi kesehatan keuangan jangka
panjang perusahaan.
Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah :
1. Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan
perusahaan.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan.
3. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu
aktiva tetap.
4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
aktiva tetap.
6. Menetapkan bahwa seluruh pengeluaran untuk barang modal yang
direncanakan berada dalam batas-batas keuangan perusahaan.
7. Menetapkan tanggung jawab yang wajar untuk aktiva tetap.
8. Merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal.
Adapun kebijakan pengawasan intern aktiva tetap yang terdapat di
Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai adalah :
1. Mengupayakan dukungan materiil alat kesehatan baik dengan mengajukan
ke Komando Atas atau dengan pengadaan dari hasil kapasitas lebih dana
yanmasum dan BPJS.
2. Memelihara setiap materiil Alkes, Alsatri, Alsintor dan Alkap lainnya yang
ada di rumah sakit sehingga tetap dalam kondisi baik.
3. Melaksanakan pendataan materiil yang ada dirumah sakit serta melaporkan
bila ada perubahan setiap bulan dengan pendataan setiap ruangan.
4. Memasukkan data materiil kesehatan yang ada dirumah sakit pada Simak
BMN.
5. Membentuk tim komisi pemeriksaan penerimaan barang pada setiap
penerimaan barang dari Komando Atas atau pengadaan rumah sakit serta
membuat berit acara.
6. Meningkatkan sistem pengamanan materiil terhadap aktiva rumah sakit
serta barang-barang pasien yang berobat/dirawat guna mencegah
satuan yang dilakukan oleh pihak luar maupun oknum rumah sakit melalui
pengawasan melekat Karumkit, Provost dan piket.
7. Membuat daftar inventaris (bentuk KS-X) ditiap-tiap ruangan untuk
mempermudah pengendalian materil.
G. Jenis-jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap
Jenis-jenis pengawasan dalam Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02
Binjai antara lain :
1. Pengawasan Administratif
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :
a. Terakait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur
penyelenggaraan inventarisasi.
b. Terkait dan berhubungan dengan masalah teknis dan materi
inventarisasi.
2. Pengawasan Fisik
Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan
sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai catatan
inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi
jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya.
3. Pengawasan Penggunaan
Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu
barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini
dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan.
tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan
barang-barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, Rumah
Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai menjalankan berbagai pengawasan
baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk
pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara
mengansuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal
manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada
bidangnya agar tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik.
Pada dasarnya pengawasan intern bertujuan untuk mengamankan
harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aktiva tetap,
memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan
efisiensi usaha serta mendorong keputusan terhadap kebijaksanaan
kepemimpinan.
H. Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap
Unsur pengendalian intern dalam aktiva tetap mencakup organisasi,
sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.
1. Organisasi
Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap.
Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya, fungsi yang mencatat
semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari
fungsi pemakaian aktiva tetap. Transaksi perolehan, penjualan, dan
yang organisasi yang bekerja secara independen. Untuk menciptakan
pengecekan intern dalam setiap transaksi dibentuk sedemikian rupa
sehingga tidak ada satupun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang
dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu organisasi saja.
2. Sistem Otoritas
Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham
karena investasi dalam aktiva pada umumnya meliputi jumlah yang besar
dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka
penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat
pengendalian investasi dalam aktiva tetap.
Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik
perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap
rekening aktiva tetap. Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasi oleh
direktur yang bersangkutan. Setiap investasi yang tercantum dalam
anggaran investasi harus mendapat pesetujuan direktur yang bersangkutan
sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan. Surat
permintaan otorisasi reparasi oleh direktur utama, surat otorisasi reparasi
yang berisi persetujuan dilaksanakannya, pengeluaran modal harus
mendapat otorisasi oleh direktur utama.
Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang
bersangkutan. Work Order yang berisi persetujuan dilaksanakannya
pengeluaran modal untuk pembangunan reparasi, pembongkaran aktiva
Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika
jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian
berada ditangan direktur utama. Laporan penerimaan barang otorisasi oleh
fungsi penerimaan.
Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan dilaksanakannya
pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang di beli harus
mendapat otorisasi oleh direktur utama.
Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi-fungsi akuntansi. Bukti kas
keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk
pembelian aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh direktur utama. Bukti
memorial oleh fungsi akuntansi yang berisi persetujuan dilaksanakannya
up dating terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum harus diotorisasi
oleh kepala fungsi akuntansi.
3. Prosedur Pencatatan
Perubahan kartu aktiva tetap harus diberikan pada bukti kas keluar dan
bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap,
yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Setiap pemutakhiran data
yang dicacat dalam kartu aktiva tetap harus dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri oleh dokumen pendukung
yang sah.
Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu
aktiva tetap. Pengawasan intern dalam aktiva tetap yang baik
dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan
dalam anggaran investasi. Anggaran investasi ini disusun setelah telaah
dan studi kelayakan terhadap usulan investasi.
Penutupan investasi aktiva tetap terhadap kerugian untuk mencegah
kerugian yang timbul sebagai akibat kebaikan dan kecelakaan, aktiva tetap
harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai.
Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu
diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut :
1. Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan
juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aktiva tetap.
2. Aktiva tetap harus diberi kode pada setiap jenis aktiva tetap.
3. Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat
yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap
tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.
4. Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh
pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar
pemberitahuan tertulis yang diterimanya.
5. Aktiva yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan
harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan
harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab
terdahulu serta hasil survey/observasi pada Rumah Sakit Tentara Tk IV
01.07.02 Binjai, maka pada bab IV ini penulis akan mencoba mengambil
kesimpulan yang penulis anggap penting bagi pihak rumah sakit.
1. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap sudah dijalankan dengan baik
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
2. Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai memperoleh aktiva tetap
dengan cara pembelian tunai.
3. Besarnya penyusutan pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai
setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang
menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya
sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap
dianggap Rp 0. Perhitungan dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir
4. Penggantian aktiva tetap pada Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai
dilakukan dengan cara dibuang dan ditukar dengan aktiva lain.
B. Saran
Setelah mengemukakan kesimpulan di atas sebagai penutup Tugas
Akhir ini penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat
dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan
adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dijalankan Rumah Sakit
Tentara Tk IV 01.07.02 Binjai sebaiknya dipertahankan karena sudah
sesuai dengan prosedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu
dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk
memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva.
2. Kebijakan manajemen menyangkut besar batasan biaya yang merupakan
pengeluaran modal maupun pengeluaran penghasilan perlu diterapkan.
3. Perusahaan perlu memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelum
manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang
akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap.
4. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva
tetap dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup
besar. Hal ini dilakukan agar aktiva tidak cepat rusak, sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi 1, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2011, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetekan ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
, 2002, Auditing, Buku 2 Edisi ke-6, Cetakan pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa Dan Dagang, Edisi 1, Penerbit Graha Ilmu, Yogykarta.