• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Penyebaran Media Promosi Dan Pengembangan Desain Batik di Keyna Galeri Seni Dan Multimedia Jombang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Penyebaran Media Promosi Dan Pengembangan Desain Batik di Keyna Galeri Seni Dan Multimedia Jombang."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BATIK DI KEYNA GALERI SENI DAN MULTIMEDIA JOMBANG

VIAN ADE MAULANA 11.51016.0030

(2)

vi menjangkau masyrakat sebagai target pasar.

KEYNA GALERI adalah sebuah galeri yang tidak hanya mengkoleksi karya senimurni, namun juga mengkoleksi karya seni digital maupun cetak seperti fotografi, film, poster. Kegiatan pengembangan batik khas jombang yang dibentuk dalam kegiatan workshop yang dilaksanakan setiap akhir pekan juga merupakan kegiatan utama dari Keyna Galeri. Maka dari itu Keyna Galeri membutuhkan media untuk mengenalkan dan memperkuat citra perusahaanya. Media promosi yang dibuat adalah Brosur.

Pembuatan media promosi ini diharapkan dapat berfungsi sebagai salah satu media presentasi Keyna Galeri sehingga meningkatkan minat kunjungan dan kegiatan Keyna Galeri serta dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

(3)
(4)
(5)

xi

4.5 Lokasi Keyna Galeri ... 53

BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 57

5.1 Proses Produksi Pembuatan Desain Brosur Keyna Galeri ... 57

5.2 Proses Pasca Produksi Pembuatan Brosur Keyna Galeri ... 62

BAB VI PENUTUP ... 64

6.1 Kesimpulan ... 64

6.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(6)

xii

Gambar 2.2 Contoh Titik ... 17

Gambar 2.3 Contoh Macam-Macam Garis ... 18

Gambar 2.4 Contoh Bidang a.2 Dimensi dan b.3 Dimensi ... 19

Gambar 2.5 Contoh Macam-Macam Tekstur ... 20

Gambar 2.6 Color Chart ... 21

Gambar 2.7 Contoh Huruf Roman ... 30

Gambar 2.8 Contoh Huruf Egyptian ... 31

Gambar 2.9 Contoh Huruf San Serif ... 31

Gambar 2.10 Contoh Huruf Script... 32

Gambar 2.11 Contoh Huruf Miscellaneous... 32

Gambar 2.12 Lingkaran Warna ... 34

Gambar 3.1 Hasil Wawancara Dengan Pemilik Perusahaan... 42

Gambar 3.2 Dokumentasi Hasil Batik Keyna Galeri ... 43

Gambar 3.3 Alternatif Desain Brosur Keyna Galeri... 46

Gambar 3.4 Warna Keyna Galeri ... 46

Gambar 3.5 Desain Brosur Yang Telah Disetujui Oleh Penyelia ... 47

Gambar 3.6 Desain Brosur Yang Telah Disisipi Konten Utama... 48

Gambar 4.1 Logo Keyna Galeri. ... 53

Gambar 4.2 Lokasi Peusahaan Dilihat Dari Satelit ... 53

(7)

xiii

Gambar 5.1 Screenshot Logo Adobe Photoshop CS6 ... 57

Gambar 5.2 Tampilan Awal Adobe Photoshop CS6... 58

Gambar 5.3 Screenshot Untuk Membuat Workspace baru ... 59

Gambar 5.4 Desain Background ... 60

Gambar 5.5 Proses Pemuatan Konten ... 61

Gambar 5.6 Preview Desain Final ... 62

(8)

xiv

LAMPIRAN FORM KP-5 (Halaman 1) ... 69

LAMPIRAN FORM KP-5 (Halaman 2) ... 70

LAMPIRAN FORM KP-6 (Halaman 1) ... 71

LAMPIRAN FORM KP-7 (Halaman 1) ... 72

LAMPIRAN KARTU BIMBINGAN (Tampak Depan) ... 73

(9)

1 Ploso Jombang. Dalam perusahan ini penulis belajar bagaimana membuat desain brosur yang kreatif, komunikatif sesuai dengan tema Keyna Galeri serta menyebarkannya brosur tersebut kepada konsumen, terutama lembaga pendidikan. Hal ini dilatar belakangi oleh kemampuan penulis yang masih kurang dalam praktik langsung. Khususnya dalam hal membuat brosur sebagai media promosi.

(10)

Secara umum brosur yang digunakan sebagai sarana promosi memiliki fungsi yang informatif. Artinya bahwa brosur harus bisa membawa informasi dari produk atau jasa yang tengah ditawarkan. Fungsi kedua adalah advertising, artinya brosur menjadi bagian yang penting sebagai media beriklan, sehingga membuat brosur yang menarik dan unik agar mampu menarik konsumen. Yang ketiga adalah identifikasi, desain brosur yang menarik dan komunikatif akan membuat konsumen mudah menemukan dan mengenali konten didalamnya. Selain itu brosur yang menarik akan memerikan prestise dan kredibilitas tersediri bagi perusahaan. Dengan demikian, akan memudahkan perusahaan dalam melakukan pemasaran bagi setiap produk atau jasa yang ditawarkan.

Dalam hal ini pembuatan brosur sangat diperlukan oleh pihak Keyna Galeri karena sampai saat ini Keyna Galeri belum memiliki brosur sebagai media promosi. Brosur akan dibuat sesuai keinginan sehingga dapat disesuaikan dengan karakter dari Keyna Galeri dan akan dibuat dengan bentuk atau tampilan yang unik.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat brosur yang mampu meningkatkan promosi Keyna Galeri?

(11)

3. Bagaimana membuat desain brosur yang kreatif, komunikatif dan sesuai dengan Keyna Galeri?

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Desain yang akan dibuat adalah desain brosur kreatif kemudian dicetak pada kertas A4

2. Desain brosur yang telah dibuat adalah brosur untuk mengenalkan Keyna Galeri kepada pasar terutama lembaga pendidikan.

1.4Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam Kerja Praktik ini adalah:

1. Membuat desain brosur yang kreatif, komunikatif dan sesuai dengan tema Keyna Galeri.

2. Mencetak dan menyebarkan brosur yang telah dibuat kepada konsumen, terutama lembaga pendidikan.

1.5Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam Kerja Praktik ini adalah:

(12)

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang pembuatan brosur yang kreatif, komunikatif dan yang sesuai dengan tema acara yang akan diselenggarakan.

3. Menambah portofolio pribadi.

1.6 Pelaksanaan

Tempat : K E Y N A G A L E R Y

Alamat : Jl. Joyo Lengkoro No.30 Ploso, Jombang. Telpon & Faks : (031) 8795449

Contact Person : Karsam., MA.,Ph.D. | 081331850498 Email : karsam@stikom.edu

Website : -

Periode KP : 1 Juli s.d 30 Agustus 2014 Hari Kerja : Senin s.d Jumat

Jam Kerja : 08:00 – 17:00 WIB

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan Kerja Praktik ini dilaporkan dengan susunan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

(13)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teori yang menjadi dasar dalam pembuatan desain brosur dalam pengaplikasian terhadap sebuah promosi Keyna Galeri .

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang metodologi dan perancangan karya yang dikerjakan dalam Kerja Praktik ini.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, lokasi perusahaan, serta logo dan makna dari perusahaan.

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

Dalam bab ini merupakan implementasi karya yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

(14)

5 2.1 Teori Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001: 18) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.

Menurut Stanton (2001: 7), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

(15)

Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.

2.1.1 Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:

1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar.

2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.

3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

(16)

volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.

2.2 Teori Periklanan

(17)

khalayak tentang suatu produk atau jasa melalui suatu media untuk meningkatkan jumlah penjualan.

2.2.1 Fungsi Iklan

Menurut Roztoil (1986: 215) secara mendasar berpendapat bahwa iklan mempunyai empat fungsi utama, yaitu:

1. Fungsi Precipition

Fungsi mempercepat berubahnya suatu kondisi dari keadaan yang semula tidak bisa mengambil keputusan terhadap produk menjadi dapat mengambil keputusan. Fungsi ini misalnya meningkatkan permintaan atas suatu produk dan menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang merek suatu produk.

2. Fungsi Persuasion

Membangkitkan keinginan dari khalayak sesuai pesan yang diiklankan. Hal ini meliputi persuasi atas daya tarik emosi, menyebarkan informasi tentang ciri-ciri suatu produk dan membujuk konsumen untuk tetap membeli.

3. Fungsi Reinforcement

(18)

4. Fungsi Reminder

Fungsi iklan yang mampu meningkatkan dan semakin meneguhkan terhadap produk yang diiklankan. Misalnya seperti memperkuat loyalitas konsumen akan produk yang digunakannya, meskipun muncul banyak produk baru yang sejenis tetapi jika seseorang tetap setia pada produk yang digunakannya dan bukan hanya karena iklan, maka iklan tersebut dapat dikatakan mampu melakukan fungsi reminder.

2.2.2 Manfaat Iklan

Menurut Kasali (2007: 11) dalam bukunya Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi adalah antara lain yaitu:

1. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumen, sering dikatakan “tak kenal maka tak sayang“ iklan-iklan secara megah tampil dihadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang menbuat bonafid dan produknya bermutu.

(19)

3. Iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya.

Apa yang telah disampaikan di atas pada hakekatnya iklan memiliki fungsi dan manfaat yang penting. Seluruh pemdapat tersebut harus saling mendukung pada fungsi dan manfaat yang sama. Bahwa iklan merupakan sesuatu hal yang mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting di dalam memberikan informasi tentang suatu produk baru, maupun produk lama. Fungsi-fungsi dan manfaat iklan tersebut sangat berharga untuk terus dibangun, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

2.2.3 Jenis-Jenis Periklanan

Djaslim Saladin (2002: 133) menggolongkan jenis-jenis periklanan menjadi dua kriteria, yaitu:

1. Berdasarkan Manfaat

a. Intitutional Advertising, yaitu periklanan untuk pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.

b. Brand Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merek tertentu dalam jangka panjang.

c. Classified Advertising, yaitu periklanan untuk penyebaran informasi tentang penjualan jasa dan peristiwa.

(20)

a. National Advertising, yaitu periklanan yang dilaksanakan oleh produsen dari suatu barang industri maupun barang konsumsi yang disebarkan secara nasional maupun regional.

b. Local Advertising, yaitu periklanan yang dibatasi oleh lingkungan geografis. c. Consumers Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mencapai

manufacture lain yang dapat digunakan produk yang telah diiklankan.

d. Industrial Advertising, yaitu periklanan untuk mencapai manufaktur lain yang dapat digunakan produk yang telah diiklankan.

e. Primary Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mempromosikan produk, tanpa menonjolkan merek penjualannya.

f. Selective Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk membangkitkan selektif secara jelas, menyebutkan dan mengulangi nama merek dari produk tersebut.

2.2.4 Jenis Iklan Dilihat Dari Tujuannya

Tujuan periklanan menyatakan dimana perusahaan ingin berada dalam kaitannya dengan pangsa pasar dan kepekaan publik, dapat berorientasi penjualan dan berorientasi komunikasi (Lee, 2004: 22).

(21)

1. Iklan informatif

Iklan informatif bertujuan untuk membentuk permintaan pertama. Caranya dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah mengurangi kecemasan pembeli dan membangun citra perusahaan. Biasanya dilakukan besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu produk.

2. Iklan persuasif

Iklan persuasif bertujuan untuk membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu dan dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, serta membujuk pembeli menerima, mencoba, atau mensimulasikan produk.

3. Iklan pengingat

Iklan pengingat bertujuan untuk mengingatkan pembeli pada produk yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan di kemudian hari, mengingatkan pembeli dimana mereka dapat membelinya, dan mempertahankan kesadaran puncak.

4. Iklan penambah nilai

(22)

5. Iklan bantuan aktivits lain

Iklan bantuan aktivitas lain bertujuan membantu memfasilitasi aktivitas lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

2.2.5 Ciri-Ciri Khas Periklanan

Menurut Djaslim Saladin (2003: 133), terdapat empat ciri-ciri khas Periklanan (Advertising), yaitu:

1. Penyajian Dimuka Umum (Public Presentation)

Iklan merupakan suatu sarana komunikasi yang sangat bersifat umum. 2. Penerahan Menyeluruh (Pervasiveness)

Iklan merupakan medium yang diserap secara menyeluruh dan memungkinkan pihak perusahaan untuk menanggulangi pesaingnya.

3. Daya Ungkap Yang Kuat (Expresivenes)

Iklan memberikan peluang untuk menampilkan perusahaan serta produknya dengan cara yang mengesankan dengan penggunaan secukupnya, bunyi dan warna secara cerdas.

4. Kurang Kepribadian (Impresonality)

Iklan senantiasa bersifat umum, daya meyakinkan dan mengungkapkan masih kurang.

(23)

dapat menampilkan profil dan produk perusahaan dan dapat meyakinkan konsumen akan produk tersebut.

2.2.6 Brosur

Definisi tentang brosur banyak diungkapkan oleh para ahli, menurut definisi UNESCO (1968 : 11), brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul. Sedangkan menurut Mulyana (2009: 20) “Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut peneliti sampai pada pemahaman bahwa brosur merupakan terbitan tidak berkala yang tidak terkait dengan terbitan lain, tidak dijilid keras, hanya memiliki paling sedikit 5 halaman dan tidak lebih dari 48 halaman. Fungsi brosur adalah sebagai media iklan, sebagai company profile dan informasi produk yang ditawarkan kepada konsumen. Agar fungsi brosur menjadi maksimal ada beberapa faktor yang harus ada di dalam brosur seperti judul yang menarik, informasi yang tepat dan singkat, kontak serta desain yang menarik dan informatif.

(24)

penasaran ( http://www.cetakmurah.co.id/blog/2013/08/contoh-iklan-cara-memilih-contoh-iklan-brosur-untuk-bisnis/)

Berikut beberapa cara memilih brosur yang menarik untuk bisnis: 1. Apa produknya?

Apa yang dijual adalah salah satu bagian dari desain brosur atau isi brosur yang akan dicetak. Jika menjual baju, tentu brosur yang dibuat juga berhubungan dengan baju. Jadi, sesuaikan brosur yang akan dicetak berdasarkan produk yang dijual.

2. Buatlah desain brosur yang menarik

Untuk membuat desain brosur yang cukup menarik, tidaklah mudah sehingga bisa melihat contoh iklan yang menggunakan brosur. Namun bukan berarti mencontoh brosur tersebut, pilihlah beberapa contoh brosur yang bagus dan menarik, kemudian bisa bernovasi sesuai dengan produk yang dipasarkan.

3. Pilihlah percetakan yang berkualitas

(25)

Gambar 2.1 Contoh-contoh Brosur

(Sumber: gambar A. cdn-lucidpress.com, B. designbump.com, C. ballisticarts.com)

2.3 Teori Desain Grafis

Dalam situs www.escaeva.com, Suyanto mendefinisikan desain grafis sebagai aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri. aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. Jadi dalam membuat suatu desain yang mampu menarik perhatian orang, tentunya harus mengetahui elemen-elemen desain grafis.

(26)

2.3.1 Elemen-elemen Desain Grafis

Berikut ini adalah elemen-elemen grafis, yaitu: 1. Titik

Titik merupakan bagian terkecil dari garis, karena pada dasarnya suatu garis dibentuk oleh adanya hubungan titik-titik yang sangat dekat.

Gambar 2.2 Contoh Titik (Sumber: www.escaeva.com) 2. Garis

Garis merupakan dasar yang dapat dibentuk untuk membuat huruf, grafik dan elemen desain grafis lainnya. Garis mempunyai fungsi tertentu yang pada dasarnya digunakan untuk mengarahkan arah dari gerakan mata yang melihat elemen dalam suatu karya desain grafis. Garis terdiri dari 4 macam bentuk, yaitu: a. Garis Vertikal: Digunakan untuk mengarahkan mata dan sekelompok

informasi ke informasi lainnya.

b. Garis Horizontal: Digunakan untuk mengarahkan mata agar bergerak mendatar.

(27)

d. Garis yang berbentuk gelombang: Merupakan adanya suatu irama.

Gambar 2.3 Contoh Macam – Macam Garis (Sumber: www.escaeva.com)

3. Bentuk

(28)

a.

Gambar 2.4 Contoh Bidang a.2 Dimensi dan b.3 Dimensi (Sumber gambar a dan b : cnx.org)

4. Tekstur

Tekstur merupakan keadaan, atau gambaran dari suatu permukaan benda atau bagian darinya, ada beberapa jenis tekstur, diantaranya adalah:

a. Tekstur Halus: tekstur dengan kualitas permukaan datar yang berkarakter halus. Seperti kain, kertas, dan plat logam

b. Tekstur Semu: tekstur dengan kualitas permukaan datar yang memiliki kesan keras, menonjol dan memiliki kesan dalam.

c. Tekstur Nyata: tekstur dengan kualitas permukaan bidang yang menonjol atau memiliki nilai raba kuat di atas permukaan bidang datar, seperti relief.

a.

(29)

Gambar 2.5 Contoh Macam-Macam Tekstur (Sumber: noupe.com)

5. Warna

Warna merupakan elemen desain yang sangat berpengaruh dalam membantu menjadi komposisi desain menjadi menarik. Menurut Russel dan Verrill dalam bukunya yang berjudul Otto Klepprer's Advertising Procedure (1986: 416) warna dapat digunakan untuk beberapa alasan, khususnya dalam periklanan, diantaranya:

a. Warna merupakan alat untuk menarik perhatian.

b. Beberapa produk akan menjadi realistis, jika ditampilkan dengan menggunakan warna.

c. Dapat memperlihatkan atau memberikan suatu penekanan pada elemen tertentu dalam karya desain.

(30)

Gambar 2.6 Color Chart (Sumber: diem2.com)

2.3.2 Prinsip-prinsip Desain Grafis

Dalam membuat suatu desain yang mampu menarik perhatian orang yang melihat, tentunya harus mengikuti prinsip desain, yaitu:

1. Kesatuan

Dalam bukunya yang berjudul Nirmana Dwimatra, Drs Arfial Arsyad Hakim (1984: 37-119) menjelaskan bahwa dalam mendesain, pasti terjadi suatu proses dimana unsur-unsur yang mendukung desain tersebut mengalami penyatuan secara utuh, yang akhirnya menggambarkan hubungan individu terhadap objek-objek visual.

a. Kesatuan yang ditimbulkan oleh dominasi pada suatu bagian atau unsur, sedangkan pada bagian yang lain lemah, antara lain:

(31)

2) Intensitas warna: Warna yang lebih terang akan lebih menonjol dibandingkan dengan yang lebih gelap.

3) Cara penempatan: Mata penonton selalu tertarik pada pusat dari suatu pengamatan, sehingga yang di tengah akan selalu menarik perhatian utama.

b. Kesatuan yang ditimbulkan berdasarkan kesamaan dari bentuk, warna, ukuran, spot, garis, dan tekstur.

c. Kesatuan yang ditimbulkan dengan mengumpulkan bentuk-bentuk yang berbeda.

d. Kesatuan yang ditimbulkan oleh arah yang memusat atau memancar. 2. Keselarasan (Harmony)

Menurut Drs. Arfial Arsad Hakim (1984: 16) keselarasan dapat tercapai karena faktor-faktor berikut, yaitu:

a. Ritme, repitisi, dan dominasi

(32)

penonton secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dan merupakan cara yang mudah untuk mengikat keseluruhan unsur-unsur desain kedalam suatu kesatuan.

Dominasi, setiap bagian dari suatu bentuk karya hendaknya mendapat perhatian atau tingkat kekuatan yang layak. Kelayakan tingkat dominasi dari unsur-unsur pendukungsuatu desain akan mencapai harmoni, dan akhirnya kesatuan hubungan.

b. Gradasi, kontras, dan discord

Gradasi adalah suatu deret tangga dimana suatu kekontrasan telah dijembatani oleh suatu rangkaian dari suatu kesamaan, peralihan atau langkah yang selaras.

Kontras merupakan hal yang esensial untuk mencapai kesatuan dalam desain, sebagai suatu variasi, rangsangan perhatian dan untuk membangkitkan kehangatan. Beberapa sifat kontras mengalahkan dan menekan harmoni, selain sebagai suatu tuntutan yang diperlukan.

Discord adalah ekstrim kontras (sangat kontras), dimana kontras tersebut terdiri dari berbagai unsur, misal kontras dalam warna, shape, ukuran, dan arah.

c. Keseimbangan (Balance)

(33)

Faktor yang mendukung keseimbangan yaitu posisi atau penempatan, proporsi, kualitas, dan arah dari unsur-unsur pendukungnya. Komposisi yang bagus, artinya yang indah dipandang mata merupakan keharusan dalam mendesain. Tata letak sangatlah penting karena itu akan membuat orang yang melihatnya terkagum-kagum. Jadi tata letak yang benar menentukan bagaimana nilai dari karya desain tersebut.

Komposisi adalah suatu realisasi dari sudut bentuk aktivitas pencipta dalam mewujudkan idenya, merupakan suatu bentuk pernyataan yang dapat ditanggapi oleh lawanya.

Pada dasarnya komposisi menyangkut tata letak dalam melahirkan suatu bentuk ungkapan atau ide, di mana kesatuan hubungan, keserasian merupakan hakikat utama dalam sebuah komposisi. Hal yang tak kalah pentingnya adalah keseimbangan, akan ada atau tidaknya tekanan (aksen, emphasis) atau pusat perhatian (center of view) dalam komposisi.

Jadi pada dasarnya komposisi adalah kesatuan, dan kesatuan merupakan organisasi dalam unsur-unsur desain. Jadi komposisi adalah desain itu sendiri.

(34)

2.4 Teori Tipografi

(35)

tipografi semakin meluas. Menurut Rustan (2001: 16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”.

2.4.1 Tipe/Typeface dan Font:

Setiap bentuk dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata dapat membedakan antara huruf "m" dengan "p" atau "C" dengan "Q". keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt (Sihombing, 2001: 12). Salah satu hukum persepsi dalam dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground. Tujuan dari klasifikasi adalah untuk memudahkan orang dalam mengidentifikasi dan memilih typeface yang akan digunakan. Ada berbagai metode yang digunakan sejak dulu untuk mengelompokkan typeface. Alexander Lawson (dalam Rustan,2011: 46) memperkenalkan klasifikasi huruf yang dikelompokkan berdasarkan sejarah dan bentuk huruf. Klasifikasi ini cukup sederhana dan hingga saat ini menjadi klasifikasi yang paling umum digunakan orang.

1. Klasifikasi Tipe

(36)

dan keempat yang disebut script dan dekoratif. Jenis serif dan sans serif pun berbeda-beda, tapi mari sebelumnya mengetahui perbedaan serif dan sans serif: a. Serif dan Sans Serif

Serif adalah kelompok jenis huruf yang memiliki “tangkai” (stem). Lihatlah font Times New Roman, Bodoni, Garamond, atau Egyptian misalnya. Persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian atas maupun bawah, terdapat pelebaran yang menyerupai penopang atau tangkai. Menurut sejarah, asal-usul bentuk huruf ini adalah mengikuti bentuk pilar-pilar bangunan di Yunani Kuno. Bagian atas dan bawah tiang pilar memang lebih besar agar bisa membuat pilar lebih kokoh. Sementara sans serif (atau “tanpa” serif) adalah jenis huruf yang sebaliknya: tidak memiliki tangkai. Ujung-ujung kakinya polos begitu saja. Contohnya Arial atau Helvetica (Catatan: meski amat mirip dan sering saling mensubstitusi satu sama lain, kedua font ini tidaklah mirip persis. Cobalah sekali-kali Anda cetak contoh huruf dalam ukuran besar dan amati perbedaan-perbedaan tipis kedua font ini).

b. Kegunaan tangkai serif

(37)

yang memandu agar mengikuti sebuah baris teks. Karena itulah banyak dijumpai buku-buku yang dilayout dengan serif. Menurut penelitian, seseorang yang membaca font serif bisa lebih tahan membaca karena tidak mudah lelah akibat adanya bantuan dari tangkai serif tadi. Tapi pada kondisi-kondisi berikut ini seperti huruf amat kecil (seperti tulisan bahan-bahan di label makanan). Huruf amat besar (seperti di plang-plang merek) yang harus dilihat dari jauh. Di layar monitor; huruf sans serif kadang lebih mudah dibaca. Karena justru kaki-kaki font serif memperumit bentuk huruf sehingga sedikit lebih lama dibaca. Jika huruf kecil sekali atau pada resolusi rendah seperti di layar monitor, kaki serif bisa tampak bertindihan dan menghalangi pandangan. Karenanya banyak melihat plang rambu lalu lintas menggunakan huruf yang sesederhana mungkin agar bisa cepat dibaca, dan di halaman web banyak dipakai font serif karena lebih mudah dibaca pada ukuran kecil/layar kasar.

c. Jenis-jenis serif

(38)

yang masuk ke sisi dalam kaki sehingga ujung kaki nampak lebih kecil dari batang kakinya (Luluk, 2007: 34).

d. Skrip dan Dekoratif

Selain serif dan sans serif, ada pula jenis huruf “sambung” dan huruf “gaya bebas.” Huruf sambung atau script bisa juga Anda sebut “huruf tulis tangan”

(handwriting) karena menyerupai tulisan tangan orang. Atau bisa juga disebut “huruf undangan” karena hampir selalu hadir di kartu-kartu undangan karena dipandang indah dan anggun. Ada berbagai macam huruf script dan handwriting, mulai dari yang kuno hingga modern, dari yang agak lurus hingga miring dan amat “melingkar-lingkar”. Sementara huruf “gaya bebas” mencakup segala macam jenis huruf “aneh” lain yang sulit

(39)

2.4.2 Jenis Huruf

Huruf menjadi sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat (bentuk/rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu yang dapat dibaca (kata/kalimat). Selain itu huruf memiliki makna yang tersurat (pesan/gagasan) dan makna yang tersirat (kesan). Selain itu pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas. Menurut Rustan (2001: 16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”. Beberapa contoh jenis font:

1. Roman, dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

Gambar 2.7 Contoh Huruf Roman (Sumber: dumetschool.com)

(40)

Gambar 2.8 Contoh Huruf Egyptian (Sumber: dumetschool.com)

3. SansSerif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

Gambar 2.9 Contoh Huruf San Serif (Sumber: dumetschool.com)

(41)

Gambar 2.10 Contoh Huruf Script (Sumber: dumetschool.com)

5. Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Gambar 2.11 Contoh Huruf Miscellaneous (Sumber: dumetschool.com)

2.4.3 Legibility dan Keterbacaan

(42)

1. Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.

2. Penggunaan warna

3. Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Keterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:

1. Jenis huruf 2. Ukuran

3. Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya 4. Kontras warna terhadap latar belakang

2.5 Teori Warna

(43)

Gambar 2.12 Lingkaran Warna (Sumber: fitinline.com) 1. Fungsi Warna Dalam Desain

Pada dasarnyawarna dapat mengubah cara manusia berfikir, mungkin manusia dapat memperhatikan bawa beberapa warna dapat membawa efek yang sangat menenangkan untuk mata dan otak hingga beberapa warna lainnya dapat mengganggu mata manusia (Sinai, 2011: 126). Berikut beberapa fungsi dari warna, yaitu:

a. Untuk identifikasi b. Menarik perhatian

c Menimbulkan pengaruh psikologis d. Pengembangan asosiasi

e. Menciptakan citra f. Sebagai unsur dekoratif

(44)

h. Serta membangkitkan trend 2. Tingkatan Warna

Menurut teori warna dari Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Warna-warna yang ada di alam jika disederhanakan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok warna, yaitu Warna Primer, warna Sekunder, warna Tersier dan warna Netral. dan ini diwujudkan dalam bentuk lingkaran warna, lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.

a. Warna primer

(45)

industri percetakan atau printing dihasilkan dari kombinasi tinta dan dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada buku, billboard, poster dan media cetak lainnya.

b. Warna sekunder

Merupakan hasil pencampuran dari warna-warna primer dengan perbandingan 1:1. Pencampuran tersebut menghasilkan warna baru yang dinamakan warna sekunder. Kita lihat pencampuran warna berikut: 1) Kuning + merah = orange

2) Kuning + biru = hijau 3) Biru + merah = ungu c. Warna tertier

Warna tersier adalah hasil pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Contoh campuran warna tersier:

1) Kuning + orange= kuning orange (golden yellow) 2) Merah + orange= merah orange (burnt orange) 3) Kuning + hijau= kuning hijau (lime green) 4) Biru + hijau= biru hijau (turquoise)

5) Biru + ungu= biru ungu (indigo) 6) Merah+ ungu= merah ungu (crimson) d. Warna Netral

(46)

warna utama tersebut karena pencampuran warna bisa dalam komposisi yang berbeda.

Dari buku Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain (2005: 38), dijelaskan: Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang diapancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.

Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi.

(47)

adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.

Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur (2007: 36) Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

Dari pemahaman di atas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

2.5.1 Karakter Warna

Warna juga mendefinisikan karakter seseorrang secara umum (Sinai, 2011: 44), seperti warna-warna berikut:

1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).

2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian. 3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau

(48)

4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).

5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu. 6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat

yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan. 7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan

dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 (Cruz, 1989: 77), meliputi:

a. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.

b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

(49)

40

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

Dalam halaman ini, akan dibahas tentang langkah-langkah metodologi dan perancangan yang akan digunakan dalam menyelesaikan karya.

3.1 Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam menyusun laporan Kerja Praktik ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan sekumpulan cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai masalah atau objek yang akan diteliti. Saya menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

(50)

yang faktual melalui pengamatan di lokasi penelitian. Pada kesempatan ini penulis akan meneliti langsung mengenai semua hal yang berhubungan dengan pembuatan brosur sebagai salah satu media promosi yang akan dipakai oleh Keyna Galeri.

2. Studi lapangan

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan menelaah langsung objek yang akan diteliti melalui:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dan informasi yang faktual melalui pengamatan di lokasi penelitian. Metode observasi sendiri ada 2, yaitu; observasi partisipan dan observasi non partisipan. observasi partisipan dimana peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dan berinteraksi dengan objek yang ditelitinya. Dalam hal ini penulis akan meneliti langsung kepada penyelia di Keyna Galeri mengenai pembuatan brosur yang telah dikerjakan dalam beberapa waktu lalu. Penulis juga akan melakukan observasi partisipan dalam laporan ini, karena penulis melakukan pengamatan serta turut berpartisipasi dalam proses produksi dalam bidang desain grafis di Keyna Galeri.

b. Wawancara

(51)

diteliti. Wawancara dilakukan di Keyna Galeri pada hari minggu tanggal 8 Juli 2014 dan dihasilkan sketsa yang ada pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Hasil Wawancara dengan pemilik perusahaan (Sumber: Dokumentasi Penulis)

c. Dokumentasi

(52)

Gambar 3.2 Dokumentasi hasil batik Keyna Galeri. (Sumber: Dokumentasi Penulis)

3.3 Analisa Data

Analisa data dilakukan agar data dan informasi yang terkumpul melalui teknik diatas memiliki arti dan bisa ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahn yang diteliti. Karena penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan paradigm kualitatif, sehingga belum ada pola yang jelas. Seperti yang dikemukakan Stainback (2003: 54) bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada panduan untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan dan teori.

(53)

Kedua pengumpulan data dan informasi dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan berupa tentang sejarah Keyna Galeri, Struktur Organisasi, visi, misi, kegiatan, serta hasil karya batik yang dihasilkan oleh Keyna Galeri.

Tahap terakhir adalah pengambilan kesimpulan sebagai pendukung dalam proses pembuatan media promosi. Kemudian data yang telah melalui tahap sebelumnya dipelajari dan dipahami. Dari data yang telah terkumpul dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembuatan media promosi tersebut akan menampilkan informasi mengenai kegiatan, serta hasil produksi Keyna Galeri dan memiliki konten yang memberi informasi kegiatan, hasil produksi dan wirausaha dari Keyna Galeri.

3.4 Pembuatan Desain Brosur di Keyna Galeri.

Dalam membuat sebuah desain brosur ada 3 tahapan, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam pembuatan desain brosur Keyna Galery penggunaan software desain yang tepat akan menunjang proses pembuatan media promosi tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan menggunaan software raster Adobe Photoshop CS6.

3.5 Pra Produksi

(54)

produk (penyelia) tersebut. Kemudian saya memberikan gambaran secara umum yaitu gambar brosur yang akan dibuat agar penyelia memiliki gambaran dari desain brosur yang akan dibuat yang sebelumnya sudah saya bahas dan diskusikan dengan Penanggung Jawab selaku pengambill keputusan. Hasil rapat tersebut mendiskusikan mengenai:

1. Konsep

Konsep yang diajukan kepada penyelia menghasilkan suatu konsep brosur yang menggabungkan unsur gambar, teks, foto, dan tekstur sketsa batik sebagai background.

2. Desain

(55)

Gambar 3.3 Alternatif Desain brosur Keyna Galeri (Sumber: Olahan Penulis)

Gambar 3.4 Warna Keyna Galeri

(Sumber: Olahan penulis dari hasil konsultasi dengan penyelia) 3. Konten

Hasil dari diskusi juga menghasilkan informasi apa saja yang akan dimasukkan sebagai konten dalam brosur. Konten yang akan dimuat dalam brosur yaitu adanya logo Keyna Galeri, Produk Keyna Galeri, Produk Kebutuhan membatik, Kontak atau nomor telefon pemilik, foto hasil kegiatan Keyna Galeri serta hasil karya batik yang dihasilkan oleh Keyna Galeri.

(56)

3.6 Produksi

Setelah proses pra produksi dilakukan maka tahap selanjutnya adalah proses produksi. Agar sebuah desain tersebut dapat mencapai maksud yang diinginkan penyelia Keyna Galeri. Beberapa tahapan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut:

1. Membuat Desain Brosur Keyna Galeri

Bagian terpenting dalam sebuah tahap produksi adalah membuat desain. Dalam pembuatan tujuan dan sasaran harus jelas karena dengan tujuan tersebut maka tahapan produksi akan berjalan dengan lancar. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses desain adalah membuat background awal, latar belakang harus terlihat jelas namun tidak menghalangi koten atau tulisan yang ada dalam brosur tersebut. Tujuan utamanya adalah Membuat desain brosur yang kreatif, komunikatif dan sesuai dengan tema Keyna Galeri. Desain brosur yang telah dipilih oleh penyelia seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.5.

(57)

2. Pengaplikasian Konten

Pengalikasian konten dilakukan setelah background sudah dibuat, konten yang sudah didapat dalam wawancara tersebut dimasukkan dalam brosur tersebut. Berikut konten yang akan dimuat dalam brosur yang terdapat pada gambar 3.6. konten tersebut dihasilkan melalui wawancara yang telah dilakukan penulis dengan pemilik Keyna Galeri. Sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan penulisan konten dalam poster yang akan dimuat.

Gambar 3.6 Desain Brosur Yang Telah Disisipi Konten Utama (Sumber: Olahan penulis)

3.7 Pasca Produksi

(58)
(59)

50 4.1 Profil Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : KEYNA GALERI

Alamat : Jalan Joyo Lengkoro No. 30 Ploso . Jombang. Telepon : 081331850498, 081332705445

Email : karsam@stikom.edu / karsam_sri@yahoo.com

4.2 Sejarah umum perusahaan

Galeri seni adalah ruang dimana berbagai bentuk seni ditampilkan kepada publik. Berbagai bentuk karya seni bisa berupa seni patung, seni ilustrasi, seni instalasi, lukisan, fotografi dan lain-lain. Karya-karya berbagai seniman ini dipamerkan dalam ruangan sehingga para pecinta seni, pelajar, mahasiswa dapat mengapresiasi karya-karya yang telah dihasilkannya. Galeri seni dapat juga didefinisikan sebagai tempat untuk para seniman debutan, untuk menunjukkan hasil karyanya agar mendapatkan pengakuan atau umpan balik sehingga mereka dapat mengolah dan meningkatkan karya-karya yang telah dihasilkan.

(60)

pengembangan kreativitas dan apresiasi seni. Selain itu secara khusus KEYNA GALERI bermaksud membantu meningkatkan pendidikan kesenian bagi para pelajar dan mahasiswa yang ada di Kabupaten Jombang serta menciptakan kesadaran berkesenian diantara masyarakatnya.

KEYNA GALERI digagas dan didirikan oleh Karsam, S.Pd., MA., Ph.D. Pekerjaan sehari-hari sebagai dosen tetap di STIKOM Surabaya pada Program Studi DIV Komputer Multimedia dan S1 Desain Komunikasi Visual. Secara informal KEYNA GALERI telah dibuka pada tanggal 5 Juli 2011 bertepatan dengan Ulang Tahun Karsam yang ke – 43 tahun. Acara pembukaan ini dihadiri tidak kurang dari 75 orang yang terdiri dari para mahasiswa STIKOM, tetangga dan keluarga terdekat.

Konsep pendirian KEYNA GALERI ini adalah memberi wadah untuk apresiasi seni kepada para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum secara gratis. Yang dimaksud pelajar ini adalah meliputi siswa-siswi TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK. Berdasarkan segmen ini, maka karya yang akan disajikan/dipamerkan dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:

a. Kelompok TK dan SD/MI.

b. Kelompok SMP/MTS, SMA/SMK, Mahasiswa dan masyarakat umum. Cara penyajian/pemajangan karya bisa dibedakan menjadi 2 cara, yaitu:

(61)

b. Disajikan dalam waktu yang berbeda, sehingga ada penjadwalan pengunjung, yakni pengunjung kelompok TK, SD/MI dan kelompok SMP/MTS, SMA/SMK, Mahasiswa dan masyarakat umum.

4.3 Visi dan Misi perusahaan 1. VISI

Pada tahun 2015 terwujudnya galeri seni dan multimedia sebagai wadah apresiasi, edukasi dan wisata seni secara komunikatif, produktif, inovatif, dan nyaman bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

2. MISI

1. Membangun galeri seni dan multimedia dengan menampilkan keanekaragaman karya seni dan multimedia untuk apresiasi, edukasi dan rekreasi bagi semua pelajar, mahasiswa dan masyarakat Jombang khususnya dan Jawa Timur umumnya.

2. Melakukan pendekatan atau kerja sama baik secara kelembagaan maupun individu terhadap pencipta atau penghasil karya untuk kelengkapan dan keberlangsungan galeri.

3. Melakukan kegiatan yang bersifat pemberdayaan bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat dengan pengajaran kreatifitas seni dan multimedia secara gratis dengan target terciptanya masyarakat yang aktif, kreatif dan apresiatif. 4. Melakukan pembenahan secara kontinu baik sarana prasarana, sumber daya

(62)

4.4 Logo Perusahaan

Gambar 4.1 Logo Keyna Galeri (Sumber: Dokumentasi Penulis)

4.5 Lokasi Keyna Galeri

(63)

Gambar dengan tanda kotak merah pada gambar 4.2 adalah lokasi Keyna Galeri yang diambil dari satelit Google yang berada di Jalan Joyo Lengkoro No.30 Ploso, Jombang

1. Ruang Galeri

Berikut ini adalah kondisi ruangan Keyna Galeri. Keyna Galeri berada pada lantai 2 rumah bapak Karsam., MA.,Ph.D. Berikut foto hasil dokumentasi penulis tentang keadaan ruang Keyna Galeri.

(64)

Gambar 4.4 Lokasi Dalam Ruangan Keyna Galeri (Sumber: Dokumentasi Penulis)

2. Kegiatan dan Karya Keyna Galeri

(65)

Gambar 4.5 Kegiatan Workshop Membatik Keyna Galeri (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

(66)

57

Dalam bab V ini akan dijelaskan dari bab sebelumnya tentang produksi dan pasca produksi. Dalam bab ini akan dijelaskan secara lebih detail dari setiap screen Shoot kegiatan dalam produksi dan pasca produksi dalam pembuatan brosur Keyna Galeri.

5.1 Proses Produksi Pembuatan Desain Brosur Keyna Galeri

Berikut akan ditampilkan beberapa proses persiapan pembuatan brosur Keyna Galeri.

(67)

Dalam gambar 5.1 menunjukan logo Software yang digunakan yaitu Adobe Photoshop CS6. Software ini akan digunakan untuk proses mendesain brosur. Untuk dapat menggunakan software ini memang dibutuhkan Personal Computer (PC) atau Laptop dengan spesifikasi tinggi mengingat untuk menjalankan software ini cukup membutuhkan tenaga besar untuk menyimpan serta editing raster agar proses dan hasil bisa sesuai yang diharapkan. Software ini tersedia dalam satu paket creative Suite yang bisa diinstall bersama software Adobe yang lain dan ada juga yang bersifat tunggal yaitu hanya menginstal Adobe Photoshop CS6.

(68)

Pada tampilan awal Adobe Photoshop akan menemui tampilan seperti ini, lalu pengguna akan membuat file baru dengan ukuran yang bisa di atur oleh pengguna secara bebas dengan menyesuaikan ukuran workspace yang akan dikerjakan.

Gambar 5.3 Screenshoot untuk membuat workspace baru (Sumber: Olahan Peneliti)

(69)

Gambar 5.4 Desain background (Sumber: Olahan Peneliti)

Dalam gambar 5.4 menunjukkan proses pembuatan desain brosur Keyna Galeri. Dalam proses sebelumnya penulis memberikan 3 alternatif desain. Desain yang dipilih adalah desain yang terlihat diatas. Background menggunakan dasar warna cream dan dominan coklat tanah yang merupakan warna khas dari Keyna Galeri. Serta menggunakan gambar sketsa batik yang telah menjadi produk Keyna Galeri yang diberi efek transparan dengan tujuan untuk memberi kesan batik yang menjadi produk unggulan dari Keyna Galeri, namun tidak mengganggu konten yang ada di dalamnya.

(70)

ukuran dan warna pada font. Hal ini ditujukan untuk memberi penekanan informasi yang penting dalam brosur tersebut. Informasi yang ditonjolkan adalah produk yang ditawarkan, kegiatan workshop batik, serta kontak dari pemilik perusahaan.

Gambar 5.5 Proses Pemuatan Konten (Sumber: Olahan Penulis)

(71)

Gambar 5.6 Preview Desain Final (Sumber: Olahan Penulis)

5.2 Proses Pasca produksi Pembuatan Brosur Keyna Galeri

(72)

Gambar 5.7 Hasil Cetak Brosur Keyna Galeri (Sumber: Olahan Peneliti)

(73)

64

Dalam bab VI ini berisi kesimpulan serta saran selama dilakukannya Kerja Praktik di Keyna Galeri

6.1 Simpulan

Berdasarkan Implementasi di atas, maka akan disimpulkan hasil dari pengerjaan yang telah dikerjakan, yaitu:

1. Memperoleh ilmu yang didapatkan dari Keyna Galeri tentang bagaimana membuat brosur.

2. Mempelajari situasi dan kondisi sebuah perusahaan termasuk etika dan tata cara pengerjaan yang diterapkan.

3. Mengetahui bahwa banyak kreasi seni dari sebuah galeri.

4. Mendapat berbagai pengalaman baru dalam hal komunikasi dengan pihak perusahaan dalam proses pembuatan desain brosur guna mendapat hasil yang sesuai dengan harapan pihak perusahaan.

5. Dibutuhkan pematangan konsep dan referensi sebelum pengerjaan dimulai. 6. Penentuan hasil output serta target audien perlu ditentukan terlebih dahulu

(74)

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang akan disampaikan selama dalam pengerjaan Kerja Praktik ini, yaitu:

1. Dalam kegiatan pembuatan desain brosur ini perlu adanya spesifikasi komputer maupun laptop yang tinggi guna mempercepat proses editing yang nantinya akan mempercepat proses produksi.

2. Sering melakukan Asistensi kepada pemilik perusahaan untuk mengurangi salah komunikasi dan pengertian.

(75)

66 Sumber Buku:

Danton, Sihombing. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia. Djaslim, Saladin. 2002. Manajemen Pemasaran. Bandung: PT. Linda Karya. Dreyfuss, Henry. 1976. The measure of man, Human Factor in Design. USA:

McGraw Hill.

Hakim, Arfial Arsad. 1984. Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kasali, Rhenald. (2007). Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kellner, Douglas. 2010. Budaya Media. Yogyakarta: Jalasutra.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. ( terj). ( 1992 ). Prinsip - Prinsip Pemasaran.

Jilid I. Jakarta : Penerbit Prenhalindo.

Linschoten, J., dan Drs. Mansyur. 2007. Warna. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.

Russel, Verrill. 1986. Otto Klepprer's Advertising Procedure. SAGE.

Stanton, William J. 1993. Fundamental of Marketing. Jakarta: Penerbit Erlangga. Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa. Yogyakarta: Yayasan Kaninsius.

(76)

67 Sumber Gambar:

cdn-lucidpress.com designbump.com ballisticarts.com www.escaeva.com cnx.org

Gambar

Gambar 2.1 Contoh-contoh Brosur
Gambar 2.2 Contoh Titik
Gambar 2.3 Contoh Macam – Macam Garis
Gambar 2.4 Contoh Bidang a.2 Dimensi dan b.3 Dimensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik memberikan kesimpulan bahwa variabel remunerasi dan disiplin cukup kuat mempengaruhi variabel kinerja pegawai, sehingga remunerasi dan disiplin yang

Untuk informasi kesehatan dan keselamatan untuk komponen masing-masing yang digunakan dalam proses manufaktur, mengacu ke lembar data keselamatan yang sesuai untuk

M Terdapat dokumen angkutan hasil hutan yang sah berupa SKSHHK – KO dan Nota Angkutan serta stock bahan baku yang ada telah sesuai dengan dokumen angkutan hasil hutan yang

 Pasien yang datang ke rumah sakit mendapatkan pelayanan rawat jalan pada satu atau lebih klinik spesialis pada hari yang sama, terdiri dari satu atau lebih

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Luas Persegi Dan Luas Persegi Panjang..

Simalungun Dalam Angka 2015.Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Universitas

Interaksi komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman talas dengan rataan tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan K