• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pengembangan Air Terjun Linggahara Sebagai Salah Satu Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Upaya Pengembangan Air Terjun Linggahara Sebagai Salah Satu Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGEMBANGAN AIR TERJUN LINGGAHARA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU

KERTAS KARYA

OLEH

RATIH PURNAMA SARI 102204029

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

- i -

Sumber devisa yang bisa mengganti minyak dan gas bumi sangat diperlukan sekarang ini, mengingat bahwa cadangan minyak dan gas bumi di negeri kita semakin berkurang. Indonesia dengan negara kepulauan dengan keanekaragaman budaya, sejarah dan panorama alam merupakan sumber devisa di bidang pariwisata yang harus dioptimalkan dengan pembinaan dan penataan di segala bidang. Baik di bidang sarana dan prasarana, maupun sumber daya manusia yang akan mengelolanya. Kabupaten Labuhan Batu adalah salah satu daerah yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian. Objek wisata alam, sejarah dan budaya yang ada perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk kemajuan kepariwisataan di Kabupaten Labuhan Batu. Air Terjun Linggahara adalah salah satu objek wisata di Labuhan Batu yang perlu mendapat perhatian untuk dikelola.

(3)

- ii -

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang

senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini sebagaimana mestinya. Salam dan syalawat tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Kertas karya ini berjudul “UPAYA PENGEMBANGAN AIR TERJUN LINGGAHARA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK DAN DAYA TARIK

WISATA DI KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN

BATU” Hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penyusunan kertas karya ini telah dilewati sebagai suatu tantangan yang seharusnya dijalani. Dalam penyusunan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan, untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Syahron Lubis, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(4)

- iii -

4. Budi Santoso, Sos, selaku dosen pembaca dalam pembuatan Kertas Karya. 5. Ibunda dan Ayahanda tercinta di Rantauprapat selaku orang tua penulis

yang tidak pernah lelah memberikan perhatian, kepercayaan, semangat, doa dan materi yang berlimpah kepada penulis.

6. Seseorang yang berinisial R-HRP yang selalu memberikan motivasi, semangat, perhatian, bantuan, keceriaan dan kebersamaan untuk selalu berbagi dalam susah maupun senang.

7. Teman-teman seangkatan 2010, terima kasih untuk segalanya.

Akhir kata, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan kertas karya ini. Jerih payah yang tak ternilai ini akan penulis jadikan sebagai motivasi di masa yang akan datang.

Guna penyempurnaan kertas karya ini, penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran, semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, April 2014

Penulis,

NIM: 102204029

(5)

- iv - DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK . . . - i -

KATA PENGANTAR . . . - ii -

DAFTAR ISI . . . - iv -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul . . . 1

1.2 Tujuan Penulisan . . . 4

1.3 Pembatasan Masalah . . . 4

1.4 Metode Penulisan . . . 5

1.5 Sistematika Penulisan . . . 6

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA 2.1 Pengertian Objek Wisata . . . 9

2.2 Jenis-Jenis Objek Wisata . . . 10

2.3 Objek Wisata Sebagai Salah Satu Pokok Kepariwisataan . . . 12

2.4 Syarat-Syarat Objek Wisata Wisata Yang Dapat Dikembangkan . . . 17

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH LABUHAN BATU 3.1 Letak Geografi, Topografi dan Administrasi Pemerintahan . . . 22

3.1.1 Letak Geografis . . . 22

3.1.2 Topografi . . . 22

3.1.3 Administrasi Pemerintahan . . . 23

3.2 Kepariwisataan Di Labuhan Batu . . . 24

(6)

- v -

3.4.2 Mata Pencaharian . . . 26

3.5 Prasarana dan Sarana Yang Ada Di Objek Wisata . . . 27

3.5.1 Prasarana . . . 27

3.5.2 Sarana . . . 30

BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN AIR TERJUN LINGGAHARA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU 4.1 Kondisi Objek Wisata Air Terjun . . . 32

4.2 Fasilitas Yang Tersedia . . . 33

4.3 Prospek Air Terjun . . . 35

4.4 Upaya-Upaya Pengembangan . . . 36

4.5 Kendala Yang Dihadapi . . . 37

BAB V PENUTUP . . . 40

DAFTAR PUSTAKA

(7)

- i - ABSTRAK

Sumber devisa yang bisa mengganti minyak dan gas bumi sangat diperlukan sekarang ini, mengingat bahwa cadangan minyak dan gas bumi di negeri kita semakin berkurang. Indonesia dengan negara kepulauan dengan keanekaragaman budaya, sejarah dan panorama alam merupakan sumber devisa di bidang pariwisata yang harus dioptimalkan dengan pembinaan dan penataan di segala bidang. Baik di bidang sarana dan prasarana, maupun sumber daya manusia yang akan mengelolanya. Kabupaten Labuhan Batu adalah salah satu daerah yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian. Objek wisata alam, sejarah dan budaya yang ada perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk kemajuan kepariwisataan di Kabupaten Labuhan Batu. Air Terjun Linggahara adalah salah satu objek wisata di Labuhan Batu yang perlu mendapat perhatian untuk dikelola.

(8)

5. Kelembagaan dan pengaturan dimanfaatkan kerjasama lintas sektoral ditingkatkan

6. Sadar wisata berdasarkan sapta pesona diberlakukan

7. Meningkatkan mutu pelayanan melalui penyempurnaan sistem dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi

8. Peran serta swasta ditingkatkan dan iklim usaha dimantapkan 9. Pengembangan pariwisata diberlakukan secara menyeluruh dan

berwawasan lingkungan

10.Pariwisata Nusantara ditingkatkan

Kebijaksanaan tersebut bertujuan agar pembangunan kepariwisataan mendapat andil yang besar dalam pembangunan nasional. Sejalan dengan hal tersebut di atas, pemerintah daerah Sumatera Utara telah menetapkan pembangunan sektor pariwisata menjadi prioritas ketiga sesudah pembangunan sektor industri dan pertanian.

(9)

3

Bila ditinjau dari letak geografis, posisi Sumatera Utara sangat menguntungkan karena letaknya yang berdekatan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.

Demikian juga dengan Kabupaten Labuhan Batu dengan ibukota Rantauprapat, merupakan salah satu wilayah Sumatera Utara yang sangat potensial sebagai daerah tujuan wisata yang patut diperhitungkan karena memiliki keindahan alam, atraksi budaya dan lain sebagainya.

Adapun yang menjadi pertimbangan bagi penulis dalam pemilihan judul tersebut adalah:

1. Kepariwisataan merupakan salah satu alternatif dari masalah ekonomi yang cukup menarik perhatian pemerintah, baik secara nasional, regional, maupun pemerintah daerah seperti pemerintah daerah Labuhan Batu.

2. Penulis ingin mengetahui sejauh mana upaya masyarakat dan pemerintah dalam mengembangkan Objek Wisata Air Terjun Linggahara sebagai salah satu Objek dan daya tarik wisata di Labuhan Batu.

(10)

1.2 Tujuan Penulisan

Didalam melakukan aktifitas tentunya mempunyai tujuan dan tercapainya suatu tujuan adalah berkat matangnya suatu perencanaan yang telah dipersiapkan jauh hari sebelumnya dan dengan keseriusan dalam melaksanakannya.

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini secara akademis dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III di Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Salain itu juga dimaksudkan untuk menambah wawasan bagi penulis untuk mengetahui lebih mendalam tentang Objek Wisata Air Terjun Linggahara Kabupaten Labuhan Batu.

Penulis ingin mengetahui sejauh mana upaya pengembangan kepariwisataan di Kecamatan Rantau Selatan, khususnya kelurahan Labusona sebagai perbandingan bahwa objek wisata yang terdapat di Rantauprapat dan sekitarnya tidak kalah dengan objek wisata daerah lain.

1.3 Pembatasan Masalah

(11)

5

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis membatasi masalah sesuai dengan pembatasan judul yang diuraikan. Fungsi pembatasan tersebut adalah untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penulisan kertas karya ini. Adapun pembatasan masalah yang akan dibahas mengenai Objek Wisata Air Terjun Linggahara di Kecamatan Rantau Selatan mencakup :

a. Keadaan alam

b. Fasilitas-fasilitas yang tersedia c. Prospek Air Terjun Linggahara d. Upaya-upaya pengembangan e. Kendala yang dihadapi

1.4 Metode Penulisan

Penulisan kertas karya ini berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap objek yang diteliti sehingga diperoleh data-data yang aktual dan objektif. Adapun metode dan teknik yang digunakan dalam menyelesaikan kertas karya ini adalah :

1. Library Research (Riset Kepustakaan)

(12)

2. Field Research (Riset Lapangan)

Penelitian yang langsung dilakukan di lapangan dengan teknik wawancara dari nara sumber dan informasi yang dapat dipercaya, dalam hal ini dilakukan dengan Dinas Pariwisata Kota Labuhan Batu dan pihak pengelola Air Terjun Linggahara yang ada di Kecamatan Rantau Selatan.

Penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Observasi yaitu : penelitian langsung dengan cara mengamati aktifitas langsung di lapangan, sehingga penulis mendapat informasi / keterangan yang lengkap serta up to date.

b. Interview yaitu : suatu cara pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab langsung kepada orang-orang yang terkait guna memperoleh informasi / data yang akurat.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan suatu hasil kerja yang teratur, maka perlu adanya garis-garis besar tentang ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan, sehingga tercapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai.

(13)

7

Bab I : Pendahuluan

Yang berisikan alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Sekilas Tentang Objek Wisata

Dalam bab II ini diuraikan tentang objek wisata yang mencakup tentang pengertian objek wisata sabagai salah satu sarana pokok kepariwisataan dan syarat-syarat objek wisata yang dapat dikembangkan.

