BAHAN SKRIPSI
STUDI PEMANFAATAN BUAH JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA
SWINGLE) SEBAGAI CHELATOR LOGAM PB DAN CD DALAM UDANG WINDU (PENAEUS MONODON)
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Diajukan Oleh : FIRDHANY ARMANDA
NIM : 050804004
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
STUDI PEMANFAATAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia
Swingle) SEBAGAI CHELATOR LOGAM Pb DAN Cd DALAM UDANG WINDU (Penaeus monodon)
Oleh :
FIRDHANY ARMANDA NIM: 050804004
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Pada tanggal Februari 2009
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji
(Drs. Muchlisyam, Msi. Apt.) (Drs. Fathur Rahman Harun, Msi, Apt.)
NIP. 130 809 700 NIP. 130 872 281
Pembimbing II, (Drs. Muchlisyam, Msi. Apt.)
NIP. 130 809 700
(Prof.Dr.rer.nat.Effendy Delux Putra,SU,Apt.) (Drs. Maralaut Batubara, Mphill,
Apt.)
NIP. 131 283 723 NIP. 130 535 839
(Dra.Tuti Roida Pardede)
NIP. 130 810 736
Dekan,
(Prof.Dr.Sumadio Hadisahputra, Apt.)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini, serta shalawat beriring salam untuk Rasulullah
Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam kehidupan.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul:
”Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Sebagai
Chelator Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu (Penaeus Monodon)”.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda Drs. Amran Hasan, BBA, dan ibunda Hasnidar yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun,
pengorbanan baik materi maupun motivasi beserta doa yang tulus yang
tidak pernah berhenti, semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat
dan ridhoNya kepada kedua orang tua penulis.
2. Bapak Drs. Muchlisyam, Msi, Apt. Dan Prof. Dr. rer.nat. Effendy De Lux
Putra, SU, Apt. yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta
saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi USU Medan, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
4. Ibu Dra. Aswita Hafni Lubis, MSi, Apt. selaku penasihat akademik yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Farmasi yang telah mendidik
penulis selama di perguruan tinggi, dan membantu kemudahan
administrasi.
6. Bapak Martias di Laboratorium Instrumen Balai Riset dan Standardisasi
Industri Medan yang telah membantu dan menyediakan fasilitas kepada
penulis selama melakukan penelitian.
7. Ibu Dra. Masfria Msi, Apt. selaku Kepala Laboratorium Kimia Farmasi
Kualitatif Farmasi USU yang telah memberikan izin dan fasilitas untuk
penulis sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan penelitian.
8. Abang (Firdaus Armanda) dan adik-adik tercinta (Fahmy Armanda dan
Fathira Armanda), yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.
9. Rianes, Refina, Mona, yang senantiasa membantu dan memberi semangat
kepada penulis selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman Farmasi Reguler angkatan 2005, dan adik-adikku angkatan
2006, terimakasih untuk semua perhatian, semangat, doa dan
kebersamaannya selama ini.
11. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak
tercantum namanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan kripsi ini masih
jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua.
Medan, Februari 2009
Penulis,
ABSTRAK
Udang merupakan salah satu biota laut yang sering dikonsumsi oleh
manusia. Kandungan logam berat yang terdapat di dalam tubuh udang terjadi
karena udang memiliki pergerakan yang relatif lambat untuk menghindar dari
pengaruh polusi air laut, selain itu juga karena udang bergerak dan mencari makan
di dasar air, yang merupakan tempat terdapatnya endapan berbagai jenis limbah.
Adanya pencemaran logam berat termasuk logam plumbum dan kadmium
yang terjadi pada makanan laut seperti udang dapat mengakibatkan timbulnya
efek negatif bagi manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut karena terjadi
akumulasi logam berat di dalam tubuh yang dapat menimbulkan keracunan akut
maupun kronis.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah udang windu
(Penaeus monodon) yang berasal dari perairan laut Belawan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kandungan logam berat pada tubuh
udang windu (Penaeus monodon) yaitu dengan perendaman udang di dalam larutan jeruk nipis (Citrus autrantifolia Swingle). Digunakan buah jeruk nipis karena mengandung senyawa organik yang memiliki kemampuan sebagai chelator
(pengikat logam).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan senyawa organik di
dalam buah jeruk nipis (Citrus autrantifolia Swingle) untuk menurunkan kadar logam berat Pb dan Cd dalam udang windu. Pemeriksaan dilakukan secara
kualitatif dengan pereaksi dithizion 0,005% b/v pada pH yang berbeda, yaitu pada
pH 7 untuk logam Plumbum dan pada pH 12 untuk logam Cadmium, selain itu
panjang gelombang yang berbeda yaitu 283,3 nm untuk logam plumbum dan pada
panjang gelombang 228,8 nm untuk logam kadmium.
Kadar logam Pb pada udang adalah sebesar 0,8195 ± 0,0290 mg/kg dan
logam Cd sebesar 0,1432 ± 0,0031 mg/kg. Setelah perendaman dengan larutan
jeruk nipis selama 30 menit terjadi penurunan kadar sebesar 48,40% untuk Pb dan
56,09% untuk Cd. Setelah perendaman selama 60 menit terjadi penurunan kadar
sebesar 64,46% untuk Pb dan 69,17% untuk Cd.
Dengan demikian, perendaman udang dalam larutan jeruk nipis efektif
ABSTRACT
Shrimp is one of the sea animal that usually consumted by public.
Plumbum and cadmium that was found in the shrimp because of it slowly
moving to avoid from the pollution effect, also cause of the shrimp is moving and
looking for the provision in the bottom of the sea that contain many kinds of
waste pollution.
The pollution of heavy metal plumbum and cadmium can make negative
effect to public because the heavy metal would be accumulated in our body, so
that could be acute and chronic poisoning.
The sample that used in this study is tiger shrimp (Penaeus monodon)
from water of Belawan. One of the effort to minimize the metal contain in the
shrimp is soaking in solution of sour lime because it has ability as metal chelator .
The aim of this study was to use sour lime fruit in reducing Pb and Cd
heavy metals in tiger shrimp. This Study was done by qualitative analysis using
dithizon 0,005% b/v reagent at the different pH, plumbum was analysed at 7, and
cadmium was analysed at 12, and also by quantitave analyisis using atomic
absorbtion spectroscopy at different wavelength, Plumbum metal was measured
with the wavelength at 283,3 nm and cadmium metal in 228,8 nm.
Pb heavy metal content before soaking was 0,8195 ± 0,0290 mg/kg and Cd
heavy metal was 0,1432 ± 0,0031 mg/kg. After soaking in water of sour lyme for
30 minutes reduced 48,40% for Pb and 56,09% for Cd. After soaking in water of
Thus, soaking the shrimp in the solution of sour lyme was effective to
reduce Pb and Cd heavy metal content in shrimp which were obtained from water
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………...ii
ABSTRAK...v
ABSTRACT...vii
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL...xiii
DAFTAR GAMBAR...xiv
DAFTAR LAMPIRAN...xv
BAB I.PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Perumusan Masalah...2
1.3 Hipotesa...3
1.4 Tujuan Penelitian...3
1.5 Manfaat Penelitian...3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...4
2.1 Uraian Jeruk Nipis...4
2.2 Uraian Udang windu...5
2.3 Timbal / Plumbum (Pb)...6
2.4 Kadmium (Cd)...6
2.5 Toksisitas Logam Pada Jenis Udang...7
2.6 Persiapan sampel Untuk Penetapan Mineral...8
2.7 Spektrofotometri Serapan Atom...8
2.8.1 Perolehan Kembali...9
2.8.2 Batas Deteksi...10
2.8.3 Batas Kuantitasi...10
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...12
3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian...12
3.2 Bahan-bahan...12
3.2.1 Sampel...12
3.2.2 Pereaksi...12
3.3 Alat-alat...12
3.4 Pembuatan Pereaksi...13
3.5 Rancangan Penelitian...14
3.6 Prosedur Penelitian...14
3.6.1 Pengambilan Sampel...14
3.6.2 Penyiapan Sampel...14
3.6.3 Proses Destruksi Basah Untuk Pb dan Cd...15
3.6.4 Analisa Kualitatif...15
3.6.5 Analisa Kuantitatif...16
3.6.5.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum...16
3.6.5.2 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Logam Plumbum...16
3.6.5.3 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Logam Kadmium...17
3.6.5.4.1 Penentuan Kadar Logam Plumbum
dalam Sampel...17
3.6.5.4.2 Penentuan Kadar Logam Kadmium dalam Sampel...18
3.6.5.5 Analisa Data Secara Statisitik ...18
3.6.5.6 Uji Perolehan Kembali...18
3.6.5.6.1 Pembuatan Larutan Standar...18
3.6.5.6.2 Prosedur Uji Perolehan Kembali (Recovery)... ...19
3.6.5.7 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ...19
3.6.6 Bagan Pelaksanaan Penelitian...21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...23
4.1 Hasil Uji Kualitatif……….……...23
4.2 Hasil Uji Kuantitatif………...24
4.2.1 Kurva Kalibrasi Logam Pb dan Cd………...24
4.2.2 Analisa Kadar Logam Pb dan Cd dalam Sampel...26
4.2.3 Hasil Penurunan Kadar Logam Setelah Perendaman Dalam Larutan Nipis ...28
4.2.4 Uji Perolehan kembali...29
4.2.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi...30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...31
5.1 Kesimpulan...31
DAFTAR PUSTAKA...33
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Uji Kualitatif Logam Pb dan Cd dengan Pereaksi
Dithizon 0,005%b/v...23
Tabel 4.2 Data Kadar Logam Pb dan Cd...26
Tabel 4.3 Persen Penurunan Kadar Logam Pb dan Cd Setelah Perendaman dalam Larutan Jeruk Nipis Selama 30 menit
dan 60 menit...28
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Logam Pb...24
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Pb
dan Cd……….35
Lampiran 2. Contoh Perhitungan Persamaan Regresi………....36
Lampiran 3. Hasil Analisa Logam Pb dan Cd dalam Sampel………....38
Lampiran 4. Contoh Perhitungan Kadar Logam dalam Sampel...41
Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Logam Plumbum (Pb) Pada Udang Windu (Penaeus monodon)...43
Lampiran 6. Perhitungan Statistik Kadar Logam Kadmium (Cd) Pada Udang Windu (Penaeus monodon)...53
Lampiran 7. Data Hasil Uji Perolehan Kembali Logam Plumbum dan Kadmium dalam Udang Windu (Penaeus monodon)...63
Lampiran 8. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali dan Kadar Rata-rata Logam Plumbum dan Kadmium yang Sebenarnya dalam Udang Windu (Penaeus monodon)…… ………64
Lampiran 9. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Logam Plumbum...66
Lampiran 10. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Logam Kadmium...67
Lampiran 11. Gambar Hasil Destruksi Sampel...68
Lampiran 13. Gambar Alat Spektrofotometer Serapan Atom...70
Lampiran 14. Gambar Udang Windu (Penaeus monodon)...71
Lampiran 15. Gambar Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)...71
Lampiran 16 Batas pencemaran Logam Berat Menurut SNI...72
Lampiran 17. Fotokopi Sertifikat Kalibrasi Spektrofotometer Serapan Atom...73
Lampiran 18. Nilai Distribusi t...74
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Logam berat, baik yang bersifat toksik maupun essensial terlarut dalam air
dan dapat mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini banyak
berasal dari pertambangan, peleburan logam, dan jenis industri lainnya (Darmono,
2001).
Logam yang ada pada perairan suatu saat akan turun dan mengendap pada
dasar perairan, membentuk sedimentasi. Hal ini akan menyebabkan organisme
yang mencari makan di dasar perairan (seperti udang) akan memiliki peluang
yang besar untuk terpapar logam berat yang telah mengendap di dasar perairan.
Hasil laut jenis krustasea perlu diwaspadai terhadap pencemaran logam berat,
karena jenis krustasea banyak digemari sebagai salah satu bahan makanan yang di
konsumsi oleh masyarakat (Rahman, 2006)
Untuk mengetahui besarnya pencemaran yang terjadi dapat digunakan
suatu bioindikator yaitu jenis organisme tertentu yang khas yang dapat
mengakumulasi bahan-bahan yang ada sehingga dapat mewakili keadaan di dalam
lingkungan habitatnya. Salah satu bioindikatornya yaitu udang. Hewan air yang
termasuk dalam kelompok krustasea (seperti udang) baik yang hidup di air tawar
maupun air laut selalu mencari makan di dasar air. Sifatnya yang detrivorus
(pemakan sisa-sisa) inilah yang menyebabkan hewan ini cukup baik untuk
Pada umumnya masyarakat Indonesia menggunakan buah jeruk nipis
(Citrus aurantifolia Swingle) untuk menghilangkan bau amis pada makanan yang berasal dari laut (seafood) seperti udang, namun banyak masyarakat kita yang belum mengetahui bahwa buah jeruk nipis yang rasanya sangat asam itu
mengandung beberapa senyawa organik dari berat daging buahnya yang berguna
sebagai chelator (pengikat logam) terhadap logam yang terdapat pada hewan laut
tersebut (Sarwono, 2001).
Khelat merupakan ikatan atau kompleks dari ligand bidentat atau
polidentat. Ligand tersebut yang biasanya merupakan senyawa organik disebut
chelator (Anonim,2008).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan memanfaatkan buah jeruk nipis sesuai dengan jumlah yang
digunakan oleh masyarakat, untuk menurunkan kadar logam plumbum (Pb) dan
kadmium (Cd) pada udang windu (Penaeus monodon) dengan variasi waktu perendaman selama 30 menit dan 60 menit.
I.2 Perumusan Masalah
1. Apakah senyawa organik yang terdapat dalam buah jeruk nipis dapat
digunakan untuk menurunkan kadar logam Pb dan Cd dalam udang
windu?
2. Apakah perbedaan waktu perendaman memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap penurunan kadar logam Pb dan Cd terhadap udang
I.3 Hipotesa
1. Senyawa organik yang terdapat dalam buah jeruk nipis dapat digunakan
untuk menurunkan kadar logam Pb dan Cd dalam udang windu.
2. Perbedaan waktu perendaman memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap penurunan kadar logam Pb dan Cd dalam udang windu.
I.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk memanfaatkan senyawa organik yang terdapat dalam buah jeruk
nipis terhadap penurunan kadar logam Pb dan Cd dalam udang windu.
2. Untuk mengetahui penurunan kadar logam Pb dan Cd setelah perendaman
dalam larutan jeruk nipis dengan berbagai waktu perendaman.
I.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotil
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia Swingle
(Sarwono, 2001)
Jeruk nipis termasuk tipe buah buni. Bentuknya bulat sampai bulat telur.
Diameter buahnya sekitar 3-6 cm. Ketebalan kulit buahnya berksisar 0,2-0,5 mm.
Pohonnya tumbuh sebagai pohon kecil bercabang lebat, tetapi tak beraturan.
Tinggi pohon berkisar antara 1,5-5 m. Ranting-rantingnya berduri pendek, kaku,
dan tajam. Daunnya berselang-seling berbentuk jorong sampai bundar, pinggiran
daunnya bergerigi kecil (Sarwono, 2001).
Jeruk nipis mengandung asamsitrat 7-7,6%, damar lemak, mineral, vitamin
sebanyak 27 mg/100 g jeruk, Ca sebanyak 40mg/100 g jeruk, dan P sebanyak 22
mg (Hariana, A, 2006).
