• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

Oleh

DWI PUSPITA SARI

Hasil observasi di SMP Pembangunan Kalianda bahwa pembelajaran biologi telah

menggunakan bahan ajar berupa LKS namun belum sesuai dengan kebutuhan

siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains. Penelitian ini bertujuan

untuk menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif

meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan mengetahui tanggapan siswa

terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi klasifikasi

tumbuhan.

Sampel uji coba adalah siswa kelas VII1 dan VII2 yang dipilih secara purposive sampling, yaitudipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah siswa. Desain

penelitian yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Data kuantitatif diperoleh dari N-gain KPS siswa pada soal pretes dan postes kemudian dianalisis menggunakan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17.

(2)

Dwi Puspita Sari

terhadap LKS berbasis KPS hasil pengembangan yang kemudian dianalisis secara

deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada N-gain KPS siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu pada aspek mengamati (eksperimen= 25;

kontrol= 10.42), menginterpretasi data (eksperimen= 30.56; kontrol= 29.17),

mengelompokkan (eksperimen= 97.43; kontrol= 34.20), dan mengomunikasikan

(eksperimen= 30.21; kontrol= 6.25). Selain itu, rata-rata jawaban sesuai pada LKS

3 (83.33%)lebih tinggi daripada LKS 2 (75%) dan LKS 1 (25.83%). Hal ini

menunjukkan bahwa meningkatnya rata-rata jawaban yang sesuai sama halnya

dengan meningkatkannya keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran

menggunakan LKS berbasis KPS. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa

LKS berbasis KPS hasil pengembangan 95% menarik-sangat menarik baik dari

segi tampilan, kombinasi warna, desain, bahasa, kemenarikan materi, dan

kemenarikan bahan ajar. Dengan demikian LKS berbasis KPS pada materi

klasifikasi tumbuhan hasil pengembangan efektif meningkatkan KPS siswa dan

sangat menarik untuk digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif bagi guru

dan siswa.

(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

Oleh

DWI PUSPITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK

MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN

(Skripsi)

Oleh Dwi Puspita Sari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Penelitian dan Pengembangan LKS klasifikasi tumbuhan

berbasis keterampilan proses sains... 22

2. Pemberian pretes untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan

guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal ... 202

3. Siswa membentuk 4 kelompok dan guru membagikan LKS berbasis

KPS sub materi klasifikasi tumbuhan pada kelas eksperimen ... 202

4. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS sub materi klasifikasi tumbuhan ... 203

(6)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 9

B. LKS berbasis Keterampilan Proses Sains ... 15

C. Keterampilan Proses Sains ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(7)

xv

2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ... 72

3. Pretes dan Postes ... 82

4. Angket Pengungkap Kebutuhan Guru ... 86

5. Angket Pengungkap Kebutuhan Siswa ... 88

6. Angket Uji Ahli Materi ... 91

7. Angket Uji Ahli Bahasa ... 96

8. Angket Uji Ahli Desain ... 101

9. Angket Uji Praktisi ... 108

10.Angket Tanggapan Siswa ... 114

11.Data hasil analisis kebutuhan siswa ... 118

12.Lembar penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 119

13.Rekapitulasi lembar penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 134

14.Sebaran frekuensi penilaian LKS IPA SMP Kelas VII ... 135

15.LKS (Lembar Kerja Siswa) ... 137

16.Rekapitulasi jawaban siswa di LKS ... 195

17.Rekapitulasi indikator KPS pada soal pretes dan postes ... 198

18.Rekapitulasi angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS ... 200

(8)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria penilaian LKS ... 37

2. Kriteria persentase seluruh LKS ... 37

3. Skor penilaian terhadap pilihan jawaban angket ... 38

4. Penskoran jawaban siswa dalam LKS ... 39

5. Hasil analisis kebutuhan guru IPA terhadap LKS berbasis KPS ... 42

6. Hasil analisis kebutuhan siswa terhadap LKS berbasis KPS ... 43

7. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek format ... 44

8. Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek format 44 9. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek isi ... 46

10.Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek isi ... 47

11.LKS pernebit dan LKS berbasis KPS ... 48

12.Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis KPS aspek format ... 49

13.Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek keterbacaan dan kemenarikan ... 50

14.Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek isi ... 52

15.Hasil analisis uji ahli materi LKS berbasis KPS ... 53

16.Hasil analisis uji ahli desain LKS berbasis KPS ... 54

17.Hasil analisis uji ahli bahasa LKS berbasis KPS ... 54

(9)

xvii

19.Analisisjawaban siswa di LKS berbasis KPS terhadap keterampilan proses sains siswa ... 56

20.Hasil uji statistik nilai rata-rataN-gain terhadap indikator KPS

dalam soal pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol ... 57

(10)
(11)
(12)
(13)

MOTTO

“Ambillah kebaikan dari apa yang dikatakan, jangan

melihat siapa yang megatakannya”.

-Nabi Muhammad SAW-

“Live as if your were to die tomorrow. Learn as if you

were to live forefer”.

-Mahatma Gandhi-

If you fall a thousand times, stand up millions of

times because you do not know how close you are to

success

.

(14)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku

kepada:

Yang tercinta ibu Yuliana dan ayahku Helmi, yang telah mendidik

dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran

dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala

langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Kakakku Helnando Prayoga, yang mendukung segala langkah ku

menuju kesuksesan dan kebahagian.

Sahabat dan teman terdekat Aima Mufidah, Emilia Yuliani, Rika

Sundari, Merry Agustina, Johan Subekti, dan teman seperjuangan

dalam menyelesaikan skripsi Intan Rizki Anita, terima kasih

untuk semangat dan dukungan kalian selama kita kuliah bersama

ini.

Kelurga Besar Mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 yang selalu

menyemangatiku.

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan

Bapak Helmi dengan Ibu Yuliana yang dilahirkan di Metro pada

tanggal 22 September 1993. Penulis bertempat tinggal di Jl.

Poksai IV, 22 Hadimulyo Barat, Metro, HP (085658884423).

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Pertiwi (1998-1999), SDN 1 Metro

(19992005), SMPN 3 Metro (20052008), dan SMA Kartikatama Metro (2008

-2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi

FKIP Unila melalui jalur SNMPTN.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1

atap Tiga Lumbok Seminung dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi

(KKN-KT) di desa Tawan Sukamulya, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten

(16)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan

ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB

MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas motivasi, saran, dan

masukannya.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan

masukannya.

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Sudi Biologi, Pembimbing

Akademik dan Pembimbing II atas motivasi, saran, dan masukannya.

(17)

7. Seluruh sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 atas

kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita

semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis

dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Amin.

Bandar Lampung, 22 Oktober 2015 Penulis

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian

bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA

di SMP/MTs harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan

sikap ilmiah.

Namun, pembelajaran yang selama ini diterapkan disekolah terhadap

pengembangan keterampilan proses sains siswa belum dioptimalkan. Hal ini

dibuktikan dari rendahnya peringkat Indonesia pada data penilaian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Berdasarkan hasil TIMSS yang diikuti oleh siswa kelas 8 SMP/MTs, peringkat dan skor

Indonesia dalam mata pelajaran sains pada tahun 2011 yaitu pada peringkat

(19)

2

hasil perhitungan seluruh nilai berdasarkan tiga aspek soal TIMSS yang

berbasis keterampilan proses sains, sehingga masing-masing nilai untuk tiap

aspek adalah pengetahuan (knowing) 402, penerapan (applying) 398, dan penalaraan (reasoning) 413. Skor yang dicapai Indonesia ini masih dibawah skor rata-rata yaitu 500 (TIMSS, 2011: 152). Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali

sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengaitkan dan menerapkan

konsep-konsep yang kompleks dan abstrak, serta menunjukkan bahwa

pembelajaran yang selama ini diterapkan hanya menanamkan konsep tanpa

mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

Pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan oleh guru yaitu

diskusi, ceramah, dan pemberian tugas tanpa menggunakan bahan ajar

tambahan, tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan KPS siswa tersebut.

Guru seharusnya mempunyai inovasi dan kreatif dalam pembelajaran serta

pengembangan diri untuk kemajuan kompetensinya secara individu yaitu

dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar tersebut adalah lembar kerja

siswa (LKS). LKS yang merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan

sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya seperti melakukan

percobaan, mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel, melakukan

pengamatan, menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya dan

menuliskan atau menggambar hasil pengatamantan, melakukan pengukuran,

mencatat data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan

(20)

3

dengan menggunakan LKS keterampilan proses sains dapat tertuang

didalamya.

Namun, berdasarkan hasil angket observasi yang diberikan kepada guru mata

pelajaran IPA dan siswa kelas VII SMP Pembangunan Kalianda, diketahui

bahwa guru hanya menggunakan LKS pada materi tertentu dan sebagai

penggantinya menggunakan unjuk kerja yang ada di buku. Buku siswa

terbitan Kemendikbud tersebut tidak memenuhi unsur-unsur LKS. Buku

hanya berisi materi dan komponen kegiatan inti pembelajaran yaitu

mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Sedangkan pembelajaran IPA sulit disampaikan hanya dengan menggunakan

buku siswa tanpa bantuan bahan ajar lain seperti LKS. Guru juga tidak

mengetahui tentang keterampilan proses sains sehingga LKS yang dibuat oleh

guru pada materi tertentu tidak berbasis KPS. Diketahui pula siswa didalam

pembelajaran hanya menggunakan buku dan LKS yang dibuat guru. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa hanya menggunakan buku dan LKS

yang digunakan tidak berbasis keterapilan proses sains, oleh karena itu

keterampilan proses sains siswa tidak dapat meningkat.

Kenyataan lain, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan melalui

beberapa LKS kelas VII yang berada dipasaran yaitu terbitan Intan Pariwara

dan Gema Nusa. diketahui bahwa LKS tersebut belum memenuhi kebutuhan

siswa. LKS ini berisi ringkasan materi, pertanyaan-pertanyaan, unjuk kerja

praktikum dan belum menggali keterampilan proses sains siswa secara

(21)

4

digunakan adalah mengamati dan mengklasifikasikan. Sedangkan

keterampilan menafsirkan, meramalkan, merencanakan penelitian,

menerapkan dan mengkomunikasikan belum terdapat di LKS tersebut.

Dalam mengatasi hal tersebut, pembelajaran seharusnya menggunakan LKS

yang berbasis keterampilan proses sains. Dengan menggunakan LKS siswa

dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing, siswa akan

memperoleh pengalaman belajar yang sama dengan siswa lain, pengalaman

ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mudah diingat oleh

siswa. Materi pelajaran juga dapat dirancang sedemikian rupa sehingga

mampu memenuhi kebutuhan siswa (Arsyad, 2011: 37-38). Selain itu, dengan

menggunakan LKS yang didalamnya memuat metode ilmiah dan berbasis

KPS, siswa tidak hanya akan menemukan dan mengembangkan fakta tetapi

keterampilan proses sains siswa seperti mengamati, mengklasifikasikan,

menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan

mengkomunikasikan juga akan berkembang.

Pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis keterampilan proses

sains sangat perlu diberikan karena akan membuat pembelajaran lebih

bermakna (meaningful), kontekstual dan konstruktivistik. Didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 390)

membuktikan bahwa dengan mengembangkan LKS klasifikasi tumbuhan

dengan memanfaatkan spesimen awetan meningkatkan motivasi belajar siswa

dan melatih keterampilan proses mengamati, mengklasifikasikan dan

(22)

5

penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis

Keterampilan Proses Sains (KPS) Untuk Meningkatkan KPS Siswa Pada Sub

Materi Klasifikasi Tumbuhan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis keterampilam proses sains yang

efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi

klasifikasi tumbuhan?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilam proses

sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif

meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi klasifikasi

tumbuhan.

2. Mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses

sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat bagi:

1. Siswa

LKS yang telah dikembangkan ini dapat mengembangkan keterampilan

(23)

6

2. Guru

Guru dapat menjadikan LKS berbasis keterampilan proses sains ini

sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan pada materi

klasifikasi tumbuhan sehingga siswa tidak hanya menemukan konsep

dalam pembelajarannya tetapi juga memperoleh keterampilan proses sains.

3. Sekolah

LKS berbasis keterampilan proses sains yang telah dibuat diharapkan

dapat memberikan sumbangan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan

disekolah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di SMP/MTs.

4. Peneliti

Memberikan pengalaman dan ilmu kepada peneliti dalam mengembangkan

dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis

keterampilan proses sains di masa mendatang.

E. Ruang Lingkup

Untuk lebih memahami bagaimana penelitian ini, maka perlu diberikan

penjelasan mengenai istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang

akan diteliti, yaitu:

1. Pengembangan lembar kerja siswa adalah proses penyusunan lembar kerja

siswa yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis

KPS.

2. Lembar kerja siswa adalah bahan ajar berbentuk lembaran-lembaran yang

berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan suatu kegiatan dalam proses

(24)

7

3. Keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan yang diperoleh

dari proses pembelajaran siswa yang meliputi keterampilan (1) mengamati,

(2) mengklasifikasikan, (3) menginterpretasikan, (4) menyimpulkan, dan

(5) mengkomunikasikan.

4. LKS yang akan dikembangkan merupakan LKS yang berbasis

keterampilan proses sains pada sub materi pokok klasifikasi tumbuhan.

5. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Pembangunan Kaliandakelas VII

Tahun Pelajaran 2015/2016.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, pembelajaran IPA harus

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang selama ini diterapkan belum

mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Guru hanya menggunakan

buku siswa dalam pembelajaran dan tidak mengetahui tentang keterampilan

proses sains tentunya tidak dapat menunjang kebutuhan siswa tersebut.

Oleh karena itu, perlu digunakannya bahan ajar tambahan yang dapat memuat

keterampilan proses sains didalamnya yaitu dengan menggunakan LKS yang

berbasis KPS. Pembelajaran dengan menggunakan LKS ini memberikan

(25)

8

melakukan percobaan siswa dituntut untuk melakukan kegiatan yang

melibatkan indikator keterampilan proses sains seperti mengamati,

mengklasifikasikan, meramalkan, merencanakan penelitian, menerapkan,

menafsirkan, dan mengkomunikasikan mengenai suatu objek atau proses

tertentu. Selain itu, siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan

pengembangan metode ilmiah, menemukan dan mengembangkan fakta serta

konsep yang ditemukan, sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningful), kontekstual dan konstruktivistik, serta keterampilan proses sains siswa juga

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan

apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga

merupakan bagian dari enam perangkat pembelajaran yang dikembangkan

para guru di negara maju, seperti Amerika Serikat; di mana untuk IPA disebut

science pack. Keenam perangkat pembelajaran tersebut adalah (1) syllabi

(silabi), (2) lesson plan (RPP), (3) hand out (bahan ajar), (4) student

worksheet atau Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) media (minimal powerpoint), dan (6) evaluation sheet (lembar penilaian) (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng, 2011: 2).

LKS berisi langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoperasikan

sesuatu peralatan atau memelihara peralatan. LKS ini juga berisi gambar atau

foto di samping teks penjelasan. Dengan menggunakan LKS siswa dapat

belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran

dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan

siswa. Pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi

pelajaran (Arsyad, 2011: 37-38). LKS juga berisikan informasi dan interaksi

(27)

10

melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan

instruksional. Berdasarkan uraian tersebut, maka LKS harus memuat

sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk

memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar

yang harus ditempuh. Karena pembuatan LKS menekankan pada pencapaian

proses pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelaksanaan

pembelajaran maka LKS merupakan implementasi dari perencanaan proses

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Menurut Arsyad (2011: 25-27), LKS mempunyai beberapa manfaat, yaitu:

1. Dapat memperjelas penyajian pesan atau informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa

dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri

sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4. Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang

peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi

langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi

(2014: 390) membuktikan bahwa dengan mengembangkan LKS klasifikasi

(28)

11

belajar siswa dan melatih keterampilan proses mengamati,

mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan.

Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar

mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan

yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik (Darmodjo dan

Kaligis dalam Widjajanti, 2008: 3-5). Adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat

universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang

pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep,

dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai

media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada

pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan

estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan

pengembangan pribadi siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi

syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa

sesuai dengan ciri kurikulum 2006

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

moral, dan estetika pada diri siswa

(29)

12

2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan

kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada

hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak

pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi:

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu

diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu :

1) Menghindari kalimat kompleks.

2) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”.

3) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.

4) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.

c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan

anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks

sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.

d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan

merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan

informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak

terbatas.

e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan

keterbacaan siswa.

f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada

siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Siswa harus

menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang

(30)

13

g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang

panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat

yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih

dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat

“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.

i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang

cepat.

j. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.

k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,

kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok,

tanggal dan sebagainya.

3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar

dan penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:

a. Tulisan

1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau

romawi.

2) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf

biasa yang diberi garis bawah.

3) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam

satu baris.

4) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan

jawaban siswa.

(31)

14

b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat

menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada

pengguna LKS.

c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu

akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.

Dilihat dari segi format, LKS memuat setidaknya delapan unsur yaitu (1)

judul, (2) kompetensi dasar yang akan dicapai, (3) waktu penyelesaian, (4)

alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (5) informasi

singkat, (6) langkah kerja, (7) tugas yang harus dikerjakan, dan (8) laporan

kegiatan (Prastowo, 2014: 208).

Proses penyusunan LKS harus berkesesuaian dengan Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto, Paidi, dan

Wilujeng (2011: 7) yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKS harus

memperhatikan langkah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.

2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling

sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.

3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar.

(32)

15

B. LKS berbasis Keterampilan Proses Sains

LKS berbasis KPS mengajarkan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru

secara langsung melalui suatu eksperimen dan penguasaan konsep. Pada

penilitian ini LKS dikembangkan dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses, langkah-langkah keterampilan proses di integrasikan ke

dalam seluruh bagian LKS, mulai dari uraian materi untuk memunculkan

motivasi siswa, langkah kerja yang disusun sistematis sampai dengan

pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menemukan konsep

pembelajaran. LKS yang berbasis KPS mempunyai kelebihan, yaitu dapat

memudahkan guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan

konsep-konsep melalui aktivitas sendiri, dapat mengembangkan sikap ilmiah

serta mengembangknan minat siswa terhadap alam sekitarnya, mengubah

kondisi belajar dari suasana “guru sentris”menjadi “siswa sentris”

(Salirawati, 2011: 2).

Manfaat dan kegunaan yang diperoleh dari pengembangan bahan ajar LKS

bagi siswa maupun guru, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Diperoleh bahan ajar LKS yang sesuai tuntutan kurikulum dan

kebutuhan siswa

b. Tidak lagi bergantung pada buku teks

c. Mengembangkan komunikasi pembelajaran yang efetif antara guru

dan siswa karena siswa merasa lebih dipercaya kepada gurunya

d. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam

(33)

16

2. Bagi siswa

a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara

mandiri dengan bimbingan guru.

c. Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi

yang harus dikuasai (Prastowo, 2014: 319).

Untuk mengetahui suatu LKS itu dikatakan layak atau tidak, maka perlu

dilakukan penilaian. Menurut Joni (dalam Salirawati, 2011: 4-5) penilaian

LKS dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu:

1. Penilaian pra input, yaitu penilaian yang dilakukan segera setelah LKS

selesai disusun dengan tujuan untuk pemantapan / penyempurnaan

sebelum LKS disebarluaskan. Penilaian ini dilakukan oleh tim

pengembang dengan cara menganalisis LKS berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan dengan bantuan instrumen penilaian yang merupakan

terjemahan dari kriteria tersebut.

2. Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran LKS

dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan sebelum

LKS diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh personel yang

terlibat dalam uji coba, seperti: tim pengembang, dosen, dan

administrator. Cara penilaian sama dengan penilaian pra input.

3. Penilaian proses, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa

jauh LKS tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang sebenarnya, yang

akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan atau merevisi LKS.

(34)

17

dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan pihak-pihak

yang terlibat. Penilaian kualitas LKS dapat dilakukan oleh orang yang

ahli dalam bidang penyusunan LKS atau ahli media (karena LKS adalah

media), guru bidang ilmu yang sesuai dengan materi dalam LKS,

maupun siswa sebagai pengguna LKS.

LKS berbasis KPS hasil pengembangan ini diharapkan dapat membantu siswa

melakukan kerja ilmiah untuk menemukan konsep pembelajaran yang ingin

dicari, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan

ilmiah dan kemampuan kerja ilmiahnya dapat meningkat serta dengan

menggunaan LKS tersebut keterampilan proses sains siswa juga ikut

berkembang.

C. Keterampilan Proses Sains

Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian

bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA

di SMP/MTs harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan

(35)

18

Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait

dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan

diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga siswa berhasil

menemukan sesuatu yang baru yang berhubungan dengan sains (Semiawan

dkk, dalam Nasution, 2007: 9-10). Keterampilan Proses Sains merupakan

kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,

mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses

melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif/ intelektual, manual dan sosial

(Rustaman dkk, 2005: 78). Selain itu, menurut penelitian Rahayu, Susanto,

dan Yulianti (2011: 108) pembelajaran dengan pendekatan keterampilan

proses sains mampu meningkatkan hasil belajar kognitif dan afektif siswa

yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata setelah diterapkan

pembelajaran pendekatan keterampilan proses sains. Pembelajaran dengan

pendekatan keterampilan proses sains membawa siswa terlibat langsung

dalam kegiatan percobaan, sehingga pengalaman secara langsung dan

pembiasaan sikap kerjasama dan menghargai pendapat orang lain membawa

perubahan sikap ke arah lebih baik.

Menurut Hamalik (2008: 150-151), Ada tujuh jenis kemampuan yang hendak

dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan

keterampilan proses sains, yakni:

1. Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya:

melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa. Dengan kemampuan

ini, dia dapat mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan

(36)

19

2. Menggolongkan/mengklasifikasikan; siswa harus terampil mengenal

perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya terhadap suatu

objek, serta mengadakan klasifikasi berdasarkan ciri khusus, tujuan, atau

kepentingan tertentu. Pembuatan klasifikasi memerlukan kecermatan

dalam melakukan pengamatan.

3. Menafsirkan (menginterpretasikan); siswa harus memiliki keterampilan

menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini

diperlukan untuk melakukan percobaan atau penelitian sederhana.

4. Meramalkan; siswa harus memiliki keterampilan menghubungkan data,

fakta, informasi. Siswa dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan

kegiatan atau peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan

datang.

5. Menerapkan; siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah

dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman baru.

Keteramilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan

terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses belajarnya.

6. Merencanakan penelitian; siswa harus mampu menentukan masalah dan

variabel-variabel yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian.

Dia harus menemukan langkah-langkah kerja pengumpulan dan

pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian.

7. Mengkomunikasikan; siswa harus mampu menyusun dan menyampaikan

laporan secara sistematis dan menyampaikan perolehannya, baik proses

(37)

20

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2012: 138), Keterampilan proses sains

memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai

ilmuwan. Guru tidak saja dituntut mengembangkan

keterampilan-keterampilan memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan, lebih daripada

itu guru hendak juga menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kepada

para siswanya. Keterampilan proses sains dapat dibedakan menjadi dua

tingkatan sebagaimana yang dikemukakan oleh Funk dalam Dimyati dan

Mudjiono (2012: 140) menyebutkan keterampilan proses dapat dibedakan

menjadi dua tingkatan, yaitu:

1. Keterampilan dasar (Basic Skills) yang terdiri atas enam keterampilan yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur,

menyimpulkan, dan mengkomunikasikan;

2. Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam

bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan

dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,

mengidentifikasikan variabel secara oprasional, merancang penelitian, dan

(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

Kalianda tahun pelajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam uji coba ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 2 kelas.

Sampel uji coba ini adalah siswa kelas VII1 yang berjumlah 24 sebagai kelas

eksperimen dan siswa kelas VII2 yang berjumlah 24 sebagai kelas kontrol.

Pada uji coba ini digunakan teknik purposive sampling, yaitusampel dipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah siswa untuk mengetahui peningkatan

keterampilan proses siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam pengembangan LKS berbasis

keterampilan proses sains ini adalah desain penelitian dan pengembangan

(Research and Development/R&D). Secara garis besar penelitian dan pengembangan terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap (1) analisis kebutuhan

meliputi studi pustaka, studi kurikulum, dan studi lapangan, tahap (2)

(39)

22

- Analisis SK dan KD - Analisis Silabus - Literatur LKS

- Kriteria LKS yang standar

-Pemberian angket kepada guru dan siswa

-Analisis LKS

pembuatan desain LKS, validasi, dan revisi, dan tahap (3) evaluasi produk

meliputi uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji coba produk secara

terbatas, uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk secara

masal (Sugiyono, 2010: 297). Namun pada penelitian dan pengembangan

LKS berbasis keterampilan proses sains ini hanya dilaksanakan sampai tahap

revisi setelah uji coba terbatas. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan

keahlian peneliti untuk melakukan tahap selanjutnya.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA kelas VII,

24 siswa kelas VII, dan LKS. Data guru dan siswa diperoleh melalui

pemberian angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai LKS. Sumber

data selanjutnya yaitu berupa analisis LKS IPA yang digunakan disekolah

dan LKS yang beredar dipasaran.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Studi Pendahuluan Analisis

Kebutuhan

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

Perencanaan dan

Pengembangan Penyusunan Desain LKS berbasis Keterampilan Proses Sains

Validasi Pakar dan Praktisi

(40)

23

Evaluasi Produk

Gambar 1. Alur Penelitian dan Pengembangan LKS klasifikasi tumbuhan berbasis keterampilan proses sains

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka langkah- langkah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang bertujuan

untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dilakukannya

pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub materi

klasifikasi tumbuhan.

a. Studi kepustakaan

Studi ini terdiri dari studi literatur dan studi kurikulum. Studi literatur

ini berupa teri-teori tentang LKS, keterampilan proses sains, serta hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan LKS

berbasis keterampilan proses sains. Studi ini ditujukan untuk

menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang

memperkuat LKS berbasis keterampilan proses sains yang akan

dikembangkan.

Studi kurikulum dilakukan dengan mengkaji kompetensi dasar (KD),

dan analisis silabus pada materi klasifikasi tumbuhan. Selanjutnya

LKS berbasis Keterampilan Proses Sains hasil revisi

Uji Coba Terbatas

Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba terbatas

(41)

24

dilakukan studi literatur untuk mengetahui kriteria LKS yang standar.

Studi ini bertujuan agar LKS berbasis KPS yang dikembangkan sesuai

dengan kurikulum.

b. Studi lapangan

Studi lapangan ini berupa pengisian angket oleh guru dan siswa, serta

analisis LKS yang digunakan sekolah dan LKS yang beredar di pasaran.

Angket guru berisi tentang kebutuhan dan penggunaan LKS, serta

pengetahuan guru tentang KPS. Sedangkan angket pada siswa berisi

tentang LKS yang digunakan siswa dan penggunaan LKS. Pada studi

ini juga dilakukan analisis LKS yang beredar dipasaran. Analisis LKS

yang dilakukan yaitu melihat kesesuaian isi dan format serta indikator

KPS yang terdapat di LKS.

Studi lapangan dilakukan di SMP Pembangunan Kalianda. Studi ini

dilakukan dengan memberikan angket kepada guru mata pelajaran IPA

kelas VII (Lampiran 4) dan angket siswa kelas VII (Lampiran 5) di

sekolah tersebut. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui

karakteristik LKS, pengetahuan guru mengenai KPS, serta mengetahui

tentang penggunaan LKS oleh siswa. Sebelum memberikan angket,

langkah yang dilakukan adalah menyusun pertanyaan tentang

kebutuhan LKS dan mengenai keterampilan proses sains. Pada

penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan

(42)

25

dengan menetapkan sendiri/ sesuai keinginan sendiri sekolah mana dan

kelas mana yang akan diteliti oleh peneliti.

2. Perencanaan dan Pengembangan

Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis keterampilan

proses sains pada sub materi klasifikasi tumbuhan adalah hasil dari analisis

angket kebutuhan LKS oleh guru dan siswa serta analisis LKS. Tahapan

yang dilakukan dalam tahap perencanaan dan pengembangan adalah

penyusunan desain produk awal dan validasi desain serta revisi desain.

a. Perencanaan LKS berbasis KPS

Langkah yang dilakukan dalam perencanaan pengembangan LKS

berbasis KPS yaitu dengan menyusunan desain produk awal

langkah-langkahnya yaitu:

1) Merancang perangkat pembelajaran (RPP), hal ini bertujuan untuk

menentukan tujuan apa saja yang akan dicapai dari materi yang

akan disampaikan melalui LKS tersebut.

2) Membuat draf LKS, pada tahapan ini menentukan

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang akan

dilatih, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan

dalam LKS.

b. Pengembangan LKS berbasis KPS

Pengembangan LKS berbasis KPS ini dilakukan setelah rancangan awal

selesai, pada tahapan ini yang akan dilakukan adalah pembuatan

identitas LKS (judul, tujuan, dan sebagainya), petunjuk pengisian LKS,

(43)

26

yang tepat sesuai judul, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian

dari LKS. Kemudian LKS yang telah dikembangkan divalidasi oleh

beberapa ahli yaitu ahli materi, desain, bahasa, dan praktisi.

1. Validasi produk dan revisi produk

Tahapan ini dilakukan setelah penyususnan LKS selesai dilakukan

yang kemudian LKS ini akan di validasi oleh ahli materi, bahasa,

desain, dan ahli praktisi.

a) Validasi ahli pada aspek kesesuaian materi

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui

kesesuaian isi LKS dengan kompetensi dasar, indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, dan kesesuaian kegiatan

dalam LKS yang mampu mengakomodasi KPS siswa. Hasil dari

validasi kesesuaian isi dijadikan sebagai masukan dalam

pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan proses

sains. Dalam melaksanakan validasi ahli materi, peneliti memilih

dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi

angket dan dapat menjawab dengan tepat, memahami rencana

pelaksanaan pembelajaran biologi SMP, memahami materi

biologi SMP serta merupakan civitas akademika yang memilik latar belakang pendidikan biologi (Lampiran 6).

b) Validasi ahli aspek bahasa

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui

bahwa LKS berbasis KPS ini menggunakan bahasa yang sesuai.

(44)

27

EYD, penyusunan kalimat pertanyaan, font huruf, dan keserasian besarnya huruf pada gambar/grafik/tabel. Dalam melaksanakan

validasi ahli desain, peneliti memilih dosen dengan beberapa

kriteria diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat

menjawab dengan tepat, civitas akademika yang mengajar matakuliah yang linier dengan teknologi pendidikan (Lampiran

7).

c) Validasi ahli desain

Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui

bahwa desain pada LKS berbasis KPS ini sesuai susunannya dan

menarik. Format susunan terdiri dari judul, tujuan, petunjuk

pengerjaan, kolom identitas siswa, ruang yang cukup untuk

menulis dan menggambar, serta mencantumkan alat, bahan, dan

prosedur percobaan apabila melakukan percobaan. Sedangkan,

format kemenarikan meliputi keteraturan tata letak bagian-bagian

LKS, keserasian penggunaan, variasi jenis dan ukuran font, dan

penggunaan gambar yang bagus, baik pada cover LKS maupun di dalam LKS. Hasil dari validasi ini dijadikan sebagai masukan

dalam pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan

proses sains. Dalam melaksankan validasi ahli bahasa, peneliti

memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu

memahami isi angket dan dapat menjwab dengan tepat,

(45)

28

civitas akademika yang mengajar mata kuliah dalam bidang bahasa (Lampiran 8).

d) Uji praktisi

Uji praktisi dilakukan untuk mengetahui keseuaian isi materi,

tampilan serta kemenarikan LKS berbasis KPS dengan

menggunakan angket (Lampiran 9). Dalam melaksanakan uji

praktisi, peneliti memilih guru dengan beberapa kriteria

diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab

dengan tepat, memahami materi selain itu guru yang dipilih

sebagai responden adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPA

yang memiliki latar belakang pendidikan IPA. Hasil uji yang telah

dilakukan kemudian disempurnakan sesuai rekomendasi

perbaikan untuk validasi.

Lembar validasi uji ahli isi/ materi, bahasa, desain, dan uji

praktisi memiliki pilihan jawaban Ya dan Tidak. Pada setiap

pertanyaan angket yang dijawab dengan “Ya” berarti LKS

berbasis KPS tidak memerlukan perbaikan dan setiap pertanyaan

angket yang dijawab dengan “Tidak” berarti LKS berbasis KPS

pada bagian yang disebutkan dalam pertanyaan angket harus

diperbaiki sesuai saran yang diberikan. Setelah LKS divalidasi,

rancangan produk tersebut direvisi sesuai saran yang diberikan

oleh ahli, yang kemudian produk hasil revisi dapat diuji coba

(46)

29

3. Evaluasi Produk

Tahapan evaluasi produk ini meliputi uji coba produk secara terbatas dan

revisi setelah iju coba produk secara terbatas dilakukan.

a. Uji coba produk secara terbatas

Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains klasifikasi

tumbuhan yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, maka

dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMP Pembangunan

Kalianda. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa LKS

berbasis KPS yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan

proses sains siswa.

Adapun langkah-langkah pada uji coba terbatas adalah:

1) Kelas Eksperimen

Skenario Pembelajaran

Sintak KPS Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 20 menit. Pada materi klasifikasi tumbuhan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi.

Apersepsi :

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

menyajikan gambar tumbuhan tomat. Kemudian guru memberikan pertanyaan

“apakah kalian tahu

persamaan dari tanaman

tomat dan terung?”

Motivasi :

Dengan mempelajari meteri ini kita dapat

Mengkondisikan dan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.

Memperhatikan

(47)

30

mengelompokkan tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar kita, serta memudahkan kita dalam mempelajarinya. Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.

penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin.

Siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan proses sains kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa. Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.

Membimbing siswa mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS berbasis KPS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Membimbing siswa

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.

Menerima LKS berbasis KPS dengan tertib dan toleransi.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS berbasis KPS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah.

Bekerja sama dan

(48)

31

bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.

b. Elaborasi

Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan di depan siswa lainnya.

Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS berbasis KPS didepan siswa lainnya. pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.

c. Konfirmasi

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas. dengan kerja keras, toleransi dan komunikatif. Mendengarkan pengarahan guru.

Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan

komunikatif.

Memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi Mengajukan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum

dipahami. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Mengumpulkan LKS berbasis KPS dengan tertib.

informasi siswa.

Memberikan kesimpulan.

Kegiatan Penutup

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari

pembelajaran yang telah

Memperhatikan penjelasan guru.

Memperhatikan penjelasan guru.

(49)

32

dilakukan

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan penjelasan guru.

2) Kelas kontrol

Skenario Pembelajaran Waktu

(menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 20 menit. Pada materi klasifikasi tumbuhan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi. Apersepsi :

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar tumbuhan tomat. Kemudian guru

memberikan pertanyaan “apakah

kalian tahu persamaan dari

tanaman tomat dan terung?”

Motivasi :

Dengan mempelajari meteri ini kita dapat mengelompokkan tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar kita, serta memudahkan kita dalam mempelajarinya.

Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Memperhatikan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.

Memperhatikan penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.

Memperhatikan penjelasan guru.

20

Kegiatan Inti d. Eksplorasi

Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari

sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis

Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.

(50)

33

kelamin.

Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa. Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS. Membimbing siswa mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Membimbing siswa bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS.

e. Elaborasi

Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk

dipresentasikan di depan siswa lainnya.

Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS didepan siswa lainnya.

Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.

f. Konfirmasi

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi. Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

Menerima LKS dengan tertib dan toleransi.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mengamati berbagai macam tumbuhan pada gambar dalam LKS dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah.

Bekerja sama dan berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan bersahabat/komunikatif.

Mendengarkan pengarahan guru.

Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan

bersahabat/komunikatif. Memperhatikan dan

mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi.

Mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapat.

Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat

menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

(51)

34

Meminta siswa mengumpulkan LKS

Kegiatan Penutup

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

b. Revisi produk setelah uji coba terbatas

Hasil uji coba kemudian direvisi dan disempurnakan. Revisi dilakukan

berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu hasil uji

kesesuaian isi dan hasil uji aspek format penyusunan yang dinilai guru

serta respon tanggapan siswa terhadap LKS hasil pengembangan.

Selanjutnya hasil revisi dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

Hasil revisi tersebut disebut produk akhir dari pengembangan LKS

berbasis keterampilan proses sains klasifikasi tumbuhan.

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa skor N-gain keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan postes. Kemudian dianalisis secara statistik melalui uji normalitas dan uji U dengan bantuan

(52)

35

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data analisis LKS guru dan penerbit, data

jawaban siswa di LKS terhadap keterampilan proses sains siswa, dan

angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data N-gain KPS siswa

Data N-gain KPS siswa diperoleh dari nilai pretesdanpostes. Nilai pretes yang diambil pada pertemuan pertama dan kedua setiap kelas,

baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes juga diambil

diakhir pembelajaran pada pertemuan pertama kedua setiap kelas baik

eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa

lima soal uraian.

Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

100

X Y Z

Y X gain N

Keterangan : = Nilai rata-rata postes = Nilai rata-rata pretes Z = Skor maksimum

b. Data analisis LKS

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap

LKS guru dan pasaran berdasarkan pedoman kaidah penyusunan LKS

(53)

36

c. Data analisis jawaban siswa di LKS

Analisis jawaban siswa di LKS merupakan kegiatan menganalisis

jawaban siswa di LKS pada kelas kontrol dan di LKS pada kelas

eksperimen yang berbasis KPS untuk tiap pertanyaannya. Analisis

tersebut meliputi kesesuaian jawaban siswa dengan kunci jawaban LKS

yang dikembangkan.

d. Angket tanggapan siswa

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menyajikan

seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk ditanggapi.

Pada penelitian ini angket tanggapan siswa yang digunakan berupa

pertanyaan dengan jawaban tertutup yaitu “Sangat Menarik”,

“Menarik”, “Kurang Menarik”, dan “Tidak Menarik”. Masing-masing

pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat

kesesuaian LKS berbasis KPSbagi siswa (Lampiran 10).

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis LKS

Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis terhadap LKS dihitung

untuk melihat kesesuaian isi dan format serta indikator KPS yang terdapat

di LKS. Adapun cara menganalisi LKS yaitu:

Nilai = × 100

Angka tersebut kemudian dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan

kriteria dalam Tabel 1 (Djamarah dan Zain: 2002 dalam Nurmalasari,

(54)

37

Tabel 1. Kriteria penilaian LKS

No Kriteria Interval nilai 1. Sangat baik 81 – 100

2. Baik 61 – 80

3. Cukup baik 41 – 60 4. Kurang baik 21– 40 5. Sangat kurang baik 0-20

Selanjutnya, data setiap LKS dikumpulkan untuk ditarik kesimpulan

mengenai persentase untuk masing-masing indikator penilaian. Data yang

diolah kemudian dikategorikan lagi sesuai dengan yang dinyatakan oleh

Ali (1992: 184) dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria persentase seluruh LKS

No. Kriteria Persentase responden (%)

1. Tidak ada 0

2. Sebagian kecil 1-39

3. Hampir setengahnya 40-49

4. Setengahnya 50

5. Sebagian besar 51-75

6. Pada umumnya 76-99

7. Seluruhnya 100

2. Analisis skor angket respon siswa

Data yang diperoleh berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap

format penyusunan dan kesesuaian isi LKS berbasis KPS. Penskoran

jawaban angket terhadap LKS berbasis KPS dilakukan dengan cara:

1) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk

mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan pada angket.

2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan

untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecendrungan dari setiap

jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya siswa.

(55)

38

Tabel 3. Skor penilaian terhadap pilihan jawaban angket

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Menarik 4

Menarik 3

Kurang Menarik 2 Tidak Menarik 1 Sumber : Suyanto (dalam Dewantara 2015: 29)

4) menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

%Xin = (modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pertanyaan ke-i pada angket ∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan

ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-4) ∑Smaks= Jumlah seluruh responden

3. Teknik analisis skor jawaban siswa pada LKS dan hasil belajar a. Analisis skor jawaban siswa pada LKS

Jawaban yang akan diolah pada penelitian ini adalah kesesuaian

jawaban siswa di LKS dengan jawaban yang telah ditentukan oleh

peneliti. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data jawaban siswa

pada LKS berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara:

1) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk

mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan LKS.

2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat,

bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecendrungan

dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan LKS dan banyaknya

siswa.

3) Memberi skor jawaban siswa. Penskoran jawaban siswa dalam LKS

(56)

39

Tabel 4. penskoran jawaban siswa dalam LKS No. Kriteria Jawaban Skor

1. Sesuai 3

2. Kurang Sesuai 2

3. Tidak Sesuai 1

4) menghitung persentase jawaban LKS pada setiap pernyataan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

%Xin = (modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada LKS ∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan

ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-3) ∑Smaks = Jumlah seluruh responden

b. Analisis N-gain KPS siswa

N-gain KPS siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan program SPSS versi

17.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas

data, karena data tidak berdistribusi normal maka dianalisis

menggunakan uji Mann-Whitney U:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.0.

a) Hipotesis

H0= Sampel berdistribusi normal

H1= Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

(57)

40

2) Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesi

Ho= rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda signifikan

H1= rata-rata nilai kedua sampel berbeda signifikan

2. Kriteria uji

Jika Z hitung> -1,96 atau probabilitas>0,05 maka Ho diterima

Jika Z hitung< -1.96 atau probabilitas<0,05 maka Ho ditolak

(58)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian pengembangan LKS berbasis KPS kelas VII SMP

materi klasifikasi tumbuhan, maka peneliti menyimpulkan:

1. Karakteristik LKS berbasis KPS yang efektif mengembangkan KPS siswa

adalah:

a. Disusun secara sistematis dari judul, identitas siswa, standar isi,

petunjuk pengerjaan, alat dan bahan percobaan, prosedur percobaan,

tabel pengamatan, soal diskusi, dan kesimpulan.

b. Menggunakan tata bahasa sesuai dengan EYD, Menggunakan variasi

font jenis cambria yang menarik dan mudah dibaca dengan ukuran 12, menggunakan 1.5 spasi antara bagian soal pada LKS, dan

menampilkan gambar yang berwarrna yang dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

c. Materi dan kegiatan dalam LKS sesuai dengan KD dan tujuan

pembelajaran, serta gambar yang dicantumkan bermakna/bermanfaat

dalam menunjang penyampaian materi pembelajaran.

d. Mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan

mengamati, menginterpretasi data, mengelompokkan,

(59)

65

2. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap LKS berbasis KPS materi

klasifikasi tumbuhan hasil pengembangan sebesar 95% dengan kriteria

menarik-sangat menarik baik dari segi tampilan, kombinasi warna, desain,

bahasa, kemenarikan materi, dan kemenarikan bahan ajar.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi siswa disarankan agar bahan ajar ini digunakan sebagai salah satu

bahan ajar alternatif pada materi klasifikasi tumbuhan untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi guru yang ingin menggunakan LKS berbasis KPS materi klasifikasi

tumbuhan hendaknya mempersiapkan waktu yang lebih banyak agar siswa

dapat menyelesaikannya dengan tepat.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya

merencanakan penelitian dengan cepat dan tepat, serta meluangkan waktu

yang lebih banyak karena penelitian pengembangan membutuhkan waktu

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung. 254 hlm.

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.192 hlm. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.

Jakarta. 344 hlm.

Dimyati dan Mujiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

Dewantara, R.B. 2015. Pengembangan Animasi Flash dan Soal Interaktif Berbasis Power Point pada Materi sistem Pernapasan Manusia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 181 hlm.

Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Sinar Grafika. Jakarta. 240 hlm. Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.

Nurmalasari, M. 2012. Analisis Penulisan Outline Sebagai Hasil Belajar Metoda Penelitian Pendidikan Tata Boga. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 201 hlm.

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta. 183 hlm.

Permendiknas. 2006. No.22Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendiknas. Jakarta. 43 hlm.

Prastowo, A. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press. Jakarta. 419 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.

Gambar

Gambar 1. Alur Penelitian dan Pengembangan LKS klasifikasi tumbuhan
gambar dalam LKS
Tabel 1. Kriteria penilaian LKS
Tabel 3. Skor penilaian terhadap pilihan jawaban angket
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan program-program terhadap pencegahan perkawinan pada usia anak yang merupakan peran dari Dinas Pemberdayaan Perempuan

Sejak kebijakan tentang Perhutanan Sosial dan juga kebijakan tentang Kemitraan Konservasi pada kawasan-kawasan konservasi dicanangkan oleh pemerintah sebenarnya dapat menjadi

Dan oleh sebab itu kegiatan ekstrakurikuler ini sangat lah diharapkan kerjasama antar orang tua setiap siswa, guru, masyarakat dan juga pemerintah, agar kegiatan ini

Perlu kita ketahui bahwa bekerja dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak seperti seorang juru

Di mana posisi pelanggar menurut tingkat pendidikan secara berturut-turut masih didominasi pelajar SMA sebanyak 24.098, SMP sebanyak 17.122 dan mahasiswa sebanyak 8.704 dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran jarak jauh dalam rangka membentuk keterampilan metakognitif

Pada tabel observasi peserta didik, terdapat 13 aspek aktivitas peserta didik yang akan dinilai oleh observer. Dari 13 aspek aktivitas peserta didik yang

lain, caranya, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pendidikan agama yang sesuai dengan agamanya.” Adapun, semua sekolah Hindu