ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG LISTING
DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE 2009-2013
Oleh
ESTER OKTALYA SIMBOLON
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham sektor perbankan yang listing dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013. Harga saham adalah harga suatu saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Pengaruh profitabilitas dilihat melalui rasio return on equity. Pengaruh solvabilitas dilihat dari nilai debt to equity ratio.
Objek penelitian yang dipilih adalah perusahaan-perusahaan sektor perbankan yang listing pada Indeks LQ 45 periode Februari 2009 – Agustus 2013.
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan sektor perbankan. Data diperoleh
berdasarkan publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t statistik untuk menguji secara parsial serta uji F statistik untuk menguji secara simultan dengan tingkat kepercayaan 5%.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial variabel return on equity dan
debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga sahampada level signifikan kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,00. Variabel return on equity
berpengaruh positif sedangkan debt to equity ratio berpengaruh negatif. Secara simultan return on equity dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada level signifikan kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,00.
Kemampuan prediksi dari kedua variabel tersebut terhadap harga saham
Ester Oktalya Simbolon
34,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.
Kata Kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Return on Equity, Debt to Equity Ratio
PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS
TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN
YANG
LISTING
DALAM INDEKS LQ 45
PERIODE 2009-2013
Oleh
ESTER OKTALYA Br SIMBOLON
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama Ester Oktalya Simbolon dilahirkan di Bandar Lampung
pada tanggal 12 Oktober 1993, merupakan anak keempat (bungsu) dari empat
bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak T. Edi Simbolon (Alm) dan Ibu R.
Sinurat.
Pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu pendidikan Taman Kanak-Kanak di
TK Xaverius 1 Teluk Betung Bandar Lampung pada tahun 1998-1999, Sekolah
Dasar di SD Xaverius 1 Teluk Betung Bandar Lampung pada tahun 1999-2005,
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Xaverius 1 Teluk Betung Bandar
Lampung pada tahun 2005-2008, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA
Xaverius Bandar Lampung pada tahun 2008-2011.
Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur Ujian Mandiri
(UM). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi anggota Economic
English Club (EEC) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada
tahun 2014, Penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banding Kecamatan Rajabasa Kabupaten
i Tiada kata yang lebih indah dibandingkan ucapan rasa syukur kepada
Tuhan Yesus, kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Ibuku yang menjadi alasan dan motivasiku untuk segera menyelesaikan pendidikanku dan menjadi pribadi yang berguna dan sukses, serta atas
setiap pengorbanannya baik moril maupun materil, kasih sayang yang tidak terhingga, serta doa yang tulus selalu diucapkan demi
keberhasilanku.
Kakak dan Abangku yang selalu memberikan semangat, doa, motivasi serta mendoakan keberhasilanku.
Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil serta mendoakan keberhasilanku.
Serta untuk sahabat-sahabatku dan teman-teman semua yang telah saling mendukung dan membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.
MOTO
“
Prayer is a free call to God, no network or battery problems, always good signal and all messages are sent. Make prayer a habbit!”.– The Bible
“Don’t ever let someone tell you that you can’t do something. Not even me. You got a dream.
You gotta protect it”.
– The Pursuit of Happiness
”Don’t let negative and toxic people rent space in your head. Raise the rent and kick them
out”! - Unknown
“Before you give up, think about why you held on for so long”.
- Goodquotes
“Remember, that dreams don’t work unless you do”.
ii SANWACANA
Puji Tuhan, tiada kata yang lebih indah kecuali ucapan rasa syukur atas kasih dan
karunia Tuhan Yesus Kristus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga
Saham Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013”. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan serta
petunjuk dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Utama atas
kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik
iii 5. Bapak Ahmad Faisol, S.E., M.M., selaku Pembimbing Pendamping atas
kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi, atas
kesediannya dalam memberikan pengarahan dan pengetahuan dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Dariyus, S.E., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya
selama ini dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses
kuliah.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya
serta membimbing penulis selama masa kuliah.
9. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah membantu penulis dalam segala proses administrasi.
10. Kedua orangtuaku tercinta, Ayah T. Edi Simbolon (Alm) dan Ibu R. Sinurat
atas kasih sayang, motivasi, pengorbanan, perhatian, cinta kasih, dan doa
yang telah diberikan demi kesuksesan penulis.
11. Kakak dan Abangku, Tetti Juliana, Roynaldo Junedi, Ayusandi dan
Bihelman atas cinta, kasih sayang, semangat, dan motivasinya.
12. Sahabat-sahabat tercinta, Jessi Trianka, Nadia Yulinda, Ira Anggini, Irma
Ervita dan Salsabila Firdausia atas doa, bantuan, dukungan, dan motivasi
yang telah diberikan kepada penulis selama proses pengerjaan dan
penyelesaian skripsi serta pelaksanaan seminar dan ujian kompre.
13. Teman-teman seperjuangan, Annisa, Mega Nanda, Ria, Wayan, Ossy, Kiki,
iv Dias, Vina, Bianda, Ari Ade, Yufita, Ujang, Arif, Sabar, Adji Madya, Faris,
Nuzirwan, Jhonny, Winda, Gita, Surya, Ichsan, Triwansyah, Ratu, Oyen,
Fidiya, Dina, Neva, Yaya, Yulius, Kabul, Miranda, Dona, Kak Belinda, Kak
Intan dan Kak Ria. serta seluruh teman-temanku angkatan Manajemen 2011
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
14. Teman-teman yang berjuang bersama dalam menyelesaikan KKN di Desa
Banding, Lampung Selatan, Teteh Evie, Mba Elly, Fetia dan Eko, atas
motivasi dan dukungannya.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
semoga kekurangan ini menjadi penyemangat untuk terus memperbaiki diri.
Sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.
Bandar Lampung, Maret 2015
Penulis
v DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………. viii
DAFTAR GAMBAR ………. x
DAFTAR LAMPIRAN ………. xi
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ……….. 1
1.2.Perumusan Masalah ……….. 11
1.3.Tujuan Penelitian ……….. 11
1.4.Manfaat Penelitian ……….. 11
1.5.Kerangka Penelitian ……….. 12
1.6.Hipotesis Penelitian ……….. 14
II. LANDASAN TEORI 2.1. Saham ………... 15
2.1.1. Jenis-Jenis Saham ……….. 15
2.2. Harga Saham ……… 18
2.3. Penilaian Harga Saham ……… 19
2.4. Pengertian Bank ……… 21
2.5. Indeks LQ 45 ……… 21
2.6. Penggolongan Rasio Keuangan ………. 22
vii IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan Profitabilitas Perusahaan Sektor Perbankan …….. 43
4.1.1. Perkembangan Keuntungan Bersih Sektor Perbankan ……… 43
4.1.2. Perkembangan Return On Asset Sektor Perbankan ………… 46
4.1.3. Perkembangan Return On Equity Sektor Perbankan ……….. 49
4.2. Perkembangan Solvabilitas Perusahaan Sektor Perbankan ……….. 52
4.2.1. Perkembangan Debt to Asset Ratio Sektor Perbankan ……… 53
4.2.2. Perkembangan Debt to Equity RatioSektor Perbankan ……. 56
4.2.3. Perkembangan Time Interest Earned Ratio Sektor Perbankan.. 59
4.3. Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan ……… 62
4.4. Hasil Analisis Regresi Berganda ……… 66
4.5. Hasil Uji F ……… 68
4.6. Hasil Uji t ……… 68
4.7. Hasil Koefisien Determinasi ……… 69
4.8. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham ………... 70
4.9. Analisis Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham ………… 71
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ……… 72
5.2. Saran ……… 74
DAFTAR PUSTAKA
v DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Daftar Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun
2009-2013 ………... 2
1.2. Laba Bersih Perusahaan Sektor Perbankan Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ………... 5
1.3. Harga Saham Penutupan Tahunan Sektor Perbankan Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ………...………... 6
1.4. Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ………... 8
1.5. Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ……… 9
3.1. Daftar Sampel Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………... 32
3.2. Definisi Operasional Variabel ………... 33
3.3. Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ………. 36
3.5. Uji Multikolinearitas ………... 37
3.6. Uji Durbin-Watson ……… 39
vi 4.2.Perkembangan Return On Asset Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing
Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………...……… 47
4.3.Perkembangan Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………. 50
4.4.Perkembangan Debt to Asset Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………... 54
4.5. Perkembangan Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ..…... 57
4.6.Perkembangan Time Interest Earned Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ... 60
4.7.Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ……….. 63
4.8. Hasil Analisis Regresi Berganda ……… 66
4.9.Hasil Uji F Statistik ……… 68
4.10. Hasil Uji t Statistik ……… 69
v DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Penelitian
Lampiran 2 Data Net Profit Margin Perusahaan Sektor Perbankan
Lampiran 3 Data Return On Asset Perusahaan Sektor Perbankan
Lampiran 4 Data Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan
Lampiran 5 Data Debt to Asset Ratio Perusahaan Sektor Perbankan
Lampiran 6 Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan
Lampiran 7 Data Time Interest Earned Ratio Perusahaan Sektor Perbankan
Lampiran 8 Data Harga Saham (Closing Price) Perusahaan Sektor Perbankan
Lampiran 9 Hasil Uji Durbin-Watson dan R Square
Lampiran 10 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov
Lampiran 11 Grafik Normal Probability Plot
Lampiran 12 Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedasitas
Lampiran 14 Hasil Uji Regresi Berganda
Lampiran 15 Hasil Uji F
v DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Kerangka Penelitian ………... 14
3.4. Grafik Normal Probability Plot ………... 36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indeks LQ 45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri
dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa
kriteria pemilihan. Indeks LQ 45 sebagai salah satu indikator indeks saham di BEI
yang dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan
saham. Diantara saham – saham yang ada di pasar modal Indonesia, saham LQ 45
yang ada di Bursa Efek Indonesia merupakan banyak diminati oleh para investor.
Hal ini dikarenakan saham LQ 45 memiliki kapitalisasi tinggi serta frekuensi
perdagangan yang tinggi sehingga prospek pertumbuhan dan kondisi keuangan
saham baik. Menariknya indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih
setelah melalui beberapa kriteria pemilihan dari saham-saham dengan likuiditas
tinggi. Salah satu sub sektor yang masuk dalam indeks LQ 45 pada tahun
2009-2013 adalah sektor perbankan yang berjumlah 11 perusahaan. Namun setelah
melalui beberapa kriteria tertentu, terpilihlah 10 perusahaan perbankan yang di
2
Tabel 1.1 Daftar Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013
Bank Umum Milik Negara Bank Umum Milik Swasta
Bank Rakyat Indonesia
Sektor industri perbankan merupakan salah satu industri yang cukup digemari
oleh investor di Bursa Efek Indonesia. Dikarenakan profil perusahaan perbankan
dianggap sebagai profil perusahaan yang bergengsi dan dianggap sebagai
perusahaan yang credible karena peraturan operasi perbankan yang sangat ketat
diatur oleh Bank Sentral, dan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat
penting peranannya dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutama dalam
menghadapi era pasar bebas dan globaliasi, baik sebagai perantara antara sektor
defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang dalam hal
ini masih dibebankan pada bank – bank pemerintah. Bank merupakan perusahan
jasa yang menyediakan jasa keuangan kepada seluruh masyarakat. Bank
mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas
pembayaran, serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
Menariknya perbankan memiliki beberapa macam jenis bank antara lain, jenis
3
bank berdasarkan kepemilikannya yaitu, bank milik pemerintah, bank milik
swasta nasional, bank milik koperasi, bank milik campuran dan bank milik asing.
Jenis bank berdasarkan segi statusnya yaitu, bank devisa dan bank non devisa.
Jenis bank berdasarkan kegiatan operasionalnya yaitu, bank konvensional dan
bank syariah. Berdasarkan jenis dan peranan bank tersebut, maka negara
senantiasa berupaya agar lembaga perbankan selalu berada dalam kondisi yang
stabil, sehat dan aman. Kesehatan perbankan dan kestabilan sistem keuangannya
akan selalu dipantau oleh bank sentral Bank Indonesia. Kestabilan seperti inilah
yang membuat investor tertarik menanamkan modalnya di sektor perbankan.
Pemegang saham (investor) dalam melakukan investasi memerlukan beberapa
informasi penting tentang perusahaan. Hal ini berguna bagi pemegang saham
(investor) untuk memprediksi sejauh mana prestasi perusahaan dari saham yang
akan dipilih serta keuntungan optimal yang akan diperoleh. Selain itu juga
informasi tersebut membantu investor untuk meminimalisir resiko dalam
pengambilan keputusan.
Informasi yang dibutuhkan para pemegang saham (investor) dapat diperoleh
melalui penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan. Sesuai dengan
keputusan Ketua Bapepam No. Kep.38/PM/1996 yang mewajibkan para
perusahaan untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparasi
informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan.
Dengan begitu, pemegang saham (investor) lebih mudah mendapatkan informasi
4
Ditinjau dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai
prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan
untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
diisyaratkan investor. Salah satu indikator yang dilihat oleh investor saat ingin
berinvestasi adalah laba bersih perusahaan. Laba perusahaan merupakan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya yang menunjukkan nilai atau prospek perusahaan dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu, investor hanya akan menginvestasikan dananya kepada
perusahaan yang mempunyai reputasi baik. Perusahaan yang mempunyai reputasi
baik adalah perusahaan yang mampu meningkatkan laba perusahaan dan
memberikan dividen secara konstan kepada pemegang saham. Semakin
meningkatnya laba yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi pula harga
saham perusahaan tersebut. Berikut perkembangan daftar laba perusahaan
perbankan yang listing dalam LQ 45.
Tabel 1.2 menunjukkan rata-rata laba perusahaan perbankan meningkat tiap
tahunnya. Diantara 10 perusahaan tersebut, kenaikan laba tertinggi dimiliki oleh
Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp. 21.354.330, dan
penurunan laba terendah dimiliki oleh Bank International Indonesia Tbk, yaitu
5
Tabel 1.2. Laba Bersih Perusahaan Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 (dalam rupiah)
NO Kode Emiten
Laba Bersih
2009 2010 2011 2012 2013
1. BBRI 7.308.292 11.472.385 15.087.996 18.687.380 21.354.330
2. BMRI 7.155.464 9.218.298 12.695.885 16.043.618 18.829.934
3. BBNI 2.483.995 4.101.706 5.779.209 7.048.362 9.057.941
4. BBTN 490.453 915.938 1.118.661 1.363.962 1.562.161
5. BBCA 6.807.242 8.479.273 10.817.798 11.718.460 14.256.239
6. BDMN 1.532.533 2.883.486 3.402.209 4.117.148 4.159.320
7. BNGA 1.575.328 2.562.553 3.176.960 4.249.861 4.296.151
8. PNBN 915.298 1.257.925 2.053.115 2.278.335 2.454.475
9. BNII (40.969) 531.126 671.096 1.211.121 1.570.316
10. BBKP 362.191 492.761 741.478 834.719 934.622
Rata-rata 2.858.983 4.191.545 5.554.441 6.755.297 7.847.549 Sumber : Laporan Keuangan yang terdaftar di BEI
Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut
akan cenderung meningkatkan. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual
saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan (Pakarti
dan Anoraga, 2001).
Perusahaan perbankan di Indonesia dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari
6
meningkatnya harga saham. Berikut perkembangan harga saham pada beberapa
perusahaan sektor perbankan pada tahun 2009-2013 :
Tabel 1.3. Harga Saham Penutupan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 (dalam rupiah)
NO Kode Emiten
Saham LQ 45 merupakan saham yang aktif sehingga terus-menerus dapat
mengalami perubahan harga. Dapat diketahui dari Tabel 1.3, terjadi fluktuasi
harga saham penutupan dari tahun 2009-2013. Kenaikan harga saham tertinggi
terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 3763, sedangkan penurunan harga saham
7
Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti kinerja keuangan perusahaan, permintaan dan penawaran, tingkat
suku bunga, tingkat risiko, laju inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi pasar,
politik dan keamanan suatu negara. Walaupun demikian, kondisi dan kinerja
keuangan pada umumnya masih mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
pembentukan harga saham.
Kinerja operasional suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio
keuangan. Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio
profitabilitas dan rasio solvabilitas. Rasio Profitabilitas menggambarkan
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.
Apakah hasil dari operasional perusahaan yang telah dicapai pada periode ini
lebih menguntungkan dari tahun-tahun sebelumnya atau justru mengalami
kerugian. Adapun Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return on
equity (ROE). Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para
pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi (Lestari dan
Sugiharto, 2007). Berikut adalah data return on equity pada perusahaan sektor
perbankan yang tercantum dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013.
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa ROE Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2012
dan 2013 mengalami penurunan dari 28,80 menjadi 26,92 akan tetapi, harga
saham pada tahun tersebut justru mengalami peningkatan dari Rp.6950,00
menjadi Rp.7250,00. Hal tersebut menjelaskan bahwa, terdapat ketidaksesuaian
8
yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan
mempengaruhi harga saham”.
Tabel 1.4. Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013
No Nama Emiten ROE Sumber : Laporan keuangan tahunan perusahaan dan data diolah
Rasio solvabilitas menggambarkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva. Solvabilitas dapat diukur dengan Debt to equity ratio (DER) (Andarini,
2007). Berikut adalah data debt to equity ratio pada perusahaan sektor perbankan
yang tercantum dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013.
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan debt to equity ratio antar
perusahaan perbankan yang listing dalam Indeks LQ 45 tahun 2009 sampai
9
perbankan mengalami penurunan setiap tahunnya dari 9,474 menjadi 9,19 dan
menurun kembali menjadi 8,482 kemudian menurun menjadi 8,14 dan pada tahun
2013 kembali mengalami penurunan menjadi 7,96.
Tabel 1.5. Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan yang Listing dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013
No Nama Emiten DER Sumber : laporan keuangan tahunan perusahaan dan data diolah
Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula,
sehingga akan mempengaruhi harga saham (Ang, 1997). Akan tetapi kenyataan
yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ 45 periode
2009- 2013 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun
rasio-rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan
rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas
bertentangan dengan pernyataan (Ang, 1997 dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011)
10
seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja
perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa
rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan
perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan meningkat demikian
juga sebaliknya.
Adanya fenomena dari pergerakan harga saham yang terjadi pada perusahaan
perbankan, hal ini terlihat dari kinerja keuangan bank yang dilihat dari ROE
perusahaan yang pada kenyataanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar
(listing) di Indeks LQ 45 menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori yang ada,
pada Bank Tabungan Negara Tbk misalnya, terjadi peningkatan ROE pada tahun
2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 13,27 menjadi 13,52. Namun peningkatan ROE
pada tahun tersebut tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, bahkan harga
saham mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 1450,00 per lembar saham
menjadi Rp. 870,00 per lembar saham.
Fenomena dari uraian teori dan pernyataan sebelumnya tersebut dalam penelitian
ini akan dianalisa untuk dikaji lebih lanjut mengenai hubungan rasio keuangan
terhadap harga saham yang dimiliki. Banyaknya teori yang menyatakan bahwa
kondisi rasio keuangan yang baik, nantinya akan membawa pengaruh yang positif
terhadap kondisi keuangan perusahaan yang juga akan berpengaruh positif
terhadap harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji ulang sehingga apa yang
menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori yang
11
untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Profitabilitas dan
Solvabilitas Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013”.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham?
2. Apakah solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas dan
rasio solvabilitas terhadap harga saham sektor perbankan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang akurat dan beberapa
manfaat yaitu :
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan manajemen
untuk dijadikan bahan masukan untuk kemajuan perusahaan dan pertimbangan
dalam memutuskan untuk investasi.
12
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh rasio profitabilitas dan
rasio solvabilita terhadap harga saham pada sektor perbankan. Selain itu untuk
memberikan kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.
1.5 Kerangka Penelitian
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham tertentu. Dari informasi profitabilitas investor dapat melakukan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga saham. Dari sekian banyak
rasio keuangan, diambil beberapa rasio yang dinilai berkaitan secara signifikan
dengan harga saham menurut Mulyono (2000) dan Imron Rosyadi (2002), salah
satunya rasio profitabilitas yang diukur menggunakan Return on equity (ROE).
ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para
pemegang saham (Harahap, 2007). Angka tersebut menunjukkan seberapa baik
manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam
satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham,
sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya
ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan
tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu
13
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi (Harahap, 2004). Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total modal dengan total aktiva (Kasmir,
2008). Rasio ini menunjukan beberapa banyak utang yang digunakan membiayai
aset-aset perusahaan.
Hubungan rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham. Rasio
profitabilitas diukur menggunakan ROE. Menurut Riyadi (2006) rasio ini
menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi
para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para
pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE
akan menyebabkan kenaikan saham. Sedangkan rasio solvabilitas diukur
menggunakan DER. Semakin tinggi DER, maka risiko kebangkrutan perusahaan
semakin tinggi sehingga harga saham akan turun karena para investor
menganggap berinvestasi pada perusahaan tersebut akan sangat berisiko. Maka
14
Gambar 1.5 Kerangka Penelitian
1.6 Hipotesis
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham.
H2 : Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham Perusahaan Sektor
Perbankan
Rasio Keuangan
Profitabilitas Solvabilitas
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2008). Menurut Fred dan Copeland (1999) saham merupakan tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemiliknya.
2.1.1. Jenis-jenis Saham
Saham (share / stock) adalah salah satu instrumen pasar modal yang paling umum
16
(Hariyani dan Purnomo, 2010). Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang
atau badan usaha didalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Menurut Darmadji
Tjiptono dan Fakhruddin M. Hendy (2006), menjelaskan bahwa ada beberapa sudut
pandang untuk membedakan saham, yaitu :
1. Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas
A. Saham biasa (Common stock), merupakan saham yang memiliki hak klaim
berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi,
pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian
dividen dari penjualan aset perusahaan.
B. Saham preferen (Preferred stock), yaitu Saham preferen merupakan saham dengan
bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka
pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas
penjualan aset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham
biasa.
2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :
a. Saham atas unjuk (Bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara
hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai
17
b. Saham atas nama (Registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang
ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas :
a. Saham unggulan (Blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki
pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Saham pendapatan (Income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu
menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen
tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak memntingkan potensi
pertumbuhan harga saham.
c. Saham pertumbuhan (Growth stock), yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis
yang mempunyai reputasi tinggi.
d. Saham spekulatif (Speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa
secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti
adanya.
e. Saham siklikal (Cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
18
saham ini tetap lebih tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang
tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang
lebih tinggi di masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang
sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan
sehari-hari.
2.2. Harga Saham
Harga saham sebagai harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar antara
penjual dan pembeli saham, sehingga nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga
saham (Anoraga, 2001). Sedangkan market value perusahaan kaitannya dengan
laporan keuangan yang diuraikan oleh teori pasar efisien. Para pemodal tentunya
termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu instrument yang diinginkan,
dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai. Semakin tinggi
harga saham maka semakin tinggi juga kekayaan pemegang saham. Harga saham
dapat di bedakan menjadi beberapa macam (Anoraga, 2001) yaitu :
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan
arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai
19
b. Harga Perdana
Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi
(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham
emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi di sini tidak
lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di
pasar sekunder dan harga inilah yang benar–benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi
harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di
surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
2.3. Penilaian Harga Saham
Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham yang seharusnya
(nilai intrinsik), dilakukan oleh setiap analis dengan tujuan untuk memperoleh tingkat
pengembalian yang memuaskan. Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus
menerus mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat pengembalian di atas normal.
Hal ini disebabkan karena adanya faktor faktor yang memengaruhi harga saham.
20
menerapkan faktor-faktor tersebut ke dalam suatu gain dan citra yang lebih baik bagi
perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar
perusahaan. Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau
untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham
tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek, dan tanggungan risiko saham.
Sehubungan dengan uraian di atas, berikut beberapa pendekatan perhitungan harga
saham yang seharusnya (nilai intrinsik), selanjutnya diikuti dengan berbagai model
untuk penerapannya.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan
variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental juga
disebut analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam
menghitung nilai intrinsik saham. Analisis tersebut membandingkan nilai intrinsik
dengan harga pasarnya untuk menentukan apakah harga saham sudah mencerminkan
nilai intrinsiknya. Seseorang yang memakai pendekatan ini merupakan fundamentalis
/ ahli fundamental. (Sharpe, 2005).
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan
21
kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya dengan
menggunakan indikator-indikator teknik atau menggunakan analisis grafik. Analisis
ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi penjualan
saham untuk menentukan nilaisaham (Sharpe, 2005).
2.4. Pengertian Bank
Bank sebagai “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”
(Kasmir, 2003).
2.5. Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri dari
45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria
pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut juga
mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Untuk dapat masuk dalam pemilihan LQ45,
suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama. Menurut
Harianto dan Sudomo (1998) kriteria pemilihan saham untuk Indeks LQ45 yaitu
sebagai berikut:
a. Masuk dalam peringkat 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler
22
b. Penentuan peringkat berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama
12 bulan).
c. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimum 3 bulan.
d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah
hari perdagangan transaksi pasar reguler.
2.6. Penggolongan Rasio Keuangan
Penggolongan rasio keuangan menurut Sartono (2010) terdiri dari :
1)Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
2)Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
3)Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)
4)Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
5)Rasio Nilai Pasar (Market Ratios)
6) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratios)
2.7. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio rentabilitas, menurut (Moeljadi,
23
perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang
ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Rasio yang digunakan untuk
mengukur profitabilitas adalah sebagai berikut :
2.7.1. Net Profit Margin (NPM)
Rasio NPM ini diukur dengan membandingkan jumlah laba bersih dengan
pendapatan operasional bank (Merkusiwati, 2007). Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin tinggi pendapatan operasional dalam menghasilkan laba bersih.
Net profit margin, dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.7.2. Return On Asset (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi
perusahaan (Suad dan Enny, 2006). Karena hasil laba operasi yang ingin diukur,
maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Semakin besar ROA, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin
baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Return on asset,
dapat dirumuskan sebagai berikut:
24
2.7.3. Return On Equity (ROE)
ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan
(Lestari dan Sugiharto, 2007). ROE diukur dengan perbandingan antara laba
bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan
indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi
makin tinggi. Return on equity, dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.8. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008).
Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
25
2.8.1. Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to Asset Ratio (DAR)merupakan perbandingan antara total hutang
dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi
oleh aktiva. Debt to asset ratio menurut Sawir (2008) merupakan rasio yang
memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan
yang dimiliki. Debt to asset ratio, dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.8.2. Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio Ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk
utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus yang digunakan sebagai
berikut (Kasmir, 2008) :
26
2.8.3. Time Interest Earned Ratio (TIER)
Time interest earned ratio merupakan perbandingan antara laba bersih
sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang
mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang
jangka panjang. Sawir (2008) mengatakan bahwa rasio ini juga disebut
dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan
pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan
mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan
kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Time
interest earned ratio, dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.9. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham
Profitabilitas menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan menghasilkan laba.
Menurut (Tandelilin, 2001) bahwa besarnya tingkat pengembalian perusahaan dapat
dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi
maka tingkat pengembalian investasi perusahaan akan tinggi sehingga investor akan
tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut mengalami
kenaikan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Chrisna
27
kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi ROE berarti
semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. ROE mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan income berdasarkan modal tertentu. Kenaikan
ROE menandakan meningkatnya kinerja manajemen dalam mengelola sumber dana
yang ada untuk menghasilkan laba. Dengan adanya peningkatan laba bersih maka
nilai ROE akan meningkat pula sehingga para investor tertarik untuk membeli saham
tersebut maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan.
2.10. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman (Darsono dan Ashari, 2005). Semakin tinggi rasio, semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan
semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
Salah satu tolak ukur yang menunjukan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran
aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang mempunyai total aktiva yang besar
menunjukan perusahaan tersebut telah mencapai kemapanan. Investor akan
menganggap berinvestasi pada perusahaan yang besar memiliki resiko yang kecil,
sehingga banyak investor yang ingin memiliki saham perusahaan tersebut.
28
saham. Penelitian yang dilakukan oleh Agus (2011) Debt to Equity Ratio
berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham.
2.11. Penelitian Terdahulu
Hartono dan Parulian Sitohang (2008), meneliti tentang “Analisis Hubungan
Profitabilitas dengan Pergerakan Saham Pada Sektor Usaha Perbankan di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”. Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya ROE saja yang
memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham. Sedangkan rasio
lainnya yaitu rasio NPM dan ROA tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pergerakan harga saham.
Ika Hermawati (2008), meneliti tentang “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga
Saham Perusahaan Agroindustri Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM, EPS, ROE, ROA, dan OPM
berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan DER berpengaruh negatif
terhadap harga saham.
Gatiningsih (2009) menguji “Pengaruh dari Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap perusahaan makanan dan
29
Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) memiliki
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (Dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham, harga saham penutupan
(closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode 2009-2013 yang dinyatakan
dalam rupiah.
2. Variabel bebas ( Independent variable)
Variabel bebas adalah variabel-variabel yang diduga secara bebas berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan. Variabel-variabel tersebut adalah :
X1 = Return On Equity (ROE)
31
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Data
sekunder diperoleh dari informasi internet dan pengumpulan data dari situs-situs yang
berhubungan dengan objek penelitian, yaitu situs www.idx.co.id , Indonesian Capital
Market Dictionary (ICMD) dan www.duniainvestasi.com . Serta keterangan lain yang diperoleh dari studi pustaka dan penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Seluruh subjek yang di teliti (Narbuko, 2001). Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perbankan yang masuk ke dalam
kelompok indeks LQ 45 pada tahun 2009-2013 yang berjumlah 11 perusahaan.
3.3.2. Sampel
Sebagian subjek dari seluruh subjek yang di teliti (Narbuko, 2001). Pada penelitian
ini teknik sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling (pemilihan sampel bertujuan), yakni berdasarkan dengan kriteria tertentu.
Kriteria pemilihan sampel yang digunakan adalah :
32
b) Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam Indeks LQ 45 dari tahun
2009-2013.
c) Mempublikasikan data laporan keuangan setiap tahun pengamatan.
d) Perusahaan yang tercatat mempunyai data harga saham.
Berdasarkan kriteria di atas, sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 10
perusahaan.
Tabel 3.1. Daftar Sampel Perusahaan Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ45 Tahun 2009-2013
No Nama Perusahaan Kode Emiten
1 Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI
2 Bank Mandiri Tbk. BMRI
3 Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI 4 Bank Tabungan Negara Tbk. BBTN
5 Bank Central Asia Tbk. BBCA
6 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN
7 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA
8 Bank Bukopin Tbk. BBKP
9. Bank International Indonesia Tbk. BNII
10. Bank Panin Indonesia Tbk. PNBN
Sumber : Data sekunder, diolah
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
diukur. Untuk mempermudah dalam penganalisian maka tiap variabel akan
33
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Sumber : data diolah
3.5. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan
untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel
dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial.
Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metode ini mensyaratkan untuk
melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik.
3.6. Analisis Regresi Berganda
Uji regresi berganda ini bertujuan untuk memprediksi besarnya keterkaitan dengan
menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2002).
Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besar variabel tergantung
dengan menggunakan data variabel bebasnya. Untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini digunakan model berikut:
No Variabel Indikator Skala
1. Return On Equity ROE = Earning after tax
Total ekuitas
Rasio
2. Debt to Equity Ratio DER = Total hutang Total ekuitas
Rasio
34
Keterangan:
Y = Harga saham
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = ROE
X2 = DER
℮ = Residual (variabel kesalahan)
3.7. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan suatu pengujian
asumsi klasik agar model regresi menjadi suatu model yang lebih representatif. Uji
asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas data, uji
multikoloniearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang digunakan
35
3.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2005). Uji ini dapat menggunakan alat analisis One Sample
Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-Plot. Pedoman yang akan digunakan dalam
pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai sig < 0,05, maka distribusi data tidak normal
b. Jika nilai sig > 0,05, maka distribusi data normal
Selain itu, uji normalitas dilakukan dengan analisa grafik, dengan dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2005).
Hasil tabel 3.3 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah
0,656 menunjukkan level yang signifikan karena lebih besar dari 0,05 yaitu 0,783 >
0.05. Dapat disimpukan bahwa data terdistribusi secara normal. Selain itu normalitas
36
Tabel 3.3. Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1619,64806653
Most Extreme Differences
Absolute ,093 Positive ,093 Negative -,051
Kolmogorov-Smirnov Z ,656
Asymp. Sig. (2-tailed) ,783 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0
Gambar 3.7.1. Grafik Normal Probability Plot
Hasil uji dari gambar 3.7.1. grafik normal probability plot terlihat titik – titik
menyebar disekitar garis diagonal serta menyebarnya mengikuti arus garis diagonal.
37
variabel Y adalah searah (positif) dan linier. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.
3.7.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005). Jika terjadi
korelasi, maka terdapat problem multikoliniearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya
multikoliniearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance
Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang terbebas dari problem multikolinearitas
apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka data tersebut tidak ada
multikolinearitas (Ghozali, 2005). Hasil uji multikolinieritas terhadap data adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0
Hasil perhitungan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai tolerance profitabilitas sebesar
38
0,10. Begitu pula dengan nilai VIF profitabilitas sebesar 1,001 dan solvabilitas
sebesar 1,001 jadi nilai VIF dari kedua rasio tersebut menunjukkan lebih kecil dari
10. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua rasio tersebut bebas dari masalah
multikolinieritas yang berarti tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
3.7.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 (sebelumnya). Autokorelasi digunakan pada model regresi yang datanya time series
(Ghozali, 2005). Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi perlu digunakan uji Durbin-Waston, dimana
hipotesis yang akan diuji adalah:
1) Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2, berarti autokorelasi negatif.
Hasil uji autokorelasi pada Tabel 3.5. tersebut didapat hasil DW sebesar 1,964.
Angka D-W 1,964 terletak diantara -2 dan +2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi.
39
Tabel 3.5. Hasil Uji Durbin-Watson Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1,964
a. Predictors: (Constant), DER, ROE
b. Dependent Variable: Harga
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0
3.7.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedstisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain
dengan menggunakan grafik Scatteplot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola
tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2005).
Hasil uji heteroskedasitas pada Gambar 3.7 grafik scatterplot menunjukkan bahwa
titik – titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu baik di atas dan
di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
40
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0
Gambar 3.7.4. Grafik Scatterplot
3.8. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hubungan antar variabel, apakah ada
pegaruh yang signifikan atau tidak. Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, penulis
menetapkan dengan menggunakan uji signifikansi dan uji parameter. Maksudnya
untuk menguji tingkat signifikan maka harus dilakukan pengujian parameter dimulai
dengan penetapan hipotesis nol (Ho), yaitu suatu hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen dan dependen dan hipotesis
alternatif (Ha), yaitu suatu hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan
antara variabel independen dengan variabel independen. Secara statistik, pengujian
ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan nilai koefisien determinasi
41
3.8.1. Uji F
Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah keseluruhan variabel
independen mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap satu variabel
dependen. Menurut Ghozali (2005), dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan <
0,05 maka H0 ditolak, namun jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima.
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa model regresi linier variabel return on equity dan debt
to equity ratio secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga sahamkarena memiliki sig. < 0,05 yaitu sebesar 0,00.
3.8.2. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas
secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5% (Ghozali,
2005).
3.8.3. Koefisien Determinasi
Nilai R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Tetapi, karena R2 mengandung kelemahan
mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adalah adjusted R2
42
variabel independen ditambahkan ke dalam model. Nilai adjusted R² yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil penelitian mengenai pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga
saham pada sektor perbankan yang listing dalam Indeks LQ 45 periode
2009-2013, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan perbankan yang
terdaftar di LQ 45, dari sampel tersebut terdapat enam perusahaan
memiliki Profit Margin yang fluktuatif, dan empat perusahaan memiliki
Profit Margin yang naik setiap tahunnya.
2. Terdapat satu perusahaan memiliki Return On Asset yang menurun, lima
perusahaan memiliki Return On Asset yang fluktuatif, dan empat
perusahaan memiliki Return On Asset naik setiap tahunnya.
3. Terdapat dua perusahaan memiliki Return On Equity yang menurun, enam
perusahaan memiliki Return On Equity yang fluktuatif, dan dua
73
4. Terdapat dua perusahaan memiliki Debt to Asset Ratio yang menurun, dan
delapan perusahaan memiliki Debt to Asset Ratio yang fluktuatif setiap
tahunnya.
5. Terdapat tiga perusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang menurun,
dan tujuhperusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang fluktuatif setiap
tahunnya.
6. Terdapat empat perusahaan memiliki Time Interest Earned Ratio yang
meningkat, dan enam perusahaan memiliki Time Interest Earned Ratio
yang fluktuatif setiap tahunnya.
7. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) dan
Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dari nilai Uji F yang
menghasilkan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil
dari probabilitas signifikan yaitu 0,05 atau 5%.
8. Terdapat pengaruh positif signifikan antara profitabilitas terhadap harga
saham. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi ROE sebesar 302,957
dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini
dikarenakan perusahaan bisa meraih profit atau keuntungan yang bagus
disetiap periode, maka para investor tidak perlu mengkhawatirkan
perusahaan tersebut akan merugi atau bahkan bangkrut. Sehingga,
keuntungan yang didapat oleh perusahaan, dapat dinikmati juga oleh para
investor dan membuka kemungkinan datangnya investor baru lagi yang
ingin menanamkan modal pada perusahaan tersebut yang dapat
74
9. Terdapat pengaruh negatif signifikan antara solvabilitas terhadap harga
saham. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi sebesar -525,801
dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti signifikan. Ini disebabkan
karena tingginya beban yang ditanggung oleh perusahaan akan
mengurangi kemampuan modal perusahaan dalam menutupi hutangnya,
sehingga harga saham menurun.
10. Dilihat dari nilai koefisien determinasi ( ) menunjukkan profitabilitas
dan solvabilitas mampu menjelaskan harga saham sebesar sebesar 67,3%
dan sisanya 32,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
model penelitian ini.. Selain itu, sebesar 65,9% profitabilitas dan
solvabilitas mempengaruhi harga saham sementara sisanya 34,1%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian
ini.
5.2 Saran
Peneliti memberikan saran berdasarkan pada penelitian ini antara lain :
1. Bagi investor diharapkan lebih teliti mengamati perkembangan kinerja
perusahaan, terutama dalam hal kemampuan perusahaan menghasilkan
laba sebab dalam penelitian ini variabel return on equity berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, sehingga dalam berinvestasi dapat
memperoleh return yang diharapkan.
2. Bagi peneliti yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya
menggunakan model yang berbeda untuk mengukur harga saham atau
75
periode penelitian untuk membuktikan kembali hipotesis dalam skripsi ini,
serta hasil yang diperoleh mempunyai cakupan yang cukup luas dan akan
diperoleh hasil yang lebih akurat. Selain itu sebaiknya peneliti berikutnya
memperluas objek penelitian, agar hasil penelitian dapat diaplikasikan
untuk semua jenis perusahaan.
3. Bagi pihak mananajemen perusahaan yang ingin meningkatkan harga
sahamnya disarankan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan
pencapaian profitabilitas perusahaan agar dapat meningkatkan nilai dan
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.
Andarini, Diah. 2007. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko
Sistematis Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Skripsi. Universitas Gunadarma. Jakarta.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar:Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft. Anoraga, Panji dan Pakarti, Piji. 2001. Pasar Modal, Keberadaan dan
Manfaatnya Bagi Pembangunan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat, Cetakan ke sepuluh,Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Bastian, Idra., Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Buku Dua, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Dahlan Siamat, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhruddin. 2008. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi, Yogyakarta.
Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Fred, Weston, J. dan Thomas E. Copeland. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta.
Gatiningsih. 2009. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada