Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
FRASE NUMERALIA BAHASA MELAYU DIALEK HAMPARAN PERAK
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN O
L E H
Nama : Lia Safrida NIM : 040702004
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA DAERAH
PROGAM STUDI BAHASA DAN SASTRA MELAYU MEDAN
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
FRASE NUMERALIA BAHASA MELAYU HAMPARAN PERAK SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN O
L E H
Nama : Lia Safrida Nim : 040702004
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Baharuddin Purba, M.Hum Drs. Warisman Sinaga,M.Hum
NIP : 131785647 NIP : 131789087
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Sastra USU untuk melengkapi salah satu syarat ujian dalam Bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Melayu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA DAERAH
PROGAM STUDI BAHASA DAN SASTRA MELAYU MEDAN
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
DISETUJUI OLEH :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA DAERAH
DEPARTEMEN SASTRA DAERAH KETUA,
NIP : 131785647
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidaya-Nya penulis diberikam kesehatan selama mengikuti
perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan
Perak” sebagai salah satu untuk memperoleh gelar serjana di Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Departemen Sastra Daerah, Program Studi Bahasa
dan Sastra Melayu.
Untuk memudahkan pemahaman isi skripsi ini, penulis membaginya
dalam 5 bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang mencakup latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan anggapan dasar.
Bab kedua adalah kajian pustaka yang mencakup kepustakaan yang relevan dan
teori yang Digunakan. Bab ketiga adalah metode penelitian yang mencakup
metode dasar, lokasi sumber data instrumen, metode pengumpulan data dan
analisis data. Bab keempat adalah pembahasan yang membicarakan tipe-tipe
frase numeralia, struktur frase numeralia, fungsi frase numeralia di dalam bahasa
Melayu dialek Hamparan Perak. Bab kelima merupakan kesimpulan dan saran,
yaitu ringkasan tentang uraian yang telah dibicarakan pada bab pembahasan.
Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini di
karenakan terbatasnya ilmu pada penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga apa
yang telah diuraikan dalam skripsi ini berguna bagi kita semua. Amin.
Medan, Maret 2009
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan pertama sekali sebagai tanda
terima kasih atas selesainya skripsi ini selain ucapan puji dan syukur kepada
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Selanjutnya, selawat
beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah mengangkat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada orang-orang
yang banyak membantu penulis, memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan
semangat maupun saran yang penulis terima dari semua pihak sehingga setiap
kesulitan yang dihadapi dapat teratasi.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra USU,
Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III serta Staf
dan Pegawai dilingkungan Fakultas Sastra USU.
2. Bapak Drs. Baharuddin Purba, M.Hum selaku Ketua Departemen Sastra
Daerah sekaligus Dosen Pembimbing I, yang telah banyak memberikan
bimbingan dan mengarahkan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
demi selesainya skripsi ini.
3. Bapak Drs. Warisman Sinaga, M.Hum selaku Sekretaris Departemen
Sastra Daerah, sekaligus Dosen Pembimbing II, yang telah banyak
membantu mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
4. Ibu Dra. Rozanna Mulyani,M.A., selaku dosen Sastra Daerah yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis sehingga
skripsi dapat terselesaikan.
5. Kepada Nenek Fatimah dan keluarga yang telah memberikan izin untuk
tinggal di rumahnya selama penulis melakukan penelitian dan
memberikan banyak informasi yang penulis butuhkan sebagai data
penelitian, juga segenap masyarakat serta informan yang telah banyak
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta sebagai orang yang teristimewa di dalam
diri penulis yang telah memberikan segalanya kepada penulis kasih
sayang, perhatian, bimbingan serta tidak pernah mengeluh dalam
membiayai pendidikan penulis. Kepada adikku tercinta yang telah
memberikan motivasi dan semangat sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
7. Sahabat-shabat dekat penulis, Rina , Eka, Mira, Bebi, Runi, Suci, Fuad,
Fauzi, Dayat, Mustafa, Citra, Kakak Stambuk 2001, 2002, Bang Dayat,
Bang Jol, Bang Frans, Bang Jan, Kakak Stambuk 2003, Kak Suri, Kak
Marta, Kak Anda, Bang Armen, Bang Tama, Bang Evan, Bang Ihsan,
Bang Eko dan adik-adik stambuk ’05, ’06, ’07, Desi, Friska, Intan, Liza,
Eka, Surya, Bobi, Fahri, Ben, dan yang namanya yang tidak penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, semangat dan
dorongan. Penulis berharap agar persahabatan kita tetap abadi.
Semoga segenap perhatian, dukungan dan dorongan serta bantuan yang
telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Sekali lagi penulis
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ……….. i
UCAPAN TERIMA KASIH ……… ii
DAFTAR ISI ………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2Perumusan Masalah ……… 3
1.3Tujuan Masalah ……….. 3
1.4Manfaat Penelitian ………. 4
1.5Anggapan Dasar ………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 5
2.1 Kepustakaan yang Relevan ………. 5
2.2 Teori yang Digunakan ………. 6
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 26
3.1 Metode Dasar ……….. 26
3.2.Lokasi Sumber Data Penelitian ……… 27
3.3 Instrumen Penelitian ……… 28
3.4 Metode Pengumpulan Data ………. 28
3.5 Metode Analisis Data ………. 30
BAB IV PEMBAHASAN ………. 32
4.1 Tipe Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak 32
4.1.1 Numeralia Pokok Tentu ………. 32
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
4.1.3 Numeralia Pokok Kolektif ………. 37
4.1.4 Numeralia Distributif ………. 40
4.1.5 Gabungan Numeralia dengan lusin, kodi, meter, liter, gram, rupiah ………. 41
4.1.6 Numeralia Pokok Taktentu ……… 42
4.1.7 Numeralia Tingkat ………. 43
4.1.8 Numeralia Pecahan ……… 44
4.2 Struktur Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak 45
4.2.1 Frase Bilangan Tunggal ………. 45
4.2.2 Frase Bilangan Jamak ……… 46
4.3 Fungsi Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak 47
4.3.1 Sebagai Induk dalam Konstruksi Atributif ……… 47
4.3.2 Sebagai Pewatas dalam Konstruksi Atributif ……… 48
4.3.3 Sebagai Predikatif dalam Konstruksi Predikatif ……….. 48
4.3.4 Sebagai Objek Frase Depan ……….. 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 50
5.1 Kesimpulan ……… 50
5.2 Saran ………. 51
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, manusia tidak terlepas
dari komunikasi dengan sesamanya dalam mengutarakan pendapat, keinginan,
dan maksud dengan menggunakan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antar
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
(Keraf,1984:1 6).
Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan universal yang mempunyai
peranan yang sangatpenting sehingga melalui bahasa dapat dilihat tinggi
rendahnya suatu bangsa. Di lain pihak ada komunikasi dilakukan dengan tulisan,
hal tersebut berarti kompetensi menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk
tulisan dan kemampuan memakai apa yang dicoba.
Jadi relevansi bahasa terhadap pemikiran manusia sangat erat sekali.
