• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Keperawatan tentang Metode Ceramah Diskusi dan Praktikum pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Keperawatan tentang Metode Ceramah Diskusi dan Praktikum pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE CERAMAH

DISKUSI DAN PRAKTIKUM PADA PROGRAM STUDI D-III

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

SKRIPSI

Oleh:

RICKY ZULWAN PATISINA 121121112

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ricky Zulwan Patisina

Nim : 121121112

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Persepsi

mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada

program studi DIII fakultas keperawatan USU adalah benar-benar hasil karya

sendiri, kecuali jika dalam pengutipan subtansi disebutkan sumbernya, dan belum

pernah diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya

bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah

ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan

paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika

ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 23 Februari 2014

Yang menyatakan,

Ricky Zulwan Patisina

(4)

Judul Penelitian : Persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada program studi DIII fakultas keperawatan USU

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mengembangkan strategi pembelajaran dari kurikulum berbasis isi menjadi berbasis kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun demikian Kurikulum Berbasis Isi masih diterapkan pada mahasiswa program studi DIII Keperawatan yang menimbulkan persepsi masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran persepsi masing masing mahasiswa tentang metode ceramah diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan program studi DIII dengan sampel 199 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014 menggunakan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik didapatkan metode ceramah 63% positif, diskusi 96% positif dan praktikum 98.5% positif, dan metode yang paling diminati mahasiswa adalah metode praktikum. Hasil dari keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktikum dipersepsikan positif oleh mahasiswa program studi DIII Fakultas Keperawatan USU, artinya metode tersebut dapat diterima oleh mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada praktek keperawatan, yakni memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan. Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum.

(5)

Research title : Perception of nursing student about methods of lecture, discussion, and lab in the course of nursing faculty, University of North Sumatra

Student Name : Ricky Zulwan Patisina Student No. : 121121112

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

Faculty of Nursing University of North Sumatra develop learning strategies of curriculum-based content into a competency- based to improve the quality of education, but of curriculum- based content still applied to the nursing diploma student which give rise to the perception of each individual. The research uses a descriptive design of purpose to identification of each student’s perception about methods of lecture, discussion, and lab in the Faculty of Nursing University of North Sumatra. Population in this research is all nursing students diploma course with sample of 199 respondents. Data collection using questionnaire was conducted on 6 December 2013 to 25 January 2014 using simple random sampling technique. Statistic test result obtained 63 % positive lecture, 96 % positive discussion, and lab 98,5 % positive, and most preferred method is a lab method. The results of this research indicate that method of lecture, discussion and lab perceived positively by students of diploma Faculty of Nursing University of North Sumatra, and means the method can generally accepted student and will enhance the student’s knowledge of cognitive, affective and psychomotor. It would be very influential in nursing practice, that facilitate students in performing nursing care. This research is limited only to see how students' perceptions about the lecture method, discussion, and lab, without analyzing the factors that influence the perception. Further research should be able to perform analysis on each of the factors that influence perceptions of lectures, discussions and practical.

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang

tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi

Mahasiswa Tentang Metode Ceramah, Diskusi, dan Praktikum di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. yang merupakan salah satu syarat bagi

penulis menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penelitian serta penulisan ini

masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu,

dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari

semua pihak untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan

mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

3. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat

(7)

5. Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd dan Mahnum Lailan Nasution, S.Kep,

Ns, M.Kep selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua penulis (Ibunda Kemalawaty), yang telah membesarkan dengan

penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

8. Rekan-rekan seperjuangan Ekstensi12. yang selalu mewarnai hari-hari penuh

dengan warna kehidupan hingga tak terasa 1 Tahun setengah tahun berlalu

begitu cepat.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberi bantuan dalam terlaksananya skripsi ini.

Semoga seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada

penulis selama ini mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan,17 Februari 2014

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN………...i

ABSTRAK………..ii

PRAKATA……….…iv

DAFTAR ISI………vii

DAFTAR LAMPIRAN………viii

DAFTAR TABEL………...ix

DAFTAR SKEMA………...x

BAB I Pendahuluan .. ………1

1.1 Latar belakang………1

1.2 Rumusan Masalah . ………4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 5

2.1 Persepsi ... ………...6

2.2 Reaksi Persepsi………..6

2.3 Faktor –factor Yang Mempengaruhi Persepsi……..…………...…..…7

2.4 Jenis Persepsi……….8

2.5 Prinsip Dan Metode Pendidikan ………..……….9

2.5.1 Metode Ceramah ……….…….10

2.5.2 Metode Diskusi……….……13

2.5.3 Metode Praktikum……….14

(9)

3.1 Kerangka Konseptual ... 18

3.2 Definisi Operasional... 18

BAB IV Metodologi Penelitian ... 20

4.1 Desain Penelitian ... 20

4.2 Populasi dan Sampel ... 20

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4.4 Pertimbangan Etik ... 22

4.5 Instrumen Penelitian ... 23

4.6 Uji Validitas ... 24

4.7 Uji Realibilitas ... 24

4.8 Pengumpulan Data ... 25

4.9 Analisa Data……….26

5. BAB V Hasil Penelitian……..………..………..……….27

5.1 Hasil Penelitian………...……….27

5.2 Pembahasan………...………...30

6. BAB VI Kesimpulan Dan Saran………….………35

6.1 Kesimpulan……….……….35

6.2 Saran………35

Daftar Pustaka…………...………..36

Lampiran

1. Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian 2. Kuesioner

3. Jadwal Penelitian

4. Rencana Anggaran Biaya Penelitian 5. Riwayat Hidup

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Ceramah……….…………..11

Tabel 2 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Diskusi …………..…….………..13

Tabel 3 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Praktikum…. ….………...17

Tabel 4 Tabel Definisi Operasional .... ………19

Table 5 Populasi dan Sampel……….22

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa ………27

Tabel 7 Hasil Metode Ceramah……….28

Tabel 8 Hasil Metode Diskusi………28

(11)

DAFTAR SKEMA

(12)

Judul Penelitian : Persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada program studi DIII fakultas keperawatan USU

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mengembangkan strategi pembelajaran dari kurikulum berbasis isi menjadi berbasis kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun demikian Kurikulum Berbasis Isi masih diterapkan pada mahasiswa program studi DIII Keperawatan yang menimbulkan persepsi masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran persepsi masing masing mahasiswa tentang metode ceramah diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan program studi DIII dengan sampel 199 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014 menggunakan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik didapatkan metode ceramah 63% positif, diskusi 96% positif dan praktikum 98.5% positif, dan metode yang paling diminati mahasiswa adalah metode praktikum. Hasil dari keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktikum dipersepsikan positif oleh mahasiswa program studi DIII Fakultas Keperawatan USU, artinya metode tersebut dapat diterima oleh mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada praktek keperawatan, yakni memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan. Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum.

(13)

Research title : Perception of nursing student about methods of lecture, discussion, and lab in the course of nursing faculty, University of North Sumatra

Student Name : Ricky Zulwan Patisina Student No. : 121121112

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

Faculty of Nursing University of North Sumatra develop learning strategies of curriculum-based content into a competency- based to improve the quality of education, but of curriculum- based content still applied to the nursing diploma student which give rise to the perception of each individual. The research uses a descriptive design of purpose to identification of each student’s perception about methods of lecture, discussion, and lab in the Faculty of Nursing University of North Sumatra. Population in this research is all nursing students diploma course with sample of 199 respondents. Data collection using questionnaire was conducted on 6 December 2013 to 25 January 2014 using simple random sampling technique. Statistic test result obtained 63 % positive lecture, 96 % positive discussion, and lab 98,5 % positive, and most preferred method is a lab method. The results of this research indicate that method of lecture, discussion and lab perceived positively by students of diploma Faculty of Nursing University of North Sumatra, and means the method can generally accepted student and will enhance the student’s knowledge of cognitive, affective and psychomotor. It would be very influential in nursing practice, that facilitate students in performing nursing care. This research is limited only to see how students' perceptions about the lecture method, discussion, and lab, without analyzing the factors that influence the perception. Further research should be able to perform analysis on each of the factors that influence perceptions of lectures, discussions and practical.

(14)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Lokakarya Nasional tentang keperawatan yang dilaksanakan di Jakarta pada

bulan januari 1983, telah ditetapkan pengertian keperawatan sebagai suatu bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

bio-psiko-sosio-spritual yang konprehensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik

sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

(Gaffar,1999). Kenyataannya pada saat ini, bentuk pelayanan di berbagai rumah

sakit di Indonesia belum mencerminkan praktek pelayanan profesional. Metode

pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi

pada pemenuhan kebutuhan klien melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan

tugas, hal ini banyak menimbulakan ketidakpuasan pada klien, keluarga dan

masyarakat, akibatnya mutu asuhan keperawatan banyak dikeluhkan masyarakat

(Siswono, 2002).

Meningkatkan pelayanan keperawatan, dibutuhkan pendidikan yang strategis

dan efisien untuk menunjang keterampilan dan skill perawat itu sendiri, maka dari

itu dalam pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi

(15)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20/2003).

Pemerintah dalam hal ini menteri pendidikan nasional pada tanggal 2 mei

2002, mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” dalam rangka

mengantisipasi era globalisasi pasar bebas dilingkungan negara-negara ASEAN,

maupun di negara-negara APEC. Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia

diharapkan pada perubahan perubahan yang tidak menentu, yaitu hubungan yang

tidak linear antara pendidikan dan lapangan pekerjaan, karena apa yang terjadi

dalam lapangan kerja sulit didikuti dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi

kesenjangan(Mulyasa, 2002).

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, kompetensi

sebagai suatu pengetahuan keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir, bertindak dan kebiasaan kebiasaan itu harus mampu

dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus serta mampu untuk melakukan

penyelesaian- penyelesaaian dengan berbagai perubahan yang terjadi didalam

kehidupan baik profesi, keahlian maupun lainnya (Mapenda, 2003).

Depdiknas (2003) mendefenisikan belajar sebagai proses membangun

makna pemahaman terhnadap informasi dan pengalaman. Proses membangun

makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh mahasiswa atau bersama orang lain,

proses itu disaring dengan pikiran (pengetahuan awal), perasaan mahasiswa, dan

(16)

Persepsi adalah proses dimana seseorang mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan indra atau sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk

memberi makna kepada lingkungannya (Robbins, 2003). Sedangkan menurut

Notoatmojo (2005) persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan

sangat cepat dan kadang tidak kita sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus

yang kita terima atau proses pertama yang harus kita lalui dalam mempersiapkan

suatu objek.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses menurut Robbins

(2003), yaitu faktor internal yang terdiri dari sikap, motivasi, kepentingan atau

minat, pengalaman masa lalu, pengharapan, emosi dan budaya. Selanjutnya

adalah faktor eksternal yang terdiri dari target dan situasi.

Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan

di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, dan

mutu pendidikan dalam penyelenggarakan proses pembelajaran di perguruan

tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan, namun dalam pelaksanaan

perkuliahan ternyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan

proses pembelajaran tersebut. Kecenderungan ini menjadi kendala bagi proses

belajar mengajar karena menyebabkan tujuan mulia pendiddikan tidak tercapai.

Dimana banyak ahli mengatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk perubahan

tingkah laku, mencerdaskan manusia dan menyelesaikan masalah dikehidupan

manusia (Mulyasa, 2002).

Berbagai metode yang diberlakukan pada pembelajaran, banyak beragam

(17)

mengajak peneliti untuk tertarik meneliti persepsi mahasiswa tentang metode

ceramah, diskusi, dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang

ingin dikaji di dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa

keperawatan Program DIII Fakultas Keperawatan USU tentang metode

ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.

I.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa program DIII keperawatan

usu tentang proses metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas

Keperawatan USU.

1.4. Manfat Penelitian

1.Praktek keperawatan .

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui

sejauh mana kesiapan mahasiswa keperawatan untuk melakukan praktek

keperawatan profesional.

