1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Teknologi Informasi telah berkembang dengan pesat terutama diera
globalisasi. Hal ini bisa kita ketahui apabila kita melihat begitu banyaknya sistem
teknologi pada negara lain. Teknologi informasi ini sangat membantu, para
pekerja kantoran bisa mempersingkat waktu, mempermudah pekerjaan, dan
mereka juga bisa memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pekerjaan.
Indonesia juga telah menggunakan sistem informasi berbasis Teknologi
Informasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan ada banyaknya kantor kementrian /
lembaga-lembaga pemerintahan yang pada saat ini telah memiliki dan
menggunakan sistem informasi berbasis Teknologi Informasi, dari mulai PLN,
TELKOM, PT. ASURANSI, kantor-kantor pajak, ataupun perusahaan-perusahaan
lainnya.
Adapun salah satu lembaga kementrian yang akan saya jelaskan adalah
Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air adalah salah satu Eselon II
di lingkungan Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas
melakukan penelitian dan pengembangan sumber daya air untuk mendukung visi
dan misi Kementerian Pekerjaan Umum guna mewujudkan tersedianya
Litbang Sumber Daya Air salah satu dari sekian banyaknya lembaga kementrian
yang menggunakan teknologi informasi, lembaga ini telah menggunakannya sejak
beberapa waktu yang lalu.
Dalam rangka pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Pekerjaan Umum dibentuk unit operasional yang disebut Satuan Kerja yang
dokumen pelaksanaan anggaran masing-masing satuan kerja dituangkan dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pembentukan Satuan Kerja di dalam
mencapai tujuan Departemen pada hakekatnya merupakan penyerahan wewenang
satuan organisasi eselon I kepada bawahannya. Demikian pula Kepala Satuan
Kerja di dalam merealisasikan tugasnya dibantu oleh satuan pelaksana yang lebih
rendah sesuai dengan fungsinya. Penyerahan wewenang tersebut akan
menimbulkan hak dan kewajiban pada pihak masing-masing yaitu hak atasan
untuk mengawasi bawahan dan kewajiban bawahan untuk memberikan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya kepada atasan.
Setiap jenjang organisasi memiliki fungsi pengawasan dan fungsi
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya untuk mengetahui bahwa
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana dan pedoman serta kriteria seperti diuraikan pada dokumen
pelaksanaan anggaran yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA), maka setiap jenjang organisasi akan melakukan pengawasan terhadap
setiap tahapan proses kegiatan agar sesuai dengan peraturan dan kriteria yang
Pada tingkat Satuan Kerja pelaksanaan pengawasan tersebut dinamakan
Pengendalian atau pengawasan yang dapat diikuti dengan tindakan turun tangan
berupa koreksi atau kebijakan oleh pimpinan yang berwenang apakah dalam
pelaksanaan dijumpai adanya ketidaksesuaian rencana/ketentuan yang berlaku
atau adanya hambatan, gangguan dan kendala yang harus segera ditindaklanjuti.
Kepala Satuan Kerja /Kuasa Pengguna Anggaran sebagai penanggung jawab
fisik dan keuangan, perlu memperhatikan aspek kelancaran pembayaran agar
dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Munculnya kegiatan ini didasari atas dasar hukum berdasarkan Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Nomor Per-11/PB/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Nomor Per-66/PB/2005 Tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Nomor
66/PB/2005.
Pelaksanaan Pembayaran anggaran sebelumnya telah ditetapkan dalam
rancangan anggaran yang tercantum dalam DIPA dan didukung oleh Petunjuk
Operasional Kegiatan. Untuk melakukan pembayaran anggaran sebelumnya harus
melakukan prosedur penerbitan surat pencairan dana, agar dana dapat dicairkan
dan dapat digunakan untuk keperluan karyawan, yang salah satunya untuk
keperluan perjalanan dinas.
Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan anggaran APBN yang tercantum
tidak sesuai dengan yang rencanakan, hal itu dapat terjadi karena berbagai hal,
baik dari faktor keterlambatan pencairan dana dan faktor lain.
Pencairan dana adalah proses pencairan dari rekening yang dikelola oleh unit
tertentu dengan tujan dan maksud tertentu. Satuan kerja dapat melakukan
pencairan dana atas beban APBN dengan menggunakan Surat Perintah Membayar
(SPM) setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen yang
dipersamakan dengan DIPA disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas
nama Menteri Keuangan.
Pencairan dana dapat dirinci :
1. Gaji/upah dan biaya perjalanan dinas
Pembayaran dilaksanakan secara LS melalu rekening bendahara.
2. Bahan dan pengeluaran lain-lain
Untuk kuitansi bernilai sampai Rp. 5.000.000,- dapat menggunakan uang
persediaan yang ada pada bendahara, sedangkan kuitansi bernilai diatas Rp.
5.000.000,- dilaksanakan secara LS atau dikontrakkan kepada pihak ketiga;
Adapun identifikasi masalah yang akan penulis bahas yaitu kendala dalam
mekanisme pelaksanaan pembayaran anggaran mengenai keterlambatan pencairan
dana yang tentunya dapat mempengaruhi jalannya suatu kegiatan misalnya,
Berdasarkan uraian dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk
membuat laporan akhir kerja praktek di Pusat Penelitian dan Perkembangan
Sumber Daya Air (PUSAIR) dengan judul : “Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Anggaran di Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air”.
1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk menambah wawasan penulis
mengenai mekanisme pelaksanaan pembayaran di satuan kerja pusat
penelitian dan pengembangan sumber daya air.
Adapun tujuan kerja praktek ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan
pembayaran anggaran di Satuan Kerja Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam mekanisme
pelaksanaan pembayaran anggaran di Satuan Kerja Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Akademis
1. Bagi Pengembang Ilmu Akuntansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi atau
masukan mengenai Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran
Anggaran di Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan
2. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Anggaran di Satuan Kerja Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
3. Bagi Peneliti selajutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Anggaran di Satuan Kerja Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
1.3.2 Kegunaan Praktis Bagi Mahasiswa
1.Memberikan pelatihan dan pengenalan dalam dunia kerja.
2.Mendapatkan pengalaman kerja di dunia kerja.
3.Mendapatkan pengetahuan baru mengenai mekanisme
pelaksanaan pembayaran anggaran di lembaga kementrian.
4.Melatih kedisiplinan dalam dunia kerja.
1.4 Metode Kerja Praktek
Didalam menulis laporan ini Penulis menggunakan metode Full Block
Realise yaitu suatu metode yang menggambarkan keadaan perusahaan
berdasarkan penelitian secara langsung dengan bekerja Full time atau jam
kerja penuh untuk mendapatkan data yang sesuai. Data yang ada disusun,
dijelaskan dan disimpulkan.
1. Studi lapangan (field research) yaitu melihat langsung mekanisme
pelaksanaan pembayaran anggaran di Satuan kerja Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair), sehingga data yang
diperoleh adalah data primer. Adapun cara yang digunakan penulis
yaitu :
a. Wawancara yaitu menanyakan langsung kepada perusahaan.
b. Observasi yaitu mengadakan penelitian langsung di Satuan Kerja
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair).
2. Studi Kepustakaan (library research) yaitu memperoleh data standar
yang dijadikan data teoritis dari objek yang ditinjau yaitu dengan cara
membaca, mempelajari, dan menganalisa berbagai buku acuan yang
berhubungan dengan objek yang di tinjau.
Dalam laporan kerja praktek ini penulis akan membatasi materi yang akan
dibahas. Penulis akan memberikan kilasan mekanisme pelaksanaan
pembayaran anggaran di satuan kerja pusat penelitian dan pengembangan
sumber daya air, bagaimana tugas masing-masing dari satker (satuan kerja),
bagaimana pelaksanaan kegiatannya di Satuan kerja Pusat Penelitian dan
1.5 Lokasi Dan Waktu Kerja Praktek
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek
Penulis melakukan kerja praktek di Kementrian Pekerjaan Umum
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air. Jl. Ir. H. Juanda No. 193 Bandung.
1.5.2 Waktu Kerja Praktek
Kerja praktek yang dilakukan oleh penulis di mulai pada tanggal 1 Agustus
2011 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2011 dengan waktu kerja mengikuti
ketentuan jam kerja yang berlaku.
Tabel 1.1
Aktivitas Kerja praktek
No Hari Waktu Keterangan
1 Senin- Jumat 10.00-15.30 WIB Kegiatan aktivitas KP
2 Senin- Jumat 12.00-13.00 WIB Istirahat
3 Sabtu- Minggu - Libur
Tabel 1.2
Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Tahun Akademik 2010/2011
No Uraian
Waktu Kegiatan
Juli Agustus September Oktober November Desember
I. Pendahuluan
1. Surat Ijin Kerja Praktek
2. Pemasukan surat ijin ke instansi
3. Penerimaan Kerja Praktek
II Pelaksanaan
1. Aktivitas Kerja Praktek
2. Bimbingan dengan pembimbing
perusahaan
3. Pengumpulan data
4. Penilaian Aktivitas Kerja Praktek
III Pelaporan
1. Bimbingan dengan dosen
pembimbing
2. Pengolahan data
3. Penyusunan Laporan Kerja
Praktek
4. Ujian Kerja Praktek
10
2.1 Sejarah Singkat Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR)
Sumber daya air merupakan salah satu aset dari bangsa Indonesia. Sumber
daya air yang terkandung didalamnya merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha
Esa yang perlu dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan
dalam mewujudkan kemanfaatan sumber daya air berkelanjutan untuk
kemakmuran rakyat seperti yang tercantum pada UU SDA No.7 Tahun 2004.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) merupakan
instansi yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan sumber daya air.
Tabel 2.1
Sejarah dan Perkembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR)
Tahun Sejarah dan Perkembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR)
1936 Departement voor Verkeer en Waterstaat (V en W)
mendirikan Hidrodynamsich Labolatorium.
1947 Institut voor weg en Waterbouwkundige Onderzoekingen.
1950 Institut Teknik Air dan Tanah.
1966 Lembaga Penyelidikan Masalah Air (LPMA).
1984 Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, berada
dibawah Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum.
1999 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Sumber
Daya Air, berada di bawah Badan Litbang Departemen
Pemukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil).
2001 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
berada di bawah Badan Litbang Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil).
2004 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
berada dibawah Badan Litbang Departemen Pekerjaan
Umum.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) merupakan
salah satu instansi pemerintah yang bergerak dibidang penelitian dan
pengembangan sumber daya air. Untuk tugas, visi, misi dan juga fungsi dari Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) dapat dilihat sebagai
berikut.
Visi Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air adalah :
Menjadi lembaga terkemuka dalam menyediakan jasa keahlian teknologi untuk
Misi Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air adalah :
1. Meneliti dan mengembangkan teknologi tepat guna bidang sumber daya air
(SDA) yang kompetitif dan ramah lingkungan.
2. Menyusun norma, standar, pedoman, manual bidang konstruksi dan bangunan
sumber daya air.
3. Memberikan advis dan pelayanan teknis bidang sumber daya air.
4. Menyediakan data dan informasi bidang sumber daya air.
Ruang Lingkup Kegiatan Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air :
1. Penyusunan program, pelaksanaan, evaluasi dan analisis hasil penelitian dan
pengembangan sumber daya air.
2. Pengkajian penerapan teknologi sumber daya air.
3. Pengumpulan dan pengolahan daa sumber daya air.
4. Pelaksanaan pengujian dan penyiapan saran teknis/advis teknis teknologi
lingkungan keairan, hidrologi, bangunan hidraulik dan geotenik keairan, sungai
dan sabo, rawa dan pantai, serta irigasi.
5. Standardisasi di bidang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air.
6. Diseminasi dan sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya air.
7. Pengembangan korporasi dan layanan dalam penelitian dan pengembangan
Fasilitas Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air :
1. Workshop geo-hidrologi
2. Studio pengolahan data hidrologi
3. Fasilitas dan peralatan, pelatihan dan peralatan dan perangkat lunak hidrologi.
4. Kapalsurvei HATIGA
5. Peralatan survey tipografi dan hidro-oseanografi
6. Labolatory kalibrasi curren meter & hidrometeorologi
7. Labolatorium di dalam dan luar ruangan labolatory (hidraulik, saluran kaca,
kolam gelombang)
8. Labolatorium mekanika tanah.
9. Labolatorium batuan.
10. Labolatorium bahan bangunan termasuk uji model fisik.
Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi.
Struktur organisasi ini berfungsi untuk mengatur jalannya birokrasi dalam suatu
organisasi. Tanpa adanya struktur organisasi maka suatu perusahaan ataupun
organisasi tidak dapat menjalankan sistem birokrasinya. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air merupakan sebuah institusi yang berada
dibawah Kementerian Pekerjaan Umum yang memiliki tugas melakukan
Penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Litbang IPTEK) dan penyelenggaraan perumusan standar bidang sumber daya
air. Untuk melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan
Sumber Daya Air memiliki sebuah susunan organisasi yang terkoordinasi dengan
sangat baik.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) dipimpin
oleh seorang Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air. Dalam menjalankan
tugasnya, Kepala Pusat dibantu oleh empat bidang yang bertanggung jawab
kepada Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air. Empat bidang tersebut adalah :
1. Bidang Standar dan Diseminasi
Bidang ini terdiri dari dua sub bidang yaitu Sub Bidang Standar dan Sub
Bidang Diseminasi.
2. Bidang Pengembangan Keahlian dan Sarana Kelitbangan
Bidang ini terdiri dari dua Sub Bidang Pengembangan Keahlian dan Sub
Bidang Pengembangan Sarana.
3. Bidang Program dan Kerja Sama
Bidang ini terdiri dari Sub Bidang Program dan Evakuasi dan Sub Bidang
Pengembangan Kerja Sama.
4. Bagian Tata Usaha
Bagian ini terdiri dari Sub Bagian Keuangan dan Bagian Tata Usaha dan
Rumah Tangga.
Keempat bidang ini membawahi tujuh balai yang berada di Pusat Penelitian
dan Sumber Daya Air (PUSAIR). Tujuh balai tersebut adalah:
1. Balai Hidrologi dan Tata Air
Balai ini terdiri dari Sub Bagian Administrasi Teknis, Seksi Program dan
2. Balai Lingkungan Keairan
Balai ini terdiri dari Sub Bagian Administrasi Teknis, Sub Program dan
Pelayanan Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan
Balai ini terdiri dari Sub Bagian Administrasi Teknik, Seksi Program dan
Pelayanan Teknis, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Balai Pantai
Balai Pantai terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Sub Program dan
Pelayanan Teknis, Seksi Uji Mutu, Kelompok Jabatan Fungsional, dan Loka
Penerapan Teknologi Pantai.
5. Balai Rawa
Balai ini terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Sub Program dan Pelayanan
Teknis, Seksi Uji Mutu dan Kelompok Jabatan Fungsional.
6. Balai Sungai
Balai ini terdiri dari Sub Bagian Administrasi Teknis, Seksi dan Pelayanan
Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional.
7. Balai Sabo
Balai ini terdiri dari Sub Bagian Administrasi Teknis, Seksi dan Pelayanan
Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional.
8. Balai Irigasi
Balai ini terdiri dari Sub Bagian Administrasi Teknis, Seksi dan Pelayanan
2.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR)
Adapun struktur organisasi satuan kerja bagian keuangan pusair terdiri dari
beberapa bagian, berikut ini adalah gambarannya:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
2.3 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) :
1. Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran atau PA adalah pejabat yang memegang
kewenangan penggunaan anggaran dan bertanggung jawab atas
pengelolaan anggaran pada kementerian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah yang bersangkutan. Setiap Menteri/Pimpinan Lembaga
adalah Pengguna Anggaran. Pengguna Anggaran menunjuk Kuasa
Pengguna Anggaran untuk mengelola anggaran di lingkungan satker.
Dijabat oleh Djoko Kirmanto.
2. Atasan Eselon 1 Satuan Kerja
Merupakan pejabat yang mengepalai unit kerja yang paling tinggi.
Atasan eselon I satuan kerja. Dijabat oleh Ir. Mohamad Hasan. Dipl. HE
3. Kepala Satuan Kerja
Pelaksana Kegiatan adalah Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air yang melaksanakan sebagian dari program dalam suatu
unit organisasi dalam rangka mewujudkan outcome yang telah ditetapkan
dan bertanggungjawab kepada penanggungjawab program. Pelaksana
Program dalam keputusan ini adalah sebagai Kepala Satuan Kerja yaitu
Pejabat Eselon II yang secara struktural menjadi atasan langsung dari
pejabat yang melakukan pemungutan penerimaan negara, pejabat yang
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
pengujian dan perintah pembayaran/penerbitan spm. Dijabat oleh Dr. Ir.
Arie Setiadi Moerwanto. M.Sc.
Tugas dan Tanggung jawabnya antara lain :
1. Tugas :
1) Menyelenggarakan pembinaan teknis dan administratif terhadap
Satuan Kerja/ Kuasa Pengguna Anggaran yang berada di bawah
koordinasinya.
2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan DIPA yang
diselenggarakan oleh Kepala Satuan Kerja.
3) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
administrasi keuangan dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan,
output dan outcome kegiatan Satuan Kerja.
4) Secara berkala melakukan inspeksi umum dan teknis ke Satuan
kerja.
5) Memberikan petunjuk dan arahan serta fasilitasi dalam
mengatasi permasalahan prinsip yang mungkin timbul pada
Satuan Kerja.
6) Melaporkan hasil pelaksanaan program yang berada di bawah
koordinasinya kepada Penanggung Jawab Program dalam rangka
2. Tanggung Jawab :
1). Bertanggung Jawab atas rencana pelaksanaan program dalam
rangka mewujudkan rencana outcome yang akan dituangkan
dalam DIPA.
2). Bertanggung jawab atas pelaksanaan program dan terwujudnya
outcome yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA.
3). Bertanggung jawab kepada Kepala Badan Litbang selaku
Penanggung jawab Program/ Atasan Kepala Satuan Kerja.
4. Bendahara Pengeluaran
Bendahara pengeluaran ini dijabat oleh Wahyu Setia Permana,
melakukan tugas yaitu:
1) Menyelenggarakan pembukuan mengenai pengurusan Kas yang
menjadi tanggungjawabnya yaitu Buku Kas Umum (BKU), Buku
Pembantu, Buku Tambahan, serta buku-buku Tambahan lainnya.
2) Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan
(SPP-UP) dalam rangka pembiayaan keperluan sehari-hari Satuan Kerja
dan menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja.
3) Melakukan pengamanan kas serta surat-surat berharga lainnya yang
berada dalam pengurusan (Brankas) sedmikian rupa sehingga terjaga
dari perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian negara.
4) Menguji kebenaran tagihan pembayaran Uang Persediaan meliputi
Isian Pelaksanaan Anggaran) dan peraturan keuangan yang berlaku
sebelum dilakukan pembayaran.
5) Melakukan pembayaran Uang Persediaan atas persetujuan Kepala
satuan kerja untuk Belanja barang.
6) Menyiapkan rincian jumlah Pengajuan SSPDU-UP, SPPTU-UP,
SPPGU-UP, serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
7) Menerima dan menyetor ke Rekening Kas Negara atas pajak
danpenerimaan lainnya yang dipungut seta melaporkannya menurut
bentuk dan cara yang telah ditetapkan, tepat pada waktunya kepada
masing-masing instansi yang berkepentingan.
8) Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan
bukti-bukti pembukuan.
5. Penguji Surat Perintah Membayar
Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran adalah
Pejabat yang ditunjuk. Dijabat oleh Ir. Deddy Koesmedi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16
/KPTS/M/2011, tanggal 19 Januari 2011 mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1. Tugas :
1) Menerima berkas SPP yang disampaikan oleh Pejabat Pembuat
2) Memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi check-list
kelengkapan berkas SPP dan mencatat dalam buku pengawasan
penerimaan SPP.
3) Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk
memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas
pagu anggaran.
5) Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara
lain:
a. Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama
orang/ perusahaan, alamat, No. rekening dan nama Bank).
b. Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau
kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai
spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak berkenaan).
c. Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal
penarikan dana yang tercantum dalam DIPA serta
ketepatannya terhadap jadwal waktu pembayaran guna
meyakinkan bahwa tagihan yang harus dibayar belum
6) Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai
dengan indikator kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan
dan/atau spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak.
7) Menandatangani dan menerbitkan SPM dalam rangkap 6 dengan
ketentuan :
a. Lembar kesatu dan lembar kedua disampaikan kepada
KPPN pembayar.
b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada Pejabat yang
Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran.
c. Lembar keempat disampaikan kepada Petugas
Akuntansi/Verifikasi Keuangan.
d. Lembar kelima disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
e. Lembar keenam disampaikan kepada Bendahara
Pengeluaran.
8) Menyampaikan SPM yang telah ditandatanganinya ke KPPN
terkait.
9) Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai
DIPA dan menyampaikan kepada Kasatker.
10) Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan
2. Tanggung Jawab :
1) Bertanggungjawab secara administratif terhadap hasil pengujian
meliputi aspek hukum, peraturan perundang-undangan dan
tujuan pengeluaran.
2) Bertanggung jawab kepada Kasatker Tetap Pusat.
6. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Satuan Kerja yang dilimpahkan
kepadanya, meliputi :
1) Pelaksanaan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam
DIPA sesuai kegiatannya masing-masing berdasarkan persetujuan
Kepala Satuan Kerja.
2) Penandatangan Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran
(gaji, lembur,honor, vakasi dan perjalanan dinas)
3) Penetapan dan Penandatangan Surat Keputusan Susunan Anggota
Panitia Pengadaan Barang/Jasa dengan persetujuan Kepala Satuan
Kerja.
4) Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa sesuia dengan
kegiatan yang tercantum dalam DIPA untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa maupun rencana kerja
kegiatan yang akan dilaksanakan secara swakelola.
5) Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
7) Penetapan Penyedia Barang/Jasa sebagai pelaksana kegiatan dengan
persetujuan Kepala Satuan Kerja.
8) Penandatanganan Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak dengan
persetujuan Kepala Satuan Kerja.
9) Pengawasan/penilaian atas pelaksanaan dan hasil penyelesaian
pekerjaan, pemeriksaan barang sesuai spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.
10) Penandatanganan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara
Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
yang harus memuat secara lengkap identitas pekerjaan.
11) Penandatanganan bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran Satuan
Kerja baik yang dilakukan secara kontraktual maupun secara
swakelola.
12) Penyiapan dan penandatanganan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) serta dokumen pendukungnya dan menyampaikan kepada
Kepala Satuan Kerja untuk mendapatkan persetujuan.
13) Pengajuan SPP Uang Persediaan kepada Bendahara Pengeluaran
melalui Kepala Satuan Kerja untuk pembayaran yang membebani
Uang Persediaan.
14) Menyusun Laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DIPA
dan menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja selaku Atasan
15) Menyusun usulan rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.
Pejabat pembuat komitmen ini dijabat oleh Dra. Ratna Adiana (PKK I)
dan Ir. Alvadison (PPK II).
Terbagi atas tiga (3) bagian, yaitu:
1) Asisten Perencanaan Tugas :
1. Menyusun program dan mengkoordinasikan dengan
bagian-bagian (Bagian/Bidang/Balai)
2. Melaporkan kemajuan pelaksanaan kegiatan
3. Monitoring laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan, bulanan,
dan triwulanan.
4. Menyusun laporan sesuai dengan petunjuk operasional.
5. Mengendalikan kegiatan agar sesuai dengan sasarannya.
Asisten perencanaan ini dijabat oleh Edi Rustandi, S. ST dan Yosep
Hendrawan.
2) Asisten Keuangan
Tugas :
1. Melakukan verifikasi/dokumen pembayaran, dan kelengkpan
serta register/dokumen pembayaran,
2. Melakukan pengendalian penggunaan anggaran,
4. Menyusun Surat Pernyataan Pembayaran.
Asisten keuangan ini dijabat oleh Aep Rustiana, S. AB dan
Komarayati.
3) Asisten Umum Tugas :
1. Melakukan Tata usaha, tata persuratan, dan tata kearsipan,
2. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa,
3. Melaksanakan proses surat pertanggungjawaban.
Asisten umum ini dijabat oleh Ds. Suparmin S.MM dan Juawami,
S.ST, MM.
7. Pejabat Pemungut Penerimaan Negara
(Khusus untuk Satuan Kerja yang berfungsi sebagai Instansi Pengguna
PNBP) Melaksanakan sebagian tugas Kepala Satuan Kerja yang
dilimpahkan kepadanya, meliputi :
1) Penyusunan rencana target tahunan Penerimaan Negara Bukan
Pajak Satuan Kerja yang akan dituangkan dalam RKA-KL/DIPA
2) Pembuatan komitmen yang dpat menimbulkan penerimaan Negara
berdasarkan persetujuan Kepala Satuan Kerja.
3) Penyediaan fasilitas barang maupun jasa dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan fungsi dan kegiatan
yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
4) Pemeliharaan Barang Milik/Kekayaan Negara dan fasilitas satuan
5) Pengawasan terhadap ketaatan penyetoran PNBP ke Kas Negara.
6) Pengawasan terhadap pembukuan penerimaan dan penyetoran
PNBP ke Kas Negara.
7) Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai
DIPA dan menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja selaku
Atasan Langsungnya.
Pejabat pemungut penerimaan negara, dijabat oleh Ririn Rimawan,
ST.
8. Bendahara Penerimaan
(Khusus untuk Satuan Kerja yang berfungsi sebagai Instansi Pengguna PNBP)
Melakukan tugas :
1) Menagih/memungut PNBP yang ada dalam kepengurusan
Instansinya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
2) Menyimpan seluruh uang PNBP yang ada dalam
tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dengan tidak menyimpan uang yang ada dalam pengurusannya
lebih dari satu minggu dan disimpan atas nama pribadi pada suatu
Bank/Giro Pos.
3) Menyetorkan seluruh PNBP yang telah dopungut/diterimanya ke
rekening Kas Negara pada Bank/Giro Pos sekurang-kurangnya
4) Membukukan seluruh penerimaan dan pengeluaran PNBP yang ada
dalam pengurusan Instansinya berdasarkan bukti-bukti pungutan
dan bukti-bukti penyetoran.
5) Melaporkan/mempertanggungjawabkan seluruh pungutan/
penerimaan dan bukti penyetoran/pengeluaran kepada Kepala
Satuan Kerja melalui Pejabat yang Melakukan Pemungutan
Penerimaan Negara.
Bendaharawan penerimaan ini dijabat oleh Dami Laeastri, SE.
9. Kelompok Kerja Pengadaan Barang/ Jasa
Pejabat pengadaan yang berfungsi untuk melaksanakan pengadaan
barang/jasa.
10. Penanggung Jawab Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran (SAKPA)
Tugas:
1) Membuat laporan akuntansi keuangan semesteran dan tahunan.
2) Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN.
3) Melakukan rekonsiliasi laporan keuangan dengan laporan
SIMAK-BMN.
Penanggung jawab sistem akuntansi keuangan pengguna anggaran ini
11. Penanggung Jawab e-Monitoring
e-Monitoring merupakan laporan pelaksanaan program. Penanggung
jawab e-monitoring dijabat oleh Kokom Komariah, D.Pd. e-Monitoring
ini meliputi :
Data dan Informasi (Pekerjaan Swakelola maupun Kontraktual)
1) Informasi Prakontrak (diambil dari data e-Procurement).
2) Output per paket pekerjaan, sub kegiatan dan kegiatan.
3) Pelaksanaan program sesuai kegiatan prioritas dalam RKP
4) Pagu dan realisasi pelaksanaan anggaran per program, per provinsi,
per satminkal, per satker, per jenis belanja, per sumber dana s/d
nilai kontrak.
5) Kurva S Rencana dan Realisasi Pelaksanaan anggaran per paket
pekerjaan satuan kerja.
6) Pencairan anggaran baik rupiah murni maupun PHLN.
7) Permasalahan potensial dan rutin.
12. Penanggung Jawab Sistem Informasi Manajemen Akuntasi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)
1) Melaksanakan administrasi penatausahaan BMN
2) Membuat laporan barang milik negara semesteran dan tahunan,
3) Monitoring laporan persediaan barang habis pakai,
Penanggung jawab sistem informasi manajemen akuntasi barasng milik
2.4 Aspek Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR)
Kegiatan yang dilaksanakan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air pada tahun
Anggaran 2011, sebagai berikut:
Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum
(033. 11. 04)
2431 Penelitian dan Pengembangan Subbidang Sumber Daya Air
01 Naskah Ilmiah Sub Bidang Sumber Daya Air.
02 Teknologi Sub Bidang Sumber Daya Air.
03 Model Fisik Sub Bidang Sumber Daya Air .
04 Model Sistem Sub Bidang Sumber Daya Air.
05 R-0 Sub Bidang Sumber Daya Air.
06 Prototipe Sub Bidang Sumber Daya Air.
07 Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan Sub Bidang Sumber Daya Air.
08 Prosiding Advis Teknis, Sosial, Ekonomi Sub Bidang Sumber Daya Air.
09 Layanan Perkantoran.
10 Dukungan Penyelenggaraan Litbang.
11 Layanan Publik (PNBP).
31 BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek
tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi
dan juga cara menginput data menggunakan aplikasi (SPM, SP2D).
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Teknis pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan penulis di Satuan
Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair) adalah
adalah dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya sebagai berikut:
1. Mengenal ruang lingkup, keadaan dan kondisi tempat kerja praktek.
2. Mempelajari peraturan yang dijadikan sebagai dasar hukum yang
berkaitan dengan Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Anggaran.
3. Menginput data Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) perjalanan
dinas.
4. Menyimpan dan mengarsipkan Surat Perintah Membayar (SPM).
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1 Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran di Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Mekanisme pelaksanaan pembayaran di satuan kerja pusat penelitian dan
pengembangan sumber daya air sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan No.66/PB/2005, yaitu:
1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang ditetapkan dalam Undang-Undang tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara harus dilaksanakan dengan
efektif, efisien, tertib, transparan dan bertanggung jawab sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku ;
2. Bahwa salah satu tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal
Perbendaharaan adalah menyusun kebijakan di bidang pelaksanaan
anggaran ;
3. Bahwa Direktur Jenderal Perbendaharaan berwenang untuk menetapkan
pedoman tentang mekanisme pelaksanaan pembayaran atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada butir 1,2 dan 3, serta
agar Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dapat mewujudkan kesamaan pemahaman dan keterpaduan
Daerah dipandang perlu menetapkan kembali Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran
atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
3.3.1.1 Pelaksanaan Pembayaran
Kepala Satuan Kerja /Kuasa Pengguna Anggaran sebagai penanggung
jawab fisik dan keuangan, perlu memperhatikan aspek kelancaran pembayaran
agar dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Kewajiban Satuan Kerja terkait penggunaan rekening Satuan Kerja :
1) Setiap satuan Kerja yang akan membuka rekening bendahara
penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran wajib mendapat
persetujuan dari KPPN setempat selaku kuasa Bendahara Umum
Negara (BUN)
2) Terhadap rekening bendahara penerimaan dan/atau bendahara
pengeluaran dan rekening lainnya yang telah dibuka sebelum Peraturan
Menteri Keuangan No. 57/PMK.05/2007 tanggal 13 Juni 2007, harus
dimintakan persetujuan ke KPPN setempat selaku kuasa BUN.
Pelaksanaan pembayaran APBN pada Satuan Kerja terdiri dari
pembayaran melalui Uang Persediaan (UP) dan pembayaran secara langsung
(LS), dengan tahapan :
1. Pengajuan SPP oleh Kepala satuan Kerja / Pejabat Pembuat
2. Penerbitan SPM oleh Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah
Pembayaran
3. Penerbitan SP2D oleh Kepala KPPN terkait.
3.3.1.2 Jenis Pembayaran
Pembayaran melalui Uang Persediaan (UP)
UP dapat diberikan dalam batas-batas sebagai berikut:
1) UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
a. Belanja Barang (52);
Mata Anggaran Keuangan (MAK) 521111 (Belanja Keperluan
sehari-hari kantor), 521112 (Belanja inventaris kantor), 521113 (Belanja
pengadaan bahan makanan), 521114 (Belanja barang bersifat
kontraktual), 521119 (Belanja barang operasional lainnya), 522112
(Belanja jasa pos dan giro), 522111 (Belanja langganan daya dan
jasa), 523111 (Belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan),
523112 (Belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan lainnya),
523121 (Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin), 523122
(Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya), 524111
(Belanja perjalanan biasa).
b. Belanja Modal (53) untuk pengeluaran honor tim, Alat Tulis
Kantor (ATK), perjalanan dinas, biaya pengumuman
lelang,pengurusan surat perijinan dan pengeluaran lain yang tidak
dapat dilakukan dengan pembayaran langsung dalam rangka
c. Belanja lain-lain (58)
2) Diluar ketentuan pada butir 1, dapat diberikan pengecualian untuk
DIPA Pusat oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA
Pusat yang kegiatannya berlokasi di daerah serta DIPA yang
ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh Kepala
Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.
3) UP dapat diberikan dalam batas-batas sebagai berikut :
a. 1/12 (satu per dua belas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi
belanja barang dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan
UP, maksimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) untuk pagu
sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah).
b. 1/18 (satu per delpan belas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi
belanja barang dan belanja lain-lain yang diijinkan untuk diberikan
UP, maksimal Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu
diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah).
c. 1/24 (satu per dua puluh empat) dari pagu DIPA menurut
klasifikasi belanja barang dan belanja lain-lain yang dijinkan untuk
diberikan UP, maksimal Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
untuk pagu di atas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 6.000.000.000 (enam milyar rupiah).
d. 1/30 (satu per tiga puluh) dari pagu DIPA menurut klasifikasi
UP. Maksimal Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu
diatas Rp. 6.000.000.000 (enam milyar rupiah).
4) Perubahan besaran UP di luar ketentuan pada butir 3 ditetapkan oleh :
a. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan untuk perubahan
besaran UP menjadi setinggi-tingginya Rp.500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah);
b. Direktur Jenderal Perbendaharaan, untuk perubahan besaran UP di
atas Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
5) PA/Kuasa PA dapat mengajukan UP sebagaimana dimaksud pasal 7
butir 3 setelah diperhitungkan dengan UP yang telah diterima.
6) Pengisian kembali UP sebagaimana dimaksud pada butir 3 dapat
diberikan apabila dana UP telah dipergunakan sekurang-kurangnya 75
% dari dana UP yang diterima.
7) Pengecualian terhadap butir f diputuskan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas usul satker.
8) Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75%, sedangkan
satker/SKS yang bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi sisa
dana yang tersedia, satker/ SKS dimaksud dapat mengajukan TUP
(Tambahan Uang Persediaan).
9) Pemberian TUP diatur sebagai berikut:
a. Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah
yang diperbolehkan diberi UP bagi instansi dalam wilayah
pembayaran KPPN bersangkutan.
b. Permintaan TUP di atas Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan diberi UP harus
mendapat dispensasi dari Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
10) Pengajuan pengesahan Surat Perintah Membayar (SPM) penggantian
UP Nihil atas TUP dapat dilakukan secara bertahap sampai dengan
batas akhir pengajuan SPM-GU Nihil atas TUP.
Pembayaran Langsung (LS)
Pembayaran langsung dilakukan untuk keperluan pembayaran yang
pelaksanaannya dilakukan oleh rekanan/pihak ketiga dan atau atas
pembayaran dalam rangka pengadaan barang/jasa yang nilainya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
3.3.1.3 Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana di Satuan Kerja
.Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air(PUSAIR)
Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan sebagai berikut:
1. Pengguna Anggaran/ Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk
menyampaikan SPM beserta dokumen pendukung dilengkapi dengan
Arsip Data Komputer (ADK) berupa softcopy (disket) melalui loket
Penerimaan SPM pada KPPN atau melalui Kantor Pos, kecuali bagi
2. SPM Gaji Induk harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 15
sebelum bulan pembayaran.
3. Petugas KPPN pada loket penerimaan SPM memeriksa kelengkapan
SPM, mengisi check list kelengkapan berkas SPM, mencatat dalam
Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM dan meneruskan check list
serta kelengkapan SPM ke Seksi Perbendaharaan untuk diproses lebih
lanjut.
Penerbitan SP2D oleh KPPN diatur sebagai berikut :
1. SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan
SP2D
2. SPM dimaksud dilampiri bukti pengeluaran sebagai berikut:
a. untuk keperluan pembayaran langsung (LS) belanja pegawai:
1. Daftar Gaji/ Gaji Susulan/ Kekurangan Gaji/ Lembur/Honor dan
Vakasi yang ditandatangani oleh Kuasa PA atau pejabat yang
ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran;
2. Surat-surat Keputusan Kepegawaian dalam hal terjadi perubahan
pada daftar gaji;
3. Surat Keputusan Pemberian honor/vakasi dan SPK lembur;
Surat Setoran Pajak (SSP).
4..Untuk keperluan pembayaran langsung (LS) non belanja
pegawai :
Resume Kontrak/SPK atau Daftar Nominatif Perjalanan
SPTB ;
Faktur Pajak dan SSP (surat setoran pajak);
5..Untuk keperluan pembayaran TUP :
Rincian rencana pengunaan dana ;
Surat dispensasi Kepala Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan untuk TUP diatas Rp. 200.000.000 (dua ratus
juta rupiah);
Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa:
Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan
mendesak dan akan habis digunakan dalam waktu satu bulan
terhitung sejak tanggal diterbitkannya SP2D.
Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke
Rekening Kas Negara;
Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya
dibayarkan secara langsung.
6..Untuk keperluan pembayaran GUP:
1. SPTB ;
3.3.2 Kendala dalam Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Anggaran Dalam Pelaksanaan Pembayaran Anggaran di Satuan Kerja Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, ditemukan beberapa kendala
yaitu :
1. Keterlambatan pencairan dana, hal ini terjadi karena adanya proses
revisi dokumen anggaran DIPA, kapasitas pelaksanaan kegiatan,
mundurnya waktu pelaksanaan kegiatan, tidak tersedianya alat
pendukung, dan perubahan struktur organisasi. Berdasarkan sistem
birokrasi yang berlaku saat ini, pencairan dana bisa dilakukan bila
dokumen DIPA telah mendapatkan persetujuan dalam suatu instansi
atau perusahaan.
2. Kekurangpahaman kode Mata Anggaran Keuangan, hal ini sering
terjadi akibat karyawan kurang memahami kode mata anggaran
keuangan yang pada akhirnya akan terjadi kesalahan dalam
memasukan kode mata anggaran keuangan akan dapat mengubah
suatu informasi yang pada akhirnya akan memberikan informasi
yang tidak akurat dan mengakibatkan kesalahan fatal pada laporan.