2.2 Uraian Udang windu Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan :Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustaceae
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobranchiata
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Species : Penaeus monodon
(Sarwono, 2001)
Udang windu biasanya hidup di perairan pantai yang berlumpur atau
berpasir. Dalam bahasa daerah udang ini dinamakan juga sebagai udang pancet,
udang bago, udag lotong, liling, udang baratan, udang palaspas, udag tepus, dan
uang userwedi. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama ”tiger prawn”
(Rachmatun, S, 2001).
Udang dewasa yang hidup di laut berwarna merah cerah
kekuning-kuningan dengan sabuk-sabuk melintang di badan. Ujung kaki renang berwarna
merah. Pada udang muda, warna tersebut agak pucat. Pada badannya terdapat
2.3 Timbal / Plumbum (Pb)
Plumbum (Pb) adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat,
memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif,
sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan.
(Widowati, W, 2008).
Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif sehingga toksisitasnya
dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu sistem
hemopoietik, sistem saraf pusat dan tepi, sistem ginjal, sistem gastrointestinal,
sistem kardiovaskuler, sistem reproduksi, dan sistem endokrin (Darmono, 2001).
Timbal dalam tubuh terutama terikat dalam gugus –SH dalam molekul
protein dan hal ini menyebabkan hambatan pada aktivitas kerja sistem enzim.
Timbal bersirkulasi dalam darah setelah diabsorpsi dari usus, terutama
hubungannya dengan sel darah merah (eritrosit). Pertama didistribusikan ke dalam
jaringan lunak seperti tubulus ginjal dan sel hati, tetapi berinkorporasi dalam
tulang, rambut, dan gigi untuk dideposit (storage), di mana 90% deposit terjadi
dalam tulang dan hanya sebagian kecil tersimpan dalam otak (Darmono, 2001).
2.4 Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap,
tidak larut dalam basa, bersifat lentur, serta tahan terhadap tekanan (Widowati, W,
2008)
Kadmium masuk ke dalam tubuh hewan melalui dua jalan yaitu saluran
pencernaan dan saluran pernafasan. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa
absorpsi Cd lewat saluran pencernaan sangat sedikit yaitu sekitar 3-8% dari total
Kasus toksisitas kadmium dilaporkan sejak pertengahan tahun 1980-an,
dan kasus tersebut semakin meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu kimia
di akhir abad 20-an. Sampai sekarang diketahui bahwa Cd merupakan logam berat
yang paling banyak menimbulkan toksisitas pada makhluk hidup (Darmono,
2001).
Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan ginjal terutama terikat
sebagai metalotionein. Metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Cd
terikat dalam gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil,
histidil, hidroksil, dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar
pengaruh toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut,
sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh
(Darmono, 2001).
2.5 Toksisitas Logam Pada Jenis Udang
Jenis krustasea yang hidup di dalam air terdiri atas banyak spesies, salah
satunya adalah udang. Jenis organisme ini pergerakannnya relatif tidak secepat
jenis ikan untuk menghindar dari pengaruh polusi logam dalam air. Karena
bergerak dan mencari makan di dasar air, sedangkan lokasi tersebut merupakan
tempat endapan dari berbagai jenis limbah, maka jenis krustasea ini merupakan
indikator yang baik untuk mengetahui terjadinya polusi lingkungan (Darmono,
2001).
Logam plubum dan kadmium masuk ke dalam tubuh krustasea
berturut-turut paling banyak melalui insang, saluran pencernaan, dan kulit, sehingga insang
dari jenis binatang beruas ini paling banyak menderita oleh pengaruh toksisitas
2.6 Persiapan sampel Untuk Penetapan Mineral
Untuk menentukan kandungan mineral, bahan harus dihancurkan atau
didestruksi dulu. Cara yang biasa dilakukan yaitu pengabuan basah (wet
digestion). Pemilihan cara terebut tergantung pada sifat zat organik dalam bahan,
mineral yang akan dianalisa, serta sensitivitas cara yang digunakan.
Cara pengabuan basah pada prinsipnya adalah pengunaan asam nitrat
untuk mendestruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud menghindari
kehilangan mineral akibat penguapan (Apriantono, 1989).
Teknik destruksi basah adalah dengan memanaskan sampel organik
dengan penambahan asam mineral pengoksidasi atau campuran dari asam-asam
mineral tersebut. Penambahan asam mineral pengoksidasi dan pemanasan yang
cukup dalam beberapa menit dapat mengoksidasi sampel secara sempurna,
sehingga menghasilkan ion logam dalam larutan asam sebagai sampel anorganik
untuk dianalisis selanjutnya. Destruksi basah biasanya menggunakan H2SO4,
HNO3, dan HClO4 atau campuran dari ketiga asam tersebut (Anderson, 1987).
2.7 Spektrofotometri Serapan Atom
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode yang digunakan untuk
mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini seringkali
mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi
atom-atom logam berbentuk gas yag digunakan untuk analisis kuantitatif dari logam
dalam sampel (Bender, 1987).
Metode spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada prinsip absorbsi
cahaya oleh atom. Atom- atom akan menyerap cahaya pada panjang gelomabng
Menurut Vogel (1994), atom-atom pada keadaan dasar mampu menyerap
energi cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang pada umumnya adalah
panjang gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom-atom itu bila tereksitasi
dari keadaan dasar. Jika pada cahaya dengan panjang gelombang tertentu
dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka
sebagian cahaya itu akan diserap dan banyaknya penyerapan akan berbanding
lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala.
2.8 Validasi Metode Analisa
Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap perameter tertentu pada
prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). Validasi dilakukan
untuk menjamin bahwa metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik,
reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis (Rohman, 2007).
Beberapa parameter validasi diuraikan di bawah ini.
2.8.1 Perolehan Kembali
Persen perolehan kembali digunakan untuk menyatakan kecermatan.
Kecermatan merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dapat ditentukan
dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placeborecovery) dan metode penambahan baku (standard addition methode). Metode simulasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit bahan murni pembanding kimia yang
ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) lalu
campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang
konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa lalu dianalisis kembali dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Harmita, 2004):
% perolehan kembali=
C*A CA CF −
x 100%
Keterangan: CF = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan
baku
CA = konsentrasi sampel awal
C*A= konsentrasi larutan baku yang ditambahkan
2.8.2 Batas Deteksi
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko.
Batas ini dapat diperoleh dari kalibrasi standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10
kali. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Harmita, 2004):
Batas deteksi =
slope SB x
3
Keterangan: SB = simpangan baku
2.8.3 Batas Kuantitasi
Batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang
masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas ini dapat diperoleh dari
kalibrasi standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10 kali. Batas kuantitasi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Harmita, 2004):
Batas kuantitasi =
slope SB x
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan di Balai Riset dan Standardisasi
Industri Medan.
3.2 Bahan-Bahan 3.2.1 Sampel
Sampel yang diperiksa dalam penelitian ini adalah udang windu (Penaeus monodon) yang berasal dari perairan laut Belawan. Selain itu juga digunakan buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle).
3.2.2 Pereaksi
Bahan yang digunakan semua pro analisis keluaran E. Merck, kecuali disebutkan lain, yaitu asam nitrat 65% b/b, amonium hidroksida 25% b/b,
dithizon, kristal kalium sianida (KCN), larutan standar timbal 1000 ppm b/v, dan
larutan standar Cd 1000 ppm b/v.
3.3 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan yaitu spektrofotometer Serapan atom GBC
3.4 Pembuatan Pereaksi 1. Larutan HNO3 5N
Larutan HNO3 65% b/b sebanyak 343,6 ml diencerkan dengan air suling
hingga 1000 ml (Ditjen POM, 1979).
2. Larutan Dithizon 0,005% b/v
Dithizon sebanyak 5 mg dilarutkan dalam 100 ml kloroform (Vogel,
1990).
3. Larutan NH4OH 1N
Amonium hidroksida 25% b/b sebanyak 7,48 ml diencerkan dalam 100 ml
air suling (Ditjen POM, 1995).
4. Larutan Jeruk Nipis
Dua buah jeruk nipis (±64 gram) diperas, lalu diencerkan dalam 200 ml
3.5 Rancangan Penelitian
Cara penelitian dilakukan berdasarkan bagan berikut ini :
Udang windu dengan Kadar Pb
dan Cd tinggi
Direndam dalam larutan jeruk
nipis selama 30 menit
Udang windu dengan kadar
Pb dan Cd yang rendah Udang windu dengan kadar
Pb dan Cd yang rendah
Direndam dalam larutan jeruk
nipis selama 60 menit
3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Pengambilan sampel
Populasi penelitian adalah udang windu yang dijual di daerah Pantai
Belawan yang telah didentifikasi tercemar logam berat plumbum dan kadmium.
Metode pengambilan sampel dilakukan secara sampling purposif yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana pengambilan sampel
ditentukan berdasarkan asumsi bahwa semua jenis udang windu yang dijual di
daerah Pantai Belawan adalah homogen tercemar logam berat plumbum dan
kadmium.
3.6.2 Penyiapan Sampel
Udang windu dicuci bersih dan kulitnya dibuang. Ditimbang udang windu
yang telah dicuci bersih sebanyak 900 gram dan dibagi menjadi dua bagian.
halus. Bagian kedua (600 gram) direndam dalam larutan jeruk nipis. Setelah
perendaman selama 30 menit, diambil sebanyak 300 gram, dicuci bersih, lalu
ditiriskan selama 15 menit. Setelah itu diblender hingga halus. Pada waktu
perendaman, setiap 10 menit sampel diaduk-aduk yang bertujuan agar
perendaman dalam larutan jeruk nipis lebih merata. Kemudian dilakukan hal yang
sama terhadap sisa 300 gram setelah perendaman selama 60 menit.
3.6.3 Proses Destruksi Basah Untuk Plumbum dan Kadmium
Sampel udang yang telah dihaluskan untuk setiap perlakuan, ditimbang
masing- masing sebanyak 25 gram. Sampel yang telah diketahui beratnya
selanjutnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan asam nitrat pekat
sebanyak 25 ml hingga sampel terendam. Lalu didiamkan selama 24 jam dengan
tujuan agar dapat mempercepat proses destruksi yang dilakukan. Setelah 24 jam,
sampel didestruksi pada hot plate selama 30 menit hingga sampel berwarna kuning muda jernih dan uap nitrat habis. Kemudian dipindahkan ke dalam labu
tentukur 100 ml dan ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest, lalu
disaring dengan kertas saring whatman no.42 dengan membuang 2 ml larutan
pertama hasil penyaringan. Larutan hasil destruksi ini digunakan untuk uji
kualitatif dan uji kuantitatif logam Pb dan Cd.
3.6.4 Analisa Kualitatif
1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel, diatur pH=7 dengan
penambahan ammonium hidroksida 1N, dimasukkan kalium sianida,
ditambahkan 5 ml dithizon 0,005% b/v, dikocok kuat, dibiarkan larutan
memisah. Terbentuk warna merah tua berarti sampel mengandung Pb (Fries,
2. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel, diatur pH=12
dengan penambahan ammonium hidroksida 1N, ditambahkan 5 ml dithizon
0,005% b/v, dikocok kuat, dibiarkan larutan memisah. Terbentuk warna merah
muda berarti sampel mengandung Cd (Fries, 1977).
3.6.5 Analisa Kuantitatif
3.6.5.1 Penentuan Panjang Gelombang maksimum
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan berdasarkan
pengaturan alat spektrofotometri serapan atom yang telah distandardisasi, yaitu
panjang gelombang untuk logam Pb 283,3 nm, dan unuk logam Cd 228,8 nm.
3.6.5.2 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Logam Pb
Larutan standar plumbum (1000 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3
5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest (konsentrasi 100 mcg/ml).
Larutan standar plumbum (100 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3
5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest (konsentrasi 10 mcg/ml).
Larutan kerja logam plumbum dibuat dengan memipet 0; 1; 2; 3; 4; dan 5
ml larutan baku 10 mcg/ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml,
ditambahkan 10 ml HNO3 5N kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan
aquabidest (larutan kerja ini mengandung 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 mcg/ml) dan
3.6.5.3 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Logam Cd
Larutan standar kadmium (1000 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3
5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest (konsentrasi 100 mcg/ml).
Larutan standar kadmium (100 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3
5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest (konsentrasi 10 mcg/ml).
Larutan standar kadmium (10 ppm) dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan
ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3 5N,
ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest (konsentrasi 1 mcg/ml).
Larutan kerja logam kadmium dibuat dengan memipet 0; 1,0; dan 5,0 ml
larutan baku 1 mcg/ml, serta 1,0; 2,0; dan 3,0 ml larutan baku 10 mcg/ml,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO3 5N
kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest (larutan kerja ini
mengandung 0; 0,010; 0,050; 0,10; 0,20; dan 0,30 mcg/ml) dan diukur pada
panjang gelombang 228,8 nm.(Hasil dapat dilihat pada lampiran 1).
3.6.5.4 Penentuan Kadar Logam Dalam Sampel
3.6.5.4.1 Penentuan Kadar Logam Plumbum (Pb) Dalam Sampel
Larutan sampel yang telah didestruksi, diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm.
Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang kurva kalibrasi
larutan baku plumbum. Konsentrasi plumbum dalam sampel ditentukan
berdasarkan persamaan linier dari kurva kalibrasi. (Hasil dapat dilihat pada
3.6.5.4.2 Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd) Dalam Sampel
Larutan sampel yang telah didestruksi diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 228,8 nm.
Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang kurva kalibrasi
larutan baku kadmium. Konsentrasi kadmium dalam sampel ditentukan
berdasarkan persamaan linier dari kurva kalibrasi. Kadar logam plumbum dan
kadmium dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kadar logam (mg/kg) =
(
konsentrasi logam (mcg/ml)x 10-3)
x volume (ml) Berat sampel (gr)x 10-3(Hasil dapat dilihat pada lampiran 3, tabel 2 dan contoh perhitungan kadar logam pada lampiran 4).
3.6.5.5 Analisa Data Secara Statistik
Analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan persamaan regresi dan
dilakukan pengolahan data dari hasil persamaan regresi dari logam berat plumbum
dan kadmium dalam udang windu sebelum dan sesudah perendaman.
Adapun metode statistik untuk komparasi hasil penentuan kandungan
logam berat plumbum dan kadmium dalam daging udang windu disesuaikan
dengan jenis dan distribusi data yang diperoleh.
Nilai probabilititas < 0,05 dipertimbangkan sebagai perbedaan yang signifikan.
(Hasil dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6).
3.6.5.6 Uji Perolehan Kembali (Recovery) 3.6.5.6.1 Pembuatan Larutan Standar
Larutan standar plumbum dan kadmium (1000 mcg/ml) masing- masing
100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3 5N, ditepatkan sampai garis tanda
dengan aquabidest (konsentrasi 100 mcg/ml).
Larutan standar plumbum dan kadmium (100 mcg/ml) masing- masing
dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan masing-masing larutan ke dalam labu ukur
100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO3 5N, ditepatkan sampai garis tanda
dengan aquabidest (konsentrasi 10 mcg/ml).
3.6.5.6.2 Prosedur Uji Perolehan Kembali (Recovery)
Uji perolehan kembali dilakukan dengan cara menentukan kadar logam
dalam sampel, selanjutnya dilakukan penentuan kadar logam dalam sampel
setelah penambahan larutan standar yang jumlahnya diketahui dengan pasti.
Larutan standar yang ditambahkan yaitu 2 ml larutan standar Pb (konsentrasi 10
mcg/ml) dan 2 ml larutan standar Cd (konsentrasi 10 mcg/ml). Uji perolehan
kembali dilakukan terhadap sampel yang sama dan dianalisa dengan cara yang
sama dengan pengerjaan sampel awal.
Persen recovery dapat dihitung dengan persamaan berikut:
% Recovery
=
sampel dalam
n ditambahka yang
dar s
kadar
sampel dalam
zat kadar dar
s n ditambahka setelah
zat kadar
tan
tan −
x 100%
(Hasil dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8)
3.6.5.7 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko.
Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel
Batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat diperoleh dari kalibrasi
standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10 kali, dan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut (Harmita, 2004):
Batas deteksi =
slope SB x
3
Batas kuantitasi =
slope SB x
10
Keterangan: SB = simpangan baku
2.6.6 Bagan Pelaksanaan Penelitian
900 g udang windu
300 g udang windu
dicuci bersih
diblender
ditiriskan selama
15 menit
300 g
dicuci bersih
diblender
dilanjutkan perendaman
hingga 60 menit
diblender dicuci bersih
setelah 30 menit dipisahkan 300g
Sampel UB
Sampel UA
ditiriskan selama
15 menit
ditiriskan selama 15 menit
didiamkan selama 24 jam ditambahkan 25 ml HNO3(p)
dimasukkan dalam erlenmeyer ditimbang 25 gram
direndam dalam larutan
2 butir jeruk nipis (±64
g) yang diencerkan
dalam 200 ml air
300 g
Sampel U
Sampel + HNO3(p)
ditepatkan dengan aquabidest
sampai garis tanda didinginkan
dimasukkan ke dalam labu tentukur
100 ml
didestruksi selama 30 menit
disaring dengan kertas saring
whatman no.42 dengan membuang 2
ml larutan pertama hasil penyaringan
Hasil
Ditentukan kadar dengan
spektrofotometer serapan atom pada
panjang gelombang 283,3 nm untuk
logam Pb dan pada 228,8 nm untuk
logam Cd Larutan sampel
100 ml larutan sampel
Keterangan:
U = Sampel tanpa perendaman dalam larutan jeruk nipis
UA = Sampel dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis selama 30 menit
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Kualitatif
Untuk mengidentifikasi adanya logam berat di dalam sampel, maka
dilakukan uji kualitatif dengan menggunakan pereaksi dithizon 0,005% b/v.
[image:39.595.116.517.280.482.2]Hasil reaksi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Hasil Uji Kualitatif Logam Pb dan Cd dengan Pereaksi Dithizon 0,005% b/v
No. Logam pH Reaksi dengan larutan
Dithizon Sampel Hasil
U +
UA +
1. Pb
7 Merah tua
UB -
U +
UA +
2. Cd 12 Merah muda
UB +
Keterangan :
+ = mengandung logam
U = Sampel tanpa perendaman dalam larutan jeruk nipis
UA = Sampel dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis selama 30 menit
UB = Sampel dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis selama 60 menit
Tabel di atas menunjukkan adanya logam berat plumbum dan kadmium yang
terdapat di dalam sampel, dan kedua jenis logam dapat dibedakan melalui reaksi
dengan dithizon 0,005% b/v menghasilkan warna yang berbeda pada pH yang
berbeda untuk logam Pb dan Cd. Warna yang terbentuk adalah karena
4.2 Hasil Uji Kuantitatif
4.2.1 Kurva Kalibrasi Logam Pb dan Cd
Kurva kalibrasi logam Pb dan Cd diperoleh dengan cara mengukur
absorbansi dari larutan standar masing-masing logam tersebut. Dari pengukuran
kurva kalibrasi untuk Pb dan Cd, diperoleh persamaan garis regresi, yaitu:Y =
0,01229X + 0,00033 untuk logam Pb dan Y = 0,2214 X + 0,000051 untuk logam
Cd.
Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar logam Pb dan Cd dapat
[image:40.595.113.480.334.573.2]dilihat pada Lampiran 1. Contoh perhitungan persamaan regresi dapat dilihat pada Lampiran 2. Kurva kalibrasi larutan standar Pb dan Cd dapat dilihat pada
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Logam Pb
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007
-0.05 0.15 0.35 0.55
Concentration of Pb(µg/ml)
Ab
s
o
rb
a
n
[image:41.595.117.469.149.610.2]c
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Logam Cd
0 0.02 0.04 0.06 0.08
-0.05 0.05 0.15 0.25 0.35
Concentration of Cd (µg/ml)
A
b
so
rb
an
ce
Berdasarkan kurva di atas, maka dilakukan perhitungan kembali untuk
nilai koefesien korelasi (r) sehingga diperoleh hubungan yang linier antara
konsentrasi dengan serapan dengan nilai koefesien korelasi (r) untuk Pb sebesar
4.2.2 Analisa Kadar Logam Pb dan Cd dalam sampel
Penentuan kadar logam Pb dan Cd dilakukan secara spektrofotometri
serapan atom. Konsentrasi logam Pb dan Cd dalam sampel ditentukan
berdasarkan persamaan garis regresi linier kurva kalibrasi larutan standar
masing-masing. Data dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Analisa dilanjutkan dengan perhitungan statistik (Perhitungan dapat dilihat
pada Lampiran 5 dan Lampiran 6). Dari perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kadar plumbum dan kadmium pada udang windu
tanpa perendaman lebih tinggi daripada udang windu dengan perendaman dalam
larutan jeruk nipis dengan berbagai variasi waktu perendaman.
[image:42.595.112.514.364.624.2]Hasil analisa kuantitatif logam Pb dan Cd dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2. Data Kadar Logam Pb dan Cd
No Logam Sampel Kadar Logam (mg/kg)
U 0,8195 ± 0,0290
UA 0,4286 ± 0,0517
1. Pb
UB 0,2990 ± 0,0666
U 0,1432 ± 0,0031
UA 0,0616 ± 0,0026
2. Cd
UB 0,0421 ± 0,0027
Keterangan :
U = Sampel tanpa perendaman dalam larutan jeruk nipis
UA = Sampel dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis selama 30 menit
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut,kadar rata-rata logam Pb tanpa perendaman
dalam larutan jeruk nipis adalah 0,8195 ± 0,0290 mg/kg dan 0,1432±0,0031
mg/kg untuk logam Cd. Berdasarkan persyaratan SNI 01-3548-1994, batas
maksimum cemaran logam terhadap makanan yang diperbolehkan untuk logam
Pb adalah 2 mg/kg dan untuk logam Cd sebesar 0,2 mg/kg.
Dengan demikian, kadar logam Pb dan Cd dalam udang windu yang
berasal dari perairan Belawan belum melebihi batas maksimum yang
diperbolehkan berdasarkan SNI 01-3548-1994.
Tabel 4.2 di atas juga menunjukkan bahwa perendaman udang windu
dalam 2 butir jeruk nipis seberat ±64 g yang diencerkan dalam 200 ml air
memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar logam Pb dan Cd karena dalam
larutan jeruk nipis tersebut mangandung beberapa senyawa organik yang memiliki
kemampuan sebagai chelator (pengikat logam) sehingga dapat menurunkan kadar
4.2.3 Hasil Penurunan Kadar Logam Setelah Perendaman dalam Larutan Jeruk Nipis
Tabel 4.3. Persen Penurunan Kadar Logam Pb dan Cd Setelah Perendaman dalam Larutan Jeruk Nipis Selama 30 menit dan 60 menit
Logam Sampel
Kadar Sebelum
Perendaman
Kadar Setelah
Perendaman
%
Penurunan
UA 0,8410 0,4340 48,40%
Pb
UB 0,8410 0,2989 64,46%
UA 0,1437 0,0631 56,09%
Cd
UB 0,1437 0,0443 69,17%
Keterangan:
UA : sampel dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis selama 30 menit
UB : sampel dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis selama 60 menit
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kadar awal logam Pb adalah
sebesar 0,8195 ± 0,0290 mg/kg dan logam Cd sebesar 0,1432 ± 0,0031mg/kg.
Setelah perendaman dengan larutan jeruk nipis selama 30 menit, rata-rata
kandungan logam Pb dan Cd menurun secara signifikan menjadi 0,4286 ± 0,0517
mg/kg untuk logam Pb (penurunan sebesar 0,4070 mg/kg atau 48,40% terhadap
nilai awal) dan 0,0616 ± 0,0026 mg/kg untuk logam Cd (penurunan sebesar
0,0806 mg/kg atau 56,09% terhadap nilai awal). Setelah perendaman selama 60
menit menurun lagi menjadi 0,2990 ± 0,0666mg/kg untuk logam Pb (penurunan
sebesar 0,5421 mg/kg atau 64,46% terhadap nilai awal) dan 0,0421 ± 0,0027
mg/kg untuk logam Cd (penurunan sebesar 0,0994 mg/kg atau 69,17% terhadap
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, buah jeruk nipis memiliki
kemampuan yang cukup efektif untuk menurunkan kadar logam. Persen
penurunan yang diperoleh memang belum mencapai angka penurunan total yang
maksimal. Hal ini disebabkan karena peneliti menggunakan 2 buah jeruk nipis (±
64 g) yang kemudian diencerkan dalam 200 ml air sesuai dengan jumlah yang
digunakan konsumen sehingga kandungan senyawa organik yang terdapat dalam
buah jeruk nipis menjadi lebih rendah. Walupun demikian, telah terbukti bahwa
perendaman udang dalam larutan jeruk nipis tersebut dapat menurunkan kadar
logam Pb dan Cd. Hal ini disebabkan adanya berbagai macam senyawa organik
yang dapat menyebabkan pengikatan logam pada udang.
Dengan demikian, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat
untuk menurunkan kadar logam dari makanan yang berasal dari laut adalah
dengan cara melakukan perendaman terlebih dahulu dalam larutan jeruk nipis.
Selain harganya murah dan mudah diperoleh, jeruk nipis yang mengandung
berbagai macam senyawa organik ini terbukti dapat menurunkan kadar logam
berat plumbum dan kadmium yang terdapat dalam udang windu.
4.2.4 Uji Perolehan kembali
Hasil Uji Perolehan kembali Plumbum dan Kadmium dalam udang windu
setelah penambahan larutan baku Pb dan Cd dapat dilihat pada lampiran 7.
Contoh perhitungan persen recovery logam dalam sampel dapat dilihat pada
tabel 4.4 Persen Uji Perolehan Kembali (recovery) Logam Pb dan Cd Dalam Sampel
No Logam yang dianalisa Recovery rata-rata(%)
1. Pb 90,85%
2. Cd 97,45%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan
kembali untuk logam plumbum adalah 90,85% dan logam kadmium sebesar
97,40%. Persen recovery tersebut menunjukkan ketepatan kerja pada saat pemeriksaan kadar logam dalam sampel. Menurut WHO (2004), suatu metode
dikatakan teliti jika nilai recoverynya antara 80%-110%.
4.2.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Dari hasil perhitungan diperoleh batas deteksi untuk timbal dan kadmium
masing-masing sebesar 0,0649 mcg/ml dan 0,0082 mcg/ml. Sedangkan batas
kuantitasinya sebesar 0,2164 mcg/ml untuk logam plumbum dan 0,0273 mcg/ml
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan kadar logam berat Pb dan Cd dalam sampel udang
windu (Penaeus monodon) dari perairan laut Belawan, baik secara kualitatif dengan pereaksi dithizon 0,005% b/v maupun secara kuantitatif dengan
spektrofotometer serapan atom menunjukkan bahwa sampel telah tercemar logam
berat Pb dan Cd.
Dengan memanfatkan larutan jeruk nipis sebagai chelator menunjukkan
bahwa senyawa organik yang terdapat dalam buah jeruk nipis tersebut
memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar logam Pb dan Cd dalam udang
windu, yaitu pada perendaman selama 30 menit, kadar logam Pb menurun dari
0,8195 ± 0,0290 mg/kg menjadi 0,4286 ± 0,0517 mg/kg, sedangkan setelah
perendaman selama 60 menit kadar logam Pb menurun dari 0,8195 ± 0,0290
mg/kg menjadi 0,2990 ± 0,0666 mg/kg. Penurunan kadar logam kadmium juga
terjadi setelah perendaman selama 30 menit yaitu dari 0,1432 ± 0,0031 mg/kg
menjadi 0,0616 ± 0,0026 mg/kg, dan setelah perendaman selama 60 menit terjadi
penurunan dari 0,1432 ± 0,0031 mg/kg menjadi 0,0421 ± 0,0027 mg/kg.
Adanya perbedaan lamanya waktu perendaman sampel memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap penurunan kadar logam Pb dan Cd. Pada logam
Pb, setelah perendaman selama 30 menit terjadi penurunan kadar sebesar 0,4070
mg/kg atau 48,40% dan setelah perendaman selama 60 menit terjadi penurunan
Sedangkan penurunan kadar logam Cd yang direndam selama 30 menit yaitu
sebesar 0,0806 mg/kg atau 56,09% dan 0,0994 mg/kg atau 69,17% setelah
perendaman selama 60 menit.
5.2 Saran
a. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian
dengan konsentrasi yang divariasikan untuk melihat pengaruh penurunan kadar
logam dalam makanan laut.
b. Disarankan agar hasil penelitian ini dapat dipublikasikan dan dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai salah satu cara untuk menurunkan kadar logam berat
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. (1987). Sample Pretreatment and Separation. Chicester : John Willey and Sons. Page 25.
Apriantono, dkk. (1989). Petunjuk Laboratorium : Analisis Pangan. Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi. IPB. Bandung. Hal. 16-19.
Bender, G.T. (1987). Principal of Chemical Instrumentation. Philadelphia:
W.B.Sounders Company. Page 98.
Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Cetakan I. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal. 79, 95.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi ke III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 643, 651.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi ke IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 1126, 1213.
Fries, J,. And Getrost, H. (1977). Organic Reagents For Trace Analysis. E Merck darmstadt. Page 208-209.
Hariana, A. (2006). Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Edisi Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 149.
Harmita.(2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi, Metode Dan Cara
Harris, D. C. (1982). Quantitative Chemical Analysis. Second Edition. W.H. Freeman and Company. New York. Page 574-575.
Rachmatun, S. (2001). Budidaya Udang Windu. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal.1-2.
Rahman, A. (2006). Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Beberapa Jenis Krustasea Di Pantai Batakan dan Takisung Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Skripsi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Hal 2.
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 31-33.
Sarwono, B. (2001). Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal. 2, 4, 48.
Vogel, Arthur, I. (1990). Kimia Analisis Kualitatif Anorganik. Penerjemah : Setiono, L., dkk. Edisi Kelima. Bagian I. Jakarta: PT Kalman Media
Pustaka. Hal. 620.
Vogel, arthur, I. (1994). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerjemah: Pujaatmaka dan Setiono.L. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Kedokteran.
EGC. Hal. 942-943.
Widowati, W, dkk. (2008). Efek Toksik Logam. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal.63, 109.
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Pb dan Cd
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Pb
No.
Konsentrasi
( mcg/ml)
Absorbansi
(A)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,0000
0,0017
0,0030
0,0042
0,0053
0,0062
Tabel2. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Cd
No.
Konsentrasi
( mcg/ml)
Absorbansi
(A)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
0,00
0,01
0,05
0,10
0,20
0,30
0,0000
0,0023
0,0112
0,0223
0,0439
[image:51.595.105.519.143.639.2]Lampiran 2. Contoh Perhitungan Persamaan Regresi Logam Pb
N0. X Y XY X2 Y2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,0000 0,0017 0,0030 0,0042 0,0053 0,0062 0,000000 0,000170 0,000600 0,001260 0,002120 0,003100 0,0000 0,0100 0,0400 0,0900 0,1600 0,2500 0,00000000 0,00000289 0,00000900 0,00001764 0,00002809 0,00003844
∑ 1,5
X=0,25
0,0204
Y=0,0034
0,00725 0,5500 0,00009606
a = =
( )
1,5 /6 55 , 0 6 / 0204 , 0 5 , 1 00725 , 0 2 − − x = 0,01229Y= a X + b b = Y - aX
= 0,0034-(0,012286 x 0,25)
= 0,0034-0,0030715
= 0,00033
r =
=
( )
{
0,55 1,5 /6}
{
0,00009606(
0,0204)
/6}
6/ 0204 , 0 5 , 1 00725 , 0
2
2 −
−
− x
=
0000267 ,
0 175 , 0
00215 , 0
x
Lampiran 3. Hasil Analisa Logam Pb dan Cd dalam Sampel
Tabel 1. Hasil Analisa Logam Pb
No. Sampel Berat
Sampel (g) Absorbansi (A) Konsentrasi (mcg/ml) Kadar (mg/kg) Kadar rata-rata (mg/kg)
1. U 1
U 2 U 3 U 4 U 5 U 6 25,034 25,046 25,032 25,023 25,007 25,011 0,0029 0,0031 0,0029 0,0030 0,0028 0,0028 0,2091 0,2254 0,2091 0,2172 0,2010 0,2010 0,8353 0,8999 0,8353 0,8680 0,8038 0,8036 0,8410
2. UA1
UA2
UA3
UA4
UA5
UA6
25,092 25,065 25,070 25,098 25,004 25,041 0,0017 0,0015 0,0017 0,0020 0,0014 0,0017 0,1115 0,0952 0,1115 0,1359 0,0871 0,1115 0,4444 0,3798 0,4448 0,5415 0,3483 0,4453 0,4340
3. UB1
UB2
UB3
UB4
UB5
UB6
25,083 25,018 25,028 25,076 25,016 25,047 0,0013 0,0011 0,0014 0,0015 0,0010 0,0012 0,0789 0,0627 0,0871 0,0952 0,0545 0,0708 0,3146 0,2506 0,3480 0,3796 0,2179 0,2827 0,2989
4. UR1
UR2
UR3
UR4
UR5
UR6
Tabel2. Hasil Analisa Logam Cd
No. Sampel Berat Sampel
(g) Absorbansi (A) Konsentrasi (mcg/ml) Kadar (mg/kg) Kadar rata-rata (mg/kg)
1. U 1
U 2 U 3 U 4 U 5 U 6 25,034 25,046 25,032 25,023 25,007 25,011 0,0078 0,0082 0,0079 0,0081 0,0080 0,0080 0,0350 0,0368 0,0355 0,0364 0,0360 0,0360 0,1398 0,1469 0,1418 0,1455 0,1440 0,1439 0,1437
2. UA1
UA2
UA3
UA4
UA5
UA6
25,092 25,065 25,070 25,098 25,004 25,041 0,0038 0,0035 0,0035 0,0033 0,0034 0,0038 0,0169 0,0156 0,0156 0,0147 0,0151 0,0169 0,0674 0,0622 0,0622 0,0586 0,0604 0,0675 0,0631
3. UB1
UB2
UB3
UB4
UB5
UB6
25,083 25,018 25,028 25,076 25,016 25,047 0,0027 0,0023 0,0024 0,0028 0,0023 0,0025 0,0120 0,0102 0,0106 0,0124 0,0102 0,0111 0,0478 0,0408 0,0424 0,0494 0,0408 0,0443 0,0443
4. UR1
UR2
UR3
UR4
UR5
UR6
25,003 25,032 25,044 25,018 25,028 25,055
BR= 25,030
[image:55.595.113.538.112.702.2]Keterangan : U : Udang tanpa perendaman
UA : Udang dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis
selama 30 menit
UB : Udang dengan perendaman dalam larutan jeruk nipis
selama 60 menit
Lampiran 4. Contoh Perhitungan Kadar Logam dalam Sampel untuk logam Pb
Berat sampel yang ditimbang = 25,034 gram
Absorbansi (Y) = 0,0029
Persamaan Regresi:Y= 0,01229 X + 0,00033
X =
01229 , 0
00033 , 0 0029 ,
0 −
= 0,2091
Konsentrasi logam Pb = 0,2091 mcg/ml
Kadar logam Pb dalam sampel:
= Konsentrasi logam Pb (mcg/ml) x volume (ml)
Berat sampel (g)
=
g
ml x
ml mcg
034 , 25
100 /
2091 , 0
= 0,8353mg/kg
untuk logam Cd
Berat sampel yang ditimbang = 25,034 gram
Absorbansi (Y) = 0,0078
Persamaan Regresi:Y= 0,2214 X + 0,000051
X =
2214 , 0
000051 ,
0 0078 ,
0 −
= 0,0350
Konsentrasi logam Cd = 0,0350 mcg/ml
Kadar logam Cd dalam sampel:
= Konsentrasi logam Cd (mcg/ml) x volume (ml)
Berat sampel (g)
Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar logam plumbum dan kadmium
dengan cara yang sama terhadap sampel U2, U3, U4, U5, U6, UA1, UA2, UA3, UA4,
Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Logam Pb Pada Udang Windu (Penaeus monodon)
1. Perhitungan statistik kadar logam Pb pada udang tanpa perendaman
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1. 2. 3. 4. 5. 6. U1 U2 U3 U4 U5 U6 0,8353 0,8999 0,8353 0,8680 0,8038 0,8036 -0,0057 0,0589 -0,0057 0,0270 0,0372 0,0374 0,00003249 0,00346921 0,00003249 0,00072900 0,00138384 0,00139876
∑ 5,0459
X = 0,8410
0,00704579
SD =
(
)
1 -n X -Xi 2
∑
=
5 00704579 , 0= 0,0375
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 5 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
n SD X Xi / −
t hitung data 1 =
6 / 0375 , 0 0057 , 0 − = 0,3725
t hitung data 2 =
6 / 0375 , 0 0589 , 0
[image:59.595.109.517.160.483.2]t hitung data 3 = 6 / 0375 , 0 0057 , 0 − = 0,3725
t hitung data 4 =
6 / 0375 , 0 0270 , 0 = 1,7647
t hitung data 5 =
6 / 0375 , 0 0372 , 0 = 2,4314
t hitung data 6 =
6 / 0375 , 0 0374 , 0 = 2,4444
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke-2.
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1. 2. 3. 4. 5. U1 U3 U4 U5 U6 0,8353 0,8353 0,8680 0,8038 0,8036 0,0061 0,0061 0,0388 -0,0254 -0,0256 0,00003721 0,00003721 0,00150544 0,00064516 0,00065536
∑ 4,1460
X = 0,8292
0,00288038
SD
=
(
)
1 -n X -Xi 2
∑
=
4 00288038 , 0= 0,0268
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 4 diperoleh nilai t
[image:60.595.113.306.84.277.2]Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
n SD X Xi / −
t hitung data 1 =
5 / 0268 , 0 0061 , 0 = 0,5083
t hitung data 3 =
5 / 0268 , 0 0061 , 0 = 0,5083
t hitung data 4 =
5 / 0268 , 0 0388 , 0
= 3,233 (data ditolak)
t hitung data 5 =
5 / 0268 , 0 0254 , 0 − = 2,1167
t hitung data 6 =
5 / 0268 , 0 0256 , 0 − = 2,1333
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke-4.
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1. 2. 3. 4. U1 U3 U5 U6 0,8353 0,8353 0,8038 0,8036 0,0158 0,0158 -0,0157 0,0159 0,00024964 0,00024964 0,00024649 0,00025281
∑ 3,2780
X = 0,8195
0,00099858
SD =
(
)
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 3 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk = 3,1824.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
n SD
X Xi
/
−
t hitung data 1 =
4 / 0182 , 0
0158 , 0
= 1,7363
t hitung data 3 =
4 / 0182 , 0
0158 , 0
= 1,7363
t hitung data 5 =
4 / 0182 , 0
0158 , 0
= 1,7253
t hitung data 6 =
4 / 0182 , 0
0158 , 0
= 1,7473
Karena t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar Logam Pb =
µ
= X ± (t( /2, dk) x SD / )= 0,8195 ± 3,1824 x 0,01824 / 4
= 0,8195 ± 3,1824 x 0,0912
[image:62.595.111.445.144.554.2]2. Perhitungan statistik kadar logam Pb pada udang dengan perendaman dalam
larutan jeruk nipis selama 30 menit
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1. 2. 3. 4. 5. 6.
UA1
UA2
UA3
UA4
UA5
UA6
0,4444 0,3798 0,4448 0,5415 0,3483 0,4453 0,0104 -0,0542 0,0108 0,1075 -0,0875 0,0113 0,00010816 0,00293764 0,00011664 0,01155625 0,00765625 0,00012769
∑ 2,6041
X = 0,4340
0,02250263
SD =
(
)
1 -n X -Xi 2
∑
=
5 02250263 , 0 = 0,0671Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 5 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
n SD X Xi / −
t hitung data 1 =
6 / 0671 , 0 0104 , 0 = 0,3796
t hitung data 2 =
6 / 0671 , 0 0542 , 0 − = 0,3796
t hitung data 3 =
[image:63.595.106.518.149.594.2]t hitung data 4 = 6 / 0671 , 0 1075 , 0
= 3,9176 (data ditolak)
t hitung data 5 =
6 / 0671 , 0 0875 , 0
= 3,1934 (data ditolak)
t hitung data 6 =
6 / 0671 , 0 0113 , 0 = 0,4124
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke-3 dan ke-4.
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1.
2.
3.
4.
UA1
UA2
UA3
UA6
0,4444 0,3798 0,4448 0,4453 0,0158 -0,0488 0,0162 0,0167 0,00024964 0,00238144 0,00026244 0,00027889
∑ 1,7143
X = 0,4286
0,00317241
SD =
(
)
1 -n X -Xi 2
∑
=
3 003172405 , 0= 0,0325
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 3 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk = 3,1824.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
[image:64.595.109.523.288.583.2]t hitung data 1 = 4 / 0325 , 0 0158 , 0 = 0,9723
t hitung data 2 =
4 / 0325 , 0 0488 , 0 − = 3,0030
t hitung data 3 =
4 / 0325 , 0 0162 , 0 = 0,9969
t hitung data 6 =
4 / 0325 , 0 0167 , 0 = 1,0277
Karena t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar Logam Pb setelah perendaman selama 30 menit
µ
= X ± (t( /2, dk) x SD / )= 0,4286 ± 3,1824 x 0,03252 / 4
= 0,4286 ± 3,1824 x 0,01626
= 0,4286 ± 0,0517 mg/kg
3. Perhitungan statistik kadar logam Pb pada udang dengan perendaman dalam
larutan jeruk nipis selama 60 menit
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1. 2. 3. 4. 5. 6.
UB1
UB2
UB3
UB4
UB5
UB6
0,3146 0,2506 0,3480 0,3796 0,2179 0,2827 0,0157 -0,0483 0,0491 0,0807 0,0810 -0,0162 0,00024649 0,00233289 0,00241081 0,00651249 0,00656100 0,00026244
∑ 1,7934
X = 0,2989
SD =
(
)
1 -n X -Xi 2∑
=
5 01832612 , 0 = 0,0605Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 5 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
n SD X Xi / −
t hitung data 1 =
6 / 0605 , 0 0157 , 0 = 0,6356
t hitung data 2 =
6 / 0605 , 0 0483 , 0 − = 1,9555
t hitung data 3 =
6 / 0605 , 0 0491 , 0 = 1,9879
t hitung data 4 =
6 / 0605 , 0 0807 , 0
= 3,2672 (data ditolak)
t hitung data 5 =
6 / 0605 , 0 081 , 0
= 3,2974 (data ditolak)
t hitung data 6 =
6 / 0605 , 0 0162 , 0 − = 0,6559
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
[image:66.595.114.442.275.626.2]No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1.
2.
3.
4.
UB1
UB2
UB3
UB6
0,3146 0,2506 0,3480 0,2827 0,0156 -0,0484 0,0490 -0,0163 0,00024336 0,00234256 0,00240100 0,00026569
∑ 1,1959
X = 0,2990
0,00525261
SD =
(
)
1 -n X -Xi 2
∑
=
3 00525261 , 0 = 0,0418Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 3 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk =3,1824.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
n SD X Xi / −
t t hitung data 1 =
4 / 0418 , 0 0156 , 0 = 0,7464
t hitung data 2 =
4 / 0418 , 0 0484 , 0 = 2,3158
t hitung data 3 =
4 / 0418 , 0 0490 , 0 = 2,3432
t hitung data 6 =
[image:67.595.113.515.82.360.2]Karena t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima
Kadar Logam Pb setelah perendaman selama 60 menit
µ
= X ± (t( /2, dk) x SD / ) = 0,2990 ± 3,1824 x 0,04184 / 4= 0,2990 ± 3,1824 x 0,02902
Lampiran 6. Perhitungan Statistik Kadar Logam Cd Pada Udang Windu (Penaeus monodon)
1. Perhitungan statistik kadar logam Cd pada udang tanpa perendaman
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1. 2. 3. 4. 5. 6. U1 U2 U3 U4 U5 U6 0,1398 0,1469 0,1418 0,1455 0,1440 0,1439 -0,0039 0,0032 -0,0019 0,0018 0,0003 0,0002 0,00001521 0,00001024 0,00000361 0,00000324 0,00000009 0,00000002
∑ 0,8619
X = 0,1437
0,00003241
SD =
(
)
1 -n X -Xi 2
∑
=
5 00003241 , 0= 0,0026
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 5 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
n SD X Xi / −
t hitung data 1 =
6 / 0026 , 0 0039 , 0 −
= 3,5455 (data ditolak)
t hitung data 2 =
6 / 0026 , 0 0032 , 0
[image:69.595.114.517.160.483.2]t hitung data 3 = 6 / 0026 , 0 0019 , 0 − = 1,7273
t hitung data 4 =
6 / 0026 , 0 0018 , 0 = 1,6364
t hitung data 5 =
6 / 0026 , 0 0003 , 0 = 0,2727
t hitung data 6 =
6 / 0026 , 0 0002 , 0 = 0,1818
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke-1 dan ke-2.
No. Sampel Xi
Kadar (mg/kg)
(Xi-X ) (Xi-X )2
1. 2. 3. 4. U3 U4 U5 U6 0,1418 0,1455 0,1440 0,1439 -0,0002 0,0017 0,0002 0,0001 0,00000004 0,00000289 0,00000004 0,00000001
∑ 0,5752
X = 0,1438
0,00000298
SD =
(
)
1 -n X -Xi 2
∑
=
3 00000298 , 0= 0,0010
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai = 0.05, dk = 3 diperoleh nilai t
tabel = /2,dk = 3,1824.
Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung =
[image:70.595.114.304.83.276.2]