PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE CERAMAH
DISKUSI DAN PRAKTIKUM PADA PROGRAM STUDI D-III
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
SKRIPSI
Oleh:
RICKY ZULWAN PATISINA 121121112
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ricky Zulwan Patisina
Nim : 121121112
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Persepsi
mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada
program studi DIII fakultas keperawatan USU adalah benar-benar hasil karya
sendiri, kecuali jika dalam pengutipan subtansi disebutkan sumbernya, dan belum
pernah diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya
bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah
ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Medan, 23 Februari 2014
Yang menyatakan,
Ricky Zulwan Patisina
Judul Penelitian : Persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada program studi DIII fakultas keperawatan USU
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mengembangkan strategi pembelajaran dari kurikulum berbasis isi menjadi berbasis kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun demikian Kurikulum Berbasis Isi masih diterapkan pada mahasiswa program studi DIII Keperawatan yang menimbulkan persepsi masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran persepsi masing masing mahasiswa tentang metode ceramah diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan program studi DIII dengan sampel 199 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014 menggunakan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik didapatkan metode ceramah 63% positif, diskusi 96% positif dan praktikum 98.5% positif, dan metode yang paling diminati mahasiswa adalah metode praktikum. Hasil dari keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktikum dipersepsikan positif oleh mahasiswa program studi DIII Fakultas Keperawatan USU, artinya metode tersebut dapat diterima oleh mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada praktek keperawatan, yakni memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan. Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum.
Research title : Perception of nursing student about methods of lecture, discussion, and lab in the course of nursing faculty, University of North Sumatra
Student Name : Ricky Zulwan Patisina Student No. : 121121112
Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)
Year : 2014
Abstract
Faculty of Nursing University of North Sumatra develop learning strategies of curriculum-based content into a competency- based to improve the quality of education, but of curriculum- based content still applied to the nursing diploma student which give rise to the perception of each individual. The research uses a descriptive design of purpose to identification of each student’s perception about methods of lecture, discussion, and lab in the Faculty of Nursing University of North Sumatra. Population in this research is all nursing students diploma course with sample of 199 respondents. Data collection using questionnaire was conducted on 6 December 2013 to 25 January 2014 using simple random sampling technique. Statistic test result obtained 63 % positive lecture, 96 % positive discussion, and lab 98,5 % positive, and most preferred method is a lab method. The results of this research indicate that method of lecture, discussion and lab perceived positively by students of diploma Faculty of Nursing University of North Sumatra, and means the method can generally accepted student and will enhance the student’s knowledge of cognitive, affective and psychomotor. It would be very influential in nursing practice, that facilitate students in performing nursing care. This research is limited only to see how students' perceptions about the lecture method, discussion, and lab, without analyzing the factors that influence the perception. Further research should be able to perform analysis on each of the factors that influence perceptions of lectures, discussions and practical.
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang
tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi
Mahasiswa Tentang Metode Ceramah, Diskusi, dan Praktikum di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. yang merupakan salah satu syarat bagi
penulis menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penelitian serta penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu,
dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari
semua pihak untuk kebaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
3. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4. Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat
5. Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd dan Mahnum Lailan Nasution, S.Kep,
Ns, M.Kep selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
7. Orang tua penulis (Ibunda Kemalawaty), yang telah membesarkan dengan
penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
8. Rekan-rekan seperjuangan Ekstensi12. yang selalu mewarnai hari-hari penuh
dengan warna kehidupan hingga tak terasa 1 Tahun setengah tahun berlalu
begitu cepat.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberi bantuan dalam terlaksananya skripsi ini.
Semoga seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada
penulis selama ini mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan,17 Februari 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN………...i
ABSTRAK………..ii
PRAKATA……….…iv
DAFTAR ISI………vii
DAFTAR LAMPIRAN………viii
DAFTAR TABEL………...ix
DAFTAR SKEMA………...x
BAB I Pendahuluan .. ………1
1.1 Latar belakang………1
1.2 Rumusan Masalah . ………4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II Tinjauan Pustaka ... 5
2.1 Persepsi ... ………...6
2.2 Reaksi Persepsi………..6
2.3 Faktor –factor Yang Mempengaruhi Persepsi……..…………...…..…7
2.4 Jenis Persepsi……….8
2.5 Prinsip Dan Metode Pendidikan ………..……….9
2.5.1 Metode Ceramah ……….…….10
2.5.2 Metode Diskusi……….……13
2.5.3 Metode Praktikum……….14
3.1 Kerangka Konseptual ... 18
3.2 Definisi Operasional... 18
BAB IV Metodologi Penelitian ... 20
4.1 Desain Penelitian ... 20
4.2 Populasi dan Sampel ... 20
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
4.4 Pertimbangan Etik ... 22
4.5 Instrumen Penelitian ... 23
4.6 Uji Validitas ... 24
4.7 Uji Realibilitas ... 24
4.8 Pengumpulan Data ... 25
4.9 Analisa Data……….26
5. BAB V Hasil Penelitian……..………..………..……….27
5.1 Hasil Penelitian………...……….27
5.2 Pembahasan………...………...30
6. BAB VI Kesimpulan Dan Saran………….………35
6.1 Kesimpulan……….……….35
6.2 Saran………35
Daftar Pustaka…………...………..36
Lampiran
1. Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian 2. Kuesioner
3. Jadwal Penelitian
4. Rencana Anggaran Biaya Penelitian 5. Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Ceramah……….…………..11
Tabel 2 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Diskusi …………..…….………..13
Tabel 3 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Praktikum…. ….………...17
Tabel 4 Tabel Definisi Operasional .... ………19
Table 5 Populasi dan Sampel……….22
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa ………27
Tabel 7 Hasil Metode Ceramah……….28
Tabel 8 Hasil Metode Diskusi………28
DAFTAR SKEMA
Judul Penelitian : Persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada program studi DIII fakultas keperawatan USU
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mengembangkan strategi pembelajaran dari kurikulum berbasis isi menjadi berbasis kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun demikian Kurikulum Berbasis Isi masih diterapkan pada mahasiswa program studi DIII Keperawatan yang menimbulkan persepsi masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran persepsi masing masing mahasiswa tentang metode ceramah diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan program studi DIII dengan sampel 199 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014 menggunakan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik didapatkan metode ceramah 63% positif, diskusi 96% positif dan praktikum 98.5% positif, dan metode yang paling diminati mahasiswa adalah metode praktikum. Hasil dari keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktikum dipersepsikan positif oleh mahasiswa program studi DIII Fakultas Keperawatan USU, artinya metode tersebut dapat diterima oleh mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada praktek keperawatan, yakni memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan. Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum.