Sesuai dengan kodrat manusia maka kerangka pemikirannya tetap berkembang
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi sehingga perkembangan bahasa juga
ikut serta di dalamnya. Bukti yang nyata adalah perkembangan ilmu
pengetahuan tidak mungkin diterapkan tanpa bahasa.
Bahasa adalah alat yang dipakai untuk menyampaikan buah pikiran,
perasaan keinginan dan tindakan yang dapat dipakai untuk
Mempengaruhi orang lain. Suatu bangsa dapat diketahui baik buruk
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
dengan pribahasa Indonesia yang mengatakan bahwa “Bahasa
menunjukkan ciri suatu bangsa ”.
Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan buah
pikiran, perasaan, keinginan dan tindakan yang dapat dipakai untuk
mempengaruhi orang lain. Suatu bangsa dapat diketahui baik buruk
kepribadiannya adalah dari cara berbahasanya. Hal ini dikaitkan
dengan peribahasa Indonesia yang mengatakan bahwa Bahasa
menunjukkan suatu bangsa.
Bangsa Indonesia terdiri atas beberapa suku. Tiap-tiap suku memiliki
bahasa daerah masing-masing. Sekaligus sebagai lambang identitas daerah.
Untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia diperlukan sumbangan
perbendaharaan kata-kata yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing,
bahasa Melayu sebagai perbendaharaan bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu memiliki beberapa dialek, yakni dialek Langkat, dialek
Deli Serdang, dialek Asahan, dan dialek Tanjung Balai. Bahasa Melayu dialek
Deli Serdang masih berperan di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Misalnya dalam upacara adat, kegiatan kemasyarakatan, dan interaksi sosial
lainnya.
Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak yang selanjutnya disingkat
menjadi BMDHP, mempunyai hak yang sama untuk mendapat pembinaan
karena kedudukan dan fungsi bahasa tersebut masih relevan digunakan.
Penulis memilih judul “Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
tersebut. Penulis merasa perlu mengadakan penelitian terhadap bahasa
Melayu demi kelestarian bahasa ini.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusahan masalah merupakan batasan - batasan dari ruang lingkup
dan topik. Sebagai perumusan masalah di dalam skripsi ini adalah
1. Bagaimana tipe frase numeralia BMDHP?
2. Apakah struktur frase numeralia BMDHP?
3. Apakah fungsi frase numeralia BMDHP?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas ,maka tujuan
penelitian yang dijelaskan oleh penulis antara lain:
1. Mengetahui tipe frase numeralia BMDHP
2. Mengetahui struktur frase numeralia BMDHP
3. Mengetahui fungsi frase numeralia BMDHP
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian
terhadap Frase Numeralia bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak ,yaitu:
1. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan terhadap BMDHP.
2. Untuk melestarikan Bahasa Daerah serta memberikan sumbangan
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
3. Sebagai penambah pengetahuan dan penambah data kepustakaan di
Departemen Sastra Daerah khususnya Program Studi Bahasa dan
Sastra Melayu Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
4. Untuk menambah khasanah bahasa Nasional
5. Untuk melengkapi syarat ujian dalam menempuh sarjana Sastra di
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
1.5 Anggapan Dasar
Penelitian ini didasarkan pada suatu landasan pemikiran
tertentu yang akan memberikan arah pada pengumpulan data.
Landasan pemikiran ini disebut sebagai anggapan dasar dari suatu
penelitian Anggapan dasar ini merupakan titik tolak pemilik untuk
penyelidikan tertentu yang sebenarnya dapat diterima tanpa
perlu dibuktikan lagi .
Dalam hal ini penulis beranggapan bahwa kata bilangan (frase numeralia)
masih digunakan oleh masyarakat melayu di Hamparan Perak.
Anggapan dasar di atas digunakan untuk membantu penulis dari memulai,
mengelola, hingga menyelesaikan skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Kepustakaan yang Relevan
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku - buku pendukung yang
relevan dari judul proposal ini. Untuk dapat mempertahankan hasil suatu
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
dengan menyertakan data – data yang kuat serta buku – buku acuan yang
relevan atau yang ada hubungannya dengan yang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis memakai buku karangan. Ramlan dengan
judul Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, dan buku karangan Sudaryanto yakni
Prediket Objek Dalam Bahasa Indonesia, dan buku karangan Tarigan yakni Prinsip - Prinsip dasar sintaksis
Sesuai dengan yang penulis bicarakan yakni frase numeralia BMDHP,
tentunya tidak terlepas dari apa yang disebut frase. Untuk itu penulis akan
menguraikan pengertian frase sebagai berikut:
Ramlan (1981:121) mengatakan, ”Frase adalah kesatuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi “.
Tarigan (1985:50) mengatakan, ”Frase adalah kesatuan linguistik yang
secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak
mempunyai ciri-ciri klausa “.
Keraf(1980:138)mengatakan, ”Frase adalah kesatuan konstruksi yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi.
Parera (1988 : 56 ) mengatakan, “Frase adalah suatu konstruksi yang
dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih tetapi tidak mempunyai ciri konstruksi
sebuah klausa dan sering pula mengisi slof atau gatra dalam tingkat klausa”.
Sebuah frase sekurang - kurangnya dua anggota pembentuknya.
Dari beberapa pendapat ahli bahasa dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa frase adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih
yang membentuk satu - kesatuan yang menduduki satu fungsi dalam sebuah
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
2.2 Teori yang Digunakan
Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam
bentuk yang berlaku secara umum dan akan mempermudah
seorang penulis dalam memecahkan suatu masalah yang
dihadapinya. Teori yang diperlukan untuk membimbing dan
memberi arah sehingga dapat menjadi penuntun kerja bagi
penulis. Teori yang dipakai sebagai landasan penelitian ini
menggunakan teori linguistik struktural . Teori aliran ini
menganalisis bahan berdasarkan struktur atau berusaha
mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang
dimiliki bahasa itu dan bukan berdasarkan makna walaupun segi
makna tidak dapat dikesampingkan.
Tarigan (1986 : 126) mengatakan, ”Kata bilangan (numeralia) adalah
segala kata yang dapat dipergunakan untuk menghitung sesuatu”.
Alwi (1998:192) menyatakan, ”Numeralia atau kata bilangan adalah kata
yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, barang)
dan konsep.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
frase numeralia adalah segala kata yang mempunyai distribusi yang sama dengan
kata bilangan. Jadi semua atau salah satu unsurnya terdiri dari kata bilangan
(numeralia).
Contoh :
(1) dua ekor
Ia membeli dua ekor kerbau.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Frase dua ekor dalam klausa (1) mempunyai distribusi numeralia, karena
frase dua ekor termasuk dalam frase numeralia.
Contoh lain:
(2) lima orang
Dia menangkap lima orang penjahat.
S + P + Num + O
Frase ( 2 ) lima orang penjahat termasuk golongan frase numeralia karena
frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan frase numeralia yakni,
lima.
(3) tiga buah
Paman menjual tiga buah rumah.
S + P + Num + O
Frase ( 3 ) tiga buah rumah termasuk golongan frase numeralia karena
frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan frase numeralia yakni,
tiga.
(4) dua liter
Kakak membeli kacang rebus dua liter di pasar.
S + P + Num + O
Frase ( 4 ) dua liter kacang rebus termasuk golongan frase numeralia
karena frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan frase numeralia
yakni, dua.
(5) tiga tangkai
Anak itu memetik tiga tangkai kembang di taman.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Frase ( 5 ) tiga tangkai kembang termasuk golongan frase numeralia
karena frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan frase
numeralia yakni, tiga.
(6) delapan induk
Pencuri itu menangkap delapan induk ayam di kandang.
S + P + Num + O
Frase ( 6 ) delapan induk ayam termasuk golongan frase numeralia
karena frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan frase
numeralia yakni, delapan.
(7) dua gadis
Saya pergi kerumah sakit bersama dua gadis itu naik mobil.
S + P + Num + O
Frase ( 7 ) dua gadis itu termasuk golongan frase numeralia karena
frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan frase numeralia yakni,
dua.
(8) empat ekor
Ibu memanggang empat ekor ayam di dapur.
S + P + Num + O
Frase ( 8 ) empat ekor ayam termasuk golongan frase numeralia
karena frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan frase
numeralia yakni, empat.
2.2.1 KATEGORI FRASE NUMERALIA
Secara kategorial frase numeralia terdiri dari:
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Numeralia Pokok Tentu
Numeralia pokok mengacu ke bilangan. Bilangan pokok adalah sebagai
berikut!
0 – nol
1 – satu
2 – dua
3 - tiga
4 – empat
5 – lima
6 - enam
7 – tujuh
8 - delapan
9 - sembilan
Contoh :
(9) lima ekor
Lima ekor kerbau.
(10) tujuh orang
Tujuh orang perampok.
(11) tiga buah
Tiga buah semangka.
Frase (9) lima ekor, (10) tujuh orang, (11) tiga buah termasuk ke
dalam frase numeralia pokok tentu.
Numeralia Pokok Tentu Klitika
Di samping numeralia pokok yang telah kita sebutkan, ada pula
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
umumnya berbentuk proklitika. J adi, numeralia macam int dilekatkan di muka
nomina yang bersangkutan.
Contoh:
(12) eka- ’satu’ : ekamatra ’satu dimensi’
Adik mempunyai kacamata satu dimensi.
(13) dwi- ’dua’ : dwiwarna ’dua warna’
Pulpen itu mempunyai dua warna.
(14) tri- ’tiga’ : triwulan ’tiga bulan’
kami akan ujian tiga bulan lagi.
Di samping numeralia tunggal itu ada pula numeralia lain yang
merupakan gugus. Untuk bilangan di antara sepuluh dan dua puluh dipakai
gugus yang berkomponen belas. Dengan demikian kita mengenal :
Contoh :
(15) sebelas
dia bekerja selama sebelas tahun.
(16) dua belas
Kami pergi penelitian selama dua belas hari.
(17) tiga belas
Saya tidak suka angka tiga belas.
Bentuk se dipakai untuk memulai suatu gugus dan artinya adalah
’esa’ atau ’satu’. Kecuali untuk bilangan antara sebelas sampai ke sembilan belas,
maka gugus di antara sembilan sampai ke 99 berkomponen puluh. Jika sesudah
gugus itu ada bilangan lain yang lebih kecil, maka kita kembali memakai
bilangan pokok. Dengan demikian kita peroleh.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
(18) sepuluh
Selama sepuluh hari adik menunggu di kampung.
(19) dua puluh
Adik mengambil uang dua puluh ribu.
(20) tiga puluh
Pria itu menemukan uang tiga puluh juta.
(21) lima puluh
Adik menyimpan uang lima puluh perak.
(22) tujuh puluh
Kebakaran itu menghanguskan tujuh puluh rumah.
(23) sembilan puluh
Celana jeans itu harganya sembilan puluh ribu rupiah.
(24) dua puluh satu
Saya ulang tahun pada tanggal dua puluh satu.
(25) sembilan puluh sembilan
Gedung itu dijual dengan harga sembilan puluh sembilan juta
rupiah.
Gugus untuk bilangan antara 99 dan 999 berkompen 100 dan antara
999 dan 999. 999 berkompen ribu.
Contoh :
(26) seribu seratus
Adik membeli roti seharga seribu seratus.
(27) enam ribu
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
(28) sembilan ribu dua ratus dua puluh lima
Penjual itu mengembalikan uang saya hanya sembilan ribu dua ratus
dua puluh lima.
(29) tujuh ribu lima ratus
Beras itu dijual tujuh ribu lima ratus perkilogram.
Proses seperti itu berlanjut dengan gugus yang berkomponen juta
untuk bilangan dengan enam nol. Diatas bilangan itu ada dua pengertian ialah
bilangan dengan sembilan nol, yakni seribu juta.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan sembilan belas
dinyatakan dengan menganggap seolah – olah bilangan itu terdiri dari beberapa
gugus dan bilangan.
7.859 =
7.000 - - tujuh ribu
800 --- delapan ratus
50 --- lima puluh
9 --- sembilan
Seperti yang dapat dilihat pada contoh diatas, untuk setiap tiga
bilangan dari belakang dipakai tanda titik sebagai pemisah.
Dalam bahasa Indonesia baku, numeralia pokok ditempatkan di
muka nomina dan diselingi oleh kata penggolongan seperti orang, ekor,
dan buah. Urutannya menjadi (numeralia – penggolong – nomina). Akan
tetapi, orang sering tidak memakai penggolongan, sehingga numeralia pokok
langsung ditempatkan di muka nomina.
Berikut ini adalah beberapa contohnya:
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Belilah tiga buah buku tulis!
(31) tujuh buku
Belilah tujuh buku gambar.
(32) empat orang
Bambang memerlukan empat orang penyunting.
(33) lima supir
Bambang memerlukan lima supir.
(34) dua ekor
Teman saya mempunyai dua ekor burung murai.
(35) dua burung merak
Pak Budi memelihara dua burung merak.
Jika numeralia ditempatkan di belakang nomina, maka kata
penggolongnnya tidak dapat ditanggalkan. Bandingkanlah contoh yang
berikut,
Contoh :
(36) guru empat orang
Kepala Sekolah itu membutuhkan guru empat orang.
(37) buku tulis empat buah
Belilah buku tulis empat buah.
(38) kanbing enam ekor
Dia membeli kambing enam ekor
(39) pekerja sembilan orang
Pengusaha mencari pekerja sembilan orang.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Bentuk numeralia pokok kolektif dibentuk dengan prefiks ke- yang
ditempatkan di muka nomina yang diterangkan.
Contoh:
(40) ketiga pemain
Ketiga pemain bulu tangkis itu telah dikeluarkan.
(41) kedua gedung
Kedua gedung yang besar itu telah dijual.
Jika tidak diikuti oleh nomina, maka biasanya bentuk itu diulang dan
dilengkapi dengan –nya. Perhatikan jawaban berikut.
Contoh:
(42) kedua-duanya
Saya menyukai kedua – duanya.
(43) ketiga-tiganya
Dia membawa barang ketiga – tiganya.
Numeralia kolektif dapat dibentuk juga dengan cara yang lain seperti
berikut.
a. Pemakaian numeralia pokok yang diikutioleh prefiks ber- ,dan
kadang-kadang pula se- yang dihubungkan dengan nomina tertentu.
Contoh :
(44) tiga → tiga bersaudara
Kami hanya tiga bersaudara.
(45) dua → dua sejoli
Pasanangan dua sejoli itu sangat baik.
(46) empat → empat sekawan
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
b. Penambahan prefiks ber – pada numeralia pokok dan hasilnya
diletakkan sesudah pronomina persona kamu, kami, kita, mereka.
Contoh:
(47) lima → (kamu)
Kamu berlima akan dipindahkan ke Surabaya.
(48) tiga → (mereka)
Bertiga kami bertiga akan berangkat siang ini.
(49) dua → (kita)
Berdua kita berdua akan pindah dari sini
c. Pemakaian numeralia yang berprefiks ber dan yang diulang.
Contoh:
(50) berpuluh→ berpuluh-puluh
(gabungan kelompok yang masing-masing sepuluh
jumlahnya)
Kisah itu sudah berpuluh – puluh tahun yang lalu.
(51) beribu → beribu-ribu
Hutan itu beribu – ribu kilometer jauhnya.
(52) berjuta – berjuta – juta
Kakek itu mendapat uang berjuta – juta.
(53) bermilyar – milyar
Pejabat itu mengorupsi uang negara bermilyar – milyar.
d. Pemakaian numeralia sufiks –an
(54) puluh → puluhan
Ayah menyimpan uang puluhan juta.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Wanita itu memberi anaknya uang ratusan ribu.
(56) belas → belasan
Dia merampok uang belasan juta dari bank.
(57) juta → jutaan
Dia mendapat uang jutaan rupiah.
Numeralia distributif
Numeralia distributif dapat dibentuk dengan cara mengulang kata
bilangan.
Contohnya:
(58) satu – satu
Dia adalah anak satu – satunya.
(59) dua – dua
Anak perempuan itu dua – duanya cantik.
(60) empat – empat
Anak pak lurah itu empat - empatnya menjadi polisi.
1.5 Gabungan numeralia dengan lusin, kodi, meter, gram, liter, rupiah.
Dalam bahasa Indonesia mengenal pula beberapa gabungan
numeralia dengan nomina yang mengacu jumlah dan maujud tertentu.
Contoh :
(61) tiga lusin
Ibu membeli piring tiga lusin .
(62) dua kodi
Penjual itu memesan kemeja dua kodi.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Harga satu meter kain kebaya itu sepuluh ribu rupiah.
(64) persepuluh liter
Berapa harga minyak tanah sepersepuluh liter?.
(65) delapan gram
Abang membeli cincin delapan gram.
(66) dua ribu rupiah
Pengemis itu meminta uang dua ribu rupiah.
1.6 Numeralia pokok tak tentu
Numeralia pokok tak tentu mengacu jumlah yang tidak tentu dan
pada umumnya tidak menjadi jawaban atas pertanyaan yang memakai kata
tanya. Numeralia pokok tentu ini ditempatkan dimuka nomina yang
diterangkan.
Contoh :
(67) banyak orang
Pada kampanye itu banyak orang ikut serta meramaikannya.
(68) berbagai masalah
Kita harus menghadapi berbagai masalah dengan bijak.
(69) sedikit air
Ibu memerlukan sedikit air untuk mencuci tangan.
(70) semua jawaban
Dia menjawab semua jawaban dengan benar.
(71) seluruh rakyat
Hampir seluruh rakyat Indonesia mengalami kemiskinan.
(72) segala penjuru
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
(73) segenap anggota
segenap anggota masyarakat ikut prihatin dengan keluarganya.
1.7 Numeralia Tingkat
Numeralia tingkat adalah numeralia yang menyatakan tingkat. Cara
mengubahnya adalah dengan menambahkan ke di muka bilangan yang
bersangkutan.
Contoh:
(74) kesatu atau pertama
Dia mendapat peringkat pertama disekolah.
(75) kedua
Kedua anak gadis itu menginap di hotel bertingkat lima.
(76) kelima
Kelima mahasiswa itu sedang melakukan seminar di lantai dua.
(77) ketiga
Ketiga anak kecil itu sedang melihat gedung bertingkat lima.
1.8 Numeralia Pecahan
Setiap bilangan pokok dapat dipecah menjadi bagian yang lebih
kecil dinamakan numeralia pecahan. Cara membentuk numeralia ini adalah
dengan memakai kata per diantara bilangan pembagi dan penyebut. Dalam
bentuk tulisan dipakai garis yang memisahkan kedua bilangan itu.
Contoh :
(78) ½ - seperdua
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
(79)
Bilangan pecahan dapat diikuti bilangan pokok.
Contoh :
Bilangan campuran dapat pula ditulis dengan cara desimal.
Contoh :
(84) 2,5 - dua setengah atau dua koma lima
Nilai ujian yang didapat Ali hanya dua koma lima.
(85) 7,6 - tujuh koma enam
Dia memperoleh angka tujuh koma enam.
2.2.2 Struktur Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak
Secara struktural Frase bilangan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis
yaitu:
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Frase bilangan tunggal dapat berbentuk kata asal atau jadian.
Contoh:
(86) tujuh
Ibu memasak nasi tujuh kilogram.
(87) dua
Dia menjual tanahnya dua hektar.
(88) sepuluh
Harga baju itu sepuluh ribu.
(89) empat
Ayah menebang empat pohon pinang..
(90) satu
Gadis itu memberi saya satu buah boneka.
(91) tiga
Bapak itu menitipkan tiga sepedanya di rumah saya.
2.1.2 Frase Bilangan Jamak
Frase bilangan jamak mempunyai dua struktur, yaitu:
a) Frase bilangan + Frase bilangan
Contoh:
(92) enam puluh ribu
Saya mendapat uang enam puluh ribu.
(93) tiga ribu rupiah
Buku tulis itu harganya tiga ribu rupiah.
(94) lima ribu seratus
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
(95) empat ratus lima puluh
Televisi itu dibeli ayah seharga empat ratus lima puluh ribu rupiah.
b) Frase bilangan + pembantu bilangan + frase benda
Contoh:
(96) sehelai kertas
Adik merobek sehelai kertas.
(97) empat butir telur
Saya menggoreng empat butir telur.
(98) tiga lembar surat
Ibu menulis tiga lembar surat untuk ayah.
(99) sembilan ranting kayu
Kami beramai – ramai mengutip sembilan ranting kayu.
(100) tujuh ekor burung
Paman menembak tujuh ekor burung.
2.2.3 Fungsi Frase Bilangan
Frase bilangan memiliki fungsi-fungsi sintaksis, yaitu:
1. Sebagai induk dalam konstruksi atributif
Contoh:
(101) yang dicari
tiga penyamun yang dicari
(102) yang dicurigai
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
(103) yang diberinya
seribu perak yang diberinya
(104) yang di beli
dua ekor burung yang di beli
(105) yang di ambil
lima ratus yang di ambil
2. Sebagai pewatas dalam konstruksi atribut
Contoh:
(106) tiga ekor
Ibu telah memanggang tiga ekor ayam.
(106) tiga orang
Ketiga orang itu sudah ditangkap oleh polisi
(107) dua butir
Adik memegang hanya dua butir telur.
(108) empat lembar
Ayah hanya membawa empat lembar kertas.
(109) tanah seribu
Dia telah membeli tanah seribu.
(110) empat buah
Mereka hanya mengambil empat buah manggis.
(111) tiga kilo
Dia cuma membelis ikan tiga kilogram.
3. Sebagai predikat dalam konstruksi predikatif
Contoh:
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Pak hasan itu cucunya tiga.
(113) anaknya dua
Pengusaha yang kaya itu anaknya dua.
(114) perahunya sembilan
Juragan yang gemuk itu perahunya sembilan.
(115) istrinya dua
Pah haji Talid istrinya dua.
(116) adiknya dua
Perempuan yang bekerja di hotel saya adiknya dua.
4. Sebagai Objek Frase depan
Contoh:
(117) dua sampai tiga
Orang itu tahu dari dua sampai tiga.
(118) dua sampai enam
Dia menjawab pertanyaan dari nomor dua sampai enam.
(119) satu sampai sepuluh
Anak kecil itu bisa menghitung dari satu sampai sepuluh..
(120) satu sampai tiga
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
BAB III
METODE PENELITIAN
Sudaryanto (1988: 6-7) menyatakan bahwa metode adalah cara-cara yang
digunakan dalam melakukan pengumpulan data sampai dengan penyiaran
tertulis hasil analisis data itu. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun
laporan . Jadi metode penelitian adalah langkah –langkah yang ditempuh untuk
mencari dan menganalisis objek.
3.1 Metode dasar
Metode dasar yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Sebagaimana yang diterapkan dalam kerangka teori linguistik
struktural. Penelitian dilaksanakan dengan jalan mengumpulkan bahan
- bahan di lapangan tanpa interfensi. Setelah itu baru dilakukan tabulasi
dan kajian kebahasaan berdasarkan bahan atau data yang terkumpul
dengan cara sesubjektif mungkin.
Metode deskriptif lebih menandai terhadap ada atau tidak adanya
pengguna bahasa daripada menandai cara penanganan bahasa tahap demi
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
3.2 Lokasi, Sumber Data,dan Instrumen Penelitian
Lokasi yang dijadikan penelitian adalah di Desa Lama, Kecamatan
Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.
Sumber data penelitian adalah subjek darimana data itu diperoleh
(arikunto,1996:114) artinya jika peneliti menggunakan metode wawancra
dengan pengumpulan datanya,maka subjeknya responden dan apabila
menggunakan metode observasi dalam pengumpulan datanya, maka subjeknya
berupa benda atau tempat.
Maka, sumber data penulis adalah informan yang memenuhi syarat
yang ditentukan. kriteria informan terpilih menurut (Mahsun,1995:21-22),
adalah:
a. Berjenis kelamin pria atau wanita
b. Berusia 25 – 65 tahun
c. Orang tua, istri atau suami informan lahir dan dibesarkan didesa
tersebut,serta jarang meninggalkan atau tidak pernah meninggalkan
desanya.
d. Berpendidikan (minimal tamatan SD dan sederajat)
e. Berstatus sosial menengah(tidak rendah atau tidak tinggi) dngan harapan
tidak terlalu tinggi mobilitasnya
f. Memiliki kebanggaan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
h. Dapat berbahasa indonesia
i. Sehat jasmani dan rohani.Sehat jasmani maksudnya tidak cacat berbahasa
dan memiliki pendengaran yang tajam ntuk menangkap
pertanyaan-pertanyan dengan tepat. Sedangkan sehat rohani maksudnya tidak gila
atau pikun.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
si peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya akan lebih baik, dalam arti yang lebih lengkap dan sistematis
sehingga data lebih mudah diolah. Alat atau instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Daftar pertanyaan ( kuesioner )
2. Alat perekam suara ( tape recorder )
Yang digunakan untuk mewawancarai informal dalam objek penelitian.
3. Alat tulis dan kertas
Yang digunakan oleh peneliti untuk mencatat segala hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan objek penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan agar dapat memiliki acuan
sumber-sumber data yang cukup. Adapaun metode pengumpulan data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah:
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Yaitu penulis melakukan penelitian dengan mencari data dari buku-
buku yang berhubungan dengan penulisan sebagai bahan acuan daru
berbagai referensi.
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan dasar – dasar teori yang akan
dipakai untuk mengkaji hasil penelitian atau informasi yang mendukun
penelitian.
2. Metode observasi
Yaitu penulis langsung turun ke lokasi penelitian melakukan
pengamatan terhadap tempat, jumlah, dan peran pemakai bahasa serta
perilaku selama pelaksanaan pengguna bahasa berlangsung. Kegiatan
dimaksudkan memahami lebih jelas keterlibatan subjek amatan.
3. Metode wawancara
Yaitu penulis melakukan wawancara kepada para penutur yang
dianggap memenuhi syarat sebagi informen untuk dapat mengumpulkan
daa yang dibutuhkan dengan menggunakan teknik rekam. Selama
wawancara berlangsumg semua respon yang muncul dicatat. Selama itu
juga perekam dilakukan untuk lepentingaan pengecekan kembali.
4. Metode Quesioner atau daftar pertanyaan
Yang berisikan kosakata dasar yang akan ditanyakan pada informan.
Tahapan strategi metode pangumpulan data berakhir dengan
transkripsi dan tataan data yang sistematis dan ditandai oleh
transkipsi serta tertatanya data secara sistematis (Sudaryanto,1986:36).
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam
penelitian. Penelitian
harus memastikan analisis mana yang akan digunakan. Dalam metode analisis
data penulisan menggunakan metode deskriptif. Adapun ciri-ciri metode
deskriptif adalah :
1. Memusatkan diri pada permasalahan - permasalahan yang ada masa
sekarang dan masa aktual.
2. Data yang dikumpulkan lalu disusun,dijelaskan dan dianalisis.
(Surakmat,1994:140).
Metode deskriptif merupakan penelitian yang mengumpulkan data,
mengklasifikasikan data, dan selanjutnya menganalisis data.
1. Mengumpulkan data
Dalam tahap mengumpulkan data,penulis menggunakan data lisan
(wawancara) dan alat tulis.
2. Mengklasifikasikan data
Dalam tahap mengklasifikasikan data dilakukan menurut persamaan dan
perbedaannya. Hasil penyusunan dan pengklasifikasian berbentuk
suatu sistem yang memudahkan untuk menemukan kembali kata dan
frase numeralia yang diperlukan.
3. Menganalisis data
Dalam tahap menganalisis data penulis akan menganalisis data
bentuk frase numeralia untuk dapat mengklasifikasi tipe, fungsi.dan
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Tahapan metode analisis data berakhir dengan penemuan kaidah,
betapapun sederhananya atau sedikitnya kaidah itu, dan banyaknya kidah
yang ditemukan bukanlah menjadi ukuran,karena kerumitan dan
banyaknya kaidah tidak selalu menjadi petunjuk baik kedalaman atau
kehebatan telaah. Dengan demikian dapat dikatakan pula ditemukannya
kaidah itu merupakan wujud dari analisis data (Sudaryanto,1986:39).
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Tipe - Tipe Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak
Secara Kategorial tipe – tipe frase numeralia terdiri dari :
4.1.1 Numeralia Pokok Tentu
Numeralia pokok ini mengacu kebilangan dan bilangan pokoknya adalah
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Contoh :
(1) Delapan pagi sampai jam tiga sore.
Kami menunggu Ayah dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore.
Kami menunggu apak daRi jam lapan pagi sampEk jam tigE soRE.
(2) Satu sampai sepuluh.
Anak kecil itu bisa menghitung dari satu sampai sepuluh.
Anak kecik iyon bisE mengiRE daRi satu sampEk sepuloh.
(3) Satu sampai tiga tahun.
Susu bayi itu digunakan dari umur satu sampai tiga tahun.
Susu bayi iyon digunEkE daRi umoR satu sampEk tigE tao.n
Dari contoh frase numeralia diatas dapat terlihat bahwa frase (1), (2), (3),
termasuk jenis frase numerelia pokok tentu.
4.1.2 Numeralia Pokok Klitika
Numeralia pokok klitika ini di pungut dari bahasa Jawa kuno,
biasanya berbentuk proklitika. Maksudnya numeralia ini di dekatkan dimuka
nomina yang bersangkutan.
Contoh :
(4) satu DEmensi ‘ Ekamatra ‘
Kakak mempunyai kaca mata satu dimensi.
Akak mempunyEi kacE matE satu dEmensi.
(5) silE kelimE ‘ pancasila ‘
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Kami disuRoh ibuk guru mengapal silE kelimE.
(6) sepuloh perlombaan ‘ dasalomba ‘
Pak camat mengadakan sepuluh perlombaan di desa itu.
Pak camat mengadEkE sepuloh pelombaan di kampong iyon.
Dari contoh numeralia diatas dapat terlihat bahwa (4), (5), (6), termasuk
numeralia yang berbentuk proklitika.
Numeralia berbentuk gugus
Maksudnya bilangan diantara sepuluh dan dua puluh dipakai gugus
berkompen belas.
Contoh :
(7) sebelas
Dia mendapat rangking sebelas.
IyE mendapat Rengking sebelas.
(8) tujuh belas
Kakak merayakan ulang tahun yang ke tujuh belas.
Akak meRayakE ulang taon yang ke tujoh belas.
(9) tiga belas
Hari ini ibu mendapatkan gaji tiga belas.
Ari nE emak mendapatkE gaji tigE belas.
(10)lima belas
Besok pagi kami akan memanggang ikan lima belas ekor.
Isok pagi kami akan memanggang ikan limE belas ekoR.
(11)dua belas
Kami berangkat jam dua belas siang.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
(12) enam belas
Gadis cantik itu berusia enam belas tahun.
Gadis lagak iyon berumoR nam belas taon.
(13) delapan belas
Dia sudah pergi selama delapan belas hari.
iyE udah lalu selamE lapan belas aRi.
(14) empat belas
Pembalap yang hitam itu berada di urutan empat belas.
Pembalap yang itam itu beRadE di uRutan empat belas.
Bentuk se di pakai untuk memulai suatu gugus yang artinya adalah ‘esa’
atau ‘satu’. Kecuali untuk bilangan antara sebelas sampai sembilan belas, maka
gugus di antara sembilan sampai ke 99 berkompen puluh. Jika sesudah gugus itu
ada bilangan lain yang lebih kecil, maka kita kembali memakai bilangan pokok.
Contoh :
(15) sepuluh
Kami memelihara sepuluh ekor kambing.
Kami memelihaRE sepuloh ekoR kambing.
(16) dua puluh
Nenek memasak daging dua puluh kilo.
Enek memasak daging duE puloh kElo.
(17) tujuh puluh
Kebakaran itu menghanguskan tujuh puluh rumah.
KebakaRan iyon menghanguskE tujoh puloh Rumah.
(18) sembilan puluh
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
PeRusahaan iyon meminjam duit sembilan puloh jutE.
Gugus untuk bilangan antara 99 dan 999 berkompen ratus dan antara 999
dan 999.999 berkompen ribu.
Contoh :
(19) sembilan puluh sembilan ribu
Celana itu seharga sembilan puluh sembilan ribu.
CelanE iyon sehaRgE sembilan puloh sembilan Ribu.
(20) sembilan ratus sembilan puluh ribu
Televisi itu dijual dengan harga sembilan ratus sembilan puluh
sembilan ribu.
TEpi iyon dijual dengan haRgE sembilan Ratus sembilan puloh
sembilan Ribu.
a.Numeralia pokok ditempatkan dimuka nomina
Maksudnya numeralia diletakkan dimuka nomina dan bias diselingi oleh
kata penggolong seperti orang, ekor dan buah urutannya menjadi ( numeralia
– penggolong – nomina ) akan tetapi, orang sering tidak memakai penggolong
sehingga numeralia pokok langsung ditempatkan dimuka nomina.
Contoh :
(21) empat buah
Letakkan empat buah mangga itu dimeja.
TaRokkE empat biji manggE iyon dimejE.
(22) dua buku
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
AmbEkkE duE buku tulis.
(23)lima orang
Pak lurah mencari lima orang pegawai.
Pak luRah mencaRi limE uRang pegawE.
(24) tujuh ekor
Saya menangkap tujuh ekor burung.
Awak menangkap tujoh ekoR unggas.
(25)Dua cokelat
Bibi memberi dua cokelat untuknya.
Makcik megasi duE coklat untoknyE.
Numeralia ditempatkan di belakang nomina, maka kata penggolongnya tidak
dapat di tanggalkan.
Contoh :
(26) Kue bolu tige
Belikan kue bolu tiga.
BelikE kueh belu tigE.
(27) Pembantu tiga orang
Pengusaha itu memerlukan pembantu dua orang.
PengusahE iyon membutohkE pembantu duE uRang.
(28) kapur tulis sembilan
Simpanlah kapuR tulis sembilan.
SuRukkanlah kapuR tulis sembilan.
(29) ayam enam ekor
Kami memotong ayam enam ekor.
Kami mengeRat ayam ekoR.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Bentuk numeralia pokok kolektif dibentuk dengan prefiks ke- yang ditempatkan
di muka nomina yang di terangkan.
Contoh :
(30) ketiga pembantu
Ketiga pembantu itu sudah dikeluarkan.
KetigE pembantu iyon udah dikeluaRkE.
(31) kedua rumah
Kedua rumah itu dilempari oleh masyarakat.
KeduE Rumah iyon dilutaRi oleh masyaRakat.
(32) keempat pencuri
Keempat pencuri sudah di bawa polisi.
Keempat pencuRi udah di bawE polisi.
(33) kelima pelatih
Kelima pelatih tinju pergi ke Jakarta.
KelimE pelateh tinju lalu ke JakaRtE.
Numeralia kolektif dapat dibentuk juga dengan cara lain seperti berikut:
a) Pemakaian numeralia pokok yang diikuti olh prefiks ber-, dan kadang-kadang
pula se-,yang dihubungkan dengan nomina tertentu.
Contoh :
(34)tiga sekawan
Tolong panggilkan tiga sekawan itu.
Tolong panggilkE tigE sekawan iyon.
(35) dua sejoli
Kami sangat iri melihat dua sejoli itu.
Kami sangat angEk mengElEh duE sejoli iyon.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Saya cuma tujuh bersaudara.
Awak cumE tujoh bersaudaRE.
b) Penambahan prefiks ber pada numeralia pokok dan hasilnya diletakkan
sesudah pronomina personal ( kamu, kami, kita, mereka ).
Contoh :
(37) kamu berlima
Kamu berlima harus diberi hukuman.
Engko belimE haRus dikasi hukoman.
(38) mereka berempat
Mereka berempat disuruh menjaga ladang
MeRekE beRempat disuRoh menjagE padang.
(39) kami bertujuh
Kami bertujuh menyewa rumah.
Kami betujoh menyewE Rumah.
(40) kita bertiga
Kita bertiga menemani nenek di rumah sakit.
Kite betigE mengawani Enek di Rumah sakE.t
c) Pemakaian numeralia yang berprefiks ber, dan yang diulang
Contoh :
(41) ratusan juta
Dia menghabiskan uangnya ratusan juta.
IyE mengabiskE duitnyE Ratusan jutE.
(42)bermilyar-milyar
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
PengusahE iyon mendapatkE untong beRmilyaR-milyaR.
(43) berjuta-juta
Abang membawa uang berjuta – juta
Abah membawE duit bejutE– jutE
(44) berpuluh – puluh
Cerita tragis itu sudah berpuluh – puluh tahun yang lalu.
CeRitE na’as iyon udah bepuloh – puloh taon yang lewat.
d) pemakaian Numeralia yang bersufiks an
Contoh ;
38)ratusan
Kakak memberi adik uang ratusan.
Akak mengasi adek duit Ratusan.
39) puluhan
Ibu menukarkanuang lima puluhan.
Emak menukaRkE duit limE pulohan.
4.1.4 Numeralia Distributif
Maksudnya numeralia distributif dapat dibentuk dengan cara mengulang kata
bilangan,
Contoh :
40) satu – satu
Dia adalah anak satu – satunuya.
IyE adElah anak satu – satunyE.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Saya menyukai dua – duanya.
Awak menyukEi due – duenye.
4.1.5 Gabungan numeralia dengan lusin, meter, kodi, liter, gram, rupiah.
Maksudnya gabungan numeralia dengan nomina yang mengacu kejumlah
maujud tertentu.
Contoh :
41) emnpat lusin
Jika kamu kepajak, tolong belikan empat lusin sendok.
JikE engko ke pekan tolong belikE empat lusEn sudu.
42) satu kodi
Bibi menjual kemeja satu kodi.
Makcik menjual kemejE satu kodi.
43) tiga meter
Kakak memesan kain batik tiga meter.
Akak memesan kaEn batik tigE meteR.
44)lima liter
Nenek membeli minyak lampu lima liter.
Enek membelik minyak lampu limE litER.
45)Delapan gram
Mengapa kamu membeli emas Cuma delapan gram?.
MengapE engko membelik emas cumaE lapan gRam?.
46)lima ribu rupiah
Anak lelaki itu menukar uang lima ribu rupiah.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
4.1.6 Numeralia pokok tak tentu
Numeralia pokok tak tentu mengacu jumlah yang tidak tentu dan pada
umumnya tidak dapat menjadi jawaban atas pertanyaan yang memakai
kata tanya. Numeralia itu adalah banyak berbagai, beberapa, semua, seluruh,
segala, dan segenap. Numeralia pokok tak tentu ini ditempatkan dimuka
nomina yang diterangkannya.
Contoh :
47) berbagai masalah
Setiap manusia mempunyai berbagai masalah.
Setiap manusiE mempunyEi beRbagE masalah.
(48) semua jawaban
Dia menyalasaikan semua jawaban dengan cepat.
Iye menyelesaikE semuE jawaban dengan cepat.
(49) sedikit air
Adik membutuhkan sedikit air untuk minum.
AdEk membutohkE sikit aEr untok minom.
(50) seluruh rakyat
Seluruh rakyat Indonesia sangat gembira menyambut hari
kemerdekaan.
SeluRoh Rakyat IndonesiE sangat gembiRe menyambut haRi
kemeRdekaan.
(51) segala penjuru
Tahanan itu sudah dikepung di segala penjuru.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
4.1.7 Numeralia tingkat
Numeralia pokok dapat diubah menjadi numeralia tingkat yang
menyatakan tingkat. Cara mengubahnya adalah dnegna menambahkan ke di
muka bilangan yang bersangkutan. Khusus untuk bilangan satu dipakai
pula istilah pertama.
Contoh :
(52) kesepuluh
Amat adalah anak yang kesepuluh.
Amat adElah anak yang kesepuloh.
(53)kedua
Anak perempuannya yang kedua sudah bekerja.
Anak peRempuannyE yang keduE udah bekeRjE.
(54)ketiga
Barisan yang ketiga sudah mendapat hukuman.
BaREsan yang ketigE udah mendapat hukoman.
(55) kelima
Adit adalah putranya yang kelima.
Adit adElah anak laki – lakinyE yang kelimE.
4.1.8 Numeralia Pecahan
Numeralia pecahan maksudnya bilangan pokok dapat dipecah menjadi
bagian lebih kecil. Setiap bilangan pokok dapat dipecah menjadi bagian
yang lebih kecil yang dinamakan numeralia pecahan. Cara membentuk
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
pembagi dan penyebut dalam bentuk tulisan dipakai garis yang memisahkan
kedua bilangan itu.
Contoh :
(56) sepersepuluh
Hasilnya di bagi dengan sepersepuluh.
HasElnyE dibagi dengan sepeRsepuloh.
(57) tiga perlima
Dia memperoleh tiga perlima bagian.
IyE mempeRoleh tigE peRilimE bagian.
(58) dua setengah juta
Bapak itu mendapat uang dua setengah juta.
Apak iyon mendapat duit duE setengah jutE.
(59) separuh
Separuh harta itu sudah dibagikan kepanti asuhan.
SepaRoh haRtE iyon udah dibagikE kepanti asohan.
Bilangan pecahan dapat diikuti bilangan pokok.
Contoh :
(60) dua setengah
Dia memberi saya uang dua setengah juta.
IyE mengasi awak duit duE setengah jutE.
(61) tujuh enam persepuluh
Setelah dijumlahkan hasilnya tetap tujuh enam persepuluh.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Bilangan campuran diatas dapat pula ditulis dengan cara desimal.
Contoh :
(62) dua koma lima
Nilai matematika anak itu dua koma lima.
NilE matematika anak iyon duE komE limE.
(63) delapan koma lima
Anak itu mendapat nilai delapan koma lima.
Anak iyon mendapat nilE lapan komE limE.
(64) lima koma nol
Nilai anak itu rata – rata lima koma nol.
Nilai anak iyon rata – rata limE komE nol.
4.2 Struktur Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak
Secara struktural Frase bilangan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis
yaitu:
4.2.1 Frase Bilangan Tunggal
Frase bilangan tunggal dapat berbentuk kata asal atau jadian.
Contoh:
(86) sepuluh
Ibu memasak nasi sepuluh kilogram.
Emak memasak nasi sepuloh kilogRam.
(87) seratus
Poliosi itu menyita seratus kaleng minuman.
Polisi iyon menyitE seRatus kaleng minuman.
(88) empat
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Apak menebang empat pokok pinang.
4.2.2 Frase Bilangan Jamak
Frase bilangan jamak mempunyai dua struktur, yaitu:
a.Frase bilangan + Frase bilangan
Contoh:
(89) enam puluh ribu
Saya mendapat uang enam puluh ribu.
awak mendapat duit nam puloh Ribu.
(90) tiga puluh ribu rupiah
Kerudung itu harganya tiga puluh ribu rupiah.
Selendang itu harganya tiga puloh Ribu Rupiah.
(91) lima ribu seratus
Sapu tangan itu dijual dengan harga lima ribu seratus rupiah.
Sapu tangan iyon dijual dengan haRgE limE Ribu seRatus Rupiah.
c) Frase bilangan + pembantu bilangan + frase benda
Contoh:
(92) sehelai kertas
Adik merobek sehelai kertas.
AdEk menguyak sehelE keRtas.
(93) empat butir telur
Saya menggoreng empat butir telur.
Awak menggoReng empat bijik teloR.
(94) tiga lembar surat
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Ibu menulis tigE lembaR suRat untuk apak.
(95) dua buah sirsak
Paman membeli dua buah sirsak.
Pakcik membelik duE buah duRian belandE.
4.3 Fungsi Frase Numeralia Dialek Melayu Hamparan Perak
Frase bilangan memiliki fungsi-fungsi sintaksis, yaitu:
4.3.1 Sebagai induk dalam konstruksi atributif
Contoh:
(96) yang dicari
Tiga tahanan yang dicari.
TigE tahanan yang di caRik.
(97) yang dicurigai
Dua orang yang dicurigai.
DuE uRang yang dicuRigEi.
(98) yang diberinya
Seribu perak yang diberinya.
SeRibu peRak yang dibeRinyE.
(99) yang di beli
Dua ekor burung yang di beli.
DuE ekoR unggas ynag dibelinyE.
4.3.2. Sebagai pewatas dalam konstruksi atributif
Contoh:
(100) tiga ekor
Ibu telah memanggang tiga ekor ayam.
Mak telah memanggang tigE ekoR ayam.
(101) empat lembar
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
Apak hanyE membawE empat lembaR keRtas
4.3.3. Sebagai predikat dalam konstruksi predikatif
Contoh:
(102) Ibu yang cantik itu anaknya dua.
Ibuk yang lagak iyon anaknyE.
(103) Mereka hanya empat orang dfi rumah.
MeRekE hanyE empat uRang di Rumah.
4.3.4 Sebagai Objek Frase depan
Contoh:
(104) Istri orang itui tiga.
PeRempuan uRang iyon tigE.
(105) Anak kecilk itu menghitung dari satu sampai satu sampai lima.
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Dari data yang dikumpulkan dan kemudian dianalisis dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Adapun tipe – tipe frase numeralia dalam BMDHP terdiri dari 8
tipe yaitu numeralia pokok tentu, numeralia pokok tentu klitika,
numeralia berbentuk gugus, numeralia pokok kolektif, numeralia
distributif, gabungan numeralia dengan lusin, kodi, meter, liter, gram,
rupiah, numeralia pokok tentu, numeralia tingkat dan numeralia
pecahan.
2. Adapun fungsi frase numeralia BMDHP terdiri dari frase numeralia
sebagai induk dalam konstruksi atributif, farse numeralia sebagai
pewatas dalam konstruksi atriburif, frase numeralia sebagai predikat
dalam konstruksi predikatif, frase numeralia sebagai objek frase depan.
3. Struktur frase numeralia BMDHP terdiri dari 2 jenis yaitu frase
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
4. Numeralia pokok tentu dapat dilekatkan di muka nomina yang
bersangkutan, numeralia pokok ditempatkan di muka nomina dan
dapat diselingi oleh kata penggolong, numeralia ditempatkan di
belakang nomina.
5. Frase numeralia kolektif dapat dibentuk dengan cara yakni : pemakaian
numeralia pokok yang diikuti oleh prefiks -ber pada numeralia pokok dan
hasilnya diletakkan sesudah pronomina persona, pemakaian numeralia
yang berprefiks -ber dan ada ynag diulang, pemakaian numeralia yang
berprefiks -an.
5.2 Saran
Menyadari betapa pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa
daerah di Indonesia yang merupakan kekayaan budaya bangsa dan juga
pembeda bahasa daerah lain. Oleh sebab itu, perlu diadakan pelestarian
atau pembinaan. Rasa cinta terhadap bahasa sendiri oleh masyarakat
pemakai bahasa sangat diperlukan agar kemurnian bahasa daerah
teresebut jangan sampai hilang dari masyarakat pemakai bahasa.
Agar hal tersebut tidak terjadi perlu kiranya digalakkan
penelitian terhadap bahasa daerah di Indonesia oleh mahasiswa sastra
daerah khususnya dan masyarakat pecinta bahasa pada umumnya.
Penelitian terhadap bahasa Melayu dialek Hamparan Perak ini,
khususnya tentang frase numeralia ini dapat menjadi satu langkah awal
yang baik bagi semua pihak untuk melakukan penelitian di bidang yang
sama demi mencapai kesempurnaan dalam hal penganalisisannya, juga pada
Lia Safrida : Frase Numeralia Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 1988. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Arikunto, Suharsuni. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Citra
Keraf, Gorys. 1980. Tata Bahasa Indonesia . Jakarta : Nusa Indah
---1984. Linguistik Bandingan Historis Jakarta : PT.GRAMEDIA.
Mahsun, 1995. Dialektologi Diakronis Sebuah Pengantar.Yogyakarta:Gadah Mada University Prees
Napsin, Syahrul, dkk. 1986. Morfologi dan Sintaksis Melayu Belitung
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Parera, Jos Daniel. 1988. Sintaksis. .Jakarta : Gramedia
Ramlan, M. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis Yogyakarta:CV.Karyono
Sudaryanto, 1984. Metode Linguistik. Gajah Mada University Press
--- 1986. Metode Linguistik. Gajah Mada University Press
--- 1988. Metode Linguistik. Bagian kedua: Metode dan Aneka Tehnik
mengumpulkan Data Yogyakarta,Gajah Mada University Press
--- 1992. Metode Limguistik kearah memahami Metode Linguistik Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sukapiring, Peraturen. 1989. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Tarigan, H. Guntur. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis. Bandung : Angkasa