• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI | Haris | GeoTadulako 8996 29505 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN CITRA LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI | Haris | GeoTadulako 8996 29505 1 SM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT

UNTUK IDENTIFIKASI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Oleh

Faisal Haris1), Lilik Prihadi Utomo 2), Ida Arianigsih3)

A 351 13 039

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

2 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

ABSTRAK

Faisal Haris, 2017. Pemanfaatan Citra Landsat untuk Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Skripsi. Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Lilik Prihadi Utomo., (II) Ida Arianingsih. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi tahun 2003 dan 2016, menganalisis arahan RTRW Kabupaten Sigi terhadap penggunaan lahan Kecamatan Sigi Biromaru tahun 2016, serta untuk mengetahui interpretasi Citra Landsat dengan menggunakan teknik digital. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode integrasi Penginderaan Jauh dengan Sistem Informasi Geografi. Teknik klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing (Supervised Classification) dengan metode kemiripan maksimum (Maximum Likelihood). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan penggunaan lahan selama empat belas tahun terakhir, terjadi perubahan yakni penambahan luas pada penggunaan lahan hutan lahan tinggi primer sebesar 12,68% dan bangunan permukiman 8,42%, sedangkan yang mengalami penurunan luas adalah unclassifed sebesar 7,60%, semak/belukar sebesar 4,87%, lahan terbuka lain sebesar 3,61%, tanaman semusim lahan basah Ha 2,11%, tanaman semusim lahan kering sebesar 1,22%, sungai sebesar 1,03% dan kebun dan tanaman campuran sebesar 0,63%. Perbandingan dengan arahan RTRW menunjukkan bahwa Kecamatan Sigi Biromaru memiliki selisih kawasan budidaya hutan sebesar 383,53 Ha, kawasan pertanian sebesar 4.618,92 Ha, perkebunan sebesar 454,76 Ha dan kawasan permukiman sebesar 5.676,95 Ha yang sesuai arahan RTRW. Melalui teknik interpretasi digital dapat melakukan analisis secara kompleks, analisis terhadap nilai piksel sehingga hasil interpretasi citra relatif objektif dan konsisten disamping itu pengklasifikasian citra secara digital mengkategorikan piksel secara otomatis.

(3)

3 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

ABSTRACT

Faisal Haris, 2017. Application of landsat imagery for identification on landuse change in Sigi Biromaru district, Sigi Regency. Program studi of Geography Education, Departement of Social Science Education, Faculty of Teacher Training and Education University of Tadulako. The first Supervisor: Lilik Prihadi Utomo and the Secon Supervisor: Ida Arianingsih.

The research about application of landsat imagery for identification of Landuse change in Sigi Biromaru district, Sigi Regency have been done. The study aims were to identify land use changes in Sigi Biromaru district in 2003 and 2016, analyse the direction of the Sigi spatial plans toward landuse changes in 2016, and interpretate landsat imagery using digital tecniques. The research was a quantitative research by remote sensing integration method with geographic information system. The technique used Supervised classification by Maximum Likelihood methods. The research showed that there has been a landuse changes in the last 14 years. The primary high land forest and residential buildings have increased by 12,68% and 8,42%. While the unclassified lands, shrubs/bushes, other open areas, wetland crops, dryland crops, river, and garden of mix crops decreased by 7,60%; 4,87%; 3,61%; 2,11%; 1,22%; 1,03%; and 0,63% respectively. Based on the direction of Sigi Biromaru district spatial plans, there are a comparison of cultivation area as much 383,53 Ha, agricultural land as much 4.168,92 Ha, plantation as much 454,76 Ha and settlement area as much 5.676,95 Ha. Digital interpretation technique can perform complex analysis, analyse to pixel value so that the interpretation of image can be objective and consistent, and categorize automated pixels.

(4)

4 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

PENDAHULUAN

Undang-Undang No. 27 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Sigi yang secara resmi mekar dari Kabupaten Donggala pada tahun 2008 di Provinsi Sulawesi Tengah. Kondisi Kabupaten Sigi banyak mengalami pertumbuhan di berbagai sektor salah satunya pertumbuhan penduduk. Hal ini tampak pada peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 203.898 jiwa dan tahun 2016 sebanyak 229.472 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Sigi Biromaru, yaitu sebanyak 45.736 jiwa (Kabupaten Sigi Dalam Angka 2016). Implikasi pertumbuhan penduduk tersebut berdapak pada kebutuhan lahan antara lain: pertanian, pemukiman, jasa dan sarana transportasi. Desakan lahan terpakai akan berdampak pada penggunaan lahan yang menimbulkan terjadinya konversi lahan. Lestari (2009) mendefinisikan:

Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebuh baik.

Kondisi perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi yang terjadi relatif cepat perlu evaluasi secara berkala. Pemerintah daerah selaku pihak yang mempunyai kewenangan, dilandaskan pada undang-undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah, mempunyai kewenangan serta tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap sumber daya alam di tingkat daerah.

Perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dapat dikontrol dengan berpedoman pada dokumen RTRW. Dengan diterbitkannya dokumen RTRW, maka pemanfaatan lahan suatu wilayah telah direncanakan. Seiring pertumbuhan dan perkembanga suatu wilayah, kadang kala terjadi perubahan penggunaan lahan dari waktu ke waktu. Perubahan yang terjadi ada yang sesuai dengan RTRW dan yang tidak sesuai RTRW. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi perlu dilakukan kajian perubahan penggunaan lahan.

(5)

5 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

penginderaan jauh. Di lihat pertimbangan efisiensi dari segi biaya dan waktu penelitian ini menggunakan kajian secara tidak langsung (teknik Penginderaan Jauh).

Berdasarkan uraian masalah tersebut maka dibutuhkan data-data spasial di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi yang berguna untuk pemanfaatan sumberdaya dan ruang yang direncanakan secara berkelanjutan. Penelitian ini akan menampilkan perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi tahun 2003 dan 2016, membandingkan arahan RTRW Kabupaten Sigi terhadap penggunaan lahan Kecamatan Sigi Biromaru tahun 2016 dan mengetahui interpretasi Citra Landsat dengan menggunakan teknik digital.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Kuantitatif yang dimaksud adalah perhitungan masing-masing luas penggunaan lahan. Metode yang digunakan adalah integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Infomasi Geografis (SIG). Pada dasarnya penginderaan jauh tidak pernah lepas dari sistem informasi geografis (SIG). Data-data spasial hasil penginderaan jauh merupakan salah satu data dasar yang dipergunakan dalam analisis SIG. Dalam perkemangannya data-data SIG juga berguna dalam pengolahan data penginderaan jauh (Barus dan Wiradisastra, 2000). SIG sangat baik dalam proses manajemen data, baik data atribut maupun data spasialnya. Integrasi antara data spasial dan data atribut dalam suatu sistem terkomputerisasi yang bereferensi geografi merupakan keunggulan dari SIG.

a. Populasi dan Sampel

Penentuan sampel dilakukan sebelum survei lapangan (ground check) berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan. Sampel yang dimaksud dalam penelitian ini berupa sejumlah piksel yang dianggap homogen dan mewakili seluruh piksel yang digunakan untuk analisis. Penentuan jumlah sampel adalah N+1, dimana N adalah jumlah kelas ditambah 1 atau unclassifed dan bardasarkan luas persentase keseluruhan lahan. Jadi, kelas lahan yang luas lebih banyak sampelnya dibanding yang sempit. Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian kelas hasil klasifikasi dengan objek dipermukaan bumi (sebenarnya).

b. Teknik Pengumpulan Data

(6)

6 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

pengumpulan data dengan teknik dokumentasi meliputi pemotretan secara langsung segala hal yang terjadi dilapangan berkaitan dengan objek penelitian, buku-buku yang relevan, peratuan-peraturan dan film dokumenter;

c. Tahapan Penelitian

1) Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah analisis citra. Teknik pelaksanaan membandingkan dan melakukan tumpang susun (Overlay) layer tahun 2003 dan 2016. Dari teknik tersebut dapat diperoleh peta perubahan penggunaan lahan.

2) Pengolahan data

Proses ini mengolah data sekunder dan data primer yang didapatkan dengan teknik GIS. Proses yang dilakukan akan mengetahui klasifikasi penggunaan lahan tahun 2003 dan 2016. Hasil dari proses ini adalah peta penggunaan lahan beserta luasan tiap-tiap penggunaan lahan.

3) Survey lapangan (ground check)

Kegiatan ini bertujuan untuk pemeriksaan lapangan dengan menelusuri lokasi-lokasi pengamatan.

4) Uji akurasi

Hasil pada penelitian ini adalah menggunakan metode Confusion Matrix. Perhitungan akurasi dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil pengecekan lapangan dengan klasifikasi yang diperoleh (Lihat Tabel 1). Tabel 1. Perhitungan akurasi dengan metode Confusion Matrix

Data Acuan (Lapangan) Total Kolom

Kelas

Sumber: Sutanto 1986 dalam Salvian A.H Fauzi 2015

(7)

7 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Berdasarkan hasil klasifikasi citra dua waktu berbeda, selanjutnya dilakukan uji akurasi dan didapatkan peta penggunaan lahan, kemudian dilakukan analisis perubahan penggunaan lahan. Analisis perubahan penggunaan lahan adalah dengan cara membandingkan citra hasil klasifikasi pada tiap waktu secara terpisah. Cara ini dapat mengetahui jenis dan luas perubahan lahan yang terjadi. Sehingga bermanfaat dalam menentukan sebuah perencaan wilayah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Awal Citra

Kombinasi Band

Untuk keperluan analisis citra dipilih 3 buah band/kanal dikombinasikan sesuai dengan karakteristik spektral masing-masing band/kanal dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian mengenai pemantauan kondisi perubahan penggunaan lahan dipilih band/kanal 3, 2 dan 1 pada citra Landsat 7 tahun 2003 dan 4, 3 dan 2 pada citra Landsat 8

tahun 2016. Hal tersebut disebabkan karena band/kanal tersebut peka dan mempunyai nilai refleksi yang tinggi terhadap vegetasi, tanah terbuka dan unsur air serta menampilkan kenampakan asli (Natural Color).

Koreksi Geometrik

Koreksi ini dilakukan bertujuan mengembalikan posisi citra akibat proses gejala distorsi ke posisi yang sebenarnya dipermukaan bumi. Distorsi geometris ini dapat

disebabkan oleh beberapa hal yaitu: “terjadinya rotasi bumi pada waktu perekaman, pegaruh

kelengkungan bumi, efek panoramik (sudut pandang), pengaruh topografi, pengaruh gravitasi bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan ketinggian satelit dan ketidakstabilan ketinggian platform”(Bambang Setiyono, 2006).

Koreksi geometrik juga dilakukan dengan cara manual, yaitu menggunakan metode registrasi image to image. Proses registrasi dilakukan pembuatan titik GCP (Ground Control Point) yang sama antara citra Landsat. Obyek yang dijadikan titik GCP adalah kenampakan

(8)

8 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Ketelitian hasil koreksi geometrik dapat di lihat dengan besarnya nilai RMSE (Root Mean Square Error). Idealnya hasil kali nilai RMSE dengan resolusi spasial citra = ½ resolusi

spasial citra (Howard, 1996 dalam Abdur Rahman, 2010). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak ENVI, diperoleh nilai RMS Error citra Landsat adalah 0,397309. Tingkat ketelitian koreksi geometrik yang telah dilakukan yaitu 0,397309 x 30 m = 11,91927, hal ini berarti bahwa nilai hasil koreksi lebih kecil dari nilai ½ x resolusi spasial (15 m).

Koreksi Radiometrik

Proses koreksi radiometrik menggunakan sofware pengolahan citra digital. Metode yang digunakan dalam proses ini adalah metode penyesuaian histogram. Pemilihan metode ini dilandasi oleh alasan bahwa metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan lebih singkat dan tidak memerlukan perhitungan matematis yang rumit.

Asumsi memggunakan metode ini adalah proses koding digital oleh sensor, obyek yang memberikan respon spektral yang paling rendah seharusnya bernilai 0. Apabila nilai ini ternyata melebihi angka 0 maka nilai tersebut dihitung sebagai offset dan koreksi dilakukan dengan mengurangi seluruh nilai pada saluran tersebut dengan offsetnya.

Nilai piksel hasil koreksi citra Landsat mencerminkan nilai pantulan objek. Citra Landsat yang telah berubah pikselnya menjadi nilai refleksi tidak menunjukkan perbedaan secara visual. Perubahan secara signifikan tampak nyata pada histogram citra.

Pembatasan Wilayah Penelitian

Citra yang telah terkoreksi selanjutnya dapat dibatasi menurut wilayah penelitian. Pembatasan dilakukan untuk memfokuskan wilayah penelitian sehingga memudahkan dalam analisis citra. Pembatasan wilayah dilakukan dengan teknik tumpang susun (overlay) antara citra yang telah terkoreksi dengan data vektor peta RTRW batas administrasi Kecamatan Sigi Biromaru, sehingga diperoleh citra dengan bentuk Kecamatan Sigi Biromaru.

Penentuan Sampel

Pengambilan sampel klasifikasi dilakukan secara interaktif pada citra dengan menerapkan beberapa metode, dengan pertimbangan luas persentase dan luas keseluruhan lahan. Jadi, kelas lahan yang luas maka sampelnya lebih banyak dibanding kelas lahan yang sempit. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan kombinasi citra komposit dan dipandu dengan peta-peta tematik (Peta Penggunaan lahan dari RTRW tahun 2010-2030).

(9)

9 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Hasil klasifikasi yang diperoleh pada penggunaan lahan tahun 2003 dan penggunaan lahan tahun 2016. Hasil tersebut akan diuraikan pada pembahansan berikutnya dibawah ini.

Penggunaan Lahan Tahun 2003

Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat 7 tahun 2003 yang telah dilakukan, adapun penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromarun yaitu sungai, lahan terbuka lain, bangunan permukiman, hutan lahan tinggi primer, semak/belukar, kebun dan tanaman campuran, tanaman semusim lahan kering dan Tanaman semusim lahan basah serta unclassifed. Unclassifed adalah tutupan lahan yang tidak termasuk dalam standarisasi tutupan lahan nasional (RSNI tahun 2013). Unclassifed yang dimaksud dalam penelitian ini adalah awan. Standar klasifikasi ( penamaan dan pengkodean penggunaan lahan) menggunakan klasifikasi penutupan/penggunaan lahan RSNI tahun 2013.

Penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromaru tahun 2003 berdasarkan luas dapat dipersentasekan dan disajikan dalam bentuk peta untuk memudahkan melakukan analisis penggunaan lahan tahun 2003 (Tabel 2 dan Gambar 1).

Tabel 2. Hasil Identifikasi Penggunaan Lahan Citra Landsat 7 Tahun 2003

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1. Sungai 608,53 2,03

2. Lahan terbuka lain 1.261,76 4,21

3. Bangunan permukiman 4.131,28 13,81

4. Hutan lahan tinggi primer 10.729,48 35,86

5. Semak/belukar 5.433,84 18,16

6. Kebun dan tanaman campuran 664,78 2,22

7. Tanaman semusim lahan kering 400,17 1,33

8. Tanaman semusim lahan basah 3.721,95 12,44

9. Unclassifed 2.960,87 9,89

Total 29.912,66 100

Sumber: Hasil identifikasi, Tahun 2017

(10)

10 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Penggunaan Lahan Tahun 2016

Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat 8 tahun 2016 dan pertimbangan hasil survei lapangan yang telah dilakukan sebagai berikut penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromarun yaitu sungai, lahan terbuka lain, bangunan permukiman, hutan lahan tinggi primer, semak/belukar, kebun dan tanaman campuran, Tanaman semusim lahan kering dan tanaman semusim lahan basah serta unclassifed. Unclassifed adalah tutupan lahan yang tidak termasuk dalam standarisasi tutupan lahan nasional (RSNI tahun 2013). Unclassifed yang dimaksud dalam penelitian ini adalah awan. Standar klasifikasi ( penamaan dan pengkodean penggunaan lahan) menggunakan klasifikasi penutupan/penggunaan lahan RSNI tahun 2013.

Penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromaru tahun 2016 beserta luas dan persentasenya, akan disajikan dalam bentuk Tabel dan peta (Gambar. 2). Untuk memudahkan melakukan analisis penggunaan lahan tahun 2016 (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Identifikasi Penggunaan Lahan Citra Landsat 8 Tahun 2016

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1. Sungai 299,69 1,00

2. Lahan terbuka lain 180,23 0,60

3. Bangunan permukiman 6.649,95 22,23

4. Hutan lahan tinggi primer 14.524,47 48,55

5. Semak/Belukar 3.975,62 13,29

6. Kebun dan tanaman campuran 474,24 1,58

7. Tanaman semusim lahan kering 34,64 0,11

8. Tanaman semusim lahan basah 3.088,08 10,32

9. Unclassifed 685,74 2,29

Total 29.912,66 100

Sumber: Hasil identifikasi, Tahun 2017

(11)

11 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Uji Akurasi

Cara pengujian ketelitian hasil klasifikasi dalam penelitian ini menggunakan metode confusion matrix. Metode uji ketelitian digunakan untuk menguji ketelitian hasil klasifikasi data citra digital Landsat. Hasil akurasi menunjukkan bahwa tingkat akurasi keseluruhan pada tahun 2003 cukup baik sebesar 78,7%. Berbeda dengan hasil akurasi pada tahun 2016 yang baik sebesar 89,3% . Tingginya hasil akurasi tersebut bukan hanya pada nilai akurasi secara keseluruhan, namun juga pada nilai akurasi pengguna dan akurasi produser. Pada matriks klasifikasi terlihat bahwa akurasi akurasi tertinggi adalah hutan lahan tinggi primer dengan akurasi pengguna sebesar 100% dan akurasi prosedur sebesar 95%. Akurasi terendah dimiliki oleh penggunaan lahan lahan terbuka lain dan tanaman semusim lahan kering. Matriks akurasi menunjukkan bahwa sebagian nilai spektral sungai terklasifikasi sebagai lahan terbuka lain dikarenakan pada resolusi Citra Landsat yang rendah mengakibatkan piksel sungai warna/rona mirip dengan piksel lahan terbuka lain. Hasil menunjukkan bahwa klasifikasi terbimbing (Supervised Classification) dengan metode kemiripan maksimum (Maximum Likelihood) memperlihatkan bahwa metode klasifikasi ini merupakan metode

konvensional yang akurat jika dibandingkan dengan metode konvensional lainnya.

Hasil perhitungan akurasi keseluruhan yang dilakukan untuk semua penggunaan lahan pada tahun 2016, memiliki persentase sebesar 89,3% yang menunjukkan tingkat akurasi sangat baik. Hal ini senada dengan pendapat Sutanto (1994) yang membagi kriteria tingkat

akurasi: ≥80% (sangat baik); 60-79% (baik); 40-59% (sedang); 20-39% (jelek); ≤20% (sangat

jelek).

Perubahan Penggunaan Lahan

Kecamatan Sigi Biromaru mengalami perubahan pada penggunaan lahannya. Luas perubahan penggunaan lahan tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perubahan Penggunaan Lahan

No. Penggunaan lahan

Luas Penggunaan Lahan

Tahun 2003 Tahun 2016 Perubahan

(12)

12 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Jumlah 29.912,66 100 29.912,66 100

Sumber: Hasil analisis, tahun 2017

Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat 7 tahun 2003 dan citra Landsat 8 tahun 2016, selama 14 tahun menunjukkan bahwa terdapat dua penggunaan lahan yang mengalami peningkatan yaitu hutan lahan tinggi primer dan bangunan permukiman. Hutan lahan tinggi primer mengalami peningkatan yang sangat besar dari 10.729,48 Ha pada tahun 2003 menjadi 14.524,47 Ha pada tahun 2016, peningkatan hutan lahan tinggi primer sebesar 3794 Ha atau 12,68% (dari total luas area). Peningkatan hutan lahan tinggi primer ini terjadi karena lahan untuk semak/belukar berubah menjadi hutan lahan tinggi primer. Penggunaan lahan bangunan permukiman juga mengalami peningkatan dari 4.131,28 Ha pada tahun 2003 menjadi 6.649,95 Ha pada tahun 2016, peningkata penggunaan lahan bangunan permukiman sebesar 2516 Ha atau 8,41% (dari luas total area). Peningkatan ini terjadi karena penggunaan lahan tanaman semusim lahan kering, tanaman semusim lahan basah dan semak/belukar berubah menjadi bangunan permukiman serta banyak tersebar pada wilayah yang dekat dengan akses jalan dan pusat kota.

Sementara penggunaan lahan yang mengalami penurunan terbesar adalah Unclassifed. Unclassifed mengalami penurunan dari 2.960,87 Ha pada tahun 2003 menjadi 685,74 Ha pada tahun 2016, penurunan ini sebesar 2274 Ha atau 7,60% (dari total luas area). Penurunan ini terjadi karena perbedaan musim yang menyebabkan ada atau tidaknya awan yang menutupi sebagian penggunaan lahan, serta penggunaan lahan yang pengalami penurunan terendah adalah kebun dan tanaman campuran, mengalami penurunan dari 664,78 Ha pada tahun 2003 menjadi 474,24 Ha pada tahun 2016, penurunan penggunaan lahan kebun dan tanaman campuran sebesar 190 Ha atau 0,63% (dari total luas erea). Penurunan ini tersebar di seluruh Desa (Gambar. 4).

(13)

13 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Dengan dibuktikan jalan poros Palu-Palolo yang melewati beberapa desa dapat memecu penduduk untuk membangaun tempat usaha baru di sepanjang jalan.

Gambar 3. Peta Perubahan Penggunana Lahan tahun 2003 – 2016

KESMIPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromaru pada tahun 2003 didominasi oleh hutan lahan tinggi primer dengan luas 10.729,48 Ha atau 35,86% dan pada tahun 2016 hutan lahan tinggi primer masih mendominasi dan telah mengalami peningkatan, luas hutan lahan tinggi primer sebesar 14.524,47 Ha atau 48,55%. Jenis penggunaan lahan yang mengalami peningkatan luas dengan rentan waktu 14 tahun (tahun 2003-2016) adalah hutan lahan tinggi primer sebesar 3794,99 Ha atau 12,68% yang disebabkan oleh perbedaan curah hujan setiap tahun dan bangunan permukiman sebesar 2.518,67 Ha atau 8,42% disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk.

(14)

14 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

RTRW, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan adalah peningkatan jumlah penduduk, masa berlaku dokumen RTRW dan tingkat ketelitian yang berbeda.

3. Interpretasi citra Landsat secara digital mempunyai keunggulan antara lain:

a) Interpretasi digital dapat melakukan analisis yang kompleks terhadap beberapa saluran citra secara multispektral, multitemporal dan multispasial;

b) Interpretasi digital melakukan analisis terhadap nilai piksel sehingga hasil interpretasi citra relatif objektif dan konsisten;

c) Pengklasifikasian citra secara digital mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan piksel secara otomatis;

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan pemantauan perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sigi Biromaru menggunakan metode integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi secara berkala agar perubahannya dapat terpantau dengan baik.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya

a) Disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan citra satelit resolusi tinggi.

b) Perlu dilakukan penelitian serupa dengan unit analisis wilayah kabupaten/kota.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim (2016). Kabupaten Sigi dalam Angka 2016. Kabupaten Sigi.

(2011). Renana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sigi 2010-2030. Kabupaten Sigi. (2004). Undang-Undang Pemerintah No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah.

(2008). Undang-Undang RI No. 27 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah.

(2013). Draf RSNI Penutup/Penggunaan Lahan Tahun 2013

(15)

15 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD

Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: faisalharis303@gmail.com

Barus dan Wiradisastra. (2000). Sistem Informasi Geografi. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

Gambar

Tabel 2. Hasil Identifikasi Penggunaan Lahan Citra Landsat 7 Tahun 2003
Gambar 2. Peta Penggunana  Lahan tahun 2016
Tabel 4. Perubahan Penggunaan Lahan
Gambar 3. Peta Perubahan Penggunana  Lahan tahun 2003 – 2016

Referensi

Dokumen terkait

Temuan dari penelitian ini adalah variabel laba dan arus kas berpengaruh signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi nilai probabilitas variabel financial

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media audio dan metode drill memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan dalam praktik

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis dan Perancangan Sistem

1) Siswa mencari jalan untuk memecahkan masalah sendiri. Artinya pada saat siswa diberi masalah atau tugas dari guru siswa berusaha mencari jalan atau jawaban untuk

Untuk memperoleh hasil data kerja keras belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket kerja keras belajar, sedangkan untuk memperoleh hasil data prestasi belajar

Eventually, periodontology has introduced a new term “periodontal medicine”, which examines the connection between periodontal disease to systemic conditions and diseases such

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh didapatkan hasil efektivitas serbuk cangkang keong mas dalam menyerap Hg10 ppm adalah pada massa 20 gr serbuk keong mas dengan

Materi yang digunakan yaitu 216 ekor puyuh betina (Coturnix coturnix japonica) umur 18 hari yang ditempatkan dalam 27 unit kandang sistem dua tingkat (double cage) terbuat dari