Adapun upaya yang dilakukan oleh Satuan Kerja Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air mengatasi kendala dalam mekanisme
1. Cepat dan tanggap dalam membuat revisi dokumen DIPA hal ini
dilakukan agar segera mendapatkan persetujuan dalam suatu instansi
atau perusahaan agar proses pencairan dana lebih cepat dilakukan.
2. Para karyawan diberikan pengarahan mengenai berbagai Kode Mata
Anggaran Keuangan dan melakukan pengecekan ulang ketika
memasukkan laporan hal ini dilakukan agar tidak terjadinya
kesalahan dalam memasukkan laporan yang pada akhirnya dapat
42 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Mekanisme pelaksanaan pembayaran di satuan kerja pusat penelitian
dan pengembangan sumber daya air sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan No.66/PB/2005.
2. Jenis pembayaran dapat melalui uang persediaan (UP) yaitu: Belanja
Barang, Belanja Modal, Belanja lain-lain dan melalui pembayaran
langsung (LS) yang dilakukan untuk keperluan pembayaran yang
pelaksanaannya dilakukan oleh rekanan/pihak ketiga.
3. Kendala dalam pelaksanaan pembayaran anggaran, yaitu mengenai
keterlambatan pencairan dana dan kekurangpahaman kode mata
anggaran keuangan.
4.2 Saran
Dengan ditemukan beberapa kendala dalam Pelaksanaan Pembayaran
Anggaran di Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
maka penulis memberi saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi
sebagai bahan masukkan guna meningkatkan kinerja terutama dalam kegiatan
Pelaksanaan Pembayaran Anggaran di Satuan Kerja Pusat Penelitian dan
1. Dalam hal mundurnya waktu pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan
diharapkan Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Air, dapat lebih mempertepat waktu dalam melaksanakan suatu kegiatan agar
sesuai dengan jadwal atau rencana yang telah ditetapkan dan tidak
mengakibatkan adanya suatu keterlambatan.
2. Diharapkan karyawan lebih menguasai kode mata anggaran keuangan, yaitu
Belanja Barang kode mata Anggaran keuangannya (52), misalnya 521111
(belanja keperluan sehari-hari kantor), 521112 (belanja inventaris kantor),
Belanja Modal kode mata anggaran keuangannya (53) dan untuk kode mata
anggaran keuangan Belanja lain-lain (58) agar tidak terjadi kesalahan dalam
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi
Oleh :
NAMA : KARTIKA PRATIWI PUTRI NIM : 21108070
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Akhir Penyelenggaraan Pengendalian dan Pengawasan Sistem Keuangan 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Laporan Akhir Penyelenggaraan Sistem Akuntansi Instansi 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 66/PB/2005 Tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Anggaran Atas Beban Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 Tentang Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana di Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) 2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Umi Narimawati, Sri Dewi A., & Lina I. 2011. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Kartika Pratiwi Putri
Tempat tanggal lahir : Sukabumi, 02 Juni 1990
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komplek Balittri, Desa Sundawenang RT 46/19
DATA PENDIDIKAN
1. SDN Pakuhaji 1996-1998 Pindah
2. SDN Kompa I 1998-2001 Berijazah
3. SLTPN 1 Parungkuda 2001-2004 Berijazah
4. SMAN 1 Cibadak 2005-2008 Berijazah
i Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek.
Laporan kerja praktek ini penulis susun berdasarkan hasil kerja praktek yang
dilakukan di Pusat Penelitian dan Perkembangan Sumber Daya Air (PUSAIR)
yang berjudul “Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Anggaran di Satuan
Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air”. Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh
Program Studi Akuntansi Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini
masih banyak kekurangannya, mengingat keterbatasan kemampuan, pengalaman
dan pengetahuan penulis, baik dalam hal penyajian maupun dalam penggunaan
tata bahasa. Tetapi penulis berupaya menyusun sebaik mungkin dengan harapan
laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Selama penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa petunjuk, bimbingan,
pengarahan, maupun bantuan moril dan materil. Oleh karena itu, dalam
ii
penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M. Si., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
4. Ibu Wati Aris Astuti, SE., M. Si., selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan
memberikan petunjuk demi selesainya Laporan Kerja Praktek ini.
5. Lilis Puspitawati, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
6. Ely Suhayati, S.E., Ak., M.Si., selaku Dosen Wali Kelas Akuntansi-2.
7. Kunti Sayitrie, S.E., selaku Kasubbid Sumber Daya Manusia Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan kerja
iii
serta perhatian selama penulis melakukan Kerja Praktek.
9. Staf Subbagian Keuangan Satuan Kerja Pusat Penelitian dan
Perkembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) (Pak Risman, Pak Aep,
Bu Yati, Bu kokom, mba fitri) terima kasih atas bantuannya.
10.Seluruh Staf Satuan Kerja Pusat Penelitian dan Perkembangan Sumber
Daya Air (PUSAIR) Jawa Barat yang telah membantu penyelesaian
laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
11.Sekretariat Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
12.Seluruh Staf Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan.
13.Adikku tersayang kirana yang telah memberikan doa dan semangatnya
untuk meyelesaikan laporan kerja praktek ini.
14.Untuk semua keluargaku terima kasih telah memberikan doa dan
dukungannya.
15.Untuk Teh Apriel, Teh Arti dan Funco terima kasih atas doa,
dukungan dan semangatnya.
16.Untuk sahabat-sahabatku Intan, Fiki, Aini, Dani, Amel, Adit terima
iv
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2011
Penulis