• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS / APOTEK

di

Apotek Sarana

Medan

Disusun Oleh:

Desi Hernita, S. Farm. 073202014

FAKULTAS FARMASI

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS / APOTEK

di

Apotek Sarana

Medan

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

Desi Hernita, S. Farm. 073202014

Apotek Sarana Medan Pembimbing,

Drs. Hartono, Apt. SIK. 043/B

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan latihan kerja profesi dan penyusunan laporan praktek kerja profesi di apotek Sarana Medan dengan baik.

Penulisan laporan praktek latihan kerja profesi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Hartono, Apt. selaku Apoteker pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran pada masa Praktek Kerja Profesi dan dalam penulisan laporan praktek kerja profesi.

2. Ibu Dra. Ross Ernny, Apt. selaku pemilik sarana apotek dan apoteker pengelola apotek di apotek Sarana Medan yang telah memberikan tempat dan mengizinkan penulis melakukan Praktek Kerja Profesi di apotek Sarana Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. dan Bapak Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. sebagai Dekan dan Sekretaris Fakultas Farmasi USU Medan. 4. Bapak Drs. Wiryanto M.Si., Apt.sebagai Koordinator Program Pendidikan

Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

(4)

Penulis menyadari atas kekurangan dalam menulis laporan ini. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktek kerja profesi di apotek Sarana Medan ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu farmasi pada khususnya.

Medan, Maret 2008

(5)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan... 2

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ...

3

2.1 Peranan Apotek... 3

2.2 Peranan apoteker pengelola apotek ... 4

2.3 Manajemen Apotek ... 5

2.4 Studi Kelayakan... 8

2.5 Pengelolaan apotek... 11

2.5.1 Pengadaan perbekalan farmasi... 11

2.5.2 Penyimpanan dan penataan... 12

2.5.3 Penjualan /pelayanan ... 13

2.5.4 Administrasi ... 14

2.6 Perpajakan ... 15

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK SARANA... 16

3.1 Letak dan Bangunan... 16

3.2 Struktur Organisasi Personalia ... 16

3.3 Pengadaan Perbekalan Farmasi... 17

3.3.1 Perencanaan Pembelian ... 17

(6)

3.5 Pelayanan ... 19

3.5.1 Pelayanan Resep Tunai... 19

3.5.2 Pelayanan Resep Kredit... 20

3.5.3 Pelayanan Penjualan Bebas... 20

3.5.4 Pelayanan Swamedikasi... 20

3.5.5 Pelayanan Antar Obat Sampai ke Rumah Pasien ... 21

3.6 Administrasi... 21

3.7 Perpajakan... 22

BAB IV PEMBAHASAN... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

5.1 Kesimpulan... 25

5.1 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Surat Pesanan ... 27

Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika... 28

Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika ... 29

Lampiran 4. Formulir Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika ... 30

Lampiran 5. Formulir Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ... 31

Lampiran 6. Copy Resep ... 32

(8)

RINGKASAN

Telah dilakukan praktek kerja profesi di Apotek Swasta (Apotek Sarana) yang merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker, yang bertujuan agar mahasiswa mampu memahami permasalahan apotek secara profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah profesi yang berlaku, juga untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan dan tugas apoteker pengelola apotek sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola yang profesional.

Praktek kerja profesi di Apotek Swasta (Apotek Sarana) dilaksanakan pada tanggal 27 November 2007 sampai dengan 31 Januari 2008 dengan jumlah jam efektif sebanyak 225 jam.

Kegiatan praktek kerja profesi di Apotek Swasta yang dilakukan yaitu membuat catatan kegiatan harian yang berisi absensi dan materi kegiatan yang ditandatangani oleh pembimbing, membuat catatan pelayanan resep setiap hari sebanyak 3 resep dan membuat catatan pelayanan swamedikasi paling sedikit 5 kasus swamedikasi. Catatan pelayanan resep meliputi skrining resep dan penyiapan obat, bahan/sediaan yang digunakan, etiket dan konseling pasien. Membuat daftar laporan yang berisi laporan berkaitan dengan operasional apotek dan membuat tugas khusus berupa rancangan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) untuk jenis penyakit (kasus) yang ditemukan sebanyak 15 kasus yang berbeda, 5 kasus berdasarkan resep yang masuk dan paling sedikit 10 kasus swamedikasi.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari orientasi obat/ produk (produk oriented) ke orientasi pasien (patient oriented) yang mengacu pada pelayanan yang maksimal. Kegiatan pelayanan kefarmasiaan yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi, menjadi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut maka apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku terus menerus agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, konseling, monitoring penggunaan obat dan lain-lain. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dan kesalahan manusia (human error) dalam proses palayanan, oleh karena itu apoteker harus mampu bekerja dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan penggunaan obat yang rasional dan meningkatkan ketelitian dan keterampilan penyiapan obat-obatan yang dibutuhkan pasien. Salah satu bentuk sarana kesehatan yang menjadi tempat apoteker melakukan pelayanan kefarmasiaan adalah apotek.

(10)

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992). Berdasarkan peraturan perundang-undangan di atas, yang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker.

1.2 Tujuan

(11)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1 Peranan Apotek

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/Menkes/ SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang bertanggung jawab dalam mengelola apotek adalah seorang apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).

Menurut PP No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek, meliputi :

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan perubahan bentuk dan penyerahan obat dan bahan obat.

3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

Menurut Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, pengolahan suatu apotek meliputi :

(12)

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi :

a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.

b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya.

2.2 Peranan apoteker pengelola apotek

Berdasarkan KepMenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi yang telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker sebagai informan obat, mempunyai peran memberikan penjelasan, jawaban kepada pasien maupun para petugas apotek, terutama asisten apotekernya.

Adapun tanggung jawab apoteker di apotek adalah : 1. Tanggung jawab terhadap obat yang diberikan melalui resep

(13)

2. Tanggung jawab apoteker untuk memberi informasi pada masyarakat dalam pemakaian obat bebas dan bebas terbatas. Apoteker bertanggung jawab dalam mengatasi masalah pengobatan sendiri dan pemakaian obat tanpa resep.. Apoteker menentukan apakah pengobatan sendiri dari penderita itu dapat diberikan obatnya atau disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.

3. Apoteker bertanggung jawab terhadap mutu obat yang ada di apoteknya, oleh karena itu apoteker harus mengatahui mengenai lalu lintas obat, yaitu sumber-sumber pembelian dan para pembeli. Apoteker bentanggung jawab untuk tidak membeli obat dari sumber-sumber yang tidak resmi, obat-obat yang tidak memenuhi syarat dan menjual obat kepada orang yang tidak berhak memiliki. Sebagai seorang pengelola apotek, apeteker sebaiknya membina langganan lama, mencari langganan baru, meningkatkan layanan dengan pembinaan karyawan, mencari sumber pembelian yang lebih murah dengan jangka waktu kredit yang lebih lama, dan sebagainya.

4. Apoteker bertanggung jawab atas penyerahan obat-obat narkotika dan psikotropika kepada pasien dan membuat laporan narkotika dan psikotropika.

2.3 Manajemen Apotek

(14)

sumber yang digunakan dalam rangka kerja organisasi dan lingkungan ekonomi dari perusahaan.

Funsi-fungsi manajemen adalah : 1. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Fungsi perencanaan merupakan dasar dari pengorganisasian, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Tanpa perencanaan, tidak akan dapat menyelenggarakan sesuatu dengan baik. Oleh karena itu perencanaan yang baik harus dilengkapi dengan menyusun jadwal, waktu dan pembiayaan.

Perencanaan dalam mendirikan suatu apotek, meliputi: - Memilih lokasi yang tepat

- Mengadakan studi kelayakan.

- Merencanakan dan menyusun anggaran belanja.

- Memperhitungkan modal yang akan dibutuhkan dan Return of Invesment (ROI).

2. Pengorganisasian

Kemampuan mengorganisasi, meliputi:

- Pembagian atau pengelompokan aktivitas-aktivitas yang sama dan seimbang kepada setiap karyawan.

(15)

- Pemilihan oarng-orangnya, disesuaikan dengan pendidikan, sifat-sifat serta pengalamannya.

- Pemberian wewenang dan tanggung jawab. 3. Pengarahan

Pengarahan adalah kemampuan mengerakkan bawahannya agar mereka bekerja dengan sukarela, senang hati, dan tidak terpaksa. Di sinilah diperlukan bakat kepemimpinan yang berwibawa, yang dilakukan dengan cara berkomunikasi, memimpin, berkonsultasi, memberi instruksi, pendisiplinan dan memberi motivasi sehingga semua karyawan bekerja dengan baik.

4. Pengkoordinasian.

Koordinasi adalah usaha agar terjadi keselarasan antara tugas yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain dan antara suatu bagian dengan bagian yang lain sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran, tidak tepat, atau duplikasi pekerjaan.

5. Pengawasan

(16)

2.4 Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung resiko yang belum jelas. Melalui studi kelayakan, berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan dapat diantisipasi sedini mungkin.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian suatu apotek antara lain :

1. Apoteker pengelola apotek tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan.

2. Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari pada dana yang diperkirakan.

3. Kasulitan dalam penggunaan modal kerja akibat sediaan farmasi yang harus disediakan bertambah jumlahnya.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses studi kelayakan pendirian apotek, antara lain :

1. Survey dan pemilihan lokasi

(17)

Lokasi yang baik harus memenuhi kriteria tertentu antara lain terjaminnya keamanan, ramai, mudah dijangkau, dekat dengan tempat pelayanan kesehatan lainnya.

Dengan lokasi yang demikian, diharapkan apotek sebagai tempat usaha akan dapat terus bertahan dan meningkatkan pelayanannya.

2. Analisa keuangan / pembelanjaan a. Modal minimal

Yang dimaksud dengan modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan untuk pendirian apotek dan kas yang berupa uang kontan baik ditangan maupun di Bank.

b. Sumber modal

Kesulitan modal merupakan masalah yang sering dijumpai bagi seorang apoteker pada saat mendirikan apotek sendiri. Untuk itu seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk mengusahakan modal dari berbagai sumber.

Sumber-sumber modal yang dibutuhkan dapat diperoleh dari:

- Modal sendiri, yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu pengembalian. Misalnya modal milik apoteker sendiri atau modal milik keluarga.

(18)

antara kedua pihak bahwa di masa mendatang debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu dengan perjanjian. Sumber-sumber modal kredit antara lain adalah bank, teman sejawat, Pedagang Besar Farmasi (PBF).

3. Analisis impas

Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Melalui analisis impas, dapat diketahui beberapa omzet yang harus dicapai agar suatu usaha dapat hidup dengan layak, atau agar suatu usaha dapat mencapai laba tertentu. Apotek dikatakan mencapai titik impas apabila didalam laporan perhitungan rugi laba pada periode tertentu, apotek tersebut tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian.

4. Target yang akan dicapai

Setelah ditetapkan titik impas, kita akan mengetahui kira-kira sampai dimana posisi kita dalam suatu usaha ataupun sasaran (target) yang akan kita capai. Untuk dapat memenuhi target tersebut, maka perlu dipertimbangkan dengan seksama faktor-faktor yang mempengaruhi titik impas yaitu :

- Biaya tetap, setelah ditentukan tetap dipertahankan agar tidak terlampaui. - Margin keuntungan, yakni disesuaikan dengan harga penjualan.

(19)

2.5 Pengelolaan apotek

2.5.1 Pengadaan perbekalan farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi harus direncanakan dengan baik agar obat tersedia dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dan menghindari terjadinya kekosongan perbekalan farmasi. Untuk perbekalan farmasi yang fast moving disediakan dalam jumlah yang lebih banyak, sedangkan perbekalan farmasi yang slow moving disediakan dalam jumlah cukup sehingga setiap resep yang masuk dapat dilayani.

Dalam pengadaan perbekalan farmasi penting, hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan distributor adalah memperhatikan keabsahannya, jaminan kualitas produk dan kondisi pembelian (meliputi bonus, diskon, dan lain-lain), jangka waktu kredit, sistem pengembalian obat, dan sebagainya.

Pemesanan perbekalan farmasi dapat dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui salesman atau melalui telepon. Khusus narkotika, pemesanan dilakukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) rangkap 5 yang ditandatangani oleh apoteker pengelola apotek. Untuk psikotropika digunakan surat pesanan psikotropika.

(20)

2.5.2 Penyimpanan dan penataan

Untuk kegiatan penyimpanan, difokuskan pada tujuan agar tetap terjaminnya kualitas obat, sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai yang ditetapkan.

Dalam penyimpanan barang ditetapkan sistem FIFO (First In First Out) dimana barang yang baru diterima disimpan dibagian belakang dari barang yang diterima sebelumnya, sistem FEFO (First Expired First Out) yang berdasarkan tanggal kadaluarsa barang. Setiap barang disimpan pada tempat yang bersih, tidak lembab, tidak kena matahari langsung, disusun sistematis (cair-padat,sesuai alphabet). Dalam penyimpana dan penataan obat dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Bahan baku disusun menurut abjad dan dipisahkan antara serbuk, cairan setengah padat dan lain-lain.

2. Obat disusun menurut abjad dan bentuk sediaan. 3. Barang-barang yang mudah terbakar.

4. Serum, vaksin, suppositoria dan obat yang mudah rusak atau mudah meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari es.

(21)

2.5.3 Penjualan /pelayanan

Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep, penjualan obat bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan pada konsumen, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Kelengkapan obat

Obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya tersedia dengan lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen baik obat bebas, obat bebas terbatas maupun obat keras.

2. Harga obat

Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian diapotek. Obat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat sehingga masyarakat dapat memperoleh harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

3. Pelayanan

(22)

2.5.4 Administrasi

Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Administrasi yang biasa dilakukan di apotek meliputi :

a. Administrasi pembukuan, yaitu pencatatan arus masuk dan keluarnya uang dan barang disertai bukti-bukti.

b. Administrasi pelayanan, yaitu pelayanan resep, pelayanan bebas, langganan dan pembayaran secara tunai dan kredit.

c. Administrasi penggudangan, yaitu pencatatan penerimaan barang yang berasal darimana dan pengeluaran untuk apa dan untuk siapa. Masing-masing barang diberi kartu stok.

d. Administrasi pembelian, yaitu pencatatan pembelian harian secara tunai atau kredit dan dicatat darimana, kepada siapa dan berapa jumlah apotek yang berhutang.

e. Administrasi piutang, yaitu pencatatan penjualan kredit kepada siapa, pelunasan hutang dan penagihan sisa piutang.

(23)

2.6 Perpajakan

(24)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK SARANA

3.1 Letak dan Bangunan

Apotek Sarana didirikan pada tahun 1992 dengan nomor Surat Izin Apotek (SIA): 2202/Kanwil/FM-0/SIA/X/92 yang dikelola oleh Dra. Ross Ernny, Apt. sebagai Apoteker Pengelota Apotek (APA) sekaligus sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA).

Apotek Sarana Medan berada di Jl. Aip II KS Tubun No. 94 Medan, yang terletak di daerah pertokoan dan pemukiman yang rarnai dengan penduduk yang cukup padat, mudah dijangkau oleh kendaraan umum, tersedia tempat parkir dan dekat dengan tempat-tempat pelayanan kesehatan lain seperti praktek dokter dan klinik.

Luas bangunan apotek ± 4 m x 22 m terdiri dari ruang tunggu, ruang penjualan bebas/kasir, ruang peracikan, gudang, ruang APA, ternpat pencucian dan kamar mandi/WC.

3.2 Struktur Organisasi Personalia

Struktur organisasi Apotek Sarana Medan dapat dilihat pada gambar berikut:

Pelayanan Administrasi

(25)

Kegiatan apotek dilakukan setiap hari kerja mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB kecuali hari Minggu/libur, dimana pengaturan tenaga kerja dibagi dalam dua shift yaitu shift pagi dan shift malam.

3.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi pada apotek Sarana Medan meliputi perencanaan pembelian, pelaksanaan pembelian dan pemeriksaan hasil pembelian.

3.3.1. Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah barang yang akan dibeli dengan mernperhatikan kebutuhan penjualan resep dan penjualan bebas, menentukan pemasok dengan memperhatikan legalitasnya, kondisi pembelian dan pembayaran yang diberikan dan juga kecepatan pengiriman barang.

3.3.2. Pelaksanaan Pembelian

Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pemeriksaan stok barang atau perbekalan farmasi di ruang peracikan dan gudang. Item barang yang habis atau kurang dicatat dalam suatu buku barang kosong.

2. Menetapkan item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang apakah slow moving atau fast moving.

3. Barang yang sudah ditetapkan untuk dibeli diperiksa dan disetujui oleh APA, selanjutnya dicatat dalam buku pesanan.

(26)

menghubungi pemasok lain melalui telepon.

Untuk pembelian narkotika, dilakukan dengan cara khusus dimana pemesanan langsung kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) rangkap 5 yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Pemesanan dan penerimaan barang dilakukan langsung oleh APA.

3.3.3. Penerimaan dan Pemeriksaan Hasil Pembelian

Prosedur penerimaan barang adalah sebagai berikut:

1. Petugas pembelian menerima barang dari pemasok disertai dengan surat pengantar barang ( faktur) rangkap 4 dan surat pesanan.

2. Pemeriksaan secara visual kondisi fisik dan jumlah barang dengan surat pesanan barang. Bila sesuai, petugas menandatangani faktur dan membubuhkan stempel apotek. Satu lembar copy faktur sebagai pertinggal untuk apotek dan faktur asli beserta 2 copy faktur lainnya dikembalikan pada petugas pengantar barang.

Pemeriksaan hasil pembelian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menyesuaikan faktur dengan barang yang diterima meliputi jumlah, jenis, keadaan, kebenaran harga dan kondisi yang disepakati.

2. Meminta penjelasan pemasok apabila keadaan barang tidak sesuai dengan yang diinginkan sebagaimana tertulis dalam faktur untuk segera dikoreksi.

(27)

3.4. Penyimpanan dan Penataan

Penyimpanan barang dilakukan di gudang dan dicatat dulam buku stok. Apabila persediaan barang di bagian penjualan ataupun di ruang peracikan sudah habis maka dilakukan penataan barang berdasarkan bentuk sediaan, abjad (alfabetis), yang menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu dan prinsip FEFO (First Expired First Out), yaitu obat dengan tanggal expired lebih dekat dikeluarkan terlebih dahulu.

3.5. Pelayanan

Pelayanan di apotek Sarana Medan dapat berupa pelayanan resep tunai, resep kredit, pelayanan bebas dan pelayanan swamedikasi, pelayanan antar obat sampai ke rumah pasien.

3.5.1. Pelayanan Resep Tunai

Prosedur pelayanan resep tunai antara lain:

1. Petugas menerima resep dari pasien dan memeriksa apakah obat yang diresepkan ada atau tidak. J i k a ada maka obat tersebut diberi harga dan diinformasikan kepada pembeli.

2. Jika pembeli setuju dengan harga yang diinformasikan maka resep diteruskan ke apoteker untuk disiapkan obatnya, kemudian diberi etiket, diperiksa dan dikemas.

(28)

5. Resep asli disimpan untuk diarsipkan.

3.5.2. Pelayanan Resep Kredit

Untuk pelayanan resep tunai maka pembayaran akan dilakukan pembeli langsung pada kasir, sedangkan untuk pelayanan resep kredit dibuat tanda terima obat yang ditandatangani oleh pembeli untuk nantinya ditagih ke debitur yang bersangkutan.

3.5.3. Pelayanan Penjualan Bebas

Selain pelayanan resep ada juga pelayanan penjualan bebas atau tanpa resep dengan pembayaran langsung. Prosedur pelayanan penjualan bebas antara lain:

1. Petugas menerima permintaan dari konsumen dan menginformasikan harganya. 2. Petugas menerima pembayaran dari konsumen serta menyerahkan barang dan

memberikan informasi seperlunya.

3.5.4. Pelayanan Swamedikasi

Prosedur pelayanan swamedikasi di apotek Sarana adalah sebagai berikut: 1. Pasien datang dan berjumpa langsung dengan apoteker.

2. Pasien menyampaikan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kesehatannya. 3. Apoteker memilihkan obat yang sesuai dengan keluhan pasien dan bila pasien setuju

(29)

3.5.5. Pelayanan Antar Obat Sampai ke Rumah Pasien

Prosedur pelayanan antar barang sampai ke rumah pasien yaitu :

1. Pasien menelepon apoteker, mengeluh mengenai penyakitnya dan menanyakan mengenai obat yang sesuai dengan penyakitnya kemudian memesan obat tersebut untuk diantar sampai ke rumahnya.

2. Apoteker menyiapkan obat yang diminta, memberi harga dan meminta petugas mengantar obat sampai ke rumah pasien. Pelayanan antar obat sampai ke rumah pasien ini hanya terbatas untuk pasien yang sudah dikenal dan tinggal di sekitar apotek.

3.6. Administrasi

Administrasi apotek Sarana Medan meliputi:

1. Buku pembelian, yaitu buku yang mencatat semua barang yang diterima dari distributor sebagai hasil pembelian.

2. Buku penjualan, yaitu buku yang mencatat semua penjualan barang baik melalui resep maupun penjualan bebas.

3. Buku pesanan barang, yaitu buku yang mencatat daftar barang yang akan dipesan, yaitu barang sudah habis persediaannya.

4. Buku hutang dagang, yaitu buku yang mencatat pembelian secara kredit. 5. Buku stok, yaitu b u k u yang mencatat pemasukan dan pengeluaran barang dari

gudang.

(30)

7. Buku pencatatan Narkotika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan pengeluaran obat-obat golongan Narkotika.

Untuk obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali sebulan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya, sedangkan untuk obat-obat psikotropika pelaporannya dilakukan dua kali setahun. Laporan-laporan ini ditandatangani oleh APA yang ditujukan kepada kepala kantor Dinas Kesehatan Kota Medan.

3.7. Perpajakan

(31)

BAB IV

PEMBAHASAN

Apotek Sarana merupakan salah satu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Selain mempunyai fungsi ekonomi apotek juga memiliki fungsi sosial yaitu selalu mengutamakan pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan pada pelayanan resep maupun tanpa resep (penjualan bebas), diutamakan keamanan dan kemanjuran obat-obat tersebut terhadap pasien.

Apotek Sarana terletak di lingkungan yang cukup strategis, yaitu berada di daerah pemukiman padat penduduk, praktek dokter, klinik ataupun rumah sakit, sehingga mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, sangat menunjang fungsi apotek, baik fungsi ekonomi maupun fungsi sosial.

Pelayanaan di apotek Sarana sudah baik , meliputi penyiapan resep yang cepat dan tepat, karyawan yang cukup ramah, keadaan apotek yang nyaman dan bersih serta kelengkapan obat yang cukup memadai. Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien maka apotek Sarana juga bekerja sama dengan apotek lain dalam hal mengupayakan obat-obat yang tidak ada di apotek.Hal ini menjadi salah satu nilai tambah bagi apotek Sarana untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak.

(32)

diterima dari dokter. Salah satu yang menjadi nilai tambah pada apotek Sarana yaitu pada pelayanaan swamedikasi dimana apoteker langsung memberikan informasi pada pasien sehingga menambahkan kepercayaan diri dan kepuasan bagi apoteker untuk dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.

Kehadiran apoteker di apotek sebaiknya penuh waktu (full time) agar fungsi pelayanan di apotek lebih maksimal. Diharapkan agar apoteker ada di apotek pada jam-jam sibuk yang biasaanya pada sore hari dan pada jam tersebut sebaiknya aktif dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Seiring dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan pentingnya fungsi seorang apoteker dalaam meningkatkan kesehatan masyarakat maka sebaiknya di apotek tetap ada seorang apoteker, hal ini sesuai dengan fungsi farmasi masa depan yaitu berorientasi pasien (patien oriented) dan apabila apoteker tidak ditempat maka tidak ada pelayanan (no pharmacyst no servis).

Dengan terlaksananya peran apoteker dalam apotek maka masyarakat ataupun pemilik sarana apotek menyadari peran penting dan manfaat seorang apoteker dalam meningkatkan kesehatan dan kemajuan apotek.

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) bertanggung jawab dalam pengelolaan apotek dan pelayanan informasi obat.

2. Sistem pelayanan dan manajemen di apotek sarana telah dilaksanakan dengan baik.

3. Apotek Sarana memberikan pelayanan resep tunai, resep kredit, penjualan bebas, swamedikasi dan pelayanan obat sampai ke rumah pasien.

4. KIE di apotek Sarana sudah berjalan dengan baik, dimana pasien sudah dapat merasakan pentingnya peran seorang apoteker di apotek.

5. Lokasi apotek Sarana cukup strategis, berada di daerah pemukiman padat penduduk, praktek dokter, klinik maupun rumah sakit.

5.2 Saran

1. Agar dapat meningkatkan kecepatan dari pelayanan, sebaiknya kerapian dalam penyusunan perbekalan farmasi lebih ditingkatkan.

2. Sebaiknya pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan dengan menggunakan komputer sehingga barang yang masuk dan keluar lebih terkontrol.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (2000). Prinsip dan Dasar Manajemen : Pemasaran Umum Farmasi. Cetakan Pertama. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Anief, M. (2001). Manajemen Farmasi. Cetakan Ketiga. Universitas Gajah Mada Press. Yogjakarta.

Depkes RI. Peraturan Menkes No. 1027 / Menkes / Per / IX / 2004 Standar pelayanaaan Farmasi Di Apotek.

______(2007) ISO Indonesia, Vol 42. Ikatan Sarjana farmasi Indonesia. Jakarta. ______(2004). Standar Kompetensi Farmasis Indonesia. Ikatan Sarjana Farmasi

Indonesia. Jakarta.

Hartono. Hdw. (2003). Manajemen Apotik. Depot Informasi Obat. Jakarta

Persero Kimia Farma (1990). Panduan Pelayanan Informasi Obat. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Jakarta

Seto, S. (2001). Manajemen Apoteker. Airlangga University Press. Surabaya Mardiasmo. (2003). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yokjakarta.

Tjay, T.H dan Rahardja, K (2002). Obat-Obat Penting. Cetakan II. Edisi V. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Umar, M. (2005). Manajemen Apotek Praktis. CV. Ar-Rahman. Solo.

(35)

27

(36)

28

(37)

29

(38)

Lampiran 4. Formulir Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika

(39)

Lampiran 5. Formulir Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika

(40)

32

Lampiran 6. Copy Resep

(41)

33

Lampiran 7. Pelayanan Resep dan Swamedikasi

LAPORAN

KIE

(KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI)

RESEP DAN SWAMEDIKASI

Disusun :

Desi Hernita, S. Farm. 073202014

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(42)

34

(43)

RESEP I

1. Resep dari Drg. TINA WIJAYA

R/ Amoxsan 500 mg No. X

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung kapsul Amoxsan® 500 mg, tablet Flamar® 25 mg, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien sakit gigi.

3. Three Prime Questions

- Penjelasan dokter tentang obat : -

- Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : -

- Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh.

4. Spesalite obat pada resep

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Amoxsan®

(Sanbe farma)

Amoxil (Smithkline Beecham)

Amoxillin (Pharos)

Amoksisilin K Antibiotik

(44)

Pelayanan Informasi :

a. Amoxsan®

1. Kegunaan : Antibiotik

2. Bentuk Sediaan : Kapsul, mengndung Amoksisilin (trihidrat) 250mg, 500mg

Sirup kering, mengandung Amoksisilin 250mg/5ml.

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 kapsul 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan

- Harus diminum sampai habis

- Minum obat dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter, jangan terlewatkan walaupun satu kali

- Efek samping dapat berupa rasa mual, muntah dan diare

- Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui

b. Flamar®

1. Kegunaan : Anti Inflamasi

2. Bentuk Sediaan : Tablet, mengandung Natrium Dikofenak 25mg, 50mg.

(45)

4. Hal-hal yang diinformasikan :

- Penggunaan flamar bersama-sama dengan aspirin tidak dianjurkan - Sebaiknya tidak diberikan selama kehamilan trismester pertama,

karena keamanan pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti - Efek samping dapat berupa gangguan saluran pencernaan seperti mual,

(46)
(47)

RESEP II

1. Resep dari Dr. R. Haryono Roeshadi Sp. Og

R/ Damaben No. XX

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung tablet Damaben® dan obipluz®, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien ibu hamil yang pada umumnya sering mengalami mual.

3. Three Prime Questions

- Penjelasan dokter tentang obat : -

- Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : -

- Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh.

4. Spesialite obat pada resep

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat

1. Damaben®

Metoclopromide HCL K Obat mual dan muntah 2. Obipluz® - Vit A, Vit D, Vit E, Vit B1, Vit

B2, Vit B6, Vit B12, asam folat,

pantotenat, biotin,

nikotinamida, Vit C elemen zat besi, iodida, La-Karbonat, Zn, Mg, Mn, Tembaga, Omega 3, asam dokosaheksanoat, asam

(48)

Pelayanan Informasi :

a. Damaben®

1. Kegunaan : Sebagai obat mual dan muntah

2. Bentuk Sediaan : Tablet, tiap tablet mutoklopramide HCl 10mg Oral Solution, Tiap ml mengandung

metoklopramide HCl 5 mg

Tetes pediatik, tiap ml mengandung metoklopramid HCl 4 mg

Injeksi, tiap ml mengandung metoklopramid HCl 5mg

3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet, malam 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan

- Pada penderita dengan gangguan ginjal, disarankan pengurangan dosis karena dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal

- Selama minum obat ini, jangan mengemudikan kendaraan termotor atau menjalankan mesin

(49)

b. Obipluz®

1. Kegunaan : Suplemen vitamin dan mineral dengan asam lemak esensial yang dibutuhkan wanita hamil dan menyusui serta sebagai nutrisi otak

2. Bentuk Sediaan : kapsul

(50)
(51)

RESEP III

1. Resep dari Dr. Hennyo Aangkasa R/ Syr Prome exp 100 fls 1

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung syrup prome® ekspektoran 100 ml, kapsul Aldisa SR®, maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita batuk berdahak dan bersin-bersin..

3. Three Prime Questions

- Penjelasan dokter tentang obat : -

- Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : -

- Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh.

4. Spesialite obat pada resep

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Syr Prome® exp

(52)

Pelayanan Informasi :

a. Syrup Prome® expektoran

1. Kegunaan : Obat batuk berdahak

2. Bentuk Sediaan : Syrup, setiap 5 ml mengandung : - Promethazine HCl 5 mg - Ipecacuanha zincture 0,1 ml

- Pozassium guaiacolsulfonate 44 mg - Sodium citrate 197 mg

- Menthol 1 mg

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok makan 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin

- Kocok terlebih dahulu sebelum diminum. Keterangan :

Prome® sirup adalah kombinasi dari beberapa macam bahan obat yang terpilih khusus untuk maksud terapi penyakit batuk baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Kombinasi ini terdiri dari :

- Bahan yang memudahkan mengeluarkan dan mengencerkan dahak

(53)

b. Aldisa SR®

1. Kegunaan : Meredakan gejala alergi dan bersin-bersin

2. Bentuk Sediaan : Kapsul, mengandung Loratadine 5 mg dan Pseudoephedrine sulfate 120 mg.

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 kapsul 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

(54)
(55)

RESEP IV

1. Resep dari Dr. Rasjid Widjaya R/ Cefat 500 mg cap No. VIII

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung kapsul Cefat® 500 mg, tablet sanmol® dan syrup Nufadril ekspektoran, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita demam dan batuk berdahak.

3. Three Prime Questions

- Penjelasan dokter tentang obat : -

- Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : -

- Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh.

4. Spesialite obat pada resep

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat

1. Cefat®

Sefadroksil K Antibiotik

2. Sanmol®

Parasetamol 500mg/tab B Analgetik dan

(56)

3. Nufadril®

Pelayanan Informasi Obat :

a. Cefat®

1. Kegunaan : Antibiotik

2. Bentuk Sediaan : Kapsul, mengandung sefadroksil 250mg dan 500mg Sirup kering, mengandung 125mg/5ml dan 250mg/5ml

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 kapsul 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Pemberian pada wanita hamil hanya bila benar-benar diperlukan

- Sebelum digunakan hendaknya dilakukan uji hipersensitifitas terhadap Sefalosporin dan penisilin

- Simpan ditempat yang sejuk dan kering, terhindar dari cahaya langsung - Jauhkan dari jangkauan anak-anak

b. Sanmol®

1. Kegunaan : Antipiretik, Analgesik

(57)

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati

- Bila demam sudah turun obat dapat dihentikan pemakaiannya - Simpan pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya

c. Nufadril® Expektoran

1. Kegunaan : sebagai obat batuk berdahak 2. Bentuk Sediaan : sirup

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan

- Dapat menyebabkan kantuk oleh sebab itu selama minum obat ini, jangan mengemudi kendaraan bermotor atau menjalankan mesin

(58)
(59)

RESEP V

1. Resep dari Dr. Bahri Wijaya R/ Lameson No X

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung tablet Lameson® dan kaplet Clarihis®, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita gatal-gatal.

3. Three Prime Questions

- Penjelasan dokter tentang obat : -

- Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : -

- Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat :-

4. Spesialite obat pada resep

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Clarihis®

Loratadin K Antialergi

(60)

Pelayanan Informasi Obat :

a. Lameson®

1. Kegunaan : Antiinflamasi

2. Bentuk Sediaan : Tablet, mengandung 6-α-metilprednisolon 4 mg

Kaplet, mengandung 6-α-metilprednisolon 8 mg

Tablet, mengandung 6-α-metilprednisolon 16 mg

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang diinformasikan :

- Pemberian Lameson® jangka lama dapat menimbulkan katarak glaukoma dan aktivitasi infeksi virus atau jamur pad mata

- Setelah pemberian Lameson® lebih dari 1-2 minggu, penghentian pemberian obat harus dilakukan secara bertahap.

b. Clarihis®

1. Kegunaan : Antihistamin

2. Bentuk Sediaan : Kaplet, mengandung Loratadin 10 mg 3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet

4. Hal-hal yang diinformasikan :

- Keamanan pemakaian Loratadin selama kehamilan belum ditetapkan - Karena loratadin diekskresikan dalam air susu, hati-hati pemberiannya

(61)

KASUS I

Kasus

Seorang remaja pria datang ke apotek dan mengeluhkan bahwa matanya merah dan terasa perih karena debu. Dari keluhan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami iritasi ringan pada mata.

Obat yang diberikan adalah : Insto®

1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain

Generik Gol Khasiat

1. Insto®

T Menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata

2. Pelayanan Informasi

Insto®

a. Kegunaan : menghilangkan iritasi dan kemerahan pad amata b. Bentuk Sediaan : tetas mata

c. Cara Pemakaian : Sehari 3-4 kali 2-3 tetes d. Hal yang harus diinformasikan :

- Obat disimpan di tempat kering dan sejuk

- Setelah tutup dibuka selama 1 bulan obat tidak boleh digunakan lagi - Segera ke dokter bila iritasi tidak mereda dalam waktu lebih dari 3

(62)

KASUS II

Seorang ibu dan anaknya datang ke apotik dengan keluhan bahwasanya anaknya yang berumur 7 tahun ini kurang nafsu makan.

Obat yang diberikan adalah Curcuma Plus®

1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat

1. Curcuma DHA powder, Prebiotik

B Penambah Nafsu mkan dan

multivitamin

2. Pelayanan Informasi Obat Curcuma Plus®

a. Kegunaan : Menambah nafsu makan dan meningkatkan daya tahan tubuh

b. Bentuk Sediaan : Sirup

c. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Kocok dahulu sebelum diminum - Minum sesuai dosis yang dianjurkan

(63)

KASUS III

Seorang wanita datang ke apotek mengeluhkan bahwa buang air besar anakya encer. Dari keluhan diatas maka dapat disimpulkan bahwa anak dari wanita tersebut mengalami diare.

Obat yang diberikan adalah Kaopectate® dan Pedyalit® 1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat

1. Kaopectate®

2. Pedialyte® Renalyte® (Fahrenheit)

Na 45 mEq K 20 mEq Dekstros 25 g Sitrat 30mEq Klorida 36 mEq

B Mencegah dan mengobati

dehidrasi pada waktu diare

2. Pelayanan Informasi Kaopectate ®

a. Kegunaan : Antidiare

b. Bentuk Sediaan : Suspensi, mengandung kaolin 5,92 gram dan pektin 132 mg.

c. Cara Pemakaian : Dewasa = 4-8 sendok makan

(64)

- Jika gejala-gejala berlangsung terus konsultasi dengan dokter - Jangan diberikan lebih dari 2 hari atau pada keadaan demam tinggi Keterangan :

Kombinasi kaolin dan pectin dapat mengabsopsi beberapa racun dan bakteri penyebab diare.

Pedialyte®

a. Kegunaan : Mencegah dan mengobati dehidrasi pada waktu diare

b. Bentuk Sediaan : Cairan c. Cara Pemakaian :

Umur 3 jam pertama Selanjutnya tiap kali mencret Dibawah 1 tahun

1 sampai 5 tahun 5 sampai 12 tahun Diatas 12 tahun

1 ½ gelas

d. Hal – hal yang harus diinformasikan :

- Botol yang sudah dibuka disimpan ditempat yang sejuk, dan gunakan isinya sebelum 24 jam, bagian yang tersisa harus dibuang

(65)

KASUS IV

Seorang pria tua datang ke apotik meminta obat cacing untuk cucunya yang berusia 2 tahun.

Obat yang direkomendasikan adalah Combantrin® syrup rasa jeruk 1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Combantrin®

2. Pelayanan Informasi Obat Combantrin® syrup rasa jeruk

a. Kegunaan : Untuk membasmi Enterobius Vermicularis, Ascaris Lumbricoies, Ancylostama duodenale,

Necator americanus, Trichostrongylus colubriformis dan orientalis, sebagai infeksi tunggal atau ganda.

b. Bentuk Sediaan : Sirup rasa karamel, mengandung pirantel pamoat 50 mg/ml.

Sirup rasa jeruk, mengandung pirantel pamoat 25 mg/ml.

Tablet, mengandung pirantel pamoat 250 mg/tablet dan 125 mg/tablet.

(66)

d. Hal-hal yang perlu diiformasikan : - Kocok dahulu sebelum digunakan

- Pengobatan dapat diulang setelah 6 bulan

- Simpan ditempat yang kering dan sejuk serta terlindung dari cahaya matahari

- Jauhkan dari jangkauan anak-anak

KASUS V

Seorang Bapak datang ke apotek dengan keluhan bahwa beberapa hari ini dia susah buang air besar. Dari keluhan ini, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami sembelit.

Obat ini yang diberikan adalah Dulcolax® tablet. 1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Dulcolax®

Bisakodil T Laksatif

2. Pelayanan Informasi Dulcolax®

a. Kegunaan : untuk memperlancar buang air besar b. Bentuk Sediaan : tablet 5 mg, suppositoria dewasa 10 mg

(67)

d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur

- Minum air putih yang banyak dan berolahragalah dengan teratur - Banyak makan makanan berserat

Keterangan :

Bisakodil bekerja langsung terhadap dinding usus besar dengan memperkuat peristaltiknya, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dikeluarkan.

KASUS VI

Seorang bapak datang ke Apotek dengan keluhan bahwa bagian punggungnya terdapat bercak-bercak putih yang bentuknya rata dan gatal terutama bila berkeringat. Dilihat dari kondisi yang ada, bapak tersebut menderita panu.

Obat yang diberikan adalah Daktarin® krim 1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Daktarin®

Mikonazol Nitrat T Antifungi

2. Pelayanan Informasi Obat Daktarin® krim

(68)

- Sabun Cair 2%

c. Cara Pemakaian : Gunakan 1-2 kali sehari dan oleskan tipis-tipis pada kulit yang gatal

d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : - Jagalah kebersihan kulit

- Sedikit terasa perih pada saat pemakaian pertama

- Oleskan tipis-tipis pada kulit yang sakit dan dipakai sesuai aturan pakai

- Hentikan pemakaian bila terjadi iritasi dan sensitivitas - Hanya untuk bagian luar dari badan

KASUS VII

Seorang ibu muda datang ke apotek dan mengeluhkan bahwa anaknya yang berumur 4 tahun panas. Dari keluhan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami demam.

Obat yang diberikan adalah Termorex® dan Lysmin® 1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat

1. Termorex®

Paracetamol T Menurunkan demam,

meringankan sakit kepala dan sakit gigi

(69)

2. Pelayanan Informasi Obat Termorex®

a. Kegunaan : Analgesik dan Antipiretik b. Bentuk Sediaan : Sirup

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Jangan minum melebihi dosis yang dianjurkan

- Bila rasa sakit bertahan lebih dari 5 hari dan demam tidak menurun selama 2 hari segera dihubungi dokter

- Simpan ditempat yang kering dan sejuk - Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Lysmin® Syrup

a. Kegunaan : Multivitamin b. Bentuk Sediaan : Syrup

c. Cara Pemakaian : Sehari 1 sendok teh (5 ml) untuk anak-anak kecuali dianjurkan lain oleh dokter.

d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : - Jauhkan dari jangkauan anak-anak

(70)

KASUS VIII

Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan demam, hidung tersumbat dan sakit kepala. Maka obat yang dianjurkan adalah Ultraflu® dn Stimuno®.

1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Ultraflu®

- Ekstrak Phyllanthi Herba

Fitofarmaka Meningkatkan daya tahan tubuh

2. Pelayanan Informasi Obat Ultraflu®

a. Kegunaan : Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin

b. Bentuk Sediaan : Kaplet

c. Cara Pemakaian : 3-4 kali sehari 1 kaplet d. Hal-hal yang harus diinformasikan :

- Obat ini dapat menyebabkan kantuk oleh sebab itu selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kenderaan bermotor

- Bila dalam tiga hari sakit tidak berkurang, segera hubungi dokter - Jangan melebihi dosis yang dianjurkan

(71)

Stimuno®

a. Kegunaan : Meningkatkan daya tahan tubuh b. Bentuk Sediaan : Kapsul

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 kapsul

KASUS IX

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala sebelah. Berdasarkan keluhan pasien, maka diberikan Poldan Mig ®

1. Spesialit Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat

1. Poldan Mig ® (Sanbe Farma)

- Paracetamol 400 mg Asetosal 250 mg

Kafein 65 mg

2. Pelayanan Informasi Poldan mig®

a. Kegunaan : Meringankan sakit kepala ringan sampai sedang akibat migrain.

b. Bentuk Sediaan : Kaplet

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 kaplet. d. Hal-hal yang harus diinformasikan :

- Dapat menyebabkan mual, muntah dan mengiritasi lambung.

(72)

KASUS X

Seorang ibu datang ke apotek dan mengeluhkan bahwa anaknya yang berumur 5 tahun menderita gatal-gatal di kulit dibagian punggungnya bila ia berkeringat dari keluhan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita gatal-gatal di kulit karena biang keringat.

Obat yang diberikan adalah Caladine® Lotion 1. Spesialite Obat

No. Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat 1. Caladine® gatal pada kulit akibat biang keringat

2. Pelayanan Informasi Obat Caladine® Lotion

a. Kegunaan : Mengobati rasa gatal pada kulit akibat biang keringat, udara panas dan gigitan serangga

b. Bentuk Sediaan : Lotion

c. Cara Pemakaian : Oleskan pada bagian yang gatal 2 kali sehari d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Oleskan pada bagian yang sakit secara teratur - Hanya untuk pemakaian luar badan

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Sarana Medan
tablet Damaben® dan obipluz®, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien ibu
Tablet, mengandung

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ini disebabkan karena air laut ditempatkan pada ruang tertutup sehingga energi panas yang diserap tidak dapat keluar dan semakin lama semakin meningkat, ini juga

Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Posyandu lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.Skripsi STIKES

Trendsetter adalah orang yang menjadi sorotan dan mempengaruhi untuk trend/gaya .Atau bisa dikatakan sesuatu yang diikuti atau ditiru oleh banyak orang bisa juga berarti sorotan

Katagori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif, Beban kerja kuantitatif, yaitu timbul sebagai akibat dari tugas-tugas

Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan penggunaan Lembar Kerja Siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII

Hal ini terlihat bahwa t hitung t tabel yaitu 2,62 2,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode

Manufacturers and retailers have realized that most people have this mindset and now price smaller size items for less per unit, making a larger profit of people blindly buying the