• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Hasil Penilaian Kinerja Terhadap Kebutuhan Pelatihan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Hasil Penilaian Kinerja Terhadap Kebutuhan Pelatihan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Binjai"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH HASIL PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEBUTUHAN PELATIHAN PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG BINJAI

OLEH

Tania S Sitanggang 110521139

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH HASIL PENILAIAN KINERJATERHADAP KEBUTUHAN PELATIHAN PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG BINJAI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hasil Penilaian Kinerja terhadap kebutuhan pelatihan pada PT. PLN (Persero) Cabang Binjai Penelitian ini merupakan penelitian survey eksplanasi dengan metode deskriptif,yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT PLN (Persero) Cabang Binjai. Sampel dalam penelitian ini adalah 51 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan populasi sasaran adalah karyawan yang telah bekerja selama 2 tahun. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, variabel yang diukur menggunakan skala likert. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier sederhana.

Uji statistik F menunjukkan bahwa variabel pemasaran relasional yang terdiri dari manfaat keuangan, manfaat sosial, dan ikatan struktural secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan kebutuhan pelatihan pada PT.PLN (persero) Cabang Binjai. Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square

sebesar 0,631 berarti 63,1% variabel kebutuhan pelatihan dapat dijelaskan oleh hasil penilaian kinerja, sedangkan sisanya 39,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF TRAINING NEEDS ASSESSMENT OF THE PT PLN (PERSERO) BRANCH BINJAI

This study aims to determine the effect of Performance Assessment of the training needs at. PLN (Persero) Branch Binjai.

This study is a survey research descriptive explanation of the method, the research is intended to gather information about the status of an existing symptoms are symptoms according to what state of existence at the time the study was conducted. The population in this study were employees of PT PLN (Persero) Branch Binjai. The sample in this study was 51 respondents. The sampling technique using purposive sampling method, the target population are employees who have worked for 2 years. Data were collected using questionnaires, variables measured using a Likert scale. Secondary data was obtained from books related to the study. Data analysis method used is descriptive analysis method and a simple linear regression analysis.

F statistical test showed that the relationship marketing variables consisting of financial benefits, social benefits, and structural bonding collectively equal positive and significant impact on the training needs of PT PLN (Persero) Branch Binjai. The coefficient of determination Adjusted R Square of 0.631 means that 63.1% variable can be explained by the training needs assessment of performance, while the remaining 39.8% can be explained by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan atas segala anugerah dan kasih

setiaNya yang Penulis rasakan sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyusunannya, Penulis tidak pernah lepas dari bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Komariah Pandia M.Si selaku Dosen Pembimbing saya yang

telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan

arahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dra. Lucy Anna M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

banyak membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan dalam

(5)

7. Seluruh Dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu saya Lasma Pasaribu dan Ayahanda tercinta saya Martimbang

Sitanggang yang telah memberikan segala upaya demi pendidikan saya

dan juga kepada saudara-saudara yang sangat saya sayangi.

9. Seluruh teman-teman mahasiswa manajemen Universitas Sumatera Utara

khususnya mahasiswa manajemen ekstensi stambuk 2011 dan pihak lain

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam pengulasan skripsi

ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti

selanjutnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara.

Medan, November 2013

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 PerumusanMasalah ... 7

1.3 TujuanPenelitian ... 7

1.4 ManfaatPenelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ..8

KerangkaTeori ... ..8

2.1.1 PengertianKinerja ... ..8

2.1.2 Faktor-faktor yang MempengaruhiKinerja ... ..9

2.1.3 PengertianPenilaianKinerja ... ..9

2.1.4 ManfaatdanKegunaanPenilaianKinerja………....11

2.1.5 TujuanPenilaianKinerja ... 12

2.1.6 Langkah-LangkahPenilaianKinerja ... 13

2.1.7 Dimensi-dimensidalamPenilaianKinerja ... 13

2.2 KebutuhanPelatihan ... 14

2.1.1 PengertianPelatihan ... 14

2.2.2 Jenis-JenisPelatihan... 16

2.2.3 ManfaatPelatihan... 17

2.2.4 Metode-MetodePelatihan ... 18

2.2.5 PengertianKebutuhanPelatihan ... 21

2.2.6 TujuanKebutuhanPelatihan ... 22

2.2.7 IdentifikasiKebutuhanPelatihan ... 23

2.3 PenelitianTerdahulu ... 24

2.4 KerangkaKonseptual ... 25

2.5Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 JenisPelatihan ... 27

3.2TempatdanWaktuPenelitian ... 27

3.3BatasanOperasional ... 27

3.4DefinisiVariabel ... 28

(7)

3.7 Jenis Data ... 31

3.8 MetodePengumpulan Data ... 32

3.9 UjiValiditasdanRealibilitas ... 32

3.10 TeknisAnalisis Data ... 38

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 GambaranUmum Perusahaan ... 41

4.1.1.Sejarah Perusahaan ... 41

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 42

4.1.3 Struktur Organisasi ... 43

4.1.4 UraianTugas ... 44

4.2 HasilPenelitian ... 50

4.2.1 AnalisisDeskriptifResponden ... 50

4.2.2 AnalisisDeskriptifVariabel ... 52

4.2.3 UjiAsumsiKlasik ... 62

4.2.4 AnalisisRegresi Linier Sederhana ... 67

4.2.5 PengujianHipotesis ... 69

4.3 Pembahasan ... 71

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(8)

DAFTAR TABEL

NO. TABEL JUDUL Halaman

1.1 PencapaianPemasanganListrikPrabayar (ListrikPintar)

(Persero) CabangBinjai ... 4

1.2 Data HasilPenilaianKinerjaKaryawanTahun 2012 s/d 2013… ... 5

3.1 DefinisiOperasionalVariabel ... 29

3.2 InstrumenSkalaLikert ... 30

3.3 Item-Total Statistic ... 33

3.4 HasilUjiValiditas ... 34

3.5 HasilUjiValiditasSetelahDihapus... 35

3.6 HasilUjiReliabilitas ... 37

3.7 Reliablity Statistic ... 38

4.1 KarakteristikRespondenBerdasarkanUmur ... 50

4.2 KarakteristikRespondenBerdasarkanJenisKelamin ... 51

4.3 KarakteristikRespondenBerdasarkanPendidikanTerakhir ... 51

4.4 DistribusiPendapatRespondenTerhadapVariabel HasilPenilaianKinerja ... 52

4.5 DistribusiPendapatRespondenTerhadapVariabel KebutuhanPelatihan ... 57

4.6 One-sample Kolmogorov-smirnov Test ... 64

4.7 Coefficients ... 66

4.8 Variables entered/removed ... 68

4.9 Coefficients ... 68

4.10 PengujianDeterminasi ... 69

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 25

4.1 Struktur Organisasi ... 43

4.2 Histogram ... 63

4.3 PendekatanGrafik ... 64

4.4 Scatter plot Heterokedastisitas ... 67

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ... 76

2 UjiValiditasdanReliabilitas ... 79

3 UjiAsumsiKlasik ... 82

4 AnalisisDeskriptif ... 84

(11)

ABSTRAK

PENGARUH HASIL PENILAIAN KINERJATERHADAP KEBUTUHAN PELATIHAN PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG BINJAI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hasil Penilaian Kinerja terhadap kebutuhan pelatihan pada PT. PLN (Persero) Cabang Binjai Penelitian ini merupakan penelitian survey eksplanasi dengan metode deskriptif,yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT PLN (Persero) Cabang Binjai. Sampel dalam penelitian ini adalah 51 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan populasi sasaran adalah karyawan yang telah bekerja selama 2 tahun. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, variabel yang diukur menggunakan skala likert. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier sederhana.

Uji statistik F menunjukkan bahwa variabel pemasaran relasional yang terdiri dari manfaat keuangan, manfaat sosial, dan ikatan struktural secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan kebutuhan pelatihan pada PT.PLN (persero) Cabang Binjai. Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square

sebesar 0,631 berarti 63,1% variabel kebutuhan pelatihan dapat dijelaskan oleh hasil penilaian kinerja, sedangkan sisanya 39,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

EFFECT OF TRAINING NEEDS ASSESSMENT OF THE PT PLN (PERSERO) BRANCH BINJAI

This study aims to determine the effect of Performance Assessment of the training needs at. PLN (Persero) Branch Binjai.

This study is a survey research descriptive explanation of the method, the research is intended to gather information about the status of an existing symptoms are symptoms according to what state of existence at the time the study was conducted. The population in this study were employees of PT PLN (Persero) Branch Binjai. The sample in this study was 51 respondents. The sampling technique using purposive sampling method, the target population are employees who have worked for 2 years. Data were collected using questionnaires, variables measured using a Likert scale. Secondary data was obtained from books related to the study. Data analysis method used is descriptive analysis method and a simple linear regression analysis.

F statistical test showed that the relationship marketing variables consisting of financial benefits, social benefits, and structural bonding collectively equal positive and significant impact on the training needs of PT PLN (Persero) Branch Binjai. The coefficient of determination Adjusted R Square of 0.631 means that 63.1% variable can be explained by the training needs assessment of performance, while the remaining 39.8% can be explained by other factors not examined in this study.

(13)

menunjukkan bahwa kinerja yang dicapai oleh PT.PLN (Persero) Cabang Binjai

tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan, dalam artian karyawan belum

mampu bekerja secara maksimal. Terbukti dari, tidak tercapainya target pada

bulan Februari, April, Juni, Juli, September, dan Oktober. Hal ini merupakan

akibat dari ketidak mampuan karyawan dalam bekerja.

Untuk mengetahui tingkat perkembangan kinerja karyawan PT.PLN

(Persero) Cabang Binjai, dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja yang dilakukan

oleh PT.PLN (Persero) Cabang Binjai terhadap kinerja karyawan secara

keseluruhan dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 1.2

Data Hasil Penilaian Kinerja Karyawan Tahun 2012-2013(Orang)

(14)

Penilaian Sangat Optimal

Potensial Perlu Penyesuaian

Buruk Karyawan

Sem I 2012

Nilai Sasaran Kinerja

10 47 40 5 102

Nilai Kompetensi

Individu

11 41 44 6 102

Kesimpulan Prestasi

12 37 45 8 102

Sem II 2012

Nilai Sasaran Kinerja

7 47 59 5 102

Nilai Kompetensi

Individu

2 40 54 6 102

Kesimpulan Prestasi

8 36 49 9 102

Sem 1 2013 Nilai Sasaran Kinerja

6 45 42 6 102

Nilai Kompetensi

Individu

4 39 52 7 102

Kesimpulan Prestasi

8 32 54 8 102

Sumber : Bagian SDM PT. PLN (Persero) Cabang Binjai, diolah(2013)

Keterangan Penilaian:

1. Penilaian Sangat Optimal dengan score 401-500 2. Penilaian Potensial dengan score 301-400

(15)

Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja karyawan PT.

PLN (Persero) Cabang Binjai mengalami penurunan pada kesimpulan prestasi

kerja karyawan sangat optimal tahun 2012 semester I dan II sebanyak 12 (dua

belas) orang menjadi 8 (delapan)orang dan semester I tahun 2013 tetap 8

(delapan) orang, kesimpulan karyawan potensial tahun 2012 semester I dan II

sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) orang menjadi 36 (tiga puluh enam)orang dan

semester I tahun 2013sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang . Kesimpulan karyawan

buruk mengalami peningkatan semester I dan semester II tahun 2012 sebanyak 8

(delapan) orang menjadi 9 (Sembilan) orang dan semester I tahun 2013 sebanyak

8 orang.

Penurunan hasil penilaian kinerja disebabkan oleh adanya ketidak

mampuan karyawan dalam bekerja, karyawan belum bisa bekerja secara

maksimal. Hal ini dapat dilihat dari tidak tercapainya target yang telah di tetapkan

oleh PT.PLN (Persero) Cabang Binjai. Dengan demikian PT.PLN (Persero)

Cabang Binjai perlu membuat suatu program pelatihan.Yang nantinya program

pelatihan tersebut dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan dalam

meningkatkan kemampuan dan keahlian yang diperlukan karyawan untuk bekerja.

Dengan adanya pelatihan diharapkan kesenjanagan yang timbul antara

kemampuan karyawan yang diharapkan oleh PT.PLN (Persero) Cabang Binjai

dengan kemampuan yang dimiliki karyawan dapat diatasi.

Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan kaitannya dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Apakah Ada pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap kebutuhan pelatihan pegawai pada PT. PLN (Persero) Cabang Binjai”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukaan penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap kebutuhan pelatihan

pada PT.PLN (Persero) Cabang Binjai.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi PT. PLN (Persero) Cabang Binjai untuk menyusun kebijakan dalam upaya melaksanakan pelatihan melalui penilaian kinerja pegawainya.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai penilaian kinerja dan kebutuhan pelatihan dibidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah karya ilmiah yang layak dipercaya dan juga dapat dijadikan langkah awal bagi penulisan karya ilmiah lain

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

(17)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan kaitannya dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Apakah Ada pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap kebutuhan pelatihan pegawai pada PT. PLN (Persero) Cabang Binjai”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukaan penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap kebutuhan pelatihan

pada PT.PLN (Persero) Cabang Binjai.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi PT. PLN (Persero) Cabang Binjai untuk menyusun kebijakan dalam upaya melaksanakan pelatihan melalui penilaian kinerja pegawainya.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai penilaian kinerja dan kebutuhan pelatihan dibidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah karya ilmiah yang layak dipercaya dan juga dapat dijadikan langkah awal bagi penulisan karya ilmiah lain

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

(18)

2.1.1 Pengertian Kinerja

Menurut Moeheriono (2012:65) Kinerja adalah Catatan tentang hasil-hasil

yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun

waktu tertentu. Kinerja suatu perusahaan sangat erat hubungannya dengan peran

dan fungsi manajemen dari perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan

untuk dapat menghasilkan suatu keuntungan merupakan suatu prestasi yang

dilakukan oleh pihak manajemen dalam mengelola perusahaannya secara baik dan

benar.

Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda(noun), maka

pengertian performance atau kinerja hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara

legal,tidak melanggar hokum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika

(Veitzhal dan Basri,2004:16)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja

adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan untuk

mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

(19)

1. Faktor Individu: Kemampuan, Keterampilan, Latar Belakang, keluarga dan

Pengalaman. Kemampuan dan keterampilan merupakan faktor yang paling

utama yang mempengaruhi kinerja individu.

2. Faktor Psikologis: Tingkat usaha yang dicurahkan karyawan yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan,meliputi Sikap, kehadiran, Kepuasan Kerja.

3. Faktor Organisasi atau Jabatan: Dukungan yang didapatkan karyawan dari

tempat karyawan itu bekerja, yang meliputi standar kerja, sistem penghargaan,

dan kepemimpinan.

2.1.3 Pengertian Penilaian Kinerja

Menurut Schuler (2006:3) Penilaian kinerja adalah mengacu pada suatu

sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi

sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat

ketidak hadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang

karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang

akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya

memperoleh manfaat.

Menurut Boone dan Kurztz (2007:432) Hasil Penilaian kinerja adalah

sebuah evaluasi terhadap kinerja dari pekerjaan karyawan, dengan cara

membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang diinginkan.

Menurut Dessler (2004:128) penilaian kinerja adalah kegiatan

memperbandingkan kinerja actual bawahan dengan standar-standar yang telah

ditetapkan. Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai prosedur yang meliputi:

(20)

2. Penilaian kinerja actual karyawan dalam hubungan dengan standar-standa yang

telah ditetapkan.

3. Memberi umpan balik kepada pegawai dengan tujuan memotivasi pegawai agar

meninggalkan prestasi yang buruk dan mempertahankan, bahkan meningkatkan

prestasi yang sudah baik.

Beberapa alasan penilaian kinerja, antara lain :

1. Memberikan informasi tentang dapat dilakukannya promosi dan penetapan gaji

karyawan.

2. Memberi suatu peluang bagi manajer dan bawahan untuk meninjau perilaku

yang berhubungan dengan kinerja karyawan.

Menurut pendapat Mathis dan Jaskson (2006:382) Penilaian Kinerja

adalah Hasil dari proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan

pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian

mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian penilaian kinerja

merupakan benang merah yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan

bahwa penilaian kinerja merupakan suatu sistem penilaian secara berkala terhadap

kinerja pegawai yang mendukung kesuksesan organisasi atau yang terkait dengan

pelaksanaan tugasnya. Proses penilaian dilakukan dengan membandingkan kinerja

pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan atau memperbandingkan kinerja

antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.

(21)

Menurut Werther dan Davis (2007:129) manfaat dan kegunaan penilaian

kinerja adalah :

1. Memperbaiki prestasi kerja.

Prestasi yang sudah baik harus ditingkatkan lagi dan prestasi yang buruk harus

segera diperbaiki.

2. Untuk dapat melakukan penyesuaian kompensasi.

Kompensasi tidak boleh statis, tetapi harus bersifat dinamis, yaitu dinamis

dalam pengertian menurut harga pasar dan kontingensi (dihubungkan dengan

prestasi pegawai masing-masing). Pembayaran akan memotivasi pegawai, jika

pembayaran tersebut sesuai dengan prestasi kerjanya.

3. Untuk bahan pertimbangan penempatan (promosi,dan transfer).

4. Untuk menetapkan kebutuhan latihan dan pengembangan melalui penilaian

prestasi kerja, kita dapat menetapkan materi latihan dan pengembangan.

5. Untuk membantu perencanaan dan pengembangan karier pegawai yang

sekarang bekerja di bidang X sebenarnya ahli dalam bidang Y, maka

sebenarnya pegawai tersebut dapat diarahkan untuk pekerjaan di bidang X.

6. Untuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses penempatan

staf (staffing process deficiencies). Dalam hal penetapan staf, misalnya menepatkan orang dari satu jabata ke jabatan lain, tetapi jika ternyata setelah

kita evaluasi prestasi kerja pegawai tersebut rendah, kita tidak boleh langsung

menyalahkan bahwa pegawai itu ‘tidak becus’, tetapi mungkin penempatannya

(22)

7. Untuk dapat dijadikan patokan dalam menganalisis informasi analisis jabatan.

Uraian jabatan belum tentu baik. Jadi dengan penilaian prestasi kerja, kita

dapat menganalisis uraian jabatan yang telah kita susun.

8. Mencegah adanya diskriminasi.

2.1.5 Tujuan Penilaian Kinerja.

Penilaian kinerja digunakan untuk berbagai tujuan dalam perusahaan.

Setiap perusahaan menekankan pada tujuan yang berbeda-beda dan perusahaan

lain dapat juga menekankan pada tujuan yang berbeda dengan sistem penilaian

yang sama. Keanekaragaman tujuan penilaian sering menggambarkan variasi

tujuan yang berbeda tentang penilaian kinerja. Tujuan penilaian kinerja atau

prestasi kerja karyawan menurut Werther dan Davis (2007:132) pada dasarnya

untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.

1. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.

2. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, dan kemudian menyetujui rencana itu jika ada hal-hal

yang berubah.

3. Pengembangan sumber daya manusia dalam kaitan dengan training atau latihan.

4. Meningkatkan motivasi kerja.

5. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi

tentang kemajuan kerja mereka.

6. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki

(23)

7. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja

8. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil

inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja.

9. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi

baik.

2.1.6 Langkah-langkah Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerjamenurut Werther dan Davis (2007: 130) terdiri dari tiga

langkah yaitu :

1. Memberi batasan pekerjaan, berarti memastikan bahwa penilai dan yang dinilai

sudah paham mengenai tugas dan standar kerja.

2. Menilai prestasi, berarti membandingkan prestasi aktual pegawai dengan

standar yang telah ditentukan.

3. Memberikan umpan balik (feed back) berarti prestasi pegawai dan kemajuaannya didiskusikan dan rencana pengembangan dibuat.

2.1.7 Dimensi-dimensi dalam penilaian kinerja

Menurut Werther dan Davis (1996:344) dimensi-dimensi yang digunakan

dalam penentuan jenis-jenis kriteria penilaian kinerja adalah People-based criteria, product based criteria,behaviour-based criteria.

1. People-based criteria dibuat berdasarkan dimensi kegunaan fungsional sehingga banyak digunakan untuk selection dan penentuan kompensasi.

Kriteria ini dibuat berdasarkan penilaian terhadap kemampuan pribadi,

(24)

2. Product-based criteria biasanya dianggap lebih baik daripada people based criteria. Kriteria ini didasarkan atas tujuan atau jenis output yang

ingin dicapai

3. Behaviour-based criteria mempunyai banyak aspek, bisa dari segi hukum, etika, normatif, atau teknis. Kriteria ini dibuat berdasarkan

perilaku-perilaku yang diharapkan sesuai dengan aspek-aspek tersebut.

2.2 Kebutuhan Pelatihan

2.2.1 Pengertian Pelatihan

Setiap perusahaan setelah melakukan perekrutan, tenaga kerja perlu

diberikan pelatihan supaya tenaga kerja tersebut tahu pekerjaan yang akan

dikerjakannya nanti dan dapat menjalankannya dengan baik, sedangkan bagi

pegawai lama pelatihan ini juga penting yang bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan tenaga kerja itu sendiri karena adanya tuntutan dari tugasnya dan

untuk mempersiapkan tenaga kerja itu untuk dipromosi.

Perusahaan yang menginginkan tenaga kerja bekerja lebih efektif dan

efisien tidak boleh sama sekali masalah pelatihan. Memang ada beberapa tenaga

kerja yang mampu memotivasi diri sendiri tanpa ada campur tangan perusahaan

tetapi pada prakteknya jumlah tenaga kerja seperti ini hanya sebagian kecil saja

(25)

semaksimal mungkin sehingga diharapkan tenaga kerja itu dapat bekerja secara

efektif dan efisien

Untuk lebih jelasnya penulis mengutip beberapa pendapat yang

dikemukakan oleh Simanjuntak (2005:132) mendefinisikan pelatihan merupakan

bagian dari investasi SDM (human Investmen) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai.

Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan

kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu relative pendek, untuk membekali

seseorang dengan keterampilan kerja.

Menurut Ruky (2006:163) Pelatihan didefinisikan sebagai “ usaha untuk

meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang

dan dalam pekerjaan lain yang terkait dengan yang sekarang dijabatnya, baik

secara individu maupun sebagai bagian dari sebuah team kerja.”

Kemudian pengertian pelatihan yang lain dikemukakan oleh Ivancevich

(2008:68) mengemukakan Pelatihan (training) adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha

meningkatkan kinerja organisasi.

Sedangkan menurut Dessler (2009:135) Pelatihan adalah Proses

mengajarjan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang

mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan

salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia

(26)

pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan

lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

2.2.2 Jenis – Jenis Pelatihan

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:203) jenis-jenis pelatihan dapat dibagi

menjadi empat bagian yaitu:

1. Pelatihan sebelum penempatan (Pre-employment Trainig)

Pelatihan sebelum penempatan berhubungan dengan macam dan jumlah

pelajaran yang diperlukan oleh tenaga kerja yang tidak berpengalaman sebelum

mereka masuk keperusahaan.Pelatihan ini biasanya diberikan oleh

lembaga-lembaga pendidikan diluar perusahaan seperti perguruan tinggi,

universitas-universitas,sekolah-sekolahdan kursus-kursus korespondensi Pelatihan ini

bersifat teoritis berbeda dengan pelatihan yang lainnya yang bersifat praktis.

Pelatihan ini berusaha mengembangkan seni berfikir dan menggunakan akal.

2. Pelatihan Induksi (Induction Training)

Tujuan pelatihan ini adalah melengkapi pegawai baru dengan keterangan dan

informasi yang dibutuhkan untuk pengetahuan dan pengertian yang lengkap

tentang praktek dan prosedur perusahaan. Termasuk dalam pelatihan induksi

ini adalah mengucapkan selamat datang atau menyambut baik tenaga kerja

yang baru, menjelaskan ketentuan dan keterangan yang berlaku,

memperkenalkannya dengan kesejahteraan sosial tenaga kerja dan

memberitahukan kepadanya apa yang diharapkan dari dia sebagai tenaga kerja

(27)

Pelatihan ini bermaksud membentuk kecakapan tenaga kerja yang diperlukan

untuk suatu pekerjaan tertentu. Pelatihan ini berusahan mengisi celah antara

kemampuan yang dapat diberikan oleh tenaga kerja dan kemampuan yang

diperlukan oleh pekerjaan. Pelatihan ini dilaksanakan karena tuntutan

pekerjaan, jabatan, perluasan perusahaan, penggantian mesin lama dengan

mesin baru, pembaharuan metode kerja serta persiapan untuk promosi atau

dengan kata lain tenaga kerja dipersiapkan untuk naik dalam suatu jenjang

jabatan tertentu. Jelasnya pelatihan ini diberikan agar tenaga kerja semakin

memahami technical skill, human skill, conceptual skill, dan managerial skill,

supaya prestasi kerjanya semakin meningkat.

4. Pelatihan Penyelia/ Pengawas (Supervisory Training)

Pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan keterangan dan

informasi yang berhubungan dengan teori dan penerapan praktis mengenai

teknik-teknik penyelia/pengawas. Pelatihan ini dianggap paling penting karena

sangat diperlukan oleh setiap manajemen (http://teorionline.wordpress.com

/2010/06/27/pelatihan-sdm/) 2.2.3 Manfaat Pelatihan

Dalam membuat program pelatihan bagi tenaga kerja tentu harus ada

manfaat yang akan dicapai oleh perusahaan sehingga tujuan pelatihan itu menjadi

lebih jelas dan nyata

Beberapa manfaat nyata yang dihubungkan dengan program pelatihan

menurut Simamora (2004:278) menyatakan manfaat pelatihan itu adalah:

(28)

2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai

standar kinerja yang dapat diterima

3. Menciptakan sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan

4. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia

5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja

6.Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka

Dengan demikian dengan mengadakan pelatihan akan mengurangi

perputaran tenaga kerja dan membantu tenaga kerja menjadi lebih produktif, juga

membantu tenaga kerja dalam menghindari kesalahan-kesalahan sehingga dapat

melaksanakan pekerjaan dengan leih baik.

2.2.4 Metode-metode Pelatihan

Setelah merumuskan manfaat pelatihan maka akan dilakukan pemilihan

metode pelatihan dan metode yang biasa dipakai menurut henri dalam

Adalah bentuk pelatihan yang dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan

membingbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya (http://teorionline.wordpress.com/2010/06/27/pelatihan-sdm/)

adalah:

1. On-the-job-Training

a. Latihan Instruksi Pekerjaan (Job Instruction Training)

Adalah pelatihan dimana ditentuan seseorang (biasanya manajer atau

supervisor) yang bertindak seagai pelatih untuk mengintruksikan bagaimana

melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja.

(29)

tidak terencana, misalnya bagaimana melakukan pekerjaan, bagaimana

memecahkan masalah.

c. Rotasi Jabatan (Job Rotation)

Adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara menugaskan

pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian yang

berbeda dengan organisasi untuk menambah pengetahuan mengenai

pekerjaan dalam organisasi. Ini biasanaya dilakukan untuk pengembangan

pegawai untuk memahami aktivitas organisasi yang lebih luas.

d. Magang (Apprenticeship)

Adalah pelatihan yang mengkombinasikan anatara pelajaran dikelas

dengan praktek dilapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada

peserta Peserta dibawa praktek ke lapangan.

2. Off-the-job-Training

a. Kuliah (Lecture)

Adalah presentasi atau ceramah yang diberikan oleh pelatih/pengajar kepada

sekelompok pendengar, biasanya kelompok yang cukup besar. Metode ini

biasanya digunakan untuk memberikan pengetahuan umum kepada peserta.

b. Video Presentase (Video Presentation)

Adalah presentasi atau pelajaran yang disajikan melalui film, televisi, atau

video tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan.Ini

biasanya dilakukan bilamana jumlah peserta cukup banyak dan masalah

yang dijelaskan tidak begitu kompleks.

(30)

Adalah metode pelatihan yang diberikan disebuah tempat yang khusus

dirancang menyerupai tempat kerja yang dilengkapi dengan berbagai

peralatan seperti ditempat kerja

d. Permainan Peran (Role Playing)

Adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara para peserta diberi

Peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus. Ini dimaksudkan untuk

dapat merasakan orang lain seperti pelanggan, atasan, rekan sekerja, para

peserta dapat berintegrasi dengan orang lain dengan baik.

e. Studi Kasus (Case Study)

Adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa kasus

tertentu, kemudian peserta diminta memecahkan kasus tersebut melalui

diskusi dikelompok belajar.

f. Studi Sendiri ( Self Study)

Adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melalui rancangan materi

yang disusun dengan baik, seperti melalui bahan bacaan,video, dan kaset.

Hal ini biasanya dilakukan karena adanya hambatan-hambatan geografis,

Sulitnya untuk bertemu langsung, atau biaya yang sangat tinggi bilamana

para peserta harus dikumpulkan dalam satu tempat.

g. Belajar Terprogram (Program Learning)

Adalah bentuk lain dari self study, yaitu menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawabannya secara tertulis dalam buku atau dalam sebuah program

komputer. Setelah membaca dan menjawab pertanyaan, peserta memberikan

(31)

h. Latihan Laboratorium (Laboratory Training)

Adalah latihan untuk meningkatkan kemampuan hubungan antar pribadi

melalui sharing pengalaman, perasaan, persepsi, dan perilaku diantara beberapa peserta.

i. Belajar bertindak (Action Learning)

Adalah proses belajar melalui kelompok kecil dan memecahkan berbagai

persoalan dalam pekerjaan, yang dibantu oleh seorang ahli, bisa dari dalam

perusahaan atau dari luar perusahaan.

2.2.5 Kebutuhan Pelatihan

Secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu

proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi

bidang-bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di dalam perusahaan yang perlu

ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai dan produktivitas instansi

menjadi meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data akurat

tentang apakah ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pelatihan.

Menurut Simamora (2004:273) Kebutuhan pelatihan merupakan

pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap

untuk meningkatkan kinerja karyawan. Sementara Sumantri (2005)

mendefinisikan ”kebutuhan pelatihan merupakan keadaan dimana terdapat

kesenjangan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan nyata”. kebutuhan

pelatihan dapat ditentukan dengan melalui metode wawancara, metode

(32)

2.2.6 Tujuan Kebutuhan Pelatihan

Pelatihan dan pengembangan merupakan tanggung jawab bersama dan

utamanya manajemen puncak (pimpinan) serta mendapat dukungan dari berbagai

pihak, misalnya : penyelia, departemen SDM, karyawan. Pimpinan mempunyai

tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibuthkan

untuk menerapkan program pelatihan. Untuk itu komitmen pimpinan sangat

penting agar berlangsung secara efektif, baik dari perencanaan, proses serta tujuan

dari pelatihan. Adapun tujuan kebutuhan pelatihan menurut Simamora dalam

Sulistiyani (2009:221)

1. Memperbaiki kinerja

2. Memutahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi

3. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya, menjadi kompeten

dalam pegawai

4. Membantu memecahkan persoalan

5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi

6. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi

Tujuan-tujuan tersebut diatas dapat dicapai apabila pimpinan menyadari

akan pentingnya pelatihan yang sistematis dan tenaga kerja itu sendiri percaya

bahwa mereka akan memperoleh keuntungan denag pelatihan yang diberikan.

Dengan demikian mengadakan pelatihan akan memantu tenaga kerja menjadi

lebih produktif sehingga kinerja merka lebih baik lagi sebab pelatihan

dimaksudkan disini yaitu untuk menyiapkan karyawan melaksanakan pekerjan -

(33)

2.2.7 Identifikasi Kebutuhan Pelatihan

Menurut Milkovich dan Boudreau, dalam Wether dan Davis (2007 : 409)

Kebutuhan pelatihan dapat diidentifikasikan pada organisasi, jabatan,individu atau

personal.

1. Analisis Organisasi

Analisis organisasi dilakukan untuk mengetahui bagian yang harus

diberikan dalam pelaksanaan pelatihan diperusahaan dan faktor yang

mempengaruhinya. pada tingkat organisasi dilakukan dengan memeriksa tujuan

perusahaan, pemeliharaan organisasi, daftar kondisi, daftar efisiensi, dan budaya

perusahaan. Kondisi Karyawan dalam perusahaan dapat dinilai dari frekuensi

karyawan dalam melaksanakan pelatihan, kualitas dan kuantitas karyawan dalam

pelaksaan pelatihan. Dari pelatihan tersebut dapat diketahui permasalahan

karyawan, permasalahan karyawan tersebut kemungkinan dapat dipecahkan

melalui pelatihan yang dilaksanakan.

2. Analisis tugas dan pengetahuan, keterampialan, kemampuan (jabatan)

Analisis jabatan dilakukan dengan mengidentifikasikan tugas-tugas apa

yang harus dikerjakan, bagaimana seharusnya tugas tersebut dikerjakan,

pengetahuan, keterampilan, kemampuan apa yang dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan tugas tersebut dengan baik, spesifikasi dari orang yang dapat

menjalankan tugas dengan baik, pendidikan dan pelatihan yang diperlukan.

2. Analisis Individu

Informasi mengenai pegawai dapat diperoleh dari individu maupun tenaga

(34)

antara lain, sikap, kuisoner, tes keterampilan, pengalaman tingkat prestasi dan

data-data dari pusat penilaian karyawan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Yogyasari (2011) melakukan penelitian berjudul “Upaya Meningkatkan

Kinerja Melalui Pendidikan Pelatihan Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil

Pemerintah Kota Semarang”. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode

analisis deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendididkan dan pelatihan

yang diadakan sangat besar pengaruhnya, kerena dengan diadakannya pendidikan

dan pelatihan jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Semarang

tersebut (Yogyasari.2011. Upaya Meningkatkan Kinerja Melalui Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan Bagi PNS Pemerintah Kota Semarang.

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/HASH929e.dir/doc.pdf).

Hartono (2005), dalam penelitiannya tentang kajian sistem penilaian

kinerja SDM pada perusahaan jawatan Radio Republik Indonesi, Jakarta

Pusat,diketahui bahwa pelaksanaan penilaian kinerja pada Perjan RRI dilakukan

oleh atasan langsung tidak melibatkan pihak lain dalam perusahaan. Metode yang

digunakan adalah sistem penilaian berorientasi masa lalu. Jumlah responden 74

karyawan dan menggunakan uji korelasi rank Spearman. Adapun waktu penilaian

kerja karyawan dilakukan sekali dalam satu tahun dan bersifat subyektif. Hasil

penilaian kinerja mayoritas digunakan untuk penentuan kenaikan pangkat

karyawan. Indikator kinerja yang digunakan dalam penilaian kinerja hanya

berdasarkan kriteria umum seperti sikap kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,

ketaatan, kejujuran, dan kedisiplinan yang berlaku untuk semua divisi. Yang

(35)

2.4 Kerangka Konseptual

Dalam sebuah perusahaan karyawan dituntut untuk dapat bekerja secara

Optimal dalam artian karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.Untuk mengetahui tingkat pekembangan kinerja

karyawan,biasanya perusahaan melakukan penilaian terhadap kinerja dari

karyawan itu sendiri, dari hasil penilaian itulah perusahann dapat mengetahui

apakah karyawan tersebut telah bekerja sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan atau tidak. Adapun tujuan dari penilaian kinerja tersebut adalah untuk

membuat suatu program kebutuhan pelatihan. Dengan adanya program pelathan

dharapkan kesenjagan yang timbul antara kemampuan karyawan yang dharapkan

oleh perusahaan dengan yang dimiliki oleh karyawan dapat diatasi.

Menurut Boone dan Kurztz (2007:432) Hasil Penilaian kinerja adalah Hasil

dari proses evaluasi terhadap kinerja dari pekerjaan oleh karyawan, dengan cara

membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang diinginkan.

Menurut Simamora (2004:273)Kebutuhan pelatihan merupakan pembelajaran

yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk

meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis

memiliki pemikiran bahwa hasil penilaian kinera merupakan faktor yang kuat

untuk merancang kebutuhan pelatihan terhadap karyawan, maka kerangka berfikir

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

[image:35.595.144.460.623.679.2]

Sumber : Boone dan Kurztz (2007), Simamora (2004) data diolah

Gambar 2.1:Kerangka Konseptual

Hasil Penilaian Kinerja (X)

(36)

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau

keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain hipotesis

adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian,

samapai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2006:71).

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka penulis merumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:”hasil penilaian kinerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebutuhan pelatihan karyawan PT. PLN (Persero) Cabang

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian survey eksplanasi dengan

metode deskriptif. penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

Menurut Arikunto (2007 : 234) penelitian deskriptif ialah merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada,

yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. dimana

penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) Cabang Binjai yang berlokasi di Jl.

T.Amir Hamzah No.37 Binjai. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan November

sampai Januari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini membahas tentang keterkaitan antara hasil penilaian kinerja yang

merupakan variabel bebas terhadap kebutuhan pelatihan sebagai variabel terikat pada

(38)

3.4 Defenisi Variabel

Defenisi operasional variabel akan menuntun peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil Penilaian Kinerja (X)

Hasil Penilaian Kinerja adalah Hasil dari proses evaluasi terhadap kinerja dari pekerjaan oleh karyawan, dengan cara membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang diinginkan.

2. Kebutuhan Pelatihan (Y)

Kebutuhan pelatihan merupakan Program pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan.

(39)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi

Variabel

Dimensi Indikator Skala

Pengukuran Hasil Penilaian

Kinrja (X)

Hasil dari proses evaluasi terhadap kinerja dari pekerjaan oleh karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Binjai , dengan cara membandingkan antara hasil actual dengan hasil yang diinginkan 1.People-based criteria 1.Pengalaman 2.Kemampuan 3.Keterampilan Skala Likert 2.product based criteria

4. Tujuan yang ingin dicapai

5. Hasil yang ingin dicapai 3.,behaviour-based criteria. 6.Perilaku-perilaku karyawan Kebutuhan Pelatihan (Y) merupakan program pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Binjai.

1.Organisasi 1.Frekuensi

Pelaksanaan Pelatihan.

2.Kesempatan Pelatihan.

3.Meningkatkan Kuantitas dan kualitas Karyawan.

Skala Likert

2. Jabatan 4.Kemampuan melaksanakan tugas sesuai jabatan

5.Keterampilan dalam jabatan

3. Individu 6.Manfaat pelatihan terhadap pekerjaan 7.Disiplin mengikuti pelatihan 8.Relevansi materi pelatihan dengan pekerjaan

[image:39.595.112.513.112.736.2]
(40)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel adalah dengan

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert,

maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel Sugiyono (2005:86).

Sebagai gambaran, penulis memberikan alternatif jawaban kepada responden

[image:40.595.180.446.348.507.2]

dengan skala 1-5 dengan pengukuran sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Situmorang (2012:6)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1. Populasi

Arikunto (2006:130) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap dan staf pada

(41)

3.6.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut Sugiyono (2008:57):

n = 2

) ( 1 N e

N +

Dimana n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tarif Kesalahan = 10%

Populasi (N) sebanyak 102 orang standar error (e) sebanayk 10% maka jumlah sampel

adalah sebagai berikut:

n = 2

) 1 , 0 ( 102 1

102

+

n = 02 . 2

102

n = 50,49(dibulatkan menjadi 51 orang)

Teknik penarikan sampel yang dipakai adalah metode purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu . Dimana kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu yaitu Terdaftar aktif sebagai karyawan di PT. PLN (Persero) Cabang

Binjai, Minimal bekerja 2 tahun dan menentukan jumlah sampel yang dikehendaki yaitu

(42)

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih di lokasi

penelitian, dengan cara melakukan wawancara (interview) dan memberikan daftar

pertanyaan (quetionnaire).

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari

berbagai tulisan baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet yang

mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan guna menunjang penelitian ini maka

teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara-cara dibawah ini :

a. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan

karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Binjai mengenai informasi atau keterangan

yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Daftar pertanyaan (Questionnaire)

Daftar pertanyaan (Questionnaire) yaitu dengan memberikan sejumlah

pertanyaan tertulis kepada karyawan PT.PLN (Persero) Cabang Binjai.

(43)

Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dan informasi data dari buku-buku,

jurnal, internet dan sumber data lain yang berhubungan dengan judul yang di

teliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah angket yang

disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang

valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah jika instrumen

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan

data yang sama Sugiyono (2008:172).

a. Uji Validitas

Suatu skala pengukuran disebut valid bila melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur Kuncoro (2009:172). Uji

validitas pada penelitian ini akan dilakukan pada responden di luar sampel

sebanyak 30 karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Binjai. Pengujian

dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Jika nilai Corrected Item-Total Correlation > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

(44)

Tabel 3.3

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

a1 112.6667 124.644 .644 .911

a2 112.5000 121.500 .671 .909

a3 112.6667 123.816 .564 .911

a4 112.6667 124.161 .489 .912

a5 112.6333 124.999 .513 .912

a6 112.4333 125.633 .415 .913

a7 112.7333 124.064 .482 .912

a8 112.9333 127.582 .134 .921

a9 112.7333 124.409 .502 .912

a10 112.6333 120.309 .644 .909

a11 112.6333 123.689 .510 .912

a12 112.8000 118.924 .678 .909

b1 112.8000 120.648 .497 .912

b2 112.7333 121.926 .437 .914

b3 112.5667 124.254 .612 .911

b4 112.8667 121.292 .539 .911

b5 112.5333 121.292 .695 .909

b6 112.7333 124.754 .435 .913

b7 112.7000 122.010 .527 .912

b8 112.6667 121.057 .609 .910

b9 112.3333 121.747 .775 .909

b10 112.6333 123.689 .510 .912

b11 112.8000 118.924 .678 .909

b12 113.0333 130.033 .074 .919

b13 112.8000 120.648 .497 .912

b14 112.7333 121.926 .437 .914

(45)

b16 112.8667 121.292 .539 .911

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Interpretasi item total statistic yaitu:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata jika variabel tersebut

dihapus, misalnya jika butir (item) satu dihapus maka rata-rata variabel sebesar

112.6667; jika butir (item) dua dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 112.5000;

dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika butir

(item) satu dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 124.644; sedangkan

jika butir (item) dua dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 121.500; dan

seterusnya.

3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor

total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Nilai pada

kolom corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan

dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir instrument. Nilai r tabel pada α 0,05 dengan derajat bebas df=n-2 = 28 pada uji dua

[image:45.595.107.516.570.747.2]

arah adalah 0,361.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas No Butir

Instrumen

Nilai r Tabel Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

1 a1 0,361 0.644 Valid

2 a2 0,361 0.671 Valid

3 a3 0,361 0.564 Valid

4 a4 0,361 0.489 Valid

5 a5 0,361 0.513 Valid

6 a6 0,361 0.415 Valid

7 a7 0,361 0.482 Valid

8 a8 0,361 0.134 Tidak Valid

9 a9 0,361 0.502 Valid

(46)

11 a11 0,361 0.510 Valid

12 a12 0,361 0.678 Valid

13 b1 0,361 0.497 Valid

14 b2 0,361 0.437 Valid

15 b3 0,361 0.612 Valid

16 b4 0,361 0.539 Valid

17 b5 0,361 0.695 Valid

18 b6 0,361 0.435 Valid

19 b7 0,361 0.527 Valid

20 b8 0,361 0.609 Valid

21 b9 0,361 0.775 Valid

22 b10 0,361 0.510 Valid

23 b11 0,361 0.678 Valid

24 b12 0,361 0.074 Tidak Valid

25 b13 0,361 0.497 Valid

26 b14 0,361 0.437 Valid

27 b15 0,361 0.612 Valid

28 b16 0,361 0.539 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa butir a8 dan b12 tidak valid karena tabel

R untuk sampel 30 sebesar 0,361 sedangkan nilai corrected item total correlation butir

tersebut dibawah 0,361. Untuk itu, pernyataan untuk butir yang tidak valid tersebut harus

dihapus. Setelah itu dilakukan pengujian kembali dan didapatkan hasil seperti yang

[image:46.595.109.515.112.355.2]

tertera pada Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Setelah Dihapus

No Butir Instrumen

Nilai r Tabel Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

1 a1 0,361 0.662 Valid

2 a2 0,361 0.663 Valid

3 a3 0,361 0.552 Valid

4 a4 0,361 0.468 Valid

5 a5 0,361 0.538 Valid

(47)

7 a7 0,361 0.497 Valid

8 a9 0,361 0.518 Valid

9 a10 0,361 0.630 Valid

10 a11 0,361 0.522 Valid

11 a12 0,361 0.675 Valid

12 b1 0,361 0.499 Valid

13 b2 0,361 0.440 Valid

14 b3 0,361 0.625 Valid

15 b4 0,361 0.555 Valid

16 b5 0,361 0.688 Valid

17 b6 0,361 0.440 Valid

18 b7 0,361 0.575 Valid

19 b8 0,361 0.590 Valid

20 b9 0,361 0.788 Valid

21 b10 0,361 0.522 Valid

22 b11 0,361 0.675 Valid

23 b13 0,361 0.499 Valid

24 b14 0,361 0.440 Valid

25 b15 0,361 0.625 Valid

26 b16 0,361 0.555 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa setelah pernyataan butir yang tidak valid

dihapus dan dilakukan pengujian kembali, hasil yang didapat menunjukkan bahwa semua

(48)

b. Uji Reliabilitas

Realiabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala

pengukuran).Uji reliabilitas dilakukan dengan menguji butir pertanyaan yang

telah dinyatakan valid dalam ujivaliditas dan akan ditentukan reliabilitasnya

dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Variabe dinyatakan reliabel

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r-alpha positif dan lebih besar dari r-tabel maka pertanyaan reliabel.

[image:48.595.109.517.351.755.2]

2. Jika r-alpha negatif dan lebih kecil dari r-tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas No Butir

Instrumen

Nilai Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

Keterangan

1 a1 0,8 0.923 Reliabel

2 a2 0,8 0.922 Reliabel

3 a3 0,8 0.923 Reliabel

4 a4 0,8 0.924 Reliabel

5 a5 0,8 0.924 Reliabel

6 a6 0,8 0.925 Reliabel

7 a7 0,8 0.924 Reliabel

8 a9 0,8 0.924 Reliabel

9 a10 0,8 0.922 Reliabel

10 a11 0,8 0.924 Reliabel

11 a12 0,8 0.921 Reliabel

12 b1 0,8 0.925 Reliabel

13 b2 0,8 0.926 Reliabel

(49)

15 b4 0,8 0.923 Reliabel

16 b5 0,8 0.921 Reliabel

17 b6 0,8 0.925 Reliabel

18 b7 0,8 0.923 Reliabel

19 b8 0,8 0.923 Reliabel

20 b9 0,8 0.921 Reliabel

21 b10 0,8 0.924 Reliabel

22 b11 0,8 0.921 Reliabel

23 b13 0,8 0.925 Reliabel

24 b14 0,8 0.926 Reliabel

25 b15 0,8 0.923 Reliabel

26 b16 0,8 0.923 Reliabel

[image:49.595.108.517.111.393.2]

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted setiap

butir instrument lebih besar dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir

instrument dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrument juga dapat dilihat pada Tabel 3.7

berikut ini

Tabel 3.7

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.926 26

(50)

3.10.Teknis Analisis Data

3.10.1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekat idistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan

pendekatan grafik dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai

Asyimp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari 5% artinya data variabel berdistribusi normal.

Situmorang (2008: 62)

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas berarti varians variabel independen adalah konstan atau sama

untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser

dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika

probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model

regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas Situmorang (2008:63).

3.10.2 Metode Analisis Regresi Linier Sederhana

Penelitian menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini menggunakan bantuan

program SPSS 18.0 for windos agar hasil yang diperoleh lebih terarah. Persamaan regresi

sederhana yang digunakan sebagai berikut:

Y= a + bX + e

Dimana :

Y = Kebutuhan Pelatihan

(51)

b = Koefisien regresi

X = Hasil Penilaian Kinerja

e = Standard Error

3.10.3 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun,

dan penganalisian data sehingga dapat diketahui gambaran data yang sedang diteliti. Data

diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden

penelitian.

3.10.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi syarat

asumsi klasik, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Uji Secara Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual

terhadap variabel terikat.

a. H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

a. H0 diterima jika thitung< ttabel pada α = 5%

(52)

2. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar (mendekati

satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat. Sebaliknya, jika R² semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.

(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. PLN (Persero) Cabang Binjai

Kelistrikan di Indonesia pada akhir abad ke-19, pada beberapa perusahaan

Belanda antara lain, pabrik gula dan pabrik the mendirikan pembangkit listrik

untuk kepentingan sendiri.

Kelistikan untuk pemanfaatan umum mulai ada pada Perusahaan Belanda

itu NVNING yang semula bergerak dibidang kelistrikan untuk pemanfaatan

umum pada tahun 1927. Pemerintah Belanda membentuk SIANS WATER KR

ACHT BERDISVEN yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Bengkulu, PLTA Tonsea di Sulawesi

Utara dan Krocok, PLTA Pelanggan, PLTA Kemajuan, PLTA Bengkok Dago,

PLTA Ubruk dan Krocok di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun dan PLTA di

Jakarta, selain itu dibeberapa kota praja dibentuk perusahaan kota praja.

Dengan menyerahnya Belanda kepada Jepang pada Perang Dunia II, maka

Indonesia dikuasai Jepang, oleh karena itu perusahaan orang-orang Jepang

dibangkitkan. Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu dan ddiplomasikannya

Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kesempatan yang

baik ini diambil alih oleh Perusahaan Listrik dan Gas yang dikuasai oleh Jepang.

Setelah berhasil merebut Perusahaan Listrik dan Gas dari tangan kekuasaaan Jepang kemudian pada bulan September 1945 Delegasi dari Guru atau

(54)

Setelah berhasil merebut Perusahaan Listrik dan Gas dari tangan kekuasaaan

Jepang kemudian pada bulan September 1945 Delegasi dari Guru atau dari Pegawai Listrik yang diketuai oleh kobayashi menghadap pimpinan KNI

pusat yang pada waktu itu dikuasai oleh Mr. Tasman Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya Delegasi Kobayashi

bersama-sama pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno untuk mnyerahkan Perusahaan Listrik dan Gas kepada Pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh presiden soekarno dan kemudahan dengan ketetapan Pemerintah No.1/SD tertanggal 27 Oktober 1945, maka dibentuklah Jawatan

Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerja Umum dan Tenaga.

Maka, setiap tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Lisrtik Nasional.

4.1.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Cabang Binjai Visi Perusahaan :

Diakui sebagai organisasi kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi Perusahaan :

1. Sebagai Perusahaan, beroperasi dengan prinsip-prinsip usaha yang

sehat, dengan melakukan kegiatan yang menguntungkan untuk membiayai perkembangan penyedia tenaga listrik.

2. Sebagai agen pembagunan, berusaha meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara adil dan merata, meningkatkan

kegiatan ekonomi serta menjadi perintis kegiatan penyedia tenaga listik dengan bisnis terkait.

(55)

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Binjai dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :

ANALYST/ASISTANT ANALYST MANAJEMEN RESIKO ENGINEER/ ASISTEN ENGINEER

[image:55.595.84.576.183.680.2]

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Binjai

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Binjai

MANAJER SEKTOR ASISTEN MANAJER ENJINERING ASISTEN MANAJER OPERASI SUPERVISOR OPERASI SUPERVISOR DISTIBUTOR ASISTEN MANAJER PEMELIHARAAN ASISTEN MANAJER SDM &

(56)

4.1.4 Uraian Tugas (Job Description) 1. Manajer Sektor

a. Bertanggung jawab atas pencapaian produksi tenaga listrik secara efisien

dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada

pemenuhan kebututuhan pelanggan

b. bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan seluruh aset

perusahaan menjadi tanggung jawab unitnya.

2. Asisten Manajer Engineering

a. Merencanakan dan mengevaluasi pengoperasian dan pemeliharaan sesuai

dengan target kinerja dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan

b. Mengevaluasi pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan dan pengelolaan

lingkungan di sekitar sektor pembangkitan.

c. Mengusulkan pengembangan teknologi informasi serta pengelolaanya

d. Membina sumber daya manusia di bagian engineering untuk

melaksanakan tugas pokokoknya Asisten Manajer Engineering dibantu

oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.

3. Asisten Manajer Operasi

a. Bertanggung jawab terhadap pengoperasian dan produksi sistem

pembangkit tenaga listrik

b. Pengelolaan persedian dan pemakaian bahan bakar dan pelumnas

(57)

e. Pembina sumber daya manusia di bagian operasi untuk melaksanakan

tugas pokokoknya Asisten Manajer Operasi dibantu oleh staf yang terdiri

dari jabatan fungsional.

a) Supervisor Operasi

a. Melaksanakan, mengevaluasi dan mengkordinasikan kegiatan

pengoperasian unit pembangkit serta gangguan-gangguan yang terjadi

pada mesin-mesian pembangkit.

b. Melaksanakan penormalan unit-unit pembangkit pasca gangguan.

c. Melaksanakan tugas pokok tersebut Supervisor Operasi dibantu oleh staf

yang terdiri dari jabatan fungsional.

b)Supervisor Distibutor

a. Memelihara jaringan listrik

b. Administarsi teknik distributusi

c. Penertiban pemakaian tenaga listrik

d. Operasi mencakup seluruh gangguan jaringan listrik.

4. Asisten Manajer Pemeliharaan

a. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan sistem pembangkitan

b. Membina sumber daya manusia di bagian pemeliharaan

a) Supervisor Pemeliharaan Listrik

a. Mengevaluasi dan merancang teknik pemecahan masalah-masalah

(58)

b. Mengusahakan agar pelaksanaan rencana pemeliharaan benar-benar sesuai

dengan anggaran pemeliharaan listrik yang diusulkan dari jadwal yang

telah ditetapkan.

b) Supervisor Cater (Catat Meter/ Pembaca Meter)

Fungsi Pembaca meter adalah fungsi yang melakukan tugas

mengkoordinir para petugas yang melakukan pembacaan stand Kwh meter di

rumah-rumah pelanggan. Fungsi pembaca meter sangat penting, artinya dalam

mendukung pendapatan PLN. Dalam era globalisasi saat ini, PT. PLN (Persero)

sudah memasuki era komputerisasi dalam menangani masalah pembacaan stand

Kwh meter pada saat ini sudah diusahakan untuk memakai sistem Portable Data

Gambar

Gambar 2.1:Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji perbandingan rerata peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan setelah perlakuan pada kedua kelompok yang diberikan perlakuan berupa intervensi

Radio Prosalina sendiri, karena itu masih dalam lingkup perusahaan media yang masih ingin berkembang dan bertahan, tentunya Radio Prosalina mempunyai survival

Nilai VRS jus bawang putih varietas Cutting mengalami penurunan dengan semakin lamanya waktu tunggu jus bawang, hal ini sama dengan hasil uji organoleptik, baik pada intensitas

Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa dari uji Chi- Square diperoleh p value = 0,386 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas di lakukan dengan uji glejser dan menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen yaitu

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimen untuk mengetahui efektifitas pemberian media booklet dan video anemia terhadap pengetahuan remaja putri

Subekti menyatakan, bahwa perjanjian pengikatan jual beli adalah perjanjian antar pihak penjual dan pihak pembeli sebelum dilaksanakannya jual beli dikarenakan

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “ ANALISIS KINERJA KEUANGAN