Bab III : Gambaran Umum Labuhan Batu

Merupakan uraian tentang letak geografis, topografi kepariwisataan di Rantauprapat, keadaan geografis Kecamatan Rantau Selatan, penduduk dan mata pencaharian, sarana dan prasarana.

Bab IV : Upaya Pengembangan Air Terjun Linggahara Sebagai Salah Satu Objek dan Daya Tarik Wisata di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu.

Dalam bab ini diuraikan mengenai kondisi objek wisata Air Terjun Linggahara, fasilitas yang tersedia, prospek pemandian air panas, upaya-upaya pengembangan dan kendala-kendala yang dihadapi.

Bab V : Penutup

(14)

DAFTAR PUSTAKA

(15)

9 BAB II

SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA

2.1 Pengertian Objek Wisata

Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

Indonesia memiliki banyak sekali daerah objek wisata. Seperti objek wisata alam, bangunan bersejarah, hasil ciptaan manusia dan sebagainya.

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri dijumpai istilah objek wisata seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah “tourist attraction” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah tertentu. ( Yoeti, 1983 : 103 )

Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1980 tentang kepariwisataan, Bab I pasal 1, objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata, dan Bab III menjelaskan objek dan daya tarik wisata yang terdiri atas:

a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan yang Maha Esa, yang berwujud alam, serta flora dan fauna.

(16)

dan budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buruh, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Kedua jenis objek dan daya tarik wisata di atas dikembangkan oleh pemerintah dan juga masyarakat setempat dengan tujuan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah objek wisata tersebut. Hal ini diharapkan dapat menambah masukan dan bagi negara dan juga untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat setempat. (Undang – Undang No.9 Tahun 1990 )

2.2 Jenis-Jenis Objek Wisata

Dalam dunia kepariwisataan istilah objek wisata mempunyai pengertian sebagai suatu yang dapat menjadi daya tarik bagi calon wisatawan yang akan berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Adapun jenis-jenis objek wisata yang dimiliki oleh suatu daerah terdiri atas :

1. Objek Wisata Alam (Natural Amenitives)

Objek wisata alam ialah benda yang tersedia atau benda-benda yang terdapat di alam semesta. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

a. Iklim, misalnya cuaca cerah, banyaknya cahaya matahari, suhu udara dingin dan sebagainya.

b. Bentuk tanah dan pemandangan (Land Configuration dan

(17)

11

c. Hutan belukar, misalnya hutan yang luas, banyak pohon dan lain-lain.

d. Flora dan fauna misalnya tumbuh-tumbuhan yang aneh, binatang buas, dan sebagainya.

e. Pusat-pusat kesehatan, yang termasuk dalam kelompok ini adalah air terjun, air mineral, pemandian alam dan lain sebagainya.

2. Objek Wisata Budaya

Objek wisata ini adalah merupakan usaha pemanfaatan seni dan budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisata. Seperti kita ketahui bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia yang terdahulu.

Adapun kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan potensi yang perlu dikembangkan, karena kebudayaan bangsa Indonesia memiliki nilai dan daya tarik sendiri di mata wisatawan yang tertarik untuk melihat dan menikmati objek wisata budaya tersebut.

Objek wisata budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia antara lain :

a. Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau

b. Museum Art, Gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handycraft

c. Acara tradisional, pameran festival, upacara perkawinan dan sebagainya.

d. Rumah-rumah ibadah

(18)

Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat merupakan salah satu sumber yang amat penting untuk ditawarkan kepada wisatawan. Tata cara hidup yang ingin dilihat oleh wisatawan di suatu objek wisata adalah : kebiasaan hidup, adat istiadat, dan lain-lain. Seperti kita ketahui, banyak wisatawan manacanegara maupun wisatawan nusantara yang berkunjung ke suatu daerah hanya untuk menyaksikan upacara tertentu. Seperti upacara Ngaben di Bali, upacara Sekaten di Yogyakarta dan upacara lainnya di daerah-daerah Indonesia. Dari contoh tersebut kita dapat melihat besarnya pengaruh objek wisata budaya tersebut. ( Yoeti, 1983 :112 – 115 )

2.3 Objek Wisata Sebagai Salah Satu Pokok Kepariwisataan

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi kegiatan membangun dan mengelola objek-objek dan daya tarik wisata berserta sarana dan prasarana yang diperlukan. Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pengusahaan objek wisata tersebut adalah sarana dan prasarana pariwisata.

Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : 1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructures)

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata.

