• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO

(Theobroma

cacao

L

)

3% DALAM BENTUK OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SURAYYA MORIZA

NIM : 110600003

DOSEN PEMBIMBING :

IRMANSYAH RANGKUTI, drg., Ph.D

NIP.19540210 198303 1 002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2015

Surayya Moriza

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk

Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011.

x + 37 halaman

Obat kumur bahan kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit

periodontal mengandung alkohol yang memiliki efek samping serostomia dan

perubahan warna gigi yang permanen jika pemakaian pada jangka panjang, sehingga

lebih dianjurkan menggunakan obat herbal. Indonesia kaya akan sumber bahan obat

tradisional (herbal) salah satunya adalah kakao (Theobroma cacao L) yang berpotensi

sebagai antioksidan dan antimikroba alami. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L)

konsentrasi 3% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi plak. Penelitian ini

adalah penelitian pre-posttest control group design dengan rancangan penelitian

double blind study. Sebanyak 40 orang mahasiswa FKG USU angkatan 2011 dipilih

secara acak sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dan dibagi menjadi dua kelompok

secara acak yaitu kelompok perlakuan menggunakan obat kumur ekstrak kulit buah

kakao dan kelompok kontrol menggunakan obat kumur plasebo. Kedua kelompok

diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur tersebut 2 kali sehari selama 7 hari.

(3)

dengan uji anova repeated dan uji t tidak berpasangan. Hasil yang didapat pada

penelitian ini memperlihatkan penurunan rerata skor indeks plak yang signifikan pada

penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% dibandingkan dengan obat

kumur plasebo mulai pada hari ke-1. Ekstrak kulit buah kakao 3% dalam bentuk obat

kumur berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak dibandingkan dengan obat

kumur plasebo karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05)

pada hari ke-1 dan ke-7.

Kata kunci : ekstrak kulit buah kakao, obat kumur, skor indeks plak.

(4)

Faculty of Dentistry

Departement of Peridontia

2015

Surayya Moriza

Effect of 3% Cacao Bean Husk Extract (Theobroma cacao L) as Mouthwash

against Plaque Accumulation to FKG USU Students Class of 2011.

x + 38 pages

Chemicals mouthwash used to treat periodontal disease contain alcohol which

has the side effect of xerostomia and permanent discoloration of the teeth if used of

the long-term, so it is advisable to use herbal medicine. Indonesia is rich source of

traditional medicine (herbal) one of them is cocoa (Theobroma cacao L) that

potential as natural antioxidants and antimicrobials. The purpose of this study was to

know the effect of 3% cacao bean husk extract (Theobroma cacao L) as a

mouthwash against plaque accumulation. This research is a pre-posttest control group

design study with a double blind study. A total of 40 people FKG USU student class

of 2011 randomly selected according inclusion and exclusion criteria and were

divided into two groups randomized treatment group using a mouthwash cacao bean

husk extract and the control group using a placebo mouthwash. Both groups were

instructed to use the mouthwash two times a day for 7 days. Measurements is done by

using Loe and Silness plaque index and examined on days 0, 1 and 7. Data analysis is

using a computerized program with anova repeated test and unpaired t test. The

(5)

placebo mouthwash start on day 1. Cacao bean husk extract concentration 3% as a

mouthwash can decrease plaque accumulation compared with placebo mouthwash

because there is a statistically significant difference (p <0.05) on days 1 and 7.

Keywords: cacao bean husk extracts, mouthwash, plaque index score.

(6)

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO

(Theobroma

cacao

L

)

3% DALAM BENTUK OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SURAYYA MORIZA

NIM : 110600003

DOSEN PEMBIMBING :

IRMANSYAH RANGKUTI, drg., Ph.D

NIP.19540210 198303 1 002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

Dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 03 Juli 2015

Pembimbing : Tanda tangan

1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………

(8)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Pada tanggal 25 Juni 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………

Anggota : 1. Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ………

2. Armia Syahputra, drg. ………

Mengetahui :

KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya serta

sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran

Gigi.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua

tercinta Ayahanda Razali dan Ibunda Afridah (alm) yang telah tiada, namun

keduanya tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, mendoakan, membimbing

dan memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Kepada kedua adik tersayang Razi dan Arif, serta keluarga

dekat lainnya penulis juga berterima kasih atas segala semangat dan dukungannya

sehingga skripsi ini terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi

serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku dosen pembimbing

akademik penulis, yang telah membina dan mengarahkan penulis selama menjalani

perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.

3. Drs. Awaluddin Saragih selaku ketua Laboratorium Obat Tradisional

Fakultas Farmasi USU yang turut meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam

(10)

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah memberikan ilmunya yang

bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Sahabat-sahabat tersayang macho grup : Vinda Anggela Dewi, Surtiva M

Pulungan, Novita Eka Putri Butar-Butar, Fajar Fitriah Lestari, Laidini Ayu Siregar,

Rizqa Ayunda, dan juga teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan

satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan kepada

penulis.

6. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia: Restu, Annysa,

Dwi, Fellicia, Diah Okty, Febrina, Felix, Robert, Sona, Lisna, Dziah, Elang, Julia,

Xinyi, Intan, Eka, Michelle, dan Anushiya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena masih terdapat keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kedepannya.

Semoga hasil karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang

berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat dan diridhoi oleh Allah

SWT.

Medan, 25 Juni 2015

Penulis,

(Surayya Moriza)

(11)
(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...

HALAMAN PERSETUJUAN………

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

(13)

2.5 Kerangka Konsep………... 12

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN……… 13

3.1 Jenis Penelitian………... 13

BAB 4 HASIL PENELITIAN………... 27

BAB 5 PEMBAHASAN……… 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 34

6.1 Kesimpulan………. 34

6.2 Saran……… 34

Daftar Pustaka………. 35

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Theobroma cacao L………... 7

2. Kulit buah kakao... ……… 8

3. Pemisahan biji dan kulit buah kakao..………..…... 19

4. Kulit buah kakao dipotong kecil-kecil.…...……… 19

5. Kulit buah kakao dikeringkan...………… 19

6. Kulit buah kakao yang telah dihaluskan.……….... 20

7. Proses maserasi ekstrak...………... 20

8. Proses penyaringan hasil maserasi...………... 21

9. Ekstrak kental setelah diuapkan…...………... 21

10. CMC ditimbang...……… 22

11. CMC ditaburkan dalam akuades...……….. 22

12. Larutan di-mixer...……… 22

13. Ekstrak ditimbang...………...… 23

14. Sorbitol ditakar... 23

15. Obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol……… 23

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria skor indeks plak Loe and silness...…. 16

2. Data demografis kelompok perlakuan dan kelompok kontrol... 27

3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU Angkatan

2011 pada kelompok perlakuan dan kontrol hari ke-0, hari ke-1,

dan hari ke-7...………. 28

4. Data perbandingan rerata indeks plak pada kelompok perlakuan

hari ke-0, hari ke-1, dan hari ke7……... 29

5. Data perbandingan rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari

ke-0, hari ke-1, dan hari ke7……… 30

6. Perbedaan rerata indeks plak pada kelompok perlakuan dan

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Farmasi USU

3. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian

4. Kuesioner

5. Lembar persetujuan setelah penjelasan

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan kesehatan gigi sampai saat ini masih kurang mendapatkan

perhatian bagi sebagian besar masyarakat, sehingga sangat memungkinkan

masyarakat menderita gangguan gigi dalam kondisi yang cukup parah.1 Penyakit gigi

terbanyak adalah karies dan penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan

penyakit gigi dan mulut tertinggi kedua setelah karies yang banyak diderita oleh

penduduk Indonesia.2 Oleh karena itu, pencegahan karies dan penyakit periodontal

didasarkan pada pengendalian plak, yaitu berupa kontrol plak. Kontrol plak adalah

tindakan menghilangkan dan mencegah plak terbentuk pada gigi dan permukaan

gingiva yang berdekatan. Kontrol plak yang efektif adalah dasar dari pencegahan dan

perawatan pada semua kondisi inflamasi pada jaringan periodontal.3 Kontrol plak

dapat dilakukan dengan cara mekanis dan khemis. Kontrol plak secara mekanis dapat

berupa menyikat gigi dan pembersihan daerah interdental, sedangkan secara kemis

dapat berupa penggunaan pasta gigi dan obat kumur.4,5

Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional (herbal) yang telah

digunakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia secara turun temurun.6 Banyak

penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang semuanya

bertujuan untuk menghasilkan obat-obatan dalam upaya mendukung program

pelayanan kesehatan gigi, khususnya untuk mencegah dan mengatasi penyakit gigi

dan mulut.7 Salah satu cara pencegahannya secara kimiawi adalah penggunaan obat

kumur yang mengandung bahan alam. Selama ini, obat kumur bahan kimia yang

digunakan untuk mengobati penyakit periodontal yang mengandung alkohol memiliki

efek samping serostomia dan perubahan warna gigi yang permanen jika pemakaian

pada jangka panjang, sehingga lebih dianjurkan menggunakan obat herbal.8 Salah

satu tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba alami

(18)

dihasilkan dalam industri coklat, yang diketahui mempunyai kandungan polifenol

yang tinggi. Kulit buah kakao telah terbukti mengandung zat anti kariostatik dan zat

antibakteri lainnya.10,11 Kulit buah kakao mengandung senyawa campuran flavonoid

atau tanin terkondensasi atau terpolimerasi seperti antosianidin, katekin, quinon,

leukoantosianidin yang kadang-kadang terikat dengan glukosa.2,9 Senyawa-senyawa

bioaktif tersebut diketahui memiliki sifat antibakteri, sehingga dengan adanya

kandungan zat-zat tersebut maka sangat potensial untuk dimanfaatkan bagi kesehatan

rongga mulut karena memiliki peran sebagai antibakteri.12 Penelitian sebelumnya dari

Matsumoto dkk, telah melakukan penelitian mengenai ekstrak kulit buah kakao pada

tikus yang terinfeksi Streptococcus mutans yang mengalami penurunan karies dan terjadinya pengurangan akumulasi plak dengan konsentrasi hambat minimum 1,0

mg/ml.12,13,14 Namun, pada penelitian tersebut tidak ditentukan nilai kadar bunuh

minimum (KBM) dari ekstrak kulit buah. Beberapa hasil penelitian lain mengenai

efektivitas ekstrak bahan herbal terhadap Streptococcus mutans dapat diestimasikan bahwa KBM suatu ekstrak herbal berkisar 2-4 kali lipat dari kadar hambat minimum

(KHM) ekstrak tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini konsentrasi ekstrak

kulit buah kakao yang digunakan yaitu 3%.

Berdasarkan penelitian Sartini tahun 2007 juga menunjukkan bahwa ekstrak

kulit buah kakao dapat menghambat pertumbuhan bakteri Sthaphylococcus aureus

dan Streptococcus mutans dengan tingkat konsentrasi yang berbeda.9 Kulit buah kakao hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian besar masih

merupakan limbah perkebunan. Hal ini akan menimbulkan masalah ketika produksi

cokelat terus meningkat karena limbah kulit buah kakao juga akan semakin

meningkat. Maka dibutuhkan inovasi baru yang dapat memaksimalkan pengolahan

kulit buah kakao.15

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

pengaruh ekstrak kulit buah kakao 3% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut timbul permasalahan bagaimana pengaruh obat

kumur ekstrak kulit buah kakao 3% terhadap akumuasi plak?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan pengaruh ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) konsentrasi 3% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% terhadap penurunan

akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh obat kumur

ekstrak kulit buah kakao terhadap akumulasi plak. Selain itu dapat memotivasi

masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan rongga mulut menggunakan obat

kumur herbal.

2. Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai pengaruh obat kumur

ekstrak kulit buah kakao terhadap akumulasi plak di masyarakat. Hasil penelitian

dapat digunakan untuk melakukan penyuluhan mengenai obat kumur dan pencegahan

penyakit periodontal pada masyarakat.

3. Manfaat untuk peneliti

Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah wawasan

dalam menganalisis obat kumur ekstrak kulit buah kakao terutama yang

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 1978, plak dental dapat didefinisikan sebagai hasil dari kolonisasi dan pertumbuhan mikroorganisme di

permukaan gigi yang terdiri dari berbagai macam spesies mikoba dan bahan lainnya

yang terdapat dalam matriks ekstra selular. Plak dental adalah deposit lunak yang

membentuk biofilm yang menempel pada permukaan gigi atau permukaan keras

lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat.16

2.1.1 Struktur dan komposisi plak dental

Plak dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu plak supragingiva dan plak

subgingiva. Plak supragingiva berada pada dan di atas dento-gingiva junction dan terdapat juga pada sepertiga gingiva dari mahkota gigi, daerah interpoksimal, pit dan

fissur dan pada permukaan kasar lainnya. Plak subgingiva berada dibawah dento-gingiva junction. 17

Komposisi utama plak dental adalah mikroorganisme. Sekitar 2 x 108 bakteri

terdapat dalam 1 mg plak dental. Lebih dari 500 spesies bakteri yang berbeda

dijumpai di dalam plak. Mikroorganisme non bakteri yang dijumpai didalam plak

adalah spesies mikoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut

terdapat diantara matriks interseluler, yang juga mengandung sedikit sel jaringan

seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit. Matriks interseluler diperkirakan sekitar

25% dari massa plak terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari

saliva, cairan sulkular dan produk bakteri. 16

2.1.2 Mekanisme terbentuknya plak dental

(21)

1. Pembentukan pelikel

Pelikel adalah selapis tipis protein saliva yang melekat pada permukaan gigi

setelah beberapa menit menyikat gigi. Pelikel terdiri dari berbagai glikoprotein saliva

yang berasal dari saliva, cairan sulkular, bakteri, dan jaringan sel induk. Pelikel

meningkatkan efesiensi perlekatan bakteri pada permukaan gigi.

2. Kolonisasi awal pada permukaan gigi

Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel

didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram-positif, seperti Actinomyces viscosus

dan Streptoccus sanguis. Pengkolonian awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.

Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental.Massa plak kemudian

mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat,

maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Pada perkembangannya terjadi

perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dan lingkungan awal yang aerob

dengan spesies bakteri fakultatif gram-positif menjadi lingkungan yang sangat miskin

oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.

3. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak

Pada kolonisasi sekunder dan pematangan plak, interaksi yang menimbulkan

perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara

Fusobacterium nucleatum dengan Streptococcus sanguis, Prevotella loeschei dengan

Actinomyces viscosus, dan Capnocytophaga ochacea dengan Actinomyces viscosus. Pada stadium akhir pembentukan plak yang dominan adalah koagregasi diantara

spesies gram-negatif, misalnya koagregasi Fusobacterium nucleatum dengan

Porphyromonas gingivalis.

2.1.3 Kontrol plak

Kontrol plak adalah menghilangkan dan mencegah akumulasi plak dan deposit

lunak (materi alba dan debris makanan) pada gigi dan permukaan gingiva yang

berdekatan.4 Kontrol plak juga menghambat terbentuknya kalkulus, dapat

(22)

menyebabkan kekambuhan peradangan. Jadi kontrol plak adalah cara efektif untuk

perawatan dan pencegahan gingivitis dan merupakan bagian yang penting dari semua

prosedur dalam perawatan dan pencegahan periodontitis.5

Pada saat ini kontrol plak yang paling banyak dilakukan adalah secara mekanik,

yaitu dengan menggunakan sikat gigi, obat kumur dan alat bantu yang lain seperti

sikat gigi interdental dan alat irigasi oral yang dilakukan sendiri oleh pasien di rumah,

maupun skeling dan penyerutan akar yang dilakukan dokter gigi. Selain itu kontrol

plak juga dilakukan secara kimiawi, antara lain dengan bahan antimikroba.5

2.2 Obat Kumur

Berkumur merupakan salah satu metode dalam cara membersihkan gigi dan mulut

dan sering dilakukan setelah menyikat gigi.3 Asadoorian melaporkan bahwa

penggunaan obat kumur disukai oleh masyarakat karena penggunaannya yang mudah

dan dapat menyegarkan nafas.18 Obat kumur merupakan larutan yang mengandung

bahan antimikroba dan beberapa diantaranya dapat membantu menghambat

pertumbuhan plak supra gingiva dan gingivitis.19 Sebagian besar individu, memiliki

keadaan rongga mulut yang berbeda-beda, sehingga kontrol plak tidak bekerja

optimal dalam menjaga kesehatan gingival15 Obat kumur sangat bermanfaat untuk

pasien yang cacat fisik atau kurang termotivasi sehingga sulit atau tidak optimal

dalam menghilangkan plak dengan baik. Berdasarkan bahan aktifnya, obat kumur

dapat di kelompok atas : (1).Bisguanida, (2) Campuran fenol (3) Ammonia kuarternari (4) Germisida (5) Bahan Oksigenase (6) Ekstrak Herbal dan (7)

Halogen.5,18. Pada penelitian ini, obat kumur ekstrak kulit buah kakao termasuk dalam kelompok obat kumur ekstrak herbal.

2.3 Kakao (Theobroma cacao L)

Kakao (Theobroma cacao L.) adalah anggota dari bromeliaceae yang berasal dari hutan di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Dua subspesies yang ditanam

(23)

dari kulit buah, pulp, keping biji dan plasenta. Buah kakao terdiri dari 75% kulit buah, 3% plasenta, 22% biji.21 Kakao merupakan tanaman pangan diketahui kaya

akan senyawa-senyawa bioaktif, terutama polifenol, yang mempunyai khasiat sebagai

antioksidan dan antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen dan bakteri

kariogenik.8 Kakao juga mempunyai kapasitas antioksidan lebih tinggi dibanding teh

dan anggur merah.9

Gambar 1. Theobroma cacao L22

2.3.1 Taksonomi kakao

Kakao merupakan satu-satunya diantara 22 jenis marga Theobroma, suku

Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah sebagai berikut :22

Devisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Malvales

Suku : Sterculiaceace

Jenis : Theobroma cacao L

2.3.2 Struktur kulit buah kakao

Kulit buah kakao merupakan bagian terbesar dari buah kakao.21 Warna kulit

buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya ada dua macam yaitu : buah

(24)

yang berwarna merah setelah masak menjadi oranye. Kulit buah memiliki 10 alur

dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling.22

Gambar 2. Kulit buah kakao23

2.3.3 Kandungan kulit buah kakao

Berat kulit buah kakao kurang lebih 75% dari berat buah masak secara

keseluruhan.21,24 Kulit buah kakao merupakan limbah dalam industri cokelat yang

diketahui mengandung sejumlah besar polifenol dan serat makanan, seperti selulosa,

pektin dan lignin.20 Kulit buah kakao mempunyai komposisi kimia yang cukup

kompleks. Salah satu senyawa kimia yang bersifat antimikroba yang dikandungnya

adalah polifenol, kadar total polifenol kulit buah kakao 12,6%.21,25 Termasuk dalam

senyawa polifenol yaitu tanin, pektin, flavonoid dan epikatekin 8,15 Kandungan

senyawa aktif polifenol yang terdapat pada kulit kakao memiliki peran sebagai

antimikroba, antivirus dan antioksidan.24 Kulit buah kakao diketahui juga

mengandung senyawa aktif alkaloid yang juga memiliki sifat antimikroba yaitu

theobromin (3,7-dimethylxantine ) sebesar 0,4% .25 Komposisi kimia lainnya yaitu air 12,98%, total N 32,52%, protein 9,65%, lemak 0,15% dan serat kasar 33,9%.21 Kulit

buah kakao diketahui juga mengandung unsur Kalsium, Fosfor dan Kalium.26

2.3.4 Peranan ekstrak kulit buah kakao sebagai antibakteri

Daya hambat ekstrak kulit buah kakao terhadap bakteri dapat disebabkan oleh

kandungan antibakteri dalam ekstrak kulit kakao serta karakteristik bakteri itu

sendiri.15 Penelitian Verikates B dkk, menyatakan bahwa terjadi penurunan bakteri

(25)

kakao.11 Pada ekstrak kulit buah kakao terkandung senyawa bioaktif yang bersifat

antibakteri, yaitu alkaloid dan polifenol yang mampu menghambat pertumbuhan

bakteri.15 Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik yang memiliki atom atom

nitrogen dan bersifat basa ( alkali ) dan dapat menyebabkan koogulasi protein sel

bakteri, sehingga menyebabkan penghambatan pertumbuhan bakteri. Koagulasi

protein akan mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri yang

menyebabkan lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh, sehingga menyebabkan

kematian sel bakteri.26

Flavonoid pada ekstrak kulit buah kakao termasuk golongan senyawa fenolik

yang mempunyai ikatan glikosida.26 Flavonoid dalam aktivitas antibakteri, memiliki

berbagai mekanisme diantaranya menghambat sintesis asam nukleat, menghambat

fungsi membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi bakteri. Pada

proses penghambatan sintesis asam nukleat, cincin β flavonoid berperan pada ikatan

hidrogen dengan beberapa basis asam nukleat dan ikatan ini nantinya mampu

menghambat sintesis DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). Aktivitas antibakteri dengan menghambat fungsi membran sitoplasma dapat

dilakukan dengan menurunkan permeabilitas membran dinding sel bakteri, namun

flavonoid dengan variasi yang lain dapat menghambat fungsi membran sitoplasma

hingga mengakibatkan kematian bakteri. Aktivitas perusakan membran dapat diawali

dengan mengganggu lipid bilayer dengan menembus secara langsung ke lapisannya dan merusak fungsi barrier. Hal ini menyebabkan fusi membran yang menyebabkan kebocoran material intramembaran dan agregasi. Penghambatan energi metabolisme

bakteri dilakukan dengan penghambatan sintesis makromolekul. Penghambatan

energi metabolisme terkait dengan aktivitas DNA, RNA, dinding sel dan sintesis

protein.15,22,24

Penelitian Azila mengatakan bahwa tanin pada kakao adalah salah satu bahan

aktif yang mengganggu dinding sel bakteri dan dapat menghambat pembentukan

plak. Tanin pada kakao juga dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans.27 Tanin bersifat antibakteri dengan adanya gugus pirogalol dan gugus galoil yang

(26)

sel bakteri dan mengkoagulasinya. Senyawa fenol dapat menurunkan tegangan

permukaan yang menyebabkan kenaikan dari permeabilitas membran sel, sehingga

air dapat masuk ke dalam sel yang menyebabkan sel pecah dan mengalami kematian.

Tanin yang terkondensasi akan berikatan dengan dinding sel bakteri memiliki efek

toksik dan mencegah pertumbuhan serta melakukan aktivitas protease kepada

bakteri.15

Selain mengandung tanin ekstrak kulit buah kakao juga mengandung pektin.

Aktivitas antibakteri pektin dilakukan dalam tingkat selular, molekul, dan ikatan

kimia. Pektin mampu menurunkan proses proteolisis dari bakteri. Proses proteolisis

merupakan proses pemecahan asam amino yang dapat menghasilkan energi bagi

bakteri. Namun dengan adanya pektin, pektin mampu menurunkan proses proteolisis

dari bakteri, sehingga bakteri kekurangan energi dan proses metabolisme bakteri tidak

berjalan dengan lancar. Bahkan jika hal ini terjadi terus menerus akan menonaktifkan

sel bakteri, menganggu proses pertumbuhan, bahkan dapat mematikan bakteri.15

Penelitian Srikanth dkk, menunjukkan bahwa kulit buah kakao dapat

mengurangi jumlah bakteri Streptococcus mutans dan deposisi plak. Hal ini dikarenakan kulit buah kakao mempunyai komponen aktif yang bersifat antibakteri

yaitu epikatekin yang merupakan subgrup dari polifenol berfungsi menghambat GTF

(Glikosiltransferase) dan berfungsi sebagai bakterisidal. Efek polifenol terhadap

kesehatan rongga mulut dapat menurunkan karies dan menguatkan jaringan keras

gigi. Kandungan fenol yang terkandung dapat merusak dinding bakteri sedangkan

kandungan epikatekin dapat menghambat pembentukan glikan dari sukrosa dan

menghambat perlekatan Streptococcus mutans pada pelikel gigi.14 Banyaknya kandungan senyawa aktif dalam ekstrak kulit buah kakao menyebabkan senyawa

(27)

2.5 Kerangka Teori

Kulit buah kakao (Theobroma cacao)

Senyawa zat aktif

alkaloid

Tanin Pektin Flavonoid

(28)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas :

Obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3 %

Variabel Terikat :

Indeks plak Loe dan Silness

Variabel Terkendali :

1. Volume obat kumur 2. Lama penggunaan obat

kumur

3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

Variabel tak terkendali :

(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental ulang atau

pre-posttest control group design.28 Rancangan penelitian ini subjek dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok yang tidak diberi

perlakuan.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun peneliti tidak

mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok

perlakuan.

Perlakuan : H0  X  H1  X  X  X  X X X  H2 Kontrol : H0 Y  H1 Y  Y Y  Y  Y Y H2 Keterangan :

X : Obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3%

Y : Plasebo

H0 : Pengukuran indeks plak hari ke-0 sebelum perlakuan

H1 : Pengukuran indeks plak hari ke-1 setelah perlakuan

H2 : Pengukuran indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat penelitian

Proses pembuatan obat kumur dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Instalasi

(30)

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Mei sampai dengan 06 Juni 2015.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi pada penelitian adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara angkatan 2011.

3.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini dilakukan secara purposive random sampling dipilih dari mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan angkatan 2011 yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi:

 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang berstatus aktif

 Memiliki jumlah gigi minimal 20 gigi

 Koperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani

informed consent

 Kriteria indeks plak kategori baik-sedang ( 0 - 1,9)

Kriteria Eksklusi:

 Memakai pesawat ortodonti cekat atau lepasan

 Memakai gigi tiruan

Crowded berat

 Dijumpai kelainan periodontal

 Terdapat karies interproksimal

 Sedang menggunakan obat kumur lainnya

 Mengkonsumsi antibiotik sejak 3 bulan sebelum pemeriksaan

(31)

3.4.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini,

dihitung menggunakan rumus Federer seperti berikut:

Keterangan:

n = besar sampel

r = jumlah kelompok

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun untuk

mencegah terjadinya bias selama penelitian, ditetapkan sampel sebanyak 20 orang.

Sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang yaitu 20 orang pada

kelompok perlakuan dan 20 orang pada kelompok kontrol.

3.5 Variabel-Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas :

Obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3%

3.5.2 Variabel Terikat :

Penurunan indeks plak Loe dan Silness.

3.5.3 Variabel Terkendali :

1. Volume obat kumur

2. Lama penggunaan obat kumur

3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi (n-1) (r-1) ≥ 15

(n-1) (2-1) ≥ 15

n-1 ≥ 15

(32)

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali :

1. Diet.

2. Metode menyikat gigi.

3.6 Definisi Operasional

1. Obat kumur ekstrak kulit buah kakao

Obat kumur ekstrak kulit buah kakao adalah sediaan obat kumur yang

mengandung 3% ekstrak kulit buah kakao, sorbitol, peppermint, aquades dan carboxy methyl cellulose (CMC). Sediaan dibuat di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Indeks Plak

Indeks plak adalah indeks untuk mengukur tingkat akumulasi plak gigi dengan

menggunakan indeks plak Loe dan Silness. Indeks ini dapat melibatkan keseluruhan

gigi atau hanya beberapa gigi. Pengukuran yang dilakukan melibatkan empat

permukaan gigi yaitu distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral.

Tabel 1. Kriteria skor indeks plak Löe and Silness29

Skor Kriteria

0 Tidak terdapat plak pada area gingiva

1 Plak tidak terlihat dengan mata telanjang, tetapi terlihat dengan

menggunakan prob yang digerakkan pada permukaan gigi

2 Terdapat lapisan plak yang tipis hingga sedang pada area gingiva,

dan dapat dilihat dengan mata telanjang

3 Terdapat akumulasi deposit lunak dalam jumlah banyak pada poket

gingival, permukaan gigi, dan atau pada margin gingiva

Skor plak untuk satu gigi = Jumlah seluruh skor dari empat permukaan gigi

(33)

Skor plak untuk keseluruhan gigi = Jumlah seluruh skor gigi

Jumlah gigi yang diperiksa

Kriteria penilaian indeks plak Löe dan Silness adalah:

 Baik : 0 - 0.9

 Sedang : 1 - 1.9

 Buruk : 2 - 3

3.7 Alat dan Bahan

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan kulit buah kakao adalah :

1. Timbangan

Alat yang digunakan dalam peracikan obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3%

(34)

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah:

1. Kaca mulut

2. Piset

3. Sonde

4. Probe

5. Kapas

6. Sarung tangan

7. Masker.

8. Gelas ukur

9. Kertas tissu

10. Alat tulis

11. Lembar pemeriksaan

3.7.2 Bahan

1. Ekstrak kulit buah kakao 3%

2. Akuades

3. CMC (Carboxy menthyl cellulose). 4. Etanol 70%

5. Sorbitol

6. Peppermint 1% 7. Pewarna makanan

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Prosedur Ekstraksi

1. Buah kakao yang sudah masak diseleksi, dicuci bersih, kulit buah kakao

(35)

Gambar 3. Pemisahan biji dan kulit buah kakao

2. Kulit buah kakao dipotong kecil-kecil, dan ditimbang berat basahnya

Gambar 4. Kulit buah kakao dipotong kecil-kecil

3. Kulit buah kakao dikeringkan di dalam lemari pengering selama beberapa

hari dengan suhu 400C hingga kering

(36)

4. Kulit buah kakao yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan

dengan blender, diayak sehingga di dapat serbuknya

Gambar 6. Kulit buah kakao yang telah dihaluskan

5. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi. Maserasi pertama dilakukan dengan

mencampurkan 600 gram serbuk kulit buah kakao dengan 3600 ml etanol 70%

dihomogenkan dan diletakkan di dalam wadah tertutup dan dibiarkan selama 5x24

jam kemudian disaring.

Gambar 7. Proses maserasi ekstrak

6. Maserasi kedua dilakukan pada ampas hasil saringan maserasi pertama

dengan 3600 ml pelarut etanol 70% selama 3x24 jam kemudian disaring.

7. Maserasi ketiga dilakukan dengan ampas kedua dengan 2400 ml pelarut

etanol 70% selama 24 jam dan disaring.

(37)

Gambar 8. Proses penyaringan hasil maserasi

9. Ekstrak cair lalu di uapkan etanolnya dengan menggunakan vacuum rotavapor pada suhu 500 C sehingga didapat ekstrak kental

10. Ekstrak dimasukkan dalam botol dan disimpan dalam kulkas.

Gambar 9. Ekstrak kental

3.8.2 Peracikan Obat Kumur

a. Peracikan Obat kumur ekstrak kulit kakao

(38)

Gambar 10. CMC ditimbang

Gambar 11. CMC ditaburkan dalam akuades

2. Larutan di-mixer hingga homogen.

Gambar 12. Larutan di-mixer

(39)

Gambar 13. Ekstrak ditimbang

4. Tambahkan 150 cc sorbitol ke dalam larutan

Gambar 14. Sorbitol ditakar

5. Tambahkan akuades hingga larutan menjadi 1000 cc, aduk larutan

menggunakan mixer.

6. Tambahkan peppermint 10 tetes dan aduk kembali. Kemudian masukan larutan obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol.

(40)

b. Peracikan Obat kumur plasebo

1. Panaskan 200 cc aquadest lalu tambahkan CMC 0,3%, lalu diaduk dengan

menggunakan mixer, tambahkan sorbitol 150 cc dan 10 tetes peppermint.

2. Setelah selesai, lalu tambahkan pewarna sewarna dengan larutan obat kumur

ekstrak kulit buah kakao.

3. Hasilnya dimasukkan ke dalam botol.

6.8.3 Prosedur Pemeriksaan

1. Pemeriksaan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner dan

pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai

kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur

penelitian dan diminta untuk mengisi lembar informed consent.

3. Pada hari ke-0 (sebelum perlakuan), subjek penelitian dilakukan

pemeriksaan indeks plak awal dengan menggunakan indeks plak Loe and Silness.

Subjek yang dipilih sebelumnya telah diintruksikan untuk menyikat gigi setelah

makan.

4. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

5. Kemudian setiap subjek dari kelompok perlakuan masing-masing diberikan

sikat gigi, pasta gigi, dan 1 botol obat kumur ekstrak kulit buah kakao. Sedangkan

setiap subjek dari kelompok kontrol masing-masing diberikan sikat gigi, pasta gigi,

dan 1 botol obat kumur plasebo.

6. Subjek penelitian diinstruksikan untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan

dan malam hari sebelum tidur, lalu berkumur dengan obat kumur yang diberikan

sebanyak 15 cc selama 30 detik.

7. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan pemeriksaan skor

plak pada hari ke-1 dan ke-7 (setelah perlakuan) dengan menggunakan indeks plak

Loe and Silness di Instalasi Periodonsia FKG USU.

(41)

3.9 Skema dan alur penelitian

Populasi

Sampel

-Simple random sampling

-Kriteria inklusi dan eksklusi

Kelompok kontrol

Ethical clearance

Informed Consent

Pemeriksaan skor plak pada hari ke-0 (sebelum perlakuan)

Pemeriksaan skor plak pada hari ke-1 dan ke-7 (setelah perlakuan) dengan indeks plak Loe and Silness.

Analisis data

Kelompok perlakuan

Pemberian sikat gigi dan pasta gigi kepada sampel, kelompok perlakuan diberikan obat kumur ekstrak kulit buah kakao dan kelompok kontrol diberikan obat kumur plasebo

(42)

3.10 Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Pengolahan data

Pengolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program

komputerisasi.

3.10.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi. Untuk

melihat perbandingan penurunan akumulasi plak pada hari ke-0, ke-1 dan hari ke-7

pemakaian obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% dan obat kumur plasebo dengan

menggunakan uji ANOVA repeated. Sedangkan untuk melihat perbedaan penurunan akumulasi plak antara obat kumur ekstrak kulit buah kakao 3% dan obat kumur

(43)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Obat kumur Ekstrak kulit buah kakao terhadap akumulasi plak diujikan kepada

40 orang mahasiswa FKG USU angkatan 2011 pada populasi 205 orang yang telah

dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dibagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol

sebanyak 20 orang. Penelitian ini selama satu minggu dan dilakukan pemeriksaan

pada saat sebelum perlakuan (hari ke-0) dan pada saat sesudah perlakuan (pada hari

ke-1 dan ke-7) pada subjek penelitian. Selama penelitian berlangsung, tidak ada

subjek penelitian yang melaporkan terjadinya komplikasi dari pemakaian obat kumur

ekstrak kulit buah kakao. Data-data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan dalam

tabel berikut:

Tabel 2. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Variabel Kelompok

Pengamatan Jumlah Persentase

Umur a. 20 tahun

(44)

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan data demografi kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Subjek penelitian yang berusia 20 tahun sebanyak 10 orang (25%),

21 tahun sebanyak 16 orang (40%) dan berusia 22 tahun sebanyak 14 orang (35%).

Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian yang paling banyak adalah perempuan

yaitu sebanyak 38 orang (95%), sedangkan laki-laki sebanyak 2 orang (5%).

Berdasarkan frekuensi menyikat gigi dalam satu hari, sebanyak 36 orang (90%)

menyikat gigi 2 kali sehari dan 4 orang (10%) menyikat gigi lebih dari 2 kali sehari.

Tabel 3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU angkatan 2011 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-0, hari ke-1 dan hari ke-7.

Hari

Kelompok perlakuan Kelompok kontrol

N Rerata indeks plak ± SD N Rerata indeks plak ± SD

0 20 0.741 ± 0.186 20 0.718 ± 0.107

1 20 0.474 ± 0.119 20 0.603 ± 0.108

7 20 0.218 ± 0.076 20 0.768 ± 0.102

Keterangan : Uji anova ; p< 0.05

Tabel 3 menunjukkan penurunan skor indeks plak pada kelompok perlakuan

mulai dari hari ke-1 sampai hari ke-7. Berdasarkan rerata dan standar deviasi skor

indeks plak pada kelompok perlakuan pada hari ke-0 dan ke-1, rerata skor indeks plak

0.741 ± 0.186 menjadi 0.474 ± 0.119 dengan penurunan sebesar 0.267. Kemudian

pada hari ke-7 perlakuan, rerata skor indeks plak menjadi 0.218 ± 0.076 dengan

penurunan sebesar 0.256.

Pada kelompok kontrol terjadi penurunan skor indeks plak pada hari ke-1,

namun terjadi peningkatan skor indeks plak pada hari ke-7. Berdasarkan rerata skor

indeks plak dan standar deviasi sebelum perlakuan sebesar 0.718 ± 0.107. Hari

pertama, rerata skor indeks plak dan standar deviasi menjadi 0.603 ± 0.108 dengan

penurunan sebesar 0.115. Hari ke-7 rerata skor indeks plak dan standar deviasi

(45)

Gambar 16. Grafik rerata indeks plak pada kelompok perlakuan (obat kumur ekstrak kulit buah kakao) dan kelompok kontrol (plasebo) pada hari ke-0, ke-1 dan ke-7

Gambar 16 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Grafik tersebut terlihat penurunan rerata

skor indeks plak pada kelompok perlakuan dari hari ke-1 hingga ke-7 pada

pemakaian obat kumur ekstrak kulit buah kakao. Kelompok kontrol terlihat

penurunan rerata indeks plak pada hari ke-1 namun terjadi kenaikan skor indeks plak

pada hari ke-7.

Keterangan: Uji LSD ; p<0,05

(46)

Tabel 4 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05)

terjadi antara hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-7, dan hari ke-1 dan hari

ke-7.

Tabel 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, ke-1 dan ke-7.

Perbandingan P (Sig.)

Hari ke-0 dan hari ke-1 0.000*

Hari ke-0 dan hari ke-7 0.005*

Hari ke-1 dan hari ke-7 0.000*

Keterangan : Uji LSD ; p<0,05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05)

Tabel 5 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0.05)

antara skor indeks plak pada hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan ke-7 dan hari ke-1

dan ke-7.

Tabel 6. Perbedaan rerata indeks plak kelompok perlakuan dan kontrol

Selisih Kelompok N Rerata Indeks plak setelah perlakuan ±

SD P (sig)

Keterangan: Uji t-tidak berpasangan ; p<0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 6 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0.05)

terhadap rerata skor indeks plak antara hari 0 dan hari 1, hari 0 dan hari

(47)

BAB 5

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa obat kumur

ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) 3% berpengaruh dalam menurunkan akumulasi plak pada hari ke-1 dan ke-7 pemakaian obat kumur. Hal ini dikarenakan

terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara kelompok perlakuan (obat

kumur ekstrak kulit buah kakao) dengan kelompok kontrol (plasebo). Berdasarkan

hasil penelitian didapatkan bahwa pada hari ke-1 dan ke-7 terjadi perbedaan rerata

skor indeks plak yang bermakna p<0,05 antara kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sartini yang menunjukkan bahwa

ekstrak kulit buah kakao dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans karena kulit buah kakao mengandung campuran flavonoid atau tanin yang memiliki sifat antibakteri.9 Matsumoto juga melakukan

penelitian terhadap ekstrak kulit buah kakao pada tikus yang terinfeksi Streptococcus mutans yang mengalami penurunan karies dan terjadi pengurangan akumulasi plak dengan konsentrasi hambat minimum 1,0 mg/ml.12

Penelitian ini menunjukkan bahwa rerata skor indeks plak pada kelompok

perlakuan obat kumur ekstrak kulit buah kakao lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok kontrol dilihat mulai dari hari ke-1 hingga ke-7 pemakaian obat kumur.

Hal ini disebabkan kandungan senyawa aktif yang terdapat pada kulit buah kakao

yaitu senyawa alkaloid dan senyawa polifenol bersifat antibakteri.25 Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah kakao dalam bentuk obat kumur berpengaruh

terhadap penurunan akumulasi plak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Srikanth tentang efektifitas obat kumur ekstrak kulit kakao pada

(48)

kakao efektif menurunkan jumlah bakteri Streptococcus mutans dan menurunkan deposisi plak.14

Penelitian ini, pada kedua kelompok yang diberikan obat kumur ekstrak kulit

buah kakao dan obat kumur plasebo, diinstruksikan berkumur sebanyak dua kali

sehari yaitu setelah menyikat gigi pagi hari dan pada malam hari sebelum tidur. Obat

kumur berfungsi sebagai antibakteri, penggunaan obat kumur dua kali sehari

dikarenakan banyak efek samping dalam rongga mulut akibat penggunaan obat

kumur yang berlebihan. Mikroorganisme yang berperan di rongga mulut memiliki

jumlah yang seimbang antara mikroorganisme patogen dan non-patogen.

Penggunaan obat kumur yang berlebihan dapat mempengaruhi komposisi flora

normal rongga mulut sehingga lebih banyak mikroorganisme non patogen yang

terbunuh oleh obat kumur dibandingkan dengan mikroorganisme patogen, akibatnya

organisme yang dulunya tidak menyebabkan kelainan di dalam rongga mulut akan

berkembang biak sehingga menyebabkan kelainan di dalam rongga mulut.19

Konsentrasi ekstrak kulit buah kakao yang terkandung dalam obat kumur pada

penelitian ini adalah sebanyak 3% atau 30 mg/ml. Ekstrak kulit buah kakao

diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 70% di Laboratorium Obat

Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Pada peracikan obat

kumur, peneliti menambahkan bahan-bahan lain seperti CMC (carbocymetyl cellulose), sorbitol, dan peppermint. Carbocymetyl cellulose digunakan sebagai suspensi untuk mencegah ekstrak mengendap atau tidak homogen pada larutan obat

kumur. Sorbitol dan peppermint untuk menambahkan rasa pada obat kumur ekstrak kulit buah kakao. Sorbitol digunakan sebagai pemanis untuk menghilangkan rasa

kurang enak dari ekstrak kulit buah kakao. Peppermint digunakan untuk menambahkan rasa segar berupa mint dalam obat kumur. Kelompok kontrol yang menggunakan obat kumur plasebo memiliki komposisi bahan yang sama dengan

kelompok perlakuan, namun tanpa penambahan ekstrak. Warna pada obat kumur

(49)

Selama penelitian berlangsung tidak ada efek samping yang terjadi pada subjek

penelitian. Namun, beberapa subjek penelitian mengeluhkan masih adanya rasa pahit

(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah kakao

(Theobroma cacao L) 3% dalam bentuk obat kumur berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari.

2. Obat kumur ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) 3% terbukti berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak dibandingkan dengan obat kumur

plasebo karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) pada hari

ke-1 dan ke-7.

6.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti obat kumur ekstrak

tanaman kakao dari unsur lain seperti daun, biji atau batangnya.

2. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan jumlah subjek yang

lebih homogen untuk lebih mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah

kakao

3. Penelitian lanjutan diperlukan untuk meneliti efek jangka panjang dari

penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao sehingga dapat lebih dikembangkan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sundoro EH. Konsep baru perawatan karies. 2004. Fakultas kedokteran gigi

Universitas Indonesia.

2. Maulida N, Diah, Isnadia. Potensi flavonoid yang terkandung dalam propolis

lebah sebagai terapi periodontitis agresif. Maj. BIMKGI 2012; 1(1): 32.

3. Nirmaladewi A., Handajani J., Tandelilin R., 2011, Status Saliva Dan

Gingivitis Pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur Epigalocatechingallate

(EGCG) Dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis), Thesis, Bagian biologi

Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada.

4. Perry DA. Plaque Control. In: Carranza FA. Glickman’s Clinical

Periodontology. 11th ed. Philadelphia: WB Sounders Company, 2006: 97-100,

261-3, 651-2.

5. Diah. Kontrol plak kemikal dalam pencegahan gingivitis dan periodontitis. J

Periodontic 2010; 1(2): 1-5.

6. Jati RI, Manitis AV. Efektifitas antibakteri ekstrak daun pepaya (Carica papaya) terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis. Maj BIMKGI 2013; 1(2): 25.

7. Sabir A. Aktivitas antibakteri flavonoid propolis trigona sp terhadap bakteri

Steptococcuc mutans (in vitro). Maj.Ked.Gigi (Dent.J) 2005; 38(3): 136. 8. Pratsetio FM, Setiawatie EM, Ulfah N. Daya antioksidan ekstrak kulit buah

kakao dengan konsentrasi 20 ppm terhadap saliva penderita periodontitis

kronis. J Periodontic 2014; 6(1): 18-21.

9. Sartini, Djide MN, Gemini Alam. 2007. Ekstraksi komponen bioaktif dari

limbah kulit buah kakao dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan dan

(52)

10. Osawa K, Miyazaki K, Shimura S, Okuda J, Matsumoto M, Ooshima T.

Identification of cariostatic substances in the cacao bean husk: Their

anti-glucosyltransferase and antibacterial activities. J Dent Res 2001; 80

11. Babu V, Vivek DK, Ambika G. Comparative evaluation of chlorheksidine

mouthrise as antimicrobial agent in children. J European of paediatric

Dentistry 2011; 12: 245-9.

12. Matsumoto M, M Tsuji, J Okuda, H Sasaki, K Nakano, K Osawa, et al.

Inhibitory effects of Cacao bean husk extract on plaque formation in vitro and

in vivo. Eur J Oral Sci 2004; 112(3): 249-50.

13. Matsumoto M, Tsuji M, Okuda J, Sasaki H, Nakano K, Osawa K, et al. Caries inhibitory activity of cacao bean husk extract in in-vitro and animal.Arch Oral

Biol 2000;45:639-45.

14. Srinkant RK, Shashikiran ND, Subba R. Chocolate mouth rinse: Effect of

plaque accumulation and mutan Streptococci counts when used by Children. J

Indian Society Pedodontics Preventive Dentistry 2008; 26(2):67-70.

15. Lutfiani NR, Setiawatie EM, Wibisono PA. Daya hambat ekstrak kulit buah

kakao terhadap pertumbuhan bakteri supragingiva. J Peridontic 2014; 6(2):

43-5.

16. Bathla S. Dental Plaque. In: Bathla S. Periodontics revisited. 1st edition. New

Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011: 65-70.

17. Chetrus V. Dental Plaque-Clasification, Formation, and Identification. Int J

Medical of Dentistry 2013; 3: 139-43.

18. Asadoorian J. Oral Rinsing: CDHA position paper on commercially available

over-the-counter oral rinsing products .CJDH 2006; 40(4): 1-3.

19. Moran JM. Home-use oral hygiene products: mouthrinses. J Periodontology

2000 2008; 48: 42-53.

20. Purnamasari DA, Munadzirah E, Yugiartono RM. Konsentrasi ekstrak biji

(53)

21. Balai Besar Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Kulit kakao pun

masih bermanfaat. 2004. <http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita

-312-kulit-buah-kakao-pun-masih-bermanfaat.html> (06 januari 2015).

22. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Panduan lengkap budi daya

kakao. Yogyakarta: AgroMedia Pustaka, 2004: 523-4.

23. Richardson Stephanie. Ghiraldelli Chocolate Festival andMousse

Recipe.2013.<http://slowplates.blogspot.com/2013/09/ghirardelli-chocolate-festival-mousse.html> (06 januari 2015).

24. Ariestanto D, Lutfan M, Furoida Y. Potensi pemanfaatan flavonoid limbah

kulit kakao sebagai bahan tambahan pembuatan permen antikariogenik. Maj

BIMKGI 2012; 1(1): 1-4.

25. Sartini. Pemanfaatan kakao sebagai sumber bahan aktif/pembantu sediaan

farmasi (obat dan Kosmetika) dan suplemen makanan. Makalah seminar

Teknologi Industri Kakao dan Hasil Perkebunan lainnya. 2013. Fakultas

Farmasi UNHAS.

26. Mulyatni AS, Budiani A, Taniwiryono D. Aktivitas antibakteri ekstrak kulit

buah kakao terhadap Escherichia coli, Bascillus subtilitis, dan

Sthaphylococcus aureus. Menara Perkebunan 2012; 80(2): 77-8.

27. Azilla AK, Azillah N. Minimum inhibitory concentration of cacao tannin gel

tooth paste on selective mouth bacteria. Malaysian Cocoa Journal 2007; 3:

47-8.

28. Budihartono. Metodologi penelitian kesehatan dengan contoh bidang ilmu

kesehatan gigi. Jakarta: EGC, 2008: 53-5.

(54)
(55)
(56)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi , saya Surayya Moriza mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan

dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya

sedang mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Kulit Buah

Kakao (Theobroma Cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur Terhadap

Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU angkatan 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sejauh mana pengaruh ekstrak

kulit buah kakao (Theobroma cacao L) konsentrasi 3% dalam obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak. Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi

masukan dan memberi informasi kepada masyarakat luas mengenai pengaruh

penggunaan obat kumur ekstrak kulit buah kakao konsentrasi 3% agar dapat

digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut secara herbal.

Penelitian ini saya lakukan dengan menggunakan kuesioner dan membagi

obat kumur kepada teman-teman. Saya akan bertanya kepada teman-teman untuk

mengisi kuesioner, kemudian saya akan melakukan pemeriksaan indeks plak lalu

akan dibagikan obat kumur, sikat gigi dan pasta gigi yang harus dipakai adik-adik

selama 7 hari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Pada penelitian ini, identitas adik-adik akan disamarkan. Hanya peneliti,

dokter pembimbing peneliti dan anggota komisi etik yang dapat melihat data tersebut.

Bila data ini dipublikasikan, kerahasiaan akan tetap dijaga. Jika selama menjalani

penelitian ini terdapat keluhan, silahkan segera diinformasikan kepada peneliti atau

bisa hubungi saya di 082368028232.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan

(57)

DEPARTEMEN PERIODONSIA NO. URUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tanggal Periksa:

___________________

Data Subjek Penelitian

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L) 3% dalam Bentuk

Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa

FKG USU angkatan 2011

Kuesioner

I. Data Responden

No Urut :

Kelompok : Kasus / Kontrol

Nama :

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : L / P

Telp. / HP :

II. Status KesehatanRonggaMulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?

a. Ya b. Tidak

(58)

a. Siang b. Malam c.Pagi dan Malam

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi?

a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari

3. Apakah Anda menyikat gigi setelah sarapan pagi?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah Anda menyikat gigi sebelum tidur malam?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda memiliki keluhan berupa gusi berdarah sewaktu menyikat gigi?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda sedang memakai piranti ortodonti?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda sedang memakai obat kumur antiseptik?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah Anda pernah mengkonsumsi antibiotik dalam waktu 3 bulan sebelum

pemeriksaan?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah Anda seorang perokok?

a. Ya b. Tidak

*Pertanyaan nomor 12, 13 dan 14 diisi oleh operator

(59)

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek :

Tanggal Pemeriksaan :

Pemeriksaan Hari Ke :

Indeks Plak :

O Dv mv V

Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27

47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

V mv Dv O

(60)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...

Alamat : ...

No telepon/ HP : ...

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan

dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Pengaruh ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L) 3 % dalam bentuk

obat kumur terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan

2011”

Secara sadar dan tanpa paksaan, maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi

subjek penelitian ini.

Medan,...2015

Yang menyetujui,

Subjek penelitian

(61)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

H0 Kontrol .143 20 .200* .923 20 .111

Kasus .181 20 .084 .944 20 .288

H1 Kontrol .152 20 .200* .949 20 .348

Kasus .160 20 .193 .950 20 .363

H7 Kontrol .134 20 .200* .928 20 .142

Kasus .206 20 .025 .918 20 .093

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

General Linear Model (Kontrol)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent

Variable

1 H0

2 H1

(62)

Mean Std. Deviation N

H0 .7186 .10788 20

H1 .6038 .10854 20

H7 .7683 .10239 20

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .855 52.887a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .145 52.887a 2.000 18.000 .000

Hotelling's Trace 5.876 52.887a 2.000 18.000 .000

Roy's Largest Root 5.876 52.887a 2.000 18.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

(63)

3 -.165* .019 .000 -.204 -.126

3 1 .050* .016 .005 .017 .083

2 .165* .019 .000 .126 .204

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

General Linear Model (Kasus)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent

Variable

1 H0

2 H1

3 H7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

H0 .7413 .18641 20

H1 .4748 .11963 20

(64)

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .929 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .071 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Hotelling's Trace 13.082 1.177E2a 2.000 18.000 .000

Roy's Largest Root 13.082 1.177E2a 2.000 18.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 .266* .027 .000 .210 .323

3 .522* .034 .000 .451 .594

2 1 -.266* .027 .000 -.323 -.210

3 .256* .021 .000 .212 .300

3 1 -.522* .034 .000 -.594 -.451

2 -.256* .021 .000 -.300 -.212

(65)

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

selisih1 Kontrol 20 -.1148 .05329 .01192

Kasus 20 -.2665 .12038 .02692

selisih2 Kontrol 20 .1645 .08333 .01863

Kasus 20 -.2560 .09405 .02103

selisih3 Kontrol 20 .0497 .07078 .01583

Kasus 20 -.5224 .15203 .03399

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

selisih1 Equal variances assumed 7.811 .008 5.152 38 .000 .15165 .02944 .09206 .21124

Equal variances not assumed 5.152 26.170 .000 .15165 .02944 .09116 .21214

selisih2 Equal variances assumed .543 .466 14.966 38 .000 .42050 .02810 .36362 .47738

Equal variances not assumed 14.966 37.457 .000 .42050 .02810 .36359 .47741

selisih3 Equal variances assumed 10.619 .002 15.258 38 .000 .57215 .03750 .49624 .64806

Gambar

Gambar
Gambar 1. Theobroma cacao L22
Gambar 2. Kulit buah kakao23
Tabel 1. Kriteria skor indeks plak Löe and Silness29
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “D” selama kehamilan trimester III dengan nyeri punggung, pada persalinan dengan persalinan spontan tidak ada

Arus kompensasi harmonisa yang dihasilkan oleh filter aktif shunt kemudian diinjeksikan kembali ke terminal masukan rectifier sehingga arus fundamental yang akan

Program ini akan membandingkan nilai inputan dengan data yang ada dalam IC, jika kondisi inputan sama dengan data maka program akan melanjutkan dengan menampilkan display

[r]

Melalui program ini alat dikendalikan dengan interface tiga buah tombol saklar tekan sebagai inputan dan tiga buah LED indikator sebagai representasi display dari tombol yang

Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama permodalan usaha dimana KJKS BMT Kelurahan sebagai pemilik modal (Shahibul Maal) menyetorkan modalnya kepada anggota, calon

Dimana cara kerja alat ini adalah apabila salah satu dari tiga tombol ditekan maka LED yang terhubung dengan tombol tersebut akan menyala, dan apabila setelah itu terjadi

Untuk mendukung proses pemecahan masalah tersebut, komputer merupakan salah satu alat yang sangat membantu dengan menggunakan bahasa pemrograman C++ yang mendekati bahasa masin di