Research title : Perception of nursing student about methods of lecture, discussion, and lab in the course of nursing faculty, University of North Sumatra
Student Name : Ricky Zulwan Patisina Student No. : 121121112
Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)
Year : 2014
Abstract
Faculty of Nursing University of North Sumatra develop learning strategies of curriculum-based content into a competency- based to improve the quality of education, but of curriculum- based content still applied to the nursing diploma student which give rise to the perception of each individual. The research uses a descriptive design of purpose to identification of each student’s perception about methods of lecture, discussion, and lab in the Faculty of Nursing University of North Sumatra. Population in this research is all nursing students diploma course with sample of 199 respondents. Data collection using questionnaire was conducted on 6 December 2013 to 25 January 2014 using simple random sampling technique. Statistic test result obtained 63 % positive lecture, 96 % positive discussion, and lab 98,5 % positive, and most preferred method is a lab method. The results of this research indicate that method of lecture, discussion and lab perceived positively by students of diploma Faculty of Nursing University of North Sumatra, and means the method can generally accepted student and will enhance the student’s knowledge of cognitive, affective and psychomotor. It would be very influential in nursing practice, that facilitate students in performing nursing care. This research is limited only to see how students' perceptions about the lecture method, discussion, and lab, without analyzing the factors that influence the perception. Further research should be able to perform analysis on each of the factors that influence perceptions of lectures, discussions and practical.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Lokakarya Nasional tentang keperawatan yang dilaksanakan di Jakarta pada
bulan januari 1983, telah ditetapkan pengertian keperawatan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio-spritual yang konprehensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Gaffar,1999). Kenyataannya pada saat ini, bentuk pelayanan di berbagai rumah
sakit di Indonesia belum mencerminkan praktek pelayanan profesional. Metode
pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi
pada pemenuhan kebutuhan klien melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan
tugas, hal ini banyak menimbulakan ketidakpuasan pada klien, keluarga dan
masyarakat, akibatnya mutu asuhan keperawatan banyak dikeluhkan masyarakat
(Siswono, 2002).
Meningkatkan pelayanan keperawatan, dibutuhkan pendidikan yang strategis
dan efisien untuk menunjang keterampilan dan skill perawat itu sendiri, maka dari
itu dalam pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20/2003).
Pemerintah dalam hal ini menteri pendidikan nasional pada tanggal 2 mei
2002, mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” dalam rangka
mengantisipasi era globalisasi pasar bebas dilingkungan negara-negara ASEAN,
maupun di negara-negara APEC. Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia
diharapkan pada perubahan perubahan yang tidak menentu, yaitu hubungan yang
tidak linear antara pendidikan dan lapangan pekerjaan, karena apa yang terjadi
dalam lapangan kerja sulit didikuti dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi
kesenjangan(Mulyasa, 2002).
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, kompetensi
sebagai suatu pengetahuan keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir, bertindak dan kebiasaan kebiasaan itu harus mampu
dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus serta mampu untuk melakukan
penyelesaian- penyelesaaian dengan berbagai perubahan yang terjadi didalam
kehidupan baik profesi, keahlian maupun lainnya (Mapenda, 2003).
Depdiknas (2003) mendefenisikan belajar sebagai proses membangun
makna pemahaman terhnadap informasi dan pengalaman. Proses membangun
makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh mahasiswa atau bersama orang lain,
proses itu disaring dengan pikiran (pengetahuan awal), perasaan mahasiswa, dan
Persepsi adalah proses dimana seseorang mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indra atau sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk
memberi makna kepada lingkungannya (Robbins, 2003). Sedangkan menurut
Notoatmojo (2005) persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan
sangat cepat dan kadang tidak kita sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus
yang kita terima atau proses pertama yang harus kita lalui dalam mempersiapkan
suatu objek.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses menurut Robbins
(2003), yaitu faktor internal yang terdiri dari sikap, motivasi, kepentingan atau
minat, pengalaman masa lalu, pengharapan, emosi dan budaya. Selanjutnya
adalah faktor eksternal yang terdiri dari target dan situasi.
Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan
di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, dan
mutu pendidikan dalam penyelenggarakan proses pembelajaran di perguruan
tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan, namun dalam pelaksanaan
perkuliahan ternyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan
proses pembelajaran tersebut. Kecenderungan ini menjadi kendala bagi proses
belajar mengajar karena menyebabkan tujuan mulia pendiddikan tidak tercapai.
Dimana banyak ahli mengatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk perubahan
tingkah laku, mencerdaskan manusia dan menyelesaikan masalah dikehidupan
manusia (Mulyasa, 2002).
Berbagai metode yang diberlakukan pada pembelajaran, banyak beragam
mengajak peneliti untuk tertarik meneliti persepsi mahasiswa tentang metode
ceramah, diskusi, dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang
ingin dikaji di dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa
keperawatan Program DIII Fakultas Keperawatan USU tentang metode
ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.
I.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa program DIII keperawatan
usu tentang proses metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas
Keperawatan USU.
1.4. Manfat Penelitian
1.Praktek keperawatan .
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui
sejauh mana kesiapan mahasiswa keperawatan untuk melakukan praktek
keperawatan profesional.
2. Pendidikan keperawatan.
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan
keperawatan tentang gambaran pembelajaran di fakultas keperawatan
sehingga dapat memotoivasi pendidikan keperawatan untuk menciptakan
lulusan perawat yang siap menginplementasikan peraktek keperawatan
3. penelitian keperawatan
Hasil penelitian keperawatan ini dapat digunakan sebagai data dasar bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Persepsi
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh
proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian
individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu
menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi (Sunaryo, 2004). Sedangkan
menurut Walgito (2002) persepsi adalah proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau
individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang
interaged dalam diri individu, sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (1995) persepsi adalah: (1) tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu
serapan, dan (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
indranya.
2.2. Reaksi Persepsi
Reaksi persepsi menurut Kalangie Dkk (1994). (1) Receiving/attending yaitu semacam kepekaan menerima stimulus dalam bentuk masalah, situasi,
gejala dan tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan. (2) Responding atau jawaban yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar, hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan dan kepuasan dalam menjawab stimulus
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima, termasuk kesediaan,
menerima pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan nilai tersebut. (4)
Organisation yaitu pengembangan dari nilai kedalam suatu sistem organisasi termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemanfaatan, prioritas nilai yang
dimiliki termasuk konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. (5)
Internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang
yang memepengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku termasuk keseluruhan
nilai dan karakteristiknya.
Persepsi itu bersifat individual karena persepsi merupakan aktivitas yang
terintregasi dalam diri individu maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut
aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal itu, maka persepsi dapat dikemukakan
karena perasaan, kemampuan berfikir dan pengalaman individu tidak sama. Oleh
karena itu dalam persepsi suatu stimulus, hasil dari persepsi dapat berbeda-beda
satu dengan yang lain karena sifat yang sangat subyektif (Roger, 1965 dalam
Walgito, 2002).
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Factor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, yaitu: (1) Diri orang
yang bersangkutan, dalam hal ini yang berpengaruh adalah karakteristik
individual meliputi sikap, sifat, kepentingan, minat, pengalaman, harapan,
pengetahuan, dan lain-lain, (2) sasaran persepsi, yang menjadi sasaran persepsi
dapat berupa orang, benda, dan peristiwa dimana sifat dari sasaran persepsi dapat
mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya, (3) yang ikut mempengaruhi
dari sasaran persepsi, (4) faktor situasi, faktor ketiga yang ikut berperan dalam
membentuk persepsi seseorang adalah faktor situasi. Dalam hal ini tinjauan
terhadap persepsi harus secara kontekstual artinya perlu diperhatikan dalam
situasi yang mana persepsi itu timbul (Siagian, 1995 dalam sitinjak, 2006).
2.4. Jenis Persepsi
Ada dua jenis persepsi menurut Sunaryo (2004), yaitu:
1. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu.
2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
berasal dari dalam individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya
sendiri.
Proses persepsi terdapat 3 komponen utama yaitu: (1) Seleksi, adalah
proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan
jenisnya dapat banyak atau sedikit. (2) Interpretasi (penafsiran), yaitu proses
mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.
Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai factor seperti pengalaman masa lalu,
system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga
bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian
informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek
menjadi sederhana. (3) Interpretasi dan persepsi kemudian deterjemahkan dalam
bentuk tingkah laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang
reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang
tersembunyi (Sobur, 2009).
2.5. Prinsip dan Metode Pendidikan
Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan itu penting
untuk menunjang program-program yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya
pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan. Artinya dalam program-program
kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu telah
melibatkan kesehatan, tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka
adalah karena pendidikan itu tidak segera dan jelas memberikan hasil. Dengan
kata lain, pendidikan itu tidak segera membawa manfaat. Hal ini memang benar
karena pendidikan merupakan behavioral investmen jangka panjang. Hasil
investmen pendidikan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu
yang pendek (immediate impact) pendidikan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan saja, belum akan berpengaruh langsung terhadap
indikator kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Mulyasa (2002) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori
Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga
kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psiko motor.
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau
ketidakcocokan antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara
Pranata, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean (2009) juga
menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang mendapatkan hasil belajar sangat
memuasakan didapat pada pelajar visual (72,5%) ini disebabkan metode
pembelajaran yang dilakukan cenderung menguntungkan pelajar visual dengan
menggunakan metode LCD, OHP dan white board . Hal yang sama juga dibuktikan dalam penelitian Sundari (2009) menunjukkan sebagian besar
mahasiswa yang mendapat prestasi belajar sangat memuaskan didapat pada
pelajar visual (n=28, 50,9%).
2.5.1. Metode Ceramah
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok peserta didik (Sanjaya,2009).
Memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil yang disertai
bukti-bukti yang mendukung adalah pengertian dari ceramah. Pada konteks ini
mahasiswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh pendidik.
Pembelajaran telah diolah sedemikian rupa sehingga siap disampaikan kepada
mahasiswa. Selama ceramah, dosen hanya akan menyampaikan pesan
berturut-turut sampai pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode klasik
yang sebaiknya mulai ditinggalkan, ababila pendidik ingin banyak melibatkan
mahasiswa secara aktif, memang harus menjadi pendidik yang kreatif, sehingga
menyenangkan, dan membuat mahasiwa tetap termotivasi untuk aktif selama
pembelajaran (Nurhidayah, 2011).
Metode ceramah (lecture method) merupakan sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah (one way
communication), metode ini dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya paham
peserta didik, metode ini sampai sekarang masih sering digunakan. Guru biasanya
belum merasa puas jika tidak melakukan ceramah. Seolah-olah jika tidak ada
ceramah tidak ada proses pembelajaran (Helmiati, 2012).
Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah (Dirjen Dikti, 2008;
Abimanyu 2008; Harsono, 2008; Helmiati, 2012) dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 1.
Kelebihan Kelemahan
Mudah dan murah.
Mudah dalam mempersiapkan dan melaksanakan metode serta murah dalam artian ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap serta dapat diikuti oleh jumlah kelas yang besar.
Materi yang dikuasai mahasiswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai dosen.
Dapat memberikan wawasan yang luas karena dosen dapat menambah dan mengaitkan dengan sumber dan materi lain dalam kehidupan sehari-hari
Materi yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya dalam waktu yang singkat
Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan akan mengakibatkan terjadinya verbalisme.
Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
Ceramah dianggap sebagai metode yang membosankan jika materi yang disampaikan dan cara penyampaian kurang menarik serta mahasiswa menjadi pasif
Dosen dapat mengontrol dan menguasai keadaan kelas serta mudah
mengorganisasikan kelas. dijelaskan atau belum.
Pembelajaran ceramah dalam perkembangannya dilandasi oleh Teori
Belajar Behavioristik. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang
berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon (Helmiati, 2012).
Pengelolaan kelas menurut model Cooperative Learning juga berbeda, (1)
Kelompok homogen (Ability grouping) adalah praktik memasukkan beberapa
siswa dengan kemampuan yang setara dalam kelompok yang sama. (2)
Pengelompokan heterogenitas (kemacam-ragaman), dibentuk dengan
memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosioekonomi dan etnik,
serta kemampuan akademis. Penataan ruang kelas juga harus diperhatikan,
dalam hal ini keputusan guru dalam penataan ruang disesuaikan dengan kondisi
dan situasi ruang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran
ruang kelas, dan jumlah peserta didik (Helmiati, 2012). Dalam hal ini, Syah
(2003) menjelaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi belajar
adalah Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan
tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan
faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
2.5.2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu permasalahan (Dirjen Dikti, 2008). Sanjaya (2006) menyebutkan
bahwa metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan
pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang problematis.
Metode diskusi menurut Helmiati (2012) merupakan suatu cara mengajar
yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau
masalah di mana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan
atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu
masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi.
Dosen berperan sebagai pemimpin diskusi atau dapat menndelegasikan
tugas sebagai pemimpin itu kepada mahasiswa di mana dosen bertugas
mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh mahasiswa tersebut.
Pendelegasian dapat dilakukan jika mahasiswa dalam kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok diskusi (Abimanyu, 2008).
Adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi (Dirjen Dikti, 2008;
Abimanyu, 2008; Harsono, 2008) dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 2.
Kelebihan Kelemahan
Merangsang kreativitas mahasiswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
Diskusi sering dikuasai oleh dua atau tiga orang mahasiswa yang suka berbicara.
Melatih mahasiswa membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan
2.5.3. Metode Praktikum
Pendidikan keperawatan adalah pendidikan yang bersifat akademik
professional, yang bermakna bahwa pendidikan ini mempunyai landasan
akademik dan landasan profesi yang cukup. Sebagai lulusan pendidikan yang
tinggi keperawatan, kita dituntut memiliki sikap dan kemampuan dalam bidang
keperawatan yang diperoleh pada penerapan kurikulum ini melalui berbagai
bentuk pengalaman belajar, antara lain melalui pengalaman belajar praktik
(Nursalam & Efendi, 2008).
Pendekatan model pembelajaran yang tepat serta metode yang efektif dan
efisisen, maka pengalaman belajar praktikum dapat menjadi alat yang sangat
berguna untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian serta ketekunan mahasiswa
terhadap perilaku yang dihadapkan. Melalui pengalaman belajar praktikum
diharapkan dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku, pengetahuan serta
keterampilan dasar professional pada mahasiswa (Nursalam & Efendi, 2008).
Menurut Scheweer (1972) praktikum adalah tempat dimana peserta didik
mempergunakan pendekatan pemecahan masalah untuk mengembangkan Melatih mahasiswa membiasakan
bertukar pikiran dan gagasan secara verbal dalam mengatasi setiap permasalahan.
Membutuhkan waktu yang panjang, terkadang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
berbagai tehnik untuk mengontrol lingkungan belajar. Praktikum dapat diadakan
di kelas maupun ditatanan klinik dan komunitas.
Pembelajaran praktikum merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar
yang memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik dengan tujuan (1)
memahami, menguji dan menggunakan berbagai konsep utama dari program
teoritis untuk diterapkan pada praktek klinik (2) mengembangkan keterampilan
teknikal, intelektual, dan interpersonal sebagai persiapan untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada klien. Pembelajaran praktikum memungkinkan
peserta didik belajar sambil melakukan sendiri. Hal ini selaras dengan pepatah
apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham (Nursalam & Efendi, 2008).
Berbagai metode dapat digunakan dalam pengalaman belajar praktikum,
seperti metode demonstrasi, simulasi, dan eksperimen. Metode demonstrasi
adalah metode yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan
alat, dan cara berinteraksi dengan klien. Demonstrasi dapat dilakukan langsung
atau melalui media seperti video atau film. Peserta didik dapat mendengar dan
melihat prosedur, langkah-langkah, dan penjelasan-penjelasan yang mendasar.
Pada pelaksanaannya ditekankan tentang tujuan, dan pokok-pokok penting yang
merupakan fokus perhatian, sedangkan simulasi, merupakan metode yang
menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan
peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi dilingkungannya.
melakukan eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya (Nursalam & Efendi, 2008).
Menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses model
pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara bersamaan, yaitu :
meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan
psikomotorik. Pengalaman praktikum dapat meningkatkan perkembangan
intelektual mahasiswa. Peningkatan ini disebabkan oleh pengamatan langsung
terhadap benda-benda serta sifat- sifatnya yang dapat mendorong timbulnya
fikiran yang lebih kompleks, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap teori
perkuliahan menjadi lebih kuat. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk
melatih proses pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis
secara ilmiah, karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat
dilatih secara bersamaan.
Menurut Adisendjaja (2008), kegiatan praktikum adalah pengalaman
belajar yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan material sampai kepada
observasi fenomena. Pengalaman belajar yang dibuat mungkin memiliki
tingkatan struktur yang berbeda dan ditentukan oleh guru atau pegangan
kegiatan praktikum.
Pengalaman belajar praktikum merupakan proses pembelajaran yang
penting untuk mempersiapkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
praktek klinik. Pengalaman belajar praktikum ini ditekankan pada terbentuknya
sikap dan tingkah laku, pengetahuan, serta keterampilan dasar professional
untuk berpikir sambil melakukan tindakan dalam rangka penerapan pengetahuan,
teori, konsep-konsep, dan prinsip yang telah didapat melalui pengalaman belajar
lainnya. Untuk pencapaian PBP secara efektif, diperlukan berbagai model
pengembangan pembelajaran, metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajar, serta fasilitas laboratorium, baik dikelas atau ditatanan nyata
(klinik) yang kondusif. Dalam pelaksanaannya pengalaman belajar praktikum
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengintegrasikan
teori atau pengetahuan yang telah didapatkan dengan keterampilan dasar
professional (Nursalam & Efendi, 2008).
Berikut kelebihan dan kelemahan metode praktikum menurut Nyoman (2006).
Dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 3.
Kelebihan Kelemahan
Melibatkan siswa secara langsung
dalam mengamati suatu proses
Guru harus benar-benar mampu
menguasai materi dan keterampilan.
Siswa dapat menyakini akan misalnya,
karena langsung mendengar , melihat,
meraba dan mencium yang sedang
dipelajari.
Tidak semua mata pelajaran
dipraktekkan dan tidak semua
diajarkan dengan metode praktek
Siswa cenderung tertarik pada objek
nyata di dalam sekitarnya
Alat dan bahan-bahan mahal
harganya, dapat menghambat untuk
melakukan praktek.
Membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalaman keterampilan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang
proses pembelajaran metode ceramah, diskusi, dan praktikum pada Program
Studi DIII Fakultas Keperawatan USU. Berdasarkan teori dan tujuan yang diteliti
dalam penelitian ini maka kerangka penelitiannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Skema 1 : Kerangka Penelitian Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Ceramah,
Diskusi, dan Praktikum.
Persepsi mahasiswa tentang
penerapan metode pembelajaran
program DIII Fakultas
keperawatan usu
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Praktikum
Persepsi positif
3.2. Definisi Operasional
Tabel 4.
Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur
yang meliputi ceramah,
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4. 1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun oleh
peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pernyataan penelitian dan berperan
sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian
(Sastroasmoro, 2011). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode
ceramah, diskusi dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan
USU.
4. 2. Populasi dan Sampel 4. 2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program DIII
Fakultas Keperawatan USU yang sedang menjalani pendidikan. Populasi dalam
penelitian ini adalah setiap sabjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah angkatan 2011, 2012,
2013 yaitu 411 orang mahasiswa.
4.2.2. Sampel
Penelitian selalu dilakukan pada sampel, bukan pada populasi. Persaratan
mutlaknya yakni bahwa sampel tersebut harus dianggap mewakili populasi
(Sastroasmoro, 2011). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan secara acak, dengan menggunakan undian. Caranya dengan
mengumpulakan seluruh nama-nama mahasiswa program studi DIII pada wadah
undian, kemudian diambil satu persatu sebanyak 199 (Arikunto, 2010).
Rumus penarikan sampel yang dipakai jika populasi diketahui adalah :
n =�2 N.Zα²P.q
.(�−1)+��²�.�
n = 411.(1,96)2(0,5)(0,5)
(0,05)2.(411−1)+ (1,96)2(0,5)(0,5)
n = 394,56
1.985
n = 199
n = 199 mahasiswa.
Maka jumlah sampel secara proporsional berdasarkan table Krecjie, populasi
sebanyak 411 dibutuhkan sampel 199 subjek sampel dengan proporsi sebagai
berikut:
Mahasiswa 2011 = 98
411 x 199
= 47 mahasiswa
Mahasiswa 2012 = 165
411 x 199
= 80 mahasiswa
Mahasiswa 2013 = 148
411 x 199
= 72 mahasiswa
Tabel 5. Populasi dan Sampel
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Keperawatan USU yang beralamat di
Jalan Prof. Ma’as No. 3 kampus Universitas Sumatera Utara program studi DIII
keperawatan. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena subjek penelitian
adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan lokasi
penelitian yang merupakan daerah kampus dimana peneliti berada sehingga
diharapkan akan memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian
untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan
praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumetera
Utara. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Desember 2013 - 25 Januari 2014.
4. 4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus dalam ujian
proposal penelitian untuk selanjutnya mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan USU. Dalam penelitian ini akan
disampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik penelitian,
yaitu: menjelaskan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur
dipersilakan untuk menandatangani informed consent ataupun memberikan
persetujuan secara lisan.
Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak
untuk menolak dan mengundurkan diri tanpa ada tekanan baik secara fisik
maupun secara psikologis. Responden juga berhak mengundurkan diri selama
proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data
responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen,
tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
4. 5. Instrumen Penelitian
Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data yang
disebut kuesioner. Kuesioner yang dibagikan adalah kuesioner untuk persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum. Kuesioner tentang
persepsi bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran persepsi mahasiswa Positif
(P) dan Negatif (N).
Pengklasifikasian kategori menurut rumus statistika sudjana (1992). P =
Rentang /Banyak kelas, dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang
adalah selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah, dimana banyak kelas
adalah 2, yaitu persepsi positif dan negatif.
Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan, dengan 4 jawaban, jika pernyataan
positif sangat setuju (SS) bernilai = 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS) = 2, sangat
(STS) = 4 Pernyataan positif ada lima pernyataan, No. 7 9 11 12 14, dan
selebihnya adalah pernyataan negatif.
4. 6. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatan valid, apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen
dianggap valid jika nilai content validity indeks > 0,8 (Lynn, 1986), dan
instrumen itu benar-benar dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur apa
yang akan diukur (Setiadi, 2007). Uji viliditas dilakukan secara konten validity
kepada ahlinya, dan kuesioner telah dinyatakan valid pada tanggal 2 Desember
2013 dengan perhitungan dibawah ini:
Nilai valid = Nilai kuesioner : Nilai tertinggi
Setiap kuesioner bernilai valid = 4
4x 15 pernyataan = 60
Nilai tertinggi setiap kuesioner = 4
4 x 15 pernyataan = 60
60 : 60 = 1
4. 7. Uji Reliabilitas
statistika yang fleksibel sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis data
(Azwar, 2000).
Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal 4 Desember 2013 di Fakultas
Keperawatan USU, terhadap 30 responden diluar sampel yang sudah ditentukan,
uji reliabilitas dilakukan dengan SPSS versi 16, untuk analisa Cronbach Alpha dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,72 Hal ini tentu dapat diterima untuk
instrument yang baru.
Menurut Sekaran (dalam Hardaningtyas, 2005) pada umumnya bila
koefisien alpha cronbach <0,6 dapat dikatakan tingkat reliabilitasnya kurang baik,
sedangkan koefisien alpha cronbach > 0,7-0,8 tingkat reliabilitasnya dapat
diterima, dan akan sangat baik jika > 0,8. Sedangkan Menurut Polit & Hungler,
suatu kuesioner dinyatakan reliabel jika cronbach’s alpha mencapai nilai 0,7.
Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.
4. 8. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden
untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan
praktikum. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dengan cara :
1) Mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan USU.
2) Setelah mendapat izin, kemudian melaksanakan pengumpulan data penelitian.
Menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan dan manfaat penelitian.
3) Meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan
4) Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap penerapan metode ceramah,
diskusi dan laboratorium dengan membagikan kuisioner penelitian.
5) Mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk
memeriksa kelengkapan pengisian dan bila ada data yang kurang bisa
langsung dilengkapi.
6) Data yang telah terkumpul kemudian diolah/dianalisa.
4. 9. Analisa Data
Analisa data penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang dimulai
dari persiapan berupa pengecekan nama, kelengkapan identitas, dan data
responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi (editing). Data yang
diperoleh diidentifikasi dengan memberikan kode (coding) untuk mempermudah mentabulasikan data yang telah terkumpul. Selanjutnya data diolah dengan
menggunakan program komputerisasi (entry) untuk mendeskripsikan frekuensi
dan persentasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan
praktikum yang akan menggunakan skala Ordinal disajikan dalam bentuk
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian
mengenai persepsi mahasiswa keperawatan program studi DIII tentang metode
pembelajaran ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.
Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 6 Desember 2013 sampai
dengan 25 januari 2014 di Fakultas Keperawatan USU. Dengan jumlah responden
199 orang.
5.1Hasil penelitian
Hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa program studi DIII Fakultas
Keperawatan USU dilihat dari hasil jawaban responden terdiri dari 3 sub variabel
yaitu metode ceramah, metode diskusi dan metode praktikum. Dari jawaban
responden kemudian dibedakan menjdi 2 kategori, yaitu kategori persepsi positif
dan negatif. Dalam penelitian ini seluruh responden adalah mahasiswa
keperawatan yang masih aktif di program studi DIII Fakultas Keperawatan USU.
Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.
No. Sub variable
Kategori persepsi
Positif Negative
frekuensi persentasi frekuensi persentasi
1. Ceramah 125 63% 74 37%
2. Diskusi 191 96% 8 4%
Tabel diatas menunjukkan hasil dari frekuensi dan persentasi metode ceramah,
diskusi, dan praktikum. Berikut adalah perhitungan nilai dari masing masing sub
variable.
5.1.1 Hasil metode ceramah
Table 7. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah berdasarkan jawaban 199 responden.
5.1.2 Hasil metode diskusi
Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa perawat tentang metode diskusi, Berdasarkan jawaban 199 responden.
Nilai Frekuensi (f) Persentase
9
Nilai Frekuensi (f) Persentase
5.1.3 Hasil metode praktikum
Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa perawat tentang metode praktikum, Berdasarkan jawaban 199 responden.
Nilai Frekuensi {f} Persentase
5.2Pembahasan
Salah satu komponen utama dalam strategi pembelajaran diluar urutan
kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran
memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Diakui oleh para ahli
pendidikan bahwa tidak semua metode pembelajaran cocok untuk digunakan pada
setiap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada mahasiswa, karena itu dalam
perkembangannya pembelajaran harus menemukan metode yang paling tepat
untuk diterapkan, sesuai latar belakang mahasiswa dalam bentuk materi yang akan
disampaikan (Mulyasa, 2004).
Dalam pembahasan ini terdapat tiga metode yang akan dibahas, yaitu
metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Desain penelitian ini adalah deskriftif,
yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode
pembelajaran ceramah, diskusi dan praktikum. Secara keseluruhan, komponen
dipersepsikan positif oleh mahasiswa program DIII Fakultas Keperawatan USU.
Berikut pembahasan masing masing sub variable.
Secara keseluruhan metode ceramah dianggap sebagai metode yang baik
(positif), hal ini dibuktikan bahwa adanya hasil dari peneliti yang menggambarkan
sebanyak 37% mahasiswa beranggapan negatif, sementara 63% beranggapan
positif. Tanggapan positif terhadap metode ceramah tersebut kemungkinan karena
dipengaruhi oleh faktor diri individu yang bersangkutan, seperti yang dikatakan
Siagian (1995) bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor diri individu yang
memberikan persepsi, yang meliputi pengetahuan, sikap, sifat dan lain lain. Proses
penjelasan yang konkret sehingga materi dapat diterima. Namun demikian
sebanyak 37% mahasiswa masih beranggapan negative. Selain dari pada itu,
kemungkinan besar dari persepsi negatif mahasiswa adalah kecenderungan
mahasiswa dalam perkuliahan yang membosankan, waktu yang tidak sesuai, dan
kondisi yang tidak nyaman. Hal ini selaras menurut Soemanto (2006) yang
mengatakan metode yang dipakai dalam pembelajaran akan menimbulkan
perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
Sementara untuk metode diskusi, secara umum mahasiswa beranggapan
positif, dibuktikan dengan adanya hasil dari peneliti yang menunjukkan bahwa
96% mahasiswa beranggapan positif. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa
berharap dengan metode diskusi mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan
mudah dan tidak membosankan. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh
Berlmutter dan Demontmollin (1952) dalam buku karangan Mukhtar (2002) yang
menyatakan proses pembelajaran kelompok atau diskusi menunjukkan mahasiswa
dapat belajar lebih cepat dan pengetahuan atau pengalaman kelompok sering
beralih keanggota anggota kelompok, sehingga lebih memudahkan untuk
menyerap ilmu yang disampaikan oleh pengajar. Penelitian ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993) bahwa metode pendidikan kesehatan
yang tepat dalam hal transmisi informasi adalah dengan metode diskusi. Hal ini
tidak selaras dengan apa yang telah diteliti oleh Hastuti (2007) yang
menyimpulkan bahwa Mahasiswa lebih menyukai metode ceramah dibandingkan
Metode diskusi menurut Helmiati (2012) merupakan suatu cara mengajar
yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau
masalah di mana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan
atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu
masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi, sehingga
pembelajaran tidak membosankan.
Komponen yang terakhir adalah persepsi mahasiswa tentang metode
praktikum, praktikum merupakan suatu proses untuk melakukan keterampilan
dengan menstimulasikan, demonstrasi, role play dengan pendekatan keadaan pada
situasi nyata, begitu juga halnya yang dilakukan mahasiswa Program DIII
Fakultas keperawatan USU dalam mengikuti pembelajaran di Laboratorium. Hasil
penelitian ini dipersepsikan positif sebanyak 98,5%, metode ini merupakan
metode yang paling banyak dipersepsikan positif oleh mahasiswa dibandingkan
dengan metode ceramah dan diskusi, hal ini dapat terjadi karena dengan metode
praktikum mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan cara yang efektif, dan
menyenangkan.
Sesuai berdasarkan penelitian Utama (2010) tentang gaya dan hasil belajar
dengan metode praktikum, sebagian besar responden menunjukkan hasil belajar
sangat baik. Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran praktikum, merupakan
metode yang tepat untuk menstimulasi mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik,
hal ini disebabkan kecenderungan mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik
dalam menangkap pelajaran yang mereka terima dengan cara menyentuhnya dan
pembelajaran praktikum juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa, Sadirman (2007) mengemukakan bahwa keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan
pembelajaran praktikum, dan juga dipengaruhi oleh dosen yang mempunyai
pengalaman dan kemampuan dalam pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan
semangat mahasiswa, dimana masiswa ikut bertanggung jawab untuk belajar aktif
dalam pencapaian prestasi.
Dengan pendekatan model yang tepat serta metode yang efektif dan
efisien, maka pengalaman belajar praktikum dapat menjadi alat yang sangat
berguna untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian serta ketekunan mahasiswa
terhadap perilaku yang dihadapkan. Melalui pengalaman belajar praktikum
diharapkan dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku, pengetahuan, serta
keterampilan dasar professional pada peserta didik ( Nursalam & Efendi,
2008).
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang cukup
singkat dengan jumlah responden yang banyak menyebabkan pembagian
kuesioner yang kurang terorganisir dengan baik sehingga penjelasan terkait
pengisian kuesioner kurang maksimal. Hal ini kemungkinan menyebabkan
pemberian jawaban oleh responden dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Kuesioner yang dirancang hanya melibatkan mahasiswa saja sebagai
data yang didapatkan hanya berdasarkan persepsi dari mahasiswa saja tanpa
adanya data tambahan.
Dari penelitian disimpulkan bahwa mahasiswa setuju apabila metode
ceramah, diskusi dan praktikum dilanjutkan, pada Program Studi DIII Fakultas
Keperawatan USU. namun penting untuk mempersiapkan kualitas pengajar yang
aktif dan professional untuk menunjang kualitas pembelajaran, khususnya
pengajar dengan metode diskusi. Selanjutnya dapat diadakan lagi penelitian
sejenis dengan jumlah responden yang lebih banyak lagi, agar hasil yang didapat
lebih akurat. Selain itu penelitian ini dapat dilakukan juga ditempat lain dengan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh responden adalah mahasiswa
program studi DIII di Fakultas Keperawatan USU, berdasarkan dari keseluruhan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang metode
ceramah, diskusi dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan
USU adalah positif, namun dari ketiga metode tersebut metode praktikum
dianggap sebagai metode yang paling baik oleh mahasiswa. Artinya mahasiswa
setuju apabila metode ceramah, diskusi, dan praktikum dapat dilanjutkan di
Fakultas Keperawatan USU pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU.
6.2.SARAN
6.2.1. Bagi pendidikan
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang
metode ceramah, diskusi dan praktikum positif di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Namun demikian metode ceramah dianggap negatif
sebanyak 37%, dengan hasil tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
bagian pendidikan keperawatan untuk terus mengembangkan metode
pembelajaran yang sudah ada, tidak hanya metode namun juga kualitas pengajar
yang kreatif sehingga proses pembelajaran menyenangkan. Metode pembelajaran
perlu dikembangkan tidak hanya dalam bentuk ceramah dan diskusi, namun juga
6.2.2. Bagi praktek keperawatan
persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum secara
keseluruhan dipersepsikan positif, artinya metode ini dapat diterima oleh
mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara
kognitif ,afektif, dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada
praktek keperawatan. Dengan meningkatnya kemempuan kognitif, afektif dan
psikomotor, justru akan memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan
keperawatan.
6.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini menggunakan instrumen yang dirancang sendiri, meskipun uji
reliabilitas sudah cukup baik namun baru diujikan terbatas pada satu tempat yaitu
Fakultas Keperawatan saja sehingga jika melakukan penelitian yang serupa
sebaiknya melakukan uji validitas dan reliabilitas kembali di tempat lainnya, agar
mandapat hasil penelitian yang akurat.
Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang
metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan
analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode
ceramah, diskusi dan praktikum. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan
dapat meneliti tingkatan sikap dan tindakan mahasiswa keperawatan dalam
metode ceramah dan diskusi untuk melihat sejauh mana tingkatan yang telah
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S. dkk. (2008). Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Diperoleh
tanggal 7 November 2012 dari
Adisanjaya (2008). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin.(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: B.P. Dharma Bhakti.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Diperoleh tanggal 8 November 2012 dari
Gaffar, L.O.J. (1999). Pengantar keperawatan professional. Jakarta : EGC
Hastini. (2007). Perbedaan Penerapan Metode Diskusi dan Ceramah Mata Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia I pada Mahasiswa Semester I di Akademi Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Profesi Edisi 01. 16-19
Helmiati. (2012). Modul PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Fak. Tarbiyah dan Keguruan. UIN SUSKA: Riau
Kalangi, N.S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer Melalui Pendekatan Sosial Budaya. Jakarta : PT Kesaint Blanc Indah Corp.
Munthe, L. (2005). Perbedaan Strategi Koping Ayah dan Ibu dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Santa Lucia Medan. Skripsi tidak dipublikasikan. USU
Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Nurhidayah, R. E . (2011). Pendidikan Keperawatan : pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Medan : USU Press
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian. Jakarta : Salemba Medika.
Pangabean, A. (2009). Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU Program Reguler Berdasarkan Tipe Belajar Mahasisw, Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.
Polit, D.F & Cherly. T. B, (2008). Nursing Research: Generating and assessing Evidence for Nursing Practice. 8 th edition. Philadelpia: Lippincot
Pranata, M. 2009. Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain. Dikutip dari : http://desaingrafisindonesia.files.wordpress.com Dibuka tanggal 12 September 2010.
Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok GRAMEDIA
Roger, EM & Storey J.D. (1987) “Communication Campaign. In C.R. Berger & S.H Chaffee; (ed..), Handbook of Communications Science”, (New Burry Park, CA : Sage,)
Sandjaja, Dr. Bernardus, DMM, DTM & H, MSPH. (2007). Helmintologi Kedokteran. Jakarta : Prestasi Pustaka
Sastroasmoro, S. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 3. Jakarta : Sagung Seto ; 2002.
Setiadi. (2007). Konsep Penulisan Riset Keperawatan. Jogjakarta : Graham Ilmu. Sitinjak, Eva Perawaty. (2007). Persepsi perawat terhadap penerapan MPKP
diruang rawat inap RSUP .H. Adam Malik Medan. Fakultas kedokteran universitas sumatera utara.
Siswono. (2002). Model praktek keperawatan professional di Indonesian. Diakses 5 februari 2013.
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Sundari. (2009). Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumanto, H. (2006). Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Diambil tanggal 18 Oktober 2009 dari http://www.bpkpenaburbdg.sch.id
Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi. Diunduh pada
tanggal 9 November 2012 dari
Utama. (2010) Gaya Belajar Dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU. Skripsi. Medan: Fakultas Keperawatan USU.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
P1
Metode ceramah
N Valid 199
Missing 0
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 5 11 5.5 5.5 5.5
6 7 3.5 3.5 9.0
7 6 3.0 3.0 12.1
8 17 8.5 8.5 20.6
9 17 8.5 8.5 29.1
10 16 8.0 8.0 37.2
11 21 10.6 10.6 47.7
12 31 15.6 15.6 63.3
13 43 21.6 21.6 84.9
14 11 5.5 5.5 90.5
15 16 8.0 8.0 98.5
16 3 1.5 1.5 100.0
Total 199 100.0 100.0
Frequencies
[DataSet0]
P2
Metode diskusi
N Valid 199
Missing 0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 9 1 .5 .5 .5
10 7 3.5 3.5 4.0
11 19 9.5 9.5 13.6
12 45 22.6 22.6 36.2
13 45 22.6 22.6 58.8
14 55 27.6 27.6 86.4
15 14 7.0 7.0 93.5
16 2 1.0 1.0 94.5
17 4 2.0 2.0 96.5
18 7 3.5 3.5 100.0
Total 199 100.0 100.0
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
P3
N Valid 199
Missing 0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 9 3 1.5 1.5 1.5
11 8 4.0 4.0 5.5
12 8 4.0 4.0 9.5
13 4 2.0 2.0 11.6
14 20 10.1 10.1 21.6
15 16 8.0 8.0 29.6
16 33 16.6 16.6 46.2
17 36 18.1 18.1 64.3
18 50 25.1 25.1 89.4
19 11 5.5 5.5 95.0
20 10 5.0 5.0 100.0
Reliability
[DataSet1] H:\relib\reliable ricky.sav
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items