(19)

13

a. Travel Agent

b. Perusahaan-perusahaan Angkutan wisata c. Hotel dan jenis akomodasi lainnya

d. Bar dan restoran, serta rumah makan lainnya

Pada dasarnya perusahaan tersebut di atas minimal ada di suatu daerah objek wisata. Jika salah satu dari sarana di atas tidak ada, maka dapat dikatakan perjalanan wisata tidak akan berjalan seperti yang diinginkan. Jika dilihat dari sudut operasional, suatu tour operator terasa sulit untuk menyusun, merencanakan serta menyelenggarakan suatu tour apabila wisatawan mengetahui bahwa fasilitas angkutan wisata, akomodasi atau rumah makan di daerah objek wisata yang akan dikunjungi tidak tersedia. Wisatawan akan enggan mendatangi tempat tersebut untuk selanjutnya. ( Sinaga, 1993 : 94 – 95 )

Pariwisata sebagai salah satu industri, mutlak memerlukan rencana kepariwisataan. Dalam rangka mengembangkan industri modern, peranan sarana kepariwisataan sudah merupakan keharusan karena diharapkan dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi dan tinggal lebih lama di suatu daerah objek wisata, serta membelanjakan uangnya pada perusahaan-perusahaan seperti :

a) Receptive Tourist Plan

(20)

b) Residential Tourist Plan

Yaitu perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, seperti :

- Hotel dan jenis akomodasi lainnya - Rumah makan dan restoran

- Cottages dan sebagainya

c) Recreative and Sportive Plan

Yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olah raga seperti :

- Fasilitas lapangan golf - Fasilitas kolam renang - Fasilitas untuk memancing - Fasilitas tennis dll

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Suplementing Tourism

Superstuctures)

Sarana lengkap kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang dapat membuat wisatawan tinggal lebih lama di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Dalam literatur kepariwisataan dikenal dengan istilah

Recreative and Sportive”. Kelompok ini adalah fasilitas untuk olah

raga seperti :

(21)

15

- Kolam renang - Permainan Bowling

- Jackpot, Bilyard, dll

3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstuctures) Sarana penunjang kepariwisataan ialah fasilitas yang mendukung sarana pokok dan sarana perlengkapan tetapi fungsinya yang lebih penting adalah supaya wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

a) Night Club

b) Steambath

c) Casino

d) Souvenir Shop

e) Bioskop dll

(22)

Prasarana kepariwisataan (Tourism Infrastuctures) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.

Yang termasuk ke dalam kelompok prasarana kepariwisataan adalah:

1.) Prasarana perhubungan seperti jaringan jalan raya, kereta api, pelabuhan udara, pelabuhan laut, terminal dan stasiun. 2.) Instalasi pembangkit tenaga listrik dan instalasi penyediaan

air bersih.

3.) Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan dan lain sebagainya. ( Pendit, 1967 : 9 – 12 )

2.4 Syarat-Syarat Objek Wisata Yang dapat Dikembangkan

Pengembangan suatu daerah tujuan wisata agar menarik untuk dikunjungi wisatawan selain harus memiliki syarat-syarat seperti di atas, juga harus memiliki sesuatu yang dapat dilihat atau yang biasa disebut “something

to see” dan juga atraksi wisata yang berbedaan dengan apa yang ada di daerah

tujuan wisata lain. Dengan kata lain harus memiliki daya tarik khusus, disamping harus mempunyai atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai

entertainments”. ( Yoeti, 1983 : 164 )

(23)

17

1) Attraction

Yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata.

Attraction dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

a). Site Attraction

Yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik dengan iklim yang dimilikinya atau pemandangan yang indah serta tempat-tempat sejarah yang dimiliki oleh suatu daerah.

b). Event Atraction

Yang dimaksud dengan event attraction adalah kejadian-kejadian yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisatawan. Misalnya kongres, pameran-pameran tentang atraksi kebudayaan ataupun peristiwa-peristiwa olah raga, festival-festival dan lain sebagainya.

2) Accessibility

Yaitu sarana dan prasarana perhubungan dengan fasilitasnya sehingga memungkinkan wisatawan untuk mengunjungi daerah objek wisata tertentu. Wisatawan adalah orang yang akan melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali belum dia kenal. Maka sebelum melakukan perjalanan wisata, harus terlebih dahulu mengetahui tentang :

(24)

b. Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat tinggal sementara di daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya.

c. Fasilitas catering service yang dapar memberi pelayanan mengenai makanan dan minuman sesuai dengan selera wisatawan.

d. Objek dan atraksi wisata yang ada di daerah yang akan dikunjungi.

e. Aktifitas rekreasi yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjungi oleh wisatawan tersebut.

f. Fasilitas perbelanjaan tempat wisatawan dapat membeli barang-barang pada umumnya dan souvenir khususnya.

g. Toko,tempat wisatawan dapat membeli atau mereparasi kamera dan menuci cetak film hasil pemotretannya.

Semua ini menyangkut sarana dan prasarana kepariwisataanyang akan harus diadakan sebelum kita mempromosikan suatu daerah tujuan wisata serta aksesibilitasnya harus dipersiapkan agar mudah dicapai oleh wisatawan yang akan berkunjung ke daerah wisata tersebut.

3) Amenities

Amenities adalah sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan dalam perjalanan wisata yang dilakukannya baik di dalam maupun diluar negeri.

(25)

19

b. Restoran c. Hiburan

d. Alat transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian ke daerah tersebut.

Di samping ketiga faktor tersebut di atas masih ada juga faktor lain yang dopat membantu suatu daerah tujuan wisata dalam pengembangan objek wisata yang dimilikinya, seperti :

1) Pemerintah

Pemerintah diharapkan untuk rapat:

a) Melakukan penelitian aspek-aspek yang berhubungan dengan kegiatan kepariwisataan secara berkelanjutan.

b) Memberi pengertian dan menyebarluaskan arti penting pariwisata sebagai suatu industri.

c) Melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan-kegiatan perusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata.

d) Mengadakan pemasaran, promosi dan propaganda ke luar negeri.

e) Mengembangkan dan membina daerah-daerah tujuan wisata yang potensial untuk dikembangkan.

(26)

Pengusaha mengadakan usaha-usaha yang ada hubungannya dengan kepariwisataan, seperti souvenir shop, catering, akomodasi dan lain sebagainya.

3) Masyarakat

(27)

21 BAB III

GAMBARAN UMUM DAERAH LABUHAN BATU

3.1 Letak Geografis, Topografi dan Administrasi Pemerintahan 3.1.1 Letak Geografis

Labuhan Batu di belahan Barat Indonesia dan terletak di bagian Utara Pulau Sumatera. Ibukotanya adalah Rantauprapat. Secara geografis daerah ini terletak pada 1o26’ – 2011’ Lintang Utara, 91001 – 97007 Bujur Timur, yang diapit oleh tiga daerah kabupaten dan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kabupaten Labuhan Batu Utara - Sebelah Timur : Provinsi Riau

- Sebelah Selatan : Kabupaten Labuhan Batu Selatan - Sebelah Barat : Kabupaten Padang Lawas Utara

Kabupaten Labuhan Batu dengan ketinggian 2.151 meter di atas permukaan laut, menjadikan daerah ini sebagai daerah hulu aliran beberapa sungai besar yang bermuara di pantai Timur dan Barat Sumatera Utara.

3.1.2 Topografi

(28)

dan perbukitan dengan temperatur umum berkisar 12-330C dan kelembapan rata-rata (RH) 96,2%.

3.1.3 Administrasi Pemerintahan

Pada mulanya Labuhan Batu terdiri dari 22 kecamatan, sejak 24 Juni 2008 dengan dibentuknya Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan, maka jumlah kecamatan di kabupaten ini menjadi 9 kecamatan yaitu :

1. Kecamatan yang menjadi wilayah Labuhan Batu

Meliputi Kecamatan Bilah Barat, Bilah Hilir, Bilah Hulu, Panai Hilir, Panai Hulu, Panai Tengah, Pangkatan, Rantau Selatan, Rantau Utara. 2. Kecamatan yang menjadi wilayah Kabupaten Labuhan Batu Utara

Meliputi Kecamatan Aek Kuo, Aek Natas, Kualuh Hilir, Kualuh Hulu, Kualuh Leidong, Kualuh Selatan, Marbau, Na IX-X

(29)

23

a. Kepariwisataan di Labuhan Batu

Jumlah objek wisata di Labuhan Batu sebanyak 5, yang semuanya adalah wisata alam. Untuk wisata agama dan sejarah, Labuhan Batu tidak mempunyai potensi untuk itu. Untuk wisata alam berikut ini adalah uraian :

- Objek Wisata Alam

Yaitu objek wisata yang berhubungan dengan keindahan alam dan kegiatan rekreasi seperti panorama alam Hutan Lindung di Bukit Barisan, Sungai, Pulau Sikantan dan lain-lain.

Untuk lebih mempermudah pengembangan objek-objek wisata tersebut Dinas Pariwisata Labuhan Batu telah menetapkan penataan objek wisata, sebagai berikut :

1) Wisata Alam Air Terjun Linggahara 2) Wisata Alam Pulau Sikantan

3) Wisata Alam Aek Buru

4) Wisata Alam Pemandian Simatahari

5) Wisata Alam Pemandaian Aek Pandayangan

b. Keadaan Geografis Kecamatan Rantau Selatan

(30)

Kecamatan Rantau Selatan terdiri dari 9 desa. Kecamatan Rantau Selatan sekaligus merupakan Ibukota Labuhan Batu, terletak pada 020 04’ 17”Lintang Utara 99° 51' 16" Bujur Timur.

c. Penduduk dan Mata Pencaharian i. Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Rantau Selatan adalah sebesar 71.880 jiwa dengan kepadatan 887 jiwa / km2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut :

- Laki-laki : 36.663 - Perempuan : 35.217

(31)

25

- 55-59 tahun : 1.674 - 60-64 tahun : 1.769 - 65 tahun keatas : 2.908

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Rantau Selatan memiliki tenaga potensial yang cukup bila dilihat dari segi umur yang produktif. Oleh karena itu, sangat diharapkan usia produktif dan tinggi yang dimiliki oleh kecamatan ini dapat diandalkan bagi perkembangan serta kemajuan desanya, khususnya dalam bidang pariwisata.

ii. Mata Pencaharian

Sumber utama mata pencaharian penduduk Kecamatan Rantau Selatan adalah pertanian tanaman industri seperti sawit, karet dan tanaman pangan seperti padi dan jagung. Disamping itu masyarakatnya juga ada yang berternak sapi, ayam, itik dan lain-lain. Selain mata pencaharian yang disebut di atas, masyarakat juga mempunyai penghasilan dari menggali tanah liat dan penggalian pasir.

(32)

MATA PENCAHARIAN JUMLAH (JIWA)

PERTANIAN 7.198

INDUSTRI 1.874

PNS / ABRI 3.975

PERDAGANGAN 980

LAINNYA 3.173

d. Prasarana dan Sarana Yang Ada Di Objek Wisata i. Prasarana

Prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar, sehingga memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Berhasilnya suatu usaha kepariwisataan harus memiliki sarana dan prasarana kepariwisataan, baik untuk kepentingan umum atau masyarakat banyak. Suatu objek wisata tidak dapat dipromosikan apabila tidak mempunyai sarana dan prasarana pariwisata di daerah objek wisata tersebut, dan juga harus didukung oleh unsur-unsur yang terkait di dalamnya.

(33)

27

memenuhi kebutuhan wisatawan dan pengunjungan yang datang, sarana dan prasarana kepariwisataan harus disediakan terlebih dahulu dan prasarana ekonomi yang bersifat ekonomi pada prinsipnya berlaku juga di dalam dunia pariwisata di daerah lain.

Ada 2 prasarana pariwisata yaitu : 1. Prasarana Umum (General Infrastructures)

Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak yang pengadaannya bertujuan untuk membantu kelancaran roda perekonomian. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

a. Pembangkit Tenaga Listrik b. Sistem penyediaan air bersih c. Sistem irigasi, dan lain-lain

2. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life)

Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

a. Bank b. Apotik c. Kantor Pos d. Pompa Bensin e. Dan lain-lain

(34)

1. Jalan Raya

Jalan raya sebagai salah satu fasilitas untuk mencapai untuk mencapai objek wisata air terjun mulai dari kota Medan dapat dikategorikan cukup baik, sehingga wisatawan tidak merasa kesulitan untuk mengunjungi objek wisata ini.

2. Jaringan Listrik

Jaringan listrik dari Perusahan Listrik Negara sudah sampai di daerah objek wisata ini dan sudah digunakan oleh penduduk di sekitar lokasi objek wisata.

3. Transportasi

Angkutan umum untuk mencapai lokasi objek wisata sudah memadai, baik dari kota Rantauprapat maupun dari daerah lain di luar kota Rantauprapat.

4. Prasarana Sosial

Prasarana sosial yang dimaksud adalah seperti Bank dan Koperasi yang juga sangat mendukung pengembangan daerah objek wisata ini.

ii. Sarana

Sarana yang dimiliki oleh objek wisata alam air terjun cukup memadai. Karena tidak jauh dari lokasi objek wisata terdapat sarana yang dibutuhkan wisatawan. Sarana yang dimiliki oleh objek wisata ini adalah :

(35)

29

Penginapan sementara bagi wisatawan berada tidak jauh dari lokasi objek wisata alam air terjun

Berikut ini nama-nama penginapan yang tersedia di Rantauprapat. NO NAMA PENGINAPAN ALAMAT JUMLAH KAMAR

1 Suzuya Hotel Jl. Jend A Yani 60

2 Garuda Hotel Jl. Jend A Yani 50 3 Rantauprapat Hotel Jl. Jend A Yani 68 4 Nuansa Resort Hotel Jl. Sisingamangaraja 70 5 Permata Land Hotel Jl. JendA Yani 55 6 Indah Hotel Jl. Jend A Yani 47 7 Maisal Hasi Hotel Jl. Jend A Yani 30 8 Penginapan Murni Jl. Sisingamangaraja 21

9 Place Hotel Jl. WR Supratman 30 10 Sederhana Penginapan Jl. WR Supratman 18 11 Wisma Putri Deli Hotel Jl. Sisingamangaraja 21

a) Restoran / Rumah Makan

(36)

Berikut ini daftar nama-nama restoran yang terdapat di Kecamatan Rantau Selatan :

1) Rumah Makan Jawa

(37)

31 BAB IV

UPAYA PENGEMBANGAN AIR TERJUN LINGGAHARA SEBAGAI

SALAH SATU OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KECAMATAN

RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU

4.1 Kondisi Objek Wisata Air Terjun

Kecamatan Rantau Selatan merupakan salah satu daerah yang potensial untuk dikembangkan karena memiliki objek wisata alam yang menjadi salah satu modal dasar sebagai penunjang dalam pembangunan nasional. Salah satu objek wisata tersebut adalah air terjun.

Menurut ilmu pengetahuan, air terjun terbentuk di lingkungan pegunungan atau perbukitan dimana erosi kerap terjadi di daerah tersebut. Dengan adanya perbukitan yang dinamakan Bukit Barisan, gugusan lereng Bukit Barisan ini menjadi alternatif sebagai lokasi objek wisata bagi warga kelurahan Labusona. Dari celah-celah bebatuan lereng Bukit Barisan ini mengalirlah air terjun kembar dengan ketinggian 40 meter.

(38)

terjun yang hampir menutup didinding bebatuan menjadi pemandangan menarik ditingkahi kicauan berbagai unggas liar di sekitarnya.

Pengelolaan pemandian air panas ini belum secara profesional. Masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi dan masih banyak sarana dan prasarana yang harus dilengkapi, agar daerah ini lebih sering lagi dikunjungi oleh wisatawan lokal. Setiap pengunjung dikenakan biaya tiket masuk Rp.8000/ orang dan biaya parkir Rp.4000. Dikawasan wisata ini juga tersedia joglo-joglo di dekat air terjunnya. (

4.2 Fasilitas yang Tersedia

Fasilitas-fasilitas yang tersedia di suatu daerah objek wisata sangat mendukung daerah tersebut untuk dapat lebih menarik wisatawan untuk berkunjung ke area tersebut.demikian juga halnya dengan air terjun ini, di daerah ini disediakan fasilitas-fasilitas seperti :

a. Kamar Mandi dan Kolam Renang

Pengelola menyediakan kolam buatan khusus untuk orang dewasa jika ingin berenang. Sedangkan dibawah kucuran air terjun satunya terdapat bongkahan batu berukuran besar tempat menikmati suara kicauan unggas liar disekitarnya.

(39)

33

b. Cafe

Bagi para pengunjung objek wisata pemandian air panas yang ingin bersantai sejenak disediakan cafe yang berada dekat dengan air terjun. Cafe ini dibuat menghadap ke air terjun dan kolam renang sehingga pengunjung bisa menikmati istirahat sambil menyaksikan orang-orang di kolam renang tersebut.

c. Rumah Makan

Di lokasi wisata air terjun ini juga tersedia rumah makan yang menyediakan makanan dan minuman bagi para pengunjung. Makanan yang disediakan juga sudah cukup memadai jenisnya.

d. Warung

Selain rumah makan dan cafe, di lokasi air terjun ini juga tersedia warung yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan kecil seperti sabun mandi, sikat gigi, shampo, pasta gigi, handuk dll.

e. Tempat Parkir

Fasilitas lapangan parkir juga disediakan oleh pengelola air terjun. Fasilitas parkir ini cukup luas karena jalan yang luas cukup untuk banyak kendaraan umum.

4.3 Prospek Air Terjun

(40)

memiliki prospek bagi perkembangan daerah objek wisata tersebut. Adapun yang dimaksud dengan prospek itu adalah ‘suatu impian yang akan diwujudkan pada masa mendatang, atau merupakan pandangan ke masa depan’.

Objek Wisata Air Terjun juga memiliki prospek untuk menunjang kepariwisataan di Labuhan Batu. Pemerintah daerah setempat telah membuat rencana-rencana untuk mengembangkan objek wisata tersebut dan dalam rancangan pengembangan itu pemerintah daerah akan membenahi daerah objek wisata tersebut dan melengkapi prasarana dan sarananya. Tetapi rencana pembangunan itu tidak dapat dilaksanakan secara serentak, tetapi dengan cara bertahap karena pengembangan suatu kawasan wisata membutuhkan biaya yang besar.

Prospek air terjun dinilai cukup potensial untuk dikembangkan karena air yang dimiliki pemandian tersebut tidak akan habis-habisnya dan juga memiliki manfaat untuk kesehatan. Hanya perlu perbaikan sarana dan prasaran dan juga pengembangan kegiatan wisata di lokasi objek wisata tersebut, maka lokasi dan daerah di sekitarnya akan maju dan berkembang.

4.4 Upaya-Upaya Pengembangan

(41)

35

Batu khususnya di lokasi-lokasi air terjun dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perlunya penataan lokasi air terjun seperti membuat variasi kolam, bak mandi dan meningkatkan kebersihan.

2. Menyediakan lapangan parkir yang memadai dengan penerangan serta pembuatan taman-taman sehingga wisatawan merasa betah untuk tinggal lebih lama.

3. Menambah fasilitas kamar mandi, ruang ganti dan toilet yang lebih baik keadaannya dan kebersihannya.

4. Membangun restoran yang menyediakan masakan-masakan asing dan juga masakan lokal.

5. Membangun toko-toko souvenir yang menjual barang-barang yang berciri khas Labuhan Batu.

6. Mengadakan atraksi seni agar wisatawan dapat menikmati kesenian daerah kota Rantauprapat.

7. Menyediakan guide (pemandu wisata lokal) untuk menerangkan situasi dan keadaan objek wisata di Labuhan Batu.

8. Melakukan promosi pariwisata yang dapat dilakukan melalui : a. Biro perjalanan wisata

b. Pembuatan brosur

(42)

d. Pembuatan artikel tentang pariwisata di Labuhan Batu, khususnya air terjun.

e. Poster pariwisata

f. Internasional Fair / Pameran Internasional

g. Pusat Pariwisata Internasional

Dengan adanya upaya-upaya pengembangan objek wisata air terjun seperti tersebut di atas, diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal bagi pengembangan daerah tujuan wisata khusunya di Kecamatan Rantau Selatan. Keberhasilan itu dapat tercapai dengan dukungan dari semua pihak yaitu masyarakat, pemerintah dan pihak swasta.

4.5 Kendala yang Dihadapi

Suatu hal yang lumrah jika dalam melakukan sesuatu kita menemukan kendala-kendala dalam mengelola suatu objek wisata dan daya tarik wisata. Berikut ini adalah gambaran beberapa kendala yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata Labuhan Batu dalam upaya mengembangkan objek wisata pemandian air panas di Kecamatan Rantau Selatan :

(43)

37

2) Hingga saat ini Labuhan Batu masih merupakan lintasan wisata, tetapi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata masih sangat sedikit dalam memberi kontribusi untuk menghidupkan pariwisata yang ada di daerah ini.

3) Kurangnya dana dalam rangka penataan objek wisata, mengingat banyaknya objek wisata yang ada.

4) Kurangnya ilmu pengetahuan masyarakat dalam bidang pariwisata. 5) Kurangnya aksesbilitas menuju objek wisata.

Meskipun kendala-kendala yang dihadapi pihak Dinas Pariwisata cukup banyak, namun mereka tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan biaya yang relatif sedikit. Serta bekerja sama dengan pihak swasta / pengusaha lokal yang sudah berhasil di tempat lain untuk tetap memperhatikan daerah kelahirannya masing-masing.

(44)

38 BAB V

P E N U T UP

Kesimpulan

1. Keanekaragaman budaya, sejarah dan panorama alam Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadi salah satu sumber devisa non migas.

2. Kabupaten Labuhan Batu mempunyai kekayaan wisata yang belum dimanfaatkan secara optimal.

3. Salah satu daya tarik dan objek wisata yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan adalah air terjun yang terdapat di beberapa lokasi di Kecamatan Rantau Selatan.

4. Penataan dan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai dan mengembangkan daya tarik wisata yang sudah ada akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah objek wisata tersebut.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Pendit, Nyoman S., 1967, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta, Pradnya Paramita, Jakarta

Sinaga, S., 1993, Pemasaran Pariwisata, Diktat Perkuliahan Jurusan Pariwisata Keahlian Usaha Wisata, Universitas Sumatera Utara

Yoeti, Oka A. Drs., 1983, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung, Angkasa. Yoeti, Oka A. Drs., 1980, Pemasaran Pariwisata, Bandung, Angkasa. Undang-undang No.9 Tahun 1990, Tentang Kepariwisataan.

(46)

LAMPIRAN

Biodata Interview :

1. Nama : Gunawan Usia : 29 tahun

Pekerjaan : Pengurus objek wisata Air Terjun Linggahara Status : Sudah Menikah

No telp : 08126386891 2. Nama : Riana

Usia : 32 tahun

Pekerjaan : Pengurus objek wisata Air Terjun Linggahara Status : Sudah menikah

(47)
(48)
(49)
(50)

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah melalui kegiatan meronce dengan media tutup botol hias dapat mengembangkanfisik motorik halus anak di

Programming languages always have commands for getting data into and out of variables and for doing computations with data. For example, the following “assignment statement,”

paragraph 4 letter a, in conjunction with article 10 paragraph 5. Approval upon the usage of Net Profit of the Company for the financial year ends on 31 December 2015. The 2 nd

[r]

Dengan demikian, ukuran perusahaan, leverage , porsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik, likuiditas, profitabilitas, dan umur yang semakin tinggi akan

Aplikasi Multimedia Mengenai Info Musik Kelompok Bad Religion yang dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 ini dapat memberi kemudahan kepada user yang ingin

Pangan Selaras, sehingga tidak ada pemisahan fungsi pada tiap unit usaha dan bidang, tidak teraturnya pencatatan setiap kegiatan perusahaan baik kecil maupun besar, tidak

Strategi $& - Berbantuan Interaktif Kelas X”. Pemilihan materi suhu dan kalor, dikarenakan hasil pantauan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik