ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK
MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN
Oleh
DWI PUSPITA SARI
Hasil observasi di SMP Pembangunan Kalianda bahwa pembelajaran biologi telah
menggunakan bahan ajar berupa LKS namun belum sesuai dengan kebutuhan
siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains. Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif
meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan mengetahui tanggapan siswa
terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi klasifikasi
tumbuhan.
Sampel uji coba adalah siswa kelas VII1 dan VII2 yang dipilih secara purposive sampling, yaitudipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah siswa. Desain
penelitian yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Data kuantitatif diperoleh dari N-gain KPS siswa pada soal pretes dan postes kemudian dianalisis menggunakan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17.
Dwi Puspita Sari
terhadap LKS berbasis KPS hasil pengembangan yang kemudian dianalisis secara
deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada N-gain KPS siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu pada aspek mengamati (eksperimen= 25;
kontrol= 10.42), menginterpretasi data (eksperimen= 30.56; kontrol= 29.17),
mengelompokkan (eksperimen= 97.43; kontrol= 34.20), dan mengomunikasikan
(eksperimen= 30.21; kontrol= 6.25). Selain itu, rata-rata jawaban sesuai pada LKS
3 (83.33%)lebih tinggi daripada LKS 2 (75%) dan LKS 1 (25.83%). Hal ini
menunjukkan bahwa meningkatnya rata-rata jawaban yang sesuai sama halnya
dengan meningkatkannya keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran
menggunakan LKS berbasis KPS. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
LKS berbasis KPS hasil pengembangan 95% menarik-sangat menarik baik dari
segi tampilan, kombinasi warna, desain, bahasa, kemenarikan materi, dan
kemenarikan bahan ajar. Dengan demikian LKS berbasis KPS pada materi
klasifikasi tumbuhan hasil pengembangan efektif meningkatkan KPS siswa dan
sangat menarik untuk digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif bagi guru
dan siswa.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK
MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN
Oleh
DWI PUSPITA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK
MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN
(Skripsi)
Oleh Dwi Puspita Sari
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Penelitian dan Pengembangan LKS klasifikasi tumbuhan
berbasis keterampilan proses sains... 22
2. Pemberian pretes untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan
guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal ... 202
3. Siswa membentuk 4 kelompok dan guru membagikan LKS berbasis
KPS sub materi klasifikasi tumbuhan pada kelas eksperimen ... 202
4. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS sub materi klasifikasi tumbuhan ... 203
xiv DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 9
B. LKS berbasis Keterampilan Proses Sains ... 15
C. Keterampilan Proses Sains ... 17
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan ... 59
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
xv
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ... 72
3. Pretes dan Postes ... 82
4. Angket Pengungkap Kebutuhan Guru ... 86
5. Angket Pengungkap Kebutuhan Siswa ... 88
6. Angket Uji Ahli Materi ... 91
7. Angket Uji Ahli Bahasa ... 96
8. Angket Uji Ahli Desain ... 101
9. Angket Uji Praktisi ... 108
10.Angket Tanggapan Siswa ... 114
11.Data hasil analisis kebutuhan siswa ... 118
12.Lembar penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 119
13.Rekapitulasi lembar penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 134
14.Sebaran frekuensi penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 135
15.LKS (Lembar Kerja Siswa) ... 137
16.Rekapitulasi jawaban siswa di LKS ... 195
17.Rekapitulasi indikator KPS pada soal pretes dan postes ... 198
18.Rekapitulasi angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS ... 200
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria penilaian LKS ... 37
2. Kriteria persentase seluruh LKS ... 37
3. Skor penilaian terhadap pilihan jawaban angket ... 38
4. Penskoran jawaban siswa dalam LKS ... 39
5. Hasil analisis kebutuhan guru IPA terhadap LKS berbasis KPS ... 42
6. Hasil analisis kebutuhan siswa terhadap LKS berbasis KPS ... 43
7. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek format ... 44
8. Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek format 44 9. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek isi ... 46
10.Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek isi ... 47
11.LKS pernebit dan LKS berbasis KPS ... 48
12.Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis KPS aspek format ... 49
13.Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek keterbacaan dan kemenarikan ... 50
14.Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek isi ... 52
15.Hasil analisis uji ahli materi LKS berbasis KPS ... 53
16.Hasil analisis uji ahli desain LKS berbasis KPS ... 54
17.Hasil analisis uji ahli bahasa LKS berbasis KPS ... 54
xvii
19.Analisisjawaban siswa di LKS berbasis KPS terhadap keterampilan proses sains siswa ... 56
20.Hasil uji statistik nilai rata-rataN-gain terhadap indikator KPS
dalam soal pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol ... 57
MOTTO
“Ambillah kebaikan dari apa yang dikatakan, jangan
melihat siapa yang megatakannya”.
-Nabi Muhammad SAW-
“Live as if your were to die tomorrow. Learn as if you
were to live forefer”.
-Mahatma Gandhi-
“
If you fall a thousand times, stand up millions of
times because you do not know how close you are to
success
”
.
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku
kepada:
Yang tercinta ibu Yuliana dan ayahku Helmi, yang telah mendidik
dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran
dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala
langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.
Kakakku Helnando Prayoga, yang mendukung segala langkah ku
menuju kesuksesan dan kebahagian.
Sahabat dan teman terdekat Aima Mufidah, Emilia Yuliani, Rika
Sundari, Merry Agustina, Johan Subekti, dan teman seperjuangan
dalam menyelesaikan skripsi Intan Rizki Anita, terima kasih
untuk semangat dan dukungan kalian selama kita kuliah bersama
ini.
Kelurga Besar Mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 yang selalu
menyemangatiku.
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan
Bapak Helmi dengan Ibu Yuliana yang dilahirkan di Metro pada
tanggal 22 September 1993. Penulis bertempat tinggal di Jl.
Poksai IV, 22 Hadimulyo Barat, Metro, HP (085658884423).
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Pertiwi (1998-1999), SDN 1 Metro
(19992005), SMPN 3 Metro (20052008), dan SMA Kartikatama Metro (2008
-2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi
FKIP Unila melalui jalur SNMPTN.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1
atap Tiga Lumbok Seminung dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi
(KKN-KT) di desa Tawan Sukamulya, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB
MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas motivasi, saran, dan
masukannya.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan
masukannya.
5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Sudi Biologi, Pembimbing
Akademik dan Pembimbing II atas motivasi, saran, dan masukannya.
7. Seluruh sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 atas
kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis
dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Amin.
Bandar Lampung, 22 Oktober 2015 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian
bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA
di SMP/MTs harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah.
Namun, pembelajaran yang selama ini diterapkan disekolah terhadap
pengembangan keterampilan proses sains siswa belum dioptimalkan. Hal ini
dibuktikan dari rendahnya peringkat Indonesia pada data penilaian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Berdasarkan hasil TIMSS yang diikuti oleh siswa kelas 8 SMP/MTs, peringkat dan skor
Indonesia dalam mata pelajaran sains pada tahun 2011 yaitu pada peringkat
2
hasil perhitungan seluruh nilai berdasarkan tiga aspek soal TIMSS yang
berbasis keterampilan proses sains, sehingga masing-masing nilai untuk tiap
aspek adalah pengetahuan (knowing) 402, penerapan (applying) 398, dan penalaraan (reasoning) 413. Skor yang dicapai Indonesia ini masih dibawah skor rata-rata yaitu 500 (TIMSS, 2011: 152). Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali
sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengaitkan dan menerapkan
konsep-konsep yang kompleks dan abstrak, serta menunjukkan bahwa
pembelajaran yang selama ini diterapkan hanya menanamkan konsep tanpa
mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
Pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan oleh guru yaitu
diskusi, ceramah, dan pemberian tugas tanpa menggunakan bahan ajar
tambahan, tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan KPS siswa tersebut.
Guru seharusnya mempunyai inovasi dan kreatif dalam pembelajaran serta
pengembangan diri untuk kemajuan kompetensinya secara individu yaitu
dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar tersebut adalah lembar kerja
siswa (LKS). LKS yang merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan
sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya seperti melakukan
percobaan, mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel, melakukan
pengamatan, menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya dan
menuliskan atau menggambar hasil pengatamantan, melakukan pengukuran,
mencatat data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan
3
dengan menggunakan LKS keterampilan proses sains dapat tertuang
didalamya.
Namun, berdasarkan hasil angket observasi yang diberikan kepada guru mata
pelajaran IPA dan siswa kelas VII SMP Pembangunan Kalianda, diketahui
bahwa guru hanya menggunakan LKS pada materi tertentu dan sebagai
penggantinya menggunakan unjuk kerja yang ada di buku. Buku siswa
terbitan Kemendikbud tersebut tidak memenuhi unsur-unsur LKS. Buku
hanya berisi materi dan komponen kegiatan inti pembelajaran yaitu
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan pembelajaran IPA sulit disampaikan hanya dengan menggunakan
buku siswa tanpa bantuan bahan ajar lain seperti LKS. Guru juga tidak
mengetahui tentang keterampilan proses sains sehingga LKS yang dibuat oleh
guru pada materi tertentu tidak berbasis KPS. Diketahui pula siswa didalam
pembelajaran hanya menggunakan buku dan LKS yang dibuat guru. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa hanya menggunakan buku dan LKS
yang digunakan tidak berbasis keterapilan proses sains, oleh karena itu
keterampilan proses sains siswa tidak dapat meningkat.
Kenyataan lain, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan melalui
beberapa LKS kelas VII yang berada dipasaran yaitu terbitan Intan Pariwara
dan Gema Nusa. diketahui bahwa LKS tersebut belum memenuhi kebutuhan
siswa. LKS ini berisi ringkasan materi, pertanyaan-pertanyaan, unjuk kerja
praktikum dan belum menggali keterampilan proses sains siswa secara
4
digunakan adalah mengamati dan mengklasifikasikan. Sedangkan
keterampilan menafsirkan, meramalkan, merencanakan penelitian,
menerapkan dan mengkomunikasikan belum terdapat di LKS tersebut.
Dalam mengatasi hal tersebut, pembelajaran seharusnya menggunakan LKS
yang berbasis keterampilan proses sains. Dengan menggunakan LKS siswa
dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing, siswa akan
memperoleh pengalaman belajar yang sama dengan siswa lain, pengalaman
ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mudah diingat oleh
siswa. Materi pelajaran juga dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
mampu memenuhi kebutuhan siswa (Arsyad, 2011: 37-38). Selain itu, dengan
menggunakan LKS yang didalamnya memuat metode ilmiah dan berbasis
KPS, siswa tidak hanya akan menemukan dan mengembangkan fakta tetapi
keterampilan proses sains siswa seperti mengamati, mengklasifikasikan,
menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan
mengkomunikasikan juga akan berkembang.
Pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis keterampilan proses
sains sangat perlu diberikan karena akan membuat pembelajaran lebih
bermakna (meaningful), kontekstual dan konstruktivistik. Didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 390)
membuktikan bahwa dengan mengembangkan LKS klasifikasi tumbuhan
dengan memanfaatkan spesimen awetan meningkatkan motivasi belajar siswa
dan melatih keterampilan proses mengamati, mengklasifikasikan dan
5
penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Keterampilan Proses Sains (KPS) Untuk Meningkatkan KPS Siswa Pada Sub
Materi Klasifikasi Tumbuhan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis keterampilam proses sains yang
efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi
klasifikasi tumbuhan?
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilam proses
sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi klasifikasi
tumbuhan.
2. Mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses
sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat bagi:
1. Siswa
LKS yang telah dikembangkan ini dapat mengembangkan keterampilan
6
2. Guru
Guru dapat menjadikan LKS berbasis keterampilan proses sains ini
sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan pada materi
klasifikasi tumbuhan sehingga siswa tidak hanya menemukan konsep
dalam pembelajarannya tetapi juga memperoleh keterampilan proses sains.
3. Sekolah
LKS berbasis keterampilan proses sains yang telah dibuat diharapkan
dapat memberikan sumbangan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan
disekolah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di SMP/MTs.
4. Peneliti
Memberikan pengalaman dan ilmu kepada peneliti dalam mengembangkan
dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis
keterampilan proses sains di masa mendatang.
E. Ruang Lingkup
Untuk lebih memahami bagaimana penelitian ini, maka perlu diberikan
penjelasan mengenai istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang
akan diteliti, yaitu:
1. Pengembangan lembar kerja siswa adalah proses penyusunan lembar kerja
siswa yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis
KPS.
2. Lembar kerja siswa adalah bahan ajar berbentuk lembaran-lembaran yang
berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan suatu kegiatan dalam proses
7
3. Keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan yang diperoleh
dari proses pembelajaran siswa yang meliputi keterampilan (1) mengamati,
(2) mengklasifikasikan, (3) menginterpretasikan, (4) menyimpulkan, dan
(5) mengkomunikasikan.
4. LKS yang akan dikembangkan merupakan LKS yang berbasis
keterampilan proses sains pada sub materi pokok klasifikasi tumbuhan.
5. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Pembangunan Kaliandakelas VII
Tahun Pelajaran 2015/2016.
F. Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, pembelajaran IPA harus
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang selama ini diterapkan belum
mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Guru hanya menggunakan
buku siswa dalam pembelajaran dan tidak mengetahui tentang keterampilan
proses sains tentunya tidak dapat menunjang kebutuhan siswa tersebut.
Oleh karena itu, perlu digunakannya bahan ajar tambahan yang dapat memuat
keterampilan proses sains didalamnya yaitu dengan menggunakan LKS yang
berbasis KPS. Pembelajaran dengan menggunakan LKS ini memberikan
8
melakukan percobaan siswa dituntut untuk melakukan kegiatan yang
melibatkan indikator keterampilan proses sains seperti mengamati,
mengklasifikasikan, meramalkan, merencanakan penelitian, menerapkan,
menafsirkan, dan mengkomunikasikan mengenai suatu objek atau proses
tertentu. Selain itu, siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan
pengembangan metode ilmiah, menemukan dan mengembangkan fakta serta
konsep yang ditemukan, sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningful), kontekstual dan konstruktivistik, serta keterampilan proses sains siswa juga
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan
apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga
merupakan bagian dari enam perangkat pembelajaran yang dikembangkan
para guru di negara maju, seperti Amerika Serikat; di mana untuk IPA disebut
science pack. Keenam perangkat pembelajaran tersebut adalah (1) syllabi
(silabi), (2) lesson plan (RPP), (3) hand out (bahan ajar), (4) student
worksheet atau Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) media (minimal powerpoint), dan (6) evaluation sheet (lembar penilaian) (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng, 2011: 2).
LKS berisi langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoperasikan
sesuatu peralatan atau memelihara peralatan. LKS ini juga berisi gambar atau
foto di samping teks penjelasan. Dengan menggunakan LKS siswa dapat
belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran
dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan
siswa. Pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi
pelajaran (Arsyad, 2011: 37-38). LKS juga berisikan informasi dan interaksi
10
melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan
instruksional. Berdasarkan uraian tersebut, maka LKS harus memuat
sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar
yang harus ditempuh. Karena pembuatan LKS menekankan pada pencapaian
proses pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelaksanaan
pembelajaran maka LKS merupakan implementasi dari perencanaan proses
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
Menurut Arsyad (2011: 25-27), LKS mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1. Dapat memperjelas penyajian pesan atau informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa
dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi
(2014: 390) membuktikan bahwa dengan mengembangkan LKS klasifikasi
11
belajar siswa dan melatih keterampilan proses mengamati,
mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan.
Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar
mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan
yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik (Darmodjo dan
Kaligis dalam Widjajanti, 2008: 3-5). Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat
universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang
pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep,
dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai
media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada
pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi
syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran
b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep
c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa
sesuai dengan ciri kurikulum 2006
d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri siswa
12
2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada
hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak
pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi:
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu
diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu :
1) Menghindari kalimat kompleks.
2) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”.
3) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.
4) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.
c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan
anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks
sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.
d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan
merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan
informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak
terbatas.
e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan
keterbacaan siswa.
f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada
siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Siswa harus
menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang
13
g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang
panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat
yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.
h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih
dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat
“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.
i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang
cepat.
j. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,
kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok,
tanggal dan sebagainya.
3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar
dan penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:
a. Tulisan
1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau
romawi.
2) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf
biasa yang diberi garis bawah.
3) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam
satu baris.
4) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan
jawaban siswa.
14
b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat
menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada
pengguna LKS.
c. Penampilan
Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu
akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.
Dilihat dari segi format, LKS memuat setidaknya delapan unsur yaitu (1)
judul, (2) kompetensi dasar yang akan dicapai, (3) waktu penyelesaian, (4)
alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (5) informasi
singkat, (6) langkah kerja, (7) tugas yang harus dikerjakan, dan (8) laporan
kegiatan (Prastowo, 2014: 208).
Proses penyusunan LKS harus berkesesuaian dengan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto, Paidi, dan
Wilujeng (2011: 7) yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKS harus
memperhatikan langkah sebagai berikut :
1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.
2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling
sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.
3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar.
15
B. LKS berbasis Keterampilan Proses Sains
LKS berbasis KPS mengajarkan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru
secara langsung melalui suatu eksperimen dan penguasaan konsep. Pada
penilitian ini LKS dikembangkan dengan menerapkan pendekatan
keterampilan proses, langkah-langkah keterampilan proses di integrasikan ke
dalam seluruh bagian LKS, mulai dari uraian materi untuk memunculkan
motivasi siswa, langkah kerja yang disusun sistematis sampai dengan
pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menemukan konsep
pembelajaran. LKS yang berbasis KPS mempunyai kelebihan, yaitu dapat
memudahkan guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan
konsep-konsep melalui aktivitas sendiri, dapat mengembangkan sikap ilmiah
serta mengembangknan minat siswa terhadap alam sekitarnya, mengubah
kondisi belajar dari suasana “guru sentris”menjadi “siswa sentris”
(Salirawati, 2011: 2).
Manfaat dan kegunaan yang diperoleh dari pengembangan bahan ajar LKS
bagi siswa maupun guru, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Diperoleh bahan ajar LKS yang sesuai tuntutan kurikulum dan
kebutuhan siswa
b. Tidak lagi bergantung pada buku teks
c. Mengembangkan komunikasi pembelajaran yang efetif antara guru
dan siswa karena siswa merasa lebih dipercaya kepada gurunya
d. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam
16
2. Bagi siswa
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b. Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mandiri dengan bimbingan guru.
c. Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasai (Prastowo, 2014: 319).
Untuk mengetahui suatu LKS itu dikatakan layak atau tidak, maka perlu
dilakukan penilaian. Menurut Joni (dalam Salirawati, 2011: 4-5) penilaian
LKS dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu:
1. Penilaian pra input, yaitu penilaian yang dilakukan segera setelah LKS
selesai disusun dengan tujuan untuk pemantapan / penyempurnaan
sebelum LKS disebarluaskan. Penilaian ini dilakukan oleh tim
pengembang dengan cara menganalisis LKS berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan dengan bantuan instrumen penilaian yang merupakan
terjemahan dari kriteria tersebut.
2. Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran LKS
dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan sebelum
LKS diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh personel yang
terlibat dalam uji coba, seperti: tim pengembang, dosen, dan
administrator. Cara penilaian sama dengan penilaian pra input.
3. Penilaian proses, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa
jauh LKS tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang sebenarnya, yang
akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan atau merevisi LKS.
17
dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan pihak-pihak
yang terlibat. Penilaian kualitas LKS dapat dilakukan oleh orang yang
ahli dalam bidang penyusunan LKS atau ahli media (karena LKS adalah
media), guru bidang ilmu yang sesuai dengan materi dalam LKS,
maupun siswa sebagai pengguna LKS.
LKS berbasis KPS hasil pengembangan ini diharapkan dapat membantu siswa
melakukan kerja ilmiah untuk menemukan konsep pembelajaran yang ingin
dicari, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan
ilmiah dan kemampuan kerja ilmiahnya dapat meningkat serta dengan
menggunaan LKS tersebut keterampilan proses sains siswa juga ikut
berkembang.
C. Keterampilan Proses Sains
Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian
bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA
di SMP/MTs harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
18
Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait
dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga siswa berhasil
menemukan sesuatu yang baru yang berhubungan dengan sains (Semiawan
dkk, dalam Nasution, 2007: 9-10). Keterampilan Proses Sains merupakan
kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses
melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif/ intelektual, manual dan sosial
(Rustaman dkk, 2005: 78). Selain itu, menurut penelitian Rahayu, Susanto,
dan Yulianti (2011: 108) pembelajaran dengan pendekatan keterampilan
proses sains mampu meningkatkan hasil belajar kognitif dan afektif siswa
yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata setelah diterapkan
pembelajaran pendekatan keterampilan proses sains. Pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses sains membawa siswa terlibat langsung
dalam kegiatan percobaan, sehingga pengalaman secara langsung dan
pembiasaan sikap kerjasama dan menghargai pendapat orang lain membawa
perubahan sikap ke arah lebih baik.
Menurut Hamalik (2008: 150-151), Ada tujuh jenis kemampuan yang hendak
dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan
keterampilan proses sains, yakni:
1. Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya:
melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa. Dengan kemampuan
ini, dia dapat mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan
19
2. Menggolongkan/mengklasifikasikan; siswa harus terampil mengenal
perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya terhadap suatu
objek, serta mengadakan klasifikasi berdasarkan ciri khusus, tujuan, atau
kepentingan tertentu. Pembuatan klasifikasi memerlukan kecermatan
dalam melakukan pengamatan.
3. Menafsirkan (menginterpretasikan); siswa harus memiliki keterampilan
menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini
diperlukan untuk melakukan percobaan atau penelitian sederhana.
4. Meramalkan; siswa harus memiliki keterampilan menghubungkan data,
fakta, informasi. Siswa dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan
kegiatan atau peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan
datang.
5. Menerapkan; siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah
dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman baru.
Keteramilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan
terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses belajarnya.
6. Merencanakan penelitian; siswa harus mampu menentukan masalah dan
variabel-variabel yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian.
Dia harus menemukan langkah-langkah kerja pengumpulan dan
pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian.
7. Mengkomunikasikan; siswa harus mampu menyusun dan menyampaikan
laporan secara sistematis dan menyampaikan perolehannya, baik proses
20
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2012: 138), Keterampilan proses sains
memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai
ilmuwan. Guru tidak saja dituntut mengembangkan
keterampilan-keterampilan memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan, lebih daripada
itu guru hendak juga menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kepada
para siswanya. Keterampilan proses sains dapat dibedakan menjadi dua
tingkatan sebagaimana yang dikemukakan oleh Funk dalam Dimyati dan
Mudjiono (2012: 140) menyebutkan keterampilan proses dapat dibedakan
menjadi dua tingkatan, yaitu:
1. Keterampilan dasar (Basic Skills) yang terdiri atas enam keterampilan yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan;
2. Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam
bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan
dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,
mengidentifikasikan variabel secara oprasional, merancang penelitian, dan
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan
Kalianda tahun pelajaran 2015/2016.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam uji coba ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 2 kelas.
Sampel uji coba ini adalah siswa kelas VII1 yang berjumlah 24 sebagai kelas
eksperimen dan siswa kelas VII2 yang berjumlah 24 sebagai kelas kontrol.
Pada uji coba ini digunakan teknik purposive sampling, yaitusampel dipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah siswa untuk mengetahui peningkatan
keterampilan proses siswa.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam pengembangan LKS berbasis
keterampilan proses sains ini adalah desain penelitian dan pengembangan
(Research and Development/R&D). Secara garis besar penelitian dan pengembangan terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap (1) analisis kebutuhan
meliputi studi pustaka, studi kurikulum, dan studi lapangan, tahap (2)
22
- Analisis SK dan KD - Analisis Silabus - Literatur LKS
- Kriteria LKS yang standar
-Pemberian angket kepada guru dan siswa
-Analisis LKS
pembuatan desain LKS, validasi, dan revisi, dan tahap (3) evaluasi produk
meliputi uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji coba produk secara
terbatas, uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk secara
masal (Sugiyono, 2010: 297). Namun pada penelitian dan pengembangan
LKS berbasis keterampilan proses sains ini hanya dilaksanakan sampai tahap
revisi setelah uji coba terbatas. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan
keahlian peneliti untuk melakukan tahap selanjutnya.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA kelas VII,
24 siswa kelas VII, dan LKS. Data guru dan siswa diperoleh melalui
pemberian angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai LKS. Sumber
data selanjutnya yaitu berupa analisis LKS IPA yang digunakan disekolah
dan LKS yang beredar dipasaran.
E. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Studi Pendahuluan Analisis
Kebutuhan
Studi Kepustakaan Studi Lapangan
Perencanaan dan
Pengembangan Penyusunan Desain LKS berbasis Keterampilan Proses Sains
Validasi Pakar dan Praktisi
23
Evaluasi Produk
Gambar 1. Alur Penelitian dan Pengembangan LKS klasifikasi tumbuhan berbasis keterampilan proses sains
Berdasarkan alur penelitian di atas, maka langkah- langkah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan
Tahap pertama dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dilakukannya
pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi
klasifikasi tumbuhan.
a. Studi kepustakaan
Studi ini terdiri dari studi literatur dan studi kurikulum. Studi literatur
ini berupa teri-teori tentang LKS, keterampilan proses sains, serta hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan LKS
berbasis keterampilan proses sains. Studi ini ditujukan untuk
menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang
memperkuat LKS berbasis keterampilan proses sains yang akan
dikembangkan.
Studi kurikulum dilakukan dengan mengkaji kompetensi dasar (KD),
dan analisis silabus pada materi klasifikasi tumbuhan. Selanjutnya
LKS berbasis Keterampilan Proses Sains hasil revisi
Uji Coba Terbatas
Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba terbatas
24
dilakukan studi literatur untuk mengetahui kriteria LKS yang standar.
Studi ini bertujuan agar LKS berbasis KPS yang dikembangkan sesuai
dengan kurikulum.
b. Studi lapangan
Studi lapangan ini berupa pengisian angket oleh guru dan siswa, serta
analisis LKS yang digunakan sekolah dan LKS yang beredar di pasaran.
Angket guru berisi tentang kebutuhan dan penggunaan LKS, serta
pengetahuan guru tentang KPS. Sedangkan angket pada siswa berisi
tentang LKS yang digunakan siswa dan penggunaan LKS. Pada studi
ini juga dilakukan analisis LKS yang beredar dipasaran. Analisis LKS
yang dilakukan yaitu melihat kesesuaian isi dan format serta indikator
KPS yang terdapat di LKS.
Studi lapangan dilakukan di SMP Pembangunan Kalianda. Studi ini
dilakukan dengan memberikan angket kepada guru mata pelajaran IPA
kelas VII (Lampiran 4) dan angket siswa kelas VII (Lampiran 5) di
sekolah tersebut. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui
karakteristik LKS, pengetahuan guru mengenai KPS, serta mengetahui
tentang penggunaan LKS oleh siswa. Sebelum memberikan angket,
langkah yang dilakukan adalah menyusun pertanyaan tentang
kebutuhan LKS dan mengenai keterampilan proses sains. Pada
penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan
25
dengan menetapkan sendiri/ sesuai keinginan sendiri sekolah mana dan
kelas mana yang akan diteliti oleh peneliti.
2. Perencanaan dan Pengembangan
Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis keterampilan
proses sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan adalah hasil dari analisis
angket kebutuhan LKS oleh guru dan siswa serta analisis LKS. Tahapan
yang dilakukan dalam tahap perencanaan dan pengembangan adalah
penyusunan desain produk awal dan validasi desain serta revisi desain.
a. Perencanaan LKS berbasis KPS
Langkah yang dilakukan dalam perencanaan pengembangan LKS
berbasis KPS yaitu dengan menyusunan desain produk awal
langkah-langkahnya yaitu:
1) Merancang perangkat pembelajaran (RPP), hal ini bertujuan untuk
menentukan tujuan apa saja yang akan dicapai dari materi yang
akan disampaikan melalui LKS tersebut.
2) Membuat draf LKS, pada tahapan ini menentukan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang akan
dilatih, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan
dalam LKS.
b. Pengembangan LKS berbasis KPS
Pengembangan LKS berbasis KPS ini dilakukan setelah rancangan awal
selesai, pada tahapan ini yang akan dilakukan adalah pembuatan
identitas LKS (judul, tujuan, dan sebagainya), petunjuk pengisian LKS,
26
yang tepat sesuai judul, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian
dari LKS. Kemudian LKS yang telah dikembangkan divalidasi oleh
beberapa ahli yaitu ahli materi, desain, bahasa, dan praktisi.
1. Validasi produk dan revisi produk
Tahapan ini dilakukan setelah penyususnan LKS selesai dilakukan
yang kemudian LKS ini akan di validasi oleh ahli materi, bahasa,
desain, dan ahli praktisi.
a) Validasi ahli pada aspek kesesuaian materi
Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui
kesesuaian isi LKS dengan kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, dan kesesuaian kegiatan
dalam LKS yang mampu mengakomodasi KPS siswa. Hasil dari
validasi kesesuaian isi dijadikan sebagai masukan dalam
pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan proses
sains. Dalam melaksanakan validasi ahli materi, peneliti memilih
dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi
angket dan dapat menjawab dengan tepat, memahami rencana
pelaksanaan pembelajaran biologi SMP, memahami materi
biologi SMP serta merupakan civitas akademika yang memilik latar belakang pendidikan biologi (Lampiran 6).
b) Validasi ahli aspek bahasa
Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui
bahwa LKS berbasis KPS ini menggunakan bahasa yang sesuai.
27
EYD, penyusunan kalimat pertanyaan, font huruf, dan keserasian besarnya huruf pada gambar/grafik/tabel. Dalam melaksanakan
validasi ahli desain, peneliti memilih dosen dengan beberapa
kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat
menjawab dengan tepat, civitas akademika yang mengajar matakuliah yang linier dengan teknologi pendidikan (Lampiran
7).
c) Validasi ahli desain
Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui
bahwa desain pada LKS berbasis KPS ini sesuai susunannya dan
menarik. Format susunan terdiri dari judul, tujuan, petunjuk
pengerjaan, kolom identitas siswa, ruang yang cukup untuk
menulis dan menggambar, serta mencantumkan alat, bahan, dan
prosedur percobaan apabila melakukan percobaan. Sedangkan,
format kemenarikan meliputi keteraturan tata letak bagian-bagian
LKS, keserasian penggunaan, variasi jenis dan ukuran font, dan
penggunaan gambar yang bagus, baik pada cover LKS maupun di dalam LKS. Hasil dari validasi ini dijadikan sebagai masukan
dalam pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan
proses sains. Dalam melaksankan validasi ahli bahasa, peneliti
memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu
memahami isi angket dan dapat menjwab dengan tepat,
28
civitas akademika yang mengajar mata kuliah dalam bidang bahasa (Lampiran 8).
d) Uji praktisi
Uji praktisi dilakukan untuk mengetahui keseuaian isi materi,
tampilan serta kemenarikan LKS berbasis KPS dengan
menggunakan angket (Lampiran 9). Dalam melaksanakan uji
praktisi, peneliti memilih guru dengan beberapa kriteria
diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab
dengan tepat, memahami materi selain itu guru yang dipilih
sebagai responden adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPA
yang memiliki latar belakang pendidikan IPA. Hasil uji yang telah
dilakukan kemudian disempurnakan sesuai rekomendasi
perbaikan untuk validasi.
Lembar validasi uji ahli isi/ materi, bahasa, desain, dan uji
praktisi memiliki pilihan jawaban Ya dan Tidak. Pada setiap
pertanyaan angket yang dijawab dengan “Ya” berarti LKS
berbasis KPS tidak memerlukan perbaikan dan setiap pertanyaan
angket yang dijawab dengan “Tidak” berarti LKS berbasis KPS
pada bagian yang disebutkan dalam pertanyaan angket harus
diperbaiki sesuai saran yang diberikan. Setelah LKS divalidasi,
rancangan produk tersebut direvisi sesuai saran yang diberikan
oleh ahli, yang kemudian produk hasil revisi dapat diuji coba
29
3. Evaluasi Produk
Tahapan evaluasi produk ini meliputi uji coba produk secara terbatas dan
revisi setelah iju coba produk secara terbatas dilakukan.
a. Uji coba produk secara terbatas
Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains klasifikasi
tumbuhan yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, maka
dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMP Pembangunan
Kalianda. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa LKS
berbasis KPS yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan
proses sains siswa.
Adapun langkah-langkah pada uji coba terbatas adalah:
1) Kelas Eksperimen
Skenario Pembelajaran
Sintak KPS Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 20 menit. Pada materi klasifikasi tumbuhan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi.
Apersepsi :
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar tumbuhan tomat. Kemudian guru memberikan pertanyaan
“apakah kalian tahu
persamaan dari tanaman
tomat dan terung?”
Motivasi :
Dengan mempelajari meteri ini kita dapat
Mengkondisikan dan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.
Memperhatikan
30
mengelompokkan tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar kita, serta memudahkan kita dalam mempelajarinya. Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.
penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin.
Siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan proses sains kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa. Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.
Membimbing siswa mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS berbasis KPS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Membimbing siswa
Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.
Menerima LKS berbasis KPS dengan tertib dan toleransi.
Mendengarkan pengarahan guru.
Mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS berbasis KPS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah.
Bekerja sama dan
31
bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.
b. Elaborasi
Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan di depan siswa lainnya.
Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS berbasis KPS didepan siswa lainnya. pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.
c. Konfirmasi
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.
Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas. dengan kerja keras, toleransi dan komunikatif. Mendengarkan pengarahan guru.
Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan
komunikatif.
Memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi Mengajukan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum
dipahami. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Mengumpulkan LKS berbasis KPS dengan tertib.
informasi siswa.
Memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari
pembelajaran yang telah
Memperhatikan penjelasan guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
32
dilakukan
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan penjelasan guru.
2) Kelas kontrol
Skenario Pembelajaran Waktu
(menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 20 menit. Pada materi klasifikasi tumbuhan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi. Apersepsi :
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar tumbuhan tomat. Kemudian guru
memberikan pertanyaan “apakah
kalian tahu persamaan dari
tanaman tomat dan terung?”
Motivasi :
Dengan mempelajari meteri ini kita dapat mengelompokkan tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar kita, serta memudahkan kita dalam mempelajarinya.
Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.
Mengkondisikan dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Memperhatikan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.
Memperhatikan penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.
Memperhatikan penjelasan guru.
20
Kegiatan Inti d. Eksplorasi
Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari
sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis
Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.
33
kelamin.
Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa. Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS. Membimbing siswa mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Membimbing siswa bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS.
e. Elaborasi
Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk
dipresentasikan di depan siswa lainnya.
Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS didepan siswa lainnya.
Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.
f. Konfirmasi
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi. Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Menerima LKS dengan tertib dan toleransi.
Mendengarkan pengarahan guru.
Mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah.
Bekerja sama dan berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan bersahabat/komunikatif.
Mendengarkan pengarahan guru.
Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan
bersahabat/komunikatif. Memperhatikan dan
mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi.
Mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapat.
Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat
menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
34
Meminta siswa mengumpulkan LKS
Kegiatan Penutup
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
b. Revisi produk setelah uji coba terbatas
Hasil uji coba kemudian direvisi dan disempurnakan. Revisi dilakukan
berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu hasil uji
kesesuaian isi dan hasil uji aspek format penyusunan yang dinilai guru
serta respon tanggapan siswa terhadap LKS hasil pengembangan.
Selanjutnya hasil revisi dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
Hasil revisi tersebut disebut produk akhir dari pengembangan LKS
berbasis keterampilan proses sains klasifikasi tumbuhan.
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa skor N-gain keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan postes. Kemudian dianalisis secara statistik melalui uji normalitas dan uji U dengan bantuan
35
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data analisis LKS guru dan penerbit, data
jawaban siswa di LKS terhadap keterampilan proses sains siswa, dan
angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data N-gain KPS siswa
Data N-gain KPS siswa diperoleh dari nilai pretesdanpostes. Nilai pretes yang diambil pada pertemuan pertama dan kedua setiap kelas,
baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes juga diambil
diakhir pembelajaran pada pertemuan pertama kedua setiap kelas baik
eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa
lima soal uraian.
Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:
100
X Y Z
Y X gain N
Keterangan : = Nilai rata-rata postes = Nilai rata-rata pretes Z = Skor maksimum
b. Data analisis LKS
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
LKS guru dan pasaran berdasarkan pedoman kaidah penyusunan LKS
36
c. Data analisis jawaban siswa di LKS
Analisis jawaban siswa di LKS merupakan kegiatan menganalisis
jawaban siswa di LKS pada kelas kontrol dan di LKS pada kelas
eksperimen yang berbasis KPS untuk tiap pertanyaannya. Analisis
tersebut meliputi kesesuaian jawaban siswa dengan kunci jawaban LKS
yang dikembangkan.
d. Angket tanggapan siswa
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menyajikan
seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk ditanggapi.
Pada penelitian ini angket tanggapan siswa yang digunakan berupa
pertanyaan dengan jawaban tertutup yaitu “Sangat Menarik”,
“Menarik”, “Kurang Menarik”, dan “Tidak Menarik”. Masing-masing
pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat
kesesuaian LKS berbasis KPSbagi siswa (Lampiran 10).
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis LKS
Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis terhadap LKS dihitung
untuk melihat kesesuaian isi dan format serta indikator KPS yang terdapat
di LKS. Adapun cara menganalisi LKS yaitu:
Nilai = × 100
Angka tersebut kemudian dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan
kriteria dalam Tabel 1 (Djamarah dan Zain: 2002 dalam Nurmalasari,
37
Tabel 1. Kriteria penilaian LKS
No Kriteria Interval nilai 1. Sangat baik 81 – 100
2. Baik 61 – 80
3. Cukup baik 41 – 60 4. Kurang baik 21– 40 5. Sangat kurang baik 0-20
Selanjutnya, data setiap LKS dikumpulkan untuk ditarik kesimpulan
mengenai persentase untuk masing-masing indikator penilaian. Data yang
diolah kemudian dikategorikan lagi sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Ali (1992: 184) dalam Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria persentase seluruh LKS
No. Kriteria Persentase responden (%)
1. Tidak ada 0
2. Sebagian kecil 1-39
3. Hampir setengahnya 40-49
4. Setengahnya 50
5. Sebagian besar 51-75
6. Pada umumnya 76-99
7. Seluruhnya 100
2. Analisis skor angket respon siswa
Data yang diperoleh berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap
format penyusunan dan kesesuaian isi LKS berbasis KPS. Penskoran
jawaban angket terhadap LKS berbasis KPS dilakukan dengan cara:
1) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk
mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan pada angket.
2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan
untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecendrungan dari setiap
jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya siswa.
38
Tabel 3. Skor penilaian terhadap pilihan jawaban angket
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Menarik 4
Menarik 3
Kurang Menarik 2 Tidak Menarik 1 Sumber : Suyanto (dalam Dewantara 2015: 29)
4) menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
%Xin = (modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)
Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pertanyaan ke-i pada angket ∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan
ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-4) ∑Smaks= Jumlah seluruh responden
3. Teknik analisis skor jawaban siswa pada LKS dan hasil belajar a. Analisis skor jawaban siswa pada LKS
Jawaban yang akan diolah pada penelitian ini adalah kesesuaian
jawaban siswa di LKS dengan jawaban yang telah ditentukan oleh
peneliti. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data jawaban siswa
pada LKS berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara:
1) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk
mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan LKS.
2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat,
bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecendrungan
dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan LKS dan banyaknya
siswa.
3) Memberi skor jawaban siswa. Penskoran jawaban siswa dalam LKS
39
Tabel 4. penskoran jawaban siswa dalam LKS No. Kriteria Jawaban Skor
1. Sesuai 3
2. Kurang Sesuai 2
3. Tidak Sesuai 1
4) menghitung persentase jawaban LKS pada setiap pernyataan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
%Xin = (modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)
Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada LKS ∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan
ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-3) ∑Smaks = Jumlah seluruh responden
b. Analisis N-gain KPS siswa
N-gain KPS siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan program SPSS versi
17.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas
data, karena data tidak berdistribusi normal maka dianalisis
menggunakan uji Mann-Whitney U:
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.0.
a) Hipotesis
H0= Sampel berdistribusi normal
H1= Sampel tidak berdistribusi normal
b) Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
40
2) Uji Mann-Whitney U
1. Hipotesi
Ho= rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda signifikan
H1= rata-rata nilai kedua sampel berbeda signifikan
2. Kriteria uji
Jika Z hitung> -1,96 atau probabilitas>0,05 maka Ho diterima
Jika Z hitung< -1.96 atau probabilitas<0,05 maka Ho ditolak
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian pengembangan LKS berbasis KPS kelas VII SMP
materi klasifikasi tumbuhan, maka peneliti menyimpulkan:
1. Karakteristik LKS berbasis KPS yang efektif mengembangkan KPS siswa
adalah:
a. Disusun secara sistematis dari judul, identitas siswa, standar isi,
petunjuk pengerjaan, alat dan bahan percobaan, prosedur percobaan,
tabel pengamatan, soal diskusi, dan kesimpulan.
b. Menggunakan tata bahasa sesuai dengan EYD, Menggunakan variasi
font jenis cambria yang menarik dan mudah dibaca dengan ukuran 12, menggunakan 1.5 spasi antara bagian soal pada LKS, dan
menampilkan gambar yang berwarrna yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
c. Materi dan kegiatan dalam LKS sesuai dengan KD dan tujuan
pembelajaran, serta gambar yang dicantumkan bermakna/bermanfaat
dalam menunjang penyampaian materi pembelajaran.
d. Mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan
mengamati, menginterpretasi data, mengelompokkan,
65
2. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap LKS berbasis KPS materi
klasifikasi tumbuhan hasil pengembangan sebesar 95% dengan kriteria
menarik-sangat menarik baik dari segi tampilan, kombinasi warna, desain,
bahasa, kemenarikan materi, dan kemenarikan bahan ajar.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi siswa disarankan agar bahan ajar ini digunakan sebagai salah satu
bahan ajar alternatif pada materi klasifikasi tumbuhan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
2. Bagi guru yang ingin menggunakan LKS berbasis KPS materi klasifikasi
tumbuhan hendaknya mempersiapkan waktu yang lebih banyak agar siswa
dapat menyelesaikannya dengan tepat.
3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya
merencanakan penelitian dengan cepat dan tepat, serta meluangkan waktu
yang lebih banyak karena penelitian pengembangan membutuhkan waktu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung. 254 hlm.
Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.192 hlm. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.
Jakarta. 344 hlm.
Dimyati dan Mujiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.
Dewantara, R.B. 2015. Pengembangan Animasi Flash dan Soal Interaktif Berbasis Power Point pada Materi sistem Pernapasan Manusia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 181 hlm.
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Sinar Grafika. Jakarta. 240 hlm. Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.
Nurmalasari, M. 2012. Analisis Penulisan Outline Sebagai Hasil Belajar Metoda Penelitian Pendidikan Tata Boga. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 201 hlm.
Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. 183 hlm.
Permendiknas. 2006. No.22Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendiknas. Jakarta. 43 hlm.
Prastowo, A. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press. Jakarta. 419 hlm.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.