• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Pada Ibu Hamil Peserta Jampersal Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Pada Ibu Hamil Peserta Jampersal Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG, DAN PENDORONG PADA IBU HAMIL PESERTA JAMPERSAL TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN ANTENATAL K4 DI KELURAHAN LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2012

Skripsi

Oleh :

LAFANDI SITOMPUL 061000138

(2)

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG, DAN PENDORONG PADA IBU HAMIL PESERTA JAMPERSAL TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN ANTENATAL K4 DI KELURAHAN LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

LAFANDI SITOMPUL 061000138

(3)
(4)

ABSTRAK

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang sejalan dengan prinsip kesehatan masyarakat preventif dan promotif. Pelayanan antenatal bertujuan menekan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Cakupan kunjungan antenatal K1 secara nasional mencapai 92,7 %, namun kunjungan antenatal minimal 4 kali (cakupan K4) sesuai standar yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga baru mencapai 61,4 %. Di Kelurahan Labuhan Deli, berdasarkan data dari petugas PKK kelurahan, ibu hamil yang berhak mendapatkan pelayanan Jampersal yang terdata periode Maret 2011 – Desember 2011 mencapai 58 orang. Data capaian K1 dan K4 di Puskesmas Terjun dari wilayah kerja Kelurahan Labuhan Deli K1 hanya 45 % yang seharusnya 90 %, dan K4 hanya 60 % yang seharusnya harus mencapai 80 %. Terjadinya disparitas tersebut disebabkan faktor geografis, belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau, kurangnya tenaga kesehatan, serta masih adanya hambatan finansial dalam mengakses pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah. Faktor tersebut diupayakan hilang dengan diluncurkannya program Jaminan Persalinan.

Penelitian ini merupakan survey dengan pendekatan explanatory research

bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil peserta Jampersal periode Maret – Desember 2011. Sampel penelitian berjumlah 58 orang. Analisis data menggunakan uji regresi logistik ganda pada taraf kepercayaan 95 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh variabel pengetahuan dan jarak tempuh terhadap pemanfaatan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal. Variabel yang tidak berpengaruh adalah tingkat pendidikan, paritas, jarak kelahiran, sikap responden, dan sikap petugas.

Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan antenatal, dan sosialisasi program Jampersal. Upaya untuk mendekatkan pelayanan petugas terhadap ibu hamil juga sangat diperlukan, sehingga diperlukan peran aktif petugas dalam menjalankan upaya preventif dan promotif dengan mendatangi langsung ibu hamil peserta Jampersal.

(5)

ABSTRACT

Antenatal care is the care that is consistent with the principle of preventive and promotive health. Antenatal care aims to reduce the number of maternal morbidity and mortality and infant. K1 antenatal visit coverage reached 92.7% nationally, but at least 4 times antenatal visits (K4 coverage) according to the standard is 1 times in the first trimester, 1 time in the second trimester, and 2 times in the third trimester only reached 61.4%. In the Labuhan Deli Village, based on data from the PKK officer villages, pregnant women are entitled Jampersal who recorded the period March 2011 - December 2011 reached 58 people. K1 and K4 achievement data at the health center of the working area of the Village Falls Labuhan Deli K1 only 45% are supposed to 90%, and only 60% K4 should have reached 80%. The disparity is due to geographical factors, has not fulfilled the requirement of the availability of health facilities and affordable medicines, lack of health personnel, as well as the persistence of financial barriers in accessing health services provided by the government. The missing factor pursued with the launch Delivery Guarantee program.

This study was a survey with explanatory research approach aims to explain the factors that affect the utilization of antenatal care in pregnant women K4 Jampersal participants. The population in this study were all pregnant women participants Jampersal the period March to December 2011. Sample was 58 people. Analysis of data using multiple logistic regression at the confidence level 95%.

The results showed that there was the influence of variables on knowledge and mileage utilization of antenatal maternal K4 Jampersal participants. Variables that did not affect is the level of education, parity, birth spacing, the respondents' attitudes, and attitudes officer.

Based on this research, efforts are needed to improve the knowledge of antenatal care, and socialization programs Jampersal. Efforts to bring services to pregnant women workers also needed, so that the officer needed an active role in running the preventive and promotive maternal participants go directly Jampersal.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Lafandi Sitompul

2. Tempat/Tanggal Lahir : Desa Sitompul/27 April 1988 3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Kristen Protestan

5. Status : Belum Menikah

6. Alamat Rumah : Jl.Sei Rotan No.17 Medan 7. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 1994-2000 : SDN 173115 Sitompul b. Tahun 2000-2003 : SLTP N 3 Tarutung

c. Tahun 2003-2006 : SMA Swasta St.Maria Tarutung

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui kasih karunia-Nya

penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Predisposisi,

Pendukung dan Pendorong Pada Ibu Hamil Peserta Jampersal Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan

Tahun 2012” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini

penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara (FKM USU).

2. dr. Heldy BZ, MPH., selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan dan selaku dosen pembimbing II sekaligus penguji I yang telah memberikan arahan, bimbingan dan koreksi kepada penulis dalam penulisan

skripsi.

3. Dr. Juanita, SE, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Ketua Penguji

yang telah memberikan usulan, bimbingan dan arahan kepada penulis dengan sabar demi penulisan skripsi .

(8)

5. dr. Fauzi, SKM., selaku dosen penguji III yang telah memberikan bimbingan dan

arahan untuk kesempurnaan skripsi .

6. Para Dosen dan Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara khususnya Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

7. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan Drs. Hasan Basri, MM

yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian di Kelurahan Labuhan Deli Kota Medan.

8. Kepala Puskesmas Terjun Bapak dr.Imanuel Sembiring dan Lurah Kelurahan

Labuhan Deli.

9. Teristimewa kepada Ibunda Rostina Nainggolan yang senantiasa mendoakan

saya, juga kepada abang-abang saya Marulam Sitompul, Henry Sitompul,

Sumarwan Sitompul, Ali Sitompul, Andrew Sitompul, Darmanto Sitompul, Bambang Sitompul dan adik saya Jakob Sitompul.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih untuk kritik dan saran yang disampaikan secara ilmiah untuk perbaikan menuju yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat

bagi siapapun yang membacanya dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Februari 2013 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ………. 7

1.4 Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9

2.1 Pelayanan Antenatal ………... 9

2.2 Tujuan Pelayanan Antenatal ...……… 9

2.3 Kunjungan Ibu Hamil ………. 10

2.4 Standar Pelayanan Antenatal ……….. 11

2.5 Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan……… 12

2.5.1. Faktor Predisposisi ... 12

2.5.2. Faktor Pendukung ... 16

2.5.3. Faktor Pendorong ... 19

2.6 Tipe-tipe Kategori Penggunaan Pelayanan Kesehatan ……... 19

2.7 Jaminan Persalinan ………. 26

2.7.1. Pengertian Jampersal ... 26

2.7.2. Kebijakan Operasional dan Manfaat ... 28

2.8. Kerangka Konsep ... 30

2.9. Hipotesa Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 31

3.1 Jenis Penelitian ………... 31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 31

3.3 Populasi dan Sampel ……….. 31

3.4 Metode Pengumpulan Data ……… 32

3.5 Definisi Operasional ………... 32

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 37

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………... 37

4.1.1. Letak Geografis ……… 37

4.2. Analisis Univariat ………. 37

4.2.1. Gambaran Karakteristik Responden……….. 37

4.3. Analisis Bivariat ………... 45

4.4. Analisis Multivariat………... 53

4.5. Hasil Wawancara………... 54

BAB V PEMBAHASAN ……….. 56

5.1. Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 pada Ibu Hamil Peserta Jampersal …. 56 5.1.1. Pengaruh PendidikanTerhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 ……… 56

5.1.2. Pengaruh Paritas Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 ……… 57

5.1.3. Pengaruh Jarak Kelahiran Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 ……… 58

5.1.4. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 ……… 59

5.1.5. Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 ……… 59

5.2. Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 pada Ibu Hamil Peserta Jampersal …. 60 5.2.1. Pengaruh Jarak tempuh Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 ……… 60

5.3. Pengaruh Faktor Pendorong Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 pada Ibu Hamil Peserta Jampersal …. 61 5.3.1. Pengaruh Sikap Petugas Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 ……… 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 62

6.1. Kesimpulan ……… 62

6.2. Saran ……….. 62

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Bebas ... 34

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat ... 35

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 37

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku ... 38

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 38

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan 39 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Paritas ... 39

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Jarak Kelahiran ... 40

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengetahuan ... 40

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Jawaban Pengetahuan ………... 42

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Sikap ... 42

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Jawaban Sikap ... 43

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Jawaban Variabel Jarak Tempuh ... 43

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Variabel Sikap Petugas ... 44

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Jawaban Sikap Petugas ... 44

(12)

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Variabel Pendidikan dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4 ... 46 Tabel 4.16. Tabulasi Silang Variabel Paritas dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4 ... 47 Tabel 4.17. Tabulasi Silang Variabel Jarak Kelahiran dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4 ... 48 Tabel 4.18. Tabulasi Silang Variabel Pengetahuan dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4 ... 49 Tabel 4.19. Tabulasi Silang Variabel Sikap dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4 ... 50 Tabel 4.20. Tabulasi Silang Variabel Jarak Tempuh dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4 ... 51 Tabel 4.21. Tabulasi Silang Variabel Sikap Petugas dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4 ... 52 Tabel 4.22. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Pendidikan,

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

ABSTRAK

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang sejalan dengan prinsip kesehatan masyarakat preventif dan promotif. Pelayanan antenatal bertujuan menekan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Cakupan kunjungan antenatal K1 secara nasional mencapai 92,7 %, namun kunjungan antenatal minimal 4 kali (cakupan K4) sesuai standar yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga baru mencapai 61,4 %. Di Kelurahan Labuhan Deli, berdasarkan data dari petugas PKK kelurahan, ibu hamil yang berhak mendapatkan pelayanan Jampersal yang terdata periode Maret 2011 – Desember 2011 mencapai 58 orang. Data capaian K1 dan K4 di Puskesmas Terjun dari wilayah kerja Kelurahan Labuhan Deli K1 hanya 45 % yang seharusnya 90 %, dan K4 hanya 60 % yang seharusnya harus mencapai 80 %. Terjadinya disparitas tersebut disebabkan faktor geografis, belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau, kurangnya tenaga kesehatan, serta masih adanya hambatan finansial dalam mengakses pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah. Faktor tersebut diupayakan hilang dengan diluncurkannya program Jaminan Persalinan.

Penelitian ini merupakan survey dengan pendekatan explanatory research

bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil peserta Jampersal periode Maret – Desember 2011. Sampel penelitian berjumlah 58 orang. Analisis data menggunakan uji regresi logistik ganda pada taraf kepercayaan 95 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh variabel pengetahuan dan jarak tempuh terhadap pemanfaatan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal. Variabel yang tidak berpengaruh adalah tingkat pendidikan, paritas, jarak kelahiran, sikap responden, dan sikap petugas.

Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan antenatal, dan sosialisasi program Jampersal. Upaya untuk mendekatkan pelayanan petugas terhadap ibu hamil juga sangat diperlukan, sehingga diperlukan peran aktif petugas dalam menjalankan upaya preventif dan promotif dengan mendatangi langsung ibu hamil peserta Jampersal.

(15)

ABSTRACT

Antenatal care is the care that is consistent with the principle of preventive and promotive health. Antenatal care aims to reduce the number of maternal morbidity and mortality and infant. K1 antenatal visit coverage reached 92.7% nationally, but at least 4 times antenatal visits (K4 coverage) according to the standard is 1 times in the first trimester, 1 time in the second trimester, and 2 times in the third trimester only reached 61.4%. In the Labuhan Deli Village, based on data from the PKK officer villages, pregnant women are entitled Jampersal who recorded the period March 2011 - December 2011 reached 58 people. K1 and K4 achievement data at the health center of the working area of the Village Falls Labuhan Deli K1 only 45% are supposed to 90%, and only 60% K4 should have reached 80%. The disparity is due to geographical factors, has not fulfilled the requirement of the availability of health facilities and affordable medicines, lack of health personnel, as well as the persistence of financial barriers in accessing health services provided by the government. The missing factor pursued with the launch Delivery Guarantee program.

This study was a survey with explanatory research approach aims to explain the factors that affect the utilization of antenatal care in pregnant women K4 Jampersal participants. The population in this study were all pregnant women participants Jampersal the period March to December 2011. Sample was 58 people. Analysis of data using multiple logistic regression at the confidence level 95%.

The results showed that there was the influence of variables on knowledge and mileage utilization of antenatal maternal K4 Jampersal participants. Variables that did not affect is the level of education, parity, birth spacing, the respondents' attitudes, and attitudes officer.

Based on this research, efforts are needed to improve the knowledge of antenatal care, and socialization programs Jampersal. Efforts to bring services to pregnant women workers also needed, so that the officer needed an active role in running the preventive and promotive maternal participants go directly Jampersal.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

sumberdaya kesehatan. Juga disebutkan bahwa setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial, oleh karena itu muncullah berbagai

program jaminan kesehatan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah atas kesehatan masyarakat. Program jaminan kesehatan tidak hanya dimaksudkan untuk membangun paradigma sehat yang bersifat kuratif. Paradigma sehat juga merupakan

model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk dapat mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui

kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan promotif .

Kehamilan, persalinan dan menyusukan anak merupakan proses alamiah bagi kehidupan seorang ibu dalam usia produktif. Bila terjadi gangguan dalam proses ini baik gangguan fisiologis maupun psikologis dapat menimbulkan efek yang buruk

tidak hanya terhadap kesehatan ibu sendiri tetapi membahayakan bagi bayi yang dikandungnya, bahkan sering menyebabkan kematian ibu. Penyebab kematian ibu

(17)

Perdarahan menempati posisi persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28 %),

dimana anemia dan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.

Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu adalah eklamsia (24 %), Kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, dan akan kembali normal setelah

bayi lahir. Kondisi ini akan lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. Sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan adalah infeksi

(11%) (Anonim, 2007)

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari

suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa

nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan

pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.

AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. (Anonim, 2009)

(18)

kematian ibu adalah penyebab langsung yaitu perdarahan, eklampsia, partus lama,

komplikasi aborsi, infeksi. Penyebab kematian ibu secara tidak langsung diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu atau penyakit yang timbul selama masa kehamilan dan

tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik. Penyebab kematian ibu secara tidak langsung sering disebut akibat dari faktor terlambat mengenali tanda bahaya persalinan, terlambat dirujuk dan terlambat ditangani oleh petugas kesehatan.

(Prasetyawati, 2012)

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI

untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup . AKI memang mengalami penurunan akan

tetapi target MDGs pada tahun 2015 AKI diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007, Angka Kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita

sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

termasuk menurunkan AKI, AKN dan AKB pemerintah meluncurkan program jaminan sosial seperti Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), dimana pembiayaan kesehatan

(19)

menurunkan angka kematian ibu anak dan mempercepat pencapaian MDGs. Berdasarkan

pengalaman masa lalu dan belajar dari pengalaman berbagai negara lain, sistem jaminan kesehatan sosial seperti Jamkesmas dan Jampersal merupakan suatu pilihan yang tepat

untuk menata subsistem pelayanan kesehatan yang searah dengan subsistem pembiayaan kesehatan.

Pemerintah mengeluarkan Permenkes 631/MENKES/PER/III/2011 pada bulan

Maret tahun 2011. Kemudian Kementerian kesehatan mengeluarkan Peraturan Menkes No.2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang petunjuk teknis Jaminan Persalinan 2012 yang

secara otomatis membatalkan permenkes sebelumnya. Di Kota Medan, tahun 2011 sejak dijalankannya Jampersal, kurang memanfaatkan peluang sehingga program kurang berjalan. Hal itu terbukti dengan serapan anggaran yang hanya Rp.106 juta dari Rp.3,99

milyar yang diperoleh dari kementrian kesehatan pada tahun 2011.(Kemenkes, 2011) Sepanjang tahun 2011, program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Sumatera Utara

telah menangani 75.310 persalinan, dengan rincian 74.313 persalinan normal, 798 persalinan induksi dan operasi, serta 193 persalinan pasca keguguran. Peserta terbesar yang menggunakan layanan Jampersal yaitu Kabupaten Langkat dengan 19.778 persalinan

normal, 70 persalinan operasi dan 125 persalinan pasca keguguran. Selanjutnya Kabupaten Serdang Bedagai dengan jumlah 5.346 per persalinan normal, Deli Serdang dengan 4.724

persalinan normal, 147 persalinan operasi. Sedangkan Batu Bara, pada posisi keempat terbesar dengan jumlah sebanyak 4.567 persalinan normal.(Dinkes Provsu, 2011)

(20)

desa, upaya tersebut mencakup berbagai upaya pencegahan deteksi dini komplikasi

kehamilan, persalinan aman dan bersih serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai (Muninjaya,1999).

Selain dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan sosial budaya, pemanfaatan seseorang terhadap pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh sosial ekonomi (Azwar,1998). Hambatan utama dalam pelayanan kesehatan adalah masalah akses terhadap

pelayanan kesehatan. Hambatan terhadap akses tersebut dikarenakan faktor pembiayaan dan transportasi. Banyak faktor yang menyebabkan peningkatan biaya kesehatan,

diantaranya perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, dan pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket (Dinkes Medan, 2009)

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, sebanyak 16,7 %

wanita hamil selama kehamilannya tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan dan 22 % tempat persalinan bukan di sarana kesehatan. Adapun Survei Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) tahun 2004 pola berobat masyarakat hanya 43,7 % yang menggunakan fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan lain-lain), sedangkan 56,3 % mengobati sendiri. Dapat disimpulkan pendirian sarana kesehatan cenderung belum

diimbangi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Demand terhadap pelayanan kesehatan dikatakan baik apabila fasilitas pelayanan kesehatan dimanfaatkan secara optimal

yang dapat dilihat dari kenaikan berarti angka pemanfaatan dan kunjungan dari waktu ke waktu (Senewe, 2006)

(21)

pemanfaatan pelayanan antenatal di Kelurahan Pasir Bidang wilayah kerja Puskesmas

Sarudik Tapanuli Tengah. Penelitian Ulina (2004) menyebutkan bahwa umur, pendidikan, pengetahuan, pendapatan, dan paritas mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan

pelayanan antenatal di Kelurahan Tanjung Jati wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kabupaten Langkat. Penelitian Marbun (2011) menunjukkan bahwa faktor predisposisi (pengetahuan), pendukung (jarak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pemanfaatan pelayanan dokter keluarga peserta askes sosial.

Berdasarkan kutipan dari laporan profil kesehatan Kota Medan tahun 2010 tentang

cakupan kunjungan ibu hamil, cakupan K4 di Puskesmas Terjun sebesar 90,85 %. Hal ini menurun bila dibandingkan data tahun sebelumnya cakupan K4 di puskesmas yang sama mencapai 98,4 %. Di tengah semakin mantapnya jaminan sosial, justru cakupan K4

semakin menurun.

Berdasarkan survei pendahuluan, jumlah kunjungan K4 yang memanfaatkan

Jamkesmas pada bulan Desember 2010 – September 2011 hanya mencapai 140 orang. Dalam periode waktu yang sama pada bulan Desember 2010 – September 2011 belum ada yang memanfaatkan kepesertaan Jampersal untuk pemeriksaan antenatal K4 jika dilihat dari

data kunjungan, seharusnya sudah ada karena program Jampersal sudah berjalan sejak Maret 2011. Sementara menurut data profil Dinas Kesehatan Kota Medan rata-rata jumlah

ibu hamil tahun 2009 dan 2010 di wilayah kerja Puskesmas Terjun mencapai 2742 orang. Jumlah kunjungan yang rendah tersebut adalah penghambat bagi target MDGs dimana pada

(22)

Di Kelurahan Labuhan Deli, berdasarkan data dari petugas PKK kelurahan, ibu

hamil yang berhak mendapatkan pelayanan Jampersal yang terdata periode Maret 2011 – Desember 2011 mencapai 58 orang. Data capaian K1 dan K4 di Puskesmas Terjun dari

wilayah kerja Kelurahan Labuhan Deli K1 hanya 45 % yang seharusnya 90 %, dan K4 hanya 60 % yang seharusnya harus mencapai 80 %.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang

apakah ada pengaruh faktor predisposisi, pendukung, pendorong terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal pada ibu hamil peserta Jampersal di Kelurahan Labuhan Deli

Kecamatan Medan Marelan.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh faktor predisposisi, pendukung, pendorong terhadap pemanfaatan

pelayanan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor predisposisi,

pendukung, pendorong terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal.

1.4Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi Puskesmas Terjun, untuk menyusun strategi program

(23)

2. Sebagai masukan bagi pemerintah terutama di tingkat kecamatan yang membawahi

beberapa kelurahan untuk memaksimalkan sosialisasi pemanfaatan pelayanan antenatal, melalui kepesertaan Jampersal.

3. Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada Ilmu Administrasi Kebijakan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif

bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan kepercayaan dengan ibu, mendetaksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan

memberikan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2009).

Menurut Manuaba (2002) pelayanan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

2.2 Tujuan Pelayanan Antenatal

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayi

(25)

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian Air Susu Ibu (ASI)

ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kehadiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal. (Saifudin,2006). 2.3 Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2005), kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan

tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan di sini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan

kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil secara berkala yang dibagi 2, yaitu

1. Kunjungan baru ibu hamil (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan pada trimester I, dimana usia kehamilan 1-12

minggu.

2. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat, untuk

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar pada trimester III, dimana usia kehamilan >24 minggu.

Lebih spesifik, distribusi kontak ibu hamil menurut Depkes RI (2009) yaitu: 1). Minimal 1 kali pada trimester pertama (K1), usia kehamilan 1-12 minggu.

(26)

2.4 Standar Pelayanan Antenatal

Unsur penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi adalah memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan sewaktu hamil secara memadai

dan sesuai standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (Depkes RI, 2009).

Secara operasional, standar pelayanan tersebut yaitu : 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Ukur tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

5. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

6. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama masa kehamilan

7. Test laboratorium (rutin dan khusus) 8. Tatalaksana kasus

9. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(27)

2.5 Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah atau bentuk

kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut (Saifudin, 2006). 2.5.1 Faktor Predisposisi

a. Pendidikan

Menurut UU No 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Penelitian Situmeang (2010) menyatakan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil.

b. Paritas

Menurut Soetjiningsih (1995) mempunyai anak lebih dari 4 orang akan menambah risiko terhadap ibu dan bayinya.

c. Jarak kelahiran

Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak maka jarak antara kelahiran tidak kurang dari 2

(28)

d. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah seorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan melalui panca indera manusia,

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Rogers (1974) yang dikutip Notoatmodjo (2003) sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang terjadi proses berurutan yakni :

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest dimana orang mulai tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). d. Trial dimana seseorang telah mencoba berprilaku baru.

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

(29)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih

ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

(30)

dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

e. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus dan objek. Sikap yang positif terhadap sesuatu objek, tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh :

a. Sikap untuk terwujudnya di dalam suatu tindakan bergantung pada situasi pada saat itu.

b. Sikap akan diikuti atau tidak oleh suatu tindakan mengacu pula pada pengalaman orang

lain.

c. Sikap akan diikuti atau tidak oleh suatu tindakan berdasarkan banyak sedikitnya

pengalaman seseorang

(31)

2.5.2 Faktor Pendukung

Menurut Green (1980) dalam (Notoatmodjo,2003), bahwa salah satu determinan perilaku sebagai faktor utama yang memengaruhi perilaku masyarakat enabling factor

(faktor pendukung). Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Faktor ini mencakup ketersediaan sumber daya, sarana,prasarana, dan kemudahan mengakses.

A. Persyaratan Pokok Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (1998) suatu pelayanan kesehatan harus memiliki berbagai

persyaratan pokok. Hal ini dimaksudkan adalah persyaratan pokok tersebut dapat memberi pengaruh kepada konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan pelayanan kesehatan.

a. Tersedia dan berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut

harus tersedia di masyarakat (acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat ada pada setiap saat dibutuhkan.

b. Dapat diterima dan wajar

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima

(acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

(32)

kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan

yang baik.

c. Mudah dicapai

Syarat pokok ketiga adalah mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat

penting. Jangkauan fasilitas membantu untuk menentukan permintaan yang efektif. Bila fasilitas ini mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka

fasilitas ini akan banyak dipergunakan. Tingkat penggunaan di masa lalu dan kecenderungan merupakan indikator terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek dari permintaan pada masa yang akan datang.

d. Terjangkau

Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah terjangkau

(affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan

yang mahal yang hanya mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

e. Bermutu

Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu (quality) yaitu

(33)

yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara

penyelenggaraan sesuai kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Anderson

yang dikutip Manullang (2007) yaitu : (1) Mudahnya menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia, (2) Adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada, (3) Adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.

Menurut Manullang (2007) yang mengutip Department of Health Education and Welfare, USA (1997), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan

yaitu :

1. Faktor regional misalnya : Jakarta, Jawa tengah

2. Faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan yaitu : a). Tipe dari

organisasi misalnya : rumah sakit, puskesmas, dll. b). Kelengkapan program kesehatan, c) tersedianya tenaga dan fasilitas medis, d) teraturnya pelayanan, e) hubungan antara

dokter/tenaga kesehatan dengan pasien, f)adanya asuransi kesehatan 3. Faktor adanya fasilitas kesehatan lainnya

4. Faktor-faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan yaitu :

a. Faktor sosio demografis yang meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan,

besar family, kebangsaan, dan suku bangsa serta agama.

b. Faktor sosio psikologis yang meliputi sikap atau persepsi terhadap pelayanan

kesehatan secara umum, pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan

(34)

c. Faktor ekonomis, meliputi status sosio ekonomis (pendidikan,pekerjaan dan

pendapatan)

d. Dapat digunakannya pelayanan kesehatan yang meliputi jarak antara rumah pasien

dengan tempat pelayanan kesehatan.

e. Variabel yang menyangkut kebutuhan (need) yang meliputi morbidity, gejala

penyakit, status terbatasnya keaktifan yang kronis,dll.

2.5.3 Faktor Pendorong

Faktor-faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau

petugas lain yang merupakan kelompok referensi dalam perilaku masyarakat. Untuk berperilaku sehat, masyarakat bukan hanya perlu pengetahuan, sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh

agama, lebih-lebih para petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Petugas kesehatan adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat (Azwar, 1996). Petugas kesehatan berdasarkan pekerjaannya adalah tenaga medis, dan tenaga paramedis seperti tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga penunjang medis dan lain sebagainya

(Muninjaya, 2004).

2.6 Tipe- tipe Kategori Penggunaan Pelayanan Kesehatan

Notoatmodjo (2007) menjelaskan tipe-tipe kategori pelayanan kesehatan sebagai berikut :

(35)

Dalam model ini tipe variabel-variabel yang dipakai adalah umur, seks, status

perkawinan, dan besarnya keluarga. Variabel- variabel ini digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator fisiologis yang berbeda (umur, seks) dan siklus hidup (status

perkawinan, besarnya keluarga) dengan asumsi bahwa perbedaan derajat kesehatan, derajat kesakitan, dan penggunaan pelayanan kesehatan sedikit banyak akan berhubungan dengan variabel di atas.

Karakteristik demografi juga mencerminkan atau berhubungan dengan karakteristik sosial (perbedaan sosial dri jenis kelamin mempengaruhi berbagai tipe dan ciri-ciri sosial).

b. Model-model struktur sosial

Di dalam model ini tipe variabel yang dipakai adalah pendidikan, pekerjaan dan kebangsaan. Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan sosial dari individu atau keluarga

di dalam masyarakat. Mereka mengingatkan akan berbagai gaya kehidupan yang diperlihatkan oleh individu-individu dan keluarga dari kedudukan sosial tertentu.

Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya hidup ini, yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik, dan psikologis. Masalah utama dari model struktur sosial dari penggunaan pelayanan kesehatan adalah bahwa kita tidak mengetahui mengapa

variabel ini menyebabkan penggunaan pelayanan kesehatan. Kita ketahui bahwa individu-individu yang berbeda suku bangsa, pekerjaan, dan tingkat pendidikan, mempunyai

kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka. Dengan kata lain pendekatan struktur sosial didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang

(36)

c. Model-model sosial psikologis

Dalam model ini tipe variabel yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan keyakinan individu. Variabel-variabel sosiopsikologis pada umumnya terdiri dari 4 kategori :

1. Pengertian kerentanan terhadap penyakit 2. Pengertian keseluruhan dari penyakit

3. Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan tindakan dalam menghadapi

penyakit

4. Kesiapan tindakan individu.

Masalah utama dengan model ini adalah menganggap suatu mata rantai penyebab langsung antara sikap dan perilaku yang belum dapat dijelaskan.

d. Model sumber keluarga

Dalam model ini variabel bebas yang dipakai adalah pendapatan keluarga, cakupan asuransi keluaraga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan pihak yang

membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya. Karakteristik ini untuk mengukur kesanggupan dari individu atau keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan mereka. Ringkasnya, model sumber keluarga menekankan kesanggupan untuk

(37)

e. Model sumberdaya masyarakat

Pada model ini tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber di dalam masyarakat. Model sumber daya masyarakat selanjutnya

adalah suplai ekonomis yang berfokus pada ketersediaan sumber-sumber kesehatan pada masyarakat setempat. Dengan demikian model ini memindahkan pelayanan dari tingkat individu atau keluarga ke tingkat masyarakat.

f. Model-model organisme

Dalam model ini variabel yang dipakai adalah pencerminan perbedaan

bentuk-bentuk sistem pelayanan kesehatan. Biasanya variabel yang digunakan adalah : 1. Gaya (style) praktik pengobatan (sendiri, rekanan, atau grup)

2. Sifat (nature) dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak)

3. Letak dari pelayanan (tempat pribadi, rumah sakit atau klinik)

4. Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat,

asisten dokter). g. Model sistem kesehatan

Keenam kategori model penggunaan fasilitas kesehatan tersebut tidak begitu

terpisah, meskipun ada perbedaan dalam sifat (nature). Model sistem kesehatan mengintegrasikan keenam model terdahulu ke dalam model yang lebih sempurna. Untuk

itu maka demografi, ciri-ciri struktur sosial, sikap dan keyakinan individu atau keluarga, sumber-sumber di dalam masyarakat dan organisasi pelayanan kesehatan yang ada,

(38)

Dengan demikian apabila dilakukan analisis terhadap penyediaan dan penggunaan

pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka harus diperhitugkan juga faktor-faktor yang terlibat di dalamnya. Dalam melakukan penelitian perilaku sehubungan dengan

penggunaan/pencarian fasilitas-fasilitas kesehatan, semua variabel dari berbagai model tersebut dihubungkan dengan perilaku mereka terhadap fasilitas, dan juga dilihat variabel mana yang paling dominan pengaruhnya.

h. Model kepercayaan kesehatan

Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio-psikologis

seperti disebutkan di atas. Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang

diselenggarakan oleh provider. i. Model sistem kesehatan

Anderson (1974) membuat model sistem kesehatan yang berupa model kepercayaan kesehatan. Di dalam model Anderson ini terdapat 3 kategori utama dalam pelayanan kesehatan, yakni : karakteristik predisposisi, karakteristik pendukung, karakteristik

kebutuhan.

1. Karakteristik predisposisi (Predisposing characteristics)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang

(39)

a. Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur

b. Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ras dan

sebagainya.

c. Manfaat-manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa pelayanan kesehatan

dapat menolong proses penyembuhan penyakit. Selanjutnya Anderson percaya bahwa :

- Setiap individu atau orang mempunyai perbedaan karakteristik, mempunyai

perbedaan tipe dan frekuensi penyakit, dan mempunyai perbedaan pola

penggunaan pelayanan kesehatan

- Setiap individu mempunyai perbedaan struktur social, mempunyai

perbedaan gaya hidup, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola

penggunaan pelayanan kesehatan.

- Individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan

kesehatan.

2. Karakteristik pendukung (Enabling characteristics)

Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun predisposisi untuk menggunakan

pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk

membayar.

3. Karakteristik kebutuhan (Need characteristics)

(40)

kata lain kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan

pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung tidak ada.

Lewin (1954) sebagaimana dikutip Notoatmodjo (2007) menganut konsep bahwa

individu hidup pada lingkup kehidupan sosial (masyarakat). Di dalam kehidupan ini individu akan bernilai, baik positif maupun negative, di suatu daerah atau wilayah tertentu. Apabila seseorang atau keberadaannya berada pada daerah positif, maka ia berarti ditolak

dari daerah negatif. Implikasinya di dalam kesehatan adalah penyakit atau sakit adalah suatu daerah negatif sedangkan sehat adalah wilayah positif.

Apabila individu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya ada empat variabel kunci yang terlibat di dalam tindakan tersebut, yaitu kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima, dan rintangan

yang dialami dalam tindakannya melawan penyakitnya, dan hal-hal yang memotivasi tindakan tersebut.

1). Kerentanan yang dirasakan (perceived suscepbility)

Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap penyakit tersebut. Dengan kata lain suatu

tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan timbul bila seseorang telah merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.

2). Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness)

Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan

(41)

karena itu, tindakan pencegahan polio akan lebih banyak bila dibandingkan dengan

pencegahan flu.

3). Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benafis and barriers)

Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-penyakit yang dianggap serius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan rintangan-rintangan yang ditemukan dalam mengambil

tindakan tersebut. Pada umumnya manfaat dari tindakan lebih menentukan daripada rintangan-rintangan yang mungkin ditemukan dalam melakukan tindakan tersebut.

4). Isyarat atau tanda-tanda (cues)

Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut

misalnya pesan-pesan pada media massa, nasihat atau anjuran kawan-kawan atau anggota keluarga lain dari si sakit dan sebagainya.

2.7 Jaminan Persalinan (Jampersal) 2.7.1 Pengertian Jampersal

Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi

pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di

(42)

a.Tujuan Umum

Jaminan Persalinan mempunyai tujuan untuk menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB.

b.Tujuan Khusus

1. Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan.

2. Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. 3. Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan.

4. Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

5. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan

akuntabel.

c. Sasaran

Yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah: Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari), Bayi baru lahir (0-28 hari).Yang dapat memperoleh pelayanan jaminan persalinan adalah seluruh ibu hamil yang belum mempunyai jaminan

kesehatan.

2.7.2 Kebijakan Operasional dan Manfaat A. Kebijakan Operasional

1. Pengelolaan Jaminan Persalinan di setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan

(43)

2. Pengelolaan kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan kepesertaan dari

program Jamkesmas yang mengikuti tata kelola kepesertaan dan manajemen Jamkesmas, namun dengan kekhususan dalam hal penetapan pesertanya.

3. Peserta program Jaminan Persalinan adalah seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan.

4.Peserta Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (Rumah Sakit) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas

dan BOK Kabupaten/Kota.

5.Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standar pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

6.Pelayanan Jaminan Persalinan diselenggarakan dengan prinsip Portabilitas, Pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan.

7.Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan Jaringannya) didanai berdasarkan usulan POA Puskesmas.

8.Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan swasta

dibayarkan dengan mekanisme klaim. Klaim persalinan didasarkan atas tempat (lokasi wilayah) pelayanan persalinan dilakukan.

B. Manfaat Jaminan Persalinan

1.Pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaan

(44)

jaringannya) dan faskes swasta yang tersedia fasilitas persalinan (Klinik/Rumah Bersalin,

Dokter Praktik, Bidan Praktik) dan yang telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota

(45)

2.8 Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Bebas Variabel Terikat

2.9 Hipotesa Penelitian

1. Adanya pengaruh faktor predisposisi (pendidikan, paritas, jarak kelahiran, pengetahuan, sikap), pengaruh faktor pendukung (jarak), dan pengaruh faktor pendorong (sikap petugas) ibu hamil peserta jampersal terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal.

Faktor pendukung -Jarak

Faktor pendorong -Sikap petugas

Faktor predisposisi : -Pendidikan

-Paritas

-Jarak kelahiran -Pengetahuan

-Sikap

Pemanfaatan Pelayanan

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan pendekatan

explanatory atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor

predisposisi, pendukung dan pendorong terhadap pelayanan antenatal K4 di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Terjun.Waktu penelitian dilakukan pada bulan

September sampai Desember 2012.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil peserta Jampersal yaitu yang berhak mendapatkan pelayanan Jampersal bulan Maret – Desember 2011, sebanyak 58 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sama dengan populasi yaitu seluruh ibu hamil yang berhak mendapatkan pelayanan Jampersal pada bulan Maret – Desember 2011

(47)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden, dengan berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data dari Profil Dinas Kesehatan

Kota Medan dan Laporan KIA Puskesmas Terjun.

3.5 Defenisi Operasional

Variabel Bebas yaitu faktor predisposisi (meliputi pendidikan, paritas, jarak

kelahiran, pengetahuan, sikap) dan faktor pendukung (jarak), serta faktor pendorong (sikap petugas) dengan defenisi sebagai berikut :

1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang berhasil ditamatkan oleh

responden (ibu hamil peserta Jampersal) berdasarkan ijazah terakhir. a. Tinggi, bila responden tamat SLTA/Akademi/ Perguruan Tinggi

b. Rendah, bila responden tamat SLTP/SD

2. Paritas adalah jumlah kelahiran baik lahir hidup maupun lahir mati yang dialami

responden.

(48)

3. Jarak kelahiran adalah kurun waktu (tahun) antara saat kelahiran yang terakhir

dengan kelahiran sebelumnya. a. Normal ≥ 2 tahun

b. Risiko tinggi < 2 tahun

4. Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui responden tentang jaminan persalinan.

Pengetahuan diukur dengan menggunakan metode skoring terhadap kuesioner yang

telah diberi bobot.

a. Baik, apabila responden mendapat skor 0-6

b. Buruk, apabila responden mendapat skor 7-13

5. Sikap adalah tanggapan responden terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan. a. Baik, apabila responden mendapat skor 0-2

b. Buruk, apabila responden mendapat skor 3-5

6. Jarak tempuh adalah jauh dekatnya tempat yang akan ditempuh oleh responden ke

fasilitas pelayanan kesehatan. a. Dekat ≤ 2 km

b. Jauh > 2 km

7. Sikap Petugas adalah perilaku petugas dalam melayani responden. a. Baik, apabila responden mendapat skor 0-2

b. Buruk, apabila responden mendapat skor 3-5

8. Pemanfaatan pelayanan antenatal adalah jumlah kunjungan ibu hamil dan pelayanan

(49)

a. Memanfaatkan pelayanan antenatal K4 : apabila ibu hamil memeriksakan

kehamilannya minimal 4 kali selama masa kehamilan.

b. Tidak memanfaatkan pelayanan antenatal K4 : apabila ibu hamil

memeriksakan kehamilannya kurang dari 4 kali selama masa kehamilannya.

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas

Variabel bebas terdiri dari faktor predisposisi (meliputi : tingkat pendidikan, paritas, jarak kelahiran, pengetahuan dan sikap), faktor pendukung (jarak tempuh), dan faktor

[image:49.612.85.526.368.652.2]

pendorong (sikap petugas). Secara rinci skala pengukuran variabel bebas dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas No Variabel Jumlah

indikator

Kategori Jawaban

Bobot Nilai

Kriteria Skor Skala Ukur

I Faktor Predisposisi

1. Pendidikan 1.Tinggi

2.Rendah

Ordinal

2. Paritas 1. Risiko Tinggi

2. Normal

Ordinal

3. Jarak Kelahiran 1. Risiko Tinggi

2. Normal

Ordinal

4. Pengetahuan 8 1.Tahu

(50)

5. Sikap 5 1.Setuju 2.Tidak setuju 0 1 1.Baik 2.Buruk 0-2 3-5 Interval

II Faktor Pendukung

1. Jarak 2 1.Dekat

2.Jauh

Ordinal

III Faktor Pendorong

1. Sikap Petugas 5 1.Setuju

2.Tidak setuju 0 1 1.Baik 2.Buruk 0-2 3-5 Interval

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Variabel terikat meliputi pemanfaatan pelayanan antenatal K4 dengan menggunakan

[image:50.612.79.522.85.332.2]

skala nominal. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat No Variabel Jumlah

indikator

Kriteria Skala Ukur

1 Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal K4

1 1.Memanfaatkan

2.Tidak memanfaatkan

(51)

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa multivariat dengan uji regresi logistik ganda untuk membuktikan pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap

variabel terikat yaitu pengaruh faktor predisposisi, pendukung, dan pendorong terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal K4 pada ibu hamil peserta Jampersal di Kelurahan Labuhan Deli dengan model persamaan sebagai berikut:

Y = β0+β1X1+ β2X2+…………+βiXi

Keterangan :

Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas

β = koefisien regresi

Analisa regresi logistik merupakan analisis statistik yang digunakan untuk mempelajari pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen. Analisa regresi logistik

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Kelurahan Labuhan Deli merupakan satu dari lima kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Marelan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Belawan Sicanang wilayah Kecamatan Medan Belawan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau wilayah Kecamatan Medan Marelan

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pekan Labuhan wilayah Kecamatan Medan Labuhan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Paya Pasir wilayah Kecamatan Medan marelan

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel

independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi pendidikan, paritas, jarak kelahiran, pengetahuan, sikap, jarak tempuh, sikap petugas, dan pemanfaatan pelayanan antenatal.

4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden

Berdasarkan umur sebanyak 41 responden berada pada kelompok umur 20-35

(53)
[image:53.612.87.508.102.200.2]

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah

N %

1 < 20 tahun 1 1,7

2 3 20-35 tahun > 35 41 16 70,7 27,6

Total 58 100

Berdasarkan suku frekuensi suku tertinggi adalah suku melayu sebanyak 46 orang (79,3%) dan terendah adalah suku jawa sebanyak 5 orang (8,6%). Secara rinci dapat dilihat

[image:53.612.84.510.309.405.2]

pada tabel 4.2. berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku

No. Suku Jumlah

N %

1 Jawa 5 8,6

2 3 Melayu Batak 46 7 79,3 12,1

Total 58 100

4.2.2 Deskripsi Faktor Predisposisi

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi untuk variabel tingkat

pendidikan, responden yang terbanyak adalah responden yang tingkat pendidikan tidak tamat SD/tamat SD yaitu sebanyak 24 orang (41,4%) kemudian tamat SMP sebanyak 17

(54)
[image:54.612.86.507.87.213.2]

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Variabel Tingkat

Pendidikan

Jumlah

N %

1. Tidak Tamat

SD/TamatSD 24

41,4

2. Tamat SMP 17 29,3

3. Tamat SMA 17 29,3

Total 58 100

Tingkat pendidikan responden dibagi dalam 2 kategori dimana yang termasuk dalam kategori tinggi adalah tamat SMA dan Akademi/ Sarjana, dalam kategori rendah

adalah tamat SMP dan tidak tamat SD/tamat SD. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi untuk variabel tingkat pendidikan, responden tertinggi adalah dengan

tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 42 orang (72,4%). Sedangkan yang terendah adalah responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 16 orang (27,6%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan

No. Kategori Pendidikan Jumlah

N % 1. 2. Tinggi Rendah 16 42 27,6 72,4 Total 58 100

Berdasarkan paritas (jumlah kelahiran) responden dibagi dalam 2 kategori yaitu normal dan resiko tinggi. Berdasarkan hasil penelitian , distribusi frekuensi tertinggi adalah untuk kategori resiko tinggi yaitu sebanyak 30 orang (51,7%). Sedangkan yang terendah

[image:54.612.87.512.435.511.2]
(55)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Paritas

No. Kategori Paritas Jumlah

N %

1. 2. Resiko Tinggi Normal 30 28 51,7 48,3 Total 58 100 Berdasarkan kategori jarak kelahiran responden dibagi dalam 2 kategori yaitu normal dan resiko tinggi. Berdasarkan hasil penelitian , distribusi frekuensi tertinggi adalah

untuk kategori normal yaitu sebanyak 34 orang (58,6%). Sedangkan yang terendah adalah untuk kategori resiko tinggi yaitu sebanyak 24 orang (41,4%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Jarak Kelahiran No. Kategori Jarak

Kelahiran

Jumlah

N %

1. 2. Resiko Tinggi Normal 24 34 41,4 58,6 Total 58 100 Berdasarkan wawancara dengan responden, 43 responden (74,1%) menjawab tahu

jaminan persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan mencakup pertolongan persalinan, tetapi hanya 20 responden (34,5%) yang menjawab tahu jaminan

(56)
[image:56.612.90.530.111.669.2]

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengetahuan

No Pertanyaan

Tahu Tidak Tahu

Jumlah

n % n % n %

1 Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan

mencakup pemeriksaan kehamilan 20 34,5 38 65,5 58 100

2 Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan

mencakup pertolongan persalinan 43 74,1 15 25,9 58 100

3 Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan

mencakup pelayanan nifas 22 37,9 36 62,1 58 100

4 Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan

mencakup pelayanan KB pasca persalinan 40 69,0 18 31,0 58 100

5 Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan

mencakup pelayanan bayi baru lahir 21 36,2 37 63,8 58 100

6 Dengan adanya Jaminan persalinan tidak ada pungutan biaya untuk pemeriksaan

kehamilan. 22 37,9 36 62,1 58 100

7 Untuk menerima pelayanan kesehatan yang dicakup Jampersal cukup membawa

KTP dan atau Kartu Keluarga 31 53,4 27 46,6 58 100

8 Penerima manfaat Jampersal mencakup

seluruh sasaran ibu hamil. 38 65,5 20 34,5 58 100

9 Pemeriksaan kehamilan minimal (paling

Gambar

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat
Tabel 4.1  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 The proposed architecture consists of five layers: sensing and local processing data, data collection infrastructure, data aggregation and intelligence extraction, knowledge

The analysis in this study is focused on the struggle of the proletariat; that is what makes flashmob dance as the art protest succeed to protest against the capitalist

Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas pelayanan , nilai nasabah dan kepuasan nasabah berpengaruh postif dan signifikan terhadap word of mouth sedangkan variabel citra

Pemidanaan merupakan hal yang penting dalam penjatuhan sanksi terhadap pelaku kejahatan khususnya kejahatan kekerasan dan kesusilaan kepada anak dan

Pengaruh variable kekayaan, tingkat bunga dan nilai tukar secara statistic signifikan terhadap perubahan kecenderungan konsumsi masyarakat di Indonesia dengan derajat

Pengenaan pajak atas bentuk usaha tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan dari Negara pihak pada. Persetujuan di Negara pihak lainnya pada Persetujuan, tidak akan dilakukan

Penggunaan t epung bul u ayam pada t er nak r umi nansi a unt uk memenuhi sel ur uh pr ot ei n supl emen pada r ansum anak domba yang sedang t umbuh dan pada per i ode