2. Pendidikan keperawatan.

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan

keperawatan tentang gambaran pembelajaran di fakultas keperawatan

sehingga dapat memotoivasi pendidikan keperawatan untuk menciptakan

lulusan perawat yang siap menginplementasikan peraktek keperawatan

(18)

3. penelitian keperawatan

Hasil penelitian keperawatan ini dapat digunakan sebagai data dasar bagi

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Persepsi

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh

proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian

individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu

menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi (Sunaryo, 2004). Sedangkan

menurut Walgito (2002) persepsi adalah proses pengorganisasian,

penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau

individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang

interaged dalam diri individu, sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (1995) persepsi adalah: (1) tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu

serapan, dan (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca

indranya.

2.2. Reaksi Persepsi

Reaksi persepsi menurut Kalangie Dkk (1994). (1) Receiving/attending yaitu semacam kepekaan menerima stimulus dalam bentuk masalah, situasi,

gejala dan tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,

kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan. (2) Responding atau jawaban yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar, hal ini

mencakup ketepatan reaksi, perasaan dan kepuasan dalam menjawab stimulus

(20)

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima, termasuk kesediaan,

menerima pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan nilai tersebut. (4)

Organisation yaitu pengembangan dari nilai kedalam suatu sistem organisasi termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemanfaatan, prioritas nilai yang

dimiliki termasuk konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. (5)

Internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang

yang memepengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku termasuk keseluruhan

nilai dan karakteristiknya.

Persepsi itu bersifat individual karena persepsi merupakan aktivitas yang

terintregasi dalam diri individu maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut

aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal itu, maka persepsi dapat dikemukakan

karena perasaan, kemampuan berfikir dan pengalaman individu tidak sama. Oleh

karena itu dalam persepsi suatu stimulus, hasil dari persepsi dapat berbeda-beda

satu dengan yang lain karena sifat yang sangat subyektif (Roger, 1965 dalam

Walgito, 2002).

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Factor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, yaitu: (1) Diri orang

yang bersangkutan, dalam hal ini yang berpengaruh adalah karakteristik

individual meliputi sikap, sifat, kepentingan, minat, pengalaman, harapan,

pengetahuan, dan lain-lain, (2) sasaran persepsi, yang menjadi sasaran persepsi

dapat berupa orang, benda, dan peristiwa dimana sifat dari sasaran persepsi dapat

mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya, (3) yang ikut mempengaruhi

(21)

dari sasaran persepsi, (4) faktor situasi, faktor ketiga yang ikut berperan dalam

membentuk persepsi seseorang adalah faktor situasi. Dalam hal ini tinjauan

terhadap persepsi harus secara kontekstual artinya perlu diperhatikan dalam

situasi yang mana persepsi itu timbul (Siagian, 1995 dalam sitinjak, 2006).

2.4. Jenis Persepsi

Ada dua jenis persepsi menurut Sunaryo (2004), yaitu:

1. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu.

2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang

berasal dari dalam individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya

sendiri.

Proses persepsi terdapat 3 komponen utama yaitu: (1) Seleksi, adalah

proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan

jenisnya dapat banyak atau sedikit. (2) Interpretasi (penafsiran), yaitu proses

mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.

Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai factor seperti pengalaman masa lalu,

system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga

bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian

informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek

menjadi sederhana. (3) Interpretasi dan persepsi kemudian deterjemahkan dalam

bentuk tingkah laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang

(22)

reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang

tersembunyi (Sobur, 2009).

2.5. Prinsip dan Metode Pendidikan

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan itu penting

untuk menunjang program-program yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya

pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan. Artinya dalam program-program

kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu telah

melibatkan kesehatan, tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka

adalah karena pendidikan itu tidak segera dan jelas memberikan hasil. Dengan

kata lain, pendidikan itu tidak segera membawa manfaat. Hal ini memang benar

karena pendidikan merupakan behavioral investmen jangka panjang. Hasil

investmen pendidikan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu

yang pendek (immediate impact) pendidikan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan saja, belum akan berpengaruh langsung terhadap

indikator kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Mulyasa (2002) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori

Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga

kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psiko motor.

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau

ketidakcocokan antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara

(23)

Pranata, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean (2009) juga

menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang mendapatkan hasil belajar sangat

memuasakan didapat pada pelajar visual (72,5%) ini disebabkan metode

pembelajaran yang dilakukan cenderung menguntungkan pelajar visual dengan

menggunakan metode LCD, OHP dan white board . Hal yang sama juga dibuktikan dalam penelitian Sundari (2009) menunjukkan sebagian besar

mahasiswa yang mendapat prestasi belajar sangat memuaskan didapat pada

pelajar visual (n=28, 50,9%).

2.5.1. Metode Ceramah

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai

secara optimal. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan

pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada

sekelompok peserta didik (Sanjaya,2009).

Memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil yang disertai

bukti-bukti yang mendukung adalah pengertian dari ceramah. Pada konteks ini

mahasiswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh pendidik.

Pembelajaran telah diolah sedemikian rupa sehingga siap disampaikan kepada

mahasiswa. Selama ceramah, dosen hanya akan menyampaikan pesan

berturut-turut sampai pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode klasik

yang sebaiknya mulai ditinggalkan, ababila pendidik ingin banyak melibatkan

mahasiswa secara aktif, memang harus menjadi pendidik yang kreatif, sehingga

(24)

menyenangkan, dan membuat mahasiwa tetap termotivasi untuk aktif selama

pembelajaran (Nurhidayah, 2011).

Metode ceramah (lecture method) merupakan sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah (one way

communication), metode ini dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya paham

peserta didik, metode ini sampai sekarang masih sering digunakan. Guru biasanya

belum merasa puas jika tidak melakukan ceramah. Seolah-olah jika tidak ada

ceramah tidak ada proses pembelajaran (Helmiati, 2012).

Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah (Dirjen Dikti, 2008;

Abimanyu 2008; Harsono, 2008; Helmiati, 2012) dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 1.

Kelebihan Kelemahan

Mudah dan murah.

Mudah dalam mempersiapkan dan melaksanakan metode serta murah dalam artian ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap serta dapat diikuti oleh jumlah kelas yang besar.

Materi yang dikuasai mahasiswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai dosen.

Dapat memberikan wawasan yang luas karena dosen dapat menambah dan mengaitkan dengan sumber dan materi lain dalam kehidupan sehari-hari

Materi yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya dalam waktu yang singkat

Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan akan mengakibatkan terjadinya verbalisme.

Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai

Ceramah dianggap sebagai metode yang membosankan jika materi yang disampaikan dan cara penyampaian kurang menarik serta mahasiswa menjadi pasif

Dosen dapat mengontrol dan menguasai keadaan kelas serta mudah

(25)

mengorganisasikan kelas. dijelaskan atau belum.

Pembelajaran ceramah dalam perkembangannya dilandasi oleh Teori

Belajar Behavioristik. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan

suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus

dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang

berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon (Helmiati, 2012).

Pengelolaan kelas menurut model Cooperative Learning juga berbeda, (1)

Kelompok homogen (Ability grouping) adalah praktik memasukkan beberapa

siswa dengan kemampuan yang setara dalam kelompok yang sama. (2)

Pengelompokan heterogenitas (kemacam-ragaman), dibentuk dengan

memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosioekonomi dan etnik,

serta kemampuan akademis. Penataan ruang kelas juga harus diperhatikan,

dalam hal ini keputusan guru dalam penataan ruang disesuaikan dengan kondisi

dan situasi ruang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran

ruang kelas, dan jumlah peserta didik (Helmiati, 2012). Dalam hal ini, Syah

(2003) menjelaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi belajar

adalah Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan

tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,

suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan

faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi

(26)

2.5.2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa

pada suatu permasalahan (Dirjen Dikti, 2008). Sanjaya (2006) menyebutkan

bahwa metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan

pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan

menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang problematis.

Metode diskusi menurut Helmiati (2012) merupakan suatu cara mengajar

yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau

masalah di mana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan

atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu

masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi.

Dosen berperan sebagai pemimpin diskusi atau dapat menndelegasikan

tugas sebagai pemimpin itu kepada mahasiswa di mana dosen bertugas

mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh mahasiswa tersebut.

Pendelegasian dapat dilakukan jika mahasiswa dalam kelas dibagi menjadi

beberapa kelompok diskusi (Abimanyu, 2008).

Adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi (Dirjen Dikti, 2008;

Abimanyu, 2008; Harsono, 2008) dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 2.

Kelebihan Kelemahan

Merangsang kreativitas mahasiswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.

Diskusi sering dikuasai oleh dua atau tiga orang mahasiswa yang suka berbicara.

Melatih mahasiswa membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan

(27)

2.5.3. Metode Praktikum

Pendidikan keperawatan adalah pendidikan yang bersifat akademik

professional, yang bermakna bahwa pendidikan ini mempunyai landasan

akademik dan landasan profesi yang cukup. Sebagai lulusan pendidikan yang

tinggi keperawatan, kita dituntut memiliki sikap dan kemampuan dalam bidang

keperawatan yang diperoleh pada penerapan kurikulum ini melalui berbagai

bentuk pengalaman belajar, antara lain melalui pengalaman belajar praktik

(Nursalam & Efendi, 2008).

Pendekatan model pembelajaran yang tepat serta metode yang efektif dan

efisisen, maka pengalaman belajar praktikum dapat menjadi alat yang sangat

berguna untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian serta ketekunan mahasiswa

terhadap perilaku yang dihadapkan. Melalui pengalaman belajar praktikum

diharapkan dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku, pengetahuan serta

keterampilan dasar professional pada mahasiswa (Nursalam & Efendi, 2008).

Menurut Scheweer (1972) praktikum adalah tempat dimana peserta didik

mempergunakan pendekatan pemecahan masalah untuk mengembangkan Melatih mahasiswa membiasakan

bertukar pikiran dan gagasan secara verbal dalam mengatasi setiap permasalahan.

Membutuhkan waktu yang panjang, terkadang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain

(28)

berbagai tehnik untuk mengontrol lingkungan belajar. Praktikum dapat diadakan

di kelas maupun ditatanan klinik dan komunitas.

Pembelajaran praktikum merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar

yang memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik dengan tujuan (1)

memahami, menguji dan menggunakan berbagai konsep utama dari program

teoritis untuk diterapkan pada praktek klinik (2) mengembangkan keterampilan

teknikal, intelektual, dan interpersonal sebagai persiapan untuk memberikan

asuhan keperawatan kepada klien. Pembelajaran praktikum memungkinkan

peserta didik belajar sambil melakukan sendiri. Hal ini selaras dengan pepatah

apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham (Nursalam & Efendi, 2008).

Berbagai metode dapat digunakan dalam pengalaman belajar praktikum,

seperti metode demonstrasi, simulasi, dan eksperimen. Metode demonstrasi

adalah metode yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan

alat, dan cara berinteraksi dengan klien. Demonstrasi dapat dilakukan langsung

atau melalui media seperti video atau film. Peserta didik dapat mendengar dan

melihat prosedur, langkah-langkah, dan penjelasan-penjelasan yang mendasar.

Pada pelaksanaannya ditekankan tentang tujuan, dan pokok-pokok penting yang

merupakan fokus perhatian, sedangkan simulasi, merupakan metode yang

menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan

peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi dilingkungannya.

(29)

melakukan eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang

dipelajarinya (Nursalam & Efendi, 2008).

Menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses model

pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara bersamaan, yaitu :

meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan

psikomotorik. Pengalaman praktikum dapat meningkatkan perkembangan

intelektual mahasiswa. Peningkatan ini disebabkan oleh pengamatan langsung

terhadap benda-benda serta sifat- sifatnya yang dapat mendorong timbulnya

fikiran yang lebih kompleks, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap teori

perkuliahan menjadi lebih kuat. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk

melatih proses pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis

secara ilmiah, karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat

dilatih secara bersamaan.

Menurut Adisendjaja (2008), kegiatan praktikum adalah pengalaman

belajar yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan material sampai kepada

observasi fenomena. Pengalaman belajar yang dibuat mungkin memiliki

tingkatan struktur yang berbeda dan ditentukan oleh guru atau pegangan

kegiatan praktikum.

Pengalaman belajar praktikum merupakan proses pembelajaran yang

penting untuk mempersiapkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran

praktek klinik. Pengalaman belajar praktikum ini ditekankan pada terbentuknya

sikap dan tingkah laku, pengetahuan, serta keterampilan dasar professional

(30)

untuk berpikir sambil melakukan tindakan dalam rangka penerapan pengetahuan,

teori, konsep-konsep, dan prinsip yang telah didapat melalui pengalaman belajar

lainnya. Untuk pencapaian PBP secara efektif, diperlukan berbagai model

pengembangan pembelajaran, metode pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan belajar, serta fasilitas laboratorium, baik dikelas atau ditatanan nyata

(klinik) yang kondusif. Dalam pelaksanaannya pengalaman belajar praktikum

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengintegrasikan

teori atau pengetahuan yang telah didapatkan dengan keterampilan dasar

professional (Nursalam & Efendi, 2008).

Berikut kelebihan dan kelemahan metode praktikum menurut Nyoman (2006).

Dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 3.

Kelebihan Kelemahan

Melibatkan siswa secara langsung

dalam mengamati suatu proses

Guru harus benar-benar mampu

menguasai materi dan keterampilan.

Siswa dapat menyakini akan misalnya,

karena langsung mendengar , melihat,

meraba dan mencium yang sedang

dipelajari.

Tidak semua mata pelajaran

dipraktekkan dan tidak semua

diajarkan dengan metode praktek

Siswa cenderung tertarik pada objek

nyata di dalam sekitarnya

Alat dan bahan-bahan mahal

harganya, dapat menghambat untuk

melakukan praktek.

Membangkitkan rasa ingin tahu,

memperkaya pengalaman keterampilan

(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang

proses pembelajaran metode ceramah, diskusi, dan praktikum pada Program

Studi DIII Fakultas Keperawatan USU. Berdasarkan teori dan tujuan yang diteliti

dalam penelitian ini maka kerangka penelitiannya dapat digambarkan sebagai

berikut:

Skema 1 : Kerangka Penelitian Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Ceramah,

Diskusi, dan Praktikum.

Persepsi mahasiswa tentang

penerapan metode pembelajaran

program DIII Fakultas

keperawatan usu

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Praktikum

Persepsi positif

(32)

3.2. Definisi Operasional

Tabel 4.

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur

yang meliputi ceramah,

(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4. 1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun oleh

peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pernyataan penelitian dan berperan

sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian

(Sastroasmoro, 2011). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif

yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode

ceramah, diskusi dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan

USU.

4. 2. Populasi dan Sampel 4. 2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program DIII

Fakultas Keperawatan USU yang sedang menjalani pendidikan. Populasi dalam

penelitian ini adalah setiap sabjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah angkatan 2011, 2012,

2013 yaitu 411 orang mahasiswa.

4.2.2. Sampel

Penelitian selalu dilakukan pada sampel, bukan pada populasi. Persaratan

mutlaknya yakni bahwa sampel tersebut harus dianggap mewakili populasi

(Sastroasmoro, 2011). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

(34)

dilakukan secara acak, dengan menggunakan undian. Caranya dengan

mengumpulakan seluruh nama-nama mahasiswa program studi DIII pada wadah

undian, kemudian diambil satu persatu sebanyak 199 (Arikunto, 2010).

Rumus penarikan sampel yang dipakai jika populasi diketahui adalah :

n =2 N.Zα²P.q

.(�−1)+��²�.�

n = 411.(1,96)2(0,5)(0,5)

(0,05)2.(411−1)+ (1,96)2(0,5)(0,5)

n = 394,56

1.985

n = 199

n = 199 mahasiswa.

Maka jumlah sampel secara proporsional berdasarkan table Krecjie, populasi

sebanyak 411 dibutuhkan sampel 199 subjek sampel dengan proporsi sebagai

berikut:

Mahasiswa 2011 = 98

411 x 199

= 47 mahasiswa

Mahasiswa 2012 = 165

411 x 199

= 80 mahasiswa

Mahasiswa 2013 = 148

411 x 199

= 72 mahasiswa

(35)

Tabel 5. Populasi dan Sampel

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Keperawatan USU yang beralamat di

Jalan Prof. Ma’as No. 3 kampus Universitas Sumatera Utara program studi DIII

keperawatan. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena subjek penelitian

adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan lokasi

penelitian yang merupakan daerah kampus dimana peneliti berada sehingga

diharapkan akan memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian

untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan

praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumetera

Utara. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Desember 2013 - 25 Januari 2014.

4. 4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus dalam ujian

proposal penelitian untuk selanjutnya mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan USU. Dalam penelitian ini akan

disampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik penelitian,

yaitu: menjelaskan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur

(36)

dipersilakan untuk menandatangani informed consent ataupun memberikan

persetujuan secara lisan.

Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak

untuk menolak dan mengundurkan diri tanpa ada tekanan baik secara fisik

maupun secara psikologis. Responden juga berhak mengundurkan diri selama

proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data

responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen,

tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

4. 5. Instrumen Penelitian

Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data yang

disebut kuesioner. Kuesioner yang dibagikan adalah kuesioner untuk persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum. Kuesioner tentang

persepsi bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran persepsi mahasiswa Positif

(P) dan Negatif (N).

Pengklasifikasian kategori menurut rumus statistika sudjana (1992). P =

Rentang /Banyak kelas, dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang

adalah selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah, dimana banyak kelas

adalah 2, yaitu persepsi positif dan negatif.

Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan, dengan 4 jawaban, jika pernyataan

positif sangat setuju (SS) bernilai = 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS) = 2, sangat

(37)

(STS) = 4 Pernyataan positif ada lima pernyataan, No. 7 9 11 12 14, dan

selebihnya adalah pernyataan negatif.

4. 6. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatan valid, apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen

dianggap valid jika nilai content validity indeks > 0,8 (Lynn, 1986), dan

instrumen itu benar-benar dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur apa

yang akan diukur (Setiadi, 2007). Uji viliditas dilakukan secara konten validity

kepada ahlinya, dan kuesioner telah dinyatakan valid pada tanggal 2 Desember

2013 dengan perhitungan dibawah ini:

Nilai valid = Nilai kuesioner : Nilai tertinggi

Setiap kuesioner bernilai valid = 4

4x 15 pernyataan = 60

Nilai tertinggi setiap kuesioner = 4

4 x 15 pernyataan = 60

60 : 60 = 1

4. 7. Uji Reliabilitas

(38)

statistika yang fleksibel sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis data

(Azwar, 2000).

Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal 4 Desember 2013 di Fakultas

Keperawatan USU, terhadap 30 responden diluar sampel yang sudah ditentukan,

uji reliabilitas dilakukan dengan SPSS versi 16, untuk analisa Cronbach Alpha dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,72 Hal ini tentu dapat diterima untuk

instrument yang baru.

Menurut Sekaran (dalam Hardaningtyas, 2005) pada umumnya bila

koefisien alpha cronbach <0,6 dapat dikatakan tingkat reliabilitasnya kurang baik,

sedangkan koefisien alpha cronbach > 0,7-0,8 tingkat reliabilitasnya dapat

diterima, dan akan sangat baik jika > 0,8. Sedangkan Menurut Polit & Hungler,

suatu kuesioner dinyatakan reliabel jika cronbach’s alpha mencapai nilai 0,7.

Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

4. 8. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden

untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan

praktikum. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dengan cara :

1) Mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada institusi

pendidikan Fakultas Keperawatan USU.

2) Setelah mendapat izin, kemudian melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan dan manfaat penelitian.

3) Meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan

(39)

4) Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap penerapan metode ceramah,

diskusi dan laboratorium dengan membagikan kuisioner penelitian.

5) Mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk

memeriksa kelengkapan pengisian dan bila ada data yang kurang bisa

langsung dilengkapi.

6) Data yang telah terkumpul kemudian diolah/dianalisa.

4. 9. Analisa Data

Analisa data penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang dimulai

dari persiapan berupa pengecekan nama, kelengkapan identitas, dan data

responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi (editing). Data yang

diperoleh diidentifikasi dengan memberikan kode (coding) untuk mempermudah mentabulasikan data yang telah terkumpul. Selanjutnya data diolah dengan

menggunakan program komputerisasi (entry) untuk mendeskripsikan frekuensi

dan persentasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan

praktikum yang akan menggunakan skala Ordinal disajikan dalam bentuk

(40)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian

mengenai persepsi mahasiswa keperawatan program studi DIII tentang metode

pembelajaran ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 6 Desember 2013 sampai

dengan 25 januari 2014 di Fakultas Keperawatan USU. Dengan jumlah responden

199 orang.

5.1Hasil penelitian

Hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa program studi DIII Fakultas

Keperawatan USU dilihat dari hasil jawaban responden terdiri dari 3 sub variabel

yaitu metode ceramah, metode diskusi dan metode praktikum. Dari jawaban

responden kemudian dibedakan menjdi 2 kategori, yaitu kategori persepsi positif

dan negatif. Dalam penelitian ini seluruh responden adalah mahasiswa

keperawatan yang masih aktif di program studi DIII Fakultas Keperawatan USU.

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.

No. Sub variable

Kategori persepsi

Positif Negative

frekuensi persentasi frekuensi persentasi

1. Ceramah 125 63% 74 37%

2. Diskusi 191 96% 8 4%

(41)

Tabel diatas menunjukkan hasil dari frekuensi dan persentasi metode ceramah,

diskusi, dan praktikum. Berikut adalah perhitungan nilai dari masing masing sub

variable.

5.1.1 Hasil metode ceramah

Table 7. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah berdasarkan jawaban 199 responden.

5.1.2 Hasil metode diskusi

Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa perawat tentang metode diskusi, Berdasarkan jawaban 199 responden.

Nilai Frekuensi (f) Persentase

9

Nilai Frekuensi (f) Persentase

(42)

5.1.3 Hasil metode praktikum

Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa perawat tentang metode praktikum, Berdasarkan jawaban 199 responden.

Nilai Frekuensi {f} Persentase

(43)

5.2Pembahasan

Salah satu komponen utama dalam strategi pembelajaran diluar urutan

kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran

memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Diakui oleh para ahli

pendidikan bahwa tidak semua metode pembelajaran cocok untuk digunakan pada

setiap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada mahasiswa, karena itu dalam

perkembangannya pembelajaran harus menemukan metode yang paling tepat

untuk diterapkan, sesuai latar belakang mahasiswa dalam bentuk materi yang akan

disampaikan (Mulyasa, 2004).

Dalam pembahasan ini terdapat tiga metode yang akan dibahas, yaitu

metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Desain penelitian ini adalah deskriftif,

yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode

pembelajaran ceramah, diskusi dan praktikum. Secara keseluruhan, komponen

dipersepsikan positif oleh mahasiswa program DIII Fakultas Keperawatan USU.

Berikut pembahasan masing masing sub variable.

Secara keseluruhan metode ceramah dianggap sebagai metode yang baik

(positif), hal ini dibuktikan bahwa adanya hasil dari peneliti yang menggambarkan

sebanyak 37% mahasiswa beranggapan negatif, sementara 63% beranggapan

positif. Tanggapan positif terhadap metode ceramah tersebut kemungkinan karena

dipengaruhi oleh faktor diri individu yang bersangkutan, seperti yang dikatakan

Siagian (1995) bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor diri individu yang

memberikan persepsi, yang meliputi pengetahuan, sikap, sifat dan lain lain. Proses

(44)

penjelasan yang konkret sehingga materi dapat diterima. Namun demikian

sebanyak 37% mahasiswa masih beranggapan negative. Selain dari pada itu,

kemungkinan besar dari persepsi negatif mahasiswa adalah kecenderungan

mahasiswa dalam perkuliahan yang membosankan, waktu yang tidak sesuai, dan

kondisi yang tidak nyaman. Hal ini selaras menurut Soemanto (2006) yang

mengatakan metode yang dipakai dalam pembelajaran akan menimbulkan

perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

Sementara untuk metode diskusi, secara umum mahasiswa beranggapan

positif, dibuktikan dengan adanya hasil dari peneliti yang menunjukkan bahwa

96% mahasiswa beranggapan positif. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa

berharap dengan metode diskusi mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan

mudah dan tidak membosankan. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh

Berlmutter dan Demontmollin (1952) dalam buku karangan Mukhtar (2002) yang

menyatakan proses pembelajaran kelompok atau diskusi menunjukkan mahasiswa

dapat belajar lebih cepat dan pengetahuan atau pengalaman kelompok sering

beralih keanggota anggota kelompok, sehingga lebih memudahkan untuk

menyerap ilmu yang disampaikan oleh pengajar. Penelitian ini sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993) bahwa metode pendidikan kesehatan

yang tepat dalam hal transmisi informasi adalah dengan metode diskusi. Hal ini

tidak selaras dengan apa yang telah diteliti oleh Hastuti (2007) yang

menyimpulkan bahwa Mahasiswa lebih menyukai metode ceramah dibandingkan

(45)

Metode diskusi menurut Helmiati (2012) merupakan suatu cara mengajar

yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau

masalah di mana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan

atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu

masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi, sehingga

pembelajaran tidak membosankan.

Komponen yang terakhir adalah persepsi mahasiswa tentang metode

praktikum, praktikum merupakan suatu proses untuk melakukan keterampilan

dengan menstimulasikan, demonstrasi, role play dengan pendekatan keadaan pada

situasi nyata, begitu juga halnya yang dilakukan mahasiswa Program DIII

Fakultas keperawatan USU dalam mengikuti pembelajaran di Laboratorium. Hasil

penelitian ini dipersepsikan positif sebanyak 98,5%, metode ini merupakan

metode yang paling banyak dipersepsikan positif oleh mahasiswa dibandingkan

dengan metode ceramah dan diskusi, hal ini dapat terjadi karena dengan metode

praktikum mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan cara yang efektif, dan

menyenangkan.

Sesuai berdasarkan penelitian Utama (2010) tentang gaya dan hasil belajar

dengan metode praktikum, sebagian besar responden menunjukkan hasil belajar

sangat baik. Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran praktikum, merupakan

metode yang tepat untuk menstimulasi mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik,

hal ini disebabkan kecenderungan mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik

dalam menangkap pelajaran yang mereka terima dengan cara menyentuhnya dan

(46)

pembelajaran praktikum juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa, Sadirman (2007) mengemukakan bahwa keberhasilan

belajar dipengaruhi oleh hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan

pembelajaran praktikum, dan juga dipengaruhi oleh dosen yang mempunyai

pengalaman dan kemampuan dalam pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan

semangat mahasiswa, dimana masiswa ikut bertanggung jawab untuk belajar aktif

dalam pencapaian prestasi.

Dengan pendekatan model yang tepat serta metode yang efektif dan

efisien, maka pengalaman belajar praktikum dapat menjadi alat yang sangat

berguna untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian serta ketekunan mahasiswa

terhadap perilaku yang dihadapkan. Melalui pengalaman belajar praktikum

diharapkan dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku, pengetahuan, serta

keterampilan dasar professional pada peserta didik ( Nursalam & Efendi,

2008).

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang cukup

singkat dengan jumlah responden yang banyak menyebabkan pembagian

kuesioner yang kurang terorganisir dengan baik sehingga penjelasan terkait

pengisian kuesioner kurang maksimal. Hal ini kemungkinan menyebabkan

pemberian jawaban oleh responden dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Kuesioner yang dirancang hanya melibatkan mahasiswa saja sebagai

(47)

data yang didapatkan hanya berdasarkan persepsi dari mahasiswa saja tanpa

adanya data tambahan.

Dari penelitian disimpulkan bahwa mahasiswa setuju apabila metode

ceramah, diskusi dan praktikum dilanjutkan, pada Program Studi DIII Fakultas

Keperawatan USU. namun penting untuk mempersiapkan kualitas pengajar yang

aktif dan professional untuk menunjang kualitas pembelajaran, khususnya

pengajar dengan metode diskusi. Selanjutnya dapat diadakan lagi penelitian

sejenis dengan jumlah responden yang lebih banyak lagi, agar hasil yang didapat

lebih akurat. Selain itu penelitian ini dapat dilakukan juga ditempat lain dengan

(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh responden adalah mahasiswa

program studi DIII di Fakultas Keperawatan USU, berdasarkan dari keseluruhan

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang metode

ceramah, diskusi dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan

USU adalah positif, namun dari ketiga metode tersebut metode praktikum

dianggap sebagai metode yang paling baik oleh mahasiswa. Artinya mahasiswa

setuju apabila metode ceramah, diskusi, dan praktikum dapat dilanjutkan di

Fakultas Keperawatan USU pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU.

6.2.SARAN

6.2.1. Bagi pendidikan

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang

metode ceramah, diskusi dan praktikum positif di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Namun demikian metode ceramah dianggap negatif

sebanyak 37%, dengan hasil tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk

bagian pendidikan keperawatan untuk terus mengembangkan metode

pembelajaran yang sudah ada, tidak hanya metode namun juga kualitas pengajar

yang kreatif sehingga proses pembelajaran menyenangkan. Metode pembelajaran

perlu dikembangkan tidak hanya dalam bentuk ceramah dan diskusi, namun juga

(49)

6.2.2. Bagi praktek keperawatan

persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum secara

keseluruhan dipersepsikan positif, artinya metode ini dapat diterima oleh

mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara

kognitif ,afektif, dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada

praktek keperawatan. Dengan meningkatnya kemempuan kognitif, afektif dan

psikomotor, justru akan memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan

keperawatan.

6.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan instrumen yang dirancang sendiri, meskipun uji

reliabilitas sudah cukup baik namun baru diujikan terbatas pada satu tempat yaitu

Fakultas Keperawatan saja sehingga jika melakukan penelitian yang serupa

sebaiknya melakukan uji validitas dan reliabilitas kembali di tempat lainnya, agar

mandapat hasil penelitian yang akurat.

Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang

metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan

analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode

ceramah, diskusi dan praktikum. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan

dapat meneliti tingkatan sikap dan tindakan mahasiswa keperawatan dalam

metode ceramah dan diskusi untuk melihat sejauh mana tingkatan yang telah

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. dkk. (2008). Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Diperoleh

tanggal 7 November 2012 dari

Adisanjaya (2008). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin.(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: B.P. Dharma Bhakti.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Diperoleh tanggal 8 November 2012 dari

Gaffar, L.O.J. (1999). Pengantar keperawatan professional. Jakarta : EGC

Hastini. (2007). Perbedaan Penerapan Metode Diskusi dan Ceramah Mata Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia I pada Mahasiswa Semester I di Akademi Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Profesi Edisi 01. 16-19

Helmiati. (2012). Modul PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Fak. Tarbiyah dan Keguruan. UIN SUSKA: Riau

Kalangi, N.S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer Melalui Pendekatan Sosial Budaya. Jakarta : PT Kesaint Blanc Indah Corp.

Munthe, L. (2005). Perbedaan Strategi Koping Ayah dan Ibu dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Santa Lucia Medan. Skripsi tidak dipublikasikan. USU

(51)

Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nurhidayah, R. E . (2011). Pendidikan Keperawatan : pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Medan : USU Press

Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian. Jakarta : Salemba Medika.

Pangabean, A. (2009). Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU Program Reguler Berdasarkan Tipe Belajar Mahasisw, Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.

Polit, D.F & Cherly. T. B, (2008). Nursing Research: Generating and assessing Evidence for Nursing Practice. 8 th edition. Philadelpia: Lippincot

Pranata, M. 2009. Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain. Dikutip dari : http://desaingrafisindonesia.files.wordpress.com Dibuka tanggal 12 September 2010.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok GRAMEDIA

Roger, EM & Storey J.D. (1987) “Communication Campaign. In C.R. Berger & S.H Chaffee; (ed..), Handbook of Communications Science”, (New Burry Park, CA : Sage,)

Sandjaja, Dr. Bernardus, DMM, DTM & H, MSPH. (2007). Helmintologi Kedokteran. Jakarta : Prestasi Pustaka

Sastroasmoro, S. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 3. Jakarta : Sagung Seto ; 2002.

Setiadi. (2007). Konsep Penulisan Riset Keperawatan. Jogjakarta : Graham Ilmu. Sitinjak, Eva Perawaty. (2007). Persepsi perawat terhadap penerapan MPKP

diruang rawat inap RSUP .H. Adam Malik Medan. Fakultas kedokteran universitas sumatera utara.

Siswono. (2002). Model praktek keperawatan professional di Indonesian. Diakses 5 februari 2013.

(52)

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Sundari. (2009). Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumanto, H. (2006). Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Diambil tanggal 18 Oktober 2009 dari http://www.bpkpenaburbdg.sch.id

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi. Diunduh pada

tanggal 9 November 2012 dari

Utama. (2010) Gaya Belajar Dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU. Skripsi. Medan: Fakultas Keperawatan USU.

(53)

Frequencies

[DataSet0]

Statistics

P1

Metode ceramah

N Valid 199

Missing 0

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 5 11 5.5 5.5 5.5

6 7 3.5 3.5 9.0

7 6 3.0 3.0 12.1

8 17 8.5 8.5 20.6

9 17 8.5 8.5 29.1

10 16 8.0 8.0 37.2

11 21 10.6 10.6 47.7

12 31 15.6 15.6 63.3

13 43 21.6 21.6 84.9

14 11 5.5 5.5 90.5

15 16 8.0 8.0 98.5

16 3 1.5 1.5 100.0

Total 199 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet0]

(54)

P2

Metode diskusi

N Valid 199

Missing 0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 9 1 .5 .5 .5

10 7 3.5 3.5 4.0

11 19 9.5 9.5 13.6

12 45 22.6 22.6 36.2

13 45 22.6 22.6 58.8

14 55 27.6 27.6 86.4

15 14 7.0 7.0 93.5

16 2 1.0 1.0 94.5

17 4 2.0 2.0 96.5

18 7 3.5 3.5 100.0

Total 199 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet0]

Statistics

P3

(55)

N Valid 199

Missing 0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 9 3 1.5 1.5 1.5

11 8 4.0 4.0 5.5

12 8 4.0 4.0 9.5

13 4 2.0 2.0 11.6

14 20 10.1 10.1 21.6

15 16 8.0 8.0 29.6

16 33 16.6 16.6 46.2

17 36 18.1 18.1 64.3

18 50 25.1 25.1 89.4

19 11 5.5 5.5 95.0

20 10 5.0 5.0 100.0

(56)

Reliability

[DataSet1] H:\relib\reliable ricky.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(57)
(58)

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Second, the design of institutional coordination ideal laws for prevention policy disharmony residential development around airports should be made in the legal

Dan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa opini pendengar terhadap lagu “Udin Sedunia” dari Sualudin mendapatkan respon netral karena masyarakat sudah menganggap biasa

Pada tahun 2017 adalah tahun awal pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sehingga Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas

Ketua Pokja ULP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas menutup rapat pemberian penjelasan ( Aanwijzing ) pada jam 10.05 WIB. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) ini

[r]

The management has the task of further developing knowledge of the customer base, relationship networks, and customer processes to enhance the intellectual property of the company,

(5) Bentuk dan isi Keputusan Kepala Badan tentang pemberian pengurangan pajak sebagaimana tersebut dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui efek infusa bunga rosella terhadap penurunan kadar Serum Glutamate